39029910 lap tut gypsum

52
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario satu pada Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I (BTKG I) yang berjudul Gypsum Banyak hal yang harus diketahui dari untuk itu di dalam penyusunan laporan ini akan membahas tentang judul sesuai skenario sehubungan dengan gypsum. Harapan kami dalam penyusunan laporan ini yaitu agar laporan tutorial yang kami buat dengan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terkait, terutama pada saudara – saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang membaca dan masyarakat pada umumnya. Kami ucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing kami dan teman – teman yang telah menyumbangkan ide, pikiran, dan tenaganya dalam pembuatan laporan tutorial ini serta tidak lupa kami memohon maaf sebesar – besarnyaapabila terdapat kata – kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. 1

Upload: rusell-setya

Post on 11-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

gypsum

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario satu pada Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I (BTKG I) yang berjudul GypsumBanyak hal yang harus diketahui dari untuk itu di dalam penyusunan laporan ini akan membahas tentang judul sesuai skenario sehubungan dengan gypsum.

Harapan kami dalam penyusunan laporan ini yaitu agar laporan tutorial yang kami buat dengan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terkait, terutama pada saudara saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang membaca dan masyarakat pada umumnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing kami dan teman teman yang telah menyumbangkan ide, pikiran, dan tenaganya dalam pembuatan laporan tutorial ini serta tidak lupa kami memohon maaf sebesar besarnyaapabila terdapat kata kata yang kurang berkenan dihati para pembaca.

Jember, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISIBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O) murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad untuk tujuan konstruksi.Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Material gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model dan die, articulating cast, mould, refractory investment dan lain-lain. Karena banyaknya pengunaan gips dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi gips yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.Produk gipsum juga digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat.

Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan tersebut dapat diperlihatkan dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut. Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air, dituang ke dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan plaster yang mengeras tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa diperlukan kehadiran pasien.Bahan-bahan yang dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan mempunyai berbagai fungsi berdasarkan kegunaannya atau pemakaianya. Salah satunya adalah penggunaan Gips. Gips dalam bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Bahan yang berasal dari Gips dapat digunakan sebagai : Model dan die

Bahan cetak

Mounting

Packing

Bahan tanam1.2 Rumusan Masalah

1. Apa macam, komposisi, syarat, dan sifat gypsum?2. Bagaimana cara memanipulasi gypsum dan berapa rasionya?3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi manipulasi dan setting time?4. Apa saja aplikasi klinis gypsum?1.3 Tujuan 1. Agar mahasiswa mampu mengetahui macam-macam, komposisi, syarat dan sifat gypsum

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui tahap manipulasi gypsum dan rasio

