2298

49
LAPORAN KASUS HIV-AIDS Oleh Devi Chintya Kumalasari NIM 112011101013 Pembimbing dr. Yuli Hermansyah, Sp.PD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER SMF/LAB. ILMU PENYAKIT DALAM RSD dr. SOEBANDI JEMBER 2015

Upload: ecoli

Post on 09-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kuy

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KASUSHIV-AIDS

    OlehDevi Chintya KumalasariNIM 112011101013Pembimbingdr. Yuli Hermansyah, Sp.PDFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBERSMF/LAB. ILMU PENYAKIT DALAMRSD dr. SOEBANDI JEMBER2015

  • PENDAHULUANKasus AIDS pertama di Indonesia dilaporkan Depkes tahun 1987, seorang warga Negara Belanda yang berlibur ke Bali.Di tahun 2008 jumlah odha di Indonesia mencapai 22.664 orang. Indonesia secara nasional memulai terapi antiretroviral (ART) pada tahun 2004.

  • IDENTITAS PASIENNama: Ny. RUmur: 33 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat: Sumberejo Timur Pondokrejo Tempurejo 003/007Status: Sudah MenikahPendidikan: SMAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaSuku: MaduraAgama: IslamStatus Pelayanan: UmumNo. RM: 060867Tanggal MRS: 07 Juni 2015Tanggal pemeriksaan: 09 Juni 2015

  • ANAMNESISPasien nyeri perut sejak 1 minggu lalu, terus menerus. Demam sejak 8 hari lalu, mual (+), muntah (+). Nafsu makan . BB .Pasien sariawan tidak sembuh-sembuh. Batuk (-), pilek (-), kentut (+). BAB cair 5-6 x/hari, ampas (+), darah (-), busa(-). Pasien sering diare dalam beberapa bulan terakhir. BAK (+), frekuensi normal 2-3x/hari, warna kuning keruh.

    Nyeri PerutKeluhan UtamaRPS

  • DM (-), HT (-), alergi (-), gastritis (-)RPD

    DisangkalRPK

    DisangkalRPO

  • Riwayat Sosial Lingkungan EkonomiSuami pasien adalah karyawan di sebuah pabrik swasta di Surabaya dan pulang sebulan sekali. Suami pasien pernah berobat ke poli VCT RSD dr Soebandi. Pasien tidak bekerja. Pasien tinggal bersama suami dan ibunya. Pasien belum memiliki anak.

    Kesan : Riwayat sosial lingkungan ekonomi tidak baik.

  • Riwayat Gizipasien makan 2 3 x/hari dengan menu nasi, tempe, tahu, sayur, ikan, kadang-kadang ayam, daging, dan jarang sekali makan buah-buahan.

    BB: 45 kgTB: 155 cmBMI = Berat Badan (Kg)= 45 = 18,73Tinggi Badan(m)2(1,55)2

    Kesan : Riwayat gizi kurang baik

  • Anamnesis SistemSistem serebrospinal: demam (+)

    Sistem gastrointestinal: mual (+), muntah (+), diare (+), nafsu makan menurun (+), nyeri perut (+), BAB cair 5-6 kali/hari berupa ampas (+), darah (-), busa (-).

    Sistem urogenital: BAK lancar, warna kuning keruh, dan jumlah 500cc/24jam

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umum: lemahKesadaran: compos mentis, GCS 4-5-6Vital sign: TD: 90/60 mmHg Nadi: 94x/menit, regular, kuat angkat RR: 20 x/menit Tax: 38,3o CPernapasan: sesak (-), batuk berdahak (-)Kulit: turgor kulit normal, purpura (-), ptekie (-)Kelenjar limfe: pembesaran KGB (-)Otot : edema (-), atrofi (-)Tulang: deformitas (-)Status gizi: BB: 45 kg TB: 155 cm BMI: 18,73

