5 analisis pengembangan pariwisata...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan...

97
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -1 5.1 ANALISIS KEBIJAKAN (CONTENT ANALYSIS) Analisis kebijakan (Content Analysis) merupakan analisis berbagai kebijakan dan strategi pembangunan yang tertuang dalam berbagai dokumen pembangunan kota dan peraturan perundangan yang berlaku. Analisis kebijakan yang digunakan pada laporan ini berkaitan dengan bidang kepariwisataan di Kabupaten Gresik dengan memakai dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik. Dokumen akan memuat kebijakan terkait, strategi, dan program yang akan dilaksanakan. Penjelasan dari isi dokemen-dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. 5.2 ANALISIS PENDEKATAN KESESUAIAN EKOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Potensi Angin Potensi angin dalam perencanaan meliputi arah dan kekuatan angin untuk mendapatkan udara yang sejuk dan mengurangi kelembaban. b. Binatang/Habitat Mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan pengembangan area permukiman. c. Daerah Banjir Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan saluran-saluran alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya banjir. Saluran drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik terendah dalam kawasan menuju saluran drainase induk. ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA 5 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK

Upload: others

Post on 01-Sep-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -1

5.1 ANALISIS KEBIJAKAN (CONTENT ANALYSIS)

Analisis kebijakan (Content Analysis) merupakan analisis berbagai kebijakan dan

strategi pembangunan yang tertuang dalam berbagai dokumen pembangunan kota dan peraturan

perundangan yang berlaku. Analisis kebijakan yang digunakan pada laporan ini berkaitan

dengan bidang kepariwisataan di Kabupaten Gresik dengan memakai dokumen Rencana

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, dan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik. Dokumen akan memuat kebijakan

terkait, strategi, dan program yang akan dilaksanakan. Penjelasan dari isi dokemen-dokumen

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.

5.2 ANALISIS PENDEKATAN KESESUAIAN EKOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM

Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Potensi Angin

Potensi angin dalam perencanaan meliputi arah dan kekuatan angin untuk mendapatkan

udara yang sejuk dan mengurangi kelembaban.

b. Binatang/Habitat

Mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan pengembangan area

permukiman.

c. Daerah Banjir

Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan saluran-saluran

alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya banjir. Saluran

drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik terendah dalam

kawasan menuju saluran drainase induk.

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA 5 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK

Page 2: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -2

Page 3: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -3

Tabel 5.1Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

Rencana Program

Investasi Jangka

Menengah (RPIJM)

Kabupaten Gresik Tahun

2011-2015

1. Fasilitas kebudayaan dan rekreasi di wilayah

perencanaan seperti balai pertemuan gedung

pertunjukan terdapat di Kecamatan Gresik.

2. Tempat rekreasi berupa wisata budaya banyak

terdapat di wilayah perencanaan antara lain;

Makam Ibu Angkat Sunan Giri Kyai Ageng

Pinatih, Makam Sunan Giri, Makam Kyai dan

Nyai Condrodipo dan lain-lain.

3. Membuka dan mengembangkan potensi

kawasan strategis Kabupaten Gresik yang dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah

seperti pengembangan kawasan industrial

estate.

4. Membuka dan pengembangan kawasan

perbatasan, tertinggal dan terisolir dengan

pengembangan sistem jaringan jalan yang dapat

menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan

wilayah, perkotaan dan perdesaan.

5. Pengembangan dan peningkatan sistem

transportasi yang terintegrasi dengan wilayah

pusat-pusat pertumbuhan regional-nasional.

Pengembangan transportasi ini direncanakan

terpadu antara jaringan jalan, terminal, kereta

api, bandara udara dan transportasi sungai.

6. Dukungan pembangunan sarana dasar wilayah

seperti jaringan listrik, telepon dan air bersih,

promosi yang dapat menunjang perkembangan

pusat-pusat pelayanan wilayah, industri,

pertanian dan pariwisata.

7. Penanganan dan pengelolaan kawasan Daerah

Aliran Sungai Bengawan Solo, anak sungai,

sumber mata air, pembangunan dan

pengembangan sumberdaya alam berlandaskan

kelestarian lingkungan.

Pengembangan pusat

kota lama

1. Memperkuat karakter kawasan pusat kota lama

sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa,

rekreasi dan wisata budaya.

2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage.

3. Mengembalikan citra dan kualitas fisik kawasan

yang berperan penting dalam sejarah Kota Gresik,

antara lain Kawasan Alun-alun, kawasan

pelabuhan.

4. Membuat linkage kawasan-kawasan bersejarah

agar saling terintegrasi.

5. Menciptakan sinergi antara aktivitas ekonomi,

sosial dan budaya yang mampu mengangkat nilai-

nilai sejarah.

6. Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan.

7. Menata kawasan minat khusus dan fasilitas

pendukung disekitarnya menjadi satu kesatuan

dalam menunjang kegiatan wisata religi.

8. Menata dan mengembangkan Ruang Terbuka

Hijau (RTH) yang mengekspresikan suasana

tempo dulu.

Pengembangan kawasan

reklamasi pantai.

1. Reklamasi kecil dengan luasan di bawah 100 ha.

2. Pengembangan dan penataan kawasan pelabuhan

industri.

3. Pengembangan kawasan pelabuhan nelayan.

4. Pengembangan kawasan wisata pantai.

5. Pengembangan kawasan hutan mangrove.

Meningkatkan sarana

dan prasarana pariwisata

1. Dukungan pembangunan sarana dasar wilayah

seperti jaringan listrik, telepon dan air bersih,

promosi yang dapat menunjang perkembangan

pusat-pusat pelayanan wilayah, industri, pertanian

dan pariwisata.

Menstimulan

berkembangnya

aktivitas industri

1. Swasta, untuk mendanai program/proyek yang

dinilai memiliki direct profit seperti

pertambangan, industri, pariwisata,

Page 4: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -4

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

8. Peningkatan sumberdaya manusia dengan

penguasaan ilmu dan teknologi, keterampilan

dan wirausahaan dalam mempersiapkan

penduduk pada semua lini sektor, menghadapi

tantangan globalisasi dan pasar bebas.

9. Swasta, untuk mendanai program/proyek yang

dinilai memiliki direct profit seperti

pertambangan, industri, pariwisata,

perumahan/properti, pusat perbelanjaan, pasar

induk, dan lain sebagainya; termasuk ke dalam

kelompok sumber dana ini adalah partisipasi

Masyarakat.

pariwisata dan

perdagangan.

perumahan/properti, pusat perbelanjaan, pasar

induk, dan lain sebagainya; termasuk ke dalam

kelompok sumber dana ini adalah partisipasi

Masyarakat.

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah

Daerah (RPJMD)

Kabupaten Gresik Tahun

2011-2015

Isu-isu strategis kepariwisataan di Kabupaten Gresik

:

1. Kurangnya penataan fasilitas penunjang wisata

religi dan wisata untuk mewujudkan rasa

aman, senang, dan nyaman bagi wisatawan

domestic maupun luar negeri.

2. Potensi alam di Kabupaten Gresik belum

seluruhnya dikemas sebagai representative,

sebagai contohnya adalah potensi alam wisata

pantai delegan dan surowiti di Kecamatan

Panceng, wisata pulau bawean, dan goa gelang

agung di kecamatan bungah.

3. Menata pesisir pantai, baik yang ada di

wilayah daratan maupun Pulau bawean untuk

mempertahankan ekosistem yang ada dan

menjadikan tempat wisata yang layak jual.

4. Membangun dan memperbaiki sarana dan

prasarana wisata religious agar memberikan

kenyamanan dan kekhusu’an pengunjung

wisata religi.

5. Mensinergikan antara wisata religi untuk

membangun daya tarik dan minat wisatawan

religi untuk memperpanjang waktu berkunjung

Meningkatkan jumlah

kunjungan wisata

1. Peningkatan koordinasi dengan pengusaha

pariwisata baik di dalam maupun luar kabupaten

Mengembangkan

produk-produk wisata

dan meningkatkan

promosi

1. Program pembangunan adalah program

peningkatan industri pariwisata

a. Program pengembangan pemasaran

pariwsata

b. Program pengembangan destinasi pariwisata

c. Program pengembangan kemitraan

Page 5: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -5

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Gresik.

6. Membuat master plan pengembangan wisata

Pulau Bawean menuju ikon wisata Jawa Timur

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Jawa Timur.

7. Membangun sarana dan prasarana wisata

Pantai Delegan sehingga dapat menarik minat

wisatawan untuk berkunjung dan dapat

dijadikan sebagai slah satu tujuan wisata alam

di Kabupaten Gresik.

Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW)

Kabupaten Gresik

1. Revitalisasi kawasan pantai untuk

pengembangan wisata bahari di Kelurahan

Lumpur dank roman, Kecamatan Gresik serta

Pantai Delegan Kecamatan Panceng.

2. Memiliki potensi wisata bahari yang memiliki

nilai jual tinggi

3. Kawasan stategis sosio-kultural yang

dikembangkan karena merupakan salah satu

pusat penyebaran agama islam di Pulau Jawa.

4. Belum tertatanya beberapa kawasan makam

yang banyak dikunjungi wisatawan domestic

ataupun asing.

Strategi untuk

peningkata rute

penyebrangan

1. Mendorong tumbuhnya kegiatan pariwisata yang

didukung penyebrangan pulau.

2. Menambah frekuensi penyebrangan antar pulau.

3. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui

peningkatan nilai ekonomi kawasan melalui

pemanfaatan sekitar danau dan waduk sebagai

sumber air irigasi, sumber air bersih, pembangkit

tenaga listrik serta kegiatan pariwisata dengan

tetap memperhatikan keseimbangan pasokan air

dan kebutuhan masyarakat setempat.

4. Rencana pengembangan pelabuhan di wilayah

Kecamatan Sangkapura untuk mendukung sektor

pariwisata dan perikanan.

Strategi untuk

pelestarian dan

pemantapan fungsi

lindung pada kawasan

cagar budaya dan ilmu

pengetahuan.

1. Melestarikan bangunan kuno yang masih terdapat

di berbagai desa dan kelurahan yang ada di

Kabupaten Gresik.

2. Menjaga keaslian bentuk bangunan kuno.

3. Memanfaatkan kawasan cagar budaya sebagai

kawasan wisata.

4. Kebijakan dan strategi kawasan peruntukan

pariwisata.

5. Kebijakan kawasan peruntukan pariwisata, yaitu

pengembangan kawasan pariwisata yang ramah

lingkungan.

6. Pengembangan wilayah kepulauan yaitu di

Page 6: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -6

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

Bawean meliputi Kecamatan Sangkapura dan

Tambak didukung oleh jaringan transportasi

udara.

7. Pengembangan pariwisata dengan tetap

mempertahankan aspek ekologis.

8. Penetapan wilayah sungai sebagai salah satu

bagian dari wisata perairan dan tramsportasi

sesuia karakter masing-masing.

9. Penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang

memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata

dan penelitian.

10. Pengelolaan cagar alam dan suaka margasatwa

untuk pengembangan pendidikan, rekreasi, dan

pariwisata.

Strategi pengembangan

kawasan pariwisata

yang ramah lingkungan.

1. Mengembangkan obyek wisata andalan prioritas.

2. Membentuk zona wisata dengan disertai

pengembangan paket wisata.

3. Mengkaitkan kalender wisata dalam skala

nasional.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang

ada di masing-masing objek wisata.

5. Melakukan diversifikasi program dan produk

wisata.

6. Melestarikan tradisi dan kearifan masyarakat

lokal.

7. mengembangkan pusat kerajinan dan cinderamata.

8. meningkatan promosi dan kerjasama wisata.

9. meningkatkan potensi agroekowisata dan

ekowisata.

Strategi pengembangan

ruang sektor informal.

1. Mengembangkan kegiatan perdagangan berupa

pedagang kaki lima dikembangkan di kawasan-

kawasan wisata.

Peningkatan konservasi

ekosistem kawasan

pesisir dan pulau-pulau

1. Mempertahankan dan menjaga kelestariannya

ekosistem.

2. Membatasi kegiatan yang mengakibatkan

Page 7: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -7

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

kecil yang menjadi

fungsi perlindungan,

baik perlindungan bagi

kawasan bawahannya,

kawasan perlindungan

setempat, suaka alam

maupun pelestarian

alam.

terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil.

3. Menjaga kelestarian berbagai kehidupan,

utamanya satwa yang terancam punah.

Pengoptimalan

pengembangan Kawasan

pesisir dan pulau-pulau

kecil.

1. Melakukan optimasi pemanfaatan kawasan pesisir

dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan budidaya

perikanan, permukiman, pelabuhan, pertambangan

industri, perdagangan dan jasa.

2. Melindungi ekosistem pesisir yang rentan

terhadap perubahan fungsi kawasan.

3. Meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan

penelitian di kawasan pesisir dan pulau-pulau

kecil.

Peningkatan upaya-

upaya untuk

mempertahankan dan

memperbaiki ekosistem

pesisir.

1. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah

dengan masyarakat setempat dalam memelihara

ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.

2. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung

melalui pemanfaatan bakau dan terumbu karang

sebagai sumber ekonomi perikanan dengan cara

penangkapan yang ramah lingkungan dan

mendukung keberlanjutan.

3. Menjadikan kawasan lindung sebagai obyek

wisata dan penelitian ekosistem pesisir dan pulau-

pulau kecil.

4. Menghindari penggunaan hutan mangrove untuk

berbagai kegiatan yang mengakibatkan kerusakan

di kawasan tersebut.

Peningkatan

operasionalisasi

perwujudan

pengembangan kawasan

1. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi perikanan

tangkap dan budidaya secara berkelanjutan.

2. Mendorong peningkatan nilai tambah manfaat

hasil-hasil perikanan.

Page 8: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -8

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

andalan dengan produk

unggulan sektor

kelautan dan perikanan.

3. Meningkatkan fasilitas pelayanan informasi dan

jasa terpadu.

4. Meningkatkan industri pengolahan ikan yang

memiliki dukungan akses yang baik ke pasar.

5. Mengembangkan kerjasama perdagangan atau

pemasaran dengan daerah-daerah produsen

lainnya dan kerjasama perdagangan antardaerah.

6. Promosi potensi wisata, penyiapan / pematangan

lokasi / obyek wisata melalui kelengkapan sarana

dan prasaran.

7. Peningkatan peran swasta baik melalui kerjasama

maupun investasi.

Pengembangan dan

pengendalian daerah

daerah pesisir di

Kabupaten Gresik.

1. Meningkatkan akses menuju kota-kota pesisir

yang menjadi orientasi utama di wilayah

Kabupaten Gresik.

2. Mengembangkan pelayanan penunjang kegiatan

perdagangan, berskala kecil hingga besar.

3. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang

kegiatan sosial – ekonomi masyarakat.

4. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan

sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya

lokal.

5. Meningkatkan industri di daerah-daerah pesisir

secara ramah lingkungan dan mendukung

keberlanjutan.

6. Meningkatkan daya saing daerah-daerah pesisir

sesuai dengan potensinya.

7. Meminimalkan aspek-aspek penyebab

ketertinggalan.

8. Melakukan pengendalian dan pengawasan

sumberdaya kelautan di wilayah pesisir.

9. Melakukan pencegahan abrasi di wilayah pesisir

dengan melibatkan masyarakat.

10. Mengendalikan sedimentasi atau pendangkalan

pelabuhan dan alur atau koridor penghubung laut.

Page 9: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -9

Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana

11. Mengendalikan dampak pencemaran laut.

Pengembangan kawasan

pariwisata

1. Pengembangan kawasan pariwisata dengan

melakukan promosi wisata baik secara regional

maupun nasional.

2. Penataan kawasan pariwisata dengan

memperhatikan keberlangsungan lingkungan.

3. Pengembangan kegiatan pendukung pariwisata

(hotel, restoran, dll) dengan memperhatikan arahan

RUTR/RDTR/RTRK yang ada.

4. Menerapkan paket-paket wisata. Paket wisata ini

diharapkan mampu menghubungkan antara satu

ODTW dengan ODTW lainnya.

5. Pengembangan event wisata budaya.

6. Pengembangan jalur transportasi wisata.

7. Pengembangan sentra perdagangan di masing-

masing makam tujuan perjalanan wisata.

8. Pengembangan pusat penginapan di Gresik Kota

terutama di Kecamatan Kebomas dan Kecamatan

Gresik.

9. Pengembangan desa wisata.

Page 10: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -10

d. Unit Visual dan Kapasitas Visual

Daerah yang berpotensi memiliki arah view yang bagus antara lain adalah daerah hijau

hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi pantai. Pemanfaatan daerah-aerah yang

berpotensi ini diperuntukkan untuk pariwisata, permukiman menengah ke atas.

e. Area dengan Visitas Tinggi

Kawasan yang memiliki visibilitas tinggi adalah kawasan yang memungkinkan untuk

terlihat dari berbagai sudut (sebagai landmark kawasan) dapat difungsikan untuk zona

magnet pusat kota.

f. Topografi

Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi topografi eksisting

wilayah tersebut, juga guna lahan dan karakter wilayahnya. Selain hal-hal tersebut di atas

juga perlu diperhatikan kesesuaian/kelayakan kawasan itu sendiri. Untuk itu yang perlu

dipertimbangkan adalah:

1. Keserasian Penggunaan Energi

a) Upaya identifikasi kesesuaian fungsi kawasan/wilayah dengan potensi alam yang

dapat menghasilkan energi yang baik berupa angin, aliran air dan laut.

b) Pada beberapa kawasan wisata diKab. Gresik masih belum memanfaatkan fungsi

dan potensi energi yang ada, sehingga membutuhkan pengembangan pada

pemanfaatan energi untuk pengembangan pariwisata.

