4 gambaran umum wilayah studi · berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi kabupaten banyuwangi...

20
4 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4.1 Administrasi dan Luas Wilayah Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7°43' - 8°46' Lintang Selatan dan 113°53' - 114°38' Bujur Timur. Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, sebelah timur dengan Selat Bali, sebelah selatan dengan Samudera Indonesia serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Administrasi Kabupaten Banyuwangi terbagi atas 24 Kecamatan, Namun kecamatan yang berada di wilayah pesisir selat bali terdiri dari 7 kecamatan yaitu Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Kabat, Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Muncar, Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo. Letak geografis Kabupaten Jembrana berada pada koordinat 8°9'30" - 8°28'2" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 114°56'38" Bujur Timur. Batas wilayah Kabupeten Jembrana sebelah utara Kabupaten Buleleng, sebelah timur dengan Kabupaten Tabanan, sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan sebelah barat dengan Selat Bali. Wilayah administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. Secara umum wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Jembrana memiliki wilayah pantai dan berbatasan langsung dengan wilayah selat bali. Jika dilihat berdasarnya luas wilayah secara keseluruhan maka Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah sekitar selat bali yang paling luas yaitu mencapai 5.782,5 km2. Luas wilayah di Kabupaten Jembrana sebesar 841,8 km2. Demikian pula apabila ditinjau dari luas yang berada disekitar pesisir Selat Bali, wilayah Kabupaten Banyuwangi masih tetap menjadi wilayah yang terluas yaitu sekitar 2.237 km2 yang terdiri dari 7 kecamatan. Luas wilayah pesisir di Kabupaten Jembrana meliputi seluruh wilayah kecamatannya yakni ada 5 kecamatan dengan luas sebesar 841,8 km2.

Upload: buinhu

Post on 10-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.1 Administrasi dan Luas Wilayah

Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi

terletak diantara 7°43' - 8°46' Lintang Selatan dan 113°53' - 114°38' Bujur Timur.

Secara administratif sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo,

sebelah timur dengan Selat Bali, sebelah selatan dengan Samudera Indonesia serta

sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Administrasi Kabupaten Banyuwangi terbagi atas 24 Kecamatan, Namun

kecamatan yang berada di wilayah pesisir selat bali terdiri dari 7 kecamatan yaitu

Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Kabat, Kecamatan

Rogojampi, Kecamatan Muncar, Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan

Purwoharjo.

Letak geografis Kabupaten Jembrana berada pada koordinat 8°9'30" -

8°28'2" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 114°56'38" Bujur Timur. Batas wilayah

Kabupeten Jembrana sebelah utara Kabupaten Buleleng, sebelah timur dengan

Kabupaten Tabanan, sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan sebelah barat

dengan Selat Bali. Wilayah administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5

kecamatan yaitu Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana,

Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. Secara umum wilayah-wilayah

kecamatan di Kabupaten Jembrana memiliki wilayah pantai dan berbatasan

langsung dengan wilayah selat bali.

Jika dilihat berdasarnya luas wilayah secara keseluruhan maka Kabupaten

Banyuwangi merupakan wilayah sekitar selat bali yang paling luas yaitu mencapai

5.782,5 km2. Luas wilayah di Kabupaten Jembrana sebesar 841,8 km2. Demikian

pula apabila ditinjau dari luas yang berada disekitar pesisir Selat Bali, wilayah

Kabupaten Banyuwangi masih tetap menjadi wilayah yang terluas yaitu sekitar

2.237 km2 yang terdiri dari 7 kecamatan. Luas wilayah pesisir di Kabupaten

Jembrana meliputi seluruh wilayah kecamatannya yakni ada 5 kecamatan dengan

luas sebesar 841,8 km2.

56

Dengan demikian secara keseluruhan wilayah di sepanjang pesisir Perairan

Selat Bali yang mencakup 2 wilayah Kabupaten (Banyuwangi dan Jembrana)

terdiri dari 12 wilayah Kecamatan. Luas wilayah masing-masing kecamatan

tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Luas wilayah kecamatan di sekitar Selat Bali

(Sumber: BPS tahun 2010, diolah)

4.2 Kependudukan

4.2.1 Jumlah penduduk

Penduduk merupakan sumberdaya yang potensial dalam proses

pembangunan suatu bangsa. Hal ini bila jumlah penduduk yang besar dapat

dikembangkan sebagai tenaga kerja yang produktif sehingga berfungsi sebagai

pengelola sumber daya alam. Namun penduduk yang besar juga dapat

menimbulkan permasalahan sosial dalam proses pembangunan itu sendiri seperti

pengangguran, kemiskinan dan sebagainya, bila potensi itu sendiri tidak mendapat

perhatian dan penanganan yang serius

Jumlah Penduduk di Kabupaten pada tahun 2010 secara keseluruhan

berjumlah 1.554.997 jiwa. Sementara itu, penduduk yang terdapat di tujuh

wilayah kecamatan yang berada di pesisir selat bali berjumlah sebanyak 590.582

jiwa atau sekitar 38% dari keseluruhan populasi di Kabupaten Banyuwangi.

