376_perencanaan struktur gedung 5 (lima) lantai dekranasda dinas perindustrian dan perdagangan...

Upload: nizar-koko

Post on 30-Oct-2015

152 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 5 (LIMA) LANTAI

    DEKRANASDA DINAS PERINDUSTRIAN DAN

    PERDAGANGAN PROPINSI

    JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 04 Semarang

    Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Negeri Semarang

    Disusun oleh :

    Nama : Karjono

    Nim : 5150303020

    Program Studi : D3 Teknik Sipil

    Jurusan Teknik Sipil

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2006

    LEMBAR PENGESAHAN

  • Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)

    Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

    ini telah disetujui dan disahkan pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Pembimbing, Penguji,

    K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Untoro Nugroho, S.T., M.T. NIP. 132238497 NIP. 132158473

    Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

    Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T. NIP. 131471402 NIP. 131763887

    Mengetahui:

    Dekan Fakultas Teknik

    Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

  • KATA PENGANTAR

    Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

    menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Universitas Negeri

    Semarang.

    Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan

    yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang

    berkompeten, akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

    karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Soesanto Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

    Negeri Semarang;

    2. Bapak Drs. Lashari, M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

    Teknik Universitas Negeri Semarang;

    3. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. Selaku pembimbing selama

    penyusunan Proyek Akhir ini;

    4. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan serta bimbingan

    sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan; dan

    5. Rekan rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

    Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

    kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan

  • pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak

    semua hal yang dapat penyusun laporkan dengan baik. Oleh kerena itu kami

    sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar laporan Proyek

    Akhir ini menjadi sempurna.

    Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak.

    Semarang, Agustus 2006

    Penulis

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Kehidupan mengalami empat tahap yaitu hidup, tumbuh,

    berkembang, mati (Jhon)

    Kemalasan adalah kebiasaan beristirahat sebelum orang benar-

    benar merasa lelah (Jules Benard)

    Kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan, jangan sia-

    siakan itu (Jhon FK)

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan kepada :

    Ayah dan Ibuku yang selalu mendoakan aku

    Adikku yang ngasih semangat buat aku

    Keluargaku yang mendorong aku untuk selalu

    maju

    Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu

    aku dalam suka dan duka

    Teman-teman D3_vil 03

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. i

    LEMBAR PENGESAHAN.. ii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii

    KATA PENGANTAR. iv

    DAFTAR ISI.... vi

    DAFTAR TABEL. x

    DAFTAR GAMBAR... xi

    DAFTAR LAMPIRAN xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Nama Proyek.. 1

    1.2 Latar Belakang 1

    1.3 Lokasi Proyek. 2

    1.4 Maksud dan Tujuan Proyek ... 3

    1.5 Ruang Lingkup Penulisan... 3

    1.6 Metodologi.. 4

    1.7 Sistematika Penulisan.. 5

    BAB II PERENCANAAN

    2.1 Uraian Umum. 7

    2.2 Kriteria dan Azazazaz Perencanaan. 7

    2.3 Dasar dasar Perencanaan. 11

    2.4 Metode Perhitungan14

    2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana.. 15

    2.6 Dasar Perhitungan.. 16

    BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

    3.1 Perencanaan Stuktur Atap.. 17

    3.1.1 Perhitungan struktur rangka atap 17

    3.1.2 Perhitungan Struktur Plat... 44

    3.2 Perencanaan Tangga.. 56

    3.2.1 Data Teknis Tangga... 58

  • 3.2.2 Pembebanan dan Penulangan Pangga... 59

    3.2.3 Pembebanan dan Penulangan Bordes. 69

    3.3 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa.... 84

    3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt).... 85

    3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T).... 89

    3.3.3 Koefisien Gempa Dasar..... 89

    3.3.4 Faktor Keamanan I dan Faktor Jenis Struktur K........................ 89

    3.3.5 Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa ke Sepanjang

    Tinggi Gedung........................................................................... 89

    3.3.6 Distribusi Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa

    Kesepanjang Tinggi Gedung..... 90

    3.4 Perencanaan Balok..... 91

    3.4.1 Balok Sloof 91

    3.4.2 Balok Lantai .. 95

    3.4.3 Balok Ringbalk.. 98

    3.5 Perencanaan Kolom ............................................................................ 102

    3.5.1 Penulangan Kolom Lantai 1..................................................... 102

    3.5.2 Penulangan Kolom Lantai 2..................................................... 106

    3.5.3 Penulangan Kolom Lantai 3..................................................... 110

    3.5.4 Penulangan Kolom Lantai 4..................................................... 115

    3.5.5 Penulangan Kolom Lantai 5..................................................... 120

    3.6 Perhitungan Pondasi..............................................................................125

    3.6.1 Uraian Umum........................................................................... 125

    3.6.2 Analisis Daya Dukung............................................................. 125

    3.6.3 Perhitungan Pondasi................................................................. 126

    BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

    4.1 Syarat-syarat Umum............................................................................. 129

    4.2 Syarat-syarat Administrasi................................................................... 151

    4.3 Syarat-syarat Teknis Umum................................................................ 165

    4.4 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan....................................... 167

  • BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

    5.1 Perhitungan Volume Pekerjaan............................................................. 296

    5.1.1 Pekerjaan Struktur dan Atap.................................................... 296

    5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur................................................. 307

    5.2 Rencana Anggaran Biaya.............................................................. 342

    5.3 Justifikasi Rencana Anggaran Biaya............................................. 354

    5.4 Time Schedule........................................................... 356

    BAB VI PENUTUP

    6.1 Kesimpulan. 357

    6.2 Saran 358

    DAFTAR PUSTAKA

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

    Gambar 2. Rangka Kuda-Kuda

    Gambar 3. Denah Balok Lantai

    Gambar 4. Skema Tangga Type K

    Gambar 5. Denah Tangga

    Gambar 6. Potongan Tangga

    Gambar 7. Penulangan Balok Sloof

    Gambar 8. Penulangan Balok Lantai 2, 3, 4, dan 5

    Gambar 9. Penulangan Ringbalk

    Gambar 10. Penulangan Kolom Lantai 1

    Gambar 11. Penulangan Kolom Lantai 2

    Gambar 12. Penulangan Kolom Lantai 3

    Gambar 13. Penulangan Kolom Lantai 4

    Gambar 14. Penulangan Kolom Lantai 5

    Gambar 15. Detail Pondasi

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Dimensi Balok

    Tabel 2. Dimensi Kolom

    Tabel 3. Syarat-syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI 1987)

    Tabel 4. Gaya-gaya pada Kuda-kuda

    Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok

    Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa

    Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang

    Tabel 8. Pekerjaan Persiapan

    Tabel 9. Pekerjaan Struktur dan Atap

    Tabel 10. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1

    Tabel 11. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2

    Tabel 12. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3

    Tabel 13. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4

    Tabel 14. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5

    Tabel 15. Pekerjaan Sarana dan Fasilitas

    Tabel 16. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya

    Tabel 17. Time Schedule

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)

    Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

    ini telah disetujui dan disahkan pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Pembimbing Ketua Program Studi

    K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Drs. Tugino, M.T.

    NIP. 132238497 NIP. 131763887

    Mengetahui:

    Ketua Jurusan Teknik Sipil

    Drs. Lashari, M.T.

    NIP. 131 471 402

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

    2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

    3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

    4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)

    5. Input Portal (SAP 2000)

    6. Output Portal (SAP 2000)

    7. Uji Tarik dan Bengkok Baja

    8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah

    9. Gambar Bestek

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Nama Proyek

    Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai

    Dekranasda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

    yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4 Semarang.

    1.2 Latar belakang Proyek

    Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa

    Tengah ini dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan

    Perdagangan kepada Pemerintah Daerah Semarang merasa karena masih

    banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan dengan

    kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung

    dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung

    Dekranasda sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang

    memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain belum adanya Tugas

    Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak.

    Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan

    yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda

    mempunyai maksud dan tujuan antara lain :

    1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di Disperindag.

    2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Disperindag.

    1

  • 2

    1.3 Lokasi Proyek

    Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

    Propinsi Jawa Tengah ini terletak di Jl. Pahlawan No.4 Semarang.

    Error! U

    Keterangan :

    A. Lapangan Pancasila

    B. Biro Pusat Statistik (BPS)

    C. DISPERINDAG (Lokasi Proyek)

    D. Bundaran Air Mancur

    E. Ramayana Dept. Store

    Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

    Propinsi Jawa Tengah

    D

    C

    Jl. Pahlawan A

    E B

    Plaza Simpang Lima

  • 3

    1.4 Maksud dan Tujuan Proyek

    Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi

    perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh.

    Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan

    merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga

    lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan

    mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan

    mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.

