3.metode pelaksanaan air baku jambe lima skp

36
“ METODE PELAKSANAAN ” PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMBILAN DAN SALURAN PEMBAWA AIR BAKU JAMBE LIMA (0.005 m3/dt) KAB. CILACAP TAHUN ANGGARAN 2015 A. METODE PELAKSANAAN ASUMSI DASAR a. Awal Pelaksanaan Pekerjaan Perkiraan awal pelaksanaan pekerjaan Awal Bulan Mei 2015 b. Asumsi Hari Kerja dan Jam Kerja Efektif Waktu pelaksanaan : 180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender Hari kerja untuk pekerjaan lapangan dilaksanakan setiap hari kalender. Dan untuk pengaturan pekerja, tukang , mandor, dan pelaksana pengaturan hari kerjanya disesuaikan dengan kondisi dilapangan Jam Kerja Efektif Jam Senin s/d Minggu : Jam 07.30 s/d 16.30 WIB Waktu istirahat : Jam 12.00 s/d 13.00 WIB Istirahat Hari Jumat : Jam 11.00 s/d 13.00 WIB Asumsi Peralatan yang dipakai Sesuai daftar peralatan B. ADMINISTRASI Air Baku Jambe Lima Metode Page 1 of 36

Upload: radenmassularso

Post on 19-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMBILAN DAN SALURAN PEMBAWA

AIR BAKU JAMBE LIMA (0.005 m3/dt) KAB. CILACAPTAHUN ANGGARAN 2015A. METODE PELAKSANAAN

ASUMSI DASAR

a. Awal Pelaksanaan Pekerjaan

Perkiraan awal pelaksanaan pekerjaan Awal Bulan Mei 2015b. Asumsi Hari Kerja dan Jam Kerja Efektif

Waktu pelaksanaan

: 180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender Hari kerja untuk pekerjaan lapangan dilaksanakan setiap hari kalender. Dan untuk pengaturan pekerja, tukang , mandor, dan pelaksana pengaturan hari kerjanya disesuaikan dengan kondisi dilapangan

Jam Kerja Efektif

Jam Senin s/d Minggu

: Jam 07.30 s/d 16.30 WIB

Waktu istirahat

: Jam 12.00 s/d 13.00 WIB

Istirahat Hari Jumat

: Jam 11.00 s/d 13.00 WIB

Asumsi Peralatan yang dipakaiSesuai daftar peralatanB. ADMINISTRASIPekerjaan persiapan Administrasi adalah sebagi berikut :

1. Surat menyurat yang berhubungan dengan adminstrasi maupun teknik pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Pengumpulan / penghimpunan data teknis meliputi gambar perencanaan pekerjaan serta dokumen dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

3. Penyusunan & Pembuatan Rencana Mutu Kontrak untuk Pre construction Meeting.

4. Persiapan laporan harian mingguan bulanan, buku direksi, buku tamu serta buku gudang

5. Menyiapkan seluruh kebutuhan administrasi guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan seperti sosialisasi , amandemen, mutual check 0% 50% 100% , dokumentasi pekerjaan, progress pekerjaan dll.

Personil yang dibutuhkan :

1. Direktur ( 1 orang )

2. Administrasi ( 1 orang )

3. Logistik (1 orang)

4. Manager Lapangan (1 orang)5. Pelaksana Pekerjaan Sipil ( 1 Orang )6. Pelaksana Pekerjaan Perpipaan (1 Orang)7. Juru Ukur (1 orang)

Perlatan yang dibutuhkan :

1. Alat tulis kantor ( 4 set )

2. Komputer ( 2 unit )

3. Meja kursi ( 2 set )

4. Printer ( 2 Unit )

Struktur organisasi seperti tercantum dalam lampiran

C. STRUKTUR MUTU PEKERJAAN

Standar mutu pekerjaan mengacu pada spesifikasi Teknik Gambar Kerja yang telah disetujui oleh pengguna jasa.D. METODE PELAKSANAAN

