301 pedoman pengorganisasian rs. baptis batu (1).pdf

35

Click here to load reader

Upload: ricky-ramadhan

Post on 12-Dec-2015

388 views

Category:

Documents


66 download

TRANSCRIPT

Page 1: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

RS BAPTIS BATU

JL RAYA TLEKUNG NO 1

JUNREJO - BATU

Page 2: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

SURAT KEPUTUSAN No. xxx/16/XII/SK_DIR/2013

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

DIREKTUR RS BAPTIS BATU

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka menjaga kelestarian

lingkungan hidup dan upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu;

b. Bahwa agar Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 290 / Menkes / Per / III / 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 / Menkes / Sk / II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

e. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII / 2001 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Page 3: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas

Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit Baptis Batu.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Batu

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis

Batu harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian

dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu dilaksanakan oleh Wakil Direktur Umum Keuangan Rumah Sakit Baptis Batu.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila

di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batu Pada tanggal : 16 Desember 2013 Direktur RS. Baptis Batu dr.Arhwinda Pusparahaju A.SpKFR.,MARS.

Page 4: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu

organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana

kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan

yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

pasien.

Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah

pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka

mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah

tidak dapat menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari

tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan

industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk

menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial

sama sekali.

Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan

baru dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit

swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan

yang mutakhir.

Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan

profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna

jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai

perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen

yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut.

Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit

berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi

nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa

Page 5: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.

Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada

perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan

semata.

Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah

dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap

kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu

dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien.

Manajemen Rumah Sakit Baptis Batu mempunyai kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan

dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar

dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek

maupun jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk

mengendalikan kegiatan perusahaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan

aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu

dalam perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab

tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-

individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas

tugas yang diberikan.

3. Pengarahan (Leading/Actuating)

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,

langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus

dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai

dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut

manjemen harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang

diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat

bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus

memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan

Page 6: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan

memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.

4. Pengawasan (Controling)

Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,

menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak

menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk

menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan

pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya

yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk

menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya

penyimpangan yang terjadi.

Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite,

instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan

dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja Balanced

Score Card.

Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja

gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu

kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:

1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.

2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.

3. Bisnis Internal contoh: program kerja.

4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan

pegawai dengan diklat internal / eksternal.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu

pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh

setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang

tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum

kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif

dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang

hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,

hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat

oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja

Page 7: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan

menuju arah yang lebih baik.

Page 8: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB II

GAMBARAN UMUM RS. BAPTIS BATU.

2.1. DESKRIPSI RS. BAPTIS BATU.

Rumah Sakit Baptis Batu (RS. Baptis Batu) merupakan rumah sakit umum

dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang

bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.

RS Baptis Batu berlokasi di JL. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec.

Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 594161, (hunting) Fax:

0341 – 598911 dengan alamat e-mail [email protected]

RS. Baptis Batu diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada

dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia. RS Baptis Batu

merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah

tipe C. Pada saat ini RS Baptis Batu dipimpin oleh dr. Arhwinda Pusparahaju

Artono, Sp.KFR, MARS selaku direktur.

Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2008 motto RS Baptis

Batu yang lama yaitu Rumah Sakitku, Kebanggaanku, Tanggung Jawabku diubah

menjadi Compassionate Hospital atau Rumah Sakit yang berbelas kasih.

Demikian juga visi, misi, dan nilai dasar yang lama mengalami perubahan untuk

menyusun rencana strategi RS. Baptis Batu sesuai kebutuhan dan perkembangan

RS. Baptis Batu.

Pada tahun 2009 RS Baptis Batu sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk

Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat

Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan

RS Baptis Batu memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain

klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat,

serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP yang dilengkapi

pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anestesi, home care, hotel

care, dan medical spa. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RS

Baptis Batu sebanyak 100 tempat tidur.

Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani

kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan

Page 9: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep

yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien

setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada

sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis.

2.2. SEJARAH INSTITUSI RS. BAPTIS BATU.

RS Baptis Batu mulai dibangun pada tahun 1996, berlokasi di Jl. Raya

Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia.

