23-03-2010 (revisi)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era Modernisasi komputer menjadi kebutuhan utama dalam
menjalankan tugas sehari-hari di perusahaan maupun home industri, komputer
sudah seperti kebutuhan pokok dalam mengerjakan pekerjaan kita sehari-hari
mulai dari mengerjakan pekerjaan kecil sampai pekerjaan besar, selain itu
komputer juga berguna untuk mencetak foto, dan mencetak dokumen, oleh
Semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap perusahaan
untuk berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran seminimal mungkin.
Dari banyaknya prasarana dan sarana penunjang usaha yang ada mengakibatkan
fokus utama perusahaan lebih ditekankan kepada upaya untuk meningkatkan
pemasaran yang ditujukan untuk memuaskan konsumen. Dan dengan tingginya
tingkat persaingan pada periode sekarang, perusahaan dituntut juga untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari berbagai sumber dayanya yang ada
agar menjadi lebih besar atau meningkat.
Iklim usaha yang semakin menantang seperti dalam dunia industri
komputer sekarang membuat manajemen perusahaan baik yang baru maupun
yang lama untuk dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang
pasar dalam struktur persaingan sempurna dimasa kini maupun dimasa yang
akan datang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran,
1
2
mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan dan posisi perusahaan dalam persaingan. Dalam
keadaan ini pihak perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam
mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual atau
setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya.
Tingkat persaingan dalam dunia industri komputer di Indonesia sekarang
ini cukup ketat, dan saat ini terdapat sekitar 2 perusahaan besar yaitu, AMD dan
Intel yang tercatat di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag).
Tujuan utama dari bisnis yang di jalankan perusahaan adalah untuk
memuaskan pelanggan. Namun bagaimana cara perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan tersebut tidak dapat diputuskan begitu saja.
Ketika pasar masih dalam kondisi 2C di mana hanya ada perusahaan (company)
dan pelanggan (customer), perusahaan masih lebih santai dalam melayani pasar
tersebut. Dalam kondisi ini kekuatan penawaran perusahaan sangat kuat karena
tidak ada persaingan dan perubahan yang dapat memaksa perusahaan untuk
mengubah kebijaksanaan. Banyak perusahaan yang berlaku ‘seenaknya’ ketika
melayani pelanggan. “No way! Take it or leave it!” Seperti yang diungkapkan
oleh Hermawan Kertajaya (1996:28) ketika menyinggung pergeseran paradigma
dari 2C menuju 4C yaitu : company, customer, competitor, dan change.
Kondisi pasar 2C tidak akan berlangsung selamanya, kecuali ada
peraturan pemerintah mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan tertentu. Pada akhirnya kondisi pasar yang dilayani oleh perusahaan
berubah menjadi 3C dengan tambahan C yaitu pesaing (competitor). Perusahaan
3
mau tidak mau harus menetapkan strategi untuk mempertahankan pelanggan,
karena pelanggan dapat dengan mudah berpindah ke pesaing. Dalam kondisi ini
kekuatan menawar dari pelanggan sudah semakin kuat karena mempunyai
pilihan yang lebih banyak. Situasi ini akan menstimulasi persaingan yang sengit
untuk merebut dan mempertahankan, dan menguasai pelanggan.
Persaingan sengit antara perusahaan dengan pesaing akan membawa
perubahan yang bermacam-macam. Peningkatan persaingan, kondisi politik yang
berubah dan ketidak pastian keadaan ekonomi, dominasi konsumen, serta
peningkatan kompleksitas pasar menunjukkan faktor C keempat (change) yaitu
perubahan terhadap perubahan lingkungan, menghindari ancaman, dan dapat
memanfaatkan dengan baik setiap kesempatan yang ada, dipastikan dapat
memperoleh keberhasilan.
Dengan adanya persaingan dan perubahan, kekuatan menawar konsumen
menjadi sangat kuat. Di tengah banyaknya pilihan, konsumen cenderung untuk
memilih tawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka sebagai
berikut dengan perbandingan dan nilai serta harapan konsumen. Setiap
perusahaan hendaknya memperhatikan mutu dan pelayanan untuk memenuhi
harapan konsumen. Pemasar hendaknya tahu kapan harus meraih pasar besar,
dan kapan harus meraih pasar kecil (ceruk pasar) dan kapan harus mengarah ke
segmen pasar tertentu, kapan harus meluncurkan produk baru serta kapan
mengembangkan produk yang ada.
4
Setiap pasar yang di layani perusahaan, pesaing, yang muncul untuk
merebut pangsa pasar perusahaan, dan perubahan dalam struktur pasar maupun
struktur yang lain, membawa implikasi yang bermacam-macam. Dan untuk
memenangkan pasar yang tengah dilayani, perusahaan perlu membuat suatu
formulasi strategi yang efektif.
