2a_mengidentifikasi kapasitor
DESCRIPTION
Kondensator/Capasitor adalah komponen pasif yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik.TRANSCRIPT
1
MENGIDENTIFIKASI KAPASITOR/KONDENSATOR
TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian, prinsip pembentukan dan peristilahan dalam kapasitor;
2. Mengidentifikasi dan membaca nilai kapasitansi Kondensator/Capasitor serta membedakan
tipenya berdasarkan tulisannya atau kode warna-nya;
3. Menjelaskan setiap jenis Kodensator/Capasitor kegunaannya masing-masing;
4. Menjelaskan proses charge (pengisian) dan discharge (pembuangan) pada Kondensator/Capasitor
dan dikaitkan dengan hukum Coulomb;
5. Menghitung nilai kapasitansi Kondensator/Capasitor dirangkai seri, paralel dan campuran.
A. Pengertian Kapasitor
Kondensator/Capasitor adalah komponen pasif yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk muatan listrik.
Banyaknya muatan listrik per detik dalam satuan Qoulomb (Q).
Notasi Kondensator dituliskan dengan huruf C.
Kemampuan Kondensator/Capasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi yang
satuannya adalah Farad (F).
1 Farad = 1.000.000 F baca (mikro farad),
1 F = 1.000 nF baca (nano Farad), dan
1 nF = 1.000 pF baca (piko Farad).
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan elektron. Coulumbs pada abad ke-18 menghitung bahwa 1 coulumb = 6,25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi
sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat di tulis:
dimana: Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
Q = C V C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktik pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal
(A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan
rumus dapat ditulis sebagai berikut:
C = (8,85 x 10–12) (k A / t)
Berikut ini tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Tabel 1. Konstanta Bahan (k)
Udara Vakum k = 1
Aluminium Oksida k = 8
Keramik k = 100 – 1000
Gelas k = 8
Polyethylene k = 3
2
B. Prinsip Pembentukan Kapasitor
Pada prinsipnya Kondensator/Capasitor
terdiri dari dua keping konduktor yang
dipisahkan oleh bahan penyekat yang
disebut bahan dielektrik.
Fungsi zat dielektrik adalah untuk
memperbesar kapasitansi
Kondensator/Capasitor diantaranya adalah:
keramik; kertas; kaca; mika; polyister dan
elektrolit tertentu.
Gambar 1. Prinsip Pembentukan Kapasitor
Kapasitor disamping memiliki nilai kapasitas menyimpan muatan listrik, juga memiliki batas
tegangan kerja (working Voltage) maksimum yang dicantumkan nilainya pada komponen, yaitu:
Tegangan kerja Kondensator/Capasitor AC untuk non polar : 25 Volt; 50 Volt; 100 Volt; 250
Volt 500 Volt, ...
Tegangan kerja DC untuk polar: 10 Volt; 16 Volt; 25 Volt; 35 Volt; 50 Volt; 100 Volt; 250 Volt.
C. Peristilahan dalam Kapasitor
Ada beberapa istilah pada kapasitor yang menunjukkan performance dari kapasitor tersebut,
yaitu:
• Kapasitas (kapasitansi)
• Suhu Lingkungan
• Toleransi
• Koefisien Suhu
• Tegangan Kerja
• Tegangan Dadal (breakdown voltage)
• Bocoran DC
• Perlawanan Sekatan (resistansi isolasi)
• Faktor Daya
Penjelasan dari istilah-istilah di atas sebagai berikut:
• Kapasitas (kapasitansi), adalah: kemampuan kapasitor dalam menampung muatan elektron.
Satuan dasar kapasitas adalah Farad. Dalam praktik digunakan: µF (1.10-6 F), nF (1.10-9 F), dan
pF (1.10-12 F).
• Suhu Lingkungan: Harga kapasitas yang sebenarnya ditentukan oleh suhu lingkungan. Dalam
praktik, sebagai patokan penentuan harga kapasitas adalah suhu ruang 250 C.
