47631027 hepatitis a tgs qu

Upload: dies

Post on 09-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan: Hepatitis A tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dengan terselesainya makalah ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :1. Yth Ibu. Cornelia, S. Kep, Ns selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) I.2. Semua teman-teman khususnya kelas A.4.43. Semua pihak yang telah membantu dorongannya baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini.Dalam penyusunan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penjelasan dan juga pengetikannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari sehingga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. .

Yogyakarta, Oktober 2009

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakangHepatitis A dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus. Cara penularan penyakit ini adalah melalui jalur fekal-oral, terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut. Virus hepatitis A ditemukan dalam dalam tinja pasien yang terinfeksi sebelum gejalanya muncul dan selama beberapa hari pertama menderita sakit. Secara khas, seorang pasien dewasa muda akan terjangkit infeksi di sekolah dan membawanya ke rumah di mana kebiasaan sanitasi yang kurang sehat menyebarkannya ke seluruh angota keluarga. Hepatitis A lebih prevalen di negara-negara berkembang atau pada populasi yang tinggalnya berdesakan dengan sanitasi yang buruk. Penjaja makanan yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit tersebut, dan masyarakat dapat terjangkit melalui konsumsi air atau ikan dari sugai yang tercemar limbah.Wabah hepatitis A dapat terjadi pada pusat- pusat kesehatan dan panti akibat kurangnya kebersihan perorangan. Kadang-kadang penyakit ini ditularkan melalui transfusi darah.

1.2 TujuanDalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan, antara lain :a. TUJUAN UMUMSetelah menyusun makalah ini mahasiswa mampu mengetahui gambaran umum tentang Hepatitis A dan proses keperawatannya.b. TUJUAN KHUSUSSetelah menyusun makalah ini mahasiswa mampu:1. Mengetahui tentang pengertian dan etiologi dari Hepatitis A2. Mengetahui klasifikasi, tanda dan gejala Hepatitis A3. Mengetahui tentang patofisiologi dan pathway dari Hepatitis A4. Mengetahui tentang pemeriksaan diagnostik pada Hepatitis A5. Mengetahui tentang komplikasi yang ditimbulkan pada Hepatitis A 6. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan pada Hepatitis A7. Membuat asuhan keperawatan Hepatitis A

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI HEPATITISHepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain : Virus Hepatitis A ( HAV ) Virus Hepatitis B ( HBV ) Virus Hepatitis C ( HCV ) Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta Virus Hepatitis E ( HEV )Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada.Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.

B. KLASIFIKASI HEPATITISHepatitis VirusLima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan mekanisme transmisi (penyerangan).Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route oral-fecal . Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D , penyebarannya melalui transfusi darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.

Hepatitis ABahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route oral-fecal dengan ingesti oral dari ketidakbersihan fecal.Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil dari air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV . Virus dapat juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui pembukaan pengeluaran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama , Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam aliran darah . Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan rata-rata waktu empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup manusia ).

Hepatitis BHepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan darah . Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat : Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah . Kontaminasi dengan luka yang terbuka . Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit.Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain : Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ). Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan atau lecet Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction. Prosedur bedah mulut atau gigi.HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya dari pada HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo) (Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan tato dan pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat ( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan perlengkapan lainnya seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok.Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius , seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara umum akan berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver kronik berkembang 5% pada klien dengan infeksi HBV akut.

Hepatitis C Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai 100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu. Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama , epidemiologi dan hepatologi dipelajari dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan 40% terjangkit HCV .

Hepatitis D Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara simultan dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route non-percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup (selingkuh). Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi HBV. Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari penyakit liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari infeksi HBV kronik.

Hepatitis EVirus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak ditemukan epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang orang yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode inkubasi 2 9 minggu. Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.