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manipulasi dan setting time

4. Agar mahasiswa mampu mengetahui aplikasi klinis gypsum MAPPING

------------------------------- ----------

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAGypsum merupakan mineral yang ditambang dari belahan dunia. Gypsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi gypsum yang ditujukan untuk kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4. 2H2O) murni. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis gypsum dental secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2O atau CaSO4. H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut -hemihidrat dan -hemihidrat. Adanya penulisan -hemihidrat dan -hemihidratini menurut kandungan mineral yang ada didalamnya. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi dengan logam yang dicairkan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakann plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran pasien. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).Sedangkan perbedaaan dari -hemihidrat dan -hemihidrat adalah perbedaan hasil dalam ukuran kristal, daerah permukaan, dan derajat kesempurnaan kisi-kisi. Sebenarnya, bentuk merupakan agregasi fibrus dari kristal halus dengan pori kapiler, sementara bentuk terdiri dari fragmen dan kristal yang mengelupas dalam bentuk tongkat atau prisma. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Bila gypsum dipanaskan sampai temperature seperti yang ditunjukan pada bagian pertama reaksi 1 dalam suatu ketel, tong, atau pembakaran kapur terbuka akan terbentuk kristal hemihidrat. Kristal -hemihidrat memiliki ciri-ciri bentuk spons dan tidak teratur. Berbeda dengan kristal-kristal -hemihidrat (batu), - hemihidrat lebih padat dan mempunyai bentuk prismatik. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Prosedur yang berbeda juga digunakan untuk memperoleh hemihidrat. Produk dari proses-proses ini merupakan konstituen utama dari stone gigi, dari mana pengecoran atau model gigi dibuat. Bila -hemihidrat dicampur dengan air maka reaksi pertama akan terbalik dan produk yang diperoleh lebih kuat dan lebih kuat jika dibandingkan dengan produk dari -hemihidrat. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Alasan utama pada perbedaan -hemihidrat dengan -hemihidrat adalah bahwa bubuk -hemihidrat memerlukan lebih sedikit air bila dicampur bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan -hemihidrat. -hemihidrat memerlukan lebih banyak air untuk mengembangkan partikel bubuknya sehingga dapat diaduk, karena kristal-kristalnya lebih teratur bentuknya dan bersifat porus. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Meskipun ukuran partikel dan total daerah permukaan adalah factor utama dalam mengukur air, penyebaran partikel juga memegang peran utama. Produk gypsum komersial yaitu berbagai macam stone dan plaster tersedia di pasaran, terdiri dari 1 bentuk hemihidrat. Meskipun merupakan produk yang diproses, bahan-bahan tersebut mengandung sedikit komponen lain, heksagonal yang tidak berubah atau anhidrat ortorombik. Tambahan gypsum dan garam lain juga ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan serta ekspansi. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).Pembuatan GypsumBerbagai jenis produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi secara kimiawi identik, dalam arti, bahwa mereka terdiri dari kalsium sulfat hemihidrat, tetapi mereka mungkin berbeda dalam bentuk fisik tergantung pada metode yang digunakan untuk pembuatan mereka. Ada berbagai cara pemanasan untuk mendapatkan kalsium sulfat hemihidrat, yaitu :

3.4.1 Plaster

Pemanasan gypsum pada suhu 110-130oC dan menggunakan ketel terbuka yang berhubungan langsung dengan udara, maka dihasilkan tipe hemihidrat yang merupakan bahan dasar gypsum tipe I dan II. Bentuk Kristal seperti spongy dan tidak beraturan (ireguler) dan partikel porous. Berikut ini adalah reaksi kimia nya :

110-130oC

CaSO4,2H2O

CaSO4,1/2H2O

ketel terbuka

hemihidrat 3.4.2 Hidrocal

Merupakan cara pembuatan gypsum untuk mendapatkan -calcium sulfate hemihydrate yang merupakan bahan dasar gypsum III (dental stone). Langkah nya ialah Gipsum didehidrasikan di bawah udara lalu diuapkan pada suhu 125oC. Bentuk kristal beraturan dan tidak porous. Bentuk bubuk berupa partikel prismatic, lebih homogeny dan tidak padat Densite

Gypsum tipe IV dan V dihasilkan dari pemanasan gypsum dalam autoclaf dan ditambahkan bahan kimia, yaitu larutan 30% kalsium klorida. Setelah pemanasan, larutan klorida dicuci dengan air panas 100oC dan dihasilkan hemihidrat berbentuk bubuk padat yang sangat halus dan kurang porus. Perbedaan tipe IV dan V yaitu pada tipe IV ditambah garam tambahan untuk mengurangi setting expansion

120-130oC

CaSO4,2H2O

CaSO4,1/2H2O

Autoclaf + Cl

hemihidratStruktur kimia gips

Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut;

Gibs sampai 130o CaSO4.2H2O

Hemihidrat sampai 200o (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4

(Richard dkk,2002)

Klasifikasi gips1.Impression plaster ( tipe I )

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditamahkan untuk mengatur waktu pengerasana dan ekspansi pengerasan. Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression

2.Model plaster (tipe II)Plaster model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup. Biasanya berwarna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna3.Dental stone (tipe III)

Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih

4.Dental stone,high strength (tipe IV)

Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration. Untuk memeroleh sifat ini, digunakandari jenis densite serta daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan.5.High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau,dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips.

(Anusaice,2004)

Manipulasi

Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe,1992)

Untuk lebih detailnya, manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :

Pemilihan

Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

Perbandingan ( rasio air/bubuk)

Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak.

Pengadukan

Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen

Initial setting time-working time

Setelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai.Selama viscositas dari campuran bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 10 menit mulai dari awal pengadukan

Finnal settingFinnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan

Penyimpanan

Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini akan mempengruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.

