282737615 158420521 laporan kasus tonsilitis akut

22
LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : An. R Umur : 5 tahun Jenis Kelamin : perempuan Agama : Islam Status pernikahan : Belum menikah B. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA: Pasien datang ke puskesmas maradekaya dengan keluhan demam yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, demam hilang timbul. Ibu pasien mengaku anak menjadi malas makan, pasien mengeluh adanya rasa sakit saat menelan yang dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengaku sering mengkonsumsi makanan berminyak, makanan pedas dan minuman dingin. KELUHAN TAMBAHAN: batuk, pilek, hidung tersumbat RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Sejak 2 minggu yang lalu penderita mengeluh demam. Keluhan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan baik makanan padat maupun cair, pasien mengeluh batuk dan pilek yang dirasakan terutama ketika serangan. Ibu pasien mengaku kadang pasien mendengkur (ngorok) saat tidur. Pasien mengaku sering mengkonsumsi 1

Upload: alejandro-jones

Post on 07-Jul-2016

618 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

hgfg

TRANSCRIPT

Page 1: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. R

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Status pernikahan : Belum menikah

B. ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA: Pasien datang ke puskesmas maradekaya dengan keluhan

demam yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu, demam hilang timbul. Ibu pasien

mengaku anak menjadi malas makan, pasien mengeluh adanya rasa sakit saat menelan

yang dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengaku sering mengkonsumsi

makanan berminyak, makanan pedas dan minuman dingin.

KELUHAN TAMBAHAN: batuk, pilek, hidung tersumbat

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Sejak 2 minggu yang lalu penderita mengeluh demam. Keluhan hilang timbul.

Pasien juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan baik makanan padat

maupun cair, pasien mengeluh batuk dan pilek yang dirasakan terutama ketika serangan.

Ibu pasien mengaku kadang pasien mendengkur (ngorok) saat tidur. Pasien mengaku

sering mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman dingin. Dan terkadang

keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan

Sakit didaerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan

disangkal oleh OS. Keluhan nyeri pada telinga, telingga terasa mendengung dan rasa

penuh di telinga disangkal oleh OS. Keluhan sakit gigi dan gigi berlobang juga disangkal.

Mata merah, mata berair, gatal-gatal dan kemerahan di kulit juga disangkal oleh OS.

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.

1

Page 2: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

1. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN PENGOBATAN

- OS mengeluhkan penyakit/keluhan yang sama sejak 2 minggu yang lalu, yang

dirasakan hilang timbul.

- Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya.

- Riwayat alergi obat, makanan, debu/ udara dingin disangkal oleh pasien.

C. PEMERIKSAAN FISIK

I. KEADAAN UMUM

Status generalis

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 86x/menit

Suhu : 36.9˚C

Pernapasan : 20x/menit

Keadaan Spesifik

Kepala : Bulat, simetris, rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis tidak ada, sklera tidak ikterik,

lagoftalmus tidak ada,

Telinga : Megalobus tidak ada, otore tidak ada

Hidung : Mukosa hidung tidak hiperemis, sekret tidak ada

Mulut : Bibir dan mukosa tidak ada kelainan.

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis.

- Leher : Tidak ada pembesaran KGB

- Thoraks

Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada tidak ada

Palpasi : Thrill tidak teraba

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler pada kedua lapangan paru, wheezing dan ronkhi

tidak ada. BJ I/II normal, tidak ada bising jantung.

- Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : Lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar lien tidak teraba

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising usus normal

2

Page 3: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

- Ekstremitas superior dextra et sinistra : akral hangat

- Extremitas Inferior dextra et sinistra : akral hangat

II. STATUS LOKALIS

- TELINGA

Kanan Kiri

Bentuk Daun Telinga Normal

Deformitas (-)

Normal

Deformitas (-)

Kelainan Congenital Tidak ada Tidak ada

Radang, Tumor Tidak ada Tidak ada

Nyeri Tekan Tragus Tidak ada Tidak ada

Penarikan Daun Telinga Tidak ada Tidak ada

Kelainan pre-, infra-,

retroaurikuler

Tidak ada Tidak ada

Regio Mastoid Tidak ada kelaianan Tidak ada kelaianan

Liang Telinga CAE lapang, serumen

tidak ada

CAE lapang, serumen

tidak ada

Membran Timpani MT intak, hiperemis (-),

edema (-), refleks cahaya

(+) jam 5

MT intak, hiperemis (-),

edema (-), refleks cahaya

(+) jam 7

- HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

Bentuk : Normal, tidak ada deformitas

Tanda peradangan : Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-)

