40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 40 BAB III DESKRIPSI TERHADAP MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRECHTING) YANG DI LAKUKAN OLEH MASSA TERHADAP PELAKU PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI KELURAHAN TANAH KALIKEDINDING KEC.KENJERAN SURABAYA A. Profil Kelurahan Tanah Kalikedinding Kec. Kenjeran Surabaya 1 1. Luas dan Batas Wilayah Pada umumnya keadaan wilayah disuatu daerah sangat menentukan watak dan sifat dari masyarakat yang menempati. Kondisi semacam inilah yang membedakan karakteristik masyarakat disuatu wilayah satu dengan yang lainnya. Terdapat faktor yang menentukan perbedaan kondisi masyarakat tersebut diantaranya adalah faktor geografis, faktor sosial keagamaan, faktor ekonomi dan faktor pendidikan. Kelurahan Tanah Kalikedinding merupakan salah satu dari kelurahan yang berada di bawah wilayah administrasi Pemerintah Kecamatan Kenjeran. Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran memiliki luas wilayah 241.030 ha. Sedangkan batas wilayah administrasi Kelurahan Tanah Kalikedinding adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tambak Wedi b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kedung Cowek c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sidotopo d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bulak 1 Arsip Monografi Kelurahan Tanah kalikedinding, 2014

Upload: vuongmien

Post on 03-Feb-2017

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

BAB III

DESKRIPSI TERHADAP MAIN HAKIM SENDIRI (EIGENRECHTING) YANG DI LAKUKAN OLEH MASSA TERHADAP PELAKU PIDANA

PENCURIAN SEPEDA MOTOR DI KELURAHAN TANAH

KALIKEDINDING KEC.KENJERAN SURABAYA

A. Profil Kelurahan Tanah Kalikedinding Kec. Kenjeran Surabaya1

1. Luas dan Batas Wilayah

Pada umumnya keadaan wilayah disuatu daerah sangat

menentukan watak dan sifat dari masyarakat yang menempati. Kondisi

semacam inilah yang membedakan karakteristik masyarakat disuatu

wilayah satu dengan yang lainnya. Terdapat faktor yang menentukan

perbedaan kondisi masyarakat tersebut diantaranya adalah faktor geografis,

faktor sosial keagamaan, faktor ekonomi dan faktor pendidikan.

Kelurahan Tanah Kalikedinding merupakan salah satu dari

kelurahan yang berada di bawah wilayah administrasi Pemerintah

Kecamatan Kenjeran. Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan

Kenjeran memiliki luas wilayah 241.030 ha. Sedangkan batas wilayah

administrasi Kelurahan Tanah Kalikedinding adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tambak Wedi

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kedung Cowek

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sidotopo

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bulak

1 Arsip Monografi Kelurahan Tanah kalikedinding, 2014

Page 2: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan

Kenjeran secara keseluruhan adalah sebesar 51.993 orang yang terdiri dari

10.905 Kepala Keluarga (KK). Secara lebih spesifik, berikut ini akan

dipaparkan klasifikasi penduduk Kelurahan Tanah Kalikedinding

Kecamatan Kenjeran:

Tabel 3.1

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran

No Jenis Kelamin Jumlah

1.

2

Laki-laki

Perempuan

25.357

26.636

51.993

Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Tanah Kalikedinding,

Desember 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah perempuan lebih banyak

dari pada laki-laki dengan selisih 1.279 jiwa.

3. Keadaan Sosial Ekonomi

Mayoritas penduduk di Kelurahan Tanah Kalikedinding

Kecamatan Kenjeran Surabaya untuk memenuhi sebuah kehidupan sehari-

harinya lebih besar bekerja wiraswasta seperti berdagang. Namun ada juga

yang sebagian kecil itu pegawai negeri sipil. Berikut ini adalah data

Page 3: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

mengenai mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanah Kalikedinding

dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Berdasarkan Mata Pencaharian

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran

No Mata Pencaharian Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Pegawai Negeri Sipil

TNI/POLRI

Swasta

Wiraswasta/Pedagang

Tani

Pertukangan

Buruh Tani

Pensiunan

Nelayan

Pemulung

Jasa

1.625

523

11.354

14.100

2

15

_

354

1

2

15

27,991

Sumber: Laporan Kependudukan Kelurahan Tanah Kalikedinding,

Desember 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa di dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-harinya kebanyakan masyarakat Kelurahan Tanah

Page 4: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

Kalikedinding bekerja sebagai Pedagang. Dan Ada juga selain berdagang

menjadi pegawai negeri sipil.