D.1. METODE UMUM Lokasi Pekerjaan Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Jambe Lima (0.005 m3/dt) Kab. Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Untuk metode pelaksanaannya dengan tahapan :

a. Galian Tanah Biasa b. Galian Tanah BerbatuSebelum mengadakan kegiatan galian, Penyedia Jasa diwajibkan memperhitungkan lokasi yang akan digali. Metode penggalian serta alat yang digunakan dalam pelaksaan penggalian harus mempertimbangkan kondisi tanah setempat. Semua pekerjaan penggalian dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam spesifikasi adalah tinggi permukaan tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut elevasi dan dimensi yang tertuang pada gambar pelaksanaan. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian dipadatkan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa kecuali ditentukan lain. Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia akan dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Konsultan Supervisi beserta Direksi Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas Daerah. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan yang siap dan cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terhambatnya pekerjaan akibat terputusnya kontinuitas pengeringan air. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat kecerobohan dan ketidaktelitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.

c. Pekerjaan Pemeliharaan Berkala DI Kedungsamak Untuk Pekerjaan Pemeliharaan Saluran Irigasi ini akan dipasang dengan :

Pasangan batu kali Pekerjaan Beton K 175 Pekerjaan Beton K 225Dan untuk ini akan kami kerjakan dengan dibagi berapa seqmen dan dikerjakan secara bertahap dan untuk pekerja disesuaikan dengan berapa seqmen yang akan dikerjakan dan 1 seqmen akan dikerjakan dalam 1 group pekerja. Agar dalam pekerjaannya dapat tepat waktu dan mutu D.2. METODE KERJA

Pekerjaan Persiapan

1. Pre Contrution Meeting ( PCM )Sebelum penyedia jasa memulai pekerjaan, kami akan melakukan Pre Contrution Meeting ( PCM )/memaparkan di hadapan Direksi Pekerjaan bagaimana metode kerja, personil yang akan ditempatkan, dan pelaporan-pelaporan 2. Perijinan Penyedia Jasa

Setelah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia jasa segera membuat surat pemberitahuan mulai bekerja pada Pimpinan Bagian PSDA Provinsi Jawa Tengah, Pimpinan Bagian PSDA Probolo Kutoarjo, dan Pemerintah Daerah Setempat.

3. Sosialisasi

Penyedia jasa segera melaksanakan sosialisasi dengan pihak-pihak yang terkait, seperti Kepala Desa, Tokoh Masyarakat setempat sehingga pelaksanaan pekerjaan bisa terkendali dan lancar.Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dilaksanakan sesuai rencana adalah 4 hari kalender , yang meliputi langkah langkah sebagai berikut :

4. Pembuatan Papan Nama Pekerjaan

Papan nama pekerjaan dibuat dengan menggunakan bahan dan ukuran sesuai pada dokumen lelang atau menurut petujuk Direksi. Dan dipasang ditempat yang mudah dilihat.

5. Fasilitas Lapangan

Dilaksanakan dengan menyewa rumah penduduk di sekitar lokasi pekerjaan, hal ini dimaksudkan :

1. Memudahkan Pengawasan Pekerjaan

2. Memperkecil jarak distribusi/mobilisasi matrial khususnya Portland cement terkait dengan efesiensi waktu & Biaya.

3. Memperkecil jarak / mobilisasi peralatan & Tenaga kerja terkait dengan efesiensi waktu & Biaya.

4. Memudahkan koordinasi.

Direksi ini diamping berfungsi sebagi kantor lapangan juga diharapkan mempunyai fungsi ganda sebagai gudang sementara bahan material Portland cement yang harus disimpan pada tempat yang kering dan tertutup serta peralatan2 ringan pekerjaan.

