2.pra rencana

29
LAPORAN TAHAP PRA RENCANA Perencanaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik DI Kebun Agro Cilangkap Tahun 2009 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN

Upload: widiana-safaat

Post on 02-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

LAPORAN TAHAP PRA RENCANA

Perencanaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik

DI Kebun Agro CilangkapTahun 2009

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTADINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN

Jl. Gunung Sahari No. 11, Jakarta Pusat.

DISUSUN OLEH :

PT. BINA MITRA WAHANA

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

pada kesempatan ini dapat kami sampaikan laporan Pra Rencana yang

mana tahapan ini merupakan tolak ukur terhadap proses Perencanaan

Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik yang terdapat di kebun

bibit Agro Cilangkap.

Pada laporan tahap Pra Rencana ini kami paparkan beberapa

ide-ide dasar dari lingkup pekerjaan yang akan direncanakan dengan

memulai dari kondisi eksisting yang ada, menuju suatu konsep dan

output yg dihasilkan adalah berupa desain yang akan

diimplementasikan melalui pelaksanaan projek.

Harapan dari laporan ini adalah untuk menjelaskan secara

teknis melalui dasar pemikiran dari rencana Pengembangan Sarana

Teknologi Hidroponik yang terdapat di kebun bibit Agro Cilangkap. Juga

kami berharap adanya suatu masukan – masukan dari semua pihak

yang dapat mendukung terlaksananya pekerjaan Pengembangan

Sarana Teknologi Hidroponik

Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga apa yang telah

kami paparkan dapat menjadi jendela informasi yang bermanfaat bagi

semua pihak dan kedepan apa yang sudah terlaksana dapat berguna

untuk semua pihak. Atas kerjasama dan dukungan yang di berikan

kami ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 2009 PT. BINA MITRA

WAHANA

Sarno, SE

Direktur utama

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR ILUSTRASI iv

BAGIAN I. PEMBAHASAN KONSEP…………………………………….

……….

1.1. LATAR BELAKANG ………………………………….

………….

1.2. IDE DASAR & PENGEMBANGAN

KONSEP…………………

BAGIAN 2. KESIMPULAN …………………………………………………..

…….

BAGIAN 3.

PENUTUP………………………………………………………………

BAGIAN I

PEMBAHASAN KONSEP

1.1. LATAR BELAKANG

Pada pembahasan ini, cakupan yang akan dijelaskan

adalah berkaitan dengan pemikiran dasar terhadap perencanaan

Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik dengan

mengkhususkan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sarana dan

prasarana yang ada guna mengoptimalkan daya dan potensi

hidroponik menjadi lebih maksimal kedepan.

Adapun lingkup pekerjaan yang akan dilengkapi pada

kebun hidroponik antara lain :

- Pekerjaan melengkapi system teknis makro yang

terdapat di Green house, yaitu mencakup :

- Pek. penambahan sarana plumbing

- Pek. penambahan jalan interblock

- Pek. penambahan saluran keliling bangunan green

house

- Pek. lanjutan pemagaran kawasan kebun

- Pek. menutup lubang dibawah pagar

- Pek.mengurug beberapa bagian di area kebun

hidroponik

- Pekerjaan melengkapi system teknis mirkro yang

terdapat di Green house, yaitu mencakup system

penyiraman dan pengkondisian udara, untuk

penyiraman mencakup beberapa tehnik diantaranya :

tehnik DI ( Drip Irrigation), DFT (Deep Flow Technic) &

NFT (Nutrient Film Technic).

Dari data tersebut diatas maka konsep yang akan

diterapkan pada bagian ini mencakup penerapan penyesuaian

pola teknis yang sudah ada. Dengan demikian terapan-terapan

system yang sudah ada dapat berjalan dengan baik dan

berkesinambungan.

1.2. IDE DASAR DAN PENGEMBANGAN KONSEP

Melihat latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka

dalam hal ini ide dasar yang akan diterapkan mengacu pada dua

pokok bahasan teknis yaitu : Teknis Makro dan Teknis Mikro.

Berikut pembahasan ide dasar dan pengembangan konsep .

