52688831 diktat mpk new

Upload: athalib

Post on 21-Jul-2015

189 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PROYEK KONSTRUKSI DAN PERALATANNYA1.1 Pendahuluan Alat konstruksi atau alat berat adalah alat yang di buat untuk membantu pengerjaan proyek konstruksi yang sifatnya berat untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan suatu proyek konstruksi, seperti : menggali, mengangkut, memuat, memindah, dll. Pemakaian alat berat ini juga dimaksudkan agar proyek lebih aman dan hemat dalam manajemen baik waktu maupun tenaga. Pada saat proyek konstruksi akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu factor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih harus tepat sehingga proyek akan berjalan dengan lancar, kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek berjalan tidak lancar. Dengan keterlambatan penyelesaian proyek maka akan berakibat pada biaya yang akan membengkak dan waktu yang lebih lama. 1.2 Kondisi Lapangan Proyek Konstruksi 1.2.1 Proyek Konstruksi Proyek adalah serangkaian aktivitas dalam jangka waktu tertentu/terbatas dengan sumber daya tertentu/terbatas. Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yg dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran tertentu. Karakteristik proyek : a. Waktu terbatas Proyek konstruksi memiliki jangka waktu (durasi), b. Hasilnya tidak berulang Setiap proyek memiliki bentuk dan manajemen yang berbeda-beda. c. Memiliki tahapan Plannning, Design, Construction, Operation d. Lokasi tertentu e. Spesifikasi tertentu 1.2.2 Sifat-Sifat Tanah Tanah adalah suatu agregat butir-butir mineral yang terbentuk dari bahan-bahan organic (tumbuh-tumbuhan) dan non-organik (aktivitas vulkanologi). Terbentuknya lapisan tanah merupakan proses sedimentasi partikel-partikel hasil pelapukan batuan sedara alamiah, mekanis, dan kimiawi. Berdasarkan ukuran butiran tanah, suatu tanah dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : tanah lempung, lanau, pasir dan kerikil. Seperti yang ketahui tanah tidak mempunyai sifat-sifat yang khas, berbeda dengan beton dan baja. Tanah dalam keadaan alam terdiri dari 2 bagian yaitu bagian padat (solids) dan bagian pori (voids). Bagian padat terdiri dari partikel-partikel tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan atau udara. Sifat-sifat fisik tanah yang perlu kita ketahui antara lain : a. Batas-batas konsistensi b. Kadar air c. Kepadatan d. Berat e. Volume f. Gradasi

1

Selain itu dalam perencanaan yang berhubungan dengan tanah dibutuhkan data antara lain : permeabilitas, porositas, konsolidasi, dan kekuatan geser. Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai dalam usaha pemindahan tanah yaitu : a. Keadaan asli (Bank material) : keadaan tanah sebelum diadakan pengerjaan, ukuran tanah biasanya dinyatakan dalam ukuran alam, bank measure (BM), ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah. b. Keadaan lepas (loose material) : keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di atas dump truck, bucket dan sebagainya. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure (LM), yang besarnya sama dengan [BM + (% swell x BM)], swell = kembang. c. Keadaan padat (compacted material) : keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan mungkin lebih besar atau lebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal ini tergantung usaha pemadatan yang kita lakukan.

Gambar 1.1 Keadaaan tanah: asli/bank, lepas/loose, dan padat/compact Tabel 1.1 Deskripsi tanah berdasarkan ukuran butir beserta berat volume dalam keadaan asli Nama Umum Diameter Butir (mm) Berat Volume Asli (T/m3) Kerikil (gravel) 2.0 50.00 -Pecah 1.70 1.80 -Bulat 1.80 1.90 Pasir (sand) 0.05 2.00 - kering 1.40 1.50 - sedang 1.60 1.75 - basah 1.80 1.90 Lempung dan 0.001 0.05 Lanau 1.60 1.80 -Kering 1.90 2.1 -Basah Batu Pecah >50 1.55 1.65 Tanah Campuran -kering 1.50 1.60 -basah 1.60 1.70

2

Tabel 1.2 Faktor perubahan volume tanah Perubahan volume tanah Asli Lepas Padat Pasir 1.00 1.11 0.95 Lempung kepasiran 1.00 1.25 0.90 Lempung 1.00 1.25 0.90 Tanah berkerikil 1.00 1.18 1.08 Kerikil 1.00 1.18 1.08 Kerikil padat 1.00 1.42 1.29 Granit basalt dan batuan keras 1.00 1.70 1.31 Batu pecah 1.00 1.75 1.40 Tanah asli

Tabel 1.3 Perbandingan volume dalam berbagai keadaan untuk bermacam-macam tanah Nama Umum Kerikil (gravel) Pasir (sand) Lempung Lanau Batu Pecah Tanah L=lepas asli

C=padat asli

1.051.25 1.101.30 dan 1.151.35 1.651.75 1.201.30

0.80-1.00 0.80-1.00 0.80-1.00 1..25-1.35 0.85-0.95

Tabel 1.4 Faktor pengembangan tanah Jenis tanah Pasir Tanah permukaan Tanah biasa Lempung (clay) Batu Swell (% BM) 5-10 10-25 20-45 30-60 50-60 Factor muat 0,89-0,90 0,88 0,79-0,81 0,72-0,73 0,61

Perlu diketahui bahwa angka-angka pada table diatas tidak pasti (exact), tergantung dari berbagai factor yang dijumpai secara nyata di lapangan. Selain keadaan tadi, perlu diketahui factor tanah lain yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas alat berat.

3

Factor yang dimaksud antara lain : a. Berat material Berat material ini dihitung dalam satuan berat ( kg, ton, lb ) per m, biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas, berat material ini akan berpengaruh terhadap volume yang diangkut/didorong. Hubungannya dengan Draw Bar Pull (DBP) atau tenaga tarik. b. Kekerasan Jelas bagi kita bahwa tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk dikerjakan oleh alat, kekerasan tanah ini juga berpengaruh terhadap produktivitas alat. Pengukuran kekerasan tanah dapat dilakukan dengan shear meter, seismic (suara/getaran), pengeboran, dll. c. Daya ikat (kohesivitas) Merupakan kemampuan untuk saling mengikat di antara butir tanah itu sendiri, sifat ini jelas berpengaruh terhadap alat, misalnya pengaruh terhadap spillage factor (factor luber). d. Bentuk (Shape of material) Bentuk material yang dimaksudkan disini didasarkan pada ukuran butir kecil akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula, demikian pula pada tanah dengan ukuran butir yang besar membentuk rongga yang besar. Ukuran butir ini berpengaruh terhadap pengisian bucket, dengan mengingat munjung (heaped) dan rongga tanah yang ada dalam bucket. Cara menghitung perubahan volume dari berbagai keadaan tanah : Swell Sw =B L x 100% L

.(1.1) .(1.2)

Shrinkage (penyusutan) Sh =C B x 100% C

Dimana: Sw : swell = % pengembangan Sh : shrinkage = % penyusutan B : berat jenis tanah keadaan asli L : berat jenis tanah keadaan lepas C : berat jenis tanah keadaan padat Cara lain adalah dengan menggunakan Load Faktor (LF) ialah persentase pengurangan density material dalam keadaan asli menjadi keadan lepas. LF ditentukan sebagai berikut. LFBERATJENIS TANAHGEMBU R BERATJENIS TANAHASLI VOLUMETANA HASLI = VOLUMETANA HLEPAS

=

.(1.3)

Volume tanah asli = LF x volume tanah lepas, dengan demikian : Sw =(B - 1 )x 100% L

4

1 = [ L - 1 ]x 100% ( ) B 1 =( - 1 )x 100% LF

.(1.4)

1.2.3 Lokasi Proyek Suatu proyek konstruksi dapat direncanakan dan dibangun dimana saja seperti tanah datar, tanah miring(lereng), pegunungan, rawa, sungai dan bahkan lepas pantai asalkan alat dan metode yang digunakan dapat mendukung pelaksanaan proyek tersebut. Setiap proyek konstruksi memiliki metode sendiri-sendiri sesuai dengan daerah dan lokasi proyek, jadi bisa dipastikan bahwa pada setiap proyek konstruksi memerlukan perencanaan dan pemilihan alat berat sendiri-sendiri sesuai kebutuhan di lapangan agar tepat guna dan efisien dalam pelaksanaan. 1.3 Peralatan Konstruksi Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adala alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang di harapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat. Alat berat dapat di kategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Alat pengolah lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.2. Alat pemindahan material

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.3. Alat penggali

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline dan clamshell.4. Alat pengangkut material

Crane termasuk dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.5. Alat pemadat

5

Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik itu jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic tired roller, compactor,dll.

6. Alat pemroses material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur materialmaterial di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant, asphalt mixing plant.7. Alat penempatan akhir material

Alat yang digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader dan alat pemadat.8. Alat dengan penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.9. Alat statis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.10. Alat penggerak (traktor)

Traktor adalah alat yang mengubah tenaga mesin menjadi tenaga gerak/mekanik. Penggunaan traktor adalah sebagai alat penggerak bagi alat-alat berat misalnya untuk menarik, mendorong,mengangkat, serta sebagai tempat dudukan alat lainnya. Namun traktor juga dipakai untuk keperluan lain. Traktor dibedakan dalam dua tipe pokok yaitu traktor dengan roda rantai (crawler) dan roda ban (wheel). Masing-masing tipe mempunyai kemampuan dan kegunaan berbeda, sehingga dalam memilih alat yang cocok untuk keperluan pekerjaan perlu dipertimbangkan. Perbandingan crawler tractor dan wheel tractor. a. Crawler Tractor (rantai) Traktor ini penting dan banyak digunakan dalam dunia konstruksi, khususnya pada pekerjaan pemindahan tanah . kelebihan dan kekurangannya antara lain : Sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik, winch, blade (bulldozer), Front end bucket loader. i. Tenaga tarik yang besar ii. Kecepatan relative kecil iii. Ground contact lebih besar iv. Dapat bekerja pada kondisi tanah yang buruk, karena daya apungnya lebih besar v. Kemungkinan slip kecil

6

b. Wheel tractor (ban karet) Wheel tractor digunakan untuk mendapatkan kecepatan yang lebih besar, konsekuensinya tenaga tariknya menjadi lebih kecil. Traktor ini memerlukan jalan yang baik karena tenaga tariknya dipengaruhi oleh keras lembeknya permukaan tanah. kelebihan dan kekurangannya antara lain : i. Tenaga tarik yang relative lebih kecil ii. Kecepatan besar iii. Ground contact lebih kecil iv. Sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah dilapangan v. Ada Kemungkinan slip Secara umum, alat berat dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu alat berat dengan bucket dan tanpa bucket. Untuk alat berat dengan bucket ada beberapa jenis yaitu backhoe, bulldozer, clamshell, loader, dll. Untuk alat berat tanpa bucket antara lain tandem roller, vibration roller, sheepfoot roller, pneumatic tired roller dll.1.4 Efisiensi Alat dan Waktu Siklus

Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat factor yang mempengaruhi produktivitas alat yaitu efisiensi alat. Bagaimana efektivitas alat tersebut bekerja tergantung dari beberapa hal yaitu : 1. Kemampuan operator pemakai alat, 2. Pemilihan dan pemeliharaan alat, 3. Perencanaan dan pengaturan letak alat, 4. Topografi dan volume pekerjaan, 5. Kondisi cuaca, 6. Metode pelaksanaan alat, Cara yang umum dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan menghitung berapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. Contohnya jika dalam satu jam waktu efektif alat bekerja adalah 45 menit maka dapat dikatakan efisiensi alat adalah 45/60 atau 0,75. Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan yang berulang. Pekerjaan utama adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu atau beberapa alat berat. Waktu yang diperlukan didalam siklus kegiatan tersebut disebut waktu siklus atau cycle time (CT). waktu siklus terdiri dari beberapa unsure. Pertama adalah waktu muat atau loading time (LT). waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket,dll), metode dalam pemuatan, dan efisiensi alat. Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT), waktu angkut merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dll. Pada saat alat kembali ke tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau return time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong.