Populasi penduduk terbanyak dari 7 wilayah kecamatan pesisir di Kabupaten

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Pekutatan

Mendoyo

Jembrana

Negara

Melaya

Purwoharjo

Tegaldlimo

Muncar

Rogojampi

Kabat

Banyuwangi

Kalipuro

129,65

294,49

93,97

126,5

197,19

200,3

1341,12

146,07

102,33

107,48

30,13

310,03

Luas wilayah (km2)

Ke

cam

atan

57

Banyuwangi terdapat di Kecamatan Muncar dengan jumlah penduduk sebanyak

122.238 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di

Kecamatan Tegaldlimo dengan jumlah 59.472 jiwa.

Kabupaten Jembrana memiliki jumlah penduduk sebanyak 261.168 jiwa

pada tahun 2010. Secara keseluruhan wilayah di Kabupaten Jembrana berada di

wilayah pesisir perairan Selat Bali. Wilayah kecamatan di Kabupaten Jembrana

yang memiliki jumlah penduduk paling banyak terdapat di kecamatan Negara

yaitu sebanyak 77.735 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk yang

paling sedikit terdapat di Kecamatan Mendoyo sebanyak 25.603 jiwa.

Secara keseluruhan total populai penduduk di 12 kecamatan sepanjang

pesisir perairan selat bali tercatat sebanyak 852.200 jiwa. Dari 12 kecamatan yang

berada di sekitar perairan selat bali yang memiliki jumlah populasi penduduk

paling banyak terdapat di Kecamatan Muncar sekitar 14% dari total penduduk di

12 Kecamatan pesisir Selat Bali. Sedangkan populasi penduduk paling sedikit

berada di Kecamatan Pekutatan yaitu sekitar 2%. Untuk lebih jelasnya mengenai

gambaran populasi penduduk yang berada di wilayah kecamatan pesisir sekitar

perairan Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Populasi penduduk menurut kecamatan di sekitar Selat Bali

tahun 2010 (Sumber: BPS tahun 2010, diolah)

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

Pekutatan

Mendoyo

Jembrana

Negara

Melaya

Purwoharjo

Tegaldlimo

Muncar

Rogojampi

Kabat

Banyuwangi

Kalipuro

25.603

56.255

51.655

77.735

50.370

90.316

59.472

122.238

88.791

63.501

101.813

64.451

Jumlah penduduk (jiwa)

Ke

cam

atan

58

4.2.2 Sex ratio

Sex ratio atau rasio jenis kelamin (RJK) adalah perbandingan jumlah

penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk

perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan

perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan

dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil.

Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan

pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan

berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan

mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang sama.

Berdasarkan data dari BPS dapat diketahui bahwa dari total populasi

penduduk sebanyak 1.158.775 jiwa di 15 kecamatan sepanjang pesisir perairan

selat bali masih didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 585.587

jiwa. Dengan demikian, nilai sex ratio secara keseluruhan di wilayah pesisir

perairan selat bali rata-rata sebesar 102 persen, artinya artinya untuk setiap 100

orang perempuan terdapat laki-laki sebanyak 102 orang. Persentase jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin di 12 kecamatan sepanjang pesisir perairan

selat bali dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin

(Sumber: BPS tahun 2010, diolah)

Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi penduduk di sekitar wilayah

pesisir Perairan Selat Bali dapat ditinjau dari nilai sex ratio dari masing-masing

wilayah. Berikut ini disajikan tabel mengenai komposisi jumlah penduduk dan

nilai sex ratio di wilayah pesisir Selat Bali.