• Toleransi: Perubahan kapasitansi dalam persen dari harga kapasitansi dalam suhu 250 C.
• Koefisien Suhu: Ubahan kapasitansi bersama ubahan suhu per 0C. Lazimnya dinyatakan dalam
ppm/ 0C (parts per million per 0C). Koefisien suhu dapat berharga positif (PTC) atau negatif
(NTC). NPO menyatakan kondensator dengan koefisien suhu nol.
• Tegangan kerja: tegangan yang dapat dikenakan pada kondensator untuk operasi terus
menerus. Tarif tegangan ini perlu dinyatakan untuk Dc ataukah AC.
• Tegangan Dadal (breakdown voltage): Tegangan maksimum pada kondensator yang merusak
dielektrikumnya. Disebut juga sebagai tegangan sentak (surge voltage) atau tegangan uji (test
voltage).
3
• Bocoran DC: menyatakan arus searah kecil yang mengalir dalam kondensator jika sedang
dikenai tegangan seharga tertentu. Kondensator yang bermuatan tidak akan menyimpan
muatan untuk selama-lamanya, sebab muatan membocor lewat dielektrikumnya.
• Perlawanan Sekatan (resistansi isolasi): merupakan resistansi dielektrikum, dimana kian besar
resistansi maka akan kian kecil arus bocorannya. Resistansi isolasi akan mengecil jika suhu
naik.
• Faktor Daya (power factor, PF): perbandingan antara tenaga yang terbuang dengan tenaga
yang disimpan dalam kondensator.
Contoh: Kondensator memiliki PF = 2%.
Hal ini berarti 98% dari tenaga yang dikenakan dapat dimanfaatkan sedangkan 2% akan
terbuang sebagai bahang (panas).
Power Factor bergantung pada suhu dan harganya akan naik bersama kenaikan frekuensi.
D. Sifat-sifat Kapasitor
Sifat-sifat kapasitor, sebagai berikut:
• Memblok arus DC
• Meneruskan arus AC, dengan reaktansi kapasitif sebesar XC = 1/2.∏.f.C
dimana, XC = reaktansi kapasitif (Ω)
∏ = 3,14
f = frekuensi (Hz)
C = kapasitansi (F)
E. Simbol Kapasitor
Tabel 2. Simbol Kapasitor
NO. Kapasitor Simbol Contoh Bentuk Fisik
1. Kapasitor Non Polar
2. Kapasitor Variabel (VARCO: variable condensator)
3. Kapasitor Trimmer (Trimmer Condensator)
4. Kapasitor Polar (ELCO: Electrolit Condensator)
4
F. Mengidentifikasi Kapasitor
1. Kapasitor Non Polar
Kapasitor non polar adalah Capasitor yang elektrodanya tanpa memiliki kutub positif (+)
maupun kutub negatif (-) artinya jika pemasangannya terbalik maka Capasitor tetap bekerja.
Contoh Kondensator/Capasitor nonpolar yaitu: Kondensator/Capasitor variable (Varco);
Kertas, Mylar, Polyester, Keramik dsb.
Membaca nilai kapasitansi Kapasitor non polar, ada 3 cara, yaitu:
a. Nilai kapasitansi dituliskan secara langsung pada badan kapasitor.
b. Menggunakan kode angka
c. Menggunakan kode warna
Penjelasan cara membaca nila kapasitor non polar dijelaskan sebagai berikut.
a. Kapasitor Non Polar dengan Nilai Kapasitansi Dituliskan secara Langsung pada Badan
Kapasitor
Contoh kondensator non polar yang nilai kapasitansinya ditulis secara langsung pada
badannya, yaitu: kapasitor polystyrene dan MKM berikut:
Tabel 3. Contoh Kapasitor Non Polar dengan Nilai Kapasitansi Ditulis Langsung
Bentuk Fisik Nilai Kapasitansi
C = 4700 pF = 4,7 nF (4n7) = 0,0047 UF
Nilai kapasitansi dibaca secara langsung dalam satuan pF
C = 100 nF = 0,1 UF
Nilai kapasitansi dibaca secara langsung dalam satuan nF karena pada Kapasitor MKM tertulis huruf n dibelakang angka yang berarti nano Farad.
