48196404 aspek ergonomika di lini produksi

Upload: fairna-junicia-sumampouw

Post on 11-Jul-2015

953 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASPEK ERGONOMIKA DI LINI PRODUKSI TRENZ SANDWICH CRACKERS DI PT. INDOBISKUIT MANDIRI MAKMUR

Oleh : FINA MARDIYANTI F14061260

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 1

ASPEK ERGONOMIKA DI LINI PRODUKSI TRENZ SANDWICH CRACKERS DI PT. INDOBISKUIT MANDIRI MAKMUR

Laporan Praktek Lapangan

Oleh : FINA MARDIYANTI F14061260

Bogor,

Oktober 2009

Menyetujui, Pembimbing Akademik

Ir. Mad Yamin, MT. NIP. 131 624 185

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. A. B. C. D. BAB 11. A. B. C. D. E. BAB III. A. B. C. BAB VI. A. PENDAHULUAN. 8 LATAR BELAKANG... 8 TUJUAN 9 METODOLOGI.9 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN... 10 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN.. 11 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN.. 12 LOKASI PERUSAHAAN. 13 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN. 13 KETENAGAKERJAAN... 14 HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN... 15 BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI.. 19 BAHAN BAKU. 19 BAHAN PENUNJANG. 20 PROSES PRODUKSI 23 PEMBAHASAN... 32 ERGONOMIKA 32 1. SIKAP DAN POSISI KERJA.34 2. KEBISINGAN 36 3. GETARAN. 42 4. TEMPERATUR. 44 5. PENCAHAYAAN. 47 BAB VII. A. B. KESIMPULAN DAN SARAN 49 KESIMPULAN 49 SARAN 49

3

DAFTAR PUSTAKA 50 LAMPIRAN.. 51

4

DAFTAR TABEL Tabel 1. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja shift di PT. IMM.......... 13 Tabel 2. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift di PT.IMM...... 13 Tabel 3. Skala Intensitas Kebisingan. 39 Tabel 4. Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja.. 40 Tabel 5. Jenis-jenis dari akibat-akibat kebisingan. 42

5

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Trenz Sandwich Keju.. 17 Gambar 2. Trenz Sandwich Kacang.. 17 Gambar 3. Trenz Sandwich Pisang Keju.. 18 Gambar 4. Gambar Proses Mixing 25 Gambar 5. Gambar Laminator.. 26 Gambar 6. Gambar Proses Forming. 26 Gambar 7. Gambar Proses Baking... 27 Gambar 8. Gambar Proses Oil Spray 28 Gambar 9. Gambar Proses Cooling.. 29 Gambar 10. Gambar Proses Creaming. 30 Gambar 11. Gambar Proses Packing 31 Gambar 12. Persepsi tentang kenyamanan dipengaruhi oleh pengambilan data ukuran/dimensi/anthropometri yang tepat dalam perencanaan desain. 36 Gambar 13. Struktur Telinga Manusia. 38

6

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tata Letak Pabrik.. 51 Lampiran 2. Struktur Organisasi52

7

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Era globalisasi membawa pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan perekonomian dunia. Globalisasi yang identik dengan pasar bebas membuat transaksi perdagangan antar negara menjadi semakin mudah. Kondisi tersebut membawa tantangan tersendiri bagi industri-industri yang ada di Indonesia untuk dapat menjaga agar produknya tetap mampu bersaing baik di pasar lokal maupun internasional. Salah satu faktor yang kemudian menjadi kunci penyelesaian dari tantangan tersebut adalah tersedianya sumber daya yang berkualitas. Dalam hal ini, perguruan tinggi menjadi lembaga yang berperan penting dalam usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tentunya usaha tersebut tidak semata-mata hanya dilakukan oleh perguruan tinggi saja, tetapi juga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian, SDM yang dihasilkan akan mempunyai daya saing tinggi dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Perusahaan atau industri merupakan salah satu pihak yang dapat membantu perguruan tinggi dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari segi penguasaan ilmu dan teknologi. Berdasarkan alasan tersebut, Fakultas Teknologi Pertanian IPB kemudian mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanaan praktek lapangan di akhir semester enam. Melalui praktek lapangan, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk menganalisis informasi yang diperoleh dari perusahaan. Selain itu, mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk menghadapi secara langsung masalah-masalah yang dialami oleh perusahaan sehingga dapat menjadikannya sebagai pengalaman ketika menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Topik yang menjadi materi praktek lapangan kali ini adalah aspek ergonomika. Aspek ergonomika adalah aspek yang sangat penting dalam suatu industri. Teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan oleh 8

suatu industri akan menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Dalam hal ini, produk yang dihasilkan harus memiliki standar mutu yang sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditentukan perusahaan. Selain mempengaruhi kualitas produk, penggunaan teknologi proses yang tepat juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi untuk meminimunkan biaya. B. TUJUAN Tujuan dilaksanakannya praktek lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat terutama aspek ergonomika dengan praktek secara nyata sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja. 2. Memperoleh pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesi yang ditekuninya. 3. Meningkatkan wawasan dan keterampilan mahasiswa khususnya pada pada PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, Purwakarta. 4. Memberikan masukan kepada perusahaan sehingga dapat terjalin suatu komunikasi dua arah antara mahasiswa dan perusahaan. 5. Melatih kemampuan agar lebih cekatan dalam menyelesaikan suatu masalah riil dalam suatu industri. 6. Menjalin hubungan yang baik antara mahasiswa dengan pihak industri. 7. Melatih mahasiswa agar dapat beradaptasi dalam dunia industri dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat. C. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam praktek lapangan adalah pengamatan di lapangan, praktek langsung, dan telaah pustaka. Pengamatan di Lapangan Pengamatan Wawancara langsung di lapangan terhadap aspek-aspek ergonomika pada seluruh kegiatan yang diterapkan di perusahaan.

9

Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data yang berhubungan dengan aspek-aspek yang dipelajari. Wawancara ini dilakukan terhadap pihak-pihak terkait dengan topik yang ada. Praktek Langsung Kegiatan praktek langsung dilakukan dengan ikut terlibat atau membantu dalam kegiatan proses produksi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh pengalaman kerja dan melatih kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Telaah Pustaka Telaah pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi pustaka maupun data dan informasi yang diperoleh dari industri. D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Praktek Lapangan ini dilaksanakan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, Purwakarta. Dengan waktu praktek lapangan selama dua bulan (40 hari kerja efektif) antara tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 29 Agustus 2009.

