4. k3 di laboratorium kimia berbasis modul 14

82
MODUL 14 KEGIATAN BELAJAR 2 B. Menyiapkan Petunjuk Penggunaan Peralatan Laboratorium Kimia 1. Pendahuluan Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran kimia di sekolah/madrasah, terutama yang berhubungan dengan kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium Kimia. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya alat sarana dan prasarana pendidikan, terlebih untuk harga peralatan laboratorium sain merupakan faktor yang paling banyak dikeluhkan oleh pihak sekolah (Iskandar Zulkarnain, 2007). Hasil studi yang dilakukan oleh Mamat Supriatna (2008) terhadap 18 laboratorium sains SMA Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) kimia yang tersebar pada 7 provinsi di Indonesia, antara lain ditemukan bahwa: (1) 1 | KEMENDIKNAS-DITJEN PMPTK- 2010

Upload: yanto-guru-tik

Post on 24-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fffff

TRANSCRIPT

Page 1: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

KEGIATAN BELAJAR 2

B. Menyiapkan Petunjuk Penggunaan Peralatan Laboratorium

Kimia

1. Pendahuluan

Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan

sumberdaya manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya

merupakan komponen input yang sangat penting dalam mendukung

kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran kimia. Oleh

karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas,

kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana

pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan

proses pembelajaran kimia di sekolah/madrasah, terutama yang

berhubungan dengan kegiatan praktikum kimia adalah Laboratorium

Kimia.

Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak

sekolah yang tidak memiliki sarana laboratorium yang lengkap. Hal

tersebut disebabkan oleh mahalnya alat sarana dan prasarana

pendidikan, terlebih untuk harga peralatan laboratorium sain

merupakan faktor yang paling banyak dikeluhkan oleh pihak

sekolah (Iskandar Zulkarnain, 2007). Hasil studi yang dilakukan

oleh Mamat Supriatna (2008) terhadap 18 laboratorium sains SMA

Negeri binaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (P4TK) kimia yang tersebar pada 7 provinsi di

Indonesia, antara lain ditemukan bahwa: (1) 33,33% dari SMA Negeri

binaan memiliki sarana dan prasarana laboratorium yang memadai,

(2) kualitas pengelolaan laboratorium di SMA Negeri binaan masih

tergolong rendah, dan (3) pengelolaan laboratorium pada umumnya

masih dilakukan oleh guru bidang studi dan beberapa SMA Negeri

binaan tidak memiliki teknisi laboratorium.

Laboratorium memiliki peranan penting dalam kurikulum dan

pendidikan sains, sebagaimana diungkapkan oleh Hofstein &

1 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 2: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Naaman (2007: 105) bahwa "Laboratory activities have long had

a distinctive and central role in the science curriculum and

science educators have suggested that many benefits accrue

from engaging students in science laboratory activities'".

Sementara itu, Tobin (Hofstein & Lunetta, 1993: 32)

mengemukakan "Laboratory activities appeal as a way of

allowing students to learn with understanding and, at the same

time, engage in a process of constructing knowledge by doing

science ".

Dalam Permendiknas RI Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa

komponen fasilitas laboratorium kimia di sekolah/madrasah meliputi

(1).Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktek

yang memerlukan peralatan khusus. (2). Ruang laboratorium

kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar. (3).

Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta didik.

(4). Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari

20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk

luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. (5).Lebar ruang

laboratorium kimia minimum 5 m. (6). Ruang laboratorium kimia

memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai

untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Serta

Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana pembelajaran untuk

kepentingan praktikum kimia.

Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium kimia, sebagai

fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu

fasilitas, karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara

langsung terhadap proses pendidikan. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang diungkapkan oleh Roehrich & Patrick (2003: vii) bahwa:

School facility factors such as building age and condition,

quality of maintenance, temperature, lighting, noise, color, and air

quality can affect student health, safety, sense of self, and

2 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 3: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

psychological state. Research has also shown that the quality of

facilities influences citizen perceptions of schools and can serve as

a point of community pride and increased support for public

education.

Setiap sekolah menengah harus mampu memanfaatkan dan

mengatur fasilitas yang ada untuk berbagai kegiatan laboratorium,

sebagaimana dikemukakan oleh Gardner (1991: 77) sebagai berikut.

Three general arrangements are used for these multipurpose

laboratories: (I) one-way facing tables with a demonstration desk a

the front of the room, with the entire room used for all activities;

(2) separate areas at opposite ends of the laboratory for

demonstration-discussion and laboratory activities; and (3) a

perimeter arrangement tables and work counters along two or

three walls, demonstration desk and pupil tables along another

watt, and research and related activities grouped at other locations.

2. Uraian, Contoh dan Latihan

a. Cara Penggunaan Alat-alat Laboratorium Kimia

Setiap peralatan di laboratorium kimia memilki spesifikasi

tertentu terutama peralatan elektronik, dan selalu disertai

petunjuk penggunaan alat atau sering disebut manual alat.

Manual alat ini sangat penting karena dalam manual tersebut

selain diuraikan langkah-langkah penggunaan alat juga

diuraikan peringatan-peringatan yang harus dipatuhi, petujuk

keselamatan, dan tidakan-tindakan agar usia pemakaian alat

tersebut dapat panjang (awet). Untuk memahaminya, manual

perlu dibaca dan dipahami dengan teliti dan apabila terdapat

bagian/istilah yang tidak dapat dimengerti dapat ditanyakan

atau dikonsultasikan dengan ahlinya. Untuk lebih detilnya

dijelaskan sebagai berikut;

1) Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)

3 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 4: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih

dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan

berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah

metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi.

Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk

mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan

fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair

dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk

mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair

dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar

pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki

perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat

yang digunakan adalah corong pisah.

Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu

komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan

suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor

soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri

(senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak

mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada

labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan

kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b).

Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau

pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor

kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan

menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya

pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut

telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah

kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu

seterusnya.

2) Alat untuk distilasi (distiler)

Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan

perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di

4 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 5: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk

pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih

yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk

pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan

uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang

ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang

digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga

dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer.

Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan.

Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen

akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila

selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada

campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah

dengan kolom vigreux.

3) Alat untuk reflux

Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna

pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut

yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang

dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung

pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa

alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada

beberapa tipe alat refluks.

Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan

labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2]

seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat

(a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3]

seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat

(a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk

atau termometer (d).

4) Penyaring buchner

5 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 6: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Penyaring Buchner digunakan untuk proses

penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring

biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan

gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat

dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau

divakum. Corong Buchner biasanya terbuat dari bahan

porselin, akan tetapi ada juga yang terbuat dari bahan

gelas atau plastik, corong buchner memiliki alas dalam

datar dan terdapat pori-pori. Pada saat akan dilakukan

penyaringan maka pada permukaan alas dalam ini diberi

kertas saring yang sudah dipotong berbentuk bulat seperti

alas tersebut. Agar dapat melekat pada alas, maka pada

alas dalam dibasahi dengan pelarut yang sama dengan

larutan yang akan disaring.

5) Tabung pengembang (chamber)

Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi

lapis tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan

pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol)

sampel atau standar.

6) Alat- alat dari gelas

Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium,

praktikan harus mengenal dan memahami cara

penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan

dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di

laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan

yang akan digunakan pada Praktikum Kimia. Gambar 1

menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium.

6 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 7: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

a) Labu Takar

Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam

bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini

tersedia berbagai macam ukuran.

b) Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam

bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia

bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk

mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.

Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.

c) Gelas Beker

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala,

namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat

larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan

kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk

memekatkan.

d) Pengaduk Gelas

Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau

larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia.

Digunakan juga untuk menolong pada waktu

menuangkan/mendekantir cairan dalam proses

penyaringan.

e) Botol Pencuci

7 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia

Page 8: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat

akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau

membantu pada saat pengenceran.

f) Corong

Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang

terbuat dari plastic. Digunakan untuk menolong pada

saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan

mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan

sebagainya.

g) Erlenmeyer

Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala

pada alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan

untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang

boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

h) Tabung Reaksi

Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk

mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.

i) Kuvet

Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya

lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk

analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh

dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena

atau polimetakrilat.

j) Rak Untuk tempat Tabung Reaksi

Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai

tempat meletakkan tabung reaksi.

k) Kawat Kasa

8 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 9: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas

saat memanaskan alat gelas dengan alat

pemanas/kompor listrik.

l) Penjepit

Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi

pada saat pemanasan, atau untuk membantu

mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi

panas.

m)Spatula

Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat

Bantu mengambil bahan padat atau kristal.

n) Kertas Lakmus

Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-

lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator

yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator

Phenolphtalein (PP), methyl orange (MO) dan

sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau

mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.

o) Gelas Arloji

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang

akan ditimbang.

p) Cawan Porselein

Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan

diuapkan dengan pemanasan.

q) Pipet Pasteur (Pipet Tetes)

Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan

dalam jumlah yang kecil.

r) Sikat

Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci)

tabung.

9 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 10: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

s) Pipet Ukur

Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti

gambar di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan

untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.

Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot

larutan, jangan dihisap dengan mulut.

t) Pipet Gondok

Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk

mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan

label yang tertera pada bagian yang menggelembung

(gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet

atau pipet pump untuk menyedot larutan.

u) Buret

Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran.

Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan

untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan

dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume

dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

b. Fungsi Laboratorium Kimia

Permendiknas nomor 24 tahun 2007 menjelaskan fungsi

laboratorium kimia adalah sebagai tempat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan

peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas.

Dengan kata lain, laboratorium kimia, berfungsi sebagai tempat

pembelajar dalam upaya meniru ahli kimia mengungkap rahasia

alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala

sekolah, pengelola, guru kimia, dan unsur-unsur terkait lainnya

harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium kimia

secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas

proses dan hasil belajar kimia bagi siswa.

10 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 11: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

dalam melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan

yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran kimia,

terutama yang berhubungan dengan kegiatan praktikum kimia

adalah Laboratorium kimia. Pengertian laboratorium menurut Wita

Sutrisno (2007: 5) adalah (1) tempat yang dilengkapi peralatan

untuk melangsungkan eksperimen kimia atau melakukan

pengujian dan analisis, (2) bangunan atau ruangan yang

dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah

ataupun praktik pembelajaran bidang kimia, (3) tempat kerja

untuk melangsungkan penelitian ilmiah, dan (4) ruang kerja

seorang ilmuwan dan tempat menjalankan percobaan bidang studi

kimia.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang

terlibat dalam pengelolaan laboratorium kimia harus memiliki

kompetensi, yaitu kemampuan, sikap, dan keterampilan yang

harus dimiliki dan mampu diterapkan oleh pengelola

laboratorium kimia (kepala, teknisi, dan laboran) sebagai tenaga

kependidikan dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium.

Hoffinan (Hill & Houghton, 2001: 153) menggunakan tiga dasar

teori dalam mendefinisikan kompetensi, yaitu: Pertama,

"Competency is defined as observable performance". Kedua,

kompetensi adalah "Refers to the standard or quality of the

outcome of the person's performance". Ketiga, "Competence as

an expression of the underlying attributes of a person ".

Spencer & Spencer (Scotia, Catano, & Day, 2003: 7)

mendefinisikan kompetensi sebagai "An underlying characteristic

of an individual that is causally related to criterion-referenced

effective and/or superior performance in a job or situation". Katz

(Robbins, 2001: 4-5) membagi tiga keterampilan manajemen

yang mutlak diperlukan, yaitu: keterampilan teknik, keterampilan

11 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 12: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

personal, dan keterampilan konseptual. Keterampilan teknis

berkaitan dengan kemampuan menerapkan pengetahuan atau

keahlian khusus. Keterampilan personal berkaitan dengan

kemampuan bekerjasama, memahami, dan memotivasi orang

lain. Keterampilan konseptual berkaitan dengan kemampuan

mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit.

Dalam hubungannya dengan manajemen laboratorium

terutama laboratorium kimia, kompetensi pengelola laboratorium

adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang harus dimiliki

dan mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium kimia

(kepala, teknisi, dan laboran) sebagai tenaga kependidikan

dalam pelaksanaan tugas pengelolaan laboratorium.

Stoner, Freeman, & Gilbert (1995: 7) menyebutkan

"Management: the process of planning, organizing, leading, and

controlling the work of organization members and of using all

available organizational resources to reach stated

organizational goals". Menurut Daft (1991: 5) "Management is

the attainment of organizational goals in an effective and

efficient manner through planning, organizing, leading, and

controlling organizational resources''. Teori keefektivitasan

berorientasi pada tujuan. Efektivitas menunjukkan ketercapaian

sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Steers (Aan Komariah & Cepi Triatna, 2005: 7)

bahwa "Keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil

yang dicapai organisasi dengan tujuan yang telah ditetapkan".

Manajemen laboratorium yang efektif adalah manajemen

laboratorium yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen dalam pengelolaan laboratorium secara konsisten dan

berkesinambungan serta mengelola sumberdaya untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen laboratorium kimia

berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian,

12 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 13: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium

kimia di sekolah/madrasah.

c. Pengorganisasian Peralatan Laboratorium

Pendataan (inventory) peralatan laboratorium adalah

merupakan hal yang pokok dalam melakukan inventarisasi

peralatan Laboratorium. Dengan inventarisasi yang baik, maka

pekerjaan operasional yang akan dilakukan di Lab oleh setiap

staf pengajar, asisten maupun laboran akan berjalan dengan

lancar. Dari data inventarisasi yang ada kita dapat

mengetahui dimana peralatan itu berada, dan sekaligus dapat

dilakukan pengecekan/ pemeriksaan. Pengecekan ulang akan

sangat membantu pihak-pihak yang bersangkutan (misalnya

pemerintah) dalam penginventarisasian harta milik negara.

Disamping itu juga dapat berfungsi sebagai landasan untuk

pemesanan/permintaan alat-alat laboratorium yang

diperlukan.

Dalam Laboratorium, semua peralatan lab yang ada harus

dibuat inventarisasinya. Inventarisasi yang baik bertujuan

untuk :

1) Pencegahan kehilangan atau penyalah gunaan

2) Mengurangi biaya operasi

3) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

4) Menjamin kualitas kerja.

5) Memudahkan permintaan/penambahan alat dan mencegah

duplikasi/overlapping dalam banyaknya alat yang dipesan,

atau mencegah permintaan barang yang berlebihan/

melebihi jumlah yang seharusnya dipakai.

6) Meningkatkan kerjasama dengan lab-lab yang lain. Orang

akan mengetahui bahwa alat-alat ada di lab dsb. Dengan

penyebaran informasi mengenai daftar peralatan yang ada

pada setiap laboratorium, seorang tenaga peneliti/staf

13 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 14: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

pengajar/laboran akan dapat mengetahui dengan pasti,

pekerjaan yang dilakukan didalam pelayanan terhadap lab.

KEGIATAN BELAJAR 3

C. Menyiapkan Penuntun Kegiatan Praktikum

1. Pendahuluan

Penuntun kegiatan praktikum untuk siswa biasanya di

tuangkan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Secara umum

Lembar Kerja Siswa merupakan suatu lembar kertas yang berisi

suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk

mempelajari, menyelidiki, atau memahami suatu konsep yang

sedang dipelajari. Kegiatan siswa dapat bersifat mandiri atau

kelompok. Kegiatan siswa dapat juga dirancang dengan

bimbingan guru, hal ini bergantung pada tingkat kesulitan konsep

yang dipelajari.

Akhir-akhir ini penggunaan Lembar Kerja Siswa dianjurkan di

banyak sekolah dan tampaknya semakin populer di kalangan para

guru, karena manfaatnya memang cukup banyak. Dengan Lembar

Kerja Siswa, kondisi belajar yang "berpusat pada guru" dapat

diubah menjadi "berpusat pada siswa”. Lembar Kerja dapat

menuntun siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang sedang

dipelajari, mengembangkan ketrampilan kerja ilmiah pada diri

siswa, mengembangkan sikap ilmiah dan membangkitkan minat

terhadap alam sekitarnya. Lembar Kerja Siswa dapat

memudahkan guru untuk memantau keberhasilan siswa.

14 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 15: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Tentu saja agar Lembar Kerja Siswa dapat mencapai tujuan

belajar yang optimal, Lembar Kerja tersebut harus baik dalam arti

memenuhi persyaratan atau kriteria Lembar Kerja yang baik.

Persyaratan tersebut meliputi syarat didaktik, syarat konstruksi,

dan syarat teknis. Syarat didaktik mengharuskan Lembar Kerja

Siswa dirancang dengan mengikuti asas-asas pembelajaran yang

efektif. Syarat konstruksi mengharuskan Lembar Kerja Siswa

dirancang dengan menggunakan kaidah bahasa yang sesuai

dengan pemakai. Sedangkan syarat teknis mengharuskan Lembar

Kerja Siswa dirancang dengan mengikuti tata letak dan

perwajahan yang baik.

2. Uraian, Contoh, dan Latihan

Telah dikemukakan di atas bahwa Lembar Kerja Siswa harus

memenuhi tiga persyaratan pokok. Persyaratan pertama adalah

syarat didaktik. Syarat didaktik menghendaki agar Lembar Kerja

Siswa yang baik harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang

efektif. Asas-asas pembelajaran yang dimaksud sebagai berikut.

Memperhatikan perbedaan individual siswa. Lembar Kerja

Siswa yang baik dapat digunakan baik oleh siswa yang cepat

maupun siswa yang lamban.

Merupakan alat bagi siswa untuk mencari tahu atau

menemukan konsep-konsep yang sedang dipelajari, bukan

untuk memberi tahu.

Memiliki variasi stimulus kegiatan, misalnya mengamati,

menggambar, menganalisis, dan sebagainya.

Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial,

emosional, moral dan estetika pada diri anak. Oleh sebab

itu, kegiatan dalam Lembar Kerja Siswa harus

memungkinkan siswa berinteraksi dengan orang lain,

mengkomunikasikan hasil kerjanya, dsb.