2. Kesesuaian untuk Preservasi

a) Identifikasi yang disesuaikan dengan konsep dasar perencanaan wilayah dan kondisi

wilayah kawasan yang memiliki potensi untuk di preservasi baik yang buatan

maupun alam. Buatan dapat berupa kawasan bersejarah, monumen, atau

peninggalan kuno. Kawasan preservasi alam dapat dipreservasi karena perlu

dilindungi seperti daerah aliran sungai, hutan, tepian pantai, danau, terumbu karang,

laut, atau daerah yang dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor, patahan

geologis, daerah gunung berapi dan sebagainya.

b) Pada kawasan pesisir Kab. Gresik terdapat dua bentuk pariwisata yang dominan

yaitu bangunan-bangunan makan yang merupakan peninggalan bersejarah yang

tersebar hampir diseluruh Kab. Gresik, dan bentuk lainnya adalah kawasan pesisir

yang memiliki daya tarik berupa pantai yang memiliki potensi besar sebagai

destinasi wisata di Kab. Gresik khususnya di Pulau Bawean.

3. Kesesuaian untuk Rekreasi

a) Pemanfaatan lahan kawasan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi

yang mendukung pelayanan fasilitas umum untuk penghuni sekitar maupun sebagai

daya tarik wilayah seperti danau/telaga, pantai/ laut, daerah sepanjang sungai, hutan,

taman kota, kawasan cagar budaya dan bukit.

Page 11: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -11

b) Kab. Gresik memiliki banyak kawasan cagar budaya dan pantai-pantai wisata yang

sesuai untuk arahan pengembangan kepariwisataan, destinasi berupa pantai, makam-

makam bersejarah, air terjun, kawasan agrowisata, namun dalam pengembangannya

masih belum optimal baik dari fasilitas dan infrastruktur.

4. Kesesuaian untuk Hunian

a) Perencanaan wilayah sebagai daerah hunian, dengan mempertimbangkan beberapa

aspek perencanaan antara lain dari segi aksesibilitas, kondisi topografi, kestrategisan

lokasi, kondisi kontur tanah, kebisingan dan potensi alam dan buatan.

b) Dengan melihat beberapa pertimbangan yaitu kawasan yang cocok dengan hunian

adalah sesuai dengan guna lahan permukiman yang benar, untuk kawasan wisata

pantai hunian tidak cocok berada dekat dengan tempat wisata atau kawasan pantai

wisata karena untuk kawasan tersebut sering terjadi erosi akibat gelombang air laut

yang tinggi sehunga akan menggerus tanah yang ada dekat pantai. Sehingga lokasi

permukiman harus berada pada tingkat kerawanan bencana yang rendah, yaitu jauh

dari tempat wisata.

5.3 ANALISIS DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN

Analisis daya dukung fisik dan lingkungan merupakan analisis kemampuan fisik,

lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Analisis fisik dan

lingkungan wilayah atau kawasan ini adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam

tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam

pengembangan wilayah dan atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap

memperhatikan keseimbangan ekosistem. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut :

a. Klimatologi dan Hidrologi

b. Topografi

c. Geologi

d. Bencana Alam dan

5.3.1 Klimatologi dan Hidrologi

Keadaan iklim di Kabupaten Gresik ditandai dengan keadaan curah hujan dan

intensitas hujan. Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau rata-

rata cuaca di suatu tempat dalam periode tertentu. Keadaan iklim menjadi faktor penting dalam

kepariwisataan, karena keadaan iklim dapat menjadi faktor penunjang atau menjadi faktor

penghambat.

Page 12: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -12

A. Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu faktor penunjang kegiatan kepariwisataan di

Kabupaten Gresik, dengan melihat beberapa kecenderungan pola dan jumlah curah hujan pada

waktu tertentu dapat menjadi faktor penting pendukung dan penghambat. Dari data yang

didapat yaitu data curah hujan tahun 2010 dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan penurunan

jumlah curah hujan, yaitu dari 2.046 mm menjadi 1.354 mm, atau mengalami penurunan

sebesar 33,82 %.

Tabel 5.2Jumlah Curah Hujan Rata-rata Menurut Bulan (mm)Kabupaten Gresik

No Bulan Curah Hujan (mm)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Januari 136 282 319 517 417

2 Pebruari 225 167 236 261 366

3 Maret 246 21 242 288 173

4 April 192 244 134 153 119

5 Mei 137 63 126 153 58

6 Juni 105 13 64 88

7 Juli 123 25 9 36 11

8 Agustus 1 5

9 September 66

10 Oktober 162 14 396 146

11 Nopember 287 382 256 138 33

12 Desember 250 309 130 266 177

Jumlah 1930 1525 1912 2046 1354

Rata-rata 160,83 127,08 159,33 170,50 112,83

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

B. Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik

dalam bulanan maupun tahunan. Nilai intensitas hujan akan mempengaruhi pembagian wilayah

untuk kawasan lindung maupun budidaya, karena nilai intensitas tersebut mempengaruhi

kemampuan daya dukung tanah apabila untuk kegiatan budidaya. Semakin tinggi nilai tersebut

akan semakin kurang layak untuk budidaya. Banyaknya hari hujan (Number of Rainy Days)

pada tahun 2001 dan tahun 2010 bisa dilihat pada tabel di bawah, Yaitu sebesar 86 hari dan 64

hari. Hal ini bisa diartikan bahwa pada tahun 2010 jumlah hari hujan mengalami penurunan

sebesar 25,58 %. Hari hujan pada tahun 2001, yaitu sebesar 15 hari, diikuti oleh bulan Januari

dan Pebruari sebanyak sebanyak 14 hari dan 12 hari. Pada tahun 2010, hari hujan justru terjadi

pada bulan Januari 2010 diikuti oleh bulan Pebruari dan Maret masing-masing sebesar 16 hari,

14 hari dan 12 hari.

Page 13: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -13

Tabel 5.3Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan (Hari) Kabupaten Gresik

No Bulan Jumlah Hari Hujan

2006 2007 2008 2009 2010

1 Januari 9 11 17 14 16

2 Pebruari 13 11 12 12 14

3 Maret 13 16 12 15 12

4 April 11 10 10 8 7

5 Mei 8 4 8 4 3

6 Juni 7 2 5 2

7 Juli 10 2 1 5 1

8 Agustus 1 1

9 September 4

10 Oktober 8 1 7 8

11 Nopember 15 12 13 8 2

12 Desember 10 13 7 10 9

Jumlah 109 83 92 86 64

Rata-rata 9,08 6,92 7,67 7,17 5,33

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

C. Iklim dan Hidrologi

Seperti halnya kondisi Jawa Timur lainnya, di wilayah Kabupaten Gresik mempunyai

kondisi iklim yang hampir sama. Untuk menentukan kondisi iklim di Kabupaten Gresik

menggunakan data dari stasiun Meteorologi yang terdekat, karena di wilayah Gresik belum ada

stasiun meteorologi yaitu dengan menggunakan stasiun Meteorologi Tanjung Perak Surabaya

sebagai acuan. Berdasarkan data dari stasiun hujan Tanjung Perak Surabaya kondisi iklim yang

berada di Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut :

1. Temperatur rata-rata sebesar 27,8 o C

2.

3.

Temperatur minimum terjadi pada bulan Juli sedangkan temperatur tertinggi terjadi

pada bulan Oktober. Radiasi matahari terbesar 84 % terjadi pada bulan Maret, kecepatan angin

berkisar antara 4 – 6 per detik dengan arah rata-rata ke Selatan. Wilayah Kota Gresik seperti

daerah di Jawa Timur lainnya di pengaruhi oleh iklim tropis. Terhadap iklim daerah Kota

Gresik dapat dibedakan :

1. Iklim kemarau kering terjadi pada bulan Juni sampai dengan Bulan September.

2. Musim penghujan basah terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.

3. Musim peralihan dari musim kemarau sampai musim penghujan terjadi pada bulan Oktober

dan November.

Page 14: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -14

4. Pada bulan April dan Mei terjadi musim peralihan dari musim penghujan ke musim

kemarau.

Dari data iklim tersebut dalam perencanaan kepariwisataan di Kabupaten Gresik dapat

menentukan perencanaan dan kesesuaian pembangunan konsep dan fisik destinasi wisata

sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan eksisting yang ada .

5.3.2 Topografi

Dalam perencanaan kota kemiringan lahan/topografi merupakan unsur yang penting

untuk ditelaah. Peta ketinggian dibuat dari peta topografi yang bersumber dari peta topografi

dengan skala terbesar yang tersedia. Dari peta topografi ini dapat diturunkan beberapa peta

yang berkaitan dengan bentuk bentang alam dan kemiringannya, yakni peta morfologi dan

peta kemiringan lereng/lahan, Kesesuaian lahan bagi peruntukkan bangunan tertentu tidak

terlepas dari pertimbangan kemiringan lahan di kawasan tersebut. Pada umumnya Ketinggian

tempat di Wilayah Kabupaten Gresik berada pada 0 – 500 m diatas permukaan laut (dpl) pada

elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong.

Tabel 5.4Luas Daerah Berdasarkan KetinggianKabupaten Gresik Tahun 2010

No Kecamatan Ketinggian (Meter dpl)

Jumlah 0 – 10 10 - 20 > 20

1 Wringinanom 0,00 6254,00 0,00 6262,00

2 Driyorejo 0,00 5130,00 0,00 5130,00

3 Kedamean 6588,00 0,00 0,00 6596,00

4 Menganti 6196,00 0,00 0,00 6367,00

5 Cerme 6126,00 0,00 0,00 6126,00

6 Benjeng 0,00 6862,00 0,00 6871,00

7 Balongpanggang 7167,00 0,00 0,00 7167,00

8 Duduksampeyan 7440,00 0,00 0,00 7449,00

9 Kebomas 2966,00 0,00 0,00 3433,00

10 Gresik 524,00 0,00 0,00 799,00

11 Manyar 8287,00 0,00 0,00 8671,00

12 Bungah 8022,00 0,00 0,00 7936,00

13 Sidayu 4521,00 0,00 0,00 4521,00

14 Dukun 5909,00 0,00 0,00 5909,00

15 Panceng 0,00 0,00 6318,00 6259,00

16 Ujungpangkah 9470,00 0,00 0,00 10406,00

17 Sangkapura 11872,00 0,00 0,00 11872,00

18 Tambak 7755,00 0,00 0,00 7739,00

Jumlah 92843,00 18246,00 6318,00 119.513,00

Prosentase 79,08 15,54 5,38 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Distribusi wilayah di Kabupaten Gresik berdasarkan ketinggian dapat diuraikan sebagai

berikut;

Page 15: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -15

a. Wilayah dengan ketinggian 0 –

seluruh luas wilayah Kabupaten Gresik. Wilayah dengan ketinggian 10 – 20 mdpl

b.

1. Kondisi topografi pada Kabupaten Gresik bervariasi pada kemiringan 0 – 2 %, 3 – 15

%, dan 16 – 40 % serta lebih dari 40 %. Sebagian besar mempunyai kemiringan 0 - 2 %

2. Lereng, adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horisontal

dimana hal ini dinyatakan dalam persen. Berdasarkan kemiringan lerengnya, maka

Kabupaten Gresik dibagi menjadi 4 (empat) kelompok wilayah, yang terdiri dari :

a) Kemiringan lereng 0 – 2 %; meliputi 80,57 % dari luas Kabupaten Gresik serta

tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Gresik.

b) Kemiringan Lereng 3 – 15 %; meliputi 10,44 % dari luas Kabupaten Gresik,

tersebar di Kecamatan Panceng, Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Driyorejo,

Kecamatan Kedamean dan Kecamatan Wringinanom.

c) Kemiringan 15 – 40 %; meliputi prosentase 8,70 % dari luas wilayah Kabupaten

Gresik, lahan – lahan tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Panceng dan

Ujungpangkah serta wilayah Kecamatan Kebomas.

d) Kemiringan Lereng > 40 %; meliputi prosentase 0,92 % dari luas wilayah

Kabupaten Gresik yang terletak di wilayah Kepulauan di Bawean dan Kecamatan

Ujungpangkah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 5.5Luas Daerah Berdasarkan KelerenganKabupaten Gresik Tahun 2010

No Kecamatan Lereng

Jumlah 0 - 2 % 3 - 15 % 16 - 40 % >40 %

1 Wringinanom 3968,00 2286,00 0,00 0,00 6262,00

2 Driyorejo 4680,00 450,00 0,00 0,00 5130,00

3 Kedamean 5684,00 904,00 0,00 0,00 6596,00

4 Menganti 6196,00 0,00 0,00 0,00 6367,00

5 Cerme 6126,00 0,00 0,00 0,00 6126,00

6 Benjeng 6862,00 0,00 0,00 0,00 6871,00

7 Balongpanggang 7167,00 0,00 0,00 0,00 7167,00

8 Duduksampeyan 7440,00 0,00 0,00 0,00 7449,00

9 Kebomas 2409,00 518,00 39,00 0,00 3433,00

10 Gresik 524,00 0,00 0,00 0,00 799,00

11 Manyar 8197,00 90,00 0,00 0,00 8671,00

12 Bungah 8022,00 0,00 0,00 0,00 7936,00

13 Sidayu 4521,00 0,00 0,00 0,00 4521,00

14 Dukun 5909,00 0,00 0,00 0,00 5909,00

15 Panceng 3897,00 2324,00 72,00 25,00 6259,00

16 Ujungpangkah 8063,00 972,00 243,00 192,00 10406,00

Page 16: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -16

No Kecamatan Lereng

Jumlah 0 - 2 % 3 - 15 % 16 - 40 % >40 %

17 Sangkapura 4805,00 2050,34 4216,68 799,98 11872,00

18 Tambak 143,00 2656,94 4899,81 55,25 7739,00

Jumlah 94613,00 12251,28 9470,49 1072,23 119.513,00

Prosentase 80,59 10,43 8,07 0,91 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

5.3.3 Geologi

Bentang alam yang merupakan view dan potensial wilayah Kabupaten Gresik, secara

garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) antara lain:

a. Daerah perbukitan batu gamping

Daerah perbukitan batu gamping terbesar dibagian Utara dan Selatan antara lain di

Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah. Struktur geologi didaerah ini

merupakan lipatan yang berbentuk antilklinal dan sinklinal, hal tersebut adanya sistem

rekahan dan rongga akibat pelarutan menyebabkan batu gamping banyak menyimpan

banyak air.

b. Daerah dataran rendah

Daerah dataran rendah ini tertutup oleh belahan hasil rombakan daerah atas didekat

ataupun di daerah hulu, lapisan tanah bagian atas ini terdiri dari lempung, lempung pasiran

dan napal. Pada umumnya berupa dataran alluvial yang batuannya bersifat kedap air, oleh

karena itu peresapan air hujan lebih kecil apabila dibandingkan dengan daerah batu

gamping.

Persebaran jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Gresik berdasarkan pada jenis

tanah masing-masing mempunyai proporsi dan sifat. Adapun masing-masing jenis tanah

adalah sebagai berikut :

1. Alluvial, bahan induk dari tanah liat dan pasir yang beraneka ragam tanah kelabu

kehitam-hitaman dengan tekstur liat berat sedikit plastis. Penggunaan lahan pada

umumnya berupa persawahan dengan pengairan yang sebagian besar sudah teratur dan

sebagian berupa empang/tambak. Dengan ini baik untuk perluasan sawah yang

dipergunakan sebagai tanaman bahan pangan.

2. Kompleks mediteran, tanah jenis ini berasal dari bahan induk batu liat napal, sifat

lainnya dari jenis tanah ini mempunyai kadar bahan organik rendah sampai sedang.

Fisiografi daerah berupa bukit lipatan dengan bentuk wilayah berbukit sampai

bergunung, sebagian besar merupakan wilayah berbukit dengan kemiringan lereng 30

%. Jenis tanah ini biasanya dipakai untuk bermacam-macam bentuk penggunaan lahan,

antara lain persawahan tadah hujan dan tegalan serta galian batu gamping.

3. Grumusol, jenis tanah ini berasal dari bahan induk , bahan kapur, napal dan batu liat.

Tanah kelabu tua dengan tekstur liat dan struktur sangat gempal serta konsisten teguh

Page 17: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -17

sampai plastis. Tanah Grumusol ini tersebar di daerah bukit lipatan yang merupakan

bagian bawah punggung antiklinal dan lembah-lembah sinklinal dengan bentuk wilayah

bergelombang. Jenis tanah ini mempunyai kemampuan lahan untuk pertanian yang

sangat terbatas oleh air.

