3.1 alat yang digunakan 3.1.1 perangkat keras (hardware
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT YANG DIGUNAKAN
Perancangan pada penelitian ini yaitu menggunakan suatu pemoodelan
dalam perancaranga jaringan akses fiber optik dengan menggunakan teknologi
XGPON, adapun kebutuhan software dan hardware yang digunakan yaitu:
3.1.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan pada tugas akhir berfungsi sebagai
alat simulator dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Laptop dengan Processor Intel Core i3.
b. Memory 2 GB.
c. GPS.
3.1.2 Perangkat Lunak (Software)
Selain perangkat keras, tugas akhir ini juga menggunakan bantuan
perangkat lunak dalam proses simulasi, perancangan, dan pelaporan dengan
rincian sebagai berikut:
a. Sistem Operasi Windows 10 (64 bit)
Dimana sistem operasi windows berfungsi untuk
menghubungkan aplikasi dengan perangkat keras (laptop), sehingga
aplikasi dapat berjalan dengan lancar.
b. Microsoft Visio 2007
Microsoft visio digunakan untuk membuat diagram alir atau
flowchart dalam perancangan ini. Selain itu, microsoft visio juga
digunakan untuk membuat gambar segmen jaringan akses fiber optik
untuk mendukung landasan teori.
c. Google Earth Pro
Google earth merupakan suatu program gambaran bumi secara
virtual yang dapat memudahkan pengguna menampilkan permukaan
bumi pada kawasan tertentu yang diinginkan. Informasi tersebut dapat
25
membantu perancangan ini untuk mengetahui lokasi aktual dari titik
STO sampai ke pelanggan dengan jarak yang sebenarnya.
d. Corel Draw
Aplikasi corel draw digunakan untuk membuat sebuah obyek
desain grafis jaringan akses fiber optik dari STO sampai ke pelanggan.
e. G-Net Track Lite
G-Net Track merupakan salah satu aplikasi drive test untuk
UMTS/GSM/LTE/CDMA/EVDO jaringan. Aplikasi G-Net Track Lite
digunakan untuk melakukan tes kecepatan internet di kawasan
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Sehingga untuk mengetahui
baik atau buruknya kualitas jaringan di kawasan tersebut.
f. Optisystem
Optisystem merupakan suatu software untuk sistem komunikasi
fiber optik yang dapat digunakan untuk merancang, menguji, dan
mengoptimalkan secara virtual perancangan jaringan fiber optik.
Aplikasi optisystem digunakan untuk melihat hasil daya terima di ONT
dan kondisi ideal dari jaringan yang dirancang.
3.2 ALUR PENELITIAN
Tahap awal dari perancangan ini yaitu menentukan wilayah dari daerah
yang akan dirancang jaringan akses fiber optik, daerah yang dipilih pada
perancangan ini yaitu Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan survei atau peninjuan terhadap lokasi tersebut
yang selanjutnya mengumpulan data dengan memperhatikan potensi
masyarakat sekitar dan medan daerahnya yang berpotensi untuk dibangun
jaringan fiber optik. Selanjutnya yaitu mengukur jarak dari STO menuju ODC
yang terdekat dengan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Survei tersebut
juga dilakukan untuk perancangan peletakkan dan jumlah dari ODP dan ONT
yang dibutuhkan untuk setiap user. Perancangan jalur dan jumlah dari ODP dan
ONT dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Earth agar dapat
mengetahui jarak sesungguhnya di lapangan.
26
Setelah melakukan proses perancangan di Google Earth selanjutnya
yaitu melakukan perancangan jaringan atau simulasi pada aplikasi optisystem.
Dan akan muncul nilai dari parameter ukur yaitu Q Factor, dan Bit Error Rate.
Kemudian yaitu melakukan perhitungan link power budget untuk
membandingkan antara hasil simulasi dengan perhitungan secara teoritis.
Adapun diagram alir untuk perancangan ini dapat digambarkan pada Gambar
3.1.
Gambar 3.1 Diagram Blok Penelitian
3.2.1 Survei Menentukan Wilayah Perancangan
Lokasi perancangan jaringan akses fiber optik untuk pengerjaan
tugas akhir ini yaitu di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto.
