57744108 makalah hak asasi manusia
DESCRIPTION
hamTRANSCRIPT
BENTUK-BENTUK HAK ASASI MANUSIA YANG ADA
DI MASYARAKAT
DISUSUN OLEH
DENNY MARTHA
NPM. 306.07.12.192
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
BANJARMASIN
JURUSAN BAHASA INGGRIS
2007/2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan
hidayah-Nya jualah saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul “Hak Asasi Manusia” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Drs.H. Rusilah Boensya, M.Ed, selaku Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Banjarbaru, 4 Januari 2008
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 2
BAB II. HAK ASASI MANUSIA 3
2.1. Deklarasi HAM disahkan PBB 3
2.2. Sejarah Perjuangan Hak Asasi Manusia Di Indonesia 4
2.3. Pengertian, Macam dan Jenis Hak Asasi Manusia 6
2.4. Pemahaman Hak Asasi Manusia Bagi Bangsa Indonesia 8
2.5. Bentuk-Bentuk Pelaksanaan HAM yang Ada di Masyarakat 9
BAB III. PENUTUP 11
3.1. Kesimpulan 11
3.2. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Setelah terjadinya berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh
Nazi Jerman setelah Perang Dunia II, terdapat sebuah konsensus umum dalam
komunitas dunia bahwa Piagam PBB tidak secara penuh mendefinisikan hak-hak
yang disebutkan. Sebuah pernyataan umum yang menjelaskan hak-hak individual
diperlukan. John Peters Humphrey dipanggil oleh Sekretariat Jenderal PBB untuk
bekerja dalam suatu proyek dan menjadi penyusus pernyataan umum tersebut.
Humphrey juga dibantu oleh Eleanor Roosevelt dari Amerika Serikat, Jacques
Maritain dari Perancis, Charles Malik dari Lebanon, dan P.C. Chang dari
Republik China, dan lainnya.
Proklamasi ini diratifikasi sewaktu Rapat Umum pada tanggal 10
Desember 1948 dengan hasil perhitungan suara 48 menyetujui, 0 keberatan, dan
8 abstain (semuanya adalah blok negara Soviet, Afrika Selatan, dan Arab Saudi).
Walaupun peran penting dimainkan oleh John Humphrey, warga negara Kanada,
Pemeritah Kanada pada awalnya abstain dalam perhitungan suara tersebut,
namun akhinya menyetujui pernyataan tersebut di Rapat Umum.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran
HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan/tuntas
sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke
arah yang lebih baik.
Mengingat tingkah-laku para tokoh di berbagai bidang dewasa ini, yang
berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi dan moral,
maka sudah sepantasnyalah kalau kita beramai-ramai mengingatkan dan
memperingatkan mereka, dan juga kita semua, bahwa tidak mungkin ada solusi
(pemecahan) terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi
bersama, kalau fikiran dan tindakan mereka (baca : kita juga) bertentangan
dengan prinsip-prinsip Deklarasi Universal HAM. Dokumen internasional ini
penting, bahkan makin terus menjadi lebih penting sekarang, dalam mengurusi
persoalan ummat manusia di dunia (termasuk di Indonesia). Oleh karena itu,
banyak ulasan atau penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai
persoalan ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia
ini antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah munculnya ide tentang perumusan
Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian, macam, dan jenis Hak Asasi Manusia yang
berlaku secara umum (global).
4. Untuk mengetahui pemahaman bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi
Manusia dan bentuk-bentuk pelaksanaan HAM yang ada di masyarakat.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA
2.1 Deklarasi HAM disahkan PBB
10 Desember 1948, Deklarasi Hak Asasi Manusia disahkan oleh
Majelis Umum PBB. Ide tentang hak asasi manusia yang berlaku saat ini
berakar sejak era Perang Dunia II. Pembunuhan dan kerusakan dahsyat yang
ditimbulkan Perang Dunia II menggugah suatu kebulatan tekad untuk
membangun sebuah organisasi internasional yang sanggup meredakan krisis
internasional serta menyediakan suatu forum untuk diskusi dan mediasi.
Organisasi ini adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang telah
memainkan peran utama dalam pengembangan pandangan kontemporer tentang
hak asasi manusia.
Para pendiri PBB yakin bahwa pengurangan kemungkinan perang
mensyaratkan adanya pencegahan atas pelanggaran besar-besaran terhadap
hak-hak manusia. PBB kemudian menugaskan Komisi Hak Asasi Manusia
untuk menulis sebuah pernyataan internasional tentang hak asasi manusia.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ini diumumkan sebagai "suatu standar
pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat dan semua negara" .
