4 materi pendekatan model pemb kur'13 -edit syahril 290914

26
MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATERI PELATIHAN 4. PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PEMINATAN SMK BIDANG KEAHLIAN 1. TEKNOLOGI DAN REKAYASA 2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI 2014

Upload: eko-supriyadi

Post on 22-Jan-2018

421 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

MATERI PELATIHAN 4. PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN PEMINATAN SMK

BIDANG KEAHLIAN 1. TEKNOLOGI DAN REKAYASA

2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI

2014

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i

DAFTAR TABEL.............................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ iii

PENGENALAN MATERI .................................................................................................................. 1

MATERI PELATIHAN 4. PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 .................................................. 2

A. PENDEKATAN SAINTIFIK ......................................................................................................... 2

1. Esensi Pendekatan Saintifik ............................................................................................ 2

2. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Saintifik ...................................................... 2

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ............................................................................................ 4

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ...................................................... 4

2. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Learning) ................................................... 6

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) .................................. 10

4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning ........................................ 11

C. PERENCANAAN LANGKAH PEMBELAJARAN ........................................................................... 13

D. CONTOH PEMADUAN SINTAK MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK........ 14

E. LATIHAN ............................................................................................................................. 21

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. ii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Hasilnya ............. 3

Tabel 4.2. Sintak Pembelajaran Berbasis Inkuiri dan Kegiatan Guru dan Peserta Didik ....................... 7

Tabel 4.3. Contoh Matrik Perancah Pemaduan Sintaks Model Pembelajaran Discovery dengan

Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk KD 3.1 dan

4.1 Konsep Listrik (Materi Gejala Fisik Arus dan Potensial Listrik) .................................. 15

Tabel 4.4. Matrik Perancah Pemaduan Sintaks Model Pembelajaran ........................ ...................... 21

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek .................................... 12

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 1

PENGENALAN MATERI

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan

proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan

berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik

menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung

jawab.

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meli puti rasional

dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, serta pendekatan pembelajaran dan penilaian pada

Kurikulum 2013.

Kompetensi yang dicapai

1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013;

2. Memahami SKL, KI, dan KD Kurikulum 2013;

3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dan Model Pembelajaran dalam pembelajaran

Dasar dan Pengukuran Listrik; dan

4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

Indikator

1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan

masa depan;

2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses,

dan Standar Penilaian;

3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD;

4. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik;

5. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, DL); dan

6. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.

Langkah Kegiatan

Bahan diskusi kelompok dan tugas menggunakan Lembar Kerja (LK ...)

Menjelaskan PPT Kurikulum

2013

Diskusi kelompok

(4 kelompok)

Presentasi Hasil diskusi

(20 menit)

Kesimpulan dan rangkuman

hasil

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 2

MATERI PELATIHAN 4.

PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan

tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran merupakan

kegiatan interaksi antara peserta didik dengan unsur kependidikan lainnya yang berlangsung secara

edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai

dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah

memadukan aktivitas pembelajaran pendekatan saintifik dengan sintak model pembelajaran

berbasis penyingkapan/penemuan (discovery learning/inquiry learning) dan menghasilkan karya

yang berbasis pemecahan masalah (problem based learning/project based learning) .

A. PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Esensi Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum

2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik

diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria

ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning)

dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang

spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk

kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan

bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya

menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan

simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau

beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan

memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian

(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,

dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah

umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau

ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan

menguji hipotesis.

2. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Implementasi kurikulum 2013 menuntut penerapan pembelajaran berbasis kreatifitas.

Pendekatan pembelajaran berbasis kreatifitas dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran

saintifik (5M) secara konsisten. Pendekatan pembelajaran saintifik terdiri dari 5 (lima) tahap

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 3

belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/melakuan eksperimen,

menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Tabel 4.1 memperlihatkan kaitan antara langkah pembelajaran saintifik dengan

berbagai deskripsi kegiatan belajar serta kompetensi dalam bentuk hasil belajar.