10

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT. Indobiskuit Mandiri Makmur merupakan divisi biskuit dari PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. PT. Indobiskuit Mandiri Makmur didirikan pada tanggal 25 Februari 1993 dengan nama PT. Ubindo Aneka Biskuit. PT. Ubindo Aneka Biskuit merupakan merupakan kerjasama antara PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan United Biscuit dari Inggris. Pada tanggal 29 Maret 1999, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. mengambil alih saham PT. Ubindo Aneka Biskuit secara penuh dan mengubah namanya menjadi PT. Prima Aneka Biskuit yang kemudian pada tanggal 15 September 1999 PT. Ubindo Aneka Biskuit berganti nama menjadi PT. Prima Aneka Berjaya. Perusahaan ini sempat sukses dengan produk Dueto dan Trenz, hingga akhirnya pada tahun 2005 PT. Prima Aneka Berjaya gulung tikar. Pada tanggal 09 September 2005 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. mendirikan lagi perusahaan divisi biskuit dengan nama PT. Indobiskuit Mandiri Makmur dengan izin usaha industri dengan No. 939/T/INDUSTRI/2006 dan telah mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari propinsi Jawa Barat dengan No. 10.09.11500501 yang masih berproduksi hingga sekarang. Mesin produksi utama yang dimiliki oleh PT. IMM adalah 2 unit oven. Produk andalan yang dihasilkan adalah sandwich crackers, mini crackers, assortment dan crackers. PT. IMM telah mengalami perluasan lahan sebesar.......untuk penyimpanan produk jadi. Saat ini total luas area lahan PT. IMM adalah 31.142 m2 dan luas bangunan 31.124 m2. Jumlah biskuit yang dihasilkan minimum per hari adalah 2000 karton/hari. B. LOKASI PERUSAHAAN PT. Indobiskuit Mandiri Makmur (PT. IMM) berlokasi di Kawasan Industri Bukit Kota Bukit Indah, Blok A II Kav. 16-18, Dangdeur/Bungursari, 11

Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik ini berdiri diatas area lahan seluas 31.142 m2. Denah PT. Indobiskuit Mandiri Makmur dapat dilihat pada lampiran 1, sedangkan batas-batas wilayahnya yaitu : Sebelah Utara : Bangunan pabrik PT. Indopoly Swakarsa Industri

Sebelah Timur : Bangunan bekas PT. Indobiskuit Mandiri Makmur lama yang terbakar Sebelah Barat : Jalan Bukit Akasia III Sebelah Selatan: Bangunan pabrik PT. Nissan Motor Indonesia C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Organisasi adalah pola hubungan yang menjadi jalan bagi karyawan dengan pengarahan dari manajer untuk mencapai satu tujuan yang sama. Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh manajer untuk membagi-bagi dan mengkoordinasikan aktifitas anggota suatu organisasi. Struktur organisasi mengacu pada cara membagi, mengelompokkan, dan mengkoordinasikan aktifitas organisasi menjadi hubungan antara manajer dan karyawan, manajer dan manajer, serta karyawan dengan karyawan. Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian kerja tiap-tiap karyawan jelas sehingga setiap karyawan bertanggung jawab untuk beberapa aktifitas terbatas bukan tugas secara keseluruhan. Bentuk struktur organisasi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur adalah struktur organisasi garis dan staf. Pada bentuk oragnisasi ini terdapat satu atau lebih staf. Struktur organisasi ini juga memiliki cakupan kerja yang luas dan bidang-bidang tugas yang berbeda-beda dengan jumlah karyawan yang banyak. Dalam struktur organisasi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur terdapat dua kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif. Kekuasaan legislatif dimiliki oleh Board of Director (Dewan Direksi) sebagai penentu kebijaksanaan. Kekuatan eksekutif dipegang oleh Senior Manager yang dibantu oleh manajer-manajer lainnya. Senior Manager membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab 12

langsung ke Senior Manager. Bagan struktur organisasi di PT. IMM dapat dilihat pada Lampiran 2. D. KETENAGAKERJAAN PT. IMM memiliki tenaga kerja sejumlah 489 orang dimana semua karyawan tersebut memiliki kedudukan masing-masing. Di PT. IMM mempunyai beberapa pembagian tenaga kerja, yaitu pemabagian berdasarkan jam kerja, keterikatan pada perusahaan, dan system pembayaran gaji. Berikut ini adalah pembagian-pembagian tenaga kerja di PT. IMM : 1. Pembagian Tenga Kerja Berdasarkan Jam Kerja Hari kerja yang diterapkan oleh PT. IMM adalah enam hari kerja yaitu mulai hari senin hingga hari sabtu, serta libur pada hari minggu dan hari libur nasional. Tidak semua tenaga kerja memiliki jam kerja yang sama untuk setiap harinya. Oleh karena itu, tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja shift dan tenaga kerja nonshift. a. Tenaga kerja shift Tenaga kerja shift adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian proses produksi (persiapan bahan baku, mixing, forming, baking, cooling, creaming, dan packing), QA (Quality Assurance) Field dan Satpam. Setiap harinya tenaga kerja dibagi menjadi tiga shift. Pembagian shift tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja shift di PT. IMM No. 1. 2. 3. Shift Shift 1 Shift 2 Shift 3 Waktu 08.00-16.00 16.00-24.00 24.00-08.00

b. Tenaga kerja nonshift Tenaga kerja nonshift merupakan tenaga kerja yang bekerja di kantor (staf kantor) yaitu untuk administrasi, PPIC dan Warehouse, Purchase, Accounting dan PDQC (Product Development Quality 13

Control). Jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pembagian jadwal jam kerja tenaga kerja nonshift di PT.IMM No. 1. 2. 2. Pembagian Peusahaan a. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja secara permanen tanpa ada keterikatan kontrak dengan perusahaan. b. Tenaga kerja kontrak, yaitu tenaga kerja yang dibatasi masa kerjanya kerena adanya kontrak dengan perusahaan. 3. Pembagian Tenaga Kerja Berdasarkan Sistem Pembayaran Gaji a. Tenaga kerja harian, yaitu tenaga kerja yang gajinya Hari Senin-Kamis Jumat Tenaga kerja Waktu 08.00-17.00 08.00-17.00 Berdasarkan Istirahat 12.00-13.00 11.30-13.00 Keterikatan terhadap

dihitung secara harian tetapi pembayarannya setiap satu bulan sekali. Tenaga kerja ini adalah para pekerja pabrik. b. Tenaga kerja bulanan, yaitu tenaga kerja yang gajinya

diberikan setiap satu bulan sekali. Tenaga kerja ini meliputi staf kantor, operator dan supervisor. PT. IMM menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan, keselamatan, dan produktivitas para karyawan dan pekerjaannya. Fasilitasfasilitas tersebut antara lain : 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), dan jaminan hari tua (JHT). 2. Bantuan-bantuan yang diberikan perusahaan hanya untuk para staf, karyawan, operator dan supervisor. Bantuan-bantuan yang diberikan adalah bantuan pengobatan rawat jalan dan rawat inap, bantuan kacamata,

