57368394 laporan kasus glaukoma huda

14
Laporan Kasus Glaukoma Akut Sudut Tertutup Oleh Nurul Huda I1A006081 Pembimbing dr. Etty Eko Setyowati, Sp.M

Upload: an-nisaa

Post on 14-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus Glaukoma

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

Glaukoma Akut Sudut Tertutup

OlehNurul Huda I1A006081

Pembimbingdr. Etty Eko Setyowati, Sp.M

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATAFK UNLAM RSUD ULINBANJARMASIN2011DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................1

Daftar Isi.................................................................................................2

BAB IPENDAHULUAN..................................................................3

BAB IILAPORAN KASUS

A. Identitas.................................................................................4

B. Anamnesis............................................................................4

C. Pemeriksaan Fisik.................................................................5

D. Diagnosis Kerja....................................................................6

E. Diagnosis Banding................................................................6

F. Penatalaksanaan....................................................................6

G. Usulan Pemeriksaan..............................................................6

H. Komplikasi............................................................................6

I. Prognosis...............................................................................6

BAB IIIDISKUSI............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Glaukoma adalah penyakit mata kronis progresif yang mengenai saraf mata dengan neuropati (kelainan saraf) optik disertai kelainan bintik buta (lapang pandang) yang khas. Glaukoma berasal dari kata Yunani Glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan tersebut pada pupil penderita glaukoma.1 Di seluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan tertinggi. Pada tahun 2000 diperkirakan 66,8 juta orang dengan glaukoma.2,3,4Glaukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang disebabkan oleh:1a. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliarb. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atu di celah pupil.Glaukoma akut sudut tertutup dapat terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran homor aquous dan tekanan intraocular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan. Glaukoma sudut tertutup akut merupakan suatu kegawatdaruratan ofthalmologi sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan tepat.5Berikut akan dilaporkan sebuah kasus glaukoma akut sudut tertutup pada perempuan berusia 66 tahun yang rawat jalan pada poliklinik Mata RSUD Ulin Banjarmasin.

LAPORAN KASUS

A. IDENTITASNama: Ny. MUmur: 66 tahun Jenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Jl. Pramuka Komplek Semanda Rt. 2RMK: 92 68 60

B. ANAMNESISKeluhan utamaMata kabur sebelah kananRiwayat penyakit sekarangPasien mengeluhkan mata kabur sebelah kanan sejak 6 bulan yang lalu. Mata kabur dianggap pasien biasa saja karena usia tua. Pasien juga mengeluhkan mata sakit jika terkena cahaya matahari dan kadang-kadang sakit kepala. Sakit mata dan sakit kepala sering hilang timbul. Hilang jika pasien istirahat atau menjauh dari cahaya matahari. Pasien tidak mengeluhkan mual dan muntah. Saat itu pasien juga mengalami mata merah. Dan jika melihat sesuatu seperti ada lingkaran yang mengelilingi.Sejak 1 minggu ini, pasien mengeluhkan mata kabur kembali dan sakit kepala, selama sakit kepala ini pasien tidak mengeluhkan mual dan muntah. Hanya saja sakit kepala dirasakan lebih dibandingkan sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan mata merah, Riwayat penyakit dahuluOs pernah masuk Rumah Sakit sebelumnya dengan keluhan yang sama sekitar 6 bulan yang lalu, pasien rawat inap selama 5 hari. Selama dirawat pasien mengatakan keluhannya berkurang dan pasien pulang.Riwayat penyakit keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama.

C. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: Tampak baikGCS: 456Tanda Vital: - Tekanan Darah : 140/90 mmHg- Nadi : 74x/mnt- Respirasi : 20 x/mntKesadaran: Kompos MentisPemeriksaan Mata: Status lokalis

Mata KananMata Kiri

1/60Visus4/60

-Koreksi -

-Skiaskopi-

42,1, N++Tonometri (TIO)17,3, Normal

Sentral, normalKedudukanSentral, normal

Ke segala arahPergerakanKe segala arah

Hiperemi (-), Edema (-)Palpebrae SuperiorHiperemi (-), Edema (-)

Hiperemi (-), Edema (-)Palpabrae InferiorHiperemi (-), Edema (-)

Hiperemi (-)Konjungtiva palpabraeHiperemi (-)

Hiperemi (+) siliar, sekret (-)Konjungtiva bulbiHiperemi (-), sekret (-)

Hiperemi (-) Konjungtiva ForniksHiperemi (-)

Putih SkleraPutih

KeruhKorneaJernih

DangkalBilik mata depanCukup

RegulerIrisReguler

JernihLensaJernih

MelonjongLetak di pusat mata + 4 mmRC(+) menurun/ (+)PupilBulatLetak di pusat mata + 3 mmRC (+)/(+)

Tidak dilakukanFunduskopiTidak dilakukan

Tidak dilakukanRefleks FundusTidak dilakukan

Tidak dilakukanCorpus VitreumTidak dilakukan

NormalTens OculiNormal

NormalSistem LakrimalisNormal

D. DIAGNOSIS KERJAGlaukoma akut sudut tertutup ODE. DIAGNOSIS BANDING Iritis Konjungtivitis Keratitis

F. PENATALAKSANAAN1. Glaucon 250 mg 3x1 2. Cendo carpin 2% 2x1 tetes pada OD3. MRSG. USULAN PEMERIKSAANGonioskopi H. KOMPLIKASIKomplikasi yang sering timbul: sinekia anterior, katarak, atropi retina dan nervus optikus, glaukoma absolut.I. PROGNOSISJika tanpa pengobatan, glaucoma akan menjadi kebutaan total.

