3.1 alat yang digunakan 3.1.1 perangkat keras (hardware

17
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN Perancangan pada penelitian ini yaitu menggunakan suatu pemoodelan dalam perancaranga jaringan akses fiber optik dengan menggunakan teknologi XGPON, adapun kebutuhan software dan hardware yang digunakan yaitu: 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan pada tugas akhir berfungsi sebagai alat simulator dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Laptop dengan Processor Intel Core i3. b. Memory 2 GB. c. GPS. 3.1.2 Perangkat Lunak (Software) Selain perangkat keras, tugas akhir ini juga menggunakan bantuan perangkat lunak dalam proses simulasi, perancangan, dan pelaporan dengan rincian sebagai berikut: a. Sistem Operasi Windows 10 (64 bit) Dimana sistem operasi windows berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan perangkat keras (laptop), sehingga aplikasi dapat berjalan dengan lancar. b. Microsoft Visio 2007 Microsoft visio digunakan untuk membuat diagram alir atau flowchart dalam perancangan ini. Selain itu, microsoft visio juga digunakan untuk membuat gambar segmen jaringan akses fiber optik untuk mendukung landasan teori. c. Google Earth Pro Google earth merupakan suatu program gambaran bumi secara virtual yang dapat memudahkan pengguna menampilkan permukaan bumi pada kawasan tertentu yang diinginkan. Informasi tersebut dapat

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN

Perancangan pada penelitian ini yaitu menggunakan suatu pemoodelan

dalam perancaranga jaringan akses fiber optik dengan menggunakan teknologi

XGPON, adapun kebutuhan software dan hardware yang digunakan yaitu:

3.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan pada tugas akhir berfungsi sebagai

alat simulator dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Laptop dengan Processor Intel Core i3.

b. Memory 2 GB.

c. GPS.

3.1.2 Perangkat Lunak (Software)

Selain perangkat keras, tugas akhir ini juga menggunakan bantuan

perangkat lunak dalam proses simulasi, perancangan, dan pelaporan dengan

rincian sebagai berikut:

a. Sistem Operasi Windows 10 (64 bit)

Dimana sistem operasi windows berfungsi untuk

menghubungkan aplikasi dengan perangkat keras (laptop), sehingga

aplikasi dapat berjalan dengan lancar.

b. Microsoft Visio 2007

Microsoft visio digunakan untuk membuat diagram alir atau

flowchart dalam perancangan ini. Selain itu, microsoft visio juga

digunakan untuk membuat gambar segmen jaringan akses fiber optik

untuk mendukung landasan teori.

c. Google Earth Pro

Google earth merupakan suatu program gambaran bumi secara

virtual yang dapat memudahkan pengguna menampilkan permukaan

bumi pada kawasan tertentu yang diinginkan. Informasi tersebut dapat

Page 2: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

25

membantu perancangan ini untuk mengetahui lokasi aktual dari titik

STO sampai ke pelanggan dengan jarak yang sebenarnya.

d. Corel Draw

Aplikasi corel draw digunakan untuk membuat sebuah obyek

desain grafis jaringan akses fiber optik dari STO sampai ke pelanggan.

e. G-Net Track Lite

G-Net Track merupakan salah satu aplikasi drive test untuk

UMTS/GSM/LTE/CDMA/EVDO jaringan. Aplikasi G-Net Track Lite

digunakan untuk melakukan tes kecepatan internet di kawasan

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Sehingga untuk mengetahui

baik atau buruknya kualitas jaringan di kawasan tersebut.

f. Optisystem

Optisystem merupakan suatu software untuk sistem komunikasi

fiber optik yang dapat digunakan untuk merancang, menguji, dan

mengoptimalkan secara virtual perancangan jaringan fiber optik.

Aplikasi optisystem digunakan untuk melihat hasil daya terima di ONT

dan kondisi ideal dari jaringan yang dirancang.

3.2 ALUR PENELITIAN

Tahap awal dari perancangan ini yaitu menentukan wilayah dari daerah

yang akan dirancang jaringan akses fiber optik, daerah yang dipilih pada

perancangan ini yaitu Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Langkah

selanjutnya yaitu melakukan survei atau peninjuan terhadap lokasi tersebut

yang selanjutnya mengumpulan data dengan memperhatikan potensi

masyarakat sekitar dan medan daerahnya yang berpotensi untuk dibangun

jaringan fiber optik. Selanjutnya yaitu mengukur jarak dari STO menuju ODC

yang terdekat dengan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Survei tersebut

juga dilakukan untuk perancangan peletakkan dan jumlah dari ODP dan ONT

yang dibutuhkan untuk setiap user. Perancangan jalur dan jumlah dari ODP dan

ONT dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Earth agar dapat

mengetahui jarak sesungguhnya di lapangan.

