4. perancangan pengukuran kinerja · gambar 4.1 struktur organisasi puskesmas sumber: departemen...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
4. PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sekilas tentang Dinas kesehatan
dan Puskesmas, setelah itu dijelaskan pengukuran kinerja Puskesmas yang sudah
ada sebelumnya. Kemudian barulah dilakukan pengolahan perancangan
pengukuran kinerja pada Puskesmas Surabaya.
4.1. Tinjauan Umum
Berikut akan dijelaskan sekilas tentang Dinas Kesehatan mengenai visi,
misi, tujuan dan kebijakan. Setelah itu baru dijelaskan tentang Puskesmas dan
peranannya, struktur organisasi, aktivitas yang ada didalamnya dan proses
pelayanan.
4.1.1. Puskesmas
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja
Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
Puskesmas.
Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat
diwilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
• Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
51
Universitas Kristen Petra
52
• Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
• Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
• Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
• Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas.
Puskesmas sebagai badan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki
kedudukan secara administratif dan kedudukan dalam hirarki pelayanan
kesehatan. Kedudukan secara administratif yang berarti Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik
teknis maupun administratif kepada kepala dinas kesehatan Dati II. Kedudukan
dalam hirarki pelayanan kesehatan yang berarti Puskesmas berkedudukan pada
tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama sesuai dengan SKN.
Proses pelayanan yang terjadi dalam Puskesmas yaitu ketika penderita
datang maka secara langsung akan menuju loket untuk membeli karcis, dari loket
ini penderita akan ditanya penyakit dan diarahkan keruang yang ia butuhkan.
Setelah penderita diperiksa maka akan diberikan resep untuk mengambil obat di
bagian apotik setelah itu penderita pulang.
Puskesmas memiliki fasilitas penunjang untuk dapat menjangkau
pelayanan lebih merata dan meluas, oleh karena itu perlu adanya fasilitas:
• Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas dengan kata
lain satu Puskesmas meliputi seluruh Puskesmas Pembantu yang ada didalam
wilayah kerjanya.
• Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan roda empat atau perahu bermotor dan peralatan
Universitas Kristen Petra
53
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal
Puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi untuk meunjuag dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
• Bidan yang bertugas didesa
Pada tiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya akan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas. Tugas utama bidan
tersebut adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu
dan pembinaan pimpinan kelompok persepuluhan, disamping memberi
pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan dirumah-rumah.
Tiap-tiap Puskesmas diwajibkan untuk membuat struktur organisasi sesuai
dengan format dari Dinas Kesehatan, namun Puskesmas diperbolehkan untuk
menyesuaikan keadaan bila format dari Dinas Kesehatan tidak bisa dilakukan.
Tetapi yang disesuaikan dan diubah-ubah hanya bagian unit-unit didalamnya
sedangkan aturan formatnya tetap seperti gambar dibawah ini.
Berikut adalah struktur organisasi Puskesmas secara keseluruhan:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sumber: Departemen kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas
Universitas Kristen Petra
54
Keterangan:
1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas untuk memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
struktural dan jabatan fungsional.
2. Tata usaha bertugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan pelaporan.
3. Unit I bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium
sederhana.
5. Unit III bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan usia lanjut.
6. Unit IV bertugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan mayarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V bertugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
8. Unit VI bertugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap.
9. Unit VII bertugas melaksanakan kefarmasian.
4.2. Teknik Perancangan
Berikut akan dijelaskan tentang penjabaran tahapan-tahapan diatas ditiap bagian
pelayanan:
4.2.1. Tahap pertama: daftar program (program pelayanan perbaikan gizi)
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan gizi adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan perbaikan gizi.
a. Program pelayanan perbaikan gizi masyarakat.
1. Pemantauan pola konsumsi.
2. Kerjasama lintas sektor / lintas program dalam program gizi.
Universitas Kristen Petra
55
3 . Pemberian Vit. A pada bayi 6 - 11 bl. Dengan dosis 100.000 SI 1x
pertahun.
4. Pemberian Vit. A pd anak 1-4 tahun dg dosis 200,000 SI 2x pertahun.
5. Pemberian Vit. A pada ibu nifas.
6. Pemberian Tab. Fe-90 pada ibu hamil.
7. Penimbangan Balita Bulanan (UPGK).
K / S : Tingkat Jangkauan Program.
D / S : Tingkat Partisipasi Masyarakat.
N / D : Tingkat Keberhasilan Penimbangan.
D / K : Tingkat Kelangsungan Penimbangan.
N / S : Tingkat Keberhasilan Program.
