2.1.2. kepuasan pelanggan -...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pelanggan
2.1.1. Pengertian Pelanggan
Menurut Kotler ( 2006, p 132) Pelanggan adalah setiap orang pemakai barang dan
atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan, dan telah
melakukan pembelian pada took yang sama dalam frekuensi waktu tertentu. Jika tujuan
pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor.
Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya pelanggan adalah raja
sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah
seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak – hak pelanggan.
Pada era ekonomi sekarang, banyak perusahaan yang telah merubah cara pandang
terhadap letak pelanggan dalam pyramid organisasi. Dimana pada pandangan tradisional,
pelanggan di letakkan di paling bawah dan top management berada di puncak. Namun
seiring dengan perubahan, perusahaan lebih mementingkan pelanggan, sehingga pyramid
tersebut dibalik menjadi pelanggan di taruh di tempat paling atas.
Menurut M. Rizal Ismail (2007,
http://www.majalahpengusaha.com/content/view/281/93/ ), pelanggan dalam arti luas
adalah semua pihak yang memiliki hubungan kerja dengan bisnis, atau semua pihak yang
terkait dalam proses bisnis.
2.1.2. Kepuasan Pelanggan
Dalam persaingan pasar yang ketat, kepuasan konsumen adalah kunci yang dapat
meningkatkan strategi bisnis dan membuat perusahaan berbeda dan unggul dibandingkan
pesaingnya.
Menurut Irawan (2003 , p16), kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai
suatu pengukuran kualitatif dari output yang telah dikonsumsi atau digunakan oleh
konsumen atau pelanggan.
Ada 3 alasan yang mendorong perusahaan perlu melakukan pengukuran kepuasan
pelanggan, antara lain :
Tingkat persaingan yang terus meningkat.
Karena persaingan yang ketat dan kompetitif, pelanggan relaitf mudah pindah ke
perusahaan pesaing. Pindahnya pelanggan ke perusahaan lain berkaitan dengan
tingkat kepuasan terhadap produk, jasa, atau harga yang ditawarkan perusahaan.
Semakin besarnya investasi dan resources yang dicurahkan perusahaan untuk
mengimplementasikan program kepuasan pelanggan.
Karena besarnya investasi yang telah dikeluarkan perusahaan, hal ini membuat
perusahaan dihadapkan kepada resiko dalam membuat keputusan yang
berhubungan dengan program kepuasan pelanggan.
Harapan pelanggan yang berubah dari waktu ke waktu
Karena harapan pelanggan yang selalu berubah tersebut, perusahaan ingin tahu apa
yang menjadi harapan pelanggannya, dan seberapa jauh toleransi pelanggan
terhadap suatu kualitas produk atau pelayanan.
2.1.3. Segmen Kepuasan Pelanggan
Menurut Paul Greenberg (2004 , p48), ada 3 segmen kepuasan pelanggan, antara
lain :
Operasional
Merupakan bagian yang berkaitan dengan operasional perusahaan dan kegiatan rutin
perusahaan yang berupa transaksi internal perusahaan dengan konsumen
Analitikal
Pengambilan data, penyimpanan, proses, dan pelaporan data pelanggan kepada
pemakai.
Kolaboratif
Segala fungsi CRM yang dapat menyediakan interaksi antara konsumen dengan
channel yang ada ( web, email, dan channel komunikasi lainnya).
2.2. Internet
2.2.1. Pengertian Internet
Menurut Strauss (2003, p8) internet adalah suatu jaringan global yang terdiri
dari jaringan – jaringan yang saling berhubungan. Ada 3 tipe dari bentuk jaringan selain
internet, antara lain :
Intranet
Merupakan bentuk kecil dari internet. Intranet hanya merupakan sebuah jaringan
yang berjalan hanya di dalam suatu perusahaan, dengan menggunakan HTML dan
browser.
Extranet
Intranet yang merupakan rantai nilai bagi semua rekan bisnis yang terbatas dan
yang memiliki ijin (supplier, distributor, dan konsumen).
Web
Merupakan bagian dari internet yang mendukung tampilan gambar pengguna untuk
navigasi hypertext dengan menggunakan browser, seperti Internet Explorer atau
Netscape.