Direksi keet dilengkapi dengan :

1. Meja kursi kantor

2. Alat tulis

3. Media untuk menempel gambar perencanaan , progress pekerjaan serta jadual pelaksanaan pekerjaan

4. Kotak P3K

5. Alat pemadam kebakaran

Pekerjaan Kantor Lapangan dan Fasilitasnya mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:

1) Bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,

2) Bahaya akibat bangunan kantor dan fasilitasnya lainnya roboh,

3) Bahaya akibat terjadi genangan air dan pencurian pada bangunan kantor dan fasilitas penunjang,

4) Bahaya akibat kebakaran di kantor atau di bangunan gudang dan lainnya. Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Kantor Lapangan dan Fasilitasnya yaitu:

1) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan,

2) Bangunan kantor dan fasilitas lainnya harus dibuat dengan kekuatan struktural yang memenuhi syarat,

3) Bangunan kantor dan fasilitas harus dibuat pada elevasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, diberi pagar keliling, dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.

Menyediakan kantor lapangan, gudang, stok pile barak kerja dan lain-lain

a. Fasilitas kantor lapangan, dan kantor direksi akan menyewa rumah penduduk saja, sehingga cepat ditempati.

b. Lokasi kantor dan kantor Direksi ditempatkan dilokasi yang mudah dan cepat kearah beberapa lokasi pekerjaan yaitu kurang lebih ditengah sepanjang lokasi pekerjaaan dengan harapan :

Memudahkan koordinasi bila pekerjaan dilakukan secara frontal / Bersamaan.

Menghemat waktu perjalanan dari kantor lapangan ke lokasi kerja.

Khusus fasilitas tenaga kerja ( barak kerja ) akan ditempatkan dilokasi kerjanya.6. Dokumentasi dan AdministrasiPengambilan gambar saat kondisi ( 0 %, 50 % dan 100 % ) dengan titik dan sudut pandang yang sama sebagai dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan dan kelengkapan pada pelaporan pekerjaan yang dilaksanakan :

Menentukan lokasi bangunan dan saluran yang akan difoto untuk dokumentasi dengan persetujuan Direksi.

Lakukan pengambilan gambar 0 % untuk semua lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya

Seleksi dan ulangi pemotretan bila ada yang gagal

Setelah gambar disusun menjadi 3 set, satu set selalu dibawa saat pengambilan foto / gambar berikutnya 50 % dan seterusnya sampai 100 % sehingga back ground gambar bias dipertahankan / sama ( lokasi dan titik pengambilan tetap ).

Foto untuk lampiran kemajuan pekerjaan secara bulanan juga akan mengambil posisi kemajuan pekerjaan, foto negatif akan diserahkan ke Direksi pekerjan.

7. Pengukuran

Seluruh Pekerjaan pengukuran kembali dilaksanakan sesuai rencana selama 10 hari kalender

a. Pesiapan

b. Pelaksanaan Pengukuran

Dari hasil Pelaksanaan pengukuran nantinya Menghasilkan gambar untuk Contruction drawing ( gambar pelaksanaan ) serta mengetahui volume hasil galian tanah normalisasi , dan langkah langkahnya adalah sebagi berikut : 1. Mobislisasi Alat Ukur & Perlengkapannya serta Personil2. Setting peralatan survey

Sebelum alat ukur siap digunakan terlebih dahulu semua peralatan survey dicek kondisinya , apa masih laik pakai atau tidak ada kerusakan dialat tersebut, jangan sampai sudah dilapangan baru diketahui alat tidak dapat digunakan.

Yang perlu dicek adalah:

Bacaan sudut Hz, apakah bacaan sudutnya masih masuk toreransi, misal alat diarahkan ketarget yang agak jauh dan sudut diset 000000 lalu teropong dibalik pada keadaan pembacaan luar biasa, misal terbaca 1800005 bacaan ini masih masuk toleransi jika memang alat mempunyai ketelitian 5.

Konstanta Prisma, apakah sudah sesuai dengan spesifikasinya,misal PC -30 untuk TS Sokkia, PC 0 untuk TS merek leica. Cek jarak tembakan TS dengan meteran Baja apakah selisihnya jauh?

Cek kondisi Tripod, apakah tidak ada clam yang kendor atau lepas.

3. Perencanaan jalur pengukuran Setelah kita dilapangan maka kita harus orientasi medan untuk lintasan jalur polygon, kita pilih jalur yang paling bagus misalnya Mengikuti jalur jalan yang sudah ada atau kalau tidaka ada jaln kita pilih jalur yang tidak terlalu banyak rintangan.

