Judul Proyek : NUSASWARA PILGRIM

Latar belakang proyek:

Menelisik kembali peran penting wanita dalam kesenian tradisi, budaya lokal dan, praktik –praktik keilmuan tradisional. Kami merasa kontribusi kaum wanita dalam praktik seni dan terciptanya kebudayaan tradisional, menjadi pengingat bagi kita untuk melihat kembali esensinya dan berpikir ulang tentang isu eksistensi kaum wanita di dunia kesenian yang selalu di perbincangkan saat ini.

Hyperallergic adalah sebuah proyek musik eksperimental dari surabaya, jawa timur, indonesia. Proyek yang digagas oleh sebuah kolektif seni bernama Waft Lab. Hyperallergic mengusung konsep spiritualitas dan meditatif dalam lantunan musik yang dibalut dengan eksplorasi ritmis etnik dalam performancenya. Proyek ini digawangi oleh Intan Rista Rini (aoki) dan Tuwis Yasinta (uncletwis). Laku eksplorasi dalam proyek ini terus dikembangkan seiring kesadaran para pelakunya akan keragaman budaya dan kekayaan musik tradisional di Indonesia.

Waft Lab adalah inisiatif interdisipliner kolaboratif dari Surabaya. Berlandaskan semangat diy (do it yourself) melalui praktik seni, sains, teknologi dan budaya. Sejak 2011 waft lab telah memulai berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi, pameran, festival, dll yang memiliki tujuan untuk menggali ide, eksplorasi gagasan, menyebarkan semangat berbagi dan membangun jaringan kolektif yang berkelanjutan.

youtube chanel : hyperallergicsubsoundcloud : hyperallergicsub

Instagram : @hyperallergic.sub

waft-lab.cominstagram @waftlab

Deskripsi Proyek :Ragam budaya lokal dan keseniannya, merupakan salah satu harta pusaka yang

ditinggalkan oleh para leluhur. Tersebar di seluruh penjuru nusantara, mengendap dalam tumpukan budaya masa kini. Masing-masing memiliki ciri khas, keindahan artistik, dan cerita sejarahnya. Budaya dan kultus ritual merupakan artefak hidup dari era kejayaan emas para leluhur. Kultus spiritualitas dan mistis yang mereka percayai, mampu menjaga kesinambungan budaya lokalnya. Dengan latar belakang tersebut kami akan melakukan perjalanan Nusaswara, Nusa berarti kepulauan dari kata nusantara dan Swara berarti resonansi bunyi.

Hyperallergic akan melakukan perjalanan di beberapa titik di Indonesia untuk berusaha menggali karakter musik tradisi beserta kultus spiritualitas terkait dengan fungsi musik pada pola-pola masyarakat tradisional, mencari kemungkinan kolaborasi dengan pelaku seni maupun penduduk lokal melalui praktik interdisipliner dan mandiri. Dalam pengarsipannya, dokumentasi, kolaborasi dan interaksi langsung dengan para pelaku kesenian merupakan inti dari proses perjalanan Nusaswara Pilgrim ini. Perjalanan ini melibatkan dan menelisik lebih dalam keterlibatan kaum wanita dalam proses pencarian karya kolaborasi.

Dalam perjalanan tur ini kami sangat membuka kemungkinan kolaborasi dengan berbagai macam praktisi seperti musisi, penyanyi, seniman visual, paranormal, pemuka adat, pembuat instrumen musik, penari, petani dll. Dan semua perjalanan akan didokumentasikan dalam karya jurnal ilustrasi, musik, video dan karya rupa. Semua dokumentasi akan dipublikasikan ke publik, dalam bentuk pameran atau showcase.

Hasil akhir dari proyek ini adalah pementasan karya kolaborasi, dengan melibatkan para kolaborator dalam perjalanan tur Nusaswara. Mengkonstruksi ruang interaktif yang hidup untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.

Objektif Masalah yang diangkat:- Menjelajahi kemungkinan kolaborasi antara kultus tradisional dengan musik eksperimental dengan tujuan untuk meregenerasi semangat kearifan lokal.- Mengingat peristiwa historis budaya dan kearifan lokal melalui pengarsipan baik berupa teks ataupun audio visual.- Mengingatkan kembali akan pentingnya peran wanita dalam pengembangan budaya.- Menjangkau informasi sekaligus mendistribusikan pengetahuan melalui penelitian dan pengarsipan lapangan dengan membuat ruang berbagi interaktif, untuk belajar, menggali, mengakali dan mengkaji praktik swakarya lintas disiplin.