    1.5 Ruang Lingkup Penulisan

    Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada

    permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang

    perencanaan struktur meliputi:

    1. Perencanaan atap,

    2. Perencanaan plat lantai,

    3. Perencanaan tangga,

    4. Perencanaan balok,

    5. Perencanaan kolom,

    6. Perencanaan pondasi,

    7. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan

    8. Rencana anggaran biaya

  • 4

    1.6 Metodologi

    Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan

    Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:

    1. Data Primer

    Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan

    pengamatan langsung di lapangan terdari dari:

    a. Lokasi Proyek : Jl. Pahlawan No.4 Semaramg

    b. Topografi : Tanah datar

    c. Elevasi bangunan :

    o Lantai 1 : + 00,00 m

    o Lantai 2 : + 04,73 m

    o Lantai 3 : + 09,46 m

    o Lantai 4 : + 14,19 m

    o Lantai 5 : + 28,77 m

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam

    proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang

    termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:

    a. Literatur panjang

    b. Grafik grafik penunjang

    c. Tabel tabel penunjang

  • 5

    Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

    1) Observasi

    Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui

    peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak

    melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek

    yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November

    2005.

    2) Studi pustaka

    Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan

    landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan

    maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.

    Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi

    instansi pemerintah yang terkait.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang

    terdiri dari :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan

    tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.

  • 6

    BAB II : PERENCANAAN

    Berisi uraian, kriteria, dan azas azas perencanaan, dasar dasar

    perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan

    klasifikasi pembebanan rencana.

    BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR

    Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,

    tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi

    BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

    Berisi tentang rencana kerja dan syarat syarat (RKS), terdiri

    dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis.

    BAB V : RENCANA ANGGARAN BIAYA

    Berisi perhitungan volume pekerjaan, anggaran biaya,

    rekapitulasi akhir rencana anggaran biaya serta time schedule

    dalam kurva S.

    BAB VI : PENUTUP

    Berisi daftar pustaka dan lampiran.

  • 7

    BAB II

    PERENCANAAN

    2.1 Uraian Umum

    Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag

    Propinsi Jateng ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan

    satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan,

    disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung

    tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat

    syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu

    faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang

    ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan

    beban besar dan berdampak pada balok.

    Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil

    perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep

    pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya,

    seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-

    dasar perhitungan.

    2.2 Kriteria dan Azazazaz Perencanaan

  • 8

    Perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi

    Jateng ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga

    konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi

    kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.

    Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :

    1. Harus memenuhi persyaratan teknis

    Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis

    yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang

    dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari

    luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan

    teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang

    berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi

    dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang

    berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.

    2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis

    Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus

    diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan

    membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian

    bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya

    penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan

    yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang

    profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat

  • 9

    diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa

    menimbulkan pemborosan.

    3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional

    Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut

    akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.

    4. Harus memenuhi persyaratan estetika

    Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus

    direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun

    persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis

    yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi

    dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik

    bangunan tersebut.

    5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan

    Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

    karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan

    bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)

    maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek

    lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak

    lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan

    terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin

    dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung

    Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini.

  • 10

    6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran

    Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang

    dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan

    di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang

    direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran

    sehingga mudah didapat.

    Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga

    adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:

    1. Pengendalian biaya

    Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan

    untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai

    dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah

    ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin

    tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat

    kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.

    a. Pengendalian mutu

    Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang

    dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam

    RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan

    pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat

    sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan

    yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik

    pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat

  • 11

    bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai

    dengan yang diharapkan atau belum.

    b. Pengendalian waktu

    Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek

    bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time

    schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan

    pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar

    tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

    2. Pengendalian tenaga kerja

    Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan

    hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh

    Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari

    pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan

    pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya

    efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus

    dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang

    menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat

    menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.

    2.3 Dasar dasar Perencanaan

    Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang

    berlaku di Indonesia, antara lain:

  • 12

    1. Plat Lantai

    Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan

    Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

    perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan

    syarat syarat tumpuan.

    Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi

    Jateng ini tebal plat lantai adalah 12 cm.

    2. Balok

    Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03

    yaitu:

    a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:

    1) Tumpuan jepit penuh

    2) Tumpuan jepit sebagian

    b. Ukuran balok

    Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03

    merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.

    Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan

    Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah

    sebagai berikut :

  • 13

    Tabel 1. Dimensi balok

    No Balok Dimensi balok (cm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Balok lantai 1

    Balok lantai 2

    Balok lantai 3

    Balok lantai 4

    Balok anak lantai

    Balok atap (R)

    Balok Sloof

    30 x 80

    30 x 80

    30 x 80

    30 x 80

    20 x 40

    20 x 70

    25 x 70

    3. Kolom

    Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi

    beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan () = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

    Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran :

    Tabel 2. Dimensi kolom

    No Kolom Dimensi kolom (cm)

    1

    2

    Kolom type K1

    Kolom type K2

    80 x 80

    80 x 80

  • 14

    3

    4

    5

    Kolom type K3

    Kolom type K4

    Kolom type K5

    50 x 50

    70 x 70

    60 x 60

    4. Pondasi

    Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur

    dan pondasi tiang pancang.

    2.4 Metode Perhitungan

    Dalam perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

    Propinsi Jateng ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan program

    Struktur Analysis Program (SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk

    memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

    perhitungan mekanika ini adalah :

    1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat

    dianggap sebagai beban merata.

    2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban

    hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.

    Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus

    menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:

    1. Beban Gempa Statik

    Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu

    sendiri.

  • 15

    2. Beban Gempa Dinamik

    Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar

    gedung.

    3. Beban Mati

    Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di

    atasnya.

    4. Beban Hidup

    Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

    Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.

    2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana

    Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman

    Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan

    diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada

    gambar rencana.

    Besarnya muatanmuatan tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3

    2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2

    3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2

    4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m 2

    5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2

    6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2

  • 16

    7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2

    Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku

    di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa

    alternatif, yaitu:

    1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL

    2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q

    3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q)

    Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan

    dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam

    yang berhubungan dengannya.

    DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang

    berhubungan dengan beban mati.

    LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang

    berhubungan dengan beban hidup.

    Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang

    berhubungan dengan beban gempa.

    2.6 Dasar Perhitungan

    Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda

    Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang

    didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:

    1. Pedoman Beton 1989.

    2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK

    SNI T-15-1991-03.

  • 17

    3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

    4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung

    1987.

    5. Data perhitungan SAP.

  • BAB III

    PERHITUNGAN STRUKTUR

    3.1 Perencanaan Stuktur Atap

    Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua

    musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya

    terdapat perbedaan temperatur yang cukup ekstrim yang menimbulkan

    harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu menahan tekanan yang

    timbul pada kedua musim.

    Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas

    gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai

    rangka baja profil dobel siku.

    3.1.1 Perhitungan Struktur Rangka Atap

    1. Data teknis

    Bentang kuda- kuda (L) : 20 m Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m Kemiringan atap ( ) : 45 Penutup atap : genteng (50 kg/m) Sambungan konstruksi : baut (BJ 37) Mutu baja profil siku : BJH 37 Tegangan dasar baja (d) : 1600 kg/cm Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II Koefisien angin pantai : 40 kg/m

    1

  • 18

    Tegangan lentur kayu ( lt ) : 100 kg/cm 2. Perencanaan Reng

    a. Pembebanan Reng

    Berat genting (gt) = 50 kg/m

    Jarak reng (Jr) = 0,25 m

    Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

    Beban pada reng (qr)

    Berat genting . Jarak reng = gt . Jr

    = 50 . 0,25 = 12,5 kg/m

    b. Momen yang terjadi

    Mx = 1/8 . qr . cos 45 . (Ju)

    = 1/8 . 12,5 . 0,707 . (0,5)

    = 0,2762 kg m

    My = 1/8 . qr . sin 45 (Ju)

    = 1/8 . 12,5 . 0,707. (0,5)

    = 0,2762 kg m

    c. Dimensi Reng

    Dimensi reng dimisalkan b =

    32 . h

    Wx = 1/6 . b . (h)2

    = 1/6 .

    32 h . h2

    =

    91 h3 cm3

    Wy = 1/6 . b2 . h

  • 19

    = 1/6 . 2

    32

    h . h

    =

    272 h3 cm3

    ltr = WyMy

    WxMx +

    100 kg/cm2 = 362,2762,27

    h+

    100 kg/cm2 = 387,615

    h

    h3 = 100

    87,615

    h3 = 6,1587

    h = 3 1587,6

    h = 1,83 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :

    b = 32 h

    b = 32 . 3 cm

    b = 2 cm

    Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm

    d. Kontrol Lendutan

    fijin = 2001

    . Ju

  • 20

    = 2001 . 50

    = 0,25 cm

    Ix = 121 . b . (h)3

    = 121 . 2 . (3)3

    = 4,5 cm4

    Iy = 121 . b3 . h

    = 121 . (2)3 . 3

    = 2 cm4

    fx = IxEJuqr

    ..384.cos..5 4

    = 5,4.10.384

    )50.(45cos.5,12.57

    4

    = 0,0159 cm

    fy = IyEJuqr

    ..384.sin..5 4

    = 2.10.384

    )50.(45sin.5,12.57

    4

    = 0,0159 cm

    f maks = 22 )()( fyfx +

    = 22 )0159,0()0159,0( + = 0,022 cm 0,25 cm (f ijin) Ok!

    e. Kontrol Tegangan

  • 21

    ytb = WyMy

    WxMx +

    = 32 )3.(2.6/162,27

    )2.(3.6/162,27 +

    = 23,016 kg/cm2 100 kg/cm2 (ltr)

    Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai

    3. Perencanaan Usuk

    a. Pembebanan Usuk

    Berat genting (gt) = 50 kg/m3

    Jarak gording (Jgd) = 1,665 m

    Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

    Beban pada usuk (qu)

    Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5

    qu = 25 kg/m

    qx = qu . cos 45

    = 25 . cos 45

    = 17,677 kg/m

    qy = qu . sin 45

    = 25 . sin 45

    = 17,677 kg/m

    b. Momen yang terjadi

    Mx1 = 1/8 . qu . cos . (Jgd)2

    = 1/8 . 25 . cos 45 . (1,665)2

  • 22

    = 6,125 kgm

    My1 = 1/8 . qu . sin . (Jgd)2

    = 1/8 . 25 . sin 45 . (1,665)2

    = 6,125 kgm

    c. Karena Berat Pekerja

    Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

    Px = 100 . cos 45

    = 100 . cos 45

    = 70,7111 kg

    Py = 100 . sin 45

    = 100 .sin 45

    = 70,711 kg

    Mx2 = 1/4 . P . cos . Jgd

    = 1/4 . 100 . cos 45 . 1,665

    = 29,433 kg m

    My2 = 1/4 . P . sin . Jgd

    = 1/4 . 100 . sin 45 . 1,665

  • 23

    = 29,433 kg m

    d. Karena Beban Angin

    Koefisien Angin pantai (w) = 0,4 kN/m2

    Angin Tekan = (0,02 . ) 0,4

    = (0,02 . 45) 0,4

    = 0,5 kN/m

    W tekan = angin tekan . w . Ju

    = 0,5 . 0,4 . 0,5

    = 0,1 kN/m

    Momen yang timbul akibat beban angin

    Mx = 1/8 . Wx . (Jgd)2

    = 1/8 . 0,5. (1,665)2

    = 0,1733 kg.m

    Kombinasi pembebanan pada usuk

    Mx = Mx1 + Mx2

    = 6,125 + 29,433

    = 35,558 Kg m

    My = My1 + My2

    = 6,125 + 29,433

    = 35,558 Kg m

    e. Dimensi Usuk

    Dimensi usuk dimisalkan b =

    h32

    Wx = 1/6 . b . h2

  • 24

    = 1/6 .

    h32 . h2

    = 391 h cm3

    Wy = 1/6 . h . b2

    = 1/6 . h . 2

    32

    h

    = 3272 h cm3

    ltr = WyMy

    WxMx +

    100 = ( ) ( ) 33 27/28,3555

    9/18,3555

    hh+

    100 = 33

    272

    8,3555

    91

    8,3555

    hh

    +

    100 = 332,320022,32002

    hh+

    100. h3 = 80005,5

    h3 = 800,055

    h = 3 055,800

    h = 9,28 cm

    diambil h = 9,28 cm = 10 cm

    Untuk h = 10 cm, maka:

    b = h32

    b = 32 . 10 cm

  • 25

    b = 6,667 cm = 6 cm

    Jadi dipakai Usuk dengan dimensi 6 / 10 cm

    f. Kontrol Lendutan

    Fijin = 2001 . Jgd

    = 2001 . 166,5

    = 0,832 cm

    Ix = 121 . b . (h)3

    = 121 . 6 . (10)3

    = 500 cm4

    Iy = 121 . h . (b)3

    = 121 . 10 . (6)3

    = 180 cm4

    fx = 384

    5 . IxE

    Jgqx.

    ..cos. 4 + 481 .

    IxEJgpx

    ..cos. 3

    = 384

    5 .500.10

    )5,166.(45cos.677,177

    4 +481 .

    500.10)5,166.(45cos.711,70

    7

    3

    f max = 22 )()( fyfx +

    = 22 )072,0()025,0( + = 0,07 cm 0,832 cm OK!

  • 26

    g. Kontrol Tegangan

    ytb = 22 6/16/1 hbMy

    bhMx +

    = .6/1

    558,356/1

    558,35 +

    = 94,821 kg/cm

    = 94,821 kg/cm2 100 kg/cm2 ( = ltr) OK!

    Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai

    4. Perencanaan Gording

    a. Pembebanan

    Jarak antar balok (l) = 3,354 m

    Jarak gording (Jgd) = 1,665 m

    Jarak plapon (Jp) = 1,50 m

    Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m

    Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m

    b. Berat pada gording (qg)

    Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m

    Berat Penggantung = gp . jp = 18 . 1,50 = 27 kg/m

    Berat atap genting = ggt . jgd = 0,50 . 1,665 = 83,25 kg/m

    q = 120,123 kg/m

    Berat Branching 10% = 12,0123 kg/m

    q = 132,135 kg/m

    Momen Akibat Beban Mati (DL)

    Mx = 1/8 . q . cos . (l)2

    = 1/8 . 132,135 . cos 45 . (3,354)2

  • 27

    = 131,385 kg.m

    My = 1/8 . q . sin . (l)2

    = 1/8 .132,135 . sin 45 . (3,354)2

    = 32,846 kgm

    c. Karena Berat Pekerja (LL)

    Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

    Mx = 1/4 . P . cos . l

    = 1/4 . 100 . cos 45 . 3,354

    = 59,291 kg m

    My = 1/4 . P . sin . l

    = 1/4 . 100 . sin 45 . 3,354

    = 29,645 kg m

    d. Karena Beban Angin (Whisap, Wtekan)

    Koefisien Angin pegunungan (w) = 40 kg/m2

    Koefisien angin tekan = (0,02 . ) 0,4

    = (0,02 . 45) 0,4

    = 0,5

    W tekan = angin tekan . w . Jgd

    = 0.5 . 40 . 1,665

    = 33,3 kg/m2

  • 28

    Koefisien angin hisap = - 0,4

    W hisap = -0,4 . Jgd . w

    = -0,4 . 1,665. 40

    = - 26,64 kg/m

    Momen yang timbul akibat beban angin

    Momen akibat angin tekan

    Mx = 1/8 . Wtekan . (l)2

    = 1/8 . 33,3. (3,354)2

    = 46,825 kg.m

    My = 0

    Momen akibat angin hisap

    M = 1/8 Whisap . l2

    = 1/8 . (-26,64) . 3,3542

    = 37,46 kg.m

    Kombinasi pembebanan pada gording

    Mx1 = 1,4 .DL

    = 1,4 . 131,3859

    = 183,940 kg.m

    My1 = 1,4 . DL

    = 1,4 . 32,8465

    = 45,981 kgm

    Mx2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL

    = (1,2 . 131,385) + (1,6 . 59,2909)

    = 252,5285 kgm

    My2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL

  • 29

    = (1,2 . 32,8465) + (1,6 . 29,6454)

    = 86,8484 kgm

    Mx3 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W

    = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)

    = 217,275 kgm

    My4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W

    = (1,2 . 32,846) + (0,5 . 29,645) + (0,8 .0)

    = 54,238 kgm

    Mx4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL - 0,8 . W

    = (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)

    = 130,340 kgm

    e. Pendimensian Gording

    Direncanakan memakai profil C tipis, diambil moment arah x yang

    terbesar.

    Berat sendiri genteng (ggt) = 0,50 kN/m

    Jarak gording (Jgd) = 1,88 m

    0,9 ijin = wxMx +

    wxMy .4

    0,9 2400 = wx

    )84,8684.4(85,25252 +

    2160 kg/cm2 = wx

    21,59992

    wx = 27,77 cm3

  • 30

    Direncanakan memakai profil baja C 150 x 65 x 20 x 3,2

    Dari tabel Section Properties (hal 50) diperoleh data:

    x = 44,3 cm3 ix = 5,89 cm1 y = 12,2 cm3 iy = 2,37 cm1

    Ix = 332 cm4 berat = 7,51 kg/m

    Iy = 53,8 cm4

    f. Analisa Pembebanan

    Beban Mati

    o Berat sendiri gording (ggt) = 7,51 kg/m

    o Berat plafon = gp . Jp =18 . 1,50 = 27 kg/m

    o Berat sendiri genting = ggt . Jgd = 50 . 1,665 = 83,25 kg/m

    q = 117,76 kg/m

    o Berat Branching 10 % = 11,776 kg/m

    q total = 129,536 kg/m

    qx = q total . cos 450

    = 129,536 . cos 450

    = 91,59 kg/m

    qy = q total . sin 450

    = 129,536 . sin450

    = 91,59 kg/m

    Mx = 1/8 . qx . (I)2

    = 1/8 . 91,59 . (3,354)2

    = 128,79 kgm

  • 31

    My = 1/8 . qy . ( ) 22

    I

    = 1/8 . 91,59 . 2

    2354,3

    = 32,19 kg.m

    Momen Kombinasi (dimensi gording beban angin diabaikan) Mx = 128,79 + 59,2909 = 188.0809 kgm

    My = 32,19 + 29,645 = 61,8354 kgm

    Kontrol Tegangan

    ytb = WxMx +

    WyMy < d

    = 3,44

    09,18808 + 2,1254,6183

    = 931,409 kg/cm2 < d = 1600 kg/cm2 (OK!) Kontrol Lendutan

    Tabel 3. Syaratsyarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI87)

    No Kondisi Pembebana maks 1

    2

    3

    Beban mati + Bebab hidup

    Beban hidup

    atap

    L / 250

    L / 100

    25 mm

    1) Beban Mati + Beban Hidup

    fx = 3845 .