Kesimpulannya internet adalah kumpulan dari beberapa jaringan yang saling terhubung
secara internasional.
2.2.2. Sejarah Internet
Internet adalah suatu jaringan global dari banyak komputer yang
dihubungkan oleh seperangkat protokol yang dikenal dengan TCIP / IP
(Transmission Control Protocol / Internet Protocol), yang mengijinkan untuk
berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Pada mulanya, di tahun 1938, sekitar 30 juta computer host terkoneksi ke
internet. Internet terdiri dari WWW (World Wide Web), Usenet (Electronic bulletin
board), Telnet, IRC (Internet Relay Chat), dan FTP (File Transfer Protocol). Bentuk
data yang dapat dikirim melalui internet antara lain suara, teks, video, dan piranti
lunak (software).
Sebelum internet muncul, departemen pertahanan Amerika membuat
ARPAnet pada tahun 1969, yang membuat jaringan komputer tersebar untuk
menghindarkan terjadinya informasi terpusat, sehingga bila terjadi perang dapat
dengan mudah dihancurkan. Apabila salah satu bagian dari jaringan di serang
musuh, jalur yang melalui sambungan tersebut secara otomatis dipindahkan ke
sambungan lainnya. Setelah itu, internet mulai digunakan oleh kalangan akademis
untuk kepentingan penelitian dan pengembangan teknologi. Setelah itu, pada tahun
1990, pemerintah amerika Serikat memberikan ijin ke arah komersial.
2.2.3. Kegunaan Internet
Sarana komunikasi
Internet dapat berguna sebagai sarana komunikasi, baik komunikasi pribadi, maupun
komunikasi bisnis.
Electronic mail (e-mail)
Suatu aplikasi yang memungkinkan pengiriman pesan elektronik melalu
kabel telepon atau melalui jaringan wireless.
Forum
Suatu protokol yang memungkinkan menyimpan pesan – pesan yang sudah
dikirim maupun diterima antar komputer.
Chatting
Memungkinkan dua atau lebih orang berinteraksi dan menulis percakapan
mereka melalui internet secara langsung.
Instant messaging
Komunikasi antara 2 orang atau lebih yang terhubung melalui internet.
Internet telephony
Memungkinkan pengguna dapat berbicara dengan komputer lain yang
memiliki fasilitas menerima panggilan, melalui saluran internet.
Internet fax
Aplikasi yang dapat mengirimkan fax ke tempat yang jauh dengan tarif lokal
dengan layanan internet.
Streaming audio dan video
Memungkinkan untuk melihat atau mendengar musik, video, berita, iklan,
program radio, dan lain – lain.
Sarana bertukar informasi
File Transfer Protocol (FTP)
Memungkinkan pengguna untuk mengakses komputer dan menerima file
dari komputer tersebut.
Layanan web
Meupakan aplikasi yang menyediakan layanan pengiriman jasa melalui internet.
Melalui internet, biaya untuk mengrimkan aplikasi kepada user akan menjadi lebih
murah.
2.2.4. Keuntungan Internet
Global audience
Semua isi yang ada di internet dapat diakses oleh semua orang di seluruh dunia. Hal
ini menjadikan internet sebagai media yang efektif dan hemat biaya, karena dapat
menjangkau hingga 190 negara.
Operates 24 hours, 7 days a week
Tidak perlu menunggu sumber – sumber yang ada untuk memulai bisnis, karena
semua data yang diperlukan, mulai dari permintaan konsumen, hingga proses bisnis
dapat dilakukan secara bersamaan dan dalam waktu yang tak terbatas. Karena itu
internet merupakan media yang efektif dalam waktu.
Relatively inexpensive
Penggunaan internet relatif lebih murah apabila dibandingkan media tradisional
lainnya yang biasa digunakan baik oleh perorangan maupun suatu organisasi untuk
memberikan informasi dan menjangkau seluruh dunia.
Product advertising
Internet dapat menjadi salah satu sarana dalam memasarkan berbagai macam
produk. Sebelum membeli, konsumen dapat mencari spesifikasi produk – produk lain
dan informasi tambahan. Media internet tidak hanya memungkinkan kita untuk
memasukkan spesifikasi produk, tetapi juga file audio, gambar, bahkan video
produk.Selain itu, internet juga memungkinkan para konsumen untuk memilih sendiri
tampilan yang mereka inginkan / kehendaki.
