3. informed consent

53
Persetujuan Tindakan Medik Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) (Informed Consent) Oleh : Dr. Anny Isfandyarie, SpAn,SH FK-UMM, 11 – Desember- 2008

Upload: m-lutfi-fanani

Post on 28-Nov-2015

72 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

informed consent

TRANSCRIPT

Persetujuan Tindakan MedikPersetujuan Tindakan Medik(Informed Consent)(Informed Consent)

Oleh :

Dr. Anny Isfandyarie, SpAn,SH

FK-UMM, 11 – Desember-2008

POKOK BAHASAN Hakekat praktik kedokteran Asas praktik kedokteran Hubungan dokter dan pasien Transaksi terapeutik dlm KODEKI Harapan pasien kpd dokter Doktrin hukum informed consent Penggunaan informed consent Dasar hukum informed consent

HAKEKAT PRAKTIK KEDOKTERAN Pd hakekatnya praktik kedokteran merup suatu pelayanan,

bukan telaah akademis semata kepentingan utama dokter adalah kesejahteraan pasien

Praktik dokter pribadi harus mampu melaksanakan hubungan (komunikasi) yg bersifat sangat pribadi dg pasien.

Penyelenggaraan praktik kedokteran merup inti dr berbagai kegiatan dlm penyelengg upaya kesh hrs dilakukan dg etik dan moral yg tinggi, keahlian dan kewenangan yg hrs ditingkatkan scr terus menerus mutunya melalui diklat berkelanjutan.

ASAS PRAKTIK KEDOKTERAN (Pasal 2 UU Praktik Kedokteran) Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan

Pancasila dan didasarkan pada : Nilai ilmiah, Manfaat, Keadilan, Kemanusiaan, Keseimbangan, serta Perlindungan dan keselamatan pasien.

ASAS PRAKTIK KEDOKTERAN (2)

Berasaskan Pancasila artinya: Dilaksanakan dg rasa taqwa kepada Tuhan Yg Maha Esa

sbg amanah yg diberikan Tuhan kpd dokter, hrs dipertg jawabkan kepada Nya. Allah Maha Menyaksikan apa yg dilakukan hamba Nya.

Manifestasikan rasa kemanusiaan kita kpd pasien tanpa memandang status sosial (sesuai Lafal Sumpah yg telah kita ucapkan).

Perhatikan bhw pasien adalah bangsa kita Musyawarahkan imbalan yg dimufakati pasien, jgn

menentukan sepihak. Berikan yankes yg terjangkau slrh lap masyarakat.

PENJELASAN PASAL 2 UU PRADOK TTG ASAS PRADOK Nilai ilmiah artinya PK hrs didasarkan pd Iptek yg

diperoleh dlm pendidikan, dik lanjut, pengalaman maupun etika profesi;

Manfaat artinya mbrk manfaat yg sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dlm rangka mempertahankan & meningkatkan derajat kesh masy;

Keadilan & kemanusiaan Pancasila Keseimbangan jaga keserasian/ keselarasan ant

kepentingan individu & masy. Perlindungan & keselamatan Px artinya orientasi pradok

tdk sekedar yankes saja, ttp hrs mampu mbrk peningkatan der kesh dg tetap mphtk perlindungan & keselamatan Px

HUBUNGAN ANTARA DOKTER & PASIEN Perkembangan hub ant dokter & pasien menurut

Dassen (Soekanto, 1987 : 2) :1. Px pergi ke dokter krn merasa ada sesuatu yg

membahayakan kesehatannya dokter diharapkan dpt menolongnya dg kemampuan ilmiahnya. Kedudukan dokter lbh tinggi.

2. Px ke dokter krn sakit & dokter akan mampu menyembuhkannya kedudukan dokter = Px.

3. Px ke dokter krn di perintah o/ pihak ketiga pemeriksaan utk deteksi penyakit (mencari pekerjaan/promosi jabatan).

TRANSAKSI TERAPEUTIK DLM MUKADIMAH KODEKI Kep Menkes No. 434/Men.Kes/SK/X/83 ttg

berlakunya KODEKI menyebutkan :“sejak permulaan sejarah yg tersurat mengenai umat manusia sdh dikenal hubungan kepercayaan ant 2 insan yi sang pengobat & penderita. Dlm zaman modern, hub ini disebut sbg transaksi terapeutik ant dokter dan Px, yg dilakukan dlm suasana saling percaya mempercayai (konfidential) serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan & kekhawatiran makhluk insani.”

