5 jenis hama dan penyakit utama padi sawah

Upload: ella-lhaa-yunita-virman

Post on 09-Jul-2015

472 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Utama Padi SawahTikus Tikus merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggultanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif. Cara pengendalian : Kendalikan tikus pada awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) / Sistem Bubu Perangkap) dan LTBS (Linear Trap Barier Sistem). Gropyok dan sanitasi dilakukan pada habitathabitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan pembuatan TBS dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal musim tanam. Keongmas Keong mas diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia. Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. Cara pengendalian : Saatsaat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong. Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadangkadang tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 3035 hari setelah tanam). Penggerek Batang Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 710 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulubulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.

Cara pengendalian : a. Lindungi agen pangendalian hayati. Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum luas, mis. methyl parathion. b. Sayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah. Telurtelur penggerek batang kuning diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah, pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi. c. Tanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang kuning. d. Varietas tahan beberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati. e. Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang terdapat di situ. f. Jaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring. g. Olah dan genangi sawah setelah panen. Tungro Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuningoranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro. Cara pengendalian : a. Varietas tahan: Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. b. Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi: Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit. c. Cabut dan bakar tanaman yang sakit: Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro. d. Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.

e. Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah. f. Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam. g. Bera atau rotasi: Pertanaman padi terusmenerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro. Hawar Bakteri (HBBacterial blight) Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang terinfeksi berubah hijau keabuabuan menggulung dan akhirnya mati. Cara pengendalian : a. Gunakan varietas tahan. Ini adalah cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit. Pemupukan lengkap. Penyakit semakin parah bila pupuk N dipakai secara berlebihan, tanpa P dan K b. Kurangi kerusakan bibit dan penyebaran penyakit. Infeksi bibit terjadi melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan yang buruk atau angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyakit menyebar melalui kontak langsung antara daun sehat dengan daun sakit melalui air dan angin. c. Kurangi penyebaran penyakit dengan : penanganan bibit secara baik waktu tanam pindah, pengairan dangkal pada persemaian, dan membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi d. Kurangi jumlah inokulum Tunggul tanaman yang terinfeksi dan gulma dapat menjadi sumber inokulum. Pertahankan kebersihan sawah buang atau bajak gulma, jerami yang terinfeksi, ratun padi yang semuanya dapat menjadi sumber inokulum. Keringkan sawah upayakan sawah bera mengering untuk membunuh bakteri yang mungkin bertahan dalam tanah atau sisa tanaman.

Jenis-Jenis Hama Utama Pada Budidaya Tanaman KakaoGEJALA SERANGAN a. Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi. b. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp) Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas. c. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab. METODE PENGENDALIAN 1. Hama penggerek buah. Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; (2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga kakao memudahkan saat pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan menggunakan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali. 2. Hama helopeltis Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis 15% penyemprotan dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

3. Penyakit busuk buah. Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu: (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm; (2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanamannya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun; (3) cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti : Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.

Jenis-Jenis Gulma pada Budidaya KedelaiI. Hama Perusak Bibit a. Lalat Kacang Lalat kacang merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini dikenal dengan nama Agromyza phaseoli, Ophiomya phaseoli, Melanagromyza phaseoliatau Beanfly. Pada umumnya, lalat kacang menyerang tanaman kedelai muda yang berumur antara 4-14 hari setelah tanam, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang jogo, kacang aci, kacang tunggak, kacang hiris, kadang bedog, orok-orok dan beberapa tumbuhan liar. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan lalat kacang adalah terdapatnya bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama, atau daun kedua, yakni bekas tusukan alat peletak telur. Gejala yang lain adalah terdapat liang berupa alur atau garis lengkung berwarna coklat, bekas gerekan larva. Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa spiral. Serangan larva lalat kacang menyebabkan tanaman kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada tanaman yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman kerdil dan daun berwarna kekuning-kuningan. b. Penggerek Batang Sampai saat ini penggerek batang bukan merupakan hama penting pada tanaman kedelai. Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae, Melanogromyza sojae, stem fly dan stem borer. Pada umumnya penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek batang adalah terdapatnya bintikbintik putih pada daun tanaman muda, tempat imago meletakkan telurnya. Kerusakan lebih lanjut berupa lubang gerekan oleh larva pada daun, tangkai daun, dan batang. Kadang ranting yang digerek menjadi patah. c. Penggerek Pucuk Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer. Hama ini bukan merupakan hama yang penting, menyerang kedelai

