4. perancangan pengukuran kinerja · gambar 4.1 struktur organisasi puskesmas sumber: departemen...

26
Universitas Kristen Petra 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sekilas tentang Dinas kesehatan dan Puskesmas, setelah itu dijelaskan pengukuran kinerja Puskesmas yang sudah ada sebelumnya. Kemudian barulah dilakukan pengolahan perancangan pengukuran kinerja pada Puskesmas Surabaya. 4.1. Tinjauan Umum Berikut akan dijelaskan sekilas tentang Dinas Kesehatan mengenai visi, misi, tujuan dan kebijakan. Setelah itu baru dijelaskan tentang Puskesmas dan peranannya, struktur organisasi, aktivitas yang ada didalamnya dan proses pelayanan. 4.1.1. Puskesmas Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat diwilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. 51

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sekilas tentang Dinas kesehatan

dan Puskesmas, setelah itu dijelaskan pengukuran kinerja Puskesmas yang sudah

ada sebelumnya. Kemudian barulah dilakukan pengolahan perancangan

pengukuran kinerja pada Puskesmas Surabaya.

4.1. Tinjauan Umum

Berikut akan dijelaskan sekilas tentang Dinas Kesehatan mengenai visi,

misi, tujuan dan kebijakan. Setelah itu baru dijelaskan tentang Puskesmas dan

peranannya, struktur organisasi, aktivitas yang ada didalamnya dan proses

pelayanan.

4.1.1. Puskesmas

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja

Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur

lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja

Puskesmas.

Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat

diwilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam

rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

• Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri.

51

Page 2: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

52

• Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

• Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan

tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

• Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

• Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program Puskesmas.

Puskesmas sebagai badan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki

kedudukan secara administratif dan kedudukan dalam hirarki pelayanan

kesehatan. Kedudukan secara administratif yang berarti Puskesmas merupakan

perangkat pemerintah daerah tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik

teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan Dati II. Kedudukan

dalam hirarki pelayanan kesehatan yang berarti Puskesmas berkedudukan pada

tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama sesuai dengan SKN.

Proses pelayanan yang terjadi dalam Puskesmas yaitu ketika penderita

datang maka secara langsung akan menuju loket untuk membeli karcis, dari loket

ini penderita akan ditanya penyakit dan diarahkan keruang yang ia butuhkan.

Setelah penderita diperiksa maka akan diberikan resep untuk mengambil obat di

bagian apotik setelah itu penderita pulang.

Puskesmas memiliki fasilitas penunjang untuk dapat menjangkau

pelayanan lebih merata dan meluas, oleh karena itu perlu adanya fasilitas:

• Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas dengan kata

lain satu Puskesmas meliputi seluruh Puskesmas Pembantu yang ada didalam

wilayah kerjanya.

• Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang

dilengkapi dengan kendaraan roda empat atau perahu bermotor dan peralatan

Page 3: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

53

kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal

Puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi untuk meunjuag dan membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang

belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

• Bidan yang bertugas didesa

Pada tiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya akan

ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan

bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas. Tugas utama bidan

tersebut adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu

dan pembinaan pimpinan kelompok persepuluhan, disamping memberi

pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan dirumah-rumah.

Tiap-tiap Puskesmas diwajibkan untuk membuat struktur organisasi sesuai

dengan format dari Dinas Kesehatan, namun Puskesmas diperbolehkan untuk

menyesuaikan keadaan bila format dari Dinas Kesehatan tidak bisa dilakukan.

Tetapi yang disesuaikan dan diubah-ubah hanya bagian unit-unit didalamnya

sedangkan aturan formatnya tetap seperti gambar dibawah ini.

Berikut adalah struktur organisasi Puskesmas secara keseluruhan:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas

Page 4: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

54

Keterangan:

1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas untuk memimpin, mengawasi dan

mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

struktural dan jabatan fungsional.

2. Tata usaha bertugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat

menyurat serta pencatatan pelaporan.

3. Unit I bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi.

4. Unit II bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan

penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium

sederhana.

5. Unit III bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan

tenaga kerja dan usia lanjut.

6. Unit IV bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan mayarakat,

kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan

kesehatan khusus lainnya.

7. Unit V bertugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya

kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

8. Unit VI bertugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat

inap.

9. Unit VII bertugas melaksanakan kefarmasian.

4.2. Teknik Perancangan

Berikut akan dijelaskan tentang penjabaran tahapan-tahapan diatas ditiap bagian

pelayanan:

4.2.1. Tahap pertama: daftar program (program pelayanan perbaikan gizi)

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan gizi adalah sebagai

berikut:

1. Pelayanan perbaikan gizi.

a. Program pelayanan perbaikan gizi masyarakat.