Tabel 4.1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Hasilnya

Langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati (observing)

Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat

Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Kompetensi utama: mengidentifikasi masalah

Menanya (questioning)

Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Kompetensi utama: merumuskan masalah, menentukan hipotesis

Mengumpulkan informasi/ mencoba (experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasi-kan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpul-kan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/me-ngembangkan

Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Kompetensi utama: menguji hipotesis

Menalar/Meng asosiasi (associating)

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

Mengembangkan interpretasi, argumentasi

dan kesimpulan mengenai keterkaitan

informasi dari dua fakta/konsep, atau lebih

dari dua fakta/konsep/teori.

Mensintesis dan argumentasi serta

kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis

fakta-fakta/konsep/teori/pendapat.

Mengembangkan interpretasi, struktur baru,

argumentasi, dan kesimpulan yang

menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori

dari dua sumber atau lebih yang tidak

bertentangan.

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 4

Langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber. Kompetensi utama: menganalisis, membuktikan hipotesis.

Mengomunikasi kan (communicating)

menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan

Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain Kompetensi utama: memformulasikan dan mempertanggung jawabkan pembuktian hipotesis.

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Pada Kurikulum 2013 dikembangkan model pembelajaran utama yang diharapkan dapat

membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Model

Pembelajaran tersebut adalah: model pembelajaran berbasis penyingkapan/penemuan

(Discovery/Inquiry Learning); model pembelajaran menghasilkan karya yang berbasis pemecahan

masalah (Problem Based Learning/Project Based Learning)

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

a. Konsep Pembelajaran Berbasis Penemuan

Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving.

Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih

menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui,

masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.

Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus

mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di

dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi

tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang

akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong

untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi

sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui

dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi

aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.

Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru

ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan

mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar

perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini

dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 5

melakukan eksplorasi, penemuan- penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian

yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam

proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa

dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,

mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta

membuat kesimpulan- kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia

jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan

dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan

kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist,

historin, atau ahli Dasar dan Pengukuran Listrik. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan

menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

b. Langkah-langkah Operasional Discovery Learning Implementasi dalam Proses

Pembelajaran

Langkah-langkah (syntax) dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

adalah sebagai berikut:

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan

aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi

pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat

mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dengan demikian

seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa

agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban

sementara atas pertanyaan masalah).

3) Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi

kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh

melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,

melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data

processing. Berdasarkanhasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada,

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 6

pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah

terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

5) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang

dapatdijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang

sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka

dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

2. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris, yaitu ‘to inquire’ yang berarti bertanya atau

menyelidiki. Pertanyaan merupakan inti dari pembelajaran berbasisi inkuiri. Pertanyaan

dapat menuntun untuk melakukan penyelidikan sebagai usaha peserta didik dalam

memahami materi pelajaran. Ada beberapa penjelasan mengenai pembelajaran inkuiri

telah dikemukakan oleh beberapa ahli.

Joyce dan Weil (2000) mengemukakan bahwa inti dari pembelajaran inkuiri adalah

melibatkan peserta didik dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan

mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi

masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta mereka

merancang cara mengatasi masalah. Melalui inkuiri peserta didik belajar menjadi seorang

ilmuwan dalam menyusun pengetahuan. Selain itu, peserta didik belajar menghargai ilmu

dan mengetahui keterbatasan pengetahuan dan ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Menurut Ong dan Borich (2006) pembelajaran berbasis Inkuiri adalah belajar melalui

berbagai kegiatan termasuk melakukan observasi, mengajukan pertanyaan, mencari dan

menggunakan informasi untuk mengetahui dengan jelas peritiwa melalui percobaan,

menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data;

mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi; dan mengomunikasikan hasil.