4. Keadaan Sosial Pendidikan

Dilihat dari keadaan sosial pendidikan, masyarakat Kelurahan

Tanah Kalikedinding yang tergolong masyarakat yang mempunyai

kepedulian terhadap dunia pendidikan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari

data berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Sarana Pendidikan

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran

No Sarana Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6

Gedung Sekolahan Paud

Gedung Sekolah TK

Gedung Sekolah SD

Gedung Sekolah SMP

Gedung Sekolah SMA

Perguruan Tinggi

_

21

9

2

1

_

33

Sumber: Laporan Kependudukan Kelurahan Tanah Kalikedinding,

Desember 2014

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sejalan dengan arus

modern dan informasi, kesadaran masyarakat Kelurahan Tanah

Kalikedinding terhadap pentingnya pendidikan mengalami kemajuan yang

Page 5: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

signifikan, sebab banyak di antara masyarakat yang menuntut ilmu di luar

Kelurahan Tanah Kalikedinding yang dipandang lebih favorit baik di

tingkat SMP atau SMA. Bahkan ada juga tidak sedikit yang melanjutkan

ke perguruan tinggi. baik dalam kota ataupun luar kota. Adapun pendidikan

yang pernah di duduki oleh masyarakat Kelurahan Tanah Kalikedinding

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Pendidikan

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran

No Pendidikan Jumlah

1

2

3

4

5

6

Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar

SMP

SMA

Akademi/D1-D3

Sarjana

Pascasarjana

125

225

245

215

123

135

1.102

Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Tanah Kalikedinding,

Desember 2014

Dengan demikian, dari keseluruhan masyarakat Kelurahan Tanah

Kalikedinding yang berjumlah 51.993 jiwa, maka yang pernah mengenyam

pendidikan, dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Page 6: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

5. Keadaan Sosial Keagamaan

Masyarakat Kelurahan Tanah Kalikedinding hampir seluruhnya

adalah beragama Islam. Hal ini di latar belakangi oleh didikan agama yang

kuat baik itu dari orang tua. Dan juga di setiap malem jum’at diadakan

pengajian yasinan bersama dan bergantian lokasi tempatnya alias lokasi

pengajiannya tersebut dari rumah tetangga ke tetangga orang lain. Dengan

demikian, Ketaatan terhadap nilai-nilai religius dan perhatian yang lebih

terhadap kepentingan agama oleh masyarakat Kelurahan Tanah

Kalikedinding dapat dilihat dari sarana-sarana peribadatan yang ada,

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Sarana Peribadatan

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran

No Sarana peribadatan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Masjid

Mushollah

Geraja

Pura

Vihara

Klenteng

29

37

3

_

_

_

Jumlah

Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Tanah Kalikedinding,

Desember 2014

Page 7: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

Namun kondisi keagamaan di lingkungan Kelurahan Tanah

Kalikedinding juga plural. Pluralitas agama di masyarakat Kelurahan

Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran dapat dilihat dari table 3.5 di

atas. Meski hidup dalam pluralitas, tidak pernah terjadi konflik yang

berbasis agama di lingkungan masyarakat Kelurahan Tanah Kalikedinding.

Kehidupan agama di lingkungan masyarakat Kelurahan Tanah

Kalikedinding hampir sama dengan kehidupan keagamaan masyarakat kota

lainnya. Aktifitas keagamaan biasa-biasa saja dan tidak terlihat adanya

sentralitas tokoh agama dalam kehidupan sosial masyarakat Kelurahan

Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran. Peranan tokoh agama hanya

terlihat pada acara-acara keagamaan tertentu maupun acara yang

berhubungan dengan keberadaan tokoh agama seperti hajatan atau

kematian.

B. Deskripsi Terhadap Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Yang Dilakukan

Oleh Massa Terhadap Pelaku Pidana Pencurian Sepeda Motor Di Kelurahan

Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran Surabaya

Dalam bagian ini penulis akan memaparkan beberapa kasus main

hakim sendiri terhadap pelaku pencurian di Kelurahan Tanah Kalikedinding.

