36-39
DESCRIPTION
KTSPTRANSCRIPT
![Page 1: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/1.jpg)
TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
JENJANG PENDIDIKAN DASAR
Tinjauan Mata Kuliah
Mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Dasar, atau lebih tepat diberi judul
Pengembangan Kurikulum pada jenjang pendidikan dasar, khususnya pada SD/MI
ditekankan pada materi pokok yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Sebagai landasan dan acuan utama dalam pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan pada SD/MI adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya pasal-pasal yang mengatur KTSP, yaitu Pasal 1 ayat
(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat
(1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3);
Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2),
(3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2),
(3); Pasal 20.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI). SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI
adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK), dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1
![Page 2: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/2.jpg)
Pengorganisasian materi perkuliahan dirancang menjadi beberapa modul (pokok
bahasan) sebagai berikut.
1. Bab I, mengkaji tentang Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk SD/MI;
2. Bab II, mengkaji tentang Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
3. Bab III, mengkaji tentang Pengembangan Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI;
4. Bab IV, mengkaji tentang langkah-langkah Pengembangan Silabus;
5. Bab V, mengkaji tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan SD/MI;
6. Bab VI, mengkaji tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SD/MI;
7. Lampiran IPKG-1 dan IPKG-2 beserta penjelasannya.
Pada setiap sub pokok bahasan, diberikan tes formatif atau tugas-tugas terstruktur,
baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa
bisa memiliki kemampuan minimal/kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran lima mata
pelajaran SD/MI (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn) secara kreatif dan
inovatif.
2
![Page 3: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami pengertian dan prinsip-prinsip perencanaan dan
pengembangan kurikulum
Indikator pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian kurikulum dan KTSP;
2. menunjukkan landasan pengembangan KTSP;
3. menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;
4. menjelaskan acuan operasional KTSP.
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Kurikulum
Banyak definisi tentang kurikulum, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
komplek filosofis. Ada yang menafsirkan kurikulum sebagai apa yang diajarkan di
sekolah, seperangkat mata pelajaran, urutan bahan ajar, dan seperangkat tujuan
performansi. Kurikulum sekolah menurut Saylor dan Alexander (1954) adalah total usaha
sekolah untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan sekolah dan masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian ini adalah total usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta
didik, baik di kelas maupun di luar sekolah. Definisi ini disempurnakan lagi menjadi
suatu rencana untuk melengkapi seperangkat peluang belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Oliva (1982), definisi kurikulum bisa berdasarkan pada tujuan kurikulum,
konteks tempat digunakannya kurikulum, dan strategi yang digunakan pada keseluruhan
kurikulum. Berdasarkan tujuan, kurikulum dijelaskan sebagai pengembangan berpikir
reflektip dari peserta didik atau sebagai saluran pengembangan dan pelestarian budaya.
Menurut Taba (1962), kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran. Lebih jauh
dijelaskan bahwa kurikulum terdiri atas sejumlah elemen, yaitu ada tujuan umum dan
3
![Page 4: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/4.jpg)
tujuan khusus, isi dan organisasi isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar
dilihat pada keluarannya. Jadi kurikulum mencakup unsur evaluasi di dalamnya. Hasil
evaluasi ini digunakan untuk mengembangkan atau menyempurnakan kurikulum.
Kurikulum digunakan dalam berbagai makna, mulai dari deskripsi mata pelajarn
atau program yang diterapkan di kelas sampai dengan penilaian (Madaus & Kellagan,
1992). Semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh sejumlah
kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri
atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih
luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam
berperilaku. Jadi, perilaku seorang pimpinan lembaga pendidikan beserta tenaga
pendidiknya harus memberi pengalaman belajar yang terbaik buat peserta didik.
Menurut Madaus dan Kellaghan (1992), kurikulum terdiri atas 6 komponen utama,
yaitu: (1) konteks, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus pelajaran, (4) materi kurikulum,
(5) transaksi, dan (6) hasil transaksi. Masalah penting pada konteks adalah karakteristik
peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat. Tujuan
umum kurikulum selalu diperdebatkan dan hal ini akan terus terjadi selama masyarakat
memiliki perbedaan dalam perspektif politik, ekonomi, dan moral.
Tujuan umum kurikulum pada umumnya bersifat ideal yang tidak mudah untuk
mencapainya, misalnya untuk mencapai hidup yang bahagia atau masyarakat yang
sejahtera. Pada kurikulum berbasis kompetensi, tujuan umum kurikulum dinyatakan
dengan standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan dijabarkan menjadi sejumlah
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar dijabarkan
menjadi sejumlah indikator.
Materi kurikulum bisa dalam bentuk deskripsi silabus, pedoman kurikulum,
rencana pembelajaran, buku teks, bahan bacaan, peralatan laboratorium, dan alat bantu
belajar. Proses atau transaksi pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi,
khususnya yang terjadi di kelas. Hasil pelaksanaan kurikulum adalah sejumlah
kemampuan yang diperoleh peserta didik, baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan.
4
![Page 5: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/5.jpg)
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
B. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Paling tidak ada tiga disiplin ilmu yang selalu digunakan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu: kriteria filosofi, pertimbangan sosiologis, dan teori psikologi. Kriteria
filsafat mencakup tujuan, ketepatan, dan struktur keilmuan. Pertimbangan sosiologi
meliputi perubahan sosial, perubahan teknologi, dan perubahan ideologi. Teori psikologi
yang dibutuhkan adalah teori perkembangan, pembelajaran, dan motivasi (Lawton,
1978).Kontribusi filsafat meliputi watak pengetahuan (epistemologi), nilai pengetahuan
(etik), watak kualitas mental (filsafat pikiran), interrelasi tujuan, aktivitas kurikulum,
struktur kurikulum, dan watak hidup yang baik. Kontribusi psikologi meliputi: watak
peserta didik, watak berpikir, pemilihan pengalaman belajar, dan motivasi. Aspek
sosiologi berupa kecenderungan yang akan datang yaitu: perubahan demografi,
perubahan famili, perubahan peran perempuan, multikultural, perubahan ekonomi,
perubahan teknologi, partisipasi dalam pendidikan, masalah perubahan, dan minat
masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan tiga disiplin ilmu beserta perubahan yang
terjadi dan yang akan terjadi serta budaya setempat, dikembangkan kurikulum dalam arti
urutan dan tingkatan.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum.
Pendekatan pengembangkan kurikulum yang berfokus pada pencapaian standar
kompetensi disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan, disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
5
![Page 6: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/6.jpg)
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam,
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian (PP. No. 19 tahun 2005). Acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
pengembangan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum
pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan Permendiknas No.23 Tahun 2006,
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
C. Landasan Pengembangan KTSP
1. UU RI No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), yang mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari srtiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
4. Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006)
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
D. Pengertian KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
6
![Page 7: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/7.jpg)
KTSP terdiri atas (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
materi pokok/pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7)
alokasi waktu, dan (8) sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Kegiatan Belajar 2
E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kab/Kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan
menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus
dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, perkembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peseta didik.
7
![Page 8: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/8.jpg)
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampialn pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
8
![Page 9: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/9.jpg)
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
F. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
9
![Page 10: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/10.jpg)
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat, memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong
berkembangnya wawaan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
10
![Page 11: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/11.jpg)
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajarai budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.
11
![Page 12: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/12.jpg)
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
12
![Page 13: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB II
KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum lima mata pelajaran dengan
pendekatan kontekstual, integratif, dan fungsional
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan tujuan KTSP;
2. menguraikan struktur KTSP;
3. menjelaskan muatan KTSP;
4. menyusun kalender pendidikan
5. menyusun KTSP
Kegiatan Belajar 1
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
13
![Page 14: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/14.jpg)
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7, yang menyatakan bahwa
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu,
materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi (SI).
2. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran
muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
14
![Page 15: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/15.jpg)
kebutuhan, bakat, minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan
kelompok ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk
satuan pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti mata pelajaran.
4. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dan sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam kredit
semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan
oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap
penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50%
15
![Page 16: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/16.jpg)
dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
d. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem
SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0% -100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP
19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelomok kewarganegaraan
16
![Page 17: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/17.jpg)
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur
oleh direktorat teknis terkait.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
17
![Page 18: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/18.jpg)
Kegiatan Belajar 2
C. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan
sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana dimuat dalam
Standar Isi.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007
Tabel 01. Kalender Pendidikan Semester I
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah1 Juli 2006 2 12 2 14
2 Agustus 2006 4 26 4 1 31
3 Septmber 06 4 25 4 1 30
4 Oktober 2006 0 2 17 3 5 3 30
5 November 06 3 16 4 10 30
6 Desember 06 4 24 4 28
7 Januari 2007 3 16 5 2 6 29
8 Jumlah 20 121 17 3 28 4 6 3 10 194
18
![Page 19: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/19.jpg)
Tabel 02. Kalender Pendidikan Semester II
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah
1 Januaro
2007
0 1 1
2 Februari
2007
4 23 4 1 28
3 Maret 2007 4 26 4 1 31
4 April 2007 3 23 2 4 1 30
5 Mei 2007 4 25 4 1 30
6 Juni 2007 3 23 4 1 28
7 Juli 2007 0 1 2 12 15
8 Jumlah 18 122 2 23 6 12 163
Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif LU = Libur Umum
HES = Hari Efektif Sekolah LHB = Libur Hari Besar
HEF = Hari Efektif Fakultatif LS = Libur Semester
KTS = Kegiatan Tengah Semester LPP = Libur Permulaan Puasa
LHR = Libur Hari Raya
Contoh: Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3
Agustus 2006 (lihat tabel 03 pada halaman 20 berikut)
19
![Page 20: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/20.jpg)
Tabel 03. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007
No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN1 Permulaan Tahun Pelajaran 17-19 Juli 2006 Masa Orientasi Siswa (MOS)2 Permulaan Kegiatan Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK
20 Juli 2006 Dilaksanakan setelah masa orientasi
3 Hari belajar sekolah efektif Semester I
20 Juli s/d 22 Desember 2006
Hari belajar efektif 112 hari
4 Kegiatan Tengah Semester 18, 19, 20, 21 Oktober 2006
Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi
5 Penyerahan buku laporan semester I
23 Desember 2006 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester
6 Libur semester I 25 Desember s/d 6 Januari 2007
14 hari kalender
7 Hari belajar sekolah efektif semester II
8 Januari s.d. 15 Juni 2007
Hari belajar efektif 122 hari
8 Kegiatan Tengah semester II 26, 27, 28, 29 Maret 2007 Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi
9 Penyerahan buku laporan semester II
16 Juni 2007 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester
10 Libur semester II 17 Juni s.d. 30 Juni 2007 14 hari kalender11 Libur akhir tahun pelajaran 1 Juli s.d. 14 Juli 2007 14 hari kalender
12 Ujian akhir NasionalSD/MI, SDLBSMOP/MTS, SMPLBSMA/MA, SMALB, SMKSMK (komponen produktif)
Minggu ke dua Juni 2007Minggu pertama Juni 2007 Minggu ke dua Mei 2007Bulan Januari 2007
UAS dan UAN untuk seluruh jenjang pendidikan. Mengacu kepada Kepmen dan SK Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
13 Sosialisasi penerimaan siswa baru Akhir Juni 2007 Mengikuti SK Kepala Dainas Pendidikan Kab/Kota
14 Pendaftaran calon siswa baru Akhir Juni s.d. Juli 2007 Mengikuti SK Kepala Dinas15 Pengumuman penerimaan siswa
baruMinggu ke dua dan ke tiga bulan Juli 2007
161718
Akhir tahun pelajaran 2006/2007Permulaan tahun pelajaran 2007/2008Lain-lain
14 Juli 200716 Juli 2007
Akhir Minggu ke duaAwal minggu ke tigaKelebihan hari belajar efektif agar dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Kepala Dinas PendidikanProvinsi Bali
Ttd.TIA Kusuma Wardhani, SH, MM.Pembina Utama MudaNIP. 600007544
20
![Page 21: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/21.jpg)
Kegiatan Belajar 3
D. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam menyusun KTSP, harus mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Konteks
a. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai
acuan dalam penyusunan KTSP
b. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, sarana prasarana, biaya, dan program-
program.
c. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya.
