47_pednis kedelai 2013 final

134
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI Kedelai TAHUN 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2013

Upload: sam-therik

Post on 03-Jan-2016

551 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI

KedelaiTAHUN 2013

Direktorat Jenderal Tanaman PanganKementerian Pertanian2013

Page 2: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI

KedelaiTAHUN 2013

Direktorat Jenderal Tanaman PanganKementerian Pertanian2013

Page 3: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

Page 4: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

KATA PENGANTAR

Kebutuhan kedelai nasional meningkat setiap tahunnya, seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kesadaran masyarakat akan

gizi makanan, berkembangnya industri pangan dan pakan ternak.

Melihat peran yang sangat strategis tersebut, peluang pengembangan

kedelai dalam negeri cukup luas, iklim yang sesuai, ketersediaan teknologi

tepat guna, besarnya permintaan dalam negeri serta dukungan program

Pemerintah.

Dalam rangka tercapainya produksi kedelai tahun 2013 upaya yang dilakukan

melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam, maka disusun

pedoman teknis kedelai sebagai acuan bagi daerah. Diharapkan untuk

kelancaran pelaksanaan di daerah agar pedoman teknis tersebut dijabarkan

kedalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk

Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota.

Dengan adanya Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2013 ini, diharapkan semua pihak dapat saling berkoordinasi dan bersinergi

sehingga kegiatan pelaksanaan kedelai dapat berjalan sesuai yang diharapkan

dan produksi kedelai tercapai.

Jakarta, Januari 2013

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Udhoro Kasih Anggoro

NIP. 19561106 198403 1 002

i

Page 5: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

Page 6: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

i

ii

iv

v

I.

II.

III.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Tujuan

D. Maksud

E. Pengertian

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

B. Strategi

C. Kebijakan

PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN DAN INDIKATOR

KEBERHASILAN

A. Program

B. Kegiatan

C. Anggaran

D. Indikator Keberhasilan

1

1

2

6

6

6

11

11

13

14

17

17

18

22

26

ii

Page 7: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

IV

V.

VI.

PENGORGANISASIAN PELAKSANANAAN PROGRAM

DAN KEGIATAN

A. Pengorganisasian

B. Tata Hubungan Kerja Operasional

C. Jadwal dan Mekanisme Pengadaan Barang Jasa

PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian

B. Evaluasi

C. Pelaporan

D. Pelaksanaan Program

PENUTUP

27

27

47

49

55

55

55

55

56

58

iii

Page 8: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Kedelai Tahun 2013

Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2013

Kriteria Kawasan SL-PTT Kedelai

Indikator Kinerja dan Keluaran (Output) Kegiatan

Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kedelai

Tahun 2013

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Kedelai

Tahun 2013

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Model

PTT Kedelai Tahun 2013

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Perluasan Areal Tanam

Baru (PATB) Kedelai Tahun 2013

Kriteria Kesesuaian Agroklimat Untuk Tanaman Kedelai

Daftar Nama Kedelai Berdasarkan Umur dan Warna Biji

Penyebaran Varietas Kedelai Tahun 2010

11

12

19

26

50

51

52

60

68

71

iv

Page 9: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Kedelai Tahun 2013 per Provinsi

Rincian Kegiatan Pengembangan Kedelai Tahun 2013

yang Dibiayai APBN per Provinsi

Rincian SL-PTT Kedelai Tahun 2013 Per Kabupaten

Pembagian Lokasi SL-PTT Berdasarkan Bantuan

Benih Subsidi

Rincian Biaya (Unit Cost) SL-PTT Kedelai Tahun 2013

Rincian Pengembangan Kedelai Model Tahun 2013

per Kabupaten

Rincian Biaya (Unit Cost) Pengembangan Model PTT

Kedelai

Rincian Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

Tahun 2013 per Kabupaten

Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Penerima

Bantuan Benih Bersubsidi SL-PTT dan Bansos

SL-PTT Tahun 2013

Contoh Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/

Kota Penetapan Kelompoktani Penerima Dana

Bansos untuk LL dan Dana Pertemuan Kelompok

SL-PTT Tahun 2013

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/

Kota Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan

Benih Subsidi SL-PTT Tahun 2013

Rencana Usaha Kelompok Pelaksanaan SL-PTT

Tahun 2013

72

73

74

81

87

92

93

94

96

97

100

101

102

v

Page 10: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Lampiran 24

Lampiran 25

Lampiran 26

Lampiran 27

Surat Pernyataan

Berita Acara Pemeriksaan Barang Bantuan Paket

Teknologi Budidaya Kedelai Kegiatan PATB TA. 2013

Berita Acara Serah Terima Barang Bantuan Paket

Teknologi Budidaya Kedelai Kegiatan PATB TA. 2013

Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Barang

Bantuan Paket Teknologi Budidaya Kedelai Kegiatan

PATB TA. 2013

Laporan Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT

Mekanisme Pencairan Dana Bantuan SL-PTT Pola

Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) TA. 2013

Berita Acara Penerimaan Dana Bantuan SL-PTT/

Pengembangan Model PTT Tahun 2013

Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi

SL- PTT/Pengembangan Model PTT/PATB Kedelai

Tahun 2013

Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi

SL-PTT/ Model PTT Kedelai Tahun 2013

Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi PATB

Kedelai Tahun 2013

Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi SL-PTT

/Pengembangan Model PTT Kedelai Tahun 2013

Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi PATB

Kedelai Tahun 2013

Blangko Laporan Akhir Provinsi Realisasi SL-PTT

Kedelai Tahun 2013

Blangko Laporan Akhir Provinsi Realisasi

Pengembangan Model PTT/PATB Kedelai Tahun 2013

103

104

106

108

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

vi

Page 11: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian

Lampiran 28

Lampiran 29

Lampiran 30

Laporan Awal Pengelolaan Produksi Tanaman Kedelai

Tahun 2013

Laporan Bulanan Pengelolaan Produksi Tanaman

Kedelai Tahun 2013

Laporan Akhir Pengelolaan Produksi Tanaman

Kedelai Tahun 2013

120

121

122

vii

Page 12: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun seiring

dengan pertumbuhan penduduk. Dalam kurun waktu lima tahun

ke depan (tahun 2010-2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya ±

2.300.000 ton biji kering, akan tetapi kemampuan produksi dalam

negeri saat ini baru mampu memenuhi sebanyak 851.286 ton (ATAP

Tahun 2011, BPS) atau 37,01 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan

ARAM II tahun 2012 baru mencapai 783.158 ton atau 34,05 %.

Sehingga untuk memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut harus

dipenuhi dari impor. Adanya impor tersebut akan menyebabkan berbagai

kerugian bagi Indonesia antara lain: a) hilangnya devisa negara yang

cukup besar, b) mengurangi kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia,

dan c) meningkatkan ketergantungan jangka panjang. Sehingga dengan

adanya, fenomena ini akan mempengaruhi sistem ketahanan pangan

nasional.

Beberapa dekade ini, isu pangan nasional sering mengalami guncangan

baik karena praktek perdagangan maupun karena isu perubahan

iklim yang tidak dapat diprediksi. Baru-baru ini, negara yang menjadi

produsen kedelai seperti Amerika Serikat semakin hati-hati mengelola

komoditi strategis akibat prediksi iklim kekeringan yang akan terjadi.

Momentum ini merupakan suatu pembelajaran penting bagi Indonesia

dalam merevitalisasi kemampuan produksi komoditi strategis yang

dimiliki.

Page 13: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian2

Beberapa permasalahan terjadi rendahnya produksi kedelai adalah:

1. Menurunnya luas pertanaman dan luas panen kedelai.

2. Masih rendahnya produktivitas kedelai yang dicapai, dimana di tingkat

petani produktivitas rata-rata kedelai hanya mencapai 13,78 ku/ha

(ARAM II Tahun 2012, BPS), sedangkan potensi produksi beberapa

varietas unggul dapat mencapai 20,00– 35,00 ku/ha. Hal ini dikarenakan

belum optimalnya penerapan teknologi spesifik lokasi di lapangan.

3. Adanya persaingan harga antar komoditi, dimana harga kedelai di

tingkat petani cenderung rendah akibat dari membanjirnya kedelai

impor dengan harga yang lebih murah menjadi penyebab utama

berkurangnya minat petani menanam kedelai.

4. Kepemilikan lahan petani kedelai mayoritas kecil/gurem (<0,5 ha)dan

komoditi kedelai seringkali dijadikan pilihan terakhir bagi petani.

Bila dilihat dari perspektif waktu swasembada kedelai tahun 2014 hanya

menyisakan 2 tahun pertanaman (Oktober 2012-September 2013 untuk

mencapai sasaran produksi 2013 dan Oktober 2013-September 2014

untuk mencapai sasaran produksi 2014). Oleh karena itu diperlukan

kerja keras untuk pencapaian produksi. Berangkat dari konteks di

atas Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merancang kegiatan untuk

peningkatan produksi kedelai tahun 2013.

B. Dasar Hukum

Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

02/ Permentan/OT.140/1/2012 telah ditetapkan

Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian

Pertanian Tahun Anggaran 2012

Page 14: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 3

b. bahwa dalam rangka pemberdayaan sosial,

perlindungan sosial, penanggulangan kemiskinan,

dan penanggulangan bencana, kegiatan penyaluran

Bantuan Sosial untuk Pertanian perlu dilanjutkan

dan disempurnakan pada Tahun Anggaran 2013;

c. bahwa atas dasar hal tersebut di atas, dan agar

pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Belanja Bantuan

Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran

2013 dapat berjalan dengan baik, maka perlu

menetapkan Pedoman Umum Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial

Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4400);

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 2013 (Lembaran Negara Tahun 2012

Page 15: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian4

Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5361);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4609) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara

Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5165);

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon

I Kementerian Negara;

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013;

10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002

Nomor 73 Tambahan Lembaran Negara 4212) juncto

Page 16: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 5

Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/

PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran

Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara;

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/

OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/

PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Umum Tahun

2013;

14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 6452/Kpts/

KU.410/12/2012 tentang Penetapan Pejabat

Pengelola Keuangan Lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Tahun

Anggaran 2013;

15. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman pangan

Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor I/KPA/

SK.310/12/2013 tentang Pengangkatan Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK)/ dan Penanggung Jawab

Teknis Kegiatan pada Satuan Kerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan;

Page 17: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian6

C. Tujuan

Pedoman teknis pengelolaan produksi kedelai bertujuan untuk :

1. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan pengembangan budidaya

kedelai untuk mendukung kegiatan peningkatan produksi tahun

2013 di Provinsi dan Kabupaten/Kota

2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan

produksi kedelai melalui kegiatan pengembangan budidaya kedelai

antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota

3. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik lokasi

kedelai oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung

peningkatan produksi nasional

4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka

mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas

kedelai dari hulu hingga hilir

5. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta

kesejahteraan petani kedelai

D. Maksud

Sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan kegiatan dan petugas di tingkat

lapang.

E. Pengertian

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan

inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi

usahatani melalui perbaikan sistem / pendekatan dalam perakitan

paket teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan

secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi.

Komponen teknologi dasar PTT adalah teknologi yang dianjurkan

Page 18: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 7

untuk diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi pilihan

adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan

kemampuan

2. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi petani untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali

potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan,

mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai

dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan

berwawasan lingkungan sehingga usahataninya menjadi efisien,

berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan. Dengan luasan minimal

500 ha per Kabupaten/Kota

3. Laboratorium Lapangan (LL) adalah kawasan / area yang

terdapat dalam kawasan SL-PTT yang berfungsi sebagai lokasi

percontohan, temu lapang, tempat belajar dan tempat praktek

penerapan teknologi yang disusun dan diaplikasikan bersama oleh

kelompoktani / petani

4. Petugas/PemanduLapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,

Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Pengawas

Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti pelatihan SL-PTT

5. POSKO I - V adalah Pos Simpul Koordinasi sebagai tempat

melaksanakan koordinasi dalam rangka mendukung kelancaran

pelaksanaan SL-PTT, POSKO yang dimaksud adalah POSKO yang

telah ada misalnya POSKO P2BN

6. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja usahatani

dari kelompoktani untuk satu periode musim tanam yang disusun

melalui musyawarah dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan

usahatani sehamparan wilayah kelompoktani yang memuat uraian

kebutuhan, jenis, volume, harga satuan dan jumlah uang yang

Page 19: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian8

diajukan untuk pembelian saprodi

7. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran

hewan, antara lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos

(humus) berbentuk padat yang telah mengalami dekomposisi

8. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah kegiatan

yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup Badan Litbang

Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi adopsi

PTT dengan menjadi narasumber pada pelatihan, penyebaran

informasi, melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot,

dan supervisi penerapan teknologi

9. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah kegiatan yang

dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan penerapan teknologi

spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP dan secara berkala

hadir di lokasi khususnya lokasi LL dalam rangka pemberdayaan

kelompoktani sekaligus memberikan bimbingan kepada kelompok

dalam penerapan teknologi

10. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengawas Organisme

Pengganggu Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh

Pengawas OPT dalam rangka pengendalian hama terpadu

11. Pengawalan dan Pendampingan oleh Pengawas Benih Tanaman

adalah kegiatan pendampingan oleh Pengawas Benih dalam rangka

pengawasan benih

12. Kelompoktani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam satu

hamparan / wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan

untuk meningkatkan usaha agribisnis dan memudahkan pengelolaan

dalam proses distribusi, baik benih, pestisida, sarana produksi dan

lain-lain

Page 20: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 9

13. Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal petani

sendiri

14. Benih subsidi adalah benih padi hibrida, padi lahan kering, jagung

(hibrida dan komposit) dan kedelai bersertifikat kelas benih sebar

(BR) yang mendapatkan subsidi bersumber dari dana APBN dalam

proses pengadaan dan penyalurannya oleh PT. SHS (Persero) dan

PT. Pertani (Persero)

15. Kawasan pertumbuhan adalah kawasan esksiting yang belum

berkembang dengan titik berat pengembangan pada kegiatan

on farm, penerapan teknologi budidaya, penyediaan sarana dan

prasarana pertanian, penguatan kegiatan, penyuluhan pertanian

16. Kawasan pengembangan adalah kawasan pada kondisi yang

cukup berkembang dengan titik berat pengembangan on farm,

kelembagaan tani, penyediaan sarana dan prasarana, penyuluhan

17. Kawasan pemantapan adalah kawasan yang telah berkembang

dengan titik berat pengembangan pada penguatan kelembagaan,

peningkatan mutu, penguatan akses pemasaran, pengembangan

pasca panen, pengembangan olahan

18. Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Kedelai adalah sarana mempercepat desiminasi/transfer teknologi

PTT dengan luasan minimal 5.000 ha per Kabupaten/Kota

19. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai adalah perluasan areal

tanam kedelai pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah

ditanami kedelai dan atau dulu pernah ditanam kedelai tetapi

sekarang tidak ditanami lagi (peningkatan IP) bisa pada lahan

sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan pasang surut/rawa,

lahan kering, lahan perhutani dll dengan luasan minimal 250 ha per

Kabupaten/Kota

20. Belanja bantuan bansos adalah pengeluaran berupa transfer uang,

Page 21: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian10

barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah

kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan

terjadinya resiko sosial, meningkatnya kemampuan ekonomi dan /

atau kesejahteraan masyarakat

21. Dana bantuan sosial adalah penyaluran atau transfer uang kepada

kelompok/masyarakat pertanian yang mengalami resiko sosial

keterbatasan modal sehingga mampu mengakses pada lembaga

permodalan secara mandiri

Page 22: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 11

II. SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

1. Sasaran Produksi Tahun 2013

Dalam upaya peningkatan produksi kedelai menuju swasembada

tahun 2014, maka ditetapkan sasaran produksi kedelai tahun 2013

sebesar 50% dan tahun 2014 sebesar 80%. Sasaran produksi

kedelai tahun 2013 sebesar 1.500.000 – 2.250.000 ton, jika

dibanding dengan produksi berdasarkan Aram II 2012 sebesar

783.158 ton meningkat 91,53% – 187,30%. Sasaran luas tanam,

luas panen, produktivitas dan produksi kedelai tahun 2013 seperti

pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Kedelai Tahun 2013

2. Skenario Pencapaian Produksi

Dari sasaran tersebut diatas pencapaian produksi kedelai tahun

2013 akan ditempuh melalui Peningkatan Produktivitas pada

areal tanam yang selama ini telah terbiasa melakukan budidaya

kedelai seluas 600.000 ha dan Perluasan Areal Tanam yang

diarahkan merupakan lahan areal tanam baru diluar areal tanam

yang sudah terbiasa bertanam kedelai, seluas 418.500 ha. Adapun

No Uraian Roadmap Awal Usulan Revisi

1 Luas Tanam (ha) 1,538,000 1,018,500

2 Luas Panen (ha) 1,465,000 970,000

3 Produktivitas (ku/ha) 15.36 15.46

4 Produksi (ton) 2,250,000 1,500,000

Page 23: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian12

secara rinci sasaran capaian produksi kedelai 2013 seperti pada

tabel 2 berikut ini.

Skenario pencapaian produksi 2013 dapat terealisasi apabila

seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut

ini dapat dipenuhi:

a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana produksi.

b. Kebijakan harga (HPP) dan pemasaran hasil kedelai

c. Penyediaan anggaran dan pembiayaan

Berdasarkan skenario pencapaian 2013 kedelai di atas kegiatan yang

dibiayai oleh APBN 2013 adalah SL-PTT Kedelai seluas 455.000 ha,

Pengembangan Model PTT Kedelai seluas 110.000 ha dan Perluasan

Areal Tanam Baru (PATB) kedelai seluas 118.250 ha. Sedangkan

untuk swadaya di lahan eksisting seluas 145.000 ha dan perluasan

areal swadaya seluas 180.250 ha, dan perluasan areal tanam di

lahan perhutani seluas 10.000 ha sehingga sasaran produksi kedelai

2013 diharapkan akan tercapai sebesar 1.500.000 – 2.250.000 ton.

No. UraianLuas

Tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Produk-tivitas (ku/ha)

Produksi(Ton)

1 Peningkatan Produktivitas 600,000 571,440 15.07 888,618

a. Kegiatan SL-PTT pada eksisting area

pola kawasan455,000 433,342 16.00 693,347

b. Pembinaan areal Swadaya + subsidi

Rhizobium+Ca145,000 138,098 14.14 195,271

2 Perluasan Areal Tanam 418,500 398,560 15.68 611,382

a. Pengembangan Model PTT areal baru 110,000 104,764 17.00 178,099

b. Perluasasan Areal Tanam Baru (PATB)

peningkatan IP118,250 112,621 17.00 191,456

c. Pengembangan kedelai di lahan

Perhutani (GP3K)10,000 9,523 15.00 13,244

d. Perluasan areal swadaya 180,250 171,652 13.73 228,583

JUMLAH 1,018,500 970,000 15.46 1,500,000

Tabel 2. Skenario Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2013

Page 24: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 13

B. Strategi

Pencapaian peningkatan produksi kedelai tahun 2013 dilakukan melalui

strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui peningkatan

kualitas dan kuantitas sistem perbenihan kedelai, perbaikan teknik

budidaya kedelai di tingkat petani, memperlancar penyediaan

saprodi, modal dan teknologi, dan mempercepat adopsi paket

teknologi melalui SL-PTT disertai pengawalan, sosialisasi,

pemantauan, pendampingan dan koordinasi.

2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan

Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan dengan menarik

minat dan gairah petani dan investor dalam pengembangan

kedelai, meningkatkan IP, dalam rangka optimalisasi lahan dan

teknologi, perluasan wilayah baru, untuk mengembangkan pusat

pertumbuhan, pengembangan kerjasama investor dengan petani

dan kooperasi, pengembangan produksi kedelai skala besar untuk

bahan baku industri, dan pengembangan budidaya tumpang sari

dengan ubi kayu.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dilakukan melalui pengendalian OPT dan

antisipasi dampak fenomena iklim serta pengurangan kehilangan

hasil dengan menerapkan gerakan manajemen pasca panen,

teknologi panen melalui mobilisasi peralatan, sabit bergerigi, terpal,

pedal dan power threser.