1. Main Hakim Sendiri di Jl. Kedung Mangu

Setiap sesuatu pasti ada sebab dan akibatnya, begitu juga dengan

aksi main hakim sendiri yang menyebabkan pelaku pencurian luka-luka

berat sehingga kritis. Pelaku pencurian yang menjadi korban aksi main

Page 8: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

hakim sendiri terjadi pada warga Kelurahan Sidotopo Kecamatan Kenjeran

Surabaya. Main hakim sendiri tersebut dilakukan kepada pelaku pencurian

perhiasan dan leptop yang terjadi di Jl. Kedung Mangu No 64. Aksi

pencurian dilakukan pada pukul 01:00 WIB oleh kedua pelaku pencurian

yang menggunakan sepeda motor Honda Beat. Aksi pelaku dipergoki oleh

pemilik rumah kemudian pencuri memilih melarikan diri dengan melompat

ke motor temannya sendiri yang ada di depan lokasi. Oleh karena motor

dalam keadaan berjalan, maka motor menjadi tidak seimbang. Korban

pencurian langsung lari dan berteriak “maling-maling”. Setibanya di depan

Balai TK yang tidak jauh dari lokasi pencurian, karena mendengar teriakan

korban pencurian (Khoirul) yang minta tolong sambil mengejar pencuri,

seorang warga yang sedang duduk di warung kopi bernama Imron langsung

melompat dan menghampiri pencuri kemudian menendang motor pelaku

hingga terjatuh. beberapa warga ikut serta memukuli pelaku pencuri yang

terjatuh, akan tetapi satu pelaku lainnya lari ke arah timur. Namun pelaku

yang lari tersebut akhirnya ditangkap oleh warga Agung Waluyo di Jl.

Kedung Mangu yang mendengar teriakan korban pencurian (Khoirul).

Setelah sepeda motor pencuri ditendang oleh Imron kemudian jatuh,

Khoirul langsung memukuli pelaku pencuri tersebut sambil berteriak

“maling-maling”. dikarenakan Khoirul geram akibat barang satu-satunya

yaitu perhiasan dan leptop telah dicuri.

Tentang kejadian pengeroyokan tersebut Khoirul berkata bahwa,

Waktu itu saya memukuli pelaku pencurian yang jatuh sambil berteriak

Page 9: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

maling-maling, sehingga kemudian pelaku yang lari ditangkap oleh warga

Jl. Kedung Mangu dan dibawa ke seberang jalan depan balai sekolahan TK

dan dipukuli ramai-ramai. Pemukulannya nggak pakai senjata, hanya

dengan tangan kosong. Tapi ya karena dilakukan oleh orang banyak,

korbannya ya babak belur mas.2

Sedangkan sebagian warga seperti Agung Waluyo memukuli

pencuri karena refleks (ikut-ikutan) dan hanya memukul dua kali karena

tidak tega melihatnya. Ada juga sebagian warga bernama Imron yang

memukul dengan keras dan bertubi-tubi karena geram. Menurut Imron hal

ini dilakukan agar berbagai kejadian pencurian yang sering terjadi di daerah

kedung mangu tidak ada lagi, karena walaupun ditangani oleh polisi tetap

saja pencurian masih sering terjadi.

Dalam kejadian tersebut Agung Waluyo yang turut serta dalam

pengeroyokan berkata bahwa, ketika mendengar teriakan maling dan

melihat banyak warga yang sedang memegang dan memukuli pelaku

pencurian. Saya langsung ikut-ikutan memukuli pelaku pencurian, tapi saya

hanya memukul dua kali saja ke wajahnya. Saya heran dengan maraknya

pencurian yang terjadi di Jl. Kedung Mangu. Disamping itu saya tidak tahu

apa-apa atas tugas polisi dan kenapa kasus dan pelaku pencurian masih

marak dan hukuman tidak membuat jera bagi pelaku.3

2 Wawancara dengan Khoirul,pelaku main hakim sendiri, dan selaku korban pencurian tanggal 14

April 2015 3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Agung Waluyo, pelaku main hakim, tanggal 14 April

2015

Page 10: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Sedangkan menurut salah satu warga bernama Imron yang

mengawali penyerangan terhadap pelaku pencurian mengatakan bahwa,

waktu itu saya sedang duduk di warung kopi tiba-tiba mendengar teriakan

“maling-maling” yang dikejar oleh Khoirul. Kemudian refleks saya berdiri

dan menendang motor yang dinaiki oleh pelaku pencuri. Ketika pelaku

pencuri terjatuh, saya langsung memukul dan menendangnya dengan keras

ke arah perutnya. Kemudian seketika itu, banyak warga yang menendang

dan memukuli pelaku pencurian. Hal ini saya lakukan beserta warga karena

jengkel dan geram dengan banyaknya maling yang lolos dari pengeroyokan.

