document3f

Upload: indrawijaya

Post on 08-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dg

TRANSCRIPT

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1Batubara dan Pertambangan

Menurut Muchjidin (2006), Batubara adalah suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa organik dan zat anorganik yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya.

Menurut Sukandarrumidi (2009), secara umum batubara dibedakan menjadi 5 tingkatan (dari tingkatan palingtinggi sampai tingkatan terendah) yaitu : anthracite, bituminous coal, sub bituminous coal, lignit dan peat (gambut). Penggolongan tersebut menekankan pada kandungan relatif antara unsur C dan H2O yang terdapat dalam batubara. Pada anthracite, kandungan unsur C relative lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan H2O. pada bituminous dan pada peat kandungan unsur C relative lebih rendah dibandingkan dengan kandungan H2O (Bateman, 1960). Pada bituminous kandungan unsur C relative lebih rendah dibandingkan unsur C pada anthracite, sebaliknya kandungan H2O pada bituminous relative lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan H2O pada anthracit. Mempergunakan konsep analogi, disimpulakn kandungan unsur C dalam peat relative paling sedikit, sebaliknya kandungan H2O paling banyak dibandingkan jenis batubara yang lain.

Kandungan air dalam batubara, dikenal sebagai sifat lengas (moisture). Kandungan lengas (moisture content), di golongkan sebagai lengas bebas (free moisture), yaitu engas yang disebabkan oleh adanya kandungan air mekanika (air yang menempel pada permukaan butir batubara), lengas bawaan (inherent moisture), yaitu lengas yang disebabkan oleh adanya kandungan air mineral (air yang merupakan bagian dari senyawa batubara/air yang terdapat di dalam unsur batubara) dan lengas total (total moisture), yaitu jumlah total kandungan batubara yang merupakan penjumlahan dar free moisture + inherent moisture. Anthracite menunjukan ciri antara lain, memperlihatkan struktur kompak, berat jenis tinggi, berwarna hitam metalik, kandungan volatile matter rendah, kandungan abu dan kandungan air rendah, mudah pecah. Apabila dibakar, hampir seluruhnya habis terbakar, tanpa timbul nyala, nilai kalor berkisar pada nilai 8300 kkal/kg. batubara yang berwarna hitam agak kompak,kandungan abu dan air relative rendah (5%-10%). Nilai kalor antara 7000-8000 kkal/kg. Batubara yang berwarna hitam (jenis anthracite dan bituminous coal) bersifat tidak higroskopis. Lignite apabila dibakar menghasilkan nilai kalor 1500-4500 kkal/kg, sedang peat apabila dibakar menghasilkan nilai kalor 1700-3000 kkal/kg. oleh sebab itu, apabila batubara dipergunakan sebagai bahan bakar industri dipilih jenis anthracite atau bituminous coal, dihindarkan penggunaan peat dan lignite.

Dalam usaha untuk mempermudah pengenalan jenis batubara berikut ditunjukan sifat-sifat batubara untuk masing-masing jenis sebagai berikut :1. Jenis AnthraciteWarna hitam, sangat mengkilat, kompak; kandungan karbon sangat tinggi; nilai kalor sangat tinggi; kandungan air sangat sedikit abu sangat sedikit; kandungan sulfur sedikit. 2. Jenis bituminous/sub bituminous coalWarna hitam mengkilat; kurang kompak; kandungan karbon relative tinggi; nilai kalor tinggi; kandungan air sedkit; kandungan abu sedikit; kandungan sulfur sedikit.3. Jenis lignite (brown coal)Warna hitam, sangat rapuh; kandungan kabon sedikit; nilai kalor rendah; kandungan air tinggi; kandungan abu banyak; kandungan sulfur banyak.

Kebanyakan batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar, sehingga factor volatile matter, lama penyalaan dan suhu memegang peranan penting. Dikenal istilat long flaming coal dan short flaming coal. Long flaming coal, merupakan batubara dengan kandungan volatile tinggi, apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar dalam tanur putar, akan terurai segera. Shingga menghasilkan periode nyala pendek, panas yang dihasilkan sebagian untuk membakar voliate matter yang jumlahnya cukup banyak, akibatnya suhu yang dihasilkan menjadi relative rendah. Sedangkan short flaming coal merupakan batubara dengan kandungan volatile matterrendah apabila keadaan serbuk dibakar dalam tanur putar, akan terurai segera sehingga menghasilkan periode nyala panjang, panas yang dihasilkan sebagian dipakai untuk membakar volatile matter yang jumlahnya sedikit, akibatnya suhu yang dihasilkan menjadi rekatif tinggi. Untuk proses pembakaran secara terus-menerus (jangka panjang), misalnya dalam industry semen, batubara dengan periode nyala panjang lebih disukai dibandingkan dengan batubara dengan periode nyala pendek. Karena nyata akan membuat reaksi kimia berlangsung akan lebih sempurna.