TEKNIS MAKRO

Pembahasan teknis makro disini mencakup beberapa item

diantaranya :

1. Penambahan Sarana Plumbing (air bersih)

Dasar dari pembahasan disini adalah mencakup kebutuhan

akan sarana air bersih yang fungsinya untuk berbagai

aktivitas terutama aktivitas di bangunan pengelola yang

mencakup aktivitas cuci sayuran, aktivitas ibadah dan

aktivitas yang berkaitan dengan bangunan. Kurangnya

sarana plumbing disini mendorong untuk dibuatnya sumber

air baru guna melengkapi aktivitas bangunan yang sudah

berjalan.

SKEMA IDE

Aktivitas bangunan pengelola

BANGUNAN PENGELOLA

AKTIVITAS UTAMA- Pengelolaan

kantor- Pengelolaan

aktivitas kebun

AKTIVITAS PENUNJANG

- Kegiatan ibadah (mushala)

- Kegiatan lain

Kebutuhan air bersih

Saat ini kebutuhan air bersih diperoleh dari bak penampungan

eksisting yang fungsinya utama

sebagai distribusi air ke sistem penyiraman

hidroponik

RENCANA DIBUAT SUMBER AIR

BARU Fungsi untuk

memisahkan aktivitas antara pengelola &

system produksi

EKSISTING

IDE DASAR

Adapun konsep desain yang akan diterapkan disini adalah

penggunaan bentuk yang konvensional yaitu berupa menara

dengan material besi baja dilengkapi dengan bak

penampung dan sumber air.

Konsep bentuk menara air

Pola distribusi air dari sumber air dipompa menuju tangki

penampungan kemudian didistribusi menuju outlet-outlet kran air.

2. Penambahan Jalan Interblock

Melihat kondisi yang ada terutama pada akses yang berupa

jalan interblock masih terasa kurang maksimal

keberadannya hal ini terlihat hanya pada akses utamanya

saja. Sedangkan pada bagian tertentu masih terlihat tanah

sehingga terkesan kurang terpelihara.

Kondisi eksisting dimana fungsi akses belum maksimal.

Konsep yang diterapkan pada bagian ini adalah

menggunakan konsep paving, hal ini didasari bahwa paving

dalam fungsinya adalah perkerasan yang dengan penataan

berpola dan memiliki jarak kerenggangan pemasangan.

Sehingga apabila terdapat air maka air tersebut akan

langsung dapat meresap kedalam tanah. Untuk kemampuan

pembebanan, paving memiliki kekuatan yang sudah

distandarisasikan.

Contoh penggunaan paving

3. Penambahan Saluran Keliling Bangunan

Green House

Kondisi yang ada saat ini keberadaan saluran bangunan

green house masih pada tahap belum terfungsikan sehingga

drainase air tidak maksimal.

Untuk konsep disain saluran masih seperti kondisi eksisting

dimana menggunakan struktur beton berkualitas dengan

tulangan.

4. Lanjutan Pemagaran Kawasan Kebun

Pemagaran merupakan kebutuhan akan keamanan terhadap

kawasan wilayah, dalam hal ini kebun agro cilangkap sudah

memiliki pagar dengan kondisi terbatas pada beberapa

bagian. Untuk menjaga keamanan dan keberlangsungan

wilayah maka pemagaran dilanjutkan sebagai ekses

terhadap kondisi diatas.

Konsep pagar sendiri masih mengacu pada pola yang sudah

ada, yaitu pagar dengan konstruksi precast. Hal ini dengan

alas an untuk memudahkan dalam pengerjaan dan efisiensi

waktu. Dalam pengerjaan beton precast sudah dilakukan

pabrikasi sehingga apabila sudah berada on site hanya

tinggal pemasangan saja.

Berikut konsep pagar yaitu penggunaan konstruksi precast.

Saluran beton

MASTERPLAN KEBUN AGRO

CILANGKAP

RENCANA PEMAGARAN

PAGAREKSISTING

RENCANA PEMAGARAN

5. Menutup lubang dibawah pagar

Pada bagian tertentu terutama di area pagar, dengan

melihat kondisi yang ada, tampak terdapat lubang yang

dapat berpotensi sebagai akses manusia maupun air yang

terdapat dibalik pagar tersebut. (dapat dilihat pada gambar

berikut)

Penerapan konsep disini adalah menggunakan media

batukali yang dicapur dengan adukan beton dan pada sisi

tengah bidang diberi sulingan pipa berdiameter 10 cm, hal

ini untuk memberikan aliran air menuju saluran utama.