1. Pemantauan pola konsumsi.

2. Kerjasama lintas sektor / lintas program dalam program gizi.

Page 5: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

55

3 . Pemberian Vit. A pada bayi 6 - 11 bl. Dengan dosis 100.000 SI 1x

pertahun.

4. Pemberian Vit. A pd anak 1-4 tahun dg dosis 200,000 SI 2x pertahun.

5. Pemberian Vit. A pada ibu nifas.

6. Pemberian Tab. Fe-90 pada ibu hamil.

7. Penimbangan Balita Bulanan (UPGK).

K / S : Tingkat Jangkauan Program.

D / S : Tingkat Partisipasi Masyarakat.

N / D : Tingkat Keberhasilan Penimbangan.

D / K : Tingkat Kelangsungan Penimbangan.

N / S : Tingkat Keberhasilan Program.

8. Pelayanan pojok gizi.

9. Pelacakan kasus gizi buruk dilaporkan.

10. Penanganan kasus gizi buruk pada Balita.

11. Penanganan kasus gizi buruk pada ibu hamil.

12. Pemeriksaan Hb pada BUMIL.

13. ASI Eksklusif.

14. Anemi Ibu Hamil.

15. Rujukan Balita KEP Berat.

16. Pendampingan Ibu Balita KEP.

17. Pembinaan dan bimbingan teknis ke Posyandu.

b. Program pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat khusus.

1. Pemberian JPS - BK untuk gakin.

2. Kunjungan pelayanan JPS - BK gakin di Puskesmas.

3. Persalinan Gakin.

4. Pemberian PMT Pemulihan - Bayi 6 - 11.bl (Sasaran sesuai alokasi dana).

5. Pemberian PMT Pemulihan - Balita 1 - 4 th (Sasaran sesuai alokasi dana).

6. Pemberian PMT Pemulihan - Bumil KEK (Sasaran sesuai alokasi dana).

c. Program peningkatan mutu pelayanan.

1. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Gizi.

2. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan Gizi.

Page 6: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

56

4.2.2. Tahap kedua: Perancangan KPI

Pada program perbaikan gizi yang terdapat dalam Puskesmas terbagi menjadi 2

bagian, yaitu: program yang dilakukan didalam Puskesmas dan program yang

dilakukan diluar Puskesmas (posyandu). Masing-masing program memiliki 1

buah KPI, misalnya KPI untuk program yang dilakukan diluar Puskesmas, yaitu

“Apakah program pelayanan perbaikan gizi sudah terorganisir dengan baik?”

4.2.3. Tahap ketiga: Perancangan score

Pemberian score ini didasarkan pada KPI yang telah dibuat pada tahap

kedua diatas. Pemberian score ini akan disesuaikan berdasarkan daftar periksa

yang sudah terisi. Berikut dibawah ini definisi score staff focus, proses dan hasil

pada pelayanan gizi:

Tabel 4.1.Definisi Score Proses Pelayanan Gizi 0 : Tidak ada pelayanan perbaikan gizi.

1 : Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi.

2 : Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,

dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK.

3 :

Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,

dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi

dilaksanakan. >= target.

4 :

Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,

dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi

dilaksanakan >= target, dan dimonitoring.

5 :

Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,

dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi

dilaksanakan >= target, monitoring dan dievaluasi.

Page 7: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

57

4.2.4. Tahap keempat: Definisi Operasional

Definisi operasional ini akan menjelaskan atribut KPI proses dan program-

program yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Berikut dibawah ini definisi

operasional untuk KPI proses program gizi:

Definisi operasional

• Perencanaan dan : Mengatur dan membuat daftar jadwal pelaksanaan

Penyusunan program rutin dari Dinas Kesehatan Kota.

• Posyandu balita : Suatu bentuk usaha yang berisi program-program

untuk meningkatkan gizi balita.

• Posyandu usila : Suatu bentuk usaha yang berisi program-program

untuk meningkatkan gizi usia lanjut.

• Koordinasi : Crosscheck jadwal pelaksanaan program

Puskesmas dengan jadwal anggota PKK.

• Target : Jumlah pelaksanaan program yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Kota. Terdapat program yang

dilaksanakan setiap posyandu atau waktu tertentu

saja. Misalnya: pemberian vitamin A yang hanya

diberikan pada bulan Juli dan November pada saat

posyandu.

• Monitor : Pengawasan konsistensi cara kerja petugas dan

hasil pelaksanaan program.

• Evaluasi : Analisa terhadap pelaksanaan yang sudah

konsisten untuk melakukan perbaikan yang

dikoordinasikan dengan semua unit terkait.

