526311kebijakan-kemhan

7
KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARA Kebijakan Pertahanan Negara. 1. Secara kelembagaan untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya penataan organisasi Kementerian Pertahanan meliputi legimitasi Universitas Pertahanan (Unhan), revitalisasi fungsi pelaksana tugas pokok Kementerian Pertahanan di daerah, dan memonitor implementasi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia, Pasal 48 mengenai Komando Gabungan Wilayah Pertahana (Kogabwilhan). 2. Usaha-usaha pemberdayaan wilayah pertahanan dan pengelolaan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar dilakukan melalui pelaksanaan kebijakan pengerahan TNI di wilayah perbatasan, pembangunan dan peningkatan kualitas pos TNI di perbatasan, dan penanaman kesadaran Bela Negara bagi penduduk di sekitar perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. 3. Pengintegrasian kekuatan komponen pertahanan negara di daerah belum optimal dilakukan sesuai dengan strategi pertahanan negara, sehingga diperlukan adanya keterpaduan melalui implementasi Trimatra Terpadu untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi yang meliputi pengintegrasian doktrin, perencanaan, operasional, pendidikan dan latihan, penyelenggaraan dukungan logistik, dan Alutsista serta mendorong terbentuknya Kogabwilhan. 4. Dalam rangka revitalisasi industri pertahanan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) telah mensinkronisasikan kebutuhan sarana pertahanan dalam rangka pemenuhan MEF dengan kemampuan industri pertahanan nasional dan telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Industri Strategis Pertahanan serta diwujudkan dalam pelaksanaan pengadaan Alutsista TNI. Kegiatan penting lain adalah pendayagunaan melalui penyusunan blue print, grand design beserta road map didukung dengan penelitian dan pengembangan. 5. Di bidang kerjasama pertahanan menunjukkan kinerja yang positif dengan terlaksananya program-program kerjasama, baik yang bersifat bilateral maupun multilateral. Kerjasama bilateral berlangsung secara efektif yang menghasilkan penigkatan hubungan saling percaya serta mewujudkan kepentingan Indonesia di bidang pembangunan pertahanan negara. Kerjasama multilateral yang menonjol adalah suksesnya penyelenggaraan ADMM ke-lima dan ADMM Plus. 6. Pada penyelenggaraan misi pemeliharaan perdamaian telah mengirim Kontingen Garuda ke Lebanon, Kongo dan Haiti. Dalam rangka penyiapan sumber daya manusia pertahanan yang profesional untuk tugas-tugas pemeliharaan perdamaian telah diresmikan operasionalisasi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian yang terbesar di wilayah Asia Tenggara merupakan bagian dari program pembangunan “seven in one” Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesian Peace and Security Center/IPSC) di Sentul Bogor, yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (Peace Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terorisme (Counter Terrorism Traning Ground), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan (Humantarian And Disaster Relief Traning Center), Pusat Pasukan Siaga (Standby

Upload: leutik

Post on 22-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebijakan Kemhan

TRANSCRIPT

  • KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARAKebijakan Pertahanan Negara.

    1. Secara kelembagaan untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik beberapakegiatan yang telah dilakukan diantaranya penataan organisasi KementerianPertahanan meliputi legimitasi Universitas Pertahanan (Unhan), revitalisasi fungsipelaksana tugas pokok Kementerian Pertahanan di daerah, dan memonitorimplementasi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan OrganisasiTentara Nasional Indonesia, Pasal 48 mengenai Komando Gabungan WilayahPertahana (Kogabwilhan).

    2. Usaha-usaha pemberdayaan wilayah pertahanan dan pengelolaan perbatasan danpulau-pulau kecil terluar dilakukan melalui pelaksanaan kebijakan pengerahan TNI diwilayah perbatasan, pembangunan dan peningkatan kualitas pos TNI di perbatasan,dan penanaman kesadaran Bela Negara bagi penduduk di sekitar perbatasan danpulau-pulau kecil terluar.

    3. Pengintegrasian kekuatan komponen pertahanan negara di daerah belum optimaldilakukan sesuai dengan strategi pertahanan negara, sehingga diperlukan adanyaketerpaduan melalui implementasi Trimatra Terpadu untuk menghasilkan efektivitasdan efisiensi yang meliputi pengintegrasian doktrin, perencanaan, operasional,pendidikan dan latihan, penyelenggaraan dukungan logistik, dan Alutsista sertamendorong terbentuknya Kogabwilhan.