14

bantuan dukacita, bantuan perkawinan, bantuan melahirkan, dan bantuan hari tua. 3. Sarana transportasi dan antar jemput untuk staf, karyawan dan pekerja pabrik. 4. Makan saat istirahat untuk staf, karyawan dan para pekerja pabrik. 5. Kantin dan sarana olahraga. 6. Mushola. 7. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. 8. Cuti yang meliputi : a. Cuti tahunan, yaitu setiap pekerja berhak mengambil cuti 12 hari kerja dengan tetap mendapat upah penuh. b. Cuti haid, yaitu setiap pekerja wanita berhak untuk mengambil cuti di hari pertama dan kedua dengan tetap mendapat upah penuh. Cuti hamil/melahirkan, yaitu setiap pekerja wanita berhak mengambil cuti hamil/melahirkan selama tiga bulan (1.5 bulan sebelum melahirkan dan 1.5 bulan setelah melahirkan). E. HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN Saat ini PT. Indobiskuit Mandiri Makmur memproduksi biskuit Trenz dan Wonderland. Produk Trenz dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu Trenz Sandwich Crackers, Trenz Mini Crackers, dan Trenz Glaze Crackers. Trenz Sandwich Crackers merupakan produk biskuit yang bentuknya menyerupai sandwich yang diisi krim dengan berbagai rasa. Trenz Sandwich Crackers terdiri atas 4 (empat) rasa, yaitu keju, kacang, pisang keju, dan coklat kacang. Trenz Mini Crackers merupakan produk biskuit berbentuk mini yang diberi bumbu. Trenz Mini Crackers terdiri atas 3 (tiga) rasa, yaitu ayam goreng, jagung bakar, dan salsa. Trenz Glaze Crackers merupakan produk biscuit yang dilumuri bumbu. Trenz Glaze Crackers terdiri atas 2 (dua) rasa, yaitu rumput laut dan pedas. Produk Wonderland merupakan kumpulan 6 (enam) jenis biskuit berbeda dalam satu paket. Wonderland terdiri dari coconut raisin para

15

cookies, chocolate chip cookies, trenz lemon cookies, vanilla cream crunch cookies, choco cream crunch cookies, dan trenz choco nut cream. Daerah pemasaran produk-produk PT. IMM masih di dalam negeri belum sampai ke luar negeri. Pemasaran produk PT. IMM menggunakan multi agen. Agen tersebut dipilih berdasarkan performasi mereka yang baik dalam pemasaran. Agen tersebut bekerja sama dengan perusahaan berdasarkan kontrak kerja yang telah disepakati kedua belah pihak. Agenagen ini tersebar di seluruh wilayah dalam negeri. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. IMM yaitu : a. Sales manager, mengatur penjualan produk perusahaan kepada agen-agen besar maupun toko-toko besar yang terletak di wilayah Indonesia. b. Sales modern trade, mengatur penjualan produk perusahaan kepada retailretail besar seperti Giant, Carrefour, Makro yang terletak di Indonesia maupun di luar negeri. Strategi pemasaran lainnya adalah melalui iklan, kontrak kerja dengan distributor dan toll manufacturing (melakukan suatu kegiatan produksi sesuai permintaan dari produsen makanan lainnya namun hasilnya dipasarkan dengan menggunakan merk dagang perusahaan yang memesan). Segmentasi pemasaran PT. IMM yaitu remaja dan dewasa dimana pihak manajemen PT. IMM telah memilih image untuk produk mereka yaitu produk elegant. Oleh karena itu produk Trenz melakukan tindakan untuk mendukung positioning mereka yaitu kemasan berkualitas dan sealing yang kedap air, desain kemasan yang menarik dan penempatan harga yang relative lebih mahal dibandingkan dengan produk makanan sejenis lainnya di pasaran. Analisa 4P yang dilakukan oleh PT. IMM sebagai berikut : Price: - Penempatan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk makanan sejenis lainnya di pasar. Promotion: Place: Ekternal, dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik

16

- Pemasaran sampai saat ini telah merambah ke seluruh pulau jawa di kota-kota besar. Daerah-daerahnya meliputi Jakarta, Cengkareng, Cilandak, Bandung, Banten, Bogor, Serang, Surabaya dan Sidoarjo. - Transportasi yang digunakan perusahaan selama ini untuk memasarkan hasil produksinya adalah : Truck yang terbagi menjadi tronton dan build up Kontainer FUSO COLT DIESEL Mobil BOX

Gambar 1. Trenz Sandwich Keju

Gambar 2. Trenz Sandwich Kacang 17

Gambar 3. Trenz Sandwich Pisang Keju

18

III. BAHAN BAKU DAN PROSES PRODUKSI Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk-produk Trenz meliputi bahan baku utama dan bahan penolong. Selain itu digunakan pula bahan kemasan dan sarana produksi atau utilitas seperti listrik, bahan bakar, air, generator set, mesin dan peralatan produksi. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi produk-produk Trenz antara lain tepung terigu, tapioka, minyak goreng (minyak kelapa), lemak nabati, air, gula, garam, flavour, susu, sirup glukosa, coklat bubuk, keju bubuk, pasta dan selai kacang, laktosa dan dekstrosa, bahan pengembang, tepung pati jagung, tepung pisang, ekstra malt, pengemulsi, perisa, pewarna, dan enzim. Bahan-bahan tersebut disimpan di dalam gudang bahan baku. Pengiriman bahan baku dari produsen masing-masing bahan baku dilakukan secara rutin dan terjadwal. Bahan-bahan yang akan digunakan ditimbang sesuai takaran sehari sebelum pemakaian. Untuk menjaga agar mutu bahan baku tetap baik, setiap hari gudang dibersihkan dan setiap satu bulan sekali dilakukan penyemprotan hama. A. BAHAN BAKU UTAMA 1. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan produk-produk Trenz. Menurut Sunaryo (1985) tepung terigu yang digunakan harus bersifat mudah tercurah, kering, tidak mudah menggumpal saat ditekan, berwarna putih, bebas dari kulit, partikel dan tidak berbau asing lainnya.Tepung terigu yang digunakan oleh PT. IMM adalah BSC dan Cakra yang dipesan dari PT. Bogasari Flour Mills. Biasanya tepung terigu yang dipesan maksimum 24 ton/minggu. 2. Tapioka Bahan baku utama lainnya yang digunakan adalah tapioka. Tapioka digunakan sebagai campuran tepung terigu dalam pembuatan Trenz Mini Crackers. Biasanya tapioka yang dipesan minimum 1 ton/pesan.

19

B. BAHAN PENUNJANG 1. Minyak Goreng (Minyak Kelapa) Minyak goreng yang digunakan adalah minyak kelapa yang berasal dari PT. Intiboga Sejahtera dengan merk Bimoli. Biasanya minyak goreng yang digunakan 400 kg/hari. 2. Lemak Nabati Lemak yang paling banyak digunakan dalam krim adalah lemak kelapa terhidrogenasi dan lemak sawit. Parameter yang diperhatikan untuk memilih lemak yang ideal untuk krim biskuit adalah blandness, creamability, dan ketahanan terhadap ketengikan (Smith, 1972). Pada Trenz Choco Nut dan Trenz Mini Crackers Salsa, Trenz Mini Crackers Jagung Bakar dan Trenz Glaze Crackers lemak nabati mengandung antioksidan : askorbilpalmitat dan tokoferol. Lemak nabati. Biasanya lemak nabati yang dipesan 15 ton/pesan. 3. Gula Gula utama yang digunakan dalam pembuatan produk-produk Trenz adalah gula pasir. Gula pasir adalah kristal putih yang bebas dari cemaran baud an gumpalan-gumpalan besar. Ukuran partikel dari gula pasir yang dapat diterima oleh PT. Indobiskuit Mandiri Makmur adalah lolos ayakan 20 mesh. Bau dari gula pasir yang baik adalah gula yang tidak berbau. Tempat penyimpanan untuk gula pasir adalah tempat yang kering dan tidak boleh kontak langsung dengan lantai. Gula pasir dapat disimpan pada suhu ruang. Gula yang dikirim produsen biasanya sebanyak 25 ton (500 sak) /minggu. 4. Garam Garam yang digunakan untuk produk-produk Trenz adalah garam beryodium. Penambahan garam berfungsi untuk memberi cita rasa gurih. Garam powder yang baik adalah yang bebas dari bau asing dan memiliki penampakan Kristal yang berwarna putih.

