23-03-2010 (revisi)

72
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era Modernisasi komputer menjadi kebutuhan utama dalam menjalankan tugas sehari-hari di perusahaan maupun home industri, komputer sudah seperti kebutuhan pokok dalam mengerjakan pekerjaan kita sehari-hari mulai dari mengerjakan pekerjaan kecil sampai pekerjaan besar, selain itu komputer juga berguna untuk mencetak foto, dan mencetak dokumen, oleh Semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap perusahaan untuk berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran seminimal mungkin. Dari banyaknya prasarana dan sarana penunjang usaha yang ada mengakibatkan fokus utama perusahaan lebih ditekankan kepada upaya untuk meningkatkan pemasaran yang ditujukan untuk memuaskan konsumen. Dan dengan tingginya tingkat persaingan pada 1

Upload: h3rusutanto

Post on 19-Jun-2015

19.882 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 23-03-2010 (revisi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era Modernisasi komputer menjadi kebutuhan utama dalam

menjalankan tugas sehari-hari di perusahaan maupun home industri, komputer

sudah seperti kebutuhan pokok dalam mengerjakan pekerjaan kita sehari-hari

mulai dari mengerjakan pekerjaan kecil sampai pekerjaan besar, selain itu

komputer juga berguna untuk mencetak foto, dan mencetak dokumen, oleh

Semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap perusahaan

untuk berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu

memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran seminimal mungkin.

Dari banyaknya prasarana dan sarana penunjang usaha yang ada mengakibatkan

fokus utama perusahaan lebih ditekankan kepada upaya untuk meningkatkan

pemasaran yang ditujukan untuk memuaskan konsumen. Dan dengan tingginya

tingkat persaingan pada periode sekarang, perusahaan dituntut juga untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari berbagai sumber dayanya yang ada

agar menjadi lebih besar atau meningkat.

Iklim usaha yang semakin menantang seperti dalam dunia industri

komputer sekarang membuat manajemen perusahaan baik yang baru maupun

yang lama untuk dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang

pasar dalam struktur persaingan sempurna dimasa kini maupun dimasa yang

akan datang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran,

1

Page 2: 23-03-2010 (revisi)

2

mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan dan posisi perusahaan dalam persaingan. Dalam

keadaan ini pihak perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam

mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual atau

setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya.

Tingkat persaingan dalam dunia industri komputer di Indonesia sekarang

ini cukup ketat, dan saat ini terdapat sekitar 2 perusahaan besar yaitu, AMD dan

Intel yang tercatat di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag).

Tujuan utama dari bisnis yang di jalankan perusahaan adalah untuk

memuaskan pelanggan. Namun bagaimana cara perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan tersebut tidak dapat diputuskan begitu saja.

Ketika pasar masih dalam kondisi 2C di mana hanya ada perusahaan (company)

dan pelanggan (customer), perusahaan masih lebih santai dalam melayani pasar

tersebut. Dalam kondisi ini kekuatan penawaran perusahaan sangat kuat karena

tidak ada persaingan dan perubahan yang dapat memaksa perusahaan untuk

mengubah kebijaksanaan. Banyak perusahaan yang berlaku ‘seenaknya’ ketika

melayani pelanggan. “No way! Take it or leave it!” Seperti yang diungkapkan

oleh Hermawan Kertajaya (1996:28) ketika menyinggung pergeseran paradigma

dari 2C menuju 4C yaitu : company, customer, competitor, dan change.

Kondisi pasar 2C tidak akan berlangsung selamanya, kecuali ada

peraturan pemerintah mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan tertentu. Pada akhirnya kondisi pasar yang dilayani oleh perusahaan

berubah menjadi 3C dengan tambahan C yaitu pesaing (competitor). Perusahaan

Page 3: 23-03-2010 (revisi)

3

mau tidak mau harus menetapkan strategi untuk mempertahankan pelanggan,

karena pelanggan dapat dengan mudah berpindah ke pesaing. Dalam kondisi ini

kekuatan menawar dari pelanggan sudah semakin kuat karena mempunyai

pilihan yang lebih banyak. Situasi ini akan menstimulasi persaingan yang sengit

untuk merebut dan mempertahankan, dan menguasai pelanggan.

Persaingan sengit antara perusahaan dengan pesaing akan membawa

perubahan yang bermacam-macam. Peningkatan persaingan, kondisi politik yang

berubah dan ketidak pastian keadaan ekonomi, dominasi konsumen, serta

peningkatan kompleksitas pasar menunjukkan faktor C keempat (change) yaitu

perubahan terhadap perubahan lingkungan, menghindari ancaman, dan dapat

memanfaatkan dengan baik setiap kesempatan yang ada, dipastikan dapat

memperoleh keberhasilan.

Dengan adanya persaingan dan perubahan, kekuatan menawar konsumen

menjadi sangat kuat. Di tengah banyaknya pilihan, konsumen cenderung untuk

memilih tawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka sebagai

berikut dengan perbandingan dan nilai serta harapan konsumen. Setiap

perusahaan hendaknya memperhatikan mutu dan pelayanan untuk memenuhi

harapan konsumen. Pemasar hendaknya tahu kapan harus meraih pasar besar,

dan kapan harus meraih pasar kecil (ceruk pasar) dan kapan harus mengarah ke

segmen pasar tertentu, kapan harus meluncurkan produk baru serta kapan

mengembangkan produk yang ada.

