58443589 jaspis tasikmalaya jabar

19
POTENSI DAN PROSPEK JASPER DI DAERAH KECAMATAN PANCATENGAH DAN SEKITARNYA KABUPATEN TASIKMALAYA – PROVINSI JAWA BARAT OLEH: GANJAR LABAIK KELOMPOK PROGRAM PENELITIAN MINERAL S A R I Jasper berasal dari istilah bahasa Greek yaitu iaspis, yang berarti batuan yang berbintik-bintik (spotted stone). Jasper merupakan sejenis ornamental rock (batu hias) yang termasuk jenis kalsedon (chalcedony), microcrystalline quartz (SiO2), dengan campuran berbagai mineral dengan pariasi warna dan corak yang menarik, mempunyai kekerasan 6.5 -7,0 pada skala Mohs, Berat Jenis 2,58-2,91, dan Index Bias 1,54, dengan sisitim kristal trigonal. Berdasarkan pengamatan di lapangan, batuan ini berwarna merah, merah kecoklatan, hijau kecoklatan, ditemukan berupa bongkah-bongkah yang berdiameter antara 20 cm - 5 meter, dengan jumlah ±200 buah berserakan disekitar pesawahan dan di Sungai Cimedang juga di sekitar Kampung Pasirgintung, Ds. Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. Batuan ini dijumpai juga berupa lava bantal berlapis dengan tufa volkanik yang berada pada Formasi Jampang (Formasi old andesite) berumur Oligo-Miosen atau sekitar 25 juta tahun yang lalu. Di lihat dari sejarah terbentuknya jasper, terjadi sekitar 25 - 30 juta tahun lalu, Pasir Gintung dan sekitarnya diperkirakan sebagai kompleks gunung api bawah laut yang aktif. Karena aktifitas tersebut terjadilah proses Geologiyang menghasilkan jasper. Struktur lapisan batuan menunjukkan, adanya aliran lava vulkanik yang kemudian membentuk jasper. Sementara kandungan warna merah disebabkan oleh besi yang dihasilkan hematit, sama halnya dengan jasper berwarna kuning hingga coklat. Pada saat ini keberadaan Jaspis sudah diambil alih kepemilikannya oleh Pemerintah Daerah setempat dan tidak boleh ditambang lagi dan akan dikembangkan sebagai Taman Wisata Alam dan Potensi Jasper sendiri tidak diperbolehkan dieksploitasi sehingga bisa terjaga dan lestari sebagai kekayaan ilmiah Kabupaten Tasikmalaya. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jasper merupakan sejenis ornamental rock (batu hiasan) yang termasuk varietas kalsedon (chalcedony) microcrystalline quartz kuarsa (SiO 2 ), translusen, dengan struktur kristal yang mikro, terdiri dari beberapa campuran berbagai mineral lainnya dalam pemberi warna dan corak yang menarik. Jasper 1

Upload: adi-munadi

Post on 27-Oct-2015

169 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

jasper

TRANSCRIPT

Page 1: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

POTENSI DAN PROSPEK JASPER

DI DAERAH KECAMATAN PANCATENGAH DAN SEKITARNYA

KABUPATEN TASIKMALAYA – PROVINSI JAWA BARAT

OLEH:

GANJAR LABAIK

KELOMPOK PROGRAM PENELITIAN MINERAL

S A R I

Jasper berasal dari istilah bahasa Greek yaitu iaspis, yang berarti batuan yang berbintik-bintik (spotted stone). Jasper merupakan sejenis ornamental rock (batu hias) yang termasuk jenis kalsedon (chalcedony), microcrystalline quartz (SiO2), dengan campuran berbagai mineral dengan pariasi warna dan corak yang menarik, mempunyai kekerasan 6.5 -7,0 pada skala Mohs, Berat Jenis 2,58-2,91, dan Index Bias 1,54, dengan sisitim kristal trigonal.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, batuan ini berwarna merah, merah kecoklatan, hijau kecoklatan, ditemukan berupa bongkah-bongkah yang berdiameter antara 20 cm - 5 meter, dengan jumlah ±200 buah berserakan disekitar pesawahan dan di Sungai Cimedang juga di sekitar Kampung Pasirgintung, Ds. Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. Batuan ini dijumpai juga berupa lava bantal berlapis dengan tufa volkanik yang berada pada Formasi Jampang (Formasi old andesite) berumur Oligo-Miosen atau sekitar 25 juta tahun yang lalu.