Laki-laki (51%) Perempuan

(49%)

59

Tabel 7. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan nilai sex ratio berdasarkan

kecamatan di pesisir Selat Bali, tahun 2010

No Kecamatan Penduduk 2010

sex ratio Laki-Laki Perempuan Total

1 Kalipuro 32.210 32.241 64.451 100

2 Banyuwangi 50.429 51.384 101.813 98

3 Kabat 33.819 29.682 63.501 114

4 Rogojampi 43.480 45.311 88.791 96

5 Muncar 61.362 60.876 122.238 101

6 Tegaldlimo 30.164 29.308 59.472 103

7 Purwoharjo 45.922 44.394 90.316 103

8 Melaya 25.242 25.128 50.370 100

9 Negara 39.162 38.573 77.735 102

10 Jembrana 25.410 26.245 51.655 97

11 Mendoyo 27.597 28.658 56.255 96

12 Pekutatan 12.638 12.965 25.603 97

Total 427.435 424.765 852.200 101

Sumber : BPS tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai sex ratio di wilayah

pesisir perairan selat bali bervariasi dengan nilai tertinggi sebesar 114 dan

terendah sebesar 96. Berdasarkan nilai sex ratio tersebut dapat diketahui wilayah-

wilayah dengan komposisi penduduk laki-laki lebih banyak terdapat di Kecamatan

Kabat, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo, Negara, Kuta Utara, Kuta dan Kuta

Selatan. Wilayah yang jumlah komposisi penduduk laki-laki dan perempuan sama

besarnya berada di Kecamatan Kalipuro dan Melaya. Sedangkan 5 wilayah

kecamatan lainnya memiliki jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak

dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

4.2.3 Kepadatan penduduk

Secara keseluruhan tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan

pesisir Selat Bali rata-rata sebesar 277 jiwa per km2, artinya dalam wilayah seluas

1 km2 terdapat penduduk rata-rata sebanyak 277 jiwa. Tingkat kepadatan

penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Banyuwangi dengan tingkat

kepadatan sebanyak 3.379 jiwa/km2. Wilayah kecamatan terpadat selanjutnya

berada di Kecamatan Rogojampi sebesar 868 jiwa/km2 dan Kecamatan Muncar

sebesar 837 jiwa/km2. Sementara itu, wilayah kecamatan dengan tingkat

60

kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tegaldlimo dengan tingkat kepadatan

sebesar 44 jiwa/km2.

Secara keseluruhan jumlah rumah tangga yang terdapat di 12 kecamatan

pesisir sekitar perairan selat bali tercatat sebanyak 247.709 KK. Adapun rata-rata

jumlah anggota keluarga di wilayah pesisir Selat Bali berkisar 3 - 4 orang per

keluarga. Untuk lebih jelasnya tingkat kepadatan penduduk dan anggota rumah

tangga per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat kepadatan penduduk, jumlah rumah tangga dan rata-rata

penduduk per rumah tangga menurut kecamatan di wilayah pesisir

Selat Bali, tahun 2010

No Kecamatan Luas

(km2)

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/km2)

Jumlah

Rumah

Tangga

(KK)

Rata-rata

Pendduk per

Rumah

Tangga

1 Kalipuro 310,03 64451 208 22854 3

2 Banyuwangi 30,13 101813 3379 27090 4

3 Kabat 107,48 63501 591 22484 3

4 Rogojampi 102,33 88791 868 31503 3

5 Muncar 146,07 122238 837 32511 4

6 Tegaldlimo 1341,12 59472 44 15814 4

7 Purwoharjo 200,3 90316 451 22548 4

8 Melaya 197,19 50370 255 13746 4

9 Negara 126,5 77735 615 21620 4

10 Jembrana 93,97 51655 550 14832 3

11 Mendoyo 294,49 56255 191 15866 4

12 Pekutatan 129,65 25603 197 6841 4

Total 3079,26 852200 277 247709 3

Sumber : BPS tahun 2010 (diolah)

4.2.4 Laju pertumbuhan penduduk

Tingkat laju pertumbuhan penduduk di wilayah kecamatan pesisir sekitar

perairan selat bali rata-rata sebesar 0,67 persen per tahun. Secara umum laju

pertumbuhan di wilayah Kabupaten Banyuwangi relatif lebih rendah

dibandingkan dengan Kabupaten Jembrana. Untuk lebih jelasnya mengenai

gambaran laju pertumbuhan di wilayah kecamatan pesisir Selat Bali dapat dilihat

pada Gambar 12.

61

Gambar 12. Laju pertumbuhan penduduk di wilayah sekitar Selat Bali menurut

kecamatan (sumber: BPS tahun 2010, diolah)

4.2.5 Dependency ratio

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya

beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase

dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban

yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif lagi.

Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai

penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada

orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia

diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa

pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap

sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah

penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu

akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis

penduduk dari sisi demografi.