Penelitian ini memilih perusahaan komputer yang memproduksi
processor AMD sebagai obyek penelitian karena komputer adalah salah satu
yang sangat membantu pekerjaan kita dalam sehari-hari seperti dari membuat
laporan keuangan, laporan laba rugi, membuat bagan/grafik naik turunnya laba
rugi atau income suatu perusahaan
Persaingan akan menjamin efisiensi ekonomi dengan cara memuaskan
(Bertens,2000). Artinya adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa
yang terbanyak dan berkualitas terbaik atas biaya terendah. Bila tidak ingin
digeser dan memenangkan persaingan perlu dibenahi keunggulannya meliputi :
mutu produk, harga yang bersaing, distribusi yang merata serta program
komunikasi yang menunjang, untuk meyakinkan konsumen. Semakin seru
persaingan akan mendorong masing-masing pihak terus berbenah diri
meningkatkan berbagai keunggulannya.
Persaingan inipun terjadi pada perusahaan komputer AMD dan Intel,
dimana perkembangan industri komputer di Indonesia mengalami kemajuan
yang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya nama merek produk processor AMD
untuk PC seperti Duron dimana duron processor pertama di ciptakan setelah
Duron pihak perusahaan AMD kemudian mengeluarkan Athlon 64bit, AthlonX2,
5
Athlon II, Sempron, SempronX2, Phenom v1, Phenom v2, Phenom v3. Bukan
sampai disini saja pihak AMD juga mengeluarkan processor untuk Laptop yang
meliputi dari AMD sempron untuk notebook, AMD sempron untuk notebook
tipis, AMD AthlonX2 untuk notebook, AMD Athlon Neo untuk slim notebook,
AMD turion neoX2, AMD TurionX2 Ultra, AMD TurionX2, AMD Turion 64bit.
Masing-masing merek bersaing berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan menawarkan kelebihan produk masing-masing.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan meneliti tentang :
“Analisa Produk dan Harga terhadap keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian AMD di Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah produk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya
2. Apakah produk dan harga secara separsial berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara stimultan berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di
Surabaya
2. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara parsial berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di
6
Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi penulis, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah
wawasan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat
selama proses perkuliahan dimana berhubungan dengan manajemen
pemasaran yaitu Marketing Communication
1.4.2 Manfaat praktis
a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan
dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini.
juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama
dalam ilmu manajemen pemasaran dan perilaku konsumen.
b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi
pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-
pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1 Penelitian terdahulu
2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh : Haryani. 2006. Dengan judul Pengaruh
Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia
Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo.
Hasil penelitian sebagai berikut :
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah harga, produk, dan promosi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Sebagian besar Ibu rumah tangga di Kecamatan Gebang menggunakan deterjen Daia yang mendapatkan Superbrand untuk tahun ini. Oleh karena itu peneliti tertarik malakukan penelitian tentang: Pengaruh, Harga, Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Permasalahan dari penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang?, dan 2. Faktor manakah diantara harga, produk, dan promosi yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui adanya pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang, dan 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang menggunakan deterjen Daia di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, dengan jumlah populasi sebanyak 3352 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik area random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari harga, produk, dan promosi sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan deskriptif prosentase.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan Y= 3,092 + 0,325X1 + 0,410X2 + 0,228X3. Uji keberartian persamaan regresi dengan Uji F diperoleh Fhitung = 57,590 > 3,07 Ftabel, yang berarti secara simultan ada pengaruh antara harga, produk, dan promosi
8
terhadap keputusan pembelian deterjen Daia. Hasil uji parsial diperoleh t1 = 3,641 > 1,98 t t a b e l , hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian, t2 = 7,858 > 1,98 ttabel, hal ini menunjukkan ada pengaruh antara produk dengan keputusan pembelian, dan t3 = 4,251 > 1,98 ttabel, hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh secara simultan antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah 64,8%. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu harga sebesar 12,4% produk sebesar 39,7% dan promosi sebesar 16,2%.Dari hasil penelitian, dimana produk memberikan pengaruh yang paling besar terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian deterjen Daia tersebut hendaknya pihak perusahaan mempertahankan kualitas dari produk. Perusahaan juga harus meningkatkan promosi agar semakin dekat dengan para konsumennya disamping menyesuaikan harga yang dipandang konsumen telah kompetitif tersebut.
Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki beberapa variabel yang berhubungan dengan keputusan konsumen, proses membeli komputer merek Acer. Variabel adalah jaminan ogf membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain, dan motivasi untuk mengikuti pendapat lain. Penelitian ini melibatkan 145 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli komputer merek Acer dipengaruhi oleh kepastian membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain dan motivasi untuk mengikuti
Perbedaan
1. Terdahulu Menggunakan 98 responden dan sekarang menggunakan 100
responden
2. Terdahulu lokasi di Semarang sekarang lokasi di Surabaya
3. Terdahulu Obyek penelitian sabun cuci baju DAIA sekarang obyek
penelitian komputer berplatform AMD
4. Terdahulu menggunakan 4 variabel bebas (produk, harga, harga, promosi)
sekarang menggunakan 2 variabel bebas (produk dan harga)
9
Persamaan
1. Sama-sama menggunakan hipotesis
2. Sama-sama menggunakan questionnaire
3. Sama-sama menggunakan analisa faktor dan regresi
4. Sama-sama menggunakan program SPSS untuk mengelolah data
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Definisi Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang
dan mendapatkan laba.