Page 3: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

26

Setelah melakukan proses perancangan di Google Earth selanjutnya

yaitu melakukan perancangan jaringan atau simulasi pada aplikasi optisystem.

Dan akan muncul nilai dari parameter ukur yaitu Q Factor, dan Bit Error Rate.

Kemudian yaitu melakukan perhitungan link power budget untuk

membandingkan antara hasil simulasi dengan perhitungan secara teoritis.

Adapun diagram alir untuk perancangan ini dapat digambarkan pada Gambar

3.1.

Gambar 3.1 Diagram Blok Penelitian

3.2.1 Survei Menentukan Wilayah Perancangan

Lokasi perancangan jaringan akses fiber optik untuk pengerjaan

tugas akhir ini yaitu di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto.

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto terletak di Karangsalam,

Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Jika dilihat dari lokasinya, Sapphire

Madani Purwokerto berupa perumahan yang memiliki kontur tanah yang

tinggi karena berada di kawasan perbukitan dan padat penduduk yang

merupakan pelanggan dengan kebutuhan akses internet yang cepat dan

Page 4: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

27

bandwidth yang lebar. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan permintaan

pelanggan akan layanan akses internet yang harus direalisasikan,

dikarenakan sebelumnya belum ada jaringan akses internet yang dibangun

di Sapphire Madani Purwokerto. Kemudian hal lainnya yang penting untuk

diperhatikan yaitu daerah di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto

tersebut masih terkendala untuk mendapatkan sinyal yang bagus untuk

mengakses internet.

3.2.2 Pengumpulan Data

1. Survei Perumahan

Pada saat pelaksanaan survei, didapatkan data bahwa perumahan ini

dibagi berdasarkan blok. Dimana Sapphire Madani Purwokerto memiliki 6

blok yaitu dari blok A hingga blok F. Dari 6 blok tersebut, kebutuhan

homepass yang harus dipenuhi di perumahan Sapphire Madani Purwokerto

yaitu seperti pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Data Homepass Sapphire Madani Purwokerto

BLOK Jumlah Homepass

A 24

B 12

C 38

D 10

E 16

F 122

Berdasarkan Tabel 3.1 total homepass yang harus dipenuhi untuk

perancangan jaringan akses fiber optik di Sapphire Madani Purwokerto

yaitu 222 homepass.

2. Drive Test

Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi

jaringan radio. Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan

secara real di lapangan. Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual

Radio Frequency (RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam

lingkup Base Station Sub-system (BSS) dimana pengukuran dilakukan secara

Page 5: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

28

bergerak. Salah satu aplikasi untuk drive test yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu G-Net Track Lite. Dimana cara untuk melakukan drive test yaitu,

dengan langkah awal memasang sim card dari salah satu operator yang

digunakan, pada penelitian ini menggunakan sample 3 operator yaitu

Telkomsel, XL, dan Indosat. Setelah itu, GPS pada smartphone yang

digunakan juga harus diaktifkan agar satelit GPS dapat mengunci posisi dari

lokasi yang akan dilakukan drive test. Setelah posisi pada Map sudah sesuai

dengan posisi sebenarnya, maka drive test siap dilakukan dengan berjalan kaki

atau pun berkendara dengan sepeda motor.

a) Drive Test Operator Telkomsel

Hasil drive test dari operator Telkomsel dan dengan menggunakan

aplikasi G-Net Track, dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Hasil Drive Test Telkomsel

Berdasarkan Gambar 3.2, terdapat beberapa menu pada aplikasi G-

Net Track yang digunakan untuk proses drive test. Salah satunya yaitu menu

Cell yang didalamnya berisi ringkasan data sektor BTS yang sedang

melayani smartphone yang sedang digunakan, mulai dari MCC, MNC,

TAC, Cell ID, PCI dan lainnya. Mobile Country Code (MCC) merupakan

kode identifikasi suatu negara dengan menggunakan 3 digit, dimana kode

MCC untuk Indonesia yaitu 510. Mobile Network Code (MNC) merupakan

kode 2 digit yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah mobile network

atau operator yang digunakan. Operator Telkomsel memiliki kode MNC 10.