Di atas areal tanah seluas +/-7 hektar. Secara legalitas disahkan pada tanggal 11

Mei 1999.

RS Baptis Batu didirikan sebagai pengembangan RS Baptis Kediri,

diprakarsai oleh dr. Sukoyo Suwandani, selaku direktur RS Baptis Kediri, yang

didukung oleh seluruh staf RS Baptis Kediri. Jabatan direktur dirangkap oleh

direktur RS Baptis Kediri, yaitu dr. Sukoyo Suwandani. Pada awal pembukaan,

RS Baptis Batu sebagian besar karyawan adalah karyawan RS Baptis Kediri yang

bersedia dipindah tugas. Jumlah seluruh karyawan saat itu 143 orang.

Visi RS Baptis Batu saat itu sama dengan visi RS Baptis Kediri, visi ini

merupakan visi yang tumbuh dari hati para misionaris yang mendirikan RS

Baptis Kediri yaitu :

1. Menyatakan kasih Tuhan Yesus dalam pelayanan kesehatan.

2. Terwujudnya kasih Tuhan Yesus kepada setiap orang melalui

pelayanan rumah sakit.

Misinya adalah:

1. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dengan dasar

kasih Kristus tanpa membedakan status sosial, golongan, suku,

agama.

2. Menumbuhkembangkan aset yang ada.

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik

spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi,

instalasi gawat darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP,

serta dilengkapi pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat,

Page 10: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis

Kediri.

Pada saat pendirian RS Baptis Batu, dicanangkan target kemandirian dicapai

tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk

menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun

2009, RS Baptis Batu masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah

Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957.

Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani

tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit

yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama

dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan

Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006.

Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RS Baptis Batu

yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RS Baptis Batu yaitu dr. Arhwinda

Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS, yang menjabat direktur sampai saat ini.

Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RS Baptis Batu 2008-2013. Sesuai

dengan target, pada tahun 2009 RS Baptis Batu mencapai target kemandirian.

Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri dr. Sukoyo

Suwandani selaku induk organisasi kepada direktur RS Baptis Batu yaitu dr.

Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp. KFR, MARS. Sejak saat itu biaya operasional

harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional dapat

meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman.

Dengan target kemandirian ini RS Baptis Batu mulai berbenah sesuai dengan

rencana strategis yang sudah dicanangkan.

Page 11: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. BAPTIS BATU

3.1. VISI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi :

“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan

Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan

Keselamatan Pasien”

3.2. MISI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi :

a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan

Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial,

golongan, suku dan agama.

b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada

pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien.

c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan

Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata

Batu.

d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki

belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan

sejahtera.

3.3.FALSAFAH.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah :

a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang

Raya.

b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan

profesionalisme.

d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

dalam berkarya.

Page 12: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar

profesi.

f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.

g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

3.4.NILAI – NILAI.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai :

B = Belas Kasih

A = Asertif

P = Profesional

T = Tim Kerja

I = Integritas

S = Sejahtera

3.5.TUJUAN.

Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan

kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani

3.6.MOTTO.

Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto :

“Memberikan pelayanan dengan belas kasih”

Page 13: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RS. BAPTIS BATU

4.1.BAGAN ORGANISASI.

4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN.

a. Unit Struktural

i. Direktur

Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Baptis Batu

ii. Wakil Direktur

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu

:

Page 14: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang

pelayanan medis dan keperawatan

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur

dalam bidang umum dan keuangan

iii. Manajer

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu

atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :

1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit.

2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan

3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care

4. Manajer ICU dan Kamar Operasi.

5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan

Asuransi.

6. Manajer Wellness Center.

iv. Unit Kerja

Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau

profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun

pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Baptis Batu

dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi

dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi

dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh

Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan.

Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit

Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :

- Instalasi Rawat Jalan.

- Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak.

- Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2.

- Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU.

- Instalasi Rawat Inap Kelas 3.

- Instalasi Gawat Darurat.

- Instalasi Kamar Operasi.

Page 15: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

- Instalasi Farmasi.

- Instalasi Rehabilitasi Medik.

- Instalasi Laboratorium.

- Instalasi Radiologi.

- Instalasi Gizi

- Bagian Administrasi.

