5827

3
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA DIPERLUKAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA DIPERLUKAN Bencara alam yang terjadi belakangan ini menggambarkan Indonesia merupakan kawasan rawan bencana dengan tingkat kerawanan bencana yang relatif tinggi. Untuk itu, dalam upaya mitigasi bencana, diperlukan penataan ruang berbasis bencana dalam skala yang lebih detail. Khususnya kawasan-kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi. Diharapkan upaya mitigasi bencana dapat dilaksanakan secara maksimal, baik upaya pencegahan dan persiapan sebelum terjadinya bencana. Demikian disampaikan oleh Direktur Pembinaan Penataan Ruang Wilayah II, Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT, dalam acaraObrolan Tata Ruang Bersama Kementerian Pekerjaan Umum yang dilakukan melalui sambungan telepon, di Radio Trijaya Fm, (14/10) di Jakarta. Edison menambahkan, penataan ruang berperan dalam upaya pencegahan dengan memetakan kawasan rawan bencana. Serta, mengatur kegiatan dan pemanfaatan ruangnya termasuk mempersiapkan jalur dan ruang evakuasi. Sampai saat ini, beberapa wilayah telah menerapkan penataan ruang berbasis bencana. Namun dalam pelaksanaannya, pengaturan kegiatan serta pemanfaatan ruangnya masih sulit untuk diterapkan karena berbagai konflik kepentingan. Selain itu juga masih kurang detailnya tingkat rencana tata ruang yang dibuat dan bersifat indikatif. Ke depan perlu diprioritaskan perencanaan detail tata ruang di kawasan rawan bencana. Rencana detail harus dicantumkan pengaturan kegiatan, pemanfaatan ruang serta sarana infrastruktur. Dicontohkannya, Kota Jakarta dengan struktur tanah dan kontur memiliki banyak daerah genangan sehingga memerlukan pengembangan sistem folder. Terkait dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan menghindari kawasan-kawasan rawan bencana, Edison menyadari masih kurangnya sosialisasi dan penyuluhan terhadap masyarakat. Selain itu juga diperlukan upaya lebih untuk merelokasi masyarakat yang sudah berada di zona nyaman atau comfort zone. Contoh baik dapat dilihat pada masyarakat di sekitar Gunung Merapi, Yogyakarta, mau dan berkomitmen untuk bersama-sama melakukan mitigasi dan page 1 / 3

Upload: sakinah-fs

Post on 10-Feb-2017

92 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5827

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA DIPERLUKAN

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN RAWAN BENCANA DIPERLUKAN

Bencara alam yang terjadi belakangan ini menggambarkan Indonesia merupakan kawasan rawanbencana dengan tingkat kerawanan bencana yang relatif tinggi. Untuk itu, dalam upaya mitigasibencana, diperlukan penataan ruang berbasis bencana dalam skala yang lebih detail. Khususnyakawasan-kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi.

Diharapkan upaya mitigasi bencana dapat dilaksanakan secara maksimal, baik upaya pencegahandan persiapan sebelum terjadinya bencana. Demikian disampaikan oleh Direktur PembinaanPenataan Ruang Wilayah II, Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT, dalam acaraObrolan Tata RuangBersama Kementerian Pekerjaan Umum yang dilakukan melalui sambungan telepon, di RadioTrijaya Fm, (14/10) di Jakarta.

Edison menambahkan, penataan ruang berperan dalam upaya pencegahan dengan memetakankawasan rawan bencana. Serta, mengatur kegiatan dan pemanfaatan ruangnya termasukmempersiapkan jalur dan ruang evakuasi. Sampai saat ini, beberapa wilayah telah menerapkanpenataan ruang berbasis bencana. Namun dalam pelaksanaannya, pengaturan kegiatan sertapemanfaatan ruangnya masih sulit untuk diterapkan karena berbagai konflik kepentingan. Selainitu juga masih kurang detailnya tingkat rencana tata ruang yang dibuat dan bersifat indikatif. Kedepan perlu diprioritaskan perencanaan detail tata ruang di kawasan rawan bencana.

