39_datadokumen - prof. kirman

Upload: agil-dhiemitra-aulia-dewi

Post on 31-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Versi 5 Sept 12

    REPUBLIK INDONESIA

    AGUSTUS 2012

    PEDOMAN PERENCANAAN PROGRAM

    GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMA

    KEHIDUPAN (1000 HPK)

  • 1

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    KATA PENGANTAR

    Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015

    adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapa program

    dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk mendukung sasaran tersebut. Seiring

    dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama

    kehidupan pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut

    dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari

    Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK).

    SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai negara dalam

    rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya

    penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini

    merupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi status gizi di sebagian besar negara

    berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalam mencapai Tujuan Pembangunan

    Milenium/MDGs (Goal 1).

    Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkan

    meningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkan koordinasi termasuk

    dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dan kemitraan inovatif, dan partisipasi untuk

    meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perlu didukung

    dengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, meningkatkan partisipasi seluruh

    pemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia usaha, organisasi profesi

    dan lembaga kemasyarakatan.

    Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah: (i) Aksi pada tingkat Nasional. Untuk itu

    diperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atas data epidemiologi gizi, dan kapasitas untuk

    menangani masalah gizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang cost-effective.

    (iii) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal jaminan ketahanan

    pangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, kesetaraan gender, dan tata

    kelola Pemerintahan yang baik.

    Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagai organisasi untuk

    melakukan upaya bersama secara efektif, (ii) mendorong keterpaduan antar institusi, dan (iii)

    mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi.

    Dengan adanya Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi

    pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan) diharapkan semua

    pemangku kepentingan mempunyai persepsi, komitmen dan langkah nyata yang terkoordinasi

    dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk gerakan 1000 HPK ini di berbagai

    tingkat administrasi baik di pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Keberhasilan dari gerakan 1000

    HPK ini selain ditentukan oleh perencanaan yang sistematis dan terpadu, juga ditentukan oleh

    kepemimpinan di berbagai tingkat administrasi.

    Jakarta, Agustus 2012

    TIM PENYUSUN

  • 2

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    DAFTAR SINGKATAN

    ASI : Air Susu Ibu

    BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

    GNP : Gross National Product

    IUGR : Intra Uterine Growth Retardation

    KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

    KMS : Kartu Menuju Sehat

    KUKP : Kebijakan Umum Ketahan Pangan

    PTM : Penyakit Tidak Menular

    RAN-PG : Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi

    RAD-PG : Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi

    RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

    SUN : Scaling Up Nutrition

    1000 HPK : Seribu Hari Pertama Kehidupan

  • 3

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR 1

    DAFTAR SINGKATAN .. 2

    DAFTAR ISI .. 3

    DAFTAR TABEL ........... 4

    DAFTAR GAMBAR . 5

    BAB I. PENDAHULUAN . 6

    A. Latar Belakang .......... 6

    B. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan . 7

    C. Tujuan Pedoman .. 7

    D. Pengguna Pedoman . 7

    BAB II. GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN . 8

    A. Visi, Misi dan Goals Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan .. 8

    B. Tahapan Gerakan . 8

    C. Strategi Gerakan . 11

    D. Kemitraan dalam Gerakan . 12

    1. Pemangku Kepentingan . 12

    2. Kegiatan Utama Pemangku Kepentingan .. 13

    BAB III. KERANGKA PERUMUSAN INTERVENSI GIZI . 16

    A. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi ... 16

    B. Jenis-jenis Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif ........... 16

    C. Permasalahan dalam Pelaksanaan Intervensi Gizi .. 18

    BAB IV. PERENCANAAN KEGIATAN UNTUK INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN SENSITIF.... 19

    A. Pengantar .... 19

    B. Langkah-langkah Penyusunan Rencana .... 19

    C. Rincian Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif .. 19

    BAB V. MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN 1000 HPK .. 22

    A. Indikator Proses 22

    B. Indikator Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif .. 23

    C. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi ... 24

    D. Indikator Hasil 25

    E. Kelembagaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi .. 26

    BAB VI. PENUTUP .. 28

    DAFTAR PUSTAKA ... 29

    LAMPIRAN ... 30

  • 4

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Indikator dan Data Dasar ....................................................................................... 8

    Tabel 2 Rencana Kegiatan Utama Pemerintah .............................................................. 13

    Tabel 3 Rencana Kegiatan Utama Donor .......................................................................... 14

    Tabel 4 Rencana Kegiatan Utama Lembaga Sosial Kemasyarakatan ..................... 14

    Tabel 5 Rencana Kegiatan Utama Dunia Usaha .. 15

    Tabel 6 Rencana Kegiatan Utama UN System ................................................................ 15

    Tabel 7 Identifikasi Masalah Dalam Pelaksanaan Pelayanan Gerakan 1000

    Hari Pertama Kehidupan ...................................................................................... 18

    Tabel 8 Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Spesifik ............................................ 20

    Tabel 9 Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Sensitif ............................................. 21

    Tabel 10 Indikator Proses ......................................................................................................... 22

    Tabel 11 Indikator Spesifik ........................................................................................................ 23

    Tabel 12 Indiaktor Sensitif ......................................................................................................... 24

    Tabel 13 Indikator Hasil ...................................................................... 25

    Tabel 14 Pelaporan . 30

    Tabel 15 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik Pada Kelompok Ibu Hamil . 31

    Tabel 16 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok 0-6 Bulan 33

    Tabel 17 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok 7-24 Bulan . 34

    Tabel 18 Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Sensitif . 38

  • 5

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi ................. 16

  • 6

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta)

    merupakan kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan 1000 hari pertama

    manusia. Seribu hari pertama kehidupan adalah periode seribu hari mulai sejak terjadinya

    konsepsi hingga anak berumur 2 tahun. Seribu hari terdiri dari, 270 hari selama kehamilan dan

    730 hari kehidupan pertama sejak bayi dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden

    periode) atau disebut juga sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik

    akan terjadi kerusakan yang bersifat permanen (window of opportunity).

    Untuk itu diperlukan dua kelompok intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik dan

    intervensi gizi sensitif. Yang dimaksud dengan intervensi gizi sensitif adalah adalah berbagai

    kegiatan yang cukup cost effective untuk mengatasi masalah gizi khususnya masalah gizi

    stunting (anak pendek jika dibandingkan dengan standar normal). Berdasarkan data Riskesdas

    tahun 2010, prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar 36 persen. Sedangkan yang

    dimaksud dengan intervensi spesifik adalah berbagai kegiatan program pembangunan yang

    memberi pengaruh terhadap status gizi masyarakat terutama kelompok 1000 hari pertama,

    misalnya penanggulangan kemiskinan, pendidikan, gender, air bersih, sanitasi dan kesehatan

    lingkungan. Kegiatan sensitif ini merupakan kegiatan yang bersifat multi dan lintas sektor.

    Intervensi gizi spesifik telah banyak dilaksanakan pada perbaikan gizi masyarakat di

    Indonesia dan umumnya ditangani oleh kementerian kesehatan. Hampir semua intervensi gizi

    spesifik telah dilaksanakan, namun cakupan dan kualitas kegiatan dari intervensi gizi spesifik

    itu masih rendah.

    Kegiatan gizi sensitif yang bersifat lintas sektoral, Indonesia telah mempunyai

    pengalaman yang cukup panjang dan menunjukkan hasil yang baik. Misalnya pada saat

    pelaksanaan program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) pada tahun 1970-1980-an. Pada

    Program UPGK tersebut paling tidak melibatkan sektor kesehatan, pertanian, BKKBN, dalam

    negeri dan organisasi kemasayarakatan (PKK). Namun sejak terjadinya krisis multi dimensi

    pada tahun 1997-1998, kegiatan gizi sensitif ini mengalami kemunduran. Contoh lain dari

    intervensi gizi sensitif adalah kegiatan yodisasi garam, yang melibatkan beberapa sektor

    penting yaitu kesehatan, perindustrian, Badan POM, perdagangan dan dalam negeri. Contoh

    lainnya adalah bantuan langsung bersyarat (conditional cash transfer) yang di Indonesia nama

    programnya dikenal dengan nama Program Keluarga Harapan (PKH) yang tujuannya untuk

    memperbaiki keadaan kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak balita yang melibatkan sektor

    sosial, pendidikan, kesehatan, dan dalam negeri.

    Dalam perbaikan gizi masyarakat, kontribusi intervensi gizi sensitif lebih besar yaitu

    sekitar 70 persen dibanding dengan intervensi spesifik yang hanya 30 persen. Oleh karena itu

    kedua intervensi gizi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan dan komprehensif.

    Gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000 hari pertama kehidupan

    pada tataran global disebut Scalling Up Nutrition (SUN) dan di Indonesia disebut dengan

    Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama

    Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat Gerakan 1000 HPK).

  • 7

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    B. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

    Gerakan 1000 HPK bukanlah inisiatif, institusi maupun pembiayaan baru melainkan

    meningkatkan efektivitas dari inisiatif yang telah ada yaitu meningkatkan koordinasi termasuk

    dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi, dan kemitraan inovatif, dan partisipasi untuk

    meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, dan pembangunan. Hal ini perlu

    didukung dengan kepemimpinan nasional dan daerah yang cukup kuat, meningkatkan

    partisipasi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya dari pemerintah tetapi juga dunia

    usaha, organisasi profesi dan lembaga kemasyarakatan.

    Tiga elemen dari Gerakan 1000 HPK adalah: (i) Aksi pada tingkat Nasional. Untuk itu

    diperlukan kepemimpinan yang kuat, berdasarkan atas data epidemiologi gizi, dan kapasitas

    untuk menangani masalah gizi. (ii) Didasarkan atas bukti yang nyata dan intervensi yang

    cost-effective. (iii) Pendekatan bersifat multisektor dengan prinsip kemitraan dalam hal

    jaminan ketahanan pangan, proteksi sosial, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi,

    kesetaraan gender, dan tata kelola Pemerintahan yang baik.

    Tiga strategi dalam Gerakan 1000 HPK adalah: (i) mobilisasi berbagai organisasi untuk

    melakukan upaya bersama secara efektif, (ii) mendorong keterpaduan antar institusi, dan

    (iii) mengidentifikasi dan mendorong kepemimpinan di bidang gizi.

    C. Tujuan Pedoman

    Tujuan Umum

    Pedoman ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi berbagai pihak terkait dalam menyusun

    perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan-

    kegiatan gizi yang bersifat spesifik dan sensitif.