15 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 16: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siawa.

Syarat kedua perancangan Lembar Kerja Siswa yang baik

adalah syarat konstruksi. Syarat konstruksi ialah syarat yang

berkenaan dengan penggunaan bahasa, kalimat, kosa-kata,

tingkat kesukaran dan kejelasan bahasa yang harus tepat dengan

penggunanya, dalam arti bahasa yang digunakan dapat dipahami

oleh siswa sebagai pemakai Lembar Kerja. Syarat-syarat kontruksi

tersebut antara lain:

Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat usia siswa dan

dengan struktur kalimat yang benar dan jelas.

Menunjukkan tata urutan pelajaran/konsep yang sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa.

Memiliki tujuan yang jelas.

Tidak mengacu pada sumber-sumber informasi diluar

jangkauan kemampuan siswa.

Menyediakan ruang yang cukup bagi siswa untuk menulis

atau menggambarkan sesuatu dari hasil kegiatannya.

Menggunakan lebih banyak gambar/ilustrasi daripada kata-

kata.

Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka tetapi gunakan

serangkaian pertanyaan yang dapat memandu siswa

menarik kesimpulan.

Lengkapi identitas untuk kemudahan administrasi, seperti

pokok bahasan, topik, kelas, semester, dsb.

Syarat ketiga perancangan Lembar Kerja Siswa adalah syarat

teknis. Syarat teknis mengacu pada perwajahan atau format

Lembar Kerja. Syarat ini menghendaki agar LKS ditulis

menggunakan huruf cetak dengan jenis huruf yang mudah dibaca.

Ukuran huruf berbeda untuk topik dan sub topik lainnya. Setiap

baris tidak lebih dari sepuluh kata. Terdapat keseimbangan antara

gambar dan kata-kata.

16 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 17: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Selain tiga persyaratan seperti dikemukakan di atas, Lembar

Kerja Siswa perlu diuji coba untuk melihat kekurangan dan

kelebihannya. Berdasarkan uji coba dapat dilakukan perbaikan-

perbaikan. Lembar Kerja sebaiknya dibuat secara bersama-sama

antara guru dan teknisi laboratorium itu sendiri karena merekalah

yang berkecimpung dan terlibat dalam pembelajaran sehingga

Lembar Kerja Siswa tersebut lebih cocok dengan kondisi riil siswa

di sekolah. Berikut ini beberapa bentuk LKS yang biasa ditemui di

SMA.

a. Contoh LKS

Contoh LKS untuk siswa kelas XI SMA/MA tentang titrasi asam-

basa sebagai berikut:

Format: 1

LEMBAR KERJA SISWA

Judul Praktikum

Satuan Pendidikan :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas/Semester : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pokok Bahasan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alokasi Waktu : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelompok : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

17 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 18: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tanggal Kegiatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …

Standar Kompetensi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kompetensi Dasar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Indikator : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Materi Pokok : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pengalaman Belajar : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

Tujuan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

A. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Langkah Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. Data Pecobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

E. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 19: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Format: 2

LEMBAR KERJA SISWA

Judul Praktikum

Kelompok : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

A. PERMASALAHAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. TUJUAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

C. HIPOTESIS : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

D. ALAT-ALAT :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . .

E. KEGIATAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

F. DATA PECOBAAN :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

G. ANALISIS DATA : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

H. KESIMPULAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

b. Penuntun Praktikum Titrasi Asam-basa

Contoh-contoh Lembar Kerja Siswa dengan menggunakan

format di atas disajikan pada paparan berikut ini.

19 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 20: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Format: 1

LEMBAR KERJA SISWA

TITRASI LARUTAN ASAM-BASA

Satuan Pendidikan: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas/Semester : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pokok Bahasan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alokasi Waktu : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelompok : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Anggota Kelompok : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

4. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tanggal Kegiatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kompetensi Dasar : 2.1. Mampu Menentukan pH beberapa larutan

berdasarkan pada hasil titrasi.

Indikator : Menganalisis proses titrasi asam-basa.

Materi Pokok : Titrasi Asam-Basa

Pengalaman Belajar : Siswa dapat melakukan percobaan untuk

menganalisis prinsip titrasi asam-basa.

Tujuan : Menentukan pH beberapa asam yang tidak

diketahui melalui percobaan.

A. Alat dan Bahan

1. Buret 5. Corong 9. Larutan HCl,

2. Statif 6. Pipet Gondok 10. larutan

asam HY

20 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 21: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

3. Klem 7. Indikator PP

4. Erlenmeyer 8. Larutan NaOH

B. Cara Kerja

1. Dengan pipet ukur ambil 10 ml lrt HCl dan masukkan pada labu erlenmeyer 125 ml,

2. tambahkan 5 tetes indikator fenolftalein,

3. sipakan buret seperti pada gambar berikut, buret telah berisi NaOH yang telah diketahui molaritasnya, seperti gambar 2.

4. teteskan larutan NaOH setetes demi setetes, hingga larutan berubah warna menjadi merah mudah seperti pada gambar 3,

5. ukur volume larutan NaOH yang diperlukan, lalu hitung berdasarkan pada toeri titrasi asam basa, seperti gambar 4.

 

Figure 2 - Apparatus to titrate the vinegar.

Figure 3 - As soon the liquid in the beacker

changes color, stop the dropping.

Figure 4 - Notice the amount

of titrating solution used.

21 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 22: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

C. Kesimpulan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 

KEGIATAN BELAJAR 4

D. Merawat Peralatan dan Bahan di Laboratorium Kimia

1. Pendahuluan

Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses

pengaturan alat di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam

menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam

penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam

pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan

pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar

petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat

dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada

kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya.

Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar

alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang

(estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak

terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas

dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.

Untuk memahami tentang penataan peralatan laboratorium

dengan baik diharapkan anda terlebih dahulu mempelajari

bagian Pengenalan dan Penggunaan Alat laboratorium. Dalam

bagian ini hanya diperkenalkan beberapa contoh alat secara

terbatas untuk kepentingan pembahasan tentang penataannya.

Beberapa peralatan lab yang dimiliki kiranya dapat disusun

secara teratur pada suatu tempat tertentu/rak atau pada bench

(peralatan yang disediakan). Peralatan berfungsi untuk

22 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 23: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

melakukan suatu kegiatan pekerjaan, penelitian atau study

tertentu yang memerlukan adanya bantuan peralatan.

Karenanya alat-alat ini harus stand-by, sesewaktu dapat dipakai

segera. Untuk itu alat-alat lab harus dalam keadaan baik. Alat-

alat ini disusun secara teratur, sesuai dengan fungsinya masing-

masing.

Kelompokkanlah alat-alat ini dalam kelompok yang aman

dan terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan

disusun seperti semula, semuanya alat-alat ini sebaiknya diberi

penutup/cover (misal : plastik transparant), terutama bagi alat-

alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada

penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat

merusak alat yang bersangkutan.

2. Contoh, uraian dan latihan

a. Alat-alat Lab. Sederhana dan elektronik

1. Buret

Bagian-bagian buret yang harus dijaga misalnya adalah skala dan ujung

buret yang menuju kran. Seringkali buret yang sudah lama dipakai, warna

skalanya tidak nampak jelas. Jika anda menemukan kasus tersebut, gosokan

spidol yang tintanya tidak luntur air pada goresan-goresan skala agar mengisi

lekukannya hingga garis-garis skala tampak jelas. Hati-hati gosokan spidol

jangan melebar ke luar skala, sehingga menutupi permukaan buret. Demikian

ujung buret pada bagian kran mudah patah kalau menyenggol benda lain, juga

tutup kran seringkali macet. Olehkarena itu buret harus disimpan secara khusus

pada rak buret. Rak tersebut dapat menyangga kedua ujung buret, sehingga

bagian ujung yang mudah patah terlindungi. Di samping harus aman dalam

penyimpanan, buret harus terpelihara. Agar krannya tidak macet, maka sumbat

kran harus diolesi dengan vaselin.

2. pH meter

Ada dua macam pH meter yaitu pH meter yang memiliki pembacaan skala

menggunakan jarum dan ada pula menggunakan layar/panel LCD (liquid

Crystal Display) yang dinamakan pH meter digital. Ada pH meter yang khusus

23 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 24: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

mengukur harga pH suatu zat ada juga yang mampu mengukur harga pH dan

potensial zat (mV). Kedua jenis pH meter ini harus dioperasikan dengan

menggunakan sumber listrik baterei atau listrik arus AC (Alternating Current),

juga perangkat elektrode gelas dan panel skala pH dalam keadaan terpisah. Tipe

pH meter lainnya dinamakan pH-meter stick, dimana pada alat ini elektrode gelas

dan panel pH digabung menjadi satu kesatuan. pH meter stick ini dioperasikan

dengan batu baterei dan hanya berfungsi untuk mengukur pH. Demikian

kerusakan yang terjadi pada pH meter seringkali terletak pada panel/jarum skala

pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu besar, dan pecahnya elektrode gelas

yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat pengukuran atau

menyenggol benda lain saat penyimpanan. Oleh karena itu pH meter hendaknya

disimpan pada wadah primer (dus bawaan dari pabrik) dan ditempatkan pada

cabinet sebagai wadah sekunder. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap

pH meter yaitu selalu menempatkan silika gel sebagai bahan penyerap uap air

pada wadah primer, juga elektrode gelas jangan sampai kering dari larutan KCl

jenuh. Demikian buku manual alat jangan sampai hilang, karena di dalamnya

berisi informasi tentang cara-cara mengoperasikan alat juga cara mengkalibrasi.