Namun, dalam pelaksanaannya, HAM malah dijadikan alat bagi negara-negara
Barat untuk menekan negara-negara independen dunia di bidang politik dan
ekonomi dalam rangka memperluas pengaruh imperialisme mereka. Kini
banyak negara-negara yang menyuarakan agar diadakan perubahan isi
Deklarasi HAM yang tidak sesuai dengan keyakinan, kebudayaan, dan adat
istiadat mereka, demi mencegah penggunaan HAM untuk menekan mereka.
2.2 Sejarah Perjuangan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia sejak awal perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia sudah menuntut dihormatinya hak asasi
manusia. Hal tersebut terlihat jelas dalam tonggak-tonggak sejarah perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan sebagai berikut :
Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang diawali dengan lahirnya berbagai
pergerakan kemerdekaan pada awal abad 20, menunjukkan kebangkitan bangsa
Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, membuktikan bahwa bangsa
Indonesia menyadari haknya sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan
menjunjung satu bahasa persatuan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan penetapan
Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam
Pembukaannya mengamanatkan : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa. Oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Undang-Undang
Dasar 1945 menetapkan aturan dasar yang sangat pokok, termasuk hak asasi
manusia.
Rumusan hak asasi manusia dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia secara
eksplisit juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Kedua konstitusi tersebut
mencantumkan secara rinci ketentuan-ketentuan mengenai hak asasi manusia.
Dalam sidang Konstituante upaya untuk merumuskan naskah tentang hak asasi
manusia juga telah dilakukan.
Dengan tekad melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen, maka pada Sidang Umum MPRS tahun 1966 telah ditetapkan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Sementara Nomor
XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia Ad Hoc untuk menyiapkan
Dokumen Rancangan Piagam Hak Asasi Manusia dan Hak-hak serta Kewajiban
Warga Negara. Berdasarkan Keputusan Pimpinan MPRS tanggal 6 Maret 1967
Nomor 24/B/1967, hasil kerja Panitia Ad Hoc diterima untuk dibahas pada
persidangan berikutnya. Namun pada Sidang Umum MPRS tahun 1968
Rancangan Piagam tersebut tidak dibahas karena Sidang lebih mengutamakan
membahas masalah mendesak yang berkaitan dengan rehabilitasi dan konsolidasi
nasional setelah terjadi tragedi nasional berupa pemberontakan G-30-S/PKI pada
tahun 1965, dan menata kembali kehidupan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Terbentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 50 Tahun 1993, yang mendapat tanggapan positif masyarakat
menunjukkan besarnya perhatian bangsa Indonesia terhadap masalah penegakan
hak asasi manusia, sehingga lebih mendorong bangsa Indonesia untuk segera
merumuskan hak asasi manusia menurut sudut pandang bangsa Indonesia.
Kemajuan mengenai perumusan tentang hak asasi manusia tercapai ketika Sidang
Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 1998 telah
tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara secara lebih rinci.
2.3 Pengertian, Macam dan Jenis Hak Asasi Manusia
2.3.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan
tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik
kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-
bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
2.3.2 Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia
a. Hak asasi pribadi/Personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah
tempat.
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau
perkumpulan.
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan
agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.
b. Hak asasi politik/Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
- Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
- Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik/organisasi
politik lain.
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
c. Hak asasi hukum/Legal Equality Right
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan.
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
d. Hak asasi ekonomi/Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-
piutang, dll.
- Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
e. Hak asasi peradilan/Procedural Rights
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahana dan penyelidikan di mata hukum.
f. Hak asasi sosial budaya/Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
- Hak mendapatkan pengajaran
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat
dan minat
2.4 Pemahaman Hak Asasi Manusia Bagi Bangsa Indonesia
Masyarakat Indonesia yang berkembang sejak masih sangat sederhana
sampai modern, pada dasarnya merupakan masyarakat kekeluargaan.
Masyarakat kekeluargaan telah mengenal pranata sosial yang menyangkut hak
dan kewajiban warga masyarakat yang terdiri atas pranata religius yang
mengakui bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala
hak dan kewajibannya; pranata keluarga sebagai wadah manusia hidup bersama
untuk mengembangkan keturunan dalam menjaga kelangsungan
keberadaannya; pranata ekonomi yang merupakan upaya manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan; pranata pendidikan dan pengajaran untuk
mengembangkan kecerdasan dan kepribadian manusia; pranata informasi dan
komunikasi untuk memperluas wawasan dan keterbukaan; pranata hukum dan
keadilan untuk menjamin ketertiban dan kerukunan hidup; pranata keamanan
untuk menjamin keselamatan setiap manusia. Dengan demikian substansi hak
asasi manusia meliputi : hak untuk hidup; hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan; hak mengembangkan diri; hak keadilan; hak kemerdekaan; hak
berkomunikasi; hak keamanan; dan hak kesejahteraan.