Dikenal pula dalam dunia perdagangan batubara (yang saat ini sudah mulai ditinggalkan) yaitu jenis hard coal, yaitu jenis batubara yang menghasilkan gross calorific value lebih dari 5.700 kkal/kg. jenis dibagi menjadi dua kelompok yaitu kandungan zat terbang (volatile matter) hingga 33%, termasuk kelas 1-5, sedag apabila kandungan zat terbang (volatile matter) lebih besar 33% termasuk kelas 6-9. Hard Coal merupakan jenis batubara dengan kalori lebih tinggi, dibandingkan dengan bituminous/subbituminous, dan lignite (brown coal).

Berdasarkan cara penggunaanya sebagai penghasil energi. Batubara dibedakan menjadi:1. Penghasil energi panas primer, yaitu langsung dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan burner (pembakar) dalam industry semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar pembuat kapur tohor, bahan bakar pemuat genting, bahan bakar lokomotif, pereduksi proses metalurgi, kokas konvensional, bahan bakar tidak berasap (smokeless fuel) 2. Penghasil energi sekunder, yaitu tidak langsung dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai naham nakar padat (briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair). Bahan bakar gas (konversi menjadi bahan bakar gas).

Ilmu Pertambangan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi perkerjaan pencarian (prospeksi), penyelidikan (eksplorasi), penambangan (mining), pemurnian dan pengolahan (extraction metalurgy and mineral dressing), penjualan (marketing) terhadapat mineral mineral dan batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga), sampai dengan proses penutupan tambang.

Penambangan adalah bagian dari proses pertambangan yang merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomin dari bantuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang ditimbulkan.

3.2Pengertian Pertambangan Menurut UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 1

Menurut UU Minerba No. 4 Tahun 2009, yang dimaksud dengan:1. Pertambanganadalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.2. Mineraladalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.3. Batubaraadalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.4. PertambanganMineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.5. PertambanganBatubaraadalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.6. Usaha Pertambanganadalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.7. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.8. IUP Eksplorasiadalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.9. IUP Operasi Produksiadalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.10. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.11. Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.12. IUPK Eksplorasiadalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.13. IUPK Operasi Produksiadalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus.14. Penyelidikan Umumadalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.15. Eksplorasiadalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.16. Studi Kelayakanadalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.17. Operasi Produksiadalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.18. Konstruksiadalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.19. Penambanganadalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.20. Pengolahan dan Pemurnianadalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.21. Pengangkutanadalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.22. Penjualanadalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.23. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.24. Reklamasiadalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.25. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.26. Pemberdayaan Masyarakatadalah usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.

Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional

3.3Tambang Terbuka (Surface Mining)

Tambang terbuka adalah kegiatan penggalian untuk mengabil bahan galian seperti batubara, ore, batu dan sebagainya yang dilakukan dekat dengan permukaan tanah atau berada diatas permukaan tanah, dimana seluruh aktiftas pekerjaannya berhubungan langsung dengan udara luar, iklim dan cuaca di daerah sekitarnya. Kegiatan tambang terbuka sangat berpengaruh pada cuaca karena dari faktor cuaca inilah produktivitas suatu kegiatan tambang terbuka dapat tercapai atau tidak.

Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metode tambang terbuka, oleh karena sebagian cadangan yang berdada di daerah dataran rendah atau di perbukitan dengan bentuk topografi yang landai dengan kemiringan lapisan yang biasanya landai. Untuk cebakan yang berdada di bawah permukaan tetapi masih relative dangkal maka umumnya metode tambang terbuka relatif akan lebih ekonomis. Secara umum tambang terbuka akan lebih menguntunkan dibandingkan dengan metode tambang bawah tanah.

3.4 Metode Tambang Terbuka

3.4.1 Mekanis ( Mechanical )

Tambang terbuka dibagi beberapa metode penambangan tergantung dari kondisi daerah dan keadaan endapan bahan galian. Diantara bebrapa metode tersebut ada yang disebut dengan metode mekanis. Yang dimaksud metode mekanis disini ialah metode yang menggunakan bantuan alat mekanis untuk mempermudah proses penambangan. Alat yang digunakan bervariasi, tergantung dari target produksi dan lain sebagainya.