Page 25: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian14

4. Penyempurnaan Manajemen

Strategi tersebut dilakukan melalui 1) Kebijakan pasar, distribusi

dan harga hasil produksi, 2) Perbaikan system perkreditan

pertanian, 3) Penguatan sistem data, 4) Pengembangan kawasan

food estate, 5) Pengembangan system resi gudang, 6) Penguatan

petugas lapangan, 7) Pemantapan pola pengadaan saprodi, 8) Penataan

kebijakan subsidi pertanian, 9) Meningkatkan intensitas koordinasi

Pusat, daerah dan seluruh stakeholder.

C. Kebijakan

Kebijakan yang ditempuh untuk swasembada kedelai tahun 2014 pada

dasarnya diarahkan untuk mendorong terwujudnya usaha tani kedelai

yang memiliki daya saing terhadap kedelai impor, memenuhi kebutuhan

kedelai nasional serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dasar

pengambilan kebijakan tersebut berasal dari 4 (empat) Sukses Program

Kementerian Pertanian, Gema Revitalisasi Pertanian. Kebijakan –

kebijakan yang di tempuh meliputi:

1. Meningkatkan produksi kedelai menuju swasembada tahun 2014

2. Mengembangkan agribisnis kedelai dengan menumbuhkembangkan

peran swasta, koperasi dan BUMN

3. Meningkatkan sumber permodalan usaha tani yang mudah di

akses petani

4. Mengembangkan sistem pemasaran hasil panen dan merevitalisasi

tata niaga yang kondusif bagi petani

Page 26: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 15

Secara operasional, kebijakan pembangunan tanaman pangan

khususnya untuk Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

diprioritaskan pada pencapaian swasembada kedelai tahun 2014.

Dalam pencapaian swasembada tersebut perlu didukung oleh iklim

berusahatani yang kondusif. Dukungan kebijakan untuk menciptakan

iklim usahatani kedelai yang kondusif diantaranya dengan:

1. Harga

Usaha tani kedelai dapat berjalan apabila petani memperoleh

insentif/keuntungan yang memadai. Oleh karena itu pemerintah

perlu menjaga kestabilan harga dan pasar melalui penetapan harga

pembelian oleh pemerintah. Dalam pengendalian harga tersebut

diperlukan koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait, baik

pada tingkat pusat, Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

2. Penetapan Tarif Bea Masuk

Produk kedelai impor sering membanjiri pasar dalam negeri dengan

harga yang lebih murah. Hal ini dapat menghancurkan agribisnis

kedelai dalam negeri. Oleh karena itu perlindungan terhadap petani

mulai dari aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil

dan sistem perdagangannya perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah

satu upaya untuk menghadapi persaingan dengan produk impor,

pemerintah menerapkan pemberlakuan tarif bea masuk impor.

Page 27: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian16

3. Penyederhanaan Tataniaga

Rantai tataniaga kedelai dalam negeri cenderung rumit dan panjang

sehingga selisih harga di tingkat produsen (petani) dengan harga di

tingkat grosir dan eceran cukup mencolok. Untuk meminimalisir

hal tersebut, pemerintah perlu mengatur tataniaga kedelai agar

lebih sederhana dengan rantai tataniaga yang lebih pendek.

Page 28: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 17

III. PROGRAM, KEGIATAN, ANGGARAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Program

Dalam mewujudkan sasaran utama Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, program yang ditetapkan tahun 2013 adalah Program

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan

Untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.

Indikator keberhasilan kinerja Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Swasembada

dan Swasembada Berkelanjutan adalah perluasan penerapan budidaya

tanaman pangan yang tepat yang didukung oleh sistem penanganan

pascapanen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang

efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan

berkelanjutan.

Pelaksanaan Program Pengelolaan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Kedelai dilakukan melalui tahapan kegiatan antara lain :

1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas, dan

produksi bulanan dan tahunan

2. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi

3. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana factor produksi

4. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas

panen, produktivitas, dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan

5. Koordinasi dan monitoring daerah pengembangan kedelai

Page 29: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian18

Program disusun dan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut:

1. Program Tingkat Nasional disusun dan dilaksanakan oleh Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan yang dikelola oleh Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi, dengan mempertimbangkan hasil

koordinasi dengan Provinsi dan instansi terkait serta pemangku

kepentingan lainnya.

2. Program Tingkat Provinsi merupakan penjabaran dari Program

Nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi

dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan Kabupaten/

Kota dan instansi terkait serta pemangku kepentingan lainnya.

3. Program Tingkat Kabupaten merupakan penjabaran dari Program

Provinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan

Kecamatan dan instansi terkait serta pemangku kepentingan

lainnya.

Hasil penyusunan Program Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota agar

disampaikan pada awal tahun Anggaran, sedangkan hasil monitoring

dan evaluasi pelaksanaan dikirim ke pusat setiap bulan.

B. Kegiatan

Kegiatan yang melekat pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan

Umbi dalam rangka mewujudkan program tanaman pangan adalah

Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Indikator

output kinerja Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang

dan Umbi adalah tercapainya luas areal penerapan budidaya tanaman

aneka kacang dan umbi yang berkelanjutan.

Page 30: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 19

Dalam mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas kedelai,

maka dilakukan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-

PTT) Kedelai, Pengembangan Model PTT Kedelai dan Perluasan Areal

Tanam Baru (PATB) Kedelai, Pengembangan Kedelai secara swadaya

dan Perluasan Areal Tanam di Lahan Perhutani yang diharapkan ada

kerjasama dengan BUMN.

Pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai meliputi :

1. SL-PTT

Pelaksanaan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-

PTT) kedelai tahun 2013 dibagi berdasarkan pendekatan kawasan

dan bantuan benih. Menurut pendekatan kawasan, SL-PTT dibagi

kedalam 3 (tiga) kawasan yaitu kawasan pertumbuhan, kawasan

pengembangan dan kawasan pemantapan. Sasaran tanam SL-PTT

Kedelai tahun 2013 seluas 455.000 Ha yang terdiri dari 47.500 Ha

kawasan Pemantapan, 394.500 Ha kawasan Pengembangan dan

13.000 Ha kawasan Pertumbuhan. Luas minimal kawasan SL-PTT

kedelai adalah 500 Ha. Adapun kriteria masing-masing kawasan

sebagai berikut:

Tabel 3 . Kriteria Kawasan SL-PTT Kedelai

Kawasan Pertumbuhan Kawasan Pengembangan Kawasan Pemantapan

- Produktivitas lebih rendah dari rata-rata Provinsi

- Pemanfaatan lahan belum optimal

- Tingkat kehilangan hasil masih tinggi

- Produktivitas hampir sama dengan produktivitas rata-rata Provinsi atau rata-rata Pusat

- Pemanfaatan Lahan hampir optimal

- Mutu hasil belum optimal

- Tingkat kehilangan hasil sedang

- Produktivitas sudah lebih tinggi dari produktivitas rata-rata pusat

- Mutu hasil belum optimal - Efesiensi usaha belum

berkembang - Optimalisasi pendapatan

melalui produksi subsektor tanaman sudah maksimal

Page 31: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian20

Berdasarkan bantuan benih, SL-PTT dibagi menjadi SL-PTT benih

subsidi dan SL-PTT benih non subsidi. Karena keterbatasan

jumlah benih kedelai bersubsidi sehingga kawasan SL-PTT tidak

seluruhnya mendapatkan bantuan benih subsidi. Kawasan SL-PTT

yang mendapat bantuan benih bersubsidi atau sumber benih lainnya

seluas 375.000 Ha, sedangkan 80.000 Ha SL-PTT dipenuhi dari

swadaya petani dengan persyaratan benih yang akan digunakan

adalah benih varietas unggul bermutu, berproduktivitas tinggi.

Areal SL-PTT yang tidak mendapatkan bantuan benih bersubsidi

adalah areal SL-PTT yang termasuk kawasan pemantapan dan

sebagian kawasan pengembangan yang terdapat Kegiatan

Pengembangan Model PTT, dengan pertimbangan kawasan

pemantapan sudah mampu menyediakan benih sendiri.

2. Swadaya

Areal yang biasa ditanami kedelai (eksisting) yang tidak mendapat

bantuan SL-PTT diharapkan dapat dikelola secara swadaya. Dalam

areal swadaya ini dilakukan pengawalan dan pendampingan oleh

petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota). Luas areal pengembangan kedelai secara swadaya sebesar

325.250 Ha.

3. Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Kedelai

Pengembangan Model melalui PTT dilaksanakan pada areal baru

yang belum pernah ditanami kedelai atau areal yang sudah lama

tidak ditanami kedelai atau penambahan Indeks Pertanaman (IP).

Diharapkan dengan adanya pengembangan model PTT ini terjadi

Page 32: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 21

penambahan luas tanam dan ada diseminasi teknologi kepada

petani.

Sasaran tanam Pengembangan Model PTT Kedelai tahun 2013

seluas 110.000 Ha, diharapkan sebagian dari pertanaman dapat

dijadikan benih untuk pertanaman selanjutnya. Agar proses

diseminasi teknologi dapat terjadi maka setiap hektar dari areal

Pengembangan Model PTT Kedelai diberi bantuan paket lengkap

untuk dijadikan areal percontohan dan penambahan areal tanam.

Bantuan saprodi yang diberikan berupa bansos dengan transfer

uang langsung ke kelompoktani.

4. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai dilaksanakan di

lahan sawah/tadah hujan/lahan kering/pasang surut/lebak/lahan

perhutani dll dengan luasan minimal 250 ha per Kabupaten/Kota

yang merupakan areal baru, penambahan IP yang sesuai untuk

kedelai dan diharapkan akan menambah luas tanam kedelai tahun

2013 sehingga meningkatkan produksi tahun 2013. Perluasan

Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai direncanakan seluas 118.250 Ha

di 12 Provinsi pada 47 Kabupaten, diberi bantuan paket lengkap

teknologi budidaya sesuai dengan rekomendasi teknologi spesifik

lokasi. Pemberian bantuan berupa bansos yang dilakukan melalui

transfer barang yang proses pengadaannya oleh satuan kerja pusat.

5. Perluasan di Lahan Perhutani

Perluasan areal pengembangan kedelai di lahan Perhutani

direncanakan seluas 10.000 Ha di 3 Unit Perum Perhutani.

Page 33: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian22

Dalam pelaksanaannya diharapkan ada kerjasama dengan BUMN

khususnya Perhutani dalam penyediaan lahan dan bantuan saprodi

dengan sistem korporasi.

6. Kegiatan Pendukung Lainnya

Kegiatan pendukung lainnya meliputi pendampingan, pengamanan

produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT),

pengurangan kehilangan hasil melalui pengelolaan pascapanen,

perbenihan dan kegiatan lainnya seperti pembinaan, supervisi,

monitoring, evaluasi dan pelaporan. Kegiatan pendukung tersebut

agar dapat dilakukan secara terencana dan terkoordinasi, sehingga

dapat dihasilkan output yang optimal dan dapat menjamin

keberhasilan pencapaian sasaran.

C. Anggaran

1. Anggaran Berdasarkan Alokasi

Kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai Tahun Anggaran 2013

bersumber dari APBN sebesar Rp. 838,632 Milyar dibagi menjadi

3 (tiga) yaitu Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi (Dekonsentrasi) dan

Tingkat Kabupaten (Tugas Pembantuan) :

a. Anggaran Kegiatan di Tingkat Pusat

Pada Tahun Anggaran 2013 untuk kegiatan di tingkat pusat

dialokasikan sebesar Rp. 297,48 milyar untuk kegiatan bantuan

sosial PATB, pembinaan, sosialisasi, koordinasi, monitoring,

evaluasi dan pembelian peralatan kantor dalam menunjang

kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Page 34: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 23

b. Anggaran Kegiatan di Tingkat Provinsi (Dekonsentrasi)

Pembiayaan melalui anggaran dekonsentrasi untuk pembinaan

sebesar Rp. 11,41 milyar digunakan untuk memfasilitasi

kegiatan kedelai yang bersifat non fisik dan dilaksanakan

oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi. Fokus kegiatan

adalah pembinaan di areal tanam aneka kacang dan umbi

dan pembinaan di areal SL-PTT Kedelai dan Pengembangan

Model PTT Kedelai dan kegiatan teknis lainnya. Selain untuk

pembinaan, monitoring dan evaluasi dana dekonsentrasi juga

dialokasikan untuk kegiatan koordinasi kemitraan antara petani

dengan stake holder.

c. Anggaran Kegiatan di Tingkat Kabupaten (Tugas Pembantuan)

Pembiayaan melalui anggaran tugas pembantuan sebesar

Rp 529,74 milyar digunakan untuk memfasilitasi kegiatan

SL-PTT kedelai, Pengembangan Model PTT Kedelai yang

dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan Tingkat Kabupaten.

Fokus kegiatan adalah identifikasi calon lokasi (CL) sampai

tingkat Desa, pembinaan, monitoring dan evaluasi diareal

SL-PTT Kedelai, Pengembangan Model PTT Kedelai, dan

untuk pengadaan saprodi untuk areal LL SL-PTT kedelai,

Pengembangan Model PTT Kedelai, dan Ubinan SLPTT

kedelai.

Mengingat bantuan Pemerintah Pusat untuk bantuan

saprodi sangat terbatas hanya untuk pelaksanaan SL-PTT,

pengembangan model dan perluasan areal tanam baru kedelai,

maka penyediaan saprodi lainnya agar ditanggung secara

Page 35: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian24

swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari sumber

lainnya.

Dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) hanya

sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan ada sharing

dari pemerintah daerah melalui dana APBD Provinsi, APBD

Kabupaten/Kota, swasta/stakeholders lainnya, serta dana dari

masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana lainnya.

Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan fasilitas

pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit usaha antara

lain melalui : KKP-E, SP-3, BLM-KIP, KUR dan lain sebagainya.

2. Anggaran Berdasarkan Kegiatan

a. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

Kedelai

Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT kedelai dapat

berasal dari APBN dan APBD maupun dana dari pihak

swasta/stakeholders. Anggaran dari APBN disediakan untuk

membiayai kegiatan sebagai berikut :

• Bantuan sosial (Bansos) melalui Tugas Pembantuan

Kabupaten Tahun 2013 dalam bentuk bantuan dana

pembelian pupuk urea, NPK dan pupuk organik serta

dolomit/kapur pertanian (bila diperlukan) sesuai rekomendasi

teknologi spesifik lokasi, biaya pertemuan SL-PTT.

• BantuanpendampinganSL-PTTsebagaipemandulapangan

oleh PPL, POPT, PBT dan TNI.

• Bantuan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan

SL-PTT melalui Tugas Dekonsentrasi di Dinas Pertanian

Page 36: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 25

Provinsi serta melalui Tugas Pembantuan di Dinas

Kabupaten/Kota.

Paket bantuan SL-PTT dibedakan berdasarkan tipe kawasan

dan lokasi (pulau Jawa dan diluar pulau Jawa). Rincian unit

cost SL-PTT per hektar dapat dilihat pada lampiran 5.

b. Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Kedelai

Sumber pembiayaan pelaksanaan pengembangan model

pengelolaan tanaman terpadu (PTT) kedelai dapat berasal dari

APBN, APBD maupun dana dari pihak swasta/stakeholders.

Anggaran dari APBN disediakan dalam bentuk bantuan sosial

(bansos) melalui Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota

Tahun 2013. Bantuan sosial dikelompoktani untuk pembelian

sarana produksi dengan pola penyaluran berupa Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) yang ditransfer langsung kepada

kelompoktani. Rincian paket bantuan seperti pada lampiran 7.

c. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

Sumber pembiayaan pelaksanaan perluasan areal tanam baru

(PATB) kedelai berasal dari APBN melalui bansos transfer

barang yang anggarannya dialokasikan di Pusat. Jenis bantuan

berupa bantuan paket lengkap teknologi budidaya sesuai

dengan rekomendasi teknologi spesifik lokasi, meliputi benih,

pupuk, rhizobium, pestisida organik, pembenah tanah dan

kapur pertanian. Paket teknologi budidaya dibagi 3 (tiga) jenis

yaitu paket bantuan teknologi budidaya untuk lahan sawah/

kering di Pulau Jawa, paket bantuan teknologi budidaya untuk

lahan sawah/kering di Luar Pulau Jawa dan paket bantuan

Page 37: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian26

teknologi budidaya untuk lahan pasang surut di Luar Pulau

Jawa. Perkiraan alokasi anggaran per paket dan unit cost

bantuan per hektar akan disusun sesuai dengan hasil survei

harga.

D. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dan keluaran (output) yang harus dicapai

sebagaimana telah ditetapkan dalam kegiatan peningkatan produksi

dan produktivitas kedelai dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel4. Indikator Kinerja dan Keluaran (Output) Kegiatan Peningkatan

Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 2013

Indikator Kinerja Keluaran (Output)

1. Perencanaan pelaksanaan program

pengembangan kedelai

2. Pelaksanaan SL-PTT kedelai

3. Pelaksanaan Pengembangan Model PTT

Kedelai

4. Pelaksanaan Perluasan Areal Tanam Baru

5. Jumlah dokumen perencanaan program

(pedoman pelaksanaan dan pedoman

teknis)

6. Jumlah dokumen perencanaan anggaran

1. Rancangan pengembangan kedelai

2. Laporan pelaksanaan dan evaluasi

kegiatan SL-PTT Kedelai seluas 455.000

ha

3. Laporan pelaksanaan dan evaluasi

kegiatan Pengembangan Model PTT

Kedelai seluas 110.000 ha

4. Laporan pelaksanaan dan evaluasi

kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru

Kedelai seluas 118.250 ha

5. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi

Kedelai

6. Petunjuk Teknis Perluasan Areal Tanam

Baru Kedelai

7. Laporan Pelaksanaan Pengembangan

Kedelai

Page 38: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 27

IV. PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Pengorganisasian

1. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)

Kedelai

a. Penentuan Calon Lokasi

1) Lokasi SL-PTT diusahakan berada pada satu kawasan dalam

satu Kabupaten minimal 500 ha

2) Diusahakan lokasi pada satu hamparan dalam 1 Kecamatan,

namun jika dalam 1 Kecamatan areal tanam tidak terpenuhi

maka dapat ditempatkan pada Kecamatan yang berdekatan/

berbatasan namun masih dalam 1 Kabupaten yang sama

sampai terpenuhi luasan 500 Ha

3) Lokasi pelaksanaan SL-PTT kedelai, diprioritaskan pada areal

dengan luasan memenuhi syarat, tipe, kriteria dan mempunyai

potensi untuk dapat ditingkatkan produktivitasnya serta

petaninya responsif terhadap teknologi

4) Lokasi dapat berupa lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan,

lahan kering dan sawah pasang surut

5) Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit,

bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa

6) Luasan LL minimal 1 ha, ditempatkan pada lokasi yang sering

dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat petani

sekitarnya

Page 39: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian28

b. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani

1) Petani yang dipilih adalah petani yang aktif yang mempunyai

lahan ataupun penggarap/penyewa dan mau menerima

teknologi baru

2) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT

3) Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan

mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik

lokasi

4) Kelompoktani masih aktif dan mempunyai kepengurusan

yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara,

diusahakan lahan usaha taninya berada dalam satu

hamparan

5) Kelompoktani SL-PTT ditetapkan dengan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan /

yang membidangi tanaman pangan Kabupaten / Kota,

sebagaimana contoh pada lampiran

6) Kelompoktani peserta SL-PTT diutamakan yang belum

pernah menerima bantuan SL-PTT tahun anggaran

2012 atau bantuan dari BLBU tahun 2012, jika tidak

memungkinkan sehubungan dengan kawasan maka

kelompoktani tersebut diperbolehkan menjadi peserta

SLPTT 2013

7) Kelompoktani yang sudah mendapat bantuan untuk

pengembangan komoditi lain pada tahun yang sama,

diperkenankan untuk melaksanakan kegiatan SL-PTT

kedelai

8) Satu kelompoktani dapat melaksanakan SL-PTT lebih dari

1 (satu) unit selama arealnya terpenuhi

9) Memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank

Page 40: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 29

Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah) yang

terdekat dan bagi kelompok tani yang belum memiliki,

harus membuka rekening di bank

10) Rekening bank dapat berupa rekening kelompoktani

ataupun rekening gabungan kelompoktani (gapoktan). Jika

menggunakan rekening gapoktan mekanisme pengaturan

antar kelompoktani diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas

Kabupaten/Kota yang bersangkutan

11) Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup

menggunakan dana bantuan SL-PTT sesuai peruntukannya

12) Bersedia menambah biaya pembelian benih unggul

bersertifikat bilamana bantuan benih yang tersedia tidak

mencukupi

c. Paket Bantuan

1) Paket bantuan yang diberikan dialokasikan untuk LL dan

SL

2) Disamping paket saprodi diberikan subsidi benih

3) Benih diberikan kepada pelaksana SL-PTT termasuk areal

LL 1 Ha sebesar 40 kg/ha.