Kebersihan

Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain.(Hatrich dkk,2003) Pemberian bahan separator

Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi seperti Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidak boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak

Hindari terjebaknya udara

Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu memasukkan powderPengendalian waktu pengerasan1. kelarutan hemihidrat dapat ditingkatkan atau dikurangi. Misalnya, bila kelarutan hemihidrat ditingkatkan, kejenuhan kalsium sulfatakan lebih besar. Kecepatan deposisi kristalin juga ditingkatkan

2. jumlah nucleus kristalisasi dapat ditingkatkan atau dikurangi. Semakin besar jumlah nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gips dan semakin cepat pula pengerasan massa yang terjadi karena terbentuk jalinan ikatan kristalin

3. bila kecepatan pertumbuhan kristal dapat ditingkatkan atau dikurangi, begitu pula waktu pengerasan dapat dipercepat atau diperlambat

Reaksi pengerasan

1. ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat dimanipulasi

2. hemihidrat melarut sampai terbentuk larutan jenuh

3. larutan jenih hemihidrat ini amat jenuhdengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap

4. begitu dihidrat mengendap, larutan tidak jenuh lagi dengan hemihidrat (Anusavice,2004)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Macam-macam, komposisi, syarat dan sifat Gypsum

3.1.1 Macam-macam Gypsum

3.1.1.1Plaster cetak ( type I )

Dinamakan plaster of paris. Merupakan jenis bahan bangunan berdasarkan kalsium sulfat hemihidrat. Digunakan dari bahan bangunan mirip adukan semen dan didapat dari pemanasan 150C. Setelah pengeringan, plaster tetap sangat lembut dan mudah dimanipulasi dengan alat logam maupun ampelas. Cocok sebagai finishing, bukan bahan materi. Karena waktu setting cepat, dibutuhkan retardans untuk memperlambat. Gipsum tipe I saat ini jarang digunakan dalam kedokteran gigi, lebih banyak diganti dengan lginate atau bahan elastomer. Gipsum tipe I biasa nya digunakan untuk mencetak rahang tak bergigi dan memiliki kekuatan kompresi 580 + 290 psi.

Gambar 1. Bahan Plaster cetak

Gambar 2. Gypsum type I

3.1.1.2 Plaster model ( type II )

Dinamakan Plaster of model.Tipe ini umumnya digunakan di laboratorium sebagai model studi pembangunan mengartikulasikan batu gips. Pada dasarnya bahan gypsum tipe II sama dengan tipe I namun lebih kuat. Setting time 3 menit dan mudah dimanipulasi.Gipsum tipe II memliki harga paling murah diantara ypsum yang lain. Biasanya berwarna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna dan memiliki kekuatan kompresi 1300 psi.

Gambar 3. Bahan Plaster model

Gambar 4. Gypsum type II, Extra White, Modelling

Gambar 5. Gypsum type II for general use

3.1.1.3 Dental stone ( type III )

Dinamakan Dental stone. Gypsum tipe III memiliki kandungan utama kalsium sulfat hemihidrat dan merupakan hasil pengapuran gypsum. Gipsum tipe III lebih kuat dari tipe II karena memerlukan air lebih sedikit serta ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain. Secara tradisional, gypsum tipe III berwarana kuning atau putih dan memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi).

Gambar 6. Gypsum type III for orthodontic

Gambar 7. Gypsum type III for models3.1.1.4 Dental stone, high strength low expansion (type IV)

Dinamakan Dental stone high strength low expansion. Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan, kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Digunakan sebagai die stone untuk pembuatan model restorasi. Gipsum tipe IV memiliki kekuatan kompresi 5000psi atau amper 2x lebih kuat dari tipe III.

Gambar 8. Gypsum type IV

Gambar 9. Extra-hard die stone

Gambar 10. Extra-hard gypsum Type IV for orthodontic models

3.1.1.5 Dental Stone, high strength high expansion (tipe V)Dinamakan Dental stone high strength high expansion. Gipsum tipe V merupakan produk gipsum yang paling tinggi daya kompresi dan kekuatannya. Biasanya digunakan sebagai casting atau pembentukan positif logam, juga digunakan untuk crown, brides, dies, maupun cetak parsial. Gipsum ini berwarna biru atau hijau serta paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips. Ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir akhir ini dan memiliki kekuatan kolpresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi type IV, kekuatan kompresi type V ini sekisatar 7000psi. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. Ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10% - 0,30%.

