27-sop an dini pusdalops pb bali_final direvisi bersama

Download 27-Sop an Dini Pusdalops Pb Bali_final Direvisi Bersama

If you can't read please download the document

Upload: dedy-rimbawan

Post on 23-Jun-2015

274 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

43

D.STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) KESIAPSIAGAAN DAN PERINGATAN DINI UPT. PUSDALOPS PB PROVINSI BALII. LATAR BELAKANG Provinsi Bali yang terletak di rangkaian sabuk api (Ring of fire) membuat tidak luput dari bencana. Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, Provinsi Bali rawan terhadap beragam bencana, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dan sebagainya. Hal ini tentunya berdampak pada kehidupan masyarakat Bali dan sektor pariwisata yang menjadi denyut nadi perekonomian. Untuk mengantisipasi hal ini, maka Pemerintah Provinsi Bali melalui UPT Pusdalops PB (Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana), mengembangkan langkah-langkah yang tepat dalam penanggulangan bencana. UPT. Pusdalops PB adalah institusi yang dibentuk untuk memonitor dan mengkaji gejala gejala terjadinya suatu bencana serta bertugas mendiseminasikan peringatan dini kepada masyarakat melalui sistem yang dikembangkan, dengan dukungan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia. Dalam melaksanakan tugasnya, UPT. Pusdalops PB Provinsi Bali menjalankan beberapa fungsi, salah satunya adalah dalam mengkoordinasikan peringatan dini untuk beragam bencana. Informasi peringatan dini yang diterima UPT Pusdalops PB Provinsi Bali kemudian diteruskan kepada instansi-instansi terkait agar masing-masing instansi dapat segera berkoordinasi dan melakukan tindakan yang cepat dan tepat. Periode peringatan dini merupakan masa yang sangat penting sehingga harus dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, untuk mendukung koordinasi peringatan dini oleh UPT Pusdalops PB Provinsi Bali, maka dipandang perlu untuk dan mengembangkan Prosedur Tetap (Protap) Kesiapsiagaan

Peringatan Dini UPT Pusdalops PB.

II. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Protap ini adalah sebagai pedoman yang

sistematis dan harus diikuti oleh setiap personil UPT Pusdalops PB

44

dalam melakukan aktifasi sistem peringatan dini yang dikembangkan di Provinsi Bali, antara lain peringatan dini untuk gempa bumi dan tsunami, banjir, dan gunung meletus. Dengan demikian, tujuan penyusunan Protap ini adalah memberikan petunjuk kerja yang sistematis dan efektif kepada para personel UPT Pusdalops PB dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Peringatan Dini Bencana, sehingga korban dapat diminimalkan atau dikendalikan. III. KESIAPSIAGAAN DAN PERINGATAN DINI Pengembangan Protap ini meliputi kesiapsiagaan dan peringatan dini untuk beragam bencana di Provinsi Bali. Kesiapsiagaan yang dimaksud dalam Protap ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Sedangkan peringatan dini adalah informasi yang disampaikan secara tepat dan efektif melalui lembaga tertentu, agar masyarakat di daerah rawan bencana dapat mengambil tindakan atau memberikan respons yang tepat untuk menghindari atau mengurangi resiko suatu bencana. Dengan demikian, pada masa siaga, personil UPT Pusdalops PB hendaknya melakukan kegiatan-kegiatan dalam kerangka kesiapsiagaan sehingga dapat mengidentifikasi suatu kejadian bencana yang membutuhkan peringatan dini. Pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini oleh UPT Pusdalops PB telah dikembangkan dengan alur berikut ini (lihat halaman berikutnya). Sesuai dengan alur tersebut, peringatan dini dilakukan apabila bencana berjalan dalam ritme lamban (slow on set). Segera setelah peringatan dini dilakukan, UPT Pusdalops PB Provinsi Bali langsung melaksanakan Protap Tanggap Darurat Bencana.