    Tujuan Khusus

    1. Tersedianya pilihan kegiatan gizi yang bersifat spesifik dan Sensitif, sesuai dengan

    masalah gizi dan tugas masing-masing pemangku kepentingan;

    2. Teridentifikasinya kebutuhan sumber daya pendukung

    3. Tersedianya bahan advokasi yang sederhana dan mudah dipahami.

    D. Pengguna Pedoman

    Pengguna dari buku pedoman ini adalah: :

    1. Unit perencana dan pelaksana di Kementerian dan Lembaga Pemerintahan yang

    terkait dengan perbaikan gizi masyarakat,

    2. Unit perencana dan pelaksana pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat

    provinsi dan kabupaten/kota,

    3. Lembaga legislatif baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten dan kota,

    4. Pemangku kepentingan lain yang berasal dari lembaga swasta, LSM, organisasi

    profesi, perguruan tinggi, dan mitra kerja internasional.

  • 8

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB II. GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

    A. VISI, MISI DAN GOALS GERAKAN 1000 HPK

    i. Visi

    Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnya

    potensi ibu dan anak

    ii. Misi:

    1. Menjamin kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi

    kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak

    2. Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk

    meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan anak

    iii. Goals

    Tabel 1. Tabel Indikator dan Data Dasar

    No Indikator Data Dasar

    (Baseline)

    RPJMN

    2014 SUN

    Movement

    2015

    WHO

    2025

    1 Menurunkan proporsi anak balita

    yang stunting sebesar 40 persen

    35,6 %

    (2010) < 32 % < 32 %

    < 32

    %

    2 Menurunkan proporsi anak balilta

    yang menderita kurus (wasting)

    kurang dari 5 persen.

    17,9 % (2010)

    < 15%

    3 Menurunkan anak yang lahir berat

    badan rendah sebesar 30 persen 8,8 % (2010) < 8,5 %

    4 Tidak ada kenaikan proporsi anak

    yang mengalami gizi lebih 14,2 % (2010)

    Kenaikan tidak melebihi

    0,45% per tahun

    5 Menurunkan proporsi ibu usia subur

    yang menderita anemia sebanyak 50

    persen

    40 % (2001) 25 %

    6 Meningkatkan prosentase ibu yang

    memberikan ASI ekslusif selama 6

    bulan paling kurang 50 persen

    15,3 % (2010)

    20%

    B. TAHAPAN GERAKAN 1000 HPK

    i. Tahap Satu: Analisa Kondisi saat ini

    1. Komitmen politik untuk upaya perbaikan gizi masyarakat cukup kuat baik dalam

    bentuk UU, PP, Perpres, Permen, dan Perda.

    2. Program perbaikan gizi secara nyata sudah dilaksanakan oleh K/L sesuai dengan

    tugas pokok misalnya oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian,

    Kementerian Perindustrian, Kementerian dalam Negeri, Kementerian Pendidikan

  • 9

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    dan Kebudayaan, Kementerian Sosial. Namun demikian upaya dari setiap K/L

    tersebut masih terfragmentasi, belum diarahkan kepada goals yang disepakati.

    Untuk meningkatkan kerjasama antar K/L sejak tahun 2000 telah disusun Rencana

    Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPGN) untuk setiap 5 tahun. Di tingkat daerah

    telah pula disusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG) melai tahun

    2011.

    3. Sampai dengan tahun 2012 upaya perbaikan gizi masyarakat diarahkan terhadap

    semua kelompok umur dengan sasaran utama mengatasi masalah kekurangan gizi

    baik gizi kurang maupun gizi buruk. Sejak adanya Gerakan 1000 HPK dilakukan re-

    orientasi penajaman sasaran yaitu fokus terhadap ibu hamil, ibu menyusui dan

    anak dibawah dua tahun terutama untuk mengatasi masalah stunting. Hal ini

    didasarkan atas hasil Riskesda 2007 dan 2010 yang menunjukkan bahwa prevalensi

    stunting adalah 36, 8 persen dan 35,6 persen. Data lain dari Riskesdas 2010

    menunjukkan bahwa prosentase anak BBLR 8,8 persen, wasting 13,3 persen,

    anemia pada wanita usia subur, ASI ekslusif 15,3 persen (2010).

    4. Untuk mengatasi masalah gizi pada dasarnya telah dilaksanakan program gizi yang

    bersifat spesifik maupun program yang bersifat sensitif. Namun demikian ada

    beberapa kegiatan gizi spesifik yang belum dilaksanakan yaitu antara lain

    pemberian Kalsium pada ibu hamil dan pemberian Zink pada anak, selain itu

    cakupan dari kegiatan program spesifik masih rendah. Kegiatan gizi yang bersifat

    sensitif pada dasarnya sudah dilaksanakan sejak lama sejak UPGK, namun masih

    perlu ditingkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan

    evaluasi di berbagai tingkat administrasi.

    5. Dukungan sumber daya keuangan untuk pelaksanaan perbaikan gizi masih

    terbatas, baik dalam APBN maupun dalam APBD. Walaupun terdapat

    kecenderungan peningkatan anggaran setiap tahunnya terutama dalam APBN.

    ii. Tahap Dua: Penyiapan Gerakan

    1. Komitmen politik untuk meningkatkan upaya perbaikan gizi cukup tinggi, hal ini

    dibuktikan dengan diterbitkannya Perpres No tentang Gerakan Nasional

    sadar gizi yang berisikan tentang tujuan, strategi, sasaran, kegiatan dan

    pelaksanaan perbikan gizi baik ditingkat nasional maupun tingkat daerah. Semua

    K/L yang mempunyai peranan penting dalam upaya perbaikan gizi telah

    ditetapkan sebagai naggota yang dipimpin oleh Menkokesra yangbertanggung

    jawab langsung kepada Presiden.

    2. Untuk memperkuat platform kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya

    perbaikan gizi telah dirumuskan Kerangka Kebijakan Akselerasi Perbaikan Gizi Pada

    1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Negeri Dan Buku Pedoman Perencanaan

    Program Akselerasi Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk

    Negeri. Diharapkan dengan adanya platform ini maka setiap pemangku

    kepentingan mempunyai persepsi dan langkah langkah yang sama untuk

    mempercepat pencapaian upaya perbaikan gizi.

  • 10

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    3. Saat ini sedang disusun dua buah dokumen yaitu Naskah Akademik dan Pedoman

    Perencanaan Program Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama

    Kehidupan untuk Negeri yang menjadi landasan upaya percepatan perbaikan gizi

    baik di pusat maupun daerah yang didasarkan pada Perpres Gerakan Nasional

    Sadar Gizi.

    4. Kegiatan intervensi gizi yang bersifat spesifik telah disepakati dan akan

    ditingkatkan pelaksanaannya dengan dukungan kerjasama lintas program dan

    lintas sektor yang terkait.

    5. Peningkatan mobilisasi pembaiayaan untukmendukung pelaksanaan program

    perbaikan gizi terutama di daerah melaluipeningkatan APBD provinsi maupun

    kabupaten dan kota.

    iii. Tahap Tiga : Pelaksanaan dan Pengorganisasian Gerakan

    1. Pada tataran eksekutif akan ditetapkan ketua gugus tugas Gerakan Nasional Sadar

    Gizi yang dipimpin oleh Menkokesra. Untuk membantu tugas gugus tugas ini

    terdapat tim teknis yang dipimpin oleh Wamen PPN/Waka Bappenas. Pada tataran

    legislatif telah dibentuk Kaukus Kesehatan yang tugas utamanya untuk

    meningkatkan kesadaran dan dukungan politik dan anggaran dari anggota

    legeslatif untuk program-program kesehatan dan perbaikan gizi.

    2. Berfungsinya gugus tugas Gerakan Nasional Sadar Gizi (dalam perpres) yang tugas

    pokoknya mengkoordinasikan dan mensinkronkan penyusunan rencana dan

    program kerja pada K/L dengan melaksanakan rapat koordinasi minimal satu kali

    setiap tiga bulan.

    3. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi berbagai kebijakan lintas sector dalam

    upaya perbaikan gizi baik di tingkat nacional maupun tingkat daerah dengan cara

    memonitor secara reguler pelaksanaan RANPG, RADPG dan platform Gerakan 1000

    HPK.

    4. Terlaksananya program gizi sensitif oleh berbagai K/L terkait untuk mendukung

    pelaksanaan program gizi yang spesifik.

    5. Menganalisis kesenjangan kebutuhan dana untuk pelaksanaan program perbaikan

    gizi dan secara bertahap memenuhi kesenjangan tersebut baik dalam anggaran

    APBN maupun APBD.

    iv. Tahap Empat: Memelihara Kesinambungan Gerakan

    1. Menjaga kelangsungan kepemimpinan untuk peningkatan program perbaikan gizi

    secara terus menerus sesuai dengan penugasan dalam Perpres.

    2. Memperkuat kinerja gugus tugas baik ditingkat nasional maupun di tingkat daerah

    (provinsi dan kabupaten dan kota).

    3. Memperkuat pelaksanaan kerjasama antar sektor melalui sinkronisasi kebijakan

    antar sektor baik di pusat maupun daerah.

  • 11

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    4. Memperluas dan meningkatkan kegiatan gizi spesifik dan kegiatan gizi sensitif

    sehingga menjangkau seluruh sasaran program.

    5. Menjamin ketersediaan anggaran yang memadai baik APBN maupun APBD untuk

    program perbaikan gizi dengan cara pemahaman bersama antara eksekutif dan

    legeslatif.

    C. STRATEGI GERAKAN 1000 HPK

    a. Strategi Nasional

    Tahap pertama: membangun komitmen dan kerjasama antar pemangku kepentingan.

    Tahap kedua: Mempercepat pelaksanaan Gerakan Nasional Sadar Gizi, meningkatkan

    efektifitas dan meningkatkan sumber pembiayaan.

    Tahap ketiga: Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan kualitas pelaksanaan

    dan memelihara kesinambungan kegiatan untuk mencapai indikator dampak yang

    sudah disepakati.

    b. Strategi Pelaksanaan

    1. Meningkatkan kapasitas kerjasama antar pemangku kepentingan untuk

    percepatan kegiatan perbaikan gizi berdasarkan bukti.

    2. Meningkatkan kapasitas untuk memfasilitasi kerjasama antar pemangku

    kepentingan

    3. Meningkatkan kapasitas untuk melaksanakan kerjasama yang saling

    menguntungkan antar berbagai pemangku kepentingan.