8. Pelayanan pojok gizi.
9. Pelacakan kasus gizi buruk dilaporkan.
10. Penanganan kasus gizi buruk pada Balita.
11. Penanganan kasus gizi buruk pada ibu hamil.
12. Pemeriksaan Hb pada BUMIL.
13. ASI Eksklusif.
14. Anemi Ibu Hamil.
15. Rujukan Balita KEP Berat.
16. Pendampingan Ibu Balita KEP.
17. Pembinaan dan bimbingan teknis ke Posyandu.
b. Program pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat khusus.
1. Pemberian JPS - BK untuk gakin.
2. Kunjungan pelayanan JPS - BK gakin di Puskesmas.
3. Persalinan Gakin.
4. Pemberian PMT Pemulihan - Bayi 6 - 11.bl (Sasaran sesuai alokasi dana).
5. Pemberian PMT Pemulihan - Balita 1 - 4 th (Sasaran sesuai alokasi dana).
6. Pemberian PMT Pemulihan - Bumil KEK (Sasaran sesuai alokasi dana).
c. Program peningkatan mutu pelayanan.
1. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Gizi.
2. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan Gizi.
Universitas Kristen Petra
56
4.2.2. Tahap kedua: Perancangan KPI
Pada program perbaikan gizi yang terdapat dalam Puskesmas terbagi menjadi 2
bagian, yaitu: program yang dilakukan didalam Puskesmas dan program yang
dilakukan diluar Puskesmas (posyandu). Masing-masing program memiliki 1
buah KPI, misalnya KPI untuk program yang dilakukan diluar Puskesmas, yaitu
“Apakah program pelayanan perbaikan gizi sudah terorganisir dengan baik?”
4.2.3. Tahap ketiga: Perancangan score
Pemberian score ini didasarkan pada KPI yang telah dibuat pada tahap
kedua diatas. Pemberian score ini akan disesuaikan berdasarkan daftar periksa
yang sudah terisi. Berikut dibawah ini definisi score staff focus, proses dan hasil
pada pelayanan gizi:
Tabel 4.1.Definisi Score Proses Pelayanan Gizi 0 : Tidak ada pelayanan perbaikan gizi.
1 : Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi.
2 : Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,
dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK.
3 :
Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,
dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi
dilaksanakan. >= target.
4 :
Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,
dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi
dilaksanakan >= target, dan dimonitoring.
5 :
Ada perencanaan dan penyusunan jadwal dari program pelayanan gizi,
dan dilakukan koordinasi dengan anggota PKK, program pelayanan gizi
dilaksanakan >= target, monitoring dan dievaluasi.
Universitas Kristen Petra
57
4.2.4. Tahap keempat: Definisi Operasional
Definisi operasional ini akan menjelaskan atribut KPI proses dan program-
program yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Berikut dibawah ini definisi
operasional untuk KPI proses program gizi:
Definisi operasional
• Perencanaan dan : Mengatur dan membuat daftar jadwal pelaksanaan
Penyusunan program rutin dari Dinas Kesehatan Kota.
• Posyandu balita : Suatu bentuk usaha yang berisi program-program
untuk meningkatkan gizi balita.
• Posyandu usila : Suatu bentuk usaha yang berisi program-program
untuk meningkatkan gizi usia lanjut.
• Koordinasi : Crosscheck jadwal pelaksanaan program
Puskesmas dengan jadwal anggota PKK.
• Target : Jumlah pelaksanaan program yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kota. Terdapat program yang
dilaksanakan setiap posyandu atau waktu tertentu
saja. Misalnya: pemberian vitamin A yang hanya
diberikan pada bulan Juli dan November pada saat
posyandu.
• Monitor : Pengawasan konsistensi cara kerja petugas dan
hasil pelaksanaan program.
• Evaluasi : Analisa terhadap pelaksanaan yang sudah
konsisten untuk melakukan perbaikan yang
dikoordinasikan dengan semua unit terkait.
4.2.5. Tahap kelima: Cara penilaian
Pada tahap ini kita akan melihat bagaimana cara penilaian ini nantinya
akan dilakukan dan pihak mana saja yang terkait beserta bukti-bukti sebagai dasar
penilaian, sehingga bias yang ada dapat diminimalkan..