    4. Dalam rangka revitalisasi industri pertahanan, Komite Kebijakan Industri Pertahanan(KKIP) telah mensinkronisasikan kebutuhan sarana pertahanan dalam rangkapemenuhan MEF dengan kemampuan industri pertahanan nasional dan telahdituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak IndustriStrategis Pertahanan serta diwujudkan dalam pelaksanaan pengadaan Alutsista TNI.Kegiatan penting lain adalah pendayagunaan melalui penyusunan blue print, granddesign beserta road map didukung dengan penelitian dan pengembangan.

    5. Di bidang kerjasama pertahanan menunjukkan kinerja yang positif denganterlaksananya program-program kerjasama, baik yang bersifat bilateral maupunmultilateral. Kerjasama bilateral berlangsung secara efektif yang menghasilkanpenigkatan hubungan saling percaya serta mewujudkan kepentingan Indonesia dibidang pembangunan pertahanan negara. Kerjasama multilateral yang menonjoladalah suksesnya penyelenggaraan ADMM ke-lima dan ADMM Plus.

    6. Pada penyelenggaraan misi pemeliharaan perdamaian telah mengirim KontingenGaruda ke Lebanon, Kongo dan Haiti. Dalam rangka penyiapan sumber daya manusiapertahanan yang profesional untuk tugas-tugas pemeliharaan perdamaian telahdiresmikan operasionalisasi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian yang terbesar diwilayah Asia Tenggara merupakan bagian dari program pembangunan seven in onePusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesian Peace and SecurityCenter/IPSC) di Sentul Bogor, yang meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian(Peace Keeping Center), Pusat Penanggulangan Terorisme (Counter Terrorism TraningGround), Pusat Latihan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan(Humantarian And Disaster Relief Traning Center), Pusat Pasukan Siaga (Standby

  • Force Center), Pusat Bahasa (Language Center), Universitas Pertahanan dan PusatOlahraga Militer (Military Sport Center).

    7. Pembangunan TNI melalui pencapaian MEF pada bidang Alutsista telah dilaksanakandengan rematerialisasi, pengadaan, dislokasi kekuatan, dan revitalisasi satuan TNIsesuai dengan ancaman yang berkembang. Hal yang masih dirasakan sebagaikelemahan dalam pencapaian MEF pada bidang Alutsista adalah belum konsistennyaantara perencanaan dengan palaksanaan.

    8. Di bidang penelitian dan pengembagnan, telah berhasil dengan sukses melaksanakanuji coba penembakan 122- RHAN dan pengembangan beberapa prototype small jetengine 200 newton untuk Rudal jelajah surface to surface jarak 100-150 Km,pembuatan warhead dengan impact fuze untuk pengembangan roket kaliber200 mm, pembuatan materil komposit alumunium paduan, glide smart bomb, Alkommanpack VHM/FM ground to air, Alkompur UHF handheld dan repeater sertapengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X.

    9. Di bidang pendidikan dan pelatihan telah menyelesaikan program-program utamadalam meningkatkan kualitas SDM pertahanan antara lain peningkatan kemampuanbahasa asing, manajemen kepemimpinan, penigkatan pendidikan jabatan fungsionaldan keterampilan lain yang diperlukan. Paralel dengan penigkatan kualitas sumberdaya manusia pertahanan yang diuraikan di atas dilakukan pendidikan Strata 2 dibidang pertahanan yang di selenggarakan melalui Universitas Pertahanan Indonesia(Unhan). Dalam rangka mewujudkan peran Unhan sebagai centre of excellence telahdiselenggarakan dua program studi baru yakni Disaster Relief dan EkonomiPertahanan serta melaksanakan seminar International, Workshop Internasional danJakarta Internasional Defence Dialogue (JIDD).

    10. Di bidang penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan Laporan Keuangan (LK)Kementerian Pertahanan telah melaksanakan efektifitas proses administrasikeuangan dan pelaporan BMN dengan sistem informasi manajemen akuntansi barangmilik negara (SIMAK BMN) dilakukan sesuai Sistem Akuntansi Instansi (SAI) denganmenggelar sistem komputerisasi kepada sejumlah satuan TNI sebanyak 3.050 unitkomputer.