    4. Meningkatkan kapasitas untuk pemantauan dan evaluasi kinerja bersama dalam

    rangka pencapaian sasaran perbaikan gizi.

    5. Meningkatkan kapasitas untuk identifikasi dengan berbagi pengalaman atau

    model-model intervensi terkait untuk meningkatkan pemahaman dalam

    pencapaian sasaran dan hal-hal yang harus dicegah.

    6. Meningkatkan kapasitas untuk advokasi dalam rangka peningkatan komitmen

    politik dan mobilisasi sumberdana dan bantuan teknis.

    c. Strategi Mobilisasi Sumber Daya

    1. Menghitung kebutuhan anggaran untuk program perbaikan gizi.

    2. Menghitung kesenjangan anggaran antara kebutuhan dan ketersediaan saat ini.

    3. Membuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan secara terpadu baik dalam

    penganggaran untuk intervensi spesifik gizi maupun kebijakan sensitif gizi jauh

    lebih efektif jika dibandingkan bila dilaksanakan secara terpisah.

    4. Mengkoordinasikan kegiatan advokasi secara nasional dan global untuk

    mengurangi kesenjangan penganggaran dan untuk mobilisasi sumber daya

  • 12

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    d. Prinsip-prinsip keterlibatan dalam Gerakan 1000 HPK

    1. Transparan: semua pemangku kepentingan menunjukkan hasil dari aksi bersama

    secara transparan dan jujur.

    2. Inklusif: melalui kerjasama kemitraan antar pemaku kepentingan untuk

    meningkatkan intervensi dan hasil yang diinginkan

    3. Berbasis hak: bertindak sejalan dengan komitmen menegakkan keadilan dan hak

    bagi semua perempuan, pria, dan anak-anak.

    4. Kemauan untuk bernegosiasi: saat konflik muncul, secara bersama bertekad untuk

    menyelesaikan konflik dan menuju arah yang lebih baik

    5. Tanggungjawab bersama: semua pemangku kepentingan memiliki rasa

    tanggungjawab bersama dalam menyelenggarakan kegiatan secara kolektif

    sebagai bukti komitmen bersama.

    6. Cost-effective: menyusun beberapa prioritas berdasarkan analisis berbasis bukti

    dan menetapkan prioritas yang mempunyai daya ungkit paling besar dalam

    pencapaian target namun dengan dana yang paling minimal.

    7. Komunikasi terus menerus: komunikasi melalui berbagi pengalaman secara rutin

    antar pemangku kepentingan termasuk hal yang berhasil dan yang gagal.

    D. Kemitraan Dalam Gerakan

    1. Pemangku Kepentingan

    a. Pemerintah

    Pemerintah berperan sebagai inisiator, fasilitator, dan motivator gerakan 1000 HPK,

    yang terdiri dari K/L, donor, organisasi masyarakat, dunia usaha dan mitra

    pembangunan.

    b. Donor

    Tugas donor adalah untuk memperkuat kepemilikan nacional dan kepemimpinan,

    berfokus pada hasil, mengadopsi pendekatan multisektoral, memfokuskan pada

    efektivitas, mempromosikan akuntabilitas dan memperkuat kolaborasi dan inklusi

    (melalui kerjasama kemitraan antar pemaku kepentingan untuk meningkatkan

    intervensi dan hasil yang diinginkan).

    c. Organisasi Kemasyarakatan

    Tugas organisasi kemasyarakatan adalah memperkuat mobilisasi, advokasi,

    komunikasi, riset dan analisasi kebijakan serta pelaksana pada tingkat masyarakat

    untuk menangani kekurangan gizi.

    d. Dunia Usaha

    Dunia usaha bertugas untuk pengembangan produk, control kualitas, distribusi,

    riset, pengembangan teknologi informasi, komunikasi, promosi perubahan perilaku

    untuk hidup sehat.

  • 13

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    e. Mitra Pembangunan

    Mitra pembangunan bertugas untuk memperluas dan mengembangkan kegiatan

    gizi sensitif dan spesifik melalui harmonisasi kelahlian dan bantuan teknis antar

    mitra pembangunan antara lain UNICEF, WHO, FAO dan IFAD (International Fund for

    Agriculture and Development), SCN (Standing Committee on Nutrition).

    2. Kegiatan Utama Gerakan 1000 HPK

    a. Pemerintah

    Tabel 2. Rencana Kegiatan Utama Pemerintah

    No Jangka Pendek (18 Bulan) No Jangka Menengah (36 bulan)

    1 Menetapkan Perpres Gerakan 1000

    HPK

    1 Mobilisasi sumber dana dalam APBN dan

    APBD, termasuk PPP dan CSR dan mitra

    pembangunan internacional

    2 Menyusun Naskah Akademik 2 Melakukan evaluasi pencapaian tujuan dan

    sasaran dan pelaksanaan kegiatan

    3 Menyusun Kerangka Program SUN 3 Meningkatkan kemitraan dengan donor

    4 Menyusun Pedoman Perencanaan

    Program SUN

    4 Meningkatkan kemitraan dengan dunia

    usaha

    5 Sosialiasi Gerakan 1000 HPK tingkat

    nacional dan di daerah

    5 Meningkatkan kemitraan dengan Lembaga

    Kemasyarakatan

    6 Penyusunan kerangka monitoring

    dan evaluasi

    6 Meningkatkan kerjasama dalam rangka

    sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan

    kegiatan antar K/L

    7 Pertemuan berkala Gugus Tugas

    Nasional

    7 Meningkatkan kerjasama dalam rangka

    sinkronisasi perencanaan dan

    pengganggaran antar Pusat dan Daerah

    8 Pertemuan berkala Tim Teknis Gugus

    Tugas

    8 Melakukan replikasi program/model yang

    terbukti efektif

    9 Menyusun laporan berkala tentang

    kemajuan Gerakan 1000 HPK

    9 Advokasi kepada legislatif dan eksekutif

    10 Menjaga kesinambungan pelaksanaan

    Gerakan 1000 HPK

    11 Mengintegrasikan Gerakan 1000 HPK pada

    RPJMN 2015 2019

    12 Menyusun laporan tahunan kemajuan

    Gerakan 1000 HPK kepada Presiden

  • 14

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    b. Donor

    Tabel 3. Rencana Kegiatan Utama Donor

    No Jangka Pendek (18 Bulan) Jangka Menengah (36 bulan)

    1 Memperkuat dan memperluas

    jaringan antar donor, untuk

    mendukung Gerakan 1000 HPK

    1. Meningkatkan skala dan kualitas bantuan

    kepada pemerintah

    2 Mendukung gizi sebagai isu prioritas

    nacional dan daerah

    2. Meningkatkan kerjasama antara donor

    untuk menjamin efisiensi bantuan yang

    diberikan

    3 Mendukung intensitas kerjasama

    antar donor untuk menjamin

    efisiensi dan efektifitas antar donor

    3. Mendorong kerjasama antar negara dengan

    prevalensi kekurangan gizi yang tinggi

    4 Bekerjasama dengan pemerintah

    untuk mengembangkan rencana

    pembiayaan Gerakan 1000 HPK

    4. Melakukan review sector pangan dan gizi

    untuk basis kebijakan RPJMN 2015-2019

    5 Memutakhirkan perkiraan biaya

    untuk intervensi gizi yang bersifat

    spesifik dan sensitif

    6 Memberikan bantuan teknis kepada

    pemerintah untuk intervensi gizi

    yang spesifik, gizi sensitif, pertanian

    dan kesejahteraan soial

    c. Lembaga Sosial Kemasyarakatan

    Tabel 4. Rencana Kegiatan Utama Lembaga Sosial Kemasyarakatan

    No Jangka Pendek (18 Bulan)

    Jangka Menengah (36 bulan)

    1. Memperluas kepersertaan antar

    sector dan kelompok di tingkat

    nasional dan daerah

    1. Mengintegrasikan Gerakan 1000 Hari

    Pertama Kehidupan ke dalam kegiatan LSK

    2 Memperkuat keterkaitan antara LSK

    dengan pemerintah dengan

    menggunakan mekanismee yang

    berlaku

    2. Membantu mengembangkan rencana

    nacional dan menetapkan sasaran yang

    ingin dicapai

    3 Mengembangkan dan menyetujui

    prinsip2 mediasi jika tidak terjadi

    kesepahaman

    3

    Melakukan evaluasi dan penelitian yang

    mengaitkan antara gizi dengan gender,

    ketenagakerjaan, pertanian, pangan,

    kesehatan, kemiskinan, jaminan sosial dan

    pendidikan

    4 Memberikan kontribusi dalam

    perumusan kerangka program SUN

    4 Advokasi ke dunia internacional untuk

    mendukung Gerakan 1000 HPK

    5 Melakukan mobilisasi dalam rangka

    meningkatkan demand masyarakat

    5 Advokasi kepada pemerintah untuk

    mobilisasi sumberdana yang lebih besar

    untuk menangani kekurangan gizi

  • 15

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    d. Dunia Usaha

    Tabel 5. Rencana Kegiatan Utama Dunia Usaha

    No Jangka Pendek (18 Bulan) Jangka Menengah (36 bulan)

    1. Memfasilitasi keterlibatan dunia

    usaha dalam Gerakan 1000 HPK

    1. Bekerja secara nyata untuk mendukung

    Gerakan 1000 HPK Nasional

    2 Memberikan pedoman dan contoh

    tentang keterlibatan dunia usaha

    dalam Gerakan 1000 HPK

    2. Melaksanakan contoh bagaimana

    pengusaha internacional mendukung

    Gerakan 1000 HPK Global

    3 Memberikan pedoman dan mediasi

    bila terjadi ketidak sepakahaman

    dalam kebijakan maupun

    pelaksanaan Gerakan 1000 HPK

    3. Meningkatkan peran dunia usaha untuk

    memperbaiki keadaan gizi masyarakat

    terutama pada ibu hamil, ibu menyusui dan

    anak baduta melalui penerapan CSR sesuai

    dengan peraturan yang berlaku

    4 Bekerja secara nyata untuk

    mendukung strategi Gerakan 1000

    HPK

    5 Tukar menukar pengalaman dalam

    sistem distribusi pangan dan gizi

    termasuk penggunaan

    teknologi/inovasi

    e. Mitra Pembangunan (UN sistem)

    Tabel 6. Rencana Kegiatan Utama Mitra Pembangunan (UN Sistem)