Tabel 5.6Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tanah (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010

No Kecamatan Jenis Tanah (ha)

Jumlah A B C D E F G

1 Wringinanom 0,00 199,00 1358,00 0,00 3245,00 1458,00 0,00 6262,00

2 Driyorejo 0,00 3414,00 0,00 0,00 1403,00 312,00 0,00 5130,00

3 Kedamean 3906,00 0,00 0,00 0,00 2524,40 685,00 0,00 6596,00

4 Balongpanggang 0,00 5880,00 0,00 0,00 320,00 0,00 0,00 6367,00

5 Benjeng 0,00 4817,00 0,00 0,00 1311,00 0,00 0,00 6126,00

6 Menganti 0,00 2449,40 0,00 0,00 0,00 4423,00 0,00 6871,00

7 Cerme 223,00 5909,90 0,00 0,00 1039,00 0,00 0,00 7167,00

8 Duduksampeyan 2936,00 4511,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7449,00

9 Kebomas 885,00 444,00 0,00 0,00 0,00 1161,00 447,60 3433,00

10 Gresik 0,00 0,00 0,00 0,00 525,30 0,00 0,00 799,00

11 Manyar 4222,90 792,00 1685,00 0,00 0,00 0,00 1586,00 8671,00

12 Bungah 0,00 0,00 7282,80 0,00 740,00 0,00 0,00 7936,00

13 Sidayu 2223,00 0,00 0,00 447,00 1577,90 0,00 273,00 4521,00

14 Dukun 5915,90 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5909,00

15 Panceng 0,00 0,00 0,00 6258,50 0,00 0,00 0,00 6259,00

16 Ujungpangkah 5926,00 0,00 0,00 0,00 3320,00 0,00 237,00 10406,00

17 Sangkapura 0,00 0,00 0,00 11357,00 0,00 0,00 0,00 11872,00

18 Tambak 0,00 0,00 0,00 7746,00 0,00 0,00 0,00 7739,00

Jumlah 26237,80 28416,70 10325,80 25808,50 16005,60 8039,00 2543,60 119.513,00

Prosentase 22,35 24,20 8,79 21,98 13,63 6,85 2,17 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Keterangan :

A : Alluvial Hidromorf

B : Alluvial Kelabu Tua

C : Alluvial Kelabu

D : Kompleks Mediteran Coklat Kemerahan

E : Alluvial Kelabu Tua

F : Grumosol Kelabu

G : Kompleks Mediteran Merah dan Litosol

5.3.4 Bencana alam

a. Erosi, adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah oleh aliran permukaan, sehingga

mengakibatkan butiran-butiran tanah tergerus. Penyebab lain terjadinya kerusakan sumber

daya lahan adalah terjadinya proses erosi. Di Kabpaten Gresik, luas lahan yang mengalami

erosi adalah sebesar 3.924,34 ha atau sekitar 3,28 % dari luas lahan total dan tersebar di 10

Kecamatan. Kecamatan dengan luas daerah tererosi terbesar adalah Kecamatan Kebomas

(37,73 %), diikuti dengan Kecamatan Gresik (18,52 %) dan Ujungpangkah (9,54 %). Erosi

dapat terjadi di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) maupun pantai. Daerah Pengaliran

Page 18: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -18

Sungai adalah wilayah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang

bersangkutan. Perubahan fisik yang terjadi di DPS akan berpengaruh langsung pada

kemampuan retensi DPS menghadapi banjir. Retensi DPS adalah kemampuan DPS untuk

menahan air di bagian hulu. Perubahan tata guna lahan di sepanjang DPS, misalnya dari

hutan dijadikan perumahan atau perkebunan, akan menyebabkan retensi DPS berkurang

secara drastis. Luas lahan yang mengalami erosi di Daerah Pengaliran Sungai (DPS)

belum terinventarisasi dan teridentifikasi secara lengkap.

b. Erosi pantai atau abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang,

pasang surut dan angin. Terlihat bahwa lahan pantai yang tererosi meliputi area pada 5

(lima) dengan luas sebesar 1.185,06 ha atau 47,9 % dari seluruh luas lahan tererosi.

Sebagian besar erosi pantai atau abrasi tersebut terjadi di Kecamatan Ujungpangkah dan

Panceng. Kondisi sebaliknya juga terjadi dimana terjadi penambahan tanah oloran,

diantaranya pada beberapa tempat Kecamatan Ujungpangkah dan Pulau Galang di

Kecamatan Kebomas. Penambahan tanah oloran juga terjadi akibat kegiatan reklamasi

untuk kperluan pengembangan industri dan pelabuhan, sebagai contoh pelabuhan

Nusantara Playwood. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 5.7Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Erosi Tanah (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010

No Kecamatan Erosi

Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

Tidak Erosi

(Ha)

Total

(Ha)

1 Wringinanom 127,31 2,03 6134,69 6262,00

2 Driyorejo 64,00 1,25 5066,00 5130,00

3 Kedamean 0,00 0,00 6596,00 6596,00

4 Balongpanggang 0,00 0,00 6367,00 6367,00

5 Benjeng 0,00 0,00 6126,00 6126,00

6 Menganti 0,00 0,00 6871,00 6871,00

7 Cerme 0,00 0,00 7167,00 7167,00

8 Duduksampeyan 0,00 0,00 7449,00 7449,00

9 Kebomas 1295,37 37,73 2137,63 3433,00

10 Gresik 148,00 18,52 651,00 799,00

11 Manyar 223,00 2,57 8448,00 8671,00

12 Bungah 414,02 5,22 7521,98 7936,00

13 Sidayu 0,00 0,00 4521,00 4521,00

14 Dukun 0,00 0,00 5909,00 5909,00

15 Panceng 169,36 2,70 6089,64 6259,00

16 Ujungpangkah 992,55 9,54 9413,45 10406,00

17 Sangkapura 433,73 3,65 11438,27 11872,00

18 Tambak 57,00 0,74 7682,00 7739,00

Jumlah 3924,34 3,28 115588,66 119513,00

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Tabel 5.8Luas Lahan Pantai TererosiKabupaten Gresik Tahun 2010

No. Kecamatan Luas Erosi (Ha)

1. Kebomas 1,06

Page 19: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -19

2. Gresik 11,00

3. Manyar 38,00

4. Panceng 541,00

5. Ujungpangkah 594,00

Jumlah 1185,06

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

c. Drainase adalah keadaan yang menunjukkan lamanya dan seringnya tanah jenuh terhadap

kandungan air atau menunjukkan kecepatan meresapnya air dari permukaan tanah. Kondisi

ini akan mempengaruhi tingkat genangan dan potensi banjir Secara umum Kabupaten

Gresik memiliki drainase yang cukup baik, wilayah yang mengalami genangan air periodik

meliputi Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Sidayu dan Kecamatan Bungah, sebagian

Kecamatan Panceng dan Kecamatan Dukun serta Kecamatan Balongpanggang. Untuk

lebih jelasnya dapat dillihat pada Tabel brikut :

Tabel 5.9Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Genangan (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010

No Kecamatan

Genangan (Ha)

Jumlah Tidak Tergenang

Tergenang

Periodik

Selalu

Tergenang

1 Wringinanom 6260,00 0,00 0,00 6262,00

2 Driyorejo 5029,00 0,00 100,00 5130,00

3 Kedamean 7040,40 0,00 75,00 6596,00

4 Balongpanggang 6100,00 100,00 0,00 6367,00

5 Benjeng 6103,00 0,00 25,00 6126,00

6 Menganti 6847,40 0,00 25,00 6871,00

7 Cerme 7046,90 0,00 125,00 7167,00

8 Duduksampeyan 5097,40 0,00 2350,00 7449,00

9 Kebomas 2892,60 0,00 75,00 3433,00

10 Gresik 525,30 0,00 0,00 799,00

11 Manyar 4248,90 37,00 4000,00 8671,00

12 Bungah 2797,80 2875,00 2350,00 7936,00

13 Sidayu 2895,90 1625,00 0,00 4521,00

14 Dukun 4990,90 925,00 0,00 5909,00

15 Panceng 6258,50 0,00 0,00 6259,00

16 Ujungpangkah 3313,00 6170,00 0,00 10406,00

17 Sangkapura 0,00 11357,00 0,00 11872,00

18 Tambak 0,00 7746,00 0,00 7739,00

Jumlah 77447,00 30835,00 9125,00 119.513,00

Prosentase 65,96 26,26 7,77 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

5.4 ANALISIS SUPPLY (PENAWARAN)

Tujuan dari analisis supply (penawaran) adalah untuk memenuhi karakter dan kondisi

produk pariwisata, sehingga nantinya akan lebih jelas pangsa pasar pariwisata yang menjadi

Page 20: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -20

sasaran dan pemasarannya, beberapa komponen sediaan atau penawaran yang digunakan dalam

analisis ini diantaranya: Keanekaragama daya tarik, aksesibilitas, amenitas dan kondisi sosial

budaya masyarakat.Analisis supply merupakan salah satu dari analisis kepariwisataan, dimana

unsur-unsur yang berada didalamnya meliputi keanekaragaman daya tarik wisata, aksesibilitas

kawasan wisata, amnenitas dan sosial budaya masyarakat.

5.4.1 Kenakeragaman Daya Tarik Wisata

A. Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik wisata alam yang berada di Kabupaten Gresik terdiri dari alam di

pegunungan dan di pantai. Untuk wisata alam di pegunungan terdapat wisata petilasan Sunan

Kalijaga di bukit surowiti, danau kastoba, Air Terjun Laccar, Air Terjun Patar Selamat, dan Air

Panas Kebondaya yang sebagian besar berada di Pulau Bawean. Wisata alam di pegunungan

menawarkan suhu udara yang masih segar dan dingin, yang masih dikelilingi oleh hutan-hutan

yang masih alami. Pemandangan alam yang indah juga menjadi daya tarik wisatawan unutk

berkunjung ke wisata pegunungan tersebut. Selain itu, daya tarik lainnya adalah air yang masih

segar dan bersih, sehingga wisatawan dapat mandi atau berendam.

Untuk wisata alam pantai antara lain: Pantai Labuhan, Pantai Nyimas, Pantai Hutan

Lindung, Pantai Tinggen, Pantai Dalegan, Pulau Noko dan Pulau Gili, Kawasan Pantai Selayar,

serta Pantai Pulau Cina yang tersebar di Kabupaten Gresik. Daya tarik wisata pantai yang

paling utama yaitu pantainya yang masih alami, selain itu garis pantai juga panjang, sehingga

akan lebih memuaskan para wisatawan untuk menikmati pemandangan pantai sambil berjalan

di sepanjang garis pantai. Pada Pulau Noko dan Pulau Gili pantai yang ditawarkan lebih indah

karena warna pasirnya yang putih, bersih, dan halus. Selain itu juga terdapat terumbu karang

yang masih alami dan indah. Pemandangan laut lepas yang indah juga menarik wisatawan

untuk berkunjung menikmati wisata pantai.

Air terjun Kudhu-Kudhu

Air Panas

Page 21: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -21

Danau Kastoba

Air Terjun Laccar

Pantai Makam Panjang

Pantai Tandjung Ke’en

Tandjung Ke’en

Pulau Noko

Gambar 5.1Daya Tarik Wisata Alam Kabupaten Gresik

B. Daya Tarik Wisata Religi/ Budaya

Daya tarik wisata budaya yang terdapat di Kabupaten Gresik merupakan wisata religi

yang berupa makam-makam para ulama-ulama Islam dan beberapa tokoh bersejarah yang

berpengaruh pada pembentukan Kabupaten Gresik. Objek wisata religi tersebut antara lain:

Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri, Petilasan Giri Kedaton, Makam Kanjeng

Tumenggung Pusponegoro, Makam Nyi Ageng Pinatih, Makam Raden Santri, Makam Sunan

Prapen, Makam Siti Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh Sidayu, Makam Dewi

Sekardadu, serta Makam Putri Cempo. Daya Tarik yang ditawarkan dari wisata religi adalah

ketenangan batin, pengkayaan pengetahuan akan sejarah islam dan pembentukan Gresik.

Page 22: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -22

Makam Kandjeng Sepuh Sidayu

Makam Maulana Malik Ibrahim

Makam Nyai Ageng Pinatih

Makam Raden Santri

Makam Siti Fatimah binti Maemun

Makam Sunan Giri

Makam Sunan Prapen

Situs Giri Kedaton

Gambar 5.2Daya Tarik Wisata Budaya Kabupaten Gresik

C. Daya Tarik Wisata Buatan

Page 23: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -23

Wisata buatan yang terdapat di Kabupaten Gresik yaitu Giri Warna Tirta atau Telaga

Ngipik. Daya Tarik yang ditawarkan pada wisata buatan tersebut antara lain pemandangan

telaga yang indah dengan suasana sejuk, tenang, dan nyaman. Telaga yang terbentuk akibat

penambangan tanah lapang oleh PT Petrokimia Gresik sehingga terbentuk lubang seluas 20

hektar tersebut telah dilengkapi denga permainan anak yang dapat menjadi daya Tarik bagi

wisatawan yang berkunjung ke wisata tersebut.

Pintu Masuk

Ski Air

Tempat Permaianan Anak

Tempat Permaianan Anak

Outbond

Tempat Pemancingan

Page 24: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -24

Ski Air Rumah Makan

Gambar 5.3Daya Tarik Wisata Buatan Kabupaten Gresik

D. Daya Tarik Wisata Khusus

Wisata khusus yang terdapat di Kabupaten Gresik antara lain Kawasan Wisata

Adenium, Benteng Lodewijk, Kampung Kemasan, serta Sentra Songkok dan Rebana. Daya

tarik dari wisata khusus tersebut bermacam-macam tergantung dari jenis objek wisatanya.

Seperti wisata kampung Adenium dimana daya Tarik dari wisata ini tentunya tanaman adenium

yang indah tersebar di seluruh kampung yang membudidayakan tanaman tersebut. Jenis

tanaman adenium ini juga sangat bervariasi sehingga wisatawan tidak akan bosan. Daya Tarik

dari wisata Benteng Lodewijk tentunya benteng peninggalan Belanda yang dahulu berfungsi

sebagai benteng pertahanan. Meskipun Benteng Lodewijk saat ini sudah tidak utuh, namun

sisa-sisa situs benteng tersebut sangat menarik dan dapat di dijadikan objek foto yang bagus

dengan berlatar belakang laut lepas. Selain itu, data tarik Kampung Kemasan yaitu bangunan-

bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Bangunan-bangunan

tersebut memiliki arsitektur yang kental akan budaya Belanda, sehingga wisatawan akan

merasakan suasana seperti di Negara Belanda. Serta daya Tarik terakhir yang ditawarkan oleh

Sentra Songkok dan Rebana tentunya berasal dari produk unggulan yang dihasilkan berupa

Songkok dan Rebana. Wisatawan dapat melihat langsung proses pembuatan Songkok dan

Rebana yang tersebar di rumah-rumah pribadi para pengerajin, karena industry ini merupakan

industry rumahan.

Pengerajin Rebana

Kampung Adenium

Kampung Kemasan

Benteng Lodewijk

Gambar 5.4Daya Tarik Wisata Khusus Kabupaten Gresik

Page 25: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -25

5.4.2 Aksesibilitas Kawasan Wisata

Kondisi aksesibilitas menuju ke kawasan wisata di Kabupaten Gresik terbagi menjadi

tiga kondisi, yaitu aksesibilitas di dalam kota, aksesibilitas di luar kota, serta aksesibilitas di

Pulau Bawean.

A. Aksesibilitas Dalam Kota

Untuk aksesibiltas menuju tempat wisata di dalam kota sudah sangat baik. Kondisi

jalan sudah beraspal dan terdapat beberapa petunjuk yang memudahkan wisatawan untuk

menuju tempat wisata. Untuk wisatawan dari luar kota dapat mengakses jalan tol yang

memudahkan menuju ke Gresik. Selain itu juga terdapat moda angkutan umum di dalam kota

Gresik menuju tempat-tempat wisata yang memudahkan wisatawan local maupun luar kota

yang tidak mengendarai kendaraan pribadi. Permasalahan yang muncul adalah kemacetan yang

sering terjadi di ruas-ruas jalan utama di dalam kota. Kemacetan tersebut sering timbul pada

saat jam-jam berangkat kerja dan pulang kerja, serta dipenuhi juga dengan truk-truk industry,

sehingga akan sedikit mengganggu perjalanan menuju tempat-tempat wisata di dalam kota.

Wisata-wisata yang berada di dalam kota antara lain Makam Sunan Giri, Makam

Maulana Malik Ibrahim, Petilasan Giri Kedaton, Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro,

Makam Nyi Ageng Pinatih, Makam Raden Santri, Makam Sunan Prapen, Makam Dewi

Sekardadu, Giri Wana Tirta, dan Kampung Kemasan. Untuk wisata-wisata religi yang ada di

dalam kota dan Kampung Kemasan letaknya sebagian besar berada di pusat kota, sehingga

pada saat-saat tertentu ketika banyak wisatawan yang datang akan terjadi kemacetan di pusat

kota tersebut.

Gambar 5.5 Kondisi jalan masuk ke Makam Sunan Giri yang baik

B. Aksesibilitas Luar Kota

Aksesibilitas menuju tempat-tempat wisata di luar Kota Gresik sudah dapat terjangkau

pada umumnya. Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal, namun terdapat kondisi jalan

yang masih tanah ataupun macadam, yaitu jalan menuju Wisata Bukit Surowiti, dimana jalan

macadam tersebut dimulai dari jalan masuk dari jalan utama kabupaten hingga tempat parkir.

Belum lagi jalannya yang menanjak sehingga lebih menyulitkan untuk menuju tempat wisata

tersebut.

Page 26: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -26

Moda angkutan umum yang menuju tempat-tempat wisata di luar kota sangat jarang,

sehingga wisatawan akan kesulitan menuju tempat wisata tersebut apabila tidak menggunakan

kendaraan pribadi atau sewa. Tempat wisata di luar kota Gresik dapat di akses dari Kabupaten

Lamongan yang berada di sebelah barat Kabupaten Gresik dan dari Kota Surabaya yang berada

di sebelah timur Kabupaten Gresik.

C. Aksesibilitas Pulau Bawean

Pulau Bawean terletak di Laut Jawa, sekitar 80 Mil atau 120 kilometer sebelah utara

Gresik yang hanya dapat diakses dengan menggunakan transportasi laut. Kapal yang beroperasi

menuju Pulau Bawean hanya ada dua, yaitu Kapal Tungkal Samudra dan Kapal Bahari Ekspres.

Perjalanan menuju Pulau Bawean dari pelabuhan Gresik menempuh waktu antara 3 hingga 6

jam. Apabila cuaca sedang buruk maka transportasi menuju dan dari Pulau Bawean akan

lumpuh.