4.2.5. Tahap kelima: Cara penilaian

Pada tahap ini kita akan melihat bagaimana cara penilaian ini nantinya

akan dilakukan dan pihak mana saja yang terkait beserta bukti-bukti sebagai dasar

penilaian, sehingga bias yang ada dapat diminimalkan..

Observasi : Tinjauan lapangan

Dokumen : P2KPUS

Jadwal program

Page 8: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

58

Laporan rapat koordinasi dengan anggota PKK

Absensi pelaksanaan program

Laporan dari anggota PKK yang sesuai dengan SIP (Sistem

Informasi Posyandu)

Notulen rapat

Wawancara : - Dokter

- Perawat

- Bidan

- Anggota PKK

4.2.6. Tahap enam: Perancangan daftar periksa (Checklist)

Berikut daftar periksa bagian gizi yang dibuat berdasarkan definisi score yang

telah dirancang pada tahap kedua diatas:

Checklist penilaian

NO Program yang dievaluasi

Perencanaan dan

peyusunan jadwal

Koordinasi dengan

anggota PKK

Pelaksanaan program >=

target Monitoring Evaluasi

1 Posyandu balita

2 Posyandu usia lanjut

Prosentase OK (v)

Skor :

Page 9: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

59

4.2.7. Tahap tujuh: Verifikasi

Setelah rancangan kinerja selesai maka diverifikasi ke bagian tiap pelayanan dan

kepala Puskesmas

2. Pelayanan usia lanjut.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan usia lanjut adalah

sebagai berikut:

a. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.

- Pemeriksaan Kesehatan Usila di Fasilitas Kesehatan (Puskesmas + Posyandu

Usila).

- Pengobatan Penyakit.

- Penyuluhan dan Konseling.

b. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan.

-Pembinaan ke Posyandu Usila.

c. Kemitraan dengan LP/LS, Organisasi Profesi, Swasta,LSM, Masyarakat

melalui:

- Penggunaan KMS.

- Forum Komunikasi LS/LP.

- Pengembangan Kelompok Usila antara lain :

a. Posyandu yang melaksanakan senam.

b. Posyandu yang melaksanakan simulasi.

c. Posyandu Usila.

d. Peningkatan Mutu Pelayanan.

a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Usila.

b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan usila.

3. Pelayanan kesehatan anak dan remaja.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan anak dan

remaja adalah sebagai berikut:

Page 10: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

60

a. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah.

- Pemeriksaan kesehatan rutin di sekolah :

a. S.D / MI.

b. S.M.P / MTs.

c. S.M.U / MA.

- Pelayanan kesehatan Reproduksi Remaja.

a. S.D / MI.

b. S.M.P / MTs.

c. S.M.U / MA.

- Penanganan masalah kesehatan remaja (kehamilan diluar nikah, kebiasaan

merokok, ketergantungan Napza).

- Cakupan pemeriksaan anak sekolah ( SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA ).

b. Upaya peningkatan kualitas pelayanan.

- Supervisi teknis / pembinaan ke Sekolah.

c. Kemitraan dengan LP/LS organisasi profesi, swasta, LSM, Masyarakat antara

lain melalui :

- Aktivasi Tim Pembina UKS.

d. Kampanye Anti Napza.

- Pengawasan terhadap Sekolah yang melakukan konseling bagi siswa yang

bermasalah.

- Peningkatan Mutu Pelayanan.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan UKS.

- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan UKS.

4. Program pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan

anak adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.

- Pelayanan Antenatal minimal 4 kali (K1).

- Pelayanan Antenatal minimal 4 kali ( K4).

- Pelayanan bayi baru lahir (KN 1).

Page 11: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

61

- Pelayanan bayi baru lahir (KN 2).

- Ibu Nifas.

- Ibu Meneteki.

- Upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui Audit Maternal Perinatal.

- Pemantauan wilayah setempat Kesehatan Ibu dan anak (PWS-KIA)

b. Kemitraan dengan LP/LS, organisasi profesi, swasta, LSM, masyarakat antara

lain melalui :

- Gerakan Sayang Ibu.

- Pertemuan Kemitraan dengan kader, dukun bayi.

- Kerjasama Lintas sektor/ Lintas Program.

c. Pelayanan Kesehatan Bayi dan anak pra sekolah Pelayanan :

- Bayi 0 - 1 th.

- Anak 1 - 4 th.

- Anak 5 – 7 th.

- Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak 0 – 7 th.

d. Frekwensi kunjungan :

- Frekwensi minimal untuk bayi.

- Frekwensi minimal untuk Anak Balita.

