26812884 referat osteomielitis

28
RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA OSTEOMIELITIS Pembimbing : dr. Donny, sp.OT Penyusun : Arief Zamir (030.06.034) Tanti Widya Ishwara (030.07.253) Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Periode 12 November 2012 – 18 Januari 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Upload: tanti-widya-ishwara

Post on 07-Aug-2015

615 views

Category:

Documents


175 download

TRANSCRIPT

Page 1: 26812884 Referat Osteomielitis

RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA

OSTEOMIELITISPembimbing : dr. Donny, sp.OT

Penyusun :

Arief Zamir (030.06.034)

Tanti Widya Ishwara (030.07.253)

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahPeriode 12 November 2012 – 18 Januari 2013

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Page 2: 26812884 Referat Osteomielitis

LEMBAR PENGESAHAN

Referat yang berjudul “Osteomielitis” telah diterima dan disetujui

pada tanggal 19 Desember 2012

oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah

Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa

Jakarta, 19 Desember 2012

dr. Donny, sp.OT

1

Page 3: 26812884 Referat Osteomielitis

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya

sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis berjudul “Osteomielitis” ini

dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu

Bedah di Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa. Dalam pembuatan karya tulis

ini, saya mengambil referensi dari literatur dan jaringan internet.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya, dr.

Donny, sp.OT, yang telah memberikan bimbingannya dalam proses penyelesaian karya tulis

ini, juga untuk dukungannya baik dalam bentuk moril maupun dalam mencari referensi yang

lebih baik.

Selain itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang berada

dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama

saya menjalani kepaniteraan ini.. Saya juga mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam

kepada kedua orangtua saya atas bantuan, dukungan baik secara moril maupun materil, dan

kasihnya.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

2

Page 4: 26812884 Referat Osteomielitis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.............................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................................3

Bab I

Pendahuluan.........................................................................................................................4

Bab II

Osteomielitis........................................................................................................................5

Bab III

Kesimpulan........................................................................................................................21

Daftar Pustaka....................................................................................................................22

3

Page 5: 26812884 Referat Osteomielitis

BAB I

PENDAHULUAN

Osteomielitis adalah merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan

struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi

muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur

dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan

membahayakan jiwa. Dalam dua puluh tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang

bagaimana cara menatalaksana penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu

tim yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli

penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang berkolaborasi untuk menghasilkan

perawatan multidisiplin yang optimal bagi penderita. Infeksi dalam suatu sistem

muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah maupun

akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha merangkum mengenai

patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana dari infeksi muskuloskeletal tersebut.

4

Page 6: 26812884 Referat Osteomielitis

BAB II

OSTEOMIELITIS

Definisi

Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan

struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Dalam kepustakaan

lain dinyatakan bahwa osteomielitis adalah radang tulang yang disebabkan oleh organism

piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap

terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan

kanselosa dan periosteum.

Patogenesis

Infeksi dalam sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui beberapa cara.

Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka penetrasi langsung, melalui penyebaran

hematogen dari situs infeksi didekatnya ataupun dari struktur lain yang jauh, atau selama

pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan lingkungan sekitarnya.

Osteomielitis hematogen adalah penyakit masa kanak-kanak yang biasanya timbul

antara usia 5 dan 15 tahun.Ujung metafisis tulang panjang merupakan tempat predileksi

untuk osteomielitis hematogen. Diperkirakan bahwa end-artery dari pembuluh darah yang

menutrisinya bermuara pada vena-vena sinusoidal yang berukuran jauh lebih besar, sehingga

menyebabkan terjadinya aliran darah yang lambat dan berturbulensi pada tempat ini. Kondisi

ini mempredisposisikan bakteri untuk bermigrasi melalu celah pada endotel dan melekat pada

matriks tulang. Selain itu, rendahnya tekanan oksigen pada daerah ini juga akan menurunkan

aktivitas fagositik dari sel darah putih. Dengan maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal

5

Page 7: 26812884 Referat Osteomielitis

dan ciri aliran darah yang lamban tidak ada lagi. Sehingga osteomielitis hematogen pada

orang dewasa merupakan suatu kejadian yang jarang terjadi.