Tempat-tempat wisata di Pulau Bawean terdiri dari wisata pantai dan wisata di

pegunungan. Aksesibilitas menuju tempat-tempat wisata tersebut sebagian besar sangat buruk,

dengan kondisi jalan berupa tanah dan batu. Jalan yang beraspal pada Pulau Bawean hanya

terdapat pada pusat kota dan jalan lingkar Bawean. Medan yang dilewati untuk menuju tempat-

tempat wisata tersebut juga berbukit dan terjal. Pada beberapa titik aksesnya sangat menanjak

dengan sisi satunya berupa jurang. Jalan tersebut hanya dapat dilewati untuk satu mobil saja

dengan lebar hanya 1,5 meter. Untuk moda transportasi umum tidak ada di Pulau Bawean,

sehingga jika ingin berkeliling menuju tempat-tempat wisata tersebut harus sewa kendaraan,

baik roda dua maupun roda empat.

Jalan masuk ke Makam Panjang

Jalan Masuk ke Penangkaran Rusa

Gambar 5.6 Kondisi Jalan Masuk ke Obyek-obyek Wisata di Pulau Bawean

5.4.3 Amenitas/Fasilitas

A. Sarana Pokok Kepariwisataan

Sarana Pokok Kepariwisataan, adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat

tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk

dalam kelompok ini adalah travel agent atau tour operator, perusahaan-perusahaan

angkutan wisata, hotel, dan jenis akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan lainnya

serta objek wisata dan atraksi wisata.

Page 27: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -27

1. Wisata alam, wisata buatan, wisata religi, dan wisata khusus

Kabupaten Gresik memiliki potensi yang dangat besar dalam bidang pariwisata. Hal

tersebut dibuktikan dengan adanya seluruh macam objek wisata yang mendukung.

Wisata alam di Kabupaten Gresik meliputi wisata pantai, air panas, perbukitan dan air

terjun. Wisata buatan yang disajikan dalam bentuk telaga. Wisata religi yaitu makam-

makam tokoh islam yang ada di Kabuapten Gresik. Wisata khusus yaitu terdiri dari

sentra dan industri rumahan.

Page 28: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -28

Gambar 5.7 Peta Aksesibilitas Destinasi Wisata Kabupaten Gresik

Wisata Alam Danau Kastoba

Wisata Buata Telaga Ngipik

Wisata Makam Maulana Malik Ibrahim

Wisata Khusus Kampung Adenium

Gambar 5.8 Jenis Wisata di Kabupaten Gresik

2. Villa atau Penginapan

Pada seluruh objek wisata di Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum terdapat

penginapan maupun hotel yang mengakomodasi wisatawan untuk menginap maupun

ingin beristirahat. Para wisatawan harus mencari penginapan di luar kawasan objek

wisata. Pada beberapa objek wisata menggunakan perkemahan seperti Kawasan Pantai

Selayar. Terkadang juga para wisatawan dapat memanfaatkan atau menyewa rumah

penduduk sebagai tempat menginap seperti yang ada pada Pantai Noko dan Pulau Gili.

3. Restoran atau Rumah Makan

Biasanya pada saat berwisata para wisatawan pasti membutuhkan rumah makan

maupun restoran sebagai akomodasi. Apalagi Kabupaten Gresik dikenal sebagai salah

satu Kabupaten yang memiliki beberapa makanan khas yang terkenal enak. Pada

Page 29: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -29

beberapa kawasan objek wisata seperti Pantai Delegan dan Kawasan Makam Kanjeng

Sepuh sudah terdapat warung-warung makanan yang menjual aneka makanan khas dari

Kabupaten Gresik seperti sego krawu, sego rawon, dan sego bebek. Para wisatawan

sangat menggemari makanan-makanan tersebut karena memiliki kekhasan rasa

tersendiri.

Gambar 5.9Warung Makanan Pantai Delegan

Pada beberapa kawasan makam tidak diperbolehkan adanya warung atau restoran

dikarenakan demi menjaga kekhusukan para pengunjung dalam berziarah.

4. Parkir

Pada kawasan objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik kebanyakan sudah tersedia

raung atau lahan untuk memarkir kendaraan namun kebanyakan lahan tersebut tidak

disediakan oleh pengelola namun oleh masyarakat sekitar. Namun beberapa ada yang

telah disediakan oleh pengelola objek wisata. Terkadang tempat parkir juga kurang

disebabkan para wisatawan yang terlalu banyak tidak sebanding dengan lahan parkir

yang ada.

Gambar 5.10Parkir Kawasan Makam Fatimah Binti Maimun

5. Biro Perjalanan

Bagi Biro Perjalanan yang mengakomodasi untuk objek wisata yang ada di Kabupaten

Gresik dan Pulau Bawean masih sangat sedikit. Karena memang biasanya para

wisatawan yang datang ke Gresik lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Para

wisatawan yang berziarah ke wisata makam biasanya yang menggunakan biro

Page 30: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -30

perjalanan karena mereka datang bersama rombongan pengajian ataupun

oraganisasinya.

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat

yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana

pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan para wisatawan lebih

lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.

1. Aula

Pada wisata makam pasti harus ada aula yang digunakan sebagai tempat untuk para

wisatawan berdoa maupun beristirahat. Hal tersebut telah ada di beberapa kawasan

wisata makam misalnya di Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri,

maupun makam lainnya. Selain sebagai tempat untuk berdoa aula juga digunakan

sebagai tempat makam-makam yang bukan makam utama sehingga orang-orang dapat

juga berziarah pada tempat tersebut.

Gambar 5.11Aula Makam Sunan Prapen

2. Gazebo atau shelter

Biasanya gazebo atau shelter digunakan para wisatawan sebagai tempat istirahata atau

sebagai tempat untuk melihat pemandangan kawasan objek wisata. Beberapa objek

wisata yang ada di Kabupaten Gresik sudah memiliki shelter namun pada objek wisata

yang ada pada Pulau Bawean belum memiliki sehingga para wisatawan sangat sulit

sekali dalam mencari tempat untuk berteduh maupun bersantai menikmati

pemandangan.

Shelter Pantai Delegan

Shelter Danau Kastoba

Page 31: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -31

Shelter Pantai Labuhan

Gambar 5.12 Fasilitas Shelter di Obyek-Obyek Wisata

3. Tempat Peribadatan

Tempat peribadatan digunakan sebagai tempat untuk beribadah dan berdoa. Pada

kawasan wisata makam Kabupaten Gresik sudah telah tersedia tempat untuk beribadah

bagi wisatawan Karen hal tersebut salah satu tempat untuk berziarah maupun berdoa.

Untuk kawasan wisata lainnya sudah ada namun untuk tempat wisata alam kurang

tersedia dikarenakan tempat wisata alam yang sulit dijangkau dan opengunjungnya

masih sangat sepi.

4. MCK atau Toilet

Pda masing-masing objek wisata rata-rata telah memiliki MCK maupun toilet namun

pada objek wisata yang berbau alam masih sangat minim hal tersebut dikarenakan

belum ada pengelola objek wisata dan akses menuju objek wisata masih sulit.

MCK Kawasan Makan Sunan

Prapen

MCK Kawasan Penangkaran Rusa

Gambar 5.13 Fasilitas Toilet di Obyek-Obyek Wisata

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan

Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap

dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada

suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih

banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya.

1. Pasar Wisata dan Toko Souvenir

Page 32: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -32

Pasar wisata dan took souvenir pada objek wisata yang ada di Kabuapten Gresik dan

Pulau Bawean hanya terdapat pada sepanjang jalan menuju Kawasan Makam Sunan

Giri. Jalan setapak yang digunakan sebagai jalur menuju makam utama tertutupi dan

menjadi tidak terakomodir karena banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di

sepanjang jalan tersebut. Hal tersebut menyebabkan para wisatawan kurang merasa

nyaman karena pedagang membuat badan jalan menjadi kotor dan sempit.

Gambar 5.14Pasar Wisata dan toko souvenir Kawasan Makam Sunan Giri

2. Area Permainan Anak

Beberapa objek wisata yang ada pada Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum

memiliki area permaianan anak namun beberapa telah ada. Biasanya masyarakat yang

berwisata tentunya akan membawa anak mereka baik yang telah berusia dewasa

maupun yang masih anak-anak. Pada Salah satu objek di Kabupaten Gresik yaitu

Telaga Ngipik telah memiliki tempat permainan anak.

Gambar 5.15Permainan Anak Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

3. Permainan Air

Pada bagian permainan air hanya terdapat pada wisata alam seperti pantai, telaga, dan

danau. Namun keberadaan permainan tersebut belum terakomodir dengan baik. Telaga

ngipik merupakan objek wisata dengan permainan air yang telah terkelola karena telaga

ini sering digunakan sebagai tempat lomba nasiona maupun internasional.

Page 33: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -33

Gambar 5.16Ski Air Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

D. Infrastruktur

Atraksi dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada fasilitas

pendukung/infrastruktur. Prasarana pariwisata pada Kawasan Wisata dibagi menjadi dua

bagian yang penting, yaitu prasarana perekonomian dan prasarana sosial.

1. Prasarana Perekonomian

Prasarana perekonomian (economic infrstructures) adalah semua fasilitas yang dapat

memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga

dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Yang termasuk

dalam prasarana ekonomi ini adalah pengangkutan (transportation), utilitas dan sistem

perbankan.

a) Pengangkutan (transportation)

Pada objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik dapat menggunakan transportasi

darat karena jaraknya yang relative dekat dari pusat kota. kawasan-kawasan tersebut

dapat dijangkau dengan angkutan umum maupun dengan kendaraan pribadi. Namun

pada objek wisata yang ada pada Pulau Bawean dibutuhkan adanya transportasi laut

yaitu kapal untuk menyebrang dan pelabuhan. Berdasarkan informasi yang didapat

dari para warga dan para wisatawan banyak jalan menuju objek wisata yang kurang

layak yang digunakan karena selain perkerasan yang masih buruk namun jalan yang

digunakan juga sempit. Tidak semua jalan yang menuju objek wisata beraspal

namun juga ada yang masih berupa tanah dan macadam.

b) Sistem utilitas

Air bersih

Air Bersih pada objek wisata sangat penting selain sebagai akomodasi para

wisatawan namun juga akan bermanfaat sebagai fasilitas untuk para wisatawan.

Sistem jaringan air bersih pada objek-objek wisata di gresik dan pulau bawean

masih sangat minim. Pada beberapa objek di Kabupaten Gresik sudah terlayani

jaringan air bersih namun ketersediannya tidak memenuhi kebutuhan para

Page 34: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -34

wisatawan, seperti contoh yang ada pada kawasan makam Sunan Giri. Pada

Objek wisata alam memang kurang terlayani oleh jaringan air bersih. Hal

tersebut dikarenakan belum adanya pipa air PDAM maupun jaringan air bersih

lainnya.

Listrik

Pada Kawasan wisata yang ada di Kabupaten Gresik semuanya telah terlayani

oleh jaringan listrik yang berasal dari PLN. Artinya para wisatawan tidak perlu

mengkhawatirkan mengenai akomodasi listrik. Namun pada objek wisata yang

ada di Pulau Bawean listrik memang sangat minim hal tersebut dikarenakan

belum adanya jaringan listrik. Hal tersebut akan mengganggu kenyamanan para

wisatawan dalam menikmati kondisi dari objek wisata

Komunikasi

Sebenarnya jaringan telepon sangat dibutuhkan dalam dunia kepariwisataan.

Untuk objek wisata yang ada pada Kabupaten Gresik memang sebagian bersar

terlayani oleh jaringan telepon baik yang berasal dari TELKOM maupun BTS.

Namun pada kawasan objek wisata yang ada di Pulau Bawean sangat sulit sekali

mencari sinyal untuk telepon karena belum adanya jaringan telepon maupun BTS

sehingga komunikasi akan terputus jika menuju Pulau Bawean.

Persampahan

Sistem persampahan yang ada pada objek wisata Kabupaten Gresik dan Pulau

bawean masih menngunakan sistem konvensional yaitu masih berupa tempat

sampah biasa berupa tong ataupun kotak. Keberadaan tong-tong sampah pada

objek wisata gresik masih sangat kurang. Hal tersebut sangat jelas dapat dilihat

melalui banyaknya timbunan sampah pada sekitar objek wisata. Selain itu tidak

ada sistem lain setelah sampah masuk dalam tong.

Drainase

Sistem drainase pada objek wisata Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean masih

sangat buruk. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya sampah yang ada pada

drainase. Nantinya apabila tumpukan sampah tersebut tidak diatasi maka akan

menyebabkan banjir. Selain itu drainase yang sempit juga akan menurunkan

kinerja drainase dalam menerima limpasan air

Sistem Perbankan

Dari kondisi yang ditemui di lapangan semua objek wisata baik di kabupaten

Gresik maupun di Pulau Bawean belum mempunyai sistem perbankan seperti

bank atau ATM.

2. Prasarana Sosial

Page 35: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -35

Prasarana Sosial (Social Infrastructures), adalah semua faktor yang menunjang

kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. termasuk

dalam kelompok ini adalah pelayanan kesehatan (Health Services Facilities), Faktor

Keamanan (Safety) dan Petugas yang langsung melayani wisatawan (Goverment

apparatus).

a) Pelayanan Kesehatan (Health Services Fasilities)

Prasarana kesehatan dimaksudkan sebagai pemberi jasa wisatawan dalam bidang

kesehatan, sehingga apabila ada wisatawan yang sakit tidak perlu keluar objek

wisata. Pada objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum

terdapat fasilitas kesehatan ini.

b) Faktor Keamanan (Safety)

Suatu objek wisata pasti butuh faktor kemanan. Hal tersebut dikarenakan apabila

suatu objek wisata aman maka akan lebih banyak wisatawan yang datang menuju

objek wisata sehingga nantinya wisata akan berkembang pesat. Pada kawasan objek

wisata gresik memang sudah ada pos keamanan terutama pada objek wisata makam

karena telah terkeloka dengan baik namun pada objek wisata yang masih kurang

terjamah sangat minim faktor keamanan.

c) Petugas yang langsung melayani wisatawan (Government Apparatus)

Pada beberapa kawasan objek wisata telah terdapat unit pelayanan yaitu apabila

kawasan wisata tersebut telah memiliki pengelola. Kebanyakan untuk objek wisata

di Kabupaten Gresik sudah memiliki unit pelayanan karena telah ada kantor

pengelola sebagai pusat informasi.

5.4.4 Sosial Budaya Masyarakat

Sosial budaya masyarakat ditentukan dari masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Adat yang masih dijunjung hingga sangat ini akan menentukan prilaku yang ada pada wilayah

tersebut. Karakteristik masyarakat akan menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan untuk

berkunjung ke objek wisata. Masyarakat yang ada di Kabupaten Gresik maupun Pulau Bawean

memiliki potensi sebagai daya tarik pariwisata. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku

masyarakat yang selalu merayakan atau menyambut hari-hari besar islam yang akan

meramaikan dan menunjang pariwisata makam yang ada di Kabupaten Gresik. Mereka akan

berziarah dan berdoa di makam-makam para wali. Hal tersebut secara tidak langsung akan

mengundang para masyarakat yang ada di luar Kabuapten Gresik juga akan tergerak hatinya

untuk berziarah dan berdoa pada objek wisata makam yang ada Kabupaten Gresik.

Dengan ditumbuh ekmbangkan kebiasaan, kesadaran, dan peran masyarakat akan

secara drastis menunjang tumbuhnya objek wisata. Ditambah lagi adanya event-event khus

Page 36: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -36

yang diselenggarakan tiap tahunnya akan menambah rasa kebersamaan dari para wisatawan dan

para penduduk setempat. Melalui pengenalan Gresik jaman dulu maka wisatawan akan

mengetahui asal mula berdirinya Kabupaten Gresik. Pada event itulah masyarakat diharapkan

berperan sebagai orang yang mengenalkan budaya dan objek wisata yang mereka punyai

sebagai ajang promosi.

Namun terkadang dalam upaya pengembangan ini terdapat beberapa masalah yang

kurang bisa diastase misalnya saja adanya perselisihan antara pengelola objek wisata dengan

masyarakat setempat yang menjadi pedagang di sepanjang sisi jalan menuju objek wisata. Hal

tersebt dikarenakan terkadang para pedagang kuarang mentaati peraturan yang diberikan oleh

pengelola akibatnya kawasan objek menjadi kurang teratur dan menjadi kotor sehingga

pemandangan atau suasana objek wisata menjadi tidak enak.

5.4.5 Lingkungan

Tautan lingkungan ini menggambarkan kondisi lingkungan disekitar yang berbatasan

langsung dengan wilayah studi. Sehingga dapat diketahui posisi dan kedudukan wilayah studi

terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun kondisi lingkungan sekitar waduk adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara merupakan Laut jawa yang digunakan sebagai penghubung dengan pulau-

pulau lain. Hal tersebut akan bermanfaat sebagai pola pengembangan pelebuhan yang akan

menarik para wisatawan untuk datang menuju objek wisata.

b. Sebelah timur merupakan Selat Madura dan Kota Surabaya sebagai kota yang

bersebelahan maka Kota Surabaya yang sebagian besar penduduknya apabila berlibur akan

menuju objek wisata yang ada di gresik. Kota Surabaya merupakan pusat ibukota di Jawa

Timur dengan perekonomian tinggi.

c. Sebelah selatan merupakan Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Mojokerto sebagai

Kota-kota berkembang sebagai pendukung objek wisata Kabupaten Gresik bukan hanya

dari segi pengunjung namun juga akomodasi.

d. Sebelah barat merupakan Kabupaten Lamongan sebagai Kabupaten pesisir yang

diharapkan membantu perkembangan objek wisata Gresik.

5.5 ANALISIS DEMAND (PERMINTAAN/PASAR PARIWISATA

Analisis demand (permintaan) digunakan untuk mengetahui sisi permintaan akan

menggunakan beberapa komponen diantaranya segmentasi pasar, faktor demand dan atraksi

wisata.Komponen permintaan/demand pariwisata mencakup segmentasi pasar, faktor demand

dan atraksi wisata yang meliputi something to see, something to do, something to buy dan

something to remember.