- Frekwensi minimal untuk Anak Pra Sekolah.

- Frekwensi kunjungan minimal untuk Bufas.

- Frekwensi kunjungan minimal untuk Buteki.

e. Peningkatan Mutu Pelayanan.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan ANC.

- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan ANC.

5. Program pelayanan kesehatan usia subur.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan usia

subur adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Kesehatan Reproduksi, termasuk KB.

- Pelayanan KB (Baru).

- Penanganan efek samping dan komplikasi.

- Cakupan efek samping..

Page 12: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

62

- Cakupan komplikasi.

b. Pembinaan Akseptor Aktif semua metode.

c. Pelayanan Pap Smeer.

Peningkatan Mutu pelayanan.

a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan kontrasepsi.

b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan kontrasepsi..

6. Program pelayanan imunisasi.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan imunisasi adalah

sebagai berikut:

a. DPT 1 pada bayi.

b. Polio 4 pada bayi.

c. Hepatitis B.

d. Campak pada bayi.

e. Boster DT pada anak SD kelas I.

f. TT pada anak SD kelas II dan III.

g. TT2 Bumil.

h. Angka kesinambungan pelayanan imunisasi bayi.

i. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan per jenis imunisasi.

j. Tingkat kelengkapan prasarana medis.

7. Program pencegahan pemberantasan penyakit menular.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pencegahan pemberantasan

penyakit menular sebagai berikut:

a. Tb. Paru.

- Pemeriksaan sputum pada kasus tersangka TB.

- Penemuan dan pengobatan penderita TB Paru BTA positif.

- Penemuan dan pengobatan penderita Tb. Paru BTA Neg / RO (+).

- Penderita Tb Paru BTA Positif yang diobati dinyatakan sembuh.

- Penderita Tb Paru BTA Neg / RO (+) yang diobati dinyatakan sembuh.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan TB Paru.

Page 13: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

63

- Tingkat kelengkapan alat pelayanan TB Paru.

b. Diare.

- Penemuan / pelayanan kasus diare oleh Puskesmas.

- Rehidrasi oral dengan Oralit pada kasus diare di Puskesmas.

- Rehidrasi intra vena (infus) pd kasus Diare, di Pusk dirujuk ke Pusat

Rehidrasi/perawatan Pusk.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan diare.

- Tingkat kelengkapan alat pelayanan diare.

c. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

- Penemuan ks Pneumoni Balita di Puskesmas.

- Jml kasus pneumonia yg dilakukan pengobatan secara standart (diperiksa,

diobati).

- Jumlah kasus pneumonia balita berat/ dengan tanda bahaya.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan ISPA.

- Tingkat kelengkapan alat pelayanan ISPA.

d. Kusta.

- Penemuan penderita Kusta.

- Jumlah penderita Kusta yang di obati.

- Jumlah penderita yang dinyatakan sembuh.

- Pemeriksaan Kusta di sekolah.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan Kusta.

- Tingkat kelengkapan alat pelayanan Kusta.

e. Demam Berdarah Dengue.

- Pertemuan lintas sektor untuk pengerakan PSN.

- Rujukan kasus tersangka ke Rumah sakit.

- Penyelidikan epidemiologi pada masyarakat disekitar kasus.

- Penanggulangan focus.

- Angka bebas jentik (ABJ).

- Pemeriksaan jentik berkala (PJB) pada TTU.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan DBD

- Tingkat kelengkapan alat pelayanan DBD

Page 14: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

64

8. Program pelayanan penyakit tidak menular.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan penyakit tidak

menular adalah sebagai berikut:

a. Neoplasma.

Penanganan kasus paliatif.

b. Hypertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah.

- Penemuan kasus dng pemerk. fisik dipusk. pada pasien yg datang keluhan.

- Pelayanan rujukan ke Rumah Sakit dan atau dietetic.

c. Penyakit Kencing manis ( Diabetes Militus / DM).

- Penemuan kasus & pemerk fisik & lab. Rutin/khusus di Puskesmas pada

pasien yg datang dengan keluhan.

- Pelayanan rujukan ke RS.

9. Program pelayanan pengendalian vektor penyakit.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pengendalian

vektor penyakit adalah sebagai berikut:

a. Pemberantasan tempat - tempat perindukan vektor.

Pengaw. tempat - tempat potensial perindukan dipemukiman & sekitar.

b. Pemberantasan Vektor Penyakit.

- Demam berdarah dengue dengan fogging (ULV).

- Demam berdarah dengue dengan abatisasi selektif.

- Kegiatan penanggulangan sebelum masa penularan (PSN).