7

Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsure penting dari waktu siklus, waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus. Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). pada saat alat kembali ke tempat pemuatan ada kalanya alat tersebut perlu antri dan menunggu sampai alat di isi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu tunggu. Dengan demikian, persamaan untuk waktu siklus (cycle time, CT) disajikan dalam Persamaan 1.5. CT = LT + HT + DT + RT + ST ....(1.5)

1.5 Produktivitas Peralatan Konstruksi Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Persamaan dasar untuk mencari produktivitas alat adalah diuraikan dalam Persamaan 1.6. Produktivitas =kapasitas CT

.(1.6)

Umumnya waktu siklus (CT) alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam. Jika factor efisiensi alat dimasukkan maka Persamaan 1.2 di atas menjadi Persamaan 1.7. Produktivitas = kapasitas x60 x factor efisiensi CT

....(1.7)

Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang dipakai. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk memindahkan hasil galian ke dalam bak truck, dan truck digunakan untuk pemindahan tanah. Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masingmasing alat. Jumlah alat perlu diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut : 1. Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar. 2. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu. 3. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas terbesar. 4. Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka digunakan Persamaan 1.8. Jumlah alat =produktivi tasterbesa r produktivi tasalat

.(1.8)

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat dicari dengan Persamaan 1.9. Durasi =VOLUMEPEKE RJAAN PRODUKTIVI TASTERKECI L

.(1.9)

8

Contoh : Sebuah bulldozer mendorong scraper dengan ketentuan sabagai berikut : traktor 180 HP, berat 20 ton, scraper dengan muatan penuh berat 36 ton. DBP tractor pada gigi ke 3 sebesar 9.200 kg, rolling resistance (RR) 80 kg/ton, RR traktor yang diperhitungkan pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85 %. Jawab RR tambahan untuk traktor (80-50) = 30 kg/ton RR traktor = 20 x 30 = 600 kg RR scraper = 36 x 100 = 3600 kg + Total IRR = 4200 kg Maksimal DBP yang dihitung = 85 % x 9.200 = 7820 kg Untuk mengatasi IRR = 4200 kg DBP yang tersedia = 3620 kg Berat traktor + scraper = 20 + 36 = 56 ton Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 10%, jadi untuk traktor + scraper = 10 x 56 = 560 kg untuk tiap 1% landai naik. Jadi kemampuan mendaki traktor menarik scraper =3620 x 1% = 6.46 % 560

1.6 Pemilihan Alat Konstruksi Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan dimana jenis, jumlah dan kapasitas alat merupakan factor-faktor penentu. Selain itu kombinasi sifat-sifat tanah, kondisi lapangan dan medan serta ketersediaan alat juga menjadi pertimbangan. Tidak semua alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan didalam pelaksanaanm biaya proyek yang membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Di dalam pemilihan alat berat ada beberapa factor yang harus di perhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Factor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan sesuai fungsinya seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan dll. 2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. 3. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dpilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. 4. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan dll. 5. Kemampuan operator;.Jika operator mampu dan berpengalaman akan diperoleh hasil yang optimal. 6. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah. 7. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biay operasi dan pemeliharaan merupakan factor penting didalam pemilihan alat berat. 8. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, DAM dll.

9

9. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah. 10. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek. 11. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat. 12. Kondisi alat yang digunakan. Jika alat masih baik, terpelihara, akan sangat membantu meningkatkan produksi. Sebaliknya jika kondisi alat sudah tua , sering macet, akan sangat mengganggu kelancaran pekerjaan. Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam, irigasi dll. Berikut akan di uraikan beberapa contoh proyek konstruksi dengan pemilihan alat berat sesuai kebutuhan. 1. Proyek Gedung Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe), yang digunakan untuk penggalian basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal, concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatatkan tanah di sekitar basement. 2. Proyek Jalan Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader dll. Alat gali digunakan untuk menggali saluran disekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan diratakan dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasan kaku beton dengan menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan truck mixer. 3. Proyek Jembatan Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan antara lain adalah alat pemancang tiang pondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat dll. 4. Proyek DAM Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane , truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat penadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umum dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuatan beton yang dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.

10

BAB II ALAT PENDORONG: BULLDOZER

2.1 Karakteristik Bulldozer Alat pendorong yang sering digunakan adalah bulldozer. Bulldozer merupakan traktor yang memiliki blade (bucket) di bagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada di depannya. Biasanya, pada bagian belakang bulldozer dipasang alat bajak (ripper). Alat bajak ini berfungsi untuk menggemburkan tanah keras sebelum dikupas dan didorong dengan blade-nya. Menurut jenis roda/track shoe-nya bulldozer dibedakan sebagai berikut : 1. Crawler tractor dozer (dengan roda crawler/besi). a. Daya dorong lebih besar, terutama pada pada lapangan lunak, seperti tanah lumpur dan gembur. b. Dapat beroperasi pada tanah kasar dan berbatu. c. Daya apung lebih besar karena ground contact lebih besar sehingga tekanan roda persatuan luas kecil. d. Penggunaan lebih flexible dan luas (untuk berbagai jenis kondisi tanah yang keras dan lunak).

Gambar 2.1 Bulldozer tanpa ripper 1

11

Gambar 2.2 Bulldozer dengan 1 buah shank (ripper) 2 Wheel tractor dozer (dengan roda ban) a. Kecepatan lebih besar untuk bergerak ke jobsite. b. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan pada jalan raya. c. Karena dapat berjalan di jalan raya sehingga tidak memerlukan alat angkut untuk membawa alat ke jobsite. d. Karena bisa bergerak dengan cepat, maka berkemungkinan untuk memiliki output lebih besar. e. Kelelahan operator lebih kecil. f. Tidak cocok untuk dioperasikan di daerah yang bertanah lunak dan berlumpur karena bisa ambles.2.

Bulldozer beroda ban ini jarang ditemui di lapangan, karena fungsinya dapat digunakan alat berat yang lain yang lebih lazim dijumpai, yaitu wheel loader.

12

Gambar 2.3 Bulldozer dengan roda ban 3

Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer di bedakan sebagai berikut : a. Cable controlled (kendali kabel) 1) Kesederhanaan dalam pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan. 2) Bahaya akan rusaknya mesin berkurang karena blade dapat mengangkat sendiri jika menemui suatu rintangan. b. Hydraulic controlled (kendali hidrolis) 1) Dapat menekan blade ke bawah, sebagai tambahan beratnya sendiri untuk lebih memaksakan blade ke dalam tanah. 2) Memungkinkan untuk lebih tepat menyetel posisi blade yang di kehendaki. 3) Pemeliharaan lebih berat dan teliti. 4) Kadang-kadang kesulitan dalam penyediaan minyak hidrolis untuk jobsite yang jauh.2.2 Fungsi dan Kerja Bulldozer

Pada proyek konstruksi terutama proyek yang ada hubungannya dengan pemindahan tanah tentunya bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut dibawah ini : 1. Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari kayu-kayu, tonggak-tonggak pohon dan batu-batuan. 2. Pembukaan jalan kerja di daerah berbatu maupun pegunungan. 3. Pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m. 4. Menarik scraper. 5. Membantu mengisi material pada scraper. 6. Menyebarkan material. 7. Mengisi kembali saluran/trencher.

13

8. Membersihkan sites/medan. 9. Pemeliharaan jalan kerja. 10. Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit/tempat pengambilan material. Seperti dijelaskan di atas bahwa bulldozer mempunyai blade yang tegak lurus pada arah gerak maju, sedang untuk angle dozer blade selain tegak lurus juga bisa menyerong. Bulldozer mendorong tanah ke depan sedangkan angle dozer mendorong tanah ke depan dan ke samping. Beberapa konstruksi bulldozer mempunyai blade yang memungkinkan berfungsi sebagai bulldozer, juga sebagai angle dozer dengan cara menyetel bladenya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan.2.3 Jenis Blade

Ada beberapa macam jenis blade yang di pasangkan pada dozer. Pemilihan jenis blade tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Jenis blade yang umum dipakai adalah S-blade, A-blade, U-blade dan C-blade. 1. Straight blade (S-blade) Blade jenis ini adalah yang paling cocok untuk segala jenis lapangan. Blade ini merupakan modifikasi dari U-blade, maneuver lebih mudah dan dapat menghandel material dengan mudah. Biasanya digunakan untuk pekerjaan pengupasan dan penimbunan tanah pada kondisi tanah yang keras. 2. Angle blade (A-blade) Angle blade di buat untuk posisi lurus dan menyerong, mempunyai lebar yang lebih besar yaitu 0,3-0,6 m dari pada S-blade. Blade jenis ini di gunakan untuk menyingkirkan material ke sisi sampingnya, penggalian saluran dan pembukaan lahan. 3. Universal blade (U-blade) U-blade lebih lebar dari S-blade. Sayap yang terdapat di sisi berguna untuk menahan material agar tidak keluar dari jalur dorongan, hal ini memungkinkan bulldozer untuk mengangkut material dalam jumlah besar pada jarak tempuh yang relative jauh. Umumnya material yang di tangani adalah material yang ringan seperti tanah lepas. Kebanyakan bulldozer ini di gunakan untuk pekerjaan : a. Reklamasi tanah, b. Pekerjaan penyediaan material, dll 4. Cushion blade (C-blade) C-blade mumnya di pasang pada traktor yang besar yang di gunakan untuk mendorong scraper. Blade jenis ini lebih pendek dari S-blade. Blade ini di lengkapi dengan bantalan karet untuk meredam tumbukan. Selain untuk push-loading, blade ini juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain mengingat lebar C-blade ini memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan maneuver. 2.4 Produktivitas Bulldozer Produktivitas bulldozer sangat bergantung pada ukuran blade, ukuran traktor, dan jarak tempuh. Perhitungan produktivitas ditentukan dari volume tanah yang dipindahkan dalam 1 siklus dan jumlah siklus dalam 1 jam pengoperasian. 1. Kapasitas Blade