Protap Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini

45

Informasi kejadian (tanpa bencana)

Gejala akan terjadi bencana, antara lain berdasarkan kajian terhadap: laporan cuaca (curah hujan, kecepatan angin, dll), jumlah titik panas, peningkatan aktivitas gunung api, dll.

Gejala yang belum pernah dialami, tapi berkemungkinan memiliki dampak buruk. Contoh: semburan lumpur di Kab. Serang (Juni 2009), pandemi flu babi, dsb.

Hubungi instansi yang berwenang seperti BMKG, Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi, dsb untuk analisis lebih lanjut.

Monitor dan jaga komunikasi dengan lembaga-lembaga yang berkompeten tsb

Identifikasi dan hubungi instansi yang terkait dengan kejadian tersebut untuk analisis mengenai gejala/kejadian yang ditemukan

Laporkan kepada Kepala Pusdalops dan Kepala BPBD mengenai kejadian tsb.

Cek database terkait wilayah yang rawan terhadap gejala di atas.

Kumpulkan informasi kejadian yang terkait dari berbagai sumber (instansi, media, dsb)

Diseminasi informasi ke instansi terkait di tingkat Provinsi, dengan saran: - Cek kondisi infrastruktur terkait dan dampak kejadian terhadap infrastruktur - Cek kawasan yang rawan bencana - dll.

Diseminasi informasi ke Kab/Kota dan daerah yang akan terkena dampak, dengan saran: - Cek kawasan permukiman dan penduduk - Cek kondisi infrastruktur yang terkait - Cek kondisi alam yang rawan bencana - Cek relief stock, relawan, dan sumber daya lain yang siap dimobilisasi - dll

Diseminasi informasi ke Kab/Kota dan daerah tetangga yang tidak terkena dampak, dengan saran: - Cek relief stock, relawan, sumber daya lain yang siap dimobilisasi - dll

Monitor situasi dengan Kab/Kota dan instansi yang terkait

Konfirmasi dari instansi terkait (BMKG, PVMG, etc) dan Laporan Kab/Kota mengenai hasil pengecekan bahwa tidak ada potensi bencana

Arahan laporkan

Laporkan kepada Kepala Pusdalops PB dan Kepala BPBD

Arahan Laporkan

Konfirmasi dari instansi terkait (BMKG, PVMG, etc) dan Laporan Kab/Kota mengenai hasil pengecekan bahwa ada potensi bencana Konfirmasi ulang

Konfirmasi ulang

Pengakhiran monitoring kejadian, dengan informasi: - Bahwa ancaman sudah berakhir - Instansi-instansi terkait tetap dalam keadaan siaga di Provinsi dan Kab/Kota

Bencana tidak langsung terjadi (slow on set), misalnya banjir, letusan gunung api, pandemi flu babi, dsb.

Bencana langsung terjadi, misalnya longsor, tsunami, dsb.

Diseminasi informasi ke Kab/Kota dan instansi di Provinsi

Lakukan Peringatan Dini dengan diseminasi informasi ke Kab/Kota, daerah terdampak, dan instansi terkait di Provinsi

Analisis wilayah terdampak (demografi, sumber daya, dsb)

Jalankan SOP Peringatan Dini Tsunami

Jalankan SOP tanggap darurat Laporkan situasi dan temuan kepada Kepala BPBD dan Gubernur

Hubungi Tim Reaksi Cepat BPBD dan TRC dari instansi/lembaga terkait untuk persiapan kaji cepat bencana

Gambar 1. Prosedur Tetap Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini

46

Diagram

alir

tersebut

bersifat

umum

untuk

diterapkan

dalam

peringatan dini untuk semua bencana. Terdapat beberapa alur peringatan dini yang dikembangkan untuk Provinsi Bali, diantaranya adalah peringatan dini banjir, peringatan dini gunung meletus, dan peringatan dini tsunami. Khusus mengenai prosedur tetap peringatan dini tsunami telah dikembangkan dalam protap yang terpisah dari protap ini. Dengan demikian, untuk melakukan peringatan dini tsunami, silahkan merujuk pada Peraturan Gubernur mengenai prosedur peringatan dini tsunami. IV. PERINGATAN DINI BANJIR a. Gambaran Bencana Banjir di Provinsi Bali Terjadinya alih fungsi lahan di beberapa tempat di provinsi ini telah mengakibatkan banjir pada musim hujan. Beberapa contoh kasus bencana banjir di Bali antara lain: Banjir di DAS Tukad Badung Banjir di Daerah Suwung dan sekitarnya Banjir di DAS Tukad Ayung

