4. analisa data dan pembahasan 4.1 mendeskripsikan profil ... · 4.1 mendeskripsikan profil...

45
34 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut Sebelum dilakukan analisis statistik untuk menjawab tujuan penelitian, peneliti akan menjelaskan tentang deskripsi atau gambaran UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul. Berikut adalah gambaran UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Jenis Usaha Jenis usaha Frequency Percent Makanan dan jajanan 21 84 Handycraft 4 16 Total 25 100 Sumber: data primer yang telah diolah Tabel di atas memberikan penjelasan bahwa sebagian besar UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul, adalah berupa makanan dan jajanan, seperti kerupuk, martabak, bakso, dan lain sebagainya, dimana dari hasil survei di lapangan menyebutkan bahwa dari 25 UMKM, 21 diantaranya adalah merupakan usaha makanan dan jajanan. Sedangkan usaha yang bersifat kreatif hanya 4 UMKM, usaha kreatif ini seperti pembuatan tas, souvenir dan lain sebagainya. Secara umum memang dapat dilihat bahwa wirausaha yang paling mudah dari sisi modal dan ide adalah usaha dengan jenis makanan dan jajanan atau kue, karena pemilik tidak perlu menggunakan ide kreatif hanya bagaimana cara mengatur organisasi usahanya. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Lama Berdiri Usaha N Min Max Mean Std. Deviation Lama berdiri usaha 25 1,00 30,00 9,1600 7,99833 Sumber: data primer yang telah diolah

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

34

Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut

4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

Sebelum dilakukan analisis statistik untuk menjawab tujuan penelitian,

peneliti akan menjelaskan tentang deskripsi atau gambaran UMKM di Kecamatan

Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut

Kidul. Berikut adalah gambaran UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya,

khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Jenis Usaha

Jenis usaha Frequency Percent

Makanan dan jajanan 21 84

Handycraft 4 16

Total 25 100

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas memberikan penjelasan bahwa sebagian besar UMKM di

Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan

Kelurahan Rungkut Kidul, adalah berupa makanan dan jajanan, seperti kerupuk,

martabak, bakso, dan lain sebagainya, dimana dari hasil survei di lapangan

menyebutkan bahwa dari 25 UMKM, 21 diantaranya adalah merupakan usaha

makanan dan jajanan. Sedangkan usaha yang bersifat kreatif hanya 4 UMKM,

usaha kreatif ini seperti pembuatan tas, souvenir dan lain sebagainya. Secara

umum memang dapat dilihat bahwa wirausaha yang paling mudah dari sisi modal

dan ide adalah usaha dengan jenis makanan dan jajanan atau kue, karena pemilik

tidak perlu menggunakan ide kreatif hanya bagaimana cara mengatur organisasi

usahanya.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Lama Berdiri Usaha

N Min Max Mean Std. Deviation

Lama berdiri

usaha 25 1,00 30,00 9,1600 7,99833

Sumber: data primer yang telah diolah

Page 2: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

35

Universitas Kristen Petra

Pada tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata UMKM di Kecamatan Rungkut,

Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul,

telah berdiri sekitar 9 tahun yang lalu, dimana distribusi lama berdiri paling muda

adalah 1 tahun dan paling lama sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa ide UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya,

khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul, ternyata telah

ada dari sejak 30 tahun yang lalu.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Ijin Usaha

Ijin usaha Frequency Percent

Ada 4 16

Tidak Ada 21 84

Total 25 100

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas memberikan penjelasan bahwa sebagian besar UMKM di

Kecamatan Rungkut ternyata tidak ada ijin usahanya, dimana ada 21 UMKM di

Kecamatan Rungkut yang tidak memliki ijin usaha dan hanya ada 4 UMKM yang

memiliki ijin usaha. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha yang bersifat

mikro, bagi pemilik atau pemimpin UMKM cenderung dianggap tidak perlu ijin

usaha.

Berdasarkan penelitian terhadap profil UMKM di Kecamatan Rungkut,

Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul,

didapatkan bahwa jumlah terbesar merupakan Usaha Mikro seperti yang

disampaikan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 sehubungan dengan ciri-

ciri Usaha Mikro (terdapat pada landasan teori halaman 21-22).

Pada sub bab berikut peneliti akan menganalisis dan membahas secara

berurutan deskripsi tentang profil pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut,

Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul, dan

deskripsi tentang atribut kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan

Kelurahan Rungkut Kidul, dilanjutkan analisa dan pembahasan tentang hubungan

antara profil pengusaha UMKM dengan atribut kewirausahaan pada UMKM di

Page 3: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

36

Universitas Kristen Petra

Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan

Kelurahan Rungkut Kidul.

4.1.2 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut

Pada sub bab ini setelah mengamati dan membagikan kuisioner kepada 25

responden yaitu UMKM yang berada di Kecamatan Rungkut, , Surabaya,

khususnya Kelurahan Kali Rungkut dan Kelurahan Rungkut Kidul, akan dianalisa

dan dibahas secara berurutan mengenai deskripsi tentang profil pengusaha

UMKM di Kecamatan Rungkut, Surabaya, khususnya Kelurahan Kali Rungkut

dan Kelurahan Rungkut Kidul, yang mencakup banyak aspek dengan penjelasan

sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Asal Kota/Kabupaten Tempat Lahir Menurut

Kelompok Usia dan Jenis Kelamin

Kelompok

Usia

Jenis

Kelamin

Asal Kota/Kabupaten Tempat lahir Total

Surabaya Luar Surabaya

kurang dari 25

th

Laki-laki 0 1 1

Perempuan 0 1 1

Total 0 2 2

25 - 35 th

Laki-laki 0 4 4

Perempuan 1 3 4

Total 1 7 8

36 - 45 th

Laki-laki 0 3 3

Perempuan 2 4 6

Total 2 7 9

46 - 55 th Laki-laki 1 3 4

Total 1 3 4

lebih dari 55 th Perempuan 0 2 2

Total 0 2 2

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa

distribusi data tidak merata pada asal kota/kabupaten tempat lahir. Hal ini

disebabkan karena lebih banyak asal kota/kabupaten tempat lahir pengusaha

UMKM yang berasal dari luar Surabaya sebesar 21 responden dibandingkan

Page 4: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

37

Universitas Kristen Petra

dengan yang berasal dari Surabaya sebesar 4 responden. Sedangkan untuk

kelompok usia dan jenis kelamin diketahui bahwa distribusi data merata.

Selain itu, dapat terlihat bahwa jumlah terbesar terdapat pada responden

yang memiliki kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 9 responden, sedangkan

jumlah yang paling sedikit respondennya yang memiliki kelompok usia kurang

dari 25 tahun dan lebih dari 55 tahun yaitu masing-masing ada 2 responden.

Kemudian dari hasil tabulasi silang pada kelompok usia berdasarkan jenis

kelamin, diketahui responden yang memiliki usia kurang dari 25 tahun masing-

masing ada 1 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, untuk

responden yang memiliki usia 25-35 tahun masing-masing ada 4 responden yang

berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, untuk responden yang memiliki usia

36-45 tahun jumlah terbesar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 6

responden, untuk responden yang memiliki usia 46-55 tahun semuanya berjenis

kelamin laki-laki yaitu ada 4 responden dan untuk responden yang memiliki usia

lebih dari 55 tahun semuanya berjenis kelamin perempuan yaitu ada 2 responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada asal kota atau kabupaten tempat

lahir, berdasarkan kelompok usia kurang dari 25 tahun dihubungkan dengan jenis

kelamin, asal tempat lahir responden semuanya adalah luar Surabaya yaitu

sebanyak 2 responden, untuk kelompok usia 25-35 tahun dihubungkan dengan

jenis kelamin jumlah terbesar asal tempat lahir responden adalah luar Surabaya

yaitu sebanyak 7 responden, untuk kelompok usia 36-45 tahun dihubungkan

dengan jenis kelamin jumlah terbesar asal tempat lahir responden adalah luar

Surabaya yaitu sebanyak 7 responden, untuk kelompok usia 46-55 tahun

dihubungkan dengan jenis kelamin, asal tempat lahir responden semuanya adalah

luar Surabaya yaitu sebanyak 3 responden dan untuk kelompok usia lebih dari 55

tahun dihubungkan dengan jenis kelamin, asal tempat lahir responden semuanya

adalah luar Surabaya yaitu sebanyak 2 responden.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tabel 4.4 menggambarkan bahwa

pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk dari

luar kota Surabaya yang berusia 36-45 tahun dan memiliki jenis kelamin

perempuan. Tabel 4.4 ini didukung juga dengan pernyataan Alma (2008).

Terlebih hal ini disebabkan karena mengingat Surabaya sebagai kota metropolitan

Page 5: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

38

Universitas Kristen Petra

yang tentu saja menarik bagi setiap orang untuk mencoba peluang dalam

berwirausaha, terlebih adanya anggapan bahwa di kota peluang bisnis lebih

banyak dan bervariasi.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Menurut Kelompok

Usia dan Status Perkawinan

Kelompok Usia Status

Perkawinan

Jenjang pendidikan Total

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

kurang dari 25

th

kawin 0 1 0 1 2

Total 0 1 0 1 2

25 - 35 th

tidak kawin 0 0 1 0 1

kawin 2 1 3 1 7

Total 2 1 4 1 8

36 - 45 th

tidak kawin 0 1 0 0 1

kawin 1 2 3 2 8

Total 1 3 3 2 9

46 - 55 th kawin 3 1 0 0 4

Total 3 1 0 0 4

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa

distribusi data merata mulai dari lulusan SD, SMP, SMA hingga Perguruan

Tinggi, dengan sebaran 8 responden, 6 responden, 7 responden dan 4 responden,

begitu pula dengan kelompok usia yang memiliki distribusi data merata.

Sedangkan untuk yang status perkawinan distribusi data tidak merata karena

terdapat 23 responden yang kawin dan 2 responden belum kawin.

Tabel di atas juga dapat mengetahui bahwa jumlah terbesar responden

yang memiliki kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 9 responden, sedangkan

jumlah yang paling sedikit responden memiliki kelompok usia kurang dari 25

tahun dan lebih dari 55 tahun yaitu masing-masing ada 2 responden. Kemudian

dari hasil tabulasi silang pada kelompok usia berdasarkan status perkawinan,

diketahui responden yang memiliki usia kurang dari 25 tahun semuanya memiliki

status kawin yaitu ada 2 responden, untuk responden yang memiliki usia 25-35

tahun jumlah terbesar memiliki status kawin yaitu sebanyak 7 responden, untuk

responden yang memiliki usia 36-45 tahun jumlah terbesar memiliki status kawin

yaitu sebanyak 8 responden, untuk responden yang memiliki usia 46-55 tahun

Page 6: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

39

Universitas Kristen Petra

semuanya memiliki status kawin yaitu ada 4 responden dan untuk responden yang

memiliki usia lebih dari 55 tahun semuanya memiliki status kawin yaitu ada 2

responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada jenjang pendidikan, berdasarkan

kelompok usia kurang dari 25 tahun dihubungkan dengan status perkawinan,

jenjang pendidikan responden adalah SMP dan Perguruan Tinggi yaitu masing-

masing ada 1 responden, untuk kelompok usia 25-35 tahun dihubungkan dengan

status perkawinan jumlah terbesar jenjang pendidikan responden adalah SMA

yaitu sebanyak 4 responden, untuk kelompok usia 36-45 tahun dihubungkan

dengan status perkawinan jumlah terbesar jenjang pendidikan responden adalah

SMP dan SMA yaitu masing-masing ada 3 responden, untuk kelompok usia 46-55

tahun dihubungkan dengan status perkawinan jumlah terbesar jenjang pendidikan

responden adalah SD yaitu sebanyak 3 responden dan untuk kelompok usia lebih

dari 55 tahun dihubungkan dengan status perkawinan semuanya memiliki jenjang

pendidikan SD yaitu ada 2 responden.