Rasio Ketergantungan (dependency Ratio) adalah perbandingan antara

jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65

0 0.5 1 1.5 2

Mendoyo

Jembrana

Negara

Melaya

Purwoharjo

Tegaldlimo

Muncar

Rogojampi

Kabat

Banyuwangi

Kalipuro

0,73

1,22

1,61

1,19

0,25

0,09

0,49

0,31

0,55

0,07

Growth (%)

Ke

cam

atan

62

tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio

ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan

Rasio Ketergantungan Tua.

a) Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-

14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 - 64 tahun.

b) Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65

tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun

c) Rasio Ketergantungan Total adalah perbandingan jumlah penduduk usia muda

(0-14 tahun) ditambah jumlah penduduk usia tua (>65 tahun) dibandingkan

dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Hasil perhitungan nilai dependency ratio di wilayah pesisir Selat Bali

menurut kecamatan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai dependency ratio menurut kecamatan di wilayah pesisir Selat

Bali, tahun 2010

No Dependency Ratio

Rasio

Ketergantungan

Usia Muda (%)

Rasio

Ketergantuangan

Usia Tua (%)

Rasio

Ketergantungan

Total (%)

1 Kalipuro 34 7 42

2 Banyuwangi 34 10 44

3 Kabat 35 11 46

4 Rogojampi 34 8 42

5 Muncar 37 8 45

6 Tegaldlimo 35 11 46

7 Purwoharjo 34 10 44

8 Melaya 44 19 63

9 Negara 43 17 61

10 Jembrana 39 19 58

11 Mendoyo 40 24 64

12 Pekutatan 46 25 71

Total 37 13 50

Sumber : BPS tahun 2010 (diolah)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rasio ketergantungan

usia muda memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan rasio

ketergantungan usia tua. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum jumlah orang

usia muda lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang usia tua. Secara

keseluruhan nilai rasio ketergantungan total di 12 kecamatan wilayah pesisir selat

bali adalah sebesar 50%, terdiri dari nilai rasio ketergantungan usia muda sebesar

37% dan rasio ketergantungan usia tua sebesar 13%.

63

4.3 Pendidikan

Pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia, maka pembangunan di bidang pendidikan meliputi pendidikan formal

maupun informal. Pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta

yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat.

Berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagian besar penduduk di 3 wilayah

Kabupaten sekitar perairan selat bali rata-rata sudah berpendidikan diatas

SLTP/sederajat. Banyaknya jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan SD di 2

wilayah kabupaten sekitar perairan Selat Bali rata-rata sekitar 20,89%. Untuk

lebih jelasnya mengenai gambaran tingkat pendidikan penduduk di 2 wilayah

Kabupaten sekitar perairan selat bali dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Tingkat pendidikan penduduk di wilayah Kabupaten Banyuwangi

dan Kabupaten Jembrana menurut tingkat pendidikan yang di

tamatkan, tahun 2009 (Sumber: BPS tahun 2010, diolah)

Banyaknya jumlah penduduk di 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan

Selat Bali dengan tingkat pendidikan hingga SLTA lebih yaitu sebanyak 71,92

persen. Data selengkapnya mengenai persentase jumlah penduduk berdasarkan

tingkat pendidikan di 3 Wilayah Kabupaten Sekitar Selat Bali disajikan pada

Tabel 10.

0.00 5.00

10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Kab. Banyuwangi

Kab. Jembrana

64

Tabel 10. Persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan

tertingi di 2 wilayah kabupaten sekitar Selat Bali Tahun 2009

No Uraian Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana

1 Tamat SD 3.20 37.94

2 Tamat SLTP/sederajat 26.57 16.49

3 Tamat SLTA/sederajat 34.12 25.52

Tamat Perguruan Tinggi

4 Diploma 12.58 2.96

5 Sarjana 23.53 2.93

Sumber : Data BPS tahun 2010 (diolah)

Tersedianya sarana pendidikan yang baik merupakan hal yang penting

dalam rangka meningkatkan tingkat pendidikan penduduk. Berdasarkan data

statistik tercatat bahwa jumlah sarana pendidikan yang tersedia di Kabupaten

Jembrana yaitu SD/sederajat sebanyak 193 unit, SLTP/sederajat sebanyak 32 unit

dan SLTA/sederajat sebanyak 24 unit.

Sementara itu jumlah sarana pendidikan di 7 kecamatan pesisir Selat Bali

di Kabupaten Banyuwangi meliputi Taman Kanak-kanak sebanyak 243 unit,

SD/sederajat sebanyak 370 unit, SLTP/sederajat sebanyak 119 unit dan

SLTA/sederajat sebanyak 32 unit. Data selengkapnya mengenai jumlah sarana

pendidikan di wilayah pesisir Selat Bali menurut kecamatan pada tahun 2009

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah sarana pendidikan berdasarkan tingkat pendidikan dan

kecamatan di wilayah pesisir Selat Bali tahun 2009 (satuan unit)

No Kabupaten Fasilitas pendidikan (unit)

