49532197 makalah gizi buruk
TRANSCRIPT
Makalah Gizi Buruk
Abstrak : Penyakit Gizi Buruk Menyerang Balita dan Anak – Anak
Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Menurut UNICEF saat ini ada sekitar 40 % anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk. Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan.Penyebab utama gizi buruk tidak satu. Ada banyak!. Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan memicu kasus gizi buruk, kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia. Dan juga faktor alam, manusiawi ( kultur social masyarakat setempat ), pemerintah, dan lain – lain.Persoalan gizi buruk masih menghantui sebagian warganya. Bagaimana bisa di era sekarang, masih dijumpai ribuan, dan ratusan ribu anak balita, yang menjadi pemegang masa depan Indonesia menderita gizi buruk. Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah mencanangkan Gerakan Penanganan Diare dan Gizi Buruk sejak Juli 2007 lalu disusul dengan Gerakan Kedaulatan Pangan yang akan dicanangkan April 2008, keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis.Gizi buruk akut atau busung lapar menurut Sensus WHO menunjukkan 49% dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak dibawah lima tahun di negara berkembang. Kasus kekurangan gizi tercatat sebanyak 50% anak-anak di Asia, 30% anak-anak Afrika, dan 20% anak-anak di Amerika Latin. Dari kondisi tubuh balita yang menderita gizi buruk memiliki berat badan di bawah rata-rata, berat badan/umur Balita < 60 persen berada di bawah garis merah sehingga tergolong KEP berat. Ciri-ciri yang mudah terdekteksi pada tanda marasmus. Komponen biologi yang melatarbelakangi KKP antara lain malnutrisi ibu, penyakit infeksi, dan diet rendah energi & protein.
Seorang ibu yang mengalami KKP selama kurun waktu tersebut pada gilirannya akan melahirkan bayi berberat badan rendah. Kurang Kalori Protein (KKP) akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya, tidak tercukupi oleh diet. Sindrom kwasiorkor terjelma manakala defisiensi menampakan dominasi protein, dan maramus termanifestasi jika terjadi kekurangan energi yang parah. Kombinasi kedua bentuk ini marasmik kwasiorkor, juga tidak sedikit.
Malnutrisi PrimerPenyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi, rendahnya pengetahuan, dan kurangnya asupan gizi. Gejala kinis malnutrisi primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya
kekurangan energi dan protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang (maturasi) terlambat, perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan kulit dan rambut.
Malnutrisi SekunderMalnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi sekunder.
Asupan GiziAnak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan dalam perkembangan otak anak. Banyak produk susu kaleng atau susu formula mengandung asam linoleat, DHA dan sebagainya. Untuk memulihkan kondisi Balita pada status normal, dibutuhkan asupan susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol. Tiap Balita diharuskan mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90 hari berat badan anak kembali normal. Kriteria yang dicantumkan antara lain: biasa makan beraneka ragam makanan (makan 2-3 kali sehari dengan makanan pokok, sayur, dan lauk pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga, biasanya menggunakan garam beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Yang nampak adalah bayi-bayi dan anak-anak yang lemah, loyo dan tanpa tenaga. Yang terdengar adalah tangisan dan jeritan putus asa bayi-bayi dan anak-anak kelaparan yang sangat membutuhkan makanan. Mereka cuma bisa menangis tetapi tak mampu meronta.Tenaga mereka lenyap karena mengidap marasmus bahkan busung lapar. Seorang ibu yang anaknya menderita busung lapar mengakui bahwa sudah beberapa hari ini anaknya hanya makan "air bubur." memasak sedikit beras dengan air yang sangat banyak. Akibatnya makanan itu terlalu cair untuk disebut bubur. Lebih tepat disebut air bubur. Memang, tubuh anak itu bagaikan tulang-belulang yang ditutupi kulit, perutnya buncit, matanya sayu. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Pendidikan gizi diberikan kepada anak untuk mengarahkan kepada pembiasan dan cara makan yang lebih baik yang dilakukan dalam lingkup makro ( masyarkat luas ) dan mikro ( keluarga ).
BAB I
LATAR BELAKANGMasalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga ( kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya ), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru. Masalah gizi di Indonesia terutama KEP masih lebih tinggi daripada Negara ASEAN lainnya ( Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC ). Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Sebagian besar anak di dunia 80% yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro (Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC ). Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita diderita penyakit gizi buruk (Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta )Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibatnya tidak baiknya mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing – masing orang. Jumlah kasus gizi buruk pada balita yang ditemukan dan ditangani tenaga kesehatan ( Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara ). Masalah gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi dengan pengobatan medis/kedokteran. Namun, kemudian disadari bahwa gejala klinis gizi kurang yang banyak ditemukan dokter ternyata adalah tingkatan akhir yang sudah kritis dari serangkaian proses lain yang mendahuluinya ( Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta )Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan produktivitas. Pengaruh gizi terhadap perkembangan mental anak. Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan dalam kandungan. Berbagai factor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak kelahiran yang rapat ( Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara )Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia. Sekelompok kecil penduduk dunia berpikir “hendak makan dimana” sementara kelompok lain masih berkutat memeras keringat untuk memperoleh sesuap nasi. Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak – anak boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan % berat badan, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak – anak ternyata melampaui orang
dewasa nyaris dua kali lipat. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan cara mengukur luas permukaan tubuh/menghitung secara langsung konsumsi energi itu ( yang hilang atau terpakai ). Asupan energi dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah keluaran energi dapat ditentukan secara sederhana berdasarkan berat badan (Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC ).Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Keparahan KKP berkisar dari hanya penyusutan berat badan, terlambat tumbuh sampai ke sindrom klinis yang nyata. Penilaian antropometris status gizi dan didasarkan pada berat, tinggi badan, dan usia. Ukuran antropometris bergantung pada kesederhanaa, ketepatan, kepekaan, serta ketersediaan alat ukur. Marasmus biasanya berkaitan dengan bahan pangan yang sangat parah, semikelaparan yang berkepanjangan, dan penyapihan terlalu dini, sedangkan kwashiorkor dengan keterlambatan menyapih dan kekurangan protein. Penanganan KKP berat dikelompokan menjadi dua yaitu pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa dan fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi ( Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC )
IDENTIFIKASI MASALAHMasalah – masalah gizi buruk yang kita ketahui bisa menyerang siapa saja khusunya balita dan anak – anak dengan criteria umur tertentu. Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja melainkan dari pendekatan lain. Disini penulis mengidentifikasikan gizi buruk berupa penyebab – penyebab gizi buruk, kwashiorkor, marasmus, maramus – kwashiorkor, asupan gizi, malnutrisi primer dan sekunder, langkah pengobatan, dan jumlah data penderita gizi buruk.
PEMBATASAN MASALAHPenulis akan membatasi masalah yang akan dibahas pada waktu mata kuliah Seminar Biologi agar nanti dalam membahas masalah gizi buruk tidak menyebar ke semua/berbagai aspek. Pembatasan masalah sesuai dengan tema dari makalah ini yaitu Penyakit Gizi Buruk Menyerang Balita dan Anak - anak. Termasuk di dalamnya Jenis – jenis dan penyebab masalah gizi buruk/malnutrisi, Tanda – tanda yang terlihat/terdeteksi pada malnutrisi dan langkah pengobatannya, Data penurunan gizi buruk dari tahun 2004 – 2007, dan Perlunya asupan gizi
TUJUANTujuan dari penulisan makalah presentasi ini adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat hal – hal apa saja yang menjadi ruang lingkup dari masalah gizi buruk, menambah pengetahuan bagi masyarakat agar lebih luas wawasannya mengenai gizi buruk, memberitahukan jumlah penurunan penderita gizi buruk dari tahun 2004 – 2007, memberikan gambaran yang jelas mengenai penyakit gizi buruk, juga tidak lupa untuk menambah nilai mahasiswa, dan lain – lain yang bisa berdampak positif bagi penulis dan para pembaca.