Page 37: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -37

5.5.1 Segmentasi Pasar

Berdasarkan umurnya, wisatawan yang datang ke tempat-tempat wisata di Kabupaten

Gresik terbagi menjadi dua segmen. Pada wisata-wisata budaya/religi lebih banyak wisatawan

yang tua meskipun ada pula yang masih muda dengan tujuan utama untuk mengingat kembali

perjuangan para wali dalam membawa agama Islam ke tanah Jawa dan mendoakannya agar

selalu mendapatkan rahmat dari Tuhan. Sedangkan pada wisata-wisata alam, buatan, dan minat

khusus wisatawan yang berkunjung lebih banyak kalangan muda dengan tujuan utama untuk

menikmati pemandangan dan mendapatkan kesegaran pikiran.

Wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Gresik sebagian

besar berasal dari Luar Kota. Untuk wisatawan wisata religi berasal dari berbagai macam kota

yang ada di Pulau Jawa karena wisata religi di Kabupaten Gresik sudah sangat terkenal.

Sebagian besar masih berasal dari Propinsi Jawa Timur karena kedekatan dengan Kabupaten

Gresik sehingga lebih mudah untuk berkunjung/ berziarah.

Dengan melihat potensi wisata yang ada dan ditunjang dengan promosi dan

pengelolaan yang baik, sangat memungkinkan obyek wisata-obyek wisata di Kabupaten Gresik

akan dapat berkembang dan dapat menarik wisatawan mancanegara, mengingat seperti Makam

Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta Pulau Noko merupakan beberapa destinasi

unggulan Provinsi Jawa Timur. Potensi lain yang dapat menjadi peluang untuk menarik

wisatawan dari mancanegara adalah kestrategisan lokasi yang tidak terlalu jauh dengan pusat

kota dan mudah dicapai oleh alat transportasi.

5.5.2 Faktor Demand

Yang termasuk dalam faktor demand (permintaan) adalah motivasi, tipe aktivitas,

tingkat kepuasan dan lama kunjungan.

A. Motivasi wisatawan

Motivasi wisatawan yang berkunjung di obyek wisata-obyek wisata di Kabupaten

Gresikdapat dilihat dari kegiatan yang menjadi prioritas wisatawan pada saat berkunjung di

obyek wisata tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa, maka motivasi wisatawan

akan dibagi berdasarkan jenis obyek wisatanya, yaitu wisata alam, wisata budaya/religi, wisata

buatan, dan wisata khusus.

Untuk wisata alam dan wisata buatan, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi

obyek wisata-obyek wisata ini sebagian besar adalah untuk berekreasi dan menyegarkan

pikiran. Untuk wisata budaya/ religi, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi obyek

wisata-obyek wisata ini sebagian besar adalah untuk mendoakan para wali dan pejuang-pejuang

islam lainnya dan mengenang kembali perjuang mereka dalam membawa Islam ke tanah Jawa.

Serta untuk wisata minat khusus, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi obyek wisata-

obyek wisata ini sebagian besar adalahuntuk menyalurkan hobi atau kegemaran wisatawan.

Page 38: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -38

B. Tipe aktivitas

Seperti pembahasan motivasi wisatawan, dalam pembahasan tipe aktivitas juga akan

dibagi berdasarkan jenis obyek wisatanya, yaitu wisata alam, wisata budaya/religi, wisata

buatan, dan wisata khusus.

Untuk wisata alam dan wisata buatan merupakan obyek wisata yang mengandalkan

keindahan alamnya yang masih alami, oleh karena itu sebagian besar wisatawan melakukan

kegiatan berupa menikmati keindahan alam. Selain itu, wisatawan juga ada yang melakukan

jalan-jalan, berenang, mandi, berendam, piknik, berfoto, dan lain sebagainya. Untuk wisata

budaya/ religi merupakan obyek wisata yang berupa makam, sehingga sebagian besar

wisatawan melakukan kegiatan berupa berdoa dan mengaji. Selain itu, kegiatan lain yang dapat

dilakukan pada wisata budaya/ religi adalah melakukan pembelajaran dan sholat di

musholla/masjid yang terdapat di area makam. Serta untuk wisata minat khusus, sebagian besar

wisatawan melakukan kegiatan berupa menikmati berbagai jenis tanaman adenium, menikmati

tempat-tempat bersejarah, serta belajar proses pembuatan songkok dan rebana.

C. Kepuasaan Wisatawan

Tingkat kepuasaan wisatawan ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa

wisatawan di setiap obyek wisata. Pada obyek wisata alam, sebagian besar wisatawan

merasakan kepuasan saat berada di Pulau Bawean, terutama di Pulau Gili dan Pulau Noko

dengan alasan keindahan dari pulau tersebut. Pada obyek wisata budaya/ religi, sebagian besar

wisatawan merasakan kepuasan saat berada di Makam Maulana Malik Ibrahim dan Makam

Sunan Giri dengan alasan kedua obyek wisata tersebut memiliki sejarah yang kuat dan banyak

dihormati oleh pengikutnya. Sedangkan makam-makam lainnya wisatawan merasa biasa saja.

Serta pada obyek wisata minat khusus, sebagian besar wisatawan merasa biasa setelah

berkunjung ke obyek-obyek wisata tersebut.

D. Lama kunjungan

Dari hasil wawancara dapat diketahui tingkat lama tinggal wisatawan,untuk wisata

alam dan buatan sebagian besar wisatawan akan menghabiskan waktu di obyek wisata selama

setengah hari hingga satu hari karena banyak menghabiskan waktu untuk menikmati

pemandangan dan berekreasi menyegarkan pikiran. Untuk wisata budaya/ religi sebagian besar

wisatawan menghabiskan waktu di obyek wisata selama 1-3 jam karena hanya melakukan

kegiatan berdoa dan mengaji saja. Sedangkan untuk wisata minat khusus sebagian besar

wisatawan menghabiskan waktu di obyek wisata selama setengah hari. Semakin tinggi tingkat

lama tinggal dari wisatawan maka semakin meningkatkan daya dukung kepariwisataan. Jika

jumlah wisatawan sedikit tetapi tingkat lama tinggal dari wisatawan tinggi akan lebih baik

daripada jumlah wisatawan yang banyak dengan tingkat lama tinggal yang rendah.

Page 39: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -39

5.5.3 Atraksi Wisata

A. Something to do

Analisis terhadap faktor something to do meliputi penilaian atraksi obyek wisata

berdasarkan aktivitas/kegiatan wisatawan di dalam obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan wisatawan yang berpotensi dalam

pengembangan obyek serta jenis atraksi dan kegiatan wisata lain. Kegiatan wisata yang dapat

dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu wisata alam

dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat khusus.

Tabel 5.10Atraksi Something to dodi Obyek Wisata Kabupaten Gresik

No. Atraksi

Wisata Something to do Visualisasi

Wisata Alam dan Buatan

1 Berenang/

berendam

Adanya pantai dengan air laut yang biru

menarik wisatawan untuk dapat berenang di

laut lepas atau hanya sekedar bermain air di

bibir pantai.

2 Snorkling Dengan adanya keindahan terumbu karang,

wisatawan dapat menikmatinya dengan

melakukan snorkling.

3 Mandi Adanya sumber air panas alami dari panas

bumi yang dapat menyehatkan tubuh membuat

wisatawan dapat melakukan mandi pada

sumber air panas tersebut.

4 Taman

Bermain

Bagi wisatawan yang mengajak keluarganya

dapat memanfaatkan fasilitas taman bermain

yang biasanya digemari oleh anak-anak. Saat

ini kondisinya masih dapat digunakan, namun

kurang bersih dan terawat.

5 Sepeda air Berkeliling di pinggi pantai dengan

menggunakan speed boat/sepeda air

merupakan hal yang menarik dan sayang untuk

dilewatkan.

Page 40: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -40

No. Atraksi

Wisata Something to do Visualisasi

6 Outbound Memanfaatkan berdirinya pohon-pohon dan

kerindangan pepohonan yang ada pada lokasi

wisata. Terdapat berbagai macam kegiatan

outbound yang ditawarkan dan harga yang

terjangkau, seperti flying fox, elvis bridge,

shark bridge, shirot bridge, birma bridge dan

wahana permainan lainnya.

7 Ski air Memanfaatkan sumber air yang ada dengan

melakukan ski air dapat menambah

kesenangan dalam menikmati wisata alam.

Wisata Budaya/ Religi

1 Pendopo Adanya pendopo pada wisata-wisata religi

akan membuat nyaman wisatawan dalam

berdoa dan mengaji untuk para ulama dan

pejuang Islam.

2 Museum Wisatawan dapat belajar mengenai sejarah dari

setiap perjuangan ulama dan tokoh-tokoh

penting lainnya dalam penyebaran islam di

tanah Jawa.

Wisata Minat Khusus

1 Workshop Wisatawan dapat belajar dalam pembuatan

songkok, rebana, dan menanam adenium

dengan para ahlinya langsung.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

B. Something to see

Analisis terhadap faktor something to see meliputi penilaian potensi objek berdasarkan

pemandangan atau daya tarik lain yang dapat dilihat dan dinikmati wisatawan di dalam objek

wisata. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan

menjadi tiga kelompok, yaitu wisata alam dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat

khusus.

Tabel 5.11Atraksi Something to seedi Obyek Wisata Kabupaten Gresik

No. Atraksi Wisata Something to see Visualisasi

Wisata Alam dan Buatan

Page 41: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -41

No. Atraksi Wisata Something to see Visualisasi

1 Pantai/ laut Pantai yang panjang dan laut yang biru

dengan gulungan ombak yang berkejaran

menjadi daya tarik yang kuat para wisatawan

untuk menikmati keindahan pemandangan

pantai

2 Terumbu Karang Kondisi terumbu karang yang masih alami,

berwarna-warni, serta sebagai tempat hidup

ikan-ikan hias yang cantik-cantik akan

menjadi daya tarik yang kuat bagi para

wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Noko

dan Gili dan menikmati keindahan bawah laut

3 Batu karang Keberadaan batu karang yang besar dan

kokoh di pinggir pantai juga menjadi daya

tarik sendiri bagi wisatawan untuk

menikmatinya dan berfoto dengan latar

belakang batu karang yang besar dan indah

4 Air Terjun Wisatwan dapat menikmati keindahan air

terjun yang jatuh dari sumber air yang tinggi

dengan merasakan hempasan air di bawahnya

yang segar dan dingin

5 Telaga Menikmati pesona keindahan Telaga Ngipik

yang memiliki hamparan air luas yang

menjadikannya daya tarik utama yang

didukung oleh pemandangan alam sekitaran

telaga yang masih alami

Wisata Budaya/ Religi

1 Makam ulama/

tokoh

Wisatawan dapat berdoa dan mengaji lebih

khusyuk dengan melihat langsung makam-

makam para ulama dan pejuang islam yang

mereka hormati

Wisata Minat Khusus

1 Tanaman

Adenium

Kumpulan tanaman adenium yang berwarna-

warni dan indah membuat wisatawan lebih

betah untuk menikmati kebun adenium

tersebut

Page 42: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -42

No. Atraksi Wisata Something to see Visualisasi

2 Situs Benteng Adanya sisa-sisa benteng Lodewijk di pinggir

laut menjadikan daya tarik bagi para

wisatawan untuk dapat melihat langsung

upaya pertahanan dalam melawan penjajah di

masa lalu

3 Bangunan kuno Bangunan-bangunan peninggalan Belanda

dengan kondisi yang masih terawat dan

berarsitektur khas Belanda menjadi obyek

kuat untuk dinikmati wisatawan yang datang

dan dapat mengabadikan keindahan arsitektur

tersebut juga

4 Proses pembuatan

songkok & rebana

Wisatwan dapat melihat langsung proses

pembuatan songkok dan rebana, serta belajar

membuatnya sendiri

Sumber: Hasil Analisis, 2013

C. Something to buy

Something to buy dapat diartikan sebagai kegiatan wisatawan untuk membelanjakan

uangnya di dalam obyek wisata. Belanja dapat dilakukan untuk memenuhi minat atau

permintaan wisatawan akan kebutuhan makan, minum dan barang-barang kerajinan sebagai

cinderamata. Selain untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, penyediaan sarana belanja juga

dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan produksi cinderamata dan

produk khas masyarakat sekitar Obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.

Tabel 5.12Atraksi Something to buydi Obyek Wisata Kabupaten Gresik

No. Atraksi Wisata Something to buy Visualisasi

1 Rumah/kios

makanan

Terdapat beberapa rumah/kios makanan di

beberapa obyek-obyek wisata yang menjual

berbagai jenis makanan khas Gresik

2 Toko Souvenir Para wisatawan dapat membeli berbagai

macam souvenir khas Gresik di Toko-toko

souvenir yang ada di tersebar beberapa

obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.

Page 43: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -43

No. Atraksi Wisata Something to buy Visualisasi

3 Showroom Hasil kerajinan songkok dan rebana yang

telah dibuat para pengerajin dipamerkan di

showrom-showroom depan rumah mereka,

sehingga wisatawan juga lebih mudah untuk

melihat hasilnya dan dapat membelinya untuk

buah tangan.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

D. Something to remember

Analisis terhadap faktor something to remembermeliputi penilaian potensi objek

berdasarkan daya tarik obyek wisata yang dapat dikenang lama setelah selesai berkunjung.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu wisata alam dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat khusus.

Tabel 5.13Atraksi Something to rememberdi Obyek Wisata Kabupaten Gresik

No. Atraksi Wisata Something to remember Visualisasi

Wisata Alam dan Buatan

1 Keindahan alam Dengan daya tarik keindahan alam yang bagus

membuat wisatawan akan terus mengenang

dan mengingat daya tarik tersebut yang tidak

mereka dapatkan di kehidupan perkotaan,

sehingga membuat mereka ingin kembali lagi.

2 Kesegaran udara

dan air

Wisatawan akan mengingat akan kesegaran

udara dan mata air yang ada di obyek wisata

karena berbeda dengan kondisi udara dan air

yang ada di perkotaan.

3 Kesenangan

melakukan atraksi

wisata

Melakukan beberapa atraksi yang ditawarkan

oleh obyek-obyek wisata, seperti berenang, ski

air, sepeda air, flying fox, dan lain sebagainya

akan menjadikan moment yang tidak dapat

dilupakan oleh wisatawan yang datang ke

obyek wisata.

Wisata Budaya/ Religi

1 Jasa para ulama

dan pejuang Islam

Wisatawan melakukan ziarah wali untuk

mendoakan para wali dan ulama, mereka akan

mengenang kembali perjalanan para wali

dalam memasukkan agama Islam ke Jawa dan

dapat belajar unutk selalu

mempertahankannya.

Wisata Minat Khusus

Page 44: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -44

No. Atraksi Wisata Something to remember Visualisasi

1 Arsitektur

bangunan kuno

Keindahan arsitektur bangunan-bangunan

kuno di Kampung Kemasan akan selalu

dikenang oleh wisatawan yang datang karena

karakteristik lingkungannya yang menyerupai

Negara Belanda yang berbeda dengan

lingkungan mereka tinggal sehari-hari.

2 Sejarah Gresik Wisatawan yang telah mengunjungi Benteng

Lodewijk dapat menambah pengetahuan

mengenai terbentuknya Gresik, dimana salah

satunya adanya pertahanan Belanda terhadap

musuhnya, yang dapat selalu diingat oleh

wisatawan yang pernah datang ke tempat

tersebut.

3 Belajar membuat

produk unggulan

Belajar proses pembuatan produk unggulan

tentunya akan selalu diingat wisatawan yang

datang ke sentra Songkok dan Rebana, dimana

mereka tidak mendapatkan pembelajaran

tersebut dalam keseharian mereka.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

5.6 ANALISIS IPA

Penilaian tingkat kepuasan atau persepsi terhadap kondisi kepariwisataan di Kabupaten

Gresik dapat dilakukan dengan suatu metode analisis yang merupakan kombinasi antara atribut-

atribut tingkat kepentingan dan persepsi terhadap kualitas keberadaan kepariwisataanke dalam

bentuk dua dimensi. Pihak yang memberikan penilaian yaitu pengunjung di setiap objek wisata.

Untuk mempermudah dalam pembahasan tingkat kepuasan dan kepentingan terhadap kondisi

kepariwisataan di Kabupaten Gresik, maka analisis IPA dilakukan pada objek-objek wisata di

seluruh Kabupaten Gresik.

Hasil analisis meliputi empat saran berbeda berdasarkan ukuran tingkat kepentingan

(importance) dan kualitas pelayanan (performance), yang selanjutnya dapat dipergunakan

untuk menetapkan strategi perencanaan, pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan di

Kabupaten Gresik.

1. Kuadran 1: Keep Up The Good Work, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait

dengan keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikdipandang penting

oleh masyarakat adalah sangat baik.

Page 45: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -45

2. Kuadran 2: Possible Overkill, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan

keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikmempunyai kualitas pelayanan

yang baik.

3. Kuadran 3: Low Priority, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan keberadaan

dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikmengalami penurunan, karena baik tingkat

kepentingan dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-rata.

4. Kuadran 4: Concentrate Here, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan

keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresiksangat penting, tetapi tidak

memiliki kualitas pelayanan yang baik.

Gambar 5.17Pembagian Kuadran Importance-Performance Analysis

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) tingkat dengan bobot

penilaian terhadap tingkat kepentingan yang diharapkan serta penilaian persepsi terhadap

kondisi kepariwisataan di Kabupaten Gresiksebagai berikut:

1. Jawaban sangat penting / sangat puas diberi bobot 5.

2. Jawaban penting / puas diberi bobot 4.

3. Jawaban ragu-ragu diberi bobot 3.

4. Jawaban tidak penting / tidak puas diberi bobot 2.

5. Jawaban sangat tidak penting / sangat tidak puas diberi bobot 1.

5.6.1 Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Maulana Malik Ibrahim, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai

berikut.