3.1.2. Komposisi GypsumGypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokterangigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya kekuatan stone ).

Gypsum pada kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratoriumkedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Bahan dasar / komposisi utama pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang dihancurkan, dipanaskan dan diolah hingga menjadi bubuk gips. Gips telah ditemukan dan digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756

Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,(CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi. Gypsum sendiri dapat dibagi menjadidua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi.Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2.H2O atau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yangberbeda dapat diperoleh.

Karena gips adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), pada saat panas, akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan bersifat kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4.H2O), atau bisa juga ditulis (CaSO4)2 H2O. Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi berbalik dan kalsium sulfat hemihidrat kembali berubah ke kalsium sulfat dihidrat. Oleh karena itu, dehidrasi parsial dari batu gips dehidrasi dari calsium sulfat hemihidrat tersusun secara reversibel (Robert G. Craig and John M. Power:392). Gips apabila dipanaskan dalam bejana terbuka dengan temperatur 1100 C 1200 C menghasilkan hemihidrat atau gips lunak yang lebih dikenal dengan sebutan Plaster of Paris. Apabila gips dipanaskan dalam autoclaved pada tekanan uap pada temperatur 1200 C - 1300 C menghasilkan hemihidrat atau lebih dikenal dengan sebutan gips keras (Dental Stone)

Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut :

Gips pada suhu 130 C CaSO4.2H2O

Hemihidrat pada suhu 200 C (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4

Secara umum, komposisi gypsum adalah sebagai berikut:

Komposisi gypsum

1. Calcium (Ca) : 23,28 %

2. Hidrogen (H) : 2,34 %

3. Calcium Oksida (CaO) : 32,57 %

4. Air (H2O) : 20,93 %

5. Sulfur (S) : 18,62 %

3.1.3.Syarat-syarat Gypsum dalam Bidang Kedokteran Gigi

1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak atau tergores selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll.

2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.

3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).

4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan dengan permukaan model, die.

5. Murah dan mudah dipergunakan.3.1.4.Sifat-sifat Gypsum

3.1.4.1 Sifat Kimia (komposisi) Gypsum

Bahan dasar gypsum adalah mineral gypsum kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O). Apabila dipanaskan, CaSO4.2H2O akan kehilangan 1,5 grmmol H2O yang kemudian akan menjadi kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2.H2O, yakni produk gypsum yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Berikut dibawah ini adalah proses reaksi nya :

2CaSO4.2H2O + pemanasan (CaSO4)2.H2O + 3H2O Calcium

Calcium

Sulfate

Sulfate

Dehydrate

Hemihydrate

Hasil yang diperoleh dari pemanasan merupakan bubuk (powder). Bila kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, maka akan terjadi reaksi kimia :

(CaSO4)2.H2O + 3H2O 2CaSO4.2H2O + 3900 kal/gmol

Reaksi yang terjadi exothermic yang menghasilkan panas. Bila 1 gmol kalsium sulfat hemihidrat bereaksi dengan 1,5 gmol air (H2O), maka akah dihasilkan 1gmol kalsium sulfat dihidrat dan panas yang dikeluarkan sebesar 3900 kalori

3.1.4.2 Sifat Fisik Gypsum

Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit alabaster, satin spar dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tuduh kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.