BAB II
A. TINJAUAN TEORIGizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan energi. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa dikatakan malnutrisi. KEP seseorang yang gizi buruk disebakan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari. Pada umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah, tanda – tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indicator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak factor. Data komposisi zat gizi bahan makanan yang berhubungan dengan berbagai proses pengolahan belum cukup tersedia, pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi. Zat gizi yang terdapat pada Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) hanyalah gizi yang penting yaitu energi, protein, vit A, C, B 12, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Folat, Kalsium, Fosfor, Zat Besi, Zink, dan Yodium ( Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC )Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi yaitu penyakit gizi lebih ( obesitas ), gizi buruk ( malnutrisi ), metabolic bawaan, keracunan makanan, dan lain – lain. Gangguan gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama. Ilmu gizi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh. Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui sejak berabad – abad yang lampau.. Penyakit – penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik seperti makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang disebut penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit skorbut/sariawan. Penemuan dini terhadap penderita marasmus dan kwashiorkor sangat penting, baik dalam usaha pencegahan terjadinya gizi buruk maupun dalam usaha menurunkan angka kematian bayi dan anak. Untuk itu, para ahli kesehatan anak di berbagai Negara telah bersepakat untuk menemukan cara yang paling mudah dan sederhana untuk mendeteksi penderita KKP sedini mungkin dengan melakukan monitoring berat badan anak melalui penimbangan secara teratur setiap bulan telah dijadikan sebagai kegiatan pokok. Usaha untuk menangani masalah gizi buruk di Indonesia telah dimulai jauh sebelum Perang
Dunia Ke II, strategi yang digunakan untuk memperbaiki gizi di masyarakat berbeda – beda, ada caranya masing – masing. Dewasa ini gizi bukan saja dikenal akan tetapi telah menjadi bahan pembicaraan dan pembahasan di berbagai lingkungan masyarakat. Dewasa ini program perbaikan gizi merupakan salah satu dari 5 program pokok Dep Kes ( Panca Karsa/Karya Husada ) ( Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara ).Kesehatan yang baik tidak terjadi karena ada perubahan yang berupa kekurangan zat makanan tertentu ( defisiensi ) atau berlebih. Kekurangan umumnya mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sedangkan kelebihan umumnya mencakup konsumsi lemak, protein, dan gula. Untuk mencapai kondisi anak perlu/cukup gizi harus memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan kegiatan yang baik seperti olah raga, dan lain – lain. Konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang/defisiensi. Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi yang sering dihubungkan dengan infeksi yang bisa berhubungan dengan gangguan gizi. Defisiensi gizi merupakan awal dari gangguan system imun yang menghambat reaksi imunologis. Gangguan gizi dan infeksi sering saling bekerja sama akan memberikan prognosis yang lebih buruk. Ada berbagai zat gizi yang sangat mempengaruhi kondisi kesehatan manusia. Masalah kesehatan gizi dapa timbul dalam bentuk penyakit dengan tingkat yang tinggi ( Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. )
B. PEMBAHASAN MASALAHJakarta – Sepanjang tahun ini banyak sudah bencana kesehatan yang melanda bangsa ini. Mulai dari demam berdarah, polio dan penyakit busung lapar yang cukup mengejutkan. Kasus penderita gizi buruk terus bertambah di sejumlah daerah. Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Menurut United Nations Children’s Fund (Unicef) saat ini ada sekitar 40 % anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk.Betapa banyaknya bayi dan anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka dilahirkan. Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk di Indonesia, kemiskinan memicu kasus Gizi BurukFenomena gizi buruk ini biasanya melibatkan kurangnya asupan kalori baik dari karbohidrat atau protein (protein-energy malnutrition–PEM). Kurangnya pasokan energi sangat mempengaruhi kerja masing-masing organ tubuh. Menurut situs Dinas Kesehatan Pemda Ibukota Jakarta, keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe: Kwashiorkor, Marasmus, dan Kwashiorkor-Marasmus. Ketiga kondisi patologis ini umumnya terjadi pada anak-anak di negara berkembang yang berada dalam rentang usia tidak lagi menyusui.Perbedaan antara marasmus dan kwashiorkor tidak dapat didefinisikan secara jelas menurut perbedaan kurangnya asupan makanan tertentu, namun dapat teramati dari gejala yang ditunjukkan penderita.
KWASHIORKORKwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar atau HO. Penampilan anak-anak penderita HO umumnya sangat khas, terutama bagian perut yang menonjol. Berat badannya jauh
di bawah berat normal. Edema stadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini. Beberapa ciri lain yang menyertai di antaranya:* Perubahan mental menyolok. Banyak menangis, pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif.* Penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring* Anemia.* Diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam laktat karena berkurangnya produksi laktase dan enzim penting lainnya.* Kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai petechia ( perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan, pada kulit maupun selaput lendir, Red. ), yang lambat laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas, terlihat kemerahan dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya* Pembesaran hati. Bahkan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luar tubuh, terasa licin dan kenyal.Tanda-tanda kwashiorkor meliputi- edema di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki,- wajah membulat dan sembab,- pandangan mata sayu,- perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis,- rambut berwarna kepirangan, kusam, dan mudah dicabut,- otot-otot mengecil, teramati terutama saat berdiri dan duduk,- bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan mengelupas- menolak segala jenis makanan (anoreksia)- sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
MARASMUSKasus marasmik atau malnutrisi berat karena kurang karbohidrat disertai tangan dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah, gangguan kulit. Pada umumnya penderita tampak lemah sering digendong, rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua, tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran hati, sangat kurus karena kehilangan sebagian lemak dan otot . Anak-anak penderita marasmus secara fisik mudah dikenali. Penderita marasmus berat akan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih cengeng dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Ketidakseimbangan elektrolit juga terdeteksi dalam keadaan marasmus. Upaya rehidrasi ( pemberian cairan elektrolit ) atau transfusi darah pada periode ini dapat mengakibatkan aritmia ( tidak teraturnya denyut jantung ) bahkan terhentinya denyut jantung. Karena itu, monitoring klinik harus dilakukan seksama. Ada pun ciri-ciri lainnya adalah:* Berat badannya kurang dari 60% berat anak normal seusianya.* Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur.* Beberapa di antaranya memiliki rambut yang mudah rontok.* Tulang-tulang terlihat jelas menonjol.* Sering menderita diare atau konstipasi.* Tekanan darah cenderung rendah dibanding anak normal, dengan kadar hemoglobin yang juga
lebih rendah dari semestinya.- anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit,- wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, perut cekung, dan kulit keriput
MARASMIK-KWASHIORKORPenyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashirkor dengan gabungan gejala yang menyertai.* Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.* Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.* Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolic seperti gangguan pada ginjal dan pankreas.* Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar natrium dan fosfor inorganik serta menurunnya kadar magnesium.Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari gejala-gejala masing-masing penyakit tersebut.