    EIxIqx 3).( +

    EIxIPx

    .48).( 3

  • 32

    = 32,3.10.1,2.384

    )354,3.(433,93.56

    4

    + 32,3.10.1,2.48

    )354,3.(711,706

    3

    = 0,000221 + 0,0000797

    = 0,000301 m = 0,0301 cm

    fy = EIyIqy.384

    )2/.(.5 4 + EIy

    lPy

    .482

    .3

    = 538,0.10.1,2.384

    )2354,3(4337,93.5

    6

    4

    + 538,0.10.1,2.48

    2354,3.711,70

    6

    3

    = 0,0000852 + 0,000061

    = 0,000146 m = 0,0146 cm

    f = 22 fyfx +

    = 22 )0146,0()0301,0( + = 0,0334 cm < L/250 = 3,354/250 = 1,3416 cm

    = 0,0334 cm < 1,3416 cm (OK!)

    2) Beban Hidup

    fx = EIxlPx

    .48. 3

    = 32,3.10.1,2.48)354,3(711,70

    6

    3

    = 0,0000797 m

    = 0,00797 cm

    fy = EIylPy.48

    )2/.( 3

  • 33

    = 538,0.10.1,2.48

    2354,3.711,70

    6

    3

    = 0,000061 m

    = 0,0061 cm

    f = 22 fyfx +

    = 22 )0061,0()00797,0( + = 0,01001 cm < I/500 = 335,4/500 = 0,6708 cm

    = 0,01001 cm < 0,6708 cm (OK!)

    3) P = 100 kg = 1 kN

    f = 22 fyfx +

    = 22 0061,000797,0 + = 0,01001 cm < 2,5 cm (OK!)

    Jadi Gording Profil Canal 150 x 65 x 20 x 3,2 memenuhi syarat

    5. Perhitungan pembebanan struktur rangka

    a. Beban Mati

    Berat penutup atap (genting) = ggt . l . Jgd = 50 . 3,354 . 1,665

    = 279,2205 kg

    Berat sendiri gording = ggd . l = 11 . 3,354 m

    = 249,2202 kg

    Berat sendiri plafond = gp . l . Jp = 18 . 3,354 . 1,5

  • 34

    = 90.558 kg

    Beban hidup = 100 kg

    P = 718,9807 kg

    Berat Branching 10 % = 71,807 kg

    Ptot = 790,8787 kg

    Titik buhul (P) = 790,8787 kN

    diambil = 791 kN

    P = 395,5 kN

    b. Beban Angin (bangunan di pantai, P = 40 kg dan = 450) Koefisien angin tekan = (0,02 . ) 0,4 = (0,02 . 45) 0,4

    = 0,5

    Koefisien angin hisap = - 0,4 Beban angin tekan (Wt) = 0,2 . 40 . 3,354 . 1,665 = 111,6882 kg

    diambil = 112 kg

    Angin pada tumpuan (1/2 Wt) = 56 kg Beban angin hisap (Wh) = - 0,4 . 40 . 3,354 . 1,665 = - 89,3501 kg

    diambil = 90 kg

    Angin pada tumpuan (1/2Wh) = 45 kg

    6. Perhitungan kuda kuda

  • 35

    Gambar 2. Rangka kuda - kuda

    Tabel 4 . Gaya - gaya pada Kuda - Kuda

    Panjang (m) Gaya ( kgm) Panjang (m) Gaya (kgm)

    A1= A16 = 2,578

    A2= A15 = 1,665

    A3= A14 = 1,665

    A4 = A13 = 1,665

    A5 = A12 = 1,655

    A6 = A11 = 1,665

    A7 = A10 = 1,655

    A8 = A9 = 1,665

    B1 = B12 = 1,777

    B2 = B11 =1,777

    572,76

    189,28

    378,34

    484,42

    495,75

    477,58

    219,23

    31,86

    2662,73

    2874,07

    V1 = V16 = 1,82

    V2 = V15 = 3

    V3 = V14 = 3

    V4 = V13 = 3

    V5 = V12 = 3

    V6= V11 = 3

    V7= V10 = 3

    V8= V9 = 3

    D1 = D14 = 2,121

    D2 = D13 = 2,121

    37,43

    129,38

    33,10

    777,69

    1640,27

    2551,46

    3506,24

    4225,91

    70,00

    241,09

  • 36

    B3 = B10 = 1,777

    B4 = B9 = 1,777

    B5 = B8 = 1,777

    B6 = B7 = 1,777

    2583,42

    1804,12

    512,63

    193,97

    D3 = D12 = 2,121

    D4 = D11 = 2,121

    D5 = D10 = 2,121

    D6 = D9 = 2,121

    D7 = D8 = 2,121

    10,10

    122,11

    191,00

    264,43

    340,46

    Kontrol terhadap kekakuan batang 1. Batang diagonal

    P = 340,46 kg = 0,3406 ton

    = 1600 kg/cm2 l = 2400 kg/cm2

    Angka keamanan (n) = 1,5

    = 12 mm lk = 2,121 m

    imin = n . p . ( lk )2

    = 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2

    = 2,29 cm

    Untuk satu profil

    imin = 1,148 cm

    Dicoba baja double siku 50 x 50 x 5

    A = 4.80 cm2

    ix = 1.51 cm

    iy = 1.51 cm

    lx = 11 cm4

  • 37

    Iy = 11 cm4

    Pemeriksaan tekuk arah (x x ) Ix profil = 2 . Ix

    = 2 . 11

    = 22 cm4

    A profil = 2 . A

    = 2 . 4,8

    = 9,6 cm4

    ix = Aprofil

    profilI X

    = 6,9

    22

    = 1,514 cm

    x = xi

    Lx

    = 514,1

    2,212

    = 140,15 < 240 oke

    g = lE.7,0

    = 3,14 2400.74,0

    110,2 6

    = 111

    s = g

    x

  • 38

    = 111

    158,140

    = 1,2

    x = 2,381 . (s)2

    = 2,381 . (1,2)2

    = 3,42

    Kontrol tegangan

    = Aprofil

    p x.

    = 6,9

    42,3.46,340

    = 121,595 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

    2. Batang atas

    P = 57276 kg

    = 1600 kg/cm2 l = 2400 kg/cm2

    Angka keamanan (n) = 1,5

    = 12 mm lk = 2,578 m

    imin = n . p . ( lk )2

    = 1,5 . 0,573 . ( 2,578 )2

    = 5,71 cm

    Untuk satu profil

    imin = 2,855 cm

  • 39

    Dicoba baja double siku 90 x 90 x 9

    A = 15,5 cm2

    ix = 2,785 cm

    iy = 2,785 cm

    lx = 116 cm4

    Iy = 116 cm4

    e = 2,54

    d = 2 . e + = 2 . 2,54 + 12

    = 17,08

    Pemeriksaan tekuk arah (x x ) Ix profil = 2 . Ix

    = 2 . 116

    = 232 cm4

    A profil = 2 . A

    = 2 . 15,5

    = 31 cm4

    ix = Aprofil

    profilI X

    = 31

    232

    = 2,74 cm

    x = xi

    lx

  • 40

    = 74,2

    8,257

    = 94,08 < 240 oke

    g = lE.7,0

    = 3,14 2400.74,0

    110,2 6

    = 111

    s = g

    x

    = 111

    08,94

    = 0,847

    x = s593,1

    41,1

    = 847,0593,1

    41,1

    = 1,89

    Kontrol tegangan

    = Aprofil

    p x.

    = 31

    89,1.76,572

    = 34,919 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

  • 41

    3. Batang bawah

    P = 2874,07 kg

    = 1600 kg/cm2 l = 2400 kg/cm2

    Angka keamanan (n) = 1,5

    = 12 mm lk = 1,177 m

    tarik = 75% . 1600 = 1200 kg/cm2

    Anet = tarik

    p

    = 1200

    07,287

    = 2,395 cm2

    Abruto = 85,0

    Anet

    = 2,18 cm2

    imin = 240lk

    = 240

    3,182

    = 0,759 cm

    Dicoba baja double siku 80 x 80 x 8

    A = 12,3 cm2

    ix = 2,42 cm

  • 42

    iy = 2,42 cm

    lx = 72,3 cm4

    Iy = 72,3 cm4

    e = 2,26

    d = 0,5 . + e = 0,5 . 12 + 2,26

    = 2,86

    Pemeriksaan tekuk arah (y y ) Iyr = 2 ( Iy + a2 . A )

    = 2 ( 72,3 + 12,3 . 2,862 )

    = 345,82 cm4

    iy =

    2.AIyprofil

    = 3,12.2

    82,345

    = 3,749 cm

    dipakai min = 2,42 cm

    = minilk

    = 42,2

    3,182

    = 8,679 cm

    = 847,0593,1

    41,1

    = 1,89

  • 43

    Kontrol tegangan

    = Aprofil

    p x.