20

5. Susu Susu yang digunakan dalam pembuatan Trenz Sandwich Crackers dan Trenz Glaze Crackers di PT.IMM ada dua macam yaitu susu bubuk dan whey powder. Penggunaan susu bubuk akan mengurangi kemanisan, tetapi terjadi perbaikan cita rasa. 6. Sirup Glukosa Sirup glukosa digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut, Nutz, Cheese dan Banana Cheese dan Trenz Glaze Crackers. 7. Coklat Bubuk Coklat bubuk yang digunakan untuk memberikan cita rasa coklat hanya pada produk Trenz Sandwich Crackers Choco nut dan sebagai bahan krim. Jenis-jenis coklat bubuk yang digunakan adalah cocoa powder. Kandungan air pada coklat bubuk harus dibawah 4 % (Matz, 1978). 8. Keju Bubuk Keju Bubuk hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Cheese dan Banana Cheese. 9. Pasta Kacang dan Selai Kacang Pasta kacang hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut. Sedangkan selai kacang hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Nutz. 10. Laktosa dan Dekstrosa Laktosa digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut, Nutz, Cheese dan Banana Cheese. Sedangkan dekstrosa hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Nutz. 11. Bahan Pengembang Bahan pengembang atau soda kue yang digunakan pada Trenz Sandwich Crackers Choconut, Trenz Mini Crackers dan Trenz Glaze Crackers bahan pengembang yang digunakan adalah amonium bikarbonat 21

dan natrium bikarbonat. Sedangkan pada Trenz Trenz Sandwich Crackers Cheese, Nutz dan Banana Cheese bahan pengembang yang digunakan adalah amonium bikarbonat, natrium bikarbonat, natrium asam pirofosfat, dan natrium metabisulfit. 12. Tepung Pati Jagung Tepung pati jagung hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut, Nutz, Banana Cheese. 13. Tepung Pisang Tepung pisang hanya digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackesr Banana Cheese. 14. Ekstrak Malt Ekstrak malt digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut, Nutz, Cheese dan Banana Cheese serta Trenz Glaze Crackers. 15. Pengemulsi Pengemulsi yang digunakan adalah lesitin kedelai untuk produkproduk Trenz. Lesitin kedelai merupakan emulsifier alami dalam formulasi berbagai jenis makanan. 16. Perisa (Flavour) dan Penguat Rasa Perisa yang digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Choconut yang digunakan adalah perisa coklat sintetik dan vanilla identik alami. Perisa yang digunakan pada produk Trenz Sandwich Crackers Cheese adalah Perisa keju identik alami. Pada produk Trenz Sandwich Crackers Nutz digunakan perisa kacang sintetik. Sedangkan pada produk Trenz Sandwich Crackers Banana Cheese digunakan perisa pisang identik alami. Penguat rasa yang digunakan pada Trenz Mini Crackers adalah mononatrium glutamate. 17. Pewarna Pewarna yang digunakan adalah kuning FCF Cl 15985 (110) dan Tartrasin Cl 19140 (102). Pewarna ini digunakan pada produk Trenz 22

Sandwich Crackers Cheese dan Banana Cheese serta Trenz Mini Crackers. Untuk Trenz Glaze Crackers Hot Spicy pewarnanya adalah kuning FCF Cl 15985, dan ponceau 4R Cl 16255. Sedangkan untuk Trenz Glaze Crackers Sea Weed adalah kurkumin, dan biru berlian Cl 42090. 18. Enzim Enzim selalu digunakan pada produk-produk Trenz seperti Trenz Sanwich Crackers, Trenz Mini Crackers dan Trenz Glaze Crackers. 19. Air Air yang digunakan dalam pengolahan makanan harus memenuhi kriteria air minum, yaitu harus bersih, jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan. Air pada dasarnya berfungsi sebagai pembasah dan sebagai pelarut bahan-bahan lainnya, sehingga adonan menjadi suatu ikatan dan memungkinkan terbentuknya gluten yang merupakan rangka dari kue, disamping itu air sangat berpengaruh terhadap kepekatan adonan. Penggunaan air yang berlebihan akan menghasilkan produk yang lebih keras (Desroiser, 1988). C. PROSES PRODUKSI TRENZ SANDWICH CRACKERS Proses produksi Trenz Sandwich Crackers di PT. IMM terdiri dari beberapa tahapan proses antara lain mixing (pencampuran), forming (pencetakan), baking (pemanggangan), coolling (pendinginan), creaming (pemberian krim), dan packing (pengemasan). Diagram alir proses produksi Trenz Sandwich Crackers dapat dilihat pada Lampiran 3. 1. Mixing (pencampuran) Dalam pembuatan Trenz Sandwich Crackers proses pertama yang dilakukan adalah proses mixing, yaitu proses mencampurkan semua bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan Trenz Shell (biskuit) sehingga dihasilkan adonan yang merata. Urutan pemasukan bahan yaitu lemak nabati, ammonium bikarbonat, garam, susu bubuk, ekstrak malt,

23

sirup glukosa, gula pasir, lecitin, air, minyak kelapa, sodium bikarbonat, sodium metabisulfit, tepung terigu dan whey powder. Pada proses mixing ini digunakan satu dough mixer untuk membuat adonan Trenz Shell (biskuit). Pembuatan adonan tidak selalu sama setiap harinya tetapi tergantung dari jumlah pemesanan. Oleh karena itu selalu ada jadwal produksi untuk setiap produk setiap harinya. Proses mixing dalam pembuatan Trenz Shell (biskuit) melalui tiga tahapan mixing. Proses mixing dimulai dengan memasukkan semua bahan baku ke dalam mixer sesuai dengan komposisi yang telah ditakar sehari sebelum proses mixing berlangsung. Lalu operator akan membuka kran air dan minyak goreng (minyak kelapa) sesuai dengan takaran. Mixer akan dihidupkan 1 menit (slow) untuk pencampuran bahan-bahan awal seperti lemak nabati, ammonium bikarbonat, garam, ekstrak malt, sirup glukosa dan dilanjutkan 3 menit untuk pencampuran gula pasir ke dalam adonan awal. Selanjutnya operator akan memasukkan bahanbahan pengembang seperti sodium bikarbonat dan dicampurkan pada adonan selama 5 menit. Setelah itu tepung terigu perlahan-lahan ke dalam dough mixer melalui day bin secara otomatis dengan melihat timbangan digital agar sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Selanjutnya ditambahkan tepung whey ke dalam adonan. Semua adonan akan dicampur selama 15 menit. Adonan Trenz Shell (biskuit) minimum dapat dibuat 20 kali/hari.