Page 6: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

29

Selanjutnya yaitu ada menu Type Approval Code (TAC) yang merupakan

kode identifikasi yang digunakan untuk menunjukkan kumpulan beberapa

cell, dan disini TAC yang didapatkan yaitu 3937. Tipe jaringan yang

digunakan yaitu 4G. Pada bagian Cell ID (CID) merupakan nomor unik

yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap BTS atau dari sektor BTS

dalam kode area lokasi (LAC), dimana CID yang didapatkan yaitu 11. Pada

menu Physical Cell ID (PCI) didapatkan nilai 116, dimana PCI ini

merupakan kode identifikasi fisik setiap cell yang pada dasarnya setiap cell

akan melakukan broadcast informasi mengenai cell ID yang dimilikinya

agar user mengenali site tersebut.

Pada menu selanjutnya yaitu Map yang berisi peta Google Map.

Pada aplikasi G-Net Track ini, tingkatan warna untuk level kuat sinyal yang

diterima dari yang terkuat yaitu merah – oranye – kuning – hijau – biru

muda – biru tua – abu abu – hitam untuk yang terlemah. Hasil drive test

dengan menggunakan operator Telkomsel di kawasan perumahan Sapphire

Madani Purwokerto, lebih dominan warna yang muncul yaitu biru muda.

Pada menu Map juga didapatkan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar

8.0 dB, dimana nilai tersebut masuk dalam kategori “Koneksi tidak terlalu

stabil”. Menu selanjutnya yaitu Drive dimana didalamnya terdapat

informasi untuk nilai RSRP yang didapatkan yaitu -89 (dari range -44

sampai -140). Reference Signal Received Power (RSRP) merupakan sinyal

LTE power yang diterima oleh user dalam frekuensi tertentu. Semakin jauh

jarak antara site dengan user, maka semakin kecil nilai RSRP yang diterima

user. User yang berada diluar jangkauan maka tidak akan mendapatkan

layanan LTE. Hasil selanjutnya yaitu nilai RSRQ sebesar -11 (dari range -3

sampai -19.5). Dimana Reference Signal Received Quality (RSRQ)

merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas dari

sinyal yang diterima. Semakin besar nilai RSRQ yang didapatkan maka

semakin bagus kualitas sinyalnya.

Page 7: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

30

b) Drive Test Operator XL

Gambar 3.3 Hasil Drive Test XL

Berdasarkan Gambar 3.3 didapatkan nilai RSRP sebesar -79 dBm

dan nilai RSRQ sebesar -10 dB dengan SNR 7.8 dB. Dari hasil tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kualitas sinyal operator XL di kawasan

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu tidak terlalu stabil. Untuk

warna sinyal yang didapatkan juga cenderung berwarna biru yang

membuktikan bahwa di daerah tersebut kualitas sinyalnya tidak terlalu

bagus.

c) Drive Test Operator Indosat

Gambar 3.4 Hasil Drive Test Indosat

Berdasarkan Gambar 3.4 tipe jaringan yang didapatkan yaitu 4G

dengan nilai Reference Signal Received Power (RSRP) sebesar -93 yang

berarti kekuatan sinyal yang diterima sangat buruk. Pada menu Map dapat

Page 8: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

31

dilihat bahwa sinyal yang didapatkan dominan berwara biru yang berarti

kekuatan sinyalnya lemah.

3.2.3 Perancangan Jaringan dengan Google Earth

Perancangan jaringan pada aplikasi Google Earth digunakan untuk

mencari jarak sesungguhnya yang ditempuh dari perangkat Optical Line

Terminal (OLT) yang terdapat di Sentral Office (STO) menuju ke Optical

Distribution Cabinet (ODC) yang terdekat dengan Perumahan Sapphire

Madani Purwokerto. Dimana letak ODC yang terdekat yaitu berada di Jalan

Kamandaka dan memiliki jarak 1,1 km dari ODC tersebut menuju ke

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Jarak total pada perancangan ini

yaitu 5,67 km.