b. Kapasitor Non Polar dengan Menggunakan Kode Angka
1) Kapasitor Mika
2) Kondensator non polar C mika yang dijual di pasaran, menggunakan kode angka
untuk menentukan nilai kapasitansi beserta toleransinya, serta tulisan batas tegangan
kerja maksimum (maksimum working Voltage) atau arus maksimum yang dapat
diberikan ke kondensator.
Cara menentukan nilai kapasitansi:
1 2 3 J
1 angka ke-1
2 angka ke-2
3 faktor pengali (banyaknya nol) dalam pF
J toleransi 5%, atau K = 10%
10
0n
5
223 J 100V
2A 104J
Contoh:
Kondensator/Capasitor Mika tertulis kode angka
223J 100V.
Kapasitas = 22 x 103 pF ± 5%, 100 V
= 22.000 pF ± 5%, 100 V
= 22 nF ± 5%, 100 V
= 0,022 UF ± 5%, 100 V
Kapasitas = 22 nF ± 5%,
tegangan kerja AC 100 V.
Kegunaan untuk : Filter, Kopling, Blok tegangan DC.
Kondensator/Capasitor Mika tertulis kode angka
Kondensator/Capasitor Mika tertulis kode angka
2A 104J.
Kapasitas = 10 x 104 pF ± 5%, Imax = 2 A
= 100.000 pF ± 5%, Imax = 2 A
= 100 nF ± 5%, Imax = 2 A
= 0,1 UF ± 5%, Imax = 2 A
Kapasitas = 100 nF ± 5%,
Arus maksimum sebesar 2 Ampere.
Kegunaan untuk : Filter, Kopling, Blok tegangan DC.
3) Kapasitor Keramik
Kondensator non polar C keramik yang dijual di pasaran, menggunakan kode angka
untuk menentukan nilai kapasitansinya sama seperti Cmika.
Contoh:
C = 1000 pF
= 1 nF
= 0,001 UF
Pada praktiknya ditemukan nilai kapasitansi C keramik yang kecil dituliskan secara
langsung di badan tidak dalam bentuk 3 angka seperti di atas.
Misal C keramik dengan nilai 22 = nilai kapasitansi C ini adalah 22 pF.
c. Kapasitor Non Polar dengan Menggunakan Kode Warna
Kondensator non polar C polyester menggunakan kode warna untuk menentukan nilai
kapasitansi beserta toleransi juga batas tegangan kerja maksimum (maksimum working
Voltage).
Cara menentukan nilai kapasitansi:
Warna 1 angka ke-1
Warna 2 angka ke-2
Warna 3 faktor pengali (banyaknya nol) dalam pF
Warna 4 toleransi
Warna 5 tegangan kerja maksimum
C dengan kode warna dalam praktiknya jarang ditemukan.
6
Tabel 4. Tabel Kode Warna untuk Kapasitor Polyester (pF)
Warna Warna I Warna II Warna III Warna IV Warna V
Hitam --- 0 X 100 pF 20 % ---
Coklat 1 1 X 101 pF --- 100 V
Merah 2 2 X 102 pF --- 250 V
Oranye 3 3 X 103 pF --- ---
Kuning 4 4 X 104 pF --- 400 V
Hijau 5 5 X 105 pF 5 % ---
Biru 6 6 X 106 pF --- ---
Ungu 7 7 X 107 pF --- ---
Abu-abu 8 8 X 108 pF --- ---
Putih 9 9 X 109 pF 10 % ---
Contoh:
C polyester dengan kode warna berturut-turut : Coklat, Hitam, Orange, Hitam, Merah.