Tabel 5.14Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Pengunjung Makam Maulana Malik Ibrahim

Page 46: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -46

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.20 4.70 89.4

2 Terdapatnya pos keamanan 4.20 4.40 95.5

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.60 4.80 54.2

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.90 4.30 90.7

5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.60 4.30 60.5

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.40 4.80 70.8

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.50 4.90 91.8

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.40 4.90 89.8

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 4.30 4.70 91.5

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 2.70 3.60 75.0

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 4.60 4.50 102.2

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.00 4.20 71.4

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 4.10 4.40 93.2

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 3.90 4.50 86.7

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 4.10 4.70 87.2

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

3.50 4.70 74.5

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 4.20 3.50 120.0

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 3.40 3.40 100.0

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 3.00 3.90 76.9

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 4.10 4.70 87.2

21 Moda transportasi 3.90 4.70 83.0

22 Waktu Perjalanan 4.30 4.40 97.7

Rata - rata 3.77 4.41 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam

Maulana Malik Ibrahim berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui

Page 47: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -47

prioritas tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan

pendistribusian nilai tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan

membagi prioritas kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X )

pengguna terhadap seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat

kepentingan (Y ) seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu

vertikal (Y ). Hasil gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat

dilhat di diagram kartesius pada Gambar berikut.

Gambar 5.18Diagram Kartesius IPA Makam Maulana Malik Ibrahim

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya, yang kondisinya tidak memuaskan tetapi

memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalahvariabel ketersediaan petugas dan tempat

parkir, adanya pusat informasi dan pelayanan, serta keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa lainya). Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada

setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

Merupakan indikator yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja

yang kondisinya telah memenuhi harapan dan

Page 48: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -48

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

perlu dipertahankan. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja

pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi

mempunyai kualitas pelayanan yang baik.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran

ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

22. Waktu perjalanan.

5.6.2 Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Sunan Giri, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.15Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Sunan Giri

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.80 4.40 86.4

2 Terdapatnya pos keamanan 3.60 3.90 92.3

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 4.10 4.40 93.2

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 4.20 4.30 97.7

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.70 3.90 94.9

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.50 4.40 79.5

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.50 4.80 72.9

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 4.80 87.5

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.90 4.40 88.6

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 3.00 3.00 100.0

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ 3.80 4.50 84.4

Page 49: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -49

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) shelter

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 4.20 4.50 93.3

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 4.20 4.20 100.0

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan

alam sekitar. 4.00 4.10 97.6

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.70 4.20 88.1

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

3.00 4.20 71.4

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 3.60 3.80 94.7

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 3.50 4.20 83.3

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 3.60 4.10 87.8

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 3.70 4.30 86.0

21 Moda transportasi 4.00 4.20 95.2

22 Waktu Perjalanan 4.10 3.90 105.1

Rata - rata 3.77 4.205 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Sunan Giri

berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel

yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel

kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 50: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -50

Gambar 5.19Diagram Kartesius IPA Makam Sunan Giri

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat

informasi dan pelayanan, kebersihan kondisi lingkungan, keramah-tamahan pelaku usaha

(petugas parkir, para pedagang, dan penyedia jasa lainya), serta jaringan jalan. Untuk lebih

jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

20. Jaringan jalan.

Merupakan indikator yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja

yang kondisinya telah memenuhi harapan dan

perlu dipertahankan. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Page 51: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -51

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

5. Keteraturan sirkulasi internal.

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja

pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi

mempunyai kualitas pelayanan yang baik.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran

ini adalah:

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

5.6.3 Makam Pusponegoro (Kec. Gresik)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Pusponegoro, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.16Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Pusponegoro

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.30 4.60 93.5

2 Terdapatnya pos keamanan 4.10 4.60 89.1

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 4.90 49.0

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.90 4.40 88.6

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.60 4.10 87.8

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 4.00 4.90 81.6

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.30 5.00 86.0

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 5.00 4.90 102.0

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah 4.40 5.00 88.0

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan 3.10 2.70 114.8

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 4.40 4.70 93.6

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.70 4.40 84.1

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi 4.20 4.50 93.3

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 3.90 4.40 88.6

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata. 4.20 4.40 95.5

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

3.80 4.20 90.5

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang 3.50 3.40 102.9

Page 52: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -52

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) khas

18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 3.30 3.50 94.3

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik 3.50 3.60 97.2

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 4.20 4.50 93.3

21 Moda transportasi 3.70 4.40 84.1

22 Waktu Perjalanan 4.00 4.50 88.9

Rata - rata 3.89 4.35 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Pusponegoro

berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel

yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel

kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 53: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -53

Gambar 5.20Diagram Kartesius IPA Makam Pusponegoro

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalahvariabel ketersediaan petugas

dan tempat parkir, dan moda transportasi. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap

kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

21. Moda transportasi.

Merupakan indikator yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja

yang kondisinya telah memenuhi harapan dan

perlu dipertahankan. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

Page 54: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -54

air bersih dan komunikasi.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

20. Jaringan jalan.

22. Waktu perjalanan.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik.

5.6.4 Makam Raden Santri (Kec. Gresik)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Raden Santri, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.17Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Raden Santri

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.30 3.70 89.2

2 Terdapatnya pos keamanan 1.80 4.00 45.0

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 1.30 4.10 31.7

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 2.80 3.60 77.8

5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.20 3.70 59.5

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.10 3.80 55.3

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 2.90 3.90 74.4

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.70 3.90 69.2

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 1.90 4.10 46.3

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 1.50 2.80 53.6

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 1.60 3.60 44.4

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 1.70 3.10 54.8

Page 55: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -55

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) 13

Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 2.90 3.60 80.6

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 2.60 3.70 70.3

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 2.40 3.70 64.9

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

2.10 3.50 60.0

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 2.00 2.70 74.1

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 1.80 2.50 72.0

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 1.80 2.60 69.2

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 3.20 3.60 88.9

21 Moda transportasi 3.20 3.60 88.9

22 Waktu Perjalanan 3.10 3.50 88.6

Rata - rata 2.31 3.51 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel tertinggi,

yaitu jaringan jalan dan moda transportasi walaupun pengunjung atau wisatawan belum merasa

puas, dilihat dari variabel yang nilainya di atas <100%. Sedangkan variabel terendah adalah

ketersediaan tempat istirhat/shelter.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam Raden

Santri berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap

variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap

variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 56: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -56

Gambar 5.21Diagram Kartesius IPA Makam Raden Santri

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama yang perlu diperbaiki karena kondisinya tidak memuaskan tetapi

memilki tingkat kepentingan yang tinggi yaitu variabel terdapatnya pos keamanan, ketersediaan

petugas dan tempat parkir, keteraturan sirkulasi internal, adanya pusat informasi dan pelayanan,

ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah, serta ketersediaan tempat

peristirahatan/shelter. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah

sebagai berikut

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan sangat

penting dalam keputusan pengguna, tetapi tidak

memiliki kualitas pelayanan yang baik.sehingga

perlu mendapatkan prioritas peningkatan. Adapun

variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

5. Keteraturan sirkulasi internal.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan

tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/shelter.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya

telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini

adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata.

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air

bersih dan komunikasi.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

Page 57: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -57

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan dan

kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-rata.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini

adalah:

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,

para pedagang, dan penyedia jasa lainya)

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik.

5.6.5 Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Nyai Ageng Pinatih, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai

berikut.

Tabel 5.18Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Nyai Ageng Pinatih

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.20 4.60 91.3

2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 4.40 63.6

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 5.00 48.0

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata 4.00 4.40 90.9

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.00 3.40 88.2

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.00 4.20 71.4

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.20 4.80 87.5

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 5.00 84.0

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah 2.00 4.80 41.7

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan 1.40 1.80 77.8

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.80 4.00 95.0

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 2.20 2.40 91.7

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi 3.60 4.80 75.0

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 3.00 3.20 93.8

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat 4.00 4.80 83.3

Page 58: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -58

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) informasi wisata.

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

2.80 4.60 60.9

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.00 3.00 100.0

18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.60 2.60 100.0

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik 2.60 3.60 72.2

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 4.00 4.60 87.0

21 Moda transportasi 3.80 4.40 86.4

22 Waktu Perjalanan 3.00 3.20 93.8

Rata - rata 3.16 3.98 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

mencapai 100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa

puas dan perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam Nyai

Ageng Pinatih berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas

tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian

nilai tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas

kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap

seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y )

seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil

gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram

kartesius pada gambar berikut.

Page 59: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -59

Gambar 5.22Diagram Kartesius IPA Makam Nyai Ageng Pinatih

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama terhadap kinerja yang kondisinya tidak memuaskan tetapi memilki

tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel terdapatnya pos keamanan, ketersediaan

petugas dan tempat parkir, adanya pusat informasi dan pelayanan, ketersediaan fasilitas sanitasi

seperti MCK dan tempat sampah, dan keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para

pedagang, dan penyedia jasa lainya). Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap

kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan sangat

penting dalam keputusan pengguna, tetapi tidak

memiliki kualitas pelayanan yang baik.sehingga

perlu mendapatkan prioritas peningkatan. Adapun

variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan

tempat sampah.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang

kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu

dipertahankan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata.

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Page 60: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -60

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-

rata. Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran

ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik.

5.6.6 Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Sunan Prapen, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.19Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Sunan Prapen

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.80 4.40 86.4

2 Terdapatnya pos keamanan 3.60 3.90 92.3

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 4.10 4.40 93.2

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 4.20 4.30 97.7

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.70 3.90 94.9

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.50 4.40 79.5

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.50 4.80 72.9

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 4.80 87.5

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.90 4.40 88.6

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 3.00 3.00 100.0

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 3.80 4.50 84.4

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 4.20 4.50 93.3

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 4.20 4.20 100.0

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 4.00 4.10 97.6

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.70 4.20 88.1

16 Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.00 4.20 71.4

Page 61: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -61

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) lainya)

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 3.60 3.80 94.7

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 3.50 4.20 83.3

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 3.60 4.10 87.8

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 3.70 4.30 86.0

21 Moda transportasi 4.00 4.20 95.2

22 Waktu Perjalanan 4.10 3.90 105.1

Rata - rata 3.77 4.205 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Sunan

Prapen berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap

variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap

variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 62: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -62

Gambar 5.23Diagram Kartesius IPA Makam Maulana Sunan Prapen

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat

informasi dan pelayanan, kebersihan kondisi lingkungan, keramah-tamahan pelaku usaha

(petugas parkir, para pedagang, dan penyedia jasa lainya), serta jaringan jalan. Untuk lebih

jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

Merupakan indikator yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja

yang kondisinya telah memenuhi harapan dan

perlu dipertahankan. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

KUADRAN III KUADRAN II

Page 63: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -63

Low Priority

(Prioritas Rendah)

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja

pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi

mempunyai kualitas pelayanan yang baik.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran

ini adalah:

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

22. Waktu perjalanan.

5.6.7 Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Siti Fatimah binti Maemun, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai

berikut

Tabel 5.20Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Siti Fatimah binti Maemun

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.30 4.10 80.5

2 Terdapatnya pos keamanan 2.90 4.50 64.4

3 Ketersediaan petugas dan tempat

parkir 3.00 4.20 71.4

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.10 4.30 72.1

5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.70 3.70 73.0

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.00 4.10 73.2

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.40 4.50 75.6

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.60 4.10 63.4

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.30 4.60 71.7

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 3.00 3.30 90.9

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 2.70 4.40 61.4

12 Ketersediaan tempat makan dan

minum 3.60 4.00 90.0

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 3.70 4.00 92.5

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan

alam sekitar. 3.50 4.10 85.4

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 2.40 4.30 55.8

Page 64: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -64

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

16

Keramah-tamahan pelaku usaha

(petugas parkir, para pedagang, dan

penyedia jasa lainya)

2.10 4.40 47.7

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah

yang khas 3.10 3.20 96.9

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.70 3.40 79.4

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 2.00 3.80 52.6

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 2.90 4.10 70.7

21 Moda transportasi 2.90 4.30 67.4

22 Waktu Perjalanan 3.00 3.90 76.9

Rata - rata 2.95 4.06 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

di bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu

ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Siti

Fatimah binti Maemun berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui

prioritas tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan

pendistribusian nilai tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan

membagi prioritas kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X )

pengguna terhadap seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat

kepentingan (Y ) seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu

vertikal (Y ). Hasil gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat

dilhat di diagram kartesius pada gambar berikut.

Page 65: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -65

Gambar 5.24Diagram Kartesius IPA Makam Siti Fatimah binti Maemun

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel Terdapatnya pos

keamanan, kebersihan kondisi sarana wisata, ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter,

keramah-tamahan petugas/pengelola pusat informasi wisata.keramah-tamahan pelaku usaha

(petugas parkir, para pedagang, dan penyedia jasa lainya), jaringan jalan, serta moda

transportasi. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai

berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

20. Jaringan jalan.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya

telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini

adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata.

5. Keteraturan sirkulasi internal.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan

tempat sampah.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar.

Page 66: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -66

21. Moda transportasi.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-

rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air

bersih dan komunikasi.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.

22. Waktu perjalanan.

5.6.8 Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Makam Kanjeng Sepuh, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.21Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Kanjeng Sepuh

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.00 4.40 90.9

2 Terdapatnya pos keamanan 3.90 4.60 84.8

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.60 4.60 78.3

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.80 4.50 84.4

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.80 4.20 90.5

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.80 4.20 90.5

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.10 4.80 85.4

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.10 4.70 87.2

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.80 4.60 82.6

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 2.20 2.60 84.6

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 3.20 3.80 84.2

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.30 3.80 86.8

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 4.00 4.60 87.0

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 3.50 3.60 97.2

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.60 3.90 92.3

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

3.60 3.90 92.3

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang 3.30 3.30 100.0

Page 67: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -67

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

khas

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.70 2.50 108.0

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 2.50 3.10 80.6

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 3.90 4.70 83.0

21 Moda transportasi 3.80 4.50 84.4

22 Waktu Perjalanan 3.50 4.60 76.1

Rata - rata 3.55 4.07 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Kanjeng

Sepuh berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap

variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap

variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 68: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -68

Gambar 5.25Diagram Kartesius IPA Makam Kanjeng Sepuh

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel waktu perjalanan.

Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

22. Waktu perjalanan.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya

telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini

adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata.

5. Keteraturan sirkulasi internal.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan

tempat sampah.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air

bersih dan komunikasi.

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

KUADRAN III KUADRAN II

Page 69: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -69

Low Priority

(Prioritas Rendah)

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,

para pedagang, dan penyedia jasa lainya)

5.6.9 Bukit Surowiti (Kec. Panceng)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Bukit Surowiti, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.22Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Pengunjung Bukit Surowiti

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.10 4.60 67.4

2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 4.30 65.1

3 Ketersediaan petugas dan tempat

parkir 3.90 4.50 86.7

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 2.50 4.50 55.6

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.40 3.90 87.2

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.10 4.10 51.2

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.90 4.70 83.0

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 3.70 4.60 80.4

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 2.50 4.70 53.2

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 1.90 2.90 65.5

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 1.90 4.40 43.2

12 Ketersediaan tempat makan dan

minum 3.20 4.60 69.6

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 2.90 4.50 64.4

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan

alam sekitar. 3.30 4.50 73.3

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.40 4.20 81.0

Page 70: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -70

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

16

Keramah-tamahan pelaku usaha

(petugas parkir, para pedagang, dan

penyedia jasa lainya)

3.00 4.00 75.0

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah

yang khas 2.80 4.20 66.7

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.10 3.80 55.3

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 1.90 3.80 50.0

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 2.20 4.10 53.7

21 Moda transportasi 2.40 4.20 57.1

22 Waktu Perjalanan 2.50 3.90 64.1

Rata - rata 2.79 4.23 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

di bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu

ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Bukit Surowiti

berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel

yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel

kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 71: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -71

Gambar 5.26Diagram Kartesius IPA Makam Bukit Surowiti

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel keteraturan

penempatan sarana dan prasarana wisata, ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat

sampah, serta Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. Untuk lebih jelasnya pembagian

variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang

kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu

dipertahankan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

Page 72: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -72

sekitar.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

20. Jaringan jalan.

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel

yang masuk kedalam kuadran ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

5.6.10 Pantai Dalegan (Kec. Panceng)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Pantai Dalegan, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.23Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungPantai Dalegan

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.90 4.70 83.0

2 Terdapatnya pos keamanan 3.00 4.00 75.0

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.00 4.80 62.5

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.40 4.30 79.1

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.30 3.70 89.2

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.20 4.50 71.1

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 1.70 4.20 40.5

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 1.90 3.70 51.4

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.00 4.40 68.2

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 2.50 3.50 71.4

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 3.30 3.80 86.8

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.80 4.10 92.7

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 3.00 4.30 69.8

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan

alam sekitar. 2.70 4.30 62.8

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.20 3.90 82.1

16 Keramah-tamahan pelaku usaha 3.00 4.00 75.0

Page 73: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -73

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) (petugas parkir, para pedagang, dan

penyedia jasa lainya)

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 2.10 3.50 60.0

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.70 4.20 64.3

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 2.40 4.30 55.8

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 2.30 4.30 53.5

21 Moda transportasi 3.20 3.50 91.4

22 Waktu Perjalanan 3.60 3.60 100.0

Rata - rata 2.92 4.07 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 1 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

mencapai 100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa

puas dan perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 21 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Pantai Dalegan

berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel

yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel

kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 74: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -74

Gambar 5.27Diagram Kartesius IPA Pantai Dalegan

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel kebersihan kondisi

lingkungan, kebersihan kondisi sarana wisata, keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar,

adanya makanan dan minuman khas daerah, adanya cinderamata/ souvenir khas daerah yang

unik dan jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah

sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

18. Adanya makanan dan minuman khas

daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya

telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana wisata.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan

tempat sampah.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air bersih

dan komunikasi.