4. Penentuan Bench Mark (BM)Didalam pekerjaan pengukuran dilapangan pada umumnya akan menghasilkan suatu titik. Titik bias jadi merupakan hasil dari ukuran jarak, sudut ataupun secara sengaja diberikan sebagai tanda awal dilapangan untuk kepentingan selanjutnya (titik ikat). Dengan demikian untuk menyatakan letak titik dipermukaan bumi ini diperlukan suatu tanda.

Tanda tersebut dapat berupa benda hidup atupun benda mati, suatu symbol dan lainnya. Akan tetapi pada ilmu ukur tanah umumnya tanda untuk menyatakan letak titik adalah berupa tugu atau patok. Tanda tersebut memilika data data berupa nama, nomor, tanggal/tahun dan kordinat yaitu nilai perpotongan sumbu X,Y pada bidang horizontal serta nilai ketinggian Z pada bidang vertikal diukur dari bidang 0 permukaan air laut rata-rata. Berdasarkan fungsi pemanfaatannya, titik-titik dipermukaan bumi ini dikenal memiliki dua sifat yaitu, bersifat tetap (permanen) serta bersipat sementara.

Banch mark adalah suatu monument / tugu / patok beton yang telah diketahui titik kordinatnya (X,Y,Z) yang dipasang untuk pemetean. Dalam hal ini ketinggiannya di ukur secara teliti terhadap sistem referensi tertu. BM tersebut dapat pula dipakai sebagai titik awal pengukuran atau titik ikat atau titik kontrol.

5. Pengukuran Sipat Datar Profil Dengan data ukuran jarak dan perbedaan tinggi titik-titik diatas permukaan tanah dapat ditentukan irisan tegak dilapangan yang dinamakan profil atau biasa pula disebut penampang. Pada pekerjaan-pekerjaan rekayasa seperti saluran irigasi, dll, sangat dibutuhkan bentuk profil atau tampang pada arah tertentu untuk perencanaan kemiringan sumbu proyek, maupun hitungan volume galian atau timbunan tanah dan lain-lain.

Pengukuran profil umumnya dibedakan atas profil memanjang searah dengan sumbu proyek dan profil melintang dengan arah memotong tegak lurus sumbu proyek pada interval jarak yang tertentu. (Basuki, S. 2006)Prinsip pengukuran profil dilapangan adalah menggunakan cara TGB untuk mengukur ketinggian titik-titik pada jalur pengukuran dilapangan.

6. Pengukuran Profil Memanjang

Sekilas bila dilihat cara pengukuran profil memanjang hampir sama dengan pengukuran sipat datar memanjang akan tetapi terdapat perbedaan dari maksud dan pola dilapangan. Dengan cara TGB khususnya cara kedua pada prinsip pengukuran beda tinggi antara kedua titik, alat berada diluar jalur sumbu proyek maka hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran adalah:

1. Harus memiliki titik ikat atau BM dilapangan, dengan interval jarak antar titik yang umumnya dijumpai adalah 50, 100 meter.

2.Harus tersedia tabel pengukuran dan sketsa pengukuran.

3.Dalam pengukuran cara TGB terdapat bacaan belakang, bacaan tengah dan bacaan muka, mengingat alat berada diluar garis sumbu proyek sehingga pada posisi satu kali alat berdiri banyak titik yang dapat diukur.

4.Rambu ditempatkan diatas patok sedangkan tinggi masing-masing patok harus diukur dari permukaan tanah.

5.Dihitung atau dilihat hasil pengukuran pada theodolit.

6.Dipastikan pengukuran dengan menggunakan pita ukur.