Observasi : Tinjauan lapangan
Dokumen : P2KPUS
Jadwal program
Universitas Kristen Petra
58
Laporan rapat koordinasi dengan anggota PKK
Absensi pelaksanaan program
Laporan dari anggota PKK yang sesuai dengan SIP (Sistem
Informasi Posyandu)
Notulen rapat
Wawancara : - Dokter
- Perawat
- Bidan
- Anggota PKK
4.2.6. Tahap enam: Perancangan daftar periksa (Checklist)
Berikut daftar periksa bagian gizi yang dibuat berdasarkan definisi score yang
telah dirancang pada tahap kedua diatas:
Checklist penilaian
NO Program yang dievaluasi
Perencanaan dan
peyusunan jadwal
Koordinasi dengan
anggota PKK
Pelaksanaan program >=
target Monitoring Evaluasi
1 Posyandu balita
2 Posyandu usia lanjut
Prosentase OK (v)
Skor :
Universitas Kristen Petra
59
4.2.7. Tahap tujuh: Verifikasi
Setelah rancangan kinerja selesai maka diverifikasi ke bagian tiap pelayanan dan
kepala Puskesmas
2. Pelayanan usia lanjut.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan usia lanjut adalah
sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut.
- Pemeriksaan Kesehatan Usila di Fasilitas Kesehatan (Puskesmas + Posyandu
Usila).
- Pengobatan Penyakit.
- Penyuluhan dan Konseling.
b. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan.
-Pembinaan ke Posyandu Usila.
c. Kemitraan dengan LP/LS, Organisasi Profesi, Swasta,LSM, Masyarakat
melalui:
- Penggunaan KMS.
- Forum Komunikasi LS/LP.
- Pengembangan Kelompok Usila antara lain :
a. Posyandu yang melaksanakan senam.
b. Posyandu yang melaksanakan simulasi.
c. Posyandu Usila.
d. Peningkatan Mutu Pelayanan.
a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Usila.
b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan usila.
3. Pelayanan kesehatan anak dan remaja.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan anak dan
remaja adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra
60
a. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah.
- Pemeriksaan kesehatan rutin di sekolah :
a. S.D / MI.
b. S.M.P / MTs.
c. S.M.U / MA.
- Pelayanan kesehatan Reproduksi Remaja.
a. S.D / MI.
b. S.M.P / MTs.
c. S.M.U / MA.
- Penanganan masalah kesehatan remaja (kehamilan diluar nikah, kebiasaan
merokok, ketergantungan Napza).
- Cakupan pemeriksaan anak sekolah ( SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA ).
b. Upaya peningkatan kualitas pelayanan.
- Supervisi teknis / pembinaan ke Sekolah.
c. Kemitraan dengan LP/LS organisasi profesi, swasta, LSM, Masyarakat antara
lain melalui :
- Aktivasi Tim Pembina UKS.
d. Kampanye Anti Napza.
- Pengawasan terhadap Sekolah yang melakukan konseling bagi siswa yang
bermasalah.
- Peningkatan Mutu Pelayanan.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan UKS.
- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan UKS.
4. Program pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
- Pelayanan Antenatal minimal 4 kali (K1).
- Pelayanan Antenatal minimal 4 kali ( K4).
- Pelayanan bayi baru lahir (KN 1).
Universitas Kristen Petra
61
- Pelayanan bayi baru lahir (KN 2).
- Ibu Nifas.
- Ibu Meneteki.
- Upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui Audit Maternal Perinatal.
- Pemantauan wilayah setempat Kesehatan Ibu dan anak (PWS-KIA)
b. Kemitraan dengan LP/LS, organisasi profesi, swasta, LSM, masyarakat antara
lain melalui :
- Gerakan Sayang Ibu.
- Pertemuan Kemitraan dengan kader, dukun bayi.
- Kerjasama Lintas sektor/ Lintas Program.
c. Pelayanan Kesehatan Bayi dan anak pra sekolah Pelayanan :
- Bayi 0 - 1 th.
- Anak 1 - 4 th.
- Anak 5 – 7 th.
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak 0 – 7 th.
d. Frekwensi kunjungan :
- Frekwensi minimal untuk bayi.
- Frekwensi minimal untuk Anak Balita.
- Frekwensi minimal untuk Anak Pra Sekolah.
- Frekwensi kunjungan minimal untuk Bufas.
- Frekwensi kunjungan minimal untuk Buteki.
e. Peningkatan Mutu Pelayanan.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan ANC.
- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan ANC.
5. Program pelayanan kesehatan usia subur.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan usia
subur adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Reproduksi, termasuk KB.
- Pelayanan KB (Baru).
- Penanganan efek samping dan komplikasi.
- Cakupan efek samping..
Universitas Kristen Petra
62
- Cakupan komplikasi.
b. Pembinaan Akseptor Aktif semua metode.
c. Pelayanan Pap Smeer.