  • Pemeriksaan KhususKepalaBentuk: bulat lonjong, simetrisRambut: hitam, lurusMata: konjungtiva anemis: +/+ sklera ikterus: -/- edema palpebra: -/- refleks cahaya: +/+Hidung: sekret (-), bau (-), nafas cuping hidung (-)Telinga: sekret (-), bau (-), hiperemia (-)Mulut: sianosis (-), candidiasis oral (+)

  • Pemeriksaan KhususLeherKGB: tidak ada pembesaranTiroid: tidak membesarTrakea: deviasi (-)JVP: tidak meningkat

  • Pemeriksaan KhususThorax1. Cor:Inspeksi: ictus cordis tidak tampakPalpasi: ictus cordis tidak terabaPerkusi: redup Batas kanan atas: ICS II parasternal line kanan Batas kanan bawah: ICS IV parasternal line kanan Batas kiri atas: ICS II parasternal line kiriBatas kiri bawah: ICS V midclavicula line kiri Auskultasi: S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)

  • Pemeriksaan KhususThorax2. PulmoInspeksi: simetris +/+, retraksi -/-Palpasi: fremitus raba +/+Perkusi: sonor +/+Auskultasi: Vesikular +/+, Rhonki -/- Wheezing -/-

  • Pemeriksaan KhususAbdomenInspeksi: cembungAuskultasi: bising usus (+), 12 x/menitPalpasi: soepel, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan hipokondrium dan lumbal dextra, nyeri ketok ginjal (-), hepatomegali (+), splenomegali (-)Perkusi:timpani

  • Pemeriksaan KhususGenitalia : dalam batas normal

    EkstremitasSuperior: akral hangat +/+, edema-/-Inferior: akral hangat +/+, edema -/-

  • Pemeriksaan Penunjang

  • Pemeriksaan PenunjangHasil USG abdomen 11-06-2015 :Hepatomegali ( Hepatitis )Acites (-)

  • Hasil Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan07/06/201509/06/201510/06/2015Nilai NormalHematologiHemoglobin4,48,512,0-16,0 gr/dlLekosit 15,718,44,5-11,0 x109/LHematokrit 13,723,836-46 %Trombosit236173150-450 x109/LFaal HatiSGOT7110-31 U/LSGPT159-36 U/LGula DarahGula sewaktu98

  • URIN LENGKAP (UL) 09/06/2015Warna Kuning agak keruhKuning jernihPH 6,04,8-7,5BJ 1,0151,015-1,025Protein Positif 2~75mg/dLNegatifGlukosa NormalNormalUrobilin Positif 1NormalBilirubin NegatifNegatifNitrit NegatifNegatifKeton NegatifNegatifLeukosit macros NegatifNegatifBlood macros NegatifNegatifEritrosit 0-20-2Lekosit 0-20-2Epitel squamosa 0-22-5Epitel renal 0-2NegatifKristal NegatifNegatifSilinder Granulla 5-10NegatifBakteri PositifNegatifYeast PositifNegatifTricomonas NegatifNegatif

  • ResumePasien nyeri perut sejak 1 minggu lalu, terus menerus. Demam sejak 8 hari lalu, mual (+), muntah (+). Nafsu makan dan BB turun. Pasien sariawan tidak sembuh-sembuh. Batuk (-), pilek (-), kentut (+). BAB cair 5-6 x/hari, ampas (+), darah (-), busa(-). Pasien sering diare dalam beberapa bulan terakhir. BAK (+), frekuensi normal 2-3x/hari, warna kuning keruh.

  • ResumePasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Suami pasien bekerja sebagai karyawan di Surabaya dan pernah memiliki riwayat berobat ke poli VCT RSD.dr Soebandi. Pasien belum memiliki anak, tinggal bersama ibu dan suaminya.Tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 94 x/menit, regular, kuat angkat; frekuensi nafas 20 x/menit; suhu aksila 38,3o C, dan status gizi underweight. konjungtiva anemis (+), nyeri tekan epigastrium dan hipokondrium dextra. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemi, leukositosis dan gangguan faal hati. Hasil USG abdomen didapat kesan hepatomegali.