14

Kapasitas blade dapat dicari dari data pada table atau melalui perhitungan. Rumus dari kapasitas blade (dalam lcm) adalah : V=W L H 2

Nilai w = 1,5 1,67 H(satuan dalam meter) untuk sudut antara 30 - 33. Tabel 2.1 Table perkiraan kapasitas blade ukuran (mxm) 4,16 x 1,033 3,36 x 1,257 4,50 x 1,111 3,90 x 1,363 3,98 x 1,553 4,96 x 1,174 4,26 x 1,740 3,88 x 0,910 3,21 x 1,127 4,26 x 0,960 3,65 x 1,274 3,82 x 1,2742.5 Waktu Siklus

kapasitas ( lcm ) A-blade 3,18 3,89 3,89 5,16 8,34 4,66 11,70 2,5 3,77 2,90 4,2 5,80 S-blade U-blade

model dozer D6H D6H D7H D7H D7H D8N D8N D6D D6D D7G D7G D7G

Pengisian blade umumnya dilakukan pada 13-17 m pertama dari jarak tempuh. Pada saat kembali, blade dalam keadaan kosong. Waktu angkut dan kembali bulldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan untuk setiap variable. Perhitungan waktu siklus ditentukan juga oleh suatu waktu yang konsisten (fixed time, FT) yang merupakan waktu yang dibutuhkan bulldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. FT pada umumnya berkisar antara 0,10 0,15 menit. Waktu yang diperlukan oleh bulldozer untuk melakukan 1 siklus adalah disajikan dalam Persamaan 2.1sebagai berikut. CT = FT + HT + RT15

.(2.1)

2.6 Produktivitas Perhitungan maksimum produktivitas bulldozer dapat dicari dengan menggunakan Persamaan 2.2. Produktivitas = V x60 x efisiensi CT

....(2.2)

Contoh soal : Hitung produktivitas bulldozer yang digunakan untuk memindahkan pasir kering sejauh 50 m dengan menggunakan S-blade yang berdimensi 3,36 m (panjang) dan 1,257 (tinggi). Diperkirakan kecepatan dozer adalah 3,75 km/jam dan kecepatan kembali 4,05 km/jam dengan waktu tetap 0,5 menit. Waktu operasi = 50 menit. Jawab : W = 1.5 H Efisiensi = 50/60(1.5 x1.257 ) x1.257 x3.36 = 3.98 lcm 2 50 x 60 50 x 60 HT + RT = + = 1.54 min 1000 x3.75 1000 x 4.05

V=

Waktu siklus : CT = 1.54 + 0.5 = 2.04 Produktivitas = 3.98 x 2.7 Ripper Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggemburkan tanah keras. Jumlah cakar ripper antara satu sampai lima buah. Bentuk dari shank ada 2 macam, lurus dan lengkung. Shank lurus dipakai untuk material yang padat dan batuan berlapis. Sedangkan shank yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak. Perhitungan produktivitas untuk ripper sangat sulit untuk diperkirakan. Salah satu faktornya adalah pekerjaan dengan penggunaan ripper bukanlah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Biasanya pekerjaan ini dilakukan bersama-sama dengan pemuatan material, sehingga kadang kala dilapangan kita dapat melihat bahwa sebuah traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan. Perhitungan produktivitas ripper dapat dilakukan dengan beberapa cara, cara pertama adalah mengukur potongan topografi dilapangan dan waktu yang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah . Cara ini memberikan hasil yang akurat. Cara lain adalah dengan mengasumsikan kecepatan rata-rata ripper yang bekerja pada suatu area. Dengan diketahuinya jarak yang ditempuh pada setiap pass maka waktu berangkat dapat dicari. Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat dengan waktu yang dibutuhkan ripper untuk mengangkat atau menurunkan cakarnya.60 x (50/60) = 97.549 lcm/jam 2.04

16

Gambar 2.3 Bulldozer dengan 3 buah shank (ripper 4) 2.8 Pembersihan Lahan Sebelum pembangunan proyek konstruksi pada suatu lahan kosong, lahan tersebut harus dibersihkan dari semak atau pepohonan. Alat yang umum digunakan untuk pekerjaan ini adalah crawler tractor yang dilengkapi bulldozer blade atau blade khusus untuk membersihkan lahan seperti clearing blade atau rake. Factor yang berpengaruh terhadap pembersihan lahan antara lain : 1. Kelebatan pohon Factor ini berpengaruh terhadap produksi dan biaya produksi, yaitu jumlah pohon, ukuran pohon, kekerasannya, keadaan akar, rumpun-rumpunan yang ada. 2. Penggunaan tanah setelah dikerjakan Harus kita perhatikan apakah tujuan land clearing ini nanti, misalnya untuk kepentingan pembuatan dam, jalan raya atau keperluan lain. Karena hal-hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam memilih metode maupun peralatannya. 3. Keadaan dan daya dukung tanah Factor keadaan tanah dan daya dukung tanah juga harus kita perhatikan, yang termasuk dalam factor ini adalah tebal top soil, jenis tanah, kadar air, keadaan batuan, dll. 4. Topografi Termasuk dalam factor topografi adalah kemiringan medan, saluran-saluran yang ada, rawa-rawa, batuan beasr, bukit,dll. 5. Keadaan iklim dan hujan Biasanya semua fase dari pekerjaan land clearing dipengaruhi pula oleh perubahan temperature dan hujan yang turun selama pelaksanaan pekerjaan. 6. Kekhususan pekerjaan Factor khusus ini dapat tergantung dari kondisi berikut : a. Luas area pekerjaan17

b. Penyempurnaan pekerjaan yang dilakukan c. Pembuangan bekas clearing d. Konservasi tanah, dll. Perhitungan produktivitas pembersihan lahan dapat menggunakan Persamaan 2.3 berikut. Produktivitas (ha/jam) = (2.3) Efisiensi biasanya diambil nilai sebesar = 0,825lebarcut (m) xkecepa tan( km / jam ) xefisiensi 10

.

18

BAB III ALAT PENGANGKUT: DUMP TRUCKFungsi dari alat pengangkutan adalah untuk mengangkut material seperti tanah, pasir, batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan jenis alat pengangkutan tergantung pada kondisi lapangan, volume material, waktu dan biaya. Pada bab sebelumnya dikatakan bahwa scraper dapat melakukan pengangkutan material namun yang akan dibahas dalam bab ini adalah wagon dan dump truck.3.1 Macam-Macam Dump Truck

Dalam pekerjaan konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah penggusuran tanah yang relative besar, jarak angkut yang yang cukup jauh, juga berhubungan dengan pengangkutan alat-alat berat ke lapangan pekerjaan sering digunakan alat angkut seperti : dump truck, trailer, dumper, dll. Masing-masing alat tersebut dibuat untuk spesialisasi pekerjaan sehingga pemilihan alat angkut yang tepat adalah sangat bijaksana. Dump truck dan tractor wagon yang dipakai di dalam pekerjaan proyek konstruksi umumnya digolongkan menjadi 5 yaitu : 1. Rear dump truck 2. Side dump truck 3. Rear dump tractor wagon 4. Side dump tractor wagon 5. Bottom dump tractor wagon Syarat yang penting agar truck dapat bekerja secara efektif adalah jalan kerja yang keras dan rata, tetapi ada kalanya truck didesain agar mempunyai cross country ability yaitu suatu kemampuan berjalan diluar jalan biasa.

19

53.2 Operasi Dengan Dump truck

Pada beberapa truck di desain dengan kemampuan dan fasilitas yang berbeda sesuai kebutuhan. Pada rear dump truck dan tractor wagon pengeluaran material dengan pengangkatan bagian depan bak. Rear dump truck dipakai untuk mengangkut berbagai jenis material. Akan tetapi material lepas seperti tanah dan pasir kering merupakan material yang umum di angkut oleh dump truck. Material seperti batuan dapat merusak truck yang dipakai, oleh karena itu pemuatan material oleh loader atau alat pemuat harus dilakukan secara hatihati atau bak truck dilapisi bahan yang tidak mudah rusak. Side dump truck dan truck wagon mengeluarkan material yang diangkutnya dengan menaikkan salah satu sisi bak. Pada kondisi pembongkaran muatan dilakukan pada tempat yang sempit dan panjang, pemakaian truck dan tractor wagon merupakan pilihan yang tepat. Material yang diangkut oleh bottom dump tractor wagon dikeluarkan melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka tengah-tengahnya. Bottom dump tractor wagon biasanya mengangkut material lepas seperti pasir, kerikil, batuan sedimen, lempung keras dll. Pembongkaran material dilakukan pada saat kendaraan bergerak. Kelandaian permukaan tempat alat tersebut digunakan sebaiknya kurang dari 5% karena bentuk dari alat tersebut tidak memungkinkan untuk daerah yang terjal.3.3 Kapasitas Dump Truck

Kapasitas dari bak penampung truck dan tractor wagon terdiri dari struck capacity (kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Struck capacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak penampung. Jenis material yang lepas dengan daya

20

lekat rendah seperti pasir dan kerikil umumnya tidak bisa menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres. Sedangkan heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak. Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir yang cukup besar maka kapasitas pengangkutan tanah liat dapat mencapai kapasitas munjung. Namun pada kondisi dilapangan banyak di jumpai pengisian muatan kurang dari ukuran seharusnya. Besarnya kapasitas truck tergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk memuat material kedalam truck terhadap waktu angkut truck. Pada umumnya besarnya kapasitas truck yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat gali yang memasukkan material kedalam truck. Akan tetapi penggunaan truck yang lebih besar sangat tidak ekonomis kecuali jika volume tanah yang akan diangkut sangat besar.