Peningkatan Mutu pelayanan.
a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan kontrasepsi.
b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan kontrasepsi..
6. Program pelayanan imunisasi.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan imunisasi adalah
sebagai berikut:
a. DPT 1 pada bayi.
b. Polio 4 pada bayi.
c. Hepatitis B.
d. Campak pada bayi.
e. Boster DT pada anak SD kelas I.
f. TT pada anak SD kelas II dan III.
g. TT2 Bumil.
h. Angka kesinambungan pelayanan imunisasi bayi.
i. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan per jenis imunisasi.
j. Tingkat kelengkapan prasarana medis.
7. Program pencegahan pemberantasan penyakit menular.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pencegahan pemberantasan
penyakit menular sebagai berikut:
a. Tb. Paru.
- Pemeriksaan sputum pada kasus tersangka TB.
- Penemuan dan pengobatan penderita TB Paru BTA positif.
- Penemuan dan pengobatan penderita Tb. Paru BTA Neg / RO (+).
- Penderita Tb Paru BTA Positif yang diobati dinyatakan sembuh.
- Penderita Tb Paru BTA Neg / RO (+) yang diobati dinyatakan sembuh.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan TB Paru.
Universitas Kristen Petra
63
- Tingkat kelengkapan alat pelayanan TB Paru.
b. Diare.
- Penemuan / pelayanan kasus diare oleh Puskesmas.
- Rehidrasi oral dengan Oralit pada kasus diare di Puskesmas.
- Rehidrasi intra vena (infus) pd kasus Diare, di Pusk dirujuk ke Pusat
Rehidrasi/perawatan Pusk.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan diare.
- Tingkat kelengkapan alat pelayanan diare.
c. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
- Penemuan ks Pneumoni Balita di Puskesmas.
- Jml kasus pneumonia yg dilakukan pengobatan secara standart (diperiksa,
diobati).
- Jumlah kasus pneumonia balita berat/ dengan tanda bahaya.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan ISPA.
- Tingkat kelengkapan alat pelayanan ISPA.
d. Kusta.
- Penemuan penderita Kusta.
- Jumlah penderita Kusta yang di obati.
- Jumlah penderita yang dinyatakan sembuh.
- Pemeriksaan Kusta di sekolah.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan Kusta.
- Tingkat kelengkapan alat pelayanan Kusta.
e. Demam Berdarah Dengue.
- Pertemuan lintas sektor untuk pengerakan PSN.
- Rujukan kasus tersangka ke Rumah sakit.
- Penyelidikan epidemiologi pada masyarakat disekitar kasus.
- Penanggulangan focus.
- Angka bebas jentik (ABJ).
- Pemeriksaan jentik berkala (PJB) pada TTU.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur penanganan DBD
- Tingkat kelengkapan alat pelayanan DBD
Universitas Kristen Petra
64
8. Program pelayanan penyakit tidak menular.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan penyakit tidak
menular adalah sebagai berikut:
a. Neoplasma.
Penanganan kasus paliatif.
b. Hypertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Penemuan kasus dng pemerk. fisik dipusk. pada pasien yg datang keluhan.
- Pelayanan rujukan ke Rumah Sakit dan atau dietetic.
c. Penyakit Kencing manis ( Diabetes Militus / DM).
- Penemuan kasus & pemerk fisik & lab. Rutin/khusus di Puskesmas pada
pasien yg datang dengan keluhan.
- Pelayanan rujukan ke RS.
9. Program pelayanan pengendalian vektor penyakit.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pengendalian
vektor penyakit adalah sebagai berikut:
a. Pemberantasan tempat - tempat perindukan vektor.
Pengaw. tempat - tempat potensial perindukan dipemukiman & sekitar.
b. Pemberantasan Vektor Penyakit.
- Demam berdarah dengue dengan fogging (ULV).
- Demam berdarah dengue dengan abatisasi selektif.
- Kegiatan penanggulangan sebelum masa penularan (PSN).
10. Program pelayanan sistem kewaspadaan dini.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan sistem
kewaspadaan dini adalah sebagai berikut:
SKD Penyakit
- Pemantauan & analisis data lap. mingg surveylance (W2) peny. di Pusk.
(spesifik daerah)
Universitas Kristen Petra
65
- Pembahasan hasil analisa data W2
- Visualisasi data untuk kewaspadaan dini ( iare, campak, DBD)
11. Program pelayanan inovatif kesehatan jiwa.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan inovatif kesehatan
jiwa adalah sebagai berikut:
Kesehatan Jiwa
- Penanganan kasus kesehatan jiwa melalui rujukan.
- Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa
gangguan psikosomatik, masalah Napza dan lain-lain yg datang berobat ke
Pusk.)
- Frekuensi penyuluhan kesehatan mental (kelompok).
- Jumlah kunjungan rumah Penderita Psikosis.
12. Program pelayanan inovatif kesehatan indera.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan inovatif kesehatan
indera adalah sebagai berikut:
a. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan.
- Penemuan kasus penyakit mata di Puskesmas.
- Penemuan kasus katarak pada usia > 45 th.
- Kasus sakit mata yang diobati.
- Upaya pencegahan kebutaan :
a. Jumlah orang yang diperiksa matanya (visus).
- Murid SD / MI Klas I.
- Pengunjung Puskesmas (BP).
b. Frekuensi penyuluhan Katarak dan tanda - tanda kekurangan Vitamin A.
b. Pembentukan dan pembinaan kelompok mandiri penyakit tidak menular.
Universitas Kristen Petra
66
13. Pelayanan laboratorium.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan laboratorium
adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan Laboratorium.
a. Darah.
b. Urine.
c. Faeses termasuk telur cacing.
d. Tes Kehamilan.
e. Jumlah Pemeriksaan.
- BTA
- Kusta
f. Jumlah Sampel dirujuk.
Peningkatan Mutu pelayanan.
a. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan pengobatan.
b. Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan pengobatan.
Program inovatif laboratorium.
a. Golongan Darah.
b. Gula Darah.
c. Pemeriksaan trombosit pada kasus tersangka DBD.
d. Pemeriksaan PCV / hematokrit pada kasus tersangka DBD.
e. Pemeriksaan Widal.
f. Fluor Albus / GO.
14. Program pelayanan rawat jalan.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat jalan adalah
sebagai berikut:
a. Kunjungan Puskesmas (luar gedung&dalam gedung).
b. Kunjungan rawat jalan umum.
c. Kunjungan rawat jalan gigi.
d. Kunjungan rawat jalan lab. Klinik.
e. Rujukan kasus ke rumah sakit.
Universitas Kristen Petra
67
15. Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat jalan adalah
sebagai berikut:
a. Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu.
b. Pembinaan Kesehatan Gigi di TK.
c. Pembinaan dan Bimbingan Sikat Gigi masal pada SD + MI.
d. Cakupan SD + MI deangan UKGS Paripurna (Klas V).
e. - Jml Murid SD + MI Klas III s/d V yg mendapat perawatan kesehatan gigi (X)
- Jml Murid SD + MI Klas III s/d V yg perlu perawatan kesehatan gigi (Y)
Cakp Murid SD + MI Klas III s/d V yg mendpt perawatan kesehatan gi = X/Y
x 100%
f. - Gigi tetap yang ditambal permanen ( A )
- Gigi Tetap yang dicabut ( B )
Ratio gigi tetap ditambal / dicabut = A/B x 100% = …………….
g. Cakupan pemeriksaan kesehatan gigi pd Bumil.
h.. Cakupan pemeriksaan kesehatan gigi anak prasekolah ( 5 - 7 th. ).
i. Kunjungan rawat jalan gigi (baru + lama ).
Peningkatan Mutu pelayanan.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan Gigi.
- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan Gigi.
16. Program pelayanan kesehatan matra.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan kesehatan matra
adalah sebagai berikut:
a. Pengamanan Kesehatan haji.
- Pemeriksaan / penjaringan kes CJH sesuai standar yg ditentukan (th 2002).
- Pelacakan Kesehatan Jamaah Haji.
b. Penanganan Korban Bencana.
c. Penanganan Pengungsi.
Universitas Kristen Petra
68
17. Program pelayanan usaha kesehatan kerja.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan usaha kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
a. KIE UKK di sektor informal.
b. Pembentukan Pos UKK.
c. Kader UKK.
d. Pemeriksaan kesehatan berkala di Pos UKK.
e. Pemeriksaan berkala dan tindak lanjut pada lingkungan kerja.
18. Program rawat inap.
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan rawat inap adalah
sebagai berikut:
a. Orang – Hari rawat setahun.
b. BOR.
c. Hari rawat rata-rata (ALOS).
d. Kematian kasus setelah dirawat > 48 jam (Nilai Negative).
e. Jumlah kasus Pneumonia ditangani sendiri khusus Puskesmas TT.
f. Jumlah ibu bersalin.
g. Jumlah diare yang ditangani.