Inkuiri mengharuskan melakukan identifikasi dan asumsi, menggunakan berpikir kritis dan

logis, dan pertimbangan dari penjelesan alternatif. Menurut National Research Council

(2000) pembelajaran berbasis inkuiri mengacu pada cara ilmuwan bekerja ketika

mempelajari alam, yaitu mencari penjelasan melalui bukti yang dikumpulkan dari dunia di

sekitar mereka.

b. Tingkatan Inkuiri

Menurut Colburn (2000) ada empat tingkatan inkuiri, yaitu inkuiri terstruktur

(structured inquiry), inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri terbuka (open inquiry), dan

siklus belajar (learning cycle). Lewellyn (2007) mengelompokkan inkuiri berdasarkan

tingkat dominasi peran guru atau peserta didik, ada 4 tipe yaitu inkuiri demonstrasi

(demonstrated inquiry), inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbing (guided

inquiry), inkuiri penuh (full inquiry). Banchi dan Bell (2008) membagi inkuiri menjadi empat

tingkatan dari tingkat bawah sampai tinggi, yaitu inkuiri konfirmasi (confirmation inquiry),

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 7

inkuiri terstruktur (structured inquiry), inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri terbuka

(open inquiry) atau inkuiri penuh (full inquiry).

c. Langkah Operasional Model pencarian/penelitian (Inquiry Learning)

Tabel 4.2. Sintak Pembelajaran Berbasis Inkuiri dan Kegiatan Guru dan Peserta Didik

Tingkat inkuiri Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan peserta didik

Inkuiri

Demonstrasi/ Inkuiri Konfirmasi

Identifikasi dan

penetapan ruang lingkup masalah

Memperkenalkan konsep

baru dengan melakukan demonstrasi fenomena (IPA) Mengajukan pertanyaan

yang menghasilkan

respon untuk menilai pemahaman peserta didik tentang konsep

Menghubungkan

pengamatan baru dengan pengalaman dan pengetahun sebelumnya

Merencanakan dan memprediksi hasil

Menunjukkan fenomena pengamatan yang tidak

sesuai untuk memunculkan rasa ingin tahu Menyampaikan prosedur

untuk menyelesaikan masalah

Mencari atau memberikan penjelasan yang benar

dengan mengamati fenomena

Penyelidikan untuk

pengumpulan data

Memberi petunjuk atau

memodelkan prosedur dan proses i lmiah dan keselamatan kerja

Melaksanakan penyelidikan

sesuai dengan prosedur

Interpretasi data dan mengembangkan

kesimpulan

Minta peserta didik untuk menggambarkan atau

menjelaskan pengamatannya Membimbing peserta

didik untuk menarik kesimpulan

Membangun dan mengelaborasi pengamatan

dan penjelasan dari sumber lain Membuat hubungan

generalisasi untuk menarik kesimpulan

Melakukan Refleksi Memberikan prosedur

langkah demi langkah setiap tahap untuk diikuti Menyediakan alat dan

bahan yang diperlukan

Membaca dan mengikuti

arah sesuai dengan lembar kegiatan atau lab Memeroleh alat dan

bahan seperti yang

tercantum pada lembar kegiatan atau lab

Inkuiri Terstruktur

Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah

Memberikan masalah Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

Merencanakan dan memprediksi hasil

Memberikan prosedur langkah demi langkah setiap

tahap untuk diikuti Menyediakan alat dan

bahan yang diperlukan

Membaca dan mengikuti arah sesuai dengan lembar

kegiatan atau lab Memeroleh alat dan

bahan seperti yang tercantum pada lembar

kegiatan atau lab Penyelidikan untuk

pengumpulan data

Membimbing dan

memastikan semua peserta didik pada tugas dan memahami Prosedur

Menggunakan keterampilan

proses sains untuk mengumpulkan data Mencatat hasil

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 8

Tingkat inkuiri Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan peserta didik

pengamatan

Mengorganisasi data yang

terkumpul dengan grafik atau tabel sehingga tampak pola-pola dan hubungan dalam data