Gambar 3.1 Kapasitas bak: struck/peres dan heaped/munjung 6 Kapasitas dan ukuran truck sangat bervariasi, oleh karena itu pemilihan ukuran truck sangat penting karena truck besar atau kecil akan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. a. Kelebihan truck kecil 1) Kemudahan didalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat pemuat. 2) Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi. 3) Kerugian produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truck tidak dapat beroperasi. b. Kerugian truck kecil 1) Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material. 2) Memerlukan lebih banyak sopir. 3) Jumlah truck yang besar menyebabkan waktu antrian (ST) akan besar. 4) Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang banyak. c. Keuntungan truck besar 1) Waktu antrian (ST) akan berkurang. 2) Kebutuhan sopir tidak banyak. 3) Memudahkan alat pemuat didalam memuat material. 4) Jumlah truck yang sedikit memperkecil biaya bensin, perbaikan dan perawatan. d. Kerugian truck besar 1) Beban yang besar dari truck dan muatannya akan mempercepat kerusakan jalan.21

2) Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat (LT). 3) Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit diperoleh. 4) Larangan pengangkutan dijalan raya dapat diberlakukan pada truck besar.3.4 Produktivitas Dump Truck

Produktivitas suatu alat selalu bergantung dari waktu siklus. Waktu siklus terdiri dari waktu muatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri. Factor yang mempengaruhi waktu-waktu tersebut adalah sbb : 1. Waktu muat, tergantung pada : a. Ukuran dan jenis alat pemuat, b. Kapasitas alat angkut, c. Kemampuan operator alat pemuat dan alat angkut, d. Jenis dan kondisi material yang dimuat. 2. Waktu berangkat atau pengangkutan dan waktu kembali tergantung pada : a. Jarak tempuh alat, b. Kondisi jalan yang dilalui (kelandaian, rolling resistance dll). 3. Waktu pembongkaran muatan tergantung pada : a. Jenis dan kondisi material, b. Cara pembongkaran material, c. Jenis alat pengangkutan. 4. Waktu antrian tergantung pada : a. Jenis alat pemuat, b. Posisi alat pemuat, c. Kemampuan alat pengangkut untuk berputar. Rumus yang dipakai untuk perhitungan produktivitas adalah seperti dalam Persamaan 3.1. Produktivitas = kapasitas x60 x factor CT

....(3.1)

Table 3.1 Kapasitas dan berat truck Tipe truck 769 C 773 B 777 C Heaped capacity m(yd) 23,6 (30,9) 34,1 (44,6) 51,3 (67,1) Truck capacity m(yd) 17,5 (22,9) 26,0 (34,0) 36,4 (47,6) Berat kosong Kg(lb) 31178 (68750) 39396 (86869) 60055 (132442) Berat max Kg(lb) 67586 (149000) 92534 (204000) 146966 (324000)

3.5 Alat Angkut Lainnya (Trailer) Untuk kepentingan pengangkutan alat berat ke lapangan diperlukan alat pengangkut khusus yang di sebut trailer. Pada pokoknya jenis trailer ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu semi trailer dan full trailer. Suatu alasan diperlukannya trailer ini adalah karena tidak memungkinkannya (tractor dan excavatorterutama jenis crawler) untuk berjalan dengan22

kekuatan sendiri dalam jarak yang cukup jauh. Selain pengangkutan alat-alat berat, trailer juga biasa dipakai mengangkut barang yang berat dalam jumlah besar.

23

BAB IV ALAT PENGGALI DAN PEMUAT: EXCAVATOR, LOADER, SCRAPER, DAN FRONT SHOVEL4.1 Umum

Tenaga hidrolik menjadi kunci dari macam-macam alat penggali. Yang termasuk di dalam alat penggali adalah excavator (backhoe), power shovel (front shovel), dragline, dan clamshell. Backhoe dan front shovel juga disebut alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. Yang dimaksud dengan alat penggali hidrolis adalah alat yang bekerja karena adanya tekanan hidrolis pada mesin didalam pengoperasiannya. Alat penggeraknya adalah tractor dengan roda ban atau crawler. Alat-alat penggali ini mempunyai as diantara alat penggeraknya dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak. Pemilihan alat biasanya tergantung dari kemampuan alat dan kondisi lapangan. Perbedaannya adalah alat yang dipasangkan di depannya, namun pada prinsipnya penggerak dari alat tersebut adalah roda ban dan crawler. Alat dengan penggerak crawler biasanya di pakai pada permukaan yang kasar dan medan yang kurang padat. 4.2 Excavator (Backhoe) Excavator sering juga disebut sebagai backhoe. Backhoe menggunakan prime mover excavator, perlu diketahui pula tentang bagian-bagian excavator antara lain : a. Bagian atas revolving unit (bisa berputar), b. Bagian bawah travel unit ( untuk berjalan), c. Bagian attachment yang dapat diganti. Backhoe di khususkan untuk penggalian yang letaknya dibawah kedudukan backhoe itu sendiri. Keuntungan backhoe jika dibandingkan terhadap dragline dan clamshell yang fungsinya juga hampir sama adalah dapat menggali dengan kedalaman yang jauh lebih teliti, juga backhoe bisa digunakan sebagai alat pemuat ke dalam truk-truk. Pada umumnya jenis backhoe dibedakan menurut kendalinya adalah dengan cable controlled dan hydraulic controlled. Cara kerja kedua jenis backhoe ini hamper sama, hanya saja perlu kita ketahui bahwa suatu kerugian untuk kendali hidrolik (hydraulic controlled) terbatas untuk diganti dengan attachment lain. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan alat.

24

7

Gambar 4.1 Excavator atau backhoe 8

4.2.1 Waktu Siklus dan Kerja Backhoe Gerakan-gerakan backhoe dalam beroperasi terdiri dari empat gerakan dasar, yaitu : a. Mengisi bucket (land bucket) b. Mengayun (swing loaded) 25

c. Membongkar beban (dump bucket) d. Mengayun bucket (swing empty) Empat gerakan dasar tersebut menentukan lama waktu siklus, tetapi waktu siklus ini juga bergantung dari ukuran backhoe. Backhoe yang kecil waktu siklusnya akan lebih cepat daripada backhoe yang besar dan tentu saja kondisi kerja yang berpengaruh. Dengan kondisi kerja yang baik maka siklus waktu akan lebih cepat, sebaliknya dengan kerja yang berat seperti penggalian tanah liat atau keras, penggalian parit pada tanah keras, dll maka gerakan excavator menjadi lebih lambat. Pada kondisi tanah yang sulit untuk digali, waktu pengisian akan lebih lama. Kondisi serupa dapat juga terjadi pada penggalian prit yang dalam dengan jarak pembuangan yang agak jauh maka bucket harus bergerak lebih jauh, dengan demikian waktu siklus akan lebih lama. Tempat pembuangan tanah dan atau pembuangan tanah di atas truk dapat mempengaruhi siklus, jika tempat pembuangan tanah atau truk berada pada satu bidang dengan excavator, maka waktu pembuangan praktis berkisar antara 10 17 detik. Kebanyakan excavator bekerja di atas perkerasan, tanah lunak dan lain-lain sehingga berdasarkan pengalaman akan menimbulkan problem terhadap trackshoe. Jika trakshoe selalu bekerja pada tempat yang keras maka kerusakan pada bagian bawah (trackshoe) akan lebih cepat. Sehingga pemilihan trackshoe merupakan factor penting dalam pengerjaan proyek di lapangan.4.2.2 Produktivitas Backhoe Untuk menghitung produktivitas backhoe kita harus membatasi terhadap kondisi yang ada pada setiap pekerjaan. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi produktivitas excavator antara lain : a. Factor keadaan pekerjaan 1) Keadaan dan jenis tanah 2) Tipe dan ukuran saluran 3) Jarak pembuangan 4) Kemampuan operator 5) Pengaturan operasional b. Factor keadaan mesin 1) Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan 2) Kapasitas bucket 3) Waktu siklus yang banyak dipengaruhi oleh kecepatan travel dan system hidrolik c. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut swing Factor ini sangat berpengaruh secara langsung, makin dalam pemotongan yang di ukur dari permukaan dimana excavator sedang beroperasi makin sulit pula mengisi bucket secara optimal dengan hanya sekali gerakan. Dengan demikian untuk mengisi bucket diperlukan beberapa kali gerakan pengisian yang akan menambah waktu siklus.

Rumus yang dipakai dalam perhitungan disajikan sebagai berikut. Produktivitas =60 x BC x JM x BF CT

26

Produktivitas dihitung dalam m/jam, CT adalah waktu siklus, BC adalah kapasitas bucket, JM adalah kondisi manajemen dan medan kerja, Bf adalah factor pengisian bucket. Contoh : Backhoe dengan kemampuan gali kedalaman maksimal 6.43 m ,menggali sebuah parit dengan dalam 4,5 m. Tanah jenis lempung keras, sudut swing maksimal 90. Ukuran bucket yang digunakan 1 m3 .medan baik dan manajemen sedang. Berapa produksi backhoe perjamnya ? Jawab Untuk tanah keras. Sudut swing 90 dan kedalaman galian maksimal 6,43 % gali = x 100% 4. 5 = 69,98% ( 70%) Termasuk galian agak sulit 6. Cycle Time Estimating Chart kira-kira cycle time: Dan Tabel 43 T = 25 detik = 0,4167 menit Fill factor =80% JM = 0.71 (baik/sedang) Produksi = 60 x1 0 x 0, = 81,78 m3/jam,(LM)80 x 0,710,4167

4.3 Loader Loader adalah alat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi untuk pekerjaan pemuatan material hasil pengga`lian kedalam truck atau memuat timbunan material. Pada bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya disebut front-end loader. pada prinsipnya loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alatalat lain. Disamping itu loader dapat juga berfungsi untuk pekerjaan awal misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur tonggak kayu kecil, atau menggali pondasi basement. Sebagai pengangkut material dalam jarak pendek, loader juga lebih baik dari bulldozer, karena pada bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada loader material tidak ada yang tercecer. Macam-macam loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam : i. Loader dengan roda besi ( Crawler loader ) ii. Loader dengan roda karet ( Wheel loader )