Pendapat dari Alma (2008) ternyata sesuai dengan hasil pada tabel 4.5.

sehubungan dengan usia (lihat pada halaman 9). Begitu juga dengan pendapat dari

Robbins (2001, p. 36) sehubungan dengan status kawin (lihat pada halaman 9) dan

pendapat dari Hisrich (2008) sehubungan dengan jenjang pendidikan (lihat pada

halaman 9). Adapun gambaran yang dapat diambil dari tabel bahwa pengusaha

UMKM di Kecamatan Rungkut adalah penduduk dengan usia yang sudah matang

dengan jenjang pendidikan merata mulai dari lulusan SD sampai dengan lulusan

Perguruan Tinggi, karena usia sudah matang tentu saja pengusaha tersebut sudah

kawin. Berwiraswasta tentunya bukan hanya untuk mereka yang berpendidikan

tinggi, asalkan memiliki komitmen untuk berwirausaha pasti akan bisa

menjalankan bisnis dengan baik.

Page 7: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

40

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Asal Kota/Kabupaten Tempat Lahir Menurut Lama

Tinggal di Kecamatan Rungkut dan Orientasi Budaya

Lama tinggal di Kecamatan

Rungkut (Tahun)

Orientasi

Budaya

Asal Kota/Kabupaten

Tempat Lahir Total

Surabaya Luar Surabaya

1-10

Jawa 1 6 7

Tionghoa 0 1 1

Total 1 7 8

11-20 Jawa 0 10 10

Total 0 10 10

21-30 Jawa 0 3 3

Total 0 3 3

31-40 Jawa 1 1 2

Total 1 1 2

lebih dari 40 tahun Jawa 2 0 2

Total 2 0 2

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa

distribusi data tidak merata pada orientasi budaya dan asal kota/kabupaten tempat

lahir. Hal ini disebabkan karena jumlah terbesar responden merupakan

berorientasi budaya Jawa sebesar 24 responden dan hanya 1 responden yang

berorientasi budaya Tionghoa. Begitu juga dengan asal/kabupaten tempat lahir

dimana yang berasal dari luar Surabaya yaitu sebesar 21 responden sedangkan

responden yang berasal dari Surabaya yaitu sebesar 4 responden. Sedangkan

untuk lama tinggal di Kecamatan Rungkut distribusi data merata.

Selain itu berdasarkan tabel di atas juga, dapat diketahui bahwa jumlah

terbesar responden memiliki lama tinggal di Kecamatan Rungkut 11-20 tahun

yaitu sebanyak 10 responden, sedangkan jumlah yang paling sedikit responden

memiliki lama tinggal di Kecamatan Rungkut 31-40 tahun dan lebih dari 40 tahun

yaitu masing-masing ada 2 responden. Kemudian dari hasil tabulasi silang pada

lama tinggal di Kecamatan Rungkut berdasarkan orientasi budaya, diketahui

responden yang memiliki lama tinggal di Kecamatan Rungkut 1-10 tahun jumlah

terbesar berorientasi budaya Jawa yaitu sebanyak 7 responden, untuk responden

yang memiliki lama tinggal di Kecamatan Rungkut 11-20 tahun semuanya

berorientasi budaya Jawa yaitu ada 10 responden, untuk responden yang memiliki

Page 8: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

41

Universitas Kristen Petra

lama tinggal di Kecamatan Rungkut 21-30 tahun semuanya berorientasi budaya

Jawa yaitu ada 3 responden, untuk responden yang memiliki lama tinggal di

Kecamatan Rungkut 31-40 tahun semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu ada 2

responden dan untuk responden yang memiliki lama tinggal di Kecamatan

Rungkut lebih dari 40 tahun semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu ada 2

responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada asal kota atau kabupaten tempat

lahir, berdasarkan lama tinggal di Kecamatan Rungkut 1-10 tahun dihubungkan

dengan orientasi budaya, asal kota atau kabupaten tempat lahir responden jumlah

terbesar adalah luar Surabaya yaitu sebanyak 7 responden, untuk lama tinggal di

Kecamatan Rungkut 11-20 tahun dihubungkan dengan orientasi budaya semua

responden memiliki asal tempat lahir luar Surabaya yaitu ada 10 responden, untuk

lama tinggal di Kecamatan Rungkut 21-30 tahun dihubungkan dengan orientasi

budaya semua responden memiliki asal tempat lahir luar Surabaya yaitu ada 3

responden, untuk lama tinggal di Kecamatan Rungkut 31-40 tahun dihubungkan

dengan orientasi budaya masing-masing ada 1 responden yang memiliki asal

tempat lahir Surabaya dan luar Surabaya dan untuk lama tinggal di Kecamatan

Rungkut lebih dari 40 tahun dihubungkan dengan orientasi budaya semua

responden memiliki asal tempat lahir Surabaya yaitu ada 2 responden.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk dari luar Surabaya dengan

orientasi budaya Jawa dan mereka sudah tinggal di Kecamatan Rungkut cukup

lama yaitu antara 11 sampai dengan 20 tahun. Jumlah terbesar penduduk yang

urban artinya penduduk yang pindah dari desa ke kota terutama ke kota Surabaya,

adalah masyarakat Jawa, apalagi dari Jawa Timur sehingga mereka yang

berwirausaha di Kecamatan Rungkut dan berasal dari luar kota Surabaya adalah

memiliki orientasi budaya Jawa. Sedangkan untuk profil pengusaha berkaitan

dengan orientasi budaya ataupun lama tinggal di suatu tempat belum ada teorinya

sehingga belum bisa dikatakan mendukung atau tidak mendukung hasil penelitian.

Page 9: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

42

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Lama Tinggal di Kecamatan Rungkut Menurut

Kelompok Usia dan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Kelompok

Usia

Lama tinggal di Kecamatan Rungkut (Tahun) Total

1-10 11-20 21-30 31-40 lebih dari 40 tahun

Perempuan

kurang dari 25

th 1 0 0 0 0 1

25 - 35 th 2 1 0 1 0 4

36 - 45 th 1 4 0 0 1 6

lebih dari 55 th 0 1 0 1 0 2

Total 4 6 0 2 1 13

laki-laki

kurang dari 25

th 1 0 0 0 0 1

25 - 35 th 2 2 0 0 0 4

36 - 45 th 1 1 1 0 0 3

46 - 55 th 0 1 2 0 1 4

Total 4 4 3 0 1 12

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

merata mulai dari lama tinggal 1-10 tahun sampai lebih dari 40 tahun, dengan

sebaran 8 responden, 10 responden, 3 responden, 2 responden dan 2 responden.

Distribusi data merata juga untuk jenis kelamin dan kelompok usia.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar

responden memiliki kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 9 responden,

sedangkan jumlah yang paling sedikit responden memiliki kelompok usia kurang

dari 25 tahun dan lebih dari 55 tahun yaitu masing-masing ada 2 responden.

Kemudian dari hasil tabulasi silang pada kelompok usia berdasarkan jenis

kelamin, diketahui responden yang memiliki usia kurang dari 25 tahun masing-

masing ada 1 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, untuk

responden yang memiliki usia 25-35 tahun masing-masing ada 4 responden yang

berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, untuk responden yang memiliki usia

36-45 tahun jumlah terbesar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 6

responden, untuk responden yang memiliki usia 46-55 tahun semuanya berjenis

kelamin laki-laki yaitu ada 4 responden dan untuk responden yang memiliki usia

lebih dari 55 tahun semuanya berjenis kelamin perempuan yaitu ada 2 responden.

Page 10: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

43

Universitas Kristen Petra

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada lama tinggal di Kecamatan

Rungkut, berdasarkan kelompok usia kurang dari 25 tahun dihubungkan dengan

jenis kelamin, lama tinggal responden di Kecamatan Rungkut semuanya 1-10

tahun yaitu ada 2 responden, untuk kelompok usia 25-35 tahun dihubungkan

dengan jenis kelamin jumlah terbesar lama tinggal responden di Kecamatan

Rungkut adalah 1-10 tahun yaitu sebanyak 4 responden, untuk kelompok usia 36-

45 tahun dihubungkan dengan jenis kelamin jumlah terbesar lama tinggal

responden di Kecamatan Rungkut adalah 11-20 tahun yaitu sebanyak 5

responden, untuk kelompok usia 46-55 tahun dihubungkan dengan jenis kelamin

jumlah terbesar lama tinggal responden di Kecamatan Rungkut adalah 21-30

tahun yaitu sebanyak 2 responden dan untuk kelompok usia lebih dari 55 tahun

dihubungkan dengan jenis kelamin masing-masing ada 1 responden responden

yang lama tinggal di Kecamatan Rungkut adalah 11-20 tahun dan 31-40 tahun.

Tabel di atas menggambarkan bahwa pengusaha UMKM di Kecamatan

Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk yang sudah cukup lama tinggal di

Kecamatan Rungkut dan berusia 36-45 tahun dengan jenis kelamin perempuan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 dapat dikatakan bahwa pengusaha yang merasa sukses

dengan usahanya pasti akan tetap bertahan di Surabaya terutama di Kecamatan

Rungkut, sedangkan mereka yang gagal menjalani usahanya tentu saja akan

kembali ke daerahnya masing-masing. Tetapi terlebih dari semuanya untuk hasil

tabel di atas didukung dengan pendapat Alma (2008).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Menurut Kerabat Dekat/Famili

yang Pernah Memiliki UMKM dan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Kerabat dekat/famili

yang pernah memiliki

UMKM

Jenjang pendidikan Total

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Laki-laki

Adik/Kakak Kandung 3 3 2 1 9

Adik/Kakak Misanan 1 1 0 0 2

Lainnya 0 1 0 0 1

Total 4 5 2 1 12

Page 11: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

44

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Menurut Kerabat Dekat/Famili

yang Pernah Memiliki UMKM dan Jenis Kelamin (sambungan)

Jenis

Kelamin

Kerabat dekat/famili

yang pernah memiliki

UMKM

Jenjang pendidikan Total

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Perempuan

Ayah Kandung 0 0 1 1 2

Ibu Kandung 0 1 0 0 1

Ayah Mertua 1 0 0 0 1

Ibu Mertua 1 0 0 0 1

Adik/Kakak Kandung 0 0 2 1 3

Adik/Kakak Misanan 0 0 1 0 1

Lainnya 2 0 1 1 4

Total 4 1 5 3 13

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

merata antara jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan, dengan

sebaran 12 responden dan 13 responden. Tidak hanya itu saja tetapi juga untuk

jenjang pendidikan dan kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar kerabat

dekat/famili responden yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung

yaitu sebanyak 12 responden, sedangkan jumlah yang paling sedikit kerabat

dekat/famili responden yang pernah memiliki UMKM adalah ibu kandung, ayah

mertua dan ibu mertua yaitu masing-masing ada 1 responden. Kemudian dari hasil

tabulasi silang pada kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM

berdasarkan jenis kelamin, diketahui responden yang memiliki kerabat

dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ayah kandung semuanya

berjenis kelamin perempuan yaitu ada 2 responden, untuk responden yang

memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ibu kandung,

ayah mertua dan ibu mertua semuanya berjenis kelamin perempuan yaitu masing-

masing ada 1 responden, untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili

yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung jumlah terbesar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 9 responden, untuk responden yang

memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak

misanan jumlah terbesar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 2 responden

Page 12: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

45

Universitas Kristen Petra

dan untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki

UMKM adalah lainnya (selain yang telah disebutkan) jumlah terbesar berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 4 responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada jenjang pendidikan, berdasarkan

kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ayah kandung

dihubungkan dengan jenis kelamin, jenjang pendidikan responden adalah SMA

dan Perguruan Tinggi yaitu masing-masing ada 1 responden, untuk kerabat

dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ibu kandung dihubungkan

dengan jenis kelamin, jenjang pendidikan responden adalah SMP yaitu ada 1

responden, untuk kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ayah

mertua dan ibu mertua dihubungkan dengan jenis kelamin, jenjang pendidikan

responden adalah SD yaitu masing-masing ada 1 responden, untuk kerabat

dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung

dihubungkan dengan jenis kelamin jumlah terbesar jenjang pendidikan responden

adalah SMA yaitu sebanyak 4 responden, untuk kerabat dekat/famili yang pernah

memiliki UMKM adalah adik/kakak misanan dihubungkan dengan jenis kelamin,

jenjang pendidikan responden adalah SD, SMP, SMA yaitu masing-masing ada 1

responden dan untuk kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah

lainnya (selain yang telah disebutkan) dihubungkan dengan jenis kelamin, jumlah

terbesar jenjang pendidikan responden adalah SD yaitu sebanyak 2 responden.