Gipsum alami yang berwarna putih kekuningan

Butiran Gipsum

3.1.4.3 ViskositasViskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas berkisar 21.000-101.000 centipoises (cp) Perbandingan dari dental stone high strength diaduk dengan tangan dan dengan vacuum

Viskositas dari dental stone high strength dan impression plasterMaterialViskositas (cp)

Dental stone high strength

A27.000

B29.000

C50.000

D54.000

E101.000

Impression Plaster23.000

3.1.4.4 Compressive StrengthKekuatan kompresi atau biasa disebut compressive strength merupakan kekuatan yang diperoleh bila kelebihan air yang dibutuhkan untuk hidrasi hemihidrat tertinggal dalam contoh bahan uji. Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum yang paling rendah ialah 12 MPa dan yang paling tinggi 38 MPa atau sekitar 7000psi. Berikut data kekuatan kompresi dari macam-macam gipsum :1. Plaster cetak (type I) memiliki kekujatan kompresi 580 290 psi2. Plaster model (type II) memiliki kekuatan kompresi 1300 psi

3. Stone type III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa atau sekitar 3000 psi, tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa atau sekitar 5000psi

4. Type IV memiliki kekuatan kompresi 34,5 Mpa atau sekitar 5000 psi

5. Ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir akhir ini, dan memiliki kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi type IV, kekuatan kompresi type V ini sekitar 7000psi. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W/P

Compressive strength ini berhubungan dengan rasio W/P dan pengadukan. Jika air yang digunakan lebih banyak, maka compressive strength nya turun. Berikut ialah compressive strength dari 3 tipe gypsum yang berbeda 1 jam setelah pengerasan :

Model Plaster 12,5 MPa

Dental Stone 31 MPa

Dental Stone High strength 45 MPa3.1.4.5 Surface Hardness and Abrasion ResistanceSurface Hardness (kekerasan permukaan) dan abrasion resistance (ketahanan abrasi) sangat penting diperhatikan agar tidak banyak atau bahkan tidak ada kehilangan bentuk pada model selama proses manipulasi untuk mempelajari oklusi atau membuat restorasi.

Morfologi partikel gypsum menentukan sifat produk gypsum. Dua faktor yang berkontribusi terhadap kekuatan dan daya tahan abrasi produk akhir ialah : bentuk partikel dan porositas

Untuk meningkatkan kekerasan pada permukaan gypsum yang telah mengeras, dapat ditambahkan epoxy atau monomer metal metakrilat

3.1.4.6 Setting expansion

Semua produk gips mengalami setting expansion (perubahan dimensi/ekspansi selama proses pengerasan). Ekspansi pada dental plaster biasanya 0,00%-0,30%. Pada dental stone 0,00%-0,20%, dental stone high strength 0,00%-0,10%, dan pada dental stone high strength high expansion adalah 0,10%-0,30%.

Setting expansion bisa dikontrol dengan memanipulasi variable. Campuran yang kental dan cara pengadukan yang cepat bisa meningkatkan jumlah setting expansion, sedangkan campuran yang lebih encer atau cair dan cara pengadukan yang lambat dapat mengurangi jumlah setting expansion.

3.2.Tahap-tahap Manipulasi Gypsum

Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe,1992)

Untuk lebih detailnya, manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :3.2.1 PemilihanUntuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat. Sebagai contoh dental plaster dipilih karena rendahnya kebutuhan fisik dan biaya yang digunakan dalam proses manipulasi. Namun ada kalanya kita memilih dental stone karena dibutuhkan kekuatan dan akurasi yang bagus dalam working castnya. Di beberapa instansi, sebuah kombinasi yang terdiri dari satu atau lebih produk gypsum sangat cocok karena dapat mengurangi pengeluaran biaya.

3.2.2 Perbandingan W/P ( rasio air/bubuk)Banyaknya air dan hemihidrat harus diukur secara akurat dari beratnya. Rasio air terhadap bubuk hemihidrat biasanya tercermin dalam rasio W/P atau hasil bagi yang diperoleh bila berat (atau volume) dari air dibagi dengan berat bubuk. Perbandingan atau rasio biasanya disingkat sebagai W/P. Misalnya, perbandingan W/P adalah 0,6, bila 100gr stone gigi dicampur dengan 60 ml air. Perbandingan W/P adalah faktor penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk gypsum akhir. Misalnya, semakin tinggi perbandingan W/P, semakin lama waktu pengerasan dan semakin lemah produk gypsum. Meskipun perbandingan W/P bervariasi untuk untuk merek plaster atau stone tertentu, berikut ini adalah beberapa kisaran umum yang dianjurkan: Plaster tipe II 0,45-0,50. Stone tipe III 0,28-0,30 dan stone tipe IV 0,22-0,243.5.3 Temperatur

Temperatur air yang ideal adalah sama dengan suhu ruangan (25oC). Karena apabila suhu air kurang 100 F akan mempercepat setting sedangkan bila suhu air lebih 100 F akan memperlambat setting, dan jika suhu air mencapai 212 F maka gips tidak akan setting.