Infeksi hematogen ini akan menyebabkan terjadinya trombosis pembuluh darah lokal

yang pada akhirnya menciptakan suatu area nekrosis avaskular yang kemudian berkembang

menjadi abses. Akumulasi pus dan peningkatan tekanan lokal akan menyebarkan pus hingga

ke korteks melalui sistem Havers dan kanal Volkmann hingga terkumpul dibawah periosteum

menimbulkan rasa nyeri lokalisata di atas daerah infeksi. Abses subperiosteal kemudian akan

menstimulasi pembentukan involukrum periosteal (fase kronis). Apabila pus keluar dari

korteks, pus tersebut akan dapat menembus soft tissues disekitarnya hingga ke permukaan

kulit, membentuk suatu sinus drainase.

Faktor-faktor sistemik yang dapat mempengaruhi perjalanan klinis osteomielitis

termasuk diabetes mellitus, immunosupresan, penyakit imundefisiensi, malnutrisi, gangguan

fungsi hati dan ginjal, hipoksia kronik, dan usia tua. Sedangkan faktor-faktor lokal adalah

penyakit vaskular perifer, penyakit stasis vena, limfedema kronik, arteritis, neuropati, dan

penggunaan rokok.

6

Page 8: 26812884 Referat Osteomielitis

Gambar 1. Patogenesis osteomielitis

Insidensi dan Etiologi

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan

pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan (4:1). Lokasi

yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan

fibula.

Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus aureus (89-

90%), Streptococcus (4-7%), Haemophilus influenza (2-4%), Salmonella typhii dan

Eschericia coli (1-2%).

7

Page 9: 26812884 Referat Osteomielitis

Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur, dan

bakteri, dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan oleh

bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri. Penyebab osteomielitis pyogenik adalah kuman

Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan Klebsiella. Pada

periode neonatal, Haemophilus influenzae dan kelompok B streptokokus seringkali bersifat

patogen.

Gambar 2. Etiologi dan prevalensi osteomuelitis homogen

8

Page 10: 26812884 Referat Osteomielitis

Klasifikasi Osteomielitis

Beberapa sistem klasifikasi telah digunakan untuk mendeskripsikan ostemielitis.

Sistem tradisional membagi infeksi tulang menurut durasi dari timbulnya gejala : akut,

subakut, dan kronik. Osteomielitis akut diidentifikasi dengan adanya onset penyakit dalam 7-

14 hari. Infeksi akut umumnya berhubungan dengan proses hematogen pada anak. Namun,

pada dewasa juga dapat berkembang infeksi hematogen akut khususnya setelah pemasangan

prosthesa dan sebagainya.

Durasi dari osteomielitis subakut adalah antara 14 hari sampai 3 bulan. Sedangkan

osteomielitis kronik merupakan infeksi tulang yang perjalanan klinisnya terjadi lebih dari 3

bulan. Kondisi ini berhubungan dengan adanya nekrosis tulang pada episentral yang disebut

sekuester yang dibungkus involukrum.

Sistem klasifikasi lainnya dikembangkan oleh Waldvogel yang mengkategorisasikan

infeksi muskuloskeletal berdasarkan etiologi dan kronisitasnya : hematogen, penyebaran

kontinyu (dengan atau tanpa penyakit vaskular) dan kronik. Penyebaran infeksi hematogen

dan kontinyu dapat bersifat akut meskipun penyebaran kontinyu berhubungan dengan adanya

trauma atau infeksi lokal jaringan lunak yang sudah ada sebelumnya seperti ulkus

diabetikum.

Cierny-Mader mengembangkan suatu sistem staging untuk osteomielitis yang

diklasifikasikan berdasarkan penyebaran anatomis dari infeksi dan status fisiologis dari

penderitanya. Stadium 1 – medular, stadium 2 – korteks superfisial, stadium 3 – medular dan

kortikal yang terlokalisasi, dan stadium 4 – medular dan kortikal difus.

Manifestasi Klinis

1. Osteomielitis hematogenik akut

Secara klinis, penderita memiliki gejala dan tanda dari inflamasi akut. Nyeri biasanya

terlokalisasi meskipun bisa juga menjalar ke bagian tubuh lain di dekatnya. Sebagai contoh,

apabila penderita mengeluhkan nyeri lutut, maka sendi panggul juga harus dievaluasi akan

adanya arthritis. Penderita biasanya akan menghindari menggunakan bagian tubuh yang

terkena infeksi.

Pada pemeriksaan biasanya ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi yang

terbatas, namun oedem dan kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula disertai gejala sistemik

seperti demam, menggigil, letargi, dan nafsu makan menurun pada anak.