Pada penelitian tabel 4.8 didapatkan bahwa pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk yang memiliki famili

seresponden pengusaha terutama adik/kakak kandung dengan jenis kelamin laki-

laki dengan jenjang pendidikan yang merata mulai dari SD, SMP, SMA hingga

Perguruan Tinggi. Dan hasil tabel 4.8 tersebut ternyata sejalan dengan teori dari

Alma (2008, p. 33) dan Hisrich (2008).

Page 13: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

46

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Perkawinan Menurut Jenjang Pendidikan

dan Pekerjaan Sebelum Mengelola UMKM

Jenjang

pendidikan

Pekerjaan sebelum

mengelola UMKM

ini

Status perkawinan Total

tidak kawin kawin

SD

bukan pengangguran 0 7 7

pengangguran 0 1 1

Total 0 8 8

SMP

bukan pengangguran 1 4 5

pengangguran 0 1 1

Total 1 5 6

SMA bukan pengangguran 1 6 7

Total 1 6 7

Perguruan

Tinggi

bukan pengangguran 0 3 3

pengangguran 0 1 1

Total 0 4 4

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

tidak merata pada pekerjaan sebelum mengelola UMKM. Hal ini disebabkan

karena jumlah terbesar responden memiliki latar belakang yang telah mempunyai

pengalaman kerja atau pernah bekerja sebelum memulai usaha yaitu sebesar 23

responden sedangkan 2 responden memiliki latar belakang tidak memiliki

pengalaman kerja sebelum memulai wirausaha. Selain itu distribusi data juga

tidak merata pada status perkawinan, dimana terdapat 23 responden yang kawin

dan 2 responden belum kawin. Namun untuk jenjang pendidikan distribusi data

merata.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar

responden memiliki jenjang pendidikan SD yaitu sebanyak 8 responden,

sedangkan jumlah yang paling sedikit responden memiliki jenjang pendidikan

Perguruan Tinggi yaitu ada 4 responden. Kemudian dari hasil tabulasi silang pada

jenjang pendidikan berdasarkan pekerjaan sebelum mengelola UMKM, diketahui

responden yang memiliki jenjang pendidikan SD jumlah terbesar mempunyai

pekerjaan sebelum mengelola UMKM (bukan pengangguran) yaitu sebanyak 7

responden, untuk responden yang memiliki jenjang pendidikan SMP jumlah

terbesar mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (bukan pengangguran)

Page 14: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

47

Universitas Kristen Petra

yaitu sebanyak 5 responden, untuk responden yang memiliki jenjang pendidikan

SMA semuanya mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (bukan

pengangguran) yaitu ada 7 responden dan untuk responden yang memiliki jenjang

pendidikan Perguruan Tinggi jumlah terbesar mempunyai pekerjaan sebelum

mengelola UMKM (bukan pengangguran) yaitu sebanyak 3 responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada status perkawinan, berdasarkan

jenjang pendidikan SD dihubungkan dengan pekerjaan sebelum mengelola

UMKM, status perkawinan responden semuanya adalah kawin yaitu ada 8

responden, untuk jenjang pendidikan SMP dihubungkan dengan pekerjaan

sebelum mengelola UMKM jumlah terbesar status perkawinan responden adalah

kawin yaitu sebanyak 5 responden, untuk jenjang pendidikan SMA dihubungkan

dengan pekerjaan sebelum mengelola UMKM jumlah terbesar status perkawinan

responden adalah kawin yaitu sebanyak 6 responden dan untuk jenjang

pendidikan Perguruan Tinggi dihubungkan dengan pekerjaan sebelum mengelola

UMKM, status perkawinan responden semuanya adalah kawin yaitu ada 4

responden.

Sebelum mengelola UMKM ternyata para pengusaha ini bukanlah

pengangguran, ketertarikan untuk berwirausaha jumlah terbesar dimiliki oleh

penduduk dengan pendidikan SD dan SMA serta sudah kawin. Peneliti melihat

bahwa lulusan SD dan SMA biasanya bekerja sebagai karyawan swasta dengan

pekerjaan kasar, seperti kuli bangunan dan lain sebagainya, sehingga ketika ada

peluang untuk berwirausaha, tingkat pendidikan SD dan SMA lebih banyak

dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Begitu juga dengan hasil tabel 4.9 yang

didukung dengan teori yang berasal dari Hisrich (2008) dan Robbins (2001, p. 36)

serta Siagian (1992, p. 52).

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kerabat Dekat/Famili yang Pernah Memiliki

UMKM Menurut Asal Kota/Kabupaten Tempat Lahir dan Tingkatan Anak

Kerabat

dekat/famili yang

pernah memiliki

UMKM

asal

Kota/kabupaten

tempat lahir

Bapal/Ibu/Saudara adalah

anak yang ke (angka) Total

anak

pertama

bukan anak

pertama

Ayah Kandung luar surabaya 1 1 2

Total 1 1 2

Page 15: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

48

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kerabat Dekat/Famili yang Pernah Memiliki

UMKM Menurut Asal Kota/Kabupaten Tempat Lahir dan Tingkatan Anak

(sambungan)

Kerabat

dekat/famili yang

pernah memiliki

UMKM

asal

Kota/kabupaten

tempat lahir

Bapal/Ibu/Saudara adalah

anak yang ke (angka) Total

anak

pertama

bukan anak

pertama

Ibu Kandung luar surabaya 1 0 1

Total 1 0 1

Ayah Mertua luar surabaya 0 1 1

Total 0 1 1

Ibu Mertua luar surabaya 1 0 1

Total 1 0 1

Adik/Kakak

Kandung

Surabaya 0 3 3

luar surabaya 2 7 9

Total 2 10 12

Adik/Kakak

Misanan

luar surabaya 0 3 3

Total 0 3 3

Lainnya

Surabaya 0 1 1

luar surabaya 1 3 4

Total 1 4 5

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

tidak merata. Hal ini disebabkan karena jumlah terbesar responden terdapat pada

bukan anak pertama yaitu sebesar 19 responden sedangkan yang anak pertama

sebesar 6 responden. Begitu pula dengan asal kota/kabupaten tempat lahir, tetapi

untuk kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM distribusi data merata.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar kerabat

dekat/famili responden yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung

yaitu sebanyak 12 responden, sedangkan jumlah yang paling sedikit kerabat

dekat/famili responden yang pernah memiliki UMKM adalah ibu kandung, ayah

mertua dan ibu mertua yaitu masing-masing ada 1 responden. Kemudian dari hasil

tabulasi silang pada kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM

berdasarkan asal kota atau kabupaten tempat lahir, diketahui responden yang

memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ayah

kandung semuanya mempunyai asal tempat lahir luar Surabaya yaitu ada 2

Page 16: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

49

Universitas Kristen Petra

responden, untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang pernah

memiliki UMKM adalah ibu kandung, ayah mertua dan ibu mertua semuanya

mempunyai asal tempat lahir luar Surabaya yaitu masing-masing ada 1 responden,

untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki

UMKM adalah adik/kakak kandung jumlah terbesar mempunyai asal tempat lahir

luar Surabaya yaitu sebanyak 9 responden, untuk responden yang memiliki

kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak misanan

semuanya mempunyai asal tempat lahir luar Surabaya yaitu ada 3 responden dan

untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang pernah memiliki

UMKM adalah lainnya (selain yang telah disebutkan) jumlah terbesar mempunyai

asal tempat lahir luar Surabaya yaitu ada 4 responden.

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada tingkatan anak, berdasarkan

kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ayah kandung

dihubungkan dengan asal kota atau kabupaten tempat lahir, masing-masing ada 1

responden responden yang merupakan anak pertama dan bukan anak pertama,

untuk kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah ibu kandung

dihubungkan dengan asal tempat lahir, responden merupakan anak pertama yaitu

ada 1 responden, untuk kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah

ayah mertua dihubungkan dengan asal tempat lahir, responden bukan merupakan

anak pertama yaitu ada 1 responden, untuk kerabat dekat/famili yang pernah

memiliki UMKM adalah ibu mertua dihubungkan dengan asal tempat lahir,

responden merupakan anak pertama yaitu ada 1 responden, untuk kerabat

dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung

dihubungkan dengan asal tempat lahir jumlah terbesar bukan merupakan anak

pertama yaitu sebanyak 10 responden, untuk kerabat dekat/famili yang pernah

memiliki UMKM adalah adik/kakak misanan dihubungkan dengan asal tempat

lahir, responden bukan merupakan anak pertama yaitu ada 3 responden dan untuk

kerabat dekat/famili yang pernah memiliki UMKM adalah lainnya (selain yang

telah disebutkan) dihubungkan dengan asal tempat lahir, jumlah terbesar bukan

merupakan anak pertama yaitu sebanyak 4 responden.

Gambaran yang dapat diambil dari tabel di atas adalah pengusaha UMKM

di Kecamatan Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk yang memiliki famili

Page 17: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

50

Universitas Kristen Petra

seresponden pengusaha, terutama adik/kakak kandung yang berasal dari luar kota

Surabaya dan bukan merupakan anak pertama. Biasanya kalau ada saudara baik

kakak atau adik kandung yang sukses berwirausaha di kota besar, maka saudara

yang lain juga akan mengikuti terutama sebagai anak kedua dan seterusnya akan

lebih melihat kakak kandung mereka yang telah sukses berwirausaha di kota besar

seperti Surabaya. Hasil tabel 4.10 ini semakin mendukung teori dari Alma (2008)

yang latar belakang keluarga.

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tingkatan Anak Menurut Pekerjaan Sebelum

Mengelola UMKM dan Orientasi Budaya

Pekerjaan sebelum

mengelola UMKM

ini

Orientasi

Budaya

Bapak/Ibu/Saudara adalah anak

yang ke (angka) Total

anak

pertama

bukan anak

pertama

bukan

pengangguran

Jawa 5 17 22

Total 5 17 22

pengangguran

Jawa 1 1 2

Tionghoa 0 1 1

Total 1 2 3

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

tidak merata. Hal ini disebabkan karena jumlah terbesar responden berorientasi

budaya Jawa yaitu sebesar 24 responden sedangkan 1 responden berorientasi

budaya Tionghoa. Begitu juga dengan posisi anak ke berapa dan latar belakang

pekerjaan sebelum mengelola UMKM yang memiliki distribusi data juga tidak

merata.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar

responden mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (bukan

pengangguran) yaitu sebanyak 22 responden, sedangkan responden yang tidak

mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (pengangguran) ada sebanyak

3 responden. Kemudian dari hasil tabulasi silang pada pekerjaan sebelum

mengelola UMKM berdasarkan orientasi budaya, diketahui responden yang

mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (bukan pengangguran)

semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu ada 22 responden dan untuk responden

Page 18: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

51

Universitas Kristen Petra

yang tidak mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM (pengangguran)

jumlah terbesar berorientasi budaya Jawa yaitu sebanyak 2 responden. Sedangkan

dari hasil tabulasi silang pada tingkatan anak, berdasarkan mempunyai pekerjaan

sebelum mengelola UMKM (bukan pengangguran) dihubungkan dengan orientasi

budaya jumlah terbesar responden bukan anak pertama yaitu sebanyak 17

responden dan untuk tidak mempunyai pekerjaan sebelum mengelola UMKM

(pengangguran) dihubungkan dengan orientasi budaya jumlah terbesar responden

bukan anak pertama yaitu sebanyak 2 responden.

Sebelum mengelola UMKM ternyata para pengusaha ini bukanlah

pengangguran, ketertarikan untuk berwirausaha jumlah terbesar dimiliki oleh

penduduk dengan orientasi budaya Jawa dan bukan merupakan anak pertama.