    = 3,12.207,2874

    = 116,83 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

    3.1.2 Perhitungan Struktur Plat

    Data teknis :

    Dari PMI bab II pasal 2.2 diperoleh:

    Mutu beton (fc) = 22,5 MPa Mutu baja (fy) = 240 MPa Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2 Beban tangga (qt) = 3 kN/m2 Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2 Berat keramik = 0,24 kN/m2 Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2 Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2 Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3

    - Lx : panjang plat arah x

    - Ly : panjang plat arah y

    - Lx1 : panjang plat efektif arah x

    - Ly1 : panjang plat efektif arah y

  • 44

    - Mlx : momen lapangan arah x

    - Mtx : momen tumpuan arah x

    - Mly : momen lapangan arah y

    - Mty : momen tumpuan arah y

    - : perbandingan antara Ly dan Lx

    Keterangan:

    Bi : Balok Induk

    Ba : Balok Anak

    400

    500

    500

    600

    800 800 800

    Bi Bi Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi Bi

    Bi

    Ba

    Ba Ba

    Ba

    Ba

    Ba

    Ba

    Ba Ba

    Ba

    Ba

    Ba

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi

    Bi Bi

    Bi Bi

    Ba Ba

    Ba

    Bi

    Ba

    Ba

    Ba

    Ba

    Bi

    Bi

    Bi Bi Bi

    Ba Ba

    Ba Ba

    Ba

  • 45

    Gambar 3. Denah Balok Lantai

    Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang

    diperoleh di lapangan, yaitu;

    Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok

    Balok Dimensi (cm)

    Balok lantai 1 30 x 80

    Balok lantai 2 30 x 80

    Balok lantai 3 30 x 80

    Balok lantai 4 30 x 80

    1. Perencanaan Plat Lantai

    Ly = 8 m

    Lx = 6 m

    Ly1 = 8000 300 300

    = 7400 mm

    Lx1 = 6000 300 300

    = 5400 mm

    = 3

    3

    120.5400.121

    800.200.121

    = 1,6 < 2,0

    = 11

    LxLy

    = 5400

    7474000

  • 46

    = 1,37

    Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka

    plat dua arah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    h min =

    ++

    +

    1112,0..536

    .1500

    8,0 Lyfy

    =

    ++

    +

    37,11112,06,137,1.536

    7400.15002408,0

    = 538,53

    7104

    = 132,69 mm, atau

    h min = .936.

    15008,0

    +

    + Lyfy

    = 37,1.936

    7400.15002408,0

    +

    +

    = 33,48

    7104

    = 147,73 mm

    h max = 36

    .1500

    8,0 Lyfy

    +

    = 36

    7400.15002408,0

    +

  • 47

    = 36

    7104

    = 197 mm

    Dipakai h min =15 cm

    Pembebanan

    Beban Mati (qDL) - Berat sendiri plat = 24 . 0,15 = 3,6 kN/m2

    - Berat spesi = 0,21 kN/m2

    - Berat keramik = 0,24 kN/m2

    - Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2

    q DL = 4,23 kN/m2

    Beban Hidup (q LL) = 5 kN/m2 Beban Berfaktor (qu)

    qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL

    = 1,2 . 4,23 + 1,6 . 5

    = 13,076 kN/m2

    Momen Rancangan

    Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik

    interpolasi, dari tabel A 14 dalam buku Dasar dasar

    Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh

    faktor pengali momen sebagai berikut :

    Cx+ = 40,8 Cx- = 70,65

  • 48

    Cy+ = 18,6 Cy- = 54,85

    Mlx = Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

    = 40,8 . 0,001 . 13,076 . (6)2

    = 19,206 kNm

    Mly = Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

    = 18,6 . 0,001 . 13,076 .(6)2

    = 8,756 kNm

    Mtx = Cx- . 0,001 . qu . Lx2

    = 70,65. 0,001 . 13,076 .(6)2

    = 33,25 kNm

    Mty = Cy- . 0,001 . qu . Lx2

    = 54,85 . 0,001 . 13,076. (6)2

    = 25,819 kNm

    2. Penulangan plat lantai

    - P (selimut beton) = 20 mm

    - Asumsi tul. Utama

    Arah x , Dx = 10 mm Arah y, Dy = 10 mm

    - Tinggi Efektif

    Arah x, dx = h p Dx/2 = 120 20 10/2

    = 95 mm

    Arah y, dy = h p Dy Dy/2 = 120 20 10 10/2 = 85 mm

  • 49

    Dy

    h dy dx

    Dx

    Menghitung penulangan plat lantai tribun

    Digunakan lebar per meter panjang (b) = 1m = 1000 mm

    Tulangan Lapangan Arah X Mlx = 19,2065 kNm

    Koefisien ketahanan (K) = dxb

    Mlx...

    = ( )26

    95.1000.8,010.206,19

    = 2,66 Mpa

    Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

    ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa, maka diambil perlu =

    0,0120

    Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :

    min = 0,0058

    maks = 0,0363

    Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0120 < mak = 0,0363

    Chek luas penampang tulangan

    Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

  • 50

    Luas tulangan (D10) = 41 . . d2

    = 41 . 3,14. 102

    = 78,5 mm2

    Untuk luas tampang (As Ix) = perlu . b . dx

    = 0,0120 . 1000 . 95

    = 1140 mm2

    Jumlah tulangan (n) = 10D

    Aslx

    = 5,78

    1140

    = 14,52

    dipakai = 15 batang

    Spasi antar tulangan = 1

    1000n

    = 115

    1000

    = 71,428 mm

    dipakai = 70 mm

    Jadi dipakai D10-70

    As = D10 . n = 78,5. 15

    = 1177,5 mm2 > 1140 mm2 (Ok!)

  • 51

    Tulangan Tumpuan Arah X Mtx = 33,257 kNm

    Koefisien ketahanan (K) = dxb

    Mtx..

    = ( )26

    95.1000.8,010.257,33

    = 4,601 MPa

    Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

    ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa, maka diambil perlu =

    0,0224

    Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :

    min = 0,0058

    maks = 0,0363

    Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0224 < mak =

    0,0363

    Chek luas penampang tulangan

    Dengan D10 = 41 . . d2

    = 41 . 3,14. 102

    = 78,5 mm2

    As tx = perlu . b . dx

    = 0,0224 . 1000 . 95

    = 2128 mm2

  • 52

    Jumlah tulangan (n) = 10D

    Astx

    = 5,78

    2128

    = 28 batang

    Spasi antar tulangan = 1

    1000n

    = 128

    1000

    = 37,037mm dipakai 40 mm

    Jadi dipakai D10-40

    As = D10. n = 78,5. 28

    = 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)

    Tulangan lapangan arah Y Mly = 8,756 kNm

    Koefisien ketahanan (K) = dyb

    Mly...

    = ( )26

    85.1000.8,010.756,8

    = 1,52 Mpa

    Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

    ditentukan untuk nilai K = 1,414 MPa, maka diambil perlu =

    0,0066

    Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :

  • 53

    min = 0,0058

    maks = 0,0363

    Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0066 < mak = 0,0363

    Chek luas penampang tulangan

    Dengan D10 = 41 . . d2

    = 41 . 3,14. 102

    = 78,5 mm2

    As Iy = perlu . b . dy

    = 0,0066 . 1000 . 85

    = 561 mm2

    Jumlah tulangan (n) = 10D

    Asly

    = 5,78

    561

    = 7,146 dipakai 8 batang

    Tebal spasi = 1

    1000n

    = 18

    1000

    = 142,25 mm dipakai 150 mm

    Jadi dipakai D10-150

    As = D10. n = 78,5. 8

    = 628 mm2 > 561 mm2 (Ok!)

  • 54

    Tulangan tumpuan arah Y Mty = 25,819 kNm

    Koefisien ketahanan (K) = dyb

    Mty...

    = ( )26

    85.1000.8,010.819,25

    = 4,46 MPa

    Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

    ditentukan untuk nilai K = 4,17 MPa, maka diambil perlu =

    0,0215

    Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa,maka di dapat

    min = 0,0058

    maks = 0,0363

    Maka, nilai min = 0,0058 < perlu = 0,0215 < mak = 0,0363

    Chek luas penampang tulangan

    Dengan D10 = 41 . . d2

    = 41 . 3,14. 102

    = 78,5 mm2

    As ty = perlu . b . dy

    = 0,0215 . 1000 . 85

    = 1831 mm2

  • 55

    Jumlah tulangan (n) = 10D

    Asty

    = 5,78

    1831

    = 23,32 dipakai 24 batang

    Tebal spasi = 1

    1000n

    = 124

    1000

    = 43,47 mm dipakai 50 mm

    Jadi dipakai D10-50

    As = D10. n = 78,5. 24

    =1884 mm2 > 1831 mm2 (Ok! )

    3.2 Perencanaan Tangga

    Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes

    yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:

