4 perbedaan ilmu pengetahuan alam klasik dan ilmu pengetahuan modern serta an daya abstraksi manusia

15
MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KLASIK DAN PENGETAHUAN ALAM KLASIK DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN SERTA ILMU PENGETAHUAN MODERN SERTA PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA MANUSIA

Upload: nazar-pananto

Post on 28-Jul-2015

1.783 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KLASIK PENGETAHUAN ALAM KLASIK

DAN ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN SERTA MODERN SERTA

PERKEMBANGAN DAYA PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIAABSTRAKSI MANUSIA

Page 2: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dari Deskriptif dan Kualitatif Alam dari Deskriptif dan Kualitatif hingga Simulatif dan Kuantitatifhingga Simulatif dan Kuantitatif

Tahap Deskriptif dan KualitatifTahap Deskriptif dan Kualitatif Kegiatan IPA dimulai dengan observasi dan pencatatan Kegiatan IPA dimulai dengan observasi dan pencatatan

atas gejala-gejala alam yang diamati. Dari pengumpulan atas gejala-gejala alam yang diamati. Dari pengumpulan hasil observasi ini dapat dilihat kesamaan-kesamaan atau hasil observasi ini dapat dilihat kesamaan-kesamaan atau perbedaan-perbedaan. Kemudian timbul kebutuhan untuk perbedaan-perbedaan. Kemudian timbul kebutuhan untuk menyederhanakan dengan proses klasifikasi dan menyederhanakan dengan proses klasifikasi dan stematisasi sehingga diperoleh prinsip-prinsip yang lebih stematisasi sehingga diperoleh prinsip-prinsip yang lebih mendasar dan bersifat umum.mendasar dan bersifat umum.

Page 3: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Klasifikasi adalah proses untuk mengubah Klasifikasi adalah proses untuk mengubah data yang terpisah menjadi data yang lebih data yang terpisah menjadi data yang lebih fungsional. Klasifikasi menyatakan fungsional. Klasifikasi menyatakan kedudukan objek tertentu dalam sebuah kedudukan objek tertentu dalam sebuah kelas. kelas. Di samping klasifikasi sederhana terdapat Di samping klasifikasi sederhana terdapat pula system klasifikasi yang lebih kompleks.pula system klasifikasi yang lebih kompleks.Dalam sejarah perkembangan IPA, contoh Dalam sejarah perkembangan IPA, contoh klasifikasi yang berhasil adalah klasifikasi klasifikasi yang berhasil adalah klasifikasi tumbuhan dan hewan yang membedakan tumbuhan dan hewan yang membedakan spesies, genus, dan familia. Dalam kimia spesies, genus, dan familia. Dalam kimia terdapat klasifikasi unsure yang berupa terdapat klasifikasi unsure yang berupa system periodic unsure yang disusun system periodic unsure yang disusun pertama kali oleh Demiri Mendelejef (1869 pertama kali oleh Demiri Mendelejef (1869 Rusia).Rusia).

Page 4: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Setelah pengetahuan yang terkumpul berdasarkan Setelah pengetahuan yang terkumpul berdasarkan klasifikasi telah cukup banyak, timbul kebutuhan untuk klasifikasi telah cukup banyak, timbul kebutuhan untuk membandingkan. Konsep perbandingan ini merupakan membandingkan. Konsep perbandingan ini merupakan konsep yang lebih tinggi dan lebih efektif.konsep yang lebih tinggi dan lebih efektif.Dalam sejarah perkembangan Ilmu Kimia penggunaan Dalam sejarah perkembangan Ilmu Kimia penggunaan metode kualitatif ini pernah menghasilkan suatu teori metode kualitatif ini pernah menghasilkan suatu teori pembakaran yang dikenal dengan nama teori flogiston pembakaran yang dikenal dengan nama teori flogiston (abad ke-18). Menurut teori ini dikatakan bahwa suatu zat (abad ke-18). Menurut teori ini dikatakan bahwa suatu zat dapat terbakar karena zat itu mengandung “zat api” atau dapat terbakar karena zat itu mengandung “zat api” atau “flogiston”. Makin banyak suatu zat mengandung “flogiston”. Makin banyak suatu zat mengandung flogiston makin mudah terbakar. Arang dianggap sebagai flogiston makin mudah terbakar. Arang dianggap sebagai sepenuhnya berisi flogiston.sepenuhnya berisi flogiston.Pada peristiwa pembakaran logam dapat diterangkan Pada peristiwa pembakaran logam dapat diterangkan secara kualitatif sebagai berikut:secara kualitatif sebagai berikut:1. Logam dibakar1. Logam dibakar = kapur logam + flogiston= kapur logam + flogiston2. Arang2. Arang = flogiston= flogiston3. Kapur logam + arang3. Kapur logam + arang = logam (flogiston).= logam (flogiston).