4) Subsidi benih diberikan Pemerintah kepada petani

pelaksana SL-PTT tahun 2013. Dari sasaran 455.000 ha

yang dapat diberikan subsidi benih seluas 375.000 ha

sedangkan untuk pemenuhan kekurangan seluas 80.000

ha dapat dipenuhi dari benih swadaya petani, dengan

syarat benih yang akan digunakan adalah benih varietas

unggul bermutu berproduktivitas tinggi

5) Pengadaan dan penyaluran benih bersubsidi mengacu

kepada Pedoman Subsidi Benih Tahun 2013 dari Direktorat

Page 41: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian30

Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6) Jenis paket yang diberikan disesuaikan berdasarkan kriteria

kawasan (pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan)

Jawa dan di luar Jawa. Dapat dilihat pada lampiran 5

7) Dosis pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi

setempat dan dana yang tersedia

d. Teknis Pelaksanaan

1) Agar kegiatan SL-PTT berkontribusi nyata pada produksi

tahun 2013, maka pertanaman diupayakan dapat

dilaksanakan pada bulan Januari s/d September (MH II,

MK I, MK II), kecuali secara teknis tidak memungkinkan

dilakukan maka dapat dilakukan pertanaman Oktober –

Desember

2) Luas satu unit SL-PTT Kedelai adalah 10 ha yang

didalamnya terdapat satu unit LL seluas minimal 1 ha

3) Luas satu unit SL-PTT diatas (point 1) dapat disesuaikan

dengan kondisi luasan setempat, dengan ketentuan :

• LuasansetiapunitSL-PTTbisabervariasidisesuaikan

dengan kondisi setempat namun total luasan dan unit

SL-PTT tidak boleh kurang dari yang dibiayai

• Total luasan dan unit SL-PTT bisa lebih dari yang

dibiayai, kelebihan luasan ataupun unit SL-PTT

ditanggung anggaran lain ataupun swadana petani

• Luas areal LL bisa lebih dari 1 ha apabila dananya

masih memungkinkan tetapi tidak boleh kurang dari

1 ha

4) Peserta tiap unit SL-PTT idealnya terdiri dari 15 – 25 petani

yang berasal dari 1 kelompoktani yang sama, namun

Page 42: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 31

jumlah peserta disesuaikan dengan luas pemilikan lahan

serta situasi dan kondisi setempat

5) Sebelum pelaksanaan SL-PTT dilakukan pertemuan

persiapan dengan tokoh formal dan informal serta petani

calon peserta untuk menetapkan langkah–langkah yang

menyangkut tujuan, rencana kerja, permasalahan dan hasil

yang diharapkan serta metode pembelajaran SL-PTT yang

dilakukan bersama sebagai suatu kesepakatan

6) Pertemuan kelompoktani untuk kegiatan SL-PTT sebanyak

6 kali pertemuan dan dipandu oleh pemandu lapang

7) Dengan alasan keterbatasan petugas pemandu lapangan

(PPL) maka pertemuan kelompok dapat dilakukan

dengan menggabungkan minimal 5 unit SL-PTT (50 ha)

atau kelipatannya. Selain dipandu oleh pemandu lapang

pelaksanaan SL-PTT dikawal/didampingi oleh TNI

8) Menentukan 1 (satu) hari sebagai “hari lapang petani”

untuk memasyarakatkan dan mendeseminasikan

penerapan teknologi budidaya melalui SL-PTT kepada

kelompoktani dan petani sekitarnya

9) Mewajibkan semua peserta SL-PTT untuk mengadakan

pengamatan bersama–sama dan membahas temuan

Lapangan.

10) Pendampingan SL-PTT oleh penyuluh agar dilakukan

secara berkala/intensif

e. Pencairan dana dan pengadaan

1) Pencairan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) SL-

PTT, dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan–

undangan yang berlaku antara lain Peraturan Kementerian

Page 43: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian32

Keuangan atau Peraturan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan, tentang tata cara

Pencairan Belanja Bantuan Sosial dan peraturan lainnya

2) Mekanisme Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) SL-PTT,

dengan sumber dana APBN melalui Pos Belanja Bantuan

Sosial, adalah sebagai berikut :

- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang

membidangi Tanaman Pangan, menerbitkan Surat

Keputusan tentang penetapan Kelompok tani yang

akan menerima dana bantuan kegiatan SL-PTT,

termasuk di dalamnya dilengkapi data-data nama

kelompok, jumlah anggota, nama ketua kelompok,

luas lahan, alamat kelompok, nomor rekening dan

nama bank atas nama kelompok tani sasaran, jumlah

bantuan yang akan diberikan serta data lainnya yang

diperlukan

- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja

setempat, mengajukan usulan pencairan dana

atas dasar Surat Keputusan Kepala Dinas tentang

penetapan kelompok tani penerima dana SL-PTT,

melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran

Langsung (SPP-LS) kepada Pejabat Penanda Tangan

Surat Perintah Membayar (SPM) dengan dilampiri

dokumen-dokumen sebagai berikut :

· Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota yang membidangi Tanaman Pangan tentang

penetapan Kelompoktani penerima bantuan

· Rencana Usaha Kelompok (RUK)

Page 44: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 33

· Surat Pernyataan Kelompoktani tentang kesediaan

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT

3) Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP-

LS meliputi pemeriksaan rinci dokumen pendukung SPP

sesuai peraturan perundang-undangan; ketersediaan pagu

anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; memeriksa

hak tagih yang terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk

menerima pembayaran bantuan (nama penerima bantuan

SL-PTT, alamat, nomor rekening dan nama bank) dan nilai

bantuan yang harus dibayar

4) Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat Penanda

Tangan SPM menerbitkan SPM-LS secara penuh/tanpa

pemotongan pajak

5) Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS

kepada KPPN setempat dengan melampirkan :

- Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB);

- Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran

bahwa semua dokumen pendukung sebagaimana

dipersyaratkan dalam pedoman pelaksanaan bantuan

dana SL-PTT telah diteliti kebenarannya dan berada

pada Kuasa Pengguna Anggaran

6) KPPN setempat melakukan pengujian atas SPM-LS dan

menerbitkan SP2D serta mentransfer dana ke rekening

kelompok tani sasaran pada bank yang ditunjuk

7) Untuk kelompok tani yang mendapatkan bantuan subsidi

benih, pengajuan bantuan benih bersubsidi di atur dalam

Pedoman Teknis Subsidi Benih 2013

Page 45: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian34

8) Bagi kelompok tani yang tidak mendapatkan benih subsidi,

dapat membeli benih secara swadaya

9) Dana yang telah di terima kelompoktani, dibelanjakan

langsung oleh kelompoktani untuk pengadaan paket

sarana produksi yang telah ditetapkan dalam pedoman

teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani

yang tertuang dalam RUK

10) Proses pengadaan saprodi oleh kelompoktani dilakukan

sesuai peraturan yang berlaku. Apabila ada kelebihan dana

dari dana yang disediakan akibat dari penghematan, maka

sisa dana tersebut dipergunakan untuk membeli keperluan

saprodi lain yang mendukung peningkatan produktivitas

atau perluasan LL

11) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan SL-

PTT, kelompoktani penerima bantuan agar melakukan

pengadministrasian penggunaan anggaran sesuai

peraturan yang berlaku

12) Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik

untuk menjaga mutu

13) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung

jawab penuh terhadap penyaluran dan penggunaan BLM

SL-PTT oleh petani.

f. Mekanisme Pemberian Bantuan Benih Subsidi

1) Kelompoktani membuat RUK dan RDKK

2) Mengajukan pembelian benih bersudsidi kepada Kepala

Dinas Kabupaten/Kota

3) Kepala Dinas Kabupaten/Kota mengajukan permintaan

penyaluran benih subsidi kepada BUMN pelaksana

Page 46: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 35

4) BUMN pelaksana menjual/menyalurkan benih subsidi

kepada kelompoktani sesuai dengan permintaan dari

Kepala Dinas Kabupaten/Kota

5) Untuk lebih jelasnya mengacu pada Pedoman Teknis

Subsidi Benih Tahun 2013

2. Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Kedelai

Pengembangan model PTT kedelai dari sasaran 110.000 ha,

diupayakan sebagian pertanaman untuk penyediaan benih.

a. Penentuan Calon Lokasi

1) Lokasi untuk pengembangan model PTT kedelai adalah

lahan yang sesuai untuk pengembangan kedelai dengan

kriteria :

- Lahan baru yang belum pernah ditanami kedelai atau

lahan yang sudah lama tidak ditanami kedelai serta

dilahan yang dapat ditingkatkan indeks pertanamannya

(IP). Lahan tersebut bisa merupakan lahan sawah/

tadah hujan/lahan kering/ pasang surut/ lebak/ lahan

perhutani dll.

- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan

penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran

dan sengketa.

2) Lokasi pengembangan model PTT kedelai diusahakan

berada pada satu kawasan dalam satu kabupaten minimal

5.000 ha yang berlokasi dalam satu kecamatan, namun

apabila tidak memungkinkan dapat menambah pada

wilayah kecamatan yang berdampingan sehingga mencapai

Page 47: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian36

luasan yang ditentukan, mempunyai potensi untuk

pengembangan kedelai dan anggota kelompoktaninya

responsif terhadap penerapan teknologi.

b. Penetapan Calon Petani/Kelompoktani

1) Kelompoktani yang sudah terbentuk, masih aktif,

mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu ketua,

sekretaris dan bendahara;

2) Petani/kelompoktani yang responsif terhadap teknologi

dan bersedia berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan

kegiatan pengembangan model PTT kedelai;

3) Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan

mengaplikasikan teknologi budidaya spesifik lokasi;

4) Kelompoktani peserta pengembangan model PTT kedelai

diutamakan yang belum pernah menerima bantuan.

5) Memiliki rekening yang masih berlaku / masih aktif di

Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah) yang

terdekat dan bagi kelompok tani yang belum memiliki,

harus membuka rekening di bank.

6) Rekening bank dapat berupa rekening kelompoktani

ataupun rekening gabungan kelompoktani (gapoktan). Jika

menggunakan rekening gapoktan mekanisme pengaturan

antar kelompoktani diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas

Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

7) Kelompoktani pengembangan model PTT kedelai

ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan/yang membidangi tanaman pangan

Kabupaten/Kota

Page 48: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 37

8) Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup

menggunakan dana bantuan Pengembangan Model PTT

Kedelai sesuai peruntukannya.

9) Bersedia menyelesaikan administrasi yang terkait dengan

bantuan benih, pupuk NPK, Organik, pupuk hayati, dan

pestisida

10) Peserta tiap unit Pengembangan Model PTT Kedelai

idealnya terdiri dari 15-25 petani yang berasal dari

kelompoktani yang sama, namun jumlah peserta dapat

disesuaikan dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan

kondisi setempat

c. Paket bantuan

Paket yang diberikan berupa benih kedelai, pupuk NPK, Kapur

Pertanian, Pupuk hayati, pupuk organik dan pestisida per ha

yang dibedakan berdasarkan lokasi (pulau Jawa dan luar pulau

Jawa) sebagai berikut :

a) Pengembangan model PTT kedelai di Pulau Jawa

- Bantuan benih kedelai sebesar 40 kg/ha,

- Bantuan pupuk NPK 150 kg/ha, pupuk hayati 1 paket,

pupuk organik 500 kg, dan pestisida 2 liter

- Bantuan transport untuk pendampingan petugas dan

aparat

b) Pengembangan model PTT kedelai di luar pulau Jawa

- Bantuan benih kedelai sebesar 40 kg/ha,

- Bantuan pupuk NPK 150 kg/ha, pupuk hayati 1 paket,

pupuk organik 500 kg, kapur pertanian 500 kg dan

pestisida 2 liter

Page 49: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian38

- Bantuan transport untuk pendamping petugas dan

aparat

Paket bantuan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik

lokasi (apabila salah satu komponen di atas berlebih dapat

digunakan untuk komponen yang lain yang lebih dibutuhkan).

Dan apabila dana saprodi tidak tercukupi dapat dipenuhi

melalui APBD atau sumber-sumber lainnya.

d. Teknis pelaksanaan

1) Pelaksanaan pertanaman pengembangan model PTT kedelai,

diarahkan sebagian untuk pengembangan produksi benih

dalam rangka memenuhi kebutuhan benih areal tanam lainnya,

dan sebagian lagi diarahkan untuk penyediaan konsumsi.

2) Dalam pengembangan model untuk produksi benih agar

dilaksanakan sesuai prosedur produksi benih dan berkoordinasi

dengan BPSB–TPH di masing-masing lokasi.

3) Pengembangan model PTT kedelai untuk penyediaan

benih diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan Januari

s.d. Maret 2013, agar benih yang dihasilkan dapat

digunakan untuk pertanaman selanjutnya.

4) Pengembangan model untuk konsumsi diupayakan harus

sudah dilaksanakan pada Januari – September untuk

kontribusi produksi 2013

5) Pendampingan kegiatan pengembangan budidaya kedelai

oleh petugas (PP,POPT dan PBT) dan aparat

6) Pengorganisasian dan operasional agar dibentuk tim pembina

tingkat Pusat, tim pembina dan tim teknis tingkat Provinsi, tim

pelaksana dan tim teknis tingkat Kabupaten/Kota.

Page 50: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 39

7) Tim tersebut ditetapkan dengan surat keputusan/surat

penugasan.

e. Pencairan dana dan pengadaan

1) Pencairan dana bantuan langsung masyarakat (BLM)

pengembangan model PTT kedelai dilakukan sesuai

dengan peraturan perundangan–undangan yang berlaku

antara lain Peraturan Menteri Keuangan atau Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan,

tentang tata cara Pencairan Belanja Bantuan Sosial dan

peraturan lainnya.

2) Mekanisme bantuan langsung masyarakat (BLM)

Pengembangan model PTT kedelai, dengan sumber dana

APBN melalui pos belanja bantuan sosial, adalah sebagai

berikut :

- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang

membidangi tanaman pangan, menerbitkan Surat

Keputusan tentang penetapan kelompok tani yang

akan menerima dana bantuan kegiatan pengembangan

model PTT kedelai, dengan dilengkapi data-data nama

kelompok, jumlah anggota, nama ketua kelompok,

luas lahan, alamat kelompok, nomor rekening dan

nama Bank atas nama kelompok tani, sasaran, jumlah

bantuan yang akan diberikan, serta data lainnya yang

diperlukan.

- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) satuan kerja

setempat, mengajukan usulan pencairan dana atas

dasar Surat Keputusan Kepala Dinas tentang penetapan

kelompok tani penerima dana pengembangan model

Page 51: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian40

PTT kedelai, melalui penerbitan Surat Permintaan

Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada Pejabat

Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)

dengan dilampiri dokumen-dokumen sebagai berikut :

· Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota yang membidangi tanaman pangan tentang

penetapan kelompoktani penerima bantuan

· Rencana Usaha Kelompok (RUK)

· Surat pernyataan kelompoktani tentang

kesediaan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

pengembangan model PTT kedelai

3) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)

melakukan pengujian SPP-LS meliputi pemeriksaan rinci

dokumen pendukung SPP sesuai peraturan perundang-

undangan; ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk

memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui

batas pagu anggaran; memeriksa hak tagih yang terkait

meliputi pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran

bantuan (nama penerima bantuan pengembangan model

PTT kedelai, alamat, nomor rekening dan nama bank) dan

nilai bantuan yang harus dibayar.

4) Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat Penanda Tangan

Surat Perintah Membayar (SPM) menerbitkan SPM-LS

secara penuh/tanpa pemotongan pajak.

5) Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)

mengajukan SPM-LS kepada KPPN setempat dengan

melampirkan :

- Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB);

- Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran

Page 52: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 41

bahwa semua dokumen pendukung sebagaimana

dipersyaratkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Bantuan

dana Pengembangan Model PTT Kedelai telah diteliti

kebenarannya dan berada pada Kuasa Pengguna

Anggaran.

6) KPPN setempat melakukan pengujian atas SPM-LS dan

menerbitkan SP2D serta menstransfer dana ke rekening

kelompok tani sasaran pada bank yang ditunjuk.

7) Dana yang telah diterima kelompoktani, dibelanjakan

langsung oleh kelompoktani untuk pengadaan paket

sarana produksi yang telah ditetapkan dalam pedoman

teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan kelompoktani

yang tertuang dalam RUK

8) Proses pengadaan saprodi oleh kelompoktani dilakukan

sesuai peraturan yang berlaku. Apabila ada kelebihan dana

dari dana yang disediakan akibat dari penghematan, maka

sisa dana tersebut dipergunakan untuk membeli keperluan

saprodi lain yang mendukung peningkatan produktivitas

9) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan

pengembangan model PTT kedelai, Kelompoktani

penerima bantuan agar melakukan pengadministrasian

dokumen pengadaan dan daftar barang yang dibeli dan

digunakan.

10) Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik

untuk menjaga mutu.

11) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung

jawab penuh terhadap penyaluran dan penggunaan BLM

pengembangan budidaya kedelai oleh petani.

Page 53: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian42

3. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

a. Penentuan Calon Lokasi

1) Kriteria lokasi untuk perluasan areal tanam baru kedelai

sebagai berikut:

- Lahan baru yang belum pernah ditanami kedelai atau

lahan yang sudah lama tidak ditanami kedelai serta

dilahan yang dapat ditingkatkan indeks pertanamannya

(IP). Lahan tersebut bisa merupakan lahan sawah/

tadah hujan/ lahan kering/ pasang surut/ lebak/ lahan

perhutani dll.

- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan

penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran

dan sengketa.

2) Lokasi perluasan areal tanam baru kedelai diusahakan

berada pada satu kawasan dalam satu kabupaten minimal

250 ha yang berlokasi dalam satu kecamatan, namun

apabila tidak memungkinkan dapat menambah pada

wilayah kecamatan yang berdampingan sehingga mencapai

luasan yang ditentukan, mempunyai potensi untuk

pengembangan kedelai dan anggota kelompoktaninya

responsif terhadap penerapan teknologi.

b. Ketentuan Calon Petani/Kelompoktani

1) Kelompoktani, masih aktif dan mempunyai kepengurusan

yang lengkap yaitu ketua, sekretaris dan bendahara dan

bersedia berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan

perluasan areal tanam baru kedelai

Page 54: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 43

2) Petani yang mau menerapkan teknologi budidaya kedelai

secara optimal dengan memanfaatkan bantuan sarana

produksi atau petani yang adoptif melakukan penanaman

kedelai

3) Kelompoktani penerima bantuan perluasan areal tanam

baru kedelai ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi

tanaman pangan

4) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

5) Bersedia melakukan budidaya kedelai secara optimal

dengan memanfaatkan bantuan benih, pembenah tanah

organik, pupuk NPK, Rhizobium, dan pestisida organik/

nabati yang diberikan

6) Bersedia menyelesaikan administrasi yang terkait dengan

bantuan bantuan benih, pembenah tanah organik, pupuk

NPK, Rhizobium, dan pestisida organik/nabati yang

diberikan

c. Paket bantuan

1) Kelompoktani yang telah ditetapkan diberikan bantuan

teknologi budidaya berupa paket lengkap saprodi

2) Komponen bantuan paket teknologi dibedakan berdasarkan

lokasi pulau Jawa, lahan pasang surut luar Jawa dan lahan

non pasang surut luar Jawa

3) Penyediaan bantuan paket teknologi budidaya, disediakan

dari Satker Pusat melalui transfer barang

Page 55: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian44

d. Pengadaan dan Pendistribusian Bantuan Paket Teknologi

1) Kepala Dinas Kabupaten/Kota menetapkan CPCL

penerima bantuan paket disampaikan ke Dinas Provinsi.