Page 75: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -75

20. Jaringan jalan.

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan kurang

penting bagi pengguna tetapi mempunyai kualitas

pelayanan yang baik. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

2. Terdapatnya pos keamanan.

5. Keteraturan sirkulasi internal.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat informasi

wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para

pedagang, dan penyedia jasa lainya)

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

5.6.11 Telaga Ngipik (Kec. Kebomas)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Telaga Ngipik, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.24Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungTelaga Ngipik

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.40 4.80 70.8

2 Terdapatnya pos keamanan 3.10 5.00 62.0

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.90 4.00 72.5

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 3.00 4.50 66.7

5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.70 4.40 61.4

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.20 4.50 48.9

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.30 4.80 68.8

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 3.10 4.90 63.3

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.30 4.50 73.3

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 2.20 3.40 64.7

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 3.10 4.60 67.4

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.10 4.00 77.5

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 3.40 4.90 69.4

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar. 3.10 4.20 73.8

Keramah-tamahan

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 3.20 4.90 65.3

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

3.30 4.50 73.3

Page 76: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -76

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%) Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 1.80 3.70 48.6

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.00 4.30 46.5

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 2.40 4.20 57.1

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 2.70 4.60 58.7

21 Moda transportasi 2.70 4.30 62.8

22 Waktu Perjalanan 3.70 4.20 88.1

Rata - rata 2.90 4.42 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

di bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu

ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Telaga Ngipik

berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel

yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel

kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal (Y ). Hasil gabungan

pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada

gambar berikut.

Page 77: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -77

Gambar 5.28Diagram Kartesius IPA Telaga Ngipik

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat

informasi dan pelayanan dan jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada

setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

20. Jaringan jalan.

Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna terhadap kinerja yang

kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu

dipertahankan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana

wisata.

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air

bersih dan komunikasi.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

Page 78: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -78

KUADRAN III

Low Priority

(Prioritas Rendah)

KUADRAN II

Possible Overkill

(Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas

daerah.

19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah

yang unik.

21. Moda transportasi.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan

kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai

kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel

yang masuk kedalam kuadran ini adalah:

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

22. Waktu perjalanan.

5.6.12 Kampung Kemasan (Kec. Gresik)

Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang

terdapat di Kampung Kemasan, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.25Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungKampung Kemasan

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

Keamanan

1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.60 3.60 100.0

2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 3.80 73.7

3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 4.60 52.2

Ketertiban

4 Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata 2.60 3.60 72.2

5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.20 3.00 106.7

6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.80 3.60 77.8

Kebersihan

7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.20 4.10 78.0

8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.80 4.00 70.0

9 Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti

MCK dan tempat sampah 3.00 3.40 88.2

Kenyamanan

10 Ketersediaan sarana akomodasi seperti

hotel /penginapan 2.40 2.60 92.3

11 Ketersediaan tempat peristirahatan/

shelter 3.00 3.40 88.2

12 Ketersediaan tempat makan dan minum 2.40 2.80 85.7

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan

listrik, air bersih dan komunikasi 3.00 3.20 93.8

Keindahan

14 Keserasian bangunan wisata dengan

alam sekitar. 3.40 3.60 94.4

Keramah-tamahan

Page 79: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -79

NO PERNYATAAN KEPUASAN

(X)

KEPENTINGAN

(Y)

KESESUAIAN

(%)

15 Keramah-tamahan petugas/pengelola

pusat informasi wisata. 2.60 3.20 81.3

16

Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

1.80 4.00 45.0

Kenangan

17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas 2.40 2.40 100.0

18 Adanya makanan dan minuman khas

daerah 2.60 2.00 130.0

19 Adanya cinderamata/ souvenir khas

daerah yang unik 2.20 4.00 55.0

Aksesibilitas

20 Jaringan jalan 2.70 3.60 75.0

21 Moda transportasi 3.00 3.40 88.2

22 Waktu Perjalanan 3.00 3.00 100.0

Rata - rata 2.77 3.405 Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 variabel yang

menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya

≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan

perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 17 variabel.

Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya

adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Kampung

Kemasan berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-

tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai

tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas

kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap

seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan (Y )

seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil

gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram

kartesius pada gambar berikut.

Page 80: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -80

Gambar 5.29Diagram Kartesius IPA Kampung Kemasan

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang

menjadi prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak

memuaskan tetapi memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel waktu perjalanan.

Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.

KUADRAN IV

Concentrate Here

(Tingkatkan kinerja/prioritas utama)

KUADRAN I

Keep Up The good Work

(Pertahankan kinerja)

bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan

sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi

tidak memiliki kualitas pelayanan yang

baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas

peningkatan. Adapun variabel yang masuk

kedalam kuadran ini adalah:

3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir

4. Keteraturan penempatan sarana dan

prasarana wisata.

16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas

parkir, para pedagang, dan penyedia jasa

lainya)

19. Adanya cinderamata/souvenir khas daerah

yang unik.

20. Jaringan jalan.

Merupakan indikator yang mempengaruhi

tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja

yang kondisinya telah memenuhi harapan dan

perlu dipertahankan. Adapun variabel yang

masuk kedalam kuadran ini adalah:

1. Keamanan dari gangguan penjahat.

2. Terdapatnya pos keamanan.

6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

7. Kebersihan kondisi lingkungan.

8. Kebersihan kondisi sarana wisata.

14. Keserasian bangunan wisata dengan alam

sekitar.

KUADRAN III

Low Priority

KUADRAN II

Possible Overkill

Page 81: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -81

(Prioritas Rendah) (Berlebihan)

Merupakan atribut pada kinerja pelayanan

mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan

dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai

rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam

kuadran ini adalah:

10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel

/penginapan.

12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

informasi wisata.

17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang

khas.

18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.

Merupakan atribut-atribut pada kinerja

pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi

mempunyai kualitas pelayanan yang baik.

Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran

ini adalah:

5. Keteraturan sirkulasi internal.

9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK

dan tempat sampah.

11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.

13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,

air bersih dan komunikasi.

21. Moda transportasi.

22. Waktu perjalanan.

5.7 ANALISIS POTENSI MASALAH

Analisis potensi masalah Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Gresik digunakan

untuk mengetahui potensi dan permasalahan terkait dengan pengembangan kepariwisataan

selanjutnya. Permasalahan didapat dari masalah yang terkait dengan kepariwisataan dari

analisis isi (content analysis) dan artikel-artikel terkait wilayah perencanaan. Tinjauan terhadap

analisis potensi masalah dilakukan terhadap aspek destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,

industri pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

berikut.

Tabel 5.26Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Gresik No Variabel Potensi Masalah

1 Destinasi pariwisata

Wisata alam memiliki panorama pemandangan yang indah

Flora dan fauna di sekitar objek wisata alam masih alami dan langka

Potensi pengembangan wisata minat khusus (hiking)/pecinta alam, dan olahraga air

Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk olah raga air.

Adanya rencana pembangunan bandara di Pulau Bawean

Tarif/tiket masuk relatif sangat murah

Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah cukup memadai

Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum memadai

Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum memadai

Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan kurang terawat.

Atraksi wisata masih sangat kurang Sebagian besar destinasi wisata belum

terjangkau moda transportasi umum. Pengembangan wisata alam dapat

mengancam kerusakan hutan, pantai, terumbu karang, dan lain sebagainya.

Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar.

Banyak sampah berserakan Transportasi laut untuk menuju P.

Bawean masih terbatas Tidak ada perahu khusus untuk

wisatawan menyebrang ke pulau-pulau di sekitar Bawean

Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean

Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving

Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas daerah.

Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola, pusat informasi dan pemasaran.

Belum tersedia lahan parkir khusus

Page 82: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -82

No Variabel Potensi Masalah

pengunjung dan petugasnya. Belum ada pengaturan sirkulasi jalur

kendaraan. Kurang papan penujuk jalan ke

destinasi wisata. Kesadaran wisatawan kurang peduli

dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal

Tidak ada petugas dan pos keamanan Tempat parkir masih kurang memadai

untuk wisata ziarah wali Belum adanya investor untuk

pengembangan pariwisata

2 Pemasaran pariwisata

Destnasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Adanya event atau pameran produk-produk unggulan gresik.

Komunitas masyarakat Bawean memiliki web sendiri, untuk mengenalkan aneka budaya dan wisata.

Ziarah wali sudah menjadi paket wisata yang terkenal dan banyak peminatnya

Terdapat pasar souvenir di sekitar destinasi ziarah wali

Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun minat khusus

Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja

Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata di Gresik

3 Industri pariwisata Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan untuk kegiatan ziarah wali

Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.

Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat tinggi

Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan

4 Kelembagaan kepariwisataan

Adanya kebijakan pengembangan potensi pariwisata bawean pada dokumen RTRW

Adanya yayasan pengelola makam-makam

Ketersediaan sumber daya manusia

Terjadi konflik antara pengelola wisata karena kecemburuan sosial.

Pengelolaan objek wisata belum maksimal

Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang baik dari pemerintah maupun swasta

Belum adanya penelitian dan pengembangan sector pariwisata

Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola destinasi wisata di Gresik

Sumber: Hasil Analisa, 2013

5.7.1 Akar Masalah

Analisis akar masalah sering dipakai dengan masyarakat sebab sangat visual dan dapat

melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama. Teknik ini dapat dipakai dengan situasi

yang berbeda dan dapat dipakai dimana saja. Teknik ini adalah teknik yang cukup fleksibel.

Melalui teknik ini, orang yang terlibat dalam memecahkan satu masalah dapat melihat

penyebab yang sebenarnya, yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya dapat dilihat

secara sepintas. Akar masalah yang terjadi dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik dapat di lihat pada Gambar 5.14.

Page 83: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -83

5.7.2 Akar Tujuan

Analisis tujuan pada prinsipnya sama dengan analisis masalah yaitu sebagai batas atau

frame dalam menentukan usaha-usaha pengembangan nantinya yang berdasar pada

permasalahan yang ada diatas. Lingkup perumusan tujuan ini juga mempunyai skala makro

yaitu memberikan suatu pemecahan masalah yang terdapat pada Penyusunan Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik.

Analisis akar tujuan juga sering disebut sebagai teknik jembatan bambu. Analisis akar

tujuan ini merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menyusun suatu rencana

kegiatan masyarakat dengan jalan memberikan gambaran masalah yang dihadapi dan tujuan

yang akan dicapai serta tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Teknik

ini sangat visual, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan tingkat partisipasinya sangat

tinggi. Akar tujuan yang dicapai dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik dapat di lihat pada Gambar 5.15.

Page 84: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -84

Gambar 5.30Akar Masalah Pembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik

Page 85: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -85

Lanjutan Gambar 5.14

Page 86: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -86

Gambar 5.31Akar TujuanPembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik

Page 87: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -87

Lanjutan Gambar 5.15

Page 88: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -88

5.8 ANALISIS SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam

menginterpretasikan wilayah perencanaan, khususnya pada kondisi yang sangat kompleks

dimana faktor eksternal dan internal memegang peran yang sama pentingnya, dengan analisis

SWOT akan diketahui kekuatan dan kesempatan yang terbuka sebagai faktor positif dan

kelemahan serta ancaman yang ada sebagai faktor negatif. Maka diperoleh semacam core

strategy yang prinsipnya merupakan :

Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka

Strategi yang mengatasi ancaman yang ada.

Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.

SWOT secara harfiah merupakan akronim yang terdiri dari konsep :

S (Strength / kekuatan) : suatu keadaan atau kondisi yang ada / dimiliki, yang dianggap /

merupakan hal yang sudah baik.

W (Weakness / kelemahan / masalah) : suatu keadaan atau kondisi yang dianggap memiliki

kelemahan atau masalah

O (Opportunity / kesempatan / peluang) : suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang

akan terjadi didalam / sekitar daerah yang dianggap berpeluang untuk digunakan bagi

pengembangan potensi.

T (Threat / ancaman / hambatan) : suatu keadaan / kondisi yang ada atau yang akan terjadi

didalam / sekitar daerah yang dianggap dapat menghambat / mengancam pengembangan

potensi.

Page 89: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -89

Tabel 5.27Aspek SWOT Kepariwisataan Kabupaten Gresik Aspek

Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / kesempatan Threat / ancaman

Wisata alam memiliki panorama pemandangan yang indah

Flora dan fauna di sekitar objek wisata

alam masih alami dan langka

Potensi pengembangan wisata minat

khusus (hiking)/pecinta alam, dan olahraga air

Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk olah raga air.

Tarif/tiket masuk relatif sangat murah

Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah cukup memadai

Komunitas masyarakat Bawean memiliki web sendiri, untuk mengenalkan aneka

budaya dan wisata.

Ziarah wali sudah menjadi paket wisata

yang terkenal dan banyak peminatnya

Terdapat pasar souvenir di sekitar

destinasi ziarah wali

Adanya yayasan pengelola makam-makam

Ketersediaan sumber daya manusia

Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum memadai

Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum memadai

Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan kurang terawat.

Atraksi wisata masih sangat kurang

Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi umum.

Banyak sampah berserakan

Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas

Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau-pulau di sekitar

Bawean

Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean

Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving

Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas daerah.

Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola, pusat informasi dan pemasaran.

Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya.

Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan.

Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata.

Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal

Tidak ada petugas dan pos keamanan

Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali

Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun minat

khusus

Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja

Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.

Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat tinggi

Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan

Pengelolaan objek wisata belum maksimal

Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang baik dari pemerintah maupun swasta

Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola destinasi wisata di Gresik

Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan untuk

kegiatan ziarah wali

Adanya kebijakan pengembangan potensi

pariwisata bawean pada

dokumen RTRW

Adanya event atau pameran

produk-produk unggulan gresik.

Destnasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh wisatawan

baik dalam negeri maupun luar

negeri.

Adanya rencana pembangunan

bandara di Pulau Bawean

Belum adanya investor untuk pengembangan pariwisata

Pengembangan wisata alam dapat

mengancam kerusakan hutan, pantai, terumbu karang, dan lain

sebagainya.

Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar.

Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam menjaga kebersihan

dan kelestarian lingkungan.

Kurangnya kemitraan pemasaran

pariwisata di Gresik

Terjadi konflik antara pengelola wisata karena kecemburuan sosial.

Belum adanya penelitian dan pengembangan sector pariwisata

Sumber: Hasil Analisa, 2013

Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor intern sedangkan kesempatan dan ancaman merupakan faktor ekstern. Dalam memanfaatkan SWOT, juga

terdapat alternatif penggunaan yang didasarkan dari kombinasi masing-masing aspek, sebagai berikut :

SO : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).

Page 90: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -90

ST : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi atau menghadapi ancaman (T) dan berusaha maksimal menjadikan ancaman

sebagai peluang.

WO : meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O).

WT : meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik dari ancaman (T).

Untuk lebih jelas, keterkaitan diantara keempat aspek SWOT dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.28Matriks Analisis SWOTKepariwisataan Kabupaten Gresik INTERNAL

Strength Weakness

Wisata alam memiliki panorama pemandangan

yang indah

Flora dan fauna di sekitar objek wisata alam masih

alami dan langka

Potensi pengembangan wisata minat khusus

(hiking)/pecinta alam, dan olahraga air

Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk

olah raga air.

Tarif/tiket masuk relatif sangat murah

Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah

cukup memadai

Komunitas masyarakat Bawean memiliki web

sendiri, untuk mengenalkan aneka budaya dan

wisata.

Ziarah wali sudah menjadi paket wisata yang

terkenal dan banyak peminatnya

Terdapat pasar souvenir di sekitar destinasi ziarah

wali

Adanya yayasan pengelola makam-makam

Ketersediaan sumber daya manusia

Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum memadai

Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum memadai

Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan kurang terawat.

Atraksi wisata masih sangat kurang

Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi umum.

Banyak sampah berserakan

Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas

Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau-pulau di sekitar Bawean

Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean

Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving

Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas daerah.

Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola, pusat informasi dan pemasaran.

Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya.

Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan.

Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata.

Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal

Tidak ada petugas dan pos keamanan

Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali

Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun minat khusus

Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja

Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.

Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat tinggi

Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan

Pengelolaan objek wisata belum maksimal

Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang baik dari pemerintah maupun swasta

Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola destinasi wisata di Gresik

EK

S

TE

R

NA

L

Opportunity SO WO

Page 91: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -91

Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan

untuk kegiatan ziarah wali

Adanya kebijakan pengembangan potensi pariwisata

pada dokumen RTRW

Adanya event atau pameran produk-produk

unggulan gresik.

Destinasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh

wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Adanya rencana pembangunan bandara di Pulau

Bawean

Adanya makam-makam wali di Gresik berpeluang

untuk pengembangan wisata religi yang

berkelanjutan, apalagi jika didukung dengan adanya

kerjasama dengan biro-biro perjalanan dalam

pengadaan kegiatan ziarah wali.

Dengan adanya kebijakan pengembangan potensi

wisata di Kab Gresik merupakan dukungan hukum

yang kuat dalam upaya pengembangan pariwisata.

Adanya event atau pameran produk-produk

unggulan Gresik dapat menjadi ajang dalam

memperkenalkan produk-produk khas Gresik ke

masyarakat luas, dan dapat di pasarkan di pasar-

pasar wisata setiap objek wisata.

Dengan adanya rencana pembangunan bandara di

Pulau Bawean akan sangat mendorong

pengembangan pariwisata di Pulau Bawean

khususnya dan Kab Gresik pada umumnya, karena

akan menjadi salah satu pilihan moda transportasi

selain kapal laut.

Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana wisata, serta menambah atraksi wisata

untuk mengembangkan pariwisata di Kab Gresik, dimana tertuang dalam kebijakan pengembangan

potensi pariwisata pada dokumen RTRW.