PENYEBAB GIZI BURUKPenyebab utama gizi kurang dan gizi buruk tidak satu. Ada banyak!. Penyebab pertama adalah faktor alam. Secara umum tanah terkenal sebagai daerah tropis yang minim curah hujan. Kadang curah hujannya banyak tetapi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akibatnya, hujan itu bukan menjadi berkat tetapi mendatangkan bencana banjir. Tetapi, beberapa tahun belakangan ini tidak ada hujan menjadi kering kerontang! Tanaman jagung yang merupakan penunjang ekonomi keluarga sekaligus sebagai makanan sehari-hari rakyat gagal dipanen. Akibatnya, banyak petani termasuk anak-anak, terutama yang tinggal di daerah pelosok, memakan apa saja demi mempertahankan hidup. Dikhawatirkan gizi yang kurang dan bahkan buruk akan memperburuk pertumbuhan fisik dan fungsi-fungsi otak. Kalau ini terjadi, masa depan anak-anak ini dipastikan akan sangat kelam dan buram.Penyebab kedua adalah faktor manusiawi yaitu berasal dari kultur sosial masyarakat setempat. Kebanyakan masyarakat petani bersifat 'one dimensional,' yakni masyarakat yang memang sangat tergantung pada satu mata pencaharian saja. Banyak orang menanam makanan 'secukup'nya saja, artinya hasil panen itu cukup untuk menghidupi satu keluarga sampai masa panen berikutnya. Belum ada pemikiran untuk membudidayakan hasil pertanian mereka demi meraup keuntungan atau demi meningkatkan pendapatan keluarga. Adanya budaya 'alternatif' yaitu memanfaatkan halaman rumah untuk menanam sayur-mayur demi menunjang kebutuhan sehari-hari.Penyebab ketiga masih berkisar soal manusiawi tetapi kali ini lebih berhubungan dengan persoalan struktural, yaitu kurangnya perhatian pemerintah. Pola relasi rakyat dan pemerintah masih vertikal bukan saja menghilangkan kontrol sosial rakyat terhadap para pejabat, tetapi juga membuka akses terhadap penindasan dan ketidakadilan dan, yang paling berbahaya, menciptakan godaan untuk menyuburkan budaya korupsi. Tentu saja tidak semua aparat dan pejabat seperti itu!. Terlepas dari itu semua nampaknya masyarakat membutuhkan pendampingan agar mereka memahami hak-hak individu dan hak-hak sosial mereka sebagai warganegara.
MALNUTRISI PRIMERPenyebab gizi buruk di daerah pedesaan atau daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi
primer, yang disebabkan karena masalah ekonomi dan rendahnya pengetahuan. Gejala klinis malnutrisi primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti atau menurun, ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang ( maturasi ) terlambat, perbandingan berat terhadap tinggi menurun. Gejala dan tanda klinis yang tampak adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan kulit dan rambut. Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf. berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak. Mortalitas atau kejadian kematian dapat terjadi pada penderita malnutri primer yang berat.
MALNUTRISI SEKUNDERMalnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian kenaikkan berat badan yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak karena adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang mengakibatkan gagal tumbuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem saluran cerna, metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan lain-lain. Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi sekunder. Malnutrisi sekunder ini gangguan peningkatan berat badan yang disebabkan karena karena adanya gangguan di sistem tubuh anak. pada malnutrisi sekunder tampak anak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif bergerak. Tampilan berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih cerdas, tidak ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak segar.Kasus malnutrisi sekunder sering terjadi overdiagnosis (diagnosis yang diberikan terlalu berlebihan padahal belum tentu mengalami infeksi ) tuberkulosis (TB). Overdiagnosis tersebut terjadi karena tidak sesuai dengan panduan diagnosis yang ada.Secara medis penanganan kasus malnutrisi sekunder lebih kompleks dan rumit. Penanganannya harus melibatkan beberapa disiplin ilmu kedokteran anak seperti bidang gastroenterologi, endokrin, metabolik, alergi-imunologi, tumbuh kembang dan lainnya. Gizi buruk memang merupakan masalah klasik bangsa ini sejak dulu. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Karena, gizi buruk bukan saja disebabkan karena masalah ekonomi atau kurangnya pengetahuan dan pendidikan,
PENDERITA GIZI BURUK MEREBAK DI BERBAGAI TEMPATGizi Buruk Masih Jadi Persoalan Pelik di NTT Sebanyak 1.466 kasus gizi burukMasalah Gizi Buruk Di SERUI Jaya Pura Perlu Penanganan Serius221 Balita di Trenggalek Gizi Buruk496 Balita di Kabupaten Blitar menderita gizi buruk.Bengkulu, tercatat sedikitnya 377 anak penderita gizi buruk
PERLUNYA ASUPAN GIZIBanyaknya produk suplemen vitamin yang kini beredar secara bebas bisa berdampak baik sekaligus berdampak buruk. suatu produk suplemen harus menjalani uji klinis dulu sebelum dipasarkan. kita tidak terlena begitu saja dengan rayuan iklan yang terlalu bombastis. Tapi di sisi lain produk suplemen yang memang bisa dipercaya kebenarannya sangat berguna bagi kebanyakan orang yang tidak sempat mendapatkan gizi tersebut dari makanan sehari-hari.
Lebih baik kalau berbagai kebutuhan gizi didapat dari makanan langsung, bukan asupan atau suplemen yang dijual bebas. Sebab tak seorang pun yang bisa menjamin keamanannya, Kecuali kalau asupan itu memang dianjurkan oleh dokter atau didapat dari dokter. Anak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI). ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan dalam perkembangan otak anak. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal Banyak produk susu kaleng atau susu formula mengandung asam linoleat, DHA dan sebagainya. ASI juga mengandung zat anti efeksi.Untuk memulihkan kondisi Balita pada status normal, dibutuhkan asupan susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol. Tiap Balita diharuskan mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90 hari berat badan anak kembali normal. Kriteria yang dicantumkan antara lain: biasa makan beraneka ragam makanan (makan 2-3 kali sehari dengan makanan pokok, sayur, dan lauk pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga, biasanya menggunakan garam beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Kriteria ini tentunya masih sulit dipenuhi oleh masyarakat Indonesia. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain:* Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun.* Ukuran lingkaran lengan atas menurun.* Maturasi tulang terlambat.* Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun.* Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.