27

9

10 Gambar 4.2 Loader beroda crawler (besi) dan beroda ban 4.3.1 Cara kerja loader Fungsi loader yang paling umum adalah untuk memuat material ke dalam alat pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan di dekat loader sehingga gerakan loader akan lebih mudah. Terdapat tiga metode pemuatan material dari loader ke dalam truck yaitu I shaping loading, V shaping loader, dan passing loading. Pada metode I shaping loading truck bergerak maju pada saat loader mengambil material dari timbunan dan kemudian mundur pada saat loader telah siap memindahkan material kedalam truck. Pada metode kedua truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan loader melakukan gerakan V28

dari timbunan kea rah truck. Pada pass loading truck bergerak menuju beberapa loader yang bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke loader yang lain sampai bak truck terisi penuh. 4.3.2 Produktivitas loader Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan produktivitas loader adalah sebagai berikut : Kondisi material a. Tipe bucket dan kapasitasnya b. Area untuk pergerakan loader c. Waktu siklus loader d. Waktu efisien loader Contoh : Sebuah proyek membutuhkan material 250 t/jam untuk dimuatkan kedalam truck. Jenis material kerikil 9 mm, dari stockpile setinggi 6 m, berat volume 1660 kg/m 3. Truck kapasitas 9 m3 yang dimiliki oleh tiga kontraktor, cara memuat tetap, permukaan tanah keras, keadaan medan dan manajemen baik = 0,75 , bucket fill factor = 0,95, Kapasitas bucket peres = 2,03 m3. Jawab Cycle time - basic cycle time = 0,5 menit - Material 9 mm = - 0,02 menit - truk sewa = + 0,04 menit - operasi tetap = - 0.02 menit - stoclpile = 0 menit + T = 0,50 menit 6 0 Jumlah siklus = = 120 siklus / jam 0,5 0 Berat material = 1660 kg/m3 Produksi yang dibutuhkan rerata = 1,6 = 150 m3/jam 6 Volume yang dibutuhkan persiklus =150 = 1,25 m3 1201,2 5 20 5

Kapasitas bucket yang diperlukan = 0,95 x0,75 = 1,754 m3 Kapasitas angkat yang dibutuhkan = 1,754 x 1660 = 2912 kg Digunakan loader dengan static tipping load (kg) = 9550 kg ( membuat sudut 45 ) Kapasitas angkat yang dibutuhkan = 50% x 9550 kg = 4775 kg > 2912 kg OK Kapasitas bucket = 2,03 x 1660 = 3368,8 kg < 4775 kg OK Jadi loader tidak terguling ! 4.4 Scraper Dalam pekerjaan penggusuran tanah , scraper selain digunakan untuk menggali juga dapat untuk mengangkut. Pada kenyataannya scraper ada yang mempunyai mesin tersendiri dan ada pula yang ditarik traktor. Beberapa kemungkinan tentang jumlah mesin penggerak scraper adalah : Bermesin tunggal, dalam hal ini power unit ditempatkan dibagian depan dari scraper, berfungsi untuk menarik bagian bowl scraper.

29

Bermesin ganda, powe unit kedua ditempatkan dibagian belakang bowl (mangkok) scraper, berfungsi untuk mendorong seluruh unit scraper, sedang power unit pertama yang ditempatkan dibagian depan harus terpadu dengan power unit kedua yakni sebagai tenaga penarik.

11

Gambar 4.3 Scraper 12 4.4.1 Fungsi scraper Dalam pekerjaan tanah scraper berfungsi antara lain : 1) pengupasan tanah permukaan yang jelek 2) Meratakan kontur sekeliling bangunan

30

3) Menggali saluran 4) Menggali dan mengurug badan jalan 4.4.2 Produksi scraper Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangut, kondisi jalan, kecepatan alat, efisiensi alat dll. Pertama-tama banyaknya material yang akan dipindahkan dan jumlah pengangkutan dalam satu jam ditentukan. Volume material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan perjam tergantung pada waktu siklus scraper. Contoh : Sebuah crawler dengan berat 12 ton, 100 HP, kemampuan DBP seperti pada tabel, kapasitas bowl 9,6 m3 , berat kosong 10 ton, panjang pisau 2,5 m. jenis tanah kepasiran dngan berat isi 1300 kg/m3 (BM), sweel 20%. Kondisi medan datar, jalan angkut rata , RR untuk ban karet 70 kg/ton, RR untuk crawler 50 kg/ton. Jarak angkut 300 m, urugan tebal tiap lapis 20 cm, galian tebal tiap kali muat 10 cm. jika efisiensi kerja 50 menit/jam, berapa produksi scraper ? Gigi 1 2 3 4 5 Kecepatan (km/jam) 2,36 3,80 4,51 6,45 10.00 DBP (Kg) 9000 5340 4050 2540 1530

Jawab Volume scraper 9,6 (LM) = 1,2 = 8 m3 (BM) 0 Jarak muat = 0,1 x 2,5 = 32 m 0 Jarak buang = 0,20 x 2,5 = 19,20 m Berat scraper =10 ton Berat muatan = 8 x 1300 = 10,40 ton + Total = 20,40 ton DBP yang dibutuhkan untuk menarik scraper + muatan = 20,4 x 70 = 1428 kg dan DBP untuk traktor sudah diperhitungkan. Pada tabel terlihat bahwa traktor dapat berjalan pada gigi ke 5 dengan kecepatan 10 km/jam. Waktu tetap32 x 60 = 0,81 menit 2360 1 ,3 9 2 = x 60 = 0,49 menit 26 309,6 8 9,6

Muat gigi ke 1 = Buang gigi ke 1

Putar 2 kali = 2 x 0,40 Pindah gigi, percepatan, perlambatan

= 0,80 menit = 1,00 menit +

31

Total Waktu tidak tetap300 x 60 10000 300 = x 60 10000

= 3,10 menit

Waktu angkut Waktu kembali

=

= 1,80 menit = 1,80 menit +

Total = 3,60 menit Cycle time = 3,10 + 3,60 = 6,70 menit Produksi scraper = 6,70 x 8 x = 59,70 m3/jam 60 4.5 Power Shovel Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka disapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk mebuat timbunan bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).6 0

50

13 Gambar 4.4 Front shovel

4.5.1 Cara kerja Power Shovel

32

Pekerjaan dimulai dengan mennempatkan shovel pada posisi dekat tebing yang akan digali, dengan menggerakkan dipper/bucket ke depan kemudian ke atas sambil menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk ke dalam bucket. Jika bucket sudah penuh, bucket ditarik ke luar. Operator yang telah berpengalaman, akan dapat mengatur gerakan sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pada saat bucket mencapai bagian atas tebing. Setelah terisi penuh, shovel dapat diputar (swing) ke kanan atau ke kiri menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat mencapai tebing dengan sempurna, shovel digerakkan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat bekerja seperti semula. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah: a. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing, b. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi, c. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing, d. Swing (memutar) untuk membuang (dump), e. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan f. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan . 4.5.2 Produksi shovel Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama operasi berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket, berputar (swing), membuang (dump) dan berputar (swing) ke posisi semula. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi shovel : a. Pengaruh Tinggi Tebing Galian terhadap Produksi Shovel. Tinggi tebing galian yang paling baik adalah tinggi optimal, sehingga pada waktu bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah terisi penuh dengan tidak memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Bila tinggi tebing kurang optimal kita tidak mungkin mengisi bucket sekaligus penuh dalam satu pass tanpa memberikan beban lebih pada mesin. Hal ini akan menyebabkan lekas rusaknya mesin. b. Pengaruh Sudut Putar (Swing) terhadap Produksi Shovel. Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara kedudukan pada waktu menggali dan pada waktu membuang muatan, yang dinyatakan dalam derajat. Besarnya dipengaruhi oleh cycle time pekerjaan. c. Pengaruh Keadaan Medan (Job Condition) terhadap Produksi Shovel. Tempat penggalian yang ideal antara lain : 1) Lantai kerja yang keras, 2) Drainasi yana baik, 3) Tempat kerja yang luas, 4) Truk pengangkut dapat diletakkan pada kedua sisi shovel ntuk menghindri waktu tunggu, 5) Tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terjaga, jalan angkut tidak terpengaruh keadaan musim, 6) Perbandingan yang sesuai antara produksi shovel dengan truk pengangkutnya. d. Pengaruh Keadaan Manajemen (Management Conditions) terhadap Produksi Shovel. Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan pemilik / pemakaialat dalam menggunakan dan memelihara kondisi alat.

33

Contoh : Sebuah shovel bucket 0,76 m3 dengan produksi ideal sebesar 110,68 m3/jam ,tinggi gali optimal 2,75 m, menggali tanah lempung keras berupa tebing dengan ketinggian 2.30 m . sudut putar (swing) 75 dengan factor koreksi 1,05. Kondisi medan sedang dan manajemen baik = 0,69. Berapakah produki shovel perjamnya ? Jawab Persentase tinggi gali optimal = 2,75 x 100 % = 83,64 % Jadi produksi shovel = 110,68 x 1,05 x 0,69 = 80,18 m3/jam (BM)4.6 Peralatan yang Lain2,3 0

4.6.1 Dragline Dragline adalah alat yang digunakan untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. Misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel dengan bucket sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah dengan Dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket Dragline. Untuk beberapa proyek power shovel atau Dragline digunakan untuk menggali, Dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaan, Dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantau kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur. Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk , maka truk tidak perlu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan terjebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebinya curam, sehingga kendaraan angkut tidak perlu masuk ke lokasi penggalian. Satu kerugian dalam menggunakan Dragline untuk menggli ialah produksi yang rendah, antara 70%-80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama. Macam Dragline ada tiga tipe ialah Crawler Mounted, Wheel Mounted dan Truck Mounted. Crawler Mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapi kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampau ke lokasi pekerjaan.

34

14

Gambar 4.5 Dragline 15 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline antara lain jenis tanah yang digali, dalamnya galian, sudut swing, ukuran bucket, panjang boom, keadaan medan dan tempat kerja, keadaan manajemen, keterampilan operator, keadaan dragline serta truk-truk pengangkutnya. Contoh : Dragline dengan boom pendek kapasitas 1,53m3 digunakan untuk menggali tanah lempung keras. Dalam galian 4,70 m, swing 120 , kondisi manajemen dan medan kerja baik = 0,899 , factor koreksi = 0,75. Berapakah produksi dragline ? Jawab Tanah lempung keras kapasitas 1,53m3 , produksi ideal = 148,85 m3 (BM), h optimal 3,599 m.

35

% h optimal = 3,599 x 100% = 130,59 % Produksi = 148,85 x 0,899 x 0,75 = 100,36 m3/jam (BM) 4.6.2 Clamshell Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas seperti pasir, kerikil atau lumpur. Batu pecah dan batubata dapat juga di angkut secara massal. Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertical ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ketempat yang dikehendaki disekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan kedalam truk atau hanya untuk menimbun saja.