9

Page 11: 26812884 Referat Osteomielitis

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan dramatis dari CRP, LED, dan

leukosit. Pada pemeriksaan kultur darah tepi, ditemukan organisme penyebab infeksi. Pada

pemeriksaan foto polos pada awal gejala didapatkan hasil yang negatif. Seminggu setelah itu

dapat ditemukan adanya lesi radiolusen dan elevasi periosteal. Sklerosis reaktif tidak

ditemukan karena hanya terjadi pada infeksi kronis. Presentasi radiologi dari Osteomielitis

hematogen akut mirip dengan gambaran neoplasma seperti Leukimia limfositik akut, Ewing’s

sarkoma, dan histiositosis Langerhans’. Karena itu, dibutuhkan biopsi untuk menentukan

diagnosis pasti.

2. Osteomielitis Subakut

Infeksi subakut biasanya berhubungan dengan pasien pediatrik. Infeksi ini biasanya

disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah dan tidak memiliki gejala. Osteomielitis

subakut memiliki gambaran radiologis yang merupakan kombinasi dari gambaran akut dan

kronis. Seperti osteomielitis akut, maka ditemukan adanya osteolisis dan elevasi periosteal.

Seperti osteomielitis kronik, maka ditemukan adanya zona sirkumferensial tulang yang

sklerotik. Apabila osteomielitis subakut mengenai diafisis tulang panjang, maka akan sulit

membedakannya dengan Histiositosis Langerhans atau Ewing’s Sarcoma.

3. Osteomielitis Kronik

Osteomielitis kronis merupakan hasil dari osteomielitis akut dan subakut yang tidak

diobati. Kondisi ini dapat terjadi secara hematogen, iatrogenik, atau akibat dari trauma

tembus. Infeksi kronis seringkali berhubungan dengan implan logam ortopedi yang

digunakan untuk mereposisi tulang. Inokulasi langsung intraoperatif atau perkembangan

hematogenik dari logam atau permukaan tulang mati merupakan tempat perkembangan

bakteri yang baik karena dapat melindunginya dari leukosit dan antibiotik. Pada hal ini,

pengangkatan implan dan tulang mati tersebut harus dilakukan untuk mencegah infeksi lebih

jauh lagi. Gejala klinisnya dapat berupa ulkus yang tidak kunjung sembuh, adanya drainase

pus atau fistel, malaise, dan fatigue.

Pemeriksaan penunjang

Penelitian berikut diindikasikan pada pasien dengan osteomielitis:

1. Pemeriksaan darah lengkap:

10

Page 12: 26812884 Referat Osteomielitis

Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Adanya pergeseran ke

kiri biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear. Tingkat

C-reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik; penelitian ini mungkin

lebih berguna daripada laju endapan darah (LED) karena menunjukan adanya

peningkatan LED pada permulaan. LED biasanya meningkat (90%), namun, temuan

ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan LED memiliki peran terbatas dalam

menentukan osteomielitis  kronis seringkali didapatkan hasil yang normal.

2. Kultur :

Kultur dari luka superficial  atau saluran sinus sering tidak berkorelasi

dengan bakteri yang menyebabkan osteomielitis dan memiliki penggunaan yang

terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien

dengan osteomielitis hematogen. Bagaimanapun, kultur darah positif mungkin

menghalangi kebutuhan untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk mengisolasi

organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil

diagnostik sekitar 77% pada semua studi.

Pemeriksaan Radiologi

a. Foto polos

Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan radiograf.

Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang mengawali destruksi

cancellous bone. Seiring berkembangnya infeksi, reaksi periosteal akan tampak, dan

area destruksi pada korteks tulang tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik

diidentifikasi dengan adanya detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum, yang

membungkus fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu sequestrum.

Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali apabila

terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat infeksi yang

menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya ‘gas gangrene’. Udara pada

jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area radiolusen, analog dengan udara usus

pada foto abdomen.

11

Page 13: 26812884 Referat Osteomielitis

Gambar 3. Osteomielitis pada tulang metacarpal digiti 2

b. Ultrasound

Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan untuk mengevaluasi

pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul.

c. Radionuklir

Jarang dipakai untuk mendeteksi osteomielitis akut. Pencitraan ini sangat sensitif

namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya, infeksi tidak bisa

dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress fracture, infeksi jaringan lunak,

dan artritis. Namun, radionuklir dapat membantu untuk mendeteksi adanya proses

infeksi sebelum dilakukan prosedur invasif dilakukan.