Di lihat dari sejarah terbentuknya jasper, terjadi sekitar 25 - 30 juta tahun lalu, Pasir Gintung dan sekitarnya diperkirakan sebagai kompleks gunung api bawah laut yang aktif. Karena aktifitas tersebut terjadilah proses Geologiyang menghasilkan jasper. Struktur lapisan batuan menunjukkan, adanya aliran lava vulkanik yang kemudian membentuk jasper. Sementara kandungan warna merah disebabkan oleh besi yang dihasilkan hematit, sama halnya dengan jasper berwarna kuning hingga coklat.

Pada saat ini keberadaan Jaspis sudah diambil alih kepemilikannya oleh Pemerintah Daerah setempat dan tidak boleh ditambang lagi dan akan dikembangkan sebagai Taman Wisata Alam dan Potensi Jasper sendiri tidak diperbolehkan dieksploitasi sehingga bisa terjaga dan lestari sebagai kekayaan ilmiah Kabupaten Tasikmalaya.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jasper merupakan sejenis ornamental rock (batu hiasan) yang termasuk

varietas kalsedon (chalcedony) microcrystalline quartz kuarsa (SiO2),

translusen, dengan struktur kristal yang mikro, terdiri dari beberapa campuran

berbagai mineral lainnya dalam pemberi warna dan corak yang menarik. Jasper

1

Page 2: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

mempunyai kekerasan 6,5 -7,0 pada skala Mohs, Berat Jenis 2,58-2,91, dan

Index Bias 1,54, dengan sistim kristal trigonal.

Jasper berasal dari perkataan Greek yaitu iaspis yang artinya batuan yang

berbintik-bintik (spotted stone). Nama ini diterjemahkan kedalam bahasa Anglo-

French yaitu jaspre yang kemudiannya disebut jaspe dalam bahasa lama

Perancis (Old French).

Jasper merupakan batuan yang sangat popular pada zaman dahulu dan sangat

dipercaya khasiatnya bagi para pemakainya, namanya juga telah diabadikan

dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa Hebrew (dinamakan

yashepheh), Akkadia (yashupu), Parsi (yashp) dan akhirnya Greek (iaspis).

Jasper dengan coraknya landscape merupakan jasper yang paling popular.

Terdapat juga ribbon jasper, picture jasper, dan orbicular jasper. Selain menjadi

batu permata untuk dipakai karena keunikannya, digunakan juga untuk

membuat cendramata dan menjadi bahan hiasan relief pada bangunan seperti

pada ornament di Gereja Saint Wenceslas di Prague.

Jasper berbentuk opaque dan merupakan kelompok kalsedon yang terbaik.

Batuan ini mempunyai pareasi warna yang beraneka ragam seperti merah,

putih, hitam, biru, kuning, hijau, pink, ungu dan kelabu. Keberadaan Jasper telah

dipercayai oleh kebanyakan orang, batuan ini mempunyai khasiat yang istimewa

untuk berbagai keperluan. Batu ini telah dipercaya dapat menyembuhkan orang

sakit dari gangguan mahluk halus yang ada dalam tubuh manusia, dan

dipercaya juga khasiatnya dapat menyehatkan tubuh yang sakit panas. Jenis

Poppy Jasper diyakini apabila dipakai sesorang dapat membawa kegembiraan

dan keberkahan dalam hidupnya, sementara jenis Opalite Jasper dipercayai

akan memberikan kenyamanan dalam tidur. Dahulu jasper sering digunakan

dalam upacara-upacara memanggil hujan dimusim kemarau. Jasper juga

dipercayai dapat menyembuhkan gigitan ular berbisa dan sengatan labah-labah.

Jasper boleh menjadi alternatif birth-stone bagi kelahiran ( zodiak) sesorang

berbintang Aries.

2

Page 3: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Terlepas dari keyakinan dan kepercayaan berbagai khasiatnya, Jaspis

merupakan sejenis batumulia yang termasuk dalam keluarga mineral kuarsa

(SiO2). Kekerasannya sekitar 6,5 - 7 pada skala Mohs, warnanya sagat menarik

dan istimewa juga penampilannya akan mengkilat setelah diproses bagaikan

cermin, sehingga memenuhi syarat untuk diolah menjadi aksesoris atau produk

cenderamata lainnya yang bernilai ekonomis. Para penggemar dan pedagang

batu mulia menyebutnya sebagai biduri ati ayam, karena warnanya yang mirip

dengan warna hati ayam.

1.2. Maksud dan Tujuan

Jasper merupakan sejenis batumulia yang merupakan sumber daya alam yang

cukup melimpah di Indonesia terutama di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi

Jawa Barat. Akan tetapi keberadaanya belum optimal untuk dimanfaatkan dan

ini memerlukan sentuhan tangan-tangan trampil yang ahli untuk pengelolaannya

agar bermanfaat. Oleh sebab itu keberadaan jaspis terebut perlu diketahui baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya yang pada gilirannya jika dikelola secara

baik akan meningkatkan tarap hidup masyarakat disekelilingnya.