    No Jangka Pendek (18 Bulan) No Jangka Menengah (36 bulan)

    1. Membangun jaringan dan

    memperluas kerjasama UN System

    diluar 4 organisasi utama (UNICEF,

    WFP, FAO dan WHO)

    1. Melakukan sinergitas agenda kegiatan

    nasional dan global dalam rangka

    menyelaraskan dan menghindari duplikasi

    kegiatan

    2 Membangun sistem untuk merespon

    permintaan pemerintah

    2. Bantuan teknis dan experties untuk

    memperkuat Gerakan 1000 HPK

    3 Bekerjasama dengan pemerintah dan

    donor untuk mendukung rencana

    pembiayaan Gerakan 1000 HPK

    4 Memutakhirkan perkiraan biaya

    untuk pelaksanaan program gizi

    spesifik dan program gizi sensitif

  • 16

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB III. KERANGKA PERUMUSAN INTERVENSI GIZI

    A. Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi

    Untuk menjelaskan berbagai faktor penyebab masalah gizi, termasuk "Stunting",

    lazimnya digunakan model UNICEF seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Dari model tersebut

    diketahui penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung dari masalah gizi

    adalah kurangnya asupan gizi dan terbatasnya pelayanan kesehatan dasar. Penyebab tidak

    langsung adalah terbatasnya aksesibilitas pangan, pola asuh yang kurang baik, dan

    terbatasnya kesediaan air minum dan sanitasi yang layak. Akar masalah dari penyebab

    langsung dan tidak langsung adalah kemiskinan, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah,

    daya beli yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk.

    GAMBAR 1.

    KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI

    Sumber: World Bank 2011, diadaptasi dari UNICEF 1990 & Ruel 2008 dan disesuaikan dengan

    kondisi Indonesia

    B. Jenis-jenis Intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif

    Untuk mengatasi penyebab langsung dilaksanakan berbagai intervensi gizi spesifik

    menurut kelompok sasaran, yaitu:

    I. Ibu hamil

    1. Pemeriksaan kehamilan dan tablet tambah darah

    2. Konseling menyusui

    3. Suplementasi dengan zat gizi makro

    4. Pengobatan kecacingan pada ibu hamil

    5. Suplementasi kalsium

  • 17

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    6. Pengobatan malaria pada ibu hamil

    7. Menghindar dari perokok pasif

    8. Penggunaan kelambu berinsentisida

    9. Pemberian cash transfer bersyarat (PKH)

    II. Bayi Baru lahir

    1. Konseling menyusui

    2. Inisiasi Menyusu Dini

    3. Pemeriksanaan kesehatan

    4. Penundaan pengguntingan tali pusat

    5. KIE Gizi

    6. Imunisasi

    7. Penanganan bayi BBLR

    8. Pemantauan pertumbuhan

    III. Bayi dan Anak

    1. Promosi ASI

    2. KIE Pemberian MP ASI

    3. Penanganan penyakit infeksi

    4. Imunisasi

    5. Cuci tangan

    6. Penanganan gizi buruk akut

    7. Pemberian MP ASI anak berusia diatas 6 bulan

    8. Suplementasi vitamin A

    9. Home fortification (micro nutrition fortification/sprinkle)

    10. Pengobatan kecacingan

    11. Penggunaan kelambu berinsektisida

    12. Pemantauan pertumbuhan

    Beberapa jenis intervensi gizi sensitif yang perlu dilaksanakan di Indonesia antara lain:

    1. Penyediaan air minum dan sanitasi yang layak

    2. Ketahanan Pangan dan Gizi, termasuk pengendalian harga pangan

    3. Keluarga Berencana

    4. Perlindungan kepada ibu hamil dan menyusui

    5. Jaminan Kesehatan Masyarakat

    6. Jaminan Persalinan Universal

    7. Program Beras Miskin

    8. Program Keluarga Harapan

    9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi

    10. Fortifikasi

    11. Pendidikan Gizi Masyarakat

    12. Kawasan bebas rokok

    13. Wajib belajar 9 tahun

    14. Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)

    15. Konseling calon pengantin

  • 18

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    16. Subsidi pertanian termasuk subsidi pangan

    17. Pengaturan label makanan

    18. Promosi gizi seimbang dan aktivitas fisik

    C. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Intervensi Gizi

    Dalam pelaksanaan intervensi gizi spesifik dan intervensi sensitif selama ini dijumpai

    beberapa masalah seperti pada tabel berikut ini.

    Tabel 7. Identifikasi Masalah Dalam Pelaksanaan Pelayanan

    Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

    Masalah Intervensi Gizi Spesifik Masalah Intervensi Gizi Sensitif

    1. Terbatasnya kecukupan dukungan sarana

    dan prasarana

    2. Terbatasnya kecukupan dan kualitas tenaga

    3. Lemahnya keterpaduan perencanaan dan

    penganggaran

    4. Kurang terpadunya pelaksanaan pelayanan

    5. Lemahnya monitoring dan Evaluasi

    6. Kurangnya pemberdayaan masyarakat

    7. Kurangnya pemberdayaan kelompok

    potensial (al , institusi pendidikan gizi dan

    organisasi profesi)

    8. Rendahnya kegiatan pendidikan gizi

    masyarakat

    9. Belum adanya pembakuan kegiatan sebagai

    acuan bagi para perencana untuk

    mendukung implementasi intervensi spesifik

    1. Kurangnya pemahaman dan kesepakatan

    tujuan bersama akan pentingnya menangani

    masalah 1000 hari pertama

    2. Masih kurangnya regulasi yang mengatur

    kemitraan (PPP dan CSR)

    3. Rendahnya Equitas, transparansi saling

    menguntungkan dalam kemitraan

    4. Perencanaan penganggaran masih

    berorientasi pada kinerja tupoksi masing-

    masing yang belum memperhatikan

    keterpaduan

    5. Efektifitas pelaksanaan RAN PG dan RAD PG

    yang berfokus pada 1000 hari pertama

    6. Pengetahuan terhadap 1000 hari pertama

    masih terbatas baik pada masyarakat umum

    maupun kelompok potensial (OP, institusi

    pendidikan)

    7. Masih lemahnya koordinasi perencanaan,

    implementasi, monitoring dan evaluasi di

    berbagai level administrasi

    8. Terbatasnya kemampuan masyarakat miskin

    untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan

    gizi seimbang

    9. Terbatasnya jangkauan daerah yang tercover

    kegiatan sensitif 1000 hari pertama

    10. Belum adanya pembakuan kegiatan sebagai

    acuan bagi para perencana untuk

    mendukung implementasi intervensi sensitif

  • 19

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB IV. PERENCANAAN KEGIATAN UNTUK INTERVENSI

    GIZI SPESIFIK DAN GIZI SENSITIF

    A. Pengantar

    Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran untuk intervensi gizi Sensitif dan

    intervensi spesifik, mengiukuti mekanisme yang sudah ada, baik APBN maupun APBD.

    Kegiatan ini juga merupakan bagian dari perencanaan setiap sektor Kementerian/lembaga di

    pusat dan SKPD di daerah. Koordinasi perencanaan dan penganggaran di Pusat dilakukan oleh

    Bappenas, sedangkan di daerah dilaksanakan oleh Bappeda.

    B. Langkah-langkah Penyusunan Rencana

    Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kegiatan gizi spesifik

    dan Sensitif adalah sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi kegiatan gizi spesifik dan sensitif yang seharusnya dilakukan

    2. Mengidentifikasi pencapaian kinerja kegiatan gizi spesifik dan sensitif yang dilakukan

    3. Menentukan kegiatan spesifik dan sensitif yang kinerjanya rendah

    4. Menentukan kegiatan yang diperlukan tetapi belum dilakukan

    5. Menentukan target kinerja kegiatan gizi spesifik dan sensitif untuk setiap tahun

    6. Mengidentifikasi sumberdaya tenaga, dana dan sarana untuk mencapai target kinerja,

    yang bersumber dari APBN, APBD, dan swasta serta sumberlainnya yan dapat

    dipertanggungjawabkan.

    7. Menyusun rencana kerja kementerian dan lembaga (RKA-KL) dan DPA di daerah

    8. Mengusulkan RKA-KL ke DPR dan DPA ke DPRD

    9. Melakukan kemitraan dengan swasta untuk pembiayaan kegiatan yang sensitif maupun

    spesifik

    C. Rincian Kegiatan untuk setiap Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif

    C. 1. Intervensi Gizi Spesifik

    Setiap intervensi gizi spesifik harus memiliki target yang jelas dan terukur untuk setiap

    kelompok sasaran. Untuk pelaksanaan intervensi tersebut dilakukan serangkaian kegiatan yang

    menyesuaikan dengan kondisi setempat yang komponennya antara lain terdiri dari

    pengadaan bahan, pelatihan petugas, KIE untuk individual dan kelompok, pemantauan, dan

    bimbingan teknis (supervisi) dan penyusunan pedoman teknis.

    Daftar rincian kegiatan dan target untuk setiap intervensi gizi spesifik dapat dilihat

    pada tabel 8 .