    163,7 cm

    163,7 cm

  • 56

    215,9 cm 197,7 cm

    Gambar 4. Skema Tangga Type K

    236,5 cm

    236,5 cm

    215,9 cm 197,7 cm

    Gambar 5. Denah Tangga

    3.2.1 Data teknis tangga

    - Mutu beton (fc) = 22,5 MPa

    - Mutu baja (fy) = 240 MPa

    - Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 473,0 cm

    - Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm

    - Lebar pijakan (a, antrede) = 30 cm

    - Jumlah anak tangga = optrede

    Tl

  • 57

    = 18

    0,473

    = 25,98 buah

    - Lebar bordes = 200 cm

    - Kemiringan tangga ( ) = arc. tg 3018

    = 30,96 0

    - Tebal selimut beton (p) = 2 cm

    Direncanakan - Tebal keramik maks (hk) = 1 cm

    - Tebal spesi (hs) = 2 cm

    Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

    (PPIUG 83) diperoleh:

    - Berat sendiri beton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3

    - Berat sendiri keramik = 0,24 kN/m3

    - Berat sendiri spesi = 0,21 kN/m3

    - Beban hidup untuk tangga = 3 kN/m2

    3.2.2 Pembebanan dan penulangan tangga

    Panjang tangga sisi miring (L)

    L

    b = 163,7 cm

    a = 215,9 cm

  • 58

    Gambar 6. Potongan Tangga

    L = 22 ba +

    = 22 )7,163()9,215( + = 274 cm = 2,74 m

    Tebal plat min menurut SKSNI T-15-1991-03

    hmin = 271 . L (0,4 +

    700fy )

    = 271 . 2,74 (0,4 +

    700240 )

    = 7,4 cm dipakai 8 cm

    hmaks = hmin + ( to ) cos

    = 11 cm + (9

    18 ) cos 30,96 0

    = 9,72 cm dipakai 12 cm

    Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm

    a. Pembebanan Tangga

    a. Beban mati (q DL)

    - Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton

    = 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

    - Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi

    = 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2

    - Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik

    = 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2

    q DL = 2,886 kN/m2

  • 59

    b. Beban hidup (q LL)

    Beban hidup untuk tangga (q LL) = 3 kN/m2

    c. Beban berfaktor (qu)

    qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL

    = 1,2 . 2,886 kN/m2 + 1,6 . 3 kN/m2

    = 8,264 kN/m2

    b. Penulangan Plat

    Asumsi tulangan utama

    - Arah x, Dx = 12 mm

    - Arah y, Dy = 12 mm

    Tinggi efektif

    - Arah x, dx = ht p Dx/2

    = 120 20 2

    12

    = 94 mm

    - Arah y, dy = ht p Dx Dy/2

    = 120 20 12 2

    12

    = 82 mm

    Lx = 1637 mm

    Ly = 2159 mm

    = LxLy

    = 16372159

    = 1,4

  • 60

    Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik

    interpolasi dari tabel A-14 dalam buku Dasar-dasar Perencanaan

    Beton Bertulang Gideon Kusuma G (1991), didapat faktor pengali

    momen:

    Cx+ = + 42 Cx- = - 72

    Cy+ = + 18 Cy- = - 55

    Momen Rancangan

    Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

    = + 42 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

    = + 0,63010 kNm

    = + 930100 Nmm

    Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

    = + 18 . 0,001 . 8,264 .(1,637)2

    = + 0,3986 kNm

    = + 398600 Nmm

    Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2

    = - 72 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

    = - 1,5944 kNm

    = - 1594400 Nmm

    Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2

    = - 55 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

    = - 1,2179 kNm

    = - 1217900 Nmm

    Penulangan Tumpuan Arah X

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

  • 61

    dx = 94 mm

    Mtx = 1594400 Nmm

    Koefisien ketahanan (K) = 2.. dxbMtx

    = ( )294.1000.8,01594400

    = 0,2255 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460

    ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min = 0,0058 maks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465

    nilai K = 0,2255 maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!

    As tx = perlu . b . dx

    = 0,0058 . 1000 . 94

    = 545,2 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tulangan (n) = 12D

    Astx

    = 113

    2,545

  • 62

    = 4,82 dipaki 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Cek luas penampang tulangan (As)

    As = D12 . n = 113 mm2 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Astx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

    Penulangan Lapangan Arah X

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    dx = 94 mm

    Mlx = 930100 Nmm

    Koefisien ketahanan (K) = 2.. dxbMlx

    = ( )294.1000.8,0930100

    = 0,1315 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460

    ditentukan untuk fc = 22, 5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

  • 63

    min = 0,0058 maks = 0,0363 dari tabel A - 10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465

    nilai k = 0,1315 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!)

    As lx = perlu . b . dx

    = 0,0058 . 1000 . 94

    = 545 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Aslx

    = 133545

    = 4,82 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Chek luas penampang tulangan (As)

  • 64

    As = D12 . n = 113 mm2 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Aslx

    = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

    Penulangan Tumpuan Arah Y

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    dy = 82 mm

    Mty = 1217900 Nmm

    Koefisien ketahanan (K) = 2.. dybMty

    = ( )282.1000.8,01217900

    = 0,2264 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460

    ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min = 0,0058 maks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    k = 0,2264 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0323 (ok!)

    As ty = perlu . b . dy

    = 0,0058 . 1000 . 82

    = 475,6 mm2

  • 65

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Asty

    = 113

    6,475

    = 4,20 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Chek luas penampang tulangan (As)

    As = D12 . n = 113 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Asty

    = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

    Penulangan Lapangan Arah Y

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    Dy = 82 mm

    Mly = 3986100 Nmm

  • 66

    Koefisien ketahanan (K) = 2.. dybMly

    = ( )282.1000.8,03986100

    = 0,074 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460

    ditentukan untuk fc = 2,25 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min= 0,0058 maks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    k = 0,074 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0203 (ok!)

    As ly = perlu . b . dy

    = 0,0058 . 1000 . 84

    = 707,6 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Asly

    = 113

    6,475

    = 4,20 dipakai 5 batang

  • 67

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Chek luas penampang tulangan (As)

    As = D12 . n = 113 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Asly

    = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

    3.2.3 Pembebanan dan penulangan bordes

    Lx = 199,7 cm

    Ly = 163,7 cm

    Lx1 = 1997 300 mm

    = 1677 mm

    Ly1 = 1537 300 mm

    = 1337 mm

    = LyLx

    = 13371677

    = 1,2

  • 68

    h min = .936.

    15008,0

    +

    + Lxfy

    = 2,1.936

    1677.15002408,0

    +

    +

    = 55,25 mm

    h maks = 36

    .1500

    8,0 Lxfy

    +

    = 36

    1677.15002408,0

    +

    = 44,72 mm

    Digunakan persyaratan h min plat 2 arah harus > 120 mm, menurut

    perhitungan diatas, maka dipakai tebal plat (hb) 120 mm

    a. Pembebanan bordes

    - Tebal plat bordes (hb) = 120 mm

    a. Beban mati pada bordes (qDL)

    - Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton

    = 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

    - Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi

    = 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2

    - Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik

    = 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2

    qDL = 2,89 kN/m2

    b. Beban hidup (qLL)

  • 69

    qLL = 3 kN/m2

    c. Beban berfaktor (qu)

    qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL

    = 1,2. 2,89 kN/m2 + 1,6. 3kN/m2

    = 8,263 kN/m

    b. Penulangan Bordes Asumsi tulangan utama

    - Arah x, Dx = 12 mm

    - Arah y, Dy = 12 mm

    Tinggi efektif

    - Arah x, dx = hb p 2

    Dx

    = 120 20 2

    12

    = 94 mm

    - Arah y, dy = hb p Dx 2

    Dy

    = 120 20 12 2

    12

    = 82 mm

    Berdasarkan karakteristik plat diatas dan menggunakan teknik interpolasi

    dari tabel A-14 dalam buku Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang

    Gideon Kusuma G .(1991), didapat faktor pengali momen:

    Cx+ = + 34 Cx- = - 63

    Cy+ = + 22 Cy- = - 54

    Momen rancangan

  • 70

    Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

    = + 34 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

    = + 0,7901 kNm

    = + 790100 Nmm

    Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

    = + 22 . 0,001 . 8,263 .(1,677)2

    = + 00,5112 kNm

    = + 511200 Nmm

    Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2

    = - 63 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

    = - 1,4640 kNm

    = - 1464000Nmm

    Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2

    = - 54 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

    = - 1,2548 kNm

    = - 1254800 Nmm

    Penulangan Tumpuan Arah X

    Dengan lebar b = 1m = 1000mm

    Mtx = 1464000 Nmm

    dx = 94 mm

    K = 2.. dxbMtx

    = ( )294.1000.8,01464000

    = 0,207 MPa

  • 71

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min = 0,0058 maks = 0,0323 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464 - 465

    nilai K = 0,207 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = ,0058 < mak = 0,0203 (ok!)

    As tx = perlu . b . dx

    = 0,0058 . 1000 . 94

    = 545,2 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Astx

    = 133

    2,545

    = 4,82 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

  • 72

    Chek luas penampang tulangan

    As = D12 . n = 133 mm2 . 5

    = 565 mm2

    Jadi As > Astx

    = 565 mm2 > 545,2 mm2 (ok!)

    Penulangan Lapangan Arah X

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    Mlx = 791000 Nmm

    dx = 94 mm

    K = 2.. dxbMlx

    = ( )294.1000.8,0791000

    = 0,119 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min = 0,0058 maks = 0,0132

    dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    K = 0,1260 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0132 (ok!)

