270110120057_debbie novalina_manifestasi gedongsongo pada prospek panas bumi ungaran, jawa tengah,...
DESCRIPTION
Tugas mata kuliah Geokimia Eksplorasi Panas Bumi Teknik Geologi Unpad 2015TRANSCRIPT
Tugas Ujian Akhir Semester Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Judul Paper:
Manifestasi Gedongsongo pada Prospek Panas Bumi Ungaran,
Jawa Tengah, Indonesia
Disusun Oleh
Debbie Novalina
270110120057
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Manifestasi Gedongsongo pada Prospek Panas Bumi Ungaran,
Jawa Tengah, Indonesia
Sari
Manifestasi permukaan Gedongsongo pada prospek panas bumi Ungaran di
Jawa Tengah, Indonesia memiliki rentang suhu 72-87°C, pH 2-6, dan kandungan
klorida 770 ppm. Rasio isotop δ18O and δD yang stabil pada manifestasi yang
berdekatan menunjukkan pengayaan yang sedikit berbeda. Pada bagian barat, air
magmatik lebih berpengaruh dibanding dengan bagian timur. Hal ini didukung oleh
kehadiran sisa-sisa menifestasi seperti yang banyak terjadi pada bagian timur;
sebaliknya fumarol aktif and tanah beruap hadir pada bagian barat.
kata kunci: gedongsongo, panas bumi, ungaran, manifestasi
Pendahuluan
Gunungapi Ungaran terletak pada bagian utara dari busur kepulauan Jawa.
Pulau Jawa sendiri terbentuk oleh sistem subduksi modern berorientasi utara-selatan.
oleh lempeng samudera Hindia dan lempeng benua Eurasia (Hamilton, 1979).
Ungaran terletak pada jajaran 4 pegunungan stratovulkano, yaitu Merapi, Merbabu,
Telomoyo, dan Ungaran (dari selatan ke utara). Bemmelen (1949) menggambarkan
gunungapi Ungaran tersusun atas basalt-andesit augit-olivin (Plistosen Bawah), basalt
augit-olivin (Plistosen Atas), andesit augit-hornblend-biotit (Plistosen Atas dan
Holosen), dan andesit hornblend (Holosen). Ketiga komposisi yang tampak tersebut
dikenali sebagai produk erupsi vulkanik besar yang dipisahkan oleh dua struktur
runtuhan (Bemmelen, 1949). Jenis struktur ini dapat mengontrol manifestasi
permukaan di Ungaran.
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Beberapa manifestasi panas bumi hadir mengelilingi gunungapi Ungaran,
seperti di Kali Ulo, Diwak, Banaran, dan Gedongsongo. Pada makalah ini,
manifestasi yang dijelaskan terfokus pada manifestasi di Gedongsongo.
Manifestasi Panas
Manifestasi panas di Gedongsongo terdiri dari fumarol, mata air panas, dan
tanah hangat. Manifestasi panas aktif kebanyakan terdapat pada bagian barat dari
sungai kecil di sisi selatan puncak Ungaran. Temperatur diukur dengan menggunakan
thermistor pada lubang fumarol (berukuran 0,75 x 0,5 m) dan mencapai suhu 85°C
dengan kecepatan aliran massa yang signifikan. Fumarol dilepas dari tebing curam,
sedangkan tanah hangat (45 x 30 m) dengan temperatur sejenis berdampingan di
topografi lebih tinggi. Ini mengindikasikan bahwa fumarol terbentuk akibat
pemanasan air tanah yang membelah topografi. Temperatur air panas (pada bagian
timur) dan tanah hangat (bagian selatan) mencapai 400°C dan 500°C berturut-turut.
Pada bagian timur sungai terdapat sisa-sisa manifestasi. Terdapat banyak pohon
mati tertutupi belerang dan lumpur. Bau belerang dapat dikenali pada jarak yang
sangat dekat, dan terdapat rekahan-rekahan kecil di atas tanah yang juga tertutupi
oleh lumpur belerang, yang diinterpretasikan sebagai panas sisa atau mulut saluran air
panas. Batuan andesitik dan ignimbrite yang terubah membuktikan adanya intensitas
alterasi yang tinggi (AI 0,8 dari 1 menurut Browne, 1999) dan penggantian silika juga
hadir; tidak banyak feldspar yang tersisa. Sisa-sisa epidot juga tampak pada
singkapan setempat.
Distribusi manifestasi menunjukkan kelurusan utara-selatan, sejajar dengan
tebing curam (dan sungai kecil) yang mungkin terbentuk akibat struktur runtuhan atau
sesar normal seperti yang banyak terjadi pada daerah vulkanik. Struktur permeabel ini
dianggap mengontrol perpindahan panas konveksi. Sebuah rekahan tersilisifikasi
yang mengindikasikan sesar normal juga tampak pada tanah hangat di bagian utara.
Tidak ada sisa-sisa epidot pada lokasi ini.