4,7

16 Gambar 4.6 Clamshell Sebelum kita bekerja dengan clamshell pertama-tama kita pilih panjang boom dan sudut kerja boom yang paling menguntungkan. Hal-hal yang mempengruhi antara lain kemampuan gaya crane, jarak penggalian, dan tinggi pembuangan. Contoh :

36

Clamshell dengan kapasitas 1,34 m3 digunakan untuk menggali pasir. Diperkirakan waktu siklus alat adalah 30 detik (0,5 menit) dengan efisiensi 55 menit/jam. Berapakah produktivitas alat tersebut ? Jawab Produksi = 1,34 x 0,5 x 1 x = 147,4 m3/jam 606 0

55

37

BAB V ALAT PENEBAR DAN PERATA: MOTOR GRADERMotor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam-macam kegunaan. Motor grader dapat digunakan untuk meratakan tanah dan membentuk permukaan tanah. Grader juga dapat dimanfaatkan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan lapis pondasi jalan. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek pembangunan dan perawatan jalan, termasuk proyek lapangan terbang.

17

Gambar 5.1 Motor grader

38

BAB VI ALAT PEMADAT: THREE WHEEL ROLLER, VIBRAION ROLLER, TANDEM ROLLER, PNEUMATIC TIRE ROLLERUntuk pekerjaan-pekerjaan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul-tanggul, stabilitas tanah mutlak diperlukan. Berbagai cara dilakukan dalam usaha pemampatan tanah secara mekanis yaitu dengan cara penggilasan dengan menggunakan roller(penggilas). Klasifikasi roller yang banyak dikenal antara lain : A. Berdasar cara bergeraknya, ada yang berdiri sendiri, dan ada yang ditarik traktor. B. Berdasar bahan roda-roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari karet. C. Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang bentuk permukaannya halus, segment, grid, sheepfoot, dan lain-lain. D. Dilihat dari susunan roda-roda gilas, ada yang beroda tiga, roda dua, dan three axle tandem roller. E. Alat penggilas khusus, misalnya vibrating roller bekerja menggunakan getaran sebagai unsure utama dalam usaha pemampatan tanah. Pemampatan adalah usaha mengurangi rongga-rongga udara dan air yang semula ada di antara butir-butir. Pengurangan atau pembatasan rongga-rongga udara dibatasi pada proporsi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam percobaan-percobaan laboratorium tanah.

6.1 Three Wheel Roller (Penggilas Roda Tiga) Penggilas roda tiga merupakan alat penggilas yang tertua dan sampai sekarng masih digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan pemampatan. Three wheel roller ini digunakan untuk memampatkan lapisan yang terdiri dari bahan bahan yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan macadam. Three wheel roller mempunyai berat antara 6-12 ton, apabila diinginkan untuk pemampatan yang besar, roda silindernya dapat diisi dengan zat cair (minyak atau air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau pasir dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.

18 Gambar 6.1 Three wheel roller39

6.2 Tandem Roller Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata. Jenis dari tandem roller ada dua macam yaitu two axle tandem roller (dengan 2 as) dan three axle tandem roller (dengan 3 as). Tandem ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, dan beratnya antara 8-14 ton, dan bila diinginkan dapat diisi dengan air, sehingga akan menambah berat 25-60%. Three axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan pekerjaan yang berat seperti mengerjakan landasan pesawat terbang atau membuat pondasi jalan. Konstruksi dari three axle tandem roller apabila ditambah satu roda depan yang dipasang pada perpanjangan overhead frame disebut walking beam, yang dapat bergerak bebas naik turun mengikuti ketidakrataan permukaan jalan, sehingga satuan tekanan per satuan lebar rol dapat dipertahankan besarnya. Walking beam dapat juga dikunci, sehingga dapat bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata. Penguncian walking beam dapat dilakukan penuh, sehingga walking beam tidak dapat bergerak sama sekali ke atas maupun ke bawah. Pengaruh penguncian walking beam ini dapat dilihat pada gambar 4.1

19 Gambar 6.2 Tandem roller 6.3 Vibration roller Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatanya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir40

butir tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong yang terdapat di antara butirbutirnya. Factor factor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration roller ialah frekuensi getaran, amplitude dan gerak sentryfugal.

20 Gambar 6.3 Vibration roller 6.4 Meshgrid roller Pengaruh plain wheel roller terhadap kemamp[atan yang dihasilkan adalah pemampatan dari atas ke bawah, yang artinya bagian atas akan mencapai kemampatan terlebih dahulu pada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh tekanan roda gilas ke dalam lapisan tanah bebentuk trapezium, sehingga tekanan per satuan luas di bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah. Jika tebal lapisan yang harus dimampatkan besar , maka tekanan per satuan luas ini untuk bagian bawah sudah tidak cukup besar untuk mencapai kemampatan yang diharapkan. Untuk usaha pemampatan tanah dengan butiran yang banyak mengandung butiran kasar lebih baik digunakan meshgrid roller. Alat ini memperbesar tekana per satuan luas permukaan, juga bidang bidang rodanya dapat masuk ke dalam lapisan tanah, sehingga terjadi pemampatan dari bawah. Meshgrid roller adalah mesin gilas yang roda rodanya berbentuk anyam-anyaman.

41

21 Gambar 6.4 Meshgrid roller

6.5 Segment roller Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat), terutama tanah yang basah, meshgrid roller kurang member hasil yang baik karena tanah akan tertinggal di antara batang batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan segment roller yang rodanya tersusun dari lempengan lempengan baja kecil kecil yang akan member tekanan per satuan luas cukup besar dan dapat masuk ke dalam tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung dari bawah.

22 Gambar 6.5 Segment roller 6.6 Sheepfoot roller Sheepfoot roller ini termasuk alat pampat yang melindas dari bawah. Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang merupakan bidang bidang kecil dan memberikan tekanan per satuan luas yang besar. Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu ditarik kaki kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan dinding drum yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan kemampatan sementara. Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk

42

pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 20-25 cm, dan bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang banyak mengandung lempung.

23 Gambar 6.6 Sheepfoot roller

6.7 Pneumatic tire roller Roller jenis ini mempunyai roda roda dari ban karet (pneumatic) dengan permukaan yang dibuat rata. Susunan rodanya dibuat sedemikian rupa sehingga jalur yang dilewati jatuh di antara jalur-jalur roda belakang. Dengan demikia gilasan dapat merata pada satu lintasan roller. Jumlah roda roda gilas selalu gasal, misalnya 9 (4 roda depan, 5 roda belakang), 11 (5 roda depan, 6 roda belakang), atau 13 (6 roda depan, 7 roda belakang). Berat roller jenis ini juga dapat ditambah dengan mengisi air atau pasir dalam bak bak yang disediakan dalam dinding mesin, sehingga berat satu roller dinyatakan dalam dua angka, misalnya antara 9 samapai 16 ton. Tekanan roda pada permukaan tanah dapat diatur dengan tekanan udara dalam ban(inflation pressure), makin keras ban dipompa, makin besar tekanan per satuan luas permukaan tanah. Penggilasan dengan ban ini mempunyai cirri khusus dengan adanya kneading effect, ialah air dan udara dapat ditekan keluar (pada tepi tepi ban) yang segera akan

43

menguap pada keadaan udara yang kering. Kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan bahan bahan yang banyak mengandung lempung atau tanah liat. Kneading effect ini juga diperbesar pengaruhnya dengan membuat sumbu roda yang dapat bergoyang mengikuti ketidakrataan permukaan tanah. Roda yang dapat bergoyang demikian ini disebut whole wheel, yang sangat berguna dalam mempertahankan tekanan yang sama dari semua roda roller, karena tidak ada roda roda yang menggantung bebas. Bergoyangnya roda ini menyebabkan roller baik sekali untuk digunakan pada penggilasan pasir atau bahan bahan dengan butir kasar, karena gerakan ban akan membantu dalam mengatur kedudukan butir untuk mencapai kemampatan yangn optimal. Perlu diperhatikan pada penggilasan bahan dengan butir kasar yang tajam ban ban penggilas akan cepat rusak, sehingga pneumatic tired roller banyak digunakan dalam pekerjaan pengaspalan jalan, misalnya pada hot mix asphalt concrete, di samping juga baik untuk penggilasan lapisanlapisan tanah yang tipis.

Gambar 6.7 Pneumatic tired roller 24 6.8 Portable roller dan trench roller Portable roller adalah roller jenis kecil dengan berat hanya 4 sampai 6 ton saja, salah satu jenisnya ada dilengkapi dengan roda karet yang dapat dinaik turunkan. Waktu bekerja roda karet digantung, sehingga yang menyentuh permukaan tanah adalah roda roda bajanya. Apabila ingin dipindahkan(dibawa), roda karet diturunkan kemudian roller ditarik dengan traktor atau truk, jenis lain dari tipe adalah hanya dengan dioperasionalkan dengan tangan saja. Trench roller adalah penggilas khusus parit atau lubang galian, sehingga konstruksinya dibuat khusus sedemikian rupa agar sesuai untuk pekerjaan tersebut. Roda yang sebelah dibuat dari

44

baja halus dengan diameter roda lebih besar, yang digunakan sebagai pemampat, sedang roda yang sebelahnya lagi dan juga roda kemudi (guide roll) dibuat dari ban karet dengan diameter roda lebih kecil. Kemampuan roller ini untuk memampatkan parit sedalam antara 16 sampai 23 inci.

25 Gambar 6.8 Pemadat portable dengan menggunakan tangan 6.9 Cara kerja compactor Pada kebanyakan roller, susunan roda adalah dengan guide roll berada di depan dan drive roll di belakang, sehingga operator menghadap ke guide roll di depan, tetapi mudahnya kita anggap bahwa roller bergerak maju bila berjalan ke arah guide roll. Untuk menjaga kemiringan pada potongan melintang badan jalan, maka pekerjaan dimulai dengan jalur jalur tepi yang terendah. Hal ini karena bahan yang digilas mempunyai kecenderungan untuk menggeser(melorot) ke tepi bawah. Dengan memampatkan lebih dulu bagian bawah, penggeseran tanah akan tertahan oleh jalur jalur yang sudah dipampatkan. Untuk berpindah jalur, sangat dianjurkan pada waktu roller berjalan maju, hal ini untuk menghindari agar guide roll tidak tertarik menggeser kea rah jalannya drive roll dan merusak permukaan lapisan lapisan yang sudah dibentuk permukaannya.

45

a.

Penggilasn pada jalan lurus

b.

