3. metode penelitian

29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan- permasalahan, kesempatan- kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan ditemukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisis menuju penerapan dan pembangunan sebuah sistem yang diusulkan. Dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kegiatan, yaitu : I. Obsevation Yaitu dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan dan dari hasil survei akan di temukan salah satu permasalahan yang harus dipecahkan. 15

Upload: malai-sondi

Post on 15-Apr-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

metode penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: 3. METODE PENELITIAN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Analisis sistem ini diperoleh melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan ditemukan beberapa data dan fakta yang

akan dijadikan bahan uji dan analisis menuju penerapan dan pembangunan sebuah sistem

yang diusulkan.

Dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kegiatan, yaitu :

I. Obsevation

Yaitu dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung

kelapangan dan dari hasil survei akan di temukan salah satu permasalahan yang

harus dipecahkan.

II. Interview

Yaitu mengadakan wawancara dengan beberapa koresponden yang

berada di lapangan yang dianggap tepat dijadikan sebagai nara sumber.

III. Documentation

Yaitu penggalan data dengan melihat data–data berupa document atau data

tertulis yang sudah ada dalam data sebelumnya seperti:

a. Buku Mekanik dan Data dari internet.

15

Page 2: 3. METODE PENELITIAN

3.2 Analisa Masalah

Peranan seorang pakar Penyakit THT sangat dibutuhkan terutama bagi penderita

penyakit THT yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Penyakit THT.

Sementara itu jika penderita harus berkonsultasi dahulu dengan seorang pakar maka akan

mengeluarkan biaya lebih untuk membayarnya.

Keadaan akan berbeda jika penderita mempunyai cukup pengetahuan dan

pengalaman tentang penyakit THT. Masyarakat akan mengetahui penyakit apa yang

sedang dideritanya tanpa harus berkonsultasi dengan dokter.

Dengan adanya sistem deteksi penyakit THT menggunakan metode forward

chaining bisa membantu masyarakat dalam mendiagnosa penyakit THT yang diderita

dan dapat diatasi dengan cepat.

3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

3.3.1 Bahan Dan Alat

Dalam pembuatan aplikasi ini digunakan sebuah unit Personal Computer, yang meliputi

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

3.3.1.1 Perangkat Keras

Dalam pembuatan Analisa ini penulis menggunakan Hardware dengan

spesifikasi sebagai berikut :

1. Matherboard : MSI K9NGM

2. Processor : AMD Sampron(tm) 2800, 1.6 GHZ

3. Memory : DDR 2 1 GA

4. Hardisk : Sigate 80 GB

5. Monitor : GTC 14 “

6. Keyboard dan Mouse : PS/2 logitech

16

Page 3: 3. METODE PENELITIAN

3.3.1.2 Perangkat Lunak

Adapun Software yang digunakan dalam aplikasi ini adalah :

1. Windows XP Profesional

2. Microsoft Office 2007

3. Borland Turbo prolog 2.0

17

Page 4: 3. METODE PENELITIAN

3.4 Data Penyakit THT

TABEL PENYAKIT DAN GEJALANYA

Table 3.1 Data Gejala Dan Penyakit THT

18

Page 5: 3. METODE PENELITIAN

Tabel 3.2 Lanjutan Data Gejala dan penyakit THT

19

Page 6: 3. METODE PENELITIAN

Tabel 3.3 Lanjutan Data Gejala dan Penyakit THT

20

Page 7: 3. METODE PENELITIAN

Tabel 3.4 Lanjutan data penyakit dan gejala

21

Page 8: 3. METODE PENELITIAN

Semua premis cocok dengan working

memory

Memasukkan semua informasi yang diketahui user ke dalam

working memory

Memeriksa rule pertama yang belum

pernah dijalankan

Menambahkan konklusi ke

working memory

T Masih ada rule lagi

F

Memeriksa rule berikutnya yang belum pernah

dijalankanT

F

STOPPP

3.5 Metode Inferensi yang digunakan

3.5.1 Forward Chaining

Dalam 22sistem ini metode inferensi yang digunakan adalah

forward chaining karena proses yang dialami dengan menampilkan

gejala penyakit. Forward chaining digunakan untuk menguji system-

faktor yang dimasukan pengguna dengan aturan yang disimpan dalam

system satu demi satu hingga dapat diambil satu kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Flowchart Chaining

22

Page 9: 3. METODE PENELITIAN

3.5. 2 Desain Decision Tree

23

Page 10: 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.2 Desain Decision Tree Pada Penyakit THT3.6 Penerapan Graf Penelusuran Penyakit.