Perancangan jaringan akses fiber optik pada laporan ini terdiri dari

perangkat OLT yang terletak di STO, dimana OLT berfungsi untuk

mengirimkan sinyal atau data menuju pelanggan dengan mengubah sinyal

elektrik tersebut menjadi sinyal optik. Kemudian sinyal optik tersebut

dikirimkan melalui media transmisi kabel fiber optik menuju ODC yang

berada di jalan Kamandaka dengan penamaan ODC-FAV yang berjenis 288

port. Untuk total core kabel feeder yang masuk ke ODC yaitu 48 core.

Kemudian dari ODC, ditarik kabel distribusi ke ODP 1:8 yang dirancang di

perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Masing-masing ODP yang sudah

dirancang, selanjutnya yaitu diteruskan ke pelanggan sebanyak ONT yang

direncanakan yaitu 222 ONT. Dalam tugas akhir ini, untuk memenuhi

kebutuhan jumlah user yang berada di perumahan Sapphire Madani

Purwokerto, perlu dilakukan penarikan kabel distribusi sebanyak 2 buah

atau dual distribution. Perancangan tahapan pertama dilakukan

menggunakan aplikasi Google Earth Pro. Dalam aplikasi Google Earth ini,

dilakukan penentuan letak OLT, ODC, ODP, dan ONT.

Disini juga dapat diketahui untuk jarak sesungguhnya seperti di

lapangan. Setelah melakukan perancangan di Google Earth, selanjutnya

dilakukan perancangan di aplikasi Corel Draw. Penggunaan aplikasi Corel

Draw ini difungsikan untuk melihat gambaran jalur perancangan secara

jelas.

Page 9: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

32

3.2.4 Perhitungan Link Power Budget

Dilakukan perhitungan link power budget yaitu mengetahui apakah

perancangan jaringan yang di buat dapat memenuhi standar atau tidak.

Apabila hasil perhitungan link power budget telah memenuhi standar,

langkah selanjutnya yaitu melakukan perancangan jaringan atau simulasi

pada aplikasi optisystem.

3.2.5 Perancangan Jaringan menggunakan Optysistem

Perancangan jaringan akses fiber optic yang difokuskan pada

perumahan Sapphire Madani Purwokerto, laporan ini menggunakan

aplikasi Optisystem untuk simulasinya. Optisystem merupakan suatu

software untuk sistem komunikasi fiber optik yang dapat digunakan untuk

merancang, menguji, dan mengoptimalkan secara virtual perancangan

jaringan fiber optik. Optisystem juga memiliki library yang cukup lengkap

untuk komponen - komponennya.

3.2.6 Uji Kelayakan Dari Parameter Ukur

Pengukuran parameter yang digunakan yaitu link power budget yang

merupakan total redaman yang diizinkan dari suatu jaringan fiber optik

mulai dari sinyal yang dikirimkan sampai dengan sinyal yang diterima.

Perhitungan ini dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.987, yaitu

jarak tidak lebih dari 20 km dan daya yang di terima tidak lebih kecil dari

-28 dB. Sedangkan untuk parameter Bit Error Rate (BER) merupakan

perbandingan antara kesalahan bit terhadap jumlah bit yang dikirimkan

secara keseluruhan. Nilai BER yang bagus untuk sistem komunikasi optik

yaitu lebih kecil dari 10-9 pada teknologi XGPON. Setelah mengetahui nilai

BER, untuk selanjutnya yaitu parameter Q-Factor yang merupakan kualitas

yang menentukan baik atau buruknya suatu performansi dari suatu sistem,

dengan nilai minimum Q-Factor yang disarankan yaitu bernilai 6 [14].

3.2.7 Analisis Perhitungan Teoritits dan Hasil Simulasi

Pada tahap ini yaitu dilakukan perhitungan teoritis dari parameter

Link Power Budget secara manual yang nantinya akan dibandingkan dengan

hasil yang didapatkan pada simulasi dengan software Optisystem.

Perhitungan link power budget yang dilakukan meliputi perhitungan

Page 10: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

33

redaman total dan daya terima total di ONT berdasarkan jarak terdekat dan

terjauh. Karena untuk hasil yang diinginkan antara perhitungan teoritis

dengan hasil yang didapatkan dari simulasi seharusnya bernilai sama

ataupun memiliki selisih yang sedikit[15].

3.3 WILAYAH PERANCANGAN

Perancangan ini berfokus dari letak Sentral Office (STO) yaitu di Jalan

Merdeka No. 26 Purwokerto menuju Perumahan Perumahan Sapphire

Madani Purwokerto yang terletak di Jalan Raya Kebocoran, Karangsalam

Kidul, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Untuk site plan dari

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan

untuk konfigurasi jaringan akses fiber optik di Corel Draw bisa dilihat pada

Gambar 3.6.