24

Gambar 4. Gambar Proses Mixing 2. Forming (pencetakan) Proses berikutnya setelah seluruh bahan baku selesai dicampur menjadi adonan Trenz Shell (biskuit) adalah proses forming (pencetakan). Adonan diletakkan di standing time dan diberi kode produk dan nomor urut untuk ditransfer ke bagian forming (pencetakan). Untuk adonan Trenz Shell (biskuit) sebelum dilakukan proses forming, adonan didiamkan terlebih dahulu sampai mengembang (difermentasikan) selama 180 menit. Proses fermentasi adonan dilakukan dengan menutup adonan yang ada di standing time dengan kain dan dibiarkan mengembang. Setelah adonan mengembang, adonan dimasukkan ke dalam roll sheeter melalui dough tip. Dari sheeter, adonan dibawa melalui konveyor menuju laminator untuk mengalami proses laminating (pembentukan lembaran-lembaran). Laminator ini terdiri dari tiga buah roll press yang bersusun secara paralel. Adonan yang keluar dari roll berbentuk lembaran dengan tebal 3-4 milimeter. Lembaran-lembaran yang telah dicetak dipotong dengan rotary dough cutter. Setiap pencetakan dan pemotongan selalu dihasilkan sisa adonan. Selanjutnya sisa adonan tersebut dilewatkan dengan konveyor untuk dikembalikan ke 25

roll sheeter. Setelah Trenz Shell (biskuit) selesai dicetak, Trenz Shell (biskuit) langsung dibawa dengan konveyor untuk dipanggang.

Gambar 5. Gambar Laminator

Gambar 6. Gambar Proses Forming 3. Baking/pemanggangan dan Oil Spray Setelah Trenz Shell (biskuit) dicetak maka Trenz Shell (biskuit) mentah dibawa dengan konveyor untuk dipanggang. Pemanggangan Trenz Shell (biskuit) ini menggunakan oven tipe konveyor. PT. IMM memiliki 2 unit oven. Oven ini menggunakan sistem pengapian dengan 26

nozzle dimana penghantar panasnya melalui pipa besi. Oven ini memiliki empat zone yaitu zone 1 : pemasakan, zone 2 : pengembangan, zone 3 : pematangan dan zone 4 : pewarnaan. Suhu pemanggangan berkisar antara 120-185oC dan lama pemanggangan yaitu 4 menit. Setelah selesai proses pemanggangan, Trenz Shell (biskuit) yang telah matang disemprot oleh minyak kelapa yang berfugsi untuk melapisi Trenz Shell (biskuit) dengan minyak sehingga saat Trenz Shell (biskuit) dicreaming dapat menempel sempurna dengan krimnya. Selanjutnya Trenz Shell (biskuit) didinginkan dengan mesin coolling tunnel conveyor.

Gambar 7. Gambar Proses Baking

27

Gambar 8. Gambar Proses Oil Spray 4. Coolling/pendinginan Setelah Trenz Shell (biskuit) dipanggang, dan disemprot minyak kelapa, Trenz Shell (biskuit) didinginkan melalui coolling tunnel conveyor yang memiliki panjang 90 meter. Prinsip kerja coolling tunnel conveyor adalah adanya udara dingin dan penyerapan udara panas oleh aliran air dingin di bawah band conveyor. PT. IMM memiliki dua line mesin coolling. Line 1 untuk Trenz Shell (biskuit) dan Trenz Mini Crackers sedangkan line 2 untuk Assorted Biscuit. Pada masing-masing coolling tunnel conveyor terdapat metal detector yang berfungsi untuk mendeteksi logam jika terdapat logam berbahaya di dalam makanan. prinsip dari metal detector adalah bekerja berdasarkan pemancar yang dapat menimbulkan medan magnet dan medan listrik, kedua signal diterima oleh bahan lalu dibandingkan. Perbandingan tersebut berdasarkan beda fase. Batasan metal yang diperbolehkan dalam Trenz Sandwich Crackers dan Trenz Glaze Crackers yaitu maksimum Fe 3 mm, BR 3mm, dan SS 3mm.

28

Gambar 9. Gambar Proses Cooling 5. Creaming/pemberian krim Jenis biskuit yang diberi krim yaitu produk Trenz Sandwich Crackers. Di PT. IMM proses creaming yang dilakukan adalah creaming otomatik. Sebelum dilakukan proses creaming terlebih dahulu dibuat adonan krimnya. Bahan-bahan pembuatan krimya antara lain lemak nabati, sirup glukosa, gula, pewarna dan pecita rasa. Untuk krim Trenz Sandwich Crackers Choconut ditambahkan susu bubuk dan coklat bubuk. Krim Trenz Sandwich Crackers Cheese dan Banana Cheese ditambahkan susu bubuk dan keju bubuk. Krim Trenz Sandwich Crackers Nutz ditambahkan susu bubuk, pasta kacang dan selai kacang. Semua bahan-bahan tersebut dicampur sampai homogen dengan menggunakan mixer. Lama pengadukan creaming otomatis adalah 3 menit. Proses creaming otomatik menggunakan mesin creaming yang dapat memberikan krim pada Trenz Shell (biskuit) secara otomatik. Untuk creaming otomatis Trenz Shell (biskuit) dibawa dengan belt conveyor untuk disortir terlebih dahulu sebelum mengalami proses pengemasan.

29

Gambar 10. Gambar Proses Creaming 6. Packing/pengemasan Trenz Shell (biskuit) yang telah selesai diberi krim langsung dikemas. Untuk Trenz Sandwich Crackers ukuran 20 gram dan 30 gram langsung dikemas dengan kemasan primernya (etiket). Sedangkan untuk Trenz Sandwich Crackers ukuran 75 gram, Trenz Sandwich Crackers terlebih dahulu dimasukan ke dalam tray sebelum dikemas dengan kemasan primernya (etiket). Trenz Sandwich Crackers dikemas dengan kemasan primernya (etiket) melalui mesin packaging horizontal yang berjumlah 5 unit pada area packing untuk Trenz Sandwich Crackers. Untuk Trenz Sandwich Crackers ukuran 20 gram yang telah dikemas oleh kemasan primernya (etiket) dilakukan pengemasan sekunder dengan innerbox dan pengemasan tersier dengan karton/kardus. Trenz Sandwich Crackers yang telah terkemas hingga kemasan tersiernya diberi kode produksi dan tanggal kadaluarsa. Selanjutnya produk Trenz Sandwich Crackers dibawa konveyor menuju gudang barang jadi (finish good) untuk disimpan sebelum didistribusikan ke konsumen.

30

Gambar 11. Gambar Proses Packing

31

BAB VI. PEMBAHASAN

A. ERGONOMIKA Ergonomi atau Ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimaloptimalnya (Nurmianto, 1996). Pendekatan khusus dalam disiplin ergonomi ialah aplikasi sistematis dari segala informasi yang releven yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan, yaitu: a. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan antropometri (ukuran) tubuh manusia. b. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia. c. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya kondisi-kondisi kerja yang membuat nyaman kerja manusia.