Walaupun Pemerintah Provinsi Bali telah mengupayakan beragam perbaikan di titik-titik pengendali banjir, namun tetap diperlukan kesiapsiagaan dan pengembangan sistem peringatan dini banjir. b. Diagram Alir Peringatan Dini Banjir Silahkan lihat halaman berikut untuk diagram alir peringatan dini banjir UPT Pusdalops PB Bali. Tahapan yang berjalan adalah: 1. UPT Pusdalops PB Provinsi Bali menerima informasi dari BMKG, Dinas PU, Rupusdalops dan masyarakat. 2. UPT Pusdalops PB melakukan triangulasi data (cek, ricek dan cross cek). 3. Bila hasil triangulasi data tidak menunjukkan potensi banjir, maka dilaksanakan diseminasi: waspada, siaga dan informasi potensi banjir. 4. Bila hasil triangulasi data berpotensi banjir, maka dilaksanakan diseminasi: bersiap menghadapi banjir dan melakukan evakuasi bila perlu.

47

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000000c027 a0d8a11040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d00 0d8a11000096180000ac5d110004ee8339109616000c020000040000002d01000004000000020101001c0 00000fb029cff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e00000000000 00000000000000000000000040000002d010100050000000902000000020d000000320a5a000000010004 000000000094117a0d20c92d00040000002d010000030000000000

48

5. UPT Pusdalops PB berkoordinasi dengan instansi internal dan instansi terkait lainnya (seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PU, PMI Daerah Bali, Rupusdalops Kabupaten/Kota, Basarnas di Bali, Kepolisian). Hal-hal yang dikoordinasikan meliputi: Identifikasi kebutuhan Kapasitas yang dimiliki masing-masing instansi/organisasi Rencana penanggulangan bencana banjir.

c. Kegiatan-kegiatan untuk Mendukung Sistem Peringatan Dini Banjir Beberapa kegiatan yang mendukung sistem peringatan dini banjir antara lain: 1. Bersama instansi terkait melakukan diseminasi kepada masyarakat mengenai bahaya banjir; 2. Melakukan dengan gladi posko dan gladi di lapang daerah

melibatkan

masyarakat

rawan bencana dan sekolah-sekolah di daerah tersebut guna meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya banjir; 3. Melakukan pengkajian bahaya banjir seperti; pemetaan daerah rawan bencana banjir, resiko bencana, kapasitas.

d. Sarana/Prasarana Pendukung Sistem Peringatan Dini Banjir Beberapa sarana/prasarana yang digunakan dalam sistem peringatan dini banjir antara lain: Sirine, Radio UHF dan VHF, Faxmili, Telepon, Internet, TV, Kentongan,

49

-

Lonceng Gereja, Pengeras suara mesjid, dsb.

50

Tabel 1. Alur Informasi pada Peringatan Dini Banjir

Sumber Informasi 1. Masyara kat 2. LSM 3. Institusi Teknis a. P U b. B M K G 4. Rupusd alops

Yang berperan dalam Peringatan Dini 1. Operator Pusdalops 2. KaPusdalops/ Ka Kesbang/Gube rnur 3. Rupusdalops

Tindak lanjut Informasi 1. Triangulasi 2. Laporan kpd Pejabat yang berwenang, untuk arahan 3. Koordinasi 4. InternalEkste rnal 5. Aktifasi/tidak SPD 6. Dokumentasi dan Pelaporan