19. Program pelayanan sanitasi lingkungan
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan sanitasi lingkungan
adalah sebagai berikut:
HIGIENE SANITASI
A. Inspeksi Sanitasi
1. Inspeksi sanitasi sarana air bersih (SAB)
2. Inspeksi sanitasi di Tempat-tempat Umum (TTU rioritas)
3. Inspeksi sanitasi di tempat pengelolaan makanan (TPM)
4. Inspeksi sanitasi di lingkungan pemukiman
Universitas Kristen Petra
69
a. Pemukiman diperiksa
b. Rumah diperiksa
c. TPS diperiksa
d. TP2 Pestisida diperiksa
5. Inspeksi Sanitasi Dasar
a. Jamban
b. SPAL
6. Tingkat Kepatuhan petugas terhadap prosedur inspeksi sanitasi
7. Tingkat kelengkapan alat dalam inspeksi sanitasi
B. Pengawasan Kualitas Lingkungan
1. Pengambilan dan pengiriman sampel air ke Laboratorium
2. Pemeriksaan Kualitas air
3. Pengambilan sampel makanan minuman ke laboratorium
4. Pemeriksaan Kualitas makanan minuman.
5. Pengendalian Vektor Lalat.
a. Pengukuran kepadatan lalat di TPS.
b. Penyemprotan TPS.
6. Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pengawasan.
7. Tingkat kelengkapan alat dalam pengawasan.
PROGRAM INOVATIVE
Klinik Sanitasi Puskesmas
1. Pelayanan terpadu di klinik sanitasi.
a. Pada pasien yg datang ke Puskesmas dg. penyakit yg berbasis lingkungan.
b. Pada sasaran masyarakat umum pengunjung Puskesmas yang mempunyai
masalah kesehatan lingkungan.
2. Kunjungan rumah/ke lapangan, dalam rangka tindak lanjut pelayanan di klinik
sanitasi Puskesmas.
a. Pelayanan dan bimbingan pada keluarga sasaran.
b. Pembinaan pada masyarakat sekitar/kader.
20. Program pemberdayaan masyarakat
Dilakukan dengan cara yang sama melalui tahapan-tahapan yang telah dijabarkan.
Universitas Kristen Petra
70
Program-program Puskesmas yang termasuk dalam pelayanan pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan
Pengkajian PHBS yang dilaksanakan
- Rumah Tangga
- Institusi Pendidikan
- Institusi Kesehatan.
- Tempat - Tempat Umum.
- Tempat Kerja.
b. Frekuensi Penyuluhan pada.
- Kelompok Potensial Umum.
- Siaran Keliling.
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur promosi kesehatan.
- Tingkat kelengkapan alat dalam promosi kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat
a. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
- Pembinaan UKBM di Puskesmas.
Jumlah UKBM yang di bina
- Posyandu
- T o g a
- Pengobat Tradisional
- Pos Upaya Kesehatan Kerja
- Frekwensi Pembinaan UKBM
- Posyandu
- T o g a
- Pengobat Tradisional
- Pembinaan Kader
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur UKBM
- Tingkat kelengkapan alat dalam UKBM
b. Dana Sehat – JPKM
- Jumlah kelompok Dana Sehat - JPKM
Universitas Kristen Petra
71
- Jumlah Peserta Dana Sehat - JPKM
- Tingkat kepatuhan petugas terhadap prosedur pelayanan JPKM
- Tingkat kelengkapan alat dalam pelayanan JPKM
PROGRAM PENGEMBANGAN / INOVATIF
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kemandirian Hidup Sehat
Usaha Kesehatan Institusi
a. Jumlah Institusi yang dibina
- Pondok Pesantren
- Panti Asuhan / Panti Wreda / Sosial
b. Frekuensi Pembinaan
- Pondok Pesantren
- Panti Asuhan / Panti Wreda / Sosial
UKBM
- Frekuensi Pembinaan Saka Bakti Husada.
- Pencapaian pembinaan mastarakat dalam kemandirian hidup.
- Proporsi pembinaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.
- Kinerja pembinaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.