Distribute product catalogs
Internet merupakan media yang efektif dalam mendistribusikan katalog produk.
Biasanya perusahaan harus mengeluarkan uang yang banyak dalam membuat dan
mendistribusikan katalog. Akan tetapi dengan adanya internet, perusahaan dapat
membuat katalog dan menyebarkannya langsung kepada jutaan pengguna di seluruh
dunia dengan cepat.
Online surveys
Melakukan survey dengan cara tradisional relatif lebih lama dan lebih mahal
dibandingkan dengan menggunakan internet. Survey secara online melalui media
internet dapat langsung memberikan hasil secara otomatis melalui suatu system,
yang dapat langsung menganalisis data yang sudah diisi oleh pengguna.
Announcements
Internet menjadi salah satu media alternatif bagi sejumlah organisasi maupun
individu dalam menyebarkan berita atau pemberitahuan. Dengan internet,
pemberitahuan dapat diketahui publik secara cepat, dan dapat langsung diakses oleh
jutaan pengguna.
Provide technical support
Internet dapat menyediakan banyak alternatif bagi kesulitan yang dihadapi oleh
pengguna, karena informasi dapat dikirimkan dengan mudah, dan dapat
diperbaharui setiap saat.
Create online discussion forum
Obtain customer feedback
Karena internet, perusahaan dapat dengan cepat dan interaktif memperoleh
tanggapan atau umpan balik dari pelanggannya.
Immediate distribution of information
Informasi yang disebarkan melalui internet dapat langsung diakses oleh jutaan
pengguna. Internet merupakan media yang dapat menyampaikan pesan secara
cepat dan menghemat waktu pengiriman.
Powerful content publishing tools
Multimedia
Penyampaian informasi melalui media internet dapat sekaligus dibarengi dengan
musik, video, gambar, dan animasi lain, sehingga lebih mudah dan lebih menarik
untuk diakses pengguna.
Formatting
Penyampaian informasi melalui internet dapat diatur sesuai dengan format yang
ingin digunakan oleh pembuat.
2.2.5. Sistem Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi meliputi hardware dan software yang menyampaikan
informasi dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sistem ini dapat mengirimkan tulisan (text),
data, gambar, suara, dokumen, atau video. Komponen – komponen utama dalam sistem
telekomunikasi adalah :
Hardware
Semua jenis komputer (desktop, server, mainframe), dan semua prosesor
komunikasi.
Media komunikasi
Media fisik yang dapat menerima sinyal elektronik yang dikirimkan.
Jaringan komunikasi
Jaringan yang menghubungkan antara computer dan alat komunikasi.
Software komunikasi
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengontrol sistem komunikasi dan seluruh
prosesnya.
Penyedia layanan data
Perusahaan yang menyediakan layanan komunikasi data.
Protokol
Peran penting dalam pengiriman data melalui sistem.
Aplikasi komunikasi
Bisa melalui e-mail, faks, teleconferencing, Electronic Data Interchange (EDI), dan
lain – lain.
2.2.6. E-Bisnis
Menurut Tuban (2002, p5):
“ E-Business refers to a broaders definition of e-commerce, not just the buying and
selling goods and services, but also servicing costumers, collaboration with business
partners, conducting e-learning, and conducting electronic transaction within
organization”
Artinya, E-bisnis memiliki definisi yang lebih luas dari e-commerce, yang tidak hanya terbatas
pada jual – beli barang dan jasa, tetapi juga melayani konsumen, bekerja sama dengan mitra
bisnis, e-learning, serta melakukan transaksi elektronik dalam suatu organisasi.
Menurut Kotler (2004, p74) :
“E-Business describes the use of electronic means and platform to conduct a
company’s business”
Artinya, E-Bisnis mendeskripsikan penggunaan perangkat elektronik dan program dalam
menjalankan bisnis perusahaan.