yang berumur antara 4-8 minggu, dan selalu ditemukan di daerah sentra kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penggerek pucuk adalah terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan daun bagian atas. Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang daun, tangkai daun dan pucuk daun. Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif. Pengendalian hama perusak bibit dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Penanaman penangkaran benih kedelai secara serempak; sanitasi kebun,roguing tanaman yang menunjukkan gejala sakit; dan penyemprotan dengan larutan insektisida, bila intensitas serangan pada tanaman yang berumur kurang dari sepuluh hari mencapai 2% atau lebih. II Hama Perusak Daun a. Kumbang Daun Kedelai Kumbang daun kedelai dikenal dengan nama Phaedonia inclusa; wereng kedelai, dan soybean leaf beetle. Hama ini merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan terutama ditemukan di sentra produksi kedelai. Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul diatas permukaan tanah hingga panen. Tanaman inang hama ini berupa tumbuhan liar, antara lain Desmodium ovalivalium, D. Trifolium, D. Gyroides, dan Pueraria phaseolides. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman, daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan kematian. Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai. b. Ulat Grayak Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan. Tanaman inang hama ini antara lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai, bawang merah, kacang hijau, jagung dan lain-lain. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas serangan larva muda serta larva dewasa. c. Kumbang Tanah Kuning Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus suturellinus, Insect Feeding, Flea Beetle, dan Kumbang Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga pembentukan daun terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang panjang dan kacang tunggak. Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah terdapatnya lubang-lubang kecil bekas gigitan serangga pada keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang tanaman.

d. Ulat Jengkal Ulat jengkal juga dikenal dengan nama Plusia chalcites, Green Semilooper atauUler Kilen. Hama ini menyerang daun tanaman yang agak tua. Tanaman inang hama ini antara lain kentang, tembakau, kacang hijau, dan tanaman kacang-kacangan lainnya. Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun. e. Ulat Penggulung Daun Ulat penggulung daun dikenal dengan nama Lamprosema indicata atau leaf Roller Insect. Serangga ini menyerang daun tanaman yang berumur 3-4 minggu setelah tanam. Tanaman inang hama ini antara lain kacang hijau, kacang polo, kacang panjang, kacang tanah dan tanaman penyubur tanah Clopogonium sp. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat penggulung daun adalah daun terlihat menggulung dengan bagian atas merekat. Jika dibuka, pada bagian dalam terlihat bahwa tulang daun telah dimakan ulat. f. Ulat Pelipat Daun Ulat pelipat daun juga dikenal dengan nama Stomopteryx subsecivella, Biloba subsecivella atau Aproaerema nerteria. Tanaman inang hama ini adalah tanaman kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah pinggiran helaian daun merekat. Larva tinggal di daun yang merekat tersebut dan merusak jaringan sepanjang tulang daun. Pengendalian hama perusak daun dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut: Penanaman serentak sehingga periode vegetatif terjadi secara serempak Pengolahan tanah secara baik untuk mematikan hama yang berada di dalam tanah Pemusnahan kelompok telur yang ditemukan Pengamatan dini untuk menentukan penanggulangan dengan insektisida

Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi ulat grayak, ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat pelipat daun, dan kumbang tanah kuning adalah 58 ekor instar 1 atau 32 ekor instar 2 atau 17 ekor instar 3 per 12 tanaman. Batas ambang ekonomi penggunaan insektisida untuk menanggulangi kumbang kedelai adalah adanya intensitas serangan lebih dari 2 % pada umur tanaman 45 hari setelah tanam. III. Hama Perusak Polong a. Penggerek Polong Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang

hama ini antara lain Crotalaria strata,orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. b. Kepik Polong Kepik polong juga dikenal dengan nama Riptortus linearis, Pod Sucking Bug, atau penghisap polong. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria, Tephrosia, Acacia villasa, dadap, dan keluarga Solanaceae. Serangan kepik polong pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam. Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam pada biji. c. Kepik Hijau Kepik Hijau dikenal dengan nama Nezara viridula, Green Stink Bug, dan Lembing Hijau. Hama ini merupakan salah satu hama utama pada tanaman kedelai dan bersifat polifag. Tanaman inang hama ini antara lain padi, kacang hijau, tanaman kacang-kacangan, orok-orok dan kentang. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk. Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam. IV. Hama Kutu a. Kutu Kebul Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan Whitefly. Hama ini berpotensi menjadi hama utama pada tanaman kedelai. Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis Leguminosae, semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan tanaman kacang-kacangan. Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik kuning (Yellow Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah terdapatnya kutu-kutu berwarna pucat sampai kuning kehijauan pada bagian bawah daun atau daun pucuk. Kadang-kadang

juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu yang berupa embun madu. Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak terhambat pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku. b. Kutu Aphis Kutu aphis juga dikenal dengan nama Aphis sp., Aphid atau secara umum disebut kutu. Kutu aphis menyerang daun muda pada berbagai jenis tanaman antara lain kacang-kacangan, terutama pada akhir musim hujan dan musim panas. Serangan kutu aphis terhadap daun tanaman muda menyebabkan daun menjadi kerdil dan lebih banyak polong yang kurang berisi. Penyakit Tanaman Kedelai 1. Karat Kedelai Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi, Uromuces sojae, Uredo sojae, P. Sojae, P. Vignae, P. Crotalaria, Phusopella concors, Rust Disease, atau Soybean Rust. Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman komak, bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang panjang, dan kacang asu. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang pada saat tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya bintikbintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa. Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Oleh karena intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan kerapatan daun tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara lain Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis. Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang perlu, juga dapat dilakukan pengendalian dengan penyemprotan fungsisida. 2. Kerdil Kedelai Kerdil kedelai atau Soybean Stunt disebabkan oleh Soybean Stunt Virus (SSV)yang ditularkan oleh Aphis glycines dan A. Craccivora atau melalui benih kedelai. Tanaman inang virus kerdil kedelai sangat banyak sehingga mudah tersebar. Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit kerdil kedelai adalah tanaman tumbuh kerdil, pada helai daun tampak adanya mosaik, daun agak menggulung dan keriput, dan tulang daun terang (vein clearing). Gejala khas yang menunjukkan adanya serangan penyakit ini adalah terdapatnya belang coklat yang konsentris pada kulit biji yang terserang virus. 3. Mosaik Kedelai Penyakit mosaik kedelai atau Soybean Mosaik disebabkan oleh virus mosaik kedelai atau Soybean Mosaik Virus (SMV). Virus ini dapat ditularkan melalui benih,Aphis glycines, serta Myzus persicae.

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit mosaik kedelai adalah daun melilit, melengkung, tulang daun jernih (vein clearing), mosaik, berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun yang sehat, dan rapuh. Gejala khas yang nampak pada kulit biji yang terserang virus adalah terdapatnya belang coklat yang radial. 4. Mosaik Kuning Kedelai Penyakit mosaik kuning kedelai atau Soybean Yellow Mosaik disebabkan oleh virus mosaik kuning kedelai atau Soybean Mosaik Virus (SYMV). Virus ini ditularkan oleh Aphis glycines. Tanaman inang virus ini adalah kacang tanah. Tanaman yang terserang penyakit mosaik kuning kedelai menunjukkan perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning secara tidak merata pada seluruh permukaan daun. 5. Katai Kedelai Penyakit katai kedelai dikenal dengan nama Indonesia Soybean Dwarf Virus (ISDV). Penyakit ini ditularkan oleh Aphis glycines. Serangan penyakit katai kedelai menyebabkan batang tanaman dan ruas buku (internodia) memanjang, daun tanaman berukuran kecil, keriput, rapuh, dan berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun yang sehat. Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian terpadu melalui beberapa cara antara lain penggunaan benih yang sehat dan bebas virus, pelaksanaan tehnik budidaya tanaman secara sehat, dan penyemprotan dengan insektisida untuk menekan perkembangan aphis.

Gejala Unsur Hara pada Tanaman JagungA. Kahat Nitrogen (N) Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna hijau kekuningan. Daun berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju tulang daun. Warna kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian bawah, karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembuangan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi rendah. B. Kahat Fosfor (P) Kahat fosfor umumnya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala awal dimulai dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan. Hasil tongkol menunjukkan tongkolnya kecil dengan ujung janggel melengkung. Suhu tinggi dan udara kering dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup. Kahat P menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah. C. Kahat Kalium (K)

Kahat kalium dimulai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang pinggir daun tua. Warna tersebut akan berkembang ke arah tulang daun utama dan pada daun-daun di atasnya. Gejala umum kahat K lainnya adalah warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui dengan mengiris batang secara memanjang. Ukuran tongkol kadang-kadang tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada kahat N dan P, tetapi biji-biji pada jagung tidak berkembang dan tongkol jagung memiliki banyak klobot dengan biji sedikit sebagai akibat kahat K. D. Kahat Belerang (S) Kahat belerang tampak pada daun muda yang berwarna hijau muda dengan pertumbuhan yang terhambat. Sering dijumpai pada tanah berpasir atau tanah dengan bahan organik rendah. E. Kahat Magnesium (Mg) Kahat magnesium menyebabkan timbulnya warna keputihan sepanjang kanan dan kiri tulang daun pada daun tua dengan warna keunguan sepanjang pinggir daun. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa tanah tersebut masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah yang kurang intensif. Pemberian dolomit dapat mengatasi masalah kahat Mg ini pada tahun-tahun berikutnya. F. Kahat Seng (Zn) Kahat seng (Zn) ditandai oleh garis-garis klorotik yang paralel dengan tulang daun utama pada daun muda, ruas pendek dan tanaman kerdil. G. Kahat Boron (B) Tanaman tanpa tongkol atau tongkolnya steril pada pertanaman dengan populasi tinggi. H. Kahat Tembaga (Cu) Daun pucuk mengering atau melilit.

TUGAS MANDIRI PENGANTAR ILMU PERTANIAN

NAMA NO BP

: ELLA YUNITA VIRMAN : 1110212029

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS 2011

TUGAS MANDIRI PENGANTAR ILMU PERTANIAN

NAMA NO BP

: GRISHELDA PRIZILIA : 1110212024

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS 2011