Untuk keperluan kalibrasi pH meter biasanya dari pabrik alat tersebut sudah

dikemas bahan kimia (serbuk) untuk membuat larutan buffer pH 4 dan pH 9 (pH

rendah dan pH tinggi).

3. Tabel Beberapa alat ukur

Demikian alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat

perhatian lebih dalam mempertimbangkan penyimpanan, penataan dan

pemeliharaannya dibandingkan dengan alat lab bukan alat ukur. Tabel-5.1

memperlihatkan beberapa contoh fungsi alat ukur dan penyimpanannya.

Tabel-1. Alat-alat Ukur Kimia dan Cara Penyimpanannya

24 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 25: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan /Pemeliharaan

Neraca

Analitik

Digital

dan

Neraca Analitik

Ayun

Mengukur massa benda

Di ruang timbang dengan

meja beton (meja tidak terpengaruh getaran) dan

terhindar suhu tinggi

pH

meter

digital

Mengukur pH larutan

Cabinet, kering, elektroda

terlindungi dan tidak kering dari

larutan KCl jenuh

25 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 26: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan /Pemeliharaan

Gelas ukurMengukur

Jumlah Volume cairan

Lemari rak

(shelves)

Labu ukur Menentukan konsentrasi larutan baku

Lemari rak

(shelves)

Pipet ukur Mengambil volume cairan

Rak pipet

Dalam laboratorium kimia terutama di Lembaga-lembaga

Penelitian dan Lab Industri banyak alat yang memiliki kualitas

tinggi. Dalam hal ini kualitas berkaitan dengan kecanggihan dan

26 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 27: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

ketelitian (precison) alat. Beberapa alat kimia canggih misalnya

FT-NMR (Fourier Transform Nuclear Magnetic Resonance

Spectrometer), Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS),

Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FT-IR), Ultra Violet-

Visible Spectrometer (UV-Vis), Gas Chromatoghaphy-Mass

Spectrometer (GCMS), X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning

Electrom Microscope (SEM), Raman spectrometer, Analizaer

elektrokimia dll. Beberapa alat canggih ditunjukkan pada Tabel-

5.2 berikut.

Tabel-2Beberapa Contoh Instrumen Kimia Canggih & Cara Penyimpanannya

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan

FT-NMR

Menentukan posisi atom

dalam molekul

ruang khusus

dg kondisi tertentu

27 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 28: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan

Raman spectrometer

Menentukan struktur dan

dinamika senyawa kompleks

logam transisi

ruang khusus

dg kondisi tertentu

GCMS

Menentukan massa dan pemisahan senyawa

ruang khusus

dg kondisi tertentu

FTIR

Menentukan

vibrasi molekul

ruang khusus

dg bebas uap air

Analizer Elektrokimia

Menentukan logam trace

dari lingkungan

dan mekanisme

reaksi redoks

ruang khusus

dg kondisi tertentu

Student Spectro-

photometer

Menentukan konsentrasi

larutan berdasarkan

serapan

ruang instrumen

Alat-alat kimia analisis canggih yang dikemukakan di atas

tentunya tidak tersedia di lab kimia sekolah, minimal anda

mengetahui bahwa peralatan canggih seperti itu penyimpanan

28 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 29: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

dan penataannya memerukan ruangan khusus dengan kondisi

tertentu pula seperti kelembaban harus rendah. Jika kondisi

ruangan yang dipersyaratkan tidak terpenuhi, maka ketelitian

pengukuran yang dihasilkan alat itu menjadi rendah. Di samping

persyaratan ruangan, khusus untuk Lab Pengukuran yang

memiliki kewenangan legal sebagai Lab Terakreditasi, setiap alat

harus dikelola oleh seorang operator tertentu.

Peralatan canggih yang ditunjukkan pada Tabel di atas termasuk

pada peralatan keperangkatan (set). Peralatan seperti ini, baru

dapat dioperasikan apabila semua komponen alat tersebut

lengkap. Oleh karena itu sekecil apapun komponen yang dimiliki

alat keperangkatan, tidak boleh hilang dan cara memasangkan

pada komponen induk harus tepat. Atas dasar karakteristik dari

peralatan keperangkatan, maka tempat yang diperlukan untuk

menyimpan alat tersebut relatif harus lebih luas dari alat tunggal.

Di samping itu alat keperangkatan yang berfungsi sebagai alat

ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih yang sifatnya

permanen karena seringnnya membongkar pasang komponen

alat akan menyebabkan alat cepat rusak.

b. Prinsip Penyimpanan Alat dan bahan

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan

bahan di laboratorium :

1) Aman

Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan,

atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya

seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.

Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat

dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

29 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 30: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

2) Mudah dicari

Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat

dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan

label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak

atau laci).

3) Mudah diambil

Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan

perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya

disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan

jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan

pembuat alat seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan

karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu

dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak

digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal–

hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

(1) Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat

higroskopis dan dkimiasang lampu yang selalu menyala

untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah

tumbuhnya jamur.

(2) Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam

bentuk set yang tidak terpasang.

(3) Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya

higrometer, neraca lengan dan beaker glass.

(4) Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada

tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.

(5) Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas

dan disusun menurut abjad.

(6) Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah

dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus

30 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 31: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang

baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi

pemakaian alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat

tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat –

alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan

guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja

demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang

menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di

meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan

tabung reaksi.

Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus

memperhitungkan sumber kerusakan alat dan bahan. Sumber

kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal – hal

berikut:

(1) Udara

Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki

kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari

besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam

lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk

menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas

seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis

serta melapisi dengan khrom atau nikel. Kontak dengan

udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi.

Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti

timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.

Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi

serta dapat menimbulkan kecelakaan dan keracunan.

(2) Air dan asam - basa

Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan

kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa.

Senyawa air, asam dan basa dapat

31 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 32: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif

dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi

dengan zat kimia lainnya menyebabkan bahan tersebut

tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas,

endapan, panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.

(3) Suhu

Suhu yang tinggi atau rendah dapat

mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut, memacu

terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu

fungsi alat elektronika.

(4) Mekanis

Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan,

tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.

(5) Cahaya

Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya

dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung.

Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika

terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan

dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya

disimpan dalam botol yang berwarna gelap.

(6) Api

Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga,

disebut sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu

adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi,

dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat

dan bahan laboratorium harus memperhatikan

komponen yang dapat menimbulkan kebakaran

tersebut.

Cara menyimpan alat laboratorium kimia dengan

memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat,

keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya.

32 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 33: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati

antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna

/praktikan.

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan

pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya

dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode

dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah

sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan

dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium kimia.

c. Beberapa Tehnik Pendataan Bahan Kimia

Tehnik pendataan atau pengadministrasian bahan/zat

kimia dapat dilakukan secara manual atau secara

komputerisasi (dalam bentuk disket dsb) pada prinsipnya

pengadministrasian ini ditujukan untuk memudahkan cara

pemesanannya/order, pemakaiannya, penyimpanannya dan

stock-opnamenya dsb.

Dalam tulisan ini disajikan beberapa format

pengadministrasian bahan kimia, antara lain :

1) Daftar usulan zat/bahan kimia

2) Kartu zat

3) Daftar penerimaan/pengeluaran zat

4) Daftar bahan kimia untuk kebutuhan peralatan

Disamping pendataan bahan kimia yang baik, juga

dimungkinkan untuk menatanya secara baik dalam tempat

penyimpanan khusus, sehingga bahan-bahan kimia tersebut

berada dalam keadaan yang aman (safety use and health).

1. Cara Penyimpanan Bahan Lab

Cara menyimpan bahan laboratorium kimia dengan

memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada

penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan

harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :

33 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 34: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

a. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya

disimpan dalam botol plastik.

b. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya

disimpan dalam botol kaca.

c. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari

langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan

diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan

yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara

langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.

d. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan

terpisah dari bahan lainnya.

e. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang

berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol

berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya

secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat

itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil,

jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk

menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena

bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak

murni lagi.

f. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol

karakteristik masing-masing bahan.

2. Macam-Macam Bahan Laboratorium Kimia

 Bahan yang digunakan dalam kegiatan di

laboratorium kimia dapat berupa bahan kimia, bahan alami

(berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang

berbahaya dengan ciri mudah terbakar, mudah meledak,

korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya

seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam phosphat.

Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest,

amilum, yodium dan gula.

34 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 35: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Sedangkan bahan di laboratorium kimia merupakan

bahan praktikum yang bersifat habis pakai Bahan kimia di

laboratorium kimia berdasarkan sifat zat yang sesuai

dengan simbolnya meliputi kelompok:

1) Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol

(C2H5OH), eter, spiritus dan belerang (sulfur).

2) Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol

dan spiritus

3) Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum

(tepung/pati), glukosa, sukrosa (gula pasir), air dan

minyak.

4) Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret,

reagen Fehling A dan Fehling B, larutan lugol, larutan

iodium dan reagen Bennedict.

35 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 5. Contoh Bahan Laboratorium Kimia

Page 36: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

KEGIATAN BELAJAR 4

E. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI

LABORATORIUM

1. Pendahuluan

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan

berlaku pada tahu 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan

kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara

yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk

Indonesia.

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah

salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang

nyaman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehinggga

dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

efesiensi dan produkstifitas kerja, termasuk kerja sebagai teknisi

di laboratorium kimia dalam melayani kegiatan praktikum.

Kegiatan praktikum dalam laboratorium kimia harus

memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

yang telah ditetapkan oleh badan internasional. Kesehatan dan

keselamatan kerja hendaklah dipandang sebagai satu kesatuan

utuh dalam penyelenggaraan suatu praktikum kimia. Kesehatan

dan keselamatan kerja dan kegiatan praktikum merupakan dua

sisi yang tak dapat dipisahkan. Dua hal tersebut merupakan satu

kesatuan yang sama pentingnya untuk diperhatikan dan

36 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 37: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

dilaksanakan. Melaksanakan yang satu, berarti pula harus

melaksanakan yang lain. Artinya jika kita akan

melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium kimia,

maka sudah menjadi kewajiban bagi kita pula untuk

melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan

kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia.

Setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum

harus diteliti sedernikian rupa untuk melihat berbagai

kemungkinan terdapat hal yang membahayakan. Semua

kemungkinan yang mungkin muncul harus dicatat dan

diantiskimiasi bentuk-bentuk keselamatannya. Bahkan,

hal-hal yang paling sepele sekalipun tidak boleh diabaikan

untuk diperhatikan. Pengamatan terhadap berbagai hal

yang membahayakan dapat diperkirakan sebelum

dimulainya suatu kegiatan pratikum dengan cara

melihat sifat-sifat dari bahan kimia yang akan digunakan.

Tidak menutup kemungkinan juga pengetahuan kita

terhadap hal yang membahayakan muncul ketika

kegiatan praktikum sedang berjalan.

Dengan demikian pengetahuan akan kesehatan dan

keselamatan kerja tetap akan menjadi perhatian

sebelum, selama, dan setelah melaksakanan kegiatan

praktikum. Hal ini berarti kesehatan dan keselamatan

kerja telah menjadi ruh dalam diri seorang yang selalu

berhubungan dengan kerja di laboratorium kimia. Ruh

tentang kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting

dihidupkan dalam setiap orang baik yang secara

langsung melaksanakan praktikum maupun orang-orang

yang berada di sekitar pelaksana praktikum kimia.

Pedoman tentang keselamatan praktikum yang

dirancang harus dapat mengidentifikasi dan mengenali

semua kemungkinan hal yang dapat menimbulkan

37 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 38: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

keadaan berbahaya. Setelah hal tersebut diidentifikasi

maka selanjutnya dirusahakan untuk menghilangkan

potensi bahaya tersebut. Apabila hal tersebut tidak

memungkinkan untuk dihilangkan, maka paling tidak

harus berusaha untuk meminimalkan potensi bahaya

tersebut.

Kecelakaan dalam praktikum di laboratorium pada

umurnnya disebabkan oleh kejadian-kejadian kecil dan

sederhana. Oleh karenanya, sumber-sumber yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan dapat dihindarkan

dengan cara:

(1) Pengenalan cara kerja yang baik dalam menggunakan

peralatan, bahan, dan urut-urutan langkah

praktikum.

(2) Memerhatikan jenis-jenis bahaya dalam praktikum

berikut cara-cara pencegahannya.

Perhatian terhadap keselamatan kerja di laboratorium

kimia harus ditekankan pada segala aspek yang dapat

mengakibatkan cedera. Cedera dapat ditimbulkan oleh

bahan kimia beracun yang digunakan dalam proses

tertentu. Akibat dari cedera mungkin saja tidak muncul

seketika itu juga, akan tetapi dapat muncul secara

perlahan setelab sekian lama (biasanya dalam hitungan

tahun). Pengalaman pada masa yang telah lampau

menunjukkan bahwa bahaya baru dapat dirasa-kan setelah

sekian tahun melakukan kontak dengan bahan beracun

berbahaya. Bahaya juga dapat muncul jika kita melakukan

kontak dengan bahan kimia beracun berbahaya dalam

konsentrasi di atas ambang yang diizinkan.

Beberapa bahan kimia yang dahulunya dianggap tidak

berbahaya sekarang telah diketahui akan potensi

bahayanya. Demikian juga beberapa bahan kimia yang

38 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 39: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

dahulu belum diketanui efek sampingnya, sekarang telah

diketahui efek sampingnya terhadap kesehatan. Indera

penciuman manusia tidak sebegitu sensitif terhadap bau-

bauan dari uap senyawa kima. Ini juga meru-pakan bahaya

yang potensial terhadap kesehatan kita. Sehingga jika kita

di laboratorium mencium bau yang asing dari bahan kimia,

hal ini dapat digunakan sebagai pertanda bahwa uap

bahan kimia terlalu pekat (konsentrasi tinggi). Oleh

karena itu, sangatlah penting untuk mengenakan alat-

alat pelindung keselamatan kerja pada saat bekerja di

laboratorium.

2. Contoh, uraian dan latihan

a. Pengenalan Keadaan Berbahaya.

Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium kimia,

peserta didik harus mengenali semua keadaan bahaya. Setelah itu

baru mengambil tindakan demi keselamatan kerja yang berkaitan

denganya. Satu hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah

mengenali tindakan-tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi

suatu keadaan darurat/bahaya. Amati dan perhatikan setiap proses

yang dilakukan pratikum. Cobalah mengenal apa saja kemungkinan

yang dapat menimbulkan bahaya terhadap keselamatan kerja dan

kesehatan.

Amati dan perhatikan juga bahan-bahan kimia yang akan digunakan

dalam praktikum, kemudian kenali sifat-sifat kimia dan sifat fisika

bahan tersebut serta potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya.

Bagaimana bahan kimia tersebut digunakan,

bagaimana jika bahan kimia tersebut mengenai kulit kita

secara langsung, dan bagaimana pula cara mencucinya

perlu diperhatikan dengan baik. Peralatan yarig akan

digunakan juga harus diperhatikan, karena potensi

bahaya juga dapat datang dari peralatan yang

39 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 40: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

dipergunakan. Beberapa bahaya dapat juga

ditimbulkan dari adanya kombiiiasi antara cara kerja,

bahan kimia, peralatan yang digunakan, dan

kngkungan di mana kita melakukan praktikum.

Beberapa hal berikut mungkin dapat diperhatikan

mengurangi potensi timbulnya bahaya dalam di

laboratorium:

1) Menggunakan bahan kimia sesedikit mungkin.

Carilah cara-cara untuk mereduksi/mengurangi

penggunaan bahan kimia berbahaya. Misalnya,

untuk melakukan uji kualitatif yang biasanya

menggunakan tabung reaksi berukuran 10 mL

dapat digunakan tabung reaksi yang ukuran 5 mL.

Demikian juga dengan cara mereduksi penggunaan

larutan, misalnya biasanya digunakan 5 mL larutan

kemudian diganti dengan 2 mL larutan. Penggunaan

bahan kimia yang lebih sedikit dengan cara

mengurangi ukuran sampel atau dapat juga dengan

mengurangi konsentrasi larutan yang digunakan.

2) Sedapat mungkin hindari penggunaan bahan-

bahan kimia berbahaya/ bersifat toksik. Jika me-

mungkinkan juga bahan-bahan kimia berbahaya

dapat digantikan dengan bahan lain yang potensi

bahayanya lebih kecil. Misalnya, dengan mengganti

pelarut benzena dengan pelarut toluen,

3) Berada di lokasi yang jauh dari peralatan yang

sedang beroperasi atau dapat juga menggunakan

peralatan pengendali jarak jauh (remote control).

Pertimbangkanlah juga untuk menggunakan

peralatan yang beroperasi secara otomatis jika

memang praktikum tersebut sangat berbahaya

untuk orang-orang yang berada di dekat lokasi.

40 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 41: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

4) Gunakan juga penghalang/ tabir antara sumber

bahaya dengan posisi orang yang melakukan prak-

tikum. Misahiya, pada saat melakukan pemanasan

cairan yang mudah meletup, maka wadah larutan

yang sedang dipanaskan harus diberi tutup.

5) Mengenali dan menangani potensi bahaya kece-

lakaan dari sumbernya secara langsung. Misalnya

jika terjadi percikan api liar yang menjulur ke luar,

maka penyemprotan bahan pemadam kebakaran

harus dari sumber api tersebut, bukan pada lidah

apinya.