LANGKAH PENGOBATANPengobatan pada penderita MEP tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal. Langkah penanganan harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahnya.Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh. Memulihkan keadaan gizinya dengan cara mengobati penyakit penyerta, peningkatan taraf gizi, dan mencegah gejala atau kekambuhan dari gizi buruk
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUNMenteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan, berbagai upaya intervensi perbaikan gizi yang dilakukan pemerintah berhasil menurunkan jumlah kasus gizi kurang dan gizi buruk balita dalam beberapa tahun terakhir. "Capaiannya sudah signifikan, tapi memang belum bisa langsung membuatnya jadi tidak ada karena untuk itu memang butuh waktu lama," katanya. Ia menjelaskan, penanganan gizi buruk membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga perlu dukungan dana dari pemerintah pusat. Kasus gizi buruk dan gizi kurang pada balita yang pada 2004 sebanyak 5,1 juta telah turun menjadi 4,4 juta pada 2005 dan kembali turun menjadi 4,2 juta pada 2006. "Tahun 2007 angkanya juga turun lagi menjadi 4,1 juta.Mengalami penurunan bermakna dalam tiga tahun terakhir. Menurut Laporan Kasus Gizi Buruk Dinas Kesehatan Provinsi yang disampaikan ke Departemen Kesehatan pada 2005, jumlah kasus gizi buruk pada balita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 76.178 kemudian turun menjadi 50.106 pada 2006 dan turun lagi menjadi 39.080 pada 2007. Jumlah temuan kegiatan surveilans
itu lebih rendah dibandingkan dengan target penemuan kasus gizi buruk pada balita yang pada 2005 seharusnya sebanyak 180.000 kasus, 94.000 kasus pada 2006 dan 75.000 kasus pada 2007.Guna menurunkan jumlah kasus gizi buruk seperti yang telah ditargetkan, yakni menjadi 20 persen dari total balita pada 2009, pemerintah telah melakukan upaya penanggulangan masalah gizi jangka pendek, menengah dan panjang. Targetnya tahun 2009 bisa turun menjadi 20 persen dari jumlah balita, upaya jangka pendeknya antara lain perawatan kasus sesuai prosedur di rumah sakit secara gratis, pemberian makanan bergizi tinggi bagi balita dari keluarga kurang mampu dan surveilans kasus secara periodik melalui Posyandu, serta pemberian makanan pendamping ASI gratis bagi bayi usia 6-24 bulan dari keluarga kurang mampu.Jangka menengah memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki pola asuh pemeliharaan bayi seperti promosi pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan penimbangan berat badan bayi secara rutin untuk deteksi dini kasus, pemerintah juga berusaha meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu melalui pembentukan Pos Kesehatan Desa, penempatan bidan di desa, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan, penguatan Puskesmas dan pembentukan tim kesehatan keliling di daerah terpencil.Setiap tahun juga telah meningkatkan alokasi anggaran untuk perbaikan gizi. Jika pada 2005 alokasi dana untuk perbaikan gizi hanya Rp175 miliar, maka 2006 ditingkatkan menjadi Rp582 miliar dan kembali ditingkatkan menjadi Rp600 miliar pada 2007. "Tahun 2008 ini besaran anggarannya masih dibahas, tapi dipastikan tidak akan lebih rendah dari Rp600 miliar," Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2008 pemerintah mengalokasikan 2,3 persen untuk biaya kesehatan. Dengan strategi dan langkah yang telah diterapkan, pemerintah optimistis bisa menurunkan kasus gizi buruk dan kurang pada balita sesuai target.
BAB III
A. KESIMPULANAda 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu : masalah social, ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan social - ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja, terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh-kembang. Marasmus sering menjangkiti bayi yang baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor cenderung menyerang setelah mereka berusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia
B. SARANKetidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum
mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semuanya itu, saya yakin pasti akan ada jalan keluarnyaDAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara.Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.www.liputan6.comwww.antara.co.idwww.groups.yahoo.comwww.emedicine.comwww.dinkes-dki.go.idwww.depkes.go.idwww.kompas.comwww.mercksource.comhttp://www.suarapembaruan.comwww.sinarharapan.co.idhttp://www.republika.co.idwww.kabblitar.go.idGizi.net –Sulung Prasetyo – sinarharapan.co.id
PENYAKIT GIZI SALAH
Disusun Oleh :
Eka Sapri Alvyanto (07330053)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2008
PENYAKIT GIZI SALAH
A.PENYAKIT GIZI SALAH
Salah satu masalah pokok kesehatan di Negara-negara sedang berkembang adlah masalah
gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Oleh karena
itu, usaha-usaha perbaikan gizi masyarakat dinegara ini merupakan salah satu usaha kesehatan
yang menonjol, yang menjadi bagian dari program pembangunan nasional. Walaupun telah
banyak dilakukan penyuluhan gizi dalam berbagai bentuk, namun pengertian gizi salah atau
penyakit gangguan gizi sering diasosiasikan dengan penyakit gizi kurang. Hal ini disebabkan
akibat dari pencerminan kejadian penyakit kurang gizi yang cukup banyak jumlahnya dalam
masyarakat Negara yang sedang berkembang.
Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas atas pembahasan mengenai zat-zat makanan
atau nutrisi yang masuk kedalam tubuh untuk itu pada pembahasan tentang penyakit gizi salah
juga akan diterankan tentang zat-zat gizi yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrien yang dibutuhkan
oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan
perkataan lain zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan
pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya.
Menurut tingkatannya, keadaan gizi dapat digolongkan dalam tiga tingkat yaitu: keadaan
gizi lebih, keadaan gizi baik atau seimbang, dan keadaan gizi kurang. Gizi baik akan dapat
dicapai dengan memberi makanan yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan. Sedang gizi
kurang menggambarkan ketidakseimbangan makanan yang dimakan dengan kebutuhan tubuh
manusia.
Penyakit gangguan gizi banyak ditemui pada masyarakat golongan rentan, yaitu golongan
yang mudah sekali menderita akibat kekurangan gizi dan juga kekurangan zat makanan
(deficiency) misalnya kwarshiorkor, busung lapar, marasmus, beri-beri, dan lain-lain.
Kegemukan (Obesity), kelbihan berat badan (Overweight) merupakan tanda gizi salah yang
berdasarkan kelebihan dalam makanan.
Kedudukan gzi (nutrition status) seesorang atau sesuatu golongan penduduk
(populationi), ialah suatu tingkat kesehatan yang merupakan akibat dari intake dan penggunaan
(utilizationi) semua nutrien yang terdapat dalam makanan sehari-hari. Dinegara-negara yang
teknologinya terbelakang, kekurangan gizi merupakan penyebab kematian dimasa kanak-kanak.
Sejak dari masa janin, bayi, remaja sampai ke masa dewasa dan lansia (lanjut usia),
manusia membutuhkan zat-zat yang berguna untuk membantu fungsi semua organ agar dapat
berjalan dengan baik, apakah zat itu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, garam mineral dan air.
Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan sebagai sumber tenaga atau energi untuk bekerja.
Banyak masalah-maslah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak adanya
keseimbangan yang lebih dikenal sebagai akibat dari gizi salah. Gizi salah yang diderita pada
masa janin (dalam kandungan) dan masa anak-anak dapat menghambat antara lain kecerdasan,
motivasi, kesanggupan belajar. Selain itu, ada dugaan bahwa gizi salah yang diderita pada masa
janin dapat menimbulkan kelainan kromosoma yang bisa berakibat pada perilaku abnormal atau
kelainan.
A. ZAT-ZAT GIZI YANG PENTING BAGI TUBUH
Berbagai zat gizi yang diperlukan tubuh tersebut dapat digolongkan kedalam enam
macam yaitu:
1. karbohidrat
2. protein
3. lemak
4. vitamin
5. mineral,dan
6. air
sementara itu energi yang diperlukan tubuh dapat diperoleh dari hasil pembakaran karbohidrat,
protein, dan lemak didalam tubuh. Dialam ini terdapat berbagai jenis bahan makanan baik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang disebut pangan nabati maupun yang berasal dari hewan
yang dikenal sebagai pangan hewani.
Pada zat gizi seperti yang tersebut diatas yaitu:
1. Karbohidrat
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat sendiri bisa diperoleh dari
beberapa sumber makanan yaitu:
1) Jenis gandum dan hasilnya, ubi akar, dan hasilnya. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an
surat
2) Kacang-kacangan, biji-bijian dan hasilnya sesuai dengan Al-Qur’an surat Yaasin ayat 33
yang artinya “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka
daripadanya mereka makan”.
3) Daging dan hasilnya sesuai dengan Al-Qur’an surat An-nahl ayat 14 yang artinya “Dan
Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” Dan juga
surat ath Thuur ayat 22 yang artinya “ Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-
buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini”.