10. Program pelayanan sistem kewaspadaan dini.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan sistem

kewaspadaan dini adalah sebagai berikut:

SKD Penyakit

- Pemantauan & analisis data lap. mingg surveylance (W2) peny. di Pusk.

(spesifik daerah)

Page 15: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

65

- Pembahasan hasil analisa data W2

- Visualisasi data untuk kewaspadaan dini ( iare, campak, DBD)

11. Program pelayanan inovatif kesehatan jiwa.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan inovatif kesehatan

jiwa adalah sebagai berikut:

Kesehatan Jiwa

- Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan.

- Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa

gangguan psikosomatik, masalah Napza dan lain-lain yg datang berobat ke

Pusk.)

- Frekuensi penyuluhan kesehatan mental (kelompok).

- Jumlah kunjungan rumah Penderita Psikosis.

12. Program pelayanan inovatif kesehatan indera.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan inovatif kesehatan

indera adalah sebagai berikut:

a. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan.

- Penemuan kasus penyakit mata di Puskesmas.

- Penemuan kasus katarak pada usia > 45 th.

- Kasus sakit mata yang diobati.

- Upaya pencegahan kebutaan :

a. Jumlah orang yang diperiksa matanya (visus).

- Murid SD / MI Klas I.

- Pengunjung Puskesmas (BP).

b. Frekuensi penyuluhan Katarak dan tanda - tanda kekurangan Vitamin A.

b. Pembentukan dan pembinaan kelompok mandiri penyakit tidak menular.

Page 16: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

66

13. Pelayanan laboratorium.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan laboratorium

adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan Laboratorium.

a. Darah.

b. Urine.

c. Faeses termasuk telur cacing.

d. Tes Kehamilan.

e. Jumlah Pemeriksaan.

- BTA

- Kusta

f. Jumlah Sampel dirujuk.

Peningkatan Mutu pelayanan.

a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan pengobatan.

b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan pengobatan.

Program inovatif laboratorium.

a. Golongan Darah.

b. Gula Darah.

c. Pemeriksaan trombosit pada kasus tersangka DBD.

d. Pemeriksaan PCV / hematokrit pada kasus tersangka DBD.

e. Pemeriksaan Widal.

f. Fluor Albus / GO.

14. Program pelayanan rawat jalan.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat jalan adalah

sebagai berikut:

a. Kunjungan Puskesmas (luar gedung&dalam gedung).

b. Kunjungan rawat jalan umum.

c. Kunjungan rawat jalan gigi.

d. Kunjungan rawat jalan lab. Klinik.

e. Rujukan kasus ke rumah sakit.

Page 17: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

67

15. Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat jalan adalah

sebagai berikut:

a. Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu.

b. Pembinaan Kesehatan Gigi di TK.

c. Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi masal pada SD + MI.

d. Cakupan SD + MI deangan UKGS Paripurna (Klas V).

e. - Jml Murid SD + MI Klas III s/d V yg mendapat perawatan kesehatan gigi (X)

- Jml Murid SD + MI Klas III s/d V yg perlu perawatan kesehatan gigi (Y)

Cakp Murid SD + MI Klas III s/d V yg mendpt perawatan kesehatan gi = X/Y

x 100%

f. - Gigi tetap yang ditambal permanen ( A )

- Gigi Tetap yang dicabut ( B )

Ratio gigi tetap ditambal / dicabut = A/B x 100% = …………….

g. Cakupan pemeriksaan kesehatan gigi pd Bumil.

h.. Cakupan pemeriksaan kesehatan gigi anak prasekolah ( 5 - 7 th. ).

i. Kunjungan rawat jalan gigi (baru + lama ).

Peningkatan Mutu pelayanan.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Gigi.

- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan Gigi.

16. Program pelayanan kesehatan matra.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan matra

adalah sebagai berikut:

a. Pengamanan Kesehatan haji.

- Pemeriksaan / penjaringan kes CJH sesuai standar yg ditentukan (th 2002).

- Pelacakan Kesehatan Jamaah Haji.

b. Penanganan Korban Bencana.

c. Penanganan Pengungsi.

Page 18: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

68

17. Program pelayanan usaha kesehatan kerja.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan usaha kesehatan

kerja adalah sebagai berikut:

a. KIE UKK di sektor informal.

b. Pembentukan Pos UKK.

c. Kader UKK.

d. Pemeriksaan kesehatan berkala di Pos UKK.

e. Pemeriksaan berkala dan tindak lanjut pada lingkungan kerja.

18. Program rawat inap.

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat inap adalah

sebagai berikut:

a. Orang – Hari rawat setahun.

b. BOR.

c. Hari rawat rata-rata (ALOS).

d. Kematian kasus setelah dirawat > 48 jam (Nilai Negative).

e. Jumlah kasus Pneumonia ditangani sendiri khusus Puskesmas TT.

f. Jumlah ibu bersalin.

g. Jumlah diare yang ditangani.