Vestibulum : Hiperemis -/-, sekret -/-

Cavum nasi : Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/-

Konka inferior : Eutrofi/eutrofi

Meatus nasi inferior : Eutrofi/eutrofi

Konka medius : Eutrofi/eutrofi

Meatus nasi medius : Sekret +/+

3

Page 4: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

Septum nasi : Deviasi -/-

Pasase udara : Hambatan -/-

Daerah sinus frontalis : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

Daerah sinus maksilaris : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

- RHINOPHARYNX (RHINOSKOPI POSTERIOR) ---- Tidak dilakukan

pemeriksaan

Koana : -

Septum nasi : -

Muara tuba eustachius : -

Torus tubarius : -

Konka inferior dan media : -

Dinding posterior : -

- TENGGOROK

PHARYNX

Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-)

Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-)

Tonsil :

- T2B/T2B

- hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+

- Kripta melebar +/+

- Detritus +/+

- Perlengketan -/-

Uvula : letak di tengah, hiperemis (-)

Gigi : gigi geligi lengkap,caries (-)

Lain-lain : radang ginggiva (-),mukosa pharynx tenang,post nasal drip (-)

- LEHER

Kelenjar limfe submandibula : tidak teraba membesar

Kelenjar limfe servikal : tidak teraba membesar

4

Page 5: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

D. RESUME

Dari anamnesis didapatkan :

Pasien datang ke puskesmas maradekaya dengan keluhan demam yang dirasakan

sejak 2 minggu yang lalu, demam hilang timbul. Ibu pasien mengaku anak menjadi

malas makan, pasien juga mengeluhkan rasa sakit di tenggorok, nyeri menelan baik

makanan padat maupun cair sejak 3 minggu yang lalu, pasien mengeluh batuk dan pilek

yang dirasakan terutama ketika serangan. Ibu pasien mengaku kadang pasien

mendengkur (ngorok) saat tidur.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan :

Pada pemeriksaan tenggorok didapatkan:

- tonsil hipertrofi dengan ukuran T2B/T2B

- tonsil hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+

- Kripta melebar +/+

- Detritus +/+

E. DIAGNOSIS BANDING

- Tonsilitis Akut hipertrofi

- Tonsilofaringitis

F. DIAGNOSIS KERJA

Tonsilitis Akut

Dasar diagnosis:

Diagnosis kerja tonsilitis akut hipertrofi diambil berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik yang didapatkan pada OS.

Anamnesis:

- Rasa mengganjal di tenggorok yg dirasakan akibat tonsil yang membesar

5

Page 6: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

- Selama 3 minggu terakhir OS telah mengalami keluhan-keluhan peradangan tonsil,

yang hilang timbul. Keluhan:

rasa sakit di tenggorok

nyeri menelan

kadang disertai batuk pilek dan demam

Tonsilotis Akut: peradangan tonsil kurang dari 3 bulan,dan baru pertama kali dialami.

- Riwayat kebiasaan: OS suka mengkonsumsi gorengan, makanan pedas dan minuman

dingin (menjadi faktor predisposisi timbulnya tonsilitis)

Pemeriksaan fisik tenggorok:

- tonsil T2B/T2B

- hiperemis +/+

- permukaan mukosa tidak rata +/+

- Kripta melebar +/+, detritus +/+

G. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah lab rutin.

Pemeriksaan laboratorium berupa kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apusan

tonsil untuk mengetahui kuman penyebab.

H. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa :

1. Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita dan pencegahannya.

Secara umum disebutkan bahwa pencegahan ditujukan untuk mencegah

tertularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya

infeksi tonsil. Namun setidaknya upaya yang dapat dilakukan adalah:

Mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme

yang dapat menimbulkan tonsilitis.

Menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, setidaknya hingga 24 jam

setelah penderita infeksi tenggorokan (yang disebabkan kuman) mendapatkan

antibiotika.