TK SD SLTP SLTA

A. Kabupaten Banyuwangi – Provinsi Jawa Timur

1. Kecamatan Kalipuro 33 41 22 1

2. Kecamatan Banyuwangi 39 53 8 10

3. Kecamatan Kabat 27 57 24 2

4. Kecamatan Rogojampi 34 55 11 5

5. Kecamatan Muncar 44 66 22 6

6. Kecamatan Tegaldlimo 38 51 17 6

7. Kecamatan Purwoharjo 28 47 15 2

B Kabupaten Jembrana – Provinsi Bali

193 32 24

Total 243 563 151 56

Sumber : Data BPS tahun 2010 (diolah)

65

4.4 Perekonomian

Faktor utama yang mendorong penduduk untuk menetap di suatu wilayah

adalah daya tarik aktivitas perekonomiannya. Dengan adanya aktivitas ekonomi

maka penduduk dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang

keahliannya. Dengan demikian terdapat keterkaitan yang erat antara penduduk di

suatu wilayah dengan akitivitas perekonomian di wilayah tersebut.

Salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu daerah/ wilayah adalah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan

jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat/negara dalam satu tahun, yang diukur

berdasarkan harga pasar yang berlaku (current price) pada waktu itu. Jika

berdasarkan harga pasar, disebut dengan PDRB atas dasar harga Pasar. Sedangkan

jika berdasarkan harga pada tahun tertentu yang dipilih sebagai harga dasar

disebut dengan PDRB atas dasar harga konstan. Gambaran menyeluruh tentang

kondisi perekonomian di 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali dapat

dilihat melalui neraca ekonomi yang tergambarkan dalam Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB).

Melalui penghitungan PDRB di 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan

Selat Bali Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat menggambarkan nilai

nominal seluruh barang dan jasa yang dihasilkan daerah ini. Di Kabupaten

Banyuwangi pada tahun 2009, nilai PDRB ADHB adalah sebesar Rp

20.490.127,43 juta, sementara di Kabupaten Jembrana mencapai Rp 2.927.790,58

juta.

Berdasarkan jumlah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor, maka

sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana memberikan

kontribusi yang terbesar dibandingkan sektor lainnya yaitu masing-masing 47,63

persen dan 26,02 persen. Data selengkapnya mengenai PDRB berdasarkan harga

berlaku di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana dapat dillihat pada

Tabel 12.

66

Tabel 12. PDRB di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana menurut

lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 (juta rupiah) No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana

1 Pertanian 9.759.800,80 761.737,38

2 Pertambangan & Penggalian 816.872,65 14.430,95

3 Industri Pengolahan 1.159.951,41 214.981,03

4 Listrik dan Air Bersih 103.298,19 47.264,89

5 Bangunan 53.396,87 181.407,25

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 5.454.827,45 712.759,30

7 Pengangkutan dan Komunikasi 676.384,26 483.028,91

8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa

Perusahaan 1.169.127,49 137.945,10

9 Jasa-jasa 1.296.468,31 374.235,77

Total 20.490.127,43 2.927.790,58

Sumber : Data BPS tahun 2009 (diolah)

Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dengan tahun dasar

2000 di 3 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali secara total mencapai

Rp 17.379.587,41 juta, meliputi Kabupaten Banyuwangi sebesar 60% dan

Kabupaten Jembrana sebesar 10%. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi

yang terbesar terhadap perekonomian di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten

Jembrana. Data selengkapnya mengenai PDRB harga konstan di Kabupaten

Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. PDRB di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana tahun

2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000

(juta rupiah) No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana

1 Pertanian 5.134.326,25 411.426,71

2 Pertambangan & Penggalian 426.031,59 155.629,54

3 Industri Pengolahan 588.452,18 124.760,60

4 Listrik dan Air Bersih 65.685,97 13.153,35

5 Bangunan 33.470,68 83.155,88

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 2.511.102,44 405.462,61

7 Pengangkutan dan Komunikasi 451.014,23 233.087,72

8 Keuangan. Persewaaan dan Jasa

Perusahaan 671.011,14 76.731,16

9 Jasa-jasa 558.234,84 240.725,18

Total 10.439.329,32 1.744.132,75

Sumber : Data BPS tahun 2009 (diolah)

67

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat

kinerja (performance) perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat

diartikan sebagai kemampuan suatu daerah dalam jangka panjang untuk

menghasilkan output (barang-barang dan jasa-jasa) kepada penduduknya. Salah

satu faktor yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah

investasi. Oleh karena itu jika ingin meningkat pertumbuhan ekonomi maka iklim

investasi daerah perlu terus dibenahi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi riil (harga

konstan) 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali yaitu di Kabupaten

Jembrana sebesar 6,23 persen dan di Kabupaten Banyuwangi sebesar 7,25 persen.