Page 4: 23-03-2010 (revisi)

4

Setiap pasar yang di layani perusahaan, pesaing, yang muncul untuk

merebut pangsa pasar perusahaan, dan perubahan dalam struktur pasar maupun

struktur yang lain, membawa implikasi yang bermacam-macam. Dan untuk

memenangkan pasar yang tengah dilayani, perusahaan perlu membuat suatu

formulasi strategi yang efektif.

Penelitian ini memilih perusahaan komputer yang memproduksi

processor AMD sebagai obyek penelitian karena komputer adalah salah satu

yang sangat membantu pekerjaan kita dalam sehari-hari seperti dari membuat

laporan keuangan, laporan laba rugi, membuat bagan/grafik naik turunnya laba

rugi atau income suatu perusahaan

Persaingan akan menjamin efisiensi ekonomi dengan cara memuaskan

(Bertens,2000). Artinya adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa

yang terbanyak dan berkualitas terbaik atas biaya terendah. Bila tidak ingin

digeser dan memenangkan persaingan perlu dibenahi keunggulannya meliputi :

mutu produk, harga yang bersaing, distribusi yang merata serta program

komunikasi yang menunjang, untuk meyakinkan konsumen. Semakin seru

persaingan akan mendorong masing-masing pihak terus berbenah diri

meningkatkan berbagai keunggulannya.

Persaingan inipun terjadi pada perusahaan komputer AMD dan Intel,

dimana perkembangan industri komputer di Indonesia mengalami kemajuan

yang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya nama merek produk processor AMD

untuk PC seperti Duron dimana duron processor pertama di ciptakan setelah

Duron pihak perusahaan AMD kemudian mengeluarkan Athlon 64bit, AthlonX2,

Page 5: 23-03-2010 (revisi)

5

Athlon II, Sempron, SempronX2, Phenom v1, Phenom v2, Phenom v3. Bukan

sampai disini saja pihak AMD juga mengeluarkan processor untuk Laptop yang

meliputi dari AMD sempron untuk notebook, AMD sempron untuk notebook

tipis, AMD AthlonX2 untuk notebook, AMD Athlon Neo untuk slim notebook,

AMD turion neoX2, AMD TurionX2 Ultra, AMD TurionX2, AMD Turion 64bit.

Masing-masing merek bersaing berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen dengan menawarkan kelebihan produk masing-masing.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan meneliti tentang :

“Analisa Produk dan Harga terhadap keputusan konsumen dalam melakukan

pembelian AMD di Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah produk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya

2. Apakah produk dan harga secara separsial berpengaruh terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara stimultan berpengaruh

terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di

Surabaya

2. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara parsial berpengaruh

terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di

Page 6: 23-03-2010 (revisi)

6

Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi penulis, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah

wawasan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat

selama proses perkuliahan dimana berhubungan dengan manajemen

pemasaran yaitu Marketing Communication

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan

dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini.

juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama

dalam ilmu manajemen pemasaran dan perilaku konsumen.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi

pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-

pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: 23-03-2010 (revisi)

7

2.1 Penelitian terdahulu

2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh : Haryani. 2006. Dengan judul Pengaruh

Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia

Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo.

Hasil penelitian sebagai berikut :

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah harga, produk, dan promosi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Sebagian besar Ibu rumah tangga di Kecamatan Gebang menggunakan deterjen Daia yang mendapatkan Superbrand untuk tahun ini. Oleh karena itu peneliti tertarik malakukan penelitian tentang: Pengaruh, Harga, Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Permasalahan dari penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang?, dan 2. Faktor manakah diantara harga, produk, dan promosi yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui adanya pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang, dan 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang menggunakan deterjen Daia di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, dengan jumlah populasi sebanyak 3352 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik area random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari harga, produk, dan promosi sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan deskriptif prosentase.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan Y= 3,092 + 0,325X1 + 0,410X2 + 0,228X3. Uji keberartian persamaan regresi dengan Uji F diperoleh Fhitung = 57,590 > 3,07 Ftabel, yang berarti secara simultan ada pengaruh antara harga, produk, dan promosi

Page 8: 23-03-2010 (revisi)

8

terhadap keputusan pembelian deterjen Daia. Hasil uji parsial diperoleh t1 = 3,641 > 1,98 t t a b e l , hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian, t2 = 7,858 > 1,98 ttabel, hal ini menunjukkan ada pengaruh antara produk dengan keputusan pembelian, dan t3 = 4,251 > 1,98 ttabel, hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh secara simultan antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah 64,8%. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu harga sebesar 12,4% produk sebesar 39,7% dan promosi sebesar 16,2%.Dari hasil penelitian, dimana produk memberikan pengaruh yang paling besar terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian deterjen Daia tersebut hendaknya pihak perusahaan mempertahankan kualitas dari produk. Perusahaan juga harus meningkatkan promosi agar semakin dekat dengan para konsumennya disamping menyesuaikan harga yang dipandang konsumen telah kompetitif tersebut.

Jurnal

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki beberapa variabel yang berhubungan dengan keputusan konsumen, proses membeli komputer merek Acer. Variabel adalah jaminan ogf membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain, dan motivasi untuk mengikuti pendapat lain. Penelitian ini melibatkan 145 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli komputer merek Acer dipengaruhi oleh kepastian membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain dan motivasi untuk mengikuti

Perbedaan

1. Terdahulu Menggunakan 98 responden dan sekarang menggunakan 100

responden

2. Terdahulu lokasi di Semarang sekarang lokasi di Surabaya

3. Terdahulu Obyek penelitian sabun cuci baju DAIA sekarang obyek

penelitian komputer berplatform AMD

4. Terdahulu menggunakan 4 variabel bebas (produk, harga, harga, promosi)

sekarang menggunakan 2 variabel bebas (produk dan harga)

Page 9: 23-03-2010 (revisi)

9

Persamaan

1. Sama-sama menggunakan hipotesis

2. Sama-sama menggunakan questionnaire

3. Sama-sama menggunakan analisa faktor dan regresi

4. Sama-sama menggunakan program SPSS untuk mengelolah data

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan

dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang

dan mendapatkan laba.