  • 20

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    i. Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Spesifik

    Tabel 8. Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Spesifik

    No Kegiatan No Kegiatan

    1 Meningkatkan konsumsi pangan sehari-

    hari melalui perbaikan pendapatan

    keluarga dan pendidikan gizi seimbang

    7 Peningkatan Pemberantasan malaria

    didaerah endemik harus menjadi prioritas

    2 Melanjutkan suplemen tablet besi-folat

    dengan perencanaan dan pengawasan

    yang lebih baik

    8 Sosialisasi yang luas kepada masyarakat

    tentang PP 33, 2012 sehingga masyarakat

    dapat ikut berperan dalam

    pelaksanaannya

    3 Bagi ibu hamil yang kurus (diukur dengan

    lingkar lengan) diberikan bantuan

    suplemen pangan sumber energi, dan

    protein, yang diusahakan menggunakan

    bahan pangan yang sudah difortifikasi

    seperti garam (yodium), tepung terigu (zat

    besi,seng, asam folat dan vitamin B1 dan

    B2), dan minyak goreng (vitamin A)

    9 Melakukan evaluasi efektivitas atas

    berbagai MP-ASI yang beredar di

    masyarakat baik yang dilaksanakan oleh

    pemerintah, LSM, maupun oleh industri

    pangan

    4 Intensifkan pendidikan atau KIE gizi

    sehingga setiap ibu hamil memahami

    pentingnya tablet besi-folat dan merasa

    membutuhkan untuk kesehatannya

    10 Memberi prioritas pada pengembangan

    MP-ASI lokal untuk anak-anak masyarakat

    miskin

    5 Menerbitkan Peraturan Daerah tentang

    peredaran garam beryodium agar sasaran

    cakupan rumah tangga yang

    menkonsumsi garam beryodium yang

    memenuhi syarat dapat meningkat

    11 Pendidikan gizi tentang ASI Eksklusif perlu

    disertai pendidikan tentnag MP-ASI

    6 Pemberian pil besi pada ibu hamil di

    daerah endemik malaria harus dilakukan

    secara berhati-hati

    12 Melakukan penelitian pengetahuan, sikap

    dan perilaku (KAP) tentang MP-ASI di

    berbagai kelompok sosial masyarakat

    C.2 Intervensi Gizi Sensitif

    Daftar Kegiatan intervensi gizi sensitif dapat dilihat pada Tabel 9. Secara umum setiap

    intervensi perlu disusun rencana kegiatan yang secara umum terdiri :

    1. Pendataan;

    2. Pengadaan;

    3. Pelatihan;

    4. KIE;

    5. Pemantauan;

    6. Bimbingan teknis (supervisi);

    7. Regulasi.

  • 21

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    i. Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Sensitif

    Tabel 9. Kegiatan Dalam Rangka Intervensi Gizi Sensitif

    No Kegiatan No Kegiatan

    1 Perencanaan terpadu untuk menentukan

    prioritas lokasi pembangunan

    infrastruktur air bersih dan sanitasi

    10 Evaluasi bersama tentang hal-hal positip

    dan negatip pengalaman program Gizi-KB

    di UPGK

    2 Mencegah kejadian luar biasa diare

    karena akan berdampak pada

    peningkatan kejadian kurang gizi akut

    11 Adanya suatu pusat KIE gizi 1000 HPK

    untuk mengelola kegiatan KIE Gizi

    3 Peningkatan pendidikan kesehatan

    tentang perilaku hidup bersih

    12 Penegakan hukum terhadap adanya

    pelanggaran peraturan SNI wajib ,

    terutama yodisasi garam

    4 Menjamin nilai tukar ("term of trade")

    produk pertanian dan perkebunan yang

    menguntungkan petani kecil

    13 Peningkatan advokasi kepada pemerintah

    daerah yang tingkat konsumsi garam

    yodiumnya masih sangat rendah

    5 Menghidupkan kembali program

    pemanfaatan tanaman pekarangan dan

    kebun sekolah dikaitkan dengan

    program makanan tambahan anak

    sekolah (PMTAS)

    14 Studi PSP (Pengetahuan, Sikap dan

    Perilaku) tentang gizi untuk mengetahui

    tingkat pemahaman tentang gizi dan

    masalah gizi dimasyarakat termasuk para

    pelaku program

    6 Lebih mengefektifkan bantuan beras

    RASKIN sehingga tiap keluarga dapat 15

    kg beras seperti yang direncanakan,

    dengan prioritas keluarga yang ada ibu

    hamil dan menyusui.

    15 Pendidikan tentang Gizi Seimbang

    menjadi topik ajaran dan bahasan utama

    ditiap acara pendidikan atau KIE Gizi

    dengan sasaran utama adalah guru SD

    dan jurnalis

    7 Mengupayakan akses pangan pada

    kelompok rawan pangan, khususnya ibu

    hamil dan menyusui, dan baduta serta

    remaja perempuan antara lain dengan

    program keluarga harapan (BLT

    bersyarat)

    16 Pendidikan persiapan perkawinan yang

    sehat ditinjau dari usia, kesehatan dan

    budaya melalui program kerjasama

    Kementerian Kesehatan dengan

    Kementerian Agama, dan Dalam Negeri.

    8 Meningkatkan produksi sayur dan buah

    untuk mencukupi kebutuhan vitamin,

    mineral dan serat dalam rangka

    diversifikasi pangan

    17 Memberikan kewenangan kepada

    Puskesmas untuk memeriksa kesehatan

    calon pengantin agar bebas dari

    kekurangan gizi (kurus dan atau anemi)

    9 Menjamin pembangunan infrastruktur

    perdesaan termasuk irigasi dan

    penyediaan air bersih dan sanitasi

    18 Membahas sinkronisasi UU perkawinan

    dan UU Perlindungan Anak yang

    melibatkan anggota DPR, alim ulama,

    pakar kesehatan dan budaya

  • 22

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB V. MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN 1000 HPK

    Untuk mengawal agar program percepatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan

    dan sasaran, diperlukan suatu sistem monitoring dan evaluasi untuk mengetahui kemajuan,

    hambatan, dan pencapaian tujuan program. Pada dasarnya monitoring dan evaluasi yang akan

    dikembangkan berupa proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang

    telah ditetapkan sebelumnya yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu sehingga dapat

    dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program kerja Gerakan 1000 HPK

    selanjutnya. Adapun evaluasi dirancang sebagai proses penilaian pencapaian tujuan dan

    pengungkapan masalah kinerja Gerakan 1000 HPK untuk memberikan umpan balik bagi

    peningkatan kualitas kinerja program pada masa mendatang.

    Tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi gerakan 1000 HPK adalah untuk: 1).

    Menghimpun data dan informasi secara periodik tentang pelaksanaan program gerakan 1000

    HPK yang dapat digunakan untuk tindakan koreksi/perbaikan yang diperlukan; 2).

    Menghimpun data dan informasi tentang pencapaian program kerja (kinerja) gerakan 1000

    HPK dalam kerangka evaluasi input proses output berdasarkan indikator yang telah

    ditetapkan.

    A. Indikator Proses

    Tabel 10. Tabel Indikator Proses

    Indikator 1:

    Meningkatkan

    partisipasi pemangku

    kepentingan dalam

    berbagi pengalaman

    pelaksanaan

    Indikator 2: Terjaminnya

    kebijakan yang koheren

    dan adanya kerangka

    legalitas program

    Indikator 3:

    Menyelaraskan

    program-program

    sesuai dengan Kerangka

    Program Gerakan 1000

    HPK

    Indikator 4:

    Teridentifikasinya sumber-

    sumber pembiayaan

    1. Adanya komitmen

    tertulis untuk

    bergabung dalam

    Gerakan 1000 HPK

    Global

    1. Direviewnya kebijakan,

    rencana dan strategi yang

    ada

    1. Teridentifikasinya

    program-program gizi

    spesifik dan gizi

    sensitif

    1. Terselesaikannya kerangka

    pembiayaan spesifik gizi

    2. Terbentuknya Gugus

    Tugas Gerakan 1000

    HPK

    2. Finalisasi review kebijakan 2. Didiskusikannya

    kerangka program dan

    hasil dari Gerakan 1000

    HPK yang akan dicapai

    2. Dipahaminya sumber-

    sumber pembiayaan untuk

    perbaikan gizi antar sektor

    3. Berfungsinya Gugus

    Tugas Gerakan 1000

    HPK secara efektif

    3. Peraturan dan kebijakan di

    validasi dan disetujui

    3. Disepakatinya

    Kerangka Program

    Gerakan 1000 HPK dan

    diidentifikasinya

    kesenjangan

    3. Mobilisasi dan harmonisasi

    sumber pembiayaan untuk

    mendukung kegiatan

    prioritas

    4. Dicapainya komitmen

    politik tingkat tinggi

    untuk Gerakan 1000

    HPK

    4. Dilaksanakannya kebijakan

    dan berbagai peraturan

    secara efektif untuk

    meningkatkan keadaan gizi

    masyarakat

    4. Diatasinya kesenjangan

    melalui upaya bersama

    4. Teriidentifikasinya

    kesenjangan sumber

    pembiayaan

  • 23

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    B. Indikator Intervensi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif

    Indikator kinerja spesifik dan indikator sensitif pada dasarnya adalah indikator proses

    yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap status gizi dan indikator output.

    Indikator spesifik yang digunakan dalam panduan ini adalah sekumpulan indikator yang

    direkomendasikan oleh Lancet/SUN yang secara rinci mengavaluasi ketersediaan

    program/kegiatan dan pencapaian kinerja penurunan masalah gizi tertentu yang penanganan

    masalahnya dilaksanakan oleh sektor kesehatan dan bertujuan untuk mengatasi penyebab-

    penyebab langsung masalah gizi kurang/gizi lebih. Indikator sensitif adalah sekelompok

    indikator yang mengindikasikan proses yang dilaksanakan oleh sektor-sektor di luar

    kesehatan, secara tidak langsung mempengaruhi output (status gizi).

    1. Indikator Spesifik

    Tabel 11. Tabel Indikator Spesifik

    Sasaran Indikator

    Ibu Hamil

    a. perlindungan terhadap

    kekurangan zat besi, asam

    folat dan kekurangan

    energi dan protein kronis

    % cakupan Suplementasi besi-folat

    % cakupan Supplemen ibu dengan zat gizi mikro

    % cakupan Ibu Hamil yang mendapat suplemen

    % ibu hamil mengkonsumsi < 70 persen AKG

    % cakupan ibu hamil mendapat pengobatan kecacingan

    % cakupan ibu hamil mendapat suplementasi kalsium

    % Ibu hamil terkespose asap rokok (perokok pasif)

    Jumlah inisiasi Menyusui Dini dan ASI Ekslusif termasuk

    konseling KB

    b. Perlindungan terhadap

    kekurangan Yodium

    % ibu mengkonsumsi garam beriodium

    c. Perlindungan ibu hamil

    terhadap malaria

    % cakupan ibu hamil mendapat pengobatan malaria

    % Kelambu dengan Obat

    Anak Umur 0 23 bulan

    a. ASI Ekslusif % cakupan Promosi ASI perorangan dan kelompok

    % ibu melahirkan yang menunda pengguntingan takli pusar

    % cakupan sasaran ter-ekspos KIE Gizi (Ketersediaan

    updated pesan dan metode efektif;

    b. Makanan Pendamping ASI

    (MP-ASI

    % Cakupan KIE Pemberian MP-ASI

    % cakupan Pemberian MP-ASI anak usia > 6 bulan;

    % penurunan prevalensi stunted, underwight, wastede)

    % anak memperoleh akses garam beriodium)

    % cakupan Management Zinc pada diare

    % cakupan Penanganan gizi buruk akut pada anak baduta

    % cakupan Suplementasi Vitamin A

    % cakupan baduta yang mengkonsumsi sprinkle;