Dinas Provinsi memverifikasi CPCL dan selanjutnya

disampaikan ke Pusat

2) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan cq Direktur

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, melaksanakan proses

pengadaan dan kontrak kerja bantuan paket teknologi

budidaya dengan penyedia barang pemenang lelang

3) Penyedia barang bantuan paket teknologi budidaya

mendistribusikan bantuan sesuai lokasi atau CPCL yang

sudah ditetapkan.

4) Sebelum barang didistribusikan ke kelompoktani

dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Pusat

maupun Pemeriksa Barang di Kabupaten/Kota dan di

buat Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB). Contoh

BAPB terlampir.

5) Kelompoktani penerima bantuan menandatangani

Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB), sesuai

barang yang diterima dan ditanda tangani oleh ketua/

sekretaris/ bendahara kelompoktani dan penyedia barang

serta diketahui oleh petugas lapangan. Contoh BASTB

terlampir.

6) Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) dan Berita

Acara Serah Terima Barang (BASTB), diserahkan ke

Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan melalui

penyedia barang.

Page 56: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 45

7) Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi

penyaluran dan penerimaan paket bantuan dan

disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi sebagai bahan

monitoring dan pelaporan.

8) Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, agar melakukan

verifikasi dan menyimpan arsip Berita Acara Pemeriksaan

Barang (BAPB) dan Berita Acara Serah Terima Barang

(BASTB) sebelum disampaikan ke Pusat melalui penyedia

barang.

9) Satker Pusat Ditjen Tanaman Pangan cq Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, melakukan verifikasi

atas dokumen Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB)

dan Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB) oleh

Tim Pemeriksa Dokumen Pengadaan sebagai bahan

pembayaran.

10) Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/

Kota, melakukan pengawalan dan pengawasan atas

penyaluran bantuan paket teknologi budidaya oleh

penyedia barang dan pelaksanaan kegiatan perluasan

areal tanam baru (PATB) kedelai.

11) Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat laporan

pelaksanaan kegiatan perluasan areal tanam baru (PATB),

disampaikan ke Dinas Provinsi dan Pusat cq Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dengan alamat Jl.

Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu, Jakarta Selatan

12520, email [email protected] , Faximile (021)

7805179.

Page 57: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian46

e. Teknis pelaksanaan

1) Menyiapkan CPCL, RDKK dan RUK yang ditetapkan

melalui Surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota disampaikan

ke Provinsi dan ke Pusat.

2) Pertanaman diupayakan harus sudah dilaksanakan pada

bulan Januari - September untuk kontribusi produksi 2013

3) Melakukan sosialisasi pelaksanaan perluasan areal tanam

baru (PATB) kedelai

4) Peserta tiap unit perluasan areal tanam baru kedelai

idealnya terdiri dari 15-25 petani yang berasal dari

kelompoktani yang sama, namun jumlah peserta dapat

disesuaikan dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan

kondisi setempat

5) Kelompok tani wajib mengikuti setiap tahap pertanaman

dan mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi

yang sesuai spesifik lokasi mulai dari pengolahan tanah,

budidaya, penanganan panen dan pasca panen.

6) Rincian langkah-langkah pelaksanaan kegiatan perluasan

areal tanam baru (PATB) kedelai dan kegiatan pendukung

kegiatan perluasan areal tanam baru (PATB) lainnya yang

dalam proses revisi akan dijabarkan dalam buku petunjuk

teknis

7) Pendampingan kegiatan perluasan areal tanam baru

kedelai oleh petugas lapang (PP, POPT dan PBT).

8) Monev pelaksanaan kegiatan perluasan areal tanam baru

(PATB) kedelai oleh petugas lapangan

9) Membuat laporan hasil kegiatan selama pelaksanaan

perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai.

Page 58: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 47

B. Tata Hubungan Kerja Operasional

1. Dibentuk tim pembina tingkat Pusat, tim pembina dan tim teknis

tingkat Provinsi, tim pelaksana dan tim teknis tingkat Kabupaten/

Kota, agar pelaksanaan SL-PTT, pengembangan model PTT kedelai

dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai terkoordinasi dan

terpadu mulai dari kelompoktani, Kabupaten, Provinsi sampai ke

tingkat pusat.

2. Tim pembina tingkat Pusat, ditetapkan dengan Surat Keputusan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Tim pembina tingkat Provinsi

dan tim teknis tingkat Provinsi ditetapkan dengan Surat Keputusan

Gubernur/Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang bersangkutan.

Sedangkan tim pelaksana tingkat Kabupaten/Kota dan tim teknis

tingkat kabupaten/kota ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/

Walikota/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

3. Tim pembina dan tim teknis tingkat Provinsi serta tim pelaksana

dan tim teknis tingkat Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan

koordinasi pelaksanaan SL-PTT, pengembangan model PTT

kedelai dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai di Pos

Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,

Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.

4. Bimbingan, pembinaan dan pendampingan yang dilaksanakan

meliputi:

a) Pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan pendampingan

dilakukan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan

panen dan berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/

Kota dan Kecamatan serta Desa.

b) Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan

pelaksanaan SL-PTT kedelai, pengembangan model PTT kedelai

dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai di Provinsi dan

Page 59: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian48

Kabupaten sebanyak dua kali dalam setahun atau disesuaikan

dengan ketersediaan dana yang ada.

c) Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan

pengawalan pelaksanaan SL-PTT kedelai, pengembangan model

PTT kedelai dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai

di Kabupaten/Kota per dua bulan atau disesuaikan dengan

ketersediaan dana yang ada.

d) Sedangkan Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan

pembinaan pelaksanaan SL-PTT kedelai, pengembangan model

PTT kedelai dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai

di tingkat lapangan/kelompoktani pelaksana SL-PTT kedelai,

pengembangan model PTT kedelai dan perluasan areal tanam

baru (PATB) kedelai setiap bulan atau disesuaikan dengan

ketersediaan dana yang ada.

e) Melakukan pendampingan kelompoktani pelaksana SL-PTT

kedelai, pengembangan model PTT kedelai dan perluasan areal

tanam baru (PATB) kedelai dalam menerapkan paket teknologi

spesifik lokasi dan membantu kelancaran distribusi bantuan SL-

PTT kedelai, pengembangan model PTT kedelai dan perluasan

areal tanam baru (PATB) kedelai dll

f) Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan,

BB Padi, Balitsereal, Balitkabi, dan Lolit Tungro bersama

peneliti BPTP. Pengawalan dan pendampingan dilakukan

di 60 % lokasi SL-PTT kedelai, pengembangan model PTT

kedelai dan perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai tahun

2013 di wilayah yang sudah ditetapkan untuk peneliti lingkup

Puslitbangtan di setiap Provinsi dan peneliti BPTP di setiap

Kabupaten/Kota

Page 60: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 49

g) Tugas pengawalan / pendampingan SL-PTT, pengembangan

model PTT kedelai dan perluasan areal tanam baru (PATB)

kedelai oleh peneliti Puslitbangtan adalah a) menyediakan

benih kedelai untuk uji adaptasi dan demplot PTT di

laboratorium lapang, b) melakukan supervisi penerapan

teknologi melalui kunjungan lapang 3 kali/tahun, c)

memberikan saran pemecahan masalah pengamanan

produksi dan d) menyampaikan laporan hasil pengawalan

dan pendampingan kepada Puslitbangtan

h) Sedangkan tugas pengawalan SL-PTT, Pengembangan

Model PTT Kedelai dan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)

kedelai oleh peneliti BPTP adalah a) melaksanakan demo-

plot PTT dan superimpose uji adaptasi kedelai, b) memonitor

perkembangan OPT bersama dengan instansi terkait daerah,

c) melakukan supervisi penerapan teknologi, d) memberikan

saran pemecahan masalah pengamanan produksi, e)

menyampaikan laporan hasil pengawalan dan pendampingan

kepada Kepala BBP2TP

i) Bentuk pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh

jajaran peneliti adalah a) Dem farm 3 – 5 Ha (di luar lokasi

SL-PTT), b) Introduksi/Uji Adaptasi VUB, c) Temu lapang, d)

Materi teknologi (cetak dan elektronik) dan e) Pelatihan

C. Jadwal dan Mekanisme Pengadaan Barang Jasa

1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

a. SL-PTT Kedelai

Pelaksanaan SL-PTT kedelai mulai dari penyusunan Pedoman

Teknis sampai dengan laporan akhir pelaksanaan kegiatan,

pemantauan dan pengendalian yang dilaksanakan sejak bulan

Page 61: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian50

Oktober 2012 sampai dengan Desember 2013 dapat dilihat

pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Kedelai

Tahun 2013

b. Pengembangan Model PTT Kedelai

Pelaksanaan pengembangan model PTT kedelai mulai dari

penyusunan pedoman teknis sampai dengan laporan akhir

pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan pengendalian yang

dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai dengan

Desember 2013 dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

No Uraian

2012 2013

Okt-Des

Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

1 Pedoman Teknis SL-PTT

2 Penetapan CPCL

3 Penyusunan RUK

4Melakukan sosialisasi dan koordinasi

5Menyusun Juklak dan Juknis

6Transfer dana ke kelompok

7Melakukan pengawasan pengadaan

8 Pelaksanaan pertanaman

9Pembinaan/bimbingan kpd Kelompoktani

10Pertemuan Kelompoktani (6 kali)

11 Monitoring dan evaluasi

12

Menyusun laporan pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian

Page 62: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 51

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Model

PTT Kedelai Tahun 2013

c. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

Pelaksanaan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) kedelai

mulai dari penyusunan RKAKL sampai dengan laporan akhir

pelaksanaan kegiatan, yang dilaksanakan sejak bulan Desember

2012 sampai dengan Desember 2013 dapat dilihat pada tabel

7 dibawah ini.

No Uraian

2012 2013

Okt-Des

Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

1Pedoman Teknis Pengembangan Model PTT Kedelai

2 Penetapan CPCL

3 Penyusunan RUK

4Melakukan sosialisasi dan koordinasi

5Menyusun Juklak dan Juknis

6Transfer dana ke kelompoktani

7Melakukan pengawasan pengadaan

8 Pelaksanaan pertanaman

9Pembinaan/bimbingan kpd kelompoktani

10 Monitoring dan evaluasi

11

Menyusun laporan pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian

Page 63: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian52

Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Perluasan Areal Tanam

Baru (PATB) Kedelai Tahun 2013

2. Mekanisme Pengadaan Barang

a. SL-PTT Kedelai

1) Bantuan paket SL-PTT berupa BLM di transfer ke

kelompoktani

2) Kelompoktani melakukan pengadaan barang sesuai paket

yang disediakan

3) Selain bantuan paket, disediakan subsidi benih untuk

pelaksanaan SL-PTT

No Kegiatan Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 RKAKL

2Pedum dan Juknis, DIPA

3Penyusunan KAK/TOR

4Adminitrasi Pengadaan

5Proses Pengadaan Bantuan

6Penyaluran Bantuan

7Pelaksanaan pertanaman

8 Pendampingan

9 Monev

10 Pelaporan

Page 64: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 53

4) Mekanisme pengadaan sebagai berikut :

b. Pengembangan Model PTT Kedelai

1) Bantuan paket pengembangan model PTT kedelai berupa

BLM di transfer ke kelompoktani

2) Kelompoktani melakukan pengadaan barang sesuai

paket yang disediakan

3) Mekanisme pengadaan sebagai berikut :

Page 65: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian54

c. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai

1) Bantuan paket teknologi budidaya kedelai berupa sarana

produksi lengkap

2) Proses pengadaan dilakukan oleh Satker Pusat cq Pejabat

Pembuat Komitmen Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan

Umbi

3) Mekanisme pengadaan sebagai berikut :

Dinas Provinsi

Page 66: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 55

V. PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian

1. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama

pihak ketiga pengadaan dan penyaluran saprodi (benih, pupuk dll)

2. Dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan

panen

3. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan program dan

kegiatan pencapaian produksi kedelai tahun 2013

B. Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama

pihak ketiga pengadaan dan penyaluran saprodi (benih, pupuk dll).

2. Dilaksanakan secara periodik mulai dari awal kegiatan sampai akhir

kegiatan

3. Evaluasi meliputi a) komponen kegiatan dalam mendukung

pencapaian produksi kedelai tahun 2013, b) tingkat pencapaian

sasaran areal dan produksi, c) kenaikan tingkat produktivitas dan

produksi, d) permasalahan yang ada di tingkat lapang, e) kegiatan

pendukung lainnya.

C. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/

Kota, dan Kecamatan secara periodik setiap bulan. Pelaporan meliputi

laporan pelaksanaan program, pelaksanaan kegiatan, penyampaian

Page 67: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian56

data dan informasi. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari

pemandu lapangan ke Kabupaten/Kota dan Provinsi ke pusat.

D. Pelaksanaan Program

1. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

a. Pusat, Provinsi dan Kab/Kota merencanakan dan membuat

laporan blanko sasaran tanam, panen, produktivitas dan

produksi kedelai tahun 2013

b. Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi

kedelai tahun 2013 Kab/Kota di laporkan ke Provinsi

c. Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen, produktivitas

dan produksi kedelai tahun 2013 ke Pusat

2. Realisasi sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

a. Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi tanam,

panen, produktivitas dan produksi kedelai bulanan tahun 2013

ke Provinsi

b. Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen,

produktivitas dan produksi kedelai bulanan tahun 2013 ke

Pusat

c. Penyampaian laporan realisasi tanam, panen, produktivitas dan

produksi kedelai tahun 2013 Kab/Kota di laporkan ke Provinsi

dan Pusat setiap bulan sampai akhir tahun

3. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan

a. Dinas Kab/Kota memberikan laporan kendala dan permasalahan

kegiatan pengelolaan produksi kedelai di lapangan antara lain

meliputi bagaimana ketersediaan benih, tanaman yang terkena

OPT, banjir maupun kekeringan

Page 68: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 57

b. Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas Provinsi dan

akan di laporkan ke Pusat

c. Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan

disampaikan ke Pusat setiap bulan

d. Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan dan

tahunan

e. Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi oleh

Pusat dan Daerah

Page 69: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian58

VI. PENUTUP

Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai tahun 2013 ini

merupakan acuan bagi Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, pihak ke tiga

pengadaan dan penyaluran benih serta pemangku kepentingan lainnya dalam

pelaksanaan SL-PTT, Pengembangan Model PTT Kedelai, Perluasan Areal

Tanam Baru (PATB) Kedelai dan kegiatan pendukung lainnya tahun anggaran

2013 di lapangan. Dengan demikian maka diharapkan tujuan dan sasaran

peningkatan produksi kedelai dapat dicapai secara optimal.

Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai ini, hendaknya dapat

ditindaklanjuti menjadi Petunjuk Teknis oleh Dinas Pertanian Provinsi dan

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Apabila terdapat kekeliruan atau perubahan kebijakan dalam peraturan yang

lebih tinggi, pedoman teknis ini akan disesuaikan.

Page 70: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 59

BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI

A. Kesesuaian Agroklimat

Di Indonesia kedelai ditanam pada lahan sawah (setelah panen padi)

dan pada lahan kering (terutama pada lahan kering yang tidak masam).

Di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera ada juga kedelai ditanam pada

lahan pasang surut/lebak yaitu pada musim kemarau. Sampai saat ini

penyebaran kedelai di Indonesia masih terluas di pulau Jawa. Di Jawa

kedelai ditanam sebagian besar dilahan sawah.

Lahan yang sesuai untuk tanaman kedelai adalah tidak lahan masam/

pH diatas 5,0/, tekstur lempung dan kandungan bahan organik tinggi

sampai sedang. Kandungan hara tanah (N, P2O5, K2O, Ca, Mg) yang

cocok atau sesuai adalah tinggi sampai sedang. Curah hujan 1.000 –

2.500 mm/tahun dan temperatur 20 – 35 C untuk lebih jelasnya adapun

kriteria kesesuaian lahan agroklimat untuk tanaman kedelai seperti pada

tabel 8 berikut.

Page 71: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian60

Tabel 8. Kriteria kesesuaian Agroklimat untuk Tanaman Kedelai

Sumber: Badan Litbang Kementan RI

B. Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai

1. Iklim

Tanaman kedelai merupakan tanaman daerah subtropis yang

dapat beradaptasi baik didaerah tropis. Dapat tumbuh baik, antara

garis lintang 0°-52°, dengan curah hujan diatas 500 mm/tahun.

Suhu optimal 25°-30°C dengan penyinaran penuh minimal 10 jam

No. Faktor Agroklimat Sangat sesuai Sesuai Agak sesuai Kurang sesuai

1 Suhu rata-rata (°C) 25-28 29-3520-25

36-3818-19

>38<18

2 Curah hujan (mm/h) 1.500-2.500 1.000-1.500 2.500-3.500700-1.000

>3.500

3 Curah hujan selama musim tanam kedelai (mm/3bulan)Ketersediaan irigasi pada musim kemarau

300-400

5-6 x pengairan

250-300

4 x pengairan

200-250

2-3 x pengairan

<200

1 x pengairan

4 Tekstur tanah - Lempung- Lempung

berliat- Lempung

berdebu- Lempung liat

berdebu

- Lempung berpasir

- Liat berpasir

- Pasir berlempung

- Liat berdebu

- Pasir- Kerikil- Liat padat

5 Drainase tanah Baik, sedang Agak lambat - Lambat- Sangat cepat

- Sangat cepat- Sangat

lambat

6 Kedalaman lapisan olah (cm)

>50 30-45 15-25 <15

7 Bahan organik tanah Tinggi-sedang sedang Agak rendah Rendah

8 Kemasaman tanah (pH) 5,8-6,9 5,0-5,8 4,5-5,0 <4,5>7,0

9 - N tanah- P2O5 tersedia- K2O tersedia- Ca, Mg- Kejenuhan AI (%)

Tinggi-sedangTinggiTinggiTinggi<10

SedangSedangSedangSedang10-15

Agak rendahAgak rendahAgak rendahAgak rendah15-20

RendahRendahRendahRendah>20

10 Topografi Datar <15% 16-50% >50%

11 Naungan Tanpa <15% 16-30% >30%

12 Evelasi (m,dpl) 100-800 1-100800-1.000

1.000-1.200 >1.200

Page 72: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 61

perhari,kelembaban rata-rata 65%. Penanaman pada ketinggian

lebih dari 750m dpl, pertumbuhan mulai terhambat dan umur

tambah panjang namun masih berproduksi baik pada ketinggian 110

mdpl.

Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, sebaiknya kedelai

ditanam pada bulan-bulan yang agak kering, tetapi air tanah masih

cukup tersedia. Air diperlukan sejak pertumbuhan awal sampai pada

periode pengisian polong.

Pada tanah yang terlalu becek, apalagi sering tergenang air tidak

baik untuk pertumbuhan kedelai. Terlalu banyak hujan pada saat

menjelang panen pun kurang menguntungkan, karena akan

mengakibatkan turunnya kwalitas hasil. Waktu tanam yang tepat

sangat berbeda untuk satu daerah dengan daerah lainnya. Tetapi

pada umumnya pada tanah tegalan yang drainasenya baik, musim

tanam yang sesuai adalah awal musim penghujan.

Dianjurkan menanam secara serempak untuk daerah-daerah yang

berdekatan, dengan maksud untuk membatasi penyebaran hama.