Penggilasan pada jalan membelok

Gambar 6.9 Pola penggilasan pada compactor Pada Gambar 6.8(a) di bawah seluruh lebar jalan dapat dijalani dalam 8 lintasan (pass), pass ke 9 roller kembali menuju ke alur yang pertama. Pengulangan ini dilakukan terus menerus sampai jumlah pass yang diperlukan untuk mecapai pemampatan yang dikehendaki pada tiap jalur sudah terpenuhi. Overlap pada arah memanjang (A) juga perlu diberikan, karena dalam arah belok, roller ini jumlah pass yang diberikan lebih sedikit dan pada yang di bagian lurus. Pada gambar 6.8(b) adalah pada penggilasan pada tikungan jalan, pass pertama dimulai dan bagian bawah (bagian lintasan yang dalam) menuju ke bagian atas(bagian lintasan luar). Untuk lintasan lintasan berikutnya diulang mulai dari lintasan pertama lagi. 6.10 Produksi compactor Produksi compactor biasanya dinyatakan dalam luasan (m2) yang dapat dipampatkan oleh penggilas sampai kepampatan yang dikehendaki per satuan waktu. Untuk menghitung dapat digunakan Persamaan 5.1 berikut.

F= Dimana : F = luas permukaan lapisan yang dipadatkan (m2)

46

L = lebar efektif pada gilas (m) V = kecepatan compactor (m/jam) JM = kondisi manajemen dan medan kerja N = jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai kemampatan yang dikehendaki Yang dimaksud satu pass adalah satu lintasan dengan roda gilas melewati satu jalur tertentu. Agar dicapai hasil penggilasan dengan permukaan yang rata, maka tiap pass dengan pass yang berikutnya harus saling menindih (overlap) antara 15-30cm. Contoh: Sebuah compactor three wheel roller dengan berat 8 ton digunakan untuk memampatkan suatu lapisan macadam setebal 10cm (sesudah jadi). Jumlah pass yang diperlukan 10 kali, lebar efektif compactor 60cm, kecepatan operasi 2km/jam. Kondisi manajemen baik dan kondisi medan baik. Berapakah produksi compactor per jamnya? Hitungan : F= 90 m2/lapis/jam

Ketebalan per lapis 10 cm, maka Produksi compactor = 0,1 x 90 = 9m3 jam (CM)

47

BAB VII MANAJEMEN PERALATAN7.1 Konsep Manajemen

Safety

48

7.2 Biaya alat alat berat 7.2.1 Umum Dalam pekerjaan pekerjaan yang besar seperti pekerjaan konstruksi, pekerjaan transportasi, dan pekerjaan bending, selalu digunakan alat alat berat. Untuk operasi dengan alat alat berat harus dipertimbangkan biaya biaya yang disediakan untuk penggunaan alat, waktu yang harus disesuaikan, keuntungan yang diperoleh, dan pertimbangan lainnya. Biaya untuk alat berat dapat dihitung dengan prakiraan prakiraan yang dapat dipertanggungjawabkan. Biaya tersebut meliputi owning cost dan operating cost yang sering juga disebut o & o cost (owning and operating cost). Owning cost secara pasti sangat sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh umur ekonomis alat yang tidak dapat diramalkan dengan tepat, suku bunga, pajak, dan asuransi, yang setiap saat dapat berubah ubah besarnya. Operating cost besarnya dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, minyak pelumas untuk mesin dan hidrolis, umur ban, reparasi atau pemeliharaan, penggantian suku cadang khusus dan upah operator Pada bab bab berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan untuk menghitung biaya biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan alat berat. 7.2.2 Owning cost

49

Owning cost ialah biaya kepemilikab alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri. Biaya ini harus diperhitungakan karena alat semakin lama akan berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, hal ini disebut sebagai depresiasi. Nilai depresiasi ditentukan oleh harga beli alat waktu didatangkan beserta perlengkapannya, prakiraan umur ekonomis alat, nilai residua lat (harga jual pada akhir umur ekonomis) dan nilai produksi alat. Untuk menentukan hasil depresiasi alat dalam satuan waktu tertentu, ada beberapa metode seperti berikut ini : a. Straight line method Straight line method ialah metode untuk menentukan nilai depresiasi alat tiap tahunnua sama besar atau sering disebut dengan metode garis lurus. Pada metode ini, nilai depresiasi tiap tahun diperoleh dengan membagi niali reproduksi dengan umur ekonomis alat. Contoh : Harga beli alat : Rp.100000000 Umur ekonomis : 5 tahun Nilai residu : Rp 20000000 Nilai reproduksi = Rp.100000000 Rp 20000000 = Rp 80000000 Depresiasi = 80000000/5 = Rp.16000000 pertahun Metode ini sangat sesuai digunakan apabila alat bekerja kontinyu tiap tahun, misalnya dapat diprakirakan alat bekerja selama 2000 jam per tahunnya. b. Reducing charge method Reducing charge method adalah metode untuk menentukan jumlah depresiasi yang menurun atau berkurang jumlahnya untuk setiap tahunnya. Pertimbangan cara ini ialah semakin tua alat, akan semakin menurun produksinya. Metode ini dibedakan dalam dua metode lagi seperti berikut: 1) Declining balance method Declining balance method ialah metode untuk menentukan jumlah depresiasi dari tahun ke tahun adalah sebesar presentase tertentu darri nilai baku alat pada tahun yang bersangkutan. Besarnya presentase dapat dihitung berdasarkan harga beli, nilai residu dan umur ekonomis alat. Nilai baku adalah harga beli alat dikurangi depresiasi yang telah diperhitungkan. Contoh : Harga beli alat = Rp.30000000 Depresiasi per tahun = Rp.40% dari nilai buku Umur ekonomis alat = 5 tahun Nilai residu = Rp.4000000 Harga beli alat = Rp.30000000 Depresiasi tahun ke 1 = 40% x Rp 30000000 = Rp.12000000 Nilai buku tahun ke 2 = Rp.18000000 Depresiasi tahun ke 2 = Rp.18000000 x 40% = Rp.7200000 Nilai buku tahun ke 3 = Rp.10800000 Seterusnya dapat dilihat pada table 7.1. Table 7.1 Depresiasi dengan declining balance method

50

Tahun ke 1 2 3 4 51 52

% depresiasi 40 40 40 40 40 -

Depresiasi (Rp) 12000000 7200000 4320000 2592000 1555200 -

Nilai buku (Rp) 30000000 18000000 10800000 6480000 3888000 4000000

Dari table 7.1. dapat dilihat nilai buku tidak lagi mengalami depresiasi setelah mencapai nilai residu yang telah diperkirakan seperti pada contoh diatas sebesar Rp.4000000 sehingga nilai buku yang digunakan adalah nilai buku pada tahun ke 52, untuk kasus yang lain mungkin berlaku pada nilai buku tahun ke 51 2) Sum of years digit method Sum of years digit method ialah metode untuk menentukan besarnya depresiasi tiap tahun berdasar pada jumlah angka angka tahundari umur ekonomis alat yang bersangkutan sebagai koefisien pembagi, dan didasarkan pada sisa umur ekonomis dari alat. Contoh : Nilai beli alat = Rp.100000000 Prakiraan umur ekonomis = 5 tahun Nilai residu = Rp.25000000 Berdasar umur ekonomis jumlah angka dalam tahun = 1+2+3+4+5 = 15 Nilai reproduksi = Rp.100000000 Rp.25000000 = Rp.75000000 Besar depresiasi dari tahun ke tahun dihitung seperti pada table 7.2. Table 8.2. Depresiasi berdasar nilai angka tahun Tahun Rasio Nilai Depresiasi Nilai buku ke depresiasi reproduksi (Rp) (Rp) (Rp) 0 0 75000000 0 100000000 1 5/15 75000000 25000000 75000000 2 4/15 75000000 20000000 55000000 3 3/15 75000000 15000000 40000000 4 2/15 75000000 10000000 30000000 5 1/15 75000000 5000000 25000000 Pada table 7.2 terlihat nilai buku pada tahun ke 5 pada akhir umur ekonomis alat besarnya Rp.25000000 sesuai dengan prakiraan nilai residu Untuk menghitung owning cost, disamping menentukan depresiasi harus juga diperhitungkan suku bunga, pajak,

51

asuransi dan biaya penyimpanan. Cara menentukan besarnya suku bunga, pajak dan asuransi tiap tiap Negara berbeda beda, tergantung di Negara mana alat tersebut dipergunakan. Nilai rerata suku bunga, pajak, dan asuransi per tahun didasarkan pada nilai rerata alat selama umur ekonomis. Untuk menghitung dengan mudah, dapat digunakan rumus yang didasarkan pada nilai depresiasi dengan metode garis lurus berikut ini : P= Keterangan : P = biaya rerata yang dikeluarkan per tahun P = harga beli alat S = Salvage value (nilai residu) n = prakiraan umur ekonomis alat contoh : harga beli alat = Rp.100000000 nilai residu = Rp.25000000 umur ekonomis = 5 tahun (2000 jam per tahun) misalnya : suku bunga = 15% pajak = 2,5% asuransi = 2,5% total annual rate = 20% P= = Rp.70000000 per tahun, atau P = Rp.35000 per jam Sehingga suku bunga, pajak, dan asuransi dihitung = Rp. 35000 x 20% = Rp.7000 per jam Biaya investasi Investasi bias diartikan penanaman modal. Dengan adanya modal konsekuensi dari si penanam modal dibebani bunga, pajak, sedangkan alatnya sendiri perlu diasuransikan demi keamanan. Metode yang digunakan untuk menghitung bunga investasi adalah dengan metode Bunga investasi rata rata per tahun (average investment interest) I=i x harga pokok Dimana : I = bunga investasi rata rata pertahun i = bunga modal rata rata per tahun n = umur ekonomi harga I disini bias digabungkan dengan pajak per tahun dan biaya asuransi alat per tahun serta biaya biaya lain yang ada sangkut pautnya dengan investasi. Misalnya : Bunga pinjaman = 15% per tahun52