4) Sayur-sayuran sesuai dengan Al-Qur’an surat Al baqarah ayat 61 yang artinya “Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu
macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya,
ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya." Musa berkata:
"Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah
kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Lalu ditimpahkanlah
kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal
itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi
yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat
durhaka dan melampaui batas.
5) Buah-buahan sesuai dengan Al-Qur’an surat Al Mu’minuun ayat 19 yang artinya ”Lalu
dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam
kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-
buahan itu kamu makan”.
2. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
berfungsi sebagai bahan baker dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun. Jenis
protein berdasarkan macam asam amino yang membentuknya yaitu:
1. Protein sempurna (complete Protein) yaitu protein yang mengandung asm-asam
amino esensial lengkap baik macam maupun jumlahnya. Contohnya kasein pada
susu dan Albumin pada putih telur.
2. Protein tidak sempurna (incomplete protein) yaitu protein yang tidak mengandung
atau sangat sedikit berisi satu atau lebih asm-asm amino esensial. Contohnya Zein
pada jagung dan protein nabati lainnya.
3. Protein kurang sempurna (partially Complete Protein) yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial yang lengkap tetapi beberapa diantaranya
hanya sedikit. Contohnya Legumin pada kacang-kacangan dan gliadin pada
gandum.
Didalam Al Qur’an terdapat anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti yang terdapat pada Al-Qur’an surat Al Mu’minuun ayat 21
yang artinya “ Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada
dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang
banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan”.
3. Lemak
Salah satu komponen lemak adalah asam lemak. Asam lemak dibagi menjadi tiga yaitu
Asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak je nuh poli.
1. Sumber asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh berasal dari berbagai sumber asam lemak diantaranya ditampilkan pada table
1.1
Table 1.1 Macam asam lemak jenuh dan sumbernya
Macam asam Lemak jenuk
Sumbernya Panjang rantai
Sifat fisik
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam arakhidat
Asam behenat
Asam lignoserat
Asam butirat
Asam kaproat
Asam kaprilat
Asam kaprat
Minyak kelapa
Minyak nabati
Minyak nabati dan hewani
Minyak nabati dan hewani 1
Minyak kacang
Minyak kacang
Minyak kacang
Lemak butter
Lemak butter
Minyak kelapa
Minyak butter
Minyak kelapa
Minyak salam
C12
C14
C16
C18
C20
C22
C24
C4
C6
C8
C10
Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Cair
2. Sumber asam lemak tak jenuh tunggal
Sumber dari asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal dapat dilihat pada tabel
1.2
Table 1.2. Macam asam lemak yang tergolong MUFA dan sumbernya
Macamnya Sumber Panjang rantai Sifat fisik
Asam palmitoleat - lemak nabati
- lemak hewani
C16 Cair
Asam oleat - lemak nabati
- lemak hewani
- 75% minyak live
- 30% lemak babi
- 40% lemak sapi
dan domba
C18 Cair
3. Sumber asam lemak tak jenuh poli
Sumber dari asam lemak tak jenuh poli disajikan dalam tabel 1.3
Tabel 1.3 sumber asam lemak tak jenuh
Macamnya Sumber Panjang rantai Sifat fisik
Asam linoleat 10% dalam advokat
20%-30% dalam kacang atau lemak ayam
50%-60% dalam minyak jagung
70% dalam minyak kapas
C18 Cair
Asam eleostearat - lemak sapi, lemak ayam, dan lemak nabati
C18 Cair
Asam linolenat 20% dalam hati
7% dalam kacang kedelai
C18 Cair
Asam arakhidonat lemak hewani
minyak kacang tanah
C20 Cair
4. Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin dibagi dalam kelompok vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang tidak larut
dalam air (tetapi dapat larut dalam lemak).
1. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang tidak larut dalam air antara lain : vitamin C dan vitamin B kompleks.
2. Vitamin yang tidak larut dalam air (larut lemak)
Vitamin yang tidak larut dalam air yaitu vitamin yang sering disebut vitamin A, D, E,
K.
5. Mineral
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagai enzim yang sangat penting dalam
pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Mineral dibagi dua
macam yaitu: makromineral dan mikromineral. Sumber mineral antara lain daging, keju,
ikan, telur, serial, beras giling dan biji-bijian.
6. Air
Air dalam tubuh merupakan unsure esensial air merupakan bahan yang sangat penting bagi
kehidupan dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air dibedakan menjadi
air yang diperoleh secara eksogen dan air yang diperoleh secara endogen.
B. KLASIFIKASI PENYAKIT GIZI SALAH
Penyakit gizi semakin lengkap diketahui dengan kemajuan-kemajuan dibidang ilmu gizi dan
tehnik risetnya. Banyak penyakit yang tadinya tidak diketahui sebabnya dan dimasukkan
kedalam penyakit disposisi, ini ternyata merupakan penyakit kelainan gizi.
Penyakit gizi salah dapat digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu:
1. Penyakit-penyakit bawaan, berdasarkan kesalahan susunan genetik yang menyebabka
kelainan dalam sintesa enzim, yang dimulai dari kesalahan genetik, metabolisme (dengan
perantara enzim), sehingga menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit ini disebut juga
dengan “inbornerros of metabolism”. Penyakit gizi akibat kessalahan genetik dapat
menyebabkan:
o Enzim tertentu menurun sehingga mengakibatkan penderita akan mengalami
intoleransi glukosa, intoleransi fruktosa dan lain-lain.
o Penyakit gangguan metabolisme
o Penyakit degeneratif (penurunan).
Contoh kesalahan genetik dapat menyebabkan produksi insulin menurun sehingga
dapat mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa rusak (diabetes militus)
2. Penyakit-penyakit berdasarkan ketidak seimbangan antara “intake” dan “requirement”
dan zat-zat gizi.
Dilihat dari intake dan requirement ada dua kemungkinan:
1. Penyakit gizi lebih. Contoh: Obesitas yang berkembangan menjadi diabetes
militus, jantung koroner, immunity diseases, dan lain-lain.
2. Penyakit gizi kurang ada dua kategori:
Penyakit devisiensi gizi yang komplek.
Contoh kwashiorkor (yang disebabkan karena kekurangan kalori dan protein), marasmus
(yang disebabkan karena kekurangan kalori), busung lapar (yang disebabkan karena
kekurangan protein).
Berdasarkan sebab yang mengakibatkan gizi salah, dibedakan menjadi dua yaitu gizi salah
primer dan gizi salah skunder. Pada gizi salah primer,kelainan terletak pada intake dan pada
makanan, baik merupakan kelebihan maupun kekurangan. Intake pada gizi salah skunder adalah
mencukupi, tetapi terdapat rintangan pada rangkaian pada proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, dan ubilization daripada zat-zat makanan. Pada gangguan itu terjadi sesuatu
keadaan devisiensi dalam efektifitas dari zat-zat makanan. Gangguan lain yang menyebabkan
gizi salah skunder ialah keadaan-keadaan yang mempertinggi destruksi atau ekskresi zat-zat
makanan, sehingga persediaannya untuk penggunaan dalam tubuh menjadi berkurang dapat pula
terjadi devisiensi relatif. Karena kebutuhan (requirement) bertambah, sedangkan persediaan zat-
zat makanan seperti biasa. Semua faktor yang menyebabkan gizi salah skunder disebut dengan
conditioning factors kemungkinan terjadi conditioning factors yang menimbulkan gizi salah
pada seorang penderita suatu penyakit, harus mendapat perhatian dokter sepenuhnya, dengan
cara mencegah gizi salah baik primer maupun skunder.