Menurut Kotler yang dikutip oleh Saladin (2006:1) Pemasaran adalah

proses sosial yang di dalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Saladin (2003:1) Pemasaran adalah suatu sistem total dari

kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan

keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan”.

Menurut Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan (2002:5)

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

Page 10: 23-03-2010 (revisi)

10

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

2.2.2 Definisi Bauran Pemasaran

Carty dalam bukunya Kotler (2000 :125) bauran pemasaran adalah

kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam

pasar sasaran. Kotler (2000 : 124) kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri

dari empat faktor yang disebut 4 P; produk, harga, tempat/distribusi, dan

promosi.

Tabel 2.1

Bauran Pemasaran

Dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:

Strategi bauran pemasaran oleh Kotler (1997, 83) dijelaskan melalui Bagan

berikut :

Tabel 2.2

Page 11: 23-03-2010 (revisi)

11

Bauran Promosi

Menurut Stanton yang dikutip Saladin (2006:172) Bauran Promosi

adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan,

publisiti, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan

perusahaan”.

Menurut Swastha dan Irawan (2005:349) Promotional mix adalah

kombinasi strategi yang paling baik dari variabel—variabel periklanan,

personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan

untuk mencapai tujuan program penjualan

Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

promotional Mix merupakan kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel

periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan

penjualan perseorangan (personal selling) yang semuannya direncanakan untuk

membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran

pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang

Page 12: 23-03-2010 (revisi)

12

berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran

produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing

Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat,

konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran

yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan

jangka pendek dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini,

terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaik

dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai

sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran

perusahaan. Unsur strategi bauran pemasaran tersebut adalah: harga, produk,

promosi, distribusi.

2.2.3 Harga

2.2.3.1 Pengertian harga

Menurut Buchari (2002:169) harga adalah Harga adalah nilai suatu

barang yang dinyatakan dengan uang

Menurut Saladin (2003:95) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat

Page 13: 23-03-2010 (revisi)

13

tukar untuk memperoleh produk dan jasa

Menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241) Harga adalah sejumlah

uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah

uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk

tersebut.

2.2.3.2 Peranan harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya

harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.

Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan

untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi

yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan

Page 14: 23-03-2010 (revisi)

14

kualitas yang tinggi. (Tjiptono,1997:152)

Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga

sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan

makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi

perilaku konsumen.

2.2.3.3 Strategi penetapan harga

Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan

harga dibagi menjadi tiga (Stanton,1984:31)

1. Berorientasi pada laba untuk:

a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.

b. Memaksimalkan laba

2. Berorientasi pada penjualan untuk:

a. Meningkatkan penjualan.

b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

3. Berorientasi pada status quo untuk:

a. Menstabilkan harga

b. Menangkal persaingan.

Menurut Alma (1992:45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3

kemungkinan:

a. Penetapan harga diatas harga saingan

Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa

Page 15: 23-03-2010 (revisi)

15

barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan

mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran.

b. Penetapan harga dibawah harga saingan

Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang

baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar.

c. Mengikuti harga saingan

Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat

lain menurut Swasta (1997:246) tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti :

1. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

2. Permintaan dan penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat

harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual

pada suatu tingkat harga tertentu.

3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan

pasar.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada.

5. Biaya

Page 16: 23-03-2010 (revisi)

16

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6. Tujuan perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :

a. Laba maksimum

b. Volume penjualan tertentu

c. Penguasaan pasar

Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga

maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek- praktek lain yang

mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

Tujuan penetapan harga menurut Swasta (1997 : 242) tersebut adalah:

a. Meningkatkan penjualan

b. mempertahankan dan memperbaiki market share

c. Stabilisasi harga

d. mencapai target pengembalian investasi

e. Mencapai laba maksimum

2.2.3.4 Strategi penyesuaian harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk

memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini

merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah:

Page 17: 23-03-2010 (revisi)

17

1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.

Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada

pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau

mempromosikan produk.

Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:

a. Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar

tagihan mereka tepat waktu.

b. Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli dalam volume besar.

c. Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual

bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi- fungsi tertentu.

d. Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli barang atau jasa diluar musim.

2. Penetapan harga tersegmentasi.

Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan,

produk maupun lokasi.

a. Penetapan harga psikologis.

Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis.

b. Penetapan harga promosi.

Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkan dalam

Page 18: 23-03-2010 (revisi)

18

jangka pendek

c. Penetapan harga geografis.

Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis

pelanggan.

3. Penetapan harga internasional.

Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional. (Kotler dan

Amstrong, 2001:485).

2.2.4 Produk

Swasta (1984:950) Produk adalah suatu sifat yang komplek baik

dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk warna, bungkus,

prestise perusahaan dan pegecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang

diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Menurut Alma (1992:55) Produk adalah seperangkat atribut baik

berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama

baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik

serta pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan.

Tjiptono (2000:95) Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan.