Membangun pasar-pasar wisata di setiap destinasi wisata agar dapat menarik para wisatawan untuk

membeli serta dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Gresik kepada

wisatawan.

Melancarkan transportasi darat untuk pengembangan pariwisata melalui: perbaikan jalan akses menuju

objek-objek wisata, pengadaan moda transpotasi umum menuju objek-objek wisata agar lebih terjangkau,

pengaturan sirkulasi kendaraan pada titik-titik rawan macet, serta pemberian petunjuk-petunjuk arah yang

jelas menuju setiap objek wisata.

Melancarkan transportasi laut untuk pengembangan pariwisata melalui: pembangunan dermaga di pulau-

pulau sekitar Bawean, penambahan jumlah kapal penyebrangan Gresik-Bawean, serta penyediaan perahu-

perahu khusus wisata untk menyebrang ke pulau-pulau di sekitar Bawean.

Pengaturan system parkir di setiap objek wisata, terutama pada objek makam-makam wali dimana pada

waktu tertentu jumlah wisatawan/peziarah akan meningkat, pengaturan tersebut dengan menyediakan

lahan-lahan parkir, pengaturan sirkulasi kendaraan, serta penetapan tarif parkir yang sesuai dengan

kebijakan yang berlaku.

Dengan adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan dapat menjadi ajang promosi paket-paket wisata di

Kab Gresik, sehingga wisatawan akan lebih mengenal objek-objek wisata lainnya di Kab Gresik.

Threats ST WT

Belum adanya investor untuk pengembangan

pariwisata

Pengembangan wisata alam dapat mengancam

kerusakan hutan, pantai, terumbu karang, dan lain

sebagainya.

Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar.

Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam menjaga

kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata di

Gresik

Terjadi konflik antara pengelola wisata karena

kecemburuan sosial.

Belum adanya penelitian dan pengembangan sector

pariwisata

Dengan tingginya potensi pariwisata di Kab Gresik

dapat menjadi peluang bagi investor untuk

menanamkan modalnya dalam pengembangan

pariwisata.

Meingkatkan kesadaran wisatawan, petugas, dan

masyarakat sekitar objek wisata untuk bersama-

sama menjaga kelestarian alam sekitar, salah

satunya dengan membuang sampah pada

tempatnya.

Peningkatan kemitraan pemasaran pariwisata antar

pengelola-pengelola objek wisata untuk

mengurangi konflik antar pengelola.

Melakukan penelitian dan pengembangan sector

pariwisata

Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana wisata agar investor tertarik untuk menanamkan

modalnya dalam pengembangan sector pariwisata

Penyediaan tempat sampah agar wisatawan dapat membuang sampahnya di tempatnya dan dapat menjaga

kelestarian lingkungan objek wisata

Pengoptimalan paket-paket wisata yang ada dengan bekerjasama biro-biro perjalanan atau pengadaan

event-event wisata untuk mempromosikan pariwisata

Peningkatan pendanaan di sector pariwisata baik dari pemerintah maupun swasta untuk mengadakan

penelitian dan studi pengembangan sector pariwisata

Page 92: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -92

5.9 ANALISIS EFAS-IFAS

Konsep dasar pengembangan pariwisata Kabupaten Gresik dibuat berdasarkan analisis

matriks SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk memperoleh semacam core

strategy, seperti misalnya :

Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka

Strategi yang mengatasi ancaman yang ada.

Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.

Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan

ancaman (T), dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Dengan adanya

keterkaitan tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi atau konsep dasar pengembangan

yang dapat digunakan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Gresikbaik fisik maupun

non fisik. Penentuan konsep dasar pengembangan dilakuan berdasarkan analisis SWOT dengan

melakukan penilaian (pembobotan) menggunakan analisis IFAS-EFAS untuk penentuan

strategi pengembangan kawasan, kemudian hasi dari penilaian (pembobotan) tersebut

ditampilkan dalam bentuk kuadran yang akan menentukan strategi pengembangan selanjutnya.

Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberi bobot antara 0,00 hingg

1,00 , dimana jika aspek-aspek masing-masing faktor (internal/eksternal) dijumlahkan akan

menghasilkan bobot 1. Setelah melakukan pembobotan, diberikan rating dimana rating ini

menunjukkan tingkat kepentingan (1 = agak penting ; 2 = penting ; 3 = sangat penting) masing-

masing aspek. Kemudian, nilai pembobotan dikalikan dengan rating yang telah ditentukan.

Penjumlahan pada masing-masing faktor (internal/eksternal) kemudian ditotal untuk diketahui

letak dalam kuadran SWOT dalam menentukan strategi pengembangan.

Tabel 5.29Matriks Analisis IFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan / Strength:

Wisata alam memiliki panorama pemandangan yang indah

Flora dan fauna di sekitar objek wisata alam masih alami dan

langka

Potensi pengembangan wisata minat khusus (hiking)/pecinta alam,

dan olahraga air

Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk olah raga air.

Tarif/tiket masuk relatif sangat murah

Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah cukup memadai

Komunitas masyarakat Bawean memiliki web sendiri, untuk

mengenalkan aneka budaya dan wisata.

Ziarah wali sudah menjadi paket wisata yang terkenal dan banyak

peminatnya

Terdapat pasar souvenir di sekitar destinasi ziarah wali

Adanya yayasan pengelola makam-makam

Ketersediaan sumber daya manusia

0.045

0.035

0.040

0.040

0.035

0.035

0.035

0.040

0.030

0.035

0.030

3

2

3

2

2

1

1

2

2

2

2

0.135

0.07

0.12

0.08

0.07

0.035

0.035

0.08

0.06

0.07

0.06

TOTAL 0.40 0.815

Kelemahan / Weakness:

Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum

memadai

Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum

0.030

0.028

3

3

0.090

0.084

Page 93: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -93

Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

memadai

Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan

kurang terawat.

Atraksi wisata masih sangat kurang

Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi

umum.

Banyak sampah berserakan

Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas

Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau-

pulau di sekitar Bawean

Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean

Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving

Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas

daerah.

Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola,

pusat informasi dan pemasaran.

Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya.

Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan.

Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata.

Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal

Tidak ada petugas dan pos keamanan

Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali

Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam

maupun minat khusus

Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata

saja

Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.

Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat

tinggi

Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan

Pengelolaan objek wisata belum maksimal

Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang

baik dari pemerintah maupun swasta

Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola

destinasi wisata di Gresik

0.025

0.025

0.025

0.028

0.028

0.020

0.020

0.020

0.020

0.020

0.023

0.018

0.025

0.020

0.020

0.023

0.025

0.020

0.020

0.024

0.023

0.022

0.025

0.023

2

3

2

3

2

1

1

2

2

2

2

1

2

1

1

2

2

1

1

2

2

2

3

2

0.050

0.075

0.050

0.084

0.056

0.020

0.020

0.040

0.040

0.040

0.046

0.018

0.050

0.020

0.020

0.046

0.050

0.020

0.020

0.048

0.046

0.044

0.075

0.046

TOTAL 0.60 1.198

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

Tabel 5.30Matriks Analisis EFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang / Opportunity:

Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan untuk kegiatan

ziarah wali

Adanya kebijakan pengembangan potensi pariwisata pada dokumen

RTRW

Adanya event atau pameran produk-produk unggulan gresik.

Destinasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh wisatawan baik dalam

negeri maupun luar negeri.

Adanya rencana pembangunan bandara di Pulau Bawean

0.12

0.10

0.12

0.08

0.15

2

2

3

2

3

0.24

0.20

0.36

0.16

0.45

TOTAL 0.50 1.41

Ancaman / Threat:

Belum adanya investor untuk pengembangan pariwisata

Pengembangan wisata alam dapat mengancam kerusakan hutan,

pantai, terumbu karang, dan lain sebagainya.

Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar.

Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam menjaga kebersihan dan

kelestarian lingkungan.

Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata di Gresik

Terjadi konflik antara pengelola wisata karena kecemburuan sosial.

Belum adanya penelitian dan pengembangan sector pariwisata

0.05

0.09

0.09

0.07

0.07

0.08

0.05

2

3

3

2

2

2

2

0.10

0.27

0.27

0.14

0.14

0.16

0.10

Page 94: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -94

Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

TOTAL 0.50 1.18

X = POTENSI + MASALAH Y = PELUANG + ANCAMAN

= 0.815 + (-1.198) = 1.41 + (-1.18)

= - 0.383 = 0.23

Gambar 5.32Kuadran Strategi Analisis IFAS – EFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten

Gresik

Berdasarkan kuadran strategi diatas pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik

berada pada kuadran II ruang D. Sehingga strategi yang digunakan dalam pengembangan

kawasan adalah Selective Maintenence yaitu dimana pengelolaan obyek dengan pemilihan hal-

hal yang dianggap penting.

(+ ) Internal

(KEKUATAN)

(+ ) Eksternal

(KESEMPATAN)

(-) Internal

(KELEMAHAN)

(-) Eksternal

(ANCAMAN)

KuadranKuadranII

Rapid Rapid

GrowthGrowth

StabelStabel

GrowthGrowth

AgresifAgresif

MainteMainte--

nancenance

Selective Selective

MainteMainte--

nancenance

Turn Turn

AroundAround

GuirelleGuirelleConcenConcen--

trictric

CongloConglo--

meratemerate

KuadranKuadranIIIIII

KuadranKuadranIIII

KuadranKuadranIVIV

Page 95: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -95

5.1 ANALISIS KEBIJAKAN (CONTENT ANALYSIS) .................................................................. 1

5.2 ANALISIS PENDEKATAN KESESUAIAN EKOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM .................. 1

5.3 ANALISIS DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN ..................................................... 11

5.3.1 Klimatologi dan Hidrologi ...................................................................................... 11

5.3.2 Topografi ................................................................................................................ 14

5.3.3 Geologi ................................................................................................................... 16

5.3.4 Bencana alam ........................................................................................................ 17

5.4 ANALISIS SUPPLY (PENAWARAN) ................................................................................ 19

5.4.1 Kenakeragaman Daya Tarik Wisata ...................................................................... 20

5.4.2 Aksesibilitas Kawasan Wisata ................................................................................ 25

5.4.3 Amenitas/Fasilitas ................................................................................................. 26

5.4.4 Sosial Budaya Masyarakat ..................................................................................... 35

5.4.5 Lingkungan ............................................................................................................. 36

5.5 ANALISIS DEMAND (PERMINTAAN/PASAR PARIWISATA............................................. 36

5.5.1 Segmentasi Pasar ................................................................................................... 37

5.5.2 Faktor Demand ...................................................................................................... 37

5.5.3 Atraksi Wisata ........................................................................................................ 39

5.6 ANALISIS IPA ................................................................................................................ 44

5.6.1 Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik) ....................................................... 45

5.6.2 Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) ........................................................................ 48

5.6.3 Makam Pusponegoro (Kec. Gresik) ........................................................................ 51

5.6.4 Makam Raden Santri (Kec. Gresik) ......................................................................... 54

5.6.5 Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) .............................................................. 57

5.6.6 Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas) .................................................................. 60

5.6.7 Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar) ................................................ 63

5.6.8 Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu) ..................................................................... 66

5.6.9 Bukit Surowiti (Kec. Panceng) ................................................................................ 69

5.6.10 Pantai Dalegan (Kec. Panceng) ............................................................................ 72

5.6.11 Telaga Ngipik (Kec. Kebomas) .............................................................................. 75

5.6.12 Kampung Kemasan (Kec. Gresik) ......................................................................... 78

5.7 ANALISIS POTENSI MASALAH ...................................................................................... 81

5.7.1 Akar Masalah ......................................................................................................... 82

5.7.2 Akar Tujuan ............................................................................................................ 83

5.8 ANALISIS SWOT ........................................................................................................... 88

5.9 ANALISIS EFAS-IFAS ..................................................................................................... 92

TABEL 5.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN .................................................................................. 3

TABEL 5.2 JUMLAH CURAH HUJAN RATA-RATA MENURUT BULAN (MM) KABUPATEN GRESIK ....................................... 12

Page 96: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -96

TABEL 5.3 BANYAKNYA HARI HUJAN MENURUT BULAN (HARI) KABUPATEN GRESIK ................................................... 13

TABEL 5.4 LUAS DAERAH BERDASARKAN KETINGGIAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 ............................................ 14

TABEL 5.5 LUAS DAERAH BERDASARKAN KELERENGAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 ........................................... 15

TABEL 5.6 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI JENIS TANAH (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 .................... 17

TABEL 5.7 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI EROSI TANAH (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 ................... 18

TABEL 5.8 LUAS LAHAN PANTAI TEREROSI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 ............................................................ 18

TABEL 5.9 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI GENANGAN (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 ..................... 19

TABEL 5.10 ATRAKSI SOMETHING TO DO DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK ........................................................ 39

TABEL 5.11 ATRAKSI SOMETHING TO SEE DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK ....................................................... 40

TABEL 5.12 ATRAKSI SOMETHING TO BUY DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK ...................................................... 42

TABEL 5.13 ATRAKSI SOMETHING TO REMEMBER DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK ............................................. 43

TABEL 5.14 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM ....................... 45

TABEL 5.15 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SUNAN GIRI ............................................ 48

TABEL 5.16 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM PUSPONEGORO ....................................... 51

TABEL 5.17 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM RADEN SANTRI ........................................ 54

TABEL 5.18 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM NYAI AGENG PINATIH ............................... 57

TABEL 5.19 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SUNAN PRAPEN ....................................... 60

TABEL 5.20 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAEMUN .................... 63

TABEL 5.21 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM KANJENG SEPUH ...................................... 66

TABEL 5.22 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG BUKIT SUROWITI .................................................. 69

TABEL 5.23 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG PANTAI DALEGAN ................................................ 72

TABEL 5.24 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG TELAGA NGIPIK ................................................... 75

TABEL 5.25 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG KAMPUNG KEMASAN ............................................ 78

TABEL 5.26 POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK .............................. 81

TABEL 5.27 ASPEK SWOT KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK ........................................................................... 89

TABEL 5.28 MATRIKS ANALISIS SWOT KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK .......................................................... 90

TABEL 5.29 MATRIKS ANALISIS IFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK ............................................ 92

TABEL 5.30 MATRIKS ANALISIS EFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK ........................................... 93

GAMBAR 5.1 DAYA TARIK WISATA ALAM KABUPATEN GRESIK ................................................................................ 21

GAMBAR 5.2 DAYA TARIK WISATA BUDAYA KABUPATEN GRESIK ............................................................................ 22

GAMBAR 5.3 DAYA TARIK WISATA BUATAN KABUPATEN GRESIK ............................................................................ 24

GAMBAR 5.4 DAYA TARIK WISATA KHUSUS KABUPATEN GRESIK ............................................................................. 24

GAMBAR 5.5 KONDISI JALAN MASUK KE MAKAM SUNAN GIRI YANG BAIK ................................................................. 25

GAMBAR 5.6 KONDISI JALAN MASUK KE OBYEK-OBYEK WISATA DI PULAU BAWEAN ................................................... 26

GAMBAR 5.7 PETA AKSESIBILITAS DESTINASI WISATA KABUPATEN GRESIK ................................................................ 27

GAMBAR 5.8 JENIS WISATA DI KABUPATEN GRESIK .............................................................................................. 28

GAMBAR 5.9 WARUNG MAKANAN PANTAI DELEGAN ........................................................................................... 29

Page 97: 5 ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA...sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa, rekreasi dan wisata budaya. 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage. 3. Mengembalikan citra

L A P O R A N A K H I R

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK V -97

GAMBAR 5.10 PARKIR KAWASAN MAKAM FATIMAH BINTI MAIMUN ...................................................................... 29

GAMBAR 5.11 AULA MAKAM SUNAN PRAPEN .................................................................................................... 30

GAMBAR 5.12 FASILITAS SHELTER DI OBYEK-OBYEK WISATA ................................................................................. 31

GAMBAR 5.13 FASILITAS TOILET DI OBYEK-OBYEK WISATA .................................................................................... 31

GAMBAR 5.14 PASAR WISATA DAN TOKO SOUVENIR KAWASAN MAKAM SUNAN GIRI................................................. 32

GAMBAR 5.15 PERMAINAN ANAK TELAGA NGIPIK/ GIRI WANA TIRTA ..................................................................... 32

GAMBAR 5.16 SKI AIR TELAGA NGIPIK/ GIRI WANA TIRTA .................................................................................... 33

GAMBAR 5.17 PEMBAGIAN KUADRAN IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS .......................................................... 45

GAMBAR 5.18 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM .......................................................... 47

GAMBAR 5.19 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM SUNAN GIRI .............................................................................. 50

GAMBAR 5.20 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM PUSPONEGORO .......................................................................... 53

GAMBAR 5.21 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM RADEN SANTRI .......................................................................... 56

GAMBAR 5.22 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM NYAI AGENG PINATIH ................................................................. 59

GAMBAR 5.23 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM MAULANA SUNAN PRAPEN .......................................................... 62

GAMBAR 5.24 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAEMUN ...................................................... 65

GAMBAR 5.25 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM KANJENG SEPUH ........................................................................ 68

GAMBAR 5.26 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM BUKIT SUROWITI ........................................................................ 71

GAMBAR 5.27 DIAGRAM KARTESIUS IPA PANTAI DALEGAN ................................................................................... 74

GAMBAR 5.28 DIAGRAM KARTESIUS IPA TELAGA NGIPIK ...................................................................................... 77

GAMBAR 5.29 DIAGRAM KARTESIUS IPA KAMPUNG KEMASAN .............................................................................. 80

GAMBAR 5.30 AKAR MASALAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK ................................. 84

GAMBAR 5.31 AKAR TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK.................................... 86

GAMBAR 5.32 KUADRAN STRATEGI ANALISIS IFAS – EFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK .............. 94