Pada penanaman yang tidak serempak tanaman yang lebih dahulu

dipanen akan merupakan sumber penularan hama. Agar tidak terjadi

akumulasi hama disuatu daerah, sebaiknya penanaman kedelai

dirotasikan dengan tanaman lain.

2. Tanah

Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asalkan drainase

dan aerasi tanah cukup baik. Kecuali untuk tanah PMK (podzolik

merah kuning) dan tanah-tanah yang banyak mengandung pasir

Page 73: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian62

kwarsa pertumbuhannya kurang baik, kecuali bila diberikan pupuk

organik, dan kapur pertanian untuk tanah PMK dalam jumlah cukup,

pH tanah yang cocok untuk kedelai adalah sekitar 5,8-7,0 tetapi pada

pH 4,5 pun kedelai masih dapat menghasilkan. Pemberian kapur

1-2,5 ton/ha pada tanah dengan pH dibawah 5,5 pada umumnya

dapat menaikkan hasil. Untuk memperbesar peluang keberhasilan, di

daerah-daerah yang belum pernah ditanam kedelai perlu diinokulasi

dengan bakteri Rhizobium. Sekarang ini telah direkomendasikan

Badan Litbang Deptan adalah inokulasi Rhizoplus.

Dan telah ada pula produk-produk hayati baru yaitu: Bio P 2000 Z

yang berdasarkan hasil-hasil demonstrasi di beberapa lokasi dapat

meningkatkan produksi secara nyata.

Pada lahan sawah, kedelai ditanam setelah panen padi (pola tanam

padi-padi-kedelai atau padi-kedelai-palawija lain/sayuran). Pada lahan

kering ditanam setelah panen padi gogo atau jagung atau tanaman

lainnya (pola tanam: padi/jagung-kedelai-palawija lain/sayuran/berra

atau padi-palawija lain-kedelai dan sebagainya). Budidaya kedelai

meliputi penggunaan benih bermutu tinggi, pengolahan/penyiapan

lahan, bertanam, pemupukan dasar (saat tanam, dan pemupukan

susulan menjelang berbunga), penyiangan dua kali (sesuai keperluan),

pembumbunan (saat penyiangan pertama), penyemprotan pestisida

(sesuai keperluan), panen, penjemuran dan perontokan.

3. Teknologi Pra dan Pasca Panen

Teknologi pra dan pasca panen telah tersedia baik di wilayah sentra

produksi maupun di wilayah pengembangan produksi kedelai. Hal

ini karena teknik penanganan pra dan pasca panen kedelai telah

disebarkan ke seluruh pelosok Indonesia melalui Instansi/Lembaga

Page 74: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 63

Pertanian dan pada tingkat lapang oleh Penyuluh Pertanian. Adapun

teknologi pra dan pasca panen sebagai berikut:

a. Benih

Varietas yang ditanam dapat dipilih varietas yang unggul di

lokasi tersebut. Kebutuhan benih sekitar 40 - 50 kg/ha biji kecil

(± 600.000 butir) dan 80 kg/ha untuk biji besar (± 600.000

butir). Varietas berumur genjah (70-80 hari) sangat cocok untuk

meningkatkan indeks pertanaman menjadi IP-300. Varietas

sedang (81-90 hari) dan varietas (di atas 90 hari). Sistem

pengadaan benih dapat pula dengan pola JABALSIM (jalinan

benih antara lapang dan antar musim).

b. Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan sawah tanah tidak perlu diolah, cukup

dibersihkan dan dibuat saluran drainase atau selokan dengan

jarak 3 meter khususnya untuk menghindari genangan air. Pada

lahan tegal tanah diolah hingga gembur (olah tanah sempurna),

dibuat bedengan 2-3 meter atau teras dengan batas pematang.

c. Tanam

Pada lahan sawah, penanaman optimal 7 hari setelah panen

padi sawah. Perlakuan benih dengan seed treatment antara lain

dengan 10 gram Marshal/kg benih, untuk mencegah hama lalat

kacang, benih ditugal, jarak tanam 40x10 cm atau 20x20 cm,

jumlah benih 2-3 biji/lubang. Jumlah lubang 250.000/ha, populasi

optimal 450.000 tanaman/ha. Inokulasi dengan PMMG Rhizoplus

dosis 150 gr/ha atau dengan Bio P 2000 Z. Penutupan mulsa

jerami 5 ton/ha untuk mencegah lalat bibit dan sebagai pupuk.

Page 75: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian64

d. Pemupukan

Tanah sawah yang subur cukup diberikan 50 kg urea/ha saat

tanam sebagai pemicu awal pertumbuhan. Tanah grumosol

perlu dipupuk 50 kg urea + 75 kg TSP + 75 kg KCL/ha. Tanah

hidromorf seperti pantai utara Jawa Barat perlu dipupuk

100 kg urea + 75-100 kg TSP + 100 kg KCL/ha. Akan tetapi

dengan adanya teknologi hemat biaya PMMG (pupuk mikroba

multiguna) Rhizoplus hasil penelitian Tim Penelitian Balitbio,

maka pemberian PMMG Rhizoplus dengan dosis 150 gr/ha

dapat menghemat penggunaan pupuk N maupun fosfat yaitu:

tanpa pemupukan N dan penghematan 50% pupuk fosfat,

sedangkan KCL diberikan sesuai anjuran daerah setempat.

Untuk lahan kering perlu diberi pupuk kandang 3-5 ton/ha dan

pada lahan kering bereaksi masam perlu diberi kapur pertanian

0,5-2,5 ton/ha agar memperoleh hasil maksimal.

Saat ini sudah berkembang penggunaan pupuk hayati/

Rhizobium (dosis 200 gr/ha) dengan menggunakan bermacam-

macam merk dagang dari produsen BUMN/ swasta.

e. Anjuran pupuk lainnya

Pupuk fused Magnesium Phosfat (FMP) untuk kedelai dianjurkan

dosis 100 kg/ha, waktu aplikasi adalah pada saat pemupukan

dasar. Pupuk phosfat alam dianjurkan di lahan sawah bukaan

baru dengan dosis anjuran 500 kg/ha, diberikan dengan cara

larikan pada saat pemupukan dasar.

f. Penyiangan

Penyiangan harus dilakukan seawal mungkin, agar gulma tidak

menyaingi pertumbuhan kedelai. Pertama ± 3 minggu setelah

tanam, dan kedua ± 6 minggu setelah tanam, pada daerah yang

Page 76: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 65

sukar tenaga kerja dapat digunakan herbisida pra tumbuh.

g. Pengairan

Perlu diusahakan kelembaban tanah setara dengan kapasitas

lapang, terutama pada awal pertumbuhan vegetatif, saat

pertumbuhan polong dan saat pengisian biji. Kekeringan pada

saat-saat tersebut dapat mengakibatkan merosotnya produksi.

Tanaman perlu diairi (di leb) 1 kali dalam 2 minggu mulai saat

pertumbuhan hingga pembungaan dan pembentukan polong.

Jika tidak dapat dengan cara leb maka dilahan kering dilakukan

penyiraman jika diperlukan.

h. Pengendalian hama dan penyakit

Aplikasi insektisida yang efektif disesuaikan dengan keperluan,

yaitu menurut intensitas serangan atau populasi hama

berdasarkan hasil pengamatan atau apabila telah mencapai

ambang ekonomi, baru dilakukan penyemprotan dengan

insektisida. Nilai ambang ekonomi beberapa hama adalah,

lalat kacang: 2% serangan atau terdapat 1 lalat dewasa per

5 meter baris tanaman, perusak daun: 12,5% kerusakan oleh

berbagai ulat atau ditemukan 2-5 ekor ulat muda per tanaman,

khususnya pada periode menjelang berbunga sampai pengisian

polong, perusak polong: 2% serangan, dengan cara mengamati

kerusakan polong tanaman (10-20 rumpun). Apabila tenaga

pengamat hama belum memadai, pengamatan hama dapat

dilakukan pada periode kritis (7, 20, 45 dan 60 hari). Pengendalian

penyakit dilakukan bila tanaman pada umur sekitar 30 hari

terdapat gejala karat daun dan perlu disemprotkan dengan

fungisida. Penyakit karat yang mulai menyerang pada umur 70

Page 77: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian66

hari atau lebih tidak perlu dikendalikan, karena tidak berpengaruh

pada hasil.

i. Penggunaan Alsintan

Penggunaan alsintan akan mempercepat pekerjaan pra dan

pasca panen. Traktor digunakan untuk mempercepat pengolahan

tanah. Pompa air aksial dan centrifugal akan membantu

pengairan tanaman 1 kali dalam 2 minggu. Dryer dan Tresher

untuk membantu kegiatan pengeringan dan perontokan kedelai.

j. Teknologi pasca panen

Umur kedelai berkisar antara 72-90 hari tergantung varietasnya.

Secara visual saat panen ditandai dengan daun berwarna

kuning coklat kehitaman dan rontok, batang telah kering serta

polong berwarna coklat dan pecah, pada kondisi normal kadar

air berkisar 20-24%. Cara panen adalah memotong batang

menggunakan sabit bergerigi. Tanaman diupayakan tidak

tercabut agar bintil akar Rhizobium tetap dalam tanah sebagai

pupuk. Hasil pemotongan dikumpulkan secara teratur dan

dipisahkan bila tingkat kematangannya berbeda. Pengumpulan

dilakukan dengan baik sehingga tidak ada yang tercecer.

Pengeringan brangkasan untuk memudahkan perontokan/

pembijian dilakukan dengan sinar matahari atau pengeringan

buatan jika musim hujan. Pengeringan dilakukan sampai kadar air

17%. Setelah pembijian dilakukan lagi pengeringan sampai kadar

air 14%. Pada musim hujan pengeringan harus dibantu dengan

peralatan dryer. Jika belum dijual/digunakan, maka dilakukan

penyimpanan dengan kedap udara. Biji kedelai yang telah kering

Page 78: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 67

(kadar air 9-14%) disimpan dalam kaleng yang dilapisi dengan

bahan-bahan yang dapat menyerap air/kelembaban (antara lain

bubuk arang).

4. Varietas Kedelai

Sampai dengan tahun 2009 telah dilepas sebanyak ± 80 varietas kedelai.

Berdasarkan umurnya varietas kedelai dibagi ke dalam 3 jenis yaitu

varietas berumur genjah (<80 hari), umur sedang (80-89 hari) dan umur

dalam (>90 hari), sedangkan berdasarkan warna bijinya kedelai dibagi

menjadi biji kuning dan biji hitam. Pemilihan varietas kedelai disesuaikan

dengan lokasi (spesifik lokasi). Untuk mendapatkan hasil yang tinggi,

disarankan agar menggunakan varietas unggul yang bermutu.

a. Varietas Kedelai yang Telah Direalease

Varietas kedelai yang telah di realease oleh Pemerintah sebanyak

80, untuk mendukung produksi kedelai. Daftar nama –nama varietas

kedelai yang sudah dirilis sampai dengan tahun 2009 disajikan pada

tabel 9 berikut.

Page 79: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian68

Tabel 9 . Daftar Nama Varietas Kedelai Berdasarkan Umur dan Warna Biji

VarietasTahun

DilepasHasil

(ton/Ha)Bobot 100 biji

(g)Umur Panen

(hari)Nilai Protein

(%)

1. KEDELAI KUNING

A. Umur Genjah (≤ 80 hari)

1 Taichung 1,3-1,5 10.5 75-80 34.27

2 Shakti 1,0-1,5 12-16 g 60-85 41.6

3 Sumbing 1,0-1,5 8 75-80 38.8

4 Lokon 1982 1,1-2,0 10.8 76 37

5 Guntur 1982 1,1-2,0 10.6 78 31.3

6 Tidar 1987 1,4-2,0 7 75 37

7 Muria 1987 1.8 12.5 83 35-36

8 Petek 1989 1,0-1,5 8 80 38.78

9 Lumajang Bewok 1989 1,2-2,0 9.6 80 34.54

10 Dieng 1991 1,2-2,0 11 74 37

11 Tengger 1991 1,2-2,0 7.5 78 38.52

12 Malabar 1992 1,3-2,0 12 70 37

13 Lawu 1991 1,2-2,0 11 79 31.4

14 Sindoro 1995 2.03 12 86 33

15 Kawi 1998 2.04 10.5 88 38.5

16 Leuser 1998 1.87 10.6 78-80 37

17 Meratus 1998 1.4 9-10 g 73-77 39.5

18 Baluran 2002 2,5-3,0 15-17 80 38-40

19 Gepak Kuning 2008 2.2 8.3 73

20 Gepak Ijo 2008 2.2 6.8 76

B. Umur Sedang (81-89 hari)

1 Tk 5 1,0-1,5 17.8 80-85 34.73

2 Ringgit 1935 1,0-1,5 8 >85 39

3 Merapi 1938 1 8 85 41

4 Davros 1965 1,0-1,5 12 80-85 37.13

5 Orba 1974 1.5 12-14 g 85-90 38.5

6 Galunggung 1981 1.5 12.5 80-90 44.4

7 Wilis 1983 1,5-2,5 10 88 37

8 Kerinci 1985 1,5-2,5 9 87 42

9 Raung 1986 1,5-2,5 13 85 39

10 Rinjani 1989 1,5-2,5 10 88 37

11 Tambora 1989 1,5-2,0 14 85 39

12 Jayawijaya 1989 1,5-2,5 9 87 39

13 Lampobatang 1989 1,2-2,0 10 86 38

14 Krakatau 1992 1,6-2,7 8 85 36

15 Tampomas 1992 1,5-2,5 11 84 34

16 Singgalang 1992 1,5-2,0 10 85 34

17 Kipas Putih 1992 1.7 12 85-90 35

18 Pangrango 1995 1,7-2,2 10 88 39

19 Argomulyo 1998 1,5-2,0 20 82 39.4

20 Bromo 1998 1,5-2,5 16 85 Na

21 Manglayang 1999 1,02-2,45 92 35.32

22 Burangrang 1999 1,5-2,5 21 81 39

23 Slamet 1995 2,0-2,5 12.5 87 34

24 Sinabung 2001 2.16 10.68 88 46

25 Kaba 2001 2.13 10.37 85 44

26 Anjasmoro 2001 2,25-2,03 14,8-15,3 85 41,78-42,05

27 Mahameru 2001 2,16-2,04 16,5-17,0 86 42,87-44,25

28 Tanggamus 2001 1.22 11 85 44.5

29 Sibayak 2001 1.41 12.5 87 44.6

30 Menyapa 2001 1,9-2 9.1 85

31 Lawit 2001 1,9-2 10.5 84

32 Malabar 1992 1.3 12 70

33 Meratus 1998 1.4 10 75

34 Baluran 2002 2.5 16 79

35 Grobogan 2008 2.8 18 75

36 Ijen 2003 2.5 11.2 83

37 Panderman 2003 2.4 18-19 85

Page 80: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 69

Lanjuatan Tabel 9

Ket: Biji besar (berat 100 biji≥15 g); biji sedang (berat 100 biji 10-15 g); biji kecil (berat

100 biji <10 g)

b. Penyebaran Varietas Kedelai

Varietas benih tanaman pangan termasuk kedelai dibagi menjadi 3

kategori yaitu :

1) Varietas Produksi Tinggi (VPT) dengan produktivitas per hektar

diatas 2 ton (≥20 ku/ha)

2) Varietas Produksi Sedang (VPS) dengan produktivitas per hektar

1-2 ton (10-20 ku/ha)

3) Varietas Produksi Rendah (VPR) dengan produktivitas dibawah

1 ton per hektar (≤10 ku/ha)

Berdasarkan data penyebaran varietas dari Direktorat Perbenihan, Ditjen

Tanaman Pangan bahwa secara nasional penggunaan Varietas Produksi

VarietasTahun

DilepasHasil

(ton/Ha)Bobot 100 biji

(g)Umur Panen

(hari)Nilai Protein

(%)

1. KEDELAI KUNING

B. Umur Sedang (81-89 hari)

38 Gumitir 2005 2.1 15.8 81

39 Agopuro 2005 2.3 17.8 84

40 Seulawah 2004 1.6 9.5 93

41 Ratai 2004 1.6 10.5 90

42 Rajabasa 2004 2.1 15 85

43 Kipas Merah Bireuen 2008 3.5 12 85-90

44 Mitani 2008 3.2 12.8 82-90

C. Umur Dalam (≥90 hari)

1 Otau 1918 1,0-1,2 7-8 g 90-100 36.7

2 No. 27 1919 1,0-1,2 7-8 g 90-110 40

3 No. 29 1924 1,0-1,5 7 90-110 43

4 Dempo 1984 1,5-2,5 13 90 41

5 Merabu 1986 1,5-2,5 10 90 45

6 Kipas Putih 1992 1,7-2,1 12 90 35

7 Nanti 2001 1.24 11.5 90 42.8

8 Merubetiri 2002 2,5-3,0 13-14 95 38-40

9 Arjasari 2005 1-4,6 19.2 98-100

2. KEDELAI HITAM

1 Cikuray 1992 1,4-2,2 12 85 35

2 Mallika 2007 2.9 9-10 g 85-90

3 Detam-1 2008 2.5 14.8 84

4 Detam-2 2008 2.5 13.5 82

Page 81: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian70

Tinggi (VPT) kedelai sudah mencapai 84,77%, Varietas Produksi Sedang

(PVS) mencapai 4,77% dan Varietas Produksi Rendah (VPR) mencapai

10,47%.

Varietas kedelai yang banyak digunakan petani antara lain : varietas

Dieng (31,71%), Anjasmoro (15%), Baluran (7,61%), TK 5 (5,47%),

Wilis (5,27%), Grobogan (3,67%) dan varietas lokal (4,69%). Daftar

penyebaran varietas kedelai per provinsi seluruh Indonesia tahun 2010

dapat dilihat pada tabel 10 berikut :

Page 82: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 71

Tabel 10. Penyebaran Varietas Kedelai Tahun 2010

No. VARIETAS NAD Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung BantenJawa Barat

JatengDI.