Rencana detail harus dicantumkan pengaturan kegiatan, pemanfaatan ruang serta saranainfrastruktur. Dicontohkannya, Kota Jakarta dengan struktur tanah dan kontur memiliki banyakdaerah genangan sehingga memerlukan pengembangan sistem folder. Terkait dengan masihkurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan menghindari kawasan-kawasanrawan bencana, Edison menyadari masih kurangnya sosialisasi dan penyuluhan terhadapmasyarakat. Selain itu juga diperlukan upaya lebih untuk merelokasi masyarakat yang sudahberada di zona nyaman atau comfort zone. Contoh baik dapat dilihat pada masyarakat di sekitarGunung Merapi, Yogyakarta, mau dan berkomitmen untuk bersama-sama melakukan mitigasi dan

page 1 / 3

Page 2: 5827

bersedia meninggalkan tempat tinggalnya. Sebelumnya, masyarakat diberitahukan terjadi bencanasehingga dapat diminimalisasi korban akibat aktivitas gunung berapi yang termasuk paling aktif didunia itu.

Perhatian Kesejahteraan, Keamanan dan Lingkungan untuk Pengembangan Perbatasan

Sementara itu, sebagai salah satu provinsi yang berbatasan dengan negara lain(Australia, dan Timor Leste), pendekatan pengembangan wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timurperlu memperhatikan aspek security dan prosperity, tanpa melupakan aspek lingkungan.Pendekatan pengembangan wilayah ini perlu diambil untuk memastikan kesejahteraan dankeamanan masyarakat dapat terwujud dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan.

Demikian disampaikan Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Bahal EdisonNaiborhu di Jakarta (11/10). Ditambahkannya, selain aspek tersebut, sebagai provinsi kepulauanyang terdiri dari beberapa pulau besar (Flores, Sumba, Timor, Rote, Sabu, Alor, Lembata) danbanyak pulau kecil lain, aksesibilitas antar pulau dan antar wilayah di Provinsi NTT menjadi isupenting untuk diperhatikan.

Kepala Bappeda Provinsi NTT, Wayan Darmawan dalam paparannya mengenai Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2030 di tengah forum BKPRNmenyampaikan, dengan karakteristik wilayah kepulauan, untuk memudahkan dalam pelayanankepada masyarakat, perlu adanya penyebaran pusat-pusat pelayanan di dalam wilayah provinsi.Untuk itu NTT mengusulkan Waingapu dan Maumere menjadi PKNp, mengingat dalam RTRWNbaru Kota Kupang yang menjadi PKN di provinsi NTT. Selain itu, pengembangan pusat-pusatpelayanan ini akan didukung dengan fokus pengembangan transportasi laut yakni denganpengembangan pelabuhan Tenau sehingga dapat menjadi pelabuhan kelas Internasional.

Sementara itu, terkait dengan RTRW Provinsi NTT 2010-2030, Ketua DPRD NTT, AgustinusIbrahim Medah menambahkan perlu adanya penetapan sentra-sentra pertumbuhan di bawahsub-ordinasi Kupang sebagai PKN. Selain itu pengembangan Kupang sebagai PKN juga perlumemperhatikan triangle Darwin-Dili-Kupang, paparnya.

page 2 / 3

Page 3: 5827

Dengan luas perairan sekitar 19.148.400 ha dan luas daratan 4.734.990 ha dan terbagi dalam 21kabupaten/kota, provinsi NTT memiliki potensi yang beragam untuk dikembangkan. Potensiwilayah ini diupayakan sebagai sektor basis kewilayahan dan optimalisasi produktivitas wilayahsehingga mampu memacu tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru di provinsi NTT.(ditjen taru)

Pusat Komunikasi Publik

141010

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

page 3 / 3