Menurut Kotler yang dikutip oleh Saladin (2006:1) Pemasaran adalah
proses sosial yang di dalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Saladin (2003:1) Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan”.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan (2002:5)
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
10
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.
2.2.2 Definisi Bauran Pemasaran
Carty dalam bukunya Kotler (2000 :125) bauran pemasaran adalah
kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam
pasar sasaran. Kotler (2000 : 124) kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri
dari empat faktor yang disebut 4 P; produk, harga, tempat/distribusi, dan
promosi.
Tabel 2.1
Bauran Pemasaran
Dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
Strategi bauran pemasaran oleh Kotler (1997, 83) dijelaskan melalui Bagan
berikut :
Tabel 2.2
11
Bauran Promosi
Menurut Stanton yang dikutip Saladin (2006:172) Bauran Promosi
adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan,
publisiti, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan
perusahaan”.
Menurut Swastha dan Irawan (2005:349) Promotional mix adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel—variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
promotional Mix merupakan kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel
periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), promosi
penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan
penjualan perseorangan (personal selling) yang semuannya direncanakan untuk
membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran
pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang
12
berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran
produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing
Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat,
konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran
yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan
jangka pendek dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini,
terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaik
dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai
sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan. Unsur strategi bauran pemasaran tersebut adalah: harga, produk,
promosi, distribusi.
2.2.3 Harga
2.2.3.1 Pengertian harga
Menurut Buchari (2002:169) harga adalah Harga adalah nilai suatu
barang yang dinyatakan dengan uang
Menurut Saladin (2003:95) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat
13
tukar untuk memperoleh produk dan jasa
Menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241) Harga adalah sejumlah
uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk
tersebut.
2.2.3.2 Peranan harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan
keputusan para pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya
harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.
Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan
untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi
yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan
14
kualitas yang tinggi. (Tjiptono,1997:152)
Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga
sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan
makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi
perilaku konsumen.
2.2.3.3 Strategi penetapan harga
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan
harga dibagi menjadi tiga (Stanton,1984:31)
1. Berorientasi pada laba untuk:
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.
b. Memaksimalkan laba
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.
Menurut Alma (1992:45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3
kemungkinan:
a. Penetapan harga diatas harga saingan
Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa
15
barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan
mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran.
b. Penetapan harga dibawah harga saingan
Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang
baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar.
c. Mengikuti harga saingan
Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat
lain menurut Swasta (1997:246) tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti :
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
2. Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual
pada suatu tingkat harga tertentu.
3. Elastisitas permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan
pasar.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan
persaingan yang ada.
5. Biaya
16
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6. Tujuan perusahaan
Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :
a. Laba maksimum
b. Volume penjualan tertentu
c. Penguasaan pasar
Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
7. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga
maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek- praktek lain yang
mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.
Tujuan penetapan harga menurut Swasta (1997 : 242) tersebut adalah:
a. Meningkatkan penjualan
b. mempertahankan dan memperbaiki market share
c. Stabilisasi harga
d. mencapai target pengembalian investasi
e. Mencapai laba maksimum
2.2.3.4 Strategi penyesuaian harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk
memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini
merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah:
17
1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.
Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada
pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau
mempromosikan produk.
Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:
a. Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar
tagihan mereka tepat waktu.
b. Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam volume besar.
c. Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual
bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi- fungsi tertentu.
d. Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang atau jasa diluar musim.
2. Penetapan harga tersegmentasi.
Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan,
produk maupun lokasi.
a. Penetapan harga psikologis.
Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis.
b. Penetapan harga promosi.
Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkan dalam
18
jangka pendek
c. Penetapan harga geografis.
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis
pelanggan.
3. Penetapan harga internasional.
Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional. (Kotler dan
Amstrong, 2001:485).
2.2.4 Produk
Swasta (1984:950) Produk adalah suatu sifat yang komplek baik
dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk warna, bungkus,
prestise perusahaan dan pegecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Menurut Alma (1992:55) Produk adalah seperangkat atribut baik
berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama
baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik
serta pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan.
Tjiptono (2000:95) Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.
Alma (1992:40) menjelaskan kombinasi komponen produk barang
konsumsi terdiri dari:
a. Barang itu sendiri
19
b. Potongan model
c. Warna cap dagang
d. Pembungkus dan labelnya
e. Kualitas
f. Tampang serta keawetan
Kotler (1994:55) karakteristik yang ada di produk yaitu:
a. Ciri-ciri khas
b. Corak
c. Gaya/model
d. Merek
e. Kemasan
2.2.5 Promosi
Istilah promosi yang dikemukakan oleh Swasta (1997:349) adalah
arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran.
Rahmadi (1992:39) Promosi adalah salah satu dari empat unsur utama
dari bauran pemasaran (marketing mix), dengan sarana promosi yaitu
periklanan, promosi penjualan, dan publisitas.