Saya tidak percaya dengan aparat penegak hukum (polisi), karena ketika

ada pencurian dan ditangani polisi tetap saja pencurian marak di Jl. Kedung

Mangu.4

Adapun menurut Ilyas dan Dayat selaku ikut serta dalam

pengeroyokan mengatakan bahwa, saya terbawa emosi ketika melihat

banyak warga sedang memukul pelaku pencuri. Saya seorang pemuda

pengangguran yang tiap malam nimbrung di giras mas, jadi apabila ada

maling atau pencuri saya langsung ikut serta dalam pemukulan.5

Dari peristiwa pengeroyokan tersebut, Shodik selaku ketua RT

berkata bahwa, kedua pelaku pencurian mengalami luka-luka yang cukup

serius. Sehingga dengan kejadian ini keadaan Kecamatan Kenjeran

khususnya menjadi lebih kondusif dari ancaman pencurian. Hampir lebih

4 Berdasarkan hasil wawancara dengan Imron, pelaku main hakim sendiri, tanggal 14 April 2015

5 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ilyas dan Dayat, pelaku main hakim sendiri, tanggal 14

April 2015

Page 11: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

dari 1 tahun tidak terjadi kasus pencurian Jl. Kedung mangu Kecamatan

Kenjeran.6

2. Main Hakim Sendiri di Jl. Tanah Merah Utara

Peristiwa main hakim sendiri terhadap pelaku pencurian sepeda

motor juga terjadi di Jl. Tanah Merah Utara. Hal ini terjadi pada pukul

20.30 malam hari dan pelaku dipergoki oleh warga yang sedang nongkrong

di warung. Oleh warga, pelaku dikejar dan tertangkap di depan Toko Tiga

Jl. Tanah Merah Utara Kelurahan Tanahkalikedinding. Kemudian warga

yang terlanjur emosi melampiaskan kemarahannya kepada pelaku dengan

aksi pemukulan.

Awalnya peristiwa pencurian itu terjadi ketika pemilik motor

sedang duduk sambil minum kopi bersama rekannya, sementara motor

diparkir di pinggir jalan dengan kunci masih melekat di motor. Pemilik

motor (Jamaludin) terkejut ketika mengetahui motornya hilang dia

langsung mengejar dengan mengendarai motor rekannya sambil berteriak

“maling-maling”. Tidak jauh dari tempat kejadian perkara, motor yang

dicuri tersangka (Amin/ warga Bulak Banteng) kehabisan bahan bakar

bensin, karena mendengar teriakan maling, tersangka meninggalkan motor

curian tersebut dan berlari ke arah rekannya yang sedang menunggunya

yang mengendarai motor. Tapi sebelum sampai ke lokasi rekannya,

tersangka berhasil dikepung dan ditangkap oleh warga (Udin, Sholeh, dan

6 Berdasarkan hasil wawancara dengan Shodik ,selaku ketua RT Jl.Kedung Mangu, tanggal 14

April 2015

Page 12: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

Imam) dan Jamaludin selaku korban juga turut serta dalam pengeroyokan

terhadap pelaku pencurian tersebut. Pelaku pencurian kemudian dihajar

sampai babak belur dan mengakibatkan luka-luka serius, bahkan ada yang

sempat meneriakan agar pelaku pencuri tersebut dibakar, namun hal

tersebut dapat dicegah oleh salah satu warga dan akhirnya pelaku pencurian

tersebut diserahkan kepada pihak berwajib. Sedangkan rekan tersangka

melarikan diri dan tak bisa dikejar oleh warga setempat.

Dalam kasus tersebut, Jamaludin berkata bahwa, saya kaget saat

sepeda motor dibawa kabur oleh pelaku pencuri. Kemudian saya refleks

berdiri untuk mengendarai kendaraan teman saya untuk mengejar pelaku

pencurian. Ketika saya berteriak “maling-maling”, warga mendengar saya

dan mengarahkan pandangannya kepada pelaku pencurian tersebut sambil

mengejarnya. Tiba-tiba sepeda motor yang dikendarai pelaku pencurian

tersebut mogok karena kehabisan bensin, kondisi ini dimanfaatkan oleh

warga yang mengejar dengan mengepung dan memukuli pelaku pencurian.