Interpretasi data dan

mengembangkan kesimpulan

Mendorong peserta didik

untuk bekerja sebagai sebuah kelompok

Menarik kesimpulan dan

merumuskan penjelasan. Mengomunikasikan hasil penyelidikan

Melakukan Refleksi Mendorong peserta didik untuk berpikir atau

melakukan refleksi pada pengetahuan yang baru mereka temukan

Melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri yang

telah dilakukan Mengajukan pertanyaan baru berdasarkan data yang

terkumpul

Inkuiri

Terbimbing

Identifikasi dan

penetapan ruang lingkup masalah

Mengajukan masalah untuk

dipecahkan atau pertanyaan untuk diselidiki

Mendefinisikan sifat dan

parameter masalah

Merencanakan dan memprediksi hasil

Mendorong peserta didik untuk merancang prosedur atau sarana untuk

memecahkan masalah atau jawaban pertanyaan yang diajukan

Mendorong peserta didik

untuk memilih dengan tepat alat dan bahan yang diperlukan

Brainstorm (curah pendapat) tentang alternatif prosedur dan solusi

pemecahan masalah Memilih atau merancang

strategi pemecahan masalah

Memilih alat dan bahan

yang dibutuhkan dengan tepat

Penyelidikan untuk pengumpulan data

Membimbing peserta didik dalam melakukan investigasi, dan mendorong

tanggung jawab individu para anggota kelompok Mengarahkan peserta

didik memanfaatkan sumber daya informasi

lainnya untuk pemecahan masalah

Mengimplementasikan rencana untuk memecahkan masalah

Menggunakan

keterampilan proses sains untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi

Melakuan observasi,

mengumpulkan data

Berkomunikasi dan bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya

Interpretasi data dan mengembangkan

kesimpulan

Membimbing peserta didik mengorganisasi data

Membimbing cara peserta didik untuk mengkomunikasikan

temuan dan penjelasannya

Membuat catatan pengamatan

Mengolah data yang

terkumpul dalam bentuk grafik dan tabel

Membuat pola-pola dan

hubungan dalam data Menarik kesimpulan dan

merumuskan penjelasan

Mengomunikasikan hasil

penyelidikan

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 9

Tingkat inkuiri Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan peserta didik

Melakukan Refleksi Mendorong peserta didik

untuk berpikir atau melakukan refleksi pada pengetahuan yang baru mereka temukan

Melakukan evaluasi

terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan Mengajukan pertanyaan

baru berdasarkan data yang terkumpul

Inkuiri

Terbuka/ Inkuiri Penuh

Identifikasi dan

penetapan ruang lingkup masalah

Memberikan kesempatan

pada peserta didik melakukan eksplorasi terbuka untuk memunculkan pertanyaan

Membangun hipotesis, atau

prediksi untuk menguji pertanyaan

Merencanakan dan

meprediksi hasil

Membimbing peserta didik

merancang investigasi, membantu peserta didik mengungkap jawaban dan

solusi atas pertanyaan dan masalah Membimbing peserta

didik dalam menentukan alat dan bahan yang

diperlukan.

Mendesain prosedur untuk

menjawab pertanyaan Menentukan alat dan

bahan yang diperlukan

Penyelidikan untuk pengumpulan data

Membimbing peserta didik dalam melakukan investigasi, dan mendorong tanggung jawab individu

para anggota kelompok Mengarahkan peserta didik memanfaatkan sumber daya

informasi lainnya untuk pemecahan masalah

Mengimplementasikan rencana untuk memecahkan masalah Menggunakan

keterampilan proses sains

untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang masalah

Berkomunikasi dan

bekerja sama dengan

lainnya anggota kelompok Melakuan observasi,

mengumpulkan data

Interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan

Membimbing peserta didik mengorganisasi data dan cara peserta didik untuk

mengkomunikasikan temuan dan penjelasannya

Membuat catatan pengamatan Mengorganisasi data yang

terkumpul dalam bentuk

grafik dan tabel Menampakkan pola-pola

dan hubungan dalam data Menarik kesimpulan dan

merumuskan penjelasan

Mengomunikasikan hasil

penyelidikan Melakukan Refleksi Mendorong peserta didik

untuk berpikir atau melakukan refleksi pada pengetahuan yang baru

mereka temukan

Melakukan evaluasi

terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan Mengajukan pertanyaan

baru berdasarkan data

yang terkumpul

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 10

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

a. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan sebuah modelpembelajaran yang

menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam

kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim

untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu modelpembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar

bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan

dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa

ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik,

sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah

yang harus dipecahkan.

Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL),

yaitu

1) Permasalahan sebagai kajian;

2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman;

3) Permasalahan sebagai contoh;

4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses; dan

5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah

dapat digambarkan sebagai berikut:

Guru sebagai pelatih Peserta didik

sebagai problem

solver

Masalah sebagai awal

tantangan dan motivasi

- Asking about thinking (bertanya tentang

pemikiran)

- Memonitor pembelajaran

- Probbing (menantang peserta didik untuk

berfikir )

- Menjaga agar peserta didik terlibat

- Mengatur dinamika kelompok

- Menjaga berlangsungnya proses

- Peserta yang aktif

- Terlibat langsung

dalam

pembelajaran

- Membangun

pembelajaran

- Menarik untuk

dipecahkan

- Menyediakan

kebutuhan yang ada

hubungannya dengan

pelajaran yang

dipelajari

b. Sintak Pembelajaran PBL

Langkah-langkah (syntax) dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

adalah sebagai berikut:

Sintaks model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley,

2003:3) terdiri atas:

1) Mengidentifikasi masalah;

2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi informasi -

informasi yang relevan;

3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran

dan mengecek perbedaan pandang;

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 11

4) Melakukan tindakan strategis, dan

5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Sintaks model Problem Based Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen,

2011:93) terdiri atas

1) Merumuskan uraian masalah;

2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;

3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan

4) Mengevaluasi.

4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning

a. Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan

eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai

bentuk hasil belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) merupakan model belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan

baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Melalui PjBL, proses

inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan

membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan

berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang

sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;

2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau

tantangan yang diajukan;

4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola

informasi untuk memecahkan permasalahan;

5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;

6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;

7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan

8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,

penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya

imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 12

b. Langkah-Langkah Operasional

Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan

diagram di bawah ini.

Gambar 4.1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat

memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik

yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam dan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta

didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi

aturan kegiatandalam penyelesaian proyek.

3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas

pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline penyelesaian proyek, (2) membuat

deadline penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara

yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak

berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara.

4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress

of the Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama

menyelesaikan proyek, menggunakan rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas

yang penting.

5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah

dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran

berikutnya.

6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik

diminta untuk mengungkapkan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar

1. Penentuan Pertanyaan

Mendasar

6. Evaluasi Pengalaman 5. Menguji Hasil 4. Monitoring

3. Menyusun Jadwal 2. Menyususn

Perencanaan Proyek

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 13

dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses

pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)

untuk menjawab permasalahanyang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Peran

guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai

berikut.

c. Peran Guru dan Peserta Didik

Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: 1) Merencanakan dan

mendesain pembelajaran, 2) Membuat strategi pembelajaran, 3) Membayangkan interaksi

yang akan terjadi antara guru dan siswa, 4) Mencari keunikan siswa, 5) Menilai siswa

dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian, dan 6) Membuat portofolio

pekerjaan siswa.

Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : 1) Menggunakan

kemampuan bertanya dan berpikir, 2) Melakukan riset sederhana, 3) Mempelajari ide dan

konsep baru, 4) Belajar mengatur waktu dengan baik, 5) Melakukan kegiatan belajar

sendiri/kelompok, 6) Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, dan 7) Melakukan

interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dan lain-lain)

C. PERENCANAAN LANGKAH PEMBELAJARAN

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi

pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran

tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil

maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis

rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan

(Inquiry/Discovery learning ) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan

Project Based Learning).