Alma (1992:40) menjelaskan kombinasi komponen produk barang

konsumsi terdiri dari:

a. Barang itu sendiri

Page 19: 23-03-2010 (revisi)

19

b. Potongan model

c. Warna cap dagang

d. Pembungkus dan labelnya

e. Kualitas

f. Tampang serta keawetan

Kotler (1994:55) karakteristik yang ada di produk yaitu:

a. Ciri-ciri khas

b. Corak

c. Gaya/model

d. Merek

e. Kemasan

2.2.5 Promosi

Istilah promosi yang dikemukakan oleh Swasta (1997:349) adalah

arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang

atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam

pemasaran.

Rahmadi (1992:39) Promosi adalah salah satu dari empat unsur utama

dari bauran pemasaran (marketing mix), dengan sarana promosi yaitu

periklanan, promosi penjualan, dan publisitas.

Untuk memperoleh pengertian promosi yang sebenarnya sebaiknya

mengetahui tujuan dari promosi oleh Swasta (1997:355) yaitu:

a. Modifikasi tingkah laku

Orang-orang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa

Page 20: 23-03-2010 (revisi)

20

alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan

pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, mengemukakan

ide/pendapat. Disini promosi berusaha merubah tingkah laku yang ada.

b. Memberitahu

Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang

dituju tentang penawaran perusahaan.

c. Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk

mendorong pembeli. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan

secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif

ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama

terhadap perilaku pembeli.

d. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.

Sutoyo (1983:179) menjelaskan Titik Berat kegiatan Promosi

1. Jumlah dan promosi

Sebelum memutuskan jenis kegiatan promosi ataupun jenis media

komunikasi apa yang akan dipilih perlu setiap perusahaan

mempertimbangkan jumlah dan promosi untuk jangka waktu tertentu.

Page 21: 23-03-2010 (revisi)

21

2. Daur hidup produk

Tugas utama produk adalah memperkenalkan produk dan

manfaatnya kepada pembeli.

3. Pembeli sasaran yang dituju

Dalam hal ini sasaran pembeli ada 2 yaitu kelompok

pembeli, pemakai sendiri dan perusahaan yang membeli produk untuk

keperluan usaha.

4. Ciri khusus produk

Produk dapat dibedakan antara yang membutuhkan

pengetahuan teknis dalam penggunaan produk biasa. Dalam kegiatan

promosi dikenal adanya bauran promosi yaitu kombinasi dari strategi

yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling,

dan alat-alat promosi yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk

mencapai tujuan program penjualan (J. Stanton dalam

Swasta,1979:238)

5. Personal selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)

antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu

produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman

pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba

dan membelinya.

6. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas

Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

Page 22: 23-03-2010 (revisi)

22

komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai

dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal

selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk

menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang

jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama

mass selling, yaitu periklanan dan publisitas

a. Periklanan

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling

banyak digunakan perusahaan dalam memproduksikan produknya.

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada

informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang

disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk

melakukan pembelian.

b. Publisitas

Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,

barang dan jasa secara non personal. Publisitas merupakan

pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk

untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.

7. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui

penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera dan/ atau meningkatkan jumlah

Page 23: 23-03-2010 (revisi)

23

barang yang dibeli pelanggan.

8. Public relations (hubungan masyarakat)

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh

dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan

tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah

mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

9. Direct Marketing

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat

interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang

lokasi.(Tjiptono, 2000 :222)

IKLAN PROMOSI

PENJUALAN

PUBLIC

RELATION

PERSONAL

SELLING

DIRECT

MARKETING

- Iklan cetak dan siaran

- Kontes, permainan, undian, lotere

- Kotak pers - Presentasi - Katalog

- Film - Demonstrasi - Seminar - Sampel - Surat

Page 24: 23-03-2010 (revisi)

24

- Poster dan selebaran

- Pameran - Publikasi - Program Insentif - Telemarketing

- Simbol - Diskon - Lobbying - Pameran Dagang - Electronic shopping

Masing-masing bauran promosi tersebut diatas dapat diterapkan dengan

memanfaatkan berbagai alat yang tersaji dalam tabel berikut :

Sumber : Tjiptono, 2000:222

Untuk memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi

diperlukan adanya srtategi bauran promosi yang tepat. Tugas tersebut tidak mudah

mengingat efektifitas masing-masing berbeda dan yang paling susah, setiap metode

kadang-kadang tumpang tindih (overlap) dengan metode yang lain. Berikut ini

adalah faktor-faktor yang menentukan bauran promosi (Tjiptono,1997:235)

1. Faktor Produk

Yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu

dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan.

a. Apabila produk itu adalah produk industri yang bersifat sangat

teknis, personal selling paling tepat untuk mempromosikannya,

karena penjual harus memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan

menjawab pertanyaan- pertanyaan pelanggan. Untuk convenience

product yang bersifat distribusinya insentif, mass selling adalah metode

yang paling efektif. Untuk shopping product yang mana pembelinya

harus memilih, perusahan harus menggunakan promosi penjualan.

Page 25: 23-03-2010 (revisi)

25

b. Apabila pelanggan memandang resiko pembelian suatu produk

tinggi, penekanan promosi adalah pada personal selling.

c. Untuk produk-produk yang tahan lama, karena lebih jarang dibeli

daripada produk-produk yang tidak tahan lama, dan memerlukan

komitmen tinggi terhadap sumber-sumber, maka personal selling

lebih cocok daripada iklan.

d. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering

dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling.

e. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering

dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling.