  • ResumePasien nyeri perut sejak 1 minggu lalu, terus menerus. Demam sejak 8 hari lalu, mual (+), muntah (+). Nafsu makan dan BB turun. Pasien sariawan tidak sembuh-sembuh. Batuk (-), pilek (-), kentut (+). BAB cair 5-6 x/hari, ampas (+), darah (-), busa(-). Pasien sering diare dalam beberapa bulan terakhir. BAK (+), frekuensi normal 2-3x/hari, warna kuning keruh.Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Suami pasien bekerja sebagai karyawan di Surabaya dan pernah memiliki riwayat berobat ke poli VCT RSD.dr Soebandi. Pasien belum memiliki anak, tinggal bersama ibu dan suaminya.Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 94 x/menit, regular, kuat angkat; frekuensi nafas 20 x/menit; suhu aksila 38,3o C, dan status gizi underweight. Pada pemeriksaan khusus ditemukan konjungtiva anemis (+), nyeri tekan epigastrium dan hipokondrium dextra. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemi, leukositosis dan gangguan faal hati. Pada hasil USG abdomen didapat kesan hepatomegali.

  • Diagnosis KerjaGastritis + Candidiasis oral + anemia + Obs. Febris H8 dd tipoid fever dd hepatitis + B20

  • Tata LaksanaNon Medikamentosa

    Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit yang dideritaTetap menjaga kerahasiaan pasienTirah baring Pemenuhan kebutuhan gizi, diet TKTP Menjaga kondisi lingkungan sekitar pasien agar mendukung penyembuhan pasien

  • Tata LaksanaMedikamentosa

    Inf RD5 : D10 1:2 20tpmInj Ceftriaksone 2x1Inj Cotrimoksazole 2x1Inj Omeprazole 1x1P/O Candistatin 2x1 tetesTransfusi PRC 1 kolf/hari

  • PrognosisDubia ad Malam

  • Follow Up

    S O A P K: nyeri perut, tidak bisa BAB sejak awal masuk RS, muntah kehijauanKeadaan umum : lemahKesadaran : kompos mentisTanda- tanda vital TD : 80/50mmhg Nadi : 100x/m RR : 24x/m Tax : 38 CKepala dan leher anemis/ikterik/cyanosis/dispnea : +/-/-/-Thorak Cor Inspeksi : IC tidak tampak Palpasi : IC tidak teraba Perkusi : redup Auskultasi : S1S2 tunggal, e/g/m : -/-/- Gastritis + Candidiasis oral + anemia + Obs. Febris H8 dd tipoid fever dd hepatitis + B20-Inf. RD5 : D10 2 : 1 10 tpm- Inj. ceftriaksone 2x1- Inj. cotrimoxazole 2x1- Inj. Omeprazole 1x1- P/O candistatin 2x1 tts

  • Follow Up

    S O A P Pulmo Inspeksi : simetris, retraksi -/- Palpasi : fremitus raba +/+ Perkusi : sonor Auskultasi : Vesikular +/+, Rh -/-, Whe-/-Abdomen Inspeksi : cembung Auskultasi : bising usus (+) 12 x/menit Palpasi : distended, nyeri tekan epigastrium dan hipokondrium-lumbal dextra, nyeri ketok ginjal (-), hepatomegali (+), splenomegali (-)Perkusi : timpaniExtremitasakral hangat di keempat ekstremitas dan tidak ada edema di keempat ekstremitas

  • Pembahasan

    TextbookPasienAnamnesisKelompok Resiko Tinggi :HomoseksualHeteroseksualPengguna narkoba IVResipien donor darah tanpa tes penapisan terhadap HIVBayi dari Ibu yang terinfeksi HIVKelompok Resiko Rendah :Petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat)Petugas Laboraturium-------