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto terletak di Karangsalam,
Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Jika dilihat dari lokasinya, Sapphire
Madani Purwokerto berupa perumahan yang memiliki kontur tanah yang
tinggi karena berada di kawasan perbukitan dan padat penduduk yang
merupakan pelanggan dengan kebutuhan akses internet yang cepat dan
27
bandwidth yang lebar. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan permintaan
pelanggan akan layanan akses internet yang harus direalisasikan,
dikarenakan sebelumnya belum ada jaringan akses internet yang dibangun
di Sapphire Madani Purwokerto. Kemudian hal lainnya yang penting untuk
diperhatikan yaitu daerah di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto
tersebut masih terkendala untuk mendapatkan sinyal yang bagus untuk
mengakses internet.
3.2.2 Pengumpulan Data
1. Survei Perumahan
Pada saat pelaksanaan survei, didapatkan data bahwa perumahan ini
dibagi berdasarkan blok. Dimana Sapphire Madani Purwokerto memiliki 6
blok yaitu dari blok A hingga blok F. Dari 6 blok tersebut, kebutuhan
homepass yang harus dipenuhi di perumahan Sapphire Madani Purwokerto
yaitu seperti pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Homepass Sapphire Madani Purwokerto
BLOK Jumlah Homepass
A 24
B 12
C 38
D 10
E 16
F 122
Berdasarkan Tabel 3.1 total homepass yang harus dipenuhi untuk
perancangan jaringan akses fiber optik di Sapphire Madani Purwokerto
yaitu 222 homepass.
2. Drive Test
Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi
jaringan radio. Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan
secara real di lapangan. Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual
Radio Frequency (RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam
lingkup Base Station Sub-system (BSS) dimana pengukuran dilakukan secara
28
bergerak. Salah satu aplikasi untuk drive test yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu G-Net Track Lite. Dimana cara untuk melakukan drive test yaitu,
dengan langkah awal memasang sim card dari salah satu operator yang
digunakan, pada penelitian ini menggunakan sample 3 operator yaitu
Telkomsel, XL, dan Indosat. Setelah itu, GPS pada smartphone yang
digunakan juga harus diaktifkan agar satelit GPS dapat mengunci posisi dari
lokasi yang akan dilakukan drive test. Setelah posisi pada Map sudah sesuai
dengan posisi sebenarnya, maka drive test siap dilakukan dengan berjalan kaki
atau pun berkendara dengan sepeda motor.
a) Drive Test Operator Telkomsel
Hasil drive test dari operator Telkomsel dan dengan menggunakan
aplikasi G-Net Track, dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Hasil Drive Test Telkomsel
Berdasarkan Gambar 3.2, terdapat beberapa menu pada aplikasi G-
Net Track yang digunakan untuk proses drive test. Salah satunya yaitu menu
Cell yang didalamnya berisi ringkasan data sektor BTS yang sedang
melayani smartphone yang sedang digunakan, mulai dari MCC, MNC,
TAC, Cell ID, PCI dan lainnya. Mobile Country Code (MCC) merupakan
kode identifikasi suatu negara dengan menggunakan 3 digit, dimana kode
MCC untuk Indonesia yaitu 510. Mobile Network Code (MNC) merupakan
kode 2 digit yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah mobile network
atau operator yang digunakan. Operator Telkomsel memiliki kode MNC 10.
29
Selanjutnya yaitu ada menu Type Approval Code (TAC) yang merupakan
kode identifikasi yang digunakan untuk menunjukkan kumpulan beberapa
cell, dan disini TAC yang didapatkan yaitu 3937. Tipe jaringan yang
digunakan yaitu 4G. Pada bagian Cell ID (CID) merupakan nomor unik
yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap BTS atau dari sektor BTS
dalam kode area lokasi (LAC), dimana CID yang didapatkan yaitu 11. Pada
menu Physical Cell ID (PCI) didapatkan nilai 116, dimana PCI ini
merupakan kode identifikasi fisik setiap cell yang pada dasarnya setiap cell
akan melakukan broadcast informasi mengenai cell ID yang dimilikinya
agar user mengenali site tersebut.