7.Dicatat hasilnya pada buku data7. Pengukuran profil Melintang

Arah profil melintang di setiap stasiun umumnya diambil tegak lurus terhadap sumbu proyek, sebagai dasar ketinggian di setiap profil adalah titik-titik stasiun yang telah diukur dari profil memanjang. Lebar profil tergantung dari kebutuhan dan tujuan proyek, namun pada umumnya batas lebar profil melintang ke kiri dan kanan dari garis sumbu proyek adalah 50 m 100 m. (Basuki, S. 2006) Pada daerah yang relatif datar, satu profil melintang mungkin dengan satu kali kedudukan alat. Namun pada daerah yang mempunyai topografi curam atau bergelombang tidak cukup dengan sekali berdiri alat, mungkin dua kali atau lebih.

Di atas gambar profil inilah digambarkan tampang atau irisan dari rencana proyek dan luasan yang terjadi antara permukaan tanah asli dengan tampang proyek merupakan luas tampang galian atau timbunan yang diperlukan atau dibuang. Dengan mengkombinasikan antara tampang memanjang dan melintang maka volume dari tubuh tanah yang ditimbun atau digali dapat dihitung.

Adapun cara pengukuran profil melintang dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan profil memanjang, akan tetapi jarak antara titik-titik detail dilapangan lebih pendek dan disesuaikan dengan maksud pengukuran tersebut.

Cara lainnya adalah dengan alat berada di atas titik perpotongan sumbu proyek. Perbedaan dengan cara profil memanjang adalah tiap alat berdiri pada suatu patok harus diukur ketinggiannya dari atas patok dan ketinggian patok diukur dari permukaan tanah. Keuntungan cara ini yaitu;

- Irisan tanah akan tergambar dengan jelas

- Tegak lurus garis sumbu proyek sehingga dapat digambar secara planimetris

Dihitung atau dilihat hasil pengukuran pada theodolit.Dipastikan pengukuran dengan menggunakan pita ukur.Dicatat hasilnya pada buku data.Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:

1) Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum,

2) Terluka akibat kondisi dan penggunaan meteran yang salah,

3) Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas kurang baik,

4) Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan salah,

5) Kecelakaan akibat metode pemasangan patok.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan yaitu:

1) Harus menggunakan perlengkapan kerja yang standar,

2) Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan meteran yang sesuai dengan standar,

3) Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan standar,

4) Alat dan cara menggunakan harus benar dan sesuai dengan standar,

5) Pemasangan patok harus benar dan sesuai dengan ketentuan.

8. Pembersihan Lokasi

1. Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.

2. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah dengan menggunakan cangkul,sabit,pisau tebang,dll.

Pekerjaan Pembersihan mempunyai potensi bahaya terhadap tenaga kerja yaitu:

1) Jatuh akibat perlengkapan pekerja kurang memadai,

2) Luka akibat tertimpa pohon yang sedang dipotong,

3) Luka akibat terkena peralatan pembersihan lapangan

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pembersihan yaitu:

1) Harus menggunakan perlengkapan kerja yang standar,

2) Pembersihan harus dilakukan oleh pekerja yang berpengalaman.

8. Mobilisasi

Setelah melihat hasil survery Lokasi perkejaan alat yang dipergunakan untuk bekerja dimobilisasikan dari gudang / bengkel penyedia jasa menuju lokasi pekerjaan. Dan kemudian akan kami mobilisasi pekerja.

9. Jalan Kerja

Jalan yang dimaksud adalah kemungkinan membuat, untuk memudahkan lalu lintas material, alat dan tenaga kerja ke lokasi pekerjaan yang bersangkutan. 9. Pengeringan dan Pembuatan Kisdam