Untuk memperoleh pengertian promosi yang sebenarnya sebaiknya
mengetahui tujuan dari promosi oleh Swasta (1997:355) yaitu:
a. Modifikasi tingkah laku
Orang-orang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa
20
alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan
pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, mengemukakan
ide/pendapat. Disini promosi berusaha merubah tingkah laku yang ada.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang
dituju tentang penawaran perusahaan.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk
mendorong pembeli. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan
secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif
ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama
terhadap perilaku pembeli.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan
selama tahap kedewasaan dalam siklus produk.
Sutoyo (1983:179) menjelaskan Titik Berat kegiatan Promosi
1. Jumlah dan promosi
Sebelum memutuskan jenis kegiatan promosi ataupun jenis media
komunikasi apa yang akan dipilih perlu setiap perusahaan
mempertimbangkan jumlah dan promosi untuk jangka waktu tertentu.
21
2. Daur hidup produk
Tugas utama produk adalah memperkenalkan produk dan
manfaatnya kepada pembeli.
3. Pembeli sasaran yang dituju
Dalam hal ini sasaran pembeli ada 2 yaitu kelompok
pembeli, pemakai sendiri dan perusahaan yang membeli produk untuk
keperluan usaha.
4. Ciri khusus produk
Produk dapat dibedakan antara yang membutuhkan
pengetahuan teknis dalam penggunaan produk biasa. Dalam kegiatan
promosi dikenal adanya bauran promosi yaitu kombinasi dari strategi
yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling,
dan alat-alat promosi yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan (J. Stanton dalam
Swasta,1979:238)
5. Personal selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba
dan membelinya.
6. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media
22
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai
dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal
selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk
menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang
jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama
mass selling, yaitu periklanan dan publisitas
a. Periklanan
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam memproduksikan produknya.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk
melakukan pembelian.
b. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,
barang dan jasa secara non personal. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk
untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
7. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan/ atau meningkatkan jumlah
23
barang yang dibeli pelanggan.
8. Public relations (hubungan masyarakat)
Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh
dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan
tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah
mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
9. Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat
interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang
lokasi.(Tjiptono, 2000 :222)
IKLAN PROMOSI
PENJUALAN
PUBLIC
RELATION
PERSONAL
SELLING
DIRECT
MARKETING
- Iklan cetak dan siaran
- Kontes, permainan, undian, lotere
- Kotak pers - Presentasi - Katalog
- Film - Demonstrasi - Seminar - Sampel - Surat
24
- Poster dan selebaran
- Pameran - Publikasi - Program Insentif - Telemarketing
- Simbol - Diskon - Lobbying - Pameran Dagang - Electronic shopping
Masing-masing bauran promosi tersebut diatas dapat diterapkan dengan
memanfaatkan berbagai alat yang tersaji dalam tabel berikut :
Sumber : Tjiptono, 2000:222
Untuk memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi
diperlukan adanya srtategi bauran promosi yang tepat. Tugas tersebut tidak mudah
mengingat efektifitas masing-masing berbeda dan yang paling susah, setiap metode
kadang-kadang tumpang tindih (overlap) dengan metode yang lain. Berikut ini
adalah faktor-faktor yang menentukan bauran promosi (Tjiptono,1997:235)
1. Faktor Produk
Yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu
dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan.
a. Apabila produk itu adalah produk industri yang bersifat sangat
teknis, personal selling paling tepat untuk mempromosikannya,
karena penjual harus memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan
menjawab pertanyaan- pertanyaan pelanggan. Untuk convenience
product yang bersifat distribusinya insentif, mass selling adalah metode
yang paling efektif. Untuk shopping product yang mana pembelinya
harus memilih, perusahan harus menggunakan promosi penjualan.
25
b. Apabila pelanggan memandang resiko pembelian suatu produk
tinggi, penekanan promosi adalah pada personal selling.
c. Untuk produk-produk yang tahan lama, karena lebih jarang dibeli
daripada produk-produk yang tidak tahan lama, dan memerlukan
komitmen tinggi terhadap sumber-sumber, maka personal selling
lebih cocok daripada iklan.
d. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering
dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling.
e. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering
dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling.
2. Faktor Pasar
a. Tahap-tahap daur hidup produk. Pada tahap perkenalan, penekanan
utama untuk produk konsumen adalah pada iklan, guna
menginformasikan keberadaan produk dan menciptakan permintaan
awal, yang didukung oleh personal selling dan promosi penjualan.