6) Untuk hal-hal tertentu dapat digunakan monitor

elektronik sebagai pengganti pengamatan dengan

mata secara langsung, terutama untuk hal-hal yang

memancarkan sinar kuat atau sinar ultraviolet.

Penggunaan monitor elektronik dapat mengurangi

risiko kerusakan retina mata untuk jangka panjang.

7) Pada proses tertentu yang mengandung potensi

kecelakaan yang sangat tinggi, serahkan kepada

para operator yang telah terlatih dan memang

khusus untuk menjalankan langkah praktikum

tersebut. Para operator yang telah terlatih secara

khusus tersebut tentu sudah mengenali bahan-

bahan dan proses berbahaya serta kemudian meng-

ambil langkah-langkah untuk menghindari timbul-nya

kecelakaan kerja.

8) Kebersihan ruangan harus selalu dijaga dengan

baik. Kebersihan tempat kerja berpengaruh pada

kehati-hatian dalam bekerja dan menghindarkan

terjadinya kecelakaan yang membawa akibat

cedera. Tempat kerja yang kotor dengan bahan

kimia berbahaya dapat menimbulkan kontak

41 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 42: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

langsung dengan kulit, sehingga dapat memba-

hayakan kulit, terutama bahan kimia yang bersifat

9) Apabila kulit terkena bahan kimia, maka hendak-lah

haru segera dibersihkan agar tidak masuk ke

dalam pori-pori kulit. Jika bahan kimia tersebut

tidak bereaksi eksotennis denga air, maka dapat

langsung dicuci dengan air. Akan tetapi jika bahan

kimia yang mengenai kulit adalah bahan kimia

yang bereaksi eksotermis dengan air, maka

sebelum dicuci dibersihkan dulu dengan kain

serbet.

10) Sirkulasi udara di ruangan praktikum harus

berjalan dengan lancar. Oleh karena itu ventilasi

harus dalam jumlah yang memadahi. Apabila

ventilasi udara tidak memadahi, maka dapat

dipasang kipas pembuang udara (exhaust fan).

Apabila dalam praktikum tersebut digunakan gas-

gas yang lebih berat daripada udara, maka harus

dipasang ventilasi di sebelah bawah. Kebersihan

udara dalam ruangan praktikum menjamin

kesehatan per-napasan orang-orang yang berada

di dalamnya.

11) Menggunakan selalu peralatan keselamatan kerja

di laboratorium. Peralatan keselamatan kerja

tersebut meliputi: jas praktikum, sepatu (bukan

sandal), kacamata pehndung, sarung tangan, topi,

dan lain-lain. Untuk praktikum yang melibatkan

radiasi harus mengenakan jas khusus anttradiasi-

12) Jika memungkinkan selalu periksakan kondisi

kesehatan secara rutin kepada dokter yang

memang khusus menangani pelaksanaan

praktikum. Organ-organ vital seperti pernafasan,

42 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 43: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

fungsi jantung, dan lain-lain akan diperiksa sesuai

standar keselamatan yang telah ditentukan.

13) Kampanyekan selalu program kesehatan dan kese-

lamatan kerja di laboratorium. Jika memungkinkan

tegakkan aturan bahwa sebelum menggunakan

fasilitas laboratorium maka pengelola wajib

memberikan penerangan/penjelasan kepada

praktikan tentang bahaya dan keselamatan kerja.

Demikian juga kepada para calon praktikan, wajib

hadir dalam acara penjelasan bahaya dan

keselamatan kerja. Tegakkan sanksi/ denda kepada

para pihak yang nyata-nyata dengan sadar telah

melakukan pelanggaran berkaitan dengan

kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.

b. Merancang Praktikum yang Aman.

Keselamatan kerja di laboratorium hendaknya

menjadi perhatian utama. Pekerjaan merancang prak-

tikum yang selamat dari bahaya kecelakaan ataupun

bahaya lain yang mungkin timbul, harus dilakukan se-

belum, selama, dan setelah praktikum. Sebelum mela-

kukan praktikum, pastikan bahwa semua hal yang

terkait keselamatan kerja telah dipenuhi. Selama prak-

tikum hendaknya tetap pada rambu-rambu yang telah

ditentukan demi terciptanya keselamatan kerja.

kernudian setelah selesai praktikum, adakanlah suatu

evaluasi untuk menilai apakah pekerjaan yang baru saja

diselesaikan tersebut betul-betul terhindar dari mara

bahaya kecelakaan kerja.

Beberapa hal yang dapat dijadikan pegangan untuk

terciptanya praktikum yang selamat antara lain:

1) Peralatan kerja ditempatkan sedemikian rupa se-

43 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 44: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

hingga tidak mengganggu pekerjaan. Penataan

peralatan yang mengganggu kerja dapat meng-

akibatkan kecelakaan yang dapat merusakkan

peralatan tersebut dan juga membahayakan diri

sendiri.

2) Penataan lampu dan sumber cahaya sedemikian

rupa sehingga seluruh ruangan berpotensi men-

dapat penerangan yang memadai. Jika suatu bagian

ruangan terlalu gelap, dapat mengakibatkan sese-

orang menabrak atau menyenggol peralatan

praktikum.

3) Mesin atau peralatan yang berputar yang meng-

akibatkan getaran pada meja, jangan dipasang

berdekatan dengan peralatan praktikum. Hal ini

supaya peralatan aman dari getaran yang dapat

raenyebabkan peralatan goyang ataupun jatuh ke

lantai.

4) Jenis lantai dan permukaan meja hendaknya ter-

buat dari bahan yang tahan bahan kimia. Permuka-

an meja dan lantai yang tidak tahan bahan kimia

akan cepat rusak dan dapat menyebabkan peralat-

an-peralatan praktikum tidak dapat diletakkan

dengan baik.

5) Ventilasi atau fasilitas sirkulasi udara harus ter-

jamin dan berfungsi dengan baik. Udara yang segar

adalah udara yang sehat. Jika sirkulasi udara

kurang maka uap bahan kimia tidak dapat segera

keluar dari ruangan yang memungkinkan prak-

tikan menghimp uap bahan kimia berbahaya.

6) Pada setiap ruangan laboratorium tempat prakti-

kurr. hendaknya selalu tersedia peralatan ke-

selamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja

44 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 45: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

minimal adalah: alat pemadam api ringan (APAR),

peralatan pencuci muka dan mata (eye wash), dan

peralatan mandi guyur (shower).

c. Peralatan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang

berbahaya bagi pekerja yang bekerja di dalamnya. Oleh

karena itu setiap pekerja haruslah mengetahui sumber-

sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya dan teknik

penggunaan peralatan keselamatan kerja.

Yang disebut pekerja laboratorium adalah orang yang

melakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui

karakteristik fisika dan kimia, atau komposisi beragam

material, bahkan menguji peralatan laboratorium.

Laboratorium yang baik harus mempunyai peralatan

keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja ini harus

disesuaikan dengan kebutuhan dalam laboratorium masing-

masing. Misalnya kebutuhan laboratorium kimia yang

menyimpan berbagai macam zat kimia, dengan kebutuhan

laboratorium biologi yang tidak begitu banyak menggunakan

zat kimia, tentu saja berbeda.

Macam-macam Peralatan Kerja

1) Jas Lab

Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus

menggunakan alat ini untuk mencegah bahaya

kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat

percikan zat-zat kimia yang berbahaya. *Catatan :

Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu "disposable

protective garment" = pakaian pelindung yang dapat

dibuang sesudah dipakai (Gbr. 6).

45 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 46: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

2) Sarung tangan

Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia

tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet

alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan

ketebalannya. Untuk melindungi tangan dari bahan-

bahan yang sangat panas dianjurkan memakai "insulated

glove" yang dibuat dari bahan sintetis. Catatan :

Untuk menjamin keselamatan pekerja, pakailah selalu

sarung tangan yang sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan

Gambar 6. Insulated gloves

3) Pelindung Mata dan Muka

a. Safety glases with side shield = kacamata dengan

pelindung samping. Dianjurkan memakai kacamata

46 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 6. Jaket Keselamat di lab.

Gambar 7. Insulated gloves

Page 47: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

yang dilengkapi dengan pelindung samping. Kacamata

resep biasa tidak cukup melindungi mata.

b. Face shield = pelindung muka

Jika ada percikan-percikan yang berbahaya yang

ditimbulkan selama bekerja, dianjurkan untuk memakai

pelindung muka.

Catatan:

* Untuk yang bekerja dengan cahaya Ultraviolet, sinar

laser, api pengelas ada kacamata khusus yang harus

dipakai.

* Jangan memakai kontak lensa di lingkungan kerja

laboratorium, karena asap/uap dapat

menumpuk/mengumpul di bawah lensa dan

menyebabkan kerusakan mata.

4) Kran pencuci mata = Eyewash fountain.