Pengeringan Saluran dilakukan dengan terlebih dulu meminta ijin dulu Direksi / Pengawas Pekerjaan dan disesuaikan dengan kebutuhan air irigasi yang digunakan penduduk setempat,. Dan untuk pembutan kisdam penyedia jasa akan menggunakan tumpukan-tumpukan karung pasir dengan ditahan dengan pancang bambu, apabila setelah dilakukan pengeringan namun dalam pelaksanaan pekerjaan berada di bawah permukaan air tanah, air tersebut dipompa dahulu dan pengeringan air dilakukan sedemian rupa sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada lahan kering dan pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada harus disetujui Direksi dan pengawas lapangan.10. Galian Tanah biasaa. Galian Tanah Biasa sedalam < 1 mb. Galian Tanah Biasa sedalam 2-3 mc. Galian Tanah Biasa sedalam 5-7 mGalian tanah biasa ini dilakukan setelah dilakukan pekerjaan normalisasi saluran, Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan digali. Metode penggalian serta alat yang digunakan dalam pelaksaan penggalian harus mempertimbangkan struktur tanah sekitar lokasi. Semua pekerjaan penggalian dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam spesifikasi adalah tinggi permukaan tanah sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut elevasi dan dimensi yang tertuang pada gambar pelaksanaan. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian dipadatkan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa kecuali ditentukan lain. Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia akan dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Konsultan Supervisi beserta Direksi Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas Daerah. Penyedia Jasa harus menjamin adanya peralatan yang siap dan cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terhambatnya pekerjaan akibat terputusnya kontinuitas pengeringan air. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat kecerobohan dan ketidaktelitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.

11. Timbunan Tanah dipadatkanPelaksanaan pekerjaan Timbunan tanah dipadatkan ini menggunakan tenaga manusia dan dengan alat bantu.

Material yang dipergunakan adalah bekas galian yang memenuhi syarat Cara Pelaksanaan :

Sebelum di timbun dengan hasil galian normalisasi terlebih dahulu tanah untuk tanggul dukupas 30 Cm untuk membuang timbunan seperti sampah plastik ataupun lainnya Menghampar tanah timbunan dengan ketebalan sesuai elevasi yang ditentukan serta memadatkan sampai kepadatan yang diinginkan.

Selama Pemadatan bila dipandang perlu dilakukan pembasahan dengan air.

Melaksanakan penimbunan selanjutnya sampai mencapai elevasi yang tetal ditetapkan.

12. Bongkaran Beton

Pelaksanaan pekerjaan bongkaran Beton ini menggunakan tenaga manusia dan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana kerja. Dan Sebelum beton dibongkar terlebih dahulu diukur/disesuikan mana lokasi pasangan yang akan dibongkar dan terlebih dulu disetujui Direksi Pekerjaan dan untuk hasil bongkaran beton diletakan dilokasi yang mudah untuk diambil kembali untuk dipasang. Beton yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.

Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah bodem, keranjang dan linggis.

Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada pekerja.

Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi oleh pelaksana.

Pekerja membongkar beton dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah.

Beton dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada beton bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.

Beton bekas bongkaran dikumpulkan untuk kemudian dibuang sesuai petunjuk direksi pekerjaan. Pekerjaan bongkaran beton selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi hasil bongkaran.

Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot, sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).

Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.

Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.

Setelah pekerjaan bongkaran beton selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.

Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya13. Bongkaran Pasangan Batu

Pelaksanaan pekerjaan bongkaran Pasangan Batu ini menggunakan tenaga manusia dan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana kerja. Dan Sebelum pasangan batu dibongkar terlebih dahulu diukur/disesuikan mana lokasi pasangan yang akan dibongkar dan terlebih dulu disetujui Direksi Pekerjaan dan untuk hasil bongkaran batu diletakan dilokasi yang mudah untuk diambil kembali untuk dipasang. Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.

Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah bodem, keranjang dan linggis.

Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada pekerja.

Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi oleh pelaksana.

Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah pasangan.

Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.

Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat dengan lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.

Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi hasil bongkaran.

Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot, sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).

Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.

Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.

Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.

Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya14. Pekerjaan Pasangan batu 1 PC : 4 Ps

Pekerjaan Pasangan Batu diawali dengan persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan untuk membentuk pasangan batu tersebut, komposisi campuran mortar yang digunakan sesuai aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.

Pengangkutan dengan menggunakan beton Mixer kapasitas 350 Liter.. Pada saat pemasangan batu dipukul dan sambungan / rongga diisi penuh dengan mortar.

Metode Pelaksanaan :

Pekerjaan Pasangan batu ini dilakukan seiring dengan galian tanah karena volume pasangan batu ini banyak dan tidak menunggu sampai galian semua selesai

Setelah lahan siap, pasang profil dan bouwplank lebih dahulu sebagai pedoman pasangan batu.