    11. Di bidang peningkatan kesejahteraan prajurit TNI dan PNS, Kementerian Pertahanantelah memberikan tunjangan cacat, pelayanan kesehatan, perumahan, dukunganKaporlap bagi PNS Kementerian Pertahanan seluruh Indonesia, bantuan beasiswaperwira tugas belajar setiap tahun rata-rata 60 orang. Sedangkan dukungan lainnya diberiakan melalui Asabri dan Yayasan Kementerian Pertahanan.

    12. Di bidang pengawasan, Sistem Pengendalian Internal (SPI) belum dapat diwujudkandi lingkungan satuan kerja sehingga terjadi temuan yang berulang karenapelaksanaan pengawasannya hanya sebatas post audit. Hasil pemeriksaan BPKmemberikan opini wajar dengan pengecualian (WDP) terhadap kinerja pengawasandi lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI.

    Strategi Pertahanan Negara.Telah dirumuskan produk kebijakan strategis dan Strategic Defence Review (SDR) 2011 yangdifokuskan pada enam kebijakan yang ditetapkan antara lain: Pembentukan Desk

  • Pengendali Pusat Kantor Pertahanan, Penguatan Trimatra Terpadu, Penyelarasan MEF, MisiPemeliharaan Perdamaian, Pemberdayaan Wilayah Pertahanan dan Sistem InformasiPertahanan Negara. Adapun masing-masing Direktorat Jenderal dan Badan KementerianPertahanan telah merumuskan produk strategis sesuai cakupan tugas dan fungsinya.Pemberdayaan SDM untuk Bela Negara.Peningkatan kesadaran bela Negara dilakukan melalui sosialisasi, bimbingan teknis danpemberdayaan organisasi kemasyarakatan yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan,pekerjaan dan pemukiman dengan melibatkan instansi terkait baik di tingkat pusat maupundaerah. Untuk mewujudkan hasil yang nyata dalam menanamkan sikap bela Negaramemerlukan proses panjang dan berkesinambungan serta merupakan gerakan nasional.Kementerian Pertahanan bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga lain telahmemfokuskan upaya menanamkan sikap kesadaran Bela Negara di wilayah perbatasan.

    ARAH DAN SASARAN KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARATAHUN 2012Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2012 diarahkan untuk Percepatan PembangunanSistem Pertahanan Negara yang Pro Kesejahteraan Melalui Peningkatan Kinerja yangAkuntabel dan Terintegrasi, meliputi:1. Mensinkronisasikan kebijakan pertahanan dalam one gate guna dijadikan pedoman bagi

    TNI dan komponen kekuatan pertahanan lainnya.2. Mengakselerasikan dan menyelarskan perumusan, penetapan, dan implementasi

    legalisasi, regulasi dan kebijakan strategis yang berkaitan dengan bidang pertahananNegara.

    3. Memantapkan pembangunan sistem pertahanan Negara dan meningkatkan kerjasamaregional dan internasional.

    4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pertahanan yang sinergi dengan perankementerian dan lembaga pemerintah non kementerian di dalam penyelenggaraan danpengelolaan pertahanan Negara.

    5. Meningkatkan pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan milter untukmerelaisaikan MEF khususnya pembangunan Alutsista dan fasilitas pendukungnyadidukung oleh kemampuan industri pertahanan dalam negeri.

    6. Meningkatkan pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan nirmiliter yangbersinergi dengan pertahanan militer melalui pemberdayaan wilayah pertahanandengan peran Kementerian/Lembaga terkait.

    Sasaran Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 20121. Terwujudnya pengesahan lima sasaran Prolegnas prioritas tahun 2012 meliputi RUU

    tentang Keamanan Nasional; RUU tentang Komponen Cadangan; RUU tentangRevitalisasi Industri Pertahanan dan Keamanan; RUU tentang Veteran RepublikIndonesia; dan RUU tentang Rahasia Negara serta terselesaikannya regulasi dankebijakan strategis di bidang pertahanan Negara.

  • 2. Terwujudnya implementasi kerjasama pertahanan meliputi diplomasi pertahanan,dialog strategis, industri pertahanan dan logistik, kerjasama , militer dalam bidangpendidikan dan latihan, kesehatan militer, patrol terkoordinasi, operasi bersama diperbatasan, serta pemanfaatan Indonesia Peace and Security Center (IPCS).

