36-39

157
TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) JENJANG PENDIDIKAN DASAR Tinjauan Mata Kuliah Mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Dasar, atau lebih tepat diberi judul Pengembangan Kurikulum pada jenjang pendidikan dasar, khususnya pada SD/MI ditekankan pada materi pokok yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebagai landasan dan acuan utama dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SD/MI adalah sebagai berikut. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal-pasal yang mengatur KTSP, yaitu Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat 1

Upload: bahtiar07

Post on 19-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTSP

TRANSCRIPT

Page 1: 36-39

TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Tinjauan Mata Kuliah

Mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Dasar, atau lebih tepat diberi judul

Pengembangan Kurikulum pada jenjang pendidikan dasar, khususnya pada SD/MI

ditekankan pada materi pokok yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Sebagai landasan dan acuan utama dalam pengembangan kurikulum

tingkat satuan pendidikan pada SD/MI adalah sebagai berikut.

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, khususnya pasal-pasal yang mengatur KTSP, yaitu Pasal 1 ayat

(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal

36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah

Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat

(1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3);

Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2),

(3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2),

(3); Pasal 20.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(SI). SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai

kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI

adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK), dan

Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis

dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL). SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1

Page 2: 36-39

Pengorganisasian materi perkuliahan dirancang menjadi beberapa modul (pokok

bahasan) sebagai berikut.

1. Bab I, mengkaji tentang Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk SD/MI;

2. Bab II, mengkaji tentang Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

3. Bab III, mengkaji tentang Pengembangan Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI;

4. Bab IV, mengkaji tentang langkah-langkah Pengembangan Silabus;

5. Bab V, mengkaji tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan SD/MI;

6. Bab VI, mengkaji tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SD/MI;

7. Lampiran IPKG-1 dan IPKG-2 beserta penjelasannya.

Pada setiap sub pokok bahasan, diberikan tes formatif atau tugas-tugas terstruktur,

baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa

bisa memiliki kemampuan minimal/kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Standar Kompetensi:

Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran lima mata

pelajaran SD/MI (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn) secara kreatif dan

inovatif.

2

Page 3: 36-39

BAB I

PANDUAN PENYUSUNAN KTSP

I. Pendahuluan

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa memahami pengertian dan prinsip-prinsip perencanaan dan

pengembangan kurikulum

Indikator pencapaian:

Mahasiswa dapat:

1. menjelaskan pengertian kurikulum dan KTSP;

2. menunjukkan landasan pengembangan KTSP;

3. menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;

4. menjelaskan acuan operasional KTSP.

Kegiatan Belajar 1

A. Pengertian Kurikulum

Banyak definisi tentang kurikulum, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang

komplek filosofis. Ada yang menafsirkan kurikulum sebagai apa yang diajarkan di

sekolah, seperangkat mata pelajaran, urutan bahan ajar, dan seperangkat tujuan

performansi. Kurikulum sekolah menurut Saylor dan Alexander (1954) adalah total usaha

sekolah untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan sekolah dan masyarakat.

Kurikulum dalam pengertian ini adalah total usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta

didik, baik di kelas maupun di luar sekolah. Definisi ini disempurnakan lagi menjadi

suatu rencana untuk melengkapi seperangkat peluang belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Oliva (1982), definisi kurikulum bisa berdasarkan pada tujuan kurikulum,

konteks tempat digunakannya kurikulum, dan strategi yang digunakan pada keseluruhan

kurikulum. Berdasarkan tujuan, kurikulum dijelaskan sebagai pengembangan berpikir

reflektip dari peserta didik atau sebagai saluran pengembangan dan pelestarian budaya.

Menurut Taba (1962), kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran. Lebih jauh

dijelaskan bahwa kurikulum terdiri atas sejumlah elemen, yaitu ada tujuan umum dan

3

Page 4: 36-39

tujuan khusus, isi dan organisasi isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar

dilihat pada keluarannya. Jadi kurikulum mencakup unsur evaluasi di dalamnya. Hasil

evaluasi ini digunakan untuk mengembangkan atau menyempurnakan kurikulum.

Kurikulum digunakan dalam berbagai makna, mulai dari deskripsi mata pelajarn

atau program yang diterapkan di kelas sampai dengan penilaian (Madaus & Kellagan,

1992). Semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh sejumlah

kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri

atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih

luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam

berperilaku. Jadi, perilaku seorang pimpinan lembaga pendidikan beserta tenaga

pendidiknya harus memberi pengalaman belajar yang terbaik buat peserta didik.

Menurut Madaus dan Kellaghan (1992), kurikulum terdiri atas 6 komponen utama,

yaitu: (1) konteks, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus pelajaran, (4) materi kurikulum,

(5) transaksi, dan (6) hasil transaksi. Masalah penting pada konteks adalah karakteristik

peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat. Tujuan

umum kurikulum selalu diperdebatkan dan hal ini akan terus terjadi selama masyarakat

memiliki perbedaan dalam perspektif politik, ekonomi, dan moral.

Tujuan umum kurikulum pada umumnya bersifat ideal yang tidak mudah untuk

mencapainya, misalnya untuk mencapai hidup yang bahagia atau masyarakat yang

sejahtera. Pada kurikulum berbasis kompetensi, tujuan umum kurikulum dinyatakan

dengan standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan dijabarkan menjadi sejumlah

kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar dijabarkan

menjadi sejumlah indikator.

Materi kurikulum bisa dalam bentuk deskripsi silabus, pedoman kurikulum,

rencana pembelajaran, buku teks, bahan bacaan, peralatan laboratorium, dan alat bantu

belajar. Proses atau transaksi pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi,

khususnya yang terjadi di kelas. Hasil pelaksanaan kurikulum adalah sejumlah

kemampuan yang diperoleh peserta didik, baik yang direncanakan maupun yang tidak

direncanakan.

4

Page 5: 36-39

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi

tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi

daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh

satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan

kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

B. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Paling tidak ada tiga disiplin ilmu yang selalu digunakan dalam pengembangan

kurikulum, yaitu: kriteria filosofi, pertimbangan sosiologis, dan teori psikologi. Kriteria

filsafat mencakup tujuan, ketepatan, dan struktur keilmuan. Pertimbangan sosiologi

meliputi perubahan sosial, perubahan teknologi, dan perubahan ideologi. Teori psikologi

yang dibutuhkan adalah teori perkembangan, pembelajaran, dan motivasi (Lawton,

1978).Kontribusi filsafat meliputi watak pengetahuan (epistemologi), nilai pengetahuan

(etik), watak kualitas mental (filsafat pikiran), interrelasi tujuan, aktivitas kurikulum,

struktur kurikulum, dan watak hidup yang baik. Kontribusi psikologi meliputi: watak

peserta didik, watak berpikir, pemilihan pengalaman belajar, dan motivasi. Aspek

sosiologi berupa kecenderungan yang akan datang yaitu: perubahan demografi,

perubahan famili, perubahan peran perempuan, multikultural, perubahan ekonomi,

perubahan teknologi, partisipasi dalam pendidikan, masalah perubahan, dan minat

masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan tiga disiplin ilmu beserta perubahan yang

terjadi dan yang akan terjadi serta budaya setempat, dikembangkan kurikulum dalam arti

urutan dan tingkatan.

Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum.

Pendekatan pengembangkan kurikulum yang berfokus pada pencapaian standar

kompetensi disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum

pada tingkat satuan pendidikan, disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

5

Page 6: 36-39

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam,

mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas (1) standar isi, (2) standar

proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)

standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)

standar penilaian (PP. No. 19 tahun 2005). Acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

pengembangan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL). PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum

pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan

dengan mengacu pada Standar Isi (SI) sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan Permendiknas No.23 Tahun 2006,

serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP).

C. Landasan Pengembangan KTSP

1. UU RI No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), yang mencakup lingkup materi

dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan

jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur

kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata

pelajaran pada setiap semester dari srtiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan

menengah.

4. Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006)

merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.

D. Pengertian KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

6

Page 7: 36-39

KTSP terdiri atas (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)

materi pokok/pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7)

alokasi waktu, dan (8) sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Kegiatan Belajar 2

E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau

satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor

Departemen Agama Kab/Kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan

menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada

panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan

pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus

dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan

SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, perkembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti

kegiatan pembelajaran berpusat pada peseta didik.

7

Page 8: 36-39

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status

sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan

isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,

termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh

karena itu, pengembangan keterampialn pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan

sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian

keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan

informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

8

Page 9: 36-39

bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

F. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan

kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan

semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak

mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia

secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)

berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan

memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,

emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum

harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan

kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang

otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya

harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh

9

Page 10: 36-39

sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik

memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan

kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat

berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama

perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian

perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.

Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan

berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni.

7. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa

serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.

Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung

peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,

yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa

yang semakin dekat, memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta

mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan

peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan

kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong

berkembangnya wawaan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk

memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial

budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

10

Page 11: 36-39

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan

sebelum mempelajarai budaya dari daerah dan bangsa lain.

11. Kesetaraan jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan

memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri

khas satuan pendidikan.

11

Page 12: 36-39

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

12

Page 13: 36-39

BAB II

KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Pendahuluan

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum lima mata pelajaran dengan

pendekatan kontekstual, integratif, dan fungsional

Indikator pencapaian

Mahasiswa dapat:

1. menjelaskan tujuan KTSP;

2. menguraikan struktur KTSP;

3. menjelaskan muatan KTSP;

4. menyusun kalender pendidikan

5. menyusun KTSP

Kegiatan Belajar 1

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan

mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang

tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

13

Page 14: 36-39

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7, yang menyatakan bahwa

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain

yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,

kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya

merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu,

materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1. Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan

berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi (SI).

2. Muatan lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang

disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang

materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak

sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan

oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal

merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang

diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran

muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan

dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

3. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

14

Page 15: 36-39

kebutuhan, bakat, minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan

kelompok ilmiah remaja.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan

untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk

satuan pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan

kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan

pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti mata pelajaran.

4. Pengaturan Beban Belajar

a. Beban belajar dan sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan

SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam kredit

semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan

oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk

setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu

tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang

tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran

tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap

penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam

Standar Isi.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50%

15

Page 16: 36-39

dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka

mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi.

d. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan

satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan satu jam

tatap muka.

e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem

SKS mengikuti aturan sebagai berikut.

1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit

kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25

menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi

dasar berkisar antara 0% -100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal

dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta

kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan

pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus

untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas

diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP

19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada

pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelomok kewarganegaraan

16

Page 17: 36-39

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olah raga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi; dan

d. lulus Ujian Nasional.

7. Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur

oleh direktorat teknis terkait.

8. Pendidikan Kecakapan Hidup

a. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,

SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup

kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan

vokasional.

b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan

semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara

khusus.

c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan

yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau

nonformal.

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang

memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek

ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-

lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan

berbasis keunggulan lokal dan global.

c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari

semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan

pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

17

Page 18: 36-39

Kegiatan Belajar 2

C. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan

sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan

masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana dimuat dalam

Standar Isi.

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,

minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada

awal tahun pelajaran. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan

pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,

meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal,

ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,

libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari

besar nasional, dan hari libur khusus.

Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007

Tabel 01. Kalender Pendidikan Semester I

No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah1 Juli 2006 2 12 2 14

2 Agustus 2006 4 26 4 1 31

3 Septmber 06 4 25 4 1 30

4 Oktober 2006 0 2 17 3 5 3 30

5 November 06 3 16 4 10 30

6 Desember 06 4 24 4 28

7 Januari 2007 3 16 5 2 6 29

8 Jumlah 20 121 17 3 28 4 6 3 10 194

18

Page 19: 36-39

Tabel 02. Kalender Pendidikan Semester II

No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah

1 Januaro

2007

0 1 1

2 Februari

2007

4 23 4 1 28

3 Maret 2007 4 26 4 1 31

4 April 2007 3 23 2 4 1 30

5 Mei 2007 4 25 4 1 30

6 Juni 2007 3 23 4 1 28

7 Juli 2007 0 1 2 12 15

8 Jumlah 18 122 2 23 6 12 163

Keterangan:

JME = Jumlah Minggu Efektif LU = Libur Umum

HES = Hari Efektif Sekolah LHB = Libur Hari Besar

HEF = Hari Efektif Fakultatif LS = Libur Semester

KTS = Kegiatan Tengah Semester LPP = Libur Permulaan Puasa

LHR = Libur Hari Raya

Contoh: Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3

Agustus 2006 (lihat tabel 03 pada halaman 20 berikut)

19

Page 20: 36-39

Tabel 03. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN1 Permulaan Tahun Pelajaran 17-19 Juli 2006 Masa Orientasi Siswa (MOS)2 Permulaan Kegiatan Belajar

Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK

20 Juli 2006 Dilaksanakan setelah masa orientasi

3 Hari belajar sekolah efektif Semester I

20 Juli s/d 22 Desember 2006

Hari belajar efektif 112 hari

4 Kegiatan Tengah Semester 18, 19, 20, 21 Oktober 2006

Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi

5 Penyerahan buku laporan semester I

23 Desember 2006 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester

6 Libur semester I 25 Desember s/d 6 Januari 2007

14 hari kalender

7 Hari belajar sekolah efektif semester II

8 Januari s.d. 15 Juni 2007

Hari belajar efektif 122 hari

8 Kegiatan Tengah semester II 26, 27, 28, 29 Maret 2007 Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi

9 Penyerahan buku laporan semester II

16 Juni 2007 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester

10 Libur semester II 17 Juni s.d. 30 Juni 2007 14 hari kalender11 Libur akhir tahun pelajaran 1 Juli s.d. 14 Juli 2007 14 hari kalender

12 Ujian akhir NasionalSD/MI, SDLBSMOP/MTS, SMPLBSMA/MA, SMALB, SMKSMK (komponen produktif)

Minggu ke dua Juni 2007Minggu pertama Juni 2007 Minggu ke dua Mei 2007Bulan Januari 2007

UAS dan UAN untuk seluruh jenjang pendidikan. Mengacu kepada Kepmen dan SK Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

13 Sosialisasi penerimaan siswa baru Akhir Juni 2007 Mengikuti SK Kepala Dainas Pendidikan Kab/Kota

14 Pendaftaran calon siswa baru Akhir Juni s.d. Juli 2007 Mengikuti SK Kepala Dinas15 Pengumuman penerimaan siswa

baruMinggu ke dua dan ke tiga bulan Juli 2007

161718

Akhir tahun pelajaran 2006/2007Permulaan tahun pelajaran 2007/2008Lain-lain

14 Juli 200716 Juli 2007

Akhir Minggu ke duaAwal minggu ke tigaKelebihan hari belajar efektif agar dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

Kepala Dinas PendidikanProvinsi Bali

Ttd.TIA Kusuma Wardhani, SH, MM.Pembina Utama MudaNIP. 600007544

20

Page 21: 36-39

Kegiatan Belajar 3

D. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam menyusun KTSP, harus mengikuti langkah-langkah berikut.

1. Analisis Konteks

a. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai

acuan dalam penyusunan KTSP

b. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,

pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, sarana prasarana, biaya, dan program-

program.

c. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:

komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri

dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya.

2. Mekanisme Penyusunan KTSP

a. Tim Penyusun.

Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru, konselor,

dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun,

melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi

dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat

kabupaten/kota untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK,

terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di

dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta

pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan

pemerintahan di bidang agama.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan

SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.

Di dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta

pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan.

21

Page 22: 36-39

b. Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan

sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya

sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggrakan dalam

jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan

penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah

yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim

penyusun.

c. Pemberlakuan

Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala

sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas

tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan

SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK, dinyatakan berlaku oleh kepala

madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh

departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Dokumen kurikulum tingkat stauan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB

dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite

sekolah dan diketahui oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang

pendidikan.

22

Page 23: 36-39

E. Format KTSP

1. Contoh Format KTSP

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangB. LandasanC. PengertianD.Tujuan PendidikanE. Prinsip Pengembangan KTSP

1. Prinsip Pengembangan Kurikulum2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum3. Acuan Operasional

BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi sekolahB. Misi sekolahC. Tujuan sekolah

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum B. Muatan kurikulum

1. Mata pelajaran dan alokasi waktu2. Muatan lokal3. Kegiatan pengembangan diri4. Pengaturan beban belajar5. Ketuntasan belajar6. Kenaikan kelas dan kelulusan7. Pendidikan kecakapan hidup8. Kalender Pendidikan

BAB IV. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

A. Standar KompetensiB. Kompetensi DasarC. Standar Kompetensi lulusan

23

Page 24: 36-39

2. Contoh KTSP SD/MI

(dikutip dari hasil Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru SD/MI Kelas VI Kab. Buleleng, tgl. 7-16 Nopember 2006)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Kurikulum adalah merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tersebut meliputi tujuan

pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan dengan kondisi, potensi daerah,

satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun

oleh satuan pendidikan dengan mengoptimalkan potensi sekolah, daerah serta

karakteristik peserta didik.

Landasan KTSP mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar

isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama

bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum Satuan Pendidikan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh Satuan

Pendidikan dengan mengacu pada standar isi sesuai dengan Permendiknas Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan serta

berpedoman pada Panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

KTSP ini digunakan sebagai acuan satuan pendidikan Sekolah Dasar se

Kabupaten Buleleng dalam upaya menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan

pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

24

Page 25: 36-39

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

1. Visi Sekolah

Unggul dalam mutu yang berdasarkan IMTAK dan IPTEK berpijak pada budaya

bangsa.

Indikator Visi:

a. Unggul dalam perolehan UAN/UAS

b. Unggul dalam persaingan masuk SLTP pavorit

c. Unggul dalam lomba aktivitas dan kreativitas

d. Unggul dalam prestasi olah raga dan seni di sekolah, Kecamatan, Kabupaten,

dan Provinsi

e. Unggul dalam keagamaan, sopan santun, dan budi pekerti

f. Unggul dalam ketuntasan 3 R, membaca, menulis, berhitung (calistung)

2. Misi Sekolah

a. Melaksanakan KBM bercirikan PAKEM untuk mendapatkah hasil yang

optimal

b. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara sehat kepada warga

sekolah

d. Membangkitkan minat anak untuk bersaing dalam aktivitas dan kreativitas.

e. Melatih kedisiplinan anak dalam bertingkah laku, meningkatkan pemahaman

ajaran agama dan meningkatkan budi pekerti.

f. Mendorong dan menumbuhkembangkan minat siswa untuk senang membaca,

menulis dan berhitung.

3. Tujuan Sekolah

Sampai dengan tahun 2009 (tiga tahun) terhitung sejak tahun 2006/2007

diharapkan tercapainya hal berikut.

a. Meraih rata-rata NUAM:...............; dengan NUAM

tertinggi .................................sehingga setiap tahun diharapkan

peningkatannya...........

b. Mampu bersaing dalam melanjutkan ke SMP pavorit

c. Mampu bersaing dalam lomba aktivitas dan kreativitas

25

Page 26: 36-39

d. Memiliki tim olah raga atletik yang siap tanding

e. Memenangkan Tari Bali dalam setiap Porseni

f. Semua warga sekolah berperilaku sopan dan berbudi pekerti luhur.

C. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

4. Premendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas 22 dan

23 Tahun 2006.

D. Pengertiasn KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional

yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi

Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi,

Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar.

E. Tujuan Penyusunan KTSP

Tujuan yang diharapkan sekolah, antara lain:

1. Memiliki KTSP yang lengkap

2. Terselenggaranya proses pembelajaran secara konstruktivisme

3. Memiliki SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal)

4. Memiliki tenaga kependidikan yang profesional dengan kualifikasi minimal

D4/S1

26

Page 27: 36-39

5. Mempunyai acuan standar pengelolaan pendidikan secara proporsional

6. Tersedianya sumber pendanaan dan sumber daya untuk mendukung kelancaran

proses pembelajaran

7. Tersedianya secara bertahap sarana dan prasarana yang berkualitas

8. Mencapai tingkat kelulusan yang sesuai dengan standar nasional secara bertahap.

BAB II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk

SD/MI/SDLB/Paket A

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

2. Mengenal kekurangan dan kelemahan diri sendiri

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di

lingkungan sekitarnya

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitarnya secara logis, kritis, dan

kreatif

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dengan bimbingan

guru/pendidik

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya

8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar

10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

11. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap bangsa, negara, dan tanah air

Indonesia

12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman, dan memanfaatkan

waktu luang

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun

15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam

lingkungan keluarga dan teman sebaya

27

Page 28: 36-39

16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan berhitung.

B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)

Standar Kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) terdiri dari kelompk-

kelompok mata pelajaran:

1. Agama dan Akhlak Mulia

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4. Estetika

5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.

C. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK_KMP) untuk satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A sebagai berikut

1. SK-KMP AGAMA DAN AKHLAK MULIA SD/MI/SDLB/Paket A

a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

b. Menunjukkan sikap jujur dan adil

c. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

di lingkungan sekitarnya

d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk Tuhan

e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, bugar, sehat, aman, dan memanfaatkan

waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya

f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan

sebagai makhluk ciptaan Tuhan

2. SK-KMP KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN (SD/MI/SDLB/ Paket A)

a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air

Indonesia

b. Mematuhi aturan-aturan sosial yeng berlaku dalam lingkungannya

c. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

di lingkungan sekitarnya

d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

28

Page 29: 36-39

e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri

f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya

g. Berkomunikasi secara santun

h. Menunjukkan kegemaran membaca

i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan

waktu luang

j. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam

lingkungan keluarga dan teman sebaya.

k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan

budaya lokal.

3. SK-KMP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (SD/MI/SDLB/Paket A)

a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara

logis, kritis, dan kreatif

b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan

guru/pendidik

c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi

d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari

e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar

f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan

berhitung

g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu luang.

4. SK-KMP ESTETIKA (SD/MI/SDLB/Paket A)

a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

5. SK-KMP JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (SD/MI/SDLB/

Paket A)

a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar,

aman, dan memanfaatkan waktu luang

29

Page 30: 36-39

b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber

daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan

waktu luang.

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

30

Page 31: 36-39

BAB III. MATERI KTSP

A. Struktur dan Muatan Kurikulum SD/MI

Tabel 04. Kurikulum SD/MI

KOMPONEN KELAS DA ALKASI WAKTUI II III IV, V, VI

A. Mata Pelajaran:1. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Ilmu Pengetahuan Alam6. Ilmu Pengetahuan Sosial7. Seni Budaya dan Keterampilan8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

32

55434

4

B. Muatan Lokal:1. Bahasa Bali2. Bahasa Inggris3. Muatan lokal pilihan (menganyam, mejejahitan)

222

C. Pengembangan Diri 2 JUMLAH 28 29 30 38

1. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,

potensi yang tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain atau terlalu banyak

sehingga harus menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh

satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal

merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan SK dan

31

Page 32: 36-39

KD untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan. Satuan

pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.

Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata

pelajaran muatan lokal.

2. Kegiatan Pengembangan Diri

Kegiatan Pengembangan Diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan

diri difasilitasi oleh dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan

yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri

dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan konseling yang berkenaan dengan masalah

diri pribadi dan kehidupan sosial ,masalah belajar, dan pengembangan karir peserta didik,

kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.. Khusus untuk

sekolah menengah kejuruan, kegiatan pengembangan diri terutama ditujukan untuk

pengembangan kreativitas dan bimbingan karir. Pengembangan diri untuk satuan

pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian

sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, sehingga penilaian kegiatan

pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata

pelajaran.

B.Pengaturan Beban Belajar

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan

program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester.

Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang

bersangkutan.