DISKUSI

Pada laporan kasus didapatkan wanita berusia 66 tahun mengeluh mata kabur, sakit kepala dan mata merah. Keluhan dirasakan dalam 1 minggu ini, walaupun sebelumnya 6 bulan yang lalu pasien pernah mengeluhkan mata kabur, sakit kepala, dan mata merah. Dengan keluhan ini pasien akhirnya masuk rumah sakit dan dirawat selama 6 hari. Selama perawatan keluhan pasien berkurang dan akhirnya boleh pulang.Akan tetapi sejak 1 minggu ini, pasien kembali mengeluhkan mata kabur, sakit kepala dan mata merah. Sakit kepala dirasakan lebih dibandingkan sebelumnya. Pada kunjungan kali ini Status opthalmologis pada pasien ini didapatkan: visus kedua mata masing-masing 4/60 mata kiri, dan 1/60 pada mata kanan . Tekanan bola mata kanan 2/7,5 (42,1) dan bola mata kiri 5/15,5 (17,3). Pada inspeksi didapatkan konjungtiva hiperemi siliar, kornea keruh, pupil middilatasi, lonjong, dan refleks (+) menurun.Dari riwayat anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis banding glaukoma akut sudut tertutup, iritis, konjungtivitis, dan keratitis. Diagnosis banding ini berdasarkan keluhan yang sama yaitu mata merah, tapi pada iritis, konjungtivitis dan keratitis tidak didapatkan penurunan ketajaman penglihatan dan peningkatan tekanan intraokuler. Sehingga dengan disingkirkan diagnosis banding yang lain, maka pada pasien ini didiagnosis dengan glaukoma akut sudut tertutup.Pada glaukoma akut sudut tertutup glaukoma sudut tertutup akut primer merupakan penyakit mata dengan gangguan integritas struktur dan fungsi yang mendadak sebagai akibat peningkatan Tekanan intraokuler (TIO) yang sangat tinggi karena sudut bilik mata depan mendadak tertutup akibat blok pupil.5 Mata dengan segmen anterior yang kecil dengan meningkatnya usia akan mengalami perubahan-perubahan (lensa lebih tebal, lebih ke depan, pupil miosis) dan bila pada suatu saat mengalami cetusan berupa dilatasi ringan dari pupil (karena emosi, sinar yang remang-remang,obat-obatan) maka mendadak terjadi blok pupil. Humor Akuous terbendung di bilik mata belakang yang akan mendorong iris perifer ke depan sampai menempel pada jaringan trabekula sehingga sudut bilik mata depan tertutup akibat TIO meningkat secara mendadak pula.5Glaukoma sudut tertutup akut merupakan suatu kegawatdaruratan ofthalmologi.6 Prinsip tatalaksana pada glaukoma akut sudut tertutup5:1. Menurunkan TIO segera2. membuka sudut yang tertutup3. memberi suportif4. mencegah sudut tertutup berulang5. mencegah sudut tertutup pada mata jiran (fellow eye).Pada pasien ini diberikan terapi sebagai berikut:1. Menurunkan TIO segera. Pada pasien diberikan asetazolamide yang berfungsi menekan produksi akuos. Yaitu obat Glaucon 250 mg 2x1 tablet.2. Membuka sudut yang tertutup dengan jalan pemberian obat tetes mata cendo carpin 2%. Obat tetes ini merupakan miotikum yang berfungsi iris tertarik dan menjauh dari trabekula sehingga sudut terbuka.3. Pada pasien ini terjadi kegawatdauratan mata, sehingga pasien disarankan masuk rumah sakit. Akan tetapi pasien menolak.4. Pasien juga dianjurkan untuk operasi yang bertujuan untuk mencegah sudut tertutup berulang. Akan tetapi, pasien kembali menolak.

PENUTUPTelah dilaporkan suatu kasus pada seorang perempuan dengan diagnosis glaucoma akut sudut tertutup. Berdasarkan anamnesis ditemukan faktor risiko berupa usis tua (66 tahun) dan berjenis kelamin perempuan. Dari anamnesis didapatkan keluhan mata kabur, sakit kepala, mata merah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada inspeksi oculi dekstra konjungtiva injeksi siliar, kornea keruh, iris gambaran corak tidak nyata, pupil melonjong, middilatasi, reflex cahaya (+) menurun. Pada palpasi teraba bulbus oculi dekstra teraba keras. Pada pemeriksaan visus didapatkan 1/60, dan pemeriksaan tonometer pada oculi dekstra sebesar 42,1. Pasien mendapatkan obat glaucon 250 mg 2 x 1 tablet dan tetes mata cendo carpin 2% 2 x 1 tetes pada oculi dekstra.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas R, et al. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI, 2003. hal 214-216

2. Affandi ES, Pudjiastuti I. Terapi glaukoma primer sudut tertutup akut dengan iridoplasti dan iridotomi laser. Majalah Kedokteran Nusantara 2006;39(3):135-40

3. Mickler D, Foster P, Hung PT. Angle closure glaucoma-classification and racial variation. Asian Journal of Opthalmology 2001;3(3):3-9

4. Pan Y, Varma R. Natural history of glaucoma. Indian J Ophthalmol 2011;59: 19-23

5. Vaughan D, Asbury T. 2000. Oftalmologi Umum. Jilid 2. Edisi II. Yogyakarta: Widya Medika. Hal: 220-239.

6. Hamurwono GB, Ilyas R, Marsetio M, et al. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2. Jakarta, Sagung Seto, 2002 hal.212-216

2

10