Maka nilai kapasitansi:
Warna I = coklat = 1
Warna II = hitam = 0
Warna III = oranye = 000 pF (x 103 pF)
Warna IV = hitam = ± 20%
Warna V = merah = 250 V
Jadi nilai kapasitansi = 10.000 pF ± 20%, 250 V
= 10 nF ± 20%, 250 V
= 0,01 UF ± 20%, 250 V
C polyester dengan kode warna berturut-turut : Merah, Merah, Kuning, Hitam, Merah .
C = 220.000 pF ± 20%, 250 V
= 220 nF ± 20%, 250 V
= 0,22 UF ± 20%, 250 V
2. Kapasitor Polar
Kondensator/Capasitor Polar elektrodanya mempunyai dua kutup, yakni kutub positif (+) dan
kutub negatif (-). Apabila Capasitor ini dipasang pada rangkaian elektronika, maka
pemasangannya tidak boleh terbalik.
Salah satu contohnya adalah Capasitor elektrolit atau elko, Tantalum. Nilai kapasitas
maksimum dan kutub-kutubnya sudah tertera pada bodi komponen tersebut.
Contoh:
Elektrolit Kondensator (Elko) pada badannya dituliskan :
10 µF/ 16 Volt
Kapasitasnya = 10 µF , 16 V
= 10.000 nF , 16 V
= 10.000.000 pF, 16 V
Tegangan kerja maksimum DC = 16 Volt.
7
G. Kegunaan Kapasitor pada Rangkaian Elektronika
Tabel 4. Kegunaan Kapasitor pada Rangkaian Elektronika
Kapasitor Bentuk Fisik Kegunaan
Non Polar (mika, keramik, polyester)
• Penyaring (Filter) • Penghubung antar
tingkat rangkaian (coupling)
Polar (Elco)
• Filter • Bank Capasitor • Bank Power
Trimmer Kapasitor
• Fine Tuning • Oscillator
Varco
• Tuning • Oscillator
H. Rangkaian Kapasitor
1. Rangkaian Kapasitor Seri
Kondensator/Capasitor bila dirangkai seri maka nilai kapasitasnya berbanding terbalik dengan
nilai masing-masing, semakin banyak rangkaiannya semakin kecil nilai kapasitanya, tetapi
tegangan kerjanya bertambah besar.
Besarnya kapasitansi 2 buah C yang diseri :
𝐶𝑝 =𝐶1 𝑥 𝐶2
𝐶1 + 𝐶2
Jika C yang diseri lebih dari 2 maka besarnya kapasitansi seri:
1
𝐶𝑝=
1
𝐶1+
1
𝐶2+
1
𝐶3+ ⋯ +
1
𝐶𝑁
Soal:
a. Dua buah kapasitor C yang sama dengan tulisan 102J dirangkai seri. Tentukan besar nilai
kapasitansi CS.
b. Tiga buah kapasitor, yaitu: C1 = 100 nF, C2 = 50 nF, dan C3 = 20 nF dirangkai seri.
Berapakah besar nilai kapasitansi seri CS ?
c. C1 = 10 nF, C2 = 0,01 UF, C3 = 100 nF, C4 = 0,1 UF dirangkai seri. Tentukan nilai CS !
2. Rangkaian Kapasitor Paralel
Kondensator/Capasitor yang dirangkai paralel nilai kapasitasnya akan bertambah besar dan
merupakan jumlah dari nilai masing-masing, akan tetapi tegangan kerjanya tidak berubah.
8
Besar nilai kapasitansi paralel adalah jumlah dari nilai kapasitansi masing-masing C yang
diparalelkan, yaitu: CP = C1 + C2 + C3 + ... + CN
Soal:
a. Perhatikan gambar berikut.
Tentukan nilai kapasitansi paralel.
b. Empat buah kapasitor dengan nilai C = 0,01 UF, C2 = 0,1 UF, C3 = 47 nF, dan C4 = 220 pF
dirangkai paralel. Berapakah nilai kapasitansi paralel CP ?