    % penurunan defisiensi zat gizi mikro)

    % cakupan Pengobatan kecacingan;

    % penurunan prevalensi kecacingan)

    % cakupan Pemberian Cash bersyarat pada needy group

    % cakupan Pemberian kelambu-obat pada needy group

  • 24

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    Sasaran Indikator

    % Cakupan imunisasi dasar

    2. Indikator Sensitif

    Tabel 12. Tabel Indikator Sensitif

    Sasaran Indikator

    Penyediaan Air Bersih dan

    Sanitasi

    % cakupan akses terhadap air bersih

    % sanitasi yang layak

    % cakupan cuci tangan dan PHBS;

    Ketahanan Pangan dan Gizi % penduduk dengan konsumsi Kkal

    % rumahtangga rawan pangan

    Tingkat Konsumsi Energi/kapita/hari;

    Tingkat Konsumsi Protein/kapita/hari;

    Keluarga Berencana Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah

    usia 15 49 tahun

    % angka kelahiran

    Jaminan Kesehatan

    Masyarakat

    % penduduk yang miskin yang tercakup program kesehatan

    % puskesmas yang memebrikan pelayanan kesehatan dasar

    bagi penduduk miskin

    % rumah sakit yang memberikan pelayanan rujukan bagi

    penduduk miskin

    Jaminan Persalinan Dasar % ibu hami hamil yang mendapatkan penggantian biaya

    persalinan melalui jampersal

    Fortifikasi Pangan %penduduk yang menikmati produk pangan difortifikasi

    Jumlah jenis produk pangan yang difortifikasi

    Pendidikan Gizi Masyarakat Meningkatnya materi KIE untuk sosialisasi dan advokasi

    Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap perilaku

    hidup bersih dan sehat

    Remaja Perempuan Usia menikah pertama anak perempuan

    Jumlah remaja yang mengalami kehamilan

    C. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi

    Mekanisme monitoring dan Evaluasi program kerja gerakan sadar gizi disajikan pada

    uraian di bawah ini, sedangkan aspek yang dimonitor dan dievaluasi disajikan pada Tabel 3.

    1. Pelaksana/Penanggungjawab Monev

    a. Untuk kegiatan intervensi gizi spesifik merupakan tanggungjawab sektor kesehatan

    dan khusus untuk kegiatan fortifikasi dilakukan bersama dengan sektor industri.

    b. Untuk kegiatan yang bersifat intervensi gizi sensitif menjadi tanggungjawab sektor

    terkait.

    c. Untuk monitoring secara komprehensif yang mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi

    sensitif dilakukan oleh gugus tugas gerakan nasional sadar gizi yang diketuai oleh

  • 25

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    Wamen PPN/Waka Bappenas untuk tingkat pusat. Sedangkan ditingkat provinsi dan

    kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Ketua Bappeda.

    2. Instrument

    a. Format pencatatan dan pelaporan menggunakan format dan mekanisme pelaporan

    yang sudah ada.

    3. Frekwensi Monev

    a. Laporan kinerja pencapaian indikator gerakan sadar gizi berbasis komunitas

    dilaksanakan melalui survei-survei yang reguler dilakukan, seperti RISKESDAS,

    SUSENAS, atau survei khusus jika diperlukan.

    b. Mekanisme untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian kinerja gerakan sadar gizi

    dilakukan sekurangnya setiap semester.

    4. Analisis

    a. Dalam analisis kinerja gerakan 1000 HPK, difokuskan pada indikator-indikator

    intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

    b. Hasil analisis kinerja dibahas dalam gugus tugas gerakan 1000 HPK yang dilaksanakan

    setiap semester, yang hasilnya digunakan memperbaiki kinerja program.

    5. Pelaporan

    a. Di tingkat kabupaten dan kota, hasil analisis kinerja gerakan disampaikan oleh Ketua

    Bappeda kepada Bupati/walikota setiap semester.

    b. Di tingkat Provinsi, hasil analisis kinerja gerakan disampaikan oleh Ketua Bappeda

    kepada gubernur setiap semester.

    c. Ditingkat Pusat, hasil analisis disampaikan oleh Menko Kesra sebagai ketua Gugus

    Tugas Nasional kepada presiden setiap semester.

    D. Indikator Hasil

    Tabel 13. Tabel Indikator Hasil

    No Indikator

    1 Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen

    2 Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting)

    kurang dari 5 persen.

    3 Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30

    persen.

    4 Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.

    5 Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak

    50 persen.

    6 Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6

    bulan paling kurang 50 persen.

  • 26

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    E. Kelembagaan dan Mekanisme Monitoring dan Evaluasi

    Mekanisme monitoring dan evaluasi program kerja gerakan 1000 HPK disajikan pada

    uraian di bawah ini, sedangkan aspek yang dimonitor dan dievaluasi disajikan pada Tabel 3.

    1. Kelembagaan

    Leading sektor untuk pelaksanaan gerakan/program Gerakan 1000 HPK adalah Badan

    Perencanaan pembangunan Nasional (BAPPENAS), khususnya kedeputian Sumberdaya

    Manusia dan Kebudayaan. Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

    dilaksanakan di unit ini, sedangkan teknis monitoring dan evaluasi dapat dilakukan oleh

    masing-masing lembaga pemerintah (LPD, LNPD) maupun pihak lain yang ditunjuk dengan

    mengacu pada indikator kunci yang telah ditetapkan. Bila dipandang perlu pelaksana

    monitoring dan evaluasi dapat mengembangkan indikator baru untuk memperkaya hasil

    monitoring dan evaluasi bagi perbaikan dan atau pengembangan program gerakan 1000 HPK

    di masa mendatang.

    Untuk menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan, dibentuk gugus tugas

    MONEV yang beranggotakan para pakar lintas sektor dan lintas disiplin yang bertugas

    merumuskan instrument minitoring dan evaluasi, mengumpulkan dan atau

    mengkoordinasikan pengumpulan data dan informasi serta melakukan analisis untuk

    menghasilkan rekomendasi dan kebijakan yang diperlukan. Gugus tugas dilengkapi dengan

    seperangkat fasilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan pangkalan data-base gerakan

    1000 HPK, melakukan analisis data dan perumusan kebijakan, baik dalam bentuk fasilitas

    teknologi informasi, perangkat lunak, maupun data-data hasil kajian dari unit kerja yang tekah

    ada (Riskesdas, Susenas, dll).

    2. Mekanisme

    a. Untuk program/kegiatan rutin yang dilaksanakan di unit kerja (LPD, LNPD, Pemda, unit

    kerja lain) monitoring dan evaluasi menyatu dalam program kerja yang ada, namun

    indikator yang digunakan sekurang-kurangnya harus mengacu pada indikator kinerja

    kunci program gerakan 1000 HPK yang telah ditetapkan. Sumber informasi dikumpulkan

    melalui supervisi, survei atau studi yang sudah ada atau dirancang khusus untuk

    monitoring dan evaluasi pencapaian Gerakan 1000 HPK;

    b. Untuk program-program kegiatan yang baru yang belum ada dalam kegiatan rutin unit

    kerja (LPD, LNPD, Pemda, unit kerja lain) monitoring dan evaluasi dikembangkan dan

    dikoordinasikan dibawah Kedeputian Sumberdaya Manusia dan Kebudayaan di

    Bappenas dengan mengacu pada indikator kinerja kunci yang telah ditetapkan;

    c. Alur pengumpulan, analisis, dan formulasi rekomendasi kebijakan disusun oleh gugus

    tugas lintas sektor-lintas disiplin kepada koordinator gerakan/program Gerakan 1000

    HPK untuk ditindak-lanjuti;

    d. Monitoring input dan proses dilakukan tiap semester (setahun dua kali), sedangkan

    monitoring output (indikator gizi sensitif dan gizi spesifik) akan dilakukan tahunan

  • 27

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    (ketersediaan pangan, konsumsi, cakupan program suplementasi) hingga tiga tahun

    sekali (cakupan fortifikasi, prevalensi stunted, overweight).

  • 28

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    BAB VI. PENUTUP

    Dengan adanya Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam

    Rangka Percepatan Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari

    Pertama Kehidupan) diharapkan semua pemangku kepentingan mempunyai persepsi,

    komitmen dan langkah nyata yang terkoordinasi dalam penyusunan perencanaan dan

    penganggaran untuk gerakan 1000 HPK ini di berbagai tingkat administrasi baik di pusat,

    provinsi, kabupaten dan kota. Keberhasilan dari gerakan 1000 HPK ini selain ditentukan oleh

    perencanaan yang sistematis dan terpadu, juga ditentukan oleh kepemimpinan di berbagai

    tingkat administrasi.

  • 29

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cesar G Victora, Linda Adair, Caroline Fall, Pedro C Hallal, Reynaldo Martorell, Linda

    Richter, Harshpal Singh Sachdev, and for the Maternal and Child Undernutrition Study

    Group. Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human

    capital. Lancet 2008. published online Jan 26. DOI: 10.1016/S0140-6736(07)61692-4

    2. Barker DJP. Developmental Origins of Chronic Disease. Public Health 126 (2012) 185-9

    3. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, et alfor the Maternal and Child Undernutrition Study

    Group. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health

    consequences. Lancet 2008. published online Jan 17. DOI: 10.1016/S0140-

    6736(07)61690-0.

    4. Eriksson JG, Forsn TJ, Kajantie E, Osmond C, Barker DJP (2007) Childhood growth and

    hypertension in later life. Hypertension 49:1415-1421.

    5. M. T. Ruel (2008) Addressing the underlying determinants of undernutrition: Examples

    of successful integration of nutrition in poverty-reduction and agriculture strategies,

    21-29. In SCN News No.36.

    6. UNICEF (United Nations Childrens Fund) (1990) Strategy for Improved Nutrition of

    Children and Women in Developing Countries. Policy Review paper E/ICEF/1990/1.6,

    UNICEF:New York.

    7. Department for International Development (2011) Scaling Up Nutrition: The UKs

    position paper on under-nutrition, UKAID, London.

    8. Ministry of Health, Indonesia, 2007, "RISKESDAS." National Health Survey

    9. Dewey, K.G., and K.H .Brown, 2003, "Update on technical issues concerning

    complementary feeding of young children in developing countries and implications for

    intervention programs," Food and Nutrition Bulletin, 24: 528.