YogyaJawa Timur

Kalbar Kalsel Kaltim Bali NTB NTT Sulut Sulteng Sulsel Sultera Maluku Papua Gorontalo Jumlah %

I. V P T 7,056 2,917 106 2,578 3,526 4,097 127 2,000 54 13,075 13,149 24,409 237,741 71 26 173 1,926

48,995 15 3,640 376 22,057 827 154 199 218 389,511 84.77

1 Anjasmoro 6,564 2,183 38 2,237 3,236 867 60 805 - 729 1,054 5,693 11,253 30 23 7 1,422

32,345 1 - 173 155 29 - - - 68,903 15.0

2 Bungrangrang - - - - 94 - - - - 7 3 - - - - - - - - - - 6,452 - - - - 6,556 1.43

3 Bromo - - - - - - - - - 290 - - - - - - - 4,184 - - - - - - - - 4,474 0.97

4 Baluran - - - - 104 - - - - 23 - 14,071 19,408 41 - 10 - - 14 - - 1,209 - - 78 - 34,958 7.61

5 Davros - - - - - - - - - 182 - - - - - - - - - - 54 - - - 7 - 243 0.05

6 Dieng - - - - - - - - - - - - 145,699 - - - - - - - - - - - - - 145,699 31.71

7 Galunggung - - - - - 1,119 9 23 - - - 222 - - - - - - - - - - 8 - - - 1,381 0.30

8 Guntur - - - - - - - - - - 1,215 - - - - - - - - - - - - - - - 1,215 0.26

9 Ijen - - - - - - - 14 - - 6,250 574 314 - - - - - - - - - - - 85 - 7,237 1.57

10 Kipas Putih 105 195 35 - - - - - - - - - 12 - - - - - - - - - - - - - 347 0.08

11 Kipas Ungu - - - - - 294 - - - - - - 3,709 - - - - - - - - - - - - - 4,003 0.87

12 Lokon - - - 21 11 376 22 222 51 137 - 2,759 - - - - - - - 314 - - 7 - - - 3,920 0.85

13 Lompo Mas - - - - - - - - - - 300 - - - - - - - - - - - - - - - 300 0.07

14 Lumajang Bewok - - - - - - - 184 - 108 - - - - - - - - - - - - - - - - 292 0.06

15 Muria - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 459 - - - - - - 459 0.10

16 Mahameru - - - - 9 - - - - 40 - - - - - - - 1,596 - 1,180 33 11,988 500 - - 4 15,350 3.34

17 Malabar - 7 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 0.00

18 Nanti - - - - - - - - - - 62 - - - - - - - - - - - - - - - 62 0.01

19 Orba - 102 - 74 - 8 - 115 3 10,621 - - - - - 4 - - - 858 75 846 174 70 - 131 13,081 2.85

20 Rinjani - - - - - - - - - - - - 1,018 - - - - - - - - - - - - - 1,018 0.22

21 Ringgit - - - - - - - - - - 110 - - - - - - - - - - - - - - - 110 0.02

22 Sumbing - - - - - - - - - - - - 3,297 - - - - - - - - - - - - - 3,297 0.72

23 Semeru - - - - - - - - - - - - 8,446 - - - - - - - - - - - - - 8,446 1.84

24 Sinambung - 14 - - - - - - - - - - 4,107 - - - - - - - - - - 1 - - 4,122 0.90

25 Tampomas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 206 - - - - 206 0.04

26 Tidar - - - - - - - - - - - - 14,447 - - - - - - - - - - - - - 14,447 3.14

27 Tk. 5 - - - - - - - - - - - - 25,140 - - - - - - - - - - - - - 25,140 5.47

28 Wilis 387 416 33 246 72 1,433 36 637 - 938 4,155 1,090 891 - 3 152 504 10,870 - 828 41 1,201 109 83 29 83 24,237 5.27

II. VPS - 21 - 45 152 142 - 158 - 205 8,522 8,173 2,920 25 - 1 - 529 - 762 59 135 - 1 62 - 21,911 4.77

1 Argomulyo - - - - - - - - - 93 1,054 - 919 - - 1 - 57 - - 49 - - - - - 2,173 0.47

2 Kerinci - - - 45 - - - - - - 3 - - - - - - 10 - 349 - - - - - - 407 0.09

3 Kaba - - - - 152 - - - - 76 - - - - - - - 241 - - 10 135 - 1 62 - 677 0.15

4 Meratus - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 413 - - - - - - 413 0.09

5 Tanggamus - 21 - - - - - 158 - - 1,215 - - - - - - - - - - - - - - - 1,394 0.30

6 Grobogan - - - - - 142 - - - 36 6,250 8,173 2,001 25 - - - 221 - - - - - - - - 16,848 3.67

III. V P R 9,607 1,052 254 623 1,786 1,144 44 347 6,827 2,478 300 5,698 9,853 5 2,755 31 217 3,352 92 54 311 935 180 11 - 134 48,089 10.47

1 Paris - - - - - - - - - - 300 - - - - - - - - - - - - - - - 300 0.07

2 Slamet - - - - - - 12 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 12 0.00

3 Lain-lain 7,191 323 - 623 1,043 31 - 263 2,063 2,478 - 600 5,406 - 2,717 - 76 3,337 50 - - - - - - 40 26,241 5.71

4 Varietas lokal 2,416 729 254 - 743 1,113 32 84 4,764 - - 5,098 4,447 5 38 31 141 15 42 54 311 935 180 11 - 95 21,536 4.69

JUMLAH 16,663 3,990 360 3,246 5,464 5,383 171 2,505 6,881 15,758 21,971 38,280

250,514 101 2,781 205 2,143 52,875 107 4,455 746 23,127 1,007 165 261 352 459,510 100.00

Page 83: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian72

Lampiran 1

Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Tahun 2013 per Provinsi

NO.

PROVINSI

2013

Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Ku/Ha)Produksi (ton)

1 ACEH 65,835 62,700 15.15 95,000

2 SUMUT 16,508 15,822 12.28 23,397

3 SUMBAR 2,625 2,500 15.00 3,750

4 RIAU 6,472 6,164 11.20 6,904

5 KEPRI - - - -

6 JAMBI 10,000 7,257 13.42 12,739

7 SUMSEL 19,500 12,410 15.95 19,794

8 BABEL - - - -

9 BENGKULU 6,405 6,000 13.42 8,186

10 LAMPUNG 13,600 12,952 11.71 15,173

11 DKI JAKARTA - - - -

12 JABAR 123,313 115,346 16.23 88,204

13 BANTEN 20,818 19,350 16.40 31,736

14 JATENG 69,500 66,285 16.48 185,100

15 DI YOGYA 33,035 31,462 12.26 38,580

16 JATIM 384,966 378,000 16.10 632,700

17 BALI 7,035 6,700 13.80 9,246

18 NTB 98,615 94,967 14.43 137,000

19 NTT 6,719 6,399 13.39 4,740

20 KALBAR 3,500 2,872 13.75 3,948

21 KALTENG 2,297 2,188 11.73 2,566

22 KALSEL 5,250 5,000 13.50 5,000

23 KALTIM 3,190 3,038 12.98 3,943

24 SULUT 15,322 14,592 14.94 21,800

25 GORONTALO 3,255 3,100 13.86 5,600

26 SULTENG 8,135 7,748 15.35 11,891

27 SULSEL 46,473 43,308 16.04 69,448

28 SULAWESI BARAT 9,975 9,500 16.40 14,094

29 SULTRA 19,950 19,000 13.40 25,460

30 MALUKU 3,250 3,000 13.60 6,800

31 MALUKU UTARA 3,637 3,464 14.29 4,950

32 PAPUA 8,231 7,839 12.60 10,500

33 PAPUA BARAT 1,088 1,036 16.90 1,751

INDONESIA 1,018,500 970,000 15.46 1,500,000

Page 84: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 73

Lampiran 2

Rincian Kegiatan Pengembangan Kedelai Tahun 2013 yang Dibiayai APBN

per Provinsi

NO. PROVINSI

SLPTT

PENGEMB.KEDELAIMODEL

PERLUASANAREALTANAMBARU*)

TOTALPERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

JUMLAHSLPTT

SLPTT PENINGKATAN IP SLPTT PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

LL SL JUMLAH LL SL JUMLAH LL

1 ACEH 50 450 500 2.850 25.650 28.500 - 29.00 15.000 21.000 65.000

2 SUMUT - - - 800 7.200 8000 - 8.000 - 1.000 9.000

3 SUMABR - - - 150 1.350 1.500 - 1.500 - 1.500

4 RIAU - - - 400 3.600 4.000 - 4.000 - 1.250 5.250

5 JAMBI - - - 700 6.300 7.000 - 7.000 - 3.000 10.000

6 SUMSEL - - - 700 6.300 7.000 - 7.000 - 12.500 19.500

7 BENGKULU - - - 500 4.500 5.000 - 5.000 - 5.000

8 LAMPUNG - - - 400 3.600 4.000 - 4.000 - 2.000 6.000

9 JABAR 100 900 1.000 2.200 19.800 22.000 3.000 26.000 15.000 500 41.500

10 JATENG 150 1.350 1.500 4.050 36.450 40.500 16.500 58.500 10.000 66.750 135.250

11 DI YOGYAKARTA 100 900 1.000 2.700 24.300 27.000 - 28.000 5.000 33.000

12 JATIM 300 2.700 3.000 12.450 112.050 124.500 17.000 144.500 25.000 169.500

13 KALBAR 50 450 500 300 2.700 3.300 - 3.500 - 6250 9.750

14 KALTENG - - - 200 1.800 2.000 - 2.000 - 2.000

15 KALSEL - - - 150 1.350 1.500 - 1.500 - 1.000 2.500

16 KALTIM - - - 100 900 1.000 - 1.000 - 1.000

17 SULUT - - - 300 2.700 3.000 - 3.000 - 3.000

18 SULTENG - - - 300 2.700 3.000 - 3.000 - 3.000

19 SULSEL 100 900 1.000 1.400 12.600 14.000 11.000 26.000 15.000 1.000 42.000

20 SULTRA - - - 250 2.250 2.500 - 2.500 - 2.500

21 BALI - - - 400 3.600 4.000 - 4.000 - 4.000

22 NTB 50 450 500 6.000 54.000 60.000 - 60.500 15.000 75.500

23 NTT - - - 400 3.600 4.000 - 4.000 - 4.000

24 MALUKU - - - 150 1.350 1.500 - 1.500 - 2.000 3.500

25 PAPUA - - - 200 1.800 2.000 - 2.000 - 2.000

26 BANTEN - - - 500 4.500 5.000 - 5.000 10.000 15.000

27 GORONTALO - - - 250 2.250 2.500 - 2.500 - 2.500

28 PAPUA BARAT - - - 100 900 1.000 - 1.000 - 1.000

29 SULBAR 400 3.600 4.000 550 4.950 5.500 - 9.500 - 9.500

TOTAL 1.300 11.700 13.000 39.050 355.050 394.500 47.500 455.000 110.000 118.250 683.250

Page 85: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian74

Lampiran 3

Rincian SL-PTT Kedelai Tahun 2013 Per Kabupaten

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

1 ACEH 500 28,500 - 29,000

1 Kab. Aceh Besar 500 - 500

2 Kab. Aceh Timur 2,500 - 2,500

3 Kab. Aceh Utara 1,500 - 1,500

4 Kab. Bireuen 11,000 - 11,000

5 Kab. Aceh Pidie 500 2,500 - 3,000

6 Kab. Aceh Barat Daya 500 - 500

7 Kab. Aceh Jaya 500 - 500

8 Kab. Aceh Tamiang 2,000 - 2,000

9 Kab. Bener Meriah 1,500 - 1,500

10 Kab. Pidie Jaya 6,000 - 6,000

2 SUMUT - 8,000 - 8,000

1 Kab. Asahan 500 500

2 Kab. Deli Serdang - 500 - 500

3 Kab. Labuhan Batu - 500 - 500

4 Kab. Langkat - 500 - 500

5 Kab. Mandailing Natal - 500 - 500

6 Kab. Simalungun 500 500

7 Kab. Tapanuli Selatan - 500 - 500

8 Kab. Serdang Bedagai - 500 - 500

9 Kab. Padang lawas 500 500

10 Kota Binjai 500 500

11 Kab. Nias Selatan - 1,500 - 1,500

12 Kab Padang Lawas Utara - 500 - 500

13 Kab. Labuhan Batu Utara - 500 - 500

14 Kab. Batu Bara 500 500

3 SUMBAR - 1,500 - 1,500

1 Kab. Pasaman 500 500

2 Kab. Pesisir Selatan 500 500

3 Kab. Pasaman Barat 500 500

4 RIAU - 4,000 - 4,000

1 Kab. Indragiri Hilir - 500 - 500

2 Kab. Kampar - 500 - 500

3 Kab. Rokan Hilir - 2,000 - 2,000

4 Kab. Rokan Hulu - 1,000 - 1,000

5 JAMBI - 7,000 - 7,000

1 Kab. Batanghari - 500 - 500

2 Kab. Bungo - 500 - 500

3 Kab. Kerinci - 500 - 500

4 Kab. Merangin - 1,000 - 1,000

5 Kab. Muaro Jambi - 500 - 500

6 Kab. Sarolangun - 500 - 500

7 Kab. Tanjung Jabung Barat - 1,000 - 1,000

8 Kab. Tj. Jabung Timur - 1,500 - 1,500

9 Kab. Tebo - 1,000 - 1,000

Page 86: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 75

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

6 SUMSEL - 7,000 - 7,000

1 Kab. Lahat - 3,000 - 3,000

2 Kab. Musi Banyuasin - 1,000 - 1,000

3 Kab. Musi Rawas - 500 - 500

4 Kab. Muara Enim - 500 - 500

5 Kab. Ogan Komering Ilir - 500 - 500

6 Kab. OKU Timur - 1,000 - 1,000

7 Kab. OKU Selatan - 500 - 500

7 BENGKULU - 5,000 - 5,000

1 Kab. Rejang Lebong - 1,500 - 1,500

2 Kab. Kaur - 500 - 500

3 Kab. Seluma - 500 - 500

4 Kab. Muko-muko - 1,000 - 1,000

5 Kab. Kepahiang 500 500

6 Kab Bengkulu Tengah - 1,000 1,000

8 LAMPUNG - 4,000 - 4,000

1 Kab. Lampung Tengah - 1,000 - 1,000

2 Kab. Lampung Timur - 1,000 - 1,000

3 Kab. Tanggamus 1,000 1,000

4 Kab. Way Kanan - 500 - 500

5 Kab. Mesuji 500 500

9 JABAR 1,000 22,000 3,000 26,000

1 Kab. Ciamis - 3,000 3,000

2 Kab. Cianjur 500 3,500 - 4,000

3 Kab. Garut 500 6,500 - 7,000

4 Kab. Indramayu 2,000 - 2,000

5 Kab. Karawang 500 500

6 Kab. Kuningan 500 - 500

7 Kab. Majalengka 1,500 - 1,500

8 Kab. Subang 500 - 500

9 Kab. Sukabumi 2,000 - 2,000

10 Kab. Sumedang 2,000 - 2,000

11 Kab. Tasikmalaya 2,000 - 2,000

12 Kota Banjar 500 500

13 Kab. Bandung Barat 500 500

Page 87: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian76

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

10 JATENG 1,500 40,500 16,500 58,500

1 Kab. Banjarnegara 500 - 500

2 Kab. Banyumas 2,000 - 2,000

3 Kab. Blora 5,000 - 5,000

4 Kab. Boyolali 2,000 - 2,000

5 Kab. Brebes - 500 500

6 Kab. Cilacap 500 4,500 - 5,000

7 Kab. Demak - 3,000 3,000

8 Kab. Grobogan - 10,000 10,000

9 Kab. Kebumen 500 6,500 - 7,000

10 Kab. Kendal 1,000 - 1,000

11 Kab. Klaten 2,000 - 2,000

12 Kab. Pati 2,000 - 2,000

13 Kab. Purworejo 500 4,000 - 4,500

14 Kab. Rembang 4,000 - 4,000

15 Kab. Semarang 500 - 500

16 Kab. Sragen - 2,000 2,000

17 Kab. Sukoharjo - 1,000 1,000

18 Kab. Tegal 500 - 500

19 Kab. Wonogiri 6,000 - 6,000

11 DI YOGYAKARTA 1,000 27,000 - 28,000

1 Kab. Bantul 2,500 - 2,500

2 Kab. Gunung Kidul 1,000 22,000 - 23,000

3 Kab. Kulon Progo 2,000 - 2,000

4 Kab. Sleman 500 - 500

Page 88: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 77

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

12 JATIM 3,000 124,500 17,000 144,500

1 Kab. Bangkalan 4,000 - 4,000

2 Kab. Banyuwangi 15,000 - 15,000

3 Kab. Blitar 500 6,500 - 7,000

4 Kab. Bojonegoro 11,000 - 11,000

5 Kab. Gresik 500 - 500

6 Kab. Jember 10,500 - 10,500

7 Kab. Jombang 4,500 - 4,500

8 Kab. Lamongan - 10,000 10,000

9 Kab. Lumajang 3,000 - 3,000

10 Kab. Madiun 500 5,500 - 6,000

11 Kab. Magetan 1,000 - 1,000

12 Kab. Mojokerto 1,500 - 1,500

13 Kab. Nganjuk 500 8,000 - 8,500

14 Kab. Ngawi 500 10,500 - 11,000

15 Kab. Pacitan 2,500 - 2,500

16 Kab. Pasuruan 11,500 - 11,500

17 Kab. Ponorogo 3,000 - 3,000

18 Kab. Sampang 500 14,500 - 15,000

19 Kab. Sidoarjo 500 - 500

20 Kab. Sumenep 500 5,000 - 5,500

21 Kab. Trenggalek 4,000 - 4,000

22 Kab. Tuban 2,000 - 2,000

23 Kab. Tulungagung - 7,000 7,000

13 KALBAR 500 3,000 - 3,500

1 Kab. Sambas 500 2,500 - 3,000

2 Kab. Kayong Utara 500 500

14 KALTENG - 2,000 - 2,000

1 Kab. Barito Utara - 500 - 500

2 Kab. Kapuas - 500 - 500

3 Kab. Lamandau - 500 - 500

4 Kab. Pulang Pisau - 500 - 500

15 KALSEL - 1,500 - 1,500

1 Kab. Kota Baru - 500 - 500

2 Kab. Tabalong - 500 - 500

3 Kab. Tanah Laut - 500 - 500

Page 89: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian78

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

16 KALTIM - 1,000 - 1,000

1 Kab. Berau - 500 - 500

2 Kab. Kutai Barat - 500 - 500

17 SULUT - 3,000 - 3,000

1 Kab. Bolaang Mangondow - 1,000 - 1,000

2 Kab. Minahasa - 500 - 500

3 Kab. Kep. Talaud - 500 - 500

4 Kab. Minahasa Utara - 500 - 500

5 Kab. Bolmang Timur - 500 - 500

18 SULTENG - 3,000 - 3,000

1 Kab. Banggai - 1,000 - 1,000

2 Kab. Morowali - 500 - 500

3 Kab. Parigi Moutong - 1,000 - 1,000

4 Kab. Tojo Una-Una - 500 - 500

19 SULSEL 1,000 14,000 11,000 26,000

1 Kab. Bone - 7,000 7,000

2 Kab. Enrekang 500 - 500

3 Kab. Gowa 1,000 - 1,000

4 Kab. Jeneponto 500 3,000 - 3,500

5 Kab. Luwu 500 - 500

6 Kab. Luwu Utara 500 - 500

7 Kab. Maros 500 4,000 - 4,500

8 Kab. Pangkep 500 - 500

9 Kab. Pinrang 1,500 - 1,500

10 Kab. Sidenreng Rappang 500 - 500

11 Kab. Soppeng - 2,000 2,000

12 Kab. Takalar 1,000 - 1,000

13 Kab. Tana Toraja 500 - 500

14 Kab. Wajo - 2,000 2,000

15 Kab. Luwu Timur 500 - 500

20 SULTRA - 2,500 - 2,500

1 Kab. Buton - 500 - 500

2 Kab. Konawe - 500 - 500

3 Kab. Kolaka - 500 - 500

4 Kab. Konawe Selatan - 500 - 500

5 Kab. Buton Utara - 500 - 500

Page 90: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 79

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

21 BALI - 4,000 - 4,000

1 Kab. Badung - 1,000 - 1,000

2 Kab. Jembrana - 1,000 - 1,000

3 Kab. Klungkung - 1,000 - 1,000

4 Kab. Tabanan - 1,000 - 1,000

22 NTB 500 60,000 - 60,500

1 Kab. Bima 14,000 - 14,000

2 Kab. Dompu 12,000 - 12,000

3 Kab. Lombok Barat 1,500 - 1,500

4 Kab. Lombok Tengah 23,000 - 23,000

5 Kab. Lombok Timur 500 - 500

6 Kab. Sumbawa 500 6,500 - 7,000

7 Kota Bima 500 - 500

8 Kab. Sumbawa Barat 500 - 500

9 Kota Mataram * - 1,500 - 1,500

23 NTT - 4,000 - 4,000

1 Kab. Kupang 500 500

2 Kab. Manggarai - 1,000 - 1,000

3 Kab. Ngada - 500 - 500

4 Kab. Sumba Barat 500 500

5 Kab. Timor Tengah Selatan 500 500

6 Kab. Rote-Ndao 500 500

7 Kab. Manggarai Barat - 500 - 500

24 MALUKU - 1,500 - 1,500

1 Kab. MTB 500 500

2 Kab. Maluku Tengah 500 500

3 Kab. Pulau Buru 500 500

25 PAPUA - 2,000 - 2,000

1 Kab. Jayapura 500 500

2 Kab. Merauke - 500 - 500

3 Kab. Nabire 500 500

4 Kab. Keerom 500 500

26 BANTEN - 5,000 - 5,000

1 Kab. Lebak 2,000 - 2,000

2 Kab. Pandeglang 2,500 - 2,500

3 Kab. Serang 500 - 500

Page 91: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian80

Lanjutan ...