3. Penyakit – penyakit keracunan makanan
3. BEBERAPA JENIS PENYAKIT
Banyak masalah-masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak adanya
keseimbangan gizi yang lebih dikenal sebagai akibat gizi salah. Dalam pembahasan gizi salah
yang dapat menimbulkan masalah kesehatan tidaklah semata-mata karena keadaan kurang gizi,
namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia. Jadi dapat disimpulkan
bahwa yang tergolong dalam gizi salah (malnutrisi) ini terdapat dua golongan yaitu kurang gizi
(under nutrition) dan kelebihan gizi (over nutrition). Penyakit yang disebabkan oleh kelebihan
gizi (over nutrition) sering dijumpai pada masyarakat dinegara-negara maju seperti penyakit
jantung koroner, darah tinggi (hipertensi), dan lain-lain. Sedangkan di Negara-negara yang
sedang berkembang pada umumnya banyak dijumpai keadaan kurang gizi yang sering disebut
dengan Kurang Energi Protein (KEP), devisiensi vitamin A, gangguan akibat kekurangan iodiom
(GAKI) dan lain-lain yang nantinya dapat berakibat pada turunnya daya tubuh dan memudahkan
untuk terserang berbagai macam penyakit infeksi.
Macam-macam penyakit yang disebakan oleh gizi salah antara lain:
1. Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Secara klasik obesitas telah
diidentifikasikan sebagai bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang layak bagi pria dan wanita
untuk tinggi tertentu.Berdasarkan devinisi obesitas pada wanita adalah kandungan lemak dalam
tubuh yang lebih 30%, sedang pada pria batas bawahnya lebih rendah yaitu antara 20-
25%.adanya perbedaan ini disebabkan adanya karena pertimbangan lemak per bobot tubuh total
pada wanita lebih besar daripada pria.berdsaarkan morfologi jaringan adipose yang dijadikan
tumpuan, maka obesitas diidentifikasikan sebagai hipertrofik, yang dicirikan oleh pembesaran
ukuran sel lemak atau hiperplastik, hipertrofik yang dicirikan oleh bertambnya sel-sel lemak
maupun oleh pembesaran ukuran sel.Biasanya obesitas hipertrofik berkolerasi dengan obesitas
pada umur dewasa sedang obesitas sedang hiperplastik hipertrofik berkolerasi dengan munculnya
obesitas pada masa kanak-kanak atau remaja. Dalam usaha mencegah dan mengobati timbulnya
obesita, diperlukan pengetahuan tentang penyebab penyebab munculnya kelebihan lemak dalam
tubuh. Klasifikasi obesitas sebagian bersifat endogen dan dan bersifat eksogen,dengan jelas
mengimplikasikan adanya penyebab obesitas internal(metabolic indokrin) dan eksternal
(berkaitan dengan diet),sehingga banyak sekali usaha yang dilakukan untuk menilai peranan
factor genetic dan lingkungan, terhadap semua jenis obesitas.
Obesitas adalah peningkatan kegiatan liporprotein lipase (LPL) dan peningkatan ukuran sel
lemak sepanjang minggu pertama kehidupan.LPL adalah enzim yang menghidrolisis bagian
trigli serida dari khilomikro yang beredar dan protein berkepadatan sangat rendah (very low
density lipprotein=VLDL) menjadi asam lemak bebas (free fatty acid = FFA) yang kemudian
diangkut melintasi membrane sel, diesterkan kembali, dan disimpan sebagai lipid didalam
sel.Faktor-faktor lingkungan utama yang dianggap berperan terhadap munculnya obesitas pada
manusia yang meliputi makan berlebih sejak dini, makan tanpa batas, factor social ekonomi dan
budaya juga memainkan peranan yang nyata, meskipun tidaak secara langsung mempengaruhi
munculnya obesitas.
Suatu ciri obesitas yang telah disepakati oleh para peneliti bahwa adanya kecenderungan obesitas
akan tetap saja obesitas, atau jika dapat diturunkan bobot tubuhnya dengan plengobatan maka
setelah pengobatan selisih bobot tubuhnya akan meningkat kembali.
Pengobatan obesitas dapat dilakukan melalui:
Diet dengan cara puasa, khusunya diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang
kaya serat dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan
gastric empeting tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol,
transite time(waktu tinggal diusus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama.
Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi
dengan pembatasan masukan kalori.
Pengulahan prilaku dimana diet dapat dilakukan denga mengubah nafsu makan dengan
menginduksikan suatu keadaan metabolik yang merangsang anoreksia yang disertai
dengan mobilisasi lipid.
Pembedahan
Farmakologik
2. Kekurangan kalori protein
Di Indonesia hampir sepertiga anak pra sekolah menderita KKP atau PCM (protein calori
malnutrision) yang disebabkan oleh karena kebiasaan makan yang tidak cukup mengandung
kalori dan protein, sehingga akan menyebabkan terjadinya defisiansi protein dan kalori atau
kekurangan kombinasi antara keduanya.KKP seringkali dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai
dengan 5 tahun, dimana pada usia ini tubuh memerluksn zat gizi tinggi, sehingga apabila
kebutuhan zat gizi itu tidak tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan zat makanan yang
ada, sehingga lama kelamaan cadangan itu akan habis dan akan meenyebabkan kelainan pada
jaringn, dan proses selanjutnnya dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya perubahan dan
akhirnya akan menimbulkan kelainan anatomis.
Jenis KKP atau PCM ini dikenal dalam tiga bentuk yaitu: kwarshiorkor, marasmic
kwarshiorkor, dan marasmus.
1. Kwarshiorkor, penyakit ini terjadi akibat tidak cukupnya makanan yang dikonsumsi dan
tidak cukupnya protein. Jenis penyakit ini sering dijumpai pada bayi dan anak usia 6
bulan sampai 5 tahun pada keluarga berpenghasilan rendah, dan umumnya kurang sekali
pendidikannya.
Tabel 1.4 Penggolongan diet penururunan bobot tubuh
No Jenis diet Keterangan Ciri-ciri
I Nilai gizi seimbang, kalori tanpa batas,kalori tebatas, jenis beragam.
Homogen cair diet campuran berkalori rendah (800-1200 kkl).
Homogen cair
Monoton, masukan kalori
Masukan kalori diawasi ketat, menoton
Formula.
II Nilai gizi tak berimbang(dapat pula kalori terbatas).
Perbandingan zat gizi diubah
Protein atau karbohidrat tinggi, lemak rendah.
Koefisienan pemanfaatan kalori rendah, penimbunan lemak berkurang, susah mencari bahan makanan penganti
Pebandingan zat gizi diubah.
Karbohidrat rendah, lemak atu protein tinggi.
Ketosis nafsu makan menurun, kehilangan kalori disebabkan menyebabkan ekresi rendah, susah mencar bahan makanan pengganti
Mengutamakan bahan makanan khusus.
Aggur, rumput laut, vitamin B6,dll
Mengandung lipolisis, penurunan keefisienan pemanfaatan kalori menoton
III Rendah kalori Serat kasar tinggi, lemak rendah
Laju makan trhambat(perlu lebih sering mengunyah) pencernaa/penyerapan zat gizi terhambat, mnimbulkan rasa kenyang
IV Puasa
Diet berkalori rendah sekali
Protein/campuran Protein/karbohidrat 300-600 kkal/hari
Lemak tubuh berkurang, protein tubuh berlebih, ketosis, lemak tubuh dan protein berkurang, sangat kategonik
Puasa penuh
Tanda-tanda penyakit ini adalah:
Bengkak pada tangan, kaki, atau anggota badan yang lain.