Slab betonTiang kolom

Pondasi kolom

KONDISI EKSISTINGLubang dibawah pagar, saat ini dapat digunakan untuk keluar masuk orang. Pada musim penghujan sebagai daerah aliran air.

6. Mengurug beberapa bagian di area kebun

hidroponik

Kondisi eksisting yang ada saat ini adalah merupakan tanah

dengan kondisi level kontur rendah sehingga akibat dari

kondisi tersebut berdampak pada adanya genangan air.

Disamping itu kondisi tersebut memberikan kesan tidak

terawat. (dapat dilihat pada foto kondisi eksisting berikut).

Untuk menjaga eksistensi kondisi tanah yang ada serta

menjaga estetika area tersebut, maka konsep yang akan

dibuat adalah dengan mengurug bidang pada bagian

tersebut dengan media tanah, sehingga akan tercapai

konsep landscape yang maksimal.

Lubang dibawah pagar, saat ini dapat digunakan untuk keluar masuk orang. Pada musim penghujan sebagai daerah aliran air.

AREA RENCANA URUGAN

MASTERPLAN

TEKNIS MIKRO

Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah proses

melengkapi system penyiraman dan melengkapi infrastruktur

yang terdapat pada masing-masing green house. Terdapat tiga

teknik penyiraman yang ada, yaitu : Tehnik DI ( Drip Irrigation),

Tehnik DFT (Deep Flow Technic) & Tehnik NFT (Nutrient Film

Technic). Masing-masing teknik merupakan bagian terpenting

dari hidroponik. Berikut pemahaman umum tentang hidroponik.

Pemahaman Umum Hidroponik

Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang

berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang

digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah

tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan

pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur

esensial yang dibutuhkan tanaman.

Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik, antara lain

1. Unsur Hara

Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada

hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang

tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang

Lokasi dimana rencana area yang akan diurug, hal ini untuk

memperbaiki potensi lahan yang ada serta membentuk estetika

landscape

berlebihan.

Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 - 7.5 tetapi yang

terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam

keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro

dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam

larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P,

K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam

konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu,

B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-

beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman.

2. Media Tanam

Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media

yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban

terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus

dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak

mengandung zat yang beracun bagi tanaman.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam

dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata,

arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan

sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan

media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan

berlainan antara media yang satu dengan media yang lain,

sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.

3. Oksigen

Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting.

Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel

menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus,

Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat

menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah

yang tergenang.

Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi

perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan

gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air),

penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau

mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan

memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk

kultur agregat.

4. Air

Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman

secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak

melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari

6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat

dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.

Berdasarkan media tumbuh yang digunakan pada hidroponik di

kebun bibit Agro Cilangkap dapat dibagi menjadi tiga system ,

yaitu :

1. Drip irigation

Drip irigation merupakan salah satu jenis alat hidroponik yang

sederhana karena pada prinsipnya hanya memberikan air dan

nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus-

menerus sepanjang waktu. Tetesan diarahkan tepat pada

daerah perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung

menyerap air dan nutrisi yang diberikan.

Tanaman mendapatkan nutrisi setiap saat sesuai

kebutuhannya karena tetesan nutrisi dapat diatur sehingga

tidak akan menggenangi tanaman. Alat ini pada prinsipnya

sama saja dengan menyiram tanaman namun dilakukan

secara otomatis, terus-menerus dan sesuai dosis.

Secara sederhana alat-alat yang dibutuhkan, antara

lain :

1. Selang air                                              4. Pot / polybag

2. Pompa akuarium                                  5. Media tanam

3. Jarum suntik                                          6. Ember atau

wadah air

Kelebihan system :

1. Tanaman mendapat suplai airdan nutrisi secara terus-

menerus.

2. Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit

demi sedikit.