- Bagian Sumber Daya Manusia.

- Bagian Rekam Medik.

- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.

- Bagian Pemeliharaan Sarana.

- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.

- Bagian Akuntansi.

- Bagian Inventory.

- Bagian Keuangan.

- Bagian Pemasaran.

- Bagian Humas.

v. Unit Kerja Outsourcing

Cleaning Service, Satpam, Taman

b. Unit Non Struktural

i. Komite

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi

dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur

dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah

sakit. Komite yang ada di RS Baptis Batu adalah sebagai berikut :

1. Komite Pastoral.

2. Satuan Pemeriksa Internal.

3. Komite Etik Rumah Sakit.

4. Komite Medik.

5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

7. Komite Keperawatan

Page 16: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

ii. KSM/Kelompok Staf Medis

Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam

jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Baptis Batu

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok Staf Medis Bedah.

2. Kelompok Staf Medis Non Bedah.

3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut.

iii. Panitia

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi

dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam

rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit

1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.

2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3. Panitia Rekam Medik.

4. Panitia Farmasi dan Therapi.

5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.

Page 17: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Struktur Unit Kerja ada pada lampiran.

Page 18: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB VI

URAIAN TUGAS & WEWENANG

Uraian Tugas dan Wewenang ada pada lampiran.

Page 19: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

7.1. Koordinasi Antara Direktur Dengan Wakil Direktur.

- Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur sebagimana dimaksud dalam

Pasal 13, maka:

a. Direktur dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.

b. Para Wakil Direktur berhak dan berwenang bertindak atas nama

Direktur, untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan

wewenangnya.

- Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau

apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku

jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang

yang ditunjuk sementara oleh Pengurus YRSBI.

- Apabila Direktur dan semua Wakil Direktur berhalangan tetap melakukan

pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan belum

diangkat, maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh

Pengurus YRSBI.

- Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam menjalankan tugas

dan kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat

mendelegasikannya kepada Wakil Direktur.

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN WADIR UMUM KEU

INSTALASI BAGIAN

MANAJER

KOMITE / KSM /

PANITIA

YAYASAN RUMAH SAKIT BAPTIS INDONESIA

Page 20: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

7.2. Koordinasi Antara Direktur Dengan Pengurus YRSBI.

- Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.

- Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus YRSBI.

- Pengurus YRSBI melakukan pembinaan dan pengawasan dalam

pengelolaan Rumah Sakit, dengan menetapkan kebijakan

pelaksanaan, baik di bidang pelayanan medis, pendidikan dan latihan

serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya

visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.

- Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur

dan pembinaan serta pengawasan dari Pengurus YRSBI sehingga

dalam pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola

dan Pengurus adalah bersifat tanggung renteng.

7.3. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Medik.

- Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

- Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medis dilaporkan secara tertulis

kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.

- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.4. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Etik Rumah Sakit.

- Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

- Tugas secara terperinci Komite Etik dan Hukum adalah:

a) Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun

dan merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta

penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap

etika pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu.

b) Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang

terkait medico-legal dan etiko-legal.

c) Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang

Page 21: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

meliputi kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan

medical staf bylaws;

d) Merupakan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah

hukum di Rumah Sakit Baptis Batu.

- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),

Komite Etik dan Hukum berfungsi:

a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi

medikoetikolegal, baik internal maupun eksternal Rumah Sakit

Baptis Batu.

b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan

hukum bagi petugas di Rumah Sakit Baptis Batu.

c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk

management terhadap masalah-masalah etika dan hukum di

Rumah Sakit Baptis Batu.

- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)

disampaikan secara tertulis kepada Direktur dalam bentuk

rekomendasi.

- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.5. Koordinasi antara Direktur dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI).

- Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

- Tugas pokok Satuan Pemeriksan Internal adalah melaksanakan

pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur

di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

ketentuan yang berlaku.

- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),

Satuan Pemeriksaan Internal berfungsi :

a) Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.

b) Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan

pengendalian intern.

Page 22: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

c) Melakukan identifikasi risiko.

d) Mencegah terjadinya penyimpangan.

e) Memberikan konsultasi pengendalian intern.

- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)

disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.

- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.6. Koordinasi Antara Direktur Dengan Staf Medis.

- Direktur berhak mengangkat dan memberhentikan Anggota Kelompok

Staf Medis (KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–

undangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan

Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Baptis Batu.

- Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang

untuk menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap

dengan rincian tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan

hak dan kewajiban Staf Medis sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Direktur berkewajiban menjamin Staf Medis melaksanakan tugas

dan kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur

Operasional.

- Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban

dilaksanakan sesuai standar yang berlaku, maka Ketua Kelompok

Staf Medis bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wadir

Pelayanan.

- Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat

bersifat pertanggungjawaban proporsional administratif manajerial

dan pertanggungjawaban secara profesional.

Page 23: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

7.7. Koordinasi Antara Manajer Dengan Kepala Unit.

- Manajer mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan

tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun

tidak menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar

pembagian tugasnya jika berkaitan.

- Kepala Unit melaporkan kegiatan / pelayanan unitnya kepada

Manajer.

Page 24: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

RINGKASAN POLA KETENAGAAN

UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI HASIL PENGHITUNGAN

JUMLAH YANG ADA

PENGUSULAN KETENAGAAN KETERANGAN

IRJ Perawat DIII 13 12 2 Pekarya Kesehatan

SMA 5 5 - -

Adminstrasi SMA 1 1 -

Perawat Gigi SPRG 2 1 - - Tekniker Gigi SPRG 1 1 - -

IRNA Ibu dan Anak

Bidan DIII 13 10 1 Perawat DIII 5 5 - Pekarya Kesehatan

SMA 2 1 -

IRNA Bedah Dalam A

Perawat DIII 14 14 2 Pekarya Kesehatan

SMA 3 2 -

IRNA Bedah Dalam B

Perawat DIII 12 9 2 Pekarya Kesehatan

SMA 3 1 -

Instalasi Rawat Intensif

Perawat DIII 13 10 3 Pekarya Kesehatan

SMA 3 1 -

IGD Perawat DIII 7 8 - Pekarya SMA 3 3 -

IKO Perawat DIII 9 6 3 Perawat Anestesi

DIII 2 2 3

Instalasi Farmasi

Apoteker S1 8 3 - AA SMF, DIII 10 6 4 Juru Racik SMA 9 4 - Admin Farmasi SMA 5 3 -

Instalasi Rehabilitasi Medik

Fisioterapis DIII 3 2 - Sedang sekolah 1.

PEmbantu Terapis

SMA 3 2 -

Laboratorium Analis DIII 10 5 - Perlu kajian lagi penghitungan

Adm Lab DIII, SMA 2 2 - Petugas Sampling

DIII 1 1

Radiologi Radiografer DIII 7 3 1 Petugas Umum SMA 1 1 -

Page 25: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI HASIL PENGHITUNGAN

JUMLAH YANG ADA

PENGUSULAN KETENAGAAN KETERANGAN

Instalasi Gizi Ahli Gizi DIII, S1 3 1 2 Penyaji ke Pasien

SMA, SMK 7 7 -

Pengolah makanan

SMK 5 5 -

Asisten Pengolah Makanan

SMK 1 1 -

Penyaji Karyawan

SMA 2 2

Instalasi Rekam Medik

Pendaftaran SMA 7 4 - Adm. MR DIII Rekam

Medik 9 7 2

P. Sirkulasi SMA 2 2 - Pusat Sterilisasi

Pelaksana sterilisasi

SMA, DIII 5 2 2

Loundry Pelaksana Loundry

SMA 4 4 -

Bagian Administrasi

Adm Umum DIII, S1 3 3 -

Bagian SDM Adm SDM S1 1 1 - Adm Personalia

S1 1 1 -

Adm. Diklat S1 1 1 - Adm. Pengembangan SDM

S1 1 1 -

Bagian SIM Programmer S1 6 1 2 TI S1 4 1 -

Bagian Pemasaran

Adm. Pemasaran

S1 3 2 1

Bagian Humas Customer Service

S1 3 3 -

Driver SMA 4 4 1 Operator SMA 2 4 - Perlu evaluasi

cara penghitungan

Bagian Keuangan

Kasir SMU, S1 5 5 - Adm. Keuangan R. Inap

SMU, S1 1 1 -

Adm. Pembayaran

S1 1 1 -

Checker Billing SMU 1 0 1 Bagian LPA Adm LPA SMU, S1 4 4 -

Page 26: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI HASIL PENGHITUNGAN