3.6.1 Graf Penelusuran Penyakit Tonsilitis.

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel). Graf penelusuran

penyakit Tonsilitis atau yang disebut Radang Amandel ditunjukkan pada gambar 3.1

Penyakit Tonsilitis mempunyai 6 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.3 Graf Penelusuran Penyakit Tonsilitis.

3.6.2 Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Maksilaris.

Penyakit Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata,

sakit gigi dan sakit kepala. Graf penelusuran Penyakit Sinusitis Maksilaris atau yang

disebut ditunjukkan pada gambar 3.2 Penyakit Sinusitis Maksilaris mempunyai 9 ge-

jala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.4. Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Maksilaris.

3.6.3 Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Frontalis.

24

Page 11: 3. METODE PENELITIAN

Penyakit Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi. Graf

penelusuran Penyakit Sinusitis Frontalis.ditunjukkan pada gambar 3.3 Penyakit

Sinusitis Frontalis.mempunyai 8 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.5. Graf Penyakit Sinusitis Frontalis.

3.6.4 Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Edmoidalis.

Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta

sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila

pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.

Graf penelusuran Penyakit Sinusitis Edmoidalis. ditunjukkan pada gambar 3.5.1.4

Penyakit Sinusitis Edmoidalis mempunyai 10 gejala yang digunakan sebagai

penelusurannya.

Gambar 3.6. Penyakit Sinusitis Edmoidalis.

3.6.5 Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Sfenoidalis.

Penyakit Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat

dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau

25

Page 12: 3. METODE PENELITIAN

kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher. Graf penelusuran Penyakit

Sinusitis Sfenoidalis.ditunjukkan pada gambar 3.5 Penyakit Sinusitis Sfenoidalis.8 ge-

jala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.7. Graf Penelusuran Penyakit Sinusitis Sfenoidalis.

3.6.7 Graf Penelusuran Penyakit Abses Peritonsiler.

Abses Peritonsiler adalah penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (aman-

del). Graf penelusuran Penyakit Abses Peritonsiler ditunjukkan pada gambar 3.6

Penyakit Abses Peritonsiler mempunyai 6 gejala yang digunakan sebagai

penelusurannya.

Gambar 3.8. Graf Penelusuran Penyakit Abses Peritonsiler

3.6.8 Graf Penelusuran Penyakit Faringitis.

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau

hulu kerongkongan. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Graf penelusuran

26

Page 13: 3. METODE PENELITIAN

Penyakit Faringitis ditunjukkan pada gambar 3.7 Penyakit Faringitis mempunyai 6 ge-

jala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.9 Graf Penelusuran Penyakit Faringitis

3.6.9 Graf Penelusuran Penyakit Kanker Laring.

Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau

daerah lainnya di tenggorokan. Graf penelusuran Penyakit Kanker Laring ditunjukkan

pada gambar 3.8 Penyakit Kanker Laring mempunyai 7 gejala yang digunakan seba-

gai penelusurannya.

Gambar 3.10. Graf Penelusuran Penyakit Kanker Laring

3.6.10 Graf Penelusuran Penyakit Deviasi Septum.

Deviasi septum terjadi jika septum hidung yang terletak pada garis tengah

hidung bergeser sangat jauh dari garis tengah pembatas lubang hidung kiri dan kanan,

27

Page 14: 3. METODE PENELITIAN

Graf penelusuran Penyakit Deviasi Septum ditunjukkan pada gambar 3.9 Penyakit

Deviasi Septum mempunyai 6 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.11. Graf Penelusuran Penyakit Deviasi Septum

3.6.11 Graf Penelusuran Penyakit Laringitis.

Laringitis adalah peradangan kotak suara (laring) karena terlalu banyak digu-

nakan, iritasi atau infeksi. Graf penelusuran Penyakit Laringitis ditunjukkan pada

gambar 3.10 Penyakit Laringitis mempunyai 5 gejala yang digunakan sebagai

penelusurannya.