C. ETIOLOGIPenyebab hepatitis meliputi : Infeksi virus. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

D. MANISFESTASI KLINISHepatitis VitalSumber dan penyebab dari manifestasi klinik dari semua kelima tipe hepatitis vital adalah sama. Perawat menetapkan keluhan subyektif klien secara umum, menentukan apakah terjadi gejala akut ( hepatitis A atau E ) atau tipuan ( hepatitis B atau C )Klien mungkin merasa lelah dan kehilangan selera. Selanjutnya perawat memeriksa kelanjutan untuk mengira perjalanan klien ; Perasaan umum yang tidak nyaman Lemah Mialgias ( nyeri otot ) Sakit kepala Arthritis Intabilitas Depresi Nausea MuntahPerawat menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir akhir ini. Makan makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret.Perawat palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati tidak lembut dan letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan pergerakan kulit, sclera, dan membran mucus diperiksa untuk melihat penyakit kuning. Klien mungkin melakukan perawatan medis hanya setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala samar yang lain adalah sindrom seperti influenza yang terus menerus.Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra hepatic dan disebabkan oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine gelap dan berwarna seperti tanah liat sering dialami oleh klien tersebut. Perawat mengambil urine dan contoh spesimen untuk inspeksi visual dan analisis laboratorium.Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien dengan diagnosa hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari erythema, berwarna merah atau urtycaria mungkin terjadi. Klien sering mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin mempunyai abrasi kulit karena garukan.Klien dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin diantara 38C 40C. Demam mungkin dalam grade rendah atau tidak dengan hepatitis B / C.

E. PATHOFISIOLOGISetelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan , sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .

F. PATWAY

F. PATWAY

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium1. Pemeriksaan pigmen urobilirubin direk bilirubun serum total bilirubin urine urobilinogen urine urobilinogen feses2. Pemeriksaan protein protein totel serum albumin serum globulin serum HbsAG3. Waktu protombin- respon waktu protombin terhadap vitamin K 4. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase AST atau SGOT ALT atau SGPT LDH Amonia serum2. Radiologi foto rontgen abdomen pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif kolestogram dan kalangiogram arteriografi pembuluh darah seliaka3. Pemeriksaan tambahan laparoskopi biopsi hati

G. KOMPLIKASI HEPATITISKegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan. Bentuk nekrosis hepatitis secara besar besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ), dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan kematian mungkin terjadi.Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus menerus, inflamasi akut dan fibrosis. Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis yang terus menerus mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian. Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh : Gejala klinik persistent dan hepatomegali. Adanya kelanjutan dari HbS Ag. Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin dan alkaline phospatase untuk 6 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver tidak meningkat setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya terlihat normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATANTidak ada terapi sfesifik untuk virus hepatitis, tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktifitas fisik biasanya perlu perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.I. PENGKAJIAN1. Keluhan UtamaPenderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada HVB, dan hilang daya rasa lokal untuk perokok.

2. Riwayat Kesehatan Observasi/temuan Aktivitas/istirahat: kelemahan, kelelahan, malaise umum. Sirkulasi: bradikardi (hiperbilurubinia berat), ikterik pada sklera, kulit, membran mukosa. Eliminasi: urine gelap, diare/konstipasi; feses warna tanah liat. Adanya/berulangnya hemodialisa. Makanan/cairan: hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema), mual/muntah. Asites. Neurosensori: peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis. Nyeri/ketidaknyamanan: kram abdomen, nyeri tekan pada quadrant kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruritus). Otot tegang, gelisah. Pernafasan: tidak minat/enggan merokok (perokok). Keamanan: adanya transfusi darah/produk darah. Demam, urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan, ekserbasi jerawat, angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadan-kadang ada pula hepatitis alkoholik), splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior. Seksualitas: pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada wanita). Penyuluhan/pembelajaran: riwayat diketahui/mungkin terpejan pada virus, bakteri atau toksin (makanan terkontaminasi air, jarum, alat bedah atau darah); pembawa (simtomatik atau asimtomatik); adanya prosedur bedah dengan anastesia haloten; terpajan pada kimia toksik (contoh karbon tetraklorida, vinil klorida); obat resep (contoh sulfonamid, fenotiazid, isoniazid). Obat jalanan IV atau penggunaan alkohol, diabetes, GJK, atau penyakit ginjal, adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas.