JUMLAH YANG ADA

PENGUSULAN KETENAGAAN KETERANGAN

Bagian Akuntansi

Adm. Akuntansi

S1 3 2 1

BPS Teknisi STM 4 4 1 Untuk menggantikan tenaga yang akan pension

Admin BPS SMU 1 1 - Bagian Inventori

Ka Inventory/ Pengadaan S1 Ekonomi 3 1 2

Administrasi Logistik SMA/SMEA 3 2 1

Petugas House Keeping

SMA/SMK Perhotelan 2 2 -

Petugas Kamar Jahit

SMK Tata Busana 3 2 -

Page 27: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi adalah saha membantu para pekerja agar mengenali

secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan /

iklim bisnis suatu organisasi / perusahaan.

Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan

bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi /

perusahaan sehari-hari.

Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui

dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/ jabatannya, agar mampu

melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan produktif.

HARI MATERI METODE PENANGGUNG JAWAB

I (Hari I)

Orientasi hari pertama : 1) Penjelasan status

kepegawaian. 2) Penjelasan Program

orientasi yang akan diterima pegawai, peraturan dan tata tertib masa orientasi : pegawai menandatangani pernyataan orientasi pegawai baru.

3) Kepada pegawai dikenalkan seluruh unit kerja di RS Baptis Batu, diajak berkeliling (Hospital Tour)

4) Orientasi ke unit kerja dimana pegawai akan ditempatkan diserahkan sesuai program orientasi unit kerja masing-masing.

Penjelasan singkat Hospital Tour Serah Terima ke Unit Terkait

Kepala Bagian SDM dan Personalia

II Hari ke-2 s.d. 14

Orientasi hari II s.d. XIV meliputi : 1) Orientasi di unit kerja

dimana pegawai ditempatkan.

2) Pegawai diberikan

Teori dan Praktek In House

- Kepala Unit Kerja

Page 28: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

pelbagai materi orientasi dengan penjadwalan khusus meliputi : a. Visi, Misi, Nilai,

Struktur Organisasi. b. PKB c. Etika Bekerja d. Patient Savety e. Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi f. Kesejahteraan

Spiritual g. Service Excellence h. Come to XL i. Handling Complaints j. Produk-Produk Rumah

Sakit k. Basic Life Support l. Penanggulangan

bencana kebakaran

training - Wa.Dir. Umum Keuangan

- Wa.Dir.Umum Keuangan

- Wa. Dir Pelayanan - Ka.KPRS - Ka.PPI & IPCN - Komite Pastoral - Tim Pelayanan

Prima - Direktur - Direktur - Manajer Pemasaran

& Tim - Manajer Gadar &

Outcare - Ketua P2K3 dan

Tim

Tahap III (Evaluasi)

Kepala Unit kerja membuat laporan terkait hasil orientasi pegawai. Hasil evaluasi harus memberikan rekomendasi apakah pegawai dapat bekerja atau tidak, atau perpanjangan masa orientasi.

Evaluasi dan Pelaporan

Page 29: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB X

PERTEMUAN/RAPAT

Page 30: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf
Page 31: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

BAB XI

PELAPORAN

11.1. PELAPORAN INTERNAL.

Laporan Insidentil, terdiri dari :

Permintaan Laporan dari Direktur RS.

Permintaan Laporan dari Wakil Direktur RS.

Permintaan Laporan dari Unit Terkait.

Laporan mingguan dari Kepala Unit terdiri dari :

1. Laporan dari Bagian Rekam Medis, meliputi :

- Laporan kunjungan Instalasi Gawat Darurat.

- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Jalan.

- Laporan pelayanan tiap poli.

- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Inap.

- Laporan 5 besar asal pasien Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi

Rawat Jalan.

- Laporan 5 besar morbiditas penyakit Instalasi Gawat Darurat,

Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.

- Indikator efisiensi Instalasi Rawat Inap.