47 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 8. Pelindung mata dan muka

Page 48: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butiran-

butiran yang terbang harus dicuci segera dengan

pencuci mata. Pencuci mata mempunyai berbagai

macam bentuk, yang pada umumnya bentuk peralatan

yang ada di laboratorium sebagai berikut:

Pencuci mata digunakan untuk mencuci mata

atau muka jika terkena bahan kimia. Pencucian

muka atau mata harus dilakukan segera setelah

muka atau mata terkena percikan cairan bahan

kimia. Air dari pencuci mata dialirkan selama

mungkin untuk menghilangkan sisa-sisa cairan

bahan kimia yang menempel. Alat kese-lamatan

kerja ini harus diperiksa secara berkala ten-tang

kelayakan fungsinya. Apabila diketahui bahwa

peralatan keselamatan kerja ini tidak berfungsi

seba-gaimana mestinya, maka harus segera

dilaporkan kepada pihak pimpinan atau pengelola

laboratorium kimia.

5). Safety Shower

Macam-macam bentuk pengaman siraman (safety

shower) yang pada umumnya terdapat di laboartorium

adalah sebagai berikut; (1) Pengaman siraman dengan

48 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 9. Pencuci mata yang melekat pada dinding laboratorium,

Pencuci mata Mandiri

Page 49: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

pipa besi vertika, (2) pengaman siraman yang terpasang

pada langit-langit ruangan, (3). Pengaman siraman yang

terpasang pada dinding ruang laboratorium kimia.

Pengaman siraman merupakan perangkat

laboratorium termasuk laboratorium kimia yang

berfungsi sebagai alat keselamatan kerja, dan selalu

terpasang di ruang laboratorium secara permanen.

Peralatan pengaman siraman ini digunakan jika ada

seseorang yang bajunya terbakan. Jika korban mampu

lari menuju ke tempat safety shower, maka hendaknya

korban berlari sendiri. Tapi jika korban tidak mampu

berlari, maka teman yang berada di dekatnya harus

menuntun korban ke arah safety shower.

Jika tubuh terkena zat-zat yang berbahaya tubuh

perlu segera disiram dengan air.

5) Alat pernapasan = Respirator/Masker (Gbr. 11)

Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang

berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.

49 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 10. Pengaman Siraman

Page 50: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

6) Pemadam Kebakaran Fire Extinguishers

Ada beberapa jenis pemadam kebakaran yang ada

seperti Air (water extinguisher), tepung (dry powder

extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon,

Busa, pasir, dll (Lihat Tabel 3 dan tabel 4 dalam makalah

"Fire safety".

Gambar 12. Carbon dioxide extinguisher Gambar 13. Dry powder

extinguiser

50 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 11. Masker/Respirator

Page 51: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Gambar 14. Water extinguisher Gambar 15.

Met.I.X.extinguisner

7) Selimut api = Fire Blankets (Gambar 16)

Digunakan pada saat terjadi kebakaran.

8) Tangga = Safety Ladders (gambar 17)

Digunakan untuk mengambil alat atau bahan kimia

yang terdapat ditempat yang tinggi untuk menghindari

bahaya akibat jatuhnya atau tumpahnya bahan-bahan

tinggi untuk menghindari bahaya akibat jatuhnya atau

tumpahnya bahan-bahan yang berbahaya. Tangga ini

harus kuat dan tidak bergerak waktu digunakan.

Gambar 16. Selimut Api Gambar 17. Safety Ladde

51 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 52: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

9) Karet pengisap = Pipet bulp

Alat ini dipakai untuk memipet zat-zat kimia. Jangan

pernah memipet zat kimia dengan mulut.

10) Lemari Asam

Lemari asam merupakan bagian dari peralatan

kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium

kimia. Peralatan ini menyerupai lemari yang pintunya

dapat dibuka dengan cara digeser naik-turun. Bagian

pintu depan terbuat dari kaca sehingga pengguna

dapat melihat langsung kedalam lemari asam ini.

Lemari asam digunakan ketiak pengguna

labporatorium ingin menambahkan zat-zat yang

bersifat asam kuta dan mudah menguap, seperti

asam sulfat pekat. Uap asam sulfat sangat berbahaya

jika terhirup melalui hidung.

Prosedur penggunaan lemari asam yang baik dan

benar adalah sebagai berikut:

1) Sebelum menggunakan lemari asam, pastikan

bahwa udara bebas dapat masuk ke dalam lemari

asam dan lemari asam dapat berfungsi dengan

baik.

2) Jangan meletakkan sesuatu peralatan atau benda

apapun yang dapat mengganggu masuknya udara

kedalam lemari asam.

3) Melakukan pekerjaan paling tidak berjarak 15 cm

dari pinggir lemari asam,

4) jagalah kebersihan lemari asam, segera singkirkan

jika ada kotoran yang menempel pada bidang

lemari asam.

12). Sepatu Pengaman

52 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 53: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Sepatu merupakan peralatan keselamatan

kerja pada bagian kaki. Sering kali dalam bekerja

menggunakan bahan kimia cair, akan beresiko

terkena tumpahan bahan kimia cair. Untuk itu

dapat digunakan sepatu sebagai alat pelindung

kaki. Sepatu yang baik adalah sepatu yang

dapat menutup sampai bawah lutut. Atau jika

tidak memungkinkan, maka dapat juga

digunakan sepatu yang sampai di atas mata kaki.

Sepatu pengaman harus tertutup pada bagian

atas telapak kaki, ini untuk melindungi kaki jika

ada tumpahan bahan kimia dari atas meja.

13)Tanda Peringatan Keselamatan dan Bahaya

Tanda itu sangat penting untuk menghindari

terjadinya kecelakaan, seperti terlihat pada gambar

19,

53 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 18 : Sepatu biasa dan sepatu boot yang aman dipakai ketika di laboratorium.

Page 54: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

d.Pengenalan Tanda Bahaya dan Simbol Bahaya.

1). Hazard Bahaya

Kecelakaan kerja merupakan hal yang wajib untuk

dihindari. Untuk membantu pengguna laboratorium

kimia, maka pada beberapa tempat dipasang tanda-

tanda keselamatan kerja. Berikut ini beberapa tanda

keselamatan kerja yang sering dijumpai;

Accidental Hazard

Jatuh dari tangga atau permukaan yang lebih tinggi

Tertimpa sesuatu objek pada kepala, kaki atau bagian

badan (dari rak penyimpanan/gudang di bagian atas)

Slip, terpeleset, jatuh karena lantai yang licin , basah,

berlubang atau rusak (terutama sewaktu membawa

beban atau bahan kimia)

Terjeratnya pakaian, rambut, jari atau tangan dengan

pergerakan atau putaran peralatan, seperti centrifuge,

mixer, blender, dsb.

Kontak kulit dengan permukaan, gas atau cairan yang

sangat beku (“Freeze burns”)

Kontak dengan peralatan listrik

Keracunan akibat kurang hati-hati dalam melakukan

reaksi kimia yang menimbulkan racun (padat, cair dan

gas)

Luka/cedera karena permukaan benda yang tajam

atau terkena sisa bahan kerja yang tajam

54 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Gambar 19. Hazard and Safety Sign

Page 55: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Terbakar atau terkena ledakan ketika bekerja dengan

bahan-bahan padat, cair dan gas yang mudah

terbakar/meledak

Terbakar atau terkena ledakan ketika tidak hati-hati

mereaksikan bahan kimia yang mudah

terbakar/meledak

Terkena ledakan dari peralatan yang bertekanan

tinggi (seperti, peralatan vacuum).

Luka/terbakar akibat permukaan peralatan, gas dan

cairan yang sangat panas.

Terbakar karena cairan yang korosif.

Terkena benda yang terlontar dari centrifuges atau

autoclave

Cedera pada mata akibat kilau cahaya, terlontarnya

benda, terkena gas, atau sinar laser.

Physical hazards

Radiasi: bahaya ini dapat terjadi bergantung kepada tipe

dan proses peralatan di dalam laboratotium:

Ionizing radiation: partikel-partikel Alpha, beta, sinar

gamma, sinar x, neutron

Non-ionizing radiation: radiasi sinar Infra Merah,

cahaya nampak, sinar ultra violet, laser, radiasi

microwave dan frekuensi radio, radiasi medan

elektromagnetik

Getaran atau kebisingan suara dari perputaran

peralatan mekanis atau peralatan ulltrasound

Chemical hazards

55 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 56: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Penggunaan berbagai jenis bahan kimia yang sifatnya

berbahaya, corrosive, irritating, toxic, neurotoxic,

asphyxiating, allergenic, carcinogenic, mutagenic,

teratogenic, radioactive, dsb.

Biological hazards

Pemakaian berbagai jenis bahan biologi yang dapat

menimbulkan bahaya, jika tertelan, terhirup, kontak dengan

kulit atau mata, tersengat, dsb ( seperti virus, bakteri,

jamur, parasit, serangga, ular, dll).

Ergonomic, psychosocial and organizational factors

Lelah pada otot, kebas, keram, disebabkan posisi kerja

yang cenderung tetap (seperti, terlalu lama berdiri atau

jongkok)

Keseleo, terkilir atau cedera, disebabkan mengangkat

beban tidak dengan posisi yang sesuai

Lelah pada mata, karena terlalu lama bekerja dengan

alat-alat optik, mikroskop, teleskop, komputer, atau

karena bekerja di ruangan yang gelap atau kurang

cahaya

Cumulative trauma disorders (CTD), trauma kebosanan

yang terjadi karena pekerjaan yang dilakukan berulang-

ulang, seperti pipet, menghitung satu per satu, dsb.