Berpijak dari keadaan tersebut diatas, maksud penyelidikan ini yaitu untuk

mengetahui keberadaan jasper, baik lokasi keterdapatannya, penyebarannya

maupun keterjadiannya. Adapun tujuan dari penyelidikan ini, diharapkan dengan

diketahui hasilnya dapat dijadikan rujukan untuk dikelola dan dikembangkan

lebih lanjut oleh pihak yang berkompeten agar kekayaan alam ini dapat

bermanfaat untuk semua pihak, terutama masyarakat sekitarnya.

1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan

Lokasi daerah penyelidikan secara administratif berada di kawasan Desa

Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa

3

Page 4: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Barat. Secara geografis daerah penyelidkian ini terletak diantara titik koordinat:

108,13600o BT – 108,367545o BT dan 7,59330o LS – 7,8215990o LS, dengan

luas ± 500 km2 (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan di Kec. Pancatengah, Kab. Tasikmalaya

Prasarana Jalan untuk menuju ke lokasi penyelidikan dari kota Tasikmalaya

sudah cukup baik, namun jalan menuju lokasi Desa Cibuniasih agak mengalami

hambatan, karena jalan sepanjang ±4.2 KM masih kurang baik. Sarana

transportasi juga sudah cukup memadai, penumpang yang akan bepergian telah

dilayani oleh trayek bis mikro dengan interval keberangkatan hampir setiap

setengah jam sekali dari pangkalan Desa Cibuniasih, menuju kekota

kecamatan.

1.4. Metoda Penyelidikan

Penyelidikan ini berupa tinjauan singkat dengan cara mengamati dan mencatat

singkapan ataupun bongkah-bongkah batuan jasper, Selain itu juga dilakukan

4

LOKASI DAERAH PENYELIDIKAN

Page 5: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

studi pustaka dan wawancara dengan penduduk setempat disekitar Desa

Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya dan aparat

pemerintahan setempat untuk mengetahui lebih lajut usaha-usaha yang telah

dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengamankan kekayaan alam yang

berlimpah ini.

2. TATANAN GEOLOGI

2.1. FISIOGRAFI

Van Bemmelen (1949), membagi daerah Jawa Barat dan Banten ke dalam

empat zona fisiografi, masing-masing urutannya dari utara ke selatan adalah

Zona Dataran Pantai Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona

Pegunungan Selatan.

Zona Dataran Pantai Jakarta menempati bagian utara Jawa membentang

dengan arah barat-timur mulai dari Serang, Jakarta, Subang, Indramayu hingga

Cirebon. Darah ini bermorfologi pedataran dengan batuan penyusun terdiri atas

aluvium sungai/pantai dan endapan gunungapi muda.

Zona Bogor menempati bagian selatan Zona Dataran Pantai Jakarta,

membentang mulai dari Tangerang, Bogor, Purwakarta, Sumedang, Majalengka

dan Kuningan. Zona Bogor umumnya bermorfologi perbukitan yang

memanjang barat-timur dengan lebar maksimum sekitar 40 km. Batuan

penyusun terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan beku baik intrusif

maupun ekstrusif. Morfologi perbukitan terjal disusun oleh batuan beku intrusif,

seperti yang ditemukan di komplek Pegunungan Sanggabuana, Purwakarta.

Van Bemmelen (1949), menamakan morfologi perbukitannya sebagai

antiklinorium kuat yang disertai oleh pensesaran.

Zona Bandung yang letaknya di bagian selatan Zona Bogor, memiliki lebar

antara 20 - 40 km, membentang mulai dari Pelabuhanratu, menerus ke timur

melalui Cianjur, Bandung hingga Kuningan. Sebagian besar Zona Bandung

bermorfologi perbukitan curam yang dipisahkan oleh beberapa lembah yang

5

Page 6: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

cukup luas. Van Bemmelen (1949) menamakan lembah tersebut sebagai

daerah depresi diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh tektonik

(intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri atas

batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh batuan

vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut

membentuk struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona

Bandung merupakan puncak dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh

setelah proses pengangkatan berakhir (Van Bemmelen, 1949).

Zona Pegunungan Selatan terletak di bagian selatan Zona Bandung.