A. Open PitOpen pit merupakan metode penambangan dimana arah penggaliannya kearah bawah sehingga membentuk cekungan atau pit. Tanah penutup (waste/overburden) akan selalu dibuang keluar dari pit (disposal) open pit dapat pula menggunakan sistem back filling. Open pit dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Open Pit Method

B. QuarryQuarry merupakan metode penambangan yang cenderung dilakukan untuk mineral mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping, dan lain lain (Agus Winarno, 2010). Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada 2 (dua) macam, yaitu :1. Side Hill TypeMerupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri yang terletak dilereng-lereng bukit. Seperti Gambar 3.2 medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu : Jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk dari salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp. Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral.

Gambar 3.2 Sidehill Type

2. Pit Type / Subsurface TypeMerupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri yang terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk medan kerja atau cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu : Jika bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar, maka medan kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi yang disebut straight ramp atau berbentuk switch back. Jika bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan kerja dan jalan masuk dibuat berbentuk spiral.

Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari kuari yang tentu saja masih banyak lagi variasi-variasinya yang pada umumnya diusahakan agar menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi daerahnya.

C. Open Cast (Strip) MiningAdalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring. Pada cara penambangan ini tanah penutup tidak dibuang ke daerah pembuangan (disposal) tetapi diangkut langsung ke daerah yang berbatasan dan telah ditambang (back filling digging method). Umumnya diterapkan pada endapan batubara dan endapan yang berlapis-lapis (bedded deposit).D. Auger MiningAuger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran ataupun penggalian bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup.Auger mining dilahirkan sebelum 1940-an adalah metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah penambangan permukaan secara konvensional. Penambangan batubara dengan metode ini bekerja dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill. Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari lubang dengan memiringkan conveyor atau pemuatan dengan menggunakan loader ke dalam truk. Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas yang mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi, auger drilling dapat ditempatkan pada lokasiKondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki penyebaran yang baik dan kemiringannya mendekati horisontal, serta kedalamannya dangkal (terbatas sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan, lihat Gambar 3.2 dan 3.3).

Gambar 3.3 Auger Mining Pada Lapisan Batubara Dengan Kemiringan Lapisan Rendah (Salem Tool Inc.,1996)

Gambar 3.4 Auger Mining Pada Lapisan Batubara Dengan Kemiringan Lapisan Curam (Salem Tool Inc.,1996)

3.4.2 AqueosMetode ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari dalam bumi , baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan antara lain: A. Placer MiningCara penambangan dengan menggunakan air sebagai media untuk menggali, mentransportasi, dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat.1. Tambang Semprot ( Hydraulicking )Tambanag semprot merupakan penambangan yang dilakuakan untuk endapan alluvial (dekat dengan air) dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.4 tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm. Untuk memperbesar produksi biasanya : 1. Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldozer.2. Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu permuka kerja.

Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik untuk sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi).

Gambar 3.5 Tambang semprot

2. Penambangan dengan Kapal Keruk ( Dredging )Penambangan dengan kapal keruk ini digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.5. Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk penambangan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :1. Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel) sebagai alat-gali.2. Multi bucket dredge, yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa rangkaian mangkok (bucket).3. Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau pemotong yang menyerupai bentuk mahkota.

Gambar 3.6 Dredging Hidrolic3. Solution MiningCara penambangan dimana mineral yang diperoleh dilakukan dengan dilarutkan, dicairkan, diluluhkan atau slurrying meskipun beberapa persiapan atau eksploitasi dibawah tanah , tetapi hampir semua operasi dilakukan di permukaan. Diantara metode yang terdapat pada solution mining yaitu :B. Borehole Extraction Cara penambangannya adalah air diinjeksikan melalui lubang bor kedalam formasi mineral yang kemudian dilarutkan , dicairkan atau sluffies menjadi mineral berharga dan dipompakan ke permukaan melalui lubang bor. Contoh mineral dengan borehole adalah garam dan potash dengan dissolusi dan belerang dengan melting (frasch process).

C. LeachingLeaching adalah ekstraksi kimia metal atau mineral dari ikatan suatu cadangan bijih dari material yang telah digali atau ditambang. Proses dasarnya adalah kimiawi tetapi dapat juga proses bakteri (beberapa bakteri beraksi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi pada leaching sulfida).