Satuan pendidikan SD/MI melaksanakan program pendidikan dengan

menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program

pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran

dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur

kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.

32

Page 33: 36-39

Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan

jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang

dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem

tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi

antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam

pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan untuk SD/MI/SDLB

berlangsung selama 35 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap

satuan pendidikan adalah sebagai berikut: jumlah jam pelajaran tatap muka per minggu

untuk SD/MI/SDLB:

1. Kelas I sd. Kelas III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran.

2. Kelas IV sd. Kelas VI adalah 34 jam pembelajaran.

Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk Satuan Pendidikan

SD/MI/SDLB sebagai berikut.

Tabel 05. Beban Belajar di SD/MI/SDLB

Kelas Satu jam pembelajaran tatap muka

Jumlah jam pembelajaran per minggu

Minggu efektif per tahun ajaran

Waktu pembelajaran per tahun

Jumlah per tahun @ 60 menit

I sd. III 35 26-28 34-38 884-1064 jam pembelajaran(30940-37240 menit)

516-621

IV-VI 35 32 34-38 1088-1216 jam pembelajaran(38080-42560)

635-709

C. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKMB)

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penetapan SKBM adalah sebagai

berikut.

1. Tingkat Esensial Materi Pelajaran

Kriteria tingkat esensial materi pelajaran adalah sebagai berikut.

E1 Materi tersebut sangat terkait langsung dengan kompetensi dasar

E2 Materi tersebut merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh siswa

E3 Tingkat aplikasi materi tersebut, tinggi

E4 Materi tersebut dapat memotivasi siswa

33

Page 34: 36-39

E5 Materi tersebut merupakan syarat bagi materi selanjutnya

E6 Materi tersebut memiliki nilai keilmuan yang tinggi

E7 Materi tersebut berhubungan dengan lingkungan

E8 Materi tersebut merupakan prioritas pembangunan

2. Tingkat Kompleksitas

K1 Materi tersebut merupakan ranah kognitif tingkat tinggi

K2 Materi tersebut merupakan konsep abstrak

K3 Kurang contoh yang ada untuk menjelaskan materi tersebut

K4 Materi tersebut banyak menggunakan istilah asing

K5 Dukungan media dan sarana terhadap materi tersebut, kurang

K6 Materi tersebut menggunakan bahasa sajian yang sulit dipahami.

3. Daya Dukung Sekolah

D1 Menyangkut penyediaan sarana

D2 Menyangkut tersedianya buku pelajaran

D3 Menyangkut tersedianya buku penunjang

D4 Menyangkut tersedianya media pembelajaran

D5 Menyangkut hubungan dengan komite sekolah/madrasah

4. Intake (masukan nilai yang ada)

Untuk kelas I intakenya adalah nilai TK/RA

Untuk kelas II intakenya adalah nilai di kelas I

Untuk kelas III intakenya adalah nilai di kelas II

Untuk kelas IV intakenya adalah nilai di kelas III

Untuk kelas V itakenya adalah nilai di kelas IV

Untuk kelas VI intakenya adalah nilai di kelasV

Ketentuan Pensekoran

1. Tingkat Esensial Materi

Sangat esensial 2

Materi dianggap sangat esensial jika memenuhi paling sedikit 6 kriteria esensial

Cukup esensial 1

Materi dianggap cukup esensial jika memenuhi 4-5 kriteria esensial.

34

Page 35: 36-39

2. Tingkat Kerumitan Materi

Sulit 3

Materi dianggap sulit bila memenuhi paling sedikit 54 kriteria sulit

Sedang 2

Materi dianggap sedang bila memenuhi 3-4 kriteria sulit

Rendah 1

Materi dianggap rendah bila memenuhi paling sedikit 2 kriteria

3. Daya Dukung Sekolah

Daya dukung sekolah tinggi : 3

Daya dukung sekolah sedang : 2

Daya dukung sekolah rendah : 1

4. Intake (masukan nilai siswa)

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

D. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan

kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP

19/tahun 2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan

dasar dan menengah setelah memenuhi syarat berikut.

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran

pengetahuan dan teknologi, dan

4. Lulus Ujian Nasional.

35

Page 36: 36-39

E. Kalender Pendidikan

Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007

Tebel 06. Kalender Pendidikan Semester I

No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah

1 Juli 2006 2 12 2 14

2 Agustus 2006 4 26 4 1 31

3 Septmber 06 4 25 4 1 30

4 Oktober 2006 0 2 17 3 5 3 30

5 November 06 3 16 4 10 30

6 Desember 06 4 24 4 28

7 Januari 2007 3 16 5 2 6 29

8 Jumlah 20 121 17 3 28 4 6 3 10 194

Tebel 07. Kalender Pendidikan Semester II

No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah

1 Januaro 2007 0 1 1

2 Februari 2007 4 23 4 1 28

3 Maret 2007 4 26 4 1 31

4 April 2007 3 23 2 4 1 30

5 Mei 2007 4 25 4 1 30

6 Juni 2007 3 23 4 1 28

7 Juli 2007 0 1 2 12 15

8 Jumlah 18 122 2 23 6 12 163

Keterangan:

JME = Jumlah Minggu Efektif LU = Libur UmumHES = Hari Efektif Sekolah LHB = Libur Hari BesarHEF = Hari Efektif Fakultatif LS = Libur SemesterKTS = Kegiatan Tengah Semester LPP = Libur Permulaan PuasaLHR = Libur Hari Raya

36

Page 37: 36-39

Contoh: Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3 Agustus 2006).

Tabel 08. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN

1 Permulaan Tahun Pelajaran 17-19 Juli 2006 Masa Orientasi Siswa (MOS)2 Permulaan Kegiatan Belajar

Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK

20 Juli 2006 Dilaksanakan setelah masa orientasi

3 Hari belajar sekolah efektif Semester I

20 Juli s/d 22 Desember 2006

Hari belajar efektif 112 hari

4 Kegiatan Tengah Semester 18, 19, 20, 21 Oktober 2006

Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi

5 Penyerahan buku laporan semester I 23 Desember 2006 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester

6 Libur semester I 25 Desember s/d 6 Januari 2007

14 hari kalender

7 Hari belajar sekolah efektif semester II

8 Januari s.d. 15 Juni 2007

Hari belajar efektif 122 hari

8 Kegiatan Tengah semester II 26, 27, 28, 29 Maret 2007

Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi

9 Penyerahan buku laporan semester II 16 Juni 2007 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester

10 Libur semester II 17 Juni s.d. 30 Juni 2007

14 hari kalender

11 Libur akhir tahun pelajaran 1 Juli s.d. 14 Juli 2007 14 hari kalender

12 Ujian akhir NasionalSD/MI, SDLBSMOP/MTS, SMPLBSMA/MA, SMALB, SMKSMK (komponen produktif)

Minggu ke dua Juni 2007Minggu pertama Juni 2007 Minggu ke dua Mei 2007Bulan Januari 2007

UAS dan UAN untuk seluruh jenjang pendidikan. Mengacu kepada Kepmen dan SK Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

13 Sosialisasi penerimaan siswa baru Akhir Juni 2007 Mengikuti SK Kepala Dainas Pendidikan Kab/Kota

14 Pendaftaran calon siswa baru Akhir Juni s.d. Juli 2007

Mengikuti SK Kepala Dinas

15 Pengumuman penerimaan siswa baru Minggu ke dua dan ke tiga bulan Juli 2007

161718

Akhir tahun pelajaran 2006/2007Permulaan tahun pelajaran 2007/2008Lain-lain

14 Juli 200716 Juli 2007

Akhir Minggu ke duaAwal minggu ke tigaKelebihan hari belajar efektif agar dimanfaatkan untuk kegiatan

37

Page 38: 36-39

pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali

F. Pendidikan Kecakapan Hidup

Mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran,

meliputi: berpikir kritis, berpikir logis, komitmen, mandiri, percaya diri, tanggung jawab,

menghargai dan menilai diri, menggali dan mengolah informasi, mengambil keputusan,

bekerjasama, mengendalikan emosi, interaksi dalam kelompok, mengelola konflik,

berpartisipasi, membudayakan sikap sportif, disiplin, membudayakan hidup sehat,

mendengar, berbicara, membaca, kecakapan menuliskan pendapat/gagasan, bekerjasama

dengan teman sekerja, kecakapan memimpin, menguasai pengetahuan, dan lain-lain.

38

Page 39: 36-39

BAB IV. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Tabel 09. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara1.2. Menceritrakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara1.3. Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia

2.1. Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada2.2. Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen2.3. Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah

Tabel 10. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, Semester II

Standar Kompoetensi Kompetensi Dasar3. Memahami peran Indonesia

dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara

3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara Asia Tenggara

3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara Asia Tenggara

4. Memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi

4.1 Menjelaskan politik luar negrri Indonesia yang bebas da aktif

4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri Indonesia dalam percaturan internasional.

Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri

3. Mematuhi aturan-aturan soaial yang berlaku dalam lingkungan

39

Page 40: 36-39

4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

lingkungan sekitarnya

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan

guru/ pendidik.

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.

8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan

sekitar.

10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air

Indonesia.

12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu luang.

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.

15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam

lingkungan keluarga dan teman sebaya.

16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.

17. Menunjukkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan

berhitung.

40

Page 41: 36-39

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

41

Page 42: 36-39

BAB III

PENGEMBANGAN SILABUS

Pendahuluan

Kompetensi Dasar

Mampu mengembangkan silabus lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan tuntutan

situasi, jaman, dan kebutuhan peserta didik

Indikator Pencapaian

Mahasiswa dapat:

1. menjelaskan pengertian silabus

2. menguraikan prinsip-prinsip pengembangan silabus

3. mengkaji format silabus

4. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI

Kegiatan Belajar 1

A. Prinsi-prinsip Pengembangan Silabus

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) didasari oleh

kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai potensi daerah dalam rangka meningkatkan

kualitas satuan pendidikan baik di bidang akademis maupun non akademis. Selain itu

KTSP diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk menstandarisasi isi atau content

silabus maupun kompetensi lulusan yang diharapkan secara nasional. Hal ini dianggap

perlu mengingat pengembangan kurikulum di masing-masing daerah didasari oleh

prinsip-prinsip berikut.

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

42

Page 43: 36-39

2. Mempertimbangkan keragaman karakteristik peserta didik, gender, latar

belakang (agama, adat istiadat, budaya, status sosial, ekonomi), kondisi daerah.

3. Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

4. Mencakup keseluruhan dimensi kompetensi dan berlangsung secara

berkesinambungan.

5. Berorientasi pada belajar sepanjang hayat (long life education)

6. Memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut memberi peluang variasi

kurikulum disetiap daerah di Indonesia, namun tetap dalam kerangkan NKRI. Oleh sebab

itu, dianggap perlu adanya suatu pedoman pengembangan silabus (sebagai garis besar

pedoman pembelajaran) yang bisa diterapkan di tiap daerah sehingga tercipta adanya

standar isi dan kompetensi lulusan di seluruh Indonesia.

Kajian pada modul ini bertujuan untuk membahas alternatif pedoman pengembangan

silabus dengan berpedoman kepada prinsip penyusunan KTSP yang telah dirancang oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

B. Pengertian Silabus dan Kompetensi

Dalam konteks KTSP, silabus dijelaskan sebagai penjabaran standar kompetensi

dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006). Kamus khusus pendidikan

mendefinisikan silabus sebagai garis besar (outline) suatu mata pelajaran / mata kuliah /

kursus tertentu yang mencakup tujuan yang ingin dicapai, materi, strategi belajar dan

mengajar, alokasi waktu, dan metode penilaian hasil pembelajaran (Shafritz dkk., 1998).

Dua definisi silabus ini menunjukkan kesamaan bahwa silabus merupakan penjabaran

dari apa (kompetensi), mengapa (tujuan, indikator), bagaimana (strategi), dengan apa

(materi) dan berapa lama (waktu). Dengan kata lain, silabus merupakan pedoman

lengkap bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas.

Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kompetensi bisa

dilihat sebagai inti dari silabus. Menurut Hagan dkk. (1993), kompetensi mengandung

pengertian sebagai berikut.

1. Deskripsi dari apa yang bisa / mampu dilakukan oleh seorang pebelajar diakhir

pelajaran / kuliah / kursus

43

Page 44: 36-39

2. Pernyataan tentang bagaimana pebelajar diharapkan mencapai kompetensi yang

sudah direncanakan

3. Kesatuan yang terdiri atas berbagai elemen, kriteria perilaku, ubahan dan contoh

bacaan dan tugas-tugas sekolah.

Sesuai dengan definisi silabus dalam konteks KTSP, kompetensi merupakan aspek

utama dimana semua unsur lain dalam silabus harus mendukung pencapaian kompetensi

tersebut.

Kompetensi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Standar Kompetensi (core competence)

2. Kompetensi Dasar (basic competence)

Yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang

harus dikuasai seseorang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu

melakukan suatu peran, pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud

dapat ditampilkan / didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang

tersebut (Tim PSABK & KPT DIKTI, 2005).

Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan

sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar

kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman Kanak-

Kanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan

potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus

dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses

atau program.

Kegiatan Belajar 2

C. Format Silabus

Beberapa format silabus yang diterapkan sejak tahun 2000 hingga sekarang,

Indonesia sudah menerapkan beberapa format pengembangan silabus. Masing masing

format akan dikaji sebagai berikut.

!. Pengembangan Silabus Tahun 2000

Penyempurnaan Kurikulum 1994 yang direalisasikan menjadi Kurikulum 2000

menerapkan format pengembangan silabus sebagai berikut:

44

Page 45: 36-39

Tujuan Instruksional

Tema / Sub Tema

Jabaran Materi / Ketrampilan

Contoh Pengembangan Materi

Kegiatan Belajar Mengajar

Pada format di atas, silabus belum mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu.

Tujuan hanya dirumuskan secara operasional dimana indikator pencapaian masih lebih

ditekankan pada perubahan sikap (behaviour) pebelajar. Sebagai contoh, berikut

dikutipkan sebuah tujuan instruksional dari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk

kelas 3 SMA.

Tujuan Instruksional (untuk ketrampilan membaca)

Siswa memiliki kemampuan membaca berbagai jenis wacana tertulis: narasi, deskripsi,

percakapan dan argumentasi maupun berbagai jenis wacana khusus seperti formulir,

daftar isi, index, pengumuman, selebaran, brosur, dll.

Dalam kegiatan membaca, tujuan instruksional lebih dijabarkan menjadi:

1) mampu menemukan informasi khusus

2) mampu menemukan pikiran utama dari sebuah wacana

3) mampu menemukan ide utama yang tersurat

4) mampu menemukan ide utama yang tersirat

5) mampu menebak arti kata secara kontekstual

6) dll.

Rumusan tujuan tersebut di atas mencerminkan orientasi kurikulum yang masih

sebatas kemampuan berbahasa (language ability) terbatas dan tidak melibatkan adanya

suatu ketrampilan berbahasa (language skills) maupun sikap berbahasa (language attide)

yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran meyeluruh dan sepanjang hayat

seperti yang dimaksud dalam KTSP di atas.

2. Pengembangan Silabus Tahun 2002

Sejak diperkenalkannya KBK, penerbit berlomba-lomba mengintrepretasikan

KBK tersebut melalui silabus mata pelajaran yang disertai dengan buku ajar yang

mencerminkan silabus tersebut. Salah satu contoh adalah terbitan Grasindo (2002)

menampilkan format sebagai berikut.

Basic Core Essential Students’ competencies and Methods Time

45

Page 46: 36-39

Competencies Material Material presented

achievement indicators (Cognitive, Skill, Attitude)

Yang membedakan format silabus ini dari silabus sebelum masa KBK di atas

adalah adanya kompetensi dasar (basic competencies), kompetensi siswa (students’

competencies) dan indikator pencapaian (achievement indicators). Tetapi pada prinsipnya

Silabus 2000 dan 2002 masih menekankan pada materi dan komponen silabus yang lebih

banyak berorientasi pada materi tersebut daripada pada kompetensi.

3. Pengembangan Silabus Tahun 2005

Pada tahun 2005, dimana ‘Competence-Based Curriculum’ sudah diterapkan,

format silabus baru telah disusun dan diperkenalkan oleh Tim Pengembang Sistem

Asesmen Berbasis Kompetensi sebagai berikut:

Standar Kompetensi

Indikator Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Sumber Belajar

Alokasi Waktu

Dalam format ini, indikator pencapaian dicantumkan setelah rumusan standar

kompetensi ditetapkan. Materi diajarkan melalui kegiatan yang dirancang dalam bentuk

pengalaman belajar.

4.. Pengembangan Silabus Tahun 2006

Pada tahun 2006, Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) meluncurkan

format silabus yang tidak terlalu jauh berbeda dengan format di atas sebagai berikut.

Contoh Format 1.

Nama Sekolah : SDN No. 1 Singaraja

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : IV/2

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan

provinsi.

46

Page 47: 36-39

Kompetensi Dasar :2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi serta pengalaman

penggunaannya

Alokasi Waktu : 12 x 35 menit

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Bahan/

Alat

Pengembangan

teknologi produksi,

komunikasi, dan

transportasi

1. Mencari

hubungan cara

memproduksi

tahu di Singaraja

pada masa lalu

dan masa kini

2. dan seterusnya

1. Memban-

dingkan jenis-jenis

teknologi untuk

produksi yang

digunakan oleh

masyarakat pada

masa lalu dan masa

sekarang

2. dan selanjutnya

Tes tertulis:

uraian tentang

perkembangan

teknologi

produksi

4 x 35

menit

Gambar alat

produksi

“tahu”

Contoh Format 2

Nama Sekolah : SMPN No.X Padang Sumatera Barat

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semster : VII/1

I. Standar Kompetensi : Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang

berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

II. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan,

adapt istiadat, peraturan, yang berlaku dalam

masyarakat.

III. Materi Pokok/Pembelajaran: Sikap positif terhadap norma-norma, kebiasaan, adapt

istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat.

IV. Kegiatan Pembelajaran : 1. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang norma-

47

Page 48: 36-39

norma yang berlaku dalam masyarakat dalam Minang

Kabau

2.Mencari informasi dari berbagai sumber tentang

kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dalam

Minang Kabau

3. Mencari dari berbagai sumber tentang adap-istiadat

yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau

4. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang

peraturan yang berlaku dalam masyarakat Minag

Kabau

5. Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang

berlaku dalam masyarakat Minang Kabau

6. Mencari informasi tentang akibat dari tidak mematuhi

norma-norma, kebiasaan, adapt-istiadat, peraturan yang

berlaku dalam masyarakat Minang Kabau

7. Membuat laporan

V. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan

yang berlaku dalam masyarakat

2. Menjelaskan paengertian kebiasaan dan adapt-istiadat

yang berlaku dalam masyarakat

3. Memberi contoh norma-norma , kebiasaan, adapt-

istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

4. Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adapt-

istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat

VI. Penilaian : Tes tertulis dalam bentuk uraian

Perilaku siswa dalam bentuk laporan

VII. Alokasi Waktu : 4 x 40 menit.

VIII. Sumber Belajar : Buku Tks PKn Kelas VII

Perpustakaan

Narasumber

48

Page 49: 36-39

Kedua contoh format silabus di atas berpedoman pada pencapaian kompetensi

tertentu yang diukur melalui indikator yang sesuai. Proses pembelajaran berlangsung

melalui kegiatan dan pengalaman belajar dimana pebelajar disediakan konteks belajar

‘learning by doing’ atau ’kontekstual’ sehingga mereka diharapkan memiliki

pengetahuan, ketrampilan sekaligus sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang

diacu.

Perbedaan antara kedua format tersebut adalah pada bentuk format, yakni yang

pertama dengan matrik dan yang kedua tidak dengan matrik, tetapi ditulis ke bawah.

Silabus dari Tim PSABK sepertinya lebih menekankan proses belajar dengan berbagai

kegiatan, assignment atau tasks yang didesain guru untuk dikerjakan oleh pebelajar baik

secara individual ataupun secara berkelompok. Istilah pengalaman belajar yang dipakai

dalam format kedua lebih menekankan pada proses belajar yang lebih bersifat interaktif

karena melibatkan interaksi antara siswa dengan materi maupun siswa dengan siswa.

Pengalaman belajar juga mengandung makna proses pembelajaran dimana peserta didik

mengalami belajar cara belajar (learn how to learn) yang sesuai dengan salah satu

prinsip penyusunan kurikulum yaitu belajar sepanjang hayat.

Format silabus tahun 2005 dan format yang disarankan oleh BNSP tahun 2006,

memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan format silabus 2005 adalah

pencantuman indikator yang langsung setelah standar kompetensi sehingga

pengembangan silabus dengan format ini akan mengikuti alur berpikir dimana ada

hubungan sebab akibat antara kompetensi dan indikator. Dengan kata lain baik

kompetensi dan strategi menilai keberhasilan tersebut (indikator) terpikirkan secara

bersamaan. Kekuatan lain yaitu materi diajarkan melalui pengalaman belajar sehingga

peserta didik tidak hanya belajar tentang materi tetapi juga pengalaman menyesuaikan

strategi dengan konteks belajar. Adapun kelemahan format ini adalah pemakaian standar

kompetensi yang bermakna umum menjadi rancu dengan istilah kompetensi dasar yang

merupakan komponen yang lebih dekat dengan konteks proses belajar.

Format silabus 2006 dari BNSP memiliki kekuatan pada penggunaan ‘kompetensi

dasar’ sebagai acuan pengembangan komponen silabus. Selain itu adanya komponen

penilaian untuk menyimpulkan seberapa berhasil proses belajar yang dialami oleh peserta

didik. Tetapi kelemahannya adalah jauhnya jarak antara penetapan kompetensi dasar dan

49

Page 50: 36-39

indikator dan penilaian sehingga ada kemungkinan keterkaitan antara kompetensi dan

keberhasilan menjadi agak renggang.

Dari jenis-jenis format pengembangan silabus di atas, dapat disimpulkan bahwa

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, perbedaan

istilah yang digunakan seperti misalnya standar kompetensi, kompetensi dasar,

kompetensi pencapaian, dsb-nya bisa mengakibatkan misinterpretasi sehingga

berpengaruh terhadp proses belajar dan mengajar. Untuk itu, perlu adanya suatu pedoman

baku yang mudah dipahami dan dijadikan dasar pengembangan silabus oleh para guru

atau kelompok guru. Berikut adalah pengembangan silabus dengan mempertimbangkan

kelebihan dan kekurangan silabus-silabus sebelumnya.

Untuk memudahkan para guru dalam mengembangkan atau melaksanakan silabus,

maka seharusnya sebuah silabus mengandung komponen berikut.

1. Standar Kompetensi

2. Kompetensi Dasar

3. Indikator keberhasilan

4. Cakupan materi / materi pokok

5. Kegiatan dan pengalaman belajar

6. Penilaian

7. Alokasi Waktu

8. Sumber Belajar

Indikator keberhasilan sebaiknya dipikirkan begitu kompetensi dasar dirumuskan.

Dengan demikian akan tercipta relevansi antara kompetensi yang ingin dicapai dan

bagaimana cara menyimpulkan seberapa besar pencapaiannya.

Cakupan materi atau materi pokok memuat batasan materi dari masing-masing

kompetensi dasar.

Kegiatan dan pengalaman belajar maksudnya adalah kegiatan belajar yang dirancang

oleh guru untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara

mengalami secara langsung dan bermakna, baik melalui interaksi dengan siswa lain,

guru, maupun komunitas sekolah dan lingkungan.

50

Page 51: 36-39

Penilaian harus dimasukkan juga dalam silabus untuk mejamin adanya kontrol dan

evaluasi terhadap proses belajar yang dialami siswa.

Alokasi waktu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan serta komponen silabus yang

lain.

Sumber belajar (baik berupa buku teks dan bahan cetakan lainnya, guru tamu,

media massa, praktisi) perlu dicantumkan dalam silabus secara garis besar untuk

memberi gambaran tentang pengalaman belajar apa yang akan didapat oleh siswa.

Pencantuman sumber belajar akan sangat membantu guru dalam mempersiapkan proses

mengajarnya.

51

Page 52: 36-39

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

52

Page 53: 36-39

BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS

Pendahuluan

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mengembangkan berbagai jenis bahan ajar dan media

pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara optimal

Indikator:

Mahasiswa dapat:

1. menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar

2. mengkaji lima mata pelajaran di SD/MI

3. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI

Kegiatan Belajar 1

A. Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau

berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan dinas pendidikan.

1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu

mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.

2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan

pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan

untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus

yang akan yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.

3. Di SD/MI, semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun

silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu

disusun secara bersama oleh guru yang terkait.

53

Page 54: 36-39

4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya

bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk

bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-

sekolah dlam lingkup MGMP/PKG setempat.

5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan

membentuk sebuah tim yang terdiri atas para guru berpengalaman di bidangnya

masing-masing.

B. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati dalam pengembangan silabus,

antara lain sebagai berikut.

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana

tercantum pada Standar Isi (SI), dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. urutan berdasarkan hierarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan

materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran;

c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

Standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang harus dikuasai seseorang

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu melakukan suatu peran,

pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud dapat ditampilkan /

didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang tersebut (Tim PSABK &

KPT DIKTI, 2005).

Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan

sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar

kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman Kanak-

Kanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan

potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus

dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses

atau program.

54

Page 55: 36-39

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah;

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta

didik;

d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h. alokasi waktu.

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.

Hal-ahal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,

khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara

profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarkhi konsep

materi pembelajaran.

55

Page 56: 36-39

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua

unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik,

yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapain Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapain kompetensi dasar yang ditandai oleh

perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata

pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dengan kata kerja

operasional (KKO) yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai

dasar untuk menyusun alat penilaian.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan

indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis

maupun lisan, pengamatan atau observasi kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian atau

evaluasi diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukaan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, antara lain sebagai berikut.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan pada apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan

bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang

belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

56

Page 57: 36-39

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,

dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus

diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,

maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi

yang dibutuhkan.

6. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah

minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat

kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang

dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai

kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan

pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan

fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapain kompetensi dasar.

Kegiatan Belajar 2

C. Pengembangan Silabus Berkelanjutan

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing

guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan

memperhatikan masukan hasil evaluasi rencana pembelajaran. Dengan berlakunya

57

Page 58: 36-39

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka sekolah dapat mengembangkan

kurikulum setiap saat, misalnya tiap semester atau setiap tahun, setelah diadakan evaluasi

terhadap implementasi kurikulum tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena kemajuan

ilmu, teknologi, dan seni berkembang sangat pesat setiap saat, lebih-lebih dengan adanya

kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

D. Latihan Membuat Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI

Berdasarkan pada format silabus pada modul 3, mahasiswa diminta untuk

merancang dan melatih membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI, sesuai dengan

tugas masing-masing. Silabus yang dibuat meliputi mata pelajaran: (1) Bahasa Indonesia,

(2) Matematika, (3) IPA, (4) IPS, dan (5) PKn, pada semua tingkatan kelas dan mencakup

semester ganjil dan semester genap.

58

Page 59: 36-39

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

59

Page 60: 36-39

BAB V

STANDAR ISI DAN SATANDAR KOMPETENSI LULUSAN

I. Pendahuluan

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa mampu mengkaji substansi, cakupan, dan penataan materi ajar dalam

kurikulum lima mata pelajaran.

Indikator Pencapaian:

Mahasiswa dapat:

1. menjelaskan kerangka dasar dan lima kelompok mata pelajaran di SD/MI

2. menjelaskan struktur kurikulum SD/MI

3. menjelaskan standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan

4. menjelaskan standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan

5. menunjukkan kompetensi lima mata pelajaran di SD/MI.

Kegiatan Belajar 1

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 8 ayat (3), pasal 10 ayat (3), pasal 11

ayat (4), pasal 12 ayat (2), dan pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional tentang Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah.

Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya

disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal

untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,

60

Page 61: 36-39

tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006.

Standar Isi pada lampiran Permendiknas tersebut, mencakup Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar: (1) lampiran 1 SD/MI/SDLB; (2) lampiran 2 SMP/MTs/SMPLB:

dan (3) lampiran 3 SMA/MA/SMK/MAK/SMALB. Pada kajian ini, khusus dibahas

lampiran 1 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk

SD/MI/SDLB.

Dalam dokumen tentang standar isi sebagaimana dimaksud oleh PP No. 19 Tahun

2005 tersebut, secara keseluruhan mencakup:

1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam

penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan;

2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,

3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak

terpisahkan dari standar isi, dan

4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) yang

dibentuk berdasarkan PP. No. 19/2005 tesebut.

II. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

A. Kerangka Dasar Kurikulum

1. Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. kelompok mata pelajaran estetika;

e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

61

Page 62: 36-39

Cakupan untuk setiap kelompok mata pelajaran di SD/MI/SDLB disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 11. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok mata pelajaran

Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensetivitas, kemampuan mengekspresikan keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisikk serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku

62

Page 63: 36-39

seksual bebeas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

B. Struktur Kurikulum SD/MI/SDLB

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum

pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi

yang harus dikuasai peserta didik sesuai beban belajar yang tercantum dalam struktur

kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan

kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Struktur kurikulum SD/MI/SDLB meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh

dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas

VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan

standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi

daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan

mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri

difasilitasi oleh dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik.

63

Page 64: 36-39

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan ”IPA

Terpadu” dan ”IPS Terpadu”.

c. Pembelajaran pada Kelas I sd. III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik, sedangkan pada Kelas IV sd. VI dilaksanakan melalaui pendekatan

mata pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu

secara keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 –

38 minggu.

Struktur kurikulum SD/MI disajiklan pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Struktur Kurikulum SD/MI

KOMPONEN KELAS DA ALKASI WAKTUI II III IV, V, VI

A. Mata Pelajaran:1. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Ilmu Pengetahuan Alam6. Ilmu Pengetahuan Sosial7. Seni Budaya dan Keterampilan8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

32

55434

4

B. Muatan Lokal 2C. Pengembangan Diri 2*) JUMLAH 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

Kegiatan Belajar 2

III. Beban Belajar

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan

program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semeter.

64

Page 65: 36-39

Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang danm kategori satuan pendidikan yang

bersangkutan.

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan

sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem

paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem

penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti

seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap

kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban

belajar pada setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam

pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan

oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,

penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua ini dimaksudkan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat

perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi

antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam

pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah selama 35 menit. Beban

belajar tatap muka per minggu pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah sebagai

berikut:

a. Kelas I sd. III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran,

b. Kelas IV sd. VI adalah 34 jam pembelajaran.

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk satuan pendidikan

SD/MI/SDLB adalah seperti tabel 13 berikut.

Tabel 13. Beban Belajar Tatap Muka Keseluruhan SD/MI/SDLB

Kelas Satu jam pembelajaran tatap muka

Jumlah jam pembelajaran per minggu

Minggu efektif per tahun ajaran

Waktu pembelajaran per tahun

Jumlah per tahun @ 60 menit

I sd. III 35 26-28 34-38 884-1064 jam pembelajaran(30940-37240 menit)

516-621

IV-VI 35 32 34-38 1088-1216 jam

635-709

65

Page 66: 36-39

pembelajaran(38080-42560)

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai

standar kompetensi.Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi

peserta didik pada SD/MI/SDLB diatur sebagai berikut: waktu untuk penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB

maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang

bersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah

enam tahun untuk SD/MI/SDLB.

Kegiatan Belajar 3

IV. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 24 Tahun 2006, mengatur tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana diatur dalam Permendiknas

Nomor 23 Tahun 2006, mencakup :

a. SKL Satuan Pendidikan dan Kelompok Mata Pelajaran

b. SKL Mata Pelajaran (Mapel) SD/MI

c. SKL Mapel SMP/MTs

d. SKL Mapel SMA/MA

e. SKL Mapel PLB ABDE

66

Page 67: 36-39

f. SKL Mapel SMK/MAK.

Dalam kajian ini, SKL dibatasi pada satuan pendidikan SD/MI, sebagai berikut.

A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: (1)

SD/MI/SDLB/Paket A; (2) SMP/MTs/SMPLB/Paket B; (3) SMA/MA/SMALB/Paket C;

dan (4) SMK/MAK. Pada kajian ini, uraian difokuskan pada satuan pendidikan

SD/MI/SDLB/Paket A.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan

berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni Pendidikan Dasar bertujuan untuk

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar Kompetensi Lulusan

Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, selengkapnya adalah:

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

di lingkungan sekitarnya.

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan

kreatif.

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan

guru/pendidik.

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.

8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan

sekitar.

10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air

Indonesia.

12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

67

Page 68: 36-39

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu luang.

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.

15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam

lingkungan keluarga dan teman sebaya.

16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.

17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan

berhitung.

B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-

kelompok mata pelajaran:

1. Agama dan Akhlak Mulia.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

4. Estetika.

5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan

berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata

pelajaran, yakni:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan untuk: membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau

kegiatan agama, kewarganegaran, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,

estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.

2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan untuk:

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan

cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,

akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan

jasmani.

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk:

mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada

68

Page 69: 36-39

satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan

dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan

sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.

4. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk: membentuk karakter peserta

didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan

ini dicapai melaui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,

keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan:

membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan

menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau

kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan

alam, dan muatan lokal yang relevan.

Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk satuan

pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A selengkapnya adalah sebagai berikut.

1. Agama dan Akhlak Mulia, untuk SD/MI/SDLB/Paket A

a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan anak

b. Menunjukkan sikap jujur dan adil.

c. Mengenal keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya.

f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia

dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian

a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan

tanah air Indonesia.

b. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

69

Page 70: 36-39

c. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan sekitarnya.

d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari

potensinya.

g. Berkomunikasi secara santun.

h. Menunjukkan kegemaran membaca.

i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang.

j. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri

sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni

dan budya lokal.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan

sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.

b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan

bimbingan guru/pendidik.

c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.

d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitar.

f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis

dan berhitung.

g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang.

4. Estetika

a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

70

Page 71: 36-39

a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang.

b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk

menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

Kegiatan Belajar 4

C. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran untuk SD/MI

1. Pendidikan Agama Islam SD/MI

a. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat

pendek dalam Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-’Alaq.

b. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah

sampai iman kepada Qadha dan Qadar.

c. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku

tercela.

d. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai

zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji.

e. Menceritrakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan

menceritrakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.

2. Pendidikan Agama Kristen SD

a. Memahami kisah Allah melalui keberadaan dirinya.

b. Menanggapi kasih Allah dengan mengasihi orang tua, keluarga, dan

teman.

c. Beribadah kepada Tuhan sebagai ucapan syukur melalui doa dan

membaca Alkitab.

d. Memelihara ciptaan Allah lainnya dalam hidup sehari-hari.

3. Pendidikan Agama Katolik SD

a. Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai

karunia Tuhan dan mengungkapkan rasa syukurnya dengan berdoa, bernyanyi

serta melakukan perbuatan-perbuatan nyata.

71

Page 72: 36-39

b. Peserta didik memahami dan mencintai Allah sebagai Bapa Pencipta

dan Penyelenggara seperti dikisahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan

Perjanjian Baru dan meneladani Yesus Kristus sebagai Penyelamat hidup umat

manusia.

c. Peserta didik memahami Gereja sebagai persekutuan Umat Allah

dan sebagai Sakramen keselamatan yang diutus ke dalam dunia dan Roh Kudus

yang diutus Yesus sebagai jiwa Gereja yang senantiasa menyertainya.

d. Peserta didik memahami hidup beriman yang terlibat dalam

masyarakat sebagai perwujudan imannya.

4. Pendidikan Agama Hindu SD

a. Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Maha

Pencipta, Tri Murti, Tri Purusa dan Cadhu Sakti.

b. Memahami ajaran Panca Sradha dan Tri Sarira.

c. Memahami ajaran Susila yang meliputi: Tri Kaya Parisudha, Tri Mala, Catur

Paramita, Tri Parartha, Panca Yama, Panca Nyama Bratha, Catur Guru, Dasa

Yama, dan Dasa Bratha dalam kehidupan sehari-hari

d. Mendemonstrasikan pemahaman sikap-sikap sembahyang Tri Sandhya dan sarana

sembahyang.

e. Menerapkan Panca Yadnya secara Nitya Karma dan Naiminika Karma dalam

kehidupan sehari-hari.

f. Memahami Weda sebagai kitab suci dan wahyu Sang Hyang Widhi (Tuhan) .

g. Memahami orang suci agama Hindu dan tugas dan kewajibannya orang suci.

h. Memahami hari-hari suci keagamaan dan dasar-dasar hari suci (Wariga).

i. Mengenal pemimpin yang baik dan patut diteladani di wilayahnya.

j. Memahami Bhuana Agung dan Bhuana Alit

k. Memahami tari-tari Keagamaan, lagu-lagu kerohanian (Yadnya), dan sejarah

perkembangan Hindu sebelum dan sesudah kemerdekaan.

5. Pendidikan Agama Budha SD

a. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan

mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan

kebijaksanaan (pama).

72

Page 73: 36-39

b. Memiliki kemampuan dasar untuk memahami dan meyakini agamanya

sertta menerapkannya dalam bertutur, berbuat, dan berperilaku.

c. Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti isinya.

d. Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan

masing-masing aliran.

e. Meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para

siswa utama Buddha.

f. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk

memecahkan masalah.

g. Memahami sejarah kehidupanBuddha Gotama.

h. Memahami lambang-lambang agama Buddha.

i. Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan

pendidikan di SMP.

6. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI

a. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.

b. Memahami dan menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah.

c. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah.

d. Memahami hidup tertib dan gotong-royong.

e. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis.

f. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti korupsi dalam

kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

g. Memahami sistem pemerintahan, baik pada tingkat daerah maupun pusat.

h. Memahami makna keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, dengan

kepatuhan terhadap undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,

dan menghargai keputusan bersama.

i. Memahami dan menghargai nilai-nilai kejuangan bangsa.

j. Memahami hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga dan politik luar

negeri.

7. Bahasa Indonesia SD/MI

a. Mendengarkan; Memahami wacana lisan berbentuk perintah,

penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa

73

Page 74: 36-39

dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama,

pantun dan cerita rakyat.

b. Berbicara: Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan

sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa

dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil

pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk

dongeng, pantun, drama, dan puisi.

c. Membaca: Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami

wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak

berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.

d. Menulis: Melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan

sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan,

ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita,

puisi, dan pantun.

8. Matematika SD/MI

a. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan

sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan

sehari-hari.

b. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan

sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan

sehari-hari.

c. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,

volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikannya dalam

pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

d. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

e. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,

gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rerata hitung, modus, serta

menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

74

Page 75: 36-39

f. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam

kehidupan.

g. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

9. Ilmu Pengetahuian Alam SD/MI

a. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan

hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

b. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan

dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk

hidup dengan lingkungannya.

c. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan

tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup.

d. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,

perubahan wujud benda, dan kegunaannya.

e. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya.

f. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan

perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan

manusia.

10. Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI

a. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap

saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

b. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan

lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.

c. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku

bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

d. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten/kota, dan provinsi.

e. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional,

keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

f. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

75

Page 76: 36-39

g. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara

di Asia Tenggara serta benua-benua.

h. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan

negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana

alam.

i. Memahami peranan Indonesia di era global.

11. Seni Budaya dan Keterampilan SD/MI

a. Seni Rupa

1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa terapan

melalui gambar ilustrasi dengan tema benda alam yang ada di daerah setempat.

2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa murni

melalui pembuatan relief dari bahan plastisin/tanah liat yang ada di daerah

setempat.

3. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara

dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi bertema hewan,

manusia dan kehidupannya serta motif hias dengan teknik batik.

4. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara

dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi dengan tema bebas.

5. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara

melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi daerah setempat.

b. Seni Musik

1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan

memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam lagu daerah dan wajib dengan

iringan alat musik sederhana daerah setempat.

2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan

ansambel sejenis dan gabungan terhadap berbagai musik/lagu wajib, daerah dan

Nusantara.

3. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan

menyanyikan lagu wajib, daerah dan Nusantara dengan memainkan alat musik

sederhana daerah setempat.

76

Page 77: 36-39

c. Seni Tari

1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan

memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan tari

daerah setempat.

2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan

memperhatikan simbol dan keunikan gerak , busana, dan perlengkapan tari

nusantara.

3. Mengapresiasi dan mengekspresikan perpaduan karya seni tari dan musik

Nusantara.

d. Keterampilan

1. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan daerah setempat dengan teknik

konstruksi.

2. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan dan benda permainan dengan

teknik meronce dan makrame.

3. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan anyaman dengan

menggunakan berbagai bahan.

4. Mengapresiasi dan membuat karya benda mainan beroda dengan

menggunakan berbagai bahan.

12. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

a. Mempraktekkan gerak dasar lari, lompat, dan jalan dalam

permainan sederhana serta nilai-nilai dasar sportivitas seperti kejujuran,

kerjasama, dan lain-lain.

b. Mempraktekkan gerak ritmik meliputi senam pagi, senam kesegaran

jasmani (SKJ), dan aerobik.

c. Mempraktekkan gerak ketangkasan seperti ketangkasan dengan

dan tanpa alat, serta senam lantai.

d. Mempraktekkan gerak dasar senam dalam berbagai gaya serta nilai-

nilai yang terkandung di dalamnya.

77

Page 78: 36-39

e. Mempraktekkan latihan kebugaran dalam bentuk meningkatkan

daya tahan kekuatan otot, kelenturan serta koordinasi otot.

f. Mempraktekkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan

penjelajahan di luar sekolah seperti perkemahan, piknik, dan lain-lain.

g. Memahami budaya hidup sehat dalam bentuk menjaga kebersihan

diri dan lingkungan, mengenal makanan sehat, mengenal berbagai penyakit dan

pencegahannya serta menghindarkan diri dari narkoba.

13. Bahasa Inggris SD/MI

a. Mendengarkan: Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat

sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan

lingkungan sekitar.

b. Berbicara: Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana

interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan

informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

c. Membaca: Membaca nyaring dan memahami makna dalam

instruksi , informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar

sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah,

dan lingkungan sekitar.

d. Menulis: Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek

sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

78

Page 79: 36-39

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

79

Page 80: 36-39

BAB VIRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Pendahuluan

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa mampu merancang RPP dan mengembangkan materi ajar lima mata

pelajaran SD/MI sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kebutuhan pembelajaran

peserta didik dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.

Indikator pencapaian

Mahasiswa dapat:

1. mengkaji komponen RPP

2. merumuskan standar kompetensi mata pelajaran

3. merumuskan kompetensi dasar pokok bahasan

4. membuat format RPP

5. menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator

pencapaian

6. merancang jenis penilaian proses dan hasil belajar berupa

tes dan non tes.

Kegiatan Belajar 1

80

Page 81: 36-39

Sampai saat ini, perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah

tampaknya belum mengarah pada pembentukan kompetensi siswa secara utuh. Hal ini

dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas yang

menyatakan bahwa (1) sebagian besar siswa tidak mampu mengaplikaksikan konsep-

konsep sains dalam kehidupan nyata dan (2) pengajaran tidak menitikberatkan pada

prinsip bahwa sains mencakup pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Hal senada juga ditemukan pada studi Suastra, dkk (2006)

yang menyatakan bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar dalam

pembelajaran di sekolah, sedangkan metode demonstrasi dan eksperimen hampir

tidak mendapat perhatian serius. Kualitas metode ceramahpun juga mengalami

kemerosotan, siswa tidak lagi mendengarkan dengan seksama penjelasan guru,

banyak siswa tidak mencatat, dan sangat jarang siswa bertanya. Dalam kondisi seperti

ini tidak akan terjadi pemrosesan informasi dalam otak siswa. Lebih lanjut, Zamroni

(2001:1) menyatakan bahwa dewasa ini pendidikan cenderung menjadi sarana

stratifikasi sosial dan sistem persekolahan yang hanya mentransfer kepada peserta

didik apa yang disebut sebagai the dead knowledge, yaitu pengetahuan yang terlalu

bersifat teksbookish, sehingga bagaikan sudah diceraikan dari akar sumbernya dan

aplikasinya. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah menjadi tidak bermakna bagi

siswa dan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Melihat kenyataan seperti ini, tampaknya perlu dilakukan reformasi pendidikan ke

arah yang lebih baik. Reformasi tersebut perlu difokuskan pada: perubahan proses

belajar—bukan sekedar—perubahan kurikulum, perubahan dari sistem pembelajaran

yang mengutamakan mengingat dan menghafal ke arah pemahaman secara

mendalam, perubahan proses yang cenderung memberi tahu ke arah pembelajaran

yang mencari, mengolah, dan menemukan sendiri (inquiry), perubahan dari proses

pembelajaran dari guru aktif ke siswa aktif, perubahan dari tanggung jawab guru

menuju pada tanggung jawab siswa terhadap hasil belajarnya sendiri, serta dari

penilaian yang berdasarkan paper and pencil test menuju pada penilaian yang

sebenarnya (authentic assessment) (Suastra, 2006).

Dalam rangka menyikapi diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) yang sekarang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

81

Page 82: 36-39

(KTSP), para guru sebagai pelaku utama dalam implementasi kurikulum di sekolah perlu

merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar sesuai dengan tujuan

pendidikan. Landasan penyusunan RPP adalah PP No.19 tahun 2005, Pasal 20 yang

menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran(kompetensi), materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian

hasil belajar.

B. Pengertian dan Alur Penyusunan RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam satu rencana

pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indiktaor

atau lebih untuk satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen-komponen yang minimal yang mesti ada dalam RPP meliputi : (1)

indikator pencapaian kompetensi, (2) materi ajar, (3) kegiatan pembelajaran (skenario

pembelajaran), (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.

Alur penyusunan RPP meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

82

Mengisi kolom identitas mata pelajaran

Menentukan alokasi waktu

Menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator

Merumuskan tujuan pembelajaran

Mengidentifikasi materi ajar

Page 83: 36-39

Gambar 1. Alur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

Langkah 1 : Mengisi kolom identitas

Mengisi kolom identitas mata pelajaran yang antara lain berisi : (1) nama sekolah,

(2) mata pelajaran, dan (3) kelas/semester.

Langkah 2 : Menentukan alokasi waktu

Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan. Penentuan alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan kegiatan yang

direncanakan.

Langkah 3 : Menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi pada

RPP diambil dari silabus mata pelajaran tersebut.

Langkah 4 : Merumuskan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator pencapaian kompetensi.

Langkah 5: Mengidentifikasi materi ajar

Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang

terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian singkat dari materi pokok,

bukan judul-judul/topik-topik melainkan konsep-konsep operasional. Materi

pokok/pembelajaran yang dituangkan dalam RPP hendaknya mempertimbangkan:

(1) potensi peserta didik, (2) relevansi dengan karakteristik daerah, (3) sesuai

dengan tingkat perkembangan intelektual, emosional, sosial, serta spiritual peserta

83

.Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Menentukan jenis penilaian.

.Menentukan sumber belajar

Page 84: 36-39

didik, (4) kebermanfaatan bagi peserta didik, (5) struktur keilmuan, (6) aktualitas,

kedalam, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan kebutuhan

peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan (8) alokasi waktu.

Langkah 6 : Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi

antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau indikator yang telah

dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat diperoleh melalui berbagai

pendekatan, model-model pembelajaran inovatif, dan metode yang sesuai dengan

karakteristik siswa, materi ajar, dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman

belajar hendaknya memuat kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai

peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran

dalam RPP sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan bantuan kepada

guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara lengkap dan berurutan untuk mencapai

suatu kompetensi dasar atau sering disebut dengan “skenario pembelajaran”.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki

konsep materi pelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman

belajar siswa, yaitu kegiatan belajar siswa dan interaksinya dengan materi

ajar.

Langkah 7 : Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,

lingkungan fisik, lingkungan alam, dan lingkungan sosial budaya. Penentuan

84

Page 85: 36-39

sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Langkah 8: Menentukan jenis penilaian

Penilaian (asesmen) merupakan bagian integral dari pembelajaran yang

merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan

secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan kesimpulan.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan mengacu pada

indikator pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes

dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pegamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas proyek, dan/atau produk,

pengembangan penilaian portofolio, dan penilaian diri (self evaluation).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian sebagai berikut.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan komoetensi dasar yang telah dimiliki dan yang

belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

d. Hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,

dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh

dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan

metode eksperimen, maka penilaian hendaknya menyangkut keterampilan

proses siswa atau kinerjanya dalam melakukan eksperimen, seharusnya

85

Page 86: 36-39

menggunakan metode observasi kinerja praktikum, produk dalam bentuk

laporan praktikum, dan kemampuan mengkomunikasikan hasilnya secara

lisan. Jika pembelajaran menggunakan pendekatan proyek untuk menyelidiki

suatu kasus tertentu maka penilaian harus dilakukan baik pada keterampilan

proses dalam melakukan pengumpulan data/informasi maupun dari produk

yang berupa laporan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan. Laporan

siswa sebaiknya ditulis dalam bentuk laporan ilmiah.

Kegiatan Belajar 2.

C. Menyusun RPP dan Contoh RPP

Contoh Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : _________________________________

Mata Pelajaran : _________________________________

Kelas/Semester : _________________________________

Alokasi Waktu : _________________________________

Standar Kompetensi : _________________________________

_________________________________

Kompetensi Dasar : _________________________________

Indikator : _________________________________

86

I. Tujuan Pembelajaran : ____________________________________________ ___________________________________________________________________

II. Materi Ajar : ______________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________

Page 87: 36-39

87

III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:

IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran : A. Kegiatan Awal: .......... B. Kegiatan Inti: ............. C. Kegiatan Akhir: ............... V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :

TOH FORMAT RPP I. Tujuan Pembelajaran : ____________________________________________ ___________________________________________________________________ III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:

IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran : A. Kegiatan Awal: .......... B. Kegiatan Inti: ............. C. Kegiatan Akhir: ............... V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :

VI. Penilaian :

Page 88: 36-39

CONTOH:RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)======================================================Identitas Mata Pelajaran

Mata pelajaran : PKn

Satuan pendidikan : SD

Kelas / semester : VI/I

Pertemuan ke : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi: Memahami nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila

sebagai Dasar Negara

Kompetensi Dasar:

1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar

Negara

Indikator Pencapaian

1.1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar

Negara.

88

Page 89: 36-39

1.1.2 Mendemonstrasikan perlawanan terhadap penjajah

1.1.3 Mendiskusikan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar Negara

Indonesia.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai

Dasar Negara

2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perlawanan terhadap penjajah di suatu

daerah.

3. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar Negara Indonesia.

II. Materi Ajar: Makna nilai juang dalam proses perumusan Pancasila.

Uraian Materi:

A. Nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

1. Sikap persatuan dan kesatuan

2. Membela hak asasi manusia.

3. Semangat kekeluargaan

4. Berjiwa kepahlawanan dan pengabdian

B. Beberapa tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Moh. Yamin

2. Soepomo

3. Ir. Sukarno

III. Metode Pembelajaran

Metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

1. Guru memberi salam

2. Apersepsi: dengan menyanyikan lagu ”Mengheningkan Cipta” dan ”Hari

Merdeka”.

B. Kegiatan Inti

89

Page 90: 36-39

1. Siswa ke perpustakaan mencari buku referensi yang sesuai

2. Siswa melakukan diskusi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan

Pancasila

3. Siswa melaporkan hasil diskusi.

C. Kegiatan Akhir

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan evaluasi

3. Guru menindak lanjuti dengan mengadakan remidi/pengayaan

4. Diberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR)

V. Alat/Bahan/Sumber

1. Alat : Gambar tokoh-toloh perancang Dasar Negara

2. Sumber belajar : Buku PKn Kelas 6 Karangan Rini Ningsih, M.Pd. halaman 2 – 6.

Buku penunjang lainnya yang relevan

VI. Penilaian

A. Penilaian proses: dilakukan tanya jawab pada saat diskusi kelompok

B. Penilaian kinerja (unjuk kerja)

No Nama siswa ASPEK YANG DINILAI Jumlahskor

Rata-rata

Kete-rangan

Aktivitas Ketelitian Ketepatan

Skor: Tinggi : 3 (80 - 90)

Sedang: 2 (60 – 79)

Rendah: 1 (40 – 59)

Jenis tes: tertulis

Bentuk tes: uraian (esai)

Instrumen: lembar penilaian; lembar tes; lembar kunci jawaban.

Soal tagihan:

90

Page 91: 36-39

1. Tulislah 2 contoh nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar

Negara

2. Sebutkan faktor-faktor penyebab kegagalan bangsa Indonesia dalam melawan

penjajah

3. Sebutkah tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai

Dasar Negara

4. Sebutkan 2 badan lembaga negara yang bertugas untuk merancang Dasar Negara

dan UUD 1945.

5. Tulislah rumusan Pancasila yang sah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.

Kunci jawaban

1. a. Sikap persatuan dan kesatuan

b. Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi

2. a. Karena perjuangan bangsa kita pada jaman itu belum memiliki rasa persatuan

dan kesatuan

b. Perlawanan masih bersifat kedaerahan serta peralatan yang sangat sederhana

3. Ir. Soekarno, Moh. Yamin, Supomo, serta anggota panitia.

4. BPUPKI dan PPKI

5. Isi Pancasila yang sekarang

Kegiatan Belajar 3

D. Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan

Pembelajaran (IPKG-1 dan IPKG-2)

Untuk lebih mendalami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

aplikasinya atau implementasi RPP di dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan

butir-butir penilaian RPP dan butir-butir penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas

beserta penjelasannya. Instrumen penilaian ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, dengan nama IPKG-1 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

dan IPKG-2 (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran).

91

Page 92: 36-39

IPKG 1INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

(Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

1. NAMA GURU : ……………………………..…

2. NIP/NIK : ………………………………..

3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN : …………….….………………

4. KELAS : …………………………..……

5. MATA PELAJARAN : ………………………………..

6. WAKTU : ……………………..…………

7. TANGGAL : ………………………………..

92

Page 93: 36-39

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGIDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2006

93

Page 94: 36-39

NO. KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR

I Perumusan tujuan pembelajaran1. Kejelasan rumusan 1 2 3 4

52. Kelengkapan cakupan rumusan 1 2 3 4

53. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 1 2 3 4

5

II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

52. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4

53. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4

54. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4

5

III Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran1 2 3 4

52. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan

materi pembelajaran1 2 3 4

53. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan

karakteristik peserta didik1 2 3 4

5

IV Skenario/kegiatan pembelajaran1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran1 2 3 4

52. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi

pembelajaran1 2 3 4

53. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan

karakteristik peserta didik1 2 3 4

54. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan

pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu1 2 3 4

5

V Penilaian hasil belajar1. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

52. Kejelasan prosedur penilaian 1 2 3 4

53. Kelengkapan instrumen 1 2 3 4

5

SKOR Total IPKG 1

94

Page 95: 36-39

95

Page 96: 36-39

PENJELASAN IPKG I

I. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARANKomponen tujuan pembelajaran dapat juga disebut indikator hasil belajar, kompetensi yang akan dicapai, atau istilah lain yang mempunyai makna sama.Indikator I.1 Kejelasan rumusanPenjelasan Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan penafsiran

ganda.

Indikator I.2 Kelengkapan cakupan rumusanPenjelasan Rumusan tujuan pembelajaran minimal mengandung

komponen peserta didik (boleh implisit) dan perilaku yang merupakan hasil belajar. Perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional dan mengandung substansi materi.

Indikator I.3 Kesesuaian dengan kompetensi dasarPenjelasan Tujuan pembelajaran dijabarkan dari kompetensi dasar.

II. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI AJAR

Indikator II.1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaranPenjelasan Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau

kompetensi yang akan dicapai.

Indikator II.2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Penjelasan Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat, motivasi tinggi dan rendah).

Peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda diberikan layanan pembelajaran yang berbeda, misal variasi dalam pengorganisasian materi, pemberian ilustrasi, dan penggunaan istilah. Hal ini bisa tampak dalam skenario/kegiatan pembelajaran.

Indikator II.3 Keruntutan dan sistematika materiPenjelasan Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata

pelajaran, misalnya hierarkhis, prosedural, kronologis, dan atau spiral.

Indikator II.4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktuPenjelasan Keluasan dan kedalaman materi mungkin dicapai dalam waktu

yang disediakan.

III. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN

Sumber belajar dapat berupa orang, perpustakaan, lingkungan; sedangkan media merupakan bagian sumber belajar yang dirancang secara khusus.

Indikator III.1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, misal buku, modul untuk kompetensi kognitif; media audio visual

96

Page 97: 36-39

untuk kompetensi keterampilan.

Indikator III.2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran

Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik, misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung (matematika); lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana.

Sumber belajar/media pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Indikator III.3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.

IV. SKENARIO/KEGIATAN PEMBELAJARAN

Dalam skenario pembelajaran harus terlihat secara eksplisit langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti, dan penutup). Dalam langkah-langkah tersebut harus tercermin strategi dan metode yang digunakan termasuk alokasi waktu pada setiap tahap.Indikator IV.1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran.Penjelasan Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran relevan

dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai /kompetensi harus dikuasai peserta didik.

Indikator IV.2 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran

Penjelasan Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik

Indikator IV.3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

Penjelasan Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan keterampilan motorik peserta didik

Indikator IV.4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu

Penjelasan Setiap tahapan harus menunjukkan langkah-langkah pembelajaran dan diberi alokasi waktu secara proporsional (lebih kurang pembukaan: 5-10%, inti: 70-80%, penutup: 10-15%)

V. PENILAIAN

Indikator V.1 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaranPenjelasan Misal: tes tulis untuk mengukur penguasaan pengetahuan,

tes kinerja untuk mengukur penampilan, dan skala sikap untuk mengukur sikap.

97

Page 98: 36-39

Indikator V.2 Kejelasan prosedur penilaian Penjelasan Tampak jelas dideskripsikan prosedur penilaian awal,

proses, dan akhir, mencakup metode (tes dan nontes).

Indikator V.3 Kelengkapan instrumen Penjelasan Dicantumkan instrumen yang digunakan beserta

kelengkapannya (soal, rubrik, dan kunci jawaban).

98

Page 99: 36-39

IPKG 2

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SD(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

1. NAMA GURU : ……………………………..…

2. NIP/NIK : ………………………………..

3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN : …………….….………………

4. KELAS : …………………………..……

5. MATA PELAJARAN : ………………………………..

6. WAKTU : ……………………..…………

7. TANGGAL : ………………………………..

DIREKTORAT PROFESI PENDIDIKDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK &

TENAGA KEPENDIDIKANDAN

DIREKTORAT KETENAGAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL2006

99

Page 100: 36-39

NOASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3

4 52. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3

4 5

II MEMBUKA PEMBELAJARAN1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3

4 52. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan1 2 3

4 5

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA. Penguasaan materi pelajaran1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3

4 52. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3

4 53. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 3

4 54. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3

4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai1 2 3

4 52. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa1 2 3

4 53. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3

4 54. Menguasai kelas 1 2 3

4 55. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3

4 56. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif 1 2 3

4 57. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan1 2 3

4 5

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 1 2 3

4 52. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3

4 53. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3

4 54. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3

4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

100

Page 101: 36-39

NOASPEK YANG DIAMATI SKOR

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

2. Merespons positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar

1 2 3 4 5

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 5

5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD1. Bahasa Indonesia

a. Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara terpadu.

1 2 3 4 5

b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar.

1 2 3 4 5

c. Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.

1 2 3 4 5

2. Matematikaa. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya dalan kejadian sehari-hari.

1 2 3 4 5

b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.

1 2 3 4 5

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)a. Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman

langsung.1 2 3

4 5b. Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan

menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses dalam mengajarkan konsep IPA.

1 2 3 4 5

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)a. Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan

terpadu.1 2 3

4 5b. Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif

tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar.1 2 3

4 5

5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)a. Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban

sebagai warga negara, dan cinta tanah air.1 2 3

4 5b. Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan

bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

1 2 3 4 5

c. Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1 2 3 4 5

6. Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II) 1 2 3 4 5

101

Page 102: 36-39

NOASPEK YANG DIAMATI SKOR

F. Penilaian proses dan hasil belajar1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3

4 52. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3

4 5

G. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3

4 52. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3

4 53. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3

4 5

IV PENUTUP 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3

4 52. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3

4 53. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3

4 5Skor Total IPKG 2

102

Page 103: 36-39

PENJELASAN IPKG 2

I. PRAPEMBELAJARAN

Indikator I.1 Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaranPenjelasan Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan,

peruntukan/pengaturan perabot), alat pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol), dan media (misal OHP, LCD, dan kelengkapannya).

Indikator I.2 Memeriksa kesiapan siswaPenjelasan Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapian,

ketertiban, perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar

II. MEMBUKA PEMBELAJARAN

Indikator II.1 Melakukan kegiatan apersepsi Penjelasan Kegiatan apersepsi dalam rangka memotivasi siswa, antara

lain mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran

Indikator II.2 Mengkomunikasikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

Penjelasan Mengkomunikasikan kemampuan yang akan dicapai dengan bahasa siswa, misalnya dengan mengatakan bahwa setelah pembelajaran selesai siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab gempa bumi. Rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pelajaran

Indikator III.A.1

Menunjukkan Penguasaan Materi pembelajaran

Penjelasan Penguasaan materi pembelajaran dapat dilihat dari tingkat kebenaran dan keakuratan substansi (materi, isi) pelajaran yang dibahas

Indikator III.A.2

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Penjelasan Menghubungkan materi yang disampaikan dengan bidang studi lain yang relevan. Misalnya, mengaitkan aritmatika (operasi bilangan) dengan IPS (transaksi ekonomi)

Indikator III.A.3

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarkhi belajar

Penjelasan Hierarkhi belajar menunjukkan urutan proses belajar yang menuntut kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya dari mengingat ke memahami, dari sederhana ke kompleks.

Indikator Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan peserta didik

103

Page 104: 36-39

III.A.4Penjelasan Realita kehidupan antara lain mencakup mata

pencaharian penduduk, keadaan geografi, adat istiadat Guru mengupayakan agar apa yang dipelajari dan

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki manfaat (nilai fungsional) dalam kehidupan sehari-hari siswa

Indikator III.A.5

Mengintegrasikan prinsip-prinsip kerja ilmiah dalam pembelajaran

Penjelasan Prinsip kerja ilmiah antara lain pengamatan, penyusunan hipotesis, perencanaan dan pelaksanaan percobaan, analisis data, penarikan simpulan.

Indikator III.A.6

Mengintegrasikan keterampilan dasar laboratorium

Penjelasan Keterampilan dasar laboratorium antara lain merangkai, menggunakan, memodifikasi alat praktikum, dan mengimplementasikan keselamatan kerja.

B. Strategi/pendekatan pembelajaran

Indikator III.B.1

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

Penjelasan Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi. Misalnya, kegiatan untuk penguasaan pengetahuan adalah ceramah dan diskusi, kegiatan untuk penguasaan keterampilan adalah berlatih, dan untuk penguasaan sikap/nilai adalah penghayatan.

Indikator III.B.2

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

Penjelasan Pembelajaran disesuaikan dengan kondisi perkembangan kognitif siswa dan kebutuhan secara individual dengan memperhatikan siswa lambat dan cepat. Misalnya: contoh dan jenis kegiatan disesuaikan dengan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Indikator III.B.3

Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Penjelasan Metode dan materi dipaparkan secara sistematis, sesuai dengan sintaks, memperhatikan prasyarat, dan kemampuan berfikir siswa.

Indikator III.B.4

Menguasai kelas

Penjelasan Guru dapat mengendalikan pembelajaran, perhatian siswa terfokus pada pelajaran, disiplin kelas terpelihara

Indikator III.B.5

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan tematik

Penjelasan Kontekstual merujuk pada tuntutan situasi dan lingkungan, misalnya mengaitkan dengan mata pencaharian masyarakat, adat istiadat setempat

104

Page 105: 36-39

Indikator III.B.6

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

Penjelasan Kebiasaan positif antara lain dapat berbentuk: kerja sama, tanggung jawab, disiplin, berpikir kritis

Indikator III.B.7

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

Penjelasan Guru memulai dan mengakhiri tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

Indikator III.C.1

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

Penjelasan Terampil menggunakan/mengoperasikan media pembelajaran, misalnya mengoperasikan dengan benar dan lancar OHP, tape recorder, chart, peta, LCD

Indikator III.C.2

Menghasilkan pesan yang menarik

Penjelasan Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas

Indikator III.C.3

Menggunakan media secara efektif dan efisien

Penjelasan Isi pesan tercapai sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan

Indikator III.C.4

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

Penjelasan Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan media, misalnya siswa membuat, memodifikasi, mendemonstrasikan, menggunakan, mengelola media

Indikator III.C.5

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar

Penjelasan Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan sumber belajar yang otentik, termasuk sumber belajar yang tersedia di perpustakaan atau kurikulatorium sekolah

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Indikator III.D.1

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Penjelasan Melakukan kegiatan yang memancing keaktifan siswa baik secara mental, emosional, maupun fisik; misalnya dalam pembelajaran di SD, guru memberi kesempatan kepada siswa bernyanyi, berhitung, mengamati, wawancara dan bercerita terkait dengan tema yang sedang dipelajari

Indikator III.D.2

Merespons positif partisipasi siswa

Penjelasan Misalnya memberi pujian, meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman, dan mengajukan pertanyaan pelacak (probing)

105

Page 106: 36-39

Indikator III.D.3

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, sumber belajar

Penjelasan Misalnya, membuka kesempatan untuk diskusi kelompok, meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman atau mengondisikan siswa memanipulasi sumber (objek) belajar secara langsung

Indikator III.D.4

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Penjelasan Menghargai pendapat siswa, mengakui kebenaran pendapat siswa, mengakui keterbatasan diri

Indikator III.D.5

Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif

Penjelasan Menunjukkan sikap ramah, luwes, sopan, hangat, menghargai pendapat dan keragaman budaya (multi- kultur)

Indikator III.D.6

Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

Penjelasan Siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran

E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD

III. E.1 Bahasa IndonesiaIndikatorIII. E.1.a

Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara terpadu.

Penjelasan Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat beberapa keterampilan yang dipadukan, misalnya membaca, menulis, dan berbicara; menyimak, berbicara, dan menulis; atau variasi paduan lain yang mungkin. Pemaduan juga dimungkinkan antara keterampilan berbahasa dan kebahasaan/kosa kata.

Indikator III. E.1.b

Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar.

Penjelasan Mendorong siswa agar berani berbicara (bertanya, berkomentar, menanggapi, dan sebagainya) dengan menggunakan penalaran yang kritis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Indikator III. E.1.c

Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.

Penjelasan Menunjukkan pentingnya dan atau manfaatnya membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari; menunjukkan sumber-sumber bacaan dan bahan tulisan, baik karya fiksi dan non fiksi yang relevan dengan tingkat perkembangan anak, serta memberi tugas membaca dan menulis.

III. E.2 Matematika IndikatorIII. E.2.a

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya

106

Page 107: 36-39

dalan kejadian sehari-hari.Penjelasan Pembelajaran matematika bertujuan mengembangkan

ketrampilan pemecahan masalah. Ketrampilan ini meliputi empat tahap yaitu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan melakukan pemeriksaan kembali. Tiap tahap memiliki langkah pengembangan yang khas yang juga melibatkan proses pemantauankemajuan ktrampilan.

IndikatorIII. E.2.b

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.

Penjelasan Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll. Kemampuan ini mencerminkan tingkat pemahaman siswa

III. E.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Indikator III. E.3.a

Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung.

Penjelasan Pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung merupakan kecenderungan pembelajaran IPA mengingat tahap perkembangan kognitif siswa yang masih operasional konkret

Indikator III. E.3.b

Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses dalam mengajarkan konsep IPA.

Penjelasan Keterampilan proses meliputi pengamatan, klasifikasi, melaksanakan percobaan/pengamatan, mengumpulkan data, membuat simpulan, dan mengkomunikasikan hasil

III. E.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Indikator III. E.4.a

Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan terpadu.

Penjelasan Konsep IPS terpadu mencakup konsep-konsep interdisiplin ilmu sosial dan ilmu lainnya, seperti konsep keluarga berencana, lingkungan hidup, banjir, perencanaan, perang, dan pembangunan.

Indikator III. E.4.b

Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar.

Penjelasan Pembelajaran IPS hendaknya diselenggarakan dengan mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar untuk meningkatkan kompetensi siswa sebagai warga negara yang partisipatif.

III. E.5 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Indikator III. E.5.a

Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan cinta tanah air.

Penjelasan Indikator ini untuk mengukur upaya guru dalam mengembangkan pemahaman akan hak dan kewajiban

107

Page 108: 36-39

sebagai warga negara, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.

Indikator III. E.5.b

Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Penjelasan Indikator ini mencakup berbagai upaya guru menyelenggarakan pembelajaran secara demokratis, melibatkan siswa dalam belajar secara partisipatif dan melatih tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.

Indikator III. E.5.c

Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Penjelasan Indikator ini mencakup berbagai praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan UUD 1945 yang bersih dari KKN serta kasus-kasus pelanggaran hak warga negara.

IndikatorIII. E.6

Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II)

Penjelasan Pembelajaran mengacu pada suatu tema yang dirancang dan dilaksanakan secara holistik dan terpadu baik inter maupun antar mata pelajaran.

F. Penilaian proses dan hasil belajar

Indikator III.F.1 Memantau kemajuan belajarPenjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai, selama proses pembelajaran termasuk asesmen otentik

Indikator III.F.2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Penjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang dicapai, pada akhir pembelajaran termasuk asesmen otentik

G. Penggunaan bahasa

Indikator III.G.1

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Penjelasan Bahasa lisan mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda/salah tafsir

Indikator III.G.2

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Penjelasan Struktur kalimat, frasa, kosakata, dan ejaan dalam bahasa tulis yang terdapat di papan tulis, di media, di LKS baik dan benar

Indikator III.G.3

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

108

Page 109: 36-39

Penjelasan Ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tubuh sesuai dengan pesan yang disampaikan dan menarik

IV. PENUTUP

Indikator IV.1 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Penjelasan Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung, misal dengan mengajukan pertanyaan tentang proses, materi, dan kejadian lainnya

Indikator IV.2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Penjelasan Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

misalnya dengan mengajukan pertanyaan penuntun agar siswa dapat merumuskan rangkuman yang benar.

Indikator IV.3 Melaksanakan tindak lanjut Penjelasan Tindak lanjut dilaksanakan dengan memberikan tugas-

tugas yang terkait dengan materi yang telah dibahas. Bentuk trindak lanjut dapat berupa antara lain PR, tugas, proyek, melaksanakan kunjungan, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall

Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.

Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.

UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

109