Bangsa Indonesia menyadari dan mengakui bahwa setiap individu
adalah bagian dari masyarakat dan sebaliknya masyarakat terdiri dari individu-
individu yang mempunyai hak asasi serta hidup di dalam lingkungan yang
merupakan sumber daya bagi kehidupannya. Oleh karena itu tiap individu di
samping mempunyai hak asasi, juga mengemban kewajiban dan tanggung
jawab untuk menghormati hak asasi individu lain, tata tertib masyarakat serta
kelestarian fungsi, perbaikan tatanan dan peningkatan mutu lingkungan hidup.
Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia tanpa ada
perbedaan. Mengingat hak dasar merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa, maka pengertian Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan
abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia.
Setiap manusia diakui dan dihormati mempunyai hak asasi yang sama
tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan, agama, usia,
pandangan politik, status sosial, dan bahasa serta status lain. Pengabaian atau
perampasannya, mengakibatkan hilangnya harkat dan martabat sebagai
manusia, sehingga kurang dapat mengembangkan diri dan peranannya secara
utuh. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia bersifat historis
dan dinamis yang pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2.5 Bentuk-Bentuk Pelaksanaan HAM yang Ada di Masyarakat
Pelaksanaan hak-hak asasi di dalam kehidupan masyarakat antara lain
sebagai berikut :
a. Sebagai pribadi yang berketuhanan Yang Maha Esa, kita yakin bahwa hak-
hak asasi kita berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Yang artinya Tuhan
telah menganugerahkan hak kepada setiap manusia berupa hak hidup, hak
kemerdekaan dan kebebasan, serta hak memiliki sesuatu. Hingga patutlah
kepada seluruh manusia saling menghormati dan menghargai atas setiap
hak asasi yang ada pada setiap manusia.
b. Dalam kehidupan sehari-hari hak asasi mencakup hak untuk mendapat
perlakuan yang sopan baik di tempat kerja, di lingkungan sekolah/kampus,
maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang telah dirumuskan dan
disetujui dalam musyawarah walaupun secara pribadi berbeda pendapat.
d. Rakyat rela megorbanikan sebagian hak miliknya demi kepentingan umum
dan sebaliknya pemerintah memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Setiap masyarakat menghormati dan menghargai hak seseorang untuk
dipilih dan memilih dalam pemilu.
f. Setiap masyarakat mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan berpolitik
baik dalam bentuk tulisan maupun orasi, namun yang yang dimaksud
adalah kebebasan yang bertanggung jawab.
g. Dalam peradilan, sekalipun tersangka sudah terbukti dalam tindak
kejahatannya, namun tetap diberlakukan asas praduga tak bersalah hal ini
untuk menghargai tersangka tersebut akan haknya dalam mendapat layanan
dan perlindungan hukum serta bersamaan kedudukannya dalam hukum.
h. Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar
hak-hak asasi orang lain, sehinga hak-hak asasi dalam pelaksanaannya
dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada UUD 1945 dan
peraturan perundangan lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah
yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain :
1.Latar belakang sejarah munculnya ide tentang hak asasi manusia yang
berlaku saat ini berakar sejak era Perang Dunia II. Pembunuhan dan
kerusakan dahsyat yang ditimbulkan Perang Dunia II menggugah suatu
kebulatan tekad untuk membangun sebuah organisasi internasional yang
sanggup meredakan krisis internasional serta menyediakan suatu forum
untuk diskusi dan mediasi.
2.Sejarah perjuangan hak asasi manusia di Indonesia dimulai dengan
perjuangan kemerdekaan melawan penjajah, Kebangkitan Nasional 20 Mei
1908, Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan penetapan
Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, dan rumusan
hak asasi manusia dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia secara eksplisit
juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
3.HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu
gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Pembagian hak asasi manusia
menurut macam dan jenisnya yaitu Hak asasi pribadi, politik, hukum,
ekonomi, peradilan, dan sosial budaya.
4.Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak. Ini berarti bahwa
prlaksanaannya harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada
Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan yang lainnya.
Pelaksanaan yang mutlak akan melanggar hak-hak asasi orang lain.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan dari hasil penulisan
makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain :
Diharapkan kepada Pemerintah dan Instansi yang berkenaan dengan
perlindungan Hak Asasi Manusia dapat menentukan dan menetapkan kebijakan
sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Dalam menentukan kebijakan
perundang-undangan jangan hanya melihat satu sisi saja. Karena terkadang
undang-undang tentang Hak Asasi Manusia yang berlaku saat ini tidak mampu
memberikan bantuan yang berarti bagi orang-orang yang tertindas.
DAFTAR PUSTAKA
Lasa dkk. LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/
Hak_asasi_manusia - 26k. Diakses 30 Oktober 2007.