227871020 combustio referat fix

41
1 BAB I PENDAHULUAN Luka bakar atau combustio merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. 1 Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan sebagai berikut : 1. terdapat kuman dengan patogenitas tinggi 2. terdapat banyak jaringan mati 3. mengeluarkan banyak air, serum dan darah 4. terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkena trauma) 5. memerlukan jaringan untuk menutup. 2 Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. 2

Upload: alif-fiola

Post on 18-Nov-2015

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdsdada

TRANSCRIPT

27

BAB IPENDAHULUANLuka bakar atau combustio merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.1Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan sebagai berikut :1.terdapat kuman dengan patogenitas tinggi2.terdapat banyak jaringan mati3.mengeluarkan banyak air, serum dan darah4.terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkena trauma)5.memerlukan jaringan untuk menutup. 2Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial.2Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi.1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1ANATOMI DAN HISTOLOGI KULITKulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.3,42.1.1EPIDERMISEpidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :1. Stratum Korneum: Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.2. Stratum Lusidum: Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.Tidak tampak pada kulit tipis.3. Stratum Granulosum: Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.Terdapat sel Langerhans.4. Stratum Spinosum: Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.3,42.1.2 DERMISTerdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan : Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler; tebal : terdiri dari jaringan ikat padat.Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis:struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi .3,42.1.3 SUBKUTISMerupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.3,4

2.2 DEFINISILuka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).1,52.3 EtiologiBeberapa penyebab luka bakar adalah sebagai berikut:1,2 Luka bakar karena kobaran api. Luka bakar karena cairan panas. Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat). Luka bakar karena listrik dan petir. Luka bakar karena kontak lainnya.2.4 PATOGENESISAkibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.1Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.1,2,5,6Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakanmukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis.2,6

2.5 PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR1,2,3A. Luka bakar derajat 1 mengenai epidermis paling sering diakibatkan oleh paparn sinar ultraviolet yang lama atau paparan panas singkat tidak dipertimbangkan dalam perhitungan LPPT, karena tidak bermakna secara fisiologis kulit tampak berwarna merah muda atau sedikit merah, kering, dan tanpa lepuh akan sembuh dalam 2-3 hari. Pengobatan simtomatik : kompres dingin guna meringkan nyeriB. Luka bakar derajat 2Luka bakar yang melibatkan epidermis dan dermis dikenal sebagai luka bakar ketebalan parsial, atau derajat dua, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi 3 subtipe :1. ParsialBerwarna merah dan basah, pembentukan bula yang khas, dan kepekaan nyeri yang hebat terhadap rangsang. Luka ini timbul setelah kontak dalam waktu singkat dengan cairan panas, sengatan listrik atau jilatan api. Luka ini akan sembuh spontan dalam waktu 2 minggu setelah cedera.2. DalamAdalah luka yang sembuh dalam waktu lebih dari 3 minggu ; penyembuhan yang lama ini seringkali menyebabkan pembutkan jaringan parut. Luka ini dapat tibul akibat terendam dalam cairan yang panas, dan jilatan api. Luka ini khas berwarna merah cerah atau kuning keputihan, permukaannya sedikit basah dan menunjukkan berkurangnya sensasi tusukan jarum. Jika penyembuhan optimal tidak tercapai dengan penatalaksanaan luka konvensional, maka hasil yang lebih baik dapat dilakukan cangkok kulit ketebalan parsial. 3. Tidak dapat ditentukanOleh karena susah menentukan pada saat terjadinya luka, apakah jenis luka ini membutuhkan cangkok kulit atau dibiarkan penyembuhan luka secara alami diperlukan waktu observasi selama 2 minggu oleh dokter bedah, baru kemudian dapat ditentukan tindakan apa yang akan dilakukan.C. Luka bakar derajat 3Luka bakar derajat 3 atau luka bakar ketebalan penuh biasanyanya dapat mudah dikenali. Luka ini diakibatkan oleh sengatan listrik tegangan tinggi, paparan terhadap zat kimia yang pekat, kontak yang lama dengan benda yang panas atau jilatan api. Dapat terlihat berwarna putih seperti mutiara, atau seperti kertas perkamen, dan melalui jaringan yang mati dapat terlihat vena yang mengalami trombosis dan dikenali sebagai skar. Tanda khas luka ini yaitu keirng dan mati rasa, dan luka ini bersifat kaku, dan apabila terjadi melingkar pada dada atau ekstremitas mungkin memerlukan nekrotomi.Perbedaan pada anak-anak, luka bakar derajat 3 pada anak-anak secara khas berwarna merah pekat dan sangat jarang berwarna putih atau seperti perkamen. Karena warnanya inilah maka pada awalnya luka ini sering kali digolongkan sebagai luka bakar derajat dua baru setelah 4-5 hari luka-luka ini akan tampak jelas, berupa luka bakar ketebalan penuh yang klasik.

2.6 PENILAIAN PASIEN LUKA BAKAR2.6.1 AnamnesisYang diperlukan untuk penatalaksanaan awal adalah tanggal, jam, dan lokasi geografis dari cedera. Dan pengobatan resusitasi apa yang telah dilakukan pada tempat kejadian jika pasien ditemukan dalam keadaan henti jatung. Penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya, misalnya seperti diabetes melitus, penyakit paru kronis, penyakit serebrovaskular dan AIDS, memperburuk prognosis dan perlu dicatat. 12.6.2 Penentuan Derajat LukaLuasnya daerah permukaan tubuh total yang terbakar menentukan kebutuhan cairan, dosis obat dan prognosis. Ukuran luka bakar dapat ditentukan dengan mempergunakan wallace rule of nine. Luasnya cedera lebih penting dibandingkan dalamnya luka dalam penentuan perawatan pada hari-hari pertama dirawat. Kedalama luka menjadi hal berikutnya yang diperhatikan, yaitu saat eveluasi pasien untuk melakukan prosedur pembedahan dan perawatan rehabilitasi jangka panjang.