Dilihat dari pertumbuhan ekonomi sektoral, ternyata sektor bangunan memiliki

laju pertumbuhan yang tertinggi di Kabupaten Banyuwangi yakni 10,23%.

Sementara laju pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Jembrana disumbang dari

sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,35%. Data selengkapnya mengenai

laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana

disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten

Jembrana tahun 2009 atas harga konstan tahun 2000 (dalam %) No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana

1 Pertanian 8,03 1,88

2 Pertambangan & Penggalian 8,54 6,35

3 Industri Pengolahan 9,52 5,49

4 Listrik dan Air Bersih 4,18 4,83

5 Bangunan 10,23 4,71

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,6 4,74

7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,78 4,51

8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa

Perusahaan 6,24 3,72

9 Jasa-jasa 6,38 3,85

Total 7,25 6,23

Sumber : Data BPS tahun 2009 (diolah)

4.5 Aktivitas Perikanan

Wilayah Perairan Selat Bali memiliki sumberdaya ikan lemuru yang

potensial. Hasil tangkapan ikan lemuru di Perairan Selat Bali memberikan

kontibusi sebesar 40% dari total ikan lemuru yang ada di Indonesia. Berdasarkan

68

potensi sumberdaya tersebut sehingga aktivitas perikanan yang dominan di

wilayah perairan Selat Bali yaitu kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap

purse seine. Hal ini karena alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang

sangat efektif untuk menangkap gerombolan ikan lemuru.

Sumberdaya perikanan pelagis terutama ikan lemuru telah menjadi tulang

punggung kegiatan usaha perikanan di perairan tersebut. Perikanan lemuru di

Perairan Selat Bali mempunyai peranan penting pada ekonomi lokal di Provinsi

Bali dan Jawa Timur sebagai basis penangkapan dan pendaratan ikan. Kecamatan

Muncar merupakan basis utama kegiatan penangkapan ikan di Selat Bali yang

berada di Wilayah Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Banyuwangi diketahui bahwa produksi perikanan laut di Kecamatan

Muncar pada tahun 2009 mencapai sekitar 95% dari semua produksi perikanan

laut di Kabupaten Banyuwangi. Sementara itu, sebagian besar kegiatan

penangkapan ikan lemuru di wilayah Provinsi Bali berada di Kabupaten Jembrana

atau tepatnya di PPN Pengambengan. Sedangkan di Kabupaten Badung sebagian

besar wilayah pantainya merupakan wilayah wisata. Sehingga hanya ada sebagian

kecil yang dijadikan sebagai wilayah pendaratan ikan.

4.5.1 Nelayan

Jumlah nelayan yang terdapat di 7 wilayah kecamatan pesisir Selat Bali di

Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 tercatat sebanyak 21.631 orang, terdiri

dari 4.589 juragan dan 17.042 merupakan pendega. Konsentrasi jumlah nelayan di

Kabupaten Banyuwangi banyak terdapat di Kecamatan Muncar. Jumlah nelayan

di Kecamatan Muncar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 12.865 orang atau

sebesar 59,5% dari total nelayan di 7 wilayah kecamatan pesisir pada tahun yang

sama. Data selengkapnya mengenai jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi

dapat dilihat pada Tabel 15.

69

Tabel 15. Jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi menurut kecamatan tahun

2009 (satuan orang)

No. Kecamatan Juragan Pendega Jumlah

1 Kalipuro 424 862 1.286

2 Banyuwangi 210 715 925

3 Kecamatan Kabat 80 205 285

4 Rogojampi 510 1.440 1.950

5 Muncar 2.250 10.615 12.865

6 Tegaldlimo 225 365 590

7 Purwoharjo 890 2.840 3.730

Jumlah 4.589 17.042 21.631

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2010

Adapun jumlah nelayan yang terdapat di Kabupaten Jembrana secara

keseluruhan tercatat sebanyak 10.155 orang pada tahun 2009. Nelayan di

Kabupaten Jembarana terdiri dari 74% sebagai nelayan penuh dan sebesar 26%

merupakan nelayan sambilan. Konsentrasi nelayan di Kabupaten Jembarana

terdapat di Kecamatan Negara sebesar 68% dan di Kecamatan Jembrana

sebanyak 22%. Data selengkapnya mengenai jumlah nelayan di Kabupaten

Jembrana menurut Kecamatan pada tahun 2009 disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Jumlah nelayan di Kabupaten Jembrana menurut kecamatan tahun

2009 (satuan orang)