Pemeriksaan diagnostik- Tes fungsi hati: abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan: merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus.- AST (SGOT/ALT (SGPT): awalnya meningkat. dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.- Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.- Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.- Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).- Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati).- Albumin serum: menurun.- Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).- Anti-HAV IgM: positif pada tipe A.- HbsAG: dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.- Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati).- Bilirubin serum: di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).- Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.- Biopsi hati: menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.- Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.- Urinalisa: peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

Potensial komplikasi Infeksi HVA sering sembuh tanpa komplikasi, sedangkan infeksi HVB dan jenis virus lainnya dapat menjadi kronik dan infeksi HVD sering fatal. Pada HVC kronis persisten dan kronik aktif berubah menjadi keadaan yang lebih serius, bahkan berlanjut menjadi sirosis.

Terapi dan perawatan Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT. Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik. Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

BAB IIIANALISIS KASUS3.1. KASUSRingkasan Kasus:Nama: Tn. HUmur: 27 TahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama: IslamDiagnosa medis: Hepatitis ATanggal masuk RS: 8oktober 2009Tanggal Pengkajian: 8 oktober 2009

Pengamatan kasus dilakukan pada Tn. H, yang berumur 27 tahun, tinggal dijalan anggrek no.3, Bandung Jawa barat.Pasien masuk rumah sakit mitra husada pada tanggal 5 oktober 2009, dengan keluhan demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian kanan atas. Setelah diadakan pengkajian, hati mengalami pembesaran dan nyeri tekan. Dari hasil pemeriksaan: Biopsi hati: terjadi nekrosis ringan Skan hati :mengalami inflamasi, kerusakan parenkimKeluarga pasien mengatakan pasien juga suka mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien terlihat lemah dan malas untuk bergerak, pasien mengelih badannya terasa lemah dan letih.Pasien juga mengeluh mual muntah berkepanjangan dan kehilangan nafsu makan sejak 2 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh mengalami penurunan berat badan, dari berat awal 57 kg, setelah diadakan penimbangan BB menjadi 48 kg, dan diketahui tinggi badan 166 cm. dari hasil pemeriksaan vital sign: Suhu 39 derajat celcius, Nadi: 100x per menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHg, Hasil pemeriksaan lain: Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua ) hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3.

Pengkajian KeperawatanTanggal Pengkajian: 7 oktober 2009Jam : 08.00 WIB

1.BiodataPasienPenanggung JawabNama: Tn. H1. Ratna ( Ibu )Umur: 27 Tahun2. Budi ( Ayah )Jenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPendidikan: SMAAlamat: Anggrek no.3 Bandung jawa baraDiagnosa Medis: Hepatitis A

2. Keluhan Utama: Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian kanan.3. Riwayat Kesehatan:a. Riwayat sakit sekarang- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atasc. Riwayat sakit Dahulu:Klien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit sebelum dan tidak pernah mengalami sakit seperti yang dialaminya sekarang.d. Riwayat penyakit keluarga Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialaminya.

Genogram:

Keterangan:= Laki-laki= Perempuan= Penderitad. Obat yang terakhir didapat:Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obate. Alergi:Reksi Alergi[-] obatTidak ada[-] makananTidak ada[-] PlesterTidak ada[-] lain-lainTidak adaf. Pernah dirawat:[v] Tidakg. Pernah Operasi[v] Tidak

4. Keadaan Umum:

1. Keadaan umum pasien tampak:Kesadaran = Compos mentisGCS: 15, E = 4, M = 6, V = 5Data objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil sesekali meringis menahan nyeri.