Gambar 4. Gambaran akumulasi radioaktif pada ankle kanan, karakteristik pada

osteomielitis

12

Page 14: 26812884 Referat Osteomielitis

d. CT Scan

CT scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk mengidentifikasi

sequestra pada osteomielitis kronik. Sequestra akan tampak lebih radiodense

dibanding involukrum disekelilingnya.

Gambar 5. CT-scan osteomielitis kaput femoralis kanan.

e. MRI

MRI efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi osteomyelitis.

Penelitian telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan radiografi

polos, CT, dan scanning radionuklida dan dianggap sebagai pencitraan pilihan.

Sensitivitas berkisar antara 90-100%. Tomografi emisi positron (PET) scanning

memiliki akurasi yang mirip dengan MRI

Diagnosis Banding

Osteomielitis mudah didiagnosis secara klinis, pemeriksaan radiologis dan

tambahan seperti CT dan MRI jarang diperlukan. Namum demikian, seringkali osteomielitis

memiliki gejala klinis yang hampir sama dengan yang lain. Khususnya dalam keadaan akut,

gejala klinis yang muncul sama seperti pada histiocytosis sel Langerhans  atau sarkoma

Ewing.  Perbedaan pada setiap masing-masing kondisi dari jaringan lunak. Pada

osteomielitis, jaringan lunak terjadi pembengkakan yang difus. Sedangkan pada sel langerhan

histiocytosis tidak terlihat secara signifikan pembengkakan jaringan lunak atau massa.

Sedangkan pada ewing sarkoma pada jaringan lunaknya terlihat sebuah massa. Durasi gejala

pada pasien juga memainkan peranan penting untuk diagnostik. Untuk sarkoma ewing

13

Page 15: 26812884 Referat Osteomielitis

dibutuhkan 4-6 bulan untuk menghancurkan tulang sedangkan osteomielitis 4-6 minggu dan

histiocytosis sel langerhans hanya 7-10 hari.

 

Terapi

Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan pemberian

antibiotika intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena Staphylococcus

merupakan kuman penyebab tersering, maka antibiotika yang dipilih harus memiliki

spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah negatif, maka diperlukan aspirasi subperiosteum

atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat. Pasien diharuskan untuk tirah  baring,

keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan, diberikan antipiretik bila demam, dan

ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam setelah

pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah.

Terapi antibiotik biasanya diteruskan hingga 6 minggu pada pasien dengan

osteomielitis. LED dan CRP sebaiknya diperiksa secara serial setiap minggu untuk memantau

keberhasilan terapi. Pasien dengan peningkatan LED dan CRP yang persisten pada masa

akhir pemberian antibiotik yang direncanakan mungkin memiliki infeksi yang tidak dapat

ditatalaksana secara komplit. C-Reactive Protein (CRP) Adalah suatu protein fase akut yang

diproduksi oleh hati sebagai respon adanya infeksi, inflamasi atau kerusakan jaringan.

Inflamasi merupakan proses dimana tubuh memberikan respon terhadap injury . Jumlah CRP

akan meningkat tajam beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama proses inflamasi

sistemik berlangsung. Sehingga pemeriksaan CRP kuantitatif dapat dijadikan petanda untuk

mendeteksi adanya inflamasi/infeksi akut. Berdasarkan penelitian, pemeriksaan Hs-CRP

dapat mendeteksi adanya inflamasi lebih cepat dibandingkan pemeriksaan Laju Endap Darah

(LED). Terutama pada pasien anak-anak yang sulit untuk mendapatkan jumlah sampel darah

yang cukup untuk pemeriksaan LED.

Sedangkan LED adalah merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.

Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah

kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang

mengendap maka makin tinggi LED-nya. Tinggi ringannya nilai pada LED memang sangat

dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Nilai LED meningkat pada

keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan

pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Jadi pemeriksaan

LED masih termasuk pemeriksaan penunjang yang tidak spesifik untuk satu penyakit. Bila

14

Page 16: 26812884 Referat Osteomielitis

dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit

seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. LED yang cepat menunjukkan suatu

lesi yang aktif, peningkatan LED dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang

meluas, sedangkan LED yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu

perbaikan.

Perbedaan pemeriksaan CRP dan LED:

Hasil pemeriksaan Hs-CRP jauh lebih akurat dan cepat

Dengan range pengukuran yang luas, pemeriksaan Hs-CRP sangat baik dan penting

untuk: Mendeteksi Inflamasi/infeksi akut secara cepat (6-7 jam setelah inflamasi)

Hs-CRP meningkat tajam saat terjadi inflamasi dan menurun jika terjadi perbaikan

sedang LED naik kadarnya setelah 14 hari dan menurun secara lambat sesuai dengan

waktu paruhnya.