Untuk produk industrial, hanya personal selling yang cocok untuk tahap
ini. Pada tahap pertumbuhan, karena adanya peningkatan permintaan
dan masuknya pesaing dalam industri, maka bagi produk konsumsi
metode-metode promosi harus digeser pada iklan saja. Dilain pihak,
iklan dan personal selling digunakan untuk produk industri pada tahap
ini. Pada tahap kedewasaan, iklan dan promosi penjualan dibutuhkan
untuk membedakan produk perusahaan (produk konsumen) dari milik
26
pesaing, sedangkan personal selling semakin insentif dilakukan untuk
mempromosikan produk industrial. Dalam tahap penurunan, promosi
penjualan mungkin diperlukan untuk memperlambat penurunan
penjualan produk.
b. Pada produk-produk tertentu, jika pangsa pasar tinggi, perusahaan
harus menggunakan iklan dan personal selling bersama-sama, karena
pangsa pasar yang tinggi menunjukkan perusahaan melayani beberapa
segmen dan saluran distribusi ganda. Sebaliknya jika pangsa pasarnya
rendah, penekanannya diberikan pada iklan atau personal selling
(tergantung pada produknya).
c. Iklan lebih cocok digunakan didalam industri yang jumlah
perusahaannya sedikit. Hal ini dikarenakan iklan yang besar-besaran
dapat menjadi hambatan masuk kedalam industri, dan iklan yang
besar-besaran tersebut dapat digunakan sebagai jaminan kualitas produk
dan mengurangi ketidakpastian pelanggan terhadap produk baru.
d. Apabila persaingan sangat ketat, ketiga metode promosi (personal
selling, mass selling, dan promosi penjualan) dibutuhkan untuk
mempertahankan posisi produk. Sebaliknya pada persaingan yang
terbatas, penekanan promosi dapat hanya pada mass selling atau
personal selling saja.
e. Secara hipotesis iklan lebih tepat untuk produk-produk yang memiliki
permintaan laten. Namun jika permintaan terbatas dan diharapkan
tidak bertambah, maka iklan hanya satu pemborosan
27
3. Faktor Pelanggan
a. Pelanggan rumah tangga lebih mudah dipikat dengan iklan,karena
untuk mencapai mereka metode tersebut paling murah, sedangkan
sasaran yang dituju adalah pelanggan industri, maka perusahaan harus
menggunakan personal selling agar dapat memberi penjelasan-
penjelasan dari jasa- jasa tertentu yang berkaitan dengan produk.
Dalam hal sasarannya adalah armada penjual, maka promosi penjualan
merupakan metode paling baik untuk memotivasi mereka. Sementara
itu jika sasaran promosi adalah perantara, maka personal selling dan
mass selling berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi
dan bantuan agar dapat menjual produk perusahaan dengan baik.
b. Personal selling lebih baik digunakan pada geografis pasar yang kecil
dan penduduknya padat. Sebaliknya jika geografis pasar semakin luas
dan penduduknya jarang iklanlah yang paling tepat.
c. Tahap-tahap kesiapan pembeli. Pada tahap awal kesiapan pembeli,
peranan mass selling lebih penting. Sedangkan pada tahap-tahap
akhir, sales promotion dan personal selling harus dititik beratkan.
4. Faktor Anggaran
Jika perusahaan memiliki dana dan promosi yang besar, maka
peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar.
28
Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat
memilih personal selling, promosi penjualan, atau iklan bersama di
dalam wilayah lokal atau regional.
5. Faktor Bauran Pemasaran
a. Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi positif
dengan kualitas yang tinggi pula. Dalam kasus demikian, maka
penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari
produk-produk yang harganya mahal.
b. Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya
mensyaratkan penggunakan personal selling, sedangkan bila secara
tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah
armada penjual yang dipakai.
c. Sebagaimana halnya dengan produk, merek juga memiliki daur
hidup. Pada tahap perkenalan, suatu merek baru
Fungsi-fungsi promosi dalam pemasaran oleh Sigit (1987:52) antara lain:
a. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau
dimana barang itu dapat diperoleh.
b. Membantu expansi
c. Membantu dan mempermudah penjualan yang akan dilakukan oleh
para penyalur.
d. Memberi keterangan/penjelasan kepada pembeli atau calon pembeli.
29
e. Membantu mereka yang melakukan penjualan
2.2.6 Keputusan Pembelian
a. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk barang
dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri. Kotler
(1997:257) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan
membeli melalui lima tahap yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari adanya masalah
atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan
aktual dengan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan
mencari banyak informasi.
Salah satu yang menjadi perhatian pokok pemasar adalah
sumber informasi utama yang dicari konsumen dan pengaruh relatifnya
terhadap keputusan pembelian berikutnya.
Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu:
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan
b. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, pedagang perantara,
kemasan, pajangan
c. Sumber publik : Media massa, organisasi
d. Sumber pengalaman : Penanganan, pemeriksaan, penggunakan
30
produk
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui merek-merek yang
bersaing dan keistimewaan masing-masing merek.
3. Evaluasi Alternatif
Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian
dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian
berdasarkan tujuan pembelian. Setelah tujuan pembelian ditetapkan,
konsumen perlu mengidentifikasikan altenatif-alternatif seperti uang,
informasi, waktu dan resiko kesalahan dalam memilih.