2. Tanda-tanda vitalSuhu:Tekanan darah:Pernafasan:- 39Derajat Celcius130/90 mmHg26 x/menitNadi: 100 x/menit[v] teratur[-] tidak teratur3. Pemeriksaan fisik:a. Muka:- muka terlihat pucat- pasien terlihat lemah dan pucatb. Mata:- Lensa : [v] jernih- Kelopak mata:[v] tidak edema- Konjungtiva : [v] anemicc. Mulut- terlihat kering dan pucatd. Kulit- Warna: normal - Turgor: Jeleke. Abdomen: - adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekanf. Suara nafas:Normalg. Suara jantung:normalHasil pemeriksaan lain: Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua ) hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3

Analisis Data

Nama Klien: Tn. H No. Regristrasi: 09845326789Umur: 27 tahunDiagnosa Medis: Hepatitis A Ruang Rawat: Ruang MawarAlamat: Jln.Anggrek no.3

Jam/tanggalData FokusProblemEtiologi

08.007/10/09

08.007/10/09

08.007/10/09

Ds: - pasien mengatakan mengalami demam dari 6 hari yang lalu

Do:- dari pemeriksaan vital sign: Suhu 39 derajat celcius, Nadi: 100x per menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHg,

Ds:- pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan. Do:- Setelah diadakan pengkajian, hati mengalami pembesaran dan nyeri tekan. Skala nyeri: 6 (sedang)- Dari hasil pemeriksaan: Biopsi hati: terjadi nekrosis ringan Skan hati :mengalami inflamasi, kerusakan parenkim- vital sign: Nadi: 100x per menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHg

Ds:- Pasien mengeluh mual muntah berkepanjangan dan kehilangan nafsu makan sejak 2 minggu yang lalu, - pasien mengeluh mengalami penurunan berat badan, dari berat awal 56 kg, Do:- setelah diadakan penimbangan BB menjadi 49 kg, dan diketahui tinggi badan 165 cm.

Hipertermi

Gangguan rasa nyaman (nyeri Akut)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta

kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

RENCANA KEPERAWATAN

NODiagnosa keperawatanTujuanDan kriteria hasilIntervensiRasionalisasiNama/TTD

1

2

3

Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

dengan pembengkakan hepar yang Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

Tidak terjadi peningkatan suhu dalam 1x24jam: Pemeriksaan vital sign normal, suhu 37 derajat celcius, TD 120/70 mmHg, Pernafasan 20x/menit, nadi 90x/menit

Tidak Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri dengan criteria hasil: tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya dengan sekala:1-3 (ringan).-Vital sign normal

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Vital sign normal Pemeriksaan laboratorium normal

- Monitor tanda vital : suhu badan

- Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan tubuh

- Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur

- Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

-Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri.

-Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri.-Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri-Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.

-Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh.

-Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi - Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.

-sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

-dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi

- menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panastubuh melalui penguapan

- kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit-nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.-klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri-klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan- kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.-pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis

-teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit

-mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi

Ambar

CATATAN PERKEMBANGAN

NoTanggal/JamDiagnosaImplementasiPukulEvaluasiNama/TTD

1

2

3

7/10/09Pukul:08.00-09.00

7/10/09Pukul12.30- 13.30

7/10/09Pukul 13.45-14.35wib

Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

- Memonitor tanda vital : suhu badan - Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan tubuh- Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur - Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotik- Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

- Mengajarkan dan membantu klien untuk istirahat sebelum makan-Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, menawarkan makan sedikit tapi sering dan menawarkan sarapan pagi paling sering- mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan - Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak- mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian anti muntah- Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak.

-Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh -menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi - menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.- merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat

20.00

21.00

S: Pasien mengatakan badannya masih demam.O: dari pemeriksaan vital sign, suhu 37,5oC, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit,TD 120/70,A: Masalah belum teratasiP: Implementasi dilanjutkan.