(Pannekoek, 1946), menyatakan bahwa batas antara kedua zona fisiografi

tersebut dapat diamati di Lembah Cimandiri, Sukabumi. Perbukitan

bergelombang di Lembah Cimandiri yang merupakan bagian dari Zona Bandung

berbatasan langsung dengan dataran tinggi (pletau) Zona Pegunungan Selatan.

Morfologi dataran tinggi atau plateau ini, oleh Pannekoek (1946) dinamakan

sebagai Plateau Jampang.

Sujatmiko (2000), memberi modifikasi tentang pembagian zona fisiografi dari

Van Bemmelen (1949), yang berkaitan dengan zona pengayaan batumulia di

Jawa Barat dan Banten. Zona ini merupakan jalur sebaran batumulia yang

terletak pada Zona Pegunungan Selatan (Gambar 2).

6

Page 7: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Gambar 2. Sketsa sebaran batumulia di Jawa Barat (Sujatmiko, 2000)

Daerah penyelidikan kalau ditinjau dari pembagian seperti pada sket tersebut,

termasuk pada pegunungan Selatan. Unit tersebut membujur mulai dari teluk

Pelabuhan Ratu sampai pulau Nusa Kambangan. Merupakan geantiklin Jawa

bagian selatan dan merupakan blok-blok patahan yang bergeser ke arah

selatan. Masing-masing blok tersebut dibedakan menjadi tiga bagian : Di bagian

barat (Jampang), merupakan permukaan erosional yang muncul secara gradual

dari lautan India sampai ketinggian 1000 m berupa breksi andesit yang

terbentuk pada Meosen Atas, sekarang berupa volcanic neck. Plato, dan

puncak tertinggi pada plato tersebut adalah Gunung Malang (1300 m) yang

merupakan sisa dari intrusi andesit zaman miosen berupa volcanic neck yang

resisten.

Plato tersebut selanjutnya patah ke bawah dan terbentuk patahan atau flexure

sampai ke zone Bandung. Blok bagian Tengah/Seksi Pangalengan merupakan

daerah yang tinggi yang dimahkotai oleh beberapa vulkan (Gunung Kencana

2.182 m) dan selanjutnya patah ke bawah dengan membentuk patahan atau

flexure ke zone Bandung. Zone Transisi antara bagian tengah ini dengan zone

Bandung (ada fault) ditandai oleh seri vulkan kuarter yang berhubungan dengan

7

Page 8: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

zone Bandung. Bagian Timur (Seksi Karangnunggal) merupakan plato yang

mempunyai ketinggian rendah (350-400 m) di atas permukaan laut. Di sebelah

selatan terdapat daerah yang lebih tinggi yang merupakan sisa erosi

permukaan. Plato Karangnunggal terdiri dari batuan kapur berumur miosin yang

mengalami sedikit pelipatan. Terdapat topografi karst dengan banyak kubah dan

banyak sungai dengan lembah yang sempit. Zone plato ini miring ke arah

selatan dan bertambah sempit dan berakhir pada taji (spur) dekat lembah yang

tenggelam yang memisahkannya dari Nusa Kambangan.

Secara geomorfologis Jawa Barat terbagi menjadi : Zone Selatan : Plato

Jampang, Plato Bongga dan Plato Karangnunggal. Zone Tengah (berupa

depresi) : Dataran Tasikmalaya, Dataran Garut, Komplek pegunungan di barat

Garut, Lipatan Rajamandala, Dataran Bandung, Dataran Cianjur-Sukabumi,

Komplek Gunung Gede-Pangrango dan Sekton Banten. Zone Utara Daerah

Lipatan, Endapan Kipas, Jalur Peneplain, gunung Ceremai dan se-kitarnya,

Komplek Tangkuban Perahu, Komplek pegunungan di Banten.

2.2. GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Mengacu pada Peta Geologi Lembar Karangnunggal (1308-1) oleh Supriatna

dkk. (1992), daerah penyelidikan tersusun oleh beberapa Formasi Batuan yang

tersusun dari tua ke muda adalah sebagai berikut (Gambar 3): Formasi

Jampang (Tomj) atau sering juga disebut Old Andesit Formation (Formasi

Andesit Tua) yang terdiri atas breksi aneka bahan dan tuf bersisipan lava yang

berumur Oligo-Miosen, batuan ini telah mengalami ubahan secara kuat

umumnya terkersikkkan, terpropilitkan, termineralkan dan mengandung urat-

urat kuarsa dengan mineral bijih sulfida.