Dengan terbawa emosi, saya langsung ikut memukuli pelaku pencurian

tersebut.7

Adapun Udin selaku warga yang turut serta dalam pengeroyokan

terhadap pelaku pencurian mengatakan bahwa, ketika saya membeli kue di

depan Toko Tiga Jl. Tanah Merah Utara, saya mendengar teriakan dari

salah seorang yang kelihatannya korban kehilangan sepeda motor. Saya

7 Berdasarkan hasil wawancara dengan Jamaluddin, pelaku main hakim sendiri dan korban

pencurian tanggal 16 Mei 2015

Page 13: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

langsung melihat dan mengarahkan pandangan kearah yang dituju korban.

Saya langsung lari kira-kira sejauh 30 meter, namun kemudian sepeda

motor pelaku pencurian mogok karena kehabisan bensin. Dengan kondisi

seperti itu saya langsung menarik tangan pencuri lalu saya pukul wajahnya

hingga tubuhnya, kemudian diikuti oleh warga setempat termasuk Sholeh

dan Imam.8

Terhadap kejadian pengeroyokan itu, Ismartono selaku RW 03 Gg

V Jl. Tanah Merah Utara menjelaskan bahwa:

Main hakim sendiri (pengeroyokan) tersebut didorong oleh

beberapa faktor. Pertama, karena kejengkelan warga terhadap maraknya

aksi pencurian. Apalagi pencurian itu tidak mengenal waktu, siang hari saja

masih ada pelaku yang nekat mencuri, hal ini yang membuat warga tambah

jengkel. Kedua, karena mayoritas pelaku pengeroyokan itu pendidikannya

sampai ke jenjang SMP. Ketiga, karena pelaku pengeroyokan itu mayoritas

ada yang penggangguran dan ada juga yang kerja sebagai pedagang kecil-

kecilan.9

Dan abah Ya’kub selaku sesepuh seksi keamanan Keluran Tanah

Kalikedinding mengatakan bahwa:

Main hakim sendiri (pengeroyokan) tersebut ditujukan sebagai

ancaman bagi orang-orang yang ingin melakukan aksi pencurian di wilayah

Kelurahan Tanah Kali Kedinding. Dan luka yang diderita oleh pelaku

8 Berdasarkan hasil wawancara dengan Udin, pelaku main hakim sendiri tanggal 16 Mei 2015

9 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ismartono, selaku RW 03 Gg.V Jl.Tanah merah utara

tanggal 16 Mei 2015

Page 14: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

pencurian menjadi pertimbangan bagi orang yang akan melakukan

pencurian di wilayah kami. Sebab selama ini para pelaku pencurian tidak

kapok meskipun telah menjalani hukuman kurungan melakukan aksi

pencurian lagi manakala mereka telah bebas.10

Bapak Soleh salah satu warga pelaku main hakim sendiri juga

mengatakan bahwa:

Main hakim sendiri dinilai sangat efektif untuk mengurangi aksi

pencurian jika dilihat dari menurunnya aksi pencurian. Sebelum adanya

main hakim sendiri dalam satu bulan dapat terjadi lima hingga enam kali

kasus pencurian. Tapi setelah adanya aksi pemukulan terhadap pencuri,

hampir selama setengah tahun lebih tidak terjadi pencurian di wilayah

kami. Ini menunjukkan kalau aksi main hakim lebih efektif dari pada

peraturan pemerintah yang telah ada.11

C. Faktor-Faktor Terjadinya Main Hakim Sendiri (Eigenrechting) Yang

Dilakukan Oleh Massa Terhadap Pelaku Pidana Pencurian Sepeda Motor Di

Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran Surabaya

Main hakim sendiri terhadap pelaku pencurian yang dilakukan oleh

warga di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran tidak terjadi

tanpa sebab. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mendorong terjadinya main

hakim sendiri terhadap pelaku pencurian sebagaimana dijelaskan oleh

10

Berdasarkan hasil wawancara dengan Abah Ya’kub, selaku sesepuh keamanan kelurahan tanah

kalikednding, tanggal 16 Mei 2015 11

Berdasarkan hasil wawancara denganSholeh, pelaku main hakim sendiri, tanggal 16 Mei 2015

Page 15: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

beberapa warga. Sebagaimana terlihat dari jawaban 15 pelaku pencurian di

tabel bawah ini:

Tabel 3.6

Klasifikasi alasan pelaku melakukan main hakim Sendiri

(eigenrechting) terhadap pelaku pencurian di Kelurahan Tanah Kalikedinding

Kecamatan Kenjeran

NO Faktor Penyebab Tindakan Main Hakim Sendiri

Terhadap Pelaku Tindak Pidana

Jumlah

Pelaku

1 Masyarakat tidak percaya terhadap penegak hukum

dalam menangani pelaku tindak pidana.