Pada menu selanjutnya yaitu Map yang berisi peta Google Map.
Pada aplikasi G-Net Track ini, tingkatan warna untuk level kuat sinyal yang
diterima dari yang terkuat yaitu merah – oranye – kuning – hijau – biru
muda – biru tua – abu abu – hitam untuk yang terlemah. Hasil drive test
dengan menggunakan operator Telkomsel di kawasan perumahan Sapphire
Madani Purwokerto, lebih dominan warna yang muncul yaitu biru muda.
Pada menu Map juga didapatkan nilai Signal to Noise Ratio (SNR) sebesar
8.0 dB, dimana nilai tersebut masuk dalam kategori “Koneksi tidak terlalu
stabil”. Menu selanjutnya yaitu Drive dimana didalamnya terdapat
informasi untuk nilai RSRP yang didapatkan yaitu -89 (dari range -44
sampai -140). Reference Signal Received Power (RSRP) merupakan sinyal
LTE power yang diterima oleh user dalam frekuensi tertentu. Semakin jauh
jarak antara site dengan user, maka semakin kecil nilai RSRP yang diterima
user. User yang berada diluar jangkauan maka tidak akan mendapatkan
layanan LTE. Hasil selanjutnya yaitu nilai RSRQ sebesar -11 (dari range -3
sampai -19.5). Dimana Reference Signal Received Quality (RSRQ)
merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas dari
sinyal yang diterima. Semakin besar nilai RSRQ yang didapatkan maka
semakin bagus kualitas sinyalnya.
30
b) Drive Test Operator XL
Gambar 3.3 Hasil Drive Test XL
Berdasarkan Gambar 3.3 didapatkan nilai RSRP sebesar -79 dBm
dan nilai RSRQ sebesar -10 dB dengan SNR 7.8 dB. Dari hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kualitas sinyal operator XL di kawasan
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu tidak terlalu stabil. Untuk
warna sinyal yang didapatkan juga cenderung berwarna biru yang
membuktikan bahwa di daerah tersebut kualitas sinyalnya tidak terlalu
bagus.
c) Drive Test Operator Indosat
Gambar 3.4 Hasil Drive Test Indosat
Berdasarkan Gambar 3.4 tipe jaringan yang didapatkan yaitu 4G
dengan nilai Reference Signal Received Power (RSRP) sebesar -93 yang
berarti kekuatan sinyal yang diterima sangat buruk. Pada menu Map dapat
31
dilihat bahwa sinyal yang didapatkan dominan berwara biru yang berarti
kekuatan sinyalnya lemah.
3.2.3 Perancangan Jaringan dengan Google Earth
Perancangan jaringan pada aplikasi Google Earth digunakan untuk
mencari jarak sesungguhnya yang ditempuh dari perangkat Optical Line
Terminal (OLT) yang terdapat di Sentral Office (STO) menuju ke Optical
Distribution Cabinet (ODC) yang terdekat dengan Perumahan Sapphire
Madani Purwokerto. Dimana letak ODC yang terdekat yaitu berada di Jalan
Kamandaka dan memiliki jarak 1,1 km dari ODC tersebut menuju ke
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Jarak total pada perancangan ini
yaitu 5,67 km.
Perancangan jaringan akses fiber optik pada laporan ini terdiri dari
perangkat OLT yang terletak di STO, dimana OLT berfungsi untuk
mengirimkan sinyal atau data menuju pelanggan dengan mengubah sinyal
elektrik tersebut menjadi sinyal optik. Kemudian sinyal optik tersebut
dikirimkan melalui media transmisi kabel fiber optik menuju ODC yang
berada di jalan Kamandaka dengan penamaan ODC-FAV yang berjenis 288
port. Untuk total core kabel feeder yang masuk ke ODC yaitu 48 core.