Peneliti melihat bahwa jumlah terbesar penduduk yang urban artinya penduduk

yang pindah dari desa ke kota, terutama Surabaya adalah masyarakat Jawa,

apalagi dari Jawa Timur sehingga mereka yang berwirausaha di Kecamatan

Rungkut dan bukan merupakan anak pertama adalah memiliki orientasi budaya

Jawa. Dengan begitu hasil tabel 4.11 mendukung teori dari Siagian (1992, p. 52)

terkait dengan pengalaman pekerjaan.

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Status Perkawinan Menurut Kerabat Dekat/Famili

yang Saat ini Masih Memiliki UMKM dan Orientasi Budaya

Kerabat dekat/famili

yang saat ini masih

memiliki UMKM

Orientasi

Budaya

Status perkawinan Total

tidak kawin kawin

Ayah Kandung

Jawa 0 1 1

Tionghoa 0 1 1

Total 0 2 2

Ibu Kandung Jawa 0 1 1

Total 0 1 1

Ayah Mertua Jawa 0 1 1

Total 0 1 1

Paman/Bibi Jawa 0 1 1

Total 0 1 1

Adik/Kakak

Kandung

Jawa 2 8 10

Total 2 8 10

Adik/Kakak

Misanan

Jawa 0 3 3

Total 0 3 3

Page 19: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

52

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Status Perkawinan Menurut Kerabat Dekat/Famili

yang Saat ini Masih Memiliki UMKM dan Orientasi Budaya (sambungan)

Kerabat dekat/famili

yang saat ini masih

memiliki UMKM

Orientasi

Budaya

Status perkawinan Total

tidak kawin kawin

Lainnya Jawa 0 7 7

Total 0 7 7

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa distribusi data

tidak merata. Hal ini disebabkan karena jumlah terbesar responden sudah kawin

yaitu sebesar 23 responden sedangkan 2 responden yang belum kawin. Distribusi

tidak merata juga terjadi pada orientasi budaya, sedangkan untuk kerabat

dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM distribusi data merata.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah terbesar (jumlah

terbesar) kerabat dekat/famili responden yang saat ini masih memiliki UMKM

adalah adik/kakak kandung yaitu sebanyak 10 responden, sedangkan jumlah yang

paling sedikit kerabat dekat/famili responden yang saat ini masih memiliki

UMKM adalah ibu kandung, ayah mertua dan paman/bibi yaitu masing-masing

ada 1 responden. Kemudian dari hasil tabulasi silang pada kerabat dekat/famili

yang saat ini masih memiliki UMKM berdasarkan orientasi budaya, diketahui

responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki

UMKM adalah ayah kandung masing-masing ada 1 responden yang berorientasi

budaya Jawa dan Tionghoa, untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili

yang saat ini masih memiliki UMKM adalah ibu kandung, ayah mertua dan

paman/bibi semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu masing-masing ada 1

responden, untuk responden yang memiliki kerabat dekat/famili yang saat ini

masih memiliki UMKM adalah adik/kakak kandung semuanya berorientasi

budaya Jawa yaitu ada 10 responden, untuk responden yang memiliki kerabat

dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM adalah adik/kakak misanan

semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu ada 3 responden dan untuk responden

yang memiliki kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM adalah

lainnya (selain yang telah disebutkan) semuanya berorientasi budaya Jawa yaitu

ada 7 responden.

Page 20: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

53

Universitas Kristen Petra

Sedangkan dari hasil tabulasi silang pada status perkawinan, berdasarkan

kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM adalah ayah kandung

dihubungkan dengan orientasi budaya, semuanya memiliki status kawin yaitu ada

2 responden, untuk kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM

adalah ibu kandung, ayah mertua dan paman/bibi dihubungkan dengan orientasi

budaya, semuanya memiliki status kawin yaitu masing-masing ada 1 responden,

untuk kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM adalah

adik/kakak kandung dihubungkan dengan orientasi budaya jumlah terbesar

memiliki status kawin yaitu sebanyak 8 responden, untuk kerabat dekat/famili

yang saat ini masih memiliki UMKM adalah adik/kakak misanan dihubungkan

dengan orientasi budaya, semuanya memiliki status kawin yaitu ada 3 responden

dan untuk kerabat dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM adalah

lainnya (selain yang telah disebutkan) dihubungkan dengan orientasi budaya

semuanya memiliki status kawin yaitu ada 7 responden.

Sehingga dapat digambarkan dari tabel di atas adalah pengusaha UMKM

di Kecamatan Rungkut jumlah terbesar adalah penduduk yang memiliki

kerabat/famili seresponden pengusaha terutama adik/kakak kandung yang sudah

kawin dan merupakan penduduk dengan orientasi budaya Jawa. Hal ini

diakibatkan karena kebiasaan ketika melihat saudara baik kakak atau adik

kandung yang sukses berwirausaha di kota besar, maka saudara yang lain juga

akan mengikuti, seperti anak kedua dan seterusnya akan lebih melihat kakak

kandung mereka yang telah sukses berwirausaha di kota besar missal di Surabaya,

dan hal ini biasanya dilakukan oleh penduduk dengan orientasi budaya Jawa.

Hasil tabel mendukung pernyataan Alma (2008, p. 33) sehubungan dengan

dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, dan mendukung juga teori Siagian

(1992, p. 52) sehubungan dengan pengalaman pekerjaan.

4.2 Mendeskripsikan Atribut Kewirausahaan yang Dimiliki oleh

Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut

4.2.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM dengan Atribut

Kewirausahaan yang Dimiliki oleh Pengusaha UMKM di Kecamatan

Rungkut

Page 21: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

54

Universitas Kristen Petra

Sebelum dilakukan analisa statistik tentang deskripsi atribut

kewirausahaan, peneliti akan menganalisis atribut kewirausahaan berdasarkan

profil pengusaha. Berikut adalah atribut kewirausahaan berdasarkan profil

pengusaha.

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Atribut

Kewirausahaan

Jenis

Kelamin N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Laki-laki 12 4,00 0,72 17,88% 2,50 5,00

Perempuan 13 4,15 0,72 17,31% 3,00 5,00

Risk taking Laki-laki 12 4,15 0,52 12,44% 3,25 5,00

Perempuan 13 3,56 1,03 28,83% 1,00 5,00

Proactiveness Laki-laki 12 3,73 0,53 14,13% 2,75 4,50

Perempuan 13 3,75 0,76 20,37% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

Laki-laki 12 2,40 0,88 36,48% 1,00 3,75

Perempuan 13 2,69 0,84 31,09% 1,50 4,75

Autonomy Laki-laki 12 3,65 0,59 16,12% 2,25 4,25

Perempuan 13 3,75 0,74 19,63% 2,00 4,75

Org.

Innovativeness

Laki-laki 12 3,48 0,66 18,90% 2,00 4,60

Perempuan 13 3,42 0,73 21,28% 1,80 4,20

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada atribut kewirausahaan

innovativeness, diketahui responden berjenis kelamin laki-laki memiliki nilai

mean sebesar 4,00 dengan koefisien variasi sebesar 17,88% dan responden

berjenis kelamin perempuan memiliki nilai mean sebesar 4,15 dengan koefisien

variasi sebesar 17,31%. Hal ini menunjukkan bahwa innovativeness yang

merupakan daya guna sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif. Sehingga

dari hasil dapat disimpulkan bahwa responden perempuan memiliki

innovativeness yang lebih tinggi dari pada responden laki-laki. Pada atribut

kewirausahaan risk taking, diketahui responden berjenis kelamin laki-laki

memiliki nilai mean sebesar 4,15 dengan koefisien variasi sebesar 12,44% dan

responden berjenis kelamin perempuan memiliki nilai mean sebesar 3,56 dengan

koefisien variasi sebesar 28,83%. Risk taking yang berarti pengambilan resiko

atau konsekuensi dari suatu tindakan. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan

Page 22: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

55

Universitas Kristen Petra

bahwa responden laki-laki memiliki risk taking yang lebih tinggi dari pada

responden perempuan. Pada atribut kewirausahaan proactiveness, diketahui

responden berjenis kelamin laki-laki memiliki nilai mean sebesar 3,73 dengan

koefisien variasi sebesar 14,13% dan responden berjenis kelamin perempuan

memiliki nilai mean sebesar 3,75 dengan koefisien variasi sebesar 20,37%. Dalam

hal ini proactiveness berarti suatu upaya untuk dapat memberikan pengaruh dalam

lingkungan. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden laki-

laki memiliki proactiveness yang lebih besar dari pada responden perempuan.

Pada atribut kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui responden

berjenis kelamin laki-laki memiliki nilai mean sebesar 2,40 dengan koefisien

variasi sebesar 36,48% dan responden berjenis kelamin perempuan memiliki nilai

mean sebesar 2,69 dengan kofisien variasi sebesar 31,09%. Dalam hal ini

competitive aggressiveness berarti bagaimana mereaksikan kecenderungan

kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar. Sehingga dari hasil dapat

disimpulkan bahwa responden perempuan memiliki competitive aggressiveness

yang lebih tinggi dari pada responden laki-laki. Pada atribut kewirausahaan

autonomy, diketahui responden berjenis kelamin laki-laki memiliki nilai mean

sebesar 3,65 dengan koefisien variasi sebesar 16,12% dan responden berjenis

kelamin perempuan memiliki nilai mean sebesar 3,75 dengan koefisien variasi

sebesar 19,63%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja mempunyai kebijakan

dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka yang mereka yakini paling

efektif. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa responden laki-laki memiliki

autonomy yang lebih besar dari pada responden perempuan. Pada atribut

kewirausahaan org. innovativeness, diketahui responden berjenis kelamin laki-laki

memiliki nilai mean sebesar 3,48 dengan koefisien variasi sebesar 18,90% dan

responden berjenis kelamin perempuan memiliki nilai mean sebesar 3,42 dengan

koefisien variasi sebesar 21,28%. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa

responden laki-laki memiliki org. innovativeness yang lebih tinggi dari pada

responden perempuan. Dalam hal ini belum ada teori yang mengkaitkan antara

profil pengusaha jenis kelamin dengan atribut kewirausahaan.

Page 23: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

56

Universitas Kristen Petra

2. Asal Kota/Kabupaten Tempat Lahir

Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Asal

Kota/Kabupaten Tempat Lahir

Atribut

Kewirausahaan Asal Tempat Lahir N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Surabaya 4 3,81 1,03 26,97% 2,50 5,00

luar surabaya 21 4,13 0,65 15,74% 3,00 5,00

Risk taking Surabaya 4 3,19 1,46 45,90% 1,00 4,00

luar surabaya 21 3,96 0,68 17,19% 2,75 5,00

Proactiveness Surabaya 4 3,63 0,32 8,90% 3,25 4,00

luar surabaya 21 3,76 0,70 18,50% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

Surabaya 4 2,31 0,66 28,43% 1,75 3,25

luar surabaya 21 2,60 0,89 34,26% 1,00 4,75

Autonomy Surabaya 4 3,31 0,97 29,15% 2,00 4,25

luar surabaya 21 3,77 0,59 15,52% 2,25 4,75

Org.