S: Pasien mengatakan tidak nafsu makan, dan masih terasa mual muntah.O: Pasien terlihat menghabiskan setengah porsi makanannya , BB belum meningkatA: Masalah belum teratasiP: Implementasi dilanjutkan

S: Pasien mengatakan sedikit paham dengan cara-cara penanggulangan infeksiO: semua yang mengenai tehnik pencegahan terhadap tranmisi infeksi belum dilaksanakanA: Masalah belum teratasi.P: Implementasi dilanjutkan.

Ambar

Ambar

CATATAN PERKEMBANGAN

NoTanggal/JamDiagnosaImplementasiPukulEvaluasiNama/TTD

1

2

3

8/10/09Pukul:07.00-08.00

8/10/09Pukul13.00- 14.00

9/10/09Pukul 14.00-15.00

Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

- Memonitor tanda vital : suhu badan - Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan tubuh- Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur - Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotik- Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

- Mengajarkan dan membantu klien untuk istirahat sebelum makan-Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, menawarkan makan sedikit tapi sering dan menawarkan sarapan pagi paling sering- mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan - Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak- mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian anti muntah- Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak

-Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh -menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi - menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.- merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat 19.00

20.00

21.00

S: Pasien mengatakan badannya masiht demam O: dari pemeriksaan vital sign, suhu 38 derajat celcius, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit,TD 120/70,A: Masalah belum teratasiP: intervensi di lanjutkan

S: Pasien mengatakan nafsumakannya kembali normal dan tidak mual muntah lagiO: Pasien terlihat menghabiskan makanannya, BB meningkat A: Masalah belum teratasiP: Implementasi dipertahankan

S: Pasien mengatakan sudah paham dengan cara-cara penanggulangan infeksiO: semua yang mengenai tehnik mencegahan terhadap tranmisi infeksi sudah dilaksanakanA: Masalah teratasiP: Implementasi dipertahankan

Ambar

CATATAN PERKEMBANGAN

NoTanggal/JamDiagnosaImplementasiPukulEvaluasiNama/TTD

1

2

3

9/10/09Pukul:07.00-08.00

9/10/09Pukul13.00- 14.00

9/10/09Pukul13.00- 14.00

Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

- Memonitor tanda vital : suhu badan - Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan tubuh- Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur - Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotik- Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

- Mengajarkan dan membantu klien untuk istirahat sebelum makan-Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, menawarkan makan sedikit tapi sering dan menawarkan sarapan pagi paling sering- mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan - Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak- mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian anti muntah- Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak

-Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh -menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi - menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.- merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat

-

19.00

20.00

21.00

20.00

S: Pasien mengatakan badannya sudah tidak demam lagiO: dari pemeriksaan vital sign, suhu 37 derajat celcius, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit,TD 120/70,A: Masalah teratasiP: Implementasi dipertahankan

S: Pasien mengatakan nafsumakannya kembali normal dan tidak mual muntah lagiO: Pasien terlihat menghabiskan makanannya, BB meningkatA: Masalah teratasiP: Implementasi dipertahankan

S: Pasien mengatakan sudah paham dengan cara-cara penanggulangan infeksiO: semua yang mengenai tehnik mencegahan terhadap tranmisi infeksi sudah dilaksanakanA: Masalah teratasiP: Implementasi dipertahankan

Ambar

BAB IVPEMBAHASAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan dengan keluhan pusing dan nyeri pada perut kanan, dengan diagnosa medis Hepatitis A, pada kasus Tn.H di rumah sakit Mitra Husada selama 3 hari dari tanggal 6 Oktober sampai 9 Oktober 2009.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah Fase awal dalam proses keperawatan, pengkajian yang komperensif, sistematis dan logis merupakan dasar dan mendukung bagi identifikasi dalam masalah pasien. Dalam tahap ini semua data dan informasi tentang pasien dikaji dan dianalisis untuk menentukan diagnosa keperawatan melelui tahap yaitu pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan merumuskan diagnosa keperawatan.Dalam melakukan pengkajian untuk memperoleh data, penulis melakukan dengan menggunakan metode wawancara, obserfasi, serta pemeriksaan fisik terhadap pasien. Disamping itu penulis mendapat data dari keluarga pasienAdapun biodata pasien adalah sebagai berikut:Pengkajian KeperawatanTanggal Pengkajian: 6 Oktober 2009Jam : 08.00 WIB