Page 5: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Sejumlah peristiwa yang lain yang berhubungan dengan pembakaran dapat diterangkan teori flogiston ini.Namun beberapa kelemahan terdapat dalam teori flogiston ini, di antaranya:1. Flogiston adalah suatu zat hipotesis sebab tidak dapat dirasa dan diraba.2. Massa logam bertambah setelah pembakaran menyatakan bahwa flogiston bermassa negative.Kelemahan itu tidak mampu menumbangkan teori flogiston, bahkan masih dapat bertahan lama sekali. Ini disebabkan karena metode penelitian pada waktu itu tekanannya secara kuantitatif sehingga hasil-hasil yang ditunjukkan secara kuantitatif seringkali diabaikan.

Page 6: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Pernyataan yang bersifat kualitatif ini kadang-Pernyataan yang bersifat kualitatif ini kadang-kadang sudah merupakan pengetahuan yang kadang sudah merupakan pengetahuan yang memadai dan bermanfaat terutama untuk bidang memadai dan bermanfaat terutama untuk bidang di mana metode kuantitatif belum dapat di mana metode kuantitatif belum dapat berkembang. Sebagai contoh kaidah-kaidah berkembang. Sebagai contoh kaidah-kaidah dalam ilmu social kebanyakan masih berupa dalam ilmu social kebanyakan masih berupa pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan karena kesulitan dalam teknik pengukuran karena kesulitan dalam teknik pengukuran terhadap gejala social. Namun sedikit demi terhadap gejala social. Namun sedikit demi sedikit kesulitan ini dapat diatasi, sehingga ahli-sedikit kesulitan ini dapat diatasi, sehingga ahli-ahli dalam ilmu social dewasa ini telah memasuki ahli dalam ilmu social dewasa ini telah memasuki tahap yang bersifat kuantitatif.tahap yang bersifat kuantitatif.

Page 7: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Tahap Simulatif dan KuantitatifTahap Simulatif dan Kuantitatif

Misalkan pada tahap kuantitatif kita telah Misalkan pada tahap kuantitatif kita telah menemukan prinsip bahwa “semua logam jika menemukan prinsip bahwa “semua logam jika dipanasi akan bertambah panjang”. dipanasi akan bertambah panjang”. Pernyataan semacam ini memang telah cukup Pernyataan semacam ini memang telah cukup bermanfaat. Tetapi kita masih berusaha untuk bermanfaat. Tetapi kita masih berusaha untuk mengetahui seberapa banyak bertambah mengetahui seberapa banyak bertambah panjangnya. Dengan kata lain timbul panjangnya. Dengan kata lain timbul kebutuhan untuk mengkuantifikasikan data kebutuhan untuk mengkuantifikasikan data sehingga dapat diperoleh pengukuran yang sehingga dapat diperoleh pengukuran yang lebih teliti dengan tujuan agar kesimpulan lebih teliti dengan tujuan agar kesimpulan yang diperoleh lebih mendekati kebenaran.yang diperoleh lebih mendekati kebenaran.

Page 8: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Untuk memperoleh pengukuran yang saksama dilakukan proses simulasi, yaitu dengan menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan jalan melakukan percobaan-percobaan.Pada contoh di atas tadi, setelah dilakukan percobaan dari beberapa logam diperoleh hubungan sebagai berikut:Lt = L0 (1 + 4t)di mana: Lt = panjang logam pada suhu t°

L0 = panjang logam pada suhu t0 = koefisien mulai panjang.t = perbedaan suhu (selisih antara t dan

t0).Dari persamaan di atas dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan lebih eksak, sebab menunjukkan seberapa bertambah panjangnya logam, yang disebabkan oleh kenaikan suhu tertentu.