Sarana Informasi/Desimina si SPD 1. Telepon 2. Radio Komunikasi (RARI,RAPI) 3. Faximili 4. SMS 5.TV 6. Radio Siaran 7. Dll

51

52

V. PERINGATAN DINI GUNUNG MELETUS a. Gambaran Umum Bencana Gunung Meletus di Provinsi Bali Provinsi Bali memiliki beberapa gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Agung, Gunung Batur, dan Gunung Batukaru. Letusan ketiga gunung ini menjadi ancaman bagi masyarakat yang berada di lereng gunung-gunung tersebut. Walaupun kejadian bencana ini tidak terjadi secara rutin, namun tetap dibutuhkan peringatan dini untuk gunung meletus. Hal ini dimungkinkan karena letusan gunung berapi terjadi dalam beberapa tahap (slow on set), sehingga dapat dilakukan peringatan dini. b. Diagram Alir Peringatan Dini Gunung Meletus Silahkan lihat diagram alir pada halaman berikut untuk diagram alir peringatan dini gunung meletus UPT Pusdalops PB Provinsi Bali. Tahapannya adalah: 1. UPT Pusdalops PB menerima dan mencari informasi dari BPPT, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Rupusdalops dan masyarakat. 2. Selanjutnya dilakukan triangulasi data (check, recheck dan cross check). 3. Kemudian dilaksanakan diseminasi pada tiga tahapan yaitu : a. Waspada, dengan ciri-ciri: Getaran gempa vulkanik, Tampak semburan kecil (asap disertai material di sekitar puncak) Suara gemuruh di gunung, Turunnya binatang dari gunung b. Siaga, dengan ciri-ciri : Intensitas letusan makin tinggi, Daerah semburan material makin luas, Terjadinya hujan debu, Getaran gempa bumi vulkanik meningkat Air sungai mengering c. Awas, dengan ciri-ciri : Diperkirakan dalam waktu 24 jam terjadi erupsi

53

lahar Awan panas, debu, dan material lainnya menuju ke pemukiman Intensitas letusan makin tinggi

54

52 55

4. UPT Pusdalops PB berkoordinasi dengan instansi internal dan instansi terkait (seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas PU, PMI Daerah Bali, Rupusdalops Kabupaten/Kota, Basarnas di Bali, Kepolisian). Hal-hal yang perlu dikoordinasikan meliputi: Kesiapsiagaan Identifikasi kebutuhan Kapasitas yang dimiliki masing-masing lembaga Rencana penanggulangan bencana Letusan Gunung Berapi. c. Kegiatan-kegiatan untuk Mendukung Sistem Peringatan Dini Gunung Meletus Beberapa kegiatan yang dikembangkan terkait peringatan dini gunung meletus antara lain: Melakukan mengenai memberikan diseminasi bahaya kepada masyarakat meletus terkait dan kepada yang

gunung arahan

masyarakat/Rupusdalops/Intansi

berkompenten terhadap bahaya letusan gunung berapi seperti otoritas bandara, otoritas pelabuhan, pemandu wisata. Melakukan gladi posko dan gladi lapang dengan melibatkan masyarakat di daerah rawan bencana dan sekolah-sekolah di daerah tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya gunung meletus. Melakukan pengkajian bahaya gunung meletus seperti pemetaan daerah rawan bencana banjir lahar, resiko, dan kapasitas yang dimiliki.

d. Sarana/Prasarana Pendukung Sistem Peringatan Dini Gunung Meletus Beberapa sarana/prasarana yang digunakan antara lain: a. Sirine, b. Radio UHF dan VHF, c. Faximili,

53 56

d. Telepon, e. Internet, f. TV, g. Kentongan, h. Lonceng Gereja, i. Pengeras sebagainya. VI. PENUTUP Demikian Prosedur Tetap Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini Bencana UPT Pusdalops PB Provinsi Bali menjalankan tugas dan fungsinya. yang dapat dijadikan acuan dalam Suara Masjid dan lain