Kemudian dari ODC, ditarik kabel distribusi ke ODP 1:8 yang dirancang di
perumahan Sapphire Madani Purwokerto. Masing-masing ODP yang sudah
dirancang, selanjutnya yaitu diteruskan ke pelanggan sebanyak ONT yang
direncanakan yaitu 222 ONT. Dalam tugas akhir ini, untuk memenuhi
kebutuhan jumlah user yang berada di perumahan Sapphire Madani
Purwokerto, perlu dilakukan penarikan kabel distribusi sebanyak 2 buah
atau dual distribution. Perancangan tahapan pertama dilakukan
menggunakan aplikasi Google Earth Pro. Dalam aplikasi Google Earth ini,
dilakukan penentuan letak OLT, ODC, ODP, dan ONT.
Disini juga dapat diketahui untuk jarak sesungguhnya seperti di
lapangan. Setelah melakukan perancangan di Google Earth, selanjutnya
dilakukan perancangan di aplikasi Corel Draw. Penggunaan aplikasi Corel
Draw ini difungsikan untuk melihat gambaran jalur perancangan secara
jelas.
32
3.2.4 Perhitungan Link Power Budget
Dilakukan perhitungan link power budget yaitu mengetahui apakah
perancangan jaringan yang di buat dapat memenuhi standar atau tidak.
Apabila hasil perhitungan link power budget telah memenuhi standar,
langkah selanjutnya yaitu melakukan perancangan jaringan atau simulasi
pada aplikasi optisystem.
3.2.5 Perancangan Jaringan menggunakan Optysistem
Perancangan jaringan akses fiber optic yang difokuskan pada
perumahan Sapphire Madani Purwokerto, laporan ini menggunakan
aplikasi Optisystem untuk simulasinya. Optisystem merupakan suatu
software untuk sistem komunikasi fiber optik yang dapat digunakan untuk
merancang, menguji, dan mengoptimalkan secara virtual perancangan
jaringan fiber optik. Optisystem juga memiliki library yang cukup lengkap
untuk komponen - komponennya.
3.2.6 Uji Kelayakan Dari Parameter Ukur
Pengukuran parameter yang digunakan yaitu link power budget yang
merupakan total redaman yang diizinkan dari suatu jaringan fiber optik
mulai dari sinyal yang dikirimkan sampai dengan sinyal yang diterima.
Perhitungan ini dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.987, yaitu
jarak tidak lebih dari 20 km dan daya yang di terima tidak lebih kecil dari
-28 dB. Sedangkan untuk parameter Bit Error Rate (BER) merupakan
perbandingan antara kesalahan bit terhadap jumlah bit yang dikirimkan
secara keseluruhan. Nilai BER yang bagus untuk sistem komunikasi optik
yaitu lebih kecil dari 10-9 pada teknologi XGPON. Setelah mengetahui nilai
BER, untuk selanjutnya yaitu parameter Q-Factor yang merupakan kualitas
yang menentukan baik atau buruknya suatu performansi dari suatu sistem,
dengan nilai minimum Q-Factor yang disarankan yaitu bernilai 6 [14].
3.2.7 Analisis Perhitungan Teoritits dan Hasil Simulasi
Pada tahap ini yaitu dilakukan perhitungan teoritis dari parameter
Link Power Budget secara manual yang nantinya akan dibandingkan dengan
hasil yang didapatkan pada simulasi dengan software Optisystem.
Perhitungan link power budget yang dilakukan meliputi perhitungan
33
redaman total dan daya terima total di ONT berdasarkan jarak terdekat dan
terjauh. Karena untuk hasil yang diinginkan antara perhitungan teoritis
dengan hasil yang didapatkan dari simulasi seharusnya bernilai sama
ataupun memiliki selisih yang sedikit[15].
3.3 WILAYAH PERANCANGAN
Perancangan ini berfokus dari letak Sentral Office (STO) yaitu di Jalan
Merdeka No. 26 Purwokerto menuju Perumahan Perumahan Sapphire
Madani Purwokerto yang terletak di Jalan Raya Kebocoran, Karangsalam
Kidul, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Untuk site plan dari
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan
untuk konfigurasi jaringan akses fiber optik di Corel Draw bisa dilihat pada
Gambar 3.6.