Innovativeness

Surabaya 4 2,65 0,89 33,40% 1,80 3,60

luar surabaya 21 3,60 0,54 14,91% 2,60 4,60

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada atribut kewirausahaan

innovativeness, responden yang berasal dari Surabaya memiliki nilai mean sebesar

3,81 dengan koefisien variasi sebesar 26,97% dan responden yang berasal dari

luar Surabaya memiliki nilai mean sebesar 4,13 dengan koefisien variasi sebesar

15,74%. Hal ini menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna

sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif dari pengusaha yang berasal dari

luar Surabaya lebih tinggi dari pada responden yang berasal dari Surabaya. Pada

atribut kewirausahaan risk taking, diketahui responden yang berasal dari Surabaya

memiliki nilai mean sebesar 3,19 dengan koefisien variasi sebesar 45,90% dan

responden yang berasal dari luar Surabaya memiliki nilai mean sebesar 3,96

dengan koefisien variasi sebesar 17,19%. Risk taking yang berarti pengambilan

resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha yang berasal dari luar

Surabaya yang lebih tinggi dari pada pengusaha yang berasal dari Surabaya. Pada

atribut kewirausahaan proactiveness, diketahui responden yang berasal dari

Surabaya memiliki nilai mean sebesar 3,63 dengan koefisien variasi sebesar

8,90% dan responden yang berasal dari luar Surabaya memiliki nilai mean sebesar

3,76 dengan koefisien variasi sebesar 8,90%. Dalam hal ini proactiveness berarti

Page 24: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

57

Universitas Kristen Petra

suatu upaya untuk dapat memberikan pengaruh dalam lingkungan dari pengusaha

yang berasal dari Surabya memiliki proactiveness yang lebih besar dari pada

pengusaha yang berasal dari luar Surabaya. Pada atribut kewirausahaan

competitive aggressiveness, diketahui responden yang berasal dari Surabaya

memiliki nilai mean sebesar 2,31 dengan koefisien variasi sebesar 28,43% dan

responden yang berasal dari luar Surabaya memiliki nilai mean sebesar 2,60

dengan kofisien variasi sebesar 34,26%. Dalam hal ini competitive aggressiveness

berarti bagaimana mereaksikan kecenderungan kompetitif dan permintaan yang

telah ada pada pasar dari pengusaha yang berasal dari Surabaya lebih besar dari

pada pengusaha yang berasal dari luar Surabaya. Pada atribut kewirausahaan

autonomy, diketahui responden yang berasal dari Surabaya memiliki nilai mean

sebesar 3,31 dengan koefisien variasi sebesar 29,15% dan responden yang berasal

dari luar Surabaya memiliki nilai mean sebesar 15,52 dengan koefisien variasi

sebesar 15,52%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja mempunyai kebijakan

dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka yang mereka yakini paling

efektif dari pengusaha yang berasal dari luar Surabaya lebih besar dari pada

pengusaha dari Surabaya. Pada atribut kewirausahaan org. innovativeness,

diketahui responden yang berasal dari Surabaya memiliki nilai mean sebesar 2,65

dengan koefisien variasi sebesar 33,40% dan responden yang berasal dari luar

Surabaya memiliki nilai mean sebesar 3,60 dengan koefisien variasi sebesar

14,91%. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa pengusaha dari luar

Surabaya memiliki org. innovativeness yang lebih tinggi dari pada pengusaha dari

Surabaya. Untuk hasil tabel 4.14 ini ternyata juga belum ada teori yang

mendukung sehingga hasil tabel merupakan penelitian yang baru.

3. Kelompok Usia

Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Kelompok

Usia

Atribut

Kewirausahaan Usia N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Usia produktif 19 4,17 0,66 15,74% 3,00 5,00

Usia kurang produktif 6 3,79 0,84 22,23% 2,50 5,00

Risk taking Usia produktif 19 3,93 0,92 23,28% 1,00 5,00

Usia kurang produktif 6 3,54 0,62 17,53% 2,75 4,00

Page 25: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

58

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Kelompok

Usia (sambungan)

Atribut

Kewirausahaan Usia N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Proactiveness Usia produktif 19 3,80 0,66 17,34% 2,50 5,00

Usia kurang produktif 6 3,54 0,62 17,53% 2,50 4,25

Competitive

aggressiveness

Usia produktif 19 2,67 0,92 34,47% 1,00 4,75

Usia kurang produktif 6 2,17 0,44 20,21% 1,75 3,00

Autonomy Usia produktif 19 3,62 0,68 18,76% 2,00 4,50

Usia kurang produktif 6 3,96 0,56 14,08% 3,25 4,75

Org.

Innovativeness

Usia produktif 19 3,53 0,67 18,93% 1,80 4,60

Usia kurang produktif 6 3,20 0,73 22,71% 2,00 4,00

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada atribut kewirausahaan

innovativeness, responden yang berusia produktif memiliki nilai mean sebesar

4,17 dengan koefisien variasi sebesar 15,74% dan responden yang berusia kurang

produktif memiliki nilai mean sebesar 3,79 dengan koefisien variasi sebesar

22,23%. Hal ini menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna

sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif dari pengusaha yang berusia

produktif lebih tinggi dari pada responden yang berusia kurang produktif. Pada

atribut kewirausahaan risk taking, diketahui responden yang berusia produktif

memiliki nilai mean sebesar 3,93 dengan koefisien variasi sebesar 23,28% dan

responden yang berusia kurang produktif memiliki nilai mean sebesar 3,54

dengan koefisien variasi sebesar 17,53%. Risk taking yang berarti pengambilan

resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha yang berusia produktif

yang lebih tinggi dari pada pengusaha yang berusia kurang produktif. Pada atribut

kewirausahaan proactiveness, diketahui responden yang berusia produktif

memiliki nilai mean sebesar 3,80 dengan koefisien variasi sebesar 17,34% dan

responden yang berusia kurang produktif memiliki nilai mean sebesar 3,54

dengan koefisien variasi sebesar 17,53%. Dalam hal ini proactiveness berarti

suatu upaya untuk dapat memberikan pengaruh dalam lingkungan dari pengusaha

yang berusia produktif memiliki proactiveness yang lebih besar dari pada

pengusaha yang berusia kurang produktif. Pada atribut kewirausahaan competitive

aggressiveness, diketahui responden yang berusia produktif memiliki nilai mean

Page 26: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

59

Universitas Kristen Petra

sebesar 2,67 dengan koefisien variasi sebesar 34,47% dan responden yang berusia

kurang produktif memiliki nilai mean sebesar 2,17 dengan kofisien variasi sebesar

20,21%. Dalam hal ini competitive aggressiveness berarti bagaimana mereaksikan

kecenderungan kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar dari

pengusaha yang berusia produktif lebih besar dari pada pengusaha yang berusia

kurang produktif. Pada atribut kewirausahaan autonomy, diketahui responden

yang berusia produktif memiliki nilai mean sebesar 3,62 dengan koefisien variasi

sebesar 18,76% dan responden yang berusia kurang produktif memiliki nilai mean

sebesar 3,96 dengan koefisien variasi sebesar 14,08%. Dalam hal ini autonomy

berarti pekerja mempunyai kebijakan dalam mengambil keputusan tentang cara

kerja mereka yang mereka yakini paling efektif dari pengusaha yang berusia

kurang produktif lebih besar dari pada pengusaha yang berusia produktif. Pada

atribut kewirausahaan org. innovativeness, diketahui responden yang berusia

produktif memiliki nilai mean sebesar 3,53 dengan koefisien variasi sebesar

18,93% dan responden yang berusia kurang produktif memiliki nilai mean sebesar

3,20 dengan koefisien variasi sebesar 22,71%. Sehingga dari hasil dapat

disimpulkan bahwa pengusaha yang berusia produktif memiliki org.

innovativeness yang lebih tinggi dari pada pengusaha berusia kurang produktif.

Dalam hal ini ternyata sesuai dengan teori yang telah ada yaitu menurut Alma

(2008) berkaitan dengan usia.

4. Status Perkawinan

Tabel 4.16 Statistik Deksriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Status

Perkawinan

Atribut

Kewirausahaan Status Perkawinan N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness tidak kawin 2 4,50 0,71 15,71% 4,00 5,00

kawin 23 4,04 0,71 17,55% 2,50 5,00

Risk taking tidak kawin 2 4,50 0,71 15,71% 4,00 5,00

kawin 23 3,78 0,86 22,75% 1,00 5,00

Proactiveness tidak kawin 2 4,00 0,35 8,84% 3,75 4,25

kawin 23 3,72 0,67 17,94% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

tidak kawin 2 2,50 1,06 42,43% 1,75 3,25

kawin 23 2,55 0,86 33,64% 1,00 4,75

Page 27: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

60

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.16 Statistik Deksriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Status

Perkawinan (sambungan)

Atribut

Kewirausahaan Status Perkawinan N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Autonomy tidak kawin 2 3,88 0,18 4,56% 3,75 4,00

kawin 23 3,68 0,68 18,55% 2,00 4,75

Org.

Innovativeness

tidak kawin 2 4,10 0,71 17,25% 3,60 4,60

kawin 23 3,39 0,66 19,60% 1,80 4,20

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada atribut kewirausahaan

innovativeness, responden yang tidak kawin memiliki nilai mean sebesar 4,50

dengan koefisien variasi sebesar 15,71% dan responden yang kawin memiliki

nilai mean sebesar 4,04 dengan koefisien variasi sebesar 17,55%. Hal ini

menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna sumber ekonomi

ke arah yang lebih produktif dari pengusaha yang tidak kawin lebih tinggi dari

pada pengusaha yang kawin. Pada atribut kewirausahaan risk taking, diketahui

responden yang tidak kawin memiliki nilai mean sebesar 4,50 dengan koefisien

variasi sebesar 15,71% dan responden yang kawin memiliki nilai mean sebesar

3,78 dengan koefisien variasi sebesar 22,75%. Risk taking yang berarti

pengambilan resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha yang

tidak kawin yang lebih tinggi dari pada pengusaha yang kawin. Pada atribut

kewirausahaan proactiveness, diketahui responden yang tidak kawin memiliki

nilai mean sebesar 4,00 dengan koefisien variasi sebesar 8,84% dan responden

yang kawin memiliki nilai mean sebesar 3,72 dengan koefisien variasi sebesar

17,94%. Dalam hal ini proactiveness berarti suatu upaya untuk dapat memberikan

pengaruh dalam lingkungan dari pengusaha yang tidak kawin memiliki

proactiveness yang lebih besar dari pada pengusaha yang kawin. Pada atribut

kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui responden yang tidak kawin

memiliki nilai mean sebesar 2,50 dengan koefisien variasi sebesar 42,43% dan

responden yang kawin memiliki nilai mean sebesar 2,55 dengan kofisien variasi

sebesar 33,64%. Dalam hal ini competitive aggressiveness berarti bagaimana

mereaksikan kecenderungan kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar

dari pengusaha yang kawin lebih besar dari pada pengusaha yang tidak kawin.

Page 28: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

61

Universitas Kristen Petra

Pada atribut kewirausahaan autonomy, diketahui responden yang tidak kawin

memiliki nilai mean sebesar 3,88 dengan koefisien variasi sebesar 4,56% dan

responden yang kawin memiliki nilai mean sebesar 3,68 dengan koefisien variasi

sebesar 18,55%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja mempunyai kebijakan

dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka yang mereka yakini paling

efektif dari pengusaha yang tidak kawin lebih besar dari pada pengusaha yang

kawin. Pada atribut kewirausahaan org. innovativeness, diketahui responden yang

tidak kawin memiliki nilai mean sebesar 4,10 dengan koefisien variasi sebesar

17,25% dan responden yang kawin memiliki nilai mean sebesar 3,39 dengan

koefisien variasi sebesar 19,60%. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa

pengusaha yang tidak kawin memiliki org. innovativeness yang lebih tinggi dari

pada pengusaha kawin. Hasil tabel di atas didukung oleh pernyataan dari Robbins

(2001, p. 36).

5. Pendidikan

Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Pendidikan

Atribut

Kewirausahaan Pendidikan N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness

Pendidikan di bawah

SMA 14 4,11 0,78 18,91% 2,50 5,00

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 4,05 0,64 15,83% 3,00 5,00

Risk taking

Pendidikan di bawah

SMA 14 3,93 0,67 17,01% 2,75 5,00

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 3,73 1,08 29,00% 1,00 5,00

Proactiveness

Pendidikan di bawah

SMA 14 3,75 0,59 15,69% 2,50 4,50

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 3,73 0,75 20,00% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

Pendidikan di bawah

SMA 14 2,45 0,66 26,94% 1,75 3,75

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 2,68 1,07 39,79% 1,00 4,75

Autonomy

Pendidikan di bawah

SMA 14 3,71 0,63 16,87% 2,25 4,75

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 3,68 0,73 19,70% 2,00 4,50

Org.