Anggota Genteng Formasi Jampang (Tmjg), terdiri atas tuf berselingan dengan

breksi dasitan, besisipan batugamping yag berumur Oligo-Miosen. Anggota

Batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl), berumur Miosen Tengah terdiri atas

batugamping, batugamping pasiran, kalsilutit, dan napal yang diendapkan pada

8

Page 9: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

lingkungan laut dangkal yang terbuka. Formasi Kalipucang (Tmkl) terdiri dari

batugamping foraminifera dan batugamping pasiran yang berumur Miosen

Tengah. Formasi Bentang (Tmpb), tersusun oleh batupasir tufaan, batupasir,

batupasir gampingan, breksi volkanik, tufa, batulempung tufaan, breksi

gampingan, batugamping, batugamping sisipan lignit, konglomerat, berumur

Miosen Atas. Batugamping Kalipucang (Tmkl), Batugamping oral, pejal dan

berongga, dibeberapa tempat terdapat perlapisan, berumur Miosen Tengah.

Intrusi Granodiorit (Tgd) yang menerobos Formasi Jampang, Batuan ini berumur

Miosen Tengah, batuan yang paling muda adalah Endapan Alluvial yang

berumur holosen, satuan ini tersebar cukup luas mulai dari baratlaut hingga

tenggara terutama berupa pesawahan dipinggir-pinggir sepanjang sungai dan

pantai.

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Lokasi di Ds. Cibuniasih, Kec. Pancatengah dan

sekitarnya, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat

9

Lokasi Sebaran Jasper

Page 10: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Di bagian barat hingga baratdaya, alluvial ini berbatasan dengan batuan yang

lebih tua berupa Formasi Jampang (Tomj) yang tersusun atas breksi aneka

bahan dan Anggota Genteng Formasi Jampang (Tmjg) yang tersusun atas tuf

berselingan dengan breksi dasitan. Di bagian utara, satuan ini tertutupi oleh

batuan yang lebih muda, yaitu Formasi Bentang (Tmb) yang tersusun atas

batupasir gampingan dan batupasir tufan yang bersisipan dengan serpih dan

lensa batugamping.

Struktur utama yang terdapat di daerah penelitian adalah sesar dan kekar atau

rekahan. Sesar yang dijumpai berupa sesar normal dengan arah umum relatif

utara – selatan dan barat – timur, terutama di daerah penelitian bagian barat

yang merupakan kontak antara batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl) dengan

breksi aneka bahan dari Formasi Jampang (Tomj). Pada Anggota Batugamping

Formasi Pamutuan (Tmpl), struktur kekar yang berkembang sebagian besar

telah mengalami proses pelarutan membentuk morfologi kars baik kars mayor

maupun minor.

3. PEMBAHASAN

Gejala hidrotermal di Daerah tasikmalaya Selatan ditandai oleh sebaran batuan

intrusi, ubahan dan mineralisasi bijih, berupa sebaran batuan ubahan serisit-

klorit, propilitik, argilit, silisifikasi, zeolit dan oksidasi serta endapan-endapan

mineral bijih seperti pirit, kalkopirit, galena, stibnit, spalerit, malasit, manganit,

dan sinabar.

Pada umumnya, host rock adalah batuan volkanik berumur Tersier dari

Oligosen hingga Miosen, yang disebut sebagai Formasi Jampang dan Anggota

Genteng Formasi Jampang. Berdasarkan pada batuan ubahan yang mengalami

overprint dan paragenesa mineral bijih yang saling memotong, dapat

diperkirakan di daerah ini telah mengalami proses hidrotermal yangng berulang-

ulang dan akhirnya di beberapa tempat mengalami pengkayaan sekunder.

Endapan bijih yang cukup berpotensi sebagai sumberdaya antara lain Emas

10

Page 11: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

(Mekarmukti, Cikurawet, Cikuya, Cikaresek, Cipanawar), Mangaan

(Karangnunggal), Tembaga ( Cibayongbong, Cidadap).

Keterdapatan variasi jasper di alam cukup banyak, hampir mencapai sekitar 70

jenis (Dave et al, 1938). Keterdapatannya tidak dapat dilepaskan proses geologi

yang berlangsung ditempat tersebut seperti gejala ubahan, mineralisasi yang

menghasilkan endapan logam. Sifat-sifat jasper trsebut secara umum antara

lain, termasuk kelompok silikat, tidak tembus cahaya (translusen), memiliki

kekerasan 6,5 – 7,0 skala Mohs, Berat Jenis 2,58-2,91, dan Index Bias 1,54,

dengan sisitim kristal trigonal, kilap bagus , warna beragam, dan tahan

terhadap larutan asam. Sifat-sifat ini menjadikan jasper sebagai mineral yang

memenuhi persyaratan sebagai batumulia. Para penggemar dan pedagang

batu mulia dunia menyebutnya sebagai biduri ati ayam, karena warnanya yang

mirip dengan warna hati ayam. Jasper ini termasuk mineral langka di dunia,

dan dikagumi di banyak negara.