NO. PROV/KAB

KAWASAN

JUMLAH PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPAN

SL SL SL

Hektar Hektar Hektar

27 GORONTALO - 2,500 - 2,500

1 Kab. Gorontalo - 500 - 500

2 Kab. Pohuwato - 2,000 - 2,000

28 PAPUA BARAT - 1,000 - 1,000

1 Kab. Manokwari - 500 - 500

2 Kab. Teluk Bintuni - 500 - 500

29 SULBAR 4,000 5,500 - 9,500

1 Kab. Mamuju 2,000 2,000 - 4,000

2 Kab. Mamasa 1,000 1,000

3 Kab. Mamuju Utara 1,000 1,500 - 2,500

4 Kab. Polewali Mandar 1,000 1,000 - 2,000

TOTAL 13,000 394,500 47,500 455,000

Page 92: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 81

Lampiran 4

Pembagian Lokasi SL-PTT Berdasarkan Bantuan Benih Subsidi

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

1 ACEH 500 23.500 24.000 5.000 - 5.000 29.000

1 Kab. Aceh Besar 500 500 - 500

2 Kab. Aceh Timur 2.500 2.500 - 2.500

3 Kab. Aceh Utara 1.500 1.500 - 1.500

4 Kab. Bireuen 6.000 6.000 5.000 5.000 11.000

5 Kab. Aceh Pidie 500 2.500 3.000 - 3.000

6 Kab. Aceh Barat Daya 500 500 - 500

7 Kab. Aceh Jaya 500 500 - 500

8 Kab. Aceh Tamiang 2.000 2.000 - 2.000

9 Kab. Bener Meriah 1.500 1.500 - 1.500

10 Kab. Pidie Jaya 6.000 6.000 - 6.000

2 SUMUT - 8.000 8.000 - - - 8.000

11 Kab. Asahan 500 500 500

12 Kab. Deli Serdang 500 500 500

13 Kab. Labuhan Batu 500 500 500

14 Kab. Langkat 500 500 500

15 Kab. Mandailing Natal 500 500 500

16 Kab. Simalungun 500 500 500

17 Kab. Tapanuli Selatan 500 500 500

18 Kab. Serdang Bedagai 500 500 500

19 Kab. Padang lawas 500 500 500

20 Kota Binjai 500 500 500

21 Kab. Nias Selatan 1.500 1.500 1.500

22 Kab Padang Lawas Utara 500 500 500

23 Kab. Labuhan Batu Utara 500 500 500

24 Kab. Batu Bara 500 500 500

3 SUMBAR - 1.500 1.500 - - - 1.500

25 Kab. Pasaman 500 500 500

26 Kab. Pesisir Selatan 500 500 500

27 Kab. Pasaman Barat 500 500 500

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 93: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian82

Lanjutan ...

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

4 RIAU - 4.000 4.000 - - - 4.000

28 Kab. Indragiri Hilir 500 500 500

29 Kab. Kampar 500 500 500

30 Kab. Rokan Hilir 2.000 2.000 2.000

31 Kab. Rokan Hulu 1.000 1.000 1.000

5 JAMBI - 7.000 7.000 - - - 7.000

32 Kab. Batanghari 500 500 500

33 Kab. Bungo 500 500 500

34 Kab. Kerinci 500 500 500

35 Kab. Merangin 1.000 1.000 1.000

36 Kab. Muaro Jambi 500 500 500

37 Kab. Sarolangun 500 500 500

38 Kab. Tanjung Jabung Barat 1.000 1.000 1.000

39 Kab. Tj. Jabung Timur 1.500 1.500 1.500

40 Kab. Tebo 1.000 1.000 1.000

6 SUMSEL - 7.000 7.000 - - - 7.000

41 Kab. Lahat 3.000 3.000 3.000

42 Kab. Musi Banyuasin 1.000 1.000 1.000

43 Kab. Musi Rawas 500 500 500

44 Kab. Muara Enim 500 500 500

45 Kab. Ogan Komering Ilir 500 500 500

46 Kab. OKU Timur 1.000 1.000 1.000

47 Kab. OKU Selatan 500 500 500

7 BENGKULU 500 5.000 5.500 - - - 5.500

48 Kab. Rejang Lebong 1.500 1.500 1.500

49 Kab. Kaur 500 500 500

50 Kab. Seluma 500 500 500

51 Kab. Muko-muko 1.000 1.000 1.000

52 Kab. Kepahiang 500 500 500

53 Kab Bengkulu Tengah 1.000 1.000 1.000

54 Kab. Bengkulu Selatan 500 500 500

8 LAMPUNG - 4.000 4.000 - - - 4.000

55 Kab. Lampung Tengah 1.000 1.000 1.000

56 Kab. Lampung Timur 1.000 1.000 1.000

57 Kab. Tanggamus 1.000 1.000 1.000

58 Kab. Way Kanan 500 500 500

59 Kab. Mesuji 500 500 500

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 94: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 83

Lanjutan ...

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

9 JABAR 1.000 14.500 15.500 7.500 3.000 10.500 26.000

60 Kab. Ciamis - - 3.000 3.000 3.000

61 Kab. Cianjur 500 3.000 3.500 500 500 4.000

62 Kab. Garut 500 1.500 2.000 5.000 5.000 7.000

63 Kab. Indramayu 1.000 1.000 1.000 1.000 2.000

64 Kab. Karawang 500 500 - 500

65 Kab. Kuningan 500 500 - 500

66 Kab. Majalengka 1.500 1.500 - 1.500

67 Kab. Subang 500 500 - 500

68 Kab. Sukabumi 1.000 1.000 1.000 1.000 2.000

69 Kab. Sumedang 2.000 2.000 - 2.000

70 Kab. Tasikmalaya 2.000 2.000 - 2.000

71 Kota Banjar 500 500 - 500

72 Kab. Bandung Barat 500 500 - 500

10 JATENG 1.500 35.500 37.000 5.000 16.500 21.500 58.500

73 Kab. Banjarnegara 500 500 - - 500

74 Kab. Banyumas 2.000 2.000 - - 2.000

75 Kab. Blora 5.000 5.000 - - 5.000

76 Kab. Boyolali 2.000 2.000 - - 2.000

77 Kab. Brebes - - 500 500 500

78 Kab. Cilacap 500 4.500 5.000 - - 5.000

79 Kab. Demak - - 3.000 3.000 3.000

80 Kab. Grobogan - - 10.000 10.000 10.000

81 Kab. Kebumen 500 6.500 7.000 - - 7.000

82 Kab. Kendal 1.000 1.000 - - 1.000

83 Kab. Klaten 2.000 2.000 - - 2.000

84 Kab. Pati 2.000 2.000 - - 2.000

85 Kab. Purworejo 500 4.000 4.500 - - 4.500

86 Kab. Rembang 4.000 4.000 - - 4.000

87 Kab. Semarang 500 500 - - 500

88 Kab. Sragen - - 2.000 2.000 2.000

89 Kab. Sukoharjo - - 1.000 1.000 1.000

90 Kab. Tegal 500 500 - - 500

91 Kab. Wonogiri 1.000 1.000 5.000 - 5.000 6.000

11 DI YOGYAKARTA 27.000 27.000 - - - 27.000

92 Kab. Bantul 2.500 2.500 2.500

93 Kab. Gunung Kidul - 22.000 22.000 22.000

94 Kab. Kulon Progo 2.000 2.000 2.000

95 Kab. Sleman 500 500 500

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 95: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian84

Lanjutan ...

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

12 JATIM 3.000 114.500 117.500 10.000 17.000 27.000 144.500

96 Kab. Bangkalan 4.000 4.000 - - 4.000

97 Kab. Banyuwangi 10.000 10.000 5.000 - 5.000 15.000

98 Kab. Blitar 500 6.500 7.000 - - 7.000

99 Kab. Bojonegoro 11.000 11.000 - - 11.000

100 Kab. Gresik 500 500 - - 500

101 Kab. Jember 5.500 5.500 5.000 - 5.000 10.500

102 Kab. Jombang 4.500 4.500 - - 4.500

103 Kab. Lamongan - - 10.000 10.000 10.000

104 Kab. Lumajang 3.000 3.000 - - 3.000

105 Kab. Madiun 500 5.500 6.000 - - 6.000

106 Kab. Magetan 1.000 1.000 - - 1.000

107 Kab. Mojokerto 1.500 1.500 - - 1.500

108 Kab. Nganjuk 500 8.000 8.500 - - 8.500

109 Kab. Ngawi 500 10.500 11.000 - - 11.000

110 Kab. Pacitan 2.500 2.500 - - 2.500

111 Kab. Pasuruan 11.500 11.500 - - 11.500

112 Kab. Ponorogo 3.000 3.000 - - 3.000

113 Kab. Sampang 500 14.500 15.000 - - 15.000

114 Kab. Sidoarjo 500 500 - - 500

115 Kab. Sumenep 500 5.000 5.500 - - 5.500

116 Kab. Trenggalek 4.000 4.000 - - 4.000

117 Kab. Tuban 2.000 2.000 - - 2.000

118 Kab. Tulungagung - - 7.000 7.000 7.000

13 KALBAR 500 3.000 3.500 - - - 3.500

119 Kab. Sambas 500 2.500 3.000 3.000

120 Kab. Kayong Utara 500 500 500

14 KALTENG - 2.000 2.000 - - - 2.000

121 Kab. Barito Utara - 500 500 500

122 Kab. Kapuas - 500 500 500

123 Kab. Lamandau - 500 500 500

124 Kab. Pulang Pisau - 500 500 500

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 96: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 85

Lanjutan ...

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

15 KALSEL - 1.500 1.500 - - - 1.500

125 Kab. Kota Baru - 500 500 500

126 Kab. Tabalong - 500 500 500

127 Kab. Tanah Laut - 500 500 500

16 KALTIM - 1.000 1.000 - - - 1.000

128 Kab. Berau - 500 500 500

129 Kab. Kutai Barat - 500 500 500

17 SULUT - 3.000 3.000 - - - 3.000

130 Kab. Bolaang Mangondow - 1.000 1.000 1.000

131 Kab. Minahasa - 500 500 500

132 Kab. Kep. Talaud - 500 500 500

133 Kab. Minahasa Utara - 500 500 500

134 Kab. Bolmang Timur - 500 500 500

18 SULTENG - 3.000 3.000 - - - 3.000

135 Kab. Banggai - 1.000 1.000 1.000

136 Kab. Morowali - 500 500 500

137 Kab. Parigi Moutong - 1.000 1.000 1.000

138 Kab. Tojo Una-Una - 500 500 500

19 SULSEL 1.000 14.000 15.000 - 11.000 11.000 26.000

139 Kab. Bone - - 7.000 7.000 7.000

140 Kab. Enrekang 500 500 - - 500

141 Kab. Gowa 1.000 1.000 - - 1.000

142 Kab. Jeneponto 500 3.000 3.500 - - 3.500

143 Kab. Luwu 500 500 - - 500

144 Kab. Luwu Utara 500 500 - - 500

145 Kab. Maros 500 4.000 4.500 - - 4.500

146 Kab. Pangkep 500 500 - - 500

147 Kab. Pinrang 1.500 1.500 - - 1.500

148 Kab. Sidenreng Rappang 500 500 - - 500

149 Kab. Soppeng - - 2.000 2.000 2.000

150 Kab. Takalar 1.000 1.000 - - 1.000

151 Kab. Tana Toraja 500 500 - - 500

152 Kab. Wajo - - 2.000 2.000 2.000

153 Kab. Luwu Timur 500 500 - - 500

20 SULTRA - 2.500 2.500 - - - 2.500

154 Kab. Buton - 500 500 500

155 Kab. Konawe - 500 500 500

156 Kab. Kolaka - 500 500 500

157 Kab. Konawe Selatan - 500 500 500

158 Kab. Buton Utara - 500 500 500

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 97: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian86

Lanjutan ...

PERTUMBUHAN PENGEMBANGAN JUMLAH PENGEMBANGAN PEMANTAPAN JUMLAH

21 BALI - 4.000 4.000 - - - 4.000

159 Kab. Badung - 1.000 1.000 1.000

160 Kab. Jembrana - 1.000 1.000 1.000

161 Kab. Klungkung - 1.000 1.000 1.000

162 Kab. Tabanan - 1.000 1.000 1.000

22 NTB 500 55.000 55.500 5.000 - 5.000 60.500

163 Kab. Bima 14.000 14.000 - 14.000

164 Kab. Dompu 12.000 12.000 - 12.000

165 Kab. Lombok Barat 1.500 1.500 - 1.500

166 Kab. Lombok Tengah 18.000 18.000 5.000 5.000 23.000

167 Kab. Lombok Timur 500 500 - 500

168 Kab. Sumbawa 500 6.500 7.000 - 7.000

169 Kota Bima 500 500 - 500

170 Kab. Sumbawa Barat 500 500 - 500

171 Kota Mataram * - 1.500 1.500 - 1.500

23 NTT - 4.000 4.000 - - - 4.000

172 Kab. Kupang 500 500 500

173 Kab. Manggarai - 1.000 1.000 1.000

174 Kab. Ngada - 500 500 500

175 Kab. Sumba Barat 500 500 500

176 Kab. Timor Tengah Selatan 500 500 500

177 Kab. Rote-Ndao 500 500 500

178 Kab. Manggarai Barat - 500 500 500

24 MALUKU - 1.500 1.500 - - - 1.500

179 Kab. MTB 500 500 500

180 Kab. Maluku Tengah 500 500 500

181 Kab. Pulau Buru 500 500 500

25 PAPUA - 2.000 2.000 - - - 2.000

182 Kab. Jayapura 500 500 500

183 Kab. Merauke - 500 500 500

184 Kab. Nabire 500 500 500

185 Kab. Keerom 500 500 500

26 BANTEN - 5.000 5.000 - - - 5.000

186 Kab. Lebak 2.000 2.000 2.000

187 Kab. Pandeglang 2.500 2.500 2.500

188 Kab. Serang 500 500 500

27 GORONTALO - 2.500 2.500 - - - 2.500

189 Kab. Gorontalo - 500 500 500

190 Kab. Pohuwato - 2.000 2.000 2.000

28 PAPUA BARAT 500 1.000 1.500 - - - 1.500

191 Kab. Manokwari - 500 500 500

192 Kab. Teluk Bintuni - 500 500 500

193 Kab. Fak-fak 500 500 500

29 SULBAR 4.000 5.500 9.500 - - - 9.500

194 Kab. Mamuju 2.000 2.000 4.000 4.000

195 Kab. Mamasa 1.000 1.000 1.000

196 Kab. Mamuju Utara 1.000 1.500 2.500 2.500

197 Kab. Polewali Mandar 1.000 1.000 2.000 2.000

-

13.000 362.000 375.000 32.500 47.500 80.000 455.000 29 Prov, 197 Kab.

PROVINSI NO

SLPTT

RENCANA LOKASI YANG MENDAPAT SUBSIDI

BENIH

RENCANA LOKASI YANG MENGGUNAKAN

BENIH SWADAYA JUMLAH

SLPTT

Page 98: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 87

Lampiran 5

Rincian Biaya (Unit Cost) SL-PTT Kedelai Tahun 2013

1. Kawasan Pertumbuhan

FASILITAS (LL) KAWASAN PERTUMBUHAN KEDELAI DI PULAU JAWA

FASILITAS (SL) KAWASAN PERTUMBUHAN KEDELAI DI PULAU JAWA

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pupuk Organik 1000 Kg 500 /Kg 500

Pupuk Hayati 1 Paket 250,000 /Paket 250

Pestisida 2 Liter 125,000 /Ltr 250

TOTAL SAPRODI 1,345

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 1,363

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pestisida 2 Liter 125,000 /Ltr 250

TOTAL SAPRODI 595

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 613

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Page 99: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian88

FASILITAS (LL) KAWASAN PERTUMBUHAN KEDELAI DI LUAR PULAU JAWA

FASILITAS (SL) KAWASAN PERTUMBUHAN KEDELAI DI LUAR PULAU JAWA

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 250,000 /Paket 250

Pupuk Organik 1,000 Kg 500 /Kg 500

Kapur Pertanian 500 Kg 1,000 /Kg 500

Pestisida 2 Ltr 125,000 /Ltr 250

TOTAL SAPRODI 1,845

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 1,863

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pupuk Organik 1,000 Kg 500 /Kg 500

Pestisida 2 Ltr 125,000 /Ltr 250

TOTAL SAPRODI 1,095

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 1,113

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Lanjutan Lampiran 5

Page 100: 47_Pednis Kedelai 2013 Final
Page 101: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian90

FASILITAS (LL) KAWASAN PENGEMBANGAN KEDELAI DI LUAR PULAU JAWA

FASILITAS (SL) KAWASAN PENGEMBANGAN KEDELAI DI LUAR PULAU JAWA

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 125 Kg 2,300 /Kg 288

Pupuk Hayati 1 Paket 250,000 /Paket 250

Pestisida 2 Liter 125,000 /Ltr 250

Kapur Pertanian 500 Kg 1,000 /Kg 500

TOTAL SAPRODI 1,288

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 1,306

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pupuk NPK 100 Kg 2,300 /Kg 230

Pestisida 1 Ltr 125,000 /Ltr 125

Pupuk Organik 1,000 Kg 500 /Kg 500

TOTAL SAPRODI 855

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 873

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Lanjutan Lampiran 5

Page 102: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 91

3. Kawasan Pemantapan

Keterangan : Pupuk hayati (Rhizobium) dan pembenah tanah (Ca+) dari subsidi yang dibeli petani

Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

Bantuan Sosial

Pestisida 3 Ltr 125,000 /Ltr 375

TOTAL SAPRODI 375

Pertemuan kelompok 6 Paket 3000 /Ha 18

TOTAL BANSOS 393

Belanja Barang Non Operaional Lainnya

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Lanjutan Lampiran 5

Page 103: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian92

Rincian Pengembangan Kedelai Model Tahun 2013 per Kabupaten

NO. PROPINSI PENGEMBANGAN KEDELAI MODEL

Hektar

1 ACEH 15,000

1 Kab. Aceh Timur 5,000

2 Kab. Bireuen 5,000

3 Kab. Aceh Pidie 5,000

2 JABAR 15,000

1 Kab. Ciamis 5,000

2 Kab. Indramayu 5,000

3 Kab. Sukabumi 5,000

3 JATENG 10,000

1 Kab. Grobogan 5,000

2 Kab. Wonogiri 5,000

4 DI YOGYAKARTA 5,000

1 Kab. Gunung Kidul 5,000

5 JATIM 25,000

1 Kab. Banyuwangi 5,000

2 Kab. Bojonegoro 5,000

3 Kab. Jember 5,000

4 Kab. Lamongan 5,000

5 Kab. Pasuruan 5,000

6 SULSEL 15,000

1 Kab. Bone 5,000

2 Kab. Soppeng 5,000

3 Kab. Wajo 5,000

7 NTB 15,000

1 Kab. Bima 5,000

2 Kab. Dompu 5,000

3 Kab. Lombok Tengah 5,000

8 BANTEN 10,000

1 Kab. Lebak 5,000

2 Kab. Pandeglang 5,000

8 Prov, 22 Kab 110,000

Lampiran 6

Page 104: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 93

Lampiran 7

Rincian Biaya (Unit Cost) Pengembangan Model PTT Kedelai

No. Uraian Volume Harga (Rp/Satuan) Jumlah (Rp. 000)

1 Pulau Jawa

Benih 40 Kg 13,500 /Kg 540

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pupuk Organik 500 Kg 500 /Kg 250

Pupuk Hayati 1 Paket 250,000 /Paket 250

Pestisida 2 Liter 125,000 /Ltr 250

TOTAL 1,635

2 Luar Pulau Jawa

Benih 40 Kg 13,500 /Kg 540

Pupuk NPK 150 Kg 2,300 /Kg 345

Pupuk Hayati (Rhizobium) 1 Paket 250,000 /Paket 250

Pupuk Organik 500 Kg 500 /Ltr 250

Kapur Pertanian 500 Kg 1,000 /Paket 500

Pestisida 2 Ltr 125,000 /Ltr 250

TOTAL 2,135

Papan Nama 1 Paket Per Kawasan 50 Ha 50

Pendampingan Petugas 3 Kali Per Kawasan 100 Ha 330

Pendampingan Aparat 1 Kali Per Kawasan 100 Ha 110

Page 105: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian94

Lampiran 8

Rincian Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai Tahun 2013

per Kabupaten

NO PROVINSI/KAB LUAS (HA)

1 Aceh 21,000

1. Kab. Aceh Timur 18,000

2. Kab. Pidie 3,000

2 Sumatera Utara 1,000

1. Kab.Padang Lawas 500

2. Kab.Padang Lawas Utara 500

3 Jambi 3,000

1. Kab. Tanjab Timur 250

2. Kab. Kerinci 1,000

3. Kab.Merangin 500

4. Kab.Sarolangun 500

5. Kab.Muaro Jambi 500

6. Kab. Tanjab Barat 250

4 Sumsel 12,500

1. Kab. OKU Timur 1,500

2. Kab. Banyuasin 4,500

3. Kab. Muba 3,000

4. Kab. OKI 2,500

5. Kab. Ogan Ilir 500

6. Kab.Lahat 500

5 Lampung 2,000

1. Kab. Mesuji 1,000

2. Kab. Lamp.Teng 1,000

6 Riau 1,250

1. Kab.Rokan Hulu 1,250

7 Jawa Barat 66,750

1. Kab.Garut 4,000

2. Kab. Cianjur 12,000

3. Kab. Ciamis 10,000

4. Kab.Sukabumi 12,000

5. Kab. Tasikmalaya 2,000

6. Kab.Karawang 8,000

7. Kab. Bandung 500

8. Kab. Kuningan 1,500

9. Kab. Cirebon 500

10. Kab. Majalengka 4,000

11. Kab. Sumedang 1,000

12. Kab. Indramayu 4,750

13. Kab. Subang 4,000

14. Kab. Bandung Barat 2,000

15. Kota Banjar 500

Page 106: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 95

Lanjutan ...