No Kecamatan Nelayan

Jumlah Utama Sambilan

1 Melaya 224 423 647

2 Negara 5.348 1.587 6.935

3 Jembrana 1.757 453 2.210

4 Mendoyo 116 56 172

5 Pekutatan 93 98 191

Jumlah 7.538 2.617 10.155

Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan Dan Kelautan Kabupaten Jembrana, 2010

4.5.2 Armada penangkapan

Jika dilihat dari jenis armadanya dapat diketahui sebagian besar armada

penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah perairan selat bali di dominasi oleh

armada dengan mesin tempel. Di wilayah Kabupaten Banyuwangi tercatat jumlah

armada dengan mesin tempel sebanyak 6.324 unit atau sekitar 84% dari total

armada penangkapan ikan. data selengkapnya mengenai jumlah armada

70

penangkapan ikan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 di sajikan pada

Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah armada kapal penangkapan ikan di Kabupaten Banyuwangi

tahun 2009 (satuan unit)

No. Kecamatan Perahu Tanpa

Motor

Perahu Motor

Tempel Kapal Motor

1 Kalipuro 52 403

2 Banyuwangi 15 210

3 Kecamatan Kabat 25 52

4 Rogojampi 34 512

5 Muncar 4.454 624

6 Tegaldlimo 22 225

7 Purwoharjo 472 440

Total 148 6.328 1.064

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2010

Hal yang sama juga ditunjukkan dari jumlah armada penangkapan ikan

yang terdapat di Kabupaten Jembrana yang masih didominasi oleh armada dengan

mesin tempel. Pada tahun 2009, jumlah armada penangkapan ikan dengan mesin

tempel tercatat sebanyak 1.557 unit atau sekitar 83% dari total armada

penangkapan ikan yang beroperasi di Kabupaten Jembrana. Data selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Jumlah armada kapal penangkapan ikan di Kabupaten Jembrana tahun

2009 (satuan unit)

No. Kecamatan Perahu Tanpa

Motor

Perahu Motor

Tempel Kapal Motor

1 Melaya 22 217 0

2 Negara 142 380 0

3 Jembrana 106 681 8

4 Mendoyo 17 106 0

5 Pekutatan 31 173 0

Total 318 1.557 8

Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan Dan Kelautan Kabupaten Jembrana, 2010

Untuk lebih jelasnya, gambaran mengenai jenis armada penangkapan ikan

yang beroperasi di wilayah Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 14.

71

Armada kapal untuk alat tangkap purse seine

Armada kapal untuk alat tangkap purse seine

Armada kapal untuk alat tangkap Payang

Gambar 14. Armada penangkapan ikan di Selat Bali

4.5.3 Alat tangkap

Aktivitas utama kegiatan penangkapan ikan di Perairan Selat Bali yaitu

penangkapan ikan lemuru dengan menggunakan alat tangkap purse seine atau

pukat cincin. Kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine

dilakukan dengan menggunakan 2 kapal (two boat), 1 kapal disebut sebagai

armada pemburu dan 1 kapal digunakan untuk jaring. Jumlah mesin tempel yang

digunakan per unit kapal purse seine masing-masing sebanyak 4-5 unit.

Jumlah penggunaan alat tangkap purse seine di perairan selat bali tercatat

di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 216 unit pada tahun 2009. Sementara itu,

jumlah alat tangkap purse seine di kabupaten Jembarana tercatat sebanyak 108

unit.

72

Secara keseluruhan jenis alat tangkap yang berada di wilayah Kabupaten

Banyuwangi tercatat sebanyak 3865 unit. Alat tangkap pancing merupakan alat

tangkap yang paling banyak yaitu sekitar 49%, kemudian diikuti alat tangkap

gillnet sekitar 21%. Data selengkapnya mengenai jumlah alat tangkap ikan di

Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Banyuwagi tahun 2009

(satuan unit)

No Jenis Alat

Tangkap

Kecamatan

Kalipuro Banyuwangi Kabat Rogojampi Muncar Tegaldlimo Purwoharjo Jumlah

1 Payang 30 11 - - 42 - 20 103

2 Purse seine

- - - - 203 - 13 216

3 Gill net 80 - 6 185 489 - 51 811

5 Bagan - - - - 136 - - 136

6 Pancing 810 235 40 417 1.442 120 285 1.908

7 Lainnya - - - - 451 - 240 691

Jumlah 920 246 46 602 1.322 120 609 3.865

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, 2010

Gambaran mengenai proporsi jumlah alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan di wilayah Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Proporsi jumlah alat tangkap menurut jenisnya di Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2009