    10. Kosuke Kawai , Donna Spiegelman , Anuraj H Shankar & Wafaie W Fawzi. Maternal

    multiple micronutrient supplementation and pregnancy outcomes in developing

    countries: meta-analysis and meta-regression, Bulletin of the World Health Organization

    2011;89:402-411B. doi: 10.2471/BLT.10.083758

    11. Meera Shekar, Repositioning Repositioning Nutrition as Central to Development: A

    Strategy for Large-Scale Action. World Bank, 2006, Washington D.C

    12. Usha Ramakrishnan and Ray Yip Experiences and Challenges in Industrialized

    Countries: Control of IronDeficiency in Industrialized Countries. J. Nutr. 132: 820S824S,

    2002

    13. Mathuram Santosham, Aruna Chandran, Sean Fitzwater, Christa Fischer-Walker,

    Abdullah H Baqui, Robert Black. Progress and barriers for the control of diarrhoeal

    disease. Lancet 2010; 376: 6367

  • 30

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    LAMPIRAN 1

    Tabel 14. Format Tabel Pelaporan

    No Indikator Umum Kondisi Awal

    (2012)

    Midterm

    (2013)

    Kondisi

    Akhir (2015)

    Sumber Data/

    Informasi

    1

    2

    3

    4

    5

    dst

  • 31

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    LAMPIRAN 2

    Tabel 15. Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik Pada Kelompok Ibu Hamil

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    1

    Suplementasi Besi

    Folat

    Fe1 : 95 %

    Fe3 : 90 %

    1. Pengadaan Fe Folat dan distribusi

    ke semua Sarana Pelayanan

    Kesehatan (RS/RS Ibu dan Anak)

    Kemenkes

    2. Supervisi terstruktur dan berkala Kemenkes

    3. Pelatihan petugas Kemenkes

    4. KIE bagi ibu hamil untuk

    mengkonsumsi Fe dan gizi

    seimbang

    Kemenkes

    5. pencatatan dan pelaporan gizi dan

    KIA oleh Kabid Kesga

    Kemenkes

    2 Pemberian

    makanan tambahan

    pada ibu hamil

    Kurang Energi

    Protein (KEK)

    200

    Kabupaten

    (semua bumil

    KEK di daerah

    dengan

    prevalensi

    Stunting

    Tinggi)

    1. Pengadaan PMT Bumil pada APBN

    sesuai target

    Kemenkes

    2. Pengadaan PMT Bumil pada APBD

    di daerah mampu

    Dinkes

    3. Supervisi terstruktur dan Berkala Kemenkes dan

    Dinkes

    4. Distribusi PMT ke semua Sarana

    Pelayanan Kesehatan (RS/RS Ibu

    dan Anak)

    Kemenkes dan

    Dinkes

    5. KIE bagi ibu hamil KEK untuk

    mengkonsumsi PMT dan gizi

    seimbang

    Kemenkes dan

    Dinkes

    6. Pemberian PMT 90 hari

    7. Pengembangan PMT Bumil

    berbahan lokal pabrikan

    8. Pembakuan standar PMT bahan

    lokal pabrikan Bumil KEK

    Kemenkes dan

    BPOM

    9. Penambahan paket kegiatan PKH

    Plus dengan Pangan bagi keluarga

    ibu hamil

    Kemensos

    10. Pemberdayaan ekonomi mikro

    bagi keluarga bumil KEK

    Kemenkop

    UKM, Kemen

    PU,

    Kemendagri

    11. Peningkatan Pendidikan

    perempuan

    Kemendiknas,

    Kemen PP

    12. Peningkatan Pelayanan KB BKKBN,

    Kemenkes

    13. Pengadaan PMT Bumil bagi bumil

    KEK dengan harga terjangkau

    Dunia usaha

  • 32

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    14. Pengembangan produk PMT Bumil Perguruan

    tinggi,

    lembaga

    penelitian, dan

    dunia usaha

    5 Penanggulangan

    kecacingan pada

    ibu hamil

    200

    kabupaten

    (semua bumil

    KEK di daerah

    dengan

    prevalensi

    Stunting

    Tinggi)

    1. Penyusunan pedoman standar

    pemberian obat cacing pada bumil

    Kemenkes

    2. Penyediaan obat cacing melalui

    APBN

    Kemenkes

    3. KIE sanitasi dan cuci tangan pakai

    sabun

    Kesehatan dan

    Kemendikbud

    4. Penyediaan air bersih Kemen. PU

    5. Penyediaan jamban

    keluarga/komunal

    Kemen. PU

    6. Perbaikan Lingkungan Kemen. PU

    dan Pemda

    6 Suplemen kalsium

    ibu hamil

    TNA 1. Penyusunan pedoman teknis

    pemberian kalsium pada bumil

    Kemenkes

    2. Pengadaan suplemen kalsium Kemenkes

    3. KIE penggunaan suplemen kalsium Kemenkes

    4. Pelatihan petugas Kemenkes

    7 Pemberian kelambu

    berinsektisida dan

    Pengobatan bagi

    ibu hamil yang

    positif malaria

    95 % ibu

    hamil di

    daerah resiko

    tinggi dan

    pengobatan

    bagi semua

    ibu hamil

    yang positif

    malaria

    1. Pengadaan Rapid Diagnostik Tes

    (RDT) malaria , obat kina/ACT

    Kemenkes

    2. Pengadaan RDT, kina/ACT pada

    APBD di daerah mampu

    Kemenkes

    3. Supervisi terstruktur dan berkala Kemenkes

    4. Distribusi RDT, kina/ACT ke semua

    Sarana Pelayanan Kesehatan

    (RS/RS Ibu dan Anak)

    Kemenkes

    5. KIE bagi ibu hamil positif malaria

    untuk mengkonsumsi RDT, obat

    kina/ACT

    Kemenkes

    6. Skrining RDT malaria bagi semua

    ibu hamil pada kunjungan pertama

    ANC

    Kemenkes

    7. Pemberian obat kina/ACT bagi ibu

    hamil yang positif malaria

    Kemenkes

    8. Pemberian kelambu berinsektisida Kemenkes

    9. KIE untuk penggunaan kelambu

    berinsektisida

    Kemenkes dan

    Swasta

  • 33

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    Tabel 16. Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok 0-6 Bulan

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    1 Menunda

    pengguntingan tali

    pusat

    TNA 1. Penyusunan protap Kementerian

    Kesehatan

    2. Pelatihan petugas Kementerian

    Kesehatan

    3. Pengawasan

    Pelaksanaan

    Kementerian

    Kesehatan

    2 Promosi menyusui

    (konseling individu

    dan kelompok)

    95% 1. Training konselor dan

    fasilitator Menyusui ASI

    Eksklusif

    Kementerian

    Kesehatan dan

    Sentra Laktasi

    Indonesia

    2. KIE IMD dan ASI

    Eksklusif

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Melakukan IMD

    disemua sarana

    pelayanan kesehatan

    4. Sosialisasi dan

    advokasi PP ASI

    5. Permen Kesehatan

    menindaklanjuti PP ASI

    6. Pembentukan dan

    pembinaan kader

    motivator Kadarzi

    7. Pelarangan iklan susu

    formula di media masa

    Kemenakertrans,

    Pemda, dan

    Badan POM

    8. Peningkatan

    pengawasan

    implementasi PP ASI

    Kemenakertrans,

    Badan POM, serta

    Pemda

    9. Penyiapan ruang ASI

    ditempat kerja dan

    fasilitas umum

    Seluruh Instansi

    10. Pelarangan iklan susu

    formula di media masa

    Kemenkominfo

    11. Penegakan Hukum PP

    ASI

    Badan POM dan

    Kepolisian

  • 34

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    Tabel 17. Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Spesifik pada Kelompok

    Umur 7-24 Bulan

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    1 Promosi

    menyusui(konseling

    individu dan

    kelompok)

    95% 1. KIE melanjutkan

    menyusui sampai

    dengan 2 tahun

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Training konselor dan

    fasilitator ASI Eksklusif

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Sosialisasi dan

    advokasi PP ASI

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Permen Kes

    menindaklanjuti PP ASI

    Kementerian

    Kesehatan

    5. Pembentukan dan

    pembinaan kader

    motivator Kadarzi

    Kementerian

    Kesehatan

    2 Komunikasi

    perubahan perilaku

    untuk memperbaiki

    Pemberian Makanan

    Pendamping ASI

    Semua anak

    umur 6-23

    bulan

    1. KIE MP ASI Kementerian

    Kesehatan

    2. Konseling ASI disertai

    dengan konseling MP

    ASI makanan lokal

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Komunikasi

    Pembuatan MP ASI

    lokal ditambah taburia

    Kementerian

    Kesehatan

    3 Suplementasi Zink 1. Uji efikasi produk

    suplemen Zink dan gizi

    mikro untuk mencegah

    stunting

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Implementasi

    Suplementasi Zink dan

    gizi mikro berdasarkan

    hasil penelitian

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Evaluasi dan

    monitoring

    suplementasi Zink

    Kementerian

    Kesehatan

    4 Zink untuk

    manajemen diare

    1. Pengadaan dan

    distribusi tablet/syrup

    Zink untuk anak

    dengan diare melalui

    APBN

    Kementerian

    Kesehatan

    2. KIE penggunaan dan

    pengawasan Zink

    Kementerian

    Kesehatan

    5 Suplemen Vitamin A 90% 1. Manajemen dan

    penyediaan kapsul

    Vitamin A

    Kementerian

    Kesehatan

  • 35

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    2. Peningkatan

    pelaksanaan kampanye

    bulan kapsul vitamin A

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Mengoptimalkan

    media KIE

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Meningkatkan

    konsumsi bahan

    pangan sumber

    vitamin A

    Kementerian

    Perindustrian

    5. Fortifikasi Vitamin A

    pada minyak goreng

    curah dan media lain

    yang memungkinkan

    Kementerian

    Perindustrian

    6. Pengembangan

    regulasi dan produk

    kaya red palm oil

    (RPO)

    Kementerian

    Perindustrian

    6 Pemberian garam

    iodium

    90% 1. Penyuluhan konsumsi

    garam beryodium

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Pengadaan iodine test Kementerian

    Kesehatan

    3. Survey pemeriksaan

    kadar yodium pada

    urine

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Survey konsumsi garam

    yodium pad keluarga

    Kementerian

    Kesehatan

    8 Pencegahan kurang

    gizi akut

    1. Pengembangan Ready

    to Use Therapheutic

    Feeding (RUTF)

    pabrikan berbasis

    pangan lokal

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Pelatihan petugas Kementerian