2. Faktor Pasar

a. Tahap-tahap daur hidup produk. Pada tahap perkenalan, penekanan

utama untuk produk konsumen adalah pada iklan, guna

menginformasikan keberadaan produk dan menciptakan permintaan

awal, yang didukung oleh personal selling dan promosi penjualan.

Untuk produk industrial, hanya personal selling yang cocok untuk tahap

ini. Pada tahap pertumbuhan, karena adanya peningkatan permintaan

dan masuknya pesaing dalam industri, maka bagi produk konsumsi

metode-metode promosi harus digeser pada iklan saja. Dilain pihak,

iklan dan personal selling digunakan untuk produk industri pada tahap

ini. Pada tahap kedewasaan, iklan dan promosi penjualan dibutuhkan

untuk membedakan produk perusahaan (produk konsumen) dari milik

Page 26: 23-03-2010 (revisi)

26

pesaing, sedangkan personal selling semakin insentif dilakukan untuk

mempromosikan produk industrial. Dalam tahap penurunan, promosi

penjualan mungkin diperlukan untuk memperlambat penurunan

penjualan produk.

b. Pada produk-produk tertentu, jika pangsa pasar tinggi, perusahaan

harus menggunakan iklan dan personal selling bersama-sama, karena

pangsa pasar yang tinggi menunjukkan perusahaan melayani beberapa

segmen dan saluran distribusi ganda. Sebaliknya jika pangsa pasarnya

rendah, penekanannya diberikan pada iklan atau personal selling

(tergantung pada produknya).

c. Iklan lebih cocok digunakan didalam industri yang jumlah

perusahaannya sedikit. Hal ini dikarenakan iklan yang besar-besaran

dapat menjadi hambatan masuk kedalam industri, dan iklan yang

besar-besaran tersebut dapat digunakan sebagai jaminan kualitas produk

dan mengurangi ketidakpastian pelanggan terhadap produk baru.

d. Apabila persaingan sangat ketat, ketiga metode promosi (personal

selling, mass selling, dan promosi penjualan) dibutuhkan untuk

mempertahankan posisi produk. Sebaliknya pada persaingan yang

terbatas, penekanan promosi dapat hanya pada mass selling atau

personal selling saja.

e. Secara hipotesis iklan lebih tepat untuk produk-produk yang memiliki

permintaan laten. Namun jika permintaan terbatas dan diharapkan

tidak bertambah, maka iklan hanya satu pemborosan

Page 27: 23-03-2010 (revisi)

27

3. Faktor Pelanggan

a. Pelanggan rumah tangga lebih mudah dipikat dengan iklan,karena

untuk mencapai mereka metode tersebut paling murah, sedangkan

sasaran yang dituju adalah pelanggan industri, maka perusahaan harus

menggunakan personal selling agar dapat memberi penjelasan-

penjelasan dari jasa- jasa tertentu yang berkaitan dengan produk.

Dalam hal sasarannya adalah armada penjual, maka promosi penjualan

merupakan metode paling baik untuk memotivasi mereka. Sementara

itu jika sasaran promosi adalah perantara, maka personal selling dan

mass selling berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi

dan bantuan agar dapat menjual produk perusahaan dengan baik.

b. Personal selling lebih baik digunakan pada geografis pasar yang kecil

dan penduduknya padat. Sebaliknya jika geografis pasar semakin luas

dan penduduknya jarang iklanlah yang paling tepat.

c. Tahap-tahap kesiapan pembeli. Pada tahap awal kesiapan pembeli,

peranan mass selling lebih penting. Sedangkan pada tahap-tahap

akhir, sales promotion dan personal selling harus dititik beratkan.

4. Faktor Anggaran

Jika perusahaan memiliki dana dan promosi yang besar, maka

peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar.

Page 28: 23-03-2010 (revisi)

28

Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat

memilih personal selling, promosi penjualan, atau iklan bersama di

dalam wilayah lokal atau regional.

5. Faktor Bauran Pemasaran

a. Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi positif

dengan kualitas yang tinggi pula. Dalam kasus demikian, maka

penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari

produk-produk yang harganya mahal.

b. Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya

mensyaratkan penggunakan personal selling, sedangkan bila secara

tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah

armada penjual yang dipakai.

c. Sebagaimana halnya dengan produk, merek juga memiliki daur

hidup. Pada tahap perkenalan, suatu merek baru

Fungsi-fungsi promosi dalam pemasaran oleh Sigit (1987:52) antara lain:

a. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau

dimana barang itu dapat diperoleh.

b. Membantu expansi

c. Membantu dan mempermudah penjualan yang akan dilakukan oleh

para penyalur.

d. Memberi keterangan/penjelasan kepada pembeli atau calon pembeli.

Page 29: 23-03-2010 (revisi)

29

e. Membantu mereka yang melakukan penjualan

2.2.6 Keputusan Pembelian

a. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk barang

dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri. Kotler

(1997:257) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan

membeli melalui lima tahap yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari adanya masalah

atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan

aktual dengan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan

mencari banyak informasi.

Salah satu yang menjadi perhatian pokok pemasar adalah

sumber informasi utama yang dicari konsumen dan pengaruh relatifnya

terhadap keputusan pembelian berikutnya.

Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu:

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan

b. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, pedagang perantara,

kemasan, pajangan

c. Sumber publik : Media massa, organisasi

d. Sumber pengalaman : Penanganan, pemeriksaan, penggunakan

Page 30: 23-03-2010 (revisi)

30

produk

Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui merek-merek yang

bersaing dan keistimewaan masing-masing merek.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian

dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian

berdasarkan tujuan pembelian. Setelah tujuan pembelian ditetapkan,

konsumen perlu mengidentifikasikan altenatif-alternatif seperti uang,

informasi, waktu dan resiko kesalahan dalam memilih.

4. Keputusan Pembelian

a. Proses Pengambilan Keputusan

Disini konsumen harus memutuskan dari setiap komponen

pembelian, apa yang mereka beli, bagaimana membeli, atau dimana

membeli.

b. Perilaku Purna Beli

Setelah membeli produk, konsumen akan merasakan tingkat

kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Apabila konsumen merasa

puas akan produk tersebut maka konsumen akan melakukan

pembelian ulang, dan bahkan menginformasikan kepada pelanggan

lain, tetapi apabila konsumen tidak puas dengan produk tersebut

maka konsumen akan kecewa dan tidak melakukan pembelian lagi

pada produk tersebut.

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis

Page 31: 23-03-2010 (revisi)

31

pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari

pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui

pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari

informasi tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi

seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan

masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada

keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi dari

hasil keputusannya, proses pengambilan keputusan yang luas terjadi

untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan

keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Tingkat

keterlibatan merupakan karakteristik konsumen, bukan karakteristik

produk sebagaimana yang sering disalah artikan. Konsumen

dikatakan mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi jika dalam

membeli suatu produk/jasa, mereka meluangkan cukup banyak

waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan berbagai

merek dan toko.( Tjiptono, 2000:20)

b. Keputusan pembelian

Assuari (1996:130) keputusan pembelian adalah suatu

proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup

penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian

dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Dalam keputusan pembelian/ membeli barang konsumen ada

lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau

Page 32: 23-03-2010 (revisi)

32

pembeliannya. Kegiatan keputusan pembelian meliputi; pilihan akan

produk, merek, pemasok, penentuan saat pembelian, jumlah

pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat

dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh

satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan

beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini

sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Kelima peran tersebut meliputi:

6. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali

menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum

terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau

jasa tertentu.

7. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan,

nasihat atau pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan

pembelian.

8. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian.

9. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.

10. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau

menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

2.3 Kerangka Berpikir

Page 33: 23-03-2010 (revisi)

33

Berdasarkan permasalahan yang ada antara harga, produk dan promosi

terhadap keputusan pembelian diduga mempunyai pengaruh. Oleh karena itu

dapat digunakan untuk menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini.

Kerangka berfikir yang telah dibahas merupakan dasar penyusunan diafragma

2.4 Hipotesis

1. Produk dan harga secara stimultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya

2. Produk dan harga parsial secara berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

Page 34: 23-03-2010 (revisi)

34

Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian terhadap hipotesis kerja yang

telah dikemukakan ada bab yang terdahulu, yaitu diduga ada pengaruh kepuasan

pelanggan terhadap keputusan pembelian terhadap komputer berplatform AMD.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.1 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel analisis yakni :

1. Variabel bebas (X)

Terdapat dua variabel bebas yang merupakan atribut-atribut kepuasan

pelanggan yaitu :

X1 adalah Produk

X2 adalah Harga

2. Variabel terikat (Y)

Y adalah Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian Merek AMD di

Surabaya

3.2 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas (X) : adalah produk (X1) suatu produk yang pertama kali

membuat teknologi prosessor untuk perusahaan AMD itu sendiri untuk

perusahaan komputer merk lain, dimana teknologi tersebut masih dipakai

sampai saat ini oleh perusahaan itu sendiri maupun perusahaan merk lain.

Sedangkan dari segi harga (X2) adalah suatu harga yang diberikan oleh

produk yang telah di keluarkan oleh perusahaan maupun belum dikeluarkan

Page 35: 23-03-2010 (revisi)

35

oleh perusahaan tersebut. Harga tersebut diberikan dengan adanya jaminan

kualitas dan garansi replace selama 3 tahun (tidak termasuk garansi terbakar

dan overclock atau kerusakan oleh yang disebabkan kesalahan sendiri atau

kerusakan yang disebabkan cacatnya fisik barang yang ada). Atribut-atribut

keputusan pembelian pelanggan yang hendak diteliti sebagai berikut :

a. Produk (X1), adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu

konsumen untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan

Dengan indikator sebagai berikut menurut Tantan Munggaran (Senin, 17

November 2008) :

- Merek sudah dikenal oleh konsumen

- Kemasan berbentuk box dan mempunyai kolaborasi warna lebih

yang dapat menarik perhatian konsumen

- Produk mempunyai manfaat bagi pengguna

- Memiliki prestise

- Kualitas produk terjamin dengan garansi

- Memiliki teknologi 3D Now

b. Harga (X2) yaitu suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang

dinyatakan dalam satuan moneter.

Dengan indikator sebagai berikut :

1. Tingkat harga terjangkau

2. Harga bersaing dengan perusahaan merk lain

Page 36: 23-03-2010 (revisi)

36

c. Keputusan konsumen (Y) adalah sikap dari konsumen terhadap merek

Komputer AMD sehingga komitmen terhadap merek tersebut dan tetap

mempunyai niat terus membeli Merk AMD tersebut di masa yang akan

datang.