    3. Terwujudnya sinkronasi program antar Kementerian/Lembaga dalam hal pembinaankesadaran Bela Negara, pembangunan infrastruktur di perbatasan, penelitian danpengembangan pertahanan, industri dan teknologi pertahanan serta pendidikan danlatihan.

    4. Terwujudnya peran Universitas Pertahanan dalam merealisasikan sumber daya manusapertahanan secara terintegratif dan peran Badan Pendidikan dan Pelatihanmerealisasikan peningkatan profesionalitas pengawakan Kementerian Pertahanan danTNI di bidang pertahanan.

    5. Memonitor implementasi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang OrganisaiTentara Nasional Indonesia, Pasal 48 mengenai Komando Gabungan WilayahPertahanan (Kogabwilhan).

    6. Terlaksananya refungsionalisasi dan revitalisasi pelaksanaan tugas pokok KementerianPertahanan di daerah melalui Desk Pengendali Pusat Kantor Pertahanan dalam rangkamenyinergikan program pemberdayaan wilayah pertahanan di daerah dengan fokusprioritas daerah perbatasan di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua.

    7. Terlaksananya percepatan pengadaan Alutsista TNI tahun 2012 yang tepat waktu danmemenuhi spesifikasi teknis serta proses yang paralel dengan mewajibkan pengadaanyang mampu diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri.

    8. Terwujudnya inovasi teknologi dalam penelitian dan pengembangan pertahanan untukmendukung pemenuhan Alutsista TNI.

    9. Terlaksananya pengusulan diterbitkannya peraturan pemerintah tentang penerimaanNegara bukan pajak terhadap barang milik Negara yang dikelola oleh TNI.

    10. Terlaksananya tertib perencanaan dan pengelolaan anggaran pertahanan sesuai urgensikebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan.

    11. Terselenggaranya pola pengawasan komperhensif sejak awal sampai paska kegiatanuntuk mewujudkan clean government dan good governance.

    PENGADAAN ALUTSISTAPengadaan beberapa jenis alat utama sistem persenjataan (Autsista) seperti kapal perang

    masih dirasakan perlu dari Negara lain, namun dengan semaksimal mungkin pembuatannyadilakukan dalam negeri, semaksimal mungkin terjadi alih teknologi (Transfer ofTechnology/ToT), atau juga produksi bersama (Join Production). Pemerintah melalui Kemhanberupaya semaksimal mungkin untuk mendorong tumbuhnya industri dalam negeri, terutamaindustri pertahanan, bekerjasama dengan beberapa negara maju berencana membuat kapalselam, kapal permukaan tertentu dan pesawat tempur modern. Disamping itu, industri bajadalam negeri, bahan peledak, hulu ledak dan berbagai jenis persenjataan lainnya dibuat dalamnegri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan, kalau bisa untuk teknologi madya sepertikapal patroli sudah bias dibuat di Indonesia, atau paling sedikit diproduksi bersama dengannegara lain, mungkin dengan Cina, Korea atau Jerman.

  • INDUSTRI STRATEGIS DALAM NEGERIDalam kaitan pembinaan terhadap perkembangan industri strategis atau industri

    pertahanan dalam negeri, Kemhan selama ini memiliki keterbatasan, dan hanya berwenangpada memberikan arahan tentang jenis pesawat, kapal atau kendaraan tempur yang diperlukanuntuk kebutuhan pertahanan bagi Negara kepulauan seperti Indonesia. Namun pada tahun2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 42 Tahun 2010 tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yangsecara umum berisi kebijkan nasional bersifat strategis di bidang industri pertahanan yangmeliputi penelitian, pengembangan dan perekayasaan, pendanaan, strategi pemasaran,pembinaan, pemberdayaan, pembinaan sumber daya manusia dan kerja sama luar negriindustri pertahanan. Melalui peraturan Presiden tersebut, selanjutnya Menhan selaku ketuaKKIP harus bekerja sama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai WakilKetua merangkap anggota, dan sejumlah anggota lainnya seperti Menteri Perindustrian,Menteri Riset dan Teknologi, Panglima TNI dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia dalammerumuskan upaya untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri. Untuk keperluantersebut, Wakil menteri Pertahanan selaku Sekretaris KKIP memiliki tugas mengkoordinasikansemua Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) yang ada untuk mensinergikandirinya agar mampu berperan dalam mendukung pengadan Alutsista untuk kebutuhan TNI dimasa mendatang.