    Kesehatan

    3. Penyediaan Terapeutik

    Feeding Centre (TFC) di

    setiap kecamatan yang

    prevalensi gizi buruk

    tinggi (diintegrasikan

    dengan Puskesmas)

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Pemberdayaan

    masyarakat untuk

    mampu melakukan

    perawatan lanjutan

    Kementerian

    Kesehatan

  • 36

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    5. Penyediaan air bersih Kementerian

    Pekerjaan

    Umum

    6. Penyediaan jamban

    keluarga/komunal

    Kementerian

    Pekerjaan

    Umum

    7. Perbaikan Lingkungan Kementerian

    PU dan

    Pemda

    9 Pemberian Obat

    Cacing

    1. Perbaikan protap

    pemberian obat cacing

    sesuai standar

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Pengadaan obat cacing Kementerian

    Kesehatan

    3. KIE pemberian obat

    cacing

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Monev Kementerian

    Kesehatan

    5. Kemitraan pengadaan

    obat cacing dari non

    pemerintah

    Kementerian

    Kesehatan

    6. Kemitraan KIE

    Kebiasaan cuci tangan

    dengan sabun

    Kementerian

    Pekerjaan

    Umum

    7. Perbaikan sanitasi

    lingkungan

    Kementerian

    Pekerjaan

    Umum

    8. Penyediaan air bersih Kementerian

    Pekerjaan

    Umum

    10 Fortifikasi besi dan

    kegiatan

    suplementasi

    1. Penyiapan bahan KIE Kementerian

    Kesehatan

    2. KIE manfaat fortifikasi

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Pengawasan kadar zat

    gizi yang

    difortifikasikan di

    dalam tepung terigu

    sesuai SNI

    Badan POM

    4. Law and forcement

    fortifikasi terigu

    Kementerian

    Perindustrian

    5. Uji coba fortifikasi Fe

    pada raskin

    Kementerian

    Pertanian

    6. Revisi SNI fortifikasi

    tepung terigu (Zink, Fe)

    Badan

    Standardisasi

  • 37

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    No Intervensi Target Kegiatan Instansi

    Nasional

    7. Peningkatan asupan

    kaya zat besi

    khususnya bahan

    pangan asal hewani

    Kementerian

    Pertanian

    11 Pemberian

    Kelambu-

    berinsektisida dan

    obat Malaria

    95 % ibu hamil

    di daerah

    resiko tinggi

    dan

    pengobatan

    bagi semua ibu

    hamil yang

    positif malaria

    1. Pengadaan Rapid

    Diagnostik Tes (RDT)

    malaria , obat kina/ACT

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Pengadaan RDT,

    kina/ACT pada APBD di

    daerah mampu

    Kementerian

    Kesehatan

    3. Supervisi terstruktur

    dan berkala

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Distribusi RDT,

    kina/ACT ke semua

    Sarana Pelayanan

    Kesehatan (RS/RS Ibu

    dan Anak)

    Kementerian

    Kesehatan

    5. KIE bagi ibu hamil

    positif malaria untuk

    mengkonsumsi RDT,

    obat kina/ACT

    Kementerian

    Kesehatan

    6. Skrining RDT malaria

    bagi semua ibu hamil

    pada kunjungan

    pertama ANC

    Kementerian

    Kesehatan

    7. Pemberian obat

    kina/ACT bagi ibu

    hamil yang positif

    malaria

    Kementerian

    Kesehatan

    8. Pemberian kelambu

    berinsektisida

    Kementerian

    Kesehatan

    9. KIE untuk penggunaan

    kelambu berinsektisida

    Kementerian

    Kesehatan

  • 38

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    Tabel 18. Daftar Kegiatan Intervensi Gizi Sensitif

    No Intervensi Target Kegiatan Sektor Utama

    1 Pemantauan garam

    iodium

    s

    e

    n

    s

    i

    t

    i

    f

    90% 1. Penyuluhan konsumsi garam

    beryodium

    Kementerian

    Kesehatan

    2. Pengadaan iodine test Kementerian

    Kesehatan

    3. Survey pemeriksaan kadar yodium

    pada urine

    Kementerian

    Kesehatan

    4. Survey konsumsi garam yodium

    pada keluarga

    Kementerian

    Kesehatan

    5. Pengadaan garam beryodium Kementerian

    Perindustrian

    6. Pemeriksaan kadar iodium pada

    tingkat rumah tangga

    Balai POM

    Kementerian

    Perindustrian

    7. Pemeriksaan kadar yodium pada

    tingkat pabrik

    8. Perumusan Peraturan Daerah

    tentang Konsumsi Yodium

    Perindag

    9. Pengadaan KIO3

    10. Pembinaan petani garam

    11. Penegakan hukum

    2 Mengurangi

    konsumsi rokok dan

    polusi udara dalam

    rumah

    1. KIE tentang bahaya merokok Kementerian

    Kesehatan

    2. Penyusunan Perda anti merokok Kemendagri

    3. Regulasi tentang pengaturan rokok

    (pembatasan tempat, usia, iklan)

    Kemendagri,

    Pemda, dan LSM

    4. Regulasi peningkatan pajak rokok Kemenkeu

    5. Pengalihan petani tembakau

    kepada komoditas lain

    Kementan

    6. Penegakan hukum Pemda

    7. Pengaturan iklan rokok Kemenkominfo

    3 Pemberian

    makanan tambahan

    pada ibu hamil

    Kurang Energi

    Protein (KEK) (SP)

    200 Kabupaten

    (semua bumil

    KEK di daerah

    dengan

    prevalensiStunti

    ng Tinggi)

    1. Penambahan paket kegiatan PKH

    Plus dengan Pangan bagi keluarga

    ibu hamil

    Kementerian

    Sosial

    2. Pemberdayaan ekonomi mikro

    bagi keluarga bumil KEK

    Kemenkop UKM,

    Kemen PU,

    Kemendagri

    3. Peningkatan Pendidikan

    perempuan

    Kemendiknas,Ke

    men PP

    4. Peningkatan Pelayanan KB BKKBN,

    Kemenkes

    5. Pengadaan PMT Bumil bagi bumil

    KEK dengan harga terjangkau

    Dunia usaha

    6. Pengembangan produk PMT Bumil Perguruan tinggi,

    lembaga

    penelitian, dan

    dunia usaha

  • 39

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    4 Pemberian kelambu

    berinsektisida dan

    Pengobatan bagi

    ibu hamil yang

    positif malaria (SP)

    95 % ibu hamil

    di daerah resiko

    tinggi dan

    pengobatan

    bagi semua ibu

    hamil yang

    positif malaria

    1. Perbaikan lingkungan untuk

    mencegah perindukan vektor

    (nyamuk malaria)

    Kementerian PU

    dan Pemda

    2. Mendorong CSR untuk pengadaan

    RDT, kelambu berinsektisida dan

    obat

    Dunia Usaha

    5 Kegiatan pemberian

    cash bersyarat

    /Conditional cash

    transfer (dengan

    pendidikan gizi )

    1. Menambahkan komponen

    intervensi gizi dan pendidikan gizi

    dalam kegiatan PKH

    Kementerian

    Sosial dan

    Kementerian

    Dalam Negeri

    2. Integrasi modul gizi pada PNPM

    generasi

    Kementerian

    Sosial dan

    Kementerian

    Dalam Negeri

    3. Memperluas cakupan kegiatan

    PKH dan PNPM generasi

    Kemenko Bidang

    Kesra

    4. Meningkatkan kerjasama sektor

    kesehatan dengan sosial, dagri,

    pendidikan

    Kementerian

    Sosial dan

    Kementerian

    Dalam Negeri

    5. Training petugas kesehatan pada

    daerah pelaksana PKH dan PNPM

    generasi

    Kementerian

    Sosial dan

    Kementerian

    Dalam Negeri

    6 Penyediaan Air

    Bersih dan Sanitasi

    Meningkatnya

    persentase

    rumah tangga

    mempunyai

    akses terhadap

    air bersih

    1. Survei cakupan air bersih rumah

    tangga

    BPS

    2. Pengadaan sarana air bersih Kemen PU

    3. Pelatihan pembangunan sarana air

    bersih rumah tangga

    Kemen PU

    Kemenkes

    4. KIE tentang perilaku cuci tangan

    pakai sabun

    Kemendikbud

    Kemenkes

    5. Pemantauan mengenai kualitas air Kemenkes

    6. Bimbingan teknis K/L terkait

    7. Regulasi Pemda

    Meningkatnya

    persentase

    rumah tangga

    mempunyai

    akses terhadap

    sanitasi yang

    layak

    1. Pendataan Kemenkes

    2. Pengadaan

    3. Pelatihan

    4. KIE

    5. Pemantauan

    6. Bimbingan Teknis

    7. Regulasi

    7 Ketahanan Pangan

    dan Gizi

    Meningkatnya

    persentase

    1. Survei tingkat konsumsi energi

    rata-rata penduduk

    Badan Pusat

    Statistik

  • 40

    Ped

    om

    an

    Pere

    nca

    naan

    Pro

    gra

    m G

    era

    kan

    1000

    Hari

    Pert

    am

    a K

    eh

    idu

    pan

    penduduk yang

    mengkonsumsi

    kalori minimal

    dibawah 2.000

    kkal dan 1.400

    kkal

    2. Peningkatan produksi pangan Kementerian

    Pertanian

    3. Pelatihan tenaga penyuluh

    lapangan pertanian

    Kementerian

    Pertanian

    4. KIE untuk konsumsi pangan Kementan dan

    Kemenkes

    5. Pemantauan tingkat konsumsi BPS/Dewan

    Ketahanan

    Pangan

    6. Regulasi Kementerian

    Pertanian

    Menurunnya

    persentase

    rumahtangga

    rawan pangan

    1. Pendataan rumahtangga rawan

    pangan

    Badan Pusat

    Statistik

    2. Pemberian beras miskin Kemenkokesra

    3. Pemantauan SKPG BULOG

    4. Bimbingan teknis dan supervisi Kementan,

    Kemenkes, dan

    K/L terkait

    8 Keluarga Berencana Meningkatnya

    persentase

    pemakaian

    kontrasepsi

    1. Pendataan BKKBN

    2. Pengadaan

    3. Pelatihan

    4. KIE

    5. Pemantauan

    6. Bimbingan Teknis

    7. Regulasi

    9