Gambar 3.5 Site Plan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto

Page 11: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

34

Gambar 3.6 Konfigurasi Jaringan Akses Fiber Optik

Page 12: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

35

Gambar 3.6 merupakan Konfigurasi Jaringan Akses Fiber Optik dari

perangkat OLT yang terletak di STO menuju Perumahan Sapphire Madani

Purwokerto menggunakan aplikasi Corel Draw. Awal konfigurasi dimulai

dari STO yang berada di Jalan Merdeka Purwokerto, menuju ODC yang

berjenis 288 splitter dengan menggunakan kabel feeder. Total core kabel

feeder yang masuk ke ODC yaitu 48 core. Kemudian dari ODC terdekat dari

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto, ditarik kabel distribusi dengan

kapasitas 24 core ke ODP 1:8 yang dirancang di Perumahan Sapphire Madani

Purwokerto. Jarak perancangan dari ODC menuju ODP PLAN yang berada

di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu sejauh 1,1 km. Masing-

masing ODP yang sudah dirancang, selanjutnya diteruskan ke pelanggan yang

direncanakan yaitu sebanyak 222 ONT. Tugas akhir ini, untuk memenuhi

kebutuhan jumlah user yang berada di Perumahan Sapphire Madani

Purwokerto, perlu dilakukan penarikan kabel distribusi sebanyak 2 buah atau

dual distribution. Jalur kabel feeder dari STO menuju ODC ditunjukkan pada

Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Jalur Kabel dari STO-ODC

Page 13: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

36

Berdasarkan Gambar 3.7 jarak antara STO menuju ODC yang berada

di jalan Kamandaka yaitu sepanjang 4,57 km. Sedangkan untuk gambar dari

jaringan akses fiber optik yang berada di sisi perumahan Sapphire Madani

Purwokerto dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Jaringan Akses Fiber Optik Pada Perumahan Sapphire Madani

3.4 PERANCANGAN PERANGKAT

3.4.1 Letak OLT

OLT yang digunakan yaitu jenis ZTE ZXA10_C300 yang berada di

Jalan Merdeka Purwokerto. Dimana jenis OLT yang digunakan yaitu

berdasarkan ketersediaan perangkat di lapangan. Jarak antara OLT ke

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu sekitar 5,67 km. Rute kabel

termasuk rute yang mudah dilihat dari jalan yang dilalui dari OLT menuju

ke ODC.

3.4.2 Letak ODC

Perancangan jaringan akses fiber optik di Perumahan Sapphire

Madani Purwokerto terdiri dari 1 perangkat ODC yang digunakan untuk

Page 14: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

37

menghubungkan wilayah perancangan. ODC yang digunakan berjenis 288

splitter dengan merek Sunsea. Letak ODC yang digunakan yaitu yang paling

dekat dengan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. ODC tersebut

berada di Jalan Kamandaka, dengan jarak dari OLT menuju ODC yaitu

sepanjang 4,57 km.

3.4.3 Letak ODP

Letak ODP pada perancangan ini berada di kawasan perumahan, dan

dapat dilihat pada Gambar 3.8. Pada perancangan ini, untuk ODP yang

digunakan yaitu dengan jenis splitter 1:8 dengan jumlah ODP yang

dibutuhkan sebanyak 29 perangkat. Standar dari PT Telkom Purwokerto

biasa menggunakan perangkat ODP dengan tipe ODP Clossure Aerial

merek Telkom Indo.

3.4.4 Letak ONT

ONT yang dibutuhkan untuk perancangan yaitu sebanyak 222

perangkat, karena menyesuaikan jumlah homepass pada perumahan

Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. ONT merupakan perangkat aktif

yang ditempatkan di sisi pelanggan. Standar dari PT Telkom Purwokerto,

perangkat ONT yang digunakan yaitu ONT ZTE ZXHN_F609. Perhitungan

kebutuhan perangkat dari ODC, ODP, dan ONT tersebut dapat dilihat dalam

Tabel 3.2 sedangkan untuk jarak dari tiap perangkat dapat dilihat pada Tabel

3.3.