5

2 Emosi dan sakit hati terhadap pelaku tindak pidana 3

3 Agar pelaku tindak pidana jera dan supaya calon pelaku

lain takut melakukan hal yang sama.

4

4 Anggapan bahwa menghakimi pelaku tindak pidana

adalah kebiasaan dalam masyarakat.

2

5 Ikut-ikutan. 1

Jumlah 15

Sumber Data: diolah dari hasil wawancara denga para pelaku main hakim

sendiri, Tahun 2015

Berdasarkan dari hasil angket dan wawancara dengan 15 pelaku

dari tabel 3.6 di atas maka dapat dilihat bahwa, 5 orang atau 35 % yang

memberikan jawaban bahwa alasan masyarakat main hakim sendiri

(eigenrechting) terhadap pelaku tindak pidana disebabkan karena tidak

percaya terhadap penegak hukum dalam menangani pelaku tindak pidana 3

orang atau 20% menjawab karena emosi dan sakit hati terhadap pelaku

tindak pidana, 4 orang atau 30% menjawab agar pelaku tindak pidana jera

dan supaya calon pelaku lain takut melakukan hal yang sama, 2 orang atau

sekitar 10% menganggap hal tersebut adalah kebiasaan dalam masyarakat,

dan 1 orang atau 5% beralasan hanya ikut-ikutan.

Page 16: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor dominan

alasan masyarakat main hakim sendiri sendiri terhadap pelaku tindak

pidana adalah masyarakat tidak percaya dengan penegak hukum dalam

menangani pelaku tindak pidana.

Tabel 3.7

Klasifikasi tingkat pendididkan pelaku main hakim Sendiri

(eigenrechting) di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran.

No Sarana Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

TIDAK PERNAH SEKOLAH

SD

SMP/SEDERAJAT

SMA/SMK/SEDERAJAT

SARJANA

3

5

4

2

1

15

Sumber Data: diolah dari hasil wawancara dengan para pelaku main

hakim sendiri, Tahun 2015

Berdasarkan data tabel 3.7 di atas, maka diketahui 3 orang atau

sekitar 15% tidak pernah sekolah, 5 orang atau sekitar 40% yang

berpendidikan SD, 4 orang atau sekitar 25% yang Berpendidikan SMP, 2

orang atau sekitar 15% yang Berpendidikan SMA/SMK/sederajat dan 1

orang atau sekitar 5% yang berpendidikan Sarjana.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan tingkat pendidikan masyarakat

yang melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku tindak

Page 17: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

pidana paling banyak dilakukan oleh masyarakat yang pendidikannya SD

atau umumnya dilakukan oleh masyarakat yang pendidikannya rendah.

Tabel 3.8

Klasifikasi umur pelaku main hakim sendiri (eigenrechting) terhadap pelaku

pencurian di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran.

No Umur Jumlah

1

2

3

4

5

16-20

21-25

26-30

31-35

36-40

1

6

4

3

1

15

Sumber Data: diolah dari hasil wawancara denga para pelaku main hakim

sendiri, Tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, terlihat bahwa pelaku yang berumur

16-20 tahun terdapat 1 orang atau sekitar 10%, yang berumur 21-25 tahun

terdapat 6 orang atau sekitar 35%, yang berumur 26-30 tahun ada 4 orang

atau sekitar 25%, dan yang berumur 31-35 tahun terdapat 3 orang atau

sekitar 10%, yang berumur 36-40 tahun.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur pelaku yang

melakukan tindakan main hakim sendiri paling banyak dilakukan oleh

orang yang berumur 21-26 tahun atau dapat dikatakan relatif muda.

Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian di

lapangan dan wawancara terhadap piahak terkait, baik dari kepolisian

maupun dari masyarakat, maka dapat diterangkan faktor-faktor penyebab

terjadinya tindakan main hakim sendiri (eigenrechting) yang dilakukan oleh

Page 18: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

massa terhadap pelaku tindak pidana khususnya di Kota Surabaya sebagai

berikut :

Faktor internal dari pelaku main hakim sendiri.

1. Faktor emosi/ sakit hati terhadap pelaku tindak pidana pencurian

Masyarakat Kelurahan Tanah Kali kedinding dan Sidotopo

Kecamatan Kenjeran Surabaya sebagian besar adalah golongan

masyarakat ekonomi menengah kebawah. Maraknya aksi tindak pidana di

daerah tersebut sudah sangat meresahkan karena banyak barang-barang

berharga mereka telah hilang dicuri, sehingga menimbulkan anggapan

bahwa pelaku pencurian adalah musuh bersama yang harus dibasmi untuk

menimbulkan efek jera.12

Disamping itu Masyarakat Kelurahan Tanah

Kalikedinding dan Sidotopo sudah sangat geram dan dendam terhadap

pelaku pencurian sehingga ketika ada pelaku tindak pidana yang

tertangkap oleh warga, maka dengan mudah tersulut emosinya dan tanpa

segan-segan warga lansung menghakimi pelaku tersebut sampai tidak

berdaya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Sholeh dan Imam yang pernah

menghakimi pelaku Jl Tanah Merah Utara, Surabaya.13

2. Faktor Agar pelaku pencurian jera dan supaya calon pelaku lain takut

melakukan hal yang sama.

Salah satu alasan masyarakat menghakimi pelaku pencurian adalah

supaya para pelaku tindak pidana jera dan calon pelaku lain takut

12

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga Kel.Tanah Kalikedinding, senin tanggal 18 mei

2015 13

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sholeh dan Imam, pelaku main hakim sendiri tanggal 16

Mei 2015

Page 19: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

melakukan hal yang sama. Mengingat adanya pelaku pencurian cukup

tinggi di daerah tersebut. Masyarakat yakin bahwa hal yang mereka

lakukan cukup efektif, terbukti setelah ada yang pelaku tindak pidana

pencurian yang dihakimi maka frekuensi tindak pidana tersebut berkurang

bahkan tidak terjadi lagi. Alasan ini sesuai dengan apa yang dipaparkan

Shodik.14

3. Faktor kebiasaan masyarakat dalam menghakimi pelaku tindak pidana

pencurian

Fenomena main hakim sendiri yang dilakukan oleh masyarakat

sudah menjadi trend dan sering di dengar di kota Surabaya bahkan dapat

dijumpai di semua daerah. Maraknya penghakiman terhadap pelaku tindak

pidana di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kecamatan Kenjeran Surabaya

membuat warga semakin geram dan ingin memukuli pelaku pencurian

secara ramai-ramai. Dan hal ini menurut mereka sudah seharusnya

dilakukan terhadap pelaku tindak pidana, karena warga menganggap hal

yang mereka lakukan telah meringankan beban kepolisian dalam

menangkap pelaku tindak pidana. Alasan ini dibenarkan Khoirul yang

pernah menghakimi pelaku tindak pidana pencurian sepeda motor di Jl.

Kedung Mangu, Surabaya.15

14

Berdasarkan hasil wawancara dengan Shodik ,selaku ketua RT Jl.Kedung Mangu, tanggal 14

April 2015 15

Wawancara dengan Khoirul,pelaku main hakim sendiri, dan selaku korban pencurian tanggal

14 April 2015

Page 20: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

4. Faktor rendahnya tingkat pendidikan.

Sebagaimana hasil angket pada tabel 3.7 bahwa tingkat

pendidikan pelaku main hakim sendiri umumnya masih sangat rendah.

Peranan pendidikan sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan watak

pribadi seseorang. Tidak adanya basic pendidikan agama dan moral

membuat tingkat pengendalian emosional setiap individu sangat rendah

sehingga gampang dihasut atau di provokasi.