Gambar 3.5 Site Plan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto
34
Gambar 3.6 Konfigurasi Jaringan Akses Fiber Optik
35
Gambar 3.6 merupakan Konfigurasi Jaringan Akses Fiber Optik dari
perangkat OLT yang terletak di STO menuju Perumahan Sapphire Madani
Purwokerto menggunakan aplikasi Corel Draw. Awal konfigurasi dimulai
dari STO yang berada di Jalan Merdeka Purwokerto, menuju ODC yang
berjenis 288 splitter dengan menggunakan kabel feeder. Total core kabel
feeder yang masuk ke ODC yaitu 48 core. Kemudian dari ODC terdekat dari
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto, ditarik kabel distribusi dengan
kapasitas 24 core ke ODP 1:8 yang dirancang di Perumahan Sapphire Madani
Purwokerto. Jarak perancangan dari ODC menuju ODP PLAN yang berada
di Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu sejauh 1,1 km. Masing-
masing ODP yang sudah dirancang, selanjutnya diteruskan ke pelanggan yang
direncanakan yaitu sebanyak 222 ONT. Tugas akhir ini, untuk memenuhi
kebutuhan jumlah user yang berada di Perumahan Sapphire Madani
Purwokerto, perlu dilakukan penarikan kabel distribusi sebanyak 2 buah atau
dual distribution. Jalur kabel feeder dari STO menuju ODC ditunjukkan pada
Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Jalur Kabel dari STO-ODC
36
Berdasarkan Gambar 3.7 jarak antara STO menuju ODC yang berada
di jalan Kamandaka yaitu sepanjang 4,57 km. Sedangkan untuk gambar dari
jaringan akses fiber optik yang berada di sisi perumahan Sapphire Madani
Purwokerto dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Jaringan Akses Fiber Optik Pada Perumahan Sapphire Madani
3.4 PERANCANGAN PERANGKAT
3.4.1 Letak OLT
OLT yang digunakan yaitu jenis ZTE ZXA10_C300 yang berada di
Jalan Merdeka Purwokerto. Dimana jenis OLT yang digunakan yaitu
berdasarkan ketersediaan perangkat di lapangan. Jarak antara OLT ke
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto yaitu sekitar 5,67 km. Rute kabel
termasuk rute yang mudah dilihat dari jalan yang dilalui dari OLT menuju
ke ODC.
3.4.2 Letak ODC
Perancangan jaringan akses fiber optik di Perumahan Sapphire
Madani Purwokerto terdiri dari 1 perangkat ODC yang digunakan untuk
37
menghubungkan wilayah perancangan. ODC yang digunakan berjenis 288
splitter dengan merek Sunsea. Letak ODC yang digunakan yaitu yang paling
dekat dengan Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. ODC tersebut
berada di Jalan Kamandaka, dengan jarak dari OLT menuju ODC yaitu
sepanjang 4,57 km.
3.4.3 Letak ODP
Letak ODP pada perancangan ini berada di kawasan perumahan, dan
dapat dilihat pada Gambar 3.8. Pada perancangan ini, untuk ODP yang
digunakan yaitu dengan jenis splitter 1:8 dengan jumlah ODP yang
dibutuhkan sebanyak 29 perangkat. Standar dari PT Telkom Purwokerto
biasa menggunakan perangkat ODP dengan tipe ODP Clossure Aerial
merek Telkom Indo.
3.4.4 Letak ONT
ONT yang dibutuhkan untuk perancangan yaitu sebanyak 222
perangkat, karena menyesuaikan jumlah homepass pada perumahan
Perumahan Sapphire Madani Purwokerto. ONT merupakan perangkat aktif
yang ditempatkan di sisi pelanggan. Standar dari PT Telkom Purwokerto,
perangkat ONT yang digunakan yaitu ONT ZTE ZXHN_F609. Perhitungan
kebutuhan perangkat dari ODC, ODP, dan ONT tersebut dapat dilihat dalam
Tabel 3.2 sedangkan untuk jarak dari tiap perangkat dapat dilihat pada Tabel
3.3.