Proses keterdapatannya jasper dapat berupa veinlets, concretions, dan hasil

penggantian (replacements) dari batuan metamorf batuan sedimen yang

berkaitan erat dengan proses kegiatan gunung api masa lalu (hydrothermal),

dimana larutan cairan ( fluida ) magma pijar yang mengandung beragam jenis

mineral menerobos naik dari dalam perut bumi melewati celah-celah atau retak-

retak ke permukaan bumi yang diikuti pengendapan mineral-mineral bawaannya

dalam pori-pori atau rekahan-rekahan batuan yang dilaluinya ( gambar 4).

11

Page 12: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Gamabr 4. Skematik terjadinya injeksi larutan cairan magma (proses hydrothermal) serta terbentuknya endapan jasper (Pumyanskiy etc. 1985).

Fluida-fluida hidrotermal tersebut menyebabkan alterasi atau ubahan-ubahan

pada batuan-batuan penerima (host rock) dan terjadinya mineralisasi unsur-

unsur yang terbawa oleh fluida-fluida dalam bentuk antara lain: vein, veinlet,

lode, stringer, stockwork, dan breksi eksplosip. Selain itu juga, karena

temperaturnya yang tinggi terbentuk juga mineral yang lainnya (paragenesa),

maka batuan yang dilaluinya seperti batu lempung, batu pasir , dan batuan yang

lainnya yang mempunyai komposisi kimiawi tertentu akan ikut meleleh dan larut

hingga berubah menjadi jasper yang berwarna coklat kemerahan atau karena

proses dari pemanggangan dari magma (backing effect) dan juga karena injeksi

larutan hydrothermal yang membentuk jasperoid zona ( gambar 5).

12

Page 13: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Gamabr 5. Keterdapatan jaspis berupa vein pada batugamping (kiri atas) dan paragenesa (kanan atas) pada zona jasperoid alteration (bawah)

Tanda-tanda tentang adanya potensi jaspis di Tasikmalaya Selatan terbaca

dalam penjelasan peta geologi bersistem lembar Karangnunggal yang

dipetakan oleh S. Supriatna dkk ( 1985 ) bahwa dalam Formasi Jampang

terdapat rijang, kalsedon (termasuk Jaspis) dan lava yang umumnya

terkersikkan. Di peta geologi lembar Jawa Bagian Barat ( N. Rahman dan S.

Gafoer , 1998), dijelaskan bahwa Formasi Jampang (Old Andesite Formation)

umumnya terkersikkkan, terpropilitkan , termineralkan dan mengandung urat-

urat kuarsa dengan mineral bijih sulfida.

13

Page 14: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Tri Hartono (Dalam Jurnal Teknologi Mineral Vol. V No. 2 / 1998)

mengungkapkan juga tentang potensi bahan batumulia di Desa Sirnagalih,

Bantarkalong, Tasikmalaya Selatan antara lain akik (agate), kalsedon

(chalcedony), kecubung (amethyst), jaspis (jasper), geoda ( geode) dan fosil

kayu membatu (petrifield wood) yang konon belum pernah disentuh /

dieksploitasi.

Sebetulnya sejak tahun 2000 seorang pengusaha Jepang telah memulai

mengeksploitasi jaspis secara besar-besaran di Desa Cibuniasih, Kecamatan

Panca Tengah, dimana selama sekitar 2 tahun terakhir telah berhasil

mengevakuasi lebih dari 3000 Ton bongkahan batu merah / jaspis berukuran

besar yang langsung diekspor ( Sujatmiko, Pikiran Rakyat 5 April 2000 : Fosil

Kayu Jawa Barat, Warisan Emas yang Terancam Punah).

Dari pengamatan lapangan, di Kampung Pasirgintung, Desa Cibuniasih,

Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, bongkah jasper tersebut

sekarang jumlahnya mencapai lebih dari 200 buah, dengan diameter antara

20cm – 5 meter berukuran besar-besar dengan berat mencapai lebih dari 50

ton, dan corak warnanya ada yang merah, kuning, cokelat, hitam, hijau, dan

jingga (Gambar 6).

Di lokasi jasper di Kampung Pasirgintung, tampak bongkahan-bongkahan jasper

beragam warna dan beragam ukuran yang terhampar begitu indahnya

menghiasi Sungai Cimedang dan sekitarnya. Menurut Sujatmiko, ahli geologi

pemandangan semacam ini rasanya belum pernah dilihat, baik di Indonesia

maupun di luar negeri seperti Prancis, Swiss, Spanyol, Italia, Yunani, Filipina,

Amerika, dan beberapa negara lainnya.