2. Mekanisme Penyusunan KTSP
a. Tim Penyusun.
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru, konselor,
dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun,
melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi
dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat
kabupaten/kota untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK,
terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di
dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan
SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Di dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan.
21
![Page 22: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/22.jpg)
b. Kegiatan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya
sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggrakan dalam
jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah
yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim
penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas
tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK, dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat stauan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite
sekolah dan diketahui oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan.
22
![Page 23: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/23.jpg)
E. Format KTSP
1. Contoh Format KTSP
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangB. LandasanC. PengertianD.Tujuan PendidikanE. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum3. Acuan Operasional
BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi sekolahB. Misi sekolahC. Tujuan sekolah
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum B. Muatan kurikulum
1. Mata pelajaran dan alokasi waktu2. Muatan lokal3. Kegiatan pengembangan diri4. Pengaturan beban belajar5. Ketuntasan belajar6. Kenaikan kelas dan kelulusan7. Pendidikan kecakapan hidup8. Kalender Pendidikan
BAB IV. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Standar KompetensiB. Kompetensi DasarC. Standar Kompetensi lulusan
23
![Page 24: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/24.jpg)
2. Contoh KTSP SD/MI
(dikutip dari hasil Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru SD/MI Kelas VI Kab. Buleleng, tgl. 7-16 Nopember 2006)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum adalah merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan dengan kondisi, potensi daerah,
satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan dengan mengoptimalkan potensi sekolah, daerah serta
karakteristik peserta didik.
Landasan KTSP mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum Satuan Pendidikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh Satuan
Pendidikan dengan mengacu pada standar isi sesuai dengan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan serta
berpedoman pada Panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP ini digunakan sebagai acuan satuan pendidikan Sekolah Dasar se
Kabupaten Buleleng dalam upaya menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
24
![Page 25: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/25.jpg)
B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
1. Visi Sekolah
Unggul dalam mutu yang berdasarkan IMTAK dan IPTEK berpijak pada budaya
bangsa.
Indikator Visi:
a. Unggul dalam perolehan UAN/UAS
b. Unggul dalam persaingan masuk SLTP pavorit
c. Unggul dalam lomba aktivitas dan kreativitas
d. Unggul dalam prestasi olah raga dan seni di sekolah, Kecamatan, Kabupaten,
dan Provinsi
e. Unggul dalam keagamaan, sopan santun, dan budi pekerti
f. Unggul dalam ketuntasan 3 R, membaca, menulis, berhitung (calistung)
2. Misi Sekolah
a. Melaksanakan KBM bercirikan PAKEM untuk mendapatkah hasil yang
optimal
b. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara sehat kepada warga
sekolah
d. Membangkitkan minat anak untuk bersaing dalam aktivitas dan kreativitas.
e. Melatih kedisiplinan anak dalam bertingkah laku, meningkatkan pemahaman
ajaran agama dan meningkatkan budi pekerti.
f. Mendorong dan menumbuhkembangkan minat siswa untuk senang membaca,
menulis dan berhitung.
3. Tujuan Sekolah
Sampai dengan tahun 2009 (tiga tahun) terhitung sejak tahun 2006/2007
diharapkan tercapainya hal berikut.
a. Meraih rata-rata NUAM:...............; dengan NUAM
tertinggi .................................sehingga setiap tahun diharapkan
peningkatannya...........
b. Mampu bersaing dalam melanjutkan ke SMP pavorit
c. Mampu bersaing dalam lomba aktivitas dan kreativitas
25
![Page 26: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/26.jpg)
d. Memiliki tim olah raga atletik yang siap tanding
e. Memenangkan Tari Bali dalam setiap Porseni
f. Semua warga sekolah berperilaku sopan dan berbudi pekerti luhur.
C. Landasan Hukum
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Premendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas 22 dan
23 Tahun 2006.
D. Pengertiasn KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi
Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi,
Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar.
E. Tujuan Penyusunan KTSP
Tujuan yang diharapkan sekolah, antara lain:
1. Memiliki KTSP yang lengkap
2. Terselenggaranya proses pembelajaran secara konstruktivisme
3. Memiliki SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal)
4. Memiliki tenaga kependidikan yang profesional dengan kualifikasi minimal
D4/S1
26
![Page 27: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/27.jpg)
5. Mempunyai acuan standar pengelolaan pendidikan secara proporsional
6. Tersedianya sumber pendanaan dan sumber daya untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran
7. Tersedianya secara bertahap sarana dan prasarana yang berkualitas
8. Mencapai tingkat kelulusan yang sesuai dengan standar nasional secara bertahap.
BAB II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk
SD/MI/SDLB/Paket A
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelemahan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitarnya secara logis, kritis, dan
kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman, dan memanfaatkan
waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
27
![Page 28: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/28.jpg)
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar Kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) terdiri dari kelompk-
kelompok mata pelajaran:
1. Agama dan Akhlak Mulia
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Estetika
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
C. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK_KMP) untuk satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A sebagai berikut
1. SK-KMP AGAMA DAN AKHLAK MULIA SD/MI/SDLB/Paket A
a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
b. Menunjukkan sikap jujur dan adil
c. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya
d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, bugar, sehat, aman, dan memanfaatkan
waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya
f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan
2. SK-KMP KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN (SD/MI/SDLB/ Paket A)
a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
b. Mematuhi aturan-aturan sosial yeng berlaku dalam lingkungannya
c. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya
d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
28
![Page 29: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/29.jpg)
e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
g. Berkomunikasi secara santun
h. Menunjukkan kegemaran membaca
i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang
j. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan
budaya lokal.
3. SK-KMP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (SD/MI/SDLB/Paket A)
a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara
logis, kritis, dan kreatif
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung
g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
4. SK-KMP ESTETIKA (SD/MI/SDLB/Paket A)
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
5. SK-KMP JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (SD/MI/SDLB/
Paket A)
a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar,
aman, dan memanfaatkan waktu luang
29
![Page 30: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/30.jpg)
b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber
daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang.
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
30
![Page 31: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/31.jpg)
BAB III. MATERI KTSP
A. Struktur dan Muatan Kurikulum SD/MI
Tabel 04. Kurikulum SD/MI
KOMPONEN KELAS DA ALKASI WAKTUI II III IV, V, VI
A. Mata Pelajaran:1. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Ilmu Pengetahuan Alam6. Ilmu Pengetahuan Sosial7. Seni Budaya dan Keterampilan8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
32
55434
4
B. Muatan Lokal:1. Bahasa Bali2. Bahasa Inggris3. Muatan lokal pilihan (menganyam, mejejahitan)
222
C. Pengembangan Diri 2 JUMLAH 28 29 30 38
1. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
potensi yang tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan SK dan
31
![Page 32: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/32.jpg)
KD untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.
Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
2. Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan Diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi oleh dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan
yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial ,masalah belajar, dan pengembangan karir peserta didik,
kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.. Khusus untuk
sekolah menengah kejuruan, kegiatan pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karir. Pengembangan diri untuk satuan
pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian
sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, sehingga penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
B.Pengaturan Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester.
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI melaksanakan program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
32
![Page 33: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/33.jpg)
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan untuk SD/MI/SDLB
berlangsung selama 35 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap
satuan pendidikan adalah sebagai berikut: jumlah jam pelajaran tatap muka per minggu
untuk SD/MI/SDLB:
1. Kelas I sd. Kelas III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran.
2. Kelas IV sd. Kelas VI adalah 34 jam pembelajaran.
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB sebagai berikut.
Tabel 05. Beban Belajar di SD/MI/SDLB
Kelas Satu jam pembelajaran tatap muka
Jumlah jam pembelajaran per minggu
Minggu efektif per tahun ajaran
Waktu pembelajaran per tahun
Jumlah per tahun @ 60 menit
I sd. III 35 26-28 34-38 884-1064 jam pembelajaran(30940-37240 menit)
516-621
IV-VI 35 32 34-38 1088-1216 jam pembelajaran(38080-42560)
635-709
C. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKMB)
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penetapan SKBM adalah sebagai
berikut.
1. Tingkat Esensial Materi Pelajaran
Kriteria tingkat esensial materi pelajaran adalah sebagai berikut.
E1 Materi tersebut sangat terkait langsung dengan kompetensi dasar
E2 Materi tersebut merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh siswa
E3 Tingkat aplikasi materi tersebut, tinggi
E4 Materi tersebut dapat memotivasi siswa
33
![Page 34: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/34.jpg)
E5 Materi tersebut merupakan syarat bagi materi selanjutnya
E6 Materi tersebut memiliki nilai keilmuan yang tinggi
E7 Materi tersebut berhubungan dengan lingkungan
E8 Materi tersebut merupakan prioritas pembangunan
2. Tingkat Kompleksitas
K1 Materi tersebut merupakan ranah kognitif tingkat tinggi
K2 Materi tersebut merupakan konsep abstrak
K3 Kurang contoh yang ada untuk menjelaskan materi tersebut
K4 Materi tersebut banyak menggunakan istilah asing
K5 Dukungan media dan sarana terhadap materi tersebut, kurang
K6 Materi tersebut menggunakan bahasa sajian yang sulit dipahami.
3. Daya Dukung Sekolah
D1 Menyangkut penyediaan sarana
D2 Menyangkut tersedianya buku pelajaran
D3 Menyangkut tersedianya buku penunjang
D4 Menyangkut tersedianya media pembelajaran
D5 Menyangkut hubungan dengan komite sekolah/madrasah
4. Intake (masukan nilai yang ada)
Untuk kelas I intakenya adalah nilai TK/RA
Untuk kelas II intakenya adalah nilai di kelas I
Untuk kelas III intakenya adalah nilai di kelas II
Untuk kelas IV intakenya adalah nilai di kelas III
Untuk kelas V itakenya adalah nilai di kelas IV
Untuk kelas VI intakenya adalah nilai di kelasV
Ketentuan Pensekoran
1. Tingkat Esensial Materi
Sangat esensial 2
Materi dianggap sangat esensial jika memenuhi paling sedikit 6 kriteria esensial
Cukup esensial 1
Materi dianggap cukup esensial jika memenuhi 4-5 kriteria esensial.