    Dari aspek telekomunikasi, apakah betul PT. LEN Industri (Persero) dan swasta lainnyabisa mengembangkan sistem pengendalian telekomunikasi dan sisitem listrik, agar bisadipadukan dengan PT. Dahana yang bergerak di bidang industri bahan peledak, untukdipadukan komponennya, seperti tabung, bahan peledak dan sistem kendalinya sehinggamenghasilkan sebuah sistem persenjataan. Dengan kata lain sudah saatnya BUMNIP yang adaseperti PT. PINDAD, PT. Dahana dan PT. LEN dipadukan untuk bekerjasama dalammemeproduksi suatu sistem persenjataan yang terpadu dan utuh.

    Dilihat dari aspek teknis kemampuan SDM yang ada selama ini, industri strategis dalamnegeri kemungkinan besar dapat maju, karena BUMNIP tersebut PT.PINDAD, PT. DI, PT. PenataAngkatan Laut(PAL), PT. Dahana dan LEN secara teknis cukup qualified. Disadari sekali bahwadalam pembuatan alutsista yang menggunakan teknologi tinggi (high technology) sepertiindustri pesawat terbang harus masih bersandar dari luar negeri dalam pengadaaan mesin,avionic dan peralatan komunikasi lainnya, termasuk sistem persenjataannya.

    PERTAHANAN NIR MILITERBagi Indonesia, pertahanan nir militer dirasakan perlu dan sangat penting. Negara

    Indonesia tidak mau tergantung, dan tidak boleh ada pangkalan militer negara lain hadir dibumi Indonesia. Karena ada sesuatu yang lebih tinggi nilainya, yaitu kedaulatan, dan harga diriyang tidak bias direbut oleh kekutan asing mana pun. Di sini juga kepribadian bangsa makinpenting, dan itu sebabnya pemerintah mengembangkan pertahanan militer.

    Dalam kaitan tersebut, sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah untuk lebih jauh lagimeningkatkan kemampuan masyarakat di segala bidang. Oleh sebab itu Kemhan RI, mempunyaitugas mengembangkan Bela Negara, wawasan kebangsaan, dan pendidikan Bela Negara untukmemeperkuat rasa persatuan khusunya dikalangan generasi muda. Harus ada sambung rasadari setiap generasi, harus pula dirumuskan kembali dan diisi ulang rasa persatuan dan

  • kesatuan masyarakat. Disinilah peran instansi pemerintah lainnya untuk membangun kekuatannir militer melalui bidang tugasnya masing-masing. Di bidang perekonomian, misalnya kalauinvestasi tambah banyak masuk ke dalam negeri, ekspor akan makin baik dan penerimaannegara juga akan lebih baik. Penerimaan negara yang naik dapat meningkatkan kesejahteraanrakyat, pengadaan peralatan alutsista yang lebih canggih, serta meningkatkan kesiapan TNI danKepolisian sebagai alat Negara. Ini siklus keterpaduan antara Polhukam, Perekonomian danKesra yang saling mengisi.

    Perangkat sarana dan prasarana nasional merupakan pendukung utama pembangunanekonomi nasional. Demikian juga pertahanan yang kuat akan makin mempermudah recoveryekonomi, iklim investasi lebih secure, sehingga investor datang untuk mengerjakan berbagaiproyek pembangunan di bidang perekonomian.

    Pemerintah melalui Kemhan telah merancang kebijakan pertahanan nir militer dalamrangka mensinergikan antara pembangunan kekuatan pertahanan nir militer, yang padadasarnya membangun kekuatan masyarakat Indonesia secara ekonomi untuk mendorongkesejahteraan masyarakat secara umum.

    Perkembangan tentang kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan perekonomian nasional,kemajuan pembangunan riset dan teknologi, sarana dan prasarana nasional dan lain-lainpembangunan dalam masyarakat terus di pantau Kemhan. Kondisi harus dilakukan untuk secaraterukur dan terencana dapat dilakukan upaya untuk membangun kekuatan pertahanan nirmiliter di masa yang akan datang.