Universitas Kristen Petra
72
Tabel 4.2. Parameter dan Sub parameter di Puskesmas
Parameter Sub parameter 1.1. Pelayanan perbaikan gizi diluar Puskesmas (posyandu) 1.2. Pelayanan perbaikan gizi didalam Puskesmas 1.3. Pelayanan usia lanjut didalam Puskesmas 1.4. Pelayanan usia lanjut diluar Puskesmas 1.5. Pelayanan kesehatan anak dan remaja 1.6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
1. Upaya kesehatan keluarga dan KB
1.7. Pelayanan kesehatan usia subur 2.1. Pelayanan imunisasi 2.2 Pelayanan pencegahan pemberantasan penyakit menular 2.3. Pelayanan penyakit tidak menular 2.4. Pelayanan pengendalian vektor penyakit 2.5. Pelayanan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) 2.6. Pelayanan inovatf kesehatan jiwa
2. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
2.7. Pelayanan inovatif kesehatan indera 3.1. Pelayanan laboratorium 3.2. Pelayanan kunjungan rawat jalan 3.3. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3.4. Pelayanan kesehatan matra 3.5. Pelayanan usaha kesehatan kerja
3. Upaya pengobatan
3.6. Pelayanan rawat inap 4. Higiene sanitasi 4.1. Pelayanan sanitasi lingkungan 5. Pemberdayaan masyarakat 5.1. Pelayanan pemberdayaan masyarakat 6. Manajemen operasional 6.1. Penyusunan RUK dan RPK 7. Manjemen sumber daya 7.1. Manajemen peralatan 7.2. Manajemen obat 7.3. Manajemen keuangan 7.4. Manajemen tenaga
Universitas Kristen Petra
73
1.3. Analisis Perbandingan Antara P2KPUS dan Sistem Penilaian Dengan
MBNQA
Selama ini Dinas Kesehatan melakukan pengukuran kinerja Puskesmas
hanya berdasarkan hasil dari program yang dicapai oleh masing-masing
Puskesmas. Alat ukur yang dipakai adalah P2KPUS. Dinas Kesehatan tidak
memperhatikan proses yang dilakukan Kepala Puskesmas sebagai kepala
pelaksana kegiatan diPuskesmas, sehingga daripada ini banyak Puskesmas yang
melakukan kerja tidak sesuai prosedur, misalnya: tidak ada POA pada beberapa
program, padahal peraturannya semua program harus ada POA-nya.
Pengukuran kinerja yang dimiliki oleh Puskesmas memiliki beberapa
kelemahan yaitu:
1. Penyimpangan yang dikarenakan terlalu banyak subyektifitas sebab dalam
P2KPUS hanya memperlihatkan angka-angka sehingga sering kali banyak
terjadi penyimpangan data.
2. Puskesmas dapat melakukan tawar-menawar terhadap target Dinas kesehatan
sehingga Puskesmas menjadi pasif dan dapat menurunkan kinerja dari
Puskesmas itu sendiri.
3. Performance Puskesmas akan sulit untuk ditingkatkan karena adanya tawar-
menawar akan target yang seharusnya dicapai.
4. Pengukuran kinerja yang dilakukan kurang adanya bukti-bukti yang
digunakan untuk mendukung benar tidaknya suatu program dilaksanakan atau
tidak.
5. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Puskesmas terlalu banyak data yang
harus diisi sehingga Puskesmas waktunya terbuang untuk mengisi data-data
tersebut.
Perancangan pengukuran kinerja yang dibuat saat ini menggunakan
konsep Malcolm Baldrige National Quality Award dengan memakai tiga kriteria
yaitu staff focus, process management dan organizational performance results.
Tiap-tiap bagian pelayanan akan diberi bobot kemudian disesuaikan dengan bobot
masing-masing kriteria untuk mendapatkan hasil 100 persen. Bobot pada masing-
masing kriteria dapat dilihat pada bab 2.
Universitas Kristen Petra
74
Perancangan pengukuran kinerja yang dibuat sekarang ini memiliki
beberapa kelebihan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki
Puskesmas yaitu:
1. Pada perancangan pengukuran kinerja ini memiliki beberapa degradasi
tahapan dimana semakin tinggi tahap semakin tinggi pula tuntutan yang harus
terpenuhi, tiap-tiap tahap yang ada membutuhkan bukti pelaksanaan sehingga
dapat meminimalkan kesempatan untuk manipulasi hasil pencapaian suatu
program.
2. Perancangan kinerja ini memiliki degradasi score sehingga melalui score ini
kinerjanya lebih terukur sampai sejauh mana. Bila Puskesmas hanya bisa
mencapai:
• Score 0-2 berarti membutuhkan perhatian khusus karena sangat kurang
sekali dalam melakukan pelayanan.
• Score 3 berarti Puskesmas telah melakukan pelayanan secara standar tanpa
memberikan suatu nilai lebih.
• Score 4-5 berarti Puskesmas telah melaksanakan programnya secara
konsisten. Puskesmas melakukan monitoring untuk menjaga konsistensi
yang telah dicapainya dan dievaluasi agar kinerja Puskesmas meningkat.