3.5 .Tata Cara Penambangan

Menurut Waterman Sulistyana (2010), tata cara kegiatan penambangan terdiri dari pengupasan lapisan material penutup, pembongkaran ( jika diperlukan ), pemuatan dan pengangkutan, serta penimbunan dan pengolahan:

1. Pengupasan Lapisan Tanah PenutupPembersihan lahan adalah kegiatan pembersihan tumbuh tumbuhan pada daerah yang akan ditambang. Proses pembersihan pada lereng yang mempunyai kemiringan lebih besar dari 30 dilakukan dengan tenaga manusia, dengan cara menebang pohon pohon besar atau kecil kemudian dibakar. Sedangkan untuk lereng yang mempunyai kemiringan kurang dari 30, proses pembersihannya dapat menggunakan alat berat. Metode yang digunakan dalam pengupasan tanah penutup adalah metode back filling. Pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dilakukan secara paralel, artinya bahwa sejalan dengan pekerjaan pegupasan, maka penggalian endapan bahan galian juga dilaksanakan. Tanah penutup senantiasa dibuang ke arah belakang untuk mengisi lubang bekas penambangan sebelumnya, sementara alat gali/muat melakukan penggalian pada lokasi penambangan selanjutnya.setelah kegiatan clearing dilakukan penggalian tanah penutup berupa tanah pucuk (humus) dan batugamping lapuk. Ketebalan lapisan tana penutup sekitar 1 meter. Lapisan tanah penutup yang telah digali ditimbun pada areal yang kosong, material ini dimanfaatkan untuk pemadatan jalan tambang dan reklamasi.

2. Pembuatan front kerjaKegiatan pembuatan front kerja berkaitan dengan efisiensi kerja peralatan maupun tingkat produksi. Penentuan letak/posisi permuka kerja akan mempengaruhi rangkaian kegiatan penambangan selanjutnya. Front kerja dibuat untuk menampung alat angkut serta alat gali/muat. Front kerja dapat dibuat dengan dimensi minimum yaitu panjang keseluruhan alat gali-muat ditambah jangkauan penumpahan dan panjang alat gali-muat tersebut. Maksud dari pembuatan dimensi tersebut agar supaya peralatan dapat bekerja dengan leluasa dan aman.3. Penggalian dan pemuatanKegiatan pemuatan adalah pengambilan material produkta hasil pembongkaran (kalau diperlukan) untuk dimuat ke alat angkut. Adapun kegiatan pemuatan dapat dilakukan dengan menggunakan back hoe. Alat alat gali-muat ditempatkan pada ujung jalan masuk, kemudian menggali endapan bahan galian yang berada dalam jangkauan. Apabila endapan bahan galian tersebut (dalam jangkauan tersebut) telah habis, maka dapat digunakan kombinasi alat misalnya dengan menggunakan Bulldozer, yang berfungsi mendorong/memasok endapan bahan galian kearah alat gali muat, sehingga material tersebut kembali dalam jangkauan alat gali muat, selanjutnya dapat melanjutkan proses kerjan dengan melakukan pemuatan ke alat angkut dump Truck.

Berdasarkan penempatan posisi alat angkut terhadap posisi alat gali-muat dapat dilakukan dengan metode single back up ilustrasi seperti pada Gambar 3.6. Cara manuver dan penempatan alat angkut terhadap alat gali-muat dapat diterapkan metode parallel cut. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3.7 Metode Pemuatan Single Back Up

Gambar 3.8 Metode Pemuatan Parallel Cut4. Pengangkutan Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk memindahkan produkta hasil pembongkaran (kalau diperlukan) dari lokasi penambangan ke lokasi penimbunan (stock pile). Rencana penambangan pada bab ini dibuat umum, selanjutnya dapat rencana penambangan disesuaikan dengan endapan bahan galian masing masing.

3.6 Peralatan Penambangan

Menurut Suyono dan Adjie (2010), dalam kegiatan pengupasan dan penambangan jenis alat berat yang digunakan, seperti:1. BulldozerBulldozer adalah alat yang berfungsi untuk menggali tipis mendorong/menggeser dan mendorong atau memadatkan. Ukuran Bulldozer didasarkan pada : Ukuran bilah (blade) berat dan power mesinnya (HP). Besar kecilnya produksi Bulldozer bergantung pada ukuran Bulldozer; macam material yang ditangani; dan kondisi permukaan topografi dimana Bulldozer tersebut bekerja.2. BackhoeBackhoe adalah tambang yang dapat menggali dan memuat hasil galian pada alat muat. Pada saat menggali, bucket yang dipasangkan pada brace dan boom arahnya ke arah badan (body) Backhoe. Besar/ kecilnya produksi Backhoe tergantung pada ukuran bucket; ukuran panjang lengan boom & brace); power mesin dan power muat.

3. TruckAdalah alat yang dipergunakan untuk mengangkut material pada jalan angkut dengan jarak efektif diatas 500 meter. Bentuk bak Truck bergantung pada material yang akan diangkut. Material yang diangkut ada yang densitasnya besar (bijih) ada yang densitasnya sedang (2,0-2,5); ada yang densitasnya kecil (