    KAWASAN PERBATASANKemhan melalui Menteri Pertahanan RI, Prof. Dr Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, MSc.,

    menaruh perbahatian yang besar terhadap kondisi dan perkembangan wilayah perbatasanNKRI dan segala permasalahannya. Kemhan bertekad mengembangkan Pertahanan di kawasanperbatasan dengan tidak selalu menghadirkan banyak polisi, tentara serta aparat sipil militer,tetapi juga dengan lebih menghadirkan kedaulatan ekonomi perbatasan ini diperlukan danaawal, supaya orang mau kesana dan menetap dan berusaha bertani, berkebun atau menjadinelayan. Karenanya perlu sejumlah modal untuk dikerahkan ke perbatasan. Secara umum diIndonesia Bagian Barat sudah cukup banyak kegiatan ekonomi yang bisa dangan cepatmenghasilkan penerimaan negara. Namun untuk kegiatan ekonomi di perbatasan IndonesiaBagian Timur pasarnya masih kecil dan daya tariknya sedikit, sehingga harus ada komitmen daripemerintah melalui Kementerian Kehutanan, Pertanian dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)serta kementerian dan lembaga lainnya, setidaknya untuk menghadirkan kegiatan ekonomidalam skala kecil di wilayah tersebut. Sehingga, diharapkan bisa menarik investor untukpembuatan jalan raya, pemasangan listrik dan industrialisasi bertahap yang mampu menyeraptenaga kerja.

    Di sisi lain, Pemerintah melalui Kemhan dan TNI telah menetapkan sekitar Sembilan ribupersonel dalam suatu operasi khusus di wilayah perbatasan dan pulau terdepan Indonesia.Jumlah tersebut, masih kurang bila dihadapkan pada kondisi wilayah demografi perbatasanyang panjang dan luas serta banyak pulau yang tidak berpenduduk. Presiden telahmengeluarkan Keputusan Presiden tentang tunjangan khusus bagi petugas negara di wilayahperbatasan NKRI, termasuk petugas di pulau-pulau kecil terdepan dari wilayah negara. Berbagaifasilitas seperti asrama, air bersih, peralatan telekomunikasi, prasarana jalan, pos pengamandan sarana angkutan lainnya telah dibangun dan disediakan bagi satuan pengamanan di

  • perbatasan, walaupun masih dalam jumlah yang belum memadai. Diharapkan kinerja aparatpengamanan di wilayah perbatasan akan semakin baik, sehingga dapat mengatasi berbagaikasus pelanggaran wilayah perbatasan dan pencurian hasil sumber daya alam nasional diwilayah tersebut.

    Dalam rangka membangun wilayah perbatasan, para investor dan semua pihak pemangkukepentingan (stake holder) harus mendapat kepastian dan menyadari manfaat untuk membukamodal awal di wilayah perbatasan sebagai bagian dari investasi tersebut, diharapkan akanmenghasilkan daya tarik bagi semua pihak untuk mau dan terlibat dalam pembangunan diwilayah tersebut.

    Kemhan telah merancang konsep pembangunan wilayah perbatasan bersama denganKementerian lain untuk mendorong terbentuknya Badan Nasional Pengelola Perbatasn (BNPP)yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden dengan ketuanya adalah Kementerian DalamNegeri. Melalui BNPP ini Kemhan dan instansi jajaran Polhukam lainnya menyampaikansumbangan pemikiran untuk mengatasi masalah perbatasan, khususnya pembangunanmasyarakat di wilayah tersebut. Kawasan perbatasan yang selama ini dipertahankan sebagaikawasan hutan lindung perlu dipetakan ulang untuk ditata demi kepentingan pembangunanperekonomian. Negara tetangga saat ini telah hampir selesai membangun sistemperekonomian di perbatasan dengan Indonesia yang dimulai dengan mengubah kawasan hutanmenjadi kawasan perkebunan kelapa sawit. Pada akirnya kawasan tersebut juga menjadikawasan hijau dengan peruntukan yang berbeda, namun mampu memberikan aspek hijau(green aspec) dalam mendukung upaya mengatasi perubahan iklim dunia (global warming).Dengan pembangunan kawasan perbatasan dan pulau kecil terdepan, maka kerawanan akibatadanya kesenjangan ekonomi, kesejahteraan dan stabilitas dapat diatasi. Komitmen Kemhandalam menjaga wilayah perbatasan harus didukung oleh semua stake holder untuk membangunwilayah perbatasan dari aspek kesejahteraan.