4. Keputusan Pembelian
a. Proses Pengambilan Keputusan
Disini konsumen harus memutuskan dari setiap komponen
pembelian, apa yang mereka beli, bagaimana membeli, atau dimana
membeli.
b. Perilaku Purna Beli
Setelah membeli produk, konsumen akan merasakan tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Apabila konsumen merasa
puas akan produk tersebut maka konsumen akan melakukan
pembelian ulang, dan bahkan menginformasikan kepada pelanggan
lain, tetapi apabila konsumen tidak puas dengan produk tersebut
maka konsumen akan kecewa dan tidak melakukan pembelian lagi
pada produk tersebut.
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis
31
pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari
pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui
pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari
informasi tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi
seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan
masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada
keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi dari
hasil keputusannya, proses pengambilan keputusan yang luas terjadi
untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan
keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Tingkat
keterlibatan merupakan karakteristik konsumen, bukan karakteristik
produk sebagaimana yang sering disalah artikan. Konsumen
dikatakan mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi jika dalam
membeli suatu produk/jasa, mereka meluangkan cukup banyak
waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan berbagai
merek dan toko.( Tjiptono, 2000:20)
b. Keputusan pembelian
Assuari (1996:130) keputusan pembelian adalah suatu
proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian
dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Dalam keputusan pembelian/ membeli barang konsumen ada
lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau
32
pembeliannya. Kegiatan keputusan pembelian meliputi; pilihan akan
produk, merek, pemasok, penentuan saat pembelian, jumlah
pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh
satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan
beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini
sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kelima peran tersebut meliputi:
6. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali
menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum
terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau
jasa tertentu.
7. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan,
nasihat atau pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan
pembelian.
8. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan
keputusan pembelian.
9. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
10. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan barang atau jasa yang dibeli.
2.3 Kerangka Berpikir
33
Berdasarkan permasalahan yang ada antara harga, produk dan promosi
terhadap keputusan pembelian diduga mempunyai pengaruh. Oleh karena itu
dapat digunakan untuk menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini.
Kerangka berfikir yang telah dibahas merupakan dasar penyusunan diafragma
2.4 Hipotesis
1. Produk dan harga secara stimultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya
2. Produk dan harga parsial secara berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
34
Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian terhadap hipotesis kerja yang
telah dikemukakan ada bab yang terdahulu, yaitu diduga ada pengaruh kepuasan
pelanggan terhadap keputusan pembelian terhadap komputer berplatform AMD.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.1 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel analisis yakni :
1. Variabel bebas (X)
Terdapat dua variabel bebas yang merupakan atribut-atribut kepuasan
pelanggan yaitu :
X1 adalah Produk
X2 adalah Harga
2. Variabel terikat (Y)
Y adalah Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian Merek AMD di
Surabaya
3.2 Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas (X) : adalah produk (X1) suatu produk yang pertama kali
membuat teknologi prosessor untuk perusahaan AMD itu sendiri untuk
perusahaan komputer merk lain, dimana teknologi tersebut masih dipakai
sampai saat ini oleh perusahaan itu sendiri maupun perusahaan merk lain.
Sedangkan dari segi harga (X2) adalah suatu harga yang diberikan oleh
produk yang telah di keluarkan oleh perusahaan maupun belum dikeluarkan
35
oleh perusahaan tersebut. Harga tersebut diberikan dengan adanya jaminan
kualitas dan garansi replace selama 3 tahun (tidak termasuk garansi terbakar
dan overclock atau kerusakan oleh yang disebabkan kesalahan sendiri atau
kerusakan yang disebabkan cacatnya fisik barang yang ada). Atribut-atribut
keputusan pembelian pelanggan yang hendak diteliti sebagai berikut :
a. Produk (X1), adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu
konsumen untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
Dengan indikator sebagai berikut menurut Tantan Munggaran (Senin, 17
November 2008) :
- Merek sudah dikenal oleh konsumen
- Kemasan berbentuk box dan mempunyai kolaborasi warna lebih
yang dapat menarik perhatian konsumen
- Produk mempunyai manfaat bagi pengguna
- Memiliki prestise
- Kualitas produk terjamin dengan garansi
- Memiliki teknologi 3D Now
b. Harga (X2) yaitu suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
Dengan indikator sebagai berikut :
1. Tingkat harga terjangkau
2. Harga bersaing dengan perusahaan merk lain
36
c. Keputusan konsumen (Y) adalah sikap dari konsumen terhadap merek
Komputer AMD sehingga komitmen terhadap merek tersebut dan tetap
mempunyai niat terus membeli Merk AMD tersebut di masa yang akan
datang.
Dengan indikator sebagai berikut:
1. Pilihan type produk
2. Luasnya pengetahuan penjual tentang produk AMD
3. Harga lebih murah dibanding produk lain
4. Teknologi lebih unggul
5. Suhu lebih dingin daripada produk lain
6. Kinerja lebih cepat daripada produk lain
7. Tidak menimbulkan kebisingan pada waktu di gunakan
3.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan komputer
berplatform AMD. Konsumen yang dimaksud adalah end user atau pengguna
akhir, artinya konsumen yang benar-benar telah atau pernah menggunakan
komputer berplatform AMD. Adapun penelitian ini digeneralisasikan, dimana
tidak akan dibedakan antara konsumen yang mengggunakan benar-benar pernah
komputer berplatform AMD dengan konsumen yang biasanya menggunakan
komputer berplatform Intel.
37
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Data Kualitatif
Data-data yang berupa bukan angka seperti sependapat atau teori,
yang bermanfaat untuk memberikan kerangka pemikiran di dalam
pembuatan kuesioner
2. Data Kuantitatif
Data-data yang berupa angka-angka, dimana data ini berasal dari
kuesioner yang disebarkan kepada responden.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari responden secara langsung dengan
menggunakan kuesioner, dimana pengisian kuesioner tersebut
berdasar pengalaman langsung responden.
2. Data Sekunder
Data-data yang diperoleh melalui literatur-literatur dan sumber lain
yang mendukung penelitian ini.
38
3.5 Pengukuran Data
Data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner menggunakan skala
pengukuran Likert , dalam hal menggunakan lima angka penilaian yaitu : Sangat
Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Skala
Likert ini digunakan dalam pengukuran variabel bebas yang terdiri dari Product,
price, place, promotion dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yakni demgan menyebarkan daftar
pertanyaan (kuesioner) tersebut kepada 100 responden
3.6.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan daya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sesuai prosedur sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari perpusatakaan dengan cara
membaca, mencatat, dan memperlajari buku-buku literatur, kumpulan
buku kuliah manajemen pemasaran dan perilaku konsumen yang
berhubungan dengan penulisan penelitian ini. Serta bahan bacaan lain
yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis sajikan.
39
2. Studi Lapangan
Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh penelitian
terhadap obyek yang sedang diteliti oleh penulis, melalui :
a. Observasi
Mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang sedang diteliti
untuk memperoleh gambaran nyata agar data maupun informasi yang
didapat lebih obyektif
b. Kuesioner
Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada konsumen yang
menggunakan komputer berplatform AMD yang digunakan untuk
mengetahui atribut-atribut kepuasan dan keputusan pembelian
terhadap komputer berplatform AMD. Melakukan penyebaran
kuesioner yang sudah ditentukan sebagai sumber data primer.
3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.7.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah
bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiono 2006:90). Populasi target dalam penelitian ini adalah seorang yang
menggunakan komputer berplatform AMD. Karakteristik populasinya adalah
40
seorang yang sangat menyukai komputer, pernah membeli dan menggunakan
komputer berplatform AMD dan yang lebih banyak sering membeli dan
menggunakan komputer berplatform AMD dibanding dengan merek lain.
Adapun responden yang dituju oleh penulis adalah pria dan wanita dewasa
yakni berusia 18 tahun keatas.
3.7.2 Sampel
Sampel (Sugiyono 2003:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan tidak mungkin
mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
berjumlah 100 responden pria dan wanita dewasa sebagai sumber data primer
yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan waktu penelitian Aaker (1998)
menyarankan besarnya sampel yang diambil sebagai berikut “...that sample
should be large enough so that when it is divided into group will have a
minimum sample size of 100 or more”. Pengambilan sampel dengan 100
responden dilakukan di Hi’tech Mall Surabaya
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu instrumen (alat ukur). Untuk melakukan uji validitas,
41
metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir
pertanyaan dengan skor pertanyaan keseluruhan. Menurut Arikunto (2002) :
“Apabila instrumen tersebut berbentuk daftar pertanyaan (kuesioner)
maka, dengan mengikuti langkah-langkah penyususnan instrumen,
yakni memecah variabel menjadi elemen dan indikator, kemusian baru
merumuskan butir-butir pertanyaan, maka peneliti sudah bertindak hati-
hati”.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat
ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk menguji
kuesioner yang digunakan uji reliabilitas yang menunjukkan kestabilan
dalam mengukur (konsisten). Jika digunakan untuk mengukur konsep atau
dari suatu kondisi yang lain. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua
cara yaitu :
a. Repead Measure atau pengukuran berulang. Pengukuran yang dilakukan
secara berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner atau
pertanyaan yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan
pengukuran sebelumnya.
b. One Shot yaitu pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian
dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan
pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini
dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai Cranbach Alpha lebih besar dari 0.60.
42
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan teknik analisis regresi, perlu menguji asumsi
terhadap datanya, yaitu :
1. Uji Normalitas
Merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah model regresi.
Uji ini digunakan untuk menguji model regresi variabel bebas dan variabel
terikat mempunyai distribusi normal. Karena model regresi yang layak
digunakan harus memiliki distribusi normal.
2. Pengujian Multikolinearitas
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004), multikolinearitas
menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas,
dalam model regresi. Dimana korelasinya mendekati sempurna atau
sempurna (korelasinya tinggi bahkan satu), kemudian dilakukan uji
multikoleniaritas dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Model regresi
yang layak digunakan harus terbebas dari multikoleniaritas. Tujuannya
adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas.
