Metode dakwah

Dalil An-Nahl 125

Ali Mustafa Yaqup, sejarah & metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000), 121-122• Imam Asy-Syaukani : Hikmah itu Ucapan-ucapan yang

tepat dan benar

• Tafsir lain: Hikmah itu argumen-argumen yang kuat dan meyakinkan

• Mauidhah hasanah : ucapan yang berisi nasehat-nasehat yg baik… yg bermanfaat bagi orang yg mendengarkannya

• Tafsir lain: Mauidhah hasanah argument yg memuaskan sehingga pendengar dapat membenarkan apa yg disampaikan oleh pembawa argumen

Sayyid Qutub• Dakwah bil-hikmah memperhatikan tiga hal berikut

• Keadaan dan situasi mad’u

• Kadar / kuran materi yg disampaikan, sehingga mad’u tidak keberatan

• metodenya debut bervariasi, sesuai dengan kondisi saat itu

• Mauidhah Hasanah, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

• Tutur kata yg lembut, agar terkesan di hait

• Menghindari kata kasar

• tidak menyebut / mengungkit kesalahan mad’u

Mujadalah

• Tidak merendahkan pihak lawan, bukan untuk mencari kemenangan

• Tujuannya untuk mengantarkannya kepada kebenaran

• Menghormati pihak lawan, agar mereka tetap punya harga diri, tidak boleh merasa dikalahkan

• Yusuf Qardhawi :Metode Mujadalah Ahsan : menyebutkan segi-segi persamaan, kemudian dibahas segi-segi perbedaan, sehingga mereka dapat menemukan segi-segi persamaan.

• Dakwah itu ofensif: mengajak dan mengundang pihak lain; maka metode dakwah hanka Hikmah dan Mauidhah Hasanah

• Dakwah itu defensif: dakwah itu bertahan, mujadalah diperlukan ketika mad’u itu bersikap kaku dan keras, membantah, mendebat. Disinilah dakwah defensif.

Catatan Mujadalah

Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 36

• Sayyid Qutub : Dakwah bijak (hikmah) : dakwah yg memperhatikan situasi dan kondisi mad’u, sejauh daya serap mad’u

• Contoh pengharaman minima memabukkan

• QS an-Nahl 67

• al-Baqarah : 219

• Annisa : 43

Mau’idhah Hasanah

• وعظ : زجر مقترن بالتخويف

• Peringatan yang digabung dengan kabar penakutan

• Peringatan dengan kebaikan yang dapat menyentuh hati

Mujadalah

• Meluruskan pandangan yang salah, menolak pendapat yang tidak sejalan dengan al-Qur’an, dengan cara yang laing baik

• Tidak untuk merendahkan, menjatuhkan atau mengalahkan. Tapi untuk mengantarkan kepada kebenaran

Wahbah Zuhayli, Tafsir al-Munir