14

Page 15: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Gambar 6. Peta Lokasi Keterdapatan Jaspis di Ds. Cibuniasih, Kec. Panca Tengah, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penyelidikan, potensi jasper di Pasirgintung tersebut memiliki

kaitan dengan proses geologi terbentuknya lapisan batuan vulkanik hingga ke

arah pantai. Proses geologi tersebut ditunjukan di beberapa tempat terlihat

batuan tuf, kemudian pada lokasi lain batuan kemerah-merahan hasil proses

vulkanik berupa intrusi granodiorit. Sekitar 25 - 30 juta tahun yang lalu (Oligo-

Miosen), di sekitar Tasikmalaya Selatan, mulai dari Karangnunggal, Cipatujah

dan Pancatengah merupakan kompleks gunung api bawah laut yang aktif.

Aktifitas gunung api bawah laut tersebut memungkinkan terjadinya proses

hidrothermal yang menghasilkan mineralisasi, diantaranya dijumpai adanya

mineralisasi logam disekitar keterdapatan jasper. Proses hidrotermal di laut kidul

Tasikmalaya purba juga menghasilkan lapisan jasper yang kini tersingkap

15

1

Lokasi keterdapatan bongkah jaspis di S.C imedang, -

Ds.Buniasih

D

Bongkah Jasper di pesawahan dekat Kp. Pasir

Gintung, Ds. Buni Asih

Page 16: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

sebagian di Sungai Cimedang Pancatengah, sedangkan injeksi larutan

hydrothermal tersebut berasal dari intrusi granodiorit (Tgd) yang berumur

Miosen Tengah yang menerobos Formasi Jampang (Tomj) yang berumur

Oligo-Miosen disebelah utara dekat pantai sekarang.

Potensi jasper Pasirgintung sejak tahun 2000 telah dieksploitasi secara ilegal,

oleh pertambangan tanpa izin (peti). Bekas eksploitasi tersebut ditunjukkan oleh

bongkahan-bongkahan jasper di Sungai Cimedang yang sudah dipindahkan

siap diangkut, sedangkan jasper yang berada di darat (sawah) masih utuh di

tempatnya. Berdasarkan perkiraan (Sujatmiko, 2000), telah lebih dari 6.000 ton

jasper berukuran besar diangkut ke luar negeri (jumlahnya lebih dari 2.000

bongkah kalau berat rata-rata setiap bongkahan 3 ton).

Kemudahan eksploitasi di musim kemarau akan mempercepat kepunahan

jasper dari lokasi tersebut, alat berat dapat dengan leluasa mengangkut seluruh

bongkahan jasper yang tergeletak di aliran Sungai Cimedang. Untuk bongkahan

yang berukuran raksasa, mereka telah siap dengan peralatan bor intan yang

mampu membelah bongkahan besar tersebut menjadi bongkahan berukuran

kecil. Selain potensinya yang perlu dilindungi, eksploitasi jasper secara illegal

jelas-jelas tidak sesuai dengan praktik-praktik/kaidah pertambangan yang benar

(good mining practices) yang akan membahayakan lingkungan.

Bertolak dari hal-hal di atas dan setelah mendapatkan informasi tambahan dari

beberapa pemasok bahan batumulia tentang adanya eksploitasi jaspis di

Tasikmalaya Selatan untuk memenuhi pesanan dari seorang pengusaha di

Bogor sebanyak 300 Ton, maka penulis melakukan peninjauan singkat ke

lapangan dan menemukan bahwa potensi dan prospek bahan tambang mineral

dan batumulia jaspis di wilayah ini memang sangat besar. Hanya sayang sekali

bahwa kekayaan alam tersebut yang seharusnya dapat memakmurkan dan

mensejahterakan masyarakat ternyata tidak dikelola secara benar dan arif

sehingga yang terjadi adalah eksploitasi tak terkendali yang tidak sesuai dengan

tujuan pengelolaan sektor pertambangan sebagai agent of development.