6

Page 7: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

2. Jangan minum air es, makan berminyak dan bersantan

3. Banyak istirahat

4. Sarankan agar sering kontrol ke dokter THT

Medikamentosa:

Antibiotik 2x50mg/kgbb/hari, selama 7-10 hari

Anti inflamasi 3x15-20 mg/kgbb selama 5 hari

Analgetik 3x15-20 mg/kgbb selama 5 hari

Obat kumur desinfektan

I. PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN FISIOLOGI TONSIL

7

Page 8: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer

merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri dari tonsil

palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil tuba Eustachius.2

A. Tonsil Palatina1,2

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar

posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-

masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak

selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa

supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:

Lateral – muskulus konstriktor faring superior

Anterior – muskulus palatoglosus

Posterior – muskulus palatofaringeus

Superior – palatum mole

Inferior – tonsil lingual

Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi

atau kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar

sepanjang kriptus. Limfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan

limfatik difus. Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang

tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur pembuluh limfatik. Noduli sering saling menyatu

dan umumnya memperlihatkan pusat germinal

Fosa Tonsil1,2

8

Page 9: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

Fosa tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus,

batas posterior adalah otot palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah otot

konstriktor faring superior. Berlawanan dengan dinding otot yang tipis ini, pada bagian luar

dinding faring terdapat nervus ke IX yaitu nervus glosofaringeal.

Pendarahan1,2,3

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri

karotis eksterna, yaitu 1) arteri maksilaris eksterna

(arteri fasialis) dengan cabangnya arteri tonsilaris dan

arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris interna

dengan cabangnya arteri palatina desenden; 3) arteri

lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal; 4)

arteri faringeal asenden. Kutub bawah tonsil bagian

anterior diperdarahi oleh arteri lingualis dorsal dan

bagian posterior oleh arteri palatina asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh

arteri tonsilaris. Kutub atas tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina

desenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari

faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus

faringeal

Aliran getah bening1,2

Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda

(deep jugular node) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus, selanjutnya

ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai pembuluh

getah bening eferan sedangkan pembuluh getah bening aferen tidak ada

Persarafan1,2

Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus

glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine nerves.

Imunologi Tonsil1,2

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Limfosit B membentuk

kira-kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan 3%

lagi adalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal.

9

Page 10: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan

sitokin berakumulasi di jaringan tonsilar. Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil

dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retikular, area ekstrafolikular, mantle zone pada folikel

limfoid dan pusat germinal pada folikel ilmfoid.

Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi

limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu 1) menangkap dan

mengumpulkan bahan asing dengan efektif; 2) sebagai organ utama produksi antibodi dan

sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.

B. Tonsil Faringeal (Adenoid)1

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang

sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti

suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini

tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa

faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus. Adenoid terletak di dinding belakang

nasofaring. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan

posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran

adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran

maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

C. Tonsil Lingual1,2

Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum

glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum pada

apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata

10

Page 11: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

TONSILITIS AKUT

A. DEFINISI

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang

merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Penyebaran infeksi

melalui udara (air bone droplets), tangan dan ciuman. Dapat

terjadi pada semua umur, terutama pada anak. Tonsilitis akut

adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan.1

B. ETIOLOGI

Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini

yaitu :1,2

Streptokokus beta hemolitikus

Streptokokus viridans

Streptokokus piogenes

Virus influenza

Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

C. Patologi Tonsilitis Akut

Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang

terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut

folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan

tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta. Saat folikel

mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan

mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran

putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan

leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut

dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang

menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.

Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang

menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa

11

Page 12: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet

fever.

D. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :

nyeri tenggorok

nyeri telan

sulit menelan

demam

mual, anoreksia

kelenjar limfa leher membengkak

E. PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan pada tonsil akan didapati tonsil hipertrofi, tetapi kadang-kadang atrofi,

hiperemi dan odema yang tidak jelas. Didapatkan detritus atau detritus baru tampak jika

tonsil ditekan dengan spatula lidah. Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidak terdapat nyeri

tekan.1,2

Ukuran tonsil pada tonsilitis kronik dapat membesar (hipertrofi) atau atrofi. Pembesaran

tonsil dapat dinyatakan dalam ukuran T1 – T4. Cody& Thane (1993) membagi pembesaran

tonsil dalam ukuran berikut :

T1 = batas medial tonsil melewati pilar

anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula

T2 = batas medial tonsil melewati ¼ jarak

pilar anterior-uvula sampai ½ jarak pilar anterior-

uvula

T3 = batas medial tonsil melewati ½ jarak

pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-

uvula

T4 = batas medial tonsil melewati ¾ jarak

pilar anterior-uvula atau lebih.