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Jenis dan Asal Fluida
Sampel air dari manifestasi dikumpulkan, dimasukkan ke dalam botol polietilen
yang telah dibilas, diisi penuh dan disegel untuk menghindari adanya presipitasi
sebelum proses analisis. Konstituen isotop diukur dengan GNS Lower Hutt.
Komposisi kimia ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1. Analisis kimia sampel air dan konstituen isotop dari
manifestasi Gedongsongo, prospek panas bumi Ungaran, Jawa
Tengah, Indonesia
Sampel West Ung-01 diperoleh dari fumarol di tebing bagian barat, sampel East
Ung-01 diperoleh dari air panas yang terletak beberapa meter ke timur dari lokasi
West Ung-01. Kandungan kimia diplot pada ternary diagram Cl-SO4-HCO3 untuk
mengidentifikasi jenis air; mature, volcanic, steam heated, dan peripheral
(Giggenbach, 1991). Data komposisi isotop air kemudian diplot pada diagram δD -
δ18O dan dibandingkan dengan garis air meteorik (Craig, 1961) untuk
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
mengidentifikasi asal air dan proses-proses pada air; meteorik, magmatik,
pencampuran, pendidihan, penguapan, dan presipitasi (Craig, 1961; Truesdell, 1977,
Ellis & Mahon, 1977).
Sampel West Ung-01 lebih kaya sulfat dengan jumlah klorida yang signifikan
seperti yang tampak pada diagram di bawah ini. Komposisi ini mengindikasikan
adanya proses pencampuran yang terjadi di lokasi tersebut.
Gambar 1. Jen is air Gedongsongo berdasarkan ternary diagram
SO4-Cl-HCO3 (Giggenbach, 1991)
Data isotop berbanding lurus dengan interpretasi ini, seperti West Ung-01 yang
menunjukkan pengayaan δ18O relatif dengan garis air meteorik Craig, tetapi tidak
mencapai area kotak magmatik di mana δ18O lebih tinggi (pengayaan kandungan
18O dibanding 16O seperti yang umum terjadi pada batuan beku dan kontak reaksi
air dengan magma; Ellis & Mahon, 1977). Walaupun East Ung-02 diklasifikasikan
sebagai jenis air mature, tetapi δ18O berkurang dan terletak pada garis air meteorik
global Craig (1961).
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Gambar 2. Pergeseran positif isotop oksigen West
Ung-01 relatif dengan air meteorik.
Diskusi
Jenis fluida Gedongsongo diklasifikasikan sebagai air klorida-asam sulfat yang
konsisten dengan proses struktur runtuhan, sedangkan fasies air tanah berdasarkan
analisis dengan diagram Piper dapat diklasifikasikan ke dalam fasies sodium-
potassium chloride waters (Gambar 3). Hasil analisis kimia air sampel East Ung-02
(Gambar 4) kemudian diolah dengan menggunakan software Watch. Pengaruh larutan
magmatik dikenali pada bagian barat Gedongsongo, di mana manifestasi aktif hadir.
Ini mengindikasikan adanya proses pencampuran yang terjadi pada wilayah ini.
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Gambar 3. Analisis fasies air dengan diagram
Piper
Calcium(Ca) Chloride(Cl) + Fluoride(F)
100 80 60 40 20 0 0 20 40 60 80 100
East Ung-02 TDS = 840. mg/l
CATIONS Ca = 11. mg/l Mg = 3.7 mg/l
Na = 18. mg/l K = 6.2 mg/l
ANIONS HCO3 = 0. mg/l
CO3 = 0. mg/l Cl = 790. mg/l SO4 = 5.7
mg/l F = 0. mg/l
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Gambar 4. Hasil analisis sampel air East Ung-02 yang diolah dengan menggunakan software Watch
Referensi
van Bemmelen, R.W. (1949), The geology of Indonesia, vol.IA, Martinuj Nujhoff,
The Hague.
Browne, P.R.L. (1999), Hydrothermal Alteration, Lecture note 655.611, Geothermal
Institute, Auckland University.
Craig, H. (1961), “Isotopic variations in meteoric waters”, Science, 133, 1702-1703.
Ellis, A.J., Mahon, W.A.J. 1977, Chemistry and geothermal systems, Academic
Press, New York.
Debbie Novalina - 270110120057 | Tugas UAS Geokimia Eksplorasi Panas Bumi
Giggenbach, W.F. (1991), Chemical techniques in geothermal exploration: in
Applications of Geochemistry in Geothermal Reservoir Development (ed,
F.D’Amore),119-144.
Hamilton, W. (1979), Tectonics of the Indonesia region, Geological Survey
Professional Paper 1078, US Govt Printing Office, Washington.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L. (2000), Surface manifestations of geothermal
systems with volcanic heat sources, Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press,
835-855.
Hochstein, M.P., Sudarman, S. (2008), “History of geothermal exploration in
Indonesia from 1970 to 2000”, Geothermics, 37, 220-226.
Truesdell, A.H., Nathenson, M., (1977), The effects of subsurface boiling and
dilution on the isotopic compositions of Yellowstone thermal waters, Journal of
Geophysics Research, 82, 3694-3704