    As lx = perlu . b . dx

    = 0,0058 . 1000 . 94

  • 73

    = 545,2 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 113 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Aslx

    = 113

    2,545

    = 4,82 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Chek luas penampang tulangan

    As = D12 . n = 113 mm2 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Aslx

    = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

    Penulangan Lapangan Arah Y

  • 74

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    Mly = 1254800 Nmm

    dy = 82 mm

    K = 2.. dybMly

    = ( )282.1000.8,01254800

    = 0,233 Mpa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

    min = 0,0058 maks = 0,0363

    dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    K = 0,233 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!)

    As ly = perlu . b . dy

    = 0,0058 . 1000 . 82

    = 475,6 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 133 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Asly

  • 75

    = 133

    6,475

    = 4,20 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D12 200

    Chek luas penampang tulangan

    As = D12 . 5 = 133 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Asly

    = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

    Penulangan Tumpuan Arah Y

    Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

    Mty = 511200 Nmm

    dy = 82 mm

    K = 2.. dybMty

    = ( )282.1000.8,0511200

    = 0,095 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

  • 76

    min = 0,0058 maks = 0,0363 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    K = 0,095 , maka diambil perlu = 0,0058

    Maka nilai min = 0,0058 = perlu = 0,0058 < mak = 0,0363 (ok!)

    As ty = perlu . b . dy

    = 0,0058 . 1000 . 82

    = 475,6 mm2

    D12 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (12)2

    = 133 mm2

    Jumlah tul. (n) = 12D

    Asty

    = 133

    6,475

    = 4,20 dipkai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D16 200

    Chek luas penampang tulangan

    As = D12 . n

  • 77

    =133 . 5

    = 565 mm2

    jadi As > Asty

    = 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

    c. Penulangan balok bordes Dimensi balok 500/200

    fc = 22,5 MPa

    fy = 350 Mpa

    Tulangan Pokok = 16 mm

    Tulangan Sengkang = 8 mm

    Selimut beton (p) = 2 cm

    a. Estimasi beban

    1. Beban mati pada bordes (qDL)

    - Berat sendiri balok = h . b . berat sendiri beton

    = 0,5 . 0,2 . 24 kN/m3

    = 2,4 kN/m

    - Berat bordes = hb . lb . berat sendiri beton

    = 0,12 m . 1,977 m . 0,21 kN/m3

    = 0,049 kN/m

    - Berat tangga = ht . lt . berat sendiri beton

    = 0,12 m . 2,74 m . 24 kN/m3

    = 7,89 kN/m

    - Berat dinding = 1,977 m . 17 kN/m2

    = 33,609 kN/m

    q DL = 43,948 kN/m

  • 78

    2. Beban hidup (qLL)

    Beban hidup untuk tangga (qLL) = 3 kN/m2

    3. Beban berfaktor (qu)

    qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL

    = (1,2. 543,948) kN/m + (1,6. 3) kN/m

    = 54,177 kN/m

    Penulangan Momen

    Momen tumpuan = - 1/24 . qu . I2

    = - 1/24 . 54,177 kN/m . 2,1192

    = - 10,136 kNm

    Momen lapangan = 1/11 . qu . I2

    = 1/11 . 54,177 kN/m . 2,1192

    = 22,114 kNm

    Perhitungan tulangan

    D efektif = h p - sengkang tulangan pokok = 500 20 8 16/2

    = 464 mm

    Tulangan tumpuan

    Mtx = 10,136 kNm = 10136000 Nmm

    K = 2.. dbMtx

    = ( )2464.200.8,010136000

    = 0,29 MPa

  • 79

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 350 MPa diperoleh:

    min = 0,00442 maks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    k = 0,29 , maka diambil perlu = 0,00442

    Maka nilai min = 0,00442 = perlu = 0,00442 < mak = 0,0251 (ok!)

    As tx = perlu . b . d

    = 0,00442 . 200 . 464

    = 410,176 mm2

    D16 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (16)2

    = 200,96 mm2

    Jumlah tul. (n) = 16D

    Astx

    = 96,200

    176,410

    = 2,04 dipakai 5 batang

    Spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D16 200

  • 80

    Chek luas penampang tulangan

    As = D16 . n = 200,96 mm2 . 5

    = 1004,8 mm2

    jadi As > Astx

    = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)

    Tulangan lapangan

    Mlx = 22,114 kNm

    = 22114000 Nmm

    K = 2.. dbMlx

    = ( )2464.200.8,022114000

    = 0,64 MPa

    dari tabel A- 6 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 460 ditentukan

    untuk fc = 22,5 Mpa dan fy = 350 Mpa diperoleh:

    min = 0,00442 maks = 0,0251 dari tabel A-10 dalam buku Struktur Beton Bertulang hal 464-465 nilai

    k =0,64 , maka diambil perlu = 0,00442

    Maka nilai min = 0,00442 = perlu = 0,00442 < mak = 0,0251 (ok!)

    As lx = perlu . b . d

    = 0,00442 . 200 . 464

    = 410,176 mm2

  • 81

    D16 = 41 . . D2

    = 41 . 3,14 . (16)2

    = 200,96 mm2

    Jumlah tul. (n) = 1AsAstx

    = 96,200

    176,410

    = 5 batang

    tebal spasi (s) = 1

    1000n

    = 15

    1000

    = 250 mm dipakai 200 mm

    Jadi dipakai D16 200

    Chek luas penampang tulangan

    As = D16. n = 200,96 mm2 . 5

    = 1004,8 mm2

    jadi As > Aslx

    = 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)

    3. 3 Perhitungan struktur akibat gaya gempa

    (Berdasarkan PMI bab II pasal 2.2)

  • 82

    Data teknis

    Beban lantai tribun (qLL) = 500 kg/m2 Koefisien reduksi = 0,5 (untuk beban hidup) Berat satuan spesi/ adukan (s) = 21 kg/m2 Berat keramik (gk) = 24 kg/m2 Berat satuan eternit dan penggantung (ge) = 18 kg/m2 Berat satuan beton bertulang (gb) = 2400 kg/m3 Tebal plat (hl) = 0,12 m Berat sendiri genteng (ggt) = 50 kg/m2 Tinggi bangunan (H) = 28,77 m Perhitungan struktur akibat gaya gempa menggunakan Pedoman

    Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung.

    3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)

    a. Beban Lantai 5

    1. Beban Mati

    Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

    Berat balok induk (20x70)

    = (5 . 24).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 33408 kg

    = (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 22272 kg

    Berat balok anak (20x40)

    ={(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg

    Kolom (60x60)

    = 24 . 9,85 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 204249,6 kg

    Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 216700 kg

    Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

  • 83

    Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

    Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

    WDL = 694530,4 kg

    2. Beban Hidup

    qL lantai tribun = 500 kg/m2

    Koefisien reduksi = 0,5

    WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

    = 120000 kg

    W5 = WDLL + WLL

    = 694530,4 kg + 12000 kg

    = 814530,4 kg

    b. Beban Lantai 4

    1. Beban Mati

    Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

    Berat balok induk (30x80)

    = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

    = (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg

    Berat balok anak (20x40)

    = {(3 . 24) + (3 . 20)} .(0,4 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg

    Kolom (60x60)

    = 24 . 4,73 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 98081,28 kg

    Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg

    Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

    Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

  • 84

    Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

    WDL = 517962,08 kg

    2.Beban Hidup

    qL lantai tribun = 500 kg/m2

    Koefisien reduksi = 0,5

    WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

    = 120000 kg

    W4 = WDL + WLL

    = 517962,08 kg + 120000 kg

    = 637962,08 kg

    c. Beban Lantai 3

    1. Beban Mati

    Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

    Berat balok induk (30x80)

    = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

    = (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 39168 kg

    Berat balok anak (20x40)

    = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg

    Kolom (70x70)

    = 24 . 9,85 . 0,7 . 0,7 . 2400 =133499,52 kg

    Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg

    Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

    Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

    Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

    WDL =553380,32 kg

  • 85

    2.Beban Hidup

    qL lantai tribun = 500 kg/m2

    Koefisien reduksi = 0,5

    WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

    = 120000 kg

    W3 = WDL + WLL

    = 553380,32 kg + 120000 kg

    = 673380,32 kg

    d. Beban Lantai 2 dan 1

    1. Beban Mati

    Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

    Berat balok induk (30x80)

    = (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

    = (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg

    Berat balok anak (20x40)

    = {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg

    Kolom (80x80)

    = 24 . 9,85 . 0,8 . 0,8 . 2400 =174366,72 kg

    Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 104060 kg

    Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

    Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

    Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

    WDL = 594247,52 kg

    2.Beban Hidup

    qL lantai tribun = 500 kg/m2

  • 86

    Koefisien reduksi = 0,5

    WLL = 0,5 . 24. .20 . 500

    = 120000 kg

    W1,2 = WDL + WLL

    = 594247,52 kg +120000 kg

    = 714247,52 kg

    Beban total (Wt)

    Wt = W5 + W 4 + W3 + W2 + W1

    = 814530,4 + 637962,08 + 673380,32 + 714247,52 +

    714247,52

    = 3554367,84 kg

    3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)

    Rumus empiris untuk portal beton

    Tx = Ty = 0,06 H 3/4

    H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung

    diukur dari tingkat penjepitan lateral (dalam satuan meter)

    H = 28,77 m

    Tx = Ty = 0,06 (28,77)3/4

    = 0,7 detik

    3.3.3 Koefisien Gempa Dasar

    Menurut pembagian gempa Indonesia, di jawa tengah masuk dalam

    wilayah 4. Untuk Tx = Ty =0,7 detik dan jenis tanah lunak diperoleh C =

    0,05

    3.3.4 Faktor keamanan I dan factor jenis struktur K

  • 87

    Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung

    diperoleh I=1,5 dan K=1,0 untuk bangunan yang menggunakan struktur

    rangka beton bertulang dan daktilitas penuh.