Pemeriksaan Hs-CRP dapat memonitor kondisi infeksi pasien dan menilai efikasi

terapi antibiotika.

Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang

yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan

daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Tetapi antibiotik

dianjurkan. Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan adjuvan terhadap debridemen

bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya supaya ahli bedah

dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan pengangkatan tulang untuk

memajankan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerization). Semua

tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan

yang permanen.Pada beberapa kasus, infeksi sudah terlalu berat dan luas sehingga satu-

satunya tindakan terbaik adalah amputasi dan pemasangan prothesa. Bila proses akut telah

dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan diberikan. Kapan aktivitas

penuh dapat dimulai tergantung pada jumlah tulang yang terlibat. Pada infeksi luas,

kelemahan akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur patologis.

 

Indikasi dilakukannya pembedahan ialah  :

1.      Adanaya sequester

2.      Adanya abses

3.      Rasa sakit yang hebat

4.      Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma Epidermoid).

15

Page 17: 26812884 Referat Osteomielitis

Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau

dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian

hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan mebuang debris.

Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi

samping dengan pemberian irigasi ini.

Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk

merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan transfer

tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot diambil dari jaringan sekitarnya

namun dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan

asupan darah; perbaikan asupan darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang

dan eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan

penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang, kemudian memerlukan

stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau alat penyokong eksterna untuk

mencegah terjadinya patah tulang. Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan

adalah bila involukrum telah cukup kuat; mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.

Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh :

1. Pemberian antibiotik yang tidak cocok dengan mikroorganisme penyebabnya

2. Dosis yang tidak adekuat

3. Lama pemberian tidak cukup

4. Timbulnya resistensi

5. Kesalahan hasil biakan

6. Pemberian pengobatan suportif yang buruk

7. Kesalahan diagnostik

8. Pada pasien yang imunokempremaise

 

Komplikasi

Komplikasi dari osteomielitis antara lain:

1. Kematian tulang (osteonekrosis)

2. Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan

kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas, kemungkinan harus

diamputasi untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

3. Arthritis septik

16

Page 18: 26812884 Referat Osteomielitis

4. Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam sendi di

dekatnya.

5. Gangguan pertumbuhan

Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada daerah

yang lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada

lengan dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.

6. Kanker kulit

Jika osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yang menyebabkan

keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkena karsinoma sel

skuamosa.

Dalam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomielitis juga dapat

menimbulkan komplikasi berikut ini

1. Abses tulang

2. Bakteremia

3. Fraktur

4. Selulitis

17

Page 19: 26812884 Referat Osteomielitis

BAB III

KESIMPULAN

Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan

struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi dalam suatu

sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran darah

maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh.

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan

pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan (4:1). Lokasi

yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan

fibula.Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus aureus (89-

90%), Streptococcus (4-7%), Haemophilus influenza (2-4%), Salmonella typhii dan

Eschericia coli (1-2%).

Penatalaksanaannya harus secara komprehensif meliputi pemberian antibiotika,

pembedahan, dan konstruksi jaringan lunak, kulit, dan tulang. Juga harus dilakukan

rehabilitasi pada tulang yang terlibat setelah pengobatan.

18

Page 20: 26812884 Referat Osteomielitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Robin, Cotrans. Pathologic Basis of Disease 7th Edition. 2007

2. Sjamsuhidajat, Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi

3. http://www.netterimages.com/image/10375.htm . Accessed on 8th December 2012

4. David R, Barron BJ, Madewell JE. Osteomyelitis, acute and chronic. Radio Clin

North Am 1987;25:1171-1201.

5. Kumpulan Kuliah Bedah. Jakarta : Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia ; 1992

6. King, RW. Osteomyelitis. December 9, 2009 (cited February 1, 2010). Available at

http://emedicine.medscape.com/article/785020-overview

7. Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Edisi ke-1. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 1994

8. Skinner H. Current Diagnosis and Treatment in Orthopedics. New Hampshire :

Appleton & Lange ; 2003

9. Waldvogel FA, Medoff G, Swartz MN. Osteomyelitis: a review of clinical features,

therapeutic considerations and unusual aspects (first of three parts). N Engl J Med

1970;282:198–206.

10. Cierny G, Mader JT, Pennick JJ. A clinical staging system for adult osteomyelitis.

Contemp Orthop 1985; 10:17–37

19