Penempatan elevasi sesuai bouplank

Siapkan beton mixer, material ( pasir, batu kali dan semen )

Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang

Pasangan batu kali bisa dilaksanakan dengan mengaduk campuran pasir, semen dan air sesuai ketentuan / spesifikasi teknik yanitu campuran 1 : 4

Tempatkan mortar / adukan kelikasi pasang, tempatkan batu kali atau batu pecah keatas mortar yang sudah dihampar.

15. Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 3 Ps

Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada pasangan batu belah di bagian-bagian tertentu ( bagian atas pasangan ) sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar kerja, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, bagian-bagian yang akan diplester dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat. Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.

Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.

Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir, spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.

Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.

Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat.

Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.

Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.

Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.

Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di lokasi yang sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%. untuk dokumentasi pekerjaan pasangan batu pecah 100%.

Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

16. Pekerjaan Siaran 1 Pc : 2 Ps

Pekerjaan siaran ini dilaksanakan pada permukaan pasangan batu dibagian yang tidak diplester. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan antara batu muka harus dikorek sehingga nat-nat yang akan diisi spesi bisa menyatu dan kelihatan jelas nat-natnya. Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.

Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.

Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir, spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.

Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.

Spesi dibawa ke tempat pasang siaran dimana tukang dan pembantu tukang sudah siap ditempat.

Sebelum siaran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan di siar dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.

Pekerjaan siaran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.

Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan siaran yang sudah selesai karena susut pengerasan, maka permukaan siaran yang sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.

siaran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.

Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di lokasi yang sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%. untuk dokumentasi pekerjaan pasangan batu 100%.

Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

17. Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang perananpenting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatanstruktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahappenyimpanan hingga pemasangan tulangan. Sebelum pekerjaan ini dimulai terlebih dahulu pemotongan pembesian dilakukan, dan material besi sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang.

Metode Pelaksanaan :

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :

Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu, harus diganjal denganbalok beton.

Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain

Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan, dan minyak.Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan :

Setiap bandek besi garus terdiri dari dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)

Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi, dan kode besi.

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut :

Gunakanlah meja yang kuat dan rata

Siapkanlah gambar acuan

Cek diameter besi

Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan

Cek ukuran mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi kekuatan rendah, 3d untuk besikekuatan tinggi.

Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer.

Ikuti perubahan schedule pembesian dan dapatkan dokumen terbaru.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :

Besi harus bersih (dari kotoran dan minyak)

Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatanbeton.

Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atauspesifikasi teknis.

Besi dirangkai/dipotong sesuai dengan gambar kerja kemudian diikat terlebih dahulu dengan kawat dan dipasang ditempat yang direncanakan dan terlebih dahulu di lot / diwaterpass agar sesuai dengan gambar kerja

18. Pekerjaan Begisting BetonSebelum pekerjaan pengecoran dimulai dilakukan pembuatan begisting dan untuk material menggunakan Multliplek 12 mm sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.

Metode Pelaksanaan :

Setelah lahan siap, pasang profil dan bouwplank lebih dahulu sebagai pedoman

Penempatan elevasi sesuai bouplank

Kemudian pemasangan begisting untuk membentuk bentuk sesuai dengan gambar kerja dan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai harus diwaterpass19. Pekerjaan Beton Lantai KerjaPekerjaan Beton lantai kerja diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.

Metode Pelaksanaan :

Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman

Penempatan elevasi sesuai bouplank

Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk menggunakan beton mixer

Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang

pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik

Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air campuran beton tidak keluar dari begisting

Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai

Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.20. Pekerjaan Beton K. 175Pekerjaan Beton diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.

Metode Pelaksanaan :

Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman

Penempatan elevasi sesuai bouplank

Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk menggunakan beton mixer

Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang

pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik

Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air campuran beton tidak keluar dari begisting

Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai

Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.21. Pekerjaan Beton K. 225Pekerjaan Beton diawali persiapan lahan dan pemasangan profil sebagai acuan, komposisi campuran mortar sesuai dengan karekteristik beton yang digunakan sesuai dengan aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.