Pajak = 2% per tahun Asuransi = 2% per tahun Biaya biaya lain = 1% per tahun Jumlah = 20% per tahun Bila umur ekonomis alat 5 tahun maka biaya investasi per tahun I = 20 x harga pokok I = 0,12 x harga pokok 7.2.3 Operating cost Operating cost atau biaya operasi ialah biaya biaya yang dikeluarkan selama alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi bahan bakar, minyak pelumas atau minyak hidrolis, penggantian ban, perbaikan atau pemeliharaan, penggantian suku cadang khusus, misalnya mata pisau pada dozer dan gaji operator. a) Bahan bakar Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam. Apabila tidak ada prakiraan konsumsi bahan bakar dapat digunakan pendekatan berikut. i. 0,3 galon/jam HP untuk mesin dengan bahan bakar bensin ii. 0,2 galon/jam HP untuk mesin dengan bahan bakar solar/diesel Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak selalu bekerja 100%. Misalnya pada alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat material saja, sedangkan pada saat tidak melakukan pekerjaan atau bucket dalam keadaan kosong, maka mesin tidak menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh 100%, misalnya hanya 50 menit/jam saja,hal ini disebut dengan operating factor, yang semakin besar operating factornya, makin besar pula tenaga mesin yang bekerja. Biasana banyaknya bahan bakar yang dipakai antara 12-15% HP alat per jam. Contoh : Suatu mesin diesel 100 HP bekerja dengan kemampuan 80% selama 50 menit tiap jam. Berapakah pemakaian bahan bakar per jamnya? Hitungan : Pemakaian bahan bakar per jamnya = 0,8 x 50/60 x 100 x 0,2 = 13,33 liter per jam

53

b) Minyak pelumas Kebutuhan minyak pelumas dan minya hidrolis tergantung pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode penggantian minyak pelumas, biasanya antara 100 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk(grease), dan filter, biasanya praktik pembuatan memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam atau galon/jam tergantung kondisi medan kerjanya. Kondisi medan kerja dibedakan dalam tiga keadaan yaitu : I. Ringan , gerakan gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh. II. Sedang, gerakan gerakan teratur muatan tidak penuh III. Berat, bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh(operating/actor besar) Apabila dari pabrik tidak diberikan prakiraan konsumsi minyak pelumas, maka dapat diperkirakan sebagai berikut: q= keterangan = q = kebutuhan minyak pelumas (lt/jam) HP = daya mesin (HP atau daya kuda) F = Faktor koreksi C = kapasitas bak karter (liter) T = waktu pemakaian (jam) Besarnya factor F tergantung dari pengalaman dalam praktek, biasanya besarnya diambil seperti pada table 7.4. Table 8.3. Factor koreksi pemakaian pelumas Jenis alat Peralatan beroda ban on road Peralatan beroda ban off road Roda rantai tipe traktor Draglines dan shovels Dredgers Kondisi lapangan Ringan Sedang Berat 0,25 0,3 0,4 0,5 0,55 0,6 0,5 0,63 0,75 0,5 0,55 0,6 0,25 0,5 0,6

Biasanya diambil banyaknya penggunaan minyak pelumas antara 0,35-0,6% dari HP alat dalam satu jam. c) Minyak hidrolis Banyaknya minyak hidrolis yang dipakai dapat dihitung berdasarkan rumus umum berikut ini : H= Dimana : (liter/jam)

54

H = kebutuhan minyak hidrolis C = kapasitas pengisian minyak hidrolis (liter) T = periode penggantian minyak hidrolis (jam) d) Minyak gemuk (grease) Penggunaan gemuk pada beberapa macam alat berat biasanya dapat dilihat pada Table 7.1. pemakaian minyak hidrolis dan gemuk biasanya banyaknya diberikan oleh pabrik.

Table 7.1 Pemakaian gemuk (grease) dalam kg/jam Jenis alat Crawler tractor > 100 HP Crawler tractor 75-100 HP Crawler tractor 50-75 HP Crawler tractor < 50 HP Wheel tractor 100-150 HP Kondisi lapangan Ringan Sedang Berat 0,02 0,03 0,05 0,02 0,03 0,05 0,015 0,025 0,04 0,01 0,02 0,03 0,015 0,02 0,03

e) f) g) h) Pemakaian filter Pemakaian filter dapat dihitung dengan rumus umum sebagai berikut: Pemakaian filter = Atau secara kasar biaya pemakain filter dapat ditentukan sebesar 50% dari biaya pemakaian pelumas total. i) Biaya ban Biaya ban tergantung dari harga ban di tempat alat yang bersangkutan dioperasikan dan prakiraan umur ban menurut pengalaman atau menurut rekomendasi pabrik pembuatnya. Besarnya biaya penggantian ban ditentukan sebagai berikut:

55

Atau Tabel 7.5. Perkiraan umur ban untuk berbagai alat dalam jam Jenis alat Scraper Towed scraper Off highway truck Motor grader Wheel loader Kondisi lapangan Ringan Sedang 3000 2000 5000 4000 3500 2500 5000 3000 3000 2000 Berat 1000 3000 1500 2000 1000

j) Biaya perbaikan/pemeliharaan Untuk menjaga kondisi alat agar dapat bekerja normal dan baik perlu adanya pemeliharaa, penggantian suku cadang dengan yang baru. Factor yang mempengaruhi besarnya biaya perbaikan alat adalah kondisi pemakaian alat, kecakapan operator dan adanya perawatan yang memadai. Besarnya factor untuk menentukan biaya perbaikan dan pemeliharaan biasanya sudah ada rekomendasi dari pabrik pembuat alat, yang besarnya tergantung dari kondisi pemakaiannya dan ditentukan sebagai berikut :

Ada cara lain untuk menghitung biaya perbaikan alat yaitu berdasarkan anggapan bahwa pada tahun tahun awal biaya perbaikan relative lebih kecil dibandingkan pada tahun tahun akhir. Dalam hal ini digunakan cara sum of the years digits, yaitu berdasarkan jumlah digits dari umur alat, misalnya suatu alat mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun, maka jumlah digit adalah 1+2+3+4+5 = 15, maka biaya perbaikan per tahun dari nilai tersebut dengan prakiraan jam kerja per tahun 2000 jam adalah sebagai berikut : Bila alat memerlukan 90% harga pokok untuk biaya perbaikan selama umur ekonomis maka perhitungan biaya perbaikan adalah : Tahun pertama = 1/15 x 90% = 6% harga pokok Tahun kedua = 2/15 x 90% = 12% harga pokok Tahun ketiga = 3/15 x 90% = 18% harga pokok56

Tahun keempat = 4/15 x 90% = 24% harga pokok Tahun kelima = 5/15 x 90% = 30% harga pokok Biaya perbaikan ini sudah termasuk biaya suku cadabg, biaya mekanik, atau biaya alat alat mekanik. k) Penggantian suku cadang khusus Suku cadang khusus yang dimaksud adalah bajak, ujung mata pisau pada bulldozer dan alat alat khusus lainnya yang kerusakannya lebih cepat dibandinbg suku cadang yang lain, waktu kerusakannya tidak tertentu, tergantung pemakaian dan medan kerja. Untuk menghitung biaya suku cadang khusus ini tidak termasuk dalam pos perbaikan dan peneliharaan tetapi dihitung dalam pos tersendiri.

l) Gaji operator Berdasar analisis analisis yang diuraikan di atas, departemen pekerjaan umum mengeluarkan buku pedoman tata cara penggunaan peralatan, yang menyangkut juga besarnya nilai sewa alat alat berat yang dipengaruhi oleh unsure ekonomis alat dan penetapan tarif sewa sesuai umur alat yang bersangkutan.

Tabel 7.6 Daftar faktor pengali tarif sewa peralatan per jam pemeliharaan Tk.III dan Tk IV oleh departemen PU

7.3 Penyusunan jadwal

57

Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang membutuhkan alat alat berat, sering kita jumpai penggunaan peralatan yang lebih dari satu jenisnya. Misalnya pada suatu proyek membutuhkan alat alat berat untuk jenis pekerjaan clearing dengan bulldozer atau scraper , kemudian membutuhkan alat gali berupa backhoe atau dragline. Dibutuhkan juga alat pemadat berupa loader dengan alat pengangkut berupa dump truck serta alat pemadat berupa roller Setelah pemilihan alat berat dilakukan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan produksi dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan dan masing masing alat untuk masing masing pekerjaan. Berdasarkan perhitungan waktu penyelesaian dari masing masing pekerjaan atau masing masing alat dapat dibuat jadwal pengoperasiannya. Apabila alat berat yang digunakan ternyata harus disewa, maka harus dijadwalkan dengan baik, sehingga selama waktu sewa alat alat berat tersebut harus betul betul dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal hala yang dibutuhkan untuk penyusunan jadwal pekerjaan berupa hal hal sebagai berikut : 1) Durasi kegiatan 2) Jenis dan volume pekerjaan 3) Jumlah dan volume pekerjaan Umumnya proyek proyek diawali dengan perencanaan penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang biasanya berbentuk barchart. Bagan balok adalah suatu bagan balok yang disusun secara grafis yang menguraikan jenis jenis pekerjaan suatu proyek yang terdiri dari sejumlah kegiatan atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan baik. Prinsip penyusunan bagan balok cukup sederhana sehingga banyak dipergunakan. Langkah langkah yang dibutuhkan untuk menyusun bagan balok adalah sebagai berikut : 1) Menyusun daftar kegiatan proyek secara teratur beserta volume pekerjaannya. 2) Menghitung waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk masing masing pekerjaan. 3) Menggambarkan setiap kegiatan tersebut menjadi sebuah bagan balok mendatar dengan skala waktu tertentu. 4) Menata kegiatan tersebut diatas sebuah bagan balok dengan skala waktu yang mendatar. Dengan hal hal tersebut bagan balok tersebut dapat memberikan informasi kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus diakhiri. Penggunaan bagan balok biasanya dikombinasikan dengan kurva S agar diperoleh informasi tambahan pada bagian balok dalam kegiatan pengendalian. Hal ini digunakan untuk mengontrol kegiatan pembayaran secara kumulatif untuk jangka waktu tertentu atau periode waktu yang telah ditentukan. Sebagai contoh bagan balok dengan kurva S seperti pada Tabel 7.7. yang menggambarkan bagan balok yang memiliki 6 jenis kegiatan.

Tabel 7.7 Bagan balok dan kurva S

58

Bagan balok ini merupakan panduan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Agar diperoleh manfaat yang lebih besar, maka pada bagian barchart harus selalu di updating dengan informasi kemajuan pekerjaan , misalnya secara mingguan atau harian tergantung penjadwalan waktunya. Hal ini dimaksudkan agar bisa dietahui apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan jadwal yang telah disusun atau telah melewati jadwal atau mengalami keterlambatan. Untuk memprediksi kondisi proyek tersebut maka diperlukan proses pengendalian berdasarkan bagan balok tersebut. Contoh : Suatu perusahaan akan mengambil material pada suatu quarry area, sehingga membutuhkan jalan angkut sepanjang 5 KM. untuk membuat jalan tersebut, dilakukan pekerjaan clearing selebar 11 meter dan stripping setebal 30 cm. keadaan lokasi relatif datar, tanah dengan berat volume 14