16

Page 17: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Berdasarkan pengamatan lapangan pada saat disurvei, lokasi keberadaan

jasper terlihat seperti telah diusahakan, ditambang secara ilegal. Dari kampung

terdekat menuju sungai tempat jasper berada dan lokasi jasper yang ada di

darat semua telah dihubungkan jalan roda empat sekelas truk. Dan berdasarkan

informasi yang didapat, pada tahun 2000 seorang pengusaha jepang telah

berhasil mengevakuasi sekitar 3.000 ton batu merah dari Kampung Pasir

Gintung dan sungai Cimedang. Dan beberapa tahun kemudian terjadi

pengiriman juga sebanyak 1.500 ton batu merah ke seorang pengusaha batu

mulia di Purwakarta. Sumber lainnya menjelaskan juga bahwa tiga tahunan

yang lalu, 6 truk fuso ditugasi untuk mengangkut batu merah ke kawasan

Cilincing jakarta dengan berat total sekitar 1.500 ton.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

a. Potensi pertambangan batu mulia jenis Jasper di Kecamatan Pancatengah

Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu potensi

sumber daya alam yang telah tereksploitasi secara liar semenjak tahun 2000

yang lalu. Saat ini batumulia ini hanya tersisa ±120 bongkah berukuran 20

cm – 5 m yang tersebar di S Cimedang, dan peswahan di Ds.Cibuniasih.

b. Potensi Jasper Tasikmalaya yang berada di Desa Cibuniasih Kecamatan

Pancatengah merupakan merupakan warisan kekayaan geologi yang unik

sehingga layak untuk dikembangkan menjadi Taman Wisata Geologi

(Geowisata) atau Taman Geologi Jasper Tasikmalaya.

17

Page 18: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

c. Jasper berada pada formasi Formasi Jampang (Old Andesite Formation)

yang berupa bongkah-bongkah, lava bantal berlapis dengan tufa volkanik

berumur Oligo-Miosen.

d. Potensi jasper Pasirgintung kini sudah diamankan dan dilindungi oleh

Pemerintah Daerah setempat ntuk dijadikan Taman Wisata.

4.2. Saran

a. Eksploitasi potensi jasper harus bisa dimanfaatkan nilai ekonomis untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

b. Batuan Jasper yang berukuran kerikil, kerakal dan berangkal, bisa

dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai pengrajinan untuk berbagai

hiasan, hal ini bisa meningkatkan tarap hidup masyarakat sekitaranya.

c. Pengembangan potensi Jasper berupa Geowita merupakan kekayaan

geologi dunia agar bisa dilindungi.

d. Untuk penataan fungsi lindung atau fungsi budidaya pada daerah yang

memiliki potensi Jasper, diperlukan adanya peraturan-peraturan yang

mengatur/menjaga akan keberadaan potensi pertambangan Jasper di

Pancatengah agar dapat terjamin keamannnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Endang Roghim dan Trisna Sunara, 1997, Kualifikasi Batu Mulia Di

Indonesia, Bahan Galian Industri Vol. 1, No. 2, hal. 39-44.

2. Edwin A. Daranin, 1998; Pengembangan Usaha Pertambangan Bahan

Galian Golongan C di wilayah Tasikmalaya Bagian Selatan Dalam

18

Page 19: 58443589 Jaspis Tasikmalaya Jabar

Rangka Meningkatkan Pembangunan Daerah, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Mineral Bandung.

3. Harjanto, Sarno., 1992, “Permata dan Batu Permata” Sejarah, cara

menguji dan jenisnya. Direktorat Sumberdaya Mineral. Direktorat Jenderal

Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan EnergL.

4. Martua Raja P. dkk., 2002, Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Non

Logam di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, Prov. Jawa

Barat, Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, Bandung.

5. Supriatna, S., Sarmili, L., Sudana, D., dan Koswara, A., 1992. Peta Geologi

Lembar Karangnunggal 1308-1, Skala 1 : 100.000. Pusat Peneli tian dan

Pengembangan Geologi, Bandung.

6. Smith Herbert, G.F., 1958, “Gemstones”, Pithman, Publishing Corp., New

York.

7. Sujatmiko, 2000, Fosil Kayu Jawa Barat, Warisan Emas yang Terancam

Punah, Pikiran Rakyat 5 April 2000, Bandung.

8. Soewarno D.,1983, Batu Mulia, PPPG, Dirjen Pertambangna Umum, DPE,

Bandung.

9. Tri Hartono, 1998, Potensi Bahan Batumulia di Desa Sirnagalih, Kec.

Bantarkalong, Tasikmalaya Selatan, Jurnal Teknologi Mineral Vol. V No. 2,

Bandung.

10.Wilher Simanjuntak dkk, 1990, Potensi Batumulia di Indonesia, Seksi

Batumulia, Subdit EMIB, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung (tidak

dipublikasikan).

11.http://bapedakabtasik.wordpress.com/2009/07/29/potensi-jasper-

tasikmalaya/

12.http://www.maargeologiunpad.co.cc/2010/02/taman-jasper-di-

tasikmalaya.html

19