1.BiodataPasienPenanggung JawabNama: Tn. H1. Ratna ( Ibu )Umur: 27 Tahun2. Budi ( Ayah )Agama: IslamPendidikan: SMAAlamat: Jln. Anggrek no.3 bandung jawa baratDiagnosa Medis: Hepatitis A

2. Keluhan Utama: Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan demam dari 5 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian kanan.3. Riwayat Kesehatan:a. Riwayat sakit sekarang- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atasb. Riwayat sakit Dahulu:- c. Riwayat sakit keluarga:Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang dialami kliend. Obat yang terakhir didapat:Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obate. Alergi:Reksi Alergi[-] obatTidak ada[-] makananTidak ada[-] PlesterTidak ada[-] lain-lainTidak adaf. Pernah dirawat:[v] Tidakg. Pernah Operasi[v] Tidak

4. Keadaan Umum:

3. Keadaan umum pasien tampak:[-] sakit sedang[-] sakit beratData objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil sesekali meringis menahan nyeri. 4. Tanda-tanda vitalTingkat kesadaran: sadar penuhSuhu:Tekanan darah:Pernafasan:- 39Derajat Celcius130/90 mmHg26 x/menitNadi: 100 x/menit[v] teratur[v] Lemah[-] tidak teratur[-] kuat3. Pemeriksaan fisik:a. Muka:- muka terlihat pucat- pasien terlihat lemah dan pucatb. Mata:- Lensa : [-] keruh[v] jernih- Kelopak mata: [-] edema[v] tidak edema- Konjungtiva : [v] anemic[-] Tidak anemic c. Mulut- terlihat kering dan pucatd. Kulit- Warna: normal - Turgor: Jeleke. Abdomen: - adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekanf. Suara nafas:Normalg. Suara jantung:normalHasil pemeriksaan lain: Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua ) hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3

A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah fase pengambilan keputusan pada proses keperawatan, termasuk identifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan. Adapun masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pada Tn.H dengan diagnosa medis Hepatitis A adalah:1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus 5. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis B. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada sesuai dengan kondisi pasien saat itu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu pada masalah yang akan dihilangkan atau diminimalkan dan yang menjadi alat ukur tercapainya tujuan adalah criteria hasil atau sasaran. Perencanaan keperawatan yang telah disusun adalah:

DP1. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar Tujuan: Tidak terjadi peningkatan suhuInterfensi: Monitor tanda vital : suhu badan Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringatDP2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.Tujuan: Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)Intervensi: Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya Berikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

DP3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.Tujuan: Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.Intervensi: Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan Anjurkan makan pada posisi duduk tegak Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak DP4. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus Tujuan: Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.Intervensi: Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat DP5. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis Tujuan: - pasien tidak menunjukkan kelelahan dan mampu mengatasi penyakinyaIntervensi: Jelaskan sebab-sebab keletihan individu Sarankan klien untuk tirah baring Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)

C. Pelaksanaan Keperawatan

Secara umum tindakan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik atau antara perawat, pasien dan keluarga pasien. Pada tahap ini penulis bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan yang telah ditetapkanAdapun tindakan keperawatan yang telah dilakukan seperti , memonitor tanda vital : suhu badan, mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari. Atau sesuai kebutuhan tubuh, memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur, mengkolaborasikan dengan dokter dalam memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotic, menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat, mengajarkan dan membantu klien untuk istirahat sebelum makan, mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, menawarkan makan sedikit tapi sering dan menawarkan sarapan pagi paling sering, mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan , menganjurkan makan pada posisi duduk tegak, mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian anti muntah, memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak , menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh , menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi , menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan., merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat, berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri. menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri, memberikan informasi akurat dan Jelaskan penyebab nyeri, membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tidak mengandung efek hepatotoksi , menjelaskan sebab-sebab keletihan individu, menyarankan klien untuk tirah baring , membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat, menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, membantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)Saat dilakukan tindakan keperawatan pada Tn. H, dari diagnosa pertama sampai diagnosa ke lima tidak ditemukan hambatan yang cukup berarti, hal ini berkat adanya kerjasama yang baik antara perawat, keluarga pasien dokter dan tim kesehatan lainnya.

B. Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Pada tahap evaluasi penulis menilai apakah masalah yang terdapat pada pasien sudah teratasi sesui dengan tujuan yang telah ditetapkan, Adapun hasil evaluasi terhadap diagnosa keperawatan yang terjadi pada Tn. H dari tanggal 6 oktober sampai dengan 9 Oktober 2009 adalah: Pasien mengatakan badannya sudah tidak demam lagi, dari pemeriksaan vital sign, suhu 37 derajat celcius, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit,TD 120/70, masalah teratasi, Implementasi dipertahankan Pasien mengatakan nafsu makannya kembali normal dan tidak mual muntah lagi, Pasien terlihat menghabiskan makanannya, BB meningkat, Masalah teratasi, implementasi dipertahankan Pasien mengatakan sudah paham dengan cara-cara penanggulangan infeksi, semua yang mengenai tehnik mencegahan terhadap tranmisi infeksi sudah dilaksanakan, masalah teratasi, implementasi dipertahankan Pasien mengatakan sudah tidak nyeri lagi, terutama di perut kanan, pasien tidak menunjukkan rasa nyeri, wajah tenang, pembengkakan pada hepar mulai berkurang, masalah teratasi, implementasi dipertahankan Pasien mengatakan tidak merasa lelah lagi, dan badannya terasa lebih segar, wajah terlihat cerah, tidak ada tanda-tanda keletihan, masalah teratasi, implementasi dipertahankan

Dari kelima kasus diatas semua masalah teratasi, hal ini dikarenakan pelayanan dan penanganan yang cepat serta sesuai prioritas masalah yang dialami. Hal ini tidak luput dari peran serta keluarga dan tim kesehatan lain.

PENUTUPKesimpulan

Setelah penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn. H dengan gangguan urinarius, dengan diagnosa medis pielonefritis, Di Rumah Sakit Jogja International Hospital dari tanggal 6 oktober sampai dengan 9 Oktober 2009 Penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut: Hepatitis adalah implamasi akut hepar. Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cidera toksik, tetapi hepatitis virus yang paling sering terlihat yang merupakan tipe utama hepatitis virus adalah hepatitis A,B,C,D,E Adapun masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pada Tn.S dengan diagnosa medis Hepatitis B adalah:a. 1Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena portac. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.d. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus e. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis Dari kelima kasus diatas semua masalah teratasi, hal ini dikarenakan pelayanan dan penanganan yang cepat serta sesuai prioritas masalah yang dialami. Hal ini tidak luput dari peran serta keluarga dan tim kesehatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 22 September 2008.. www.google.co.id//Askep Hepatitis

Anonim B. 22 September 2008. .. www.google.co.id//Hepatitis

Carpenito, Lynda. ( 2006 ). Buku Saku Dioagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Santosa, B. ( 2006 ). Panduan diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Pengkajian KeperawatanTanggal Pengkajian: 28 September 2008Jam : 07.00 WIB

1.BiodataPasienPenanggung JawabNama: Tn. S1. Wati ( Ibu )Umur: 29 Tahun2. Lukman ( Ayah )Jenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPendidikan: SMPAlamat: Jln Laksda adiSuciptoDiagnosa Medis: Hepatitis B