32

Memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan pengembangan ergonomi akan memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, antropometri, anatomi, anthropologi, faal, dan teknologi.Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat.

Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya. 2. Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja. 3. Peralatan apa yang mereka gunakan. 4. Apa efek dari faktor-faktor diatas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja. Ilmu ergonomi menempatkan manusia sebagai titik sentral dan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya. Ergonomi memastikan bahwa tugas-tugas, peralatan, informasi dan lingkungan harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan sebaliknya. Untuk mengkaji kesesuaian antara seseorang dengan pekerjaannya, maka sudah seharusnya ahli ergonomi mempertimbangkan beberapa aspek, aspek tersebut adalah : 1. Pekerjaan yang sedang dilakukan dan tuntutan pekerja. 2. Peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana peralatan tersebut cocok dengan tugasnya). 3. Informasi yang digunakan (bagaimana informasi tersebut dihadirkan, diakses, dan diubah). 4. Lingkungan fisik (Suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran); dan lingkungan sosial (seperti kerjasama tim dan manajemen yang mendukung). Pada prakteknya, ergonomi mempertimbangkan semua aspek fisik seseorang, seperti: Ukuran dan bentuk tubuh. Kebugaran dan kekuatan. 33

Postur. Indera manusia, terutama penglihatan, pendengaran dll. Ketegangan pada otot-otot, jaringan, kegelisahan dll. Ergonomi juga mempertimbangkan aspek psikologis seseorang, seperti: a. b. c. d. Kemampuan mental. Kepribadian. Pengetahuan. Pengalaman. Penilaian terhadap aspek manusia, pekerjaannya, peralatan, dan lingkungan kerja serta interaksi antara mereka, merupakan sebuah input bagi ahli ergonomi dalam mendisain sistem kerja aman, produktif dan efektif. Menerapkan ergonomi di tempat kerja dapat : - Mengurangi potensi kecelakaan. - Mengurangi potensi terjadinya luka dan kesakitan. - Meningkatkan kinerja dan produktivitas. Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan ergonomi dalam bekerja antara lain: 1. 2. Sikap dan posisi kerja. Kondisi kerja (kebisingan, getaran, temperatur, kelembaban,

pencahayaan, polusi debu). 1. SIKAP DAN POSISI KERJA Sikap tubuh dalam bekerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagianbagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Faktor-faktor yang paling berpengaruh meliputi sudut persendian, inklinasi vertikal badan, kepala, tangan dan kaki serta derajat penambahan atau pengurangan bentuk kurva tulang belakang. Faktor-faktor tersebut akan menentukan efisien atau tidaknya sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh bisa dikatakan efisien adalah jika : a. b. Menempatkan tekanan yang seimbang pada bagian-bagian tubuh Membutuhkan sedikit usaha otot untuk bertahan, atau 34 yang berbeda, atau

c.

Terasa nyaman bagi masing-masing orang. Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis

dalam waktu lama dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada pekerja antara lain : 1. lain. 2. 3. 4. Menurunnya motivasi dan kenyamanan kerja. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan Rasa sakit pada bagian-bagian tertentu sesuai jenis pekerjaan yang dilakukan seperti pada tangan, kaki, perut, punggung, pinggang dan lain-

mengerakkan kaki, tangan atau leher/kepala). Dalam waktu lama bisa terjadi perubahan bentuk tubuh (tulang Pekerjaan dalam waktu lama dengan posisi yang tetap/sama baik berdiri maupun duduk akan menyebabkan ketidaknyamanan. Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki. Kondisi tersebut juga menyebabkan mengumpulnya darah pada anggota tubuh bagian bawah. Sedangkan sikap kerja duduk dalam waktu lama tanpa adanya penyesuaian bisa menyebabkan melembeknya otot-otot perut, melengkungnya tulang belakang dan gangguan pada organ pernapasan dan pencernaan. Sikap tubuh dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk dan caracara harus mengoperasikan mesin (macam gerak, arah dan kekuatan). Untuk bisa mencapai efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal serta memberikan rasa nyaman pada saat bekerja bisa dilakukan dengan cara : Menghindarkan sikap tubuh yang tidak alamiah. Mengusahakan agar beban statis sekecil mungkin. Membuat dan menentukan kriteria serta ukuran baku tentang miring, bongkok).

sarana kerja (meja, kursi, dll.) yang sesuai dengan antropometri pemakainya.

35

Mengupayakan agar sebisa mungkin pekerjaan dilakukan dengan PT. Indoiskuit Mandiri Makmur telah menyesuaikan beban kerja bagi

sikap duduk atau kombinasi duduk dan berdiri. pekerjanya pada setiap bagian proses pembuatan biskuit. Upaya yang telah dilakukan PT. Indoiskuit Mandiri Makmur adalah menata dengan sedemikian rupa sehingga diusahakan agar kecelakaan kerja dapat terjadi sekecil mungkin.

Gambar 12. Persepsi tentang kenyamanan dipengaruhi oleh pengambilan data ukuran/dimensi/anthropometri yang tepat dalam perencanaan desain. 2. KEBISINGAN Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat merusak pendengaran, mengganggu ketenamgan bekerja, dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu : lama, intensitas, dan frekuensinya. Frekuensi suara dinyatakan dengan jumlah getaran tiap detik, atau Hertz (Hz). Sedang intensitas suara merupakan besarnya tekanan suara, yang dalam pengukuran sehari-hari dinyatakan dalam perbandingan logaritmis dan menggunakan satuan desibel (dB). Frekuensi suara di bawah 20 Hz disebut

36

sebagai infrasonik, sedang di atas 20.000 Hz merupakan gelombang ultrasonik. Frekuensi antara 20 20.000 Hz, dapat didengar oleh telinga manusia. Untuk komunikasi percakapan secara normal, diperlukan frekuensi antara 250 3000 Hz. Rangsang suara yang berlebihan atau tidak dikehendaki (bising), yang dijumpai di pabrik atau tempat-tempat yang ramai akan mempengaruhi fungsi pendengaran. Berbagai faktor seperti intensitas, frekuensi, jenis atau irama bising, lama waktu bekerja serta lama waktu istirahat antar dua periode pekerjaan, sangat menentukan dalam proses terjadinya ketulian atau kurang pendengaran akibat bising. Demikian juga faktor kepekaan tiap pekerja, seperti umur, pengaruh bising sebelumnya, kondisi kesehatan, penyakit telinga yang pernah diderita, perlu pula dipertimbangkan dalam menentukan gangguan pendengaran akibat bising. Makin lama telinga kita mendengar kebisingan makin buruk akibatnya bagi kita, diantaranya pendengaran yang makin berkurang. Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut : Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal. Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, tuli ringan. Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, tuli sedang. Jika peningkatan ambang dengar antara 60 - 90 dB, tuli berat. Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dB, tuli berat. Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, memiliki komponen-komponen berbeda dengan fungsi masing-masing dan saling berkelanjutan dalam menanggapi gelombang suara yang berada di sekitar manusia. Ketiga bagian telinga tersebut yaitu bagian luar (outer ear), bagian tengah (middle ear) dan bagian dalam (inner ear). Telinga bagian luar (outer ear). Terdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh membran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yang menampung gelombang suara dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu juga pula sebaliknya. Telinga bagian tengah (middle ear). 37

Terdiri dari osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran yang halus) Martil-Landasan-Sanggurdi yang berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung cochlea (rumah siput). Telinga bagian dalam (inner ear). Yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput. Cochlea mengandung cairan, didalamnya terdapat membran basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan diteruskan oleh cairan ke cochlea, mengantaakna membran basiler. Getaran ini merupakan impuls bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf pendengar (nervus cochlearis). Kebisingan dengan intensitas tinggi akan merusak sel rambut di bagian dalam telinga dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar dan menghantarkan informasi ke otak. Jika sel rambut ini rusak, tidak dapat diperbaiki, sehingga kehilangan pendengaran yang terjadi akan permanen.