Tabel 3.2 Jumlah Perangkat

No Perangkat Splitter Jumlah perangkat

1 ODC 1:4 1

2 ODP 1:8 29

3 ONT - 222

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, dapat diketahui bahwa dalam

perancangan tugas akhir ini menggunakan 1 buah ODC dengan kapasitas

288 port. Dimana splitter yang dipakai berjenis 1:4. Kabel feeder yang

menjadi masukan di ODC yaitu memiliki kapasitas 48 core. Keluarannya

Page 15: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

38

yaitu berupa kabel distribusi yang berkapasitas 24 core yang akan

disambungkan ke ODP di perumahan Sapphire Madani Purwokerto.

Tabel 3.3 Jarak Tiap Perangkat

No Perangkat Jarak (km)

Terdekat Terjauh

1 OLT-ODC - 4.57

2 ODC-ODP (Distribusi 1) 1,17 1,63

3 ODC-ODP (Distribusi 2) 1,70 2,28

4 ODP-ONT 0,01 0,04

Pada perancangan ini jarak terjauh dari OLT ke ODC yaitu 4,57 km

dimana jarak tersebut masih dapat terbilang baik, karena batas maksimal

jaraknya yaitu 20 km. Untuk jarak dari ODC ke ODP serta ODP ke ONT

diambil sample jarak seperti tertera di Tabel 3.3.

3.5 BLOK DIAGRAM SISTEM

Blok diagram sistem dari perancangan jaringan akses fiber optik yang

akan di simulasikan dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Blok Diagram Sistem

Berdasarkan Gambar 3.9, berisi alur pengiriman data yang

dilakukan dari OLT di sisi sentral sampai ke ONT yang berada di sisi

pelanggan. Perancangan diatas terdiri dari 4 segmen yang berdasarkan pada

catuan kabel dan perangkat yang digunakan di dalamnya. Keempat segmen

tersebut yaitu segmen feeder, segmen distribusi, segmen penanggal, dan

Page 16: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

39

segmen instalasi kabel rumah. Segmen yang pertama yaitu segmen feeder,

dimana untuk instalasi jaringan serat optik dimulai dari ODF sampai ke

ODC dengan menggunakan media transmisi kabel feeder. Kabel feeder

yang digunakan dalam perancangan ini yaitu kabel feeder jenis single mode.

Pada segmen kedua menggunakan kabel distribusi sebagai penghubung

antara ODC menuju ke ODP. Jenis kabel distribusi yang digunakan yaitu

sama dengan kabel feeder karena menggunakan kabel fiber optik jenis

single mode. Kabel distribusi ini memiliki kapasitas 24 core. Segmen ketiga

yaitu segmen penanggal yang dimulai dari ODP menuju ke OTP.

Transmisinya menggunakan kabel drop. Sedangkan untuk segmen terakhir

yaitu segmen instalasi kabel rumah. Segmen keempat ini dimulai dari OTP

menuju roset dengan menggunakan kabel rumah sebagai media

transmisinya. Setelah informasi yang dikirimkan dari ODP menuju ke OTP

maka akan melewati roset dan diolah di ONT untuk kemudian dapat

digunakan oleh pelanggan. Dimana pelanggan dapat menikmati layanan

triple play service yang mencakup data, suara (telepon, PSTN), dan video

(TV Kabel) berbasis intenet dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

3.6 SIMULASI DESAIN JARINGAN AKSES FIBER OPTIK

Desain jaringan akses fiber optik untuk di Perumahan Sapphire

Madani Purwokerto menggunakan software Optisystem untuk simulasinya.

Simulasi tersebut dilakukan berdasarkan teknologi XGPON yang digunakan

untuk sisi downstream. Rancangan jaringan akses fiber optik di sisi

downstream terdiri dari OLT, ODC, ODP, Roset, dan ONT. Pada sisi

downstream, untuk daya yang digunakan pada OLT yaitu sebesar 6 dBm.

Panjang gelombang nya yaitu 1575 nm, dan untuk data rate yang digunakan

yaitu sebesar 10 Gbps. Pada sisi ODC menggunakan splitter berjenis 1:4 dan

di sisi ODP menggunakan splitter jenis 1:8 dengan nilai redamannya yaitu

7,25 dB. Tampilan pada perancangan jaringan akses fiber optik di sisi

downstream dapat dilihat di Gambar 3.10.

Page 17: 3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN 3.1.1 Perangkat Keras (Hardware

40

Gambar 3.10 Simulasi Downstream XGPON