  • Pembahasan

    TextbookPasienManifestasi KlinisStadium IAsimptomatikLimfadenopati generalisata persistenStadium IIPenurunan BB < 10%Manifestasi mukokutaneus minor (dermatitis seborreic, infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut berulang)Herpes zoster 5 tahun terakhirISPA berulangEnsefalopati HIV--+---++++-----

  • Pembahasan

    TextbookPasienStadium IIIPenurunan BB < 10%Diare kronik > 1 bulanDemam tanpa penyebab jelas intermittent dan menetapKandidiasis oralTB paru dalam 1 tahun terakhirPneumonia, piomiositisStadium IVHIV wasting syndromePneumonia pneumokistik kariniiInfeksi toksoplasmosisDiare > 1 bulanInfeksi sitomegalovirusHerpes simpleks > 1 bulanInfeksi mikosisKandidiasisInfeksi mikobaktereriosis atypicalSepsisTB ekstrapulmonerLimfoma malignaSarkoma KaposiEnsefalopati HIV--+---++++-----+----+-

  • Pembahasan

    TextbookPasienPemeriksaan LaboratoriumRapid Test+DiagonisBerdasarkan manifestasi klinisBerdasarkan pemeriksaan laboratorium (rapid test)Tes diagnosticSkreening dengan ELISAKonfirmasi dengan Western Blot, IFA, RIPA++--TatalaksanaTerapi antiretroviralTerapi Infeksi Oportunistik serta malignancy

    Dukungan NutrisiKonseling terhadap penderita maupun keluarganya-Inj. Ceftriakson 2x1Inj. Cotrimoxazole 2x1Inj. Omeprazole 1x1P/O candistatin 2x1 tetes++

  • PembahasanSesuai data yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan kepada pasien. Pasien bukanlah merupakan golongan masyarakat yang memiliki resiko terkena HIV-AIDS. Namun dari pemeriksaan dan hasil laboratorium didapatkan penurunan BB < 10% yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, diare kronik, demam yang berkepanjangan dan terus menerus, kandidiasis oral bahkan sepsis, yang ditunjukkan dari hasil laboratorium pasien berupa peningkatan leukosit > 12000 sel/cu mm, demam > 38OC dan takikardi. Salah satu tes diagnostik HIV-AIDS juga telah dilakukan dengan metode rapid test yang menunjukkan hasil yang reaktif.

  • PembahasanSesuai dengan diagnosis penegakan HIV-AIDS, yaitu berdasarkan manifestasi klinis dan pemeriksaan laboraturium, data yang diperoleh dari pasien tersebut menunjukkan bahwa pasien reaktif terinfeksi virus HIV dan telah mengalami AIDS stadium IV. Hal ini terjadi karena pada riwayat lingkungan pasien, didapatkan bahwa suami pasien merupakan pasien yang rutin menjalani terapi dan kontrol di poli VCT RSD dr Soebandi sehingga merupakan salah satu faktor yang mendukung mudah terinfeksinya pasien terhadap HIV.

  • PembahasanInfeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui mukosa genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui komponen darah yang terkontaminasi, dan transmisi vertikal dari ibu ke janin.Sebenarnya risiko penularan HIV melalui tusukan jarum maupun percikan cairan darah sangat rendah. Risiko penularan melalui perlukaan kulit (misal akibat tusukan jarum atau luka karena benda tajam yang tercemar HIV) hanya sekitar 0,3% sedangkan risiko penularan akibat terpercik cairan tubuh yang tercemar HIV pada mukosa sebesar 0,09%. (Djauzi S dkk, 2002)

  • Definisi AIDSAcquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. (Djoerban Z dkk, 2006)