34
![Page 35: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/35.jpg)
2. Tingkat Kerumitan Materi
Sulit 3
Materi dianggap sulit bila memenuhi paling sedikit 54 kriteria sulit
Sedang 2
Materi dianggap sedang bila memenuhi 3-4 kriteria sulit
Rendah 1
Materi dianggap rendah bila memenuhi paling sedikit 2 kriteria
3. Daya Dukung Sekolah
Daya dukung sekolah tinggi : 3
Daya dukung sekolah sedang : 2
Daya dukung sekolah rendah : 1
4. Intake (masukan nilai siswa)
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
D. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP
19/tahun 2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
dasar dan menengah setelah memenuhi syarat berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran
pengetahuan dan teknologi, dan
4. Lulus Ujian Nasional.
35
![Page 36: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/36.jpg)
E. Kalender Pendidikan
Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007
Tebel 06. Kalender Pendidikan Semester I
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah
1 Juli 2006 2 12 2 14
2 Agustus 2006 4 26 4 1 31
3 Septmber 06 4 25 4 1 30
4 Oktober 2006 0 2 17 3 5 3 30
5 November 06 3 16 4 10 30
6 Desember 06 4 24 4 28
7 Januari 2007 3 16 5 2 6 29
8 Jumlah 20 121 17 3 28 4 6 3 10 194
Tebel 07. Kalender Pendidikan Semester II
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHB LS LPP LHR Jmlah
1 Januaro 2007 0 1 1
2 Februari 2007 4 23 4 1 28
3 Maret 2007 4 26 4 1 31
4 April 2007 3 23 2 4 1 30
5 Mei 2007 4 25 4 1 30
6 Juni 2007 3 23 4 1 28
7 Juli 2007 0 1 2 12 15
8 Jumlah 18 122 2 23 6 12 163
Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif LU = Libur UmumHES = Hari Efektif Sekolah LHB = Libur Hari BesarHEF = Hari Efektif Fakultatif LS = Libur SemesterKTS = Kegiatan Tengah Semester LPP = Libur Permulaan PuasaLHR = Libur Hari Raya
36
![Page 37: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/37.jpg)
Contoh: Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3 Agustus 2006).
Tabel 08. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 Permulaan Tahun Pelajaran 17-19 Juli 2006 Masa Orientasi Siswa (MOS)2 Permulaan Kegiatan Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK
20 Juli 2006 Dilaksanakan setelah masa orientasi
3 Hari belajar sekolah efektif Semester I
20 Juli s/d 22 Desember 2006
Hari belajar efektif 112 hari
4 Kegiatan Tengah Semester 18, 19, 20, 21 Oktober 2006
Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi
5 Penyerahan buku laporan semester I 23 Desember 2006 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester
6 Libur semester I 25 Desember s/d 6 Januari 2007
14 hari kalender
7 Hari belajar sekolah efektif semester II
8 Januari s.d. 15 Juni 2007
Hari belajar efektif 122 hari
8 Kegiatan Tengah semester II 26, 27, 28, 29 Maret 2007
Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata, lomba kreatifitas pengembangan bakat dan prestasi
9 Penyerahan buku laporan semester II 16 Juni 2007 Dilaksanakan pd hari kerja satu hari sebelum libur semester
10 Libur semester II 17 Juni s.d. 30 Juni 2007
14 hari kalender
11 Libur akhir tahun pelajaran 1 Juli s.d. 14 Juli 2007 14 hari kalender
12 Ujian akhir NasionalSD/MI, SDLBSMOP/MTS, SMPLBSMA/MA, SMALB, SMKSMK (komponen produktif)
Minggu ke dua Juni 2007Minggu pertama Juni 2007 Minggu ke dua Mei 2007Bulan Januari 2007
UAS dan UAN untuk seluruh jenjang pendidikan. Mengacu kepada Kepmen dan SK Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
13 Sosialisasi penerimaan siswa baru Akhir Juni 2007 Mengikuti SK Kepala Dainas Pendidikan Kab/Kota
14 Pendaftaran calon siswa baru Akhir Juni s.d. Juli 2007
Mengikuti SK Kepala Dinas
15 Pengumuman penerimaan siswa baru Minggu ke dua dan ke tiga bulan Juli 2007
161718
Akhir tahun pelajaran 2006/2007Permulaan tahun pelajaran 2007/2008Lain-lain
14 Juli 200716 Juli 2007
Akhir Minggu ke duaAwal minggu ke tigaKelebihan hari belajar efektif agar dimanfaatkan untuk kegiatan
37
![Page 38: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/38.jpg)
pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali
F. Pendidikan Kecakapan Hidup
Mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran,
meliputi: berpikir kritis, berpikir logis, komitmen, mandiri, percaya diri, tanggung jawab,
menghargai dan menilai diri, menggali dan mengolah informasi, mengambil keputusan,
bekerjasama, mengendalikan emosi, interaksi dalam kelompok, mengelola konflik,
berpartisipasi, membudayakan sikap sportif, disiplin, membudayakan hidup sehat,
mendengar, berbicara, membaca, kecakapan menuliskan pendapat/gagasan, bekerjasama
dengan teman sekerja, kecakapan memimpin, menguasai pengetahuan, dan lain-lain.
38
![Page 39: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/39.jpg)
BAB IV. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Tabel 09. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara1.2. Menceritrakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara1.3. Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia
2.1. Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada2.2. Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen2.3. Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah
Tabel 10. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, Semester II
Standar Kompoetensi Kompetensi Dasar3. Memahami peran Indonesia
dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara
3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara Asia Tenggara
3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara Asia Tenggara
4. Memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi
4.1 Menjelaskan politik luar negrri Indonesia yang bebas da aktif
4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri Indonesia dalam percaturan internasional.
Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan soaial yang berlaku dalam lingkungan
39
![Page 40: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/40.jpg)
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/ pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan
berhitung.
40
![Page 41: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/41.jpg)
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
41
![Page 42: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/42.jpg)
BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mampu mengembangkan silabus lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan tuntutan
situasi, jaman, dan kebutuhan peserta didik
Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian silabus
2. menguraikan prinsip-prinsip pengembangan silabus
3. mengkaji format silabus
4. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI
Kegiatan Belajar 1
A. Prinsi-prinsip Pengembangan Silabus
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) didasari oleh
kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai potensi daerah dalam rangka meningkatkan
kualitas satuan pendidikan baik di bidang akademis maupun non akademis. Selain itu
KTSP diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk menstandarisasi isi atau content
silabus maupun kompetensi lulusan yang diharapkan secara nasional. Hal ini dianggap
perlu mengingat pengembangan kurikulum di masing-masing daerah didasari oleh
prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
42
![Page 43: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/43.jpg)
2. Mempertimbangkan keragaman karakteristik peserta didik, gender, latar
belakang (agama, adat istiadat, budaya, status sosial, ekonomi), kondisi daerah.
3. Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Mencakup keseluruhan dimensi kompetensi dan berlangsung secara
berkesinambungan.
5. Berorientasi pada belajar sepanjang hayat (long life education)
6. Memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut memberi peluang variasi
kurikulum disetiap daerah di Indonesia, namun tetap dalam kerangkan NKRI. Oleh sebab
itu, dianggap perlu adanya suatu pedoman pengembangan silabus (sebagai garis besar
pedoman pembelajaran) yang bisa diterapkan di tiap daerah sehingga tercipta adanya
standar isi dan kompetensi lulusan di seluruh Indonesia.
Kajian pada modul ini bertujuan untuk membahas alternatif pedoman pengembangan
silabus dengan berpedoman kepada prinsip penyusunan KTSP yang telah dirancang oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
B. Pengertian Silabus dan Kompetensi
Dalam konteks KTSP, silabus dijelaskan sebagai penjabaran standar kompetensi
dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006). Kamus khusus pendidikan
mendefinisikan silabus sebagai garis besar (outline) suatu mata pelajaran / mata kuliah /
kursus tertentu yang mencakup tujuan yang ingin dicapai, materi, strategi belajar dan
mengajar, alokasi waktu, dan metode penilaian hasil pembelajaran (Shafritz dkk., 1998).
Dua definisi silabus ini menunjukkan kesamaan bahwa silabus merupakan penjabaran
dari apa (kompetensi), mengapa (tujuan, indikator), bagaimana (strategi), dengan apa
(materi) dan berapa lama (waktu). Dengan kata lain, silabus merupakan pedoman
lengkap bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas.
Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kompetensi bisa
dilihat sebagai inti dari silabus. Menurut Hagan dkk. (1993), kompetensi mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Deskripsi dari apa yang bisa / mampu dilakukan oleh seorang pebelajar diakhir
pelajaran / kuliah / kursus
43
![Page 44: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/44.jpg)
2. Pernyataan tentang bagaimana pebelajar diharapkan mencapai kompetensi yang
sudah direncanakan
3. Kesatuan yang terdiri atas berbagai elemen, kriteria perilaku, ubahan dan contoh
bacaan dan tugas-tugas sekolah.
Sesuai dengan definisi silabus dalam konteks KTSP, kompetensi merupakan aspek
utama dimana semua unsur lain dalam silabus harus mendukung pencapaian kompetensi
tersebut.
Kompetensi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Standar Kompetensi (core competence)
2. Kompetensi Dasar (basic competence)
Yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang
harus dikuasai seseorang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu
melakukan suatu peran, pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud
dapat ditampilkan / didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang
tersebut (Tim PSABK & KPT DIKTI, 2005).
Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan
sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar
kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman Kanak-
Kanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan
potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus
dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses
atau program.
Kegiatan Belajar 2
C. Format Silabus
Beberapa format silabus yang diterapkan sejak tahun 2000 hingga sekarang,
Indonesia sudah menerapkan beberapa format pengembangan silabus. Masing masing
format akan dikaji sebagai berikut.
!. Pengembangan Silabus Tahun 2000
Penyempurnaan Kurikulum 1994 yang direalisasikan menjadi Kurikulum 2000
menerapkan format pengembangan silabus sebagai berikut:
44
![Page 45: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/45.jpg)
Tujuan Instruksional
Tema / Sub Tema
Jabaran Materi / Ketrampilan
Contoh Pengembangan Materi
Kegiatan Belajar Mengajar
Pada format di atas, silabus belum mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu.
Tujuan hanya dirumuskan secara operasional dimana indikator pencapaian masih lebih
ditekankan pada perubahan sikap (behaviour) pebelajar. Sebagai contoh, berikut
dikutipkan sebuah tujuan instruksional dari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
kelas 3 SMA.