Gambar 3.12. Graf Penelusuran Penyakit Laringitis

28

Page 15: 3. METODE PENELITIAN

3.6.12 Graf Penelusuran Penyakit Kanker Leher & Kepala.

Kanker kepala dan leher adalah sebuah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan sejumlah tumor ganas (bersifat kanker) yang tumbuh pada jaringan

ataupun organ manapun di bagian kepala dan leher. Graf penelusuran Penyakit

Kanker Leher & Kepala ditunjukkan pada gambar 3.11 Penyakit Kanker Leher &

Kepala mempunyai 6 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.13. Graf Penelusuran Penyakit Kanker Leher & Kepala

3.6.13 Graf Penelusuran Penyakit Otitis Media Akut.

Otitis Media Akut adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus. Graf

penelusuran Penyakit Otitis Media Akut ditunjukkan pada gambar 3.12 Penyakit

Otitis Media Akut mempunyai 4 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.14. Graf Penelusuran Penyakit Otitis Media Akut

3.6.14 Graf Penelusuran Penyakit Contact Ulcers.

29

Page 16: 3. METODE PENELITIAN

Contact Ulcers adalah luka/koreng yang terasa nyeri pada selaput lendir yang

membungkus kartilago (tulang rawan) tempat melekatnya pita suara. Graf

penelusuran Penyakit Contact Ulcers ditunjukkan pada gambar 3.13 Penyakit Contact

Ulcers mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.15. Graf Penelusuran Penyakit Contact Ulcers

3.6.15 Graf Penelusuran Penyakit Abses Parafaringeal.

Abses Parafaringeal adalah penimbunan nanah di dalam kelenjar getah bening

yang terletak di samping tenggorokan (faring). Abses parafaringeal biasanya terjadi

setelah faringitis. Graf penelusuran Penyakit Abses Parafaringeal ditunjukkan pada

gambar 3.14 Penyakit Abses Parafaringeal mempunyai 2 gejala yang digunakan seba-

gai penelusurannya.

Gambar 3.16. Graf Penelusuran Penyakit Abses Parafaringeal

3.6.15 Graf Penelusuran Penyakit Barotitis Media.

30

Page 17: 3. METODE PENELITIAN

Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma) adalah gangguan telinga yang terjadi

akibat perubahan tekanan udara di telinga luar dan telinga tengah yang dipisahkan

oleh gendang telinga. Graf penelusuran Penyakit Barotitis Media ditunjukkan pada

gambar 3.15 Penyakit Barotitis Media mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai

penelusurannya.

Gambar 3.17. Graf Penelusuran Penyakit Barotitis Media

3.6.16 Graf Penelusuran Penyakit Kanker Nafasoring.

Kanker Nasofaring adalah keganasan pada faring bagian atas (nasofaring).

Kanker nasofaring bisa menyerang anak-anak dan dewasa muda. Graf penelusuran

Penyakit Kanker Nafasoring yaitu ditunjukkan pada gambar 3.16 Penyakit Kanker

Nafasoring mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.18. Graf Penelusuran Penyakit Kanker Nafasoring

3.6.17 Graf Penelusuran Penyakit Kanker Tonsil.

Graf penelusuran Penyakit Kanker Tonsil ditunjukkan pada gambar 3.17 Penyakit

Kanker Tonsil mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

31

Page 18: 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.19. Graf Penelusuran Penyakit Kanker Tonsil

3.6.18 Graf Penelusuran Penyakit Neuronitis Vestibularis.

Neuronitis Vestibularis (Vestibular Neuronitis) adalah suatu penyakit yang di-

tandai oleh adanya serangan vertigo (perasaan berputar) mendadak akibat peradangan

pada saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis. Graf penelusuran Penyakit

Neuronitis Vestibularis ditunjukkan pada gambar 3.18 Penyakit Neuronitis

Vestibularis mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.20. Graf Penelusuran Penyakit Neuronitis Vestibularis

3.6.19 Graf Penelusuran Penyakit Meniere.

Penyakit Meniere adalah kekacauan dari aliran cairan-cairan dari telinga

dalam. Graf penelusuran Penyakit Meniere ditunjukkan pada gambar 3.19 Penyakit

Meniere mempunyai 4 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

32

Page 19: 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.21. Graf Penelusuran Penyakit Meniere

3.6.20 Graf Penelusuran Penyakit Tumor Syaraf Pendengaran.

Tumor yang tergolong jinak dan pertumbuhan yang lambat, akan tetapi

lokasinya yang berdekatan dengan fungsi batang otak, fungsi pendengaran, fungsi ke-

seimbangan dan fungsi otot motorik wajah sehingga managemen yang tidak baik akan

berdampak buruk pada penderita. Graf penelusuran penyakit Penyakit Tumor Syaraf

Pendengaran ditunjukkan pada gambar 3.20. Penyakit Tumor Syaraf Pendengaran

mempunyai 3 gejala yang digunakan sebagai penelusurannya.