Berat badan kurang karena tidak sesuai dengan umur.
Wajahnya sembab dan otot-ototnya kendur.
Karena adanya pembekakan maka penurunan berat badan tidak terjadi, tetapi pertambahan tinggi
terhambat. Lingkaran kepala mengalami penurunan. Serum albumin selalu rendah bila
turun sampai 2,5 mg/ml atau lebih rendah, mulai terjadi pembekakan.
Keadaan yang demikian biasanya disertai dengan tanda-tanda:
Rambut tipis dan kulat kusam.
Pucat karena anemia
Beraknya encer
Ulkus/pecah pada berbagai tempat
Pembesaran hati
Kulit pecah dan mengelupas
Gejala kurang vitamin A
2) Marasmik Kwarshiorkor adalah gambaran dua jenis penyakit gangguan gizi yang sangat
penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus, yang
ditandai ddengan adanya odema, menurunnya kadar protein (albumin) dalam darah, kulit
mengering dan kusam serta otot menjadi lemah.
3) marasmus disebabkan karena kekurangan kalori yang berlebihan, sehingga menyebabkan
zat cadangan makanan (tersimpan) dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Penyakit ini banyak ditemukan
peda bayi dibawah usia 1 tahun, yang disebabkan karena tidak mendapat ASI atau penggantinya.
Tanda-tanda yang sering dijumpai:
Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu
lahir.
Wajahnya seperti orang tua.
Kulitnya keriput, pantat kosong, paha kosong, tangan kurus, dan iga nampak jelas.
. Keadaan seperti ini biasanya disertai dengan tanda-tanda:
Pucat karena anemia
Beraknya encer
Dehidrasi, banyak kekurangan cairan tubuh
Gejala kekurangan vitamin A dalam mineral.
Pencegahan terhadap gangguan gizi sebagai akibat dari KKP atau PCM, yaitu dengan
melakukan kegiatan penyuluhan gizi pada masyarakat yang bertujuan untuk menyadarkan,
memperbaiki dan merubah tingkah laku/kebiasaan masyarakat untuk menerapkan kebiasan
makan yang baik, misalnya dengan cara sebagai berikut:
Makanan sehat
Penggalakan ASI sebagai makanan bayi terbaik.
Makana tambahan bayi diatas 6 bulan
Pekanekaragaman menu dengan memperhatikan segi gizi, harga dan
Makanan anak pada waktu sakit
Makan ibu hamil dan menyusui
Hubungan makanan dengan pertumbuhan anak
Hygine dan sanitasi
3. Busung lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal juga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Busung
lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara
berturut. Tanda-tanda yang dapat dilihat:
o Badan kurus.
o Kaki dan tangan bengkak.
o Kulit kerig dan kusam.
o Sekitar mata bengkak dan apatis
Adapun factor yang mempengaruhi keadaan tersebut adalah factor social dan ekonomi.
4. Defisiensi vitamin A
Vitamin A adalah suatu alcohol yang larut dalam minyak. Kelainan yang dapat timbul apabila
kekurangn vitamin A:
Buta senja sebagai akibat dari gangguan regenerasi rhodopsin.
Xerophthalmiah, terjadi perubahan pada jaringan yang menjadi keras dan kering, bercak
putih berbuih bentuk segitiga pada selaput mata (bercak bitot).
Pencegahan defisiensi vitamin A dengan cara “massive dosing”, yaitu pemberian vitaminA
dosis tinggi kepada anak-anak prasekolah.
Hipervitaminosis A yaitu intake vitamin A secara ” acute”. Hipervitamiosis A terjadi
pada anak-anak.
Gejala keracunan vitamin A yang berlebihan :
Kehilangan nafsu makan
Sakit kepala
Muntah-muntah
Kelainan pada kulit
Sakit pada tulang
Penghambatan pertumbuhan.
Pengobatan hanya dengan menghentikan pemberian vitamin A tersebut, yang diikuti oleh
hilangnya tanda-tanda tersebut dalam waktu pendek. Hipervitaminosis A hanya terjadi karena
intake preformed vitamin A.
5. Defisiensi thiamine (vitamin B1)
Tanda-tanda kekurangan vitamin B1 pada bayi berumur 3 bulan:
Berat badan tetap, gelisah, flu, dan diare, perubahan detak jantung secara mendadak dan
dapat menimbulkan kematian.
Gerak reflek lutut kurang, meninggi dan tidak ada sama sekali.
Kalau kulit ditekan tidak cepat kembali. Makanan yang kaya akan thiamine seperti: beras
tumbuk, beras pecah kulit, kacang-kacangan, daging, telur, susu, dan sayuran dapat mencegah
penyakit beri-beri yang merupakan penyakit akibat kekurangan thiamine. Pengobatan penyakit
beri-beri dapat dilakukan dengan perbaikan susunan menu yang dikonsumsi setiap hari.
6. Defisiensi vitamin B2 (riboflavin)
Tanda-tanda kekurangan vitamin B2:
Mata dapat melihat denngan baik, pothopobia, perasaan panas dan gatal, vaskularisasi pada
kornea, bendungan pembuluh pada sclera.
Pada kulit dermatitis, gemuk pada lipatan nasolabia dan scrotum, pecah pada sudut mulut
(stomatis angularis), luka pada bibir (cheilosis), radang pada ujung dan bagian samping
lidah dengan warna khas merah jambu dan licin.
Untuk pencegahan bahan makanan yang kaya akan riboflavin harus selalu ada dalam menu
setiap hari.
7. Defisiensi Niacin (asam nikotinat).
Dalam jaringan tubuh manusia dan hewan vitamin B2 ditemukan dalam bentuk amida, sedang
dalam tumbuh-tumbuhan sebagai asam nikotinat atau niacin. Jaringan tubuh hewan dan manusia
dapat mengubah asam amino menjdi trypthophane menjadi niacin, dengan bantuan riboflavin
dan pyridoksin. Kekurangan trypthophane atau niacin dapat mengakibatkan penyakit pelagra
(kulit kasar). Tanda-tandanya dikenal dengan “4D”, yaitu: diare, dermatitis, dimensia niacin
dalam makanan sehari-hari ialah beras, kacang-kacangan, daging, telur, susu, dan lain-lain.
Pengobatan penyakit pelagra dimulai dengan memperbaiki makanan sehari-hari ditambahkan
pengobatan vitamin-vitamin B-komplek.
8. Defisiensi vitamin B12
Vitamin B12 berguna untuk memberi stimulasi pada jaringan hemopoietik. Kekurangan vitamin
B12 dapat menimbulkan penyakit anemia dengan tanda-tanda sebagai berikut:
Lidah halus dan mengkilat, perubahan saraf dan anemia makrositik.
Sel darah merah berkurang jumlahnya dan membesar.
Anemia karena defisiensi asm falat banyak tedapat pada ibu hamil.
9. Defisiensi vitamin C (asam askorbat)
Vitamin C merupakan vitamin yang paling labil, peka terhadap alkali dan oksidasi, terutama
pada ion-ion besi dan tembaga yag bekerja sebagai katalisator. Vitamin C diperlukan untuk
pembentukan subtansi interseluler (reticulum, collagen), memegang peranan dalam pembentukan
gigi dan integritas pembulu darah. Kekurangan vitamin C dienal dengan “scury”.
Tanda-tanda kekurangan vitamin C:
Kelainan pada gusi, meradang dan mudah brdarah.