Tujuan Instruksional (untuk ketrampilan membaca)
Siswa memiliki kemampuan membaca berbagai jenis wacana tertulis: narasi, deskripsi,
percakapan dan argumentasi maupun berbagai jenis wacana khusus seperti formulir,
daftar isi, index, pengumuman, selebaran, brosur, dll.
Dalam kegiatan membaca, tujuan instruksional lebih dijabarkan menjadi:
1) mampu menemukan informasi khusus
2) mampu menemukan pikiran utama dari sebuah wacana
3) mampu menemukan ide utama yang tersurat
4) mampu menemukan ide utama yang tersirat
5) mampu menebak arti kata secara kontekstual
6) dll.
Rumusan tujuan tersebut di atas mencerminkan orientasi kurikulum yang masih
sebatas kemampuan berbahasa (language ability) terbatas dan tidak melibatkan adanya
suatu ketrampilan berbahasa (language skills) maupun sikap berbahasa (language attide)
yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran meyeluruh dan sepanjang hayat
seperti yang dimaksud dalam KTSP di atas.
2. Pengembangan Silabus Tahun 2002
Sejak diperkenalkannya KBK, penerbit berlomba-lomba mengintrepretasikan
KBK tersebut melalui silabus mata pelajaran yang disertai dengan buku ajar yang
mencerminkan silabus tersebut. Salah satu contoh adalah terbitan Grasindo (2002)
menampilkan format sebagai berikut.
Basic Core Essential Students’ competencies and Methods Time
45
![Page 46: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/46.jpg)
Competencies Material Material presented
achievement indicators (Cognitive, Skill, Attitude)
Yang membedakan format silabus ini dari silabus sebelum masa KBK di atas
adalah adanya kompetensi dasar (basic competencies), kompetensi siswa (students’
competencies) dan indikator pencapaian (achievement indicators). Tetapi pada prinsipnya
Silabus 2000 dan 2002 masih menekankan pada materi dan komponen silabus yang lebih
banyak berorientasi pada materi tersebut daripada pada kompetensi.
3. Pengembangan Silabus Tahun 2005
Pada tahun 2005, dimana ‘Competence-Based Curriculum’ sudah diterapkan,
format silabus baru telah disusun dan diperkenalkan oleh Tim Pengembang Sistem
Asesmen Berbasis Kompetensi sebagai berikut:
Standar Kompetensi
Indikator Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Sumber Belajar
Alokasi Waktu
Dalam format ini, indikator pencapaian dicantumkan setelah rumusan standar
kompetensi ditetapkan. Materi diajarkan melalui kegiatan yang dirancang dalam bentuk
pengalaman belajar.
4.. Pengembangan Silabus Tahun 2006
Pada tahun 2006, Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) meluncurkan
format silabus yang tidak terlalu jauh berbeda dengan format di atas sebagai berikut.
Contoh Format 1.
Nama Sekolah : SDN No. 1 Singaraja
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan
kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
provinsi.
46
![Page 47: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/47.jpg)
Kompetensi Dasar :2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
penggunaannya
Alokasi Waktu : 12 x 35 menit
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Bahan/
Alat
Pengembangan
teknologi produksi,
komunikasi, dan
transportasi
1. Mencari
hubungan cara
memproduksi
tahu di Singaraja
pada masa lalu
dan masa kini
2. dan seterusnya
1. Memban-
dingkan jenis-jenis
teknologi untuk
produksi yang
digunakan oleh
masyarakat pada
masa lalu dan masa
sekarang
2. dan selanjutnya
Tes tertulis:
uraian tentang
perkembangan
teknologi
produksi
4 x 35
menit
Gambar alat
produksi
“tahu”
Contoh Format 2
Nama Sekolah : SMPN No.X Padang Sumatera Barat
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semster : VII/1
I. Standar Kompetensi : Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
II. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan,
adapt istiadat, peraturan, yang berlaku dalam
masyarakat.
III. Materi Pokok/Pembelajaran: Sikap positif terhadap norma-norma, kebiasaan, adapt
istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat.
IV. Kegiatan Pembelajaran : 1. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang norma-
47
![Page 48: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/48.jpg)
norma yang berlaku dalam masyarakat dalam Minang
Kabau
2.Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dalam
Minang Kabau
3. Mencari dari berbagai sumber tentang adap-istiadat
yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
4. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
peraturan yang berlaku dalam masyarakat Minag
Kabau
5. Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
6. Mencari informasi tentang akibat dari tidak mematuhi
norma-norma, kebiasaan, adapt-istiadat, peraturan yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
7. Membuat laporan
V. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan
yang berlaku dalam masyarakat
2. Menjelaskan paengertian kebiasaan dan adapt-istiadat
yang berlaku dalam masyarakat
3. Memberi contoh norma-norma , kebiasaan, adapt-
istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
4. Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adapt-
istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat
VI. Penilaian : Tes tertulis dalam bentuk uraian
Perilaku siswa dalam bentuk laporan
VII. Alokasi Waktu : 4 x 40 menit.
VIII. Sumber Belajar : Buku Tks PKn Kelas VII
Perpustakaan
Narasumber
48
![Page 49: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/49.jpg)
Kedua contoh format silabus di atas berpedoman pada pencapaian kompetensi
tertentu yang diukur melalui indikator yang sesuai. Proses pembelajaran berlangsung
melalui kegiatan dan pengalaman belajar dimana pebelajar disediakan konteks belajar
‘learning by doing’ atau ’kontekstual’ sehingga mereka diharapkan memiliki
pengetahuan, ketrampilan sekaligus sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang
diacu.
Perbedaan antara kedua format tersebut adalah pada bentuk format, yakni yang
pertama dengan matrik dan yang kedua tidak dengan matrik, tetapi ditulis ke bawah.
Silabus dari Tim PSABK sepertinya lebih menekankan proses belajar dengan berbagai
kegiatan, assignment atau tasks yang didesain guru untuk dikerjakan oleh pebelajar baik
secara individual ataupun secara berkelompok. Istilah pengalaman belajar yang dipakai
dalam format kedua lebih menekankan pada proses belajar yang lebih bersifat interaktif
karena melibatkan interaksi antara siswa dengan materi maupun siswa dengan siswa.
Pengalaman belajar juga mengandung makna proses pembelajaran dimana peserta didik
mengalami belajar cara belajar (learn how to learn) yang sesuai dengan salah satu
prinsip penyusunan kurikulum yaitu belajar sepanjang hayat.
Format silabus tahun 2005 dan format yang disarankan oleh BNSP tahun 2006,
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan format silabus 2005 adalah
pencantuman indikator yang langsung setelah standar kompetensi sehingga
pengembangan silabus dengan format ini akan mengikuti alur berpikir dimana ada
hubungan sebab akibat antara kompetensi dan indikator. Dengan kata lain baik
kompetensi dan strategi menilai keberhasilan tersebut (indikator) terpikirkan secara
bersamaan. Kekuatan lain yaitu materi diajarkan melalui pengalaman belajar sehingga
peserta didik tidak hanya belajar tentang materi tetapi juga pengalaman menyesuaikan
strategi dengan konteks belajar. Adapun kelemahan format ini adalah pemakaian standar
kompetensi yang bermakna umum menjadi rancu dengan istilah kompetensi dasar yang
merupakan komponen yang lebih dekat dengan konteks proses belajar.
Format silabus 2006 dari BNSP memiliki kekuatan pada penggunaan ‘kompetensi
dasar’ sebagai acuan pengembangan komponen silabus. Selain itu adanya komponen
penilaian untuk menyimpulkan seberapa berhasil proses belajar yang dialami oleh peserta
didik. Tetapi kelemahannya adalah jauhnya jarak antara penetapan kompetensi dasar dan
49
![Page 50: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/50.jpg)
indikator dan penilaian sehingga ada kemungkinan keterkaitan antara kompetensi dan
keberhasilan menjadi agak renggang.
Dari jenis-jenis format pengembangan silabus di atas, dapat disimpulkan bahwa
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, perbedaan
istilah yang digunakan seperti misalnya standar kompetensi, kompetensi dasar,
kompetensi pencapaian, dsb-nya bisa mengakibatkan misinterpretasi sehingga
berpengaruh terhadp proses belajar dan mengajar. Untuk itu, perlu adanya suatu pedoman
baku yang mudah dipahami dan dijadikan dasar pengembangan silabus oleh para guru
atau kelompok guru. Berikut adalah pengembangan silabus dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan silabus-silabus sebelumnya.
Untuk memudahkan para guru dalam mengembangkan atau melaksanakan silabus,
maka seharusnya sebuah silabus mengandung komponen berikut.
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator keberhasilan
4. Cakupan materi / materi pokok
5. Kegiatan dan pengalaman belajar
6. Penilaian
7. Alokasi Waktu
8. Sumber Belajar
Indikator keberhasilan sebaiknya dipikirkan begitu kompetensi dasar dirumuskan.
Dengan demikian akan tercipta relevansi antara kompetensi yang ingin dicapai dan
bagaimana cara menyimpulkan seberapa besar pencapaiannya.
Cakupan materi atau materi pokok memuat batasan materi dari masing-masing
kompetensi dasar.
Kegiatan dan pengalaman belajar maksudnya adalah kegiatan belajar yang dirancang
oleh guru untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara
mengalami secara langsung dan bermakna, baik melalui interaksi dengan siswa lain,
guru, maupun komunitas sekolah dan lingkungan.
50
![Page 51: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/51.jpg)
Penilaian harus dimasukkan juga dalam silabus untuk mejamin adanya kontrol dan
evaluasi terhadap proses belajar yang dialami siswa.
Alokasi waktu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan serta komponen silabus yang
lain.
Sumber belajar (baik berupa buku teks dan bahan cetakan lainnya, guru tamu,
media massa, praktisi) perlu dicantumkan dalam silabus secara garis besar untuk
memberi gambaran tentang pengalaman belajar apa yang akan didapat oleh siswa.
Pencantuman sumber belajar akan sangat membantu guru dalam mempersiapkan proses
mengajarnya.
51
![Page 52: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/52.jpg)
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
52
![Page 53: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/53.jpg)
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan berbagai jenis bahan ajar dan media
pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara optimal
Indikator:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. mengkaji lima mata pelajaran di SD/MI
3. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI
Kegiatan Belajar 1
A. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan dinas pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI, semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
53
![Page 54: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/54.jpg)
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-
sekolah dlam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri atas para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.
B. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati dalam pengembangan silabus,
antara lain sebagai berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada Standar Isi (SI), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang harus dikuasai seseorang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu melakukan suatu peran,
pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud dapat ditampilkan /
didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang tersebut (Tim PSABK &
KPT DIKTI, 2005).
Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan
sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar
kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman Kanak-
Kanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan
potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus
dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses
atau program.
54
![Page 55: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/55.jpg)
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah;
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h. alokasi waktu.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Hal-ahal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarkhi konsep
materi pembelajaran.
55
![Page 56: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/56.jpg)
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik,
yaitu kegiatan peserta didik dan materi.