Innovativeness

Pendidikan di bawah

SMA 14 3,50 0,67 19,12% 2,00 4,60

Pendidikan SMA dan

tinggi 11 3,38 0,72 21,40% 1,80 4,20

Sumber: data primer yang telah diolah

Page 29: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

62

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atribut

kewirausahaan innovativeness, responden yang berpendidikan di bawah SMA

memiliki nilai mean sebesar 4,11 dengan koefisien variasi sebesar 18,91% dan

responden yang berpendidikan SMA dan tinggi memiliki nilai mean sebesar 4,05

dengan koefisien variasi sebesar 15,83%. Hal ini menunjukkan bahwa

innovativeness yang merupakan daya guna sumber ekonomi ke arah yang lebih

produktif dari pengusaha yang berpendidikan SMA dan tinggi lebih besar dari

pada pengusaha yang berpendidikan di bawah SMA. Pada atribut kewirausahaan

risk taking, diketahui responden yang berpendidikan di bawah SMA memiliki

nilai mean sebesar 3,93 dengan koefisien variasi sebesar 17,01% dan responden

yang berpendidikan SMA dan tinggi memiliki nilai mean sebesar 3,73 dengan

koefisien variasi sebesar 29,00%. Risk taking yang berarti pengambilan resiko

atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha yang berpendidikan di bawah

SMA yang lebih besar dari pada pengusaha yang berpendidikan SMA dan tinggi.

Pada atribut kewirausahaan proactiveness, diketahui responden yang

berpendidikan di bawah SMA memiliki nilai mean sebesar 3,75 dengan koefisien

variasi sebesar 15,69% dan responden yang berpendidikan SMA dan tinggi

memiliki nilai mean sebesar 3,73 dengan koefisien variasi sebesar 20%. Dalam

hal ini proactiveness berarti suatu upaya untuk dapat memberikan pengaruh dalam

lingkungan dari pengusaha yang berpendidikan di bawah SMA memiliki

proactiveness yang lebih besar dari pada pengusaha yang berpendidikan SMA dan

tinggi. Pada atribut kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui

responden yang berpendidikan di bawah SMA memiliki nilai mean sebesar 2,45

dengan koefisien variasi sebesar 26,94% dan responden yang berpendidikan SMA

dan tinggi memiliki nilai mean sebesar 2,68 dengan kofisien variasi sebesar

39,79%. Dalam hal ini competitive aggressiveness berarti bagaimana mereaksikan

kecenderungan kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar dari

pengusaha yang berpendidikan SMA dan tinggi lebih besar dari pada pengusaha

yang berpendidikan di bawah SMA. Pada atribut kewirausahaan autonomy,

diketahui responden yang berpendidikan di bawah SMA memiliki nilai mean

sebesar 3,71 dengan koefisien variasi sebesar 16,87% dan responden yang

berpendidikan SMA dan tinggi memiliki nilai mean sebesar 3,68 dengan koefisien

Page 30: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

63

Universitas Kristen Petra

variasi sebesar 19,70%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja mempunyai

kebijakan dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka yang mereka

yakini paling efektif dari pengusaha yang berpendidikan di bawah SMA lebih

besar dari pada pengusaha yang berpendidikan SMA dan tinggi. Pada atribut

kewirausahaan org. innovativeness, diketahui responden yang berpendidikan di

bawah SMA memiliki nilai mean sebesar 3,50 dengan koefisien variasi sebesar

19,12% dan responden yang berpendidikan SMA dan tinggi memiliki nilai mean

sebesar 3,38 dengan koefisien variasi sebesar 21,40%. Sehingga dari hasil dapat

disimpulkan bahwa pengusaha yang berpendidikan di bawah SMA memiliki org.

innovativeness yang lebih tinggi dari pada pengusaha berpendidikan SMA dan

tinggi. Bagi jenjang pendidikan ternyata hasil tabel 4.17 sesuai dengan teori

menurut Hisrich (2008).

6. Orientasi Budaya

Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Orientasi

Budaya

Atribut

Kewirausahaan Orientasi budaya N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Jawa 24 4,13 0,68 16,57% 2,50 5,00

Tionghoa 1 3,00 . - 3,00 3,00

Risk taking Jawa 24 3,88 0,86 22,19% 1,00 5,00

Tionghoa 1 3,00 . - 3,00 3,00

Proactiveness Jawa 24 3,73 0,66 17,67% 2,50 5,00

Tionghoa 1 4,00 . - 4,00 4,00

Competitive

aggressiveness

Jawa 24 2,53 0,86 34,13% 1,00 4,75

Tionghoa 1 3,00 . - 3,00 3,00

Autonomy Jawa 24 3,69 0,67 18,13% 2,00 4,75

Tionghoa 1 4,00 . - 4,00 4,00

Org.

Innovativeness

Jawa 24 3,43 0,69 20,15% 1,80 4,60

Tionghoa 1 3,80 . - 3,80 3,80

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atribut

kewirausahaan innovativeness, responden dengan orientasi budaya jawa memiliki

nilai mean sebesar 4,13 dengan koefisien variasi sebesar 16,57% dan responden

dengan orientasi budaya Tionghoa memiliki nilai mean sebesar 3,00. Hal ini

Page 31: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

64

Universitas Kristen Petra

menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna sumber ekonomi

ke arah yang lebih produktif dari pengusaha dengan orientasi budaya jawa lebih

besar dari pada pengusaha dengan orientasi budaya tionghoa. Pada atribut

kewirausahaan risk taking, diketahui responden dengan orientasi budaya jawa

memiliki nilai mean sebesar 3,88 dengan koefisien variasi sebesar 22,19% dan

responden dengan orientasi budaya Tionghoa memiliki nilai mean sebesar 3. Risk

taking yang berarti pengambilan resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dari

pengusaha dengan orientasi budaya jawa yang lebih besar dari pada pengusaha

dengan orientasi budaya Tionghoa. Pada atribut kewirausahaan proactiveness,

diketahui responden dengan orientasi budaya jawa memiliki nilai mean sebesar

3,73 dengan koefisien variasi sebesar 17,67% dan responden dengan orientasi

budaya Tionghoa memiliki nilai mean sebesar 4. Dalam hal ini proactiveness

berarti suatu upaya untuk dapat memberikan pengaruh dalam lingkungan dari

pengusaha dengan orientasi budaya tionghoa memiliki proactiveness yang lebih

besar dari pada pengusaha dengan orientasi budaya jawa. Pada atribut

kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui responden dengan orientasi

budaya jawa memiliki nilai mean sebesar 2,53 dengan koefisien variasi sebesar

34,13% dan responden dengan orientasi budaya Tionghoa memiliki nilai mean

sebesar 3. Dalam hal ini competitive aggressiveness berarti bagaimana

mereaksikan kecenderungan kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar

dari pengusaha dengan orientasi budaya Tionghoa lebih besar dari pada

pengusaha dengan orientasi budaya jawa. Pada atribut kewirausahaan autonomy,

diketahui responden dengan orientasi budaya jawa memiliki nilai mean sebesar

3,69 dengan koefisien variasi sebesar 18,13% dan responden dengan orientasi

budaya Tionghoa memiliki nilai mean sebesar 3. Dalam hal ini autonomy berarti

pekerja mempunyai kebijakan dalam mengambil keputusan tentang cara kerja

mereka yang mereka yakini paling efektif dari pengusaha dengan orientasi budaya

Tionghoa lebih besar dari pada pengusaha dengan orientasi budaya Jawa. Pada

atribut kewirausahaan org. innovativeness, diketahui responden dengan orientasi

budaya Jawa memiliki nilai mean sebesar 3,43 dengan koefisien variasi sebesar

20,15% dan responden dengan orientasi budaya Tionghoa memiliki nilai mean

sebesar 3,80. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa pengusaha dengan

Page 32: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

65

Universitas Kristen Petra

orientasi budaya Tionghoa memiliki org. innovativeness yang lebih tinggi dari

pada pengusaha dengan orientasi budaya Jawa. Namun sayangnya belum ada teori

yang berhubungan dengan orientasi budaya sehingga merupakan hal yang baru.

7. Kerabat Dekat/Famili yang Pernah Memiliki UMKM

Tabel 4.19 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Kerabat

Dekat/Famili yang Pernah Memiliki UMKM

Atribut

Kewirausahaan

Kerabat yang pernah

memiliki UMKM N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Kerabat kandung 15 3,95 0,70 17,61% 2,50 5,00

Kerabat tidak kandung 10 4,28 0,71 16,64% 3,00 5,00

Risk taking Kerabat kandung 15 3,80 0,94 24,64% 1,00 5,00

Kerabat tidak kandung 10 3,90 0,77 19,86% 2,75 5,00

Proactiveness Kerabat kandung 15 3,82 0,53 13,89% 2,75 4,50

Kerabat tidak kandung 10 3,63 0,81 22,35% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

Kerabat kandung 15 2,48 0,83 33,49% 1,00 3,75

Kerabat tidak kandung 10 2,65 0,91 34,51% 2,00 4,75

Autonomy Kerabat kandung 15 3,52 0,68 19,46% 2,00 4,25

Kerabat tidak kandung 10 3,98 0,53 13,41% 3,00 4,75

Org.

Innovativeness

Kerabat kandung 15 3,41 0,76 22,31% 1,80 4,60

Kerabat tidak kandung 10 3,50 0,58 16,44% 2,60 4,20

(Sumber: data primer yang telah diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atribut

kewirausahaan innovativeness, responden dengan kerabat kandung yang pernah

memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,95 dengan koefisien variasi sebesar

17,61% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang pernah memiliki UKM

memiliki nilai mean sebesar 4,28 dengan koefisien variasi sebesar 16,64%. Hal ini

menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna sumber ekonomi

ke arah yang lebih produktif dari pengusaha dengan kerabat tidak kandung yang

pernah memiliki UKM lebih besar dari pada pengusaha dengan kerabat kandung

yang pernah memiliki UKM. Pada atribut kewirausahaan risk taking, diketahui

responden dengan kerabat kandung yang pernah memiliki UKM memiliki nilai

mean sebesar 3,80 dengan koefisien variasi sebesar 24,64% dan responden dengan

kerabat tidak kandung yang pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar

3,90 dengan koefisien variasi sebesar 19,86%. Risk taking yang berarti

Page 33: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

66

Universitas Kristen Petra

pengambilan resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha dengan

kerabat tidak kandung yang pernah memiliki UKM yang lebih besar dari pada

pengusaha dengan kerabat kandung yang pernah memiliki UKM. Pada atribut

kewirausahaan proactiveness, diketahui responden dengan kerabat kandung yang

pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,82 dengan koefisien variasi

sebesar 13,89% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang pernah

memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,63 dengan koefisien variasi sebesar

22,35%. Dalam hal ini proactiveness berarti suatu upaya untuk dapat memberikan

pengaruh dalam lingkungan dari pengusaha dengan kerabat kandung yang pernah

memiliki UKM memiliki proactiveness yang lebih besar dari pada pengusaha

dengan kerabat tidak kandung yang pernah memiliki UKM. Pada atribut

kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui responden dengan kerabat

kandung yang pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 2,48 dengan

koefisien variasi sebesar 33,49% dan responden dengan kerabat tidak kandung

yang pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 2,65 dengan kofisien

variasi sebesar 34,51%. Dalam hal ini competitive aggressiveness berarti

bagaimana mereaksikan kecenderungan kompetitif dan permintaan yang telah ada

pada pasar dari pengusaha dengan kerabat tidak kandung yang pernah memiliki

UKM lebih besar dari pada pengusaha dengan kerabat kandung yang pernah

memiliki UKM. Pada atribut kewirausahaan autonomy, diketahui responden

dengan kerabat kandung yang pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar

3,52 dengan koefisien variasi sebesar 19,46% dan responden dengan kerabat tidak

kandung yang pernah memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,98 dengan

koefisien variasi sebesar 13,41%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja

mempunyai kebijakan dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka

yang mereka yakini paling efektif dari pengusaha dengan kerabat tidak kandung

yang pernah memiliki UKM lebih besar dari pada pengusaha dengan kerabat

kandung yang pernah memiliki UKM. Pada atribut kewirausahaan org.

innovativeness, diketahui responden dengan kerabat kandung yang pernah

memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,41 dengan koefisien variasi sebesar

22,31% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang pernah memiliki UKM

memiliki nilai mean sebesar 3,50 dengan koefisien variasi sebesar 16,44%.

Page 34: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

67

Universitas Kristen Petra

Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa pengusaha dengan kerabat tidak

kandung yang pernah memiliki UKM memiliki org. innovativeness yang lebih

tinggi dari pada pengusaha dengan kerabat kandung yang pernah memiliki UKM.