Tabel 3.2 Jumlah Perangkat
No Perangkat Splitter Jumlah perangkat
1 ODC 1:4 1
2 ODP 1:8 29
3 ONT - 222
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, dapat diketahui bahwa dalam
perancangan tugas akhir ini menggunakan 1 buah ODC dengan kapasitas
288 port. Dimana splitter yang dipakai berjenis 1:4. Kabel feeder yang
menjadi masukan di ODC yaitu memiliki kapasitas 48 core. Keluarannya
38
yaitu berupa kabel distribusi yang berkapasitas 24 core yang akan
disambungkan ke ODP di perumahan Sapphire Madani Purwokerto.
Tabel 3.3 Jarak Tiap Perangkat
No Perangkat Jarak (km)
Terdekat Terjauh
1 OLT-ODC - 4.57
2 ODC-ODP (Distribusi 1) 1,17 1,63
3 ODC-ODP (Distribusi 2) 1,70 2,28
4 ODP-ONT 0,01 0,04
Pada perancangan ini jarak terjauh dari OLT ke ODC yaitu 4,57 km
dimana jarak tersebut masih dapat terbilang baik, karena batas maksimal
jaraknya yaitu 20 km. Untuk jarak dari ODC ke ODP serta ODP ke ONT
diambil sample jarak seperti tertera di Tabel 3.3.
3.5 BLOK DIAGRAM SISTEM
Blok diagram sistem dari perancangan jaringan akses fiber optik yang
akan di simulasikan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Blok Diagram Sistem
Berdasarkan Gambar 3.9, berisi alur pengiriman data yang
dilakukan dari OLT di sisi sentral sampai ke ONT yang berada di sisi
pelanggan. Perancangan diatas terdiri dari 4 segmen yang berdasarkan pada
catuan kabel dan perangkat yang digunakan di dalamnya. Keempat segmen
tersebut yaitu segmen feeder, segmen distribusi, segmen penanggal, dan
39
segmen instalasi kabel rumah. Segmen yang pertama yaitu segmen feeder,
dimana untuk instalasi jaringan serat optik dimulai dari ODF sampai ke
ODC dengan menggunakan media transmisi kabel feeder. Kabel feeder
yang digunakan dalam perancangan ini yaitu kabel feeder jenis single mode.
Pada segmen kedua menggunakan kabel distribusi sebagai penghubung
antara ODC menuju ke ODP. Jenis kabel distribusi yang digunakan yaitu
sama dengan kabel feeder karena menggunakan kabel fiber optik jenis
single mode. Kabel distribusi ini memiliki kapasitas 24 core. Segmen ketiga
yaitu segmen penanggal yang dimulai dari ODP menuju ke OTP.
Transmisinya menggunakan kabel drop. Sedangkan untuk segmen terakhir
yaitu segmen instalasi kabel rumah. Segmen keempat ini dimulai dari OTP
menuju roset dengan menggunakan kabel rumah sebagai media
transmisinya. Setelah informasi yang dikirimkan dari ODP menuju ke OTP
maka akan melewati roset dan diolah di ONT untuk kemudian dapat
digunakan oleh pelanggan. Dimana pelanggan dapat menikmati layanan
triple play service yang mencakup data, suara (telepon, PSTN), dan video
(TV Kabel) berbasis intenet dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
3.6 SIMULASI DESAIN JARINGAN AKSES FIBER OPTIK
Desain jaringan akses fiber optik untuk di Perumahan Sapphire
Madani Purwokerto menggunakan software Optisystem untuk simulasinya.
Simulasi tersebut dilakukan berdasarkan teknologi XGPON yang digunakan
untuk sisi downstream. Rancangan jaringan akses fiber optik di sisi
downstream terdiri dari OLT, ODC, ODP, Roset, dan ONT. Pada sisi
downstream, untuk daya yang digunakan pada OLT yaitu sebesar 6 dBm.
Panjang gelombang nya yaitu 1575 nm, dan untuk data rate yang digunakan
yaitu sebesar 10 Gbps. Pada sisi ODC menggunakan splitter berjenis 1:4 dan
di sisi ODP menggunakan splitter jenis 1:8 dengan nilai redamannya yaitu
7,25 dB. Tampilan pada perancangan jaringan akses fiber optik di sisi
downstream dapat dilihat di Gambar 3.10.
40
Gambar 3.10 Simulasi Downstream XGPON