Page 9: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Contoh lain mengenai keberhasilan metode kuantitatif ini adalah penemuan hukum ketetapan massa oleh Antoine Laurent Lavoirsier (1743-1794). Hukum ini menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah reaksi senantiasa sama.Hukum ketetapan massa ini dapat menumbuhkan teori flogiston dan menggantinya dengan teori oksidasi. Suatu zat dapat terbakar bukan karena melepaskan flogiston tetapi karena zat itu mengikat oksigen. Sehingga bertambah massanya kapur logam (oksida logam) setelah reaksi bukan karena flogiston bermassa negative, tetapi karena logam mengikat oksigen. Di sini berlaku bahwa massa logam ditambah oksigen sama dengan massa “kapur logam” atau oksida logam.

Page 10: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Metode kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan matematika dalam IPA sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian akan menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat, tepat, dan hasilnya lebih mendekati kebenaran. Dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh melalui metode kuantitatif menjadi lebih dapat diandalkan.

Page 11: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Dinamika Ilmu Pengetahuan Alam

Telah dikemukakan bahwa kegiatan IPA berawal dari pengamatan dan pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun dalam percobaan-percoban yang dilakukan dalam laboratorium. Dari hasil pengamatan atau observasi ini manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum, dan teori.Jika dilihat dari arah prosesnya maka dalam hal ini eksperimen mendahului teori. Proses IPA tidak berhenti di sini tetapi dari hasil IPA yang berupa konsep, hukum, dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya. Demikian proses IPA berlangsung terus sehingga selalu terdapat mekanisme control, bersifat terbuka untuk selalu diuji kembali dan bersifat kumulatif. Pengetahuan yang diperoleh selalu bertumpu di atas dasar-dasar sebelumnya dalam kerangka yang bersifat kumulatif, sehingga karenanya bersifat konsisten dan sistematis. Dengan kata lain IPA berkembang secara dinamis.

Page 12: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Jadi, proses IPA yang dinamis ini oleh karena menggunakan metode keilmuan di mana peranan teori dan eksperimen saling memperkuat. IPA modern lebih menekankan teori yang mendahului eksperimen. Sebagai contoh teori relativitas Eintein (1905) yang menyatukan hubungan kesetaraan antara massa dengan energi, disusun lebih dahulu baru kemudian diciptakan eksperimen sehingga diketemukan tenaga nuklir.Keuntungan dari IPA yang dinamis ini adalah perkembangan IPA yang pesat sehingga dalam jangka waktu 10 - 15 tahun pengetahuan IPA telah menjadi lipat dua. Kemajuan IPA ini mendukung perkembangan teknologi yang pada gilirannya dapat menaikkan kesejahteraan manusia.

Page 13: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Namun demikian hasil IPA yang banyak ini bila tidak diarahkan pemanfaatannya justru akan merugikan manusia, bahkan dapat menghancurkan peradaban manusia itu sendiri. Beberapa penemuan yang dapat merugikan misalnya senjata nuklir, senjata kimiawi dan biologis serta timbulnya pencemaran udara dan air.Jadi perkembangan IPA yang dinamis ini di samping banyak memberikan keuntungan juga membawa risiko. Agar risiko sekecil-kecilnya maka arah perkembangan IPA dan pemanfaatan hasil IPA harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

Page 14: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Peranan Matematika dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

ModernMengembangkan metode kuantitatif, meningkatkan daya control dan daya ramal dari ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat, tepat, dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.

Page 15: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Peranan Matematika dan IPA dalam Peningkatan Daya Abstraksi Manusia

Dampak atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang telah dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah dan menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan dapat juga bersifat negative, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat negative itu bila dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setelah mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi, mencoba mengatasi juga dengan ilmu alamiah dan teknologi yang baru.