Hasil ini sangat sesuai dengan pernyataan dari Alma (2008, p. 33) sehubungan

dengan latar belakang keluarga.

8. Kerabat Dekat/Famili yang Saat Ini Masih Memiliki UMKM

Tabel 4.20 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Berdasarkan Kerabat

Dekat/Famili yang Saat Ini Masih Memiliki UMKM

Atribut

Kewirausahaan Kerabat N Mean

Std.

Deviation

Koef.

Variasi Min Max

Innovativeness Kerabat kandung 13 3,92 0,75 19,01% 2,50 5,00

Kerabat tidak kandung 12 4,25 0,65 15,26% 3,00 5,00

Risk taking Kerabat kandung 13 3,79 1,01 26,65% 1,00 5,00

Kerabat tidak kandung 12 3,90 0,70 18,04% 2,75 5,00

Proactiveness Kerabat kandung 13 3,81 0,57 14,96% 2,75 4,50

Kerabat tidak kandung 12 3,67 0,74 20,21% 2,50 5,00

Competitive

aggressiveness

Kerabat kandung 13 2,31 0,74 32,24% 1,00 3,50

Kerabat tidak kandung 12 2,81 0,91 32,41% 2,00 4,75

Autonomy Kerabat kandung 13 3,48 0,73 20,83% 2,00 4,25

Kerabat tidak kandung 12 3,94 0,50 12,73% 3,00 4,75

Org.

Innovativeness

Kerabat kandung 13 3,35 0,80 23,87% 1,80 4,60

Kerabat tidak kandung 12 3,55 0,54 15,22% 2,60 4,20

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atribut

kewirausahaan innovativeness, responden dengan kerabat kandung yang saat ini

masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,92 dengan koefisien variasi

sebesar 19,01% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang saat ini masih

memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 4,25 dengan koefisien variasi sebesar

15,26%. Hal ini menunjukkan bahwa innovativeness yang merupakan daya guna

sumber ekonomi ke arah yang lebih produktif dari pengusaha dengan kerabat

tidak kandung yang saat ini masih memiliki UKM lebih besar dari pada

pengusaha dengan kerabat kandung yang saat ini masih memiliki UKM. Pada

atribut kewirausahaan risk taking, diketahui responden dengan kerabat kandung

yang saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,79 dengan

Page 35: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

68

Universitas Kristen Petra

koefisien variasi sebesar 26,65% dan responden dengan kerabat tidak kandung

yang saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,90 dengan

koefisien variasi sebesar 18,04%. Risk taking yang berarti pengambilan resiko

atau konsekuensi dari suatu tindakan dari pengusaha dengan kerabat tidak

kandung yang saat ini masih memiliki UKM yang lebih besar dari pada pengusaha

dengan kerabat kandung yang saat ini masih memiliki UKM. Pada atribut

kewirausahaan proactiveness, diketahui responden dengan kerabat kandung yang

saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,81 dengan koefisien

variasi sebesar 14,96% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang saat ini

masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,67 dengan koefisien variasi

sebesar 20,21%. Dalam hal ini proactiveness berarti suatu upaya untuk dapat

memberikan pengaruh dalam lingkungan dari pengusaha dengan kerabat kandung

yang saat ini masih memiliki UKM memiliki proactiveness yang lebih besar dari

pada pengusaha dengan kerabat tidak kandung yang saat ini masih memiliki

UKM. Pada atribut kewirausahaan competitive aggressiveness, diketahui

responden dengan kerabat kandung yang saat ini masih memiliki UKM memiliki

nilai mean sebesar 2,31 dengan koefisien variasi sebesar 32,24% dan responden

dengan kerabat tidak kandung yang saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai

mean sebesar 2,81 dengan kofisien variasi sebesar 32,41%. Dalam hal ini

competitive aggressiveness berarti bagaimana mereaksikan kecenderungan

kompetitif dan permintaan yang telah ada pada pasar dari pengusaha dengan

kerabat tidak kandung yang saat ini masih memiliki UKM lebih besar dari pada

pengusaha dengan kerabat kandung yang saat ini masih memiliki UKM. Pada

atribut kewirausahaan autonomy, diketahui responden dengan kerabat kandung

yang saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,48 dengan

koefisien variasi sebesar 20,83% dan responden dengan kerabat tidak kandung

yang saat ini masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,94 dengan

koefisien variasi sebesar 12,73%. Dalam hal ini autonomy berarti pekerja

mempunyai kebijakan dalam mengambil keputusan tentang cara kerja mereka

yang mereka yakini paling efektif dari pengusaha dengan kerabat tidak kandung

yang saat ini masih memiliki UKM lebih besar dari pada pengusaha dengan

kerabat kandung yang saat ini masih memiliki UKM. Pada atribut kewirausahaan

Page 36: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

69

Universitas Kristen Petra

org. innovativeness, diketahui responden dengan kerabat kandung yang saat ini

masih memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,35 dengan koefisien variasi

sebesar 23,87% dan responden dengan kerabat tidak kandung yang saat ini masih

memiliki UKM memiliki nilai mean sebesar 3,55 dengan koefisien variasi sebesar

15,22%. Sehingga dari hasil dapat disimpulkan bahwa pengusaha dengan kerabat

tidak kandung yang saat ini masih memiliki UKM memiliki org. innovativeness

yang lebih tinggi dari pada pengusaha dengan kerabat kandung yang saat ini

masih memiliki UKM. Begitu juga dengan hasil tabel di atas yang mendukung

teori Alma (2008, p. 33).

4.2.2 Mendeskripsikan Atribut Kewirausahaan yang Dimiliki oleh

Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut

Pada sub bab ini setelah mengamati dan membagikan kuisioner kepada 25

responden yaitu UMKM yang berada di Kecamatan Rungkut, akan dianalisa dan

dibahas secara berurutan mengenai deskripsi tentang atribut kewirausahaan yang

dimiliki oleh pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut yang meliputi atribut

innovativeness, risk taking, proactiveness, competitive aggressiveness, autonomy

dan org. innovativeness dengan penjelasan sebagai berikut.

a. Innovativeness

Tabel 4.21 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Innovativeness

N Min Max Mean

Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Mencari sendiri ide-ide

baru tentang produk dan

proses-proses bisnis

25 2 5 4,12 0,781 18,96%

Mendukung dan

mendorong munculnya

gagasan produk baru

25 3 5 4,20 0,764 18,18%

Mendukung dan

mendorong untuk mencoba

proses-proses baru

25 1 5 3,96 1,020 25,75%

Mendukung dan

mendorong kreartifitas

bagi munculnya produk

baru dan layanan baru

25 1 5 4,04 0,978 24,21%

Innovativeness 25 2,5 5 4,08 0,706 17,31%

Sumber: data primer yang telah diolah

Page 37: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

70

Universitas Kristen Petra

Rata-rata innovativeness yang dihasilkan adalah sebesar 4,08 dengan

standard deviasi 0,706. Hal ini menunjukkan bahwa data innovativeness beragam

yang ditunjukkan oleh koefisien keragaman sebesar 17,31%. Data yang beragam

tersebut juga dapat ditunjukkan dari minimum innovativeness sebesar 2,5 (tidak

setuju) dan maksimum innovativeness sebesar 5 (sangat setuju). Berdasarkan tabel

4.21 menjelaskan bahwa pengusaha UMKM memiliki atribut kewirausahaan yang

innovativeness atau berdaya gunanya sumber ekonomi ke arah yang lebih

produktif, dimana hasil tabel di atas pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut

memiliki faktor paling mendukung innovativeness, yaitu adanya dukungan dan

dorongan akan munculnya gagasan produk baru, ditunjukkan oleh nilai rata-rata

yang paling besar yaitu 4,20 dan koefisien keragaman yang paling kecil yaitu

18,18%.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut selalu mendukung karyawan dan mendorong munculnya

gagasan produk baru, tetapi kurang mendukung dan mendorong karyawan untuk

mencoba proses-proses baru.

b. Risk Taking

Tabel 4.22 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Risk Taking

N Min Max Mean

Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Harus memikul resiko

produk tidak laku jual 25 1 5 4,08 1,038 25,43%

Harus memikul resiko

perusahaan bakal

ditutup

25 1 5 3,96 1,020 25,75%

Harus memikul resiko

kerugian finansial 25 1 5 4,12 0,881 21,39%

Harus memikul resiko

akan dijauhi oleh

keluarga

25 1 5 3,20 1,225 38,27%

RiskTaking 25 1 5 3,84 0,860 22,39%

Sumber: data primer yang telah diolah

Adapun tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa rata-rata risk

taking yang dihasilkan adalah sebesar 3,84 dengan standard deviasi 0,860. Hal ini

menunjukkan bahwa data risk taking beragam yang ditunjukkan oleh koefisien

Page 38: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

71

Universitas Kristen Petra

keragaman sebesar 22,39%. Data yang beragam tersebut juga dapat ditunjukkan

dari minimum rik taking sebesar 1 (sangat tidak setuju) dan maksimum risk taking

sebesar 5 (sangat setuju). Adapun hasil tabel di atas menjelaskan bahwa

pengusaha UMKM memiliki tingkat risk taking yang paling mendukung, yaitu

pernyataan tentang pengusaha UMKM yang harus memikul resiko kerugian

finansial. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang paling besar yaitu 4,12 dan

koefisien keragaman yang paling kecil yaitu 21,39%.

Dengan begitu dapat memberikan gambaran bahwa pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut lebih berani memikul resiko kerugian finansial, karena bagi

mereka keberanian untuk mencoba peluang berwirausaha tentu saja akan memiliki

resiko yang tinggi terutama dari sisi keuangan, dimana berwirausaha tentunya

memerlukan modal dan jika produk yang dijual tidak laku berarti pengusaha akan

merugi.

c. Proactiveness

Tabel 4.23 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Proactiveness

N Min Max Mean Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Orang pertama yang berbuat

untuk mengamankan pangsa

pasar

25 2 5 3,72 1,021 27,46%

Melakukan tindakan antisipasi

terhadap permintaan dimasa

datang

25 3 5 3,92 0,702 17,92%

Berbuat lebih awal dan lebih

cepat dari pesaing untuk

mencapai sasaran

25 1 5 3,48 0,963 27,66%

Melakukan tindak lanjut dari

setiap eksekusi bisnis dalam

mencapai sasaran perusahaan

25 3 5 3,84 0,554 14,42%

Proactiveness 25 2,5 5 3,74 0,647 17,31%

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.23 menunjukkan bahwa rata-rata proactiveness yang

dihasilkan adalah sebesar 3,74 dengan standard deviasi 0,647. Hal ini

menunjukkan bahwa data proactiveness beragam yang ditunjukkan oleh koefisien

keragaman sebesar 17,31%. Data yang beragam tersebut juga dapat ditunjukkan

dari minimum proactiveness sebesar 2,5 (tidak setuju) dan maksimum

Page 39: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

72

Universitas Kristen Petra

proactiveness sebesar 5 (sangat setuju). Tabel di atas juga menjelaskan bahwa

tingkat proactiveness yang paling mendukung adalah pernyataan tentang

pengusaha UMKM yang melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi bisnis

dalam mencapai sasaran perusahaan, hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang

terbesar kedua yaitu 3,84 dan koefisien keragaman yang paling kecil yaitu

14,42%.