3.2.4 Pencampuran (mixing)

Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat, pada saat yang sama, kristal-kristal diputuskan oleh spatula pengaduk dan didistribusikan merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak nukleus kristalisasi. Jadi, waktu pengadukan berkurang

a) Secara manual :1. Air dimasukkan terlebih dahulu ke dalam rubber atau plastic bowl kurang lebih hingga 130mm

2. Setelah itu, masukkan bubuk gypsum ke dalam nya secara perlahan

3. Diamkan selama 20 detik

4. Aduklah dengan spatula berbentuk round-edge yang lebarnya sekitar 20-25mm dan panjangnya 100mm

5. Aduklah selama 1 menit (2 putaran/detik) hingga halus, homogen, dan permukaan nya mengkilap

6. Jika hasil porus, dapat ditanggulangi dengan menggunakan vibrasi yang gunanya membantu mengalirkan adonan ke dalam cetakan dan mengeluarkan gelembung udara

b) Menggunakan Vacuum Mixer :

3.2.5Waktu Pengerasan AwalWaktu KerjaSetelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai. Selama viscositas dari campuran bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 10 menit mulai dari awal pengadukan3.2.6 Waktu Pengerasan Akhir (Finnal Setting Time)

Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan.

Final Setting Time harus:

Aman untuk dimanipulasi

Kekerasan dan ketahanan abrasi minimal

Reaksi kimia sempurna

Dingin bila dipegang permukaannya3.2.7Control Setting Time3.2.7.1 Metode Control Setting TimeKelarutan hemihidrat dapat ditingkatkan atau dikurangi, misal bila kelarutannya ditingkatkan, maka kejenuhan dari kalsium sulfat akan lebih besar. Kecepatan deposisi kristalin juga ditingkatkan. Beberapa Metode untuk mengendalikan waktu pengerasan yaitu:

1. mengurangi atau meningkatkan kelarutan hemihidrat

2. mengurangi atau meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi

3. waktu pengerasan juga dapat dikurangi maupun ditingkatkan 3.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manipulasi dan Setting Time

3.3.1Manipulasi

3.3.1.1Hindari terjebaknya udara

Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu memasukkan powder.

3.3.1.2Penyimpanan Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan mempengruhi waktu setting, sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup. 3.3.1.3 Kebersihan

Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahan lain 3.3.2Setting Time

Proses setting time dipengaruhi oleh hal-hal berikut:3.3.2.1 Ketidakmurnian

Bila proses pengapuran tidak sempurna sehingga tetap terdapat partikel gypsum, atau bila pabrik menambahkan gypsum waktu pengerasan akan diperpendek karena peningkatan dalam potensi nucleus kristalisasi. Bila ortorombik anhidrat juga ada, periode induksi akan ditingkatkan; proses tersrbut dapat berkurang bila terdapat heksagonal anhidrat

3.3.2.2 Kehalusan

Semakin halus ukuran partikel hemihidrat,semakin cepat adukan mengeras; khususnya bila produk tersebut telah digiling selama proses pembuatan. Tidak hanya kecepatan kelarutan hemihidrat menjadi meningkat, tetapi juga nucleus gypsum lebih banyak, karena itu kecepatan kristalisasi terjadi lebih cepat.

3.3.2.3 Rasio w/p

Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses setting reaksi. Semakin banyak air yang digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nukleus pada unit volume. Akibatnya, waktu pengerasan diperpanjang.