3. Rangkaian Kapasitor Campuran
Kondensator/Capasitor yang dirangkai secara seri-paralel (campuran) maka nilai
kapasitansinya sesuai dengan rangkaiannya yang membangunnya, dima untuk bagian seri
maka CS lebih kecil dari nilai C terkecil tetapi tegangan kerjanya bertambah, sedangkan untuk
bagian paralel nilai kapasitansinya akan bertambah tetapi tegangan kerja tetap. Nilai
kapasitansi total akan sama dengan nilai kapasitansi pengganti sesuai rangkaian seri-
paralelnya.
Soal:
Tentukan nilai kapasitansi total CT dari rangkaian seri-paralel kapasitor berikut !
I. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
1. Energi pada Kapasitor
Capasitor yang sudah diisi (charged) adalah semacam reservoir energi dalam pengisian
(charging) .
Hal ini jelas sebab apabila pelat-pelat Capasitor tersebut kita hubung singkat dengan suatu
penghantar maka akan terjadi pengosongan (discharging) pada Capasitor yang akan
menimbulkan panas pada penghantar tersebut.
9
Energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan 1 coulomb pada tegangan 1 volt adalah
sebesar 1 joule.
W = Q . V
Sewaktu mengisi dan membuang muatan Capasitor, ternyata tegangan pada Capasitor itu
akan berubah-ubah seperti pada tabel dan gambar di bawah ini.
Hubungan antara Q dan V merupakan garis lurus (linear), maka energi yang tersimpan dalam
Capasitor merupakan luas daerah grafik sebelah bawah.
Jadi besar energi yang disimpan oleh kapasitor adalah
𝑊𝐶 =𝑄.𝑉
2 dan karena Q = C.V
maka diperoleh 𝑊𝐶 =1
2. 𝐶. 𝑉2
atau 𝑊𝐶 =1
2
𝑄2
𝐶
Keterangan: WC = energi yang tersimpan oleh kapasitor (joule)
C = kapasitansi dalam farad
V = tegangan kapasitor dalam volt
Q = muatan kapasitor dalam coulomb
2. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
Ada dua hal yang harus diperhatikan pada Capasitor yaitu pada saat pengisian dan
pengosongan muatan.
Gambar. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
10
V = 10
volt
I
VC
a. Pengisian Kapasitor (Charged)
Pada saat saklar S dihubungkan ke
posisi 1 maka ada rangkaian tertutup
antara tegangan V, saklar S, tahanan
R, dan Capasitor C.
Arus akan mengalir dari sumber
tegangan Capasitor melalui tahanan
R. Hal ini akan menyebabkan naiknya
perbedaan potensial pada Capasitor.
Dengan demikian, arus akan menurun sehingga pada suatu saat tegangan sumber akan
sama dengan perbedaan potensial pada Capasitor. Akan tetapi arus akan menurun
sehingga pada saat tegangan sumber sama dengan perbedaan potensial pada Capasitor
dan arus akan berhenti mengalir (I = 0).
Proses tersebut dinamakan pengisian Capasitor bentuk-bentuk arus.
Gambar. Grafik Pengisian Kapasitor
b. Pengosongan Kapasitor (Discharged)
Arus yang mengalir sekarang adalah
berlawanan arah (negatif) terhadap
arus pada saat pengisisan, sehingga
besarnya tegangan pada R (VR) juga
negatif.
Capasitor akan mengembalikan
kembali energi listrik yang
disimpannya dan kemudian
disimpan ketahanan R.
Pada saat terjadi proses pengosongan Capasitor, tegangan Capasitor akan menurun
sehingga arus yang melalui tahanan R akan menurun. Pada saat Capasitor sudah
membuang seluruh muatannya (Vc = 0) maka aliran arus pun berhenti (I = 0).
11
Gambar. Grafik Pengosongan Kapasitor