- Laporan kegiatan Instalasi Kamar Operasi.

2. Laporan dari Instalasi Radiologi.

3. Laporan dari Instalasi Laboratorium.

4. Laporan dari Instalasi Rehabilitasi Medik.

5. Laporan dari Instalasi Gizi.

Laporan mingguan dari Manajer, terdiri dari :

1. Manajer Rawat Jalan.

2. Manajer Rawat Inap.

3. Manajer Instalasi Gawat Darurat dan Outcare.

4. Manajer Wellnes Center & Klinik Satelit.

5. Manajer Humas & Pemasaran.

Page 32: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

Laporan Bulanan Internal Terdiri Dari :

1. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Jalan.

2. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gawat Darurat.

3. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Inap.

4. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Laboratorium

5. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Radiologi.

6. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rehabilitasi

Medik.

7. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Kamar

Operasi.

8. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gizi.

9. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Rekam Medis.

10. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Akuntansi.

11. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Administrasi.

12. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Inventory.

13. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Keuangan.

14. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Humas.

15. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemasaran.

16. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemeliharaan

Sarana.

17. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SIM-RS.

18. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SDM.

19. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian LPA.

20. Laporan Bulanan Komite Etik.

21. Laporan Bulanan Komite Pengendalian Infeksi.

22. Laporan Bulanan Komite Keperawatan.

23. Laporan Bulanan Komite Pastoral.

24. Laporan Bulanan Komite Keselamatan Pasien.

25. Laporan Bulanan Komite Satuan Pengawas Internal.

26. Laporan Bulanan Komite Medik.

Page 33: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

Laporan Tahunan Terdiri Dari :

1. Laporan Pelayanan Medis dari Bagian Rekam Medis.

2. Laporan Keuangan dari Bagian Akuntansi.

3. Laporan Ketenagaan dari Bagian Sumber Daya Manusia.

4. Laporan Kegiatan dari Bagian Humas.

11.2. PELAPORAN EKSTERNAL.

Laporan Insidentil :

1. Laporan Surveilans Terpadu ke Dinas Kesehatan Kota Batu.

2. Laporan Demam Berdarah Dengue ke Dinas Kesehatan Kota Batu.

3. Laporan Wabah ke Dinas Kesehatan Kota Batu.

4. Laporan pelayanan medik dan keuangan ke Yayasan Rumah Sakit

Baptis Indonesia (YRSBI).

Laporan Bulanan Eksternal Terdiri Dari :

1. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Batu.

2. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Batu.

3. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Batu.

4. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -

Jakarta.

5. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian

Kesehatan – Jakarta.

6. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian

Kesehatan – Jakarta.

7. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian

Kesehatan – Jakarta.

8. Laporan Jamkesda, Jamkeskot & SPM ke Dinas Kesehatan Kota Batu.

9. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Page 34: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

Laporan Tahunan Eksternal Terdiri Dari :

1. RL. 1.1 Data Dasar RS. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

2. RL. 1.2 Indikator Pelayanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

3. RL. 1.3 Tempat Tidur. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

4. RL. 2. Ketenagaan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

5. RL. 3.1 Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

6. RL. 3.2 Rawat Darurat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

7. RL. 3.3 Gigi Mulut. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

8. RL. 3.4 Kebidanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

9. RL. 3.5 Perinatologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

10. RL. 3.6 Pembedahan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

11. RL. 3.7 Radiologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

12. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

13. RL. 3.9. Rehab Medik. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

14. RL. 3.10 Pelayanan Khusus. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

15. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

16. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

17. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

18. RL. 3.14. Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

19. RL. 3.15. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

20. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

21. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.

22. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta.

23. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –

Jakarta.

24. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian

Kesehatan – Jakarta.

25. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan

– Jakarta.

26. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke

Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI

– Jakarta.

Page 35: 301 Pedoman Pengorganisasian RS. Baptis Batu (1).pdf

27. Laporan Pelayanan Medis RS. Baptis Batu ke Yayasan Rumah Sakit

Baptis Indonesia (YRSBI) – Jakarta.

28. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas

Kesehatan Kota Batu.

29. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

30. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak.