25 oktober 2007

87
25 Oktober 2007 CBIS - Sistem Informasi Berbasis Komputer Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer- based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memperkenalkan produk barang maupun jasa yang dimilikinya kepada konsumen diberbagai belahan dunia, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat agar dapat memberikan petunjuk aktual tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap komponen dalam perusahaan tersebut. Sistem informasi yang tepat, tentunya akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya. Informasi

Upload: ayu-jelita

Post on 01-Jul-2015

90 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: 25 Oktober 2007

25 Oktober 2007

CBIS - Sistem Informasi Berbasis Komputer

Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.

Agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memperkenalkan produk barang maupun jasa yang dimilikinya kepada konsumen diberbagai belahan dunia, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat agar dapat memberikan petunjuk aktual tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap komponen dalam perusahaan tersebut. Sistem informasi yang tepat, tentunya akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya. Informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya tersebut sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan keputusan strategis perusahaan untuk dapat semakin maju dan bersaing di lingkungan yang penuh gejolak ini.

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer misalnya, merupakan salah satu alternatif jawaban yang tepat jika pihak manajemen menginginkan suatu sumber informasi yang dapat menghasilkan masukan sesuai yang diinginkannya.

Home About Archives

Page 2: 25 Oktober 2007

MUBAROK

Hanya Wong Serang

Sistem informasi jaringan (http://bud1nugroho.wordpress.com/)

October21

Sistem informasi jaringan (Inggris: network information system disingkat NIS) adalah sebuah protokol yang digunakan untuk menamai dan menawarkan layanan direktori dalam beberapa platform UNIX.

NIS berfungsi sebagai “buku telepon” yang dapat digunakan untuk menemukan sumber daya dalam sebuah jaringan berbasis TCP/IP. Karenanya, nama asli dari protokol NIS adalah Yellow Pages. NIS mengizinkan para pengguna dan aplikasi yang terdistribusi melalui jaringan untuk menemukan dan mengakses berkas serta aplikasi di manapun di dalam jaringan dengan mengakses sebuah NIS Server pusat. Informasi yang disediakan oleh NIS Server contohnya adalah berkas password (/etc/passwd), tabel host (/etc/hosts), dan alamat e-mail.

NIS beroperasi dengan mengirimkan paket-paket data secara broadcast, dan pada kebanyakan platform UNIX, klien NIS dapat berkomunikasi dengan NIS Server dengan menggunakan protokol Remote Procedure Call yang berjalan di atas protokol lapisan transport User Datagram Protocol (UDP). Implementasi layanan NIS pada awalnya kurang begitu baik dilihat dari segi keamanannya. Karena itulah, banyak server NIS dalam sebuah jaringan berbasis UNIX sering diserang. Sun Microsystems pun mengembangkan protokol NIS yang baru, yang disebut sebagai NIS+ yang mencakup beberapa fitur keamanan (yang belum dimiliki oleh NIS), meski kurang populer.

posted under kapita selekta | No Comments »

SISTEM PAKAR (http://www.kuliahstmikindo.co.cc/2009/10/sistem-pakar.html)

October19

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar

Page 3: 25 Oktober 2007

ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

• Memiliki informasi yang handal.

• Mudah dimodifikasi.

• Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

• Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.

Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.4. Meningkatkan output dan produktivitas.5. Meningkatkan kualitas.6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang

termasuk keahlian langka).7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.9. Memiliki reabilitas.

10.  Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11.  Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.

12.  Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13.  Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

Page 4: 25 Oktober 2007

14.  Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

Kelemahan Sistem Pakar

Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar

di bidangnya.3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar.

Alasan Pengembangan Sistem Pakar

Sistem pakar sendiri dikembangkan lebih lanjut dengan alasan :

Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. Seorang pakar adalah mahal. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.

Modul Penyusun Sistem Pakar

Menurut Staugaard (1987) suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu :

1. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)

Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuanpengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.

1. Modul Konsultasi (Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, system pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh sistem.

3. Modul Penjelasan (Explanation Mode)

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

Struktur Sistem Pakar

Page 5: 25 Oktober 2007

Komponen utama pada struktur sistem pakar menurut Hu et al (1987) meliputi:

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu system pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari system pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia.

Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.

3. Basis Data (Data Base)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan,dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat system mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai.dengan komputer.

posted under bahan seminar | No Comments »

BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) (http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-ayam-pedaging-broiler.html)

October19

Page 6: 25 Oktober 2007

I. PendahuluanAyam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

II. Pemilihan BibitBibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih

III. Kondisi Teknis yang Ideala. Lokasi kandangKandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.b.Pergantian udara dalam kandang.Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.c.Suhu udara dalam kandang.Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )

01 – 07 34 – 32

08 – 14 29 – 27

15 – 21 26 – 25

21 – 28 24 – 23

29 – 35 23 – 21

d.Kemudahan mendapatkan sarana produksiLokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

IV. Tata Laksana Pemeliharaan4.1 PerkembanganTipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

Page 7: 25 Oktober 2007

4.2. Pakan- Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).- Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.- Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :Berat total ayam hasil panen =1000 x 2 = 2000 kgFCR = 3125 : 2000 = 1,6Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.

4.3. VaksinasiVaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4.4. Teknis Pemeliharaan- Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 – 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang

Page 8: 25 Oktober 2007

pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.- Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.- Minggu Keempat (hari ke 22-28).Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normalmempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.- Minggu Kelima (hari ke 29-35).Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 – 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.- Minggu Keenam (hari ke-36-42).Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

4.5. PenyakitPenyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :- Tetelo (Newcastle Disease/ND)Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 – 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering

Page 9: 25 Oktober 2007

menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease) Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.- Berak Kapur (Pullorum).Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

4.6. Sanitasi/Cuci Hama KandangSanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit

Page 10: 25 Oktober 2007

penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

posted under bahan seminar | No Comments »

Pedoman Praktis Beternak Ayam Kampung Pedaging (www.sentralternak.com)

October19

www.sentralternak.com, Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk ikut melengkapi artikel atau pengetahuan tentang cara beternak ayam kampung pedaging. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Bibit

Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

2. Pakan

Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap

Page 11: 25 Oktober 2007

memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.

Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

7 gram/per hari sampai umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

3. Perkandangan

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

Page 12: 25 Oktober 2007

4. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :

Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan

dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan

dengan ketat

Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

5. Pengendalian Penyakit

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :

1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak3. Melakukan vaksinasi secara teratur4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit5. Manajemen pemeliharaan yang baik6. Kontrol terhadap binatang lain

Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :

a. Tetelo (ND)Penyebab : paramyxivirusGejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.Pengobatan : belum ada

b. Gumboro (gumboro disease)Penyebab : virusGejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.

Page 13: 25 Oktober 2007

Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandangPengobatan : belum ada

c. Penyakit cacing ayam (worm disease)Penyebab : CacingGejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya

d. Berak kapur (Pullorum)Penyebab : Bakteri Salmonella pullorumGejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anusPencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandangPengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis)Penyebab : protozoa Eimeria sp.Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaranPengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

6. Pasca Panen dan Pemasaran

Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 – Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.

7. Pengelolaan Produksi

Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat

Page 14: 25 Oktober 2007

juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.

Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama. Aamiin…*(SPt)

posted under bahan seminar | No Comments »

Pencegahan Penyakit Ayam yang Menular (http://centralunggas.blogspot.com/2009/03/pencegahan-penyakit-ayam-yang-menular.html) Iwan Setiawan, 08 Maret 2009

October19

Periode starter sangat penting dilakukan dengan baik dan teratur, karena akan menentukan berhasil atau tidaknya pemeliharaan ayam pada periode tersebut. Beberapa penyakit yang sering menyerang dan mudah menimbulkan wabah, diantaranya penyakit coccidiosis, pullorum, ND = cekak, omphalitis, CRD (penyakit pernafasan) dan snot.

Tanda-tanda penyakit, pencegahan dan pengobatan penyakit dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Coccidiosis

Sering disebut penyakit berak darah menimbulkan kematian. Disebabkan oleh protozoa genus Eimeria.

Tanda-tanda dari penyakit ini :

· Anak ayam terlihat lesu

· Sayap agak tergantung ke bawah

· Bulu agak berdiri dan tidak mengkilat

· Mencret bercampur darah

· Pucat

· Angka kematian yang tinggi pada ank ayam umur 6 – 10 hari.

Pencegahan : sanitasi yang sempurna

Page 15: 25 Oktober 2007

Pengobatan : berikan coccidiostat umur satu hari sampai umur 3 bulan. Obat yang bisa digunakan : Sulfamezathin, trisulfa, sulfaquinoxaline, bifuran.

b) Pullorum

Disebabkan oleh bacteri Salmonella pullorum. Penyakit ini sering disebut dengan berak kapur.

Tanda-tanda penyakit :

· Anak ayam mati umur satu hari sampai 3 minggu.

· Anak ayam menunduk di bawah alat pemanas

· Mata agak tertutup dan sayap terkulai

· Mencret berwarna putih berbusa melekat sekitar anus (sering disebut dengan berak kapur).

Pencegahan : jangan membeli anak ayam yang dihasilkan oleh induk yang terkena penyakit ini.

Pengobatan : berikan Sulfaquinoxaline, nitrofurazolidone, dan sebagainya.

c) Newcastle Disease (ND).

Disebabkan oleh virus paramyxo.Penyakit ini sering disebut tetelo, cekak dan toun.

Tanda-tanda penyakit :

· Kehilangan nafsu makan

· Sesak nafas

· Ngorok

· Bersin

· Produksi telur turun

· Bila penyakit sudah akut ditandai de4ngan tortikolis (leher berputar).

· Angka kematian bisa mencapai 60- 80%.

Pencegahan : penyakit ND tidak bisa diobati, hanya bisa dicegah melalui vaksinasi.

Page 16: 25 Oktober 2007

d) Omphalitis

Penyakit ini akibat infeksi bakteri ikutan seperti coliform, staphylococcus, pseudomonas, dan lain-lain.

Tanda-tanda penyakit :

· Mengantuk

· Kepala merunduk

· Berlindung di dekat sumber panas

· Pusar meradang

· Kematian terjadi sejak menetas sampai umur 15 hari.

· Angka kematian bisa mencapai 15 %.

Pencegahan : suhu, kelembaban dan sanitasi dalam mesin tetas perlu diperhatikan.

e) Chronic Respiratory Disease (CRD)

Penyakit pernafasan menahun yang disebabkan oleh Mikoplasma galiseptikum atau Mikoplasma Synoviae.

Tanda-tanda penyakit :

· Getah radang cair keluar hidung

· Cairan busa dari mata

· Nafas ngorok

· Bersin

Pencegahan : isolasi ternak dan usahakan bibit diperoleh dari kelompok yang bebas penyakit.

Pengobatan : berikan basitrasin erthomisin, tilosin, spektinomisin dan linkomisin.

f) Infectious Coryza (snot)

Penyakit ini disebut pilek ayam atau snot. Penyebabnya bakteri Hemophilus gallinarum.

Tanda-tanda penyakit :

Page 17: 25 Oktober 2007

· Pembengkakan dan busung pada daerah muka

· Keluar lendir yang lengket dan kental dari rongga hidung yang berbau busuk.

· Ayam bersin-bersin

· Nafsu makan dan minum turun

· Pernafasan cepat dan ngorok

· Diare

· Angka kematian bisa mencapai 50 %

Pencegahan : tatalaksana kandang dan sanitasi lingkungan.

Pengobatan : sulfatiasol atau sulfadimetoksin.

posted under bahan seminar | No Comments »

Jenis penyakit Ayam dan pencegahannya (http://heqrisonline.blogspot.com)

October19

Dalam banyak kasus ayam tidak terlepas dari serangan penyakit. Ayam akan terserang penyakit jika kondisi lingkungan buruk dan ketahanan fisiknya merosot, kondisi lingkungan tidak mendukung atau kualitas dan kuantitas pakan kurang.Penyebab penyakit pada ayam bisa diakibatkan oleh virus ( cacar, tetelo, gumboro, mareks )Penyakit VirusPenyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus sebagian besar menimbulkan kematian dan kesakitan yang tinggi bahkan menimbulkan kematian sampai 100 %, sayangnya, penyakit-penyakit tersebut tidak bisa ditanggulangi hanya dengan pemberian obat, tetapi dapat di cegah kejadiannya dengan melakukan vaksinasi yang besar.

TETELOTetelo atau pes, sampar, cekak, Newcastle Disease ( ND ) atau pseudo vogel-pest dapat menyerah ayam segala umur, selain menghambat produksi, gangguan penyakit ini juga bisa mematikan ternak. Tetelo muncul setelah ayam mengalami komplikasi dengan penyakit lain atau kondisi ayam lemah maka mudah terjangkit tetelo, jika tetelo ganas ayam dalam satu kandang bisa habis dalam beberapa hari.

GejalaAyam yang sakit terkena tetelo menunjukan gejala sbb:Sulit bernafas

Page 18: 25 Oktober 2007

Batuk-batukBersin lesuMata mengantukSayap terkulai ke bawahTidak aktif bergerakJengger tampak biru kehitamanTinja encer, hijau, dan kadang-kadang mengandung darah

Tanda paling spesifikLeher ayam seperti terpelintir dengan kepala terangkat ke atas

PenyebabTetelo sangat menular menyebabkan virus My xo virus Multivormis. Penyakit ini menyerang terutama pada pergantian musim ( pancaroba ) dan kotak langsung dengan ayam sakit melalui udara atau binatang pembawa ( carrier )

PencegahanTetelo dapat dicegah melalui vaksinasi, vaksinasi ini diberikan kepada ayam yang sehat. Ayam yang benar-benar sakit terkena tetelo harus dimusnahkan agar tidak menjadi sumber penularan bagi ayam lain yang sehat.Umur 1 hari sampai 1 bulan ayam dapat divaksinasi menggunakan baksin ND aktif atau vaksin ND strain F yang diteteskan ke mata. Umur 1 bulan sampai 3 bulan menggunakan vaksin ND inaktif atau vaksin ND strain K yang disuntikkan secara untra muscular, umur di atas 3 bulan menggunakan vaksin gabungan ND IB inaktif secara intramuscular paling lambat 2 jam setelah dilarutkan, vaksin harus habis digunakan.

Vaksin aktif mengandung bibit penyakit hidup, tetapi sifatnya tidak terlalu ganas bagi ayam masa kekebalan ayam yang di vaksin inaktif mengandung virus yang sudah dimatikan oleh obat tertentu masa kekebalan ayam yang divaksin adalah 2 bulan.Pemakanan vaksin ND strain lasota tidak dianjurkan untuk vaksinasi pertama pada daerah tingkat keganasan penyakit ND sedang ( karena bersifat terlalu kuat untuk ayam sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan relaksi vaksinasi yang berat pada anak ayam ). Namun pada tingkat keganasan penyakit ND sangat tinggi atau jika menggunakan vaksin ND Strain Hitcher B1 kekebalan yang dihasilkan masih dapat tertembus penyakit ND maka vaksin ND pertama dengan la sota boleh dianjurkan.

Menyelusuri Penyakit kegagalan Vaksin NDa. Serangan ND dini ( <> 28 hari Virus ganas lambat masuk.Petugas kadang kurang training dan pengalaman.Kurang sering pengambilan sampel darah untuk pengecekan titerantibodi.Semua penyebab serangan ND dini.

GUMBOROGumboro alias Infectious Bursal Disease menyerang sistem kekebalan tubuh, terutama bagian bursa Fabrakis dan thymus kedua bagian ini merupakan benteng pertahanan ayam

Page 19: 25 Oktober 2007

dari kerusakan parah yang timbul adalah tidak terbentuknya antibodi sesudah vaksin.Gumoro tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi infeksi sekunder sesudahnya mengakibatkan banyak kematian.Secara umum gumboro terbagi menjadi dua, yaitu:Gumboro klinikGumboro subklonikGumborna klinik menyerang anak ayam umur 3 – 7 minggu, kerusakan sistem kekebalan hanya bersifat sementara ( 2 – 3 minggu ).Gumboro Subklonik tidak terditeksi umumnya menyerang anak ayam umur 0 -21 hari, sifat kekebalan hilang secara permanent.

GejalaAyam sakit terkena gumboro menunjukkan gejala sbb:Gejala diare berlendirNafsu makan dan minum menurunBadan gemeter, sukar sendiriBulu disekitar anus kotor.Perilakunya suka mematuk disekitar kloaka akibat peradangan bursa fabrikus yang terletak di atas dubur.

PenyebabPenyebab gumboro adalah virus IBD ( Infection Bursal Disease ) yang merupakan golongan red virus dan mempunyai struktur RNA.Dalam tubuh ayam virus ini bertahan hidup lebih 3 bulan dan setelah itu masih bersifat infektif.Pencegahan dan pengobatanPenyakit gumboro tak bisa diobati, tetapi terdapat penyakit sekunder bisa dilakukan pengobatan dengan antibiotik seperti Sulfonamidus atau Nitrofurans.Pencegahannya dengan cara sanitasi kadang dan vaksinasi pada umur 1 hari. Ayam divaksinasi dengan vaksin gumboro gabungan ( aktif dan inaktif ). Vaksin berikutnya pada umur 21 hari, 6 minggu dan 10 minggu dengan vaksin gumboro aktif ( Gumboro CT ). Kalau perlu diulangi pada umur 40 minggu dengan gumboro inaktif secara intramuskular.

BATUK DARAHAyam umur 14 minggu atau lebih sangat rentan terhadap penyakit batuk darah alias Infectious Laryngotracheitis.GejalaAyam yang sakit menunjukkanGejala mata berairMalas bergerakLender bercampur darah melekat pada rongga mulut dan tenggorokan.Ayam sulit bernafas.Sering batuk.Paruh dan bulu terlihat percikan darah.Ayam sakit mati karena saluran tenggorokan tersumbat.

Page 20: 25 Oktober 2007

PenyebabPenyebabnya virus herpes, yaitu terpen avium. Ayam yang terkena sebaiknya dimusnahkan.

PencegahanPenyakit batuk darah dapat dicegah lewat vaksinasi. Jenis vaksin yang dapat digunakan antara lain Modifien LT Vaccine ( diteteskan pada mata ). Cloareal type vaccine ( digosokkan pada bibir atas kloaka ). Dan laryngo-vac nabilis ( produksi Intervet ). Vaksinasi dilakukan 2 – 3 bulan sebelum ayam bertelur.

BronkhitisPenyakit Bronkhitis alias Infectious Bronkhitis menyerang anak ayam di bawah umur 6 minggu. Angka kematian bisa mencapai 60 %. Pada ayam dewasa, angka kematian hampir tak ada.GejalaPenyakit ini menyerang alat pernafasan. Penularan terjadi melalui udara tercemar dari ayam penderita ayam terserang menunjukan gejala sakit setelah 48 jam terinfeksi. Gejala batuk, bersin, sesak nafas, ngantuk, mengeluarkan lendir dari hidung dan mata, nafsu makan dan minum menurun.

PenyebabPenyebab penyakit virus golongan corona.

PencegahanPenyakit bronchitis dapat dicegah lewat vaksinasi. Jenis vaksin yang dapat digunakan adalah vaksin galur Massachusetts dan Connecticut, yang dapat diberikan lewat tetes mata atau hidung, bisa juga melalui air minum.

Kalau menggunakan vaksin LB Aktif ( Bioral H-120 ). Vaksin dilakukan pada umur 7 hari, 30 hari, dan 10 minggu dengan cara tetes mata. Selanjutnya pemberian vaksin dilanjutkan umur 18 minggu dengan vaksin ND-LB inaktif.

MarekMarek alias Leukosis Akuta banyak menyerang anak ayam umur 3 – 4 minggu, terutama pada ayam komersial. Ayam umur 8 – 9 minggu juga rawan terserang marek. Penularannya bisa melalui debu kandang, kotor, litter, dan peralatan kandang.

posted under bahan seminar | No Comments »

Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi

October19

Rahmadi Wijaya

Page 21: 25 Oktober 2007

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer CIC

Jl. Kesambi 58A Cirebon 45134 Telp. (0231) 200418

Email: [email protected]

Abstract

The social factor that was related to the level of welfare of the life, and the health of the community was the problem that was very important to be paid to attention. Because as being learnt by us that the level of welfare of the life will really have an impact on the level of the health from the community personally. In other words, for them who lived with the level of good welfare/adequate, the pattern of the life and the health they tended more was awakened, if compared with them who lived with the level of minimal welfare/more inadequate.

Be based on this matter above, then by relying on the progress in the technological field and information, apparently the development of a “Information health Gate” and the “Expert System for the specification” of the “illness kind” became very important in order to gives the socialisation to community was related to the world of the health, gave knowledge provisions, as well as gave the motivation would the importance of the increase

in the health for the community.

The election of the problem domain was related to the kind of infections illness as the sample of the research to the Information Gate and the Expert System in this medical field was the reality that infections were the quite dangerous illness kind and threatened the spirit of humankind, so as to need quickly and exactly to be dealt.

The development of the Information Gate and the Expert System was for the specification of the infection kind developed used the PHP programming language, and MySQL as the place of the storage of the data and the basis of knowledge. As for modelling that depicted the data current, was depicted with the context of diagram, and the data flow diagram.

1. Pendahuluan

Jika kita mengamati kehidupan sehari-hari di masyarakat, rupanya bukan hanya faktor pendidikan, ekonomi, dan budaya saja yang menjadi masalah besar bagi masyarakat saat ini. Ternyata faktor sosial yang menyangkut taraf kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat merupakan masalah yang jauh lebih penting untuk diperhatikan. Karena seperti kita ketahui bahwa taraf kesejahteraan hidup sangat berdampak pada tingkat kesehatan dari masyarakat itu sendiri.

Page 22: 25 Oktober 2007

Dengan kata lain, bagi mereka yang hidup dengan taraf kesejahteraan baik, pola hidup serta kesehatan mereka cenderung lebih terjaga, sedangkan bagi mereka yang hidup dengan taraf kesejahteraan kurang, mereka biasanya kurang peduli atau bahkan tidak menjaga pola hidup dan kesehatan mereka.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dengan mengandalkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi, kiranya pengembangan sebuah “Portal Informasi” dan “Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit” menjadi sangat penting guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat menyangkut dunia kesehatan, memberikan bekal pengetahuan dan pembelajaran, serta memberikan motivasi akan pentingnya peningkatan kesehatan bagi masyarakat.

Pemilihan domain masalah menyangkut jenis penyakit-penyakit infeksi sebagai sampel penelitian pada Portal Informasi dan Sistem Pakar bidang medis ini adalah kenyataan bahwa penyakit-penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang cukup berbahaya dan mengancam jiwa manusia, sehingga perlu secara cepat dan tepat ditanggulangi.

2. Identifikasi Masalah

Secara garis besar permasalahan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.

b. Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.

c. Kebutuhan masyarakat akan sarana konsultasi, yang dapat membantu mengidentifikasi dini penyakit-penyakit berbahaya, seperti halnya penyakit infeksi.

d. Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.

e. Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.

f. Ketidak-waspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

3. Tujuan Penelitian

a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan menciptakan sebuah sarana penyampaian informasi dan pembelajaran yang efektif menyangkut dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit-penyakit infeksi.

Page 23: 25 Oktober 2007

b. Memahami dan memperoleh model pengetahuan untuk spesifikasi jenis penyakit-penyakit infeksi.

c. Membantu dalam melakukan identifikasi penyakit infeksi secara dini, melalui pengolahan komputer, sehingga penanganan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan.

d. Memberikan gambaran secara umum, penjelasan, dan bila diperlukan dapat menyampaikan asumsi-asumsi kepada masyarakat menyangkut penyakitpenyakit infeksi.

e. Pada kondisi tertentu dapat dinilai lebih mengefesiensikan waktu dan menghemat biaya, jika dibandingkan menggunakan tenaga medis atau peralatan medis secara langsung.

4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada pengembangan Portal Informasi adalah mencakup : pengguna (user) beserta pengelolaannya, berita beserta pengelolaannya, artikel beserta pengelolaannya, jajak pendapat (polling) beserta pengelolaannya, buku tamu beserta pengelolaannya, kontak admin beserta pengelolaannya, links beserta pengelolaannya, serta penerapan sekuritas.

Batasan masalah pada pengembangan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi dibatasi pada kategori penyakit-penyakit antara lain : demam berdarah, demam cikungunya, flu burung, leptospira. Sistem Pakar ini secara bertahap dirancang agar dapat bersifat fleksibel, sehingga dapat memberikan kemudahan pada pengembangan selanjutnya.

Pengelompokan pengguna (user) dari Portal Informasi dan Sistem Pakar terbagi menjadi : Administrator (pengguna dengan akses penuh), Operator (pengguna dengan akses semi penuh), dan Member (pengguna umum yang terdaftar). Adapun pengguna umum yang tidak terdaftar, tidak dikategorikan sebagai pengguna (user) dalam sistem. Pada pengembangannya Portal Informasi dan Sistem Pakar ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

5. Metodologi Penelitian

Metode Penelitian meliputi :

a. Penelitian Rekayasa

Penelitian rekayasa merupakan penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan, guna mendapatkan suatu kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik,

Page 24: 25 Oktober 2007

dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisien, efektif dan dengan biaya yang murah.

b. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mencakup pengumpulan data mengenai jenis-jenis penyakit infeksi, gejala penyakit infeksi, penanganan, pencegahan dll, pengumpulan data mengenai Sistem Pakar, dan Sistem Pakar diagnosis penyakit, dimana pengumpulan datanya didapat dari berbagai literatur, dan media penunjang lainnya seperti internet.

c. Metode pengembangan

Dalam pengembangan suatu sistem diperlukan adanya suatu metode yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan, maka diharapkan pengembangan sistem dapat berjalan dengan baik. Adapun dalam melakukan pengembangannya, aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar ini mengacu kepada model proses

pengembangan Perangkat Lunak waterfall

.

Gambar 1. Model Proses PL Waterfall

6. Landasan Teori

a. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kolonisasi yang dilakukan oleh organisme penginfeksi (patogen) terhadap organisme pejamu rentan, sehingga dapat membahayakan pejamu rentan tersebut. Organisme penginfeksi (patogen) menggunakan sarana yang dimiliki oleh pejamu rentan untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya akan merugikan pejamu rentan.

Patogen mengganggu fungsi normal pejamu rentan, dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian. Reaksi pejamu rentan terhadap infeksi tersebut disebut dengan peradangan. Secara umum patogen dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, yakni mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Di lingkungan Rumah Sakit dan sarana kesehatan sekalipun, infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dan dari petugas ke pasien. Oleh karenanya pengetahuan tentang penyakit-penyakit infeksi, pencegahan, dan penanganan penyakit infeksi sangat penting diketahui bagi siapa saja termasuk bagi petugas Rumah

Page 25: 25 Oktober 2007

Sakit dan sarana kesehatan lainnya, karena tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang rawan untuk terjadinya penularan infeksi.

b. Portal Informasi

Portal Informasi adalah sekumpulan aplikasi yang melibatkan data yang telah di proses atau diolah, sehingga data-data tersebut dapat saling melengkapi guna dihasilkan bahan informasi baru yang  bermanfaat. Dengan dikembangkannya sebuah Portal Informasi, diharapkan segala bentuk kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, serta penyampaian informasi menjadi lebih baik dan efisien.

Portal Informasi tidak selalu melibatkan komputer, Portal Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut Portal Informasi berbasis komputer. Sebuah Portal Informasi dirancang untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyampaikan informasi. Adapun elemen-elemen yang dimiliki sebuah Portal Informasi berbasis komputer adalah sebagai berikut :

1. Perangkat keras (hardware)

2. Perangkat lunak (software)

3. Prosedur

4. Manusia (brainware)

5. Basisdata

6. Jaringan komputer dan komunikasi data

c. Sistem Pakar

Sistem Pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), definisi Sistem Pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana Sistem Pakar menggunakan pengetahuan (knowledge), fakta, dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan.

Dalam pengembangan suatu Sistem Pakar, pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal dari seorang ahli, atau merupakan pengetahuan dari media seperti majalah, buku, jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki Sistem Pakar bersifat khusus untuk satu domain masalah saja.

Semakin banyak pengetahuan yang dimasukan kedalam Sistem Pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya.

Page 26: 25 Oktober 2007

Gambar 2. Konsep Dasar Sistem Pakar

Gambar 2. di atas merupakan gambaran konsep dasar Sistem Pakar, dimana pengguna (user) menyampaikan fakta atau informasi kepada Sistem Pakar, kemudian fakta dan informasi tersebut akan di simpan ke knowledge-base (basis pengetahuan), dan diolah dengan mekanisme inferensi, sehingga sistem dapat memberikan respon kepada penggunanya berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

d. Tujuan Sistem Pakar

Tujuan dari sebuah Sistem Pakar adalah mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar kedalam komputer dan kemudian kepada orang lain (non expert). Aktivitas pemindahan kepakaran adalah :

- Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lain)

- Knowledge Representation (ke dalam komputer)

- Knowledge Inferencing

- Knowledge Transfering

e. Arsitektur Sistem Pakar

Sistem Pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam lingkungan Sistem Pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan pengguna bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar.

Gambar 3. Arsitektur Sistem Pakar (sumber : Turban (1955)).

Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pakar tersebut terdiri dari antarmuka pemakai, basis pengetahuan : fakta dan aturan, akuisisi pengetahuan, mekanisme inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan. Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.

• Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan.

• Akuisisi Pengetahuan

Page 27: 25 Oktober 2007

Akuisisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari pakar atau media seperti majalah, buku, literatur, dll) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi basis pengetahuan.

• Mekanisme Inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi merupakan bagian dari Sistem Pakar yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan.

Secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining).

Dalam pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goaldriven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan (hipotesa) dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan tersebut dan dicari kesimpulannya (pembuktiannya).

Sedangkan pelacakan ke depan merupakan pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.

Selain teknik penalaran tersebut, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk jaringan yang terdiri atas node-node berbentuk pohon. Ada tiga teknik penelusuran data yang digunakan yaitu : depth-first search, breadht-first search dan best first search.

a. Depth-first search

Merupakan teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan mendalam.

Gambar 4. Teknik Penelusuran Data Depth First Search

b. Breadth-first search

Merupakan teknik penelusuran data pada semua node dalam satu level atau satu tingkatan sebelum le level atau tingkatan berikutnya

Gambar 5. Teknik Penelusuran Data Breadth First Search

c. Best-first search

Merupakan teknik penelusuran data yang menggunakan kombinasi kedua metode sebelumnya.

Page 28: 25 Oktober 2007

• Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai.

• Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari Sistem Pakar yang memberikan penjelasan atas kesimpulan yang dicapai tentang suatu masalah, serta memberikan rekomendasi kepada pemakai.

• Perbaikan Pengetahuan

Kemampuan pakar dalam menganalisis dan meningkatkan kinerja pembelajaran dapat diterapkan dalam program Sistem Pakar sehingga Sistem Pakar tersebut dapat menganalisis penyebab dari kesuksesan dan kegagalan yang dialami.

f. Representasi Pengetahuan

Dalam Sistem Pakar, pengetahuan yang telah di uraikan, direpresentasikan kedalam bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Menurut Firebaugh (1989), terdapat empat teknik untuk representasi pengetahuan yaitu Jaringan Semantik, frame, script dan aturan produksi atau sistem produksi.

- Jaringan Semantik

Jaringan semantik merupakan jaringan data dan informasi, yang menunjukan hubungan antar berbagai objek dimana informasi yang terhubung tersebut adalah informasi yang proporsional (suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah). Dalam matematika, istilah jaringan semantik merupakan suatu label atau graph berarah.

Struktur jaringan semantik terdiri dari node atau simpul dan busur atau arc yang menghubungkannya. Simpul menyatakan objek sedangkan busur menyatakan links. Links dari jaringan semantik digunakan untuk menunjukkan hubungan (relationship) antar simpul-simpul tersebut. Contoh dari suatu salah satu jaringan semantik dalam bidang medis adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Implementasi jaringan semantik untuk penyakit infeksi

Pada gambar tersebut ditunjukan bahwa simpul penyakit demam berdarah memiliki link dengan label “Jenis dari” ke simpul penyakit infeksi, hubungan tersebut menunjukan bahwa penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit infeksi. Sedangkan penyakit infeksi itu sendiri memiliki link dengan label “Termasuk” ke simpul Penyakit berbahaya, sehingga hubungan tersebut menunjukan bahwa penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi, serta merupakan penyakit yang berbahaya. Disisi lain simpul demam berdarah memiliki link dengan label

Page 29: 25 Oktober 2007

“Ditandai” ke simpul pendarahan di hidung, hubungan tersebut menunjukan bahwa pendarahan dihidung merupakan salah satu tanda dari penyakit demam berdarah.

Jaringan semantik dapat diperluas (Expanding) dengan menambah node yang bersesuaian pada jaringan semantik tersebut. Node (simpul) baru tersebut dapat merupakan objek tambahan ataupun properti tambahan.

Gambar 7. Contoh Jaringan Semantik Yang Diperluas

- Frame

Salah satu skema yang telah digunakan dalam banyak aplikasi AI adalah frame (bingkai) (Minsky : 1975). Frame dapat dipandang sebagai struktur data statik yang digunakan untuk merepresentasikan situasi-situasi yang telah dipahami dan stereotype. Frame berupa kumpulan-kumpulan slot-slot yang digunakan atau merupakan atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan. Pengetahuan yang termuat dalam slot dapat berupa kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemen lain. Frame digunakan untuk representasi pengetahuan deklaratif. Berikut ini digambarkan struktur frame.

Gambar 8. Struktur Frame

Frame terdiri dua elemen dasar, yaitu slot dan facet (merupakan subslot). Slot merupakan kumpulan atribut atau properti yang menjelaskan objek yang direpresentasikan oleh frame dan subslot menjelaskan pengetahuan atau prosedur dari atribut pada slot. Slot dalam frame mungkin berisi informasi sebagai berikut :

1. Informasi identifikasi frame.

2. Hubungan frame dengan frame yang lain.

3. Penggambaran persyaratan yang dibutuhkan frame.

4. Informasi prosedural untuk menggunakan struktur yang digambarkan.

5. Informasi default frame.

6. Informasi baru.

Sedangkan, subslot terdiri dari beberapa bentuk antara lain :

1. Value : nilai dari suatu atribut.

2. Default : nilai yang digunakan jika slot kosong atau tidak dideskripsikan pada instansiasi frame.

3. Range : jenis informasi yang muncul pada slot.

Page 30: 25 Oktober 2007

4. If added : berisi informasi tindakan yang akan dikerjakan jika nilai slot diisi.

5. If needed : Facet (subslot) ini digunakan pada kasus dimana tidak ada value pada slot.

6. Other : Slot dapat berisi frame, rule, jaringan semantik ataupun tipe lain dari informasi.

Terdapat dua jenis properti yaitu properti statis dan dinamis. Properti statis merupakan fitur dari objek yang tidak dapat berubah, sedangkan properti dinamis merupakan fitur yang dapat berubah selama sistem barjalan. Berikut merupakan contoh frame kelas dari penyakit infeksi.

Gambar 9. Struktur Frame Kelas dari penyakit infeksi Berdasarkan gambar diatas properti-properti tersebut berisi sifat yang umumnya dimiliki oleh penyakit infeksi.

- Script

Script merupakan skema representasi pengetahuan yang sama dengan frame. Hanya saja frame menggambarkan objek sedangkan script menggambarkan urutan peristiwa. Penggambaran urutan peristiwa pada script menggunakan serangkaian slot yang berisi informasi tentang orang, objek dan tindakan-tindakan yang terjadi dalam suatu peristiwa.

Berikut ini adalah contoh script untuk pembelian obat di apotek :

SCRIPT Apotek

Jalur (Track) : Apotek A

Peran (Roles) : Konsumen, Apoteker, dll.

Pendukung : Resep obat, dll.

Kondisi masukan : Konsumen membawa resep obat

Adegan (Scene) 1 : Masuk

1. Konsumen masuk ke apotek.

2. Konsumen antri.

3. Dll

Adegan (Scene) 2 : Transaksi

1. Konsumen memberikan resep obat ke apoteker.

2. Apoteker mencarikan obat yang diminta.

Page 31: 25 Oktober 2007

3. Apoteker memberikan obat yang diminta.

4. Konsumen membayar obat yang diminta.

Adegan (Scene) 3 : Keluar

1. Konsumen meninggalkan apotek

Hasil :

Pasien memperoleh obat yang dicarinya.

Script sangat baik untuk meramalkan apa yang akan terjadi dalam situasi tertentu. Walaupun peristiwa itu tidak pernah diobservasi terlebih dahulu, tetapi script bisa memberikan kemungkinan kepada komputer untuk meramalkan apa yang akan terjadi, kepada siapa dan kapan.

Ada beberapa keistimewaan script yang perlu dicatat, yaitu :

1. Script menyediakan beberapa cara yang sangat alami untuk merepresentasikan “informasi yang lazim” dengan masalah yang bersumber dari sistem AI dari permulaannya.

2. Script juga menyediakan struktur hirarki untuk merepresentasikan informasi melalui inklusi subscript dengan script.

3. Struktur representasi pengetahuan lain seperti aturan kaidah dapat digunakan dalam cara alami dengan script formal. Keistimewaan tersebut memberikan script memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Script dapat memprediksi kejadian dan menjawab pertanyaan tentang informasi yang tak terinci dalam baris cerita.

2. Script menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan kumpulan observasi kedalam interpretasi yang jelas.

3. Script menyediakan skema untuk kejadian yang tidak biasanya.

- Sistem Produksi

Kaidah Sistem produksi menjadi acuan yang sangat sering digunakan oleh metode inferensi sistem pakar dan dalam kasus penyelesaian masalah tingkah laku manusia, atau dalam produksi sederhana.

Page 32: 25 Oktober 2007

Pengetahuan dalam sistem produksi dapat direpresentasikan oleh himpunan kaidah dalam bentuk :IF [kondisi] THEN [aksi]. Contoh produksi dari adanya seseorang terkena penyakit demam berdarah yaitu :

IF [demam tinggi AND pendarahan dihidung AND pendarahan digusi AND mual sampai muntah darah AND bintik merah pada kulit AND tekanan darah menurun] THEN [demam berdarah].

Terdapat tiga elemen utama dari semua sistem produksi, yaitu :

1. Database global

Merupakan struktur data utama dari sistem produksi.

2. Kaidah produksi

Kaidah produksi mempunyai bagian kondisi (IF) yang disebut bagian kanan dan aksi (THEN) yang disebut bagian kiri.

3. Sistem kontrol

Merupakan program penterjemah yang esensial untuk mengontrol urutan dimana kaidah-kaidah produksi dipicu dan menyelesaikan konflik jika lebih dari satu kaidah yang diaplikasikan.

Gambar 10. Komponen Sistem Produksi.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem produksi yaitu :

1. Expressiveness dan intuitiveness

Karena berkaitan dengan pengalaman pekerjaan manusia dan diorganisasikan dalam bentuk saran atau nasehat.

2. Sederhana

Sederhana karena menggunakan kaidah produksi berupa IF..THEN sehingga tepat mengarah kepada pendokumentasian.

3. Kemampuam modularity dan kemampuan memodifikasi Informasi dapat ditambahkan dan dihapus dari sistem secara esensial dan tidak mengakibatkan efek samping serta dapat menunjukkan kenaikan produksi dengan tidak mengalami pengurangan kinerja (Ciri modular).

4. Pengetahuan intensif

Page 33: 25 Oktober 2007

Pengetahuan intensif yang diberikan berupa pengetahuan murni karena setiap kaidah produksi ekuivalen untuk suatu ringkasan dan kejelasan.

7. Analisis Kebutuhan Sistem

a. Analisis Kebutuhan Pengguna

Berikut ini adalah daftar pengguna (user) yang terlibat pada Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi, dan adapun aktifitas dan hak akses masing-masing pengguna tersebut dibedakan berdasarkan tingkatan (level) yang dimiliki :

- Administrator (level 1)

Administrator merupakan pengguna dengan akses penuh terhadap sistem, berada pada level yang pertama, dan memegang peranan yang sangat penting pada sistem, khususnya menyangkut sekuritas sistem. Berikut ini merupakan aktifitas dan hak akses yang dimiliki pengguna Administrator : mengelola data pengguna (user) berdasarkan level Administrator, mengelola data berita, mengelola data artikel, mengelola data jajak pendapat (polling), mengelola buku tamu, mengelola data kontak admin, mengelola links, mengelola aplikasi Sistem Pakar, mengelola sekuritas sistem seperti blok IP address, dsb.

- Operator (level 2)

Operator merupakan pengguna dengan akses semi penuh terhadap sistem, berada pada level yang kedua, dan memiliki peranan yang hampir sama dengan pengguna Administrator. Berikut ini merupakan aktifitas dan hak akses yang dimiliki oleh pengguna Operator : mengelola data pengguna (user) berdasarkan level Operator, mengelola data berita, mengelola data artikel, mengelola data jajak pendapat (polling), mengelola buku tamu, mengelola links, mengelola aplikasi Sistem Pakar, dsb.

- Member (level 3)

Member merupakan pengguna dengan akses terbatas terhadap sistem, berada pada level yang ketiga, dan tidak memiliki hak terhadap pengelolaan sistem.

Berikut ini merupakan aktifitas dan hak akses yang dimiliki pengguna Member: melihat artikel dan berita, melihat atau merubah profil member yang bersangkutan, melihat atau mengisi jajak pendapat (polling), melihat atau mengirim pesan pada buku tamu, menghubungi admin, dan menggunakan

Sistem Pakar.

b. Analisis kebutuhan Sistem

Dalam mengembangkan suatu sistem, diperlukan adanya analisis dan pemodelan terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem tersebut, sehingga pada pelaksanaannya sistem

Page 34: 25 Oktober 2007

tersebut dapat menjalankan proses dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karenanya pada penelitian ini dilakukan beberapa analisis dan pemodelan kebutuhan yang meliputi :

• Kebutuhan Aplikasi

Kebutuhan ini meliputi bagaimana sistem dapat menunjang penggunanya dalam mengakses sistem tersebut.

• Kinerja Sistem Yang Diharapkan

Sebuah aplikasi harus dirancang agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Berikut ini merupakan kinerja sistem yang diharapkan dari aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi :

1. Dukungan interface yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna aplikasi dalam mengakses informasi.

2. Menyediakan berbagai media pendukung untuk membantu pengguna dalam mendapatkan informasi dari sistem.

3. Model pengembangan program yang memungkinkan aplikasi dapat diakses lebih cepat.

4. Sistem Pakar dapat memperbaiki pengetahuannya, yang meliputi insert, update, dan delete data penyakit, data manifestasi, data aturan, data pertanyaan.

5. Sistem pakar dapat menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar, dan bersifat fleksibel terhadap perubahan.

6. Sistem Pakar dapat melakukan penelusuran secara cepat dan tepat, guna  menggambarkan kesimpulan.

7. Memberikan kemudahan untuk pengelola aplikasi (Admin, Operator) dalam mengelola Portal Informasi dan Sistem Pakar, dll.

• Pemodelan Kebutuhan Aplikasi

Pemodelan kebutuhan aplikasi Portal Informasi ini digambarkan dengan diagram konteks, sedangkan pemodelan aliran data dan informasi yang masuk dan keluar dari sistem digambarkan dengan Data Flow Diagram.

8. Analisis Kebutuhan Sistem Pakar

a. Basis Pengetahuan

Page 35: 25 Oktober 2007

Basis pengetahuan pada Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi terdiri dari dua macam sumber pengetahuan Fakta dan Aturan. Fakta pengetahuan yang disimpan yaitu : pengetahuan mengenai jenis penyakit infeksi serta pengetahuan mengenai manifestasi (gejala atau tanda yang muncul) yang menimbulkan penyakit infeksi tesebut.

Informasi pengetahuan untuk jenis penyakit terdiri dari empat informasi penyakit infeksi yaitu penyakit flu burung (Avian Influenza), demam berdarah, demam cikungunya (Chik), dan leptospirosis (Leptospira), selain daripada itu ditambahkan pula kedalam basis pengetahuan informasi lainnya meliputi penjelasan menyangkut penyakit infeksi tersebut, serta cara penanganan yang dapat dilakukan.

Sedangkan informasi pengetahuan untuk manifestasi (gejala atau tanda yang  muncul) terdiri dari nama manifestasi itu sendiri yang berasal dari keluhankeluhan yang dialami oleh pasien, yang menunjukan adanya kemungkinan terjangkit penyakit infeksi tersebut.

Adapun aturan yang disimpan merupakan pengetahuan yang didasarkan pada keterkaitan antara penyakit yang muncul dengan manifestasi (gejala dan tanda) yang menyebabkan penyakit tersebut muncul. Jadi basis aturan yang digunakan melibatkan hubungan antara kategori penyakit infeksi dengan manifestasimanifestasi yang menyebabkan penyakit tersebut.

b. Mekanisme Inferensi

Mekanisme inferensi mengandung suatu mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini bagaimana sistem dapat mengambil suatu kesimpulan berdasarkan manifestasi yang dimasukkan oleh pengguna.

Pendekatan yang dipakai Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi menggunakan pelacakan ke depan (forward chaining) dimana pelacakan tersebut dimotori oleh data masukan keluhan pasien dan selanjutkan mencoba menggambarkan kesimpulannya dan penelusuran yang digunakan yaitu penelusuran depth-first search dimana penelusuran dimulai dari node akar kemudian penelusuran dilakukan secara vertikal dan mendalam.

Adapun pada penerapannya, pendekatan dari forward chaining dan metode depthfirst search tersebut akan di implementasikan kedalam serangkaian query database yang digunakan untuk melakukan penalaran, penelusuran, dan pencocokan data dari tabel-tabel yang saling berhubungan pada Sistem Pakar tersebut.

Pada proses identifikasi, dalam keadaan tertentu mungkin saja satu manifestasi dapat dimiliki lebih dari satu jenis penyakit infeksi, maka solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelompokan manifestasi berdasarkan jenis penyakitnya, sehingga pada proses penelusurannya, sistem pakar tidak lagi dipusingkan dengan manifestasi yang sama antar penyakit infeksi yang satu denggan yang lainnya, dan Sistem Pakar akan menggunakan suatu nilai temuan dari masing-masing manifestasi tersebut.

Page 36: 25 Oktober 2007

Selanjutnya Sistem Pakar melakukan penghitungan jumlah temuannya, sehingga dengan jumlah nilai temuan tersebut, Sistem Pakar dapat menyimpulkan jenis penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi.

c. Identifikasi Aktor

Aktor merupakan sesuatu yang berkomunikasi dengan system dan merupakan sesuatu yang eksternal dari system. Adapun aktor pada system pakar spesifikasi penyakit infeksi adalah :

- Knowledge Engineer (Administrator, Operator)

Kegiatan yang dilakukan meliputi semua fitur pada aplikasi

- Non Pakar (Member)

Kegiatan yang dilakukan hanya meliputi konsultasi dan menampilkan penjelasan dari sistem

9. Perancangan

a. Perancangan Basis Data

Dalam merancang sebuah basis data, diperlukan adanya pemodelan terhadap kebutuhan dan aktifitas yang terjadi pada basis data tersebut. Sehingga pada pelaksanaannya basis data tersebut dapat menjalankan proses dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Adapun perancangan basis data pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi adalah sebagai

berikut :

• Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram adalah bentuk pemodelan hubungan antar entitas beserta keterkaitannya dengan tabel-tabel yang lain.

• Struktur Tabel

Merupakan deskripsi lengkap dari table-tabel yang terlibat pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar.

b. Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi terdiri atas arsitektur perangkat lunak dan gambaran antarmuka pemakai. Dimana arsitektur perangkat lunak digambarkan dengan structure

Page 37: 25 Oktober 2007

chart, dan akan menjelaskan secara terpisah proses-proses yang terjadi, beserta data-data yang terlibat didalamnya.

Sedangkan Antarmuka Pemakai merupakan bagian dari sistem yang digunakan sebagai media perantara dalam penyampaian data dan informasi dari dan ke pengguna.

c. Perancangan Aturan Pada Basis Pengetahuan

Berdasarkan proses analisis, maka perancangan aturan melibatkan keterkaitan atau hubungan antara manifestasi dengan kategori penyakit infeksi. Bentuk keterkaitan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 11. Perancangan aturan

Berikut ini merupakan contoh implementasi aturan :

Kategori penyakit demam berdarah :

IF [demam tinggi AND pendarahan dihidung AND pendarahan digusi AND nyeri perut dan mual AND muntah darah AND berak darah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND nyeri ulu hati AND bintik merah pada kulit AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 12].

Kategori penyakit demam cikungunya

IF [demam tinggi AND postur tubuh membungkuk AND nyeri perut dan mual AND muntah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND bintik merah pada kulit AND badan lemas AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 10].

Kategori penyakit leptospirosis :

IF [demam tinggi AND nyeri perut dan mual AND nyeri otot AND nyeri sendi AND sakit kepala AND sesak nafas] THEN [Nilai temuan = 6].

Mengingat Sistem Pakar menggunakan metode penghitungan dari nilai temuan, maka berdasarkan penalaran aturan diatas, maka dapat disimplulkan penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi adalah demam berdarah dengan 12 nilai temuan, dan adapun kemungkinan kedua adalah demam cikungunya dengan 10 nilai temuan.

d. Perancangan Mekanisme Inferensi

Karena kategori penyakit infeksi memiliki sejumlah manifestasi yang kadang sama maka dalam hal ini setiap manifestasi dikelompokan berdasarkan jenis penyakitnya, dan Sistem Pakar akan menggunakan suatu nilai temuan dari mesingmasing manifestasi tersebut. Selanjutnya Sistem Pakar melakukan penghitungan jumlah temuannya, sehingga dengan

Page 38: 25 Oktober 2007

jumlah nilai temuan tersebut, Sistem Pakar dapat menyimpulkan jenis penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi.

Berikut merupakan bentuk pohon penelusuran yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit dan menghitung nilai temuan berdasarkan masukan manifestasi. Adapun implementasi dari pohon penelusuran tersebut adalah melalui teknik query database.

Gambar 12. Bentuk Pohon Penelusuran Depth First Search

Keterangan :

1. Penelusuran pertama dilakukan dengan mengidentifikasi kategori penyakit ke-1.

2. Kemudian penelusuran dilanjutkan dengan mengidentifikasi setiap manifestasi dari kategori penyakit tersebut. Adapun setiap terdapat kecocokan antara manifestasi yang diuji di aturan, dengan manifestasi yang dimasukan oleh pengguna, maka akan dihasilkan nilai temuan kecocokan.

3. Kemudian penelusuran dilanjutkan ke kategori penyakit yang lain, dengan mengidentifikasi manifestasi dari jenis penyakit tersebut, sehingga dihasilkan nilai temuan untuk jenis penyakit tersebut.

4. Terakhir nilai temuan dari masing-masing kategori penyakit akan dibandingkan, sehingga dapat dihasilkan kesimpulan penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi.

e. Perancangan Penjelasan Sistem

Penjelasan sistem merupakan penjelasan kepada pengguna mengenai penyakit yang teridentifikasi, pengobatan bagi penderita, pencegahan yang dapat dilakukan. Dan adapun pengetahuan yang disampaikan pada penjelasan sistem telah terintegrasikan didalam basis pengetahuan Sistem Pakar.

10. Hasil Implementasi

Pemilihan PHP sebagai piranti pemrograman pada pengembangan Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi adalah selain PHP bersifat open source atau bebas pakai, kelebihan lain PHP adalah dapat digunakan di berbagai flatform komputer (multi flatform). Adapun aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar ini diuji pada personal komputer berbasiskan windows dan bersifat

stand alone.

Berikut ini merupakan implementasi antarmuka pemakai (interface) untuk aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi.

Gambar 13. Contoh halaman portal dalam penggunaan aplikasi

Page 39: 25 Oktober 2007

Gambar 14. Implementasi halaman identifikasi tahap 1.

Gambar 15. Implementasi halaman identifikasi tahap 2.

11. Kesimpulan dan Saran

Setelah mengamati identifikasi masalah yang ada, diantaranya :

1. Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.

2. Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.

3. Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.

4. Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.

5. Ketidakwaspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

Pengembangan aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar Untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi dinilai perlu untuk :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan menciptakan sebuah sarana penyampaian informasi dan pembelajaran yang efektif menyangkut dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit-penyakit infeksi.

2. Memahami dan memperoleh model pengetahuan untuk spesifikasi jenis penyakit-penyakit infeksi.

3. Membantu dalam melakukan identifikasi penyakit infeksi secara dini, melalui pengolahan komputer, sehingga penanganan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan.

4. Memberikan gambaran secara umum, penjelasan, dan bila diperlukan dapat menyampaikan asumsi-asumsi kepada masyarakat menyangkut penyakitpenyakit infeksi.

5. Pada kondisi tertentu dapat dinilai lebih mengefesiensikan waktu dan menghemat biaya, jika dibandingkan menggunakan tenaga medis atau peralatan medis secara langsung.

Page 40: 25 Oktober 2007

Pengembangan Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi dikembangkan menggunakan bahasa pemograman PHP. serta database MySQL sebagai tempat penyimpanan data dan basis pengetahuan. Adapun script pendukung lainnya diantaranya HTML, dan Java Script.

Pengembangan sistem pakar ini menggunakan teknik pelacakan kedepan (forward chaining) dan penelusuran data depth-first search yang diimplementasikan kedalam serangkaian teknik query database, sehingga memungkinkan dilakukan perbaikan pengetahuan dari Sistem Pakar.

Berikut ini beberapa saran yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesiikasi penyakit infeksi selanjutnya.

1. Kiranya pengembangan Portal Informasi dapat dijadikan media yang tepat bagi penggunanya, dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan memiliki nilai efektif serta efisien bagi penggunanya.

2. Pengetahuan sistem pakar kiranya semakin diperkaya, agar dapat memberikan penjelasan sistem yang lebih opimal.

3. Metode-metode inferensi dari Sistem Pakar kiranya dapat disempurnakan, serta dicarikan alternative lain yang memungkinkan penyelesaian yang jauh lebih baik.

Daftar Pustaka

[Abd03] Abdul Kadir, 2003, Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP.

[Ade92] Adelman, S., and L. (1992), Evaluating Expert System. New York : John Wiley.

[AlZ92] Al-Zobaidie, A., and J.B. Grimson (1987, February), Development of Expert System and Building Expert System Tools For Individual and Groups: How Can They Serve Each Other.

[Ari05] Arief Ramadhan, Hendra Saputra, 2005, PHP 5 dan MySQL.

[Dav02] David Gustafson, Ph.D., 2002, Software Enginering

[Did03] Didik Dwi Prasetyo, 2003, Administrasi Database Server MySQL.

[Ken97] Kenneth A Kozar, 1997, The Technique of Data Flow Diagram.

[Muh05] Muhamad Arhami, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar.

[MyS02] My SQL Documentation, 2002, MySQL Reference Manual.

[Ono02] Ono W. Purbo, 2002, E-Learning Berbasis PHP dan MySQL.

Page 41: 25 Oktober 2007

[PHP97] PHP Documentation Group, 1997 – 2006, PHP Manual.

[Tur05] Turban, Efram, Jay E. Aronson, and Ting Peng Liang, 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Edisi 7 Jilid 1, Andi, Yogyakarta.

[Wid84] PT. Widyadara – Jakarta, 1984, Tubuh Manusia.

posted under bahan seminar | No Comments »

Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan “e2gLite Expert System Shell”

October19

Lina Handayani1 dan Tole Sutikno2

1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan

2 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan

Kampus III UAD Jln. Prof Soepomo, Janturan, Yogyakarta, Telp. (0274) 379418Fax. (0274) 381523,

E-mail: [email protected], [email protected]

Abstract

Human brain has good ability to receive information, analyze,create, imagine, consentrate, and think, but it also has a weakness when saves facts to be a permanent memory. Beside those processes, it has lack in reads facts, and organizes them. Expert system could help human organize facts and read them faster than human memor. This research will be developed E2gLite Expert System Shell which is helps to organize facts focused on otolaryngology, to help people diagnoze their problem about otolaryngology. The development of software is about web based application. Based on software testing, the system helps identifying otolaryngology depend on input of user symptom.

1. Pendahuluan

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar/ahli. Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi

Page 42: 25 Oktober 2007

para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktifitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktifitas, yaitu: tambahan pengetahuan, representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna. Pengetahuan yang disimpan ke komputer disebut sebagai basis pengetahuan.

Sistem pakar dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis. Saat ini kebutuhan manusia akan pelayanan medis yang lebih baik sangat mendesak, yang berarti dukungan instrumentasi dan informatika medis modern (telemedis) menjadi sangat dibutuhkan termasuk metode untuk membantu analisisnya sehingga dihasilkan diagnosis yang lebih  optimal.

2. Kajian Pustaka

Proses Diagnosis Penyakit

Proses diagnostik merupakan perpaduan dari aktifitas intelektual dan manipulatif. Diagnosis sendiri didefinisikan sebagi suatu proses penting pemberian anam dan pengklasifikasian penyakit-penyakit pasien, yang menunjukkan kemungkinan nasib pasien dan yang mengarahkan pada pengobatan tertentu. Diagnosis banding, sebagaimana halnya dengan penelitian-penelitian ilmiah, didasarkan atas metode hipotesis. Dengan metode hipotesis ini menjadikan penyakit-penyakit begitu mudah dikenali hanya dengan suatu kesimpulan diagnostik. Diagnosis banding dimulai sejak permulaan wawancara medis dan berlangsung selama melakukan pemeriksaan fisik. Dari diagnosis banding tersebut akan diperoleh pertanyaan-pertanyaan yang terarah, perincian pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menentukan pilihan tes-tes serta pemeriksaan khusus yang akan dikerjakan. Data yang berhasil dihimpun, akan dipertimbangkan dan diklasifikasikan berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien serta hubungannya terhadap penyakit tertentu. Berdasarkan gejala-gejala serta tanda-tanda yang dialami oleh penderita, maka penegakkan diagnosis akan lebih terpusat pada bagian-bagian tubuh tertentu. Dengan demikian penyebab dari gejala-gejala dan tanda-tanda tersebut dapat diketahui dengan mudah dan akhirnya diperoleh kesimpulan awal mengenai penyakit tertentu.

Jenis Penyakit THT dan gejala-gejalanya.

Daftar jenis penyakit THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan) beserta gejala-gejalanya, yang digunakan untuk membangun sistem pakar yang dijelaskan pada paper ini disajikan pada Tabel 1. Pada tabel ini, terdapat 23 jenis penyakit THT yang diberikan notai A, B, C….W dengan 38 gejala. Jenis penyakit A, B, C.…W berturut-turut adalah contract ulcers, abses parafaringeal, abses peritonsiler, barotitis media, deviasi septum, faringitis, kanker laring, kanker leher dan kepala, kanker leher metastatik, kanker nasofaring, kanker tonsil, laryngitis, neuronitis vestibularis, osteosklerosis, otitis media akut,

Page 43: 25 Oktober 2007

meniere, tonsillitis, tumor syaraf pendengaran, vertigo postular, sinusitis maksilaris, sinusitis frontalis, sinusitis etmoidalis, dan sinusitis sfenoidalis. Sebagai contoh, penyakit faringitis (F) mempunyai gejala: demam, nyeri saat bicara atau menelan, nyeri tenggorokan, nyeri leher dan pembengkakan kelenjar getah bening.

3. e2gLite Expert System Shell

Pengembangan sebuah sistem pakar dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama adalah dengan membangun sendiri semua komponen di atas, sedangkan cara kedua adalah dengan memakai semua komponen yang sudah ada, kecuali isi basis pengetahuan. Penggunaan cara kedua disebut sebagai membangun sistem pakar dengan shell.

E2gLite adalah sebuah shell sistem pakar yang dikembangkan oleh Expertise2Go yang berbasis internet dan dilengkapi applet Java. E2gLite memberikan kemudahan dalam hal pembangunan sistem pakar serta pelaksanaan konsultasi oleh pengguna. Basis pengetahuan berupa file teks yang berisi fakta dan aturan yang dapat dibuat dengan editor teks dan disimpan sebagai file *.kb, sedangkan pengguna cukup menggunakan browser umum yang memiliki fitur Java seperti Netscape Navigator dan Internet Explorer. Jika Internet Explorer yang terinstall tidak mempunyai fitur Java, dapat ditambah dengan menginstall Microsoft Virtual Machine Proxy Server. E2gLite dapat didownload dari http://www.Expertise2go.com secara gratis.

Kelebihan e2gLite terletak pada kemudahan akses dan penggunaannya. Kemudahan akses, karena e2gLite yang berisi applet Java dan basis pengetahuan dapat didownload ke browser pengguna. Kemudahan penggunaan, karena suatu applet Java sangat mudah untuk diikutsertakan di dalam sebuah halaman web sebagai objek grafis, dan dapat disisipkan ke dalam sebuah sel dalam tabel HTML untuk memfasilitasi pengaturan halaman secara fleksibel serta integrasi sistem pakar dengan halaman web yang lain. Namun demikian e2gLite juga memiliki kekurangan, antara lain waktu startup yang lama, sehingga lebih cocok untuk sistem pakar berskala kecil dengan basis pengetahuan yang mengandung kurang dari 100 aturan.

Kekurangan kedua, adalah basis pengetahuan yang berupa file teks dapat dibaca oleh siapapun karena bersifat publik atau dapat diakses oleh siapapun. Dengan demikian desain dari basis pengetahuan sistem pakar yang dibuat tidak dapat dijaga kerahasiaannya. Kekurangan lainnya berhubungan dengan kompatibilitas browser. Microsoft telah mengumumkan pemisahan antara JVM (Java Virtual Machine) dari versi Internet Explorer yang diinstall mulai sistem operasi Windows XP. Hal ini akan menyebabkan semua halaman web yang mengandung applet menjadi gagal untuk diakses, kecuali pengguna secara khusus menginstall JVM.

Tabel 1. Jenis Penyakit THT dan Gejala-gejalanya.

Penyakit A B C D E F G H I J K L M No N O P Q R S T U V W

Gejala

Page 44: 25 Oktober 2007

1 Demam v v v v v v v v v v

2 Sakit kepala v v v v v v v v

3 Nyeri saat bicara atau menelan v v v v v v v

4 Batuk v v v v v v

5 Hidung tersumbat v v v v v v

6 Nyeri telinga v v v v

7 Nyeri tenggorokan v v v v v

8 Hidung meler v v v v

9 Letih dan lesu v v v v

10 Mual dan muntah v v v v

11 Selaput lendir merah dan bengkak v v v v

12 Ada benjolan di leher v v v

13 Nyeri leher v v v

14 Pembengkakan kelenjar getah

bening

v v v

15 Pendarahan hidung v v v

16 Suara serak v v v

17 Bola mata bergerak tanpa sadar v v

18 Dahi sakit v v

19 Leher bengkak v v

20 Tuli v v

21 Ada yang tumbuh dimulut v

Page 45: 25 Oktober 2007

22 Air liur menetes v

23 Berat badan turun v

24 Bunyi nafas abnormal v

25 Infeksi sinus v

26 Nyeri antara mata v

27 Nyeri pinggir hidung v

28 Nyeri pipi di bawah mata v

29 Nyeri wajah v

30 Perubahan kulit v

31 Perubahan suara v

32 Radang gendang telinga v

33 Sakit gigi v

34 Serangan vertigo v

35 Telinga berdengir v

36 Telinga terasa penuh v

37 Tenggorokan gatal v

38 Tubuh tak seimbang v

4. Metode Penelitian

Shell e2gLite memerlukan 2 buah file, yaitu file halaman web yang berisi applet e2gLite serta file basis pengetahuan. Kedua file tersebut ditulis dengan format yang telah ditentukan oleh pembuat e2gLite. Untuk file halaman web, formatnya mengikuti standard HTML, namun pendefinisian applet beserta parameternya diatur sesuai dengan format yang telah ditetapkan oleh pembuat e2gLite. Pada penelitian ini file halaman web disimpan dengan nama “tht.html” dan source code-nya adalah sebagai berikut:

<HTML>

<HEAD>

Page 46: 25 Oktober 2007

<TITLE> Pengembangan Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT</TITLE>

</HEAD>

<BODY>

<CENTER><H2><font face=”Tempus Sans ITC” size=”5″><b>

</b></font></H2></CENTER>

<p><font face=”Comic Sans MS”>

<FONT Size=2>

Pada Web ini dibangun sistem pakar (expert system) untuk diagnosis penyakit THT&nbsp;

(Telinga Hidung Tenggorokan). Domain yang diambil pada desain ini adalah 23 jenis penyakit THT dengan 38 gejala

</FONT>

<FONT FACE=”Arial,Helvetica” Size=2>

<CENTER>

</p>

<P><H3> </H3>

<APPLET CODE=”e2glite.e2g.class” ARCHIVE=”e2glite.jar”

WIDTH=400 HEIGHT=250>

<PARAM VALUE=”tht.kb”>

<PARAM VALUE=”DIAGNOSIS PENYAKIT THT”>

<PARAM VALUE=”Oleh: Lina Handayani dan Tole Sutikno”>

<PARAM VALUE=”#30FF00″>

<PARAM VALUE=”Mulai Konsultasi”>

<PARAM VALUE=”true”> Browser Anda Tidak Mendukung Applet Java

Page 47: 25 Oktober 2007

</APPLET>

</CENTER>

</FONT>

</BODY>

</HTML>

Parameter yang terpenting dari listing program di atas adalah KBURL, yang digunakan untuk mendefinisikan nama file basis pengetahuan (file “tht.kb”). Parameter-parameter lainnya berfungsi untuk mengatur tampilan, seperti ukuran applet, judul, sub judul, warna dan lain-lain.

Pada saat pengembangan sistem pakar berbasis web ini dilakukan, parameter DEBUG diset nilai true untuk menampilkan jendela DEBUG. Pada saat sesi konsultasi yang sebenarnya, parameter tersebut diset dengan nilai false.

Implementasi sistem pakar berbasis web pada penelitian ini dilakukan berdasarkan aturan-aturan dari basis pengetahuan sesuai Tabel 1. File basis pengetahuan berupa file teks dapat dibuat menggunakan program editor teks biasa seperti notepad. File ini berisi definisi aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan jenis penyakit THT yang diderita pasien. Potongan aturan yang terdapat file tersebut adalah sebagai berikut:

REM Basis Pengetahuan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit THT

RULE [Apakah penyakitnya adalah contract ulcers?]

If [nyeri saat bicara atau menelan] = true and

[suara serak] = true

Then [penyakit] = “contract ulcers”

RULE [Apakah penyakitnya adalah abses parafaringeal?]

If [nyeri saat bicara atau menelan] = true and

[leher bengkak] = true

Then [penyakit] = “abses parafaringeal”

RULE [Apakah penyakitnya adalah abses peritonsiler?]

If [demam] = true and

Page 48: 25 Oktober 2007

[sakit kepala] = true and

[nyeri tenggorokan] = true and

[pembengkakan kelenjar getah bening] = true and

[suara serak] = true and

[air liur menetes] = true

Then [penyakit] = “abses peritonsiler”

………………

………………

RULE [Apakah penyakitnya adalah sinusitis sfenoidalis?]

If [demam] = true and

[sakit kepala] = true and

[batuk] = true and

[hidung tersumbat] = true and

[hidung meler] = true and

[letih dan lesu] = true and

[selaput lendir merah dan bengkak] = true and

[nyeri leher] = true

Then [penyakit] = “sinusitis sfenoidalis”

PROMPT [demam] YesNo

“Apakah Anda demam ?”

PROMPT [sakit kepala] YesNo

“Apakah Anda merasakan sakit kepala? ”

PROMPT [nyeri saat bicara atau menelan] YesNo

Page 49: 25 Oktober 2007

“Apakah Anda merasakan nyeri saat bicara atau menelan?”

…..

PROMPT [tubuh tak seimbang] YesNo

“Apakah Anda merasakan tubuh Anda tak seimbang?”

GOAL [penyakit]

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem pakar yang didesain dengan e2gLite Expert System Shell untuk diagnosis penyakit THT, dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Sistem dapat mengidentifikasikan 23 jenis penyakit THT berdasarkan variasi input 38 gejala yang diberikan.

2. Sistem juga dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan Pengguna memiliki kesempatan untuk mengetahui mengapa sebuah pertanyaan diajukan dan meminta penjelasan bagaimana sebuah kesimpulan diambil.

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DALAM BIDANG FARMAKOLOGI DAN TERAPI SEBAGAI PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS WEB

ABSTRAKSI

Dalam bidang kedokteran, farmakologi mempunyai tujuan agar obat dapat digunakan secara rasional yaitu meliputi cara pemberian obat terhadap seorang pasien suatu penyakit sesuai dengan jenis penyakit dan dosis serta cara penggunaannya untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit (terapi), demi keamanan dan khasiat terapi yang diharapkan.

Mengingat banyaknya obat yang beredar khususnya di Indonesia, yang belum memenuhi syarat product insert yang baik, sementara daya ingat manusia khususnya seorang dokter atau paramedis non dokter mempunyai kapasitas yang terbatas untuk mengingat semua jenis obat yang beredar beserta dosis dan cara penggunaannya, maka perlu dibuat program sistem pakar sebagai alat bantu bagi dokter maupun tenaga paramedis non dokter untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien. Hasil diagnosa penyakit ini kemudian akan disesuaikan dengan kondisi pasien untuk dijadikan dasar penggunaan obat maupun terapi yang akan diberikan kepada pasien sebagai tindakan medis yang akan ditempuh.

Page 50: 25 Oktober 2007

Jenis representasi pengetahuan dalam sistem ini adalah menggunakan production rules dengan menggunakan metode pelacakan forward chaining. Program ini memanfaatkan media World Wide Web (WWW) dengan menggunakan media komunikasi Common Gateway Interface (CGI). Tujuannya yaitu agar program dapat  diakses secara bebas, sehingga diharapkan akan terjadi pertukaran informasi untuk memperlengkap informasi yang telah ada. Implementasi sistem pakar bidang farmakologi dan terapi ini menggunakan teknik pemrograman prosedural berorientasi obyek menggunakan bahasa perl (practical and extraction report language) versi 5.005_03 for MSWin32-x86-object dengan Ultra Edit® Professional Text/HEX Editor Versi 7.20a sebagai editornya. Program masih berupa prototype dan hanya merupakan alat bantu berpikir dalam bidang farmakologi dan terapi sehingga bukan satu-satunya faktor penentu terciptanya pelayanan kesehatan yang optimal.

PENDAHULUAN

Perkembangan industri yang semakin cepat dan persaingan antar perusahaan yang semakin global menuntut setiap perusahaan untuk mampu mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang cepat, akurat dan handal. Aktifitas pengambilan keputusan ini banyak melibatkan pakar. Proses pengambilan keputusan ini disamping memakan biaya yang cukup besar juga tidak selalu mudah mendapatkan pakar pada saat dibutuhkan maupun kualifikasi kepakarannya. Dengan semakin berkembangnya sistem pakar, penerapan sistem pengambilan keputusan semakin berkembang luas, karena sistem pengambilan keputusan sering digunakan dalam sistem pakar untuk menentukan solusi dari suatu permasalahan yang akan ditempuh.

Perkembangan ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi komunikasi data menggunakan jaringan komputer (computer network) yaitu jaringan dari sistem komunikasi data yang melibatkan sebuah atau lebih sistem komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi alat komunikasi yang membentuk suatu sistem. Network merupakan cara yang sangat berguna untuk mengintegrasikan sistem informasi dan menyalurkan sistem informasi dari satu area ke area lainnya (Jogiyanto, 1995). Dengan teknologi komunikasi menggunakan jaringan komputer (computer network) ini dimungkinkan terjadinya pertukaran informasi baru dari suatu daerah ke daerah lain, sehingga semakin memperluas penyebaran informasi tentang sistem pakar dan sistem pengambilan keputusan. Penyebaran informasi inilah yang menjadikan semakin berkembangnya sistem pakar dan sistem pengambilan keputusan.

Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik (Turban, 1995). Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam program komputer sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu implementasi yang dapat diterapkan adalah dalam bidang farmakologi dan terapi.

Page 51: 25 Oktober 2007

Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat kimia dan fisika, komposisi, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi dan penggunaan obat. Farmakologi merupakan sub bidang ilmu yang dipelajari dalam bidang farmasi maupun bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran ilmu ini dibatasi tujuannya agar obat dapat digunakan secara rasional untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. demi keamanan dan khasiat terapi yang diharapkan. Penggunaan obat secara rasional yang dimaksudkan adalah pemberian obat terhadap seorang pasien suatu penyakit sesuai dengan jenis penyakit dan dosis serta cara penggunaannya, karena kesalahan pemberian obat dapat berakibat fatal dan membahayakan jiwa seorang pasien.

Kesalahan pemberian obat yang sering terjadi justru bukan karena kesalahan diagnosis, melainkan lebih sering dikarenakan kurang diperhatikannya dosis dan cara pemakaian obat yang tidak disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal ini disebabkan karena banyaknya obat yang beredar sekarang ini khususnya di Indonesia, yang belum memenuhi syarat product insert yang baik, sementara daya ingat manusia khususnya seorang dokter atau paramedis non dokter mempunyai kapasitas yang terbatas untuk mengingat semua jenis obat yang beredar beserta dosis dan cara penggunaannya, sehingga pemberian obat kadang hanya bersifat uji coba. Sifat uji coba ini justru akan menimbulkan efek samping negatif yang merugikan baik bagi pasien suatu penyakit maupun bagi seorang dokter atau paramedis non dokter itu sendiri.

Untuk alasan tersebut diatas, maka perlu dibuat program komputer yang berkecerdasan untuk mendiagnosa penyakit. Hasil diagnosa penyakit ini akan dijadikan dasar penggunaan obat yang akan diberikan kepada pasien sebagai tindakan medis yang akan ditempuh. Penggunaan obat yang dimaksud disini meliputi jenis obat, dosis dan cara penggunaanya yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Program tersebut akan dihubungkan dengan internet dengan menggunakan media World Wide Web (WWW), yaitu suatu sistem terdistribusi berbasis hypertext yang merupakan metode untuk menyimpan, memanggil dan menampilkan informasi berdasarkan pada pemrosesan kekuatan komputer (Widodo, D., 1995). Tujuan penggunaan media World Wide Web (WWW) adalah agar program ini dapat diakses secara bebas, sehingga diharapkan akan terjadi pertukaran informasi untuk memperlengkap informasi yang telah ada. Sehingga diharapkan dengan pengembangan implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web ini akan membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

STUDI PUSTAKA

Sistem pakar dikembangkan oleh komunitas artificial intelligence pada pertengahan tahun 1960. Pada periode ini, penelitian tentang artificial intelligence didominasi oleh adanya kepercayaan bahwa beberapa aturan-aturan dari serangkaian pemikiran dengan memanfaatkan kemampuan komputer dapat menghasilkan performansi pakar atau setaraf dengan manusia super. Arah pengembangan dari sub bidang artificial intelligence ini adalah general-purpose problem solver (GPS). General-purpose problem solver (GPS) merupakan prosedur yang dikembangkan oleh Newell dan Simon [1973] dari teori mesin

Page 52: 25 Oktober 2007

logika, yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu komputer “cerdas”. Inilah yang kemudian dianggap sebagai pendahulu dari sistem pakar.

Pada pertengahan tahun 1960 terjadi pergeseran dari general-purpose menjadi special-purpose program dengan perkembangan dari DENDRAL yaitu suatu sistem mengidentifikasi struktur molekul suatu komposisi kimia yang dikembangkan oleh E. Feigenbaum di Stanford University. Mulai saat itu para peneliti mengakui bahwa mekanisme pemecahan masalah hanya merupakan sebagian kecil dari suatu permasalahan yang komplek.

Mulai pertengahan tahun 1970, beberapa penelitian tentang sistem pakar mulai dikembangkan. Berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dalam bidang kesehatan, tidak banyak penelitian yang berhasil dikumpulkan. Hal ini dikarenakan minimnya referensi dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Hasil penelitian yang dapat dikumpulkan dan dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap hasil penelitian untuk mengukur unjuk kerja sistem pakar yang sedang dibuat dalam penelitian ini antara lain :

1. MYCIN

MYCIN dikembangkan di Stanford Medical School pada tahun 1970 oleh Dr. Edward H. Shortliffe. Program ini merekam diagnosa-diagnosa yang berkaitan dengan infeksi pada darah dan pengobatan-pengobatannya yang performansinya setaraf dengan seorang pakar.

2. CADUCEUS

CADUCEUS merupakan program sistem pakar untuk mendeteksi penyakit.

3. PUFF

Program sistem pakar ini merupakan program yang digunakan untuk mengukur fungsi dari paru-paru.

4. Toxic Master

Toxic Master dibuat di Universitas Bina Nusantara oleh David, Elisa dan Antony pada tahun 1999. Penekanan pada program ini adalah untuk mendeteksi kandungan racun yang terserap oleh tubuh.

SISTEM PAKAR DALAM BIDANG FARMAKOLOGI DAN TERAPI

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web dibuat dengan dasar pemikiran sebagai berikut : farmakologi dan terapi merupakan suatu sistem yang besar dan komplek. Tugas farmakologi dan terapi adalah mencari dasar penggunaan obat secara rasional untuk tindakan medis yang tepat, cepat dan akurat pada saat diperlukan. Dasar penggunaan obat

Page 53: 25 Oktober 2007

tersebut disesuaikan dengan diagnosis penyakit yang dilakukan secara cermat berdasarkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien. Implementasi farmakologi dan terapi di lapangan secara konvensional dituangkan dalam buku panduan yang dikeluarkan oleh dokter yang bersangkutan dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap masalah farmakologi dan terapi. Kenyataannya dengan menggunakan buku panduan terdapat beberapa kelemahan diantaranya :

• Prosedur yang tertulis sangat baku sehingga memasung inovasi dan improvisasi operator.

• Perlu dilakukan revisi secara berkala menyesuaikan kondisi yang ada.

• Kurang komunikatif bagi para operator yang belum berpengalaman.

Kelemahan seperti ini menyebabkan tidak jarang para operator melaksanakan tugasnya hanya didasarkan pada pengetahuannya masing-masing, padahal tidak ada jaminan mereka memiliki kemampuan yang sama (Prakasa, 1996), khususnya dalam hal farmakologi dan terapi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem pengolah informasi yang berkecerdasan untuk membantu tugastugas dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit pada saat diperlukan untuk kemudian diambil keputusan penggunaan obat yang sesuai.

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web diharapkan dapat digunakan untuk mendukung terciptanya sistem informasi berkecerdasan berbasis komputer dalam bidang kesehatan yang mendudukkan paramedis non dokter dan mahasiswa kedokteran sebagai dokter pada saat diperlukan dan membantu tugas-tugas dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Secara garis besar sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi dibuat dengan tuntutan untuk melakukan tugas sebagai berikut :

(1). Mengambil datadata hasil pemeriksaan kondisi pasien,

(2). Memasukan dan membandingkan data-data tersebut ke dalam kaidahkaidah yang telah dituliskan dalam basis pengetahuan,

(3). Mendeskripsikan kondisi pasien berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil membandingkan seperti yang telah dilakukan pada tugas (2).

Deskripsi kondisi pasien sebagai output sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi memuat kondisi umum pasien, diagnosis penyakit dan terapi-terapi yang dapat dilakukan, baik dengan obat, herbal maupun suplemen.

Implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web merupakan suatu program yang terdiri dari dua

Page 54: 25 Oktober 2007

jenis program. Kedua jenis program tersebut adalah program konvensional dan program sistem pakar.

Program konvensional digunakan untuk proses iterasi dan untuk mengolah basis data, sedangkan program sistem pakar digunakan dalam proses inferensial dan untuk mengolah basis pengetahuan.

PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tujuan dari perancangan secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna tentang implementasi sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web. Teknik yang digunakan pada desain implementasi sistem pakar bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web adalah teknik prototyping.

Mengingat farmakologi dan terapi merupakan suatu cabang ilmu yang terus berkembang, maka perancangan sistem yang akan dibuat menuntut keluwesan. Adanya penambahan data-data terkomputerisasi maupun perubahan data-data input diharapkan dapat diantisipasi oleh sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web tanpa pemrograman ulang. Namun demikian unsur keamanan program dan faktor kecepatan program merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.

Perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk physical system yang dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (systems flowchart), yang merupakan alat berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urutan-urutan proses dari sistem. Adapun bentuk bagan alir dari sistem pakar bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusan berbasis web ditunjukkan oleh Gambar 2.

BASIS PENGETAHUAN

Basis pengetahuan merupakan bentuk konfigurasi tertentu dari semua pengetahuan yang didapatkan selama proses akuisisi pengetahuan. Basis pengetahuan dapat berisikan konsep maupun prosedur praktis pengelompokkannya.

Basis pengetahuan yang dimiliki oleh sistem pakar dalam bidang farmakologi dan terapi sebagai pendukung pengambilan keputusn berbasis web merupakan hasil akuisisi terhadap beberapa sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan tersebut antara lain : (1). Buku DOI, data Obat di Indonesia, Grafidian Jaya, edisi 9 tahun 1994, (2). Buku Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, edisi 4 tahun 1995, oleh Ganiswarna, G.S., dkk, (3). Buku Pedoman Penatalaksanaan Praktis kedaruratan Medik oleh Purwadianto.A. dan Sampurna.B. , edisi revisi tahun 2000, (3). PC CD-ROM berjudul Integrative Medicine Professional Access 2

Page 55: 25 Oktober 2007

Beberapa metode yang digunakan selama proses akuisisi pengetahuan diatas tidak sepenuhnya menghasilkan fakta-fakta yang dapat secara mudah dikonversikan ke dalam bentuk kaidah-kaidah tertentu.

Agar dapat disusun dalam suatu bentuk kaidah maka terlebih dahulu pengetahuan tersebut dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian fakta dan bagian kesimpulan.

Selanjutnya bagian fakta sendiri dikelompokkan lagi menjadi fakta-fakta yang lebih spesifik untuk kemudian

GAMBAR 2. BAGAN ALIR SISTEM

masing-masing kelompok fakta akan membentuk sebuah kaidah yang memiliki sebuah kesimpulan tertentu. Dalam setiap pengambilan keputusan penggunaan obat maupun terapi-terapi lain didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain :

(1). Identitas Pasien meliputi faktor umur dan jenis kelamin yang ada dalam identitas Ya Tdk

DiagnosisKontra indikasi terhadap obat ?

Terapi-terapi

1

Terapi-terapi

n

File Basis Pengetahuan

Stop

Identitas Pasien, Keadaan

Umum, Riwayat Penyakit

Keluarga, Gejala-gejala

Kaidah Berbasis

Aturan

Start

Ya Kaidah Tdk

Page 56: 25 Oktober 2007

telah sesuai

?

5

pasien digunakan untuk mempertimbangkan jenis obat dan dosis penggunaan obat,

(2). Riwayat Penyakit Keluarga yaitu berkaitan dengan faktor kontra indikasi pasien, untuk menentukan jenis terapi yang akan diberikan untuk tindakan medis,

(3). Keadaan Umum Pasien yang digunakan untuk menentukan bentuk dan jenis terapi yang akan diberikan karena berkaitan dengan kerjasama pasien untuk melaksanakan tindakan medis.

Jenis representasi pengetahuan yang dipilih untuk mengkonfigurasikan fakta-fakta pengetahuan adalah representasi jenis production rules. Representasi jenis ini tersusun atas kaidah-kaidah yang mengikuti pola :

If Kondisi Then Aksi

Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang berupa gejala-gejala penyakit dan keadaan umum pasien yang didapat dari hasil pemeriksaan terhadap pasien.

BASIS DATA

Basis data dari sistem merupakan hasil pencatatan input-input yang telah dilakukan. Basis data sistem dapat dibaca dan diisi oleh pengguna pada saat menjalankan sistem. Data-data yang diisikan ke dalam basis data adalah identitas pasien, riwayat penyakit keluarga, keadaan umum pasien dan gejala-gejala penyakit yang dirasakan. Setelah proses pelacakan dan didapatkan kesimpulan, hasil kesimpulan yang didapat juga akan tersimpan dalam basis data.

Basis data tidak terhubung langsung dengan basis pengetahuan maupun mesin inferensi, karena pada saat memasukan data-data input tidak dilakukan pengolahan data secara langsung. Maksud pengolahan disini adalah suatu cara bagaimana memasukkan data ke dalam sistem pakar sehingga dapat ditentukan tindakan medisnya.

Maka dari itu sistem harus memberikan keluwesan kepada pengguna untuk menginterpretasikan data yang tercatat pada basis data untuk dapat disesuaikan dengan masukan yang dibutuhkan oleh sistem. Data identitas pasien, riwayat penyakit keluarga dan keadaan umum pasien dapat digunakan secara langsung untuk masukan pada sistem, sedangkan nama penyakit dan gejala penyakit harus diinterpretasikan menjadi bentuk yang dapat dikenali sistem terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan data masukan bagi sistem.

Page 57: 25 Oktober 2007

MESIN INFERENSI

Metode yang digunakan dalam sistem adalah metode pelacakan ke depan (forward chaining) yaitu dimulai dari sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala yang dirasakan pasien sebagai masukan sistem untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tercapainya tujuan akhir berupa kesimpulan tindakan medis. Cara pelacakannya diawali dengan pengkodean masing-masing fakta masukan. Kode hanya diberikan kepada suatu fakta jika salah satu fakta masukan sudah diisikan oleh pengguna.

Proses pencocokan kode masukan terhadap kaidah yang juga sudah dikodekan terus berlangsung sampai pada akhirnya ada kesesuaian kombinasi masukan dengan kombinasi kode suatu kaidah. Bila tercapai kesesuaian maka kaidah tersebut akan memanggil kesimpulan berkode tertentu, untuk memberikan tanggapan terhadap fakta masukan. Tanggapan itulah yang merupakan output dari sistem

KESIMPULAN

Ada beberapa kemajuan yang dapat dicatat dengan adanya penelitian tersebut diatas. Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, penelitian kali ini mulai memanfaatkan sistem pakar untuk mendukung pengambilan keputusan. Pada penelitian terdahulu lebih ditekankan untuk kepentingan diagnosis sedangkan pada penelitian kali ini lebih ditekankan pada kepentingan tindakan medis baik berupa pencegahan maupun pengobatan penyakit yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Disamping itu pemanfaatan media World Wide Web memungkinkan program dapat diakses secara bebas dengan maksud untuk mendapatkan pertukaran informasi yang dibutuhkan. Manfaat yang dapat diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1). Membantu paramedis non dokter dalam menentukan penyakit dan jenis obat dari berbagai jenis penyakit sebagai tindakan medis yang tepat agar penggunaan obat dapat dilakukan secara rasional,

(2). Memungkinkan paramedis non dokter berlaku sebagai dokter sehingga pada suatu saat dibutuhkan dapat mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan pengetahuan dan prosedur inferensi yang dilakukan oleh seorang dokter,

(3). Meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil dalam tindakan medis yang akan dilaksanakan,

(4). Menangkap dan menyimpan informasi tentang farmakologi dan terapi yang bernilai bila ditinggalkan dokter-dokter dalam bentuk yang aktif (knowledge base),

(5). Mengintegrasikan sumber pengetahuan farmakologi dan terapi yang tersebar pada beberapa dokter,

(6). Mampu menganalisis informasi dan merekomendasikan solusi,

Page 58: 25 Oktober 2007

(7). Membuat kepakaran bidang farmakologi dan terapi semakin tersedia luas.

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN PADA MANUSIA

AbstraksiPerkembangan dunia medis terkini banyak menggunakan komputer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan sutau penyakit. Penelitian ini bertujuan menyusun sebuah sistem pakar yang digunakan untuk diagnosis penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan, dimana pengguna bisa mendiagnosis sendiri berdasar gejala yang dirasakannya. Representasi pengetahuan yang digunakan pada penelitian ini adalah production rule. Metode inferensi yang dipakai untuk mendapatkan konklusi menggunakan penalaran maju, dan platform yang digunakan adalah sistem berbasis web.Hasil yang dicapai sudah cukup baik, tetapi penelitian ini belum memasukkan certainty factor untuk menentukan keakuratan hasil diagnosis. Daftar gejala yang ditampilkan juga perlu divalidasi sehingga bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dipahami oleh orang diluar bidang medis.

PendahuluanPenyakit telinga, hidung, tenggorokan merupakann penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia. Bagi sebagian orang banyak yang tidak mengetahui gejala–gejala penyakit telinga, hidung, tenggorokan. Dengan mengunakan sistem pakar kita bisa mendiagnosa penyakit telinga, hidung, tenggorokan dengan melihat ciri–ciri yang dapat menjelaskan dan menggambarkan apakah seseorang terkena salah satu penyakit telinga, hidung, tenggorokan atau tidak Mengingat begitu banyak permasalahan mengenai penyakait telinga hidung dan tenggorokan maka penelitian hanya membatasi pada ruang lingkup.1. Penyakit yang di diagnosa hanya pada tenggorokan2. Cara akusisi pengetahuan dilakukan dengan pencarian sumber pengetahuan di internet dan buku yang disusun oleh seorang pakar.3. Metode resprensentasi pengetahuan yang dipilih production rule.4. Inferensi aturanya mengunakan pelacakan ke depan (forward chaining).5. Tidak membahas faktor kepastian (certain factor).

Pembahasan1. Penyusunan Basis PengetahuanSistem pakar untuk mendiagnosa penyakit telinga, hidung dan tenggorokan pada manusia ini membutuhkan pengetahuan dan mesin informasi untuk mendiagnosa penyakit yang dialami pengguna. Basis pengetahuan ini berisikan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh sistem. Sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang dimasukan pengguna sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit dan terapi. Data yang menjadi input sistem adalah data gejala yang dapat dari pemeriksaan yang dilakukan oleh para medis.Data tersebut digunakan oleh sistem untuk menentukan jenis penyakit yang diderita pasien. Pembentukan aturan gejala penyakit dari ini ditunjukan pada tabel 1.

Page 59: 25 Oktober 2007

Tabel 1. Aturan Gejala PenyakitNO Aturan1 If Sukar menelan And Sesak napas timbul bila sudah meluas sampai ke daerah hipofaring And Stidor inspirasi akan timbul bila anak dalam posisi tidur terlentang And Pada pemeriksaan fisik tampak didnding belakang faring menonjol And Pada perabaan teraba lunak And Pada pemeriksaaan foto jaringan lunak leher AP lateral tampak banyak radiolusen ndi daerah prevertebra Or Rasa nyeri pada leher Then Abses retrofaring2 If Pembengkakan di daerah sekitar angulus mandibula And Leher terasa panas And Pembengkakan dinding lateral faring kea rah medial And Sukar menelan akibat adanya pembengkakan di daerah faring Or Rasa nyeri pada leher Then Abses parafgaring3 If Demam tidak tinggi And Badan lemah And Tidak nafsu makan And Nyeri Kepala And Nyeri Tenggorokan And Kadang-kadang terdapat pembengkakan kelenjar leher And Suara parau And Stridor serta gejala sumbatan laring And Pada pemeriksaan tampak selaput keabuan mudah berdarahdi tonsil Then Radang Difteri Faring.4 If Demam tinggi sampai 39 derajat celcius And Batuk menggonggong And Stridor serta gejal sumbatan laring And Pada pemeriksaan faring tampak tonsil dan faring hipremis And Pada pemeriksaan laringoskopi langsung tampak laring ebema, hiperemis tidak berselaput Or Suara parau Then Laringtis akut ( Radang non difteri )5 If Stidor sejak lahir And Cekungan-cenkungan lebih jelas ketika menangis And Kadang-kadang sukar untuk menetek And Pada laringoskopi tampak pada waktu inspirasi epiglottis And aritenoid melekuk tampak kolaps And Keadaan umum anak lemah dah pucat Then Laringmalasia (kelain kongenial laring)Basis aturan dalam permasalahan ini merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang saling berhubungan satu sama lain. Kaidah-kaidah atau aturan –aturan ini direpresentasikan dalam penyakit bentuk persyaratan IF – Then. Pernyataan ini menghubungkan bagi premios (IF) dan bagian kesimpulan (Then). Apabila premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari suatu proposisi, proposisi-proposisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logik AND .Data-data yang menjadi output bagi sistem adalah data jenis penyakit menyediakan data terapi dan pencegahan. Aturan jenis penyakit menyediakan tentang jenis-jenis penyakit telinga, hidung dan tenggorokan. Pembentukan aturan jenis penyakit tenggorokan ditunjukan pada tabel 2.Tabel 2 Tabel Penyakit TenggorokanNO Penyakit Deskripsi / Keterangan1 Abses Retrofaring Lebih sering ditemukan pada anak usia 3 bulan – 5 tahun, karena pada usia tersebut di daerah retrofaring terdapat 3-5 kelenjar limfa. Abses ini sering terjadi saebagai dari infeksi saluran napas bagian atas, trauma pada dinding faring (misalnya tertusuk duri, pada waktu adenoidektomi) sering juga sebagai komplikasi tuberklosis pada vertebra servikalis atas.2 Abses Parafgaring Sering terjadi akibat tusukan jarum atau pada waktu melakukan tonsilektomi dengan analgesia local. Penyebaran secara hematogen dari infeksi tonsil, gigi, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan vertebra servikal.3 Radang Difteri Faring Peradangan oleh kuman difteri di laring merupakan lanjutan ndariperadangan di tonsil dan faring,. Sehingga diagnosis sebenarnya ialah : tonsilofaringtis

Page 60: 25 Oktober 2007

difteri.4 Laringtis akut ( Radang non difteri ) Peradangan non difteri pada dewasa tidak merupakan keadaan yang gawat. Pada anak laringtis akut dan epiglotitis dapat menyebabkan sumbatan laring akut, yang bila tidak ditenggulangi dengan cepat akan menyebabkan kematian. Padaanak laringtis akan menyebabkan sumbatan laring, oleh karena adanya edema laring.5 Laringmalasia (kelain kongenial laring)Kelainan kongenital adalah kelainan yang didapat sejak lahir.

Rancangan sistem ini tidak hanya berhenti pada kemampuan mendiagnosa penyakit mengunakan aturan gejala. Penelusuran dapat dilanjutkan untuk menelusuri saran terapi. Apabila hasil dari melakukan sesi konsultasi berupa jenis penyakit tertentu ditunjukan dalam hal ini tentu saja jenis penyakit yang terdeteksi berkedudukan sebagai kesimpulan akhir. Sedangkan saran terapi berkedudukan sebagai faktor. Aturan terapi ditunjukan pada tabel 3Tabel 3 Tabel aturan saran terapiNO Terapi1 If Abses Retrofaring Then Bila tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan napas, dengan pertolongan laringoskop dilakukan pungsi dan aspirasi yang dilanjutkan dengan inisi And Pus harus dihisap dengan baik supaya tidak terjadi aspirasi And Posisi pasien pada waktu tindakan ialah baring secara trendelenburg. Tindakan ini dilakukan dalam analgesia dapat juga dilakukan semprotan Xylocain 2%, dapat juga dilakukan dalam narcosis umum And Bilaada tanda-tanda sumbatan jalan napas harus segera dilakukan trakeostomi sebelum melakukan pungsi And Antibiotic diberikan dalam disis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob And Bila penyebabnya tuberculosis harus diberikan juga obat anti tuiberkulosa.2 If Abses Parafgaring Then Melakukan eksplorasi untuk mengeluarkan nanah secepat mungkin And Untuk melakukan eksplorasi harus dalam narcosis umum, maka diperlukan trakeostomi sebelum melakukan eksplorasi And Eksplorasi dilakukan dengan cara membuat insist dapar diperluas secara tumpul And Insisi intra oral sering juga dilakukan, dengan cara memakai klem arteri panjang, ditusukan ke arah m.konstriktor faring, sehingga masuk keruang prestiloid And Juga diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.3 If Radang Difteri Faring Then Tergantung pada stadium sumbatan laringnya dilakukan pemantauan ketat, intubasi, trakeostomi atau krikotirotomi yang ketat, intubasi, trakeostomi atau krikotomi yang dilanjutkan bengan trakeoostomi And ADS : 20 000 unit IM diberikan 2 hari berturut-turut And Antibiotika : Penisilin 4 dd 50 mg / kg berat badan / hari. Bila tidak tahan mka penisilin, dpat diberikan kloramfenikol dalam dosis yang sama.4 If Laringtis akut ( Radang non difteri ) Then Di berikan antibiotika Kortikosteroid 1-2 mg/kg berat badan sehari, setelah itu dosis diturunkan perlahan-lahan. And Bila tidak trdapat sumbatan laring stadium 3, maka tidak dilakukan trakeostomi.5 If Laringmalasia (kelain kongenial laring) Then Tidak diberikan terapi biasanya setelah berusia antara 2-5 tahun stridor menghilang And Bila terdapat gejala obstruksi laring hebat dilakukan intubasi dirawat uintuk memperbaiki gizi dan pengawasan ketat.

Page 61: 25 Oktober 2007

2. Metode InferensiDalam sistem ini metode inferensi yang digunakan adalahforward chaining karena proses yang dialami dengan menampilkan gejala penyakit. Forward chaining digunakan untuk menguji faktor-faktor yang dimasukan pengguna dengan aturan yang disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil satu kesimpulan forwad chaining. Berikut ini diberikan contoh Graf Penelusuran Penyakit untuk 2 jenis penyakit:a. Abses RetrofaringGraf penelusuran jenis penyakit abses retrofaring di tunjukan pada gambar 3.1 mempunyai tujuh gejala yang digunakan sebagai berikut.

Gambar 1 Graf Abses Retrofaring

b. Abses ParafgaringGraf penelusuran jenis penyakit abses parafgaring ditunjukan pada gambar 3.2 mempunyai lima gejala yang digunakan sebagai berikut.

Gambar 2 Graf Abses Parafgaring

Keterangan :Gejala :G1 : Sukar menelanG2 : Sesak napas timbul bila sudah meluas sampai ke daerah hipofaring.G3 : Stidor inspirasi akan timbul bila anak dalam posisi tidur terlentangG04 : Pada pemeriksaan fisik tampak didnding belakang faring menonjolG5 : Pada perabaan teraba lunakG6 : Pada pemeriksaaan foto jaringan lunak leher AP lateraltampak banyak radiolusen ndidaerah prevertebraG7 : Rasa nyeri pada leherG8 : Pembengkakan di daerah sekitar angulus mandibulaG9 : Leher terasa panasG10 : Pembengkakan dinding lateral faring kea rah medialG11 : Sukar menelan akibat adanya pembengkakan di daerah faring3. Perancangan Sistem.Data Flow Diagram (DFD) merupakan gambaran sistem secara logika. Gambaran ini tidak tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, stuktur data atau organisasi file. Data flow diagram menjelaskan terhadap user yang bagaimana fungsi-fungsi sistem informasi secara logika akan bekerja.

1. Rancangan Data Flow Diagram.a. Data Flow Diagram (DFD) Level 0.Gambar 3 Data Flow Diagram ( DFD ) Level 0Pada gambar tersebut menerangkan bahwa sistem berinteraksi dengan dua sumber data atau tujuan data, yaitu pakar dan user. Tandah panah menunjukan masukan dan keluaran sistem. Seorang pakar atau pemrogram memasukan basis pengetahuan ke dalam sistem yang berupa gejala, penyakit dan solusi pengendalian serta basis aturan. Sedangkan user

Page 62: 25 Oktober 2007

memasukkan gejala-gejala penyakit yang dideritanya.Sistem akan memberikan hasil analisis kepada user tersebut. Output yang dihasilkan atau hasil analisis dari system tersebut berupa rincian gejala yang diderita, nama penyakit dan solusi penggobatanya.

b. Data Flow Diagram (DFD) Level 1.Data flow diagram level 1 merupakan turunan dari data flow diagram level 0 yang mengambarkan aliran data dan detail proses-proses yang akan di User 1 Implementasi system pakar Penyakit teliga, hidung dan tenggorokan Pakar integrasikan ke dalam sistem seperti dilanjutkan pada gambar 3.7

Gambar 4 Data Flow Diagram ( DFD ) Level 12. Entity Relation Diagram (ERD)

Gambar 5 Entity Relation Diagram ( ERD )Pengetesan Sistem1. Pengetesan Black Box“Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak, dengan demikian pengujian memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program” (Roger S. Pressman, Phd. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak., Penerbit Andi, hal 533. Yogyakarta).Pada pengujian ini hanya diambil sebuah contoh fungsi untuk mewakili dari fungsi-fungsi yang ada, yaitu fungsi input data, edit data, hapus data, pada data penyakit.a. Fungsi Mengimputkan DataUntuk menginputkan data maka terlebih dahulu kita masuk ke halaman administrator dan masuk ke menu yang kita tuju. Sebagai contoh, penulis memilih menu penyakit sebagai uji coba.

Gambar 6. Cara Mengimputkan Data

b. Fungsi Mengubah DataUntuk mengubah data, langkah-langkahnya hampir serupa dengan fungsi menginputkan data, hanya saja seorang admin cukup meng-klik menu “Edit” yang berada di sisi kanan data yang bersangkutan.

Gambar 7 Edit Data

Setelah meng-klik menu edit, maka akan muncul form edit data yang telah berisi data yang bersangkutan seperti gambar

Gambar 8 Tampilan Edit Data

c. Fungsi Hapus DataUntuk menguji fungsi menghapus data, penulis mengambil sampel data yang sama untuk memudahkan pengujian, perhatikan gambar berikut.

Page 63: 25 Oktober 2007

Gambar 9 Sebelum DihapusSetelah mengklik icon “X” maka data akan terhapus dan data akan terlihas sebai berikut setelah data P001 dihapus.

Gambar 10 Sesudah Dihapus

PenutupDari uraian bab-bab sebelumya,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:Bahwa Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan ini telah mampu:1. Memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis penyakit yang dideritanya (diagnosa awal) berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.2. Memberikan informasi tentang terapi yang bisa menyembuhkan.3. Data yang terdapat pada program aplikasi dapat di update atau di tambah jika ditemukan data yang baru.

Daftar PustakaCastagnetto Jesus dkk, 1999, Professional PHP Programming, WroxPress Ltd, USA.Efraim Turban, Jay E.Aronson, Ting Peng Liang, 2005, Decision Support Systems and Intelligent System (Sistem Pendudukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Edisi 7, Jilid 2, C.V Adi Offset (Andi), Yogyakarta.Fathansyah, 1999, Basis Data, Edisi Pertama, CV. Informatika BandungJogiyanto, H., 1993, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.Muhammad Arhami, 2005, Konsep dasar sistem pakar, Andi Yogyakarta.Pew, John A., Instan Java Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.Prof. Dr. Hj. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT , Dr. Helmi, Sp.THT, Mars, 2004, Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, Balai Penerbit FKUI Jakarta.Purbo, W.O., 2000, Membangun Web E-Commerce, elex media komputindo.Roger S. Pressman, Phd. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi, Yogyakarta.Sandi Setiawan, 1993, Artificial Intelligence, Andi Offset, Yogyakarta.Sutanta, E ., 1996, Sistem Basis Data : Konsep dan Perancangan Dalam Sistem Informasi Manajemen, Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta.

Smashing Magazine RSS