19. Program pelayanan sanitasi lingkungan

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan sanitasi lingkungan

adalah sebagai berikut:

HIGIENE SANITASI

A. Inspeksi Sanitasi

1. Inspeksi sanitasi sarana air bersih (SAB)

2. Inspeksi sanitasi di Tempat-tempat Umum (TTU rioritas)

3. Inspeksi sanitasi di tempat pengelolaan makanan (TPM)

4. Inspeksi sanitasi di lingkungan pemukiman

Page 19: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

69

a. Pemukiman diperiksa

b. Rumah diperiksa

c. TPS diperiksa

d. TP2 Pestisida diperiksa

5. Inspeksi Sanitasi Dasar

a. Jamban

b. SPAL

6. Tingkat Kepatuhan petugas terhadap prosedur inspeksi sanitasi

7. Tingkat kelengkapan alat dalam inspeksi sanitasi

B. Pengawasan Kualitas Lingkungan

1. Pengambilan dan pengiriman sampel air ke Laboratorium

2. Pemeriksaan Kualitas air

3. Pengambilan sampel makanan minuman ke laboratorium

4. Pemeriksaan Kualitas makanan minuman.

5. Pengendalian Vektor Lalat.

a. Pengukuran kepadatan lalat di TPS.

b. Penyemprotan TPS.

6. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pengawasan.

7. Tingkat kelengkapan alat dalam pengawasan.

PROGRAM INOVATIVE

Klinik Sanitasi Puskesmas

1. Pelayanan terpadu di klinik sanitasi.

a. Pada pasien yg datang ke Puskesmas dg. penyakit yg berbasis lingkungan.

b. Pada sasaran masyarakat umum pengunjung Puskesmas yang mempunyai

masalah kesehatan lingkungan.

2. Kunjungan rumah/ke lapangan, dalam rangka tindak lanjut pelayanan di klinik

sanitasi Puskesmas.

a. Pelayanan dan bimbingan pada keluarga sasaran.

b. Pembinaan pada masyarakat sekitar/kader.

20. Program pemberdayaan masyarakat

Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.

Page 20: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

70

Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pemberdayaan

masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Promosi kesehatan

Pengkajian PHBS yang dilaksanakan

- Rumah Tangga

- Institusi Pendidikan

- Institusi Kesehatan.

- Tempat - Tempat Umum.

- Tempat Kerja.

b. Frekuensi Penyuluhan pada.

- Kelompok Potensial Umum.

- Siaran Keliling.

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur promosi kesehatan.

- Tingkat kelengkapan alat dalam promosi kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat

a. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

- Pembinaan UKBM di Puskesmas.

Jumlah UKBM yang di bina

- Posyandu

- T o g a

- Pengobat Tradisional

- Pos Upaya Kesehatan Kerja

- Frekwensi Pembinaan UKBM

- Posyandu

- T o g a

- Pengobat Tradisional

- Pembinaan Kader

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur UKBM

- Tingkat kelengkapan alat dalam UKBM

b. Dana Sehat – JPKM

- Jumlah kelompok Dana Sehat - JPKM

Page 21: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

71

- Jumlah Peserta Dana Sehat - JPKM

- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan JPKM

- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan JPKM

PROGRAM PENGEMBANGAN / INOVATIF

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemandirian Hidup Sehat

Usaha Kesehatan Institusi

a. Jumlah Institusi yang dibina

- Pondok Pesantren

- Panti Asuhan / Panti Wreda / Sosial

b. Frekuensi Pembinaan

- Pondok Pesantren

- Panti Asuhan / Panti Wreda / Sosial

UKBM

- Frekuensi Pembinaan Saka Bakti Husada.

- Pencapaian pembinaan mastarakat dalam kemandirian hidup.

- Proporsi pembinaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.

- Kinerja pembinaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.