Dengan indikator sebagai berikut:

1. Pilihan type produk

2. Luasnya pengetahuan penjual tentang produk AMD

3. Harga lebih murah dibanding produk lain

4. Teknologi lebih unggul

5. Suhu lebih dingin daripada produk lain

6. Kinerja lebih cepat daripada produk lain

7. Tidak menimbulkan kebisingan pada waktu di gunakan

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan komputer

berplatform AMD. Konsumen yang dimaksud adalah end user atau pengguna

akhir, artinya konsumen yang benar-benar telah atau pernah menggunakan

komputer berplatform AMD. Adapun penelitian ini digeneralisasikan, dimana

tidak akan dibedakan antara konsumen yang mengggunakan benar-benar pernah

komputer berplatform AMD dengan konsumen yang biasanya menggunakan

komputer berplatform Intel.

Page 37: 23-03-2010 (revisi)

37

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Data Kualitatif

Data-data yang berupa bukan angka seperti sependapat atau teori,

yang bermanfaat untuk memberikan kerangka pemikiran di dalam

pembuatan kuesioner

2. Data Kuantitatif

Data-data yang berupa angka-angka, dimana data ini berasal dari

kuesioner yang disebarkan kepada responden.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua

bagian yaitu:

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari responden secara langsung dengan

menggunakan kuesioner, dimana pengisian kuesioner tersebut

berdasar pengalaman langsung responden.

2. Data Sekunder

Data-data yang diperoleh melalui literatur-literatur dan sumber lain

yang mendukung penelitian ini.

Page 38: 23-03-2010 (revisi)

38

3.5 Pengukuran Data

Data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner menggunakan skala

pengukuran Likert , dalam hal menggunakan lima angka penilaian yaitu : Sangat

Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Skala

Likert ini digunakan dalam pengukuran variabel bebas yang terdiri dari Product,

price, place, promotion dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yakni demgan menyebarkan daftar

pertanyaan (kuesioner) tersebut kepada 100 responden

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan daya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sesuai prosedur sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari perpusatakaan dengan cara

membaca, mencatat, dan memperlajari buku-buku literatur, kumpulan

buku kuliah manajemen pemasaran dan perilaku konsumen yang

berhubungan dengan penulisan penelitian ini. Serta bahan bacaan lain

yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis sajikan.

Page 39: 23-03-2010 (revisi)

39

2. Studi Lapangan

Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh penelitian

terhadap obyek yang sedang diteliti oleh penulis, melalui :

a. Observasi

Mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang sedang diteliti

untuk memperoleh gambaran nyata agar data maupun informasi yang

didapat lebih obyektif

b. Kuesioner

Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada konsumen yang

menggunakan komputer berplatform AMD yang digunakan untuk

mengetahui atribut-atribut kepuasan dan keputusan pembelian

terhadap komputer berplatform AMD. Melakukan penyebaran

kuesioner yang sudah ditentukan sebagai sumber data primer.

3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.7.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah

bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiono 2006:90). Populasi target dalam penelitian ini adalah seorang yang

menggunakan komputer berplatform AMD. Karakteristik populasinya adalah

Page 40: 23-03-2010 (revisi)

40

seorang yang sangat menyukai komputer, pernah membeli dan menggunakan

komputer berplatform AMD dan yang lebih banyak sering membeli dan

menggunakan komputer berplatform AMD dibanding dengan merek lain.

Adapun responden yang dituju oleh penulis adalah pria dan wanita dewasa

yakni berusia 18 tahun keatas.

3.7.2 Sampel

Sampel (Sugiyono 2003:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan tidak mungkin

mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut. Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

berjumlah 100 responden pria dan wanita dewasa sebagai sumber data primer

yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan waktu penelitian Aaker (1998)

menyarankan besarnya sampel yang diambil sebagai berikut “...that sample

should be large enough so that when it is divided into group will have a

minimum sample size of 100 or more”. Pengambilan sampel dengan 100

responden dilakukan di Hi’tech Mall Surabaya

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan suatu instrumen (alat ukur). Untuk melakukan uji validitas,

Page 41: 23-03-2010 (revisi)

41

metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir

pertanyaan dengan skor pertanyaan keseluruhan. Menurut Arikunto (2002) :

“Apabila instrumen tersebut berbentuk daftar pertanyaan (kuesioner)

maka, dengan mengikuti langkah-langkah penyususnan instrumen,

yakni memecah variabel menjadi elemen dan indikator, kemusian baru

merumuskan butir-butir pertanyaan, maka peneliti sudah bertindak hati-

hati”.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat

ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk menguji

kuesioner yang digunakan uji reliabilitas yang menunjukkan kestabilan

dalam mengukur (konsisten). Jika digunakan untuk mengukur konsep atau

dari suatu kondisi yang lain. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua

cara yaitu :

a. Repead Measure atau pengukuran berulang. Pengukuran yang dilakukan

secara berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner atau

pertanyaan yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan

pengukuran sebelumnya.

b. One Shot yaitu pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian

dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan

pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini

dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner

dikatakan reliabel jika nilai Cranbach Alpha lebih besar dari 0.60.

Page 42: 23-03-2010 (revisi)

42

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan teknik analisis regresi, perlu menguji asumsi

terhadap datanya, yaitu :

1. Uji Normalitas

Merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah model regresi.

Uji ini digunakan untuk menguji model regresi variabel bebas dan variabel

terikat mempunyai distribusi normal. Karena model regresi yang layak

digunakan harus memiliki distribusi normal.

2. Pengujian Multikolinearitas

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004), multikolinearitas

menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas,

dalam model regresi. Dimana korelasinya mendekati sempurna atau

sempurna (korelasinya tinggi bahkan satu), kemudian dilakukan uji

multikoleniaritas dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Model regresi

yang layak digunakan harus terbebas dari multikoleniaritas. Tujuannya

adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas.