3. Biaya yang dperlukan relatif murah.

Kekurangan :

1. Oksigen akan susah didapat tanaman jika media terlalu

padat.

2. Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu

menghemat air dan nutrisi karena lebih banyak hilang

terserap tanaman, tertahan media atau penguap.

Contoh sketsa penerapan system Drip irrigation

2. Deep Flow Technic (DFT)

Pada sistem ini larutan nutrisi tidak disirkulasikan, namun

dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi

dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka

waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena dalam jangka

yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan

pupuk cair dalam dasar kolam yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman. Sistem ini mempunyai beberapa

karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran yang

mengakibatkan fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah,

dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya

terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu

tergantung pada energi listrik (mungkin hanya untuk

mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi

saja).

Tanaman ditancapkan pada lubang dalam styrofoam dengan

bantuan busa (agar tanaman tetap tegak) serta ditambahkan

penyangga tanaman dengan tali. Lapisan styrofom digunakan

sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan

tanaman agar tetap terapung dalam larutan nutrisi. Agar

pemakaian lapisan styrofoam tahan lama biasanya dilapisi

oleh plastik mulsa. Dalam gambar juga ditunjukkan adanya

bak larutan nutrisi dengan penyangganya, biasanya bak

penampung ini mempunyai kedalaman antara 10-20 cm

dengan kedalaman larutan nutrisi antara 6-10 cm. Hal ini

ditujukan agar oksigen dalam udara masih terdapat di bawah

permukaan styrofoam.

Floating system merupakan alat yang paling sederhana

karena hanya menggunakan prinsip penggenangan. Akar

tanaman diberi genangan air dan nutrisi secara terus-

menerus. Untuk kebutuhan oksigen tanaman

mendapatkannya melalui airstone yang diletakkan didalam

air.

Air dan nutrisi yang diberikan akan langsung mengenai akar

tanaman secara terus-menerus sehingga tanaman dapat

menyerapnya setiap saat.

Alat-alat yang dibutuhkan:

1. Sterofoam

2. Busa

3. Ember atau wadah air

Kelebihan system :

1. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-

menerus.

2. Lebih menghemat air dan nutrisi.

3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu

melakukan penyiraman.

4. Membutuhkan biaya yang cukup murah.

Kekurangan alat:

1. Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan

alat airstone).

2. Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.

 

 

Contoh sketsa penerapan system Deep Flow Technic.

3. Nutrient Film Technique (NFT)

Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu konsep

dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan

akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan

tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air,

nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan

polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang

berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus

dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat

berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal

sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan

antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar

dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi

dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.

Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat

memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman,

kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah,

keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi

yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan

umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan

beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat

baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan

variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting

density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti

investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat

tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang

menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman

lain.

Sistem ini harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki

penampung dan pompa. Bed (talang) NFT di beberapa negara

maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh

beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di

Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum

diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang

rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki

penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air.

Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki

penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang

distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT

adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan

nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat

(dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit)

dan lebar talang yang memadai untuk menghindari

terbendungnya larutan nutrisi.

NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja

mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus

dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga

dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh

nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan  salah satu

sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang

alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.

Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma

karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung yang ada

dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan

lagi ke akar tanaman.

Alat-alat yang dibutuhkan:

1. Talang air                                             4. Sterofoam

2. Pompa akuarium                                 5. Busa

3. Pipa PVC                                              6. Ember atau wadah

air

Kelebihan system :

1. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara

terus-menerus.

2. Lebih menghemat air dan nutrisi.

3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu

melakukan penyiraman.

4. Biaya yang dperlukan relatif murah.

Kekurangan

1. Jika salah satu tanaman terserang penyakit maka satu

talang tanaman akan terserang juga, bahkan bisa dalam 1

alat semua menjadi tertular.

2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran

listrik maka alat ini tidak bisa bekerja

Contoh sketsa penerapan system Nutrient Film Technique.

Penyelesaian infrastruktur Hidroponik

Pada tahap ini beberapa hal yang menjadi pembahasan adalah

mencakup perapihan area kerja, terutama area kerja didalam

green house hidroponik, yang mana kondisinya masih belum

tertata dengan rapih. Latar belakang tersebut dapat dilihat dari

beberapa foto berikut.