HARAPAN PASIEN THD DOKTER ( PP NO.10/1966) Penjelasan umum PP No.10/1966 ttg Wajib Simpan

Rahasia Kedokteran menyatakan :“Setiap orang hrs dpt meminta pertolongan kedokteran dg perasaan aman dan bebas.Ia hrs dpt menceriterakan dg hati terbuka segala keluhan yg mengganggunya, baik b’sifat jasmaniah maupun rohaniah, dg keyakinan bhw hal itu b’guna u/ menyembuhkan dirinya. Ia tdk boleh merasa khawatir bhw segala sesuatu mengenai keadaannya akan disampaikan kpd org lain, baik o/ dokter maupun o/ petugas kesh yg bekerja sama dg dokter tsb.”

DOKTRIN HUKUM INFORMED CONSENT Persetujuan atas sesuatu yg belum diketahui atau

tdk diketahui tidak sah. Krn pd umumnya, seseorang tdk mau mbrk persetujuan atas sesuatu yg tdk/blm diketahuinya.

Informed consent hrs mencakup :1. Kewajiban dr dokter u/ menjelaskan informasi

kpd Px (diminta/ tidak).2. Kewajiban dokter u/ mendapatkan persetujuan

dr Px, sebelum melakukan perawatan/ pengobatan.

DOKTRIN HUKUM INFORMED CONSENT (2) Pd dasarnya hub ant dokter & Px bertumpu pd 2 mcm hak

asasi, yi :1. Hak utk menentukan nasib sendiri (the right to self

determination).2. Hak atas informasi (the right to information).• Px mengajukan penawaran kpd dokter utk mengatasi

gangguan kesehatan yg dideritanya dg harapan & kepercayaan bhw dokter akan menggunakan ilmu & keterampilannya.

• Dokter menerima penawaran Px dg memahami harapan Px tsb. Oki dokter hrs b’tindak hati-hati & saksama sbg penghormatan thd harapan Px.

DOKTRIN HUKUM INFORMED CONSENT (3)Yg harus diperhatikan o/ dokter dlm hub hukum dg

Px utk m’cegah tjd nya sengketa medik adalah: Hub hukum (perikatan) menimbulkan hak &

kewajiban para pihak yg hrs ditaati sbg UU. Keserasian & keseimbangan kepentingan dokter

& Px dlm transaksi terapeutik TIDAK diciptkan melalui kerjasama dlm setiap tindakan medik, ttp didasarkan pd informed consent yg berorientasi pd asas kekeluargaan.

PENGGUNAAN INFORMED CONSENT Keharusan adanya informed consent b’laku sejak

ditetapkannya Nuremberg Code pd th 1947, sbg akibat terungkapnya kekejaman Nazi yg tlh melk manusia sbg kelinci percobaan dlm Nuremberg Medical Trial pd th.1946.

Pd th 1964, dlm sidang WMA ke-18 disepakati Kode Etik Penelitian yg berisi peraturan utk penelitian pd manusia dlm bt Declaration of Helsinki I. Ada bbrp revisi kemudian.

GBHN dlm Tap MPR No.II/MPR/1988 ttg yankes menegaskan bhw yankes selalu memperhatikan aspek kemanusiaan dlm pelaksanaannya.

PENGGUNAAN INFORMED CONSENT (2) Sbg tindak lanjut dr Kode Etik Penelitian WMA tsb, UU

RI no.23/1992 ttg Kesehatan mengatur Litbangkes pada pasal 69 sbb :

(1). Litbangkes dilaks u/ memilih & menetapkan Iptek tepat guna yg diperlukan dlm rangka meningkatkan der kesh.

(2). Litbang & penerapan hsl penelitian pd manusia sbgm dimaksud ayat (1) dilaksanakan dg memperhatikan norma yg b’laku di masy.