Bila Puskesmas sudah mencapai score 4 atau 5 maka Puskesmas harus dapat
mempertahankannya untuk menjadi lebih baik lagi. Sistem reward dan
recognition diperlukan untuk memotivasi Puskesmas untuk meningkatkan dan
mempertahankan kinerjanya.
3. Terdapat definisi operasional sehingga meminimalkan terjadinya salah
persepsi antara Puskesmas yang satu dan yang lain. Selain itu definisi
operasional tidak ditempatkan secara terpisah dalam buku melainkan terletak
pada blangko pengukuran kinerja tersebut sehingga memudahkan petugas
secara langsung untuk membacanya.
4. Pengisiannya dengan menggunakan checklist yang jelas sehingga
memudahkan pengguna dalam pengisian.
Disisi lain pengukuran kinerja ini memiliki kelemahan yaitu:
1. Puskesmas harus menyiapkan semua dokumen yang akan menjadi bukti
penilaian, sehingga memerlukan tambahan waktu untuk menyiapkannya.
Universitas Kristen Petra
75
2. Penilaian yang dilakukan oleh MBNQA cukup ketat sehingga kadang terlalu
sulit untuk dilaksanakan.
4.4. Perhitungan Score Pada Sistem Penilaian MBNQA
Pada penilaian yang dilakukan dalam MBNQA ini lain dengan yang
dilakukan pada sistem penilaian yang lama, yaitu P2KPUS. Penilaian ini
mempunyai score maksimal sebesar 6 poin (termasuk poin 0), untuk mencapai
nilai maksimal Puskesmas harus melakukan proses yang dinilai secara benar
terlebih dahulu, menjaga konsistensi dari proses yang sudah benar, dan melakukan
improvement terhadap proses tersebut. Puskesmas tidak akan mendapatkan nilai
maksimal walaupun hasil yang telah dicapai telah memenuhi ataupun melebihi
target.
Nilai yang ada dalam Malcolm Baldrige:
0 : tidak ada kegiatan sama sekali yang menyangkut program yang dinilai
1 : ada perencanaan dan penyusunan strategi dalam melaksanakan program
2 : ada koordinasi dengan staff
3 : program terlaksana dengan konsisten
4 : ada monitoring
5 : ada evaluasi
Contoh: puskesmas A telah melaksanakan program pelayanan kesehatan usia
subur dan mencapai target yang sangat memuaskan (melebihi target yang telah
ditentukan), namun puskesmas A tidak membuat POA, maka poin nilai yang
didapat puskesmas A untuk program pelayanan kesehatan usia subur adalah 0
(nol). Seperti yang dijelaskan diatas penilaian ini mengharapkan terwujudnya
kinerja yang sempurna, tidak hanya hasil akhir saja. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi suatu kondisi ”kebetulan” dalam pencapaian hasil akhir.
Penilaian yang dilakukan mempunyai nilai total sebesar 5 poin, sesuai
dengan standar yang ada dalam Malcolm Baldrige. Perhitungan score yang
dilakukan adalah dengan membagi program-program (parameter) yang ada
menjadi beberapa program besar saja sesuai pengelompokan yang ada dalam
P2KPUS, dimana dalam parameter-parameter terdapat program-program
pendukungnya. Program yang menjadi parameter antara lain:
Universitas Kristen Petra
76
1. Upaya kesehatan keluarga dan KB.
2. Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit.
3. Upaya pengobatan.
4. Higiene sanitasi.
5. Pemberdayaan masyarakat.
6. Manajemen operasional.
7. Manajemen sumber daya.
Selanjutnya parameter-parameter yang ada dimasukkan kedalam tabel
penilaian akhir, untuk mendapatkan nilai akhir yang merupakan nilai dari kinerja
puskesmas yang bersangkutan.
Tabel 4.3. Form Penilaian Akhir
Keterangan:
- Pembobotan diasumsikan sementara sama untuk masing-masing parameter.
- Rata-rata nilai masing-masing parameter didapatkan dari jumlah poin untuk
program-program yang ada di dalam parameter tersebut dibagi dengan jumlah
program yang ada.
- Total nilai merupakan nilai akhir yang menujukkan kinerja suatu Puskesmas.
No. Parameter bobot Rata-rata nilai
Bobot X
Rata-rata nilai 1 Upaya kesehatan keluarga dan KB 14,3
2 Upaya pencegahan dan penanggulangan
penyakit
14,3
3 Upaya pengobatan 14,3
4 Higiene sanitasi 14,3
5 Pemberdayaan masyarakat 14,3
6 Manajemen operasional 14,3
7 Manajemen sumber daya 14,3
TOTAL NILAI