4. Merumuskan Indikator Pencapain Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapain kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dengan kata kerja
operasional (KKO) yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan atau observasi kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian atau
evaluasi diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukaan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, antara lain sebagai berikut.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan pada apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
56
![Page 57: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/57.jpg)
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi
yang dibutuhkan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapain kompetensi dasar.
Kegiatan Belajar 2
C. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing
guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan
memperhatikan masukan hasil evaluasi rencana pembelajaran. Dengan berlakunya
57
![Page 58: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/58.jpg)
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka sekolah dapat mengembangkan
kurikulum setiap saat, misalnya tiap semester atau setiap tahun, setelah diadakan evaluasi
terhadap implementasi kurikulum tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena kemajuan
ilmu, teknologi, dan seni berkembang sangat pesat setiap saat, lebih-lebih dengan adanya
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
D. Latihan Membuat Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI
Berdasarkan pada format silabus pada modul 3, mahasiswa diminta untuk
merancang dan melatih membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI, sesuai dengan
tugas masing-masing. Silabus yang dibuat meliputi mata pelajaran: (1) Bahasa Indonesia,
(2) Matematika, (3) IPA, (4) IPS, dan (5) PKn, pada semua tingkatan kelas dan mencakup
semester ganjil dan semester genap.
58
![Page 59: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/59.jpg)
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
59
![Page 60: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/60.jpg)
BAB V
STANDAR ISI DAN SATANDAR KOMPETENSI LULUSAN
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu mengkaji substansi, cakupan, dan penataan materi ajar dalam
kurikulum lima mata pelajaran.
Indikator Pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan kerangka dasar dan lima kelompok mata pelajaran di SD/MI
2. menjelaskan struktur kurikulum SD/MI
3. menjelaskan standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan
4. menjelaskan standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan
5. menunjukkan kompetensi lima mata pelajaran di SD/MI.
Kegiatan Belajar 1
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 8 ayat (3), pasal 10 ayat (3), pasal 11
ayat (4), pasal 12 ayat (2), dan pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
60
![Page 61: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/61.jpg)
tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006.
Standar Isi pada lampiran Permendiknas tersebut, mencakup Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar: (1) lampiran 1 SD/MI/SDLB; (2) lampiran 2 SMP/MTs/SMPLB:
dan (3) lampiran 3 SMA/MA/SMK/MAK/SMALB. Pada kajian ini, khusus dibahas
lampiran 1 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
SD/MI/SDLB.
Dalam dokumen tentang standar isi sebagaimana dimaksud oleh PP No. 19 Tahun
2005 tersebut, secara keseluruhan mencakup:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan;
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi, dan
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) yang
dibentuk berdasarkan PP. No. 19/2005 tesebut.
II. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
61
![Page 62: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/62.jpg)
Cakupan untuk setiap kelompok mata pelajaran di SD/MI/SDLB disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 11. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok mata pelajaran
Cakupan
1. Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensetivitas, kemampuan mengekspresikan keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisikk serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku
62
![Page 63: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/63.jpg)
seksual bebeas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
B. Struktur Kurikulum SD/MI/SDLB
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SD/MI/SDLB meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi oleh dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
63
![Page 64: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/64.jpg)
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan ”IPA
Terpadu” dan ”IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I sd. III dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada Kelas IV sd. VI dilaksanakan melalaui pendekatan
mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 –
38 minggu.
Struktur kurikulum SD/MI disajiklan pada tabel 12 berikut.
Tabel 12. Struktur Kurikulum SD/MI
KOMPONEN KELAS DA ALKASI WAKTUI II III IV, V, VI
A. Mata Pelajaran:1. Pendidikan Agama2. Pendidikan Kewarganegaraan3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Ilmu Pengetahuan Alam6. Ilmu Pengetahuan Sosial7. Seni Budaya dan Keterampilan8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
32
55434
4
B. Muatan Lokal 2C. Pengembangan Diri 2*) JUMLAH 26 27 28 32
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Kegiatan Belajar 2
III. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semeter.
64
![Page 65: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/65.jpg)
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang danm kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan
sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar pada setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua ini dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah selama 35 menit. Beban
belajar tatap muka per minggu pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah sebagai
berikut:
a. Kelas I sd. III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran,
b. Kelas IV sd. VI adalah 34 jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk satuan pendidikan
SD/MI/SDLB adalah seperti tabel 13 berikut.
Tabel 13. Beban Belajar Tatap Muka Keseluruhan SD/MI/SDLB
Kelas Satu jam pembelajaran tatap muka
Jumlah jam pembelajaran per minggu
Minggu efektif per tahun ajaran
Waktu pembelajaran per tahun
Jumlah per tahun @ 60 menit
I sd. III 35 26-28 34-38 884-1064 jam pembelajaran(30940-37240 menit)
516-621
IV-VI 35 32 34-38 1088-1216 jam
635-709
65
![Page 66: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/66.jpg)
pembelajaran(38080-42560)
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi.Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SD/MI/SDLB diatur sebagai berikut: waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
enam tahun untuk SD/MI/SDLB.
Kegiatan Belajar 3
IV. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006, mengatur tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006, mencakup :
a. SKL Satuan Pendidikan dan Kelompok Mata Pelajaran
b. SKL Mata Pelajaran (Mapel) SD/MI
c. SKL Mapel SMP/MTs
d. SKL Mapel SMA/MA
e. SKL Mapel PLB ABDE
66
![Page 67: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/67.jpg)
f. SKL Mapel SMK/MAK.
Dalam kajian ini, SKL dibatasi pada satuan pendidikan SD/MI, sebagai berikut.
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: (1)
SD/MI/SDLB/Paket A; (2) SMP/MTs/SMPLB/Paket B; (3) SMA/MA/SMALB/Paket C;
dan (4) SMK/MAK. Pada kajian ini, uraian difokuskan pada satuan pendidikan
SD/MI/SDLB/Paket A.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni Pendidikan Dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, selengkapnya adalah:
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
67
![Page 68: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/68.jpg)
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-
kelompok mata pelajaran:
1. Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4. Estetika.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan
berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata
pelajaran, yakni:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan untuk: membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaran, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan untuk:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk:
mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada
68
![Page 69: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/69.jpg)
satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk: membentuk karakter peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan
ini dicapai melaui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,
keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan:
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan
alam, dan muatan lokal yang relevan.
Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk satuan
pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A selengkapnya adalah sebagai berikut.
1. Agama dan Akhlak Mulia, untuk SD/MI/SDLB/Paket A
a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak
b. Menunjukkan sikap jujur dan adil.
c. Mengenal keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.
d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya.
f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia
dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan
tanah air Indonesia.
b. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
69
![Page 70: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/70.jpg)
c. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi di lingkungan sekitarnya.
d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya.
g. Berkomunikasi secara santun.
h. Menunjukkan kegemaran membaca.
i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
j. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni
dan budya lokal.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan
sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan
bimbingan guru/pendidik.
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitar.
f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis
dan berhitung.
g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
4. Estetika
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
70
![Page 71: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/71.jpg)
a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk
menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.
Kegiatan Belajar 4
C. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran untuk SD/MI
1. Pendidikan Agama Islam SD/MI
a. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat
pendek dalam Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-’Alaq.
b. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah
sampai iman kepada Qadha dan Qadar.
c. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku
tercela.
d. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai
zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji.
e. Menceritrakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan
menceritrakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.
2. Pendidikan Agama Kristen SD
a. Memahami kisah Allah melalui keberadaan dirinya.
b. Menanggapi kasih Allah dengan mengasihi orang tua, keluarga, dan
teman.
c. Beribadah kepada Tuhan sebagai ucapan syukur melalui doa dan
membaca Alkitab.
d. Memelihara ciptaan Allah lainnya dalam hidup sehari-hari.
3. Pendidikan Agama Katolik SD
a. Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai
karunia Tuhan dan mengungkapkan rasa syukurnya dengan berdoa, bernyanyi
serta melakukan perbuatan-perbuatan nyata.
71
![Page 72: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/72.jpg)
b. Peserta didik memahami dan mencintai Allah sebagai Bapa Pencipta
dan Penyelenggara seperti dikisahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru dan meneladani Yesus Kristus sebagai Penyelamat hidup umat
manusia.
c. Peserta didik memahami Gereja sebagai persekutuan Umat Allah
dan sebagai Sakramen keselamatan yang diutus ke dalam dunia dan Roh Kudus
yang diutus Yesus sebagai jiwa Gereja yang senantiasa menyertainya.
d. Peserta didik memahami hidup beriman yang terlibat dalam
masyarakat sebagai perwujudan imannya.
4. Pendidikan Agama Hindu SD
a. Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Maha
Pencipta, Tri Murti, Tri Purusa dan Cadhu Sakti.
b. Memahami ajaran Panca Sradha dan Tri Sarira.
c. Memahami ajaran Susila yang meliputi: Tri Kaya Parisudha, Tri Mala, Catur
Paramita, Tri Parartha, Panca Yama, Panca Nyama Bratha, Catur Guru, Dasa
Yama, dan Dasa Bratha dalam kehidupan sehari-hari
d. Mendemonstrasikan pemahaman sikap-sikap sembahyang Tri Sandhya dan sarana
sembahyang.
e. Menerapkan Panca Yadnya secara Nitya Karma dan Naiminika Karma dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Memahami Weda sebagai kitab suci dan wahyu Sang Hyang Widhi (Tuhan) .
g. Memahami orang suci agama Hindu dan tugas dan kewajibannya orang suci.
h. Memahami hari-hari suci keagamaan dan dasar-dasar hari suci (Wariga).
i. Mengenal pemimpin yang baik dan patut diteladani di wilayahnya.
j. Memahami Bhuana Agung dan Bhuana Alit
k. Memahami tari-tari Keagamaan, lagu-lagu kerohanian (Yadnya), dan sejarah
perkembangan Hindu sebelum dan sesudah kemerdekaan.
5. Pendidikan Agama Budha SD
a. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan
kebijaksanaan (pama).
72
![Page 73: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/73.jpg)
b. Memiliki kemampuan dasar untuk memahami dan meyakini agamanya
sertta menerapkannya dalam bertutur, berbuat, dan berperilaku.
c. Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti isinya.
d. Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan
masing-masing aliran.
e. Meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para
siswa utama Buddha.
f. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk
memecahkan masalah.
g. Memahami sejarah kehidupanBuddha Gotama.
h. Memahami lambang-lambang agama Buddha.
i. Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan
pendidikan di SMP.
6. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI
a. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.
b. Memahami dan menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah.
c. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah.
d. Memahami hidup tertib dan gotong-royong.
e. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis.
f. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti korupsi dalam
kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
g. Memahami sistem pemerintahan, baik pada tingkat daerah maupun pusat.
h. Memahami makna keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, dengan
kepatuhan terhadap undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
dan menghargai keputusan bersama.
i. Memahami dan menghargai nilai-nilai kejuangan bangsa.
j. Memahami hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga dan politik luar
negeri.