Nyeri pada kaki
Lemas, pucat.
Berat badan turun.
Bila ada luka penyembuhannya sangat lambat.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan vitamin C (asam askorbat) dalam jumlah cukup
(100-200 mg sehari) untuk beberapa lama.
10. Defisiensi vitamin D
Vitamin merupakan campuran dari berbagai ikatan kimIa yang tergolong sterol. Dengan daya
artirasitik. Sekarang dikenal 16 macam, dengan dua buah yang terkenal yaitu vitamin D2 dan
vitamin D3.
Akibat kekurangan vitamin D terjadi penyakit rachitis, umumnya terdapat pada anak-anak
tanda-tanya:
Tulang menjadi bengkok
Gigi keluar terhambat
Panggul menjadi kecil dan sempit
Menjemur anak-anak dalam sinar matahari adalah cara pengobatan dan pencegahan yang
baik. Kelebihan vitamin D menyebabkan keracunan yang mengakibatkan berlawanan dengan
pengaruh baik vitamin D. zat kapur dan phosfor dimobilisasikan (dikerahkan) dari tulang-tulang,
sehingga kekurangan kedua zat ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh.
11. Defisiensi vitamin E (tocopherol)
Vitamin E dikenal sebagai vitamin anti kemandulan dan merupakan zat anti oksidasi yang
melindungi vitamin yang mudah teroksidasi. Vitamin dapat mengatur metabolisme anti inti sel.
Vitamin E sering digunakan untuk melawan kemandulan dan mencegah keguguran pada wanita.
Pemberian vitamin E engan vitamin A dapat memberikan pengaruh penambahan efisiensi
vitamin A didalam badan.
12. Defisiensi vitamin K
Vitamin K diperlukan dalam pembentukan prothombin untuk pembekuan darah. Kekurangan
vitamin K menyebabkan hambatan pada pembekuan darah, sehingga perlukaan-perlukaan akan
mengeluarkan darah yang lebih banyak dari biasanya. Selainan teradapat pada sayuran vitamin K
disintesikan oleh jasad renik didalam usus, kemudian tersedia untuk diserap dan dipergunakan
oleh manusia.
13. Defisiensi calsium
Jumlah kalsium dalam tubuh orang dewasa kira-kira 1,5-2,2 % dari berat badan. Kalsium
banyak terdapat pada susu, telur, dan sayuran. Gejala kekurangan kalsium pada anak kecil tidak
dapat dihat jelas. Penyakit rakchitis dan penghambatan pada pertumbuhan dapat terjadi , apabila
kekurangn calcium, kekurangan phosphorus dan vitamin D. vitamin D dan C mempengaruhi
penyerapan CA(calcium) dari rongga usus. Lemak yang berlebih-lebihan dalam makanan dan
oksalat yang terdapat banyak dalam sayuran serta buah-buahan, semua ini mempengaruhi
penyerapan Ca.
14. Defisiensi iodium
Kekurangan garam iodium menyebabkan penyakit gondok. Kekurangan disebabkan
karena kadar iodium air minum, tanah, susu dan bahan makan lainnya sangat rendah.fungsi
kelenjar gondak dengan pertumbuhan erat sekali.
Beberapa akibat yang disebabkan oleh defisiensi iodium:
Pembesaran kelenjaran tiroid (gondok)
Kretin (kekurangan iodium berlajut)
Myxedema
Kematian ibu dan anak
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya defisiensi iodium, diantaranya:
1. Masukan iodium yang rendah
2. Penghambatan metabolisme iodium oleh senyawa goitrogen.
Goitrogen adalah senyawa yang dapat menghambat sintesa hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid.
3. Faktor genetik
Penyakit gondok dapat juga diturunkan, jadi ada penderita gondok karena keturunan.
Upaya pencegahan defisiensi iodium dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
Fortifikasi
1. Fortifikasi iodium dalam garam dapur
2. Fortifikasi iodium pada coklat
3. Fortifikasi iodium pada air minum
4. Fortifikasi iodium pada roti
5. Fortifikasi iodium pada gula kelapa
Penyuntikan lipiodol
Lipiodol adalah larutan iodium dalam minyak dengan kadar 40% yang diberikan dalam
bentuk suntikan. Sasaran penyuntikan lipiodol adalah wanita berusia 0-45 tahun dan pria
berusia 0-20 tahun.
15. Defisiensi besi
Zat besi merupakan bagian dari hemoglobin yang diperlukan oleh tubuh untuk
pengaturan oksigen kejaringan. Untuk absorbsi zat besi dalam usus diperlukan suatu protein.
Absorbsi zat besi tergantung pada keperluan tubuh dan dipengaruhi oleh cadangan zat besi itu
dalam tubuh. Asam klor dari lambung dan vitamin C dalam makanan. Kekurangan zat besi
dalam tubuh mengakibatkan kekurangan darah (anemia nutritional). Penyakit ini dapat dijumpai
pada anak yang sedang tumbuh, gadis remaja dan wanita, terutama wanta yang sedang
mengandung dan menyusui.
Pengobatan kekurangan zat besi:
Pemberian makanan yang banyak mengandung zat besi seperti sayuran, kacang-kacangan,
telur dan hati.
Pemberian tablet zat besi
Pendidikan gizi serta penggalakan holtikultura
16. Keracunan HCN (asam biru)
Keracunan yang disebabkan asam biru (HCN). Misalnya pada singkong yang mengandung
suatu glukosida yang oleh pengaruh enzim akan menghasilkan HCN. Gejala-gejala keracunan
singkong antara lain:
Mual dan muntah-muntah
Sesak napas
Koma.
17. Aflatoxin
Sejak tahun 1960 diketahui adanya racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergilus falvus yang
dapat mencemari kacang tanah. Racun ini diberi nama dengan Aflatoxin. Toxin ini memberikan
dua jenis toksitas:
Toxitas akut menimbulkan peradangan hati dan kadang-kadang menyerang pangkreas.
Toxitas kronis yang bersifat conansgenik yang dapat menimbulkan carcionoma hati.
Toxitas pertama terjadi pada dosis tinggi dalam waktu pendek, sedangkan toxitas kedua
terdapat pada dosis rendah dalam jangka panjang.
Upaya untuk mengurangi dampak dari penyakit gizi sesuai pedoman yang disusun oleh
Widyakarya pangan dan gizi yang dijadikan pedoman oleh departemen kesehatan dalam
penyuluhan gizi untuk meng hadapi masalah penyakit gizi salah yang terjadi sekarang ini bisa
dilakukan dengan berbagai upaya, seperti:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan enrgi
3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan enegi (50 %)
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak saampai ¼ dari kebutuhan energi (25%)
5. Gunakan garam beriodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
3. PENYEBAB PENYAKIT GIZI SALAH
Penyebab penyakit gizi salah antara lain:
1. Pengetahuan tentang gizi yang sangat minim
2. Kurangnya penyuluhan tentang gizi oleh pemerintah
3. Faktor ekonomi, seperti yang terjadi di Indonesia sebagian besar gizi salah terjadi
pada masyarakat menengah kebawah. Banyak kasus di Indonesia ditemukan mal
nutrisi kompleks (defisiensi atau over nutrisi lebih dari satu jenis bahan gizi
spesifik). Misal: Penderita Obesitas yang juga menderita DM, Hipertensi, Asam
Urat, Hiperkolesterolemia, Hiperlipidemia, Aterosklerosis, dll.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan”. (Q.S Al-A’raaf : 7)Ditulis Oleh: EKA SAPRI ALVYANTO