Metode Pelaksanaan :

Setelah lahan siap, pasang profil lebih dahulu sebagai pedoman

Penempatan elevasi sesuai bouplank

Siapkan beton mixer, material ( Split, pasir, dan semen ) kemudian diaduk menggunakan beton mixer

Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang

pekerjaan beton dilaksanakan sesuai ketentuan / spesifikasi teknik

Dicek begisting posisi berubah / goyang atau tidak dan diusahakan air campuran beton tidak keluar dari begisting

Kemudian diikuti dengan pengecoran dan dipadatkan menggunakan concreate vibrator sampai dengan pengecoran selesai

Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.22. Perbaikan Trash rackPekerjaan Perbaikan Trash rack diawali persiapan lahan dan pengukuran dimensi Trash rack sesuai dengan aturan yang telah disepakati sesuai dengan spesifikasi teknik.

Metode Pelaksanaan :

Trash rack dipesan pada bengkel/tukang las sesuai dengan dimensi dan ukuran di dalam gambar kerja. Setelah persiapan selesai, ajukan ijin pelaksanaan kedireksi pekerjaan diteruskan mengambil gambar dokumentasi lokasi yang akan dipasang

Pemasangan Trash rack sesuai dengan ketentuan di dalam dokumen. Sampai dengan pemeliharan/penyempurnaan setelah pengecoran beton.23. Pelaksanaan Penyempurnaan dan perbaikan

Penyedia Jasa akan melakukan penyempurnaang untuk pekerjaan-pekerjaan agar pekerjaan yang dilaksanakan akan rapi. Dan penyedia jasa akan menyiapkan 1 grup pekerja untuk menyelusuri dari hulu ke hilir baik itu bangunan maupun saluran yang dikerjakan untuk penyempurnaan/finishing pekerjaan24. Pekerjaan Pembersihan /Demobilisasi

Setelah pekerjaan selesai dan sudah dilakukan pembersihan dilakukan demobilisasi peralatan dan tenaga.25. Pelaksanaan PHO

Sebelum pelaksanaan PHO / Pemeriksaan kelapangan penyedia jasa akan mengajukan permohonan PHO dan Pekerjaan Penyedia jasa akan menyiapkan :

a. Iventori pekerjaan yang dituangkan dalam MC 100 %

b. Menyiapkan semua laporan baik itu laporan harian, mingguan dan bulanan

c. Menyiapkan Foto 0 %, 50 % dan 100 %

d. Draf As build Drawing dalam bentuk : 1 (satu) buah CD/DVD

1 (satu) ganda kalkir A1

1 (satu) ganda blueprint A1

3 (tiga) ganda A3e. Menyiapkan persyaratan yang disyaratkan agar PHO dapat diterima antara lain :

Surat pernyataan tidak mempunyai hutang dengan pihak manapun

Surat Puas dari perwakilan desa yang ada pekerjaan

Surat kerja sama /KSO dengan P3A

26. Masa PemeliharaanPenyedia Jasa dalam masa pemeliharaan selama 6 Bulan / 180 ( Seratus delapan puluh ) hari kalender akan menempatkan personil yang dalam 2 minggu sekali akan melakukan penyelusuran untuk mengetahui apakah hasil pekerjaan ada kerusakan ataupun perlu penyempurnaan. Dan Penyedia jasa apabila ada kerusakan atau penyempurnaan akan dikerjakan dengan berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan sampai masa pemeliharaan selesai dan dilakukan penyerahan kedua / FHO.27. Pelaksanaan FHO

Penyedia jasa akan mengajukan permohonan pelaksanaan FHO apabila sudah dilakukan inventori bahwa pekerjaan yang mengalami kerusakan/penyempurnaan sudah disempurnakan samapi dapat diterima Tim Pemeriksa FHO

Kebumen, 12 Maret 2015

CV. FADH ARSIETA

S U L A R S O, Amd

Direktur

Air Baku Jambe Lima Metode Page 3 of 25