KONDISI EKSISTING RENCANA

Kondisi dimana sisi pinggir masih

berupa permukaan tanah.

Rencana menutup permukaan

tanah dengan perkerasan beton

sehingga lebih terkesan rapih dan

bersih.

Solusi yang diambil sebagai perlakuan kondisi tersebut diatas

adalah :

1. melapisi permukaan dengan lapisan beton, hal ini untuk

memberikan kesan rapih dan tertata.

2. secara struktur dengan adanya lapisan beton maka bak-bak air

yang ada menjadi lebih kuat posisinya, dikarenakan lapisan

beton memberikan daya dukung beban yang merata terhadap

sisi kanan dan kiri.

3. lapisan beton sebagi akses manusia.

Sedangkan rencana penambahan bak pembibitan sangat diperlukan

untuk memaksimalkan potensi green house yang ada sehingga

hasil yang dicapai menjadi lebih baik dan berdaya guna. Berikut

gambaran kondisi eksisting dan rencana berdasarkan fungsi yang

ada.

KONDISI EKSISTING

Pembibitan tanaman dengan Sistem Deep Flow Technic (DFT)

Sketsa Ide dasar

RENCANA PENAMBAHAN

BAK

Sketsa Ide dasar

Sketsa Ide dasar

Pembibitan tanaman dengan Sistem Drip Irigation (DI)

BAGIAN II

KESIMPULANSecara umum dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik pada kebun agro

Cilangkap menitikberatkan pada dua hal yaitu : Pengembangan

potensi site dan pengembangan potensi kebun hidroponik

Pembibitan tanaman dengan Sistem Nutrient Film Technic (NFT)

KONSEP POLA PERENCANAAN TEKNIK PEMBIBITAN HIDROPONIK

KONSEP PENGEMBANGAN POTENSI SITE DAN PRASARANANYA

KEBUN AGRO CILANGKAP

Konsep disini lebih mengedepankan pola pengembangan potensi

site , dimana kondisi eksisiting masih terdapat kekurangan

sehingga diperlukan adanya pola penambahan atas kekurangan

yang ada, agar potensi yang ada dapat bermanfaat secara

maksimal dan berdaya guna.

Ide dasar Ide dasar Ide dasar

KONSEP KONSEP KONSEP

Pembibitan tanaman dengan Sistem Drip Irrigation (DI)

Pembibitan tanaman dengan Sistem Deep Flow Technic (DFT)

Pembibitan tanaman dengan Sistem Nutrient Film Technic (NFT)

Rencana menutup lubang dengan batu kali

Rencana perapihan lahan dengan cara mengurug sehingga potensi

lahan menjadi maksimal

eksisiting eksisiting eksisiting

BAGIAN III

PENUTUPDemikian pembahasan tentang konsep pengembangan sarana

hidroponik ini dibuat, sebagai upaya untuk memanfaatkan potensi

site dengan pola penyempurnaan secara teknis melalui beberapa

analisis terhadap kondisi yang ada, sehingga kedepan dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat maupun bagi

masyarakat umum. Keberadaan kebun Hidroponik sendiri disisi lain

disamping sebagai sarana pengembangan produktif pertanian juga

dapat difungsikan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.

Kekurangan dalam pembahasan diatas, kami berharap adanya

masukan dari semua pihak yang terkait agar dalam proses

perencanaan ini dapat berjalan dengan baik serta dapat menjadi

tolak ukur informasi yang berdaya guna. Terima kasih

Rencana pembuatan menara air Untuk distribusi air bersih ke gedung management

RENCANA PEMAGARAN

EKSISTING PAGAR

RENCANA PEMAGARAN

Rencana pembuatan saluran keliling sebagai upaya penyempurnaan system drainase

Rencana pemasangan interblock adalah memanfaatkan potensi akses agar lebih maksimal

Rencana pemasangan pagar sebagai upaya pengamanan teritori (wilayah)

Gedung Management

Fisik paving

Saluran beton berkualitas

Konstruksi baja