(3). Penyelenggaraan litbang Iptek kesh pd manusia HARUS dilk dg memperhatikan kesehatan & keselamatan ybs.

(4). Ketentuan ttg litbangkes lbh lanjut diatur dg PP.

LITBANGKES Sanksi thd pelanggaran pasal 69 tercantum dlm

pasal 81 ayat (2) huruf d sbb :

“barangsiapa dg sengaja menyelenggarakan lit dan atau bang Iptek kesh pd manusia tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan ybs serta norma yg b’laku dlm masy sbgm dimaksud dlm Pasal 69 ayat (2) dan ayat (3), dipidana dg pidana penjara paling lama 7 tahun DAN atau pidana denda paling banyak Rp.140.000.000,-”

REALITA YANMED SEJAK TH 1990.

Howard (1991) dlm Veronica,Informed Consent menyebutkan bhw: Yanmed sering t’jebak pd kontras pelayanan yg ideal yg

manusiawi & realitas praktik yg TIDAK MANUSIAWI. Hal tsb memicu keprihatinan moral atas problem dehumanisasi

& depersonalisasi yanmed, dg fenomena al :- Yanmed tdk merata & tidak memadai- Sikap tak acuh pemberi yanmed thd kebutuhan emosional Px,- Prioritas nilai yg saling b’tabrakan pd pend profesional;- Pemeriksaan u/ menegakkan Dx dg orientasi komisi- Pemberi yanmed semakin individualistis sbg dampak spesialisasi

dan super-spesialisasi, dsb.

Transaksi Teraupetik

Dokter X Pasien (medical providers) (medical receveirs)

Wajib: melk Dx hak: mntk Tx/tind. melk Tx medik yg dilk. melk tindakan pd dirinya terbaik tidak sepaham

masalah

Perlu informasi PTM

Landasan hukum PTM

Undang-Undang Nomer 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Pengertian PTM = informed consent

diberitahukan persetujuan yg dibrk. kpd.

seseor. untuk berbuat sesuatu

Pasal 45 ayat (1) s/d ayat (6) UU Pradok.

TersiratTersirat Umum khusus

Seb. Pemr./Tx/tindakan berhub.dg.ijin tertulis thd.tind.op./invasif yg berisiko (= S.ijin op.;srt persetujuan Px dsb)

Hakekat PTMHakekat PTM = proses komunikasi

untuk“penyelamat” terhadap tuntutan malpraktek

Bentuk PTMBentuk PTMTersirat (implied)

Dinyatakan (expressed consent)

N: ambil darah, suntik, jahit luka

darurat

Px tidak sadar

Presumed consent

lisan tertulis

biasa Operasi/invasif yang beresiko

Isi PTMIsi PTM

Informasi Persetujuan

who what when which 5 syarat

Hak PxHak Px

Menerima Menolak

T.T. surat penolakan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

IndonesiaNomor:

585/Men.Kes/Per/IX/1989Tentang

Persetujuan Tindakan Medik

Pasal IYang dimaksud dengan

a) Persetujuan tindakan medik /informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut

b) Tindakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau teraupetik

c) Tindakan invasif adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh

d) Dokter adalah dokter umum/dokter spesialis dan dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di rumah sakit puskesmas, klinik atau praktek perorangan /bersama.

Pasal 2Mengenai:1) Semua tindakan medik yang akan dilakukan

terhadap pasien harus mendapat persetujuan. 2) Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun

lisan.3) Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1)

diberikan setelah pasien mendapat informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkannya.

4) Cara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

Pasal 3Mengenai:

1) Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang hendak memberikan persetujuan

2) Tindakan medik yang tidak termasuk sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak diperlukan persetujuan tertulis, cukup persetujuan lisan.

3) Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat diberikan secara nyata-nyata atau secara diam-diam.

Pasal 4Mengenai :1) Informasi tentang tindakan medik harus diberikan

kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta.2) Dokter harus memberikan informasi selengkap-

lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi

3) Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (2) dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawat/paramedik lainnya sebagai saksi

Pasal 5Mengenai :1) Informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan

kerugian daripada tindakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun teraupetik.