5. Faktor Ikut-ikutan

Faktor ini menjadi pendorong beberapa orang yang ikut terlibat

dalam main hakim sendiri. Mereka awalnya hanya menjadi penonton,

namun karena ajakan dan ingin memberi hukuman kepada pencuri, maka

kemudian mereka ikut menghakimi pelaku pencurian. Seperti apa yang

dikatakan oleh Ilyas dia mengatakan Bahwa:

Terkadang Masyarakat hanya ikut-ikutan main hakim sendiri

dalam kerumunan massa. Pada awalnya hanya lewat dan menonton,

namun karena ajakan dan ingin juga merasakan memberi hukuman kepada

pelaku tindak pidana, maka kemudian mereka ikut menghakimi pelaku

pencurian. Lebih parah lagi, terkadang pelaku main hakim sendiri hanya

terprovokasi dan ikut memukul atau mengeroyok tanpa tahu masalah

yang sebenarnya.16

16

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ilyas dan Dayat, pelaku main hakim sendiri, tanggal 14

April 2015

Page 21: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

6. Faktor ketidakpercayaan terhadap penegak hukum dalam menangani

pelaku tindak pidana.

Menurut Aiptu. H. Mas’ud. SH, bahwa:

Faktor utama kenapa masyarakat kuhusunya masyarakat di kota

Surabaya lebih memilih melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap

pelaku tindak pidana dari pada menyerahkan pelaku tindak pidana

tersebut ke pihak kepolisian adalah dikarenakan hilangnya kepercayaan

masyarakat terhadap penegak hukum dalam menangani pelaku tindak

pidana.17

Menurutnya, kondisi peradilan di Indonesia dalam penegakan

hukum saat ini masih dianggap kurang memenuhi harapan dan perasaan

keadilan masyarakat. Lembaga peradilan yang seharusnya menjadi

benteng terakhir untuk mendapatkan keadilan sering tidak mampu

memberikan keadilan yang didambakan. Banyaknya pelaku kejahatan

yang lolos dari jerat hukum ditambah kondisi penegak hukum yang

terlibat kasus hukum seperti kasus suap dan sebagainya.

Akibatnya, rasa hormat dan kepercayaan terhadap lembaga ini

nyaris tidak ada lagi sehingga semaksimal mungkin orang tidak

menyerahkan persoalan hukum yang mereka alami ke penegak hukum dan

lebih memilih menciptakan hukum sendiri seperti menghakimi sendiri

pelaku tindak pidana yang mereka tangkap.

Selain faktor-faktor yang berasal dari internal pelaku main hakim,

terjadinya main hakim juga disebabkan oleh faktor-faktor eksternal pelaku

17

Berdasarkan hasil wawancara dengan Aiptu. H. Mas’ud. SH kepala Subbagkum Polsek

Kenjeran, Pada hari jumat, 7 januari 2014 (jam 9:30)

Page 22: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

main hakim sendiri. Faktor-faktor eksternal tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Faktor tidak adanya proses hukum bagi pelaku aksi main hakim sendiri.

Sejumlah warga beranggapan bahwa menghakimi pelaku tindak

pidana adalah hal yang wajar karena tidak adanya respon dari pihak

kepolisian dalam menangani kasus ini. Dan ketika pelaku telah babak belur

sesudah dihajar masa, disaat itulah pihak kepolisian datang dan hanya

meminta keterangan dari warga setempat. Sehingga mereka kurang puas

dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan warga

berinisiatif bagaimana caranya barang yang kehilangan tersebut telah

kembali dan bagaimana caranya pelaku pencurian tersebut merasa jera.

Yaitu dengan cara menghakimi secara masa terhadap pelaku pencurian.18

2. Faktor hukum yang belum menimbulkan efek jera.

Hal ini diindikasikan dengan masih maraknya aksi pencurian yang

terjadi di Kelurahan Tanah Kalikedinding meskipun sebelumnya telah ada

pelaku yang tertangkap dan mendapat tindakan oleh pihak kepolisian,

namun tindakan tersebut menurut warga masih belum menimbulkan efek

jera terhadap pelaku pencurian. Hal ini dibuktikan dengan masih maraknya

kasus pencurian meski telah ditangani oleh pihak kepolisian. Fenomena

18

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga Kelurahan Tanah Kalikedinding, tanggal 14

April 2015

Page 23: 40 bab iii deskripsi terhadap main hakim sendiri (eigenrechting)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

inilah yang kemudian menjadikan masyarakat merasa gerah dengan

keadaan yang dialami mereka.19

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa main hakim

sendiri lebih disebabkan oleh adanya pertemuan dua faktor yakni faktor

internal (pelaku aksi main hakim) dan faktor eksternal (legalitas hukum).

19

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga Kelurahan Tanah Kalikedinding, tanggal 14

April 2015