Daun telinga Liang telinga Tulang Martil Gendang Telinga

Saluran setengah lingkaran Rumah Siput Tulang rawan Tulang rawan

Gambar 13. Struktur Telinga Manusia Kebisingan di lingkungan kerja dibagi menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, dan pengaruhnya terhadap manusia.

38

Berdasarkan sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat

dibagi atas : - Bising yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut, misalnya mesin dan kipas angin. - Bising kontinyu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 100, dan 4000 Hz), misalnya gergaji serkuler dan katup gas. - Bising yang terputus-putus (Intermiten). Bising disini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan terbang. - Bising impulsif. Bising ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya, misalnya suara tembakan, suara ledakan mercon dan meriam. - Bising impulsif berulang. Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang ulang, misalnya mesin tempa. Tabel 3. Skala Intensitas KebisinganDesibel (dB) 120 Menulikan 110 100 100 Sangat hiruk 90 80 80 Kuat 70 60 60 Sedang 50 40 Batas dengar tertinggi Halilintar Meriam Mesin Uap Jalan hiruk-pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan Rumah gaduh Kantor umumnya Percakapan kuat Radio perlahan

39

40 Tenang 30 20 20 Sangat tenang 10 0

Rumah tenang Kantor perorangan Auditorium Percakapan Suara daun-daun Berisik Batas dengar terendah

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas : - Bising yang mengganggu (Irritating Noise). Intensitasnya tidak terlalu keras, misalnya mendengkur. - Bising yang menutupi (Masking Noise) merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya atau tengelam dalam bising dari sumber lain. - Bising yang merusak (Damaging / Injurious Noise) adalah bunyi yang intensitasnya melampaui NAB (Nilai Ambang Batas). Bunyi jenis ini akan merusak dan menurunkan fungsi pendengaran. Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Berikut ini batas waktu pemaparan kebisingan per hari yang direkomendasikan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1999. Tabel 4. Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari KerjaBatas Waktu Pemaparan Per Hari Kerja 8 4 2 1 30 15 7.5 jam Intensitas Dalam Kebisingan 85 88 91 94 97 100 103

menit

40

3.75 1.88 0.94 28.12 14.06 7.03 3.52 1.76 0.88 0.44 0.22 0.11

detik

106 109 112 115 118 121 124 127 130 133 136 139

Bising dapat menimbulkan berbagai gangguan terhadap tenga kerja sebagai berikut: a. Gangguan fisiologis. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal metabolism, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. b. Gangguan psikologis. Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi, dan lain-lain. pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit psikosomatik, seperti gastridis, penyakit jantung koroner, dan lain-lain. c. Gangguan komunikasi. Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktivitas kerja. d. Gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan psikologis seperti kepala pusing, mual, dan lain-lain. e. Gangguan terhadap pendengaran (ketulian). Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian dapat bersifat progresif atau awalnya 41

bersifat sementara tapi bila bekerja terus menerus di tempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara menetap atau tuli. Tabel 5. Jenis-jenis dari akibat-akibat kebisinganTipe Akibatakibat badaniah Kehilangan pendengaran Akibat-akibat fisiologis Gangguan emosional Akibatakibat psikologis Gangguan gaya hidup Gangguan pendengaran Uraian Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan. Perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering Kejengkelan, kebingungan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb. Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dsb.

Setelah diuji dengan melakukan percakapan dengan para pekerja, gangguan kebisingan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur dapat dikategorikan sebagai gangguan kebisingan yang ringan yaitu antara 26 - 40 dB. Kebisingan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur sebagian besar ditimbulkan oleh mesinmesin pembuatan biskuit. PT. Indobiskuit Mandiri Makmur telah berupaya memperkecil kebisingan di ruang produksi biskuit dengan memberikan pelindung pada mesin-mesin yang dapat mengeluarkan bunyi yang mengganggu pendengaran, serta memberikan pelindung telinga pada pekerja yag bekerja yang di tempat yang menghasilkan bunyi diatas ambang pendengaran, seperti di bagian giling gula dan pengeringan biskuit. 3. GETARAN Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya gangguan yang dapat ditimbulkan dapat mempengaruhi kondisi bekerja, mempercepat datangnya kelelahan dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Besaran getaran ditentukan oleh lama, intensitas, dan frekuensi getaran. 42

Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas ataupun frekuensinya. Getaran mekanis dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu: 1. Getaran seluruh badan akibat goncangan dari mesin, kendaraan atau traktor. 2. Getaran alat lengan atau gerakan pada tangan dan lengan. Secara umum getaran yang diterima pekerja akan mengakibatkan gangguan pada saat bekerja. Pengaruh getaran itu adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Gangguan kenikmatan dalam bekerja. Mempercepat terjadinya kelelahan. Gangguan kesehatan. Sedangkan bagian tubuh dari pekerja yang terpapar getaran meliputi seluruh badan dan pada bagian lengan dan tangan. Pengaruh getaran pada seluruh badan akan mengakibatkan: 1. Penglihatan kabur, sakit kepala, gemetaran. 2. Kerusakan organ pada bagian dalam. Pengaruh getaran pada lengan dan tangan dapat menimbulkan: 1. Sakit kepala, dan sakit pada persendian dan otot lengan. 2. Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya. 3. Terbentuk noda putih pada punggung jari/telapak tangan. Standar-standar dari ISO untuk kesehatan pekerjaan menspesifikasikan bahwa 90 dB adalah sebagai tingkat toleransi terhadap getaran-getaran di lingkungan kerja selama 8 jam bekerja. Tetapi, untuk biasanya 90 dB atau kurang, diperlakukan sebagai polusi getaran. Mengenai berbagai efek dari getaran-getaran, yang paling mungkin adalah tidur yang terganggu. Di samping tidur yang terganggu, efek-efek psikologis seperti ketidak nyamanan dan gangguan serta gabungan efek-efek fisiologis dan psikologis seperti turunnya efisiensi kerja juga terlihat. Tetapi, hal itu tak boleh terlewat bagaimana efekefek psikologis terjadi sebagai hasil dari sensasi getaran komprehensif, yang juga termasuk melihat (obyek-obyek yang bergerak) dan mendengar (suara ketuk-ketuk dan bergetar).