Page 22: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

72

Tabel 4.2. Parameter dan Sub parameter di Puskesmas

Parameter Sub parameter 1.1. Pelayanan perbaikan gizi diluar Puskesmas (posyandu) 1.2. Pelayanan perbaikan gizi didalam Puskesmas 1.3. Pelayanan usia lanjut didalam Puskesmas 1.4. Pelayanan usia lanjut diluar Puskesmas 1.5. Pelayanan kesehatan anak dan remaja 1.6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

1. Upaya kesehatan keluarga dan KB

1.7. Pelayanan kesehatan usia subur 2.1. Pelayanan imunisasi 2.2 Pelayanan pencegahan pemberantasan penyakit menular 2.3. Pelayanan penyakit tidak menular 2.4. Pelayanan pengendalian vektor penyakit 2.5. Pelayanan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) 2.6. Pelayanan inovatf kesehatan jiwa

2. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit

2.7. Pelayanan inovatif kesehatan indera 3.1. Pelayanan laboratorium 3.2. Pelayanan kunjungan rawat jalan 3.3. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3.4. Pelayanan kesehatan matra 3.5. Pelayanan usaha kesehatan kerja

3. Upaya pengobatan

3.6. Pelayanan rawat inap 4. Higiene sanitasi 4.1. Pelayanan sanitasi lingkungan 5. Pemberdayaan masyarakat 5.1. Pelayanan pemberdayaan masyarakat 6. Manajemen operasional 6.1. Penyusunan RUK dan RPK 7. Manjemen sumber daya 7.1. Manajemen peralatan 7.2. Manajemen obat 7.3. Manajemen keuangan 7.4. Manajemen tenaga

Page 23: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

73

1.3. Analisis Perbandingan Antara P2KPUS dan Sistem Penilaian Dengan

MBNQA

Selama ini Dinas Kesehatan melakukan pengukuran kinerja Puskesmas

hanya berdasarkan hasil dari program yang dicapai oleh masing-masing

Puskesmas. Alat ukur yang dipakai adalah P2KPUS. Dinas Kesehatan tidak

memperhatikan proses yang dilakukan Kepala Puskesmas sebagai kepala

pelaksana kegiatan diPuskesmas, sehingga daripada ini banyak Puskesmas yang

melakukan kerja tidak sesuai prosedur, misalnya: tidak ada POA pada beberapa

program, padahal peraturannya semua program harus ada POA-nya.

Pengukuran kinerja yang dimiliki oleh Puskesmas memiliki beberapa

kelemahan yaitu:

1. Penyimpangan yang dikarenakan terlalu banyak subyektifitas sebab dalam

P2KPUS hanya memperlihatkan angka-angka sehingga sering kali banyak

terjadi penyimpangan data.

2. Puskesmas dapat melakukan tawar-menawar terhadap target Dinas kesehatan

sehingga Puskesmas menjadi pasif dan dapat menurunkan kinerja dari

Puskesmas itu sendiri.

3. Performance Puskesmas akan sulit untuk ditingkatkan karena adanya tawar-

menawar akan target yang seharusnya dicapai.

4. Pengukuran kinerja yang dilakukan kurang adanya bukti-bukti yang

digunakan untuk mendukung benar tidaknya suatu program dilaksanakan atau

tidak.

5. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Puskesmas terlalu banyak data yang

harus diisi sehingga Puskesmas waktunya terbuang untuk mengisi data-data

tersebut.

Perancangan pengukuran kinerja yang dibuat saat ini menggunakan

konsep Malcolm Baldrige National Quality Award dengan memakai tiga kriteria

yaitu staff focus, process management dan organizational performance results.

Tiap-tiap bagian pelayanan akan diberi bobot kemudian disesuaikan dengan bobot

masing-masing kriteria untuk mendapatkan hasil 100 persen. Bobot pada masing-

masing kriteria dapat dilihat pada bab 2.

Page 24: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

74

Perancangan pengukuran kinerja yang dibuat sekarang ini memiliki

beberapa kelebihan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki

Puskesmas yaitu:

1. Pada perancangan pengukuran kinerja ini memiliki beberapa degradasi

tahapan dimana semakin tinggi tahap semakin tinggi pula tuntutan yang harus

terpenuhi, tiap-tiap tahap yang ada membutuhkan bukti pelaksanaan sehingga

dapat meminimalkan kesempatan untuk manipulasi hasil pencapaian suatu

program.

2. Perancangan kinerja ini memiliki degradasi score sehingga melalui score ini

kinerjanya lebih terukur sampai sejauh mana. Bila Puskesmas hanya bisa

mencapai:

• Score 0-2 berarti membutuhkan perhatian khusus karena sangat kurang

sekali dalam melakukan pelayanan.

• Score 3 berarti Puskesmas telah melakukan pelayanan secara standar tanpa

memberikan suatu nilai lebih.

• Score 4-5 berarti Puskesmas telah melaksanakan programnya secara

konsisten. Puskesmas melakukan monitoring untuk menjaga konsistensi

yang telah dicapainya dan dievaluasi agar kinerja Puskesmas meningkat.

Bila Puskesmas sudah mencapai score 4 atau 5 maka Puskesmas harus dapat

mempertahankannya untuk menjadi lebih baik lagi. Sistem reward dan

recognition diperlukan untuk memotivasi Puskesmas untuk meningkatkan dan

mempertahankan kinerjanya.