2) Informasi diberikan secara lisan.3) Informasi harus diberikan secara jujur dan benar kecuali

bila dokter menilai bahwa hal itu dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.

4) Dalam hal-hal sebagaimana dimaksud ayat (3) dokter dengan persetujuan pasien dapat memberikan informasi tersebut kepada keluarga pasien terdekat.

Pasal 6Mengenai :1) Dalam hal tindakan bedah (operasi) atau tindakan invasif

lainnya, informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi tersebut.

2) Dalam keadaan tertentu dimana tidak ada dokter sebagaimana dimaksud ayat (1) informasi harus diberikan oleh dokter lain dengan pengetahuan atau petunjuk yang bertanggung jawab.

3) Dalam hal tindakan yang bukan bedah (operasi) dan tindakan tidak invasif lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat, dengan pengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.

Pasal 7

Mengenai:1) Informasi juga harus diberikan jika ada

kemungkinan perluasan operasi.2) Perluasan operasi yang tidak dapat diduga

sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

3) Setelah perluasan informasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan, dokter harus memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya.

Pasal 8Mengenai:

1) Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sadar dan sehat mental

2) Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau telah menikah

Pasal 9Mengenai :

1) Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatele) persetujuan diberikan oleh wali/curator.

2) Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan oleh orang tua/wali/curator.

Pasal 10Mengenai:

Bagi pasien di bawah umur 21 (dua puluh satu) tahun dan tidak mempunyai orang tua/wali dan atau orang tua/wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga atau induk semang

Pasal 11Mengenai:

Dalam hal pasien tidak sadar/pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun.

Pasal 12Mengenai:1) Dokter bertanggung jawab atas

pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan tidakan medik.

2) Pemberian persetujuan tidakan medik yang dilaksanakan di rumah sakit/klinik, maka rumah sakit/klinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab.

Pasal 13Mengenai:

Terhadap dokter yang melakukan tindakan medik tanpa adanya persetujuan dari pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan surat izin prakteknya.

PTM dalam Pasal 45 UU Pradok Persetujuan Tindakan Kedokteran atau

Kedokteran Gigi(1). Setiap tindakan kedokteran atau

kedokteran gigi thd pasien harus mendapat persetujuan.

(2). Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.

PTM dalam Pasal 45 UU Pradok (2)(3). Penjelasan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;b. Tujuan tindakan medis yg dilakukan;c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;d. Risiko dan komplikasi yg mungkin

terjadi; dane. Prognosis thd tindakan yg dilakukan.

PTM dalam Pasal 45 UU Pradok(4). Persetujuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan

(5). Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yg mengandung risiko tinggi harus diberikan dg persetujuan tertulis yg ditandatangani oleh yg berhak memberikan persetujuan.

PTM dalam Pasal 45 UU Pradok(6). Ketentuan mengenai tata cara persetujuan

tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diatur dg Peraturan Menteri.

PENJELASAN PASAL 45 UU PRADOK Ayat 1 : pada prinsipnya yg berhak memberikan persetujuan atau

penolakan tindakan medis adalah pasien yang bersangkutan.

Apabila pasien ybs dibawah pengampuan (under curetale), persetujuan atau penolakan dapat diberikan oleh keluarga terdekat al

Suami/isteri; Ayah/ibu kandung; Anak-anak kandung; atau Saudara-2 kandung

LANJUTAN PENJELASAN PASAL 45 AYAT (1) Dlm keadaan gawat darurat, utk

menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun, setelah pasien sadar atau dlm kondisi yg sdh memungkinkan, segera diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.

Dalam hal pasien tidak sadar atau anak-2, penjelasan diberikan kepada yg mengantar.

PENJELASAN PASAL 45 AYAT (3) UU PRADOK Penjelasan hendaknya diberikan dlm

bahasa yg mudah dimengerti , karena penjelasan merupakan landasan utk memberikan persetujuan.

Sebaiknya penjelasan juga dilengkapi dg perkiraan pembiayaan.