Mual atau tidak tahan terhadap jenis bau tertentu

sewaktu bekerja dengan bahan kimia atau menguji

bahan yang berasal dari binatang.

Sulit bekerja pada waktu-waktu tertentu, seperti bekerja

di malam hari, hari libur, dsb.

56 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 57: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

2). Mengenal Tanda bahaya

Kecelakaan kerja merupakan hal yang wajib untuk

dihindari. Untuk membantu pengguna laboratorium

kimia, maka pada beberapa tempat dipasang tanda-

tanda keselamatan kerja. Berikut ini beberapa tanda

keselamatan kerja yang sering dijumpai di

laboratorium kimia

a) Harmful (Berbahaya).

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit,

berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua

bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful)

khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau

ditelan.

b) Toxic (beracun)

Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit

yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam

tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau

debu, atau penyerapan melalui kulit.

c) Corrosive (korosif)

Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan

iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat

menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai

terpercik pada Mata.

d) Flammable (Mudah terbakar)

Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang

bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut)

untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti

misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala

dapat dari api bunsen, permukaan metal panas,

loncatan bunga api listrik, dan lain-lain.

e) Explosive (mudah meledak)

57 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 58: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Produk ini dapat meledak dengan adanya panas,

percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa

senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak

(singgungan dengan logam/metal)

f) Oxidator (Pengoksidasi)

Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran, sebab

dapat menghasilkan panas.

BAB III EVALUASI

58 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 59: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

3.1 Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium kimia.

Pertanyaan

1. Apa saja yang perlu dilakukan jika ingin menggunakan suatu

alat yang sebelumnya belum pernah mengoprasikannya?

2. Bagaimana cara membaca hasil ukur pada buret agar dapat

membaca hasil ukur dengan cepat?

3. Jika ingin mengukur pH suatu larutan apa yang di perlukan?

Dan bagaimana caranya?

4. Peralatan apakah yang digunakan untuk mengetahui kadar

logam Pb dan Cu dalam larutan? Bagaimana cara?

3.2 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium sekolah/madrasah

Pertanyaan

1. Apakah tujuan pokok dari perawatan alat? Jelaskan !

2. Apakah yang harus dilakukan agar pH meter, mikroskop dan

neraca analisis massa pakainya lebih lama?

3. Bagaimana langkah-langkah mengidentifikasi dan memperbaiki

kerusakan pada pH meter elektronik yang tidak bekerja?

3.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium Fisika

1. Apa saja yang harus dilakukan teknisi laboratorium untuk

menjaga kesehatan lingkungan kerja?

2. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja di laboratorium Kimia?

3. Apa saja bahaya yang mungkin terjadi di laboratorium

kimia?

4. Apakah peralatan keselamatan kerja di laboratorium kimia?

5. Apa saja jenis pemadam kebakaran? Bagaimana tiap jenis

alat pemadam kebakaran bekerja memadamkan kebakaran?

DAFTAR PUSTAKA

59 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 60: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Aan Komariah & Cepi Triatna. (2005). Visionary leadership: Menuju sekolah efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Ari Sudono. (2007). Laboratorium keliling: Win-win solution. Majalah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LMPM) Sulawesi Tenggara, edisi: Ol/MP/2007.

Daft, R. L. (1991). Management (2nd ed). New York: Rinehart and Winston, Inc.

Gardner, D. E., (1991). Guide for planning educational facilities. Ohio: Woodruff Avenue Publications, Inc.

Laboratory Safety Manual, WHO, Geneva, 1983..

Hill, J., & Houghton, P. (2001). A reflection on competency-based education: Comments from Europe. Journal of Management Education, 25. 146-166.

Hofstein, A. & Lunetta, V. N. (2003). The laboratory in science education: Foundations for the twenty-first century [Versi Elektronik].

Hofstein, A., & Naaman, R. M. (2007). The laboratory in science education: the state of the art. Journal The Royal Society of Chemistry, 8 (2), 105-107.

Iskandar Zulkarnain. (2007). Sarana sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Diambil pada tanggal 30 Agustus 2007, dari http:// www.hupelita.com.html.

Mamat Supriatna. (2008). Studi penelusuran pengelolaan laboratorium sains SMA sebagai analisis kebutuhan untuk program diktat pengelola laboratorium: Studi deskriptif analitik terhadap laboratorium sains SMA di sekolah binaan PPPPTK KIMIA. Diambil pada tanggal 1 Juli 2008, dari http://www.p4tkkimia.org/jurnal/index.html?

Mahn, J.W.: Fundamentals of Laboratory Safety - Physical Hazards in the Academic Laboratory, VNR, 1991.

Permendiknas. (2007). Peraturan Mendiknas RI, Nomor 24, Tahun 2007, tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

60 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 61: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Scotia, H. N., Catano, V. M., & Day, A. L. (2003). Leader competencies: Proposing a research framework. Diambil pada tanggal 7 Agustus 2008, dari http://www.cda-acd.forces.gc.ca/CFLI/engraph/research/pdl746.pdf.

Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R., Jr. (1995). Management (6th ed.). New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Stricoff, R.S., and Walters, D.B.: Laboratory Health and Safety Handbook, Wiley-Interscience, 1995.

Wita Sutrisno. (2007). Pemeliharaan fasilitas laboratorium fisika untukdiklat teknisi laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IP A.

61 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Page 62: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

LAMPIRAN:

a. Katalog Alat-alat Lab.

62 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Katalog Alat-alat Lab

Alkin P.T. (2003). Katalog Peralatan. Bandung : PO Box 1495 Jl. Pasteur 15 Bandung

Cole-Palmer. (2003-2004). Instruments Company. 625 East Bunker Court. Vernon Hills, Illinois 60061 USA. Phone (078) 594-7600. After June 20 1996. Phone (847) 549-7600 Fax. (847) 549-1700.

Catalog. (2003). Instruments for Research and Industry Tools For Scientist. 12R Inc. PO Box 159 CD Cheltenham PA 19012.

CP Instrument Company Limited. (2003/2004). Products For Science. England.

CP Instrument Company Limited. (2003). The Thermometry Books. England.

Depdikbud, (1993), Buku Katalog Alat Pendidikan IPA untuk SMP dan SMA Jakarta : Dikdasmen-Dikmenum.

Elex Media Komputindo Katalog. PT. (2003-2004). Kelompok Gramedia. Jl. Palmerah Selatan 22 Lt. 6 Jakarta 10270 Telp. 5480888).

EYELA. (2003). Price List. Tokyo (PT Indo Aktivina. WIsma Benhil Lantai 7 Jl. Jenderal Sudirman Kav 36 Jakarta Pusat).

Fisher. (2003). (PT. Sardo Ganesha Perdana Jl. Sunda 57 Telp. 59310 Bandung 40112).

Fisons-Gallenkamp-Griffin & George. (PT. Amal Parlagutan Niaga PO Box 2344 Jakarta 10001 Indonesia Telp. (021) 829-6312).

Gama Gede. CV. (2003). Daftar Harga. Jl. Semar No. 10 bandung. Tlp. (022) 619594, 637173. Fax. (022) 619504 Bandung 40172.

Griffin & George. Daftar alat-alat Lab dan Alat-alat pelajaran Praktek IPA/SLU untuk SLP dan SLA.

Kontes.. (2003). Microflux Microscale Organic Chemistry Kits By Kenneth L. Williamson, Mount Holyoke College Cloth. heath and Company, Lexington, MA 02173.

Medilab. CV. (2003). Pricelist Alat Laboratorium. Medilab Laboratory abd Scientific Supplier. Pyrex, Wertheim, Schott/jena, RRC, Hanna Instrument. Jl. Terusan Galunggung No. 11 Bandung 40263 Tlp. (022) 306669.

Sargent-Welch. (2003-2004). Scientific Company International Headquarters. NJ : 07080 USA PO Box 1002

Page 63: 4. k3 Di Laboratorium Kimia Berbasis Modul 14

MODUL 14

b. Contoh Penulisan Spesifikasi Alat

63 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0

Contoh penulisan spesifikasi alat

pH-meter

Range : pH -2.00 to 16.00 mV, rel mV + 2000 mV

temp. -9.9 to 110 oC

Resolution : pH 0.1/ 0.001 mV, rel mV 0.1 to + 399.9 mV; 1mV otherwise temp. 0.1 oC

Accuracy : pH + 0.01 mV, rel mV + 0.2 to + 399.9 mV; 2 mV otherwise temp. + 0.5 oC

Display : Custom dual LCD

Input impedance > 1012

Temp. Compensation : Automatic (with ATC probe) or manual, 0 to 100 oC

Calibration points : Automatic at pH 1.68; 4.01; 7.00; 10.01 and 12.45

Power : Four 1.5 V AAA batteries (included) or 110 or 220 VAC (with adapter sold separatory at left)

Batterey life : 50 hours continuous

Dimension : 8.9 cm W x 18.7 cm H x 4.4 cm D

Shpg wt : Meters 0.7 kG; Kits 1.7 kG.