Tentang Kolaborasi Artistik:Kolaborator:Kolaborator pada proyek ini sangat tentatif dan terbuka terhadap siapapun yang tertarik untuk terlibat. Kolaborator adalah praktisi atau masyarakat setempat yang akan kita tentukan dalam penelitian dan tur lapangan. Melalui kesepakatan kami akan memilih kolaborator dari berbagai lokasi yang telah di tandai, untuk hadir dan terlibat dalam pementasan kolaborasi utama di Surabaya.

Lokasi yang ditandai:Lokasi yang dipilih didasarkan pada titik kepentingan dan potensi lokal sesuai dengan konsep dan latar belakang proyek. Tim akan melakukan penelitian dan diskusi kecil, lokasi tujuan yang dipilih akan disesuaikan dengan waktu dan kondisi di lapangan.

- Surabaya, Jawa Timur (jaran kepang)- Mojokerto, Jawa Timur (jejak kerajaan majapahit)- Malang, Jawa Timur (kebo giro)

- Banyuwangi, Jawa Timur (suku osing dan tari gandrung)- Ponorogo, Jawa Timur (kesenian reog)- Yogyakarta, DIY Yogyakarta (kultur keraton)- Bandung, Jawa Barat (alat musik karinding dan desa suka maju)- Bali (degung bali, tari kecak)

Kegiatan proyek:+ Penelitian dan tinjauan lapangan.Tim Nusaswara akan meninjau ke lokasi untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang hal-hal menarik yang memiliki kemungkinan untuk berkolaborasi dalam pertunjukan.+ Menghasilkan karya keluaran dan mempublikasikannya.Tim Nusaswara mengumpulkan dan memilih informasi dan bahan untuk menghasilkan karya keluaran dan mempublikasikannya.+ Diskusi dan penyaringan.Pada masa paska produksi, Hyperallergic akan melakukan diskusi terbuka dan penyaringan dokumentasi.+ Showcase Tim nusaswara mempersiapkan dan membuat pagelaran pertunjukan dan mengundang beberapa kolaborator dari berbagai kota untuk ikut andil dalam pertunjukan kolaborasi

Proyek keluaran / penerbitan:- Satu album musik kolaborasi Nusaswara Pilgrim- Arsip bergambar dan dokumentasi jurnal tercetak.- Ruang interaktif yang hidup sebagai pertunjukan akhir dari Hyperallergic dan kolaborator.- Peluncuran dokumentasi audio visual

Masa Kerja Proyek 3 bulan penelitian dan proses kolaborasi.(7 Mei - 22 Juli 2018)

14 hari penyusunan materi hasil kolaborasi(30 Juli – 12 Agustus 2018)

Evaluasi dan diskusi internal hasil penelitian(13, 14, 15 Agustus 2018)

3 minggu pematangan ide dan riset tambahan(27 Agustus – 16 September 2018)

4 minggu latihan kolaborasi(24 September - 21 Oktober 2018)

3 minggu proses pematangan kolaborasi(5 November – 24 November 2018)

8 minggu masa produksi (25 November 2018 - 19 Januari 2019)

20 hari persiapan pementasan(20 Januari - 8 Februari 2019)

1 minggu masa residensi kolaborator di Surabaya(27 Januari – 3 Februari 2019)

Pertunjukan final, showcase dan peluncuran arsip(9 dan 10 Februari 2019)

Indikator Sukses Mampu membawa kembali kesadaran masyarakat akan kekayaan kebudayaan

tradisional dan kearifan lokal. Menimbulkan kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya tradisional. Semua praktek kerja yang dilakukan tim Nusaswara Pilgrim mampu melibatkan banyak kolaborator dan keterlibatan banyak pihak, khususnya masyarakat lokal.

Penganggaran Dana:+ Akomodasi (penginapan selama perjalanan, biaya kontribusi ruang pendopo desa untuk diskusi dan latihan) = 30.000.000 + Transportasi (antar provinsi dan lokal) = 20.000.000 + Produksi (instalasi pementasan, set up audio visual) = 50.000.000 + Penerbitan (cetak, audio dan visual) = 40.000.000+ Konsumsi, kesehatan, perlengkapan = 25.000.000 + Biaya seniman (tim Nusaswara dan kolaborator) = 45.000.000

total = 210.000.000

contoh karya : HYPERALLERGICyoutube link : https://www.youtube.com/watch?v=4d3He1gKbcg

https://www.youtube.com/watch?v=etFin_keTak&t=1shttps://www.youtube.com/watch?v=-5Z1UkBZ1Cwhttps://www.youtube.com/watch?v=NAr45XZK7VEhttps://www.youtube.com/watch?v=FJiY5QUlc7E