2. Keluhan Utama: Pasien dating kerumah sakit dengan keluhan demam dari 6 hari yang lalu dan nyeri pada perut bagian kanan.3. Riwayat Kesehatan:a. Riwayat sakit sekarang- Pasien mengalami demam tinggi dengan pemeriksaan sehu mencapai 39derajat celcius, mengalami nyeri pada perut bagian kanan atasb. Riwayat sakit Dahulu:- c. Riwayat sakit keluarga:Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang dialami kliend. Obat yang terakhir didapat:Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi obate. Alergi:Reksi Alergi[-] obatTidak ada[-] makananTidak ada[-] PlesterTidak ada[-] lain-lainTidak adaf. Pernah dirawat:[v] Tidak[-] yag. Pernah Operasi[v] Tidak[-] ya

4. Keadaan Umum:

5. Keadaan umum pasien tampak:[-] tidak sakit[v] sakit sedang[-] sakit ringan[-] sakit beratData objektif dari hasil pengamatan atau inspeksi:Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, pasien terlihat lemah dan letih, sambil sesekali meringis menahan nyeri6. Tanda-tanda vitalTingkat kesadaran: sadar penuhSuhu:Tekanan darah:Pernafasan:- 39Derajat Celcius130/90 mmHg26 x/menitNadi: 100 x/menit[v] teratur[v] Lemah[-] tidak teratur[-] kuat3. Pemeriksaan fisik:a. Muka:- muka terlihat pucat- pasien terlihat lemah dan pucatb. Mata:- Lensa : [-] keruh[v] jernih- Kelopak mata: [-] edema[v] tidak edema- Konjungtiva : [v] anemic[-] Tidak anemic c. Mulut- terlihat kering dan pucatd. Kulit- Warna: normal - Turgor: Jeleke. Abdomen: - adanya nyeri tekan pada kuadran kanan atas- hepar teraba dan terlihat membesar dan adanya nyeri tekanf. Suara nafas:Normalg. Suara jantung:normalHasil pemeriksaan lain: Tinja Berwarna Kelabu ( Kuning tua ) hasil pemeriksaan lab Leukosit: 18,8x10pangkat3/mm pangkat3

Analisis Data

Nama Klien: Tn. SNo. Regristrasi: 09845326273Umur: 29 tahunDiagnosa Medis: Hepatitis B Ruang Rawat: Ruang flamboyanAlamat: Jln. Adi sucipto

Jam/tanggalData FokusEtiologiProblem

07.0028/09/08

07.0028/09/08

07.0028/09/08

09.0020/09/08

07.0028/09/08

Ds: - pasien mengatakan mengalami demam dari 6 hari yang laluDo:- dari pemeriksaan vital sign: Suhu 39 derajat celcius, Nadi: 100x per menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHg, Ds:- pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan. Do:- Setelah diadakan pengkajian, hati mengalami pembesaran dan nyeri tekan.- Dari hasil pemeriksaan: Biopsi hati: terjadi nekrosis ringan Skan hati :mengalami inflamasi, kerusakan parenkim- vital sign: Nadi: 100x per menit, Pernafasan 26x per menit, Tekanan darah 130/90 mmHgDs:- Pasien mengeluh mual muntah berkepanjangan dan kehilangan nafsu makan sejak 2 minggu yang lalu, - pasien mengeluh mengalami penurunan berat badan, dari berat awal 56 kg, Do:- setelah diadakan penimbangan BB menjadi 49 kg, dan diketahui tinggi badan 165 cm.Ds:Do:- Setelah diadakan pengkajian, hati mengalami pembesaran dan nyeri tekan. - Dari hasil pemeriksaan: Biopsi hati: terjadi nekrosis ringan Skan hati :mengalami inflamasi, kerusakan parenkimDs:-pasien mengelih badannya terasa lemah dan letihDo:- Pasien terlihat lemah dan malas untuk bergerak

invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta

kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

sifat menular dari agent virus

proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitisHypertermi

Gangguan rasa nyaman (nyeri Akut)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi

Keletihan