Rambu-rambu penentuan KD menggunakan model pembelajaran penyingkapan

(Inquiry/Discovery learning ) dengan kriteria

1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada pencarian dan penemuan;

2. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural; dan

3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar

Rambu-rambu penentuan KD menggunakan model hasil karya (Problem Based dan

Project Based Learning ) dengan kriteria

1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa dan atau produk;

2. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta; dan

4. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan

konseptual dan prosedural.

Langkah pembelajaran pendekatan saintifik harus dapat dipadukan secara sinkron

dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran. Agar memudahkan langkah

pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis,

dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 14

inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan

sintaks (langkah kerja) model pembelajaran tersebut, dilakukan sebagai berikut:

1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus dan buku teks

siswa terkait;

2. Rumuskan IPK untuk KD dari KI-3 dan KI-4 sesuai dengan gradasi taksonomi dimensi proses

kognitif, dimensi pengetahuan, dan dimensi keterampilan yang terkandung di masing-masing

KD. Normalnya setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator;

3. Analisis dan sinkronkan setiap IPK dengan sintaks model pembelajaran (apakah satu IPK

menandakan untuk satu sintaks atau beberapa sintak, dan atau beberapa IPK untuk satu

sintaks);

4. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah (sintaks)

model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan langkah pendekatan saintifik

(5M);

Langkah pendekatan saintifik diawali dengan kegiatan mengamati, lalu diikuti dengan

langkah-langkah lainnya yang dapat berulang sesuai kebutuhan belajar peserta didik.

Kegiatan guru dan kegiatan peserta didik mengacu pada langkah-langkah (sintaks) model

pembelajaran dan indikator yang harus dicapai.

5. Pindahkan isi rancangan hasil pengisian matrik pertolongan (kegiatan guru-peserta didik)

tersebut ke dalam Kegiatan Inti pada format RPP.

D. CONTOH PEMADUAN SINTAK MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Untuk memudahkan perancangan langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan

saintifik dan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, maka digunakan matrik

perancah pemaduan sintak dari model pembelajaran dengan langkah pendekatan saintifik.

Matrik perancah pemaduan merupakan pertolongan untuk merancang aktivitas kegiatan inti

pada RPP. Penjelasan aktivitas pada perpaduan matrik perancah merupakan kegiatan-kegiatan

pembelajaran sesuai dengan tuntutan KI-KD, IPK, materi serta tujuan pembelajaran sebelum

dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP.

Tabel 4.3 memperlihatkan contoh matrik perancah untuk menyajikan pasangan KD 3.1

dan 4.1 pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik, yang disajikan dengam menggunakan

model Pembelajaran Discovery.

Sebagai contoh, pembelajaran mata pelajaran peminatan C2 Dasar dan Pengukuran

Listrik pada semua aspek pembelajaran (tujuan, materi, proses belajar mengajar, media, sumber,

dan penilaian) diupayakan untuk mendekati penggunaan materi kontekstual sesuai kehidupan

nyata sehari-hari. Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik pada prinsipnya terdiri dari dua

materi ajar, yaitu: (1) dasar listrik yang berkaitan dengan konsep dan rangkaian listrik dan (2)

pengukuran listrik yang berkaitan dengan kondisi operasi berbagai alat ukur listrik, d an

penggunaan alat ukur listrik dalam kehidupan nyata

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 15

Tabel 4.3. Contoh Matrik Perancah Pemaduan Sintaks Model Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Saintifik pada Mata Pelajaran Dasar dan

Pengukuran Listrik untuk KD 3.1 dan 4.1 Konsep Listrik (Materi Gejala Fisik Arus dan Potensial Listrik)

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

3.1 Menerapkan konsep listrik yang berkaitan dengan gejala fisik arus dan potensial listrik.

Mengilustrasikan proses terbentuknya muatan dan besaran muatan listrik pada suatu bahan

Orientasi Masalah

Guru menanyakan kepada siswa tentang fenomena alam yang ditampilkan guru terkait fenomena gaya elektrostatis dan muatan listrik melalui gambar/bahan tayang

Peserta didik memperhatikan permasalahan yang diberikan guru tentang fenomena alam terkait dengan gaya elektrostatis

Peserta didik bertanya kepada dirinya atau teman kelompok berkaitan dengan permasalahan fenomena gaya elektrostatis dan

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 16

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

minatnya untuk memecahkan masalah

dan muatan listrik.

merumusakan permasalahan nya

Menentukan formulasi besaran arus listrik pada suatu bahan penghantar Mengilustrasikan terbentuknya potensial listrik

Pengumpulan data dan verifikasi

Guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai media tentang gejala fisik muatan listrik dan formulasi besaran arus listrik serta terbentuknya potensial listrik

Peserta didik secara berkelompok berdiskusi membahas permasalahan gejala fisik dan formulasi besaran muatan dan arus listrik serta potensial listrik

Peserta didik menggali informasi yang berkaitan dengan konsep muatan, arus dan potensial listrik secara individu. Peserta didik berdiskusi tentang gejala

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 17

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

berdasarkanhasilpengamatan

fisik dan formulasi besaran muatan dan arus listrik serta potensial listrik

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

4.1 Mendemonstrasikan konsep listrik yang berkaitan dengan gejala fisik arus dan potensial listrik

Melakukan eksperimen untuk mengukur besaran muatan, dan arus listrik Melakukan eksperimen untuk mengukur besaran potensial listrik.

Pengumpulan data melalui eksperimen

Guru menugaskan peserta didik melakukan eksperimen untuk mengukur besaran muatan dan arus listrik serta potensial listrik. Guru melakukan tutorial kelompok

Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen yang telah disiapkan guru di

Peserta didik melakukan manipulasi dari eksperimen yang didemonstrasi kan oleh guru untuk memperoleh data

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 18

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

laboratorium Dasar Listrik. Peserta didik mempresentasi kan hasil eksperimen dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan masukan yang muncul pada saat presentasi

yang lebih banyak

Pengorgani sasian dan formulasi eksplanasi

Guru menugaskan peserta didik memeriksa pola dan hubungan gejala fisik muatan, arus dan potensial listrik melalui pengkajian mendalam tentang informasi faktual, dan konseptual terkait formulasi besaran arus dan potensial

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 19

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

listrik secara konseptual

Peserta didik melakukan inferensi untuk memformulasi kan besaran muatan, arus dan potensial listrik

Peserta didik mempresentasi kan hasil inferensinya untuk memformulasikan besaran muatan, arus, dan potensial listrik dan mendapat tanggapan dan masukan dari kelompok lain. Peserta didik menerima masukan

Analisis proses inkuiri

Guru menugaskan peserta didik untuk menyempurnakan hasil pencariannya terkait dengan gejala fisik muatan, arus

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 20

Kompetensi Inti Kompeten

si Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajar-an

Pendekatan saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasikan

dan potensial listrik

Peserta didik mengamati dan memberikan tanggapan terhadap setiap kelompok penyaji

Peserta didik menyempurna-kan hasil pencariannya tentang gejala fisik muatan, arus dan potensial listrik berdasarkan masukan kelompok lain dan guru.

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 21

E. LATIHAN

Buatlah Analisis Langkah Pembelajaran untuk memadukan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang dipilih dengan menggunakan

matrik perancah seperti diperlihatkan dalam tabel contoh

Tabel 4.4. Matrik Perancah Pemaduan Sintaks Model Pembelajaran ........................

dengan Pendekatan Saintifik pada Mapel ....................................

untuk KD 3... dan 4...., .......................( ........................................................)

Kompetensi Inti Kompetensi

Dasar IPK

Sintaks Model

Pembelajaran

Pendekatan Saintifik

Mengamati Menanya Mengumpulkan

Informasi Menalar

Mengomunikasi kan

Pembelajaran Mata Pelajaran Peminatan

Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, PPPPTK BMTI, 2014. 22