PENJELASAN PASAL 45 AYAT (4) UU PRADOK Persetujuan lisan dalam ayat (4) ini adalah

persetujuan yg diberikan dalam bentuk : Ucapan setuju; atau Bentuk gerakan menganggukkan kepala yg

dapat diartikan sebagai ucapan setuju. (pasien datang ketempat praktik dokter,

dapat dimaknai “setuju”).

PENJELASAN PASAL 45 AYAT (5) UU PRADOK Yg dimaksud dg “tindakan medis berisiko

tinggi” adalah seperti tindakan bedah atau tindakan invasif lainnya, al :

Pemeriksaan IVP (ok inj.urografin). Ekstraksi gigi (inj.adrenalin) Catheterisasi jantung Pemberian anestesi pada CT Scan dg

penurunan kesadaran.

CONTOH KASUS Seorang pasien datang dg keluhan panas selama 3 hari Dokter harus jelaskan kpd pasien : Kemungkinan Dx nya; Tata cara tindakan medis pemeriksaan Lab yg

dilakukan Tujuan tindakan medis yg dilakukan mis. Hsl lab UL

curiga UTI pemeriksaan IVP (tujuan ?) Alternatif tindakan lain : BNO risiko tanpa IVP Risiko dan komplikasi yg mungkin terjadi pada UTI Prognosis dari UTI.

KASUS BPH dg HYPERTENSI Pnjelasan meliputi : tindakan pembedahan dan risiko

anestesi. Diagnosis : pembesaran kel.prostat tata cara tindakan

medis : TUR-P (dikerok) Tujuan tindakan medis yg dilakukan : tujuan TUR-P (?) Alternatif tindakan lain : Open prostatectomi (operasi dg

irisan …..) Risiko dan komplikasi yg mungkin terjadi pada TUR-P

maupun open prostatectomi Prognosis dari TUR-P atau Open Prostatectomi (?). Risiko anestesi

KASUS TYPHOID FEVER Diagnosis : susp.typhus jelaskan locus infeksi

dimana Tata cara tindakan medis periksa darah Widal Tujuan pemeriksaan Widal (?) Alternatif tindakan lain (bila tanpa Widal) dan

risiko bila tidak diperiksa Risiko penyakit typhus dan komplikasi yg

mungkin terjadi Prognosis bila tanpa komplikasi, dan prognosis

bila terjadi komplikasi

Artinya :“Dan (bagi) orang-2 yg menerima (mematuhi) seruan

Tuhannya dan mendirikan solat, sdg urusan mrk (diputuskan) dg musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dr rizqi yg Kami Berikan kpd mereka.”

QS Asy Syuura ayat 38

Q.S. ASY-SYUURA (42) : 19-20 Artinya :(19). Allah Maha Lembut thd hamba-2 Nya; Dia

Memberi Rizqi kpd siapa yg Dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yg Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

(20). Barangsiapa yg menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami Tambah Keuntungan itu baginya dan barangsiapa yg menghendaki keuntungan di dunia Kami Berikan kepadanya sebagian dr keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat.

BOLEHKAH DOKTER MINTA IMBALAN (DLM ISLAM ?) Diriwayatkan dr Abdullah ibnu Abbas, bhw ia

berkata :”Nabi Saw pernah berbekam dan membayar upah bekam itu kpd pembekam, dan kalau sekiranya Nabi menganggap (pembayaran itu) makruh tahrim, tentu tidak akan dilakukan beliau (H.R.Bukhari)

Diriwayatkan dr ‘Amr bin ‘Amir bhw ia berkata :”Saya mendengar Anas r.a berkata,”Nabi saw pernah berbekam dan tidaklah pernah beliau menzalimi seorang pembekam pun ttg upahnya.” (H.R. Bukhari).

IMBALAN BAGI DOKTER (2) Abi Sa’id al Khudri menceritakan bhw ada

seorg sahabat Rasulullah saw menyembuhkan kepala kampung yg digigit binatang dg membacakan Al Fatihah. Lalu kepala kampung memberinya kambing. Sahabat ybs tdk berani menerima & btanya kpd Rasulullah. Rasulullah mengijinkannya menerima kambing tsb.