Adapun pengujian analisis multikoleniaritas ditunjukkan dari hasil nilai

Variance Inflation Factor (VIF), menurut Santoso (2001) pada umumnya

jika VIF lebih besar dari angka 4 (empat) dan kurang dari angka 1 (satu),

maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoleniaritas.

Page 43: 23-03-2010 (revisi)

43

3. Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian gejala heteroskedastisitas dilakukan agar variabel yang

masuk ke dalam persamaan regresi berganda benar-benar homogen datanya.

Pengujian dilakukan dengan uji koefisien korelasi spearman.

4. Pengujian Autokorelasi

Asumsi penting dari model regresi linear adalah bahwa kesalahan

yang masuk ke dalam fungsi regresi, populasi adalah tidak berkorelasi. Jika

asumsi ini dilanggar, maka terdapat gejala serial korelasi atau autokorelasi.

Pengujian terhadap gejala ini dilakukan dengan test Durbin-Watson, dengan

cara sebagai berikut (Alhusin, Syahri;2003) :

a. Menghitung regresi (ordinary least square)

b. Hitung d, dengan rumus :

c. Nilai kritis dL dan dU dapat diperoleh dari tabel statistik atau d Durbin-

Watson yang tergantung pada ukuran sampel dan banyaknya variabel

bebas.

t=n

Σ (et - et-1)2

d =t=2  

  t=n  

Σ Et

t=2

Page 44: 23-03-2010 (revisi)

44

d. Ho yang digunakan adalah dua, yaitu bahwa tidak ada autokorelasi baik

positif ataupun negativ, maka jika :

d < dL : menolak Ho

d < 4 – dL : tidak menolak Ho

dU < d < 4 – dL : tidak menolak Ho

atau,

dL ≤ d ≤ dL

pengujian tidak meyakinkan

dU ≤ d , = 4 – dL

3.8.3 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang lebih

menitikberatkan pada teknik analisis data yang berkenaan dengan

pengujian/pembuktian hipotesis yang diajukan dan atau rumusan atau model

yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, sehingga akan

menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan . Maka pendekatan

yang digunakan adalah metode statistik inferensial.

a. Regresi Linear Berganda

Data-data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan

regresi linear berganda. Menurut Arcana (1996), analisis regresi linear

berganda bertujuan untuk mengukur pengaruh bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat Y. Bentuk persamaan regresinya dapat dirumuskan

dengan : Y = a + b1 X1 + b2 X2

Page 45: 23-03-2010 (revisi)

45

b. Koefisien Korelasi Berganda

Koefisien korelasi berganda dinyatakan dengan bilangan bergerak

antara -1 sampai dengan 1. Artinya :

Jika R= -1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y

sempurna negatif (mendekati -1, hubungan kedua variabel sangat tinggi dan

berlawanan)

Jika R= 0, berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (X1, X2)

dengan Y (mendekati 0, hubungan kedua variabel sangat lemah)

Jika R= +1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y

sempurna positif (mendekati 1,hubungan kedua variabel sangat tinggi dan

searah)

c. Koefisien Determinasi Berganda

Koefisien Determinasi berganda menunjukkan seberapa besar

kontribusi variabel bebas X1, X2terhadap variabel Y. Nilai R terletak antara

0 sampai dengan 1. Semakin dekat dengan 1, semakin besar kontribusi

variabel X (X1, X2) terhadap variabel Y yang berarti semakin tepat garis

regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang

dirumuskan diterima atau tidak.

Page 46: 23-03-2010 (revisi)

46

1. Uji F

Dilakukan pengujian uji F yaitu alat analisis untuk mengetahui

apakah semua variabel bebas X1, X2 secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya Y. Kriteria yang

dipakai adalah bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel berarti

semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikatnya.

Adapun prosedur pengujian uji F, sebagai berikut :

a. Ho : βi = 0 (X1, X2, secara bersama tidak berpengaruh terhadap Y)

H1 : βi ≠ 0 (X1, X2 secara bersama berpengaruh terhadap Y)

b. Penelitian ini digunakan α = 0.05 dengan derajat bebas (n–k–l), yaitu: n

= jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel

c. Dengan F hitung sebesar :

Fhitung = ESS(Alhusin, Syahri;2003)

RSS  

Dimana :

ESS (explained sum of square) = jumlah kuadrat regresi

RSS (residual sum of square) = jumlah kuadrat kesalahan

pengganggu

d. Kurva pengujian uji F, sebagai berikut :

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel

Page 47: 23-03-2010 (revisi)

47

Gambar 3.1 : Pengujian Uji F

2. Uji t

Dilakukan uji t yaitu alat analisis untuk mengetahui apakah variabel

bebas secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat. Kriteria yang dipakai adalah bila nilai t hitung lebioh besar

daripada nilai t tabel berarti variabel bebas secara individual mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. adalah untuk

mengetahui ada pengaruh secara individu variabel bebas. Adapun prosedur

pengujian uji t, sebagai berikut :

Ho : βı = 0 (tidak ada pengaruh)

H1 : βı ≠ 0 (ada pengaruh)

Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t, sebagai berikut :

Syarat :

Daerah dimana Ho diterima/H1 ditolak

F tabel0

Daerah dimana Ho ditolak/H1 diterima

Page 48: 23-03-2010 (revisi)

48

a. Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada

pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Apabila thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak

ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Gambar 3.2 : Pengujian Ujit

Sumber : Alhusin, Syahri, Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 For Windows, Edisi Revisi, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta; 2003.

Daerah Ho ditolakDaerah Ho ditolak