Penambahan air ( setting time lambat. Penambahan satu bagian air ( mengurangi kekuatan sebesar 50% Pengurangan air ( mempercepat setting time, lebih sukar pencampuran dan manipulasi, ada udara terjebak, model tidak akurat Pengurangan rasio W/P tidak dianjurkan bila adonan akan dituangkan ke dalam hasil pencetakan. Pengurangan rasio w/p diperbolehkan bila adonan akan digunakan untuk maenanam model dalam articulator

3.3.2.4 Pengadukan (spatulation)

Lebih panjang pengadukan akan mempercepat setting time

Lebih cepat pengadukan akan menambah setting expansionEfek Rasio W/P dan Waktu Pengadukan terhadap

Waktu Pengerasan Plaster of Paris

Rasio W/PWaktu Pengadukan (menit)Waktu Pengerasan (menit)

0.450,55,25

0,451,03,25

0,601,07,25

0,602,04,50

0,801,010,50

0,802,07,75

0,803,05,75

Dari Gibson CS, dan Johnson RN: J Soc Chem Ind 51:25T, 1932

3.3.2.5 Temperatur

Meski pun efek temperature pada waktu pengerasan cenderung menyesatkan dan mungkin bervariasi dari satu plester (atau stone) dengan yang lainnya, sedikit perubahan terjadi antara 0oC (32oF) dan 50oC (120oF) tetapi bila temperature adukan plester-air meningkat kurang lebih 50oC (120oF), peningkatan perlambatan terjadi bertahap. Begitu temperatur mencapai 100oC (212oF), tidak ada reaksi yang terjadi. Pada temperatur yang lebih tinggi, reaksi 2 terjadi kebalikan dengan kecenderungan Kristal-kristal gypsum apapun yang terbentuh diubah menjadi hemihidrat.

3.3.2.6 Perlambatan atau percepatan

Metode yang paling praktis adalah dengan menambahkan bahan kimia. Bahan kimia yang berfungsi untuk mempercepat waktu pengerasan disebut aselerator, sedangkan bahan kimia yang berfungsi untuk memperlambat waktu pengerasan disebut retarder.3.3.2.6.1AseleratorAselerator yang sering digunakan adalah kalium sulfat. Larutan 2% kalium sulfat mempersingkat setting time dari 10 menit menjadi 4 menit daripada menggunakan air biasa (Craig, 1993). Ball mill accelerator (BMA) adalah bubuk kristal gypsum yang sangat halus. BMA mempercepat pembentukan kristal dengan cara pembentukan nucleation sites di mana kristal-kristal dapat terbentuk secepatnya. Penambahan ini dapat menyebabkan peningkatan densitas gypsum yang terbentuk dan penurunan makroporositas. (Gmouh in Austin, 2007). Sulfat yang larut bertindak sebagai aselerator, sementara bubuk gypsum (kalsium sulfat dihidrat) mempercepat proses reaksi. Jadi bila ditambahkan aselerator, kelarutan hemihidrat naik, setting time pendek ( gunakan larutan garam potassium sulfat (K2SO4) 2% yang ditambahkan dalam air, terra alba, Na2B4O7

3.3.2.6.2Retarders

Sitrat, asetat, dan borat umumnya memperlambat reaksi. Retarder umumnya bekerja dengan membentuk lapisan penyerap hemihidrat untuk mengurangi kelarutan dan menghambat pertumbuhan Kristal-kristal gypsum yang ada. Jenis retarder lain terdiri dari garam yang membentuk suatu lapisan garam kalsium yang kurang larut dibandingkan dengan sulfat. Aksi bahan kimia tambahan ini juga mempengaruhi sifat lain seperti ekspansi pengerasan. (Anusavice, 2003). Borax (Na2B4O7.10H2O) adalah retarder yang baik Penggunaan larutan borax 2% pada bubuk gypsum dapat memperpanjang setting time menjadi beberapa jam. (Craig, 1993). Bila ditambahkan retarder, kelarutan hemihidrat berkurang, setting time panjang ( gunakan boraks, sodium sitrat, asetat.Kombinasi aselerator dan retarder dapat memperpanjang waktu pengerjaan pada gypsum sekaligus membuat gypsum mengeras (set) dalam jangka waktu yang masuk akal. (Austin, 2007). Accelerator dan retarder dikatakan sebagai antiexpansion agent ( dapat mengurangi terjadinya setting expansion. Contoh akselerator : Kalsium asetat1% setting expansion linier untuk kompensasi pengkerutan logam saat dingin. Sedangkan contoh retarder yaitu Natrium sulfatmengurangi setting expantion 0,05%.

kekuatan kompresi suatu model plaster yang digambarkan terhadap waktu ketika aselerator dan retarder ditambahkan pada plaster, Peningkatan kekuatan merupakan ukuran kecepatan pengerasan atau kesempurnaan proses3.4 Aplikasi Klinis Gypsum dalam Bidang Kedokteran GigiGypsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia, merupakan produk samping dari beerapa proses kimia. Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Gypsum pada kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi. Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2O atau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut -hemihidrat dan -hemihidrat. Adanya penulisan -hemihidrat dan -hemihidratini menurut kandungan mineral yang ada didalamnya.

Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi dengan logam yang dicairkan

Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam rongga mulut.

Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa kehadiran pasien.

3.4.1 Kegunaan gypsum dalam bidang kedokteran gigi

3.4.1.1 Memperoleh cetakan yang akurat jaringan rongga mulut. 3.4.1.2 Restorasi. 3.4.1.3 Piranti orthodonti

3.4.1.4 Impression Plaster, digunakan dalam pengambilan cetakan untuk rahang yang edentulous (tidak ada gigi).

3.4.1.5 Plaster of Paris

Mounting atau pemasangan model pada artikulator atau okludator. Sebagai bahan study model.

Sebagai bahan tanam pada proses flasking.

Sebagai bahan impression (impression material) yang dimodifikasi dengan bahan kimia

3.4.1.6 Dental stone

Sebagai bahan pembuatan model dan die.

Sebagai binder bagi bahan investment yang sesuai untuk penuangan alloy pada suhu dibawah 1200 derajat celcius.

3.4.1.7 Investment Gips untuk Prosedur Inlay Casting, bahan ini digunakan untuk memperoleh mold dalam proses casting, pada pembuatan inlay, crown dan bridge.

3.4.1.8 Investment Gips untuk Chrom Cobalt Base Alloy, bahan ini digunakan sebagai bahan tanam dalam prosedur casting pada pembuatan metal prothesa, partial prothesa dan bridge.

BAB IV

KESIMPULANKesimpulan yang dihasilkan yaitu :

1. Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O) murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad untuk tujuan konstruksi.

2. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen seperti batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk lapisan endapan dalam satuan batuan sedimen.

3. Dalam manipulasi gipsum, terdapat beberapa proses yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan tipe gipsum, suhu, pencampuran (mixing), waktu pengerasan (initial- final setting time), serta penyimpanan dan kebersihannya. Pada proses pengolahan gypsum itu sendiri harus tepat dalam memperhitungkan takaran air/bubuk (rasio w/p), bahan separasi, waktu pengadukan, proses pengadukan, dan kontaminasi.

4. Tahap setting time mempunyai metode khusus, yang dimulai dari penambahan maupun pengurangan kelarutan hemihidrat, kemudian jumlah nucleus kristalisasi sehingga sampai pada mengurangi maupun mempercepat waktu pengerasan. Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengerasan gipsum yaitu kehalusan: semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan mengeras, rasio w/p: semakin banyak air yang digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume. Lalu perlambatan dan percepatan: metode yang paling efektif dan praktis untuk mengendalikan waktu pengerasan adalah dengan cara menambahkan bahan kimia (aselerator) tertentu pada adukan plaster atau stone gigi.

DAFTAR PUSTAKAAnnusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai PustakaCraig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th Edition. United State of America : MosbyFairhurst CW. Compresive Properties Of Dental Gypsum. J Dent Res 1960; 39: 812- 824.Harty, F.J dan R. Ogston.1995.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGCMahler DB, Ady AB. An Explanation For The Hygroscopic Setting Expansion Of Dental Gypsum Products. J Dent Res 1960; 39: 578- 589.Robert. G. Craig, Ph. D. 1983. Dental Material Properties and Manipulation. The University of Michigan scool of dentistry; the C. V. Mosby Company

Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for students.Blackwell Scientific PublicationSETTING TIME

APLIKASI KLINIS

FAKTOR YANG BERPENGARUH

SYARAT

KOMPOSISI

Tabel perubahan dimensi yang terjadi selama proses pengerasan gypsum. (sumber : A.R. Docking)

SIFAT

MACAM

MANIPULASI

Gypsum

35