43

Pada ruang produksi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur getaran yang terjadi masih dalam batas normal sehingga tidak terjadi gangguan yang diakibatkan oleh getaran tersebut. Pengendalian getaran pada industri ada beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Teknis Memakai peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan peredam) Menambah peredam diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet. Merawat peralatan dengan teratur dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberi pelumasan. Meletakkan peralatan dengan teratur alat yang diletakkan di atas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya. 4. TEMPERATUR Temperatur yang terlalu panas akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh, sedangkan temperatur yang terlalu dingin membuat gairah kerja menurun. Kemampuan adaptasi manusia dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin (dari keadaan normal tubuh). Dalam kondisi normal, temperatur tiap anggota tubuh berbeda-beda. Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan. Produktivitas manusia paling tinggi pada suhu 24 27 C. Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat kerja menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37 C, mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi, radiasi dan panas metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja > 38 C, diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan

44

suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut: 1. 49 C: Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30 derajat Celcius: aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik. 2. 30 C: Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik. 3. 24 C: Kondisi optimum 4. 10 C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul. Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian dan lain-lain. 2. Dehidrasi. 3. Heat Rash. Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. 4. Heat Syncope atau Fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi. 5. Heat Cramps. Keadaan ini terjadi karena pekerja berkeringat terlalu banyak dan minum air terlalu banyak. 6. Kelelahan karena panas. 7. Stroke karena panas. Pada PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, suhu ruang produksi melebihi dari batas normal yaitu diatas 30o C. Meningkatnya suhu di ruang produksi diakibatkan radiasi panas yang dihasilkan oleh mesin-mesin pembuat biskuit. Keadaan ini memang biasa terjadi pada pabrik-pabrik pembuat biskuit. PT. Indobiskuit Mandiri Makmur telah menanggulanginya dengan beberapa cara seperti dengan memberikan pakaian kerja berbahan kaus yang memiliki

45

karakteristik mudah menyerap keringat, menempatkat dispenser yang berisi air mineral di tempat yang tak jauh dari ruang produksi agar pekerja dapat minum ketika merasa kepanasan atau kehausan. Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Secara ringkas teknik pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) 2) Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi Mengurangi beban panas radiasi dengan cara: panas. Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas. Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan panas. 3) Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran (dilution ventilation) atau pendinginan secara mekanis (mechanical cooling). Cara ini telah terbukti secara dramatis dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan. 4) Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendinginan evaporasi, tetapi tidak boleh melebihi 0,2 m/det. Sehingga perlu dipertimbangkan bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi (> 40C) dapat berakibat kepada peningkatan tekanan panas. 5) Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara: Melakukan shift pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari. Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk pemulihan. Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja. 6) Pakaian pelindung. Pakaian khusus berbahan reflektif atau pakaian pendingin dapat melindungi pekerja dari panas yang berlebihan.

Menurunkan temperatur udara dan proses kerja yang menghasilkan

46

7)

Air. Karena mekanisme haus atau keinginan minum tubuh

terkadang tidak cukup dirangsang oleh hilangnya cairan tubuh melalui keringat, penting untuk menjadwalkan minum sekitar setengah gelas tiap setengah jam. 5. PENCAHAYAAN Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kelelahan. Kebutuhan akibat adanya penerangan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Penerangan yang terlalu suram, mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah akibat mata akan berusaha untuk bisa melihat, dimana lelahnya mata akan mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. Mata diharapkan memperoleh cahaya yang cukup, pemandangan yang menyenangkan, menenangkan pikiran, tidak silau, dan nyaman. Pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan pada mata. Dalam faktor cahaya, kemampuan mata untuk melihat obyek dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya, luminensi (brightness), lamanya melihat, serta warna dan tekstur yang memberikan efek psikologis pada manusia. Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan: a) Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja. b) Kelelahan mental. c) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata. d) Kerusakan indra mata dan lain-lain. Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, termasuk: 1. Kehilangan produktivitas. 2. Kualitas kerja rendah.

47

3. Banyak terjadi kesalahan. 4. Kecelakan kerja meningkat. Pencahayaan di PT. Indobiskuit Mandiri Makmur sebagian besar menggunakan lampu jenis TL, banyaknya pemakaian telah disesuaikan menurut tipe pekerjaan. Setiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan pada permukaannya. Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan yang lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

48

A. KESIMPULAN Masalah utama yang berkaitan dengan ergonomika di lini produksi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, Tbk. adalah temperatur dan sikap dan posisi kerja yang sangat berkaitan erat dengan pengaturan kerja dan tata letak penanganan bahan. Temperatur di ruang produksi PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, Tbk. rata-rata diatas 30 oC. ini melebihi batas normal temperatur di ruang produksi yang idealnya 24 oC - 27 oC. Sikap dan posisi kerja juga perlu mendapat perhatian karena di beberapa tempat masih ada yang kurang sesuai seperti pada bagian mixing dough. B. SARAN Masalah-masalah yang disebutkan diatas bisa diatasi, antara lain : 1. Memperbaiki sistem ventilasi ruang produksi dan memberikan pelindung pada alat atau mesin yang memancarkan panas yang berlebihan agar suhu ruangan berada pada kondisi normal untuk bekerja. 2. Menerapkan tata cara kerja dan merancang pengaturan kerja dengan menggunakan time motion study, serta mengatur tata letak penanganan bahan agar tidak terjadi inefisiensi kerja yang mengakibatkan penurunan produktivitas perusahaan baik dari segi produk maupun kerja.

49

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Lingkungan Kerja. www.teoriteoriergonomi.blogspot.com. 8 Agustus 2009. Anonim. 2008. Sikap Kerja Yang Ergonomis. www.konsulhiperkes.wordpress.com. 16 Agustus 2009. Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. www.library.usu.ac.id. 27 Juli 2009. Husein, Torik. -. Analisa Perancangan Kerja. www.pksm.mercubuana.ac.id. 8 Agustus 2009. Sutalaksana, Iftikar Z. dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB : Bandung. Suhardi, Bambang. 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. www.saedunet.saemolec.org. 8 Agustus 2009. Suhardi, Bambang. 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. www.ilmuku.org. 16 Agustus 2009.

LAMPIRAN 1 Tata Letak Pabrik

50

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 0

1 1

12

13

14

15

16

17

18

6 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 60 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 6 0 0 0 06 0 0 60 0 0 60 0 0 06 0 0 06 0 0 06 0 0 0

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

P A C K IN G A R E A

W A R E H O U S E F IN IS H E D G O O D S6 0 0 03

1

6 0 0 02

LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi 51

S Tt oo r o a l gs e

C O O L IN G A R E A

P R O D U C T IO N A R E A6 0 0 0 6 0 0 07 6

6 0 0 04

6 0 0 05

6 0 0 08

W O WR HK S H O P A R S E P AA R E P A R T W A R E H O U S E P A C K A G IN G M A T E R IA L L O C K E R C A N L T O E CE KN E R M A S J ID

W A R E H O U S E R A W M A T E R IA L6 0 0 0 6 0 0 01 1 1 0 1 2 1 3

6 0 0 09

6 0 0 0 6 0 0 0

52