2.6.3 Kriteria Berat Ringan luka bakarKriteria berat ringannya luka bakar menurut American Burn Association yakni :2,3,5a. Luka Bakar Ringan.- Luka bakar derajat II 80% TBSA), akan timbul kesulitan mendapatkan donor kulit. Untuk itu telah dikembangkan metode baru yaitu dengan kultur keratinocyte. Keratinocyte didapat dengan cara biopsi kulit dari kulit pasien sendiri. Tapi kerugian dari metode ini adalah membuthkan waktu yang cukup lama (2-3 minggu) sampai kulit (autograft) yang baru tumbuh dan sering timbul luka parut.Metode ini juga sangat mahal2.14 ANTIMIKROBA1Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka. Bila jumlah kuman sudah mencapai 105organisme jaringan, kuman tersebut dapat menembus ke dalam jaringan yang lebih dalam kemudian menginvasi ke pembuluh darah dan mengakibatkan infeksi sistemik yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian antimikroba ini dapat secara topikal atau sistemik. Pemberian secara topikal dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam. Contoh antibiotik yang sering dipakai :Salep: Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B, Nysatatin, mupirocin , Mebo.

2.15 KONTROL RASA SAKIT1Rasa sakit merupakan masalah yang signifikan untuk pasienyang mengalami luka bakar untuk melalui masa pengobatan. Pada luka bakar yang mengenai jaringan epidermis akan menghasilkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman. Dengan tidak terdapatnya jaringan epidermis (jaringan pelindung kulit), ujung saraf bebas akan lebih mudah tersensitasi oleh rangsangan. Pada luka bakar derajat II yang dirasakan paling nyeri, sedangkan luka bakar derajat III atau IV yang lebih dalam, sudah tidak dirasakan nyeri atau hanya sedikit sekali. Saat timbul rasa nyeri terjadi peningkatan katekolamin yang mengakibatkan peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan respirasi, penurunan saturasi oksigen, tangan menjadi berkeringat, flush pada wajah dan dilatasi pupil.Pasien akan mengalami nyeri terutama saat ganti balut, prosedur operasi, atau saat terapi rehabilitasi. Dalam kontrol rasa sakit digunakan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya dari golongan opioid dan NSAID. Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous oxide) digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat ganti balut. Dapat juga digunakan obat psikotropik sepeti anxiolitik, tranquilizer dan anti depresan. Penggunaan benzodiazepin dbersama opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan mengurangi efek dari opioid.2.16 ESCHAROTOMY1,8Luka bakar grade III yang melingkar pada ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi cairan, dan saat adanya pengerutan keropeng. Iskemi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada jari-jari tangan dan kaki. Tanda dini iskemi adalah nyeri, kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada ujung-ujung distal. Juga luka bakar menyeluruh pada bagian thorax atau abdomen dapat menyebabkan gangguan respirasi, dan hal ini dapat dihilangkan dengan escharotomy. Dilakukan insisi memanjang yang membuka keropeng sampai penjepitan bebas2.17 PERMASALAHAN PASCA LUKA BAKAR2,8Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali sehingga diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri.Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka bakar: Infeksi dan sepsis Oliguria dan anuria Oedem paru ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome ) Anemia Kontraktur Kematian2.18PROGNOSISPrognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan kecepatan pengobatan medikamentosa. Luka bakar minor dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut. Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin menimbulkan luka parut. Luka bakar mayor membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan akan membentuk jaringan parut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa kasus, pembedahan diperlukan untuk membuang jaringan parut.

BAB IIIKESIMPULAN

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.Luka bakar dibagi menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka bakar yaitu Palmar surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart.Luka bakar dapat disebabkan oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak), air panas, uap panas, gas panas, listrik, semburan panas dan ter.Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan darah, radiologi, tes dengan fiberoptic bronchoscopy terutama untuk luka bakar inhalasi.Penanganan luka bakar dapat secara konservatif seperti resusitasi cairan, penggantian darah, perawatan luka bakar, pemberian antimikroba serta analgetik, perbaikan nutrisi sampai tindakan pembedahan seperti Early Exicision and Grafting(E&G), Escharotomy.Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi dan kecepatan pengobatan medikamentosa.

DAFTAR PUSTAKA1. Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2012. Luka Bakar: Konsep Umum Dan Investigasi Berbasis Klinis Luka Antemortem Dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar. 2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar: Teks Dan Atlas. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 4. Sjamsuhidajat R, de Jong W. 2009. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 5. Brusselaers et.al, 2010. Severe Burn Injury in Europe: a systematic review of the incidency, etiology, morbidity and morality. Department of General Internal Medicine, Infectious Diseases and Psychosomatic Medicine, Ghent University Hospital, De Pintelaan 185, Ghent 9000, Belgium.6. Othman et.al, 2010. Epidemiology of burn injuries in the east mediterranian region : a systematic review. School of Community Health Sciences, University of Nottingham, Nottingham, UK.7. Azhari, nefrianita. 2012. Hubungan Body Image Dengan Mekanisme Koping Yang Digunakan Penderita Luka Bakar Yang Dirawat Di Ruang Khusus Luka Bakar Bangsal Bedah RSUP M.Djamil Padang. Fakultas Kedokteran Universitas Padang. 8. Gupta A.K. et.al. 2011. A Clinico EidemiologicStudy of 892 Patients with Burn Injuries at a Tertiary Care Hospital in unjab India. Journalof Emergencies, Trauma and Shock. Vol.4 pp 7-11