Gambar 3.22. Graf Penelusuran Penyakit Tumor Syaraf Pendengaran

3.6.21 Graf Penelusuran Penyakit Kanker Leher Metastatik.

Kanker Leher Metastatik adalah kanker leher yang terjadi sebagai akibat dari

penyebaran kanker di bagian tubuh lainnya. Graf penelusuran Kanker Leher

Metastatik ditunjukkan pada gambar 3.21 Kanker Leher Metastatik mempunyai 1 ge-

jala yang digunakan sebagai penelusurannya.

33

Page 20: 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.23. Graf Penelusuran Kanker Leher Metastatik

3.6.22 Graf Penelusuran Penyakit Osteosklerosis.

Penyakit Otosklerosis adalah suatu penyakit dimana tulang-tulang di sekitar

telinga tengah dan telinga dalam tumbuh secara berlebihan sehingga menghalangi

pergerakan tulang stapes (tulang telinga tengah yang menempel pada telinga dalam),

akibatnya tulang stapes tidak dapat menghantarkan suara sebagaimana mestinya. Graf

penelusuran Penyakit Osteosklerosis ditunjukkan pada gambar 3.22.

Penyakit Osteosklerosis mempunyai 2 gejala yang digunakan sebagai

penelusurannya.

Gambar 3.24 Graf Penelusuran Penyakit Osteosklerosis

3.6.23 Graf Penelusuran Penyakit Vertigo Postular.

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau se-

olah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai

dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Graf penelusuran Penyakit Vertigo

Postular ditunjukkan pada gambar 3.23 Penyakit Vertigo Postular mempunyai 1 ge-

jala yang digunakan sebagai penelusurannya.

34

Page 21: 3. METODE PENELITIAN

Gambar 3.25 Graf Penelusuran Penyakit Vertigo Postular

3.7 Basis Aturan

NO ATURAN

1 IF demam And sakit_kepala And nyeri_bicara_menelan And batuk And

nyeri_tenggorokan And selaput_lendir_merah THEN Tonsilitis

2 IF demam And sakit_kepala And Batuk And Hidung_tersumbat And hidung_meler

And letih_lesu And benjolan_dileher THEN Sinusitis Maksilaris

3 IF demam And sakit_kepala And batuk And Hidung_tersumbat hidung_meler And

letih_lesu And benjolan_dileher And bolamata_bergerak THEN Sinusitis Frontalis

4 IF demam And sakit_kepala And Batuk And Hidung_tersumbat And hidung_meler

And letih_lesu And benjolan_dileher And bolamata_bergerak THEN Sinusitis

Edmodialis

5 IF demam And sakit_kepala And batuk And Hidung_tersumbat And hidung_meler

And letih_lesu And benjolan_dileher And nyeri_leher THEN Sinusitis Sfeinoidalis

6 IF demam And sakit_kepala And batuk And nyeri_tenggorokan And nyeri_leher

And getah_bening THEN Abses Peritonsiler

7 IF demam And nyeri_bicara_menelan And nyeri_tenggorokan And nyeri_leher And

getah_bening THEN faringitis

8 IF nyeri_bicara_menelan And batuk And nyeri_tenggorokan And getah_bening And

suara _serak THEN Kanker_Laring

35

Page 22: 3. METODE PENELITIAN

9 IF demam And Hidung_tersumbat And nyeri_telinga And pendarahan_hidung

THEN Deviasi_Septum

10 IF demam And nyeri_bicara_menelan And getah_bening And leher_bengkak THEN

Laringitis

11 IF nyeri_bicara_menelan And benjolan_leher And pendarahan_hidung THEN

Kanker_Leher & Kepala

12 IF demam And nyeri_telinga And mual_muntah THEN Otitis Media Akut

13 IF nyeri_bicara_menelan And suara_serak THEN Contact Ulcers

14 IF nyeri_bicara_menelan And leher_bengkak THEN Abses Parafaringeal

15 IF sakit_kepala And nyeri_telinga THEN Barotitis Media

16 IF hidung_tersumbat And pendarahan_hidung THEN Kanker Nafasoring

17 IF nyeri_tenggorokan And benjolan_dileher THEN Kanker Tonsil

18 IF mual_muntah And bolamata_bergerak THEN Neuronitis Vestibularis

19 IF nyeri_telinga And mual_muntah THEN Meniere

20 IF sakit_kepala And tuli THEN Tumor Syaraf Pendengaran

21 IF benjolan_dileher THEN Kanker Leher Metastatik

22 IF tuli THEN Osteosklerosis

36

Page 23: 3. METODE PENELITIAN

23 IF bolamata_bergerak THEN Vertigo Postular

Tabel 3.5 Basis Aturan Penyakit THT

37