7. Bahasa Indonesia SD/MI
a. Mendengarkan; Memahami wacana lisan berbentuk perintah,
penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa
73
![Page 74: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/74.jpg)
dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama,
pantun dan cerita rakyat.
b. Berbicara: Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan
sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa
dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil
pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk
dongeng, pantun, drama, dan puisi.
c. Membaca: Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami
wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.
d. Menulis: Melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan,
ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita,
puisi, dan pantun.
8. Matematika SD/MI
a. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan
sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
b. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan
sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
c. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,
volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
d. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
e. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,
gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rerata hitung, modus, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
74
![Page 75: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/75.jpg)
f. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan.
g. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
9. Ilmu Pengetahuian Alam SD/MI
a. Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan
hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.
b. Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan
dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
c. Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan
tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup.
d. Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,
perubahan wujud benda, dan kegunaannya.
e. Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya.
f. Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan
perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan
manusia.
10. Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI
a. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap
saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
b. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.
c. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku
bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
d. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota, dan provinsi.
e. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional,
keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
f. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
75
![Page 76: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/76.jpg)
g. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara
di Asia Tenggara serta benua-benua.
h. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan
negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana
alam.
i. Memahami peranan Indonesia di era global.
11. Seni Budaya dan Keterampilan SD/MI
a. Seni Rupa
1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa terapan
melalui gambar ilustrasi dengan tema benda alam yang ada di daerah setempat.
2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa murni
melalui pembuatan relief dari bahan plastisin/tanah liat yang ada di daerah
setempat.
3. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara
dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi bertema hewan,
manusia dan kehidupannya serta motif hias dengan teknik batik.
4. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara
dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi dengan tema bebas.
5. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara
melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi daerah setempat.
b. Seni Musik
1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan
memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam lagu daerah dan wajib dengan
iringan alat musik sederhana daerah setempat.
2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan
ansambel sejenis dan gabungan terhadap berbagai musik/lagu wajib, daerah dan
Nusantara.
3. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan
menyanyikan lagu wajib, daerah dan Nusantara dengan memainkan alat musik
sederhana daerah setempat.
76
![Page 77: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/77.jpg)
c. Seni Tari
1. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan
memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan tari
daerah setempat.
2. Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan
memperhatikan simbol dan keunikan gerak , busana, dan perlengkapan tari
nusantara.
3. Mengapresiasi dan mengekspresikan perpaduan karya seni tari dan musik
Nusantara.
d. Keterampilan
1. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan daerah setempat dengan teknik
konstruksi.
2. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan dan benda permainan dengan
teknik meronce dan makrame.
3. Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan anyaman dengan
menggunakan berbagai bahan.
4. Mengapresiasi dan membuat karya benda mainan beroda dengan
menggunakan berbagai bahan.
12. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
a. Mempraktekkan gerak dasar lari, lompat, dan jalan dalam
permainan sederhana serta nilai-nilai dasar sportivitas seperti kejujuran,
kerjasama, dan lain-lain.
b. Mempraktekkan gerak ritmik meliputi senam pagi, senam kesegaran
jasmani (SKJ), dan aerobik.
c. Mempraktekkan gerak ketangkasan seperti ketangkasan dengan
dan tanpa alat, serta senam lantai.
d. Mempraktekkan gerak dasar senam dalam berbagai gaya serta nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya.
77
![Page 78: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/78.jpg)
e. Mempraktekkan latihan kebugaran dalam bentuk meningkatkan
daya tahan kekuatan otot, kelenturan serta koordinasi otot.
f. Mempraktekkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan
penjelajahan di luar sekolah seperti perkemahan, piknik, dan lain-lain.
g. Memahami budaya hidup sehat dalam bentuk menjaga kebersihan
diri dan lingkungan, mengenal makanan sehat, mengenal berbagai penyakit dan
pencegahannya serta menghindarkan diri dari narkoba.
13. Bahasa Inggris SD/MI
a. Mendengarkan: Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat
sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan
lingkungan sekitar.
b. Berbicara: Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana
interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan
informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
c. Membaca: Membaca nyaring dan memahami makna dalam
instruksi , informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar
sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah,
dan lingkungan sekitar.
d. Menulis: Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek
sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
78
![Page 79: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/79.jpg)
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
79
![Page 80: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/80.jpg)
BAB VIRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu merancang RPP dan mengembangkan materi ajar lima mata
pelajaran SD/MI sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kebutuhan pembelajaran
peserta didik dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. mengkaji komponen RPP
2. merumuskan standar kompetensi mata pelajaran
3. merumuskan kompetensi dasar pokok bahasan
4. membuat format RPP
5. menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator
pencapaian
6. merancang jenis penilaian proses dan hasil belajar berupa
tes dan non tes.
Kegiatan Belajar 1
80
![Page 81: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/81.jpg)
Sampai saat ini, perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah
tampaknya belum mengarah pada pembentukan kompetensi siswa secara utuh. Hal ini
dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas yang
menyatakan bahwa (1) sebagian besar siswa tidak mampu mengaplikaksikan konsep-
konsep sains dalam kehidupan nyata dan (2) pengajaran tidak menitikberatkan pada
prinsip bahwa sains mencakup pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Hal senada juga ditemukan pada studi Suastra, dkk (2006)
yang menyatakan bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar dalam
pembelajaran di sekolah, sedangkan metode demonstrasi dan eksperimen hampir
tidak mendapat perhatian serius. Kualitas metode ceramahpun juga mengalami
kemerosotan, siswa tidak lagi mendengarkan dengan seksama penjelasan guru,
banyak siswa tidak mencatat, dan sangat jarang siswa bertanya. Dalam kondisi seperti
ini tidak akan terjadi pemrosesan informasi dalam otak siswa. Lebih lanjut, Zamroni
(2001:1) menyatakan bahwa dewasa ini pendidikan cenderung menjadi sarana
stratifikasi sosial dan sistem persekolahan yang hanya mentransfer kepada peserta
didik apa yang disebut sebagai the dead knowledge, yaitu pengetahuan yang terlalu
bersifat teksbookish, sehingga bagaikan sudah diceraikan dari akar sumbernya dan
aplikasinya. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah menjadi tidak bermakna bagi
siswa dan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Melihat kenyataan seperti ini, tampaknya perlu dilakukan reformasi pendidikan ke
arah yang lebih baik. Reformasi tersebut perlu difokuskan pada: perubahan proses
belajar—bukan sekedar—perubahan kurikulum, perubahan dari sistem pembelajaran
yang mengutamakan mengingat dan menghafal ke arah pemahaman secara
mendalam, perubahan proses yang cenderung memberi tahu ke arah pembelajaran
yang mencari, mengolah, dan menemukan sendiri (inquiry), perubahan dari proses
pembelajaran dari guru aktif ke siswa aktif, perubahan dari tanggung jawab guru
menuju pada tanggung jawab siswa terhadap hasil belajarnya sendiri, serta dari
penilaian yang berdasarkan paper and pencil test menuju pada penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment) (Suastra, 2006).
Dalam rangka menyikapi diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang sekarang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
81
![Page 82: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/82.jpg)
(KTSP), para guru sebagai pelaku utama dalam implementasi kurikulum di sekolah perlu
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Landasan penyusunan RPP adalah PP No.19 tahun 2005, Pasal 20 yang
menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran(kompetensi), materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar.
B. Pengertian dan Alur Penyusunan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam satu rencana
pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indiktaor
atau lebih untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen-komponen yang minimal yang mesti ada dalam RPP meliputi : (1)
indikator pencapaian kompetensi, (2) materi ajar, (3) kegiatan pembelajaran (skenario
pembelajaran), (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.
Alur penyusunan RPP meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
82
Mengisi kolom identitas mata pelajaran
Menentukan alokasi waktu
Menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator
Merumuskan tujuan pembelajaran
Mengidentifikasi materi ajar
![Page 83: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/83.jpg)
Gambar 1. Alur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
Langkah 1 : Mengisi kolom identitas
Mengisi kolom identitas mata pelajaran yang antara lain berisi : (1) nama sekolah,
(2) mata pelajaran, dan (3) kelas/semester.
Langkah 2 : Menentukan alokasi waktu
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan. Penentuan alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan kegiatan yang
direncanakan.
Langkah 3 : Menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi pada
RPP diambil dari silabus mata pelajaran tersebut.
Langkah 4 : Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian kompetensi.
Langkah 5: Mengidentifikasi materi ajar
Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang
terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian singkat dari materi pokok,
bukan judul-judul/topik-topik melainkan konsep-konsep operasional. Materi
pokok/pembelajaran yang dituangkan dalam RPP hendaknya mempertimbangkan:
(1) potensi peserta didik, (2) relevansi dengan karakteristik daerah, (3) sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektual, emosional, sosial, serta spiritual peserta
83
.Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Menentukan jenis penilaian.
.Menentukan sumber belajar
![Page 84: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/84.jpg)
didik, (4) kebermanfaatan bagi peserta didik, (5) struktur keilmuan, (6) aktualitas,
kedalam, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan (8) alokasi waktu.
Langkah 6 : Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau indikator yang telah
dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat diperoleh melalui berbagai
pendekatan, model-model pembelajaran inovatif, dan metode yang sesuai dengan
karakteristik siswa, materi ajar, dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman
belajar hendaknya memuat kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
dalam RPP sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan bantuan kepada
guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara lengkap dan berurutan untuk mencapai
suatu kompetensi dasar atau sering disebut dengan “skenario pembelajaran”.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki
konsep materi pelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman
belajar siswa, yaitu kegiatan belajar siswa dan interaksinya dengan materi
ajar.
Langkah 7 : Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
lingkungan fisik, lingkungan alam, dan lingkungan sosial budaya. Penentuan
84
![Page 85: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/85.jpg)
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Langkah 8: Menentukan jenis penilaian
Penilaian (asesmen) merupakan bagian integral dari pembelajaran yang
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan kesimpulan.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan mengacu pada
indikator pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pegamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas proyek, dan/atau produk,
pengembangan penilaian portofolio, dan penilaian diri (self evaluation).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian sebagai berikut.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan komoetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
d. Hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan
metode eksperimen, maka penilaian hendaknya menyangkut keterampilan
proses siswa atau kinerjanya dalam melakukan eksperimen, seharusnya
85
![Page 86: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/86.jpg)
menggunakan metode observasi kinerja praktikum, produk dalam bentuk
laporan praktikum, dan kemampuan mengkomunikasikan hasilnya secara
lisan. Jika pembelajaran menggunakan pendekatan proyek untuk menyelidiki
suatu kasus tertentu maka penilaian harus dilakukan baik pada keterampilan
proses dalam melakukan pengumpulan data/informasi maupun dari produk
yang berupa laporan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan. Laporan
siswa sebaiknya ditulis dalam bentuk laporan ilmiah.
Kegiatan Belajar 2.
C. Menyusun RPP dan Contoh RPP
Contoh Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : _________________________________
Mata Pelajaran : _________________________________
Kelas/Semester : _________________________________
Alokasi Waktu : _________________________________
Standar Kompetensi : _________________________________
_________________________________
Kompetensi Dasar : _________________________________
Indikator : _________________________________
86
I. Tujuan Pembelajaran : ____________________________________________ ___________________________________________________________________
II. Materi Ajar : ______________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
![Page 87: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/87.jpg)
87
III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:
IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran : A. Kegiatan Awal: .......... B. Kegiatan Inti: ............. C. Kegiatan Akhir: ............... V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :
TOH FORMAT RPP I. Tujuan Pembelajaran : ____________________________________________ ___________________________________________________________________ III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:
IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran : A. Kegiatan Awal: .......... B. Kegiatan Inti: ............. C. Kegiatan Akhir: ............... V. Alat/Bahan/Sumber Belajar :
VI. Penilaian :
![Page 88: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/88.jpg)
CONTOH:RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)======================================================Identitas Mata Pelajaran
Mata pelajaran : PKn
Satuan pendidikan : SD
Kelas / semester : VI/I
Pertemuan ke : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi: Memahami nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara
Kompetensi Dasar:
1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
Indikator Pencapaian
1.1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
88
![Page 89: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/89.jpg)
1.1.2 Mendemonstrasikan perlawanan terhadap penjajah
1.1.3 Mendiskusikan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar Negara
Indonesia.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perlawanan terhadap penjajah di suatu
daerah.
3. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar Negara Indonesia.
II. Materi Ajar: Makna nilai juang dalam proses perumusan Pancasila.
Uraian Materi:
A. Nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
1. Sikap persatuan dan kesatuan
2. Membela hak asasi manusia.
3. Semangat kekeluargaan
4. Berjiwa kepahlawanan dan pengabdian
B. Beberapa tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Moh. Yamin
2. Soepomo
3. Ir. Sukarno
III. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam
2. Apersepsi: dengan menyanyikan lagu ”Mengheningkan Cipta” dan ”Hari
Merdeka”.
B. Kegiatan Inti
89
![Page 90: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/90.jpg)
1. Siswa ke perpustakaan mencari buku referensi yang sesuai
2. Siswa melakukan diskusi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila
3. Siswa melaporkan hasil diskusi.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan evaluasi
3. Guru menindak lanjuti dengan mengadakan remidi/pengayaan
4. Diberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR)
V. Alat/Bahan/Sumber
1. Alat : Gambar tokoh-toloh perancang Dasar Negara
2. Sumber belajar : Buku PKn Kelas 6 Karangan Rini Ningsih, M.Pd. halaman 2 – 6.
Buku penunjang lainnya yang relevan
VI. Penilaian
A. Penilaian proses: dilakukan tanya jawab pada saat diskusi kelompok
B. Penilaian kinerja (unjuk kerja)
No Nama siswa ASPEK YANG DINILAI Jumlahskor
Rata-rata
Kete-rangan
Aktivitas Ketelitian Ketepatan
Skor: Tinggi : 3 (80 - 90)
Sedang: 2 (60 – 79)
Rendah: 1 (40 – 59)
Jenis tes: tertulis
Bentuk tes: uraian (esai)
Instrumen: lembar penilaian; lembar tes; lembar kunci jawaban.
Soal tagihan:
90
![Page 91: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/91.jpg)
1. Tulislah 2 contoh nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
2. Sebutkan faktor-faktor penyebab kegagalan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajah
3. Sebutkah tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara
4. Sebutkan 2 badan lembaga negara yang bertugas untuk merancang Dasar Negara
dan UUD 1945.
5. Tulislah rumusan Pancasila yang sah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
Kunci jawaban
1. a. Sikap persatuan dan kesatuan
b. Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi
2. a. Karena perjuangan bangsa kita pada jaman itu belum memiliki rasa persatuan
dan kesatuan
b. Perlawanan masih bersifat kedaerahan serta peralatan yang sangat sederhana
3. Ir. Soekarno, Moh. Yamin, Supomo, serta anggota panitia.
4. BPUPKI dan PPKI
5. Isi Pancasila yang sekarang
Kegiatan Belajar 3
D. Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan
Pembelajaran (IPKG-1 dan IPKG-2)
Untuk lebih mendalami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
aplikasinya atau implementasi RPP di dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan
butir-butir penilaian RPP dan butir-butir penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
beserta penjelasannya. Instrumen penilaian ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, dengan nama IPKG-1 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
dan IPKG-2 (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran).
91
![Page 92: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/92.jpg)
IPKG 1INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
(Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU : ……………………………..…
2. NIP/NIK : ………………………………..
3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN : …………….….………………
4. KELAS : …………………………..……
5. MATA PELAJARAN : ………………………………..
6. WAKTU : ……………………..…………
7. TANGGAL : ………………………………..
92
![Page 93: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/93.jpg)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGIDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2006
93
![Page 94: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/94.jpg)
NO. KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR
I Perumusan tujuan pembelajaran1. Kejelasan rumusan 1 2 3 4
52. Kelengkapan cakupan rumusan 1 2 3 4
53. Kesesuaian dengan kompetensi dasar 1 2 3 4
5
II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
52. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
53. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4
54. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4
5
III Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran1 2 3 4
52. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
materi pembelajaran1 2 3 4
53. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik1 2 3 4
5
IV Skenario/kegiatan pembelajaran1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran1 2 3 4
52. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran1 2 3 4
53. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik1 2 3 4
54. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu1 2 3 4
5
V Penilaian hasil belajar1. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
52. Kejelasan prosedur penilaian 1 2 3 4
53. Kelengkapan instrumen 1 2 3 4
5
SKOR Total IPKG 1
94
![Page 95: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/95.jpg)
95
![Page 96: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/96.jpg)
PENJELASAN IPKG I
I. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARANKomponen tujuan pembelajaran dapat juga disebut indikator hasil belajar, kompetensi yang akan dicapai, atau istilah lain yang mempunyai makna sama.Indikator I.1 Kejelasan rumusanPenjelasan Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
Indikator I.2 Kelengkapan cakupan rumusanPenjelasan Rumusan tujuan pembelajaran minimal mengandung
komponen peserta didik (boleh implisit) dan perilaku yang merupakan hasil belajar. Perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional dan mengandung substansi materi.
Indikator I.3 Kesesuaian dengan kompetensi dasarPenjelasan Tujuan pembelajaran dijabarkan dari kompetensi dasar.
II. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI AJAR
Indikator II.1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaranPenjelasan Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai.
Indikator II.2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Penjelasan Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat, motivasi tinggi dan rendah).
Peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda diberikan layanan pembelajaran yang berbeda, misal variasi dalam pengorganisasian materi, pemberian ilustrasi, dan penggunaan istilah. Hal ini bisa tampak dalam skenario/kegiatan pembelajaran.
Indikator II.3 Keruntutan dan sistematika materiPenjelasan Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran, misalnya hierarkhis, prosedural, kronologis, dan atau spiral.
Indikator II.4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktuPenjelasan Keluasan dan kedalaman materi mungkin dicapai dalam waktu
yang disediakan.
III. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN
Sumber belajar dapat berupa orang, perpustakaan, lingkungan; sedangkan media merupakan bagian sumber belajar yang dirancang secara khusus.
Indikator III.1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, misal buku, modul untuk kompetensi kognitif; media audio visual
96
![Page 97: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/97.jpg)
untuk kompetensi keterampilan.
Indikator III.2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran
Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik, misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung (matematika); lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana.
Sumber belajar/media pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Indikator III.3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
Penjelasan Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.
IV. SKENARIO/KEGIATAN PEMBELAJARAN
Dalam skenario pembelajaran harus terlihat secara eksplisit langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti, dan penutup). Dalam langkah-langkah tersebut harus tercermin strategi dan metode yang digunakan termasuk alokasi waktu pada setiap tahap.Indikator IV.1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.Penjelasan Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran relevan
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai /kompetensi harus dikuasai peserta didik.
Indikator IV.2 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran
Penjelasan Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik
Indikator IV.3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
Penjelasan Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif, dan keterampilan motorik peserta didik
Indikator IV.4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
Penjelasan Setiap tahapan harus menunjukkan langkah-langkah pembelajaran dan diberi alokasi waktu secara proporsional (lebih kurang pembukaan: 5-10%, inti: 70-80%, penutup: 10-15%)
V. PENILAIAN
Indikator V.1 Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaranPenjelasan Misal: tes tulis untuk mengukur penguasaan pengetahuan,
tes kinerja untuk mengukur penampilan, dan skala sikap untuk mengukur sikap.
97
![Page 98: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/98.jpg)
Indikator V.2 Kejelasan prosedur penilaian Penjelasan Tampak jelas dideskripsikan prosedur penilaian awal,
proses, dan akhir, mencakup metode (tes dan nontes).
Indikator V.3 Kelengkapan instrumen Penjelasan Dicantumkan instrumen yang digunakan beserta
kelengkapannya (soal, rubrik, dan kunci jawaban).
98
![Page 99: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/99.jpg)
IPKG 2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SD(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU : ……………………………..…
2. NIP/NIK : ………………………………..
3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN : …………….….………………
4. KELAS : …………………………..……
5. MATA PELAJARAN : ………………………………..
6. WAKTU : ……………………..…………
7. TANGGAL : ………………………………..
DIREKTORAT PROFESI PENDIDIKDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK &
TENAGA KEPENDIDIKANDAN
DIREKTORAT KETENAGAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL2006
99
![Page 100: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/100.jpg)
NOASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRAPEMBELAJARAN1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3
4 52. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3
4 5
II MEMBUKA PEMBELAJARAN1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3
4 52. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
rencana kegiatan1 2 3
4 5
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA. Penguasaan materi pelajaran1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3
4 52. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3
4 53. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 3
4 54. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3
4 5
B. Pendekatan/strategi pembelajaran1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai1 2 3
4 52. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa1 2 3
4 53. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3
4 54. Menguasai kelas 1 2 3
4 55. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3
4 56. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif 1 2 3
4 57. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan1 2 3
4 5
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 1 2 3
4 52. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3
4 53. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3
4 54. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3
4 5
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
100
![Page 101: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/101.jpg)
NOASPEK YANG DIAMATI SKOR
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
2. Merespons positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar
1 2 3 4 5
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 5
5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5
E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD1. Bahasa Indonesia
a. Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara terpadu.
1 2 3 4 5
b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar.
1 2 3 4 5
c. Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.
1 2 3 4 5
2. Matematikaa. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya dalan kejadian sehari-hari.
1 2 3 4 5
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.
1 2 3 4 5
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)a. Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman
langsung.1 2 3
4 5b. Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan
menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses dalam mengajarkan konsep IPA.