12

faring hiperemis

edema faring

pembesaran tonsil

tonsil hiperemia

mulut berbau

otalgia ( sakit di telinga )

malaise

Page 13: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

F. DIAGNOSIS

Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok. Kemudian

berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan. Makin lama rasa nyeri

ini semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat

menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia)

tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).

Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai

menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak. Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu

makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut. Suara pasien terdengar seperti orang

yang mulutnya penuh terisi makanan panas. Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut

berbau busuk (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang

hebat (ptialismus). Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan

terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau

pseudomembran. Ismus fausium tampak menyempit. Palatum mole, arkus anterior dan arkus

posterior juga tampak udem dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang

angulus mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.

Adapun tahapan menuju diagnosis tonsilitis kronis adalah sebagai berikut:

Anamnesa

Anamnesa ini merupakan hal yang sangat penting karena hampir 50%

diagnosa dapat ditegakkan dari anamnesa saja. Penderita sering datang dengan keluhan

rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit waktu menelan, rasa mengganjal di

tenggorok, nafas bau, malaise, sakit pada sendi, kadang-kadang ada demam

dan nyeri pada leher.

Pemeriksaan Fisik 

Tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut,

permukaan tonsil tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh

detritus. Sebagian kripta mengalami stenosis, tepi eksudat (purulent) dapat

diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Gambaran klinis yang lain yang

sering adalah dari tonsil yang kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya hiperemis

dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada kripta.

Pemeriksaan Penunjang

13

Page 14: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaanapus tonsil.

Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan

yang rendah, seperti Streptococcus haemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus,

atau Pneumokokus.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut

adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :6

Leukosit : terjadi peningkatan

Hemoglobin : terjadi penurunan

Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

H. KOMPLIKASI

Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil,

abses parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama

oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain

seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis &

endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).

Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :3

1. tonsilitis kronis

2. otitis media

I. PENATALAKSANAAN

- Tonsilitis viral: istirahat, minum cukup, analgetika dan antivirus diberikan bila gejala

berat.1

- Tonsilitis bakterial: antibiotika spektrum luas penisilin, eritromisin; antipiretik dan

obat kumur yang mengandung desinfektan.1

14

Page 15: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

KESIMPULAN

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil

pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar

posterior (otot palatofaringeus). Bagian tonsil antara lain: fosa tonsil, kapsul tonsil, plika

triangularis. Tonsil berfungsi sebagai filter/penyaring organisme yang berbahaya. Bila

tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan

timbul tonsilitis.

Tonsilitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan pada tonsil yang disebabkan

oleh virus ataupun bakteri. Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis tonsil lebih dari 3

bulan, setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang. Pada umumnya penderita sering

mengeluh oleh karena serangan tonsilitis akut yang berulang ulang, adanya rasa sakit

(nyeri) yang terus-menerus pada tenggorokan (odinofagi), nyeri waktu menelan atau ada

sesuatu yang mengganjal di kerongkongan bila menelan, terasa kering dan pernafasan berbau.

Pada pemeriksaan fisik tampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan

jaringan parut, permukaan tonsil tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti

terisi oleh detritus.

Terapi pada tonsilitis kronis, berupa terapi lokal, ditujukan pada higiene

mulut dengan menggunakan obat kumur. Dapat juga dilakukan tindakan operasi

tonsilektomi sesuai dengan indikasinya.

15

Page 16: 282737615 158420521 Laporan Kasus Tonsilitis Akut

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. pg:212-25.

2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A.  Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed.

Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 1997. pg: 330-44.

3. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the college

of Medicine: University of the Philippines. 1998. pg: 149-59.

4. Robertson, J.S. 2004. Journal of Tonsilitis.  Available at: http://www.emedicine.com. Accessed on: April 2012.

5. Ramsey, D.D. 2003.. Tonsilitis. Available at: http://www.illionisuniv.com. Accesed on: April 2012

6. Lee, K.J. MD. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.

7. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co.

1959. pg: 239-59.

16