Sehingga gambaran dari tabel di atas adalah pengusaha UMKM

melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi bisnis dalam mencapai sasaran

perusahaan. Hal ini wajar saja terjadi karena sebagai pengusaha tentunya lebih

tahu bagaimana tindak lanjut dari setiap eksekusi yang dilakukan.

d. Competitive Aggressiveness

Tabel 4.24 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Competitive

Aggressiveness

N Min Max Mean Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Melakukan serangan secara

frontal untuk mengalahkan

pesaing

25 1 4 2,20 1,118 50,82%

Bertindak cepat melakukan

balasan terhadap perusahaan

lain menyerang posisi pasarnya

25 1 5 2,40 1,258 52,43%

Menarget pangsa pasar lebih

besar meski harus memotong

harga maupun keuntungan dari

laba

25 1 5 2,64 1,221 46,24%

Menganggarkan dana lebih

besar dari pesaing untuk

pemasaran, kualitas, dan

kapasitas pabrik agar pangsa

lebih besar

25 1 5 2,96 1,060 35,81%

Competitiveaggressiveness 25 1 4,75 2,55 0,851 33,37%

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel statistik deskriptif 4.24 menunjukkan bahwa rata-rata

competitiveaggressiveness yang dihasilkan adalah sebesar 2,55 dengan standard

deviasi 0,851. Hal ini menunjukkan bahwa data competitiveaggressiveness sangat

beragam yang ditunjukkan oleh koefisien keragaman sebesar 33,37%. Data yang

beragam tersebut juga dapat ditunjukkan dari minimum

Page 40: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

73

Universitas Kristen Petra

competitiveaggressiveness sebesar 1 (sangat tidak setuju) dan maksimum

competitiveaggressiveness sebesar 4,75 (sangat setuju). Dapat dikatakan bahwa

tingkat competitiveaggressiveness yang dimiliki pengusaha UMKM di Kecamatan

Rungkut adalah menganggarkan dana lebih besar dari pesaing untuk pemasaran,

kualitas, dan kapasitas pabrik agar pangsa lebih besar, hal ini ditunjukkan oleh

nilai rata-rata yang terbesar yaitu 2,96 dan koefisien keragaman yang paling kecil

yaitu 35,81%.

Secara keseluruhan Competitive Aggressiveness memiliki rata-rata yang

berada di kisaran angka 2. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha UMKM di

Kecamatan Rungkut kurang memiliki reaksi kecenderungan kompetitif dan

permintaan yang telah ada pada pasar.

e. Autonomy

Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Autonomy

N Min Max Mean Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Berani frontal dalam bersaing

menghadapi pendatang baru dan

pemain lama

25 1 5 3,12 1,236 39,60%

Mandiri dalam mengambil

keputusan agar konsep dan visi

bisnis kedepan bisa diwujudkan

25 2 5 4,00 0,764 19,09%

Menciptakan satuan kerja

mandiri dan mengambil tindakan

independen agar lebih efektif

dalam mengatasi kesulitan

25 2 5 4,00 0,764 19,09%

Mandiri dalam mengatasi

kesulitan meski tidak ada

dukungan dan koodinasi dari

manajemen

25 1 5 3,68 1,145 31,10%

Autonomy 25 2 4,75 3,70 0,657 17,77%

Sumber: data primer yang telah diolah

Rata-rata autonomy yang dihasilkan adalah sebesar 3,70 dengan standard

deviasi 0,657. Hal ini menunjukkan bahwa data autonomy sangat beragam yang

ditunjukkan oleh koefisien keragaman sebesar 17,77%. Data yang beragam

tersebut juga dapat ditunjukkan dari minimum autonomy sebesar 2 (tidak setuju)

dan maksimum autonomy sebesar 4,75 (sangat setuju). Tabel 4.25 juga

menjelaskan bahwa tingkat autonomy merupakan faktor yang paling mendukung,

Page 41: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

74

Universitas Kristen Petra

yaitu mandiri dalam mengambil keputusan agar konsep dan visi bisnis kedepan

bisa diwujudkan serta menciptakan satuan kerja mandiri dan mengambil tindakan

independen agar lebih efektif dalam mengatasi kesulitan, hal ini ditunjukkan oleh

nilai rata-rata yang terbesar yaitu 4 dan koefisien keragaman yang paling kecil

yaitu 19,09%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pengusaha UMKM di Kecamatan

Rungkut dinilai telah mandiri dalam mengambil keputusan dengan tujuan agar

konsep dan visi bisnis bisa diwujudkan. Selain itu, pengusaha juga dinilai sudah

dapat menciptakan satuan kerja mandiri dan mengambil tindakan independen

dengan tujuan agar lebih efektif dalam mengatasi kesulitan.

f. Org.Innovativeness

Tabel 4.26 Statistik Deskriptif Atribut Kewirausahaan Org.Innovativeness

N Min Max Mean Std.

Deviation

Koef.

Keragaman

Pengembangan produk yang

dibutuhkan oleh pasar dan

pelanggan

25 1 5 4,16 0,943 22,68%

Pengetahuan teknologi yang

dikuasai 25 1 5 3,36 0,995 29,61%

Kebutuhan pasar maupun karna

pengetahuan teknologi yang

dikuasai

25 1 5 3,36 1,186 35,30%

Kerjasama dan adopsi UMKM

dengan pihak supplier 25 1 5 3,08 1,115 36,20%

Adanya kerjasama antar

kelompok internal dalam

perusahaan

25 1 5 3,28 1,173 35,77%

OrgInnovativeness 25 1,8 4,6 3,45 0,681 19,76%

Sumber: data primer yang telah diolah

Pada atribut org. innovativeness dihasilkan sebesar 3,45 dengan standard

deviasi 0,681. Hal ini menunjukkan bahwa data org. innovativeness beragam yang

ditunjukkan oleh koefisien keragaman sebesar 19,76%. Data yang beragam

tersebut juga dapat ditunjukkan dari minimum org. innovativeness sebesar 1,8

(sangat tidak setuju) dan maksimum org. innovativeness sebesar 4,6 (sangat

setuju). Tabel di atas juga menjelaskan bahwa tingkat factor yang paling

mendukung adalah org. Innovativeness, yaitu pengembangan produk yang

Page 42: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

75

Universitas Kristen Petra

dibutuhkan oleh pasar dan pelanggan, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang

terbesar yaitu 4,16 dan koefisien keragaman yang paling kecil yaitu 22,68%.

Secara organisasi UMKM di Kecamatan Rungkut dinilai telah

berkembang karena pengembangan produk yang dibutuhkan oleh pasar dan

pelanggan. Permintaan pasar dan pelanggan selalu direspon positif oleh

pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut dengan cara mengembangkan produk

sesuai dengan yang dibutuhkan pasar, karena dengan mengikuti perkembangan

pasar maka pengusaha UMKM tersebut akan dapat bersaing dengan UMKM yang

lain.

4.3 Mengungkap Hubungan antara Profil Pengusaha UMKM dengan

Atribut Kewirausahaan pada UMKM di Kecamatan Rungkut

Pada sub bab ini setelah mengamati dan membagikan kuisioner kepada 25

responden yaitu UMKM yang berada di Kecamatan Rungkut, akan dianalisa dan

dibahas secara berurutan mengenai keterkaitan antara profil pengusaha UMKM

dengan atribut kewirausahaan pada UMKM di Kecamatan Rungkut yang

mencakup banyak aspek. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisa

statistik anova, dimana kriteria yang digunakan adalah jika F hitung < F tabel atau

sig. > 0,10 maka tidak ada perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika F hitung ≥

F tabel atau sig. ≤ 0,10 maka ada perbedaan yang signifikan. Peneliti

menggunakan tingkat kesalahan (α) 10% karena penelitian ini bersifat sosial

(berhubungan dengan persepsi seseorang tentang sesuatu hal) sehingga peneliti

menentukan taraf kesalahan yang lebih besar dari biasanya yaitu sebesar 10%.

Berikut adalah penjelasan tentang hasil anova:

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.27 Hasil Analisa Varian (ANOVA) Hubungan Atribut Kewirausahaan

Berdasarkan Jenis Kelamin

Atribut Kewirausahaan F hit Sig.

Innovativeness 0,287 0,597

Risk taking 3,187 0,087

Proactiveness 0,006 0,938

Competitive aggressiveness 0,750 0,396

Autonomy 0,151 0,701

Page 43: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

76

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.27 Hasil Analisa Varian (ANOVA) Hubungan Atribut Kewirausahaan

Berdasarkan Jenis Kelamin (sambungan)

Atribut Kewirausahaan F hit Sig.

Org. Innovativeness 0,060 0,809

Sumber: data primer yang telah diolah

Hasil anova menunjukkan bahwa secara statistik hanya variabel risk taking

yang memiliki perbedaan signifikan pada level 10% antara jenis kelamin laki-laki

dengan perempuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih berani

mengambil resiko atau konsekuensi dari suatu tindakan dibandingkan dengan

perempuan. Sedangkan atribut-atribut Innovativeness, Proactiveness, Competitive

aggressiveness, Autonomy dan Org. Innovativeness meskipun secara dekriptif

terdapat perbedaan (lihat tabel 4.13), namun secara statistik masih dianggap sama

(tidak berbeda), meskipun peneliti sudah menggunakan taraf kesalahan 10%.

2. Pendidikan

Tabel 4.28 Hasil Analisa Varian (ANOVA) Hubungan Atribut Kewirausahaan

Berdasarkan Pendidikan

Atribut Kewirausahaan F hit Sig.

Innovativeness 0,045 0,834

Risk taking 0,328 0,572

Proactiveness 0,007 0,933

Competitive aggressiveness 0,461 0,504

Autonomy 0,014 0,906

Org. Innovativeness 0,179 0,676

Sumber: data primer yang telah diolah

Hasil anova menunjukkan bahwa secara statistik atribut-atribut

kewirausahaan yang terdiri dari Innovativeness, Risk taking, Proactiveness,

Competitive aggressiveness, Autonomyi dan org. innovativeness meskipun secara

dekriptif terdapat perbedaan (lihat tabel 4.17), namun secara statistik masih

dianggap sama (tidak berbeda) berdasarkan pendidikan, meskipun peneliti sudah

menggunakan taraf kesalahan 10%..

Page 44: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

77

Universitas Kristen Petra

3. Kerabat Dekat/Famili yang Pernah Memiliki UMKM

Tabel 4.29 Hasil Analisa Varian (ANOVA) Hubungan Atribut Kewirausahaan

Berdasarkan Kerabat Dekat/Famili yang Pernah Memiliki UMKM

Atribut Kewirausahaan F hit Sig.

Innovativeness 1,286 0,268

Risk taking 0,078 0,782

Proactiveness 0,515 0,48

Competitive aggressiveness 0,223 0,641

Autonomy 3,181 0,088

Org. Innovativeness 0,093 0,763

Sumber: data primer yang telah diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil hasil anova diketahui secara

statistik atribut-atribut kewirausahaan yang terdiri dari innovativeness, risk taking,

proactiveness, competitive aggressiveness, dan org. innovativeness meskipun

secara dekriptif terdapat perbedaan (lihat tabel 4.19), namun secara statistik masih

dianggap sama (tidak berbeda) berdasarkan kerabat dekat/famili yang pernah

memiliki UMKM, meskipun peneliti sudah menggunakan taraf kesalahan 10%.

Sedangkan atribut autonomy memiliki perbedaan yang signifikan karena nilai F

hitung yang lebih besar dari F tabel atau nilai signifikansi yang lebih kecil dari

0,10 (10%).

4. Kerabat Dekat/Famili yang Saat Ini Masih Memiliki UMKM

Tabel 4.30 Hasil Analisa Varian (ANOVA) Hubungan Atribut Kewirausahaan

Berdasarkan Kerabat Dekat/Famili yang Saat Ini Masih Memiliki UMKM

Atribut Kewirausahaan F hit Sig.

Innovativeness 1,358 0,256

Risk taking 0,094 0,762

Proactiveness 0,287 0,597

Competitive aggressiveness 2,317 0,142

Autonomy 3,300 0,082

Org. Innovativeness 0,507 0,484

Sumber: data primer yang telah diolah

Hasil anova menunjukkan bahwa secara statistik atribut-atribut

innovativeness, risk taking, proactiveness, competitive aggressiveness, dan org.

Page 45: 4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Mendeskripsikan Profil ... · 4.1 Mendeskripsikan Profil Pengusaha UMKM di Kecamatan Rungkut 4.1.1 Mendeskripsikan Profil UMKM di Kecamatan Rungkut

78

Universitas Kristen Petra

innovativeness meskipun secara dekriptif terdapat perbedaan (lihat tabel 4.20),

namun secara statistik masih dianggap sama (tidak berbeda) berdasarkan kerabat

dekat/famili yang saat ini masih memiliki UMKM, meskipun peneliti sudah

menggunakan taraf kesalahan 10%. Sedangkan atribut autonomy memiliki

perbedaan yang signifikan karena nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel atau

nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,10 (10%).