    3.3.5 Gaya geser horisontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi gedung

    Vx = Vy = C . I .K .Wt

    = 0,05 . 1,5 . 1,0 . 3554,38 ton

    = 799,74 ton

    3.6.6 Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa kesepanjang tinggi

    gedung

    a. Arah x (lihat tabel)

    AH = 198,1

    2477,28 = < 3

    Fix = Vxhiwi

    hiwi .

    .

    b. Arah y

    AH = 798,1

    2477,28 = < 3

    Fiy= Vyhiwi

    hiwi

    ..

    Keterangan :

    Fi = Gaya geser horisontal akibat gempa lantai ke-i

    hi = Tinggi lantai ke-I terhadap lantai dasar

    Vx, y = Gaya geser horisontal total akibat gempa untuk arah x atau arah y

    A = Panjang sisi bangunan dalam arah x dan y

  • 88

    Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa

    Untuk tiap portal Tingkat

    Hi

    (m)

    Wi

    (ton)

    Wi . hi

    (ton/m)

    Fix,y

    (ton) 1/5 Fi,x 1/3 Fi,y

    5 28,77 814,53 23434,03 327,75 65,55 81,94

    4 18,92 637,69 12065,09 176,47 32,29 44,12

    3 14,19 673,38 9044,42 132,29 26,46 33,07

    2 9,46 714,25 6756,81 98,83 19,77 24,71

    1 4,73 714,25 3378,40 49,41 9,88 12,35

    57323,6

    3.4 Perencanaan Balok

    3.4.1 Balok sloof 700/250 (frame 147)

    Data-data balok

    - Tinggi balok (h) : 700 mm

    - Lebar balok (b) : 250 mm

    - Selimut beton (p) : 20 mm

    - Diameter tul. utama : 19 mm

    - Diameter tul. sengkang : 12 mm

    - Mutu baja (fy) : 350 MPa

    - Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

  • 89

    Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 147 (frame 147)

    P = 19279,3 N

    Vu = 184107,4 N

    Tu = 151500 Nmm

    Mu = 356008900 Nmm

    Penulangan longitudinal

    d = 700 20 -12 -19/2

    = 658,5 mm

    Penulangan pada momen

    K = ..2 bdMu

    = 25,658.250.8,0356008900

    = 4,105 MPa

    min = 0,0040 perlu = 0,0134 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0134 [ 0,022 As = . b. d = 0,0134 . 250 . 658,5

    = 2205,975 mm2

    Akibat gaya tekan aksial

  • 90

    A = fy

    P.

    = 350.65,0

    3,19279

    = 91,806 mm2

    Ast = As + A

    = 2205,975 + 91,806

    = 2297,78 mm2

    Dipakai 10 D 19

    kontrol spasi = 2

    )19.3(40250

    = 76,5 mm dipakai 80 mm

    Penulangan geser

    Tu = 151500 Nmm

    Vu = 184107,4 N

    Sx2y = (250-40)2 . (700-40)

    = 29106000 mm2

    .1/24 . fc .Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 29106000

    = 3451547,01 Nmm

    Tu .1/24 . fc . Sx2y

    151500 Nmm 3451547,01 Nmm Vc = 1/6 . fc . b . d

    = 1/6 . 5,22 . 250 . 658,5

    = 156176,98 N

  • 91

    Vs = VcVu

    = 98,1561766,0

    4,184107

    = 150668,68 N 0 Perlu tulangan geser

    2/3 . b . d . fc = 2/3 . 250 . 658,5 . 5,22

    = 520827,13 N

    Vs 2/3 . b . d . fc

    150688,68 N 520827,13 N Dimensi sudah memenuhi syarat

    Smaks = d/4

    = 658,5 / 4

    = 1634,63 mm , dipakai 150 mm

    Penulangan geser

    Av = dfySVs..

    = 5,658.350150.68,150668

    = 98,05 mm2

    Jadi dipakai D10 150

    3.4.2 Balok lantai 2,3,4,5 800/300 (frame 550)

    Data-data balok

    - Tinggi balok (h) : 800 mm

    - Lebar balok (b) : 300 mm

  • 92

    - Selimut beton (p) : 40 mm

    - Diameter tul. utama : 25 mm

    - Diameter tul. sengkang : 12 mm

    - Mutu baja (fy) : 350 MPa

    - Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

    Gaya rencana yang dipakai gaya maksimum pada batang 550 (frame 550)

    P = 278290,4 N

    Vu = 382677 N

    Tu = 198000 Nmm

    Mu = 849107800 Nmm

    Penulangan longitudinal

    d = 800 40 -12 -25/2

    = 735,5 mm

    Penuangan pada momen

    K = ..2 bdMu

    = 25,735.300.8,0849107800

    = 6,5 MPa

    min = 0,0040 perlu = 0,0191 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0191 [ 0,022 As = . b . d

  • 93

    = 0,0191 . 300 . 735,5

    = 4214,415 mm2

    Akibat gaya tekan aksial

    A= fy

    P.

    = 350.65,0

    4,278790 = 1225,45 mm2

    Ast = As + A

    = 4214,415 + 1225,45

    = 5439,86 mm2

    Dipakai 11 D 25

    Penulangan geser

    Tu = 198000 Nmm

    Vu = 382677 N

    Sx2y = (300-80)2 . (800-80)

    = 34848000 mm2

    .1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 34848000

    = 4132464,45 Nmm

    Tu . 1/24 . fc . Sx2y

    198000 Nmm 4132464,45 Nmm Vc = 1/6 . fc . b . d

    = 1/6 . 5,22 . 300 . 735,5

    = 174439,14 N

  • 94

    Vs = VcVu

    = 14,1744396,0

    382677

    = 4633355,86 N 0 Perlu tulangan geser

    2/3 . b . d . fc = 2/3 . 300735,5 . 5,22

    = 697756,56 N

    Vs 2/3 . b . d . fc

    463355,86 N 697756,56 N Dimensi sudah memenuhi syarat

    Smaks = d/4

    = 735,5 / 4

    = 183,875 mm , dipakai 150 mm

    Penulangan geser

    Av = dfySVs..

    = 5,735.350150.86,463355

    = 269,99 mm2

    Jadi dipakai D 12 150

  • 95

    3.4.3 Balok Ringbalk 700/200 (frame 742)

    Data-data balok

    - Tinggi balok (h) : 700 mm

    - Lebar balok (b) : 200 mm

    - Selimut beton (p) : 40 mm

    - Diameter tul. utama : 19 mm

    - Diameter tul. sengkang : 12 mm

    - Mutu baja (fy) : 350 MPa

    - Mutu beton (fc) : 22.5 MPa

    Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 742 (frame 742)

    P = 690887,3 N

    Vu = 128928,9 N

    Tu = 6547700 Nmm

    Mu = 328143700 Nmm

    Penulangan longitudinal

    d = 700 40 -12 -19/2

    = 638,5 mm

    Penulangan pada momen

  • 96

    K = ..2 bdMu

    = 25,638.200.8,0328143700

    = 5,03 MPa

    min = 0,0040 perlu = 0,0171 maks = 0,022 min [ perlu [ maks 0,0040 [ 0,0171 [ 0,022 As = . b. d = 0,0171 . 200 . 638,5

    = 2183,67 mm2

    Akibat gaya tekan aksial

    A = fy

    P.

    = 350.65,0

    3,690887

    = 3036,86 mm2

    Ast = As + A

    = 2183,67 + 3036,86

    = 5220,53 mm2

    Dipakai 8 D 19

    Penulangan geser

    Tu = 6547700 Nmm

  • 97

    Vu = 128928,9 N

    Sx2y = (200-80)2 . (700-80)

    = 8928000 mm2

    . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 5,22 . 8928000

    = 1058730,56 Nmm

    Tu . 1/24 . fc . Sx2y

    6547700 Nmm 1058730,56 Nmm

    Ct = yxdb

    2

    .

    = 8928000

    5,638.200

    = 0,014

    Vc = 2)..5,2(1

    ..6/1

    VuTuCt

    fcdb

    +

    = 2)

    9,1289286547700.014,0.5,2(1

    5,225,638.200.6/1

    +

    = 49512,36 N

    Vs = VcVu

    = 36,495126,0

    9,128928

    = 165369,14 N 0 Perlu tulangan geser

    2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 638,5 . 5,22

  • 98

    = 403822,85 N

    Vs 2/3 . b . d . fc

    165369,14 N 403822,85 N Dimensi sudah memenuhi syarat

    Smaks = d/4

    = 638,5 / 4 = 159,62 mm , dipakai