1 2 3 4 5
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)a. Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan
terpadu.1 2 3
4 5b. Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif
tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar.1 2 3
4 5
5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)a. Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara, dan cinta tanah air.1 2 3
4 5b. Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan
bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
1 2 3 4 5
c. Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1 2 3 4 5
6. Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II) 1 2 3 4 5
101
![Page 102: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/102.jpg)
NOASPEK YANG DIAMATI SKOR
F. Penilaian proses dan hasil belajar1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3
4 52. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3
4 5
G. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3
4 52. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3
4 53. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3
4 5
IV PENUTUP 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3
4 52. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3
4 53. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3
4 5Skor Total IPKG 2
102
![Page 103: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/103.jpg)
PENJELASAN IPKG 2
I. PRAPEMBELAJARAN
Indikator I.1 Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaranPenjelasan Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan,
peruntukan/pengaturan perabot), alat pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol), dan media (misal OHP, LCD, dan kelengkapannya).
Indikator I.2 Memeriksa kesiapan siswaPenjelasan Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapian,
ketertiban, perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar
II. MEMBUKA PEMBELAJARAN
Indikator II.1 Melakukan kegiatan apersepsi Penjelasan Kegiatan apersepsi dalam rangka memotivasi siswa, antara
lain mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran
Indikator II.2 Mengkomunikasikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatannya
Penjelasan Mengkomunikasikan kemampuan yang akan dicapai dengan bahasa siswa, misalnya dengan mengatakan bahwa setelah pembelajaran selesai siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab gempa bumi. Rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi
III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan Materi Pelajaran
Indikator III.A.1
Menunjukkan Penguasaan Materi pembelajaran
Penjelasan Penguasaan materi pembelajaran dapat dilihat dari tingkat kebenaran dan keakuratan substansi (materi, isi) pelajaran yang dibahas
Indikator III.A.2
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
Penjelasan Menghubungkan materi yang disampaikan dengan bidang studi lain yang relevan. Misalnya, mengaitkan aritmatika (operasi bilangan) dengan IPS (transaksi ekonomi)
Indikator III.A.3
Menyampaikan materi sesuai dengan hirarkhi belajar
Penjelasan Hierarkhi belajar menunjukkan urutan proses belajar yang menuntut kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya dari mengingat ke memahami, dari sederhana ke kompleks.
Indikator Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan peserta didik
103
![Page 104: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/104.jpg)
III.A.4Penjelasan Realita kehidupan antara lain mencakup mata
pencaharian penduduk, keadaan geografi, adat istiadat Guru mengupayakan agar apa yang dipelajari dan
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki manfaat (nilai fungsional) dalam kehidupan sehari-hari siswa
Indikator III.A.5
Mengintegrasikan prinsip-prinsip kerja ilmiah dalam pembelajaran
Penjelasan Prinsip kerja ilmiah antara lain pengamatan, penyusunan hipotesis, perencanaan dan pelaksanaan percobaan, analisis data, penarikan simpulan.
Indikator III.A.6
Mengintegrasikan keterampilan dasar laboratorium
Penjelasan Keterampilan dasar laboratorium antara lain merangkai, menggunakan, memodifikasi alat praktikum, dan mengimplementasikan keselamatan kerja.
B. Strategi/pendekatan pembelajaran
Indikator III.B.1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
Penjelasan Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi. Misalnya, kegiatan untuk penguasaan pengetahuan adalah ceramah dan diskusi, kegiatan untuk penguasaan keterampilan adalah berlatih, dan untuk penguasaan sikap/nilai adalah penghayatan.
Indikator III.B.2
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
Penjelasan Pembelajaran disesuaikan dengan kondisi perkembangan kognitif siswa dan kebutuhan secara individual dengan memperhatikan siswa lambat dan cepat. Misalnya: contoh dan jenis kegiatan disesuaikan dengan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Indikator III.B.3
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Penjelasan Metode dan materi dipaparkan secara sistematis, sesuai dengan sintaks, memperhatikan prasyarat, dan kemampuan berfikir siswa.
Indikator III.B.4
Menguasai kelas
Penjelasan Guru dapat mengendalikan pembelajaran, perhatian siswa terfokus pada pelajaran, disiplin kelas terpelihara
Indikator III.B.5
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan tematik
Penjelasan Kontekstual merujuk pada tuntutan situasi dan lingkungan, misalnya mengaitkan dengan mata pencaharian masyarakat, adat istiadat setempat
104
![Page 105: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/105.jpg)
Indikator III.B.6
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
Penjelasan Kebiasaan positif antara lain dapat berbentuk: kerja sama, tanggung jawab, disiplin, berpikir kritis
Indikator III.B.7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
Penjelasan Guru memulai dan mengakhiri tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
Indikator III.C.1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
Penjelasan Terampil menggunakan/mengoperasikan media pembelajaran, misalnya mengoperasikan dengan benar dan lancar OHP, tape recorder, chart, peta, LCD
Indikator III.C.2
Menghasilkan pesan yang menarik
Penjelasan Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas
Indikator III.C.3
Menggunakan media secara efektif dan efisien
Penjelasan Isi pesan tercapai sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan
Indikator III.C.4
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Penjelasan Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan media, misalnya siswa membuat, memodifikasi, mendemonstrasikan, menggunakan, mengelola media
Indikator III.C.5
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar
Penjelasan Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan sumber belajar yang otentik, termasuk sumber belajar yang tersedia di perpustakaan atau kurikulatorium sekolah
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Indikator III.D.1
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Penjelasan Melakukan kegiatan yang memancing keaktifan siswa baik secara mental, emosional, maupun fisik; misalnya dalam pembelajaran di SD, guru memberi kesempatan kepada siswa bernyanyi, berhitung, mengamati, wawancara dan bercerita terkait dengan tema yang sedang dipelajari
Indikator III.D.2
Merespons positif partisipasi siswa
Penjelasan Misalnya memberi pujian, meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman, dan mengajukan pertanyaan pelacak (probing)
105
![Page 106: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/106.jpg)
Indikator III.D.3
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, sumber belajar
Penjelasan Misalnya, membuka kesempatan untuk diskusi kelompok, meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman atau mengondisikan siswa memanipulasi sumber (objek) belajar secara langsung
Indikator III.D.4
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
Penjelasan Menghargai pendapat siswa, mengakui kebenaran pendapat siswa, mengakui keterbatasan diri
Indikator III.D.5
Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif
Penjelasan Menunjukkan sikap ramah, luwes, sopan, hangat, menghargai pendapat dan keragaman budaya (multi- kultur)
Indikator III.D.6
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
Penjelasan Siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran
E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD
III. E.1 Bahasa IndonesiaIndikatorIII. E.1.a
Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara terpadu.
Penjelasan Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat beberapa keterampilan yang dipadukan, misalnya membaca, menulis, dan berbicara; menyimak, berbicara, dan menulis; atau variasi paduan lain yang mungkin. Pemaduan juga dimungkinkan antara keterampilan berbahasa dan kebahasaan/kosa kata.
Indikator III. E.1.b
Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bernalar.
Penjelasan Mendorong siswa agar berani berbicara (bertanya, berkomentar, menanggapi, dan sebagainya) dengan menggunakan penalaran yang kritis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Indikator III. E.1.c
Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan Menunjukkan pentingnya dan atau manfaatnya membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari; menunjukkan sumber-sumber bacaan dan bahan tulisan, baik karya fiksi dan non fiksi yang relevan dengan tingkat perkembangan anak, serta memberi tugas membaca dan menulis.
III. E.2 Matematika IndikatorIII. E.2.a
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya
106
![Page 107: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/107.jpg)
dalan kejadian sehari-hari.Penjelasan Pembelajaran matematika bertujuan mengembangkan
ketrampilan pemecahan masalah. Ketrampilan ini meliputi empat tahap yaitu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan melakukan pemeriksaan kembali. Tiap tahap memiliki langkah pengembangan yang khas yang juga melibatkan proses pemantauankemajuan ktrampilan.
IndikatorIII. E.2.b
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.
Penjelasan Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll. Kemampuan ini mencerminkan tingkat pemahaman siswa
III. E.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Indikator III. E.3.a
Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung.
Penjelasan Pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung merupakan kecenderungan pembelajaran IPA mengingat tahap perkembangan kognitif siswa yang masih operasional konkret
Indikator III. E.3.b
Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses dalam mengajarkan konsep IPA.
Penjelasan Keterampilan proses meliputi pengamatan, klasifikasi, melaksanakan percobaan/pengamatan, mengumpulkan data, membuat simpulan, dan mengkomunikasikan hasil
III. E.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Indikator III. E.4.a
Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan terpadu.
Penjelasan Konsep IPS terpadu mencakup konsep-konsep interdisiplin ilmu sosial dan ilmu lainnya, seperti konsep keluarga berencana, lingkungan hidup, banjir, perencanaan, perang, dan pembangunan.
Indikator III. E.4.b
Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar.
Penjelasan Pembelajaran IPS hendaknya diselenggarakan dengan mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar untuk meningkatkan kompetensi siswa sebagai warga negara yang partisipatif.
III. E.5 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Indikator III. E.5.a
Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan cinta tanah air.
Penjelasan Indikator ini untuk mengukur upaya guru dalam mengembangkan pemahaman akan hak dan kewajiban
107
![Page 108: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/108.jpg)
sebagai warga negara, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
Indikator III. E.5.b
Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Penjelasan Indikator ini mencakup berbagai upaya guru menyelenggarakan pembelajaran secara demokratis, melibatkan siswa dalam belajar secara partisipatif dan melatih tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
Indikator III. E.5.c
Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Penjelasan Indikator ini mencakup berbagai praktik penyelenggaraan pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan UUD 1945 yang bersih dari KKN serta kasus-kasus pelanggaran hak warga negara.
IndikatorIII. E.6
Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II)
Penjelasan Pembelajaran mengacu pada suatu tema yang dirancang dan dilaksanakan secara holistik dan terpadu baik inter maupun antar mata pelajaran.
F. Penilaian proses dan hasil belajar
Indikator III.F.1 Memantau kemajuan belajarPenjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai, selama proses pembelajaran termasuk asesmen otentik
Indikator III.F.2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)
Penjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang dicapai, pada akhir pembelajaran termasuk asesmen otentik
G. Penggunaan bahasa
Indikator III.G.1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
Penjelasan Bahasa lisan mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda/salah tafsir
Indikator III.G.2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Penjelasan Struktur kalimat, frasa, kosakata, dan ejaan dalam bahasa tulis yang terdapat di papan tulis, di media, di LKS baik dan benar
Indikator III.G.3
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
108
![Page 109: 36-39](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012406/55cf8edf550346703b968a86/html5/thumbnails/109.jpg)
Penjelasan Ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tubuh sesuai dengan pesan yang disampaikan dan menarik
IV. PENUTUP
Indikator IV.1 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Penjelasan Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung, misal dengan mengajukan pertanyaan tentang proses, materi, dan kejadian lainnya
Indikator IV.2 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Penjelasan Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan penuntun agar siswa dapat merumuskan rangkuman yang benar.
Indikator IV.3 Melaksanakan tindak lanjut Penjelasan Tindak lanjut dilaksanakan dengan memberikan tugas-
tugas yang terkait dengan materi yang telah dibahas. Bentuk trindak lanjut dapat berupa antara lain PR, tugas, proyek, melaksanakan kunjungan, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
109