8 Jawa Timur 6,250

1. Kab.Sampang 2,500

2. Kab. Jember 1,000

3. Kab.Bojonegoro 1,000

4. Kab. Bangkalan 1,750

9 Banten 500

1. Kab. Pandeglang 500

10 NTB 1,000

1. Kab. Bima 500

2. Kab.Lomteng 500

11 Kalsel 1,000

1. Kab. Banjar 500

2. Kab.HST 500

12 Sulawesi Selatan 2,000

1. Kab. Soppeng 500

2. Kab. Maros 500

3. Kab. Sinjai 500

4. Kab. Bulukumba 500

12 Prov, 47 Kab 118,250

Page 107: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian96

Lampiran 9

DAFTAR CALON PETANI DAN CALON LOKASI

PENERIMA BANTUAN BENIH BERSUBSIDI SL-PTT DAN BANSOS

SL-PTT TAHUN 2013

Nama Poktan / Gapoktan :

Jumlah Anggota Kelompok :

Desa :

Kecamatan :

Kabupaten :

Komoditi :

Mengetahui Kelompok Tani

KCD/Penyuluh

Nama ........................ Nama ......................

NO. Nama PetaniLuas Areal

(Ha)Kebutuhan Benih

(Kg)Varietas Jadwal Tanam

1

2

3

4

5

dst

JUMLAH

Page 108: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 97

Lampiran 10

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

NOMOR : .............................................2013

TENTANG

PENETAPAN KELOMPOKTANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL

(BANSOS) DAN BANTUAN BENIH BERSUBSIDI SL-PTT KEDELAI/

PENGEMBANGAN MODEL PTT/PERLUASAN AREAL TANAM BARU *)

TAHUN ANGGARAN 2013

KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus

diupayakan melalui peningkatan produksi untuk

menjamin kecukupan pangan yang semakin

meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk.

b. Bahwa Peningkatan produksi kedelai tahun 2013

difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui

penerapan teknologi dalam SL-PTT/Pengembangan

Model PTT/Perluasan areal tanam baru (PATB)

Kedelai*).

c. Bahwa pelaksanaan SL-PTT/ pengembangan model

PTT/ perluasan areal tanam baru (PATB) kedelai*)

untuk peningkatan produksi, produktivitas dan

pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani

penerima Bansos.

d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan

c perlu ditetapkan Kelompoktani Penerima Bantuan

Contoh

Page 109: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian98

SL-PTT/Pengembangan Model PTT/Perluasan areal

tanam baru (PATB) Kedelai*) Tahun Anggaran 2013.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun .............

tentang ................;

2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun

............. tentang ................;

3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor ..............

Tahun ............. tentang ................;

4. dst

Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten / Kota Nomor

.............. Tanggal ............. Bulan ................ Tahun

............

2. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai

Tahun 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Penetapan Kelompoktani penerima bantuan SL-

PTT/ pengembangan model PTT/ perluasan areal

tanam baru(PATB) kedelai*) tahun anggaran 2013

sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan

ini.

KEDUA : Kelompoktani sebagaimana dimaksud pada Diktum

PERTAMA berhak menerima dana bantuan benih

bersubsidi SL-PTT .....................................................**)

yang dibiayai dari dana APBN Kementerian Pertanian

melalui anggaran tugas pembantuan pada DIPA***)

Dinas pertanian Kabupaten / Kota Nomor .....................

Tanggal.................. bulan .............. tahun..............

Page 110: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 99

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan

dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :...............................

Pada Tanggal : ................................

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

/ Kota

..........................................

NIP. .....................................

Tembusan :

1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta

2. Bupati / Walikota di ..............

3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di ................

4. dst.

*)Coret yang tidak perlu

**) Bantuan benih subsidi untuk SL-PTT, untuk pengembangan model PTT

dan perluasan areal tanam baru bantuan berupa saprodi

***) disesuaikan dengan sumber bantuan

Page 111: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian100

Lampiran 11

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Penetapan Kelompoktani Penerima Dana Bansos untuk LL

dan Dana Pertemuan Kelompok SL-PTT/Pengembangan Model

PTT/Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai *) Tahun 2013

Ditetapkan, ......Bln ............, 2013

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama

Nip.

Ket : *) Pilih salah satu

No.Nama

Nama KetuaAlamat

KecNomor Jumlah Alamat Bank

Poktan/Gapoktan Desa Rekening (Rp) Cabang, Unit

1

2

3

4

5

dst

Jumlah

Page 112: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 101

Lampiran 12

Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan Benih Subsidi

SL-PTT Tahun 2013

Kabupaten/Kota :

Ditetapkan, ......Bln ............, 2013

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama

Nip.

No.Nama

Poktan/GapoktanNama Ketua

AlamatDesa

Bantuan Benih

Jenis Jumlah

1

2

3

4

5

dst

Jumlah

Page 113: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian102

Lampiran 13

Rencana Usaha Kelompok

Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2013

Nama Kelompoktani :

Alamat Kelompoktani :

Luas Lahan :

Jumlah Anggota Poktan :

Rincian Kebutuhan Kel. :

Komoditi :

Varietas :

Mengetahui

Penyuluh/Petugas Bendahara Ketua

Pertanian Kelompok Kelompok

Nama Nama Nama

NoUraian Jenis Volume Harga Satuan Jumlah

Kebutuhan (Kg) (Rp) (Rp)

1

2

3

Dst

Page 114: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 103

Lampiran 14

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : ………………….. selaku

Ketua Kelompoktani .......................... Desa ……………………. Kecamatan

……………….. Kabupaten ………………… dengan ini menyatakan bahwa

dana yang kami terima akan kami gunakan :

a. Untuk pembelian saprodi SL-PTT

b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan

sampai panen di areal SL-PTT dan sanggup mengembalikan dana apabila

tidak sesuai peruntukannya.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya .

Mengetahui

Petugas Lapangan

(......................................)

............................... 2013

Ketua Kelompoktani

Materai 6.000

(.....................................)

Ket : *) Coret yang tidak perlu

Page 115: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian104

Lampiran 15

Berita Acara Pemeriksaan Barang

Bantuan Paket Teknologi Budidaya Kedelai

Kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) TA. 2013

Nomor :

Pada hari ini ………….… tanggal …..……. bulan ……. tahun ……………. kami

yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ………………..

Jabatan : ………………..

Nama Perusahaan : ………………..

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau YANG MELAKSANAKAN

PEKERJAAN/PENGADAAN

2. Nama : ………………..

Jabatan : ………………..

Alamat : ………………...

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA atau YANG MEMERIKSA BARANG/

PEKERJAAN

PIHAK KEDUA telah melakukan pemeriksaan barang berupa sarana produksi

lengkap dari bantuan paket teknologi budidaya kedelai kegiatan perluasan

areal tanam baru (PATB) TA. 2013, seperti daftar terlampir, yang dilaksanakan

oleh PIHAK PERTAMA, dengan ini menyatakan bahwa barang tersebut diatas

telah sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam Surat Perjanjian Nomor :

……. tanggal....….. 2013.

Page 116: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 105

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Barang dibuat dengan sebenarnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA

Pemeriksa Barang

(......................................)

PIHAK KEDUA

Pelaksana Kegiatan

(.....................................)

Nip.

Mengetahui dan Mengesahkan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

(…………………………….)

Nip.

Page 117: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian106

Lampiran 16

Berita Acara Serah Terima Barang

Bantuan Paket Teknologi Budidaya Kedelai

Kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) TA. 2013

Nomor :

Pada hari ini ………….… tanggal …..……. di Desa …………. Kecamatan

………… Kabupaten ………… Provinsi ………….. kami yang bertanda tangan

di bawah ini :

1. Nama : ………………..

Jabatan : ………………..

Alamat : ………………..

Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA

2. Nama : …………………

Jabatan : …………………

Kelompoktani : …………………

Alamat : ………………...

Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA

Sesuai dengan Perjanjian nomor …………. dan nomor ……………. tanggal

……… maka pihak PERTAMA menyerahkan kepada pihak KEDUA bantuan

paket teknologi budidaya kedelai sebagai berikut :

JenisBarang

Volume Keterangan

Page 118: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 107

Demikian Berita Acara Serah Terima Bantuan Paket Teknologi Budidaya

Kedelai ini dibuat , kemudian agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang Menerima

Pihak KEDUA/Ketua

Kelompoktani

(......................................)

Yang Menyerahkan

Pihak PERTAMA

(.....................................)

Nip.

Mengetahui,

Petugas Penyuluh Pertanian/KCD

(…………………………….)

Nip.

Page 119: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian108

Lampiran 17

Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Barang

Bantuan Paket Teknologi Budidaya Kedelai

Kegiatan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) TA. 2013

Nomor :

Pada hari ini ………….… tanggal …..……. di ………………. Kabupaten …………

Provinsi ………….. kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ………………..

Jabatan : ………………..

Alamat : ………………..

Yang selanjutnya disebut sebagai pihak PERTAMA

2. Nama : …………………

Jabatan : …………………

Alamat : ………………...

Yang selanjutnya disebut sebagai pihak KEDUA

Sesuai dengan Perjanjian nomor …………. dan nomor ……………. tanggal

……… maka pihak PERTAMA menyerahkan Bantuan Paket Teknologi

Budidaya Kedelai APBN TA. 2013 kepada kelompok tani di wilayah pihak

KEDUA, sebagai berikut :

JenisBarang

KecamatanJumlah

DesaJumlah

kelompok taniVolume Ket.

Page 120: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 109

Demikian Berita Acara Serah Terima Bantuan Paket Teknologi Budidaya

Kedelai APBN TA. 2013 ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

PIHAK KEDUA

Kepala Dinas Pertanian Kab/

Kota

(......................................)

PIHAK PERTAMA

Pelaksana Pengadaan dan

Penyaluran Bantuan Paket

Teknologi Budidaya Kedelai

(.....................................)

Nip.

Mengetahui dan Mengesahkan

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(…………………………….)

Nip.

Page 121: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian110

Lampiran 18

LAPORAN KELOMPOKTANI PELAKSANA SL-PTT/PENGEMBANGAN

MODEL PTT/PERLUASAN AREAL TANAM BARU (PATB) KEDELAI*)

I. LOKASI1. Nama Kelompoktani :2. Jumlah Anggota :3. Luas Areal :4. Desa :5. Kecamatan :6. Kabupaten :

II. TEKNOLOGI1. Komoditi :2. Varietas :3. Komp. Teknologi PTT : 1). Benih Unggul Bermutu : .................. kg 2). Perlakuan benih : .................. kg 3). dst.

III. HASIL

No. LokasiProvitas

(ku/ha)

Produksi

(ton)

1. SL-PTT/Model/PATB*)

2. LL

3. Sekitar SL-PTT/Model/PATB*)

4. Sebelum SL-PTT/Model/PATB*)

Pemandu Lapangan / Penyuluh / KCD

..............................................

Ket : *) Coret yang tidak perlu

Page 122: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 111

Lampiran 19

MEKANISME PENCAIRAN DANA BANTUAN SL-PTT

POLA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) TA. 2013

Pembentukan Tim Teknis Kab/Kota

Menyusun Juknis danKriteria Seleksi CP/CL

KPA/PPK

SPP-LS

KelompokSasaran

KPPN

Membuka Rekening di Bank

Pencarian dana dari Rekining

Seleksi Tahap-II PenilaianProposal/Usulan Kelompoktani

Penetapan Kelompoktani

Forum Musyawarah &Berita Acara CP/CL

Seleksi Tahap-I Administrasi

Menyusun RUK didampingi PPL & diveriikasi

Tim Teknis Kab/Kota

BankTerdekat

SP2D

SPM-LS

Page 123: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian112

Lampiran 20

BERITA ACARA

PENERIMAAN DANA BANTUAN SL-PTT/Pengembangan Model PTT

TAHUN 2013

Nama Kelompok :

Alamat :

Kecamatan :

Desa :

Mengetahui, ........................ 2013

PPL/KCD/Petugas Pertanian Ketua Kelompoktani

Kabupaten/Kota

Nama Nama

Nip.

No. Nama Anggota

Jumlah Dana

Yang Diterima

(Rp)

Tanda Tangan

1

2

3

4

5

6

dst

Page 124: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 113

Lampiran 21

BLANKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN

REALISASI SL-PTT/Pengembangan Model PTT/PATB KEDELAI*)

TAHUN 2013

Kecamatan :

Bulan :

.......................... 2013

Petugas Penyuluh Pertanian /

Kepala Cabang Dinas Pertanian

Nama : ..........................................

Nip : .........................................

*) Coret yang tidak perlu

No

Jumlah Sasaran JumlahSL-PTT(Unit)

Realisasi Tanam RealisasiDilaksananMH 12/13

(Ha)Ket.

Unit (Ha) (%)Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Desa Poktan Unit (Ha)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Page 125: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian114

Lampiran 22

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN

REALISASI SL-PTT/PENGEMBANGAN MODEL PTT KEDELAI*)

TAHUN 2013

Kabupaten :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Kabupaten / Kota /

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kota

Nama : ..........................................

Nip : .........................................

*) Coret yang tidak perlu

No Kecamatan

Jumlah Luas Areal SK PenetapanCPCL(Ha)

Pengajuan ke Bank Realisasi Tanam Realisasi PanenDilaksanakan

MH 12/13(Ha)

Ket.Proses

(Ha)Cair(Ha)

Unit (Ha) (%)Luas(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Desa Poktan Unit (Ha)

1

2

3

4

5

Jumlah

Page 126: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 115

Lampiran 23

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN

REALISASI PERLUASAN AREAL TANAM BARU KEDELAI

TAHUN 2013

Kabupaten :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota/

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama ...................................

Nip ............................................

No Kecamatan

JumlahLuas Areal

(Ha)

SK PenetapanCPCL(Ha)

Realisasi Tanam RealisasiDilaksanakan

MH 12/13(Ha)

KeteranganUnit (Ha) (%)

Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Desa Poktan

1

2

3

4

5

Jumlah

Page 127: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian116

Lampiran 24

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI

REALISASI SL-PTT/PENGEMBANGAN MODEL PTT KEDELAI

TAHUN 2013

Provinsi :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Provinsi

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama ...................................

Nip ............................................

*) Coret yang tidak perlu

No Kabupaten

Jumlah Luas Areal SK PenetapanCPCL(Ha)

Pengajuan ke Realisasi Tanam RealisasiDilaksanakan

MH 12/13Keter-anganProses

(Ha)Cair(Ha)

Unit Ha %Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Kec. Desa Poktan Unit Ha

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Page 128: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 117

Lampiran 25

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI

REALISASI PERLUASAN AREAL TANAM BARU KEDELAI

TAHUN 2013

Kabupaten :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Provinsi

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama ...................................

Nip ............................................

No Kecamatan

JumlahLuas Areal

(Ha)

SK PenetapanCPCL(Ha)

Realisasi Tanam RealisasiDilaksanakan

MH 12/13(Ha)

KeteranganUnit (Ha) (%)

Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Desa Poktan

1

2

3

4

5

Jumlah

Page 129: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian118

Lampiran 26

BLANKO LAPORAN AKHIR PROVINSI

REALISASI SL-PTT KEDELAI

TAHUN 2013

Provinsi :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Provinsi

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama ...................................

Nip ............................................

No Kabupaten

Target SKPenetapan

CPCL(Ha)

Realisasi Tanam

BulanTanam

Realisasi PananProvitasdalam LL(ku/Ha)

ProvitasSebelum

SL (ku/Ha)

Provitas NonSL pada MTyang sama

(ku/Ha)

Tidak Dilaksanan

(Ha)Ket.

Unit (Ha) (%)Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Unit

Luas Area(Ha)

1

2

3

4

5

Jumlah

Page 130: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 119

Lampiran 27

BLANKO LAPORAN AKHIR PROVINSI

REALISASI PENGEMBANGAN MODEL PTT/PATB KEDELAI*)

TAHUN 2013

Provinsi :

Bulan :

.......................... 2013

Tim Teknis Tingkat Provinsi

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

Nama ...................................

Nip ............................................

*) Coret yang tidak perlu

No Kabupaten

Target SKPenetapan

CPCL(Ha)

Realisasi Tanam

BulanTanam

Realisasi PananTidak

Dilaksanan(Ha)

KeteranganUnit (Ha) (%)

Panen(Ha)

Provitas(ku/ha)

Produksi(ton)Unit

Luas Area(Ha)

1

2

3

4

5

Jumlah

Page 131: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian120

Lampiran 28

LAPORAN AWAL

PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI

TAHUN 2013

Provinsi :

.......................... 2013

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

( ............................................... )

Nip

No.Kabupaten /

Kota

Kegiatan

Jumlah

PengembanganBudidaya Kedelai

GP3K IP Lahan Perkebunan Lahan Tidur/RawaPengembanganTumapangsari

Swadaya

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Sasaran(Ha)

JadwalTanam

Page 132: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 121

Lampiran 29

BULAN : .............

LAPORAN BULANAN

PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI

TAHUN 2013

Provinsi :

.......................... 2013

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

( ............................................... )

Nip

No.Kabupaten /

Kota

Kegiatan

Jumlah

PengembanganBudidaya Kedelai

GP3K IP Lahan Perkebunan Lahan Tidur/Rawa Pengembangan Swadaya

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Sasaran(Ha)

Realisasi tanam (Ha)

Page 133: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI 2013

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian122

Lampiran 30

LAPORAN AKHIR

PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI

TAHUN 2013

Provinsi :

.......................... 2013

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

( ............................................... )

Nip

No.Kab/Kota

Kegiatan

JumlahPengembangan Budidaya Kedelai GP3K IP Lahan Perkebunan Lahan Tidur/Rawa Pengembangan Tumpangsari Swadaya

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Tanam (Ha)

Panen (Ha)

Prov (Ku/Ha)

Prod (Ton)

Page 134: 47_Pednis Kedelai 2013 Final

Direktorat Jenderal Tanaman PanganKementerian Pertanian

2013