Jumlah alat tangkap ikan yang beroperasi di Perairan Selat Bali di Provinsi

Bali yang meliputi Kabupaten Jembarana pada tahun 2009 tercatat sebanyak

13.596 unit. Pada tabel dibawah ini terlihat bahwa jumlah alat tangkap ikan yang

paling banyak beroperasi di Kabupaten Jembrana yaitu alat tangkap Gillnet,

3% 6%

21%

3% 49%

18% Payang

Purse seine

Gill net

Bagan

Pancing

Lainnya

73

Tabel 20. Jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Jembrana tahun 2009

(satuan unit)

No Jenis Alat Tangkap Jumlah (unit)

1 Pukat Pantai 341

2 Purse seine 108

3 Gill net 6.467

4 Jaring klitik 1.490

5 Lainnya 2.290

Jumlah 10.996

Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan Dan Kelautan Kabupaten Jembrana, 2010

Gambaran mengenai proporsi jumlah alat tangkap yang berada di

Kabupaten Jembrana pada tahun 2009 disajikan pada Gambar 16.

Gambar 16. Proporsi jumlah alat tangkap menurut jenisnya di Kabupaten

Jembarana Tahun 2009

4.5.4 Produksi ikan

Produksi perikanan laut di perairan Selat Bali dapat ditinjau dari data

pendaratan ikan yang berada di PPP Muncar di Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur

dan di PPN Pengambengan di Jembrana Provinsi Bali. kedua daerah tersebut

merupakan tempat pendaratan ikan utama di masing-masing wilayah. pada tahun

2009 tercatat jumlah ikan yang didaratkan di PPP Muncar tercatat sebanyak

32.783 ton dengan nilai sekitar Rp 82 milyar. Rata-rata produksi perikanan

tangkap di PPP Muncar sekitar 137 ton per hari dengan harga jual rata-rata sekitar

Rp 2.504 per kg. data selengkapnya mengenai produksi perikanan tangkap di PPP

Muncar dapat disajikan pada Tabel 21.

3% 1%

61%

14%

21%

Pukat Pantai

Purse seine

Gill net

Jaring klitik

Lainnya

74

Tabel 21. Produksi dan nilai produksi per bulan di PPP Muncar tahun 2009

Bulan Volume

(ton)

Nilai

(Rp 1000)

Harga Rata-rata

(Rp/kg)

Produksi Rata-rata

Per hari (ton)

Jan 2.368 6.567.899 2.774 118

Feb 3.121 8.056.451 2.581 156

Mar 1.948 5.322.573 2.733 97

Apr 2.138 5.927.014 2.772 107

May 3.653 8.901.242 2.437 183

Jun 2.557 6.335.226 2.478 128

Jul 991 3.193.051 3.223 50

Aug 706 2.234.360 3.163 35

Sep 922 2.787.082 3.024 46

Oct 5.460 12.372.902 2.266 273

Nov 5.213 11.803.225 2.264 261

Dec 3.707 8.589.926 2.317 185

Total 32.783 82.090.947 2.504 137

Sumber : PPP Muncar tahun 2010 (diolah)

Jumlah ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Pengambengan lebih

rendah dibandingkan di PPP Muncar yaitu tercatat sebanyak 31.579 ton pada

tahun 2009 atau sekitar 132 ton per hari. Hal ini dikarenakan jumlah unit

penangkapan ikan di PPN pengambengan lebih sedikit dibandingkan dengan

armada penangkapan ikan di PPP Muncar. Nilai produksi di PPN Pengambengan

mencapai Rp 70,34 milyar. Harga rata-rata ikan lemuru sebesar Rp 2.227 per kg.

Data selengkapnya volume dan nilai produksi ikan hasil tangkapan yang

didaratkan di PPN Pengambengan pada tahun 2009 disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Produksi dan nilai produksi ikan hasil tangkapan per bulan di PPN

Pengambengan tahun 2009

Bulan Volume

(ton)

Nilai

(Rp 1000)

Harga Rata-rata

(Rp/kg)

Produksi Rata-rata

Per hari (ton)

Jan 962 1.794.518 1.865 48

Feb 1.384 2.743.229 1.982 69

Mar 1.332 3.204.570 2.406 67

Apr 2.174 5.413.508 2.490 109

May 3.040 7.174.997 2.360 152

Jun 2.644 5.908.322 2.235 132

Jul 1.577 3.695.055 2.343 79

Aug 1.809 5.816.343 3.215 90

Sep 3.539 7.621.367 2.154 177

Oct 4.796 9.045.130 1.886 240

Nov 4.178 8.371.255 2.004 209

Dec 4.144 9.552.721 2.305 207

Total 31.579 70.341.014 2.227 132

Sumber : PPN Pengambengan tahun 2010 (diolah)