3. Terdapat definisi operasional sehingga meminimalkan terjadinya salah

persepsi antara Puskesmas yang satu dan yang lain. Selain itu definisi

operasional tidak ditempatkan secara terpisah dalam buku melainkan terletak

pada blangko pengukuran kinerja tersebut sehingga memudahkan petugas

secara langsung untuk membacanya.

4. Pengisiannya dengan menggunakan checklist yang jelas sehingga

memudahkan pengguna dalam pengisian.

Disisi lain pengukuran kinerja ini memiliki kelemahan yaitu:

1. Puskesmas harus menyiapkan semua dokumen yang akan menjadi bukti

penilaian, sehingga memerlukan tambahan waktu untuk menyiapkannya.

Page 25: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

75

2. Penilaian yang dilakukan oleh MBNQA cukup ketat sehingga kadang terlalu

sulit untuk dilaksanakan.

4.4. Perhitungan Score Pada Sistem Penilaian MBNQA

Pada penilaian yang dilakukan dalam MBNQA ini lain dengan yang

dilakukan pada sistem penilaian yang lama, yaitu P2KPUS. Penilaian ini

mempunyai score maksimal sebesar 6 poin (termasuk poin 0), untuk mencapai

nilai maksimal Puskesmas harus melakukan proses yang dinilai secara benar

terlebih dahulu, menjaga konsistensi dari proses yang sudah benar, dan melakukan

improvement terhadap proses tersebut. Puskesmas tidak akan mendapatkan nilai

maksimal walaupun hasil yang telah dicapai telah memenuhi ataupun melebihi

target.

Nilai yang ada dalam Malcolm Baldrige:

0 : tidak ada kegiatan sama sekali yang menyangkut program yang dinilai

1 : ada perencanaan dan penyusunan strategi dalam melaksanakan program

2 : ada koordinasi dengan staff

3 : program terlaksana dengan konsisten

4 : ada monitoring

5 : ada evaluasi

Contoh: puskesmas A telah melaksanakan program pelayanan kesehatan usia

subur dan mencapai target yang sangat memuaskan (melebihi target yang telah

ditentukan), namun puskesmas A tidak membuat POA, maka poin nilai yang

didapat puskesmas A untuk program pelayanan kesehatan usia subur adalah 0

(nol). Seperti yang dijelaskan diatas penilaian ini mengharapkan terwujudnya

kinerja yang sempurna, tidak hanya hasil akhir saja. Hal ini dimaksudkan untuk

mengantisipasi suatu kondisi ”kebetulan” dalam pencapaian hasil akhir.

Penilaian yang dilakukan mempunyai nilai total sebesar 5 poin, sesuai

dengan standar yang ada dalam Malcolm Baldrige. Perhitungan score yang

dilakukan adalah dengan membagi program-program (parameter) yang ada

menjadi beberapa program besar saja sesuai pengelompokan yang ada dalam

P2KPUS, dimana dalam parameter-parameter terdapat program-program

pendukungnya. Program yang menjadi parameter antara lain:

Page 26: 4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA · Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas . Universitas Kristen Petra 54 Keterangan: 1. Kepala

Universitas Kristen Petra

76

1. Upaya kesehatan keluarga dan KB.

2. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit.

3. Upaya pengobatan.

4. Higiene sanitasi.

5. Pemberdayaan masyarakat.

6. Manajemen operasional.

7. Manajemen sumber daya.

Selanjutnya parameter-parameter yang ada dimasukkan kedalam tabel

penilaian akhir, untuk mendapatkan nilai akhir yang merupakan nilai dari kinerja

puskesmas yang bersangkutan.

Tabel 4.3. Form Penilaian Akhir

Keterangan:

- Pembobotan diasumsikan sementara sama untuk masing-masing parameter.

- Rata-rata nilai masing-masing parameter didapatkan dari jumlah poin untuk

program-program yang ada di dalam parameter tersebut dibagi dengan jumlah

program yang ada.

- Total nilai merupakan nilai akhir yang menujukkan kinerja suatu Puskesmas.

No. Parameter bobot Rata-rata nilai

Bobot X

Rata-rata nilai 1 Upaya kesehatan keluarga dan KB 14,3

2 Upaya pencegahan dan penanggulangan

penyakit

14,3

3 Upaya pengobatan 14,3

4 Higiene sanitasi 14,3

5 Pemberdayaan masyarakat 14,3

6 Manajemen operasional 14,3

7 Manajemen sumber daya 14,3

TOTAL NILAI