Adapun pengujian analisis multikoleniaritas ditunjukkan dari hasil nilai
Variance Inflation Factor (VIF), menurut Santoso (2001) pada umumnya
jika VIF lebih besar dari angka 4 (empat) dan kurang dari angka 1 (satu),
maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoleniaritas.
43
3. Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian gejala heteroskedastisitas dilakukan agar variabel yang
masuk ke dalam persamaan regresi berganda benar-benar homogen datanya.
Pengujian dilakukan dengan uji koefisien korelasi spearman.
4. Pengujian Autokorelasi
Asumsi penting dari model regresi linear adalah bahwa kesalahan
yang masuk ke dalam fungsi regresi, populasi adalah tidak berkorelasi. Jika
asumsi ini dilanggar, maka terdapat gejala serial korelasi atau autokorelasi.
Pengujian terhadap gejala ini dilakukan dengan test Durbin-Watson, dengan
cara sebagai berikut (Alhusin, Syahri;2003) :
a. Menghitung regresi (ordinary least square)
b. Hitung d, dengan rumus :
c. Nilai kritis dL dan dU dapat diperoleh dari tabel statistik atau d Durbin-
Watson yang tergantung pada ukuran sampel dan banyaknya variabel
bebas.
t=n
Σ (et - et-1)2
d =t=2
t=n
Σ Et
t=2
44
d. Ho yang digunakan adalah dua, yaitu bahwa tidak ada autokorelasi baik
positif ataupun negativ, maka jika :
d < dL : menolak Ho
d < 4 – dL : tidak menolak Ho
dU < d < 4 – dL : tidak menolak Ho
atau,
dL ≤ d ≤ dL
pengujian tidak meyakinkan
dU ≤ d , = 4 – dL
3.8.3 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang lebih
menitikberatkan pada teknik analisis data yang berkenaan dengan
pengujian/pembuktian hipotesis yang diajukan dan atau rumusan atau model
yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, sehingga akan
menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan . Maka pendekatan
yang digunakan adalah metode statistik inferensial.
a. Regresi Linear Berganda
Data-data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan
regresi linear berganda. Menurut Arcana (1996), analisis regresi linear
berganda bertujuan untuk mengukur pengaruh bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat Y. Bentuk persamaan regresinya dapat dirumuskan
dengan : Y = a + b1 X1 + b2 X2
45
b. Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien korelasi berganda dinyatakan dengan bilangan bergerak
antara -1 sampai dengan 1. Artinya :
Jika R= -1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y
sempurna negatif (mendekati -1, hubungan kedua variabel sangat tinggi dan
berlawanan)
Jika R= 0, berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (X1, X2)
dengan Y (mendekati 0, hubungan kedua variabel sangat lemah)
Jika R= +1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y
sempurna positif (mendekati 1,hubungan kedua variabel sangat tinggi dan
searah)
c. Koefisien Determinasi Berganda
Koefisien Determinasi berganda menunjukkan seberapa besar
kontribusi variabel bebas X1, X2terhadap variabel Y. Nilai R terletak antara
0 sampai dengan 1. Semakin dekat dengan 1, semakin besar kontribusi
variabel X (X1, X2) terhadap variabel Y yang berarti semakin tepat garis
regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya.
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang
dirumuskan diterima atau tidak.
46
1. Uji F
Dilakukan pengujian uji F yaitu alat analisis untuk mengetahui
apakah semua variabel bebas X1, X2 secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya Y. Kriteria yang
dipakai adalah bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel berarti
semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya.
Adapun prosedur pengujian uji F, sebagai berikut :
a. Ho : βi = 0 (X1, X2, secara bersama tidak berpengaruh terhadap Y)
H1 : βi ≠ 0 (X1, X2 secara bersama berpengaruh terhadap Y)
b. Penelitian ini digunakan α = 0.05 dengan derajat bebas (n–k–l), yaitu: n
= jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel
c. Dengan F hitung sebesar :
Fhitung = ESS(Alhusin, Syahri;2003)
RSS
Dimana :
ESS (explained sum of square) = jumlah kuadrat regresi
RSS (residual sum of square) = jumlah kuadrat kesalahan
pengganggu
d. Kurva pengujian uji F, sebagai berikut :
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel
47
Gambar 3.1 : Pengujian Uji F
2. Uji t
Dilakukan uji t yaitu alat analisis untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat. Kriteria yang dipakai adalah bila nilai t hitung lebioh besar
daripada nilai t tabel berarti variabel bebas secara individual mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. adalah untuk
mengetahui ada pengaruh secara individu variabel bebas. Adapun prosedur
pengujian uji t, sebagai berikut :
Ho : βı = 0 (tidak ada pengaruh)
H1 : βı ≠ 0 (ada pengaruh)
Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t, sebagai berikut :
Syarat :
Daerah dimana Ho diterima/H1 ditolak
F tabel0
Daerah dimana Ho ditolak/H1 diterima
48
a. Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. Apabila thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak
ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Gambar 3.2 : Pengujian Ujit
Sumber : Alhusin, Syahri, Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 For Windows, Edisi Revisi, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta; 2003.
Daerah Ho ditolakDaerah Ho ditolak