  • EPIDEMIOLOGILaporan UNAIDS-WHO menunjukkan bahwa AIDS telah merenggut lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1981. Pada tahun 2009, jumlah odha diperkirakan mencapai 33,3 juta orang, dengan sebangian besar penderitanya adalah usia produktif , 15,9 juta penderita adalah perempuan dan 2,5 juta adalah anak-anak. Dengan jumlah kasus baru HIV sebanyak 2.6 juta jiwa. Dari jumlah kasus baru tersebut, sekitar 370 ribu di antaranya terjadi pada anak-anak. Pada tahun yang sama, lebih dari dua juta orang meninggal karena AIDS. (WHO,2010 )

  • ETIOLOGIAIDS disebabkan oleh infeksi HIV. HIV adalah suatu virus RNA berbentuk sferis yang termasuk retrovirus dari famili Lentivirus. Strukturnya tersusun atas beberapa lapisan dimana lapisan terluar (envelop) berupa glikoprotein gp120 yang melekat pada glikoprotein gp41. Selubung glikoprotein ini berafinitas tinggi terhadap molekul CD4 pada permukaan T-helper lymphosit dan monosit atau makrofag.

  • Mode PenularanInfeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui mukosa genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui komponen darah yang terkontaminasi, dan transmisi vertikal dari ibu ke janinSumber : Djauzi S, 2002

    Risiko tinggi Risiko masih sulit ditentukan Risiko rendah selama tidak terkontaminasi darah Darah, serumSemenSputumSekresi vaginaCairan amnionCairan serebrospinalCairan pleuraCairan peritonealCairan perikardialCairan synovialMukosa seriksMuntahFesesSalivaKeringatAir mataUrin

  • Patogenesis

  • Stadium Klinis

    Stadium 1 AsimptomatikTidak ada penurunan berat badanTidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata PersistenStadium 2 Sakit ringanPenurunan BB 5-10%ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitisHerpes zoster dalam 5 tahun terakhirLuka di sekitar bibir (keilitis angularis)Ulkus mulut berulangRuam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)Dermatitis seboroikInfeksi jamur kuku

  • Stadium Klinis

    Stadium 3 Sakit sedangPenurunan berat badan > 10%Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan Kandidosis oral atau vaginalOral hairy leukoplakiaTB Paru dalam 1 tahun terakhirInfeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)TB limfadenopatiGingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akutAnemia (Hb

  • DiagnosisAnamnesis yang lengkap termasuk risiko pajanan HIV , pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan konseling perlu dilakukan pada setiap odha saat kunjungan pertama kali ke sarana kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis, diperolehnya data dasar mengenai pemeriksaan fisik dan laboratorium, memastikan pasien memahami tentang infeksi HIV, dan untuk menentukan tata laksana selanjutnya.

  • Faktor ResikoSumber : Depkes RI 2007

    Penjaja seks laki-laki atau perempuanPengguna napza suntik (dahulu atau sekarang)Laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki (LSL) dan transgender (waria)Pernah berhubungan seks tanpa pelindung dengan penjaja seks komersialPernah atau sedang mengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS)Pernah mendapatkan transfusi darah atau resipient produk darahSuntikan, tato, tindik, dengan menggunakan alat non steril.

  • Pemeriksaan LabSumber : Depkes RI 2007

    Tes antibodi terhadap HIV (AI);Tes Hitung jumlah sel T CD4 T (AI);HIV RNA plasma (viral load) (AI);Pemeriksaan darah perifer lengkap, profil kimia, SGOT, SGPT, BUN dan kreatinin, urinalisis, tes mantux, serologi hepatitis A, B, dan C, anti-Toxoplasma gondii IgG, dan pemeriksaan Pap-smear pada perempuan (AIII);Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan profil lipid pada pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular dan sebagai penilaian awal sebelum inisasi kombinasi terapi (AIII);

  • Tata LaksanaPengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV).Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi.Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang lebih baik

  • Terapi pada ODHA dewasaSumber : Depkes RI, 2007

    Stadium KlinisBila tersedia pemeriksaan CD4Jika tidak tersedia pemeriksaan CD41Terapi antiretroviral dimulai bila CD4

  • PrognosisDubia ad Malam

  • TERIMA KASIH