2.3. Digital Enterprise
Digital enterprise menurut Turban (2008, p29) :
“ A new business model that use IT in a fundamental way to accomplish one or more
three basic objectives : reach and engage customers more effectively, boost
employee productivity, and improve operating efficiency. It uses converged
communication and computing technology in a way that improves business process.”
Artinya, digital enterprise adalah suatu model bisnis baru yang menggunakan teknologi
informasi sebagai dasar untuk mencapai satu atau lebih 3 tujuan utama perusahaan, antara
lain lebih dekat dengan konsumen / pelanggan, meningkatkan produktivitas karyawannya,
dan meningkatkan efisiensi operasi perusahaan. Digital enterprise menggunakan teknologi
komunikasi dan komputer dalam meningkatkan proses bisnis perusahaan.
Non company Manufacturer
Supplier
distributor
Business customers
Sales people and other mobile employee
Contractor
Our Company :
Headquarters Manufacturing Retail stores Employees
Professional associations, large suppliers, competitors
Other extranets
Industry exchanges
Bank and other business partners
Corporate extranet
Corporate intranet
Internet
Gambar 2.1 Digital enterprise
2.4. Customer Relationship Management (CRM)
Pelanggan adalah salah satu kekuatan utama dalam suatu bisnis, dan kesuksesan
suatu perusahaan tergantung kepada seberapa efektif perusahaan menjalin hubungan
dengan para pelanggannya. Menurut Turban (2008, p607), Customer Relationship
Management (CRM) adalah :
“ A customer service approach that focuses on building long-term and sustainable
customer relationship that add value both for the costumer and selling company.”
Artinya, CRM merupakan suatu pendekatan melalui layanan konsumen yang berfokus dalam
membangun hubungan berkelanjutan dan jangka panjang dengan konsumen, yang
memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi perusahaan, maupun bagi
konsumen.
Menurut Francis Buttle (2007, p48), definisi dari Customer Relationship Management
(CRM) adalah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses – proses dan fungsi –
fungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai
bagi para konsumen secara profitabel.
Menurut Kalakota dan Robinson (2004, p172), CRM merupakan suatu fungsi yang
terintegrasi dari segi penjualan, pemasaran , dan pelayanan, yang bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Menurut Jagdish N Sheth (2006, p6) Customer Relationship Management (CRM)
adalah :
“ A comprehensive strategy and process of acquiring, retaining and partnering with
selective customers to create superior value for the company and the customer. ”
Artinya, Customer Relationship Management (CRM) merupakan strategi perusahaan yang
komprehensif dan merupakan suatu proses dalam mendapatkan, mempertahankan atau
menjaga, serta bermitra dengan pelanggan sehingga menghasilkan suatu nilai baik bagi
perusahaan maupun pelanggan.
2.4.1. Tujuan CRM
Menurut Kalakota (2004, p173), tujuan dari CRM antara lain :
- Menggunakan hubungan yang telah ada untuk menigkatkan keuntungan.
Maksudnya, mempersiapkan pandangan yang luas kepada pelanggan untuk
memaksimalkan hubungan mereka dengan perusahaan dengan
menggunakan cross-selling dan up-selling dan di saat yang sama
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan mengidentifikasi
kebutuhan, menarik perhatian, dan mempertahankan pelanggan yang
potensial.
- Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan yang
terbaik. Dengan menggunakan informasi pelanggan saat pemberian
pelayanan yang lebih baik terhadap pemenuhan kebutuhannya, berarti
perusahaan telah menghemat waktu untuk mengumpulkan informasi mereka
dan kemudian dapat menganalisa dan memberikan yang lebih baik lagi.
Tujuan keseluruhan dari CRM adalah untuk meningkatkan produktivitas pemasaran
dan meningkatkan nilai bagi semua pihak yang memiliki hubungan, baik pelanggan,
perusahaan, pemasok (supplier), dan pihak – pihak lain yang berhubungan dengan
perusahaan.
2.4.2. Klasifikasi CRM
• Loyalty programs
Program ini dilakukan untuk meningkatkan loyalitas konsumen.
• Prospecting
Program promosi ini dilakukan untuk mendapatkan konsumen baru atau
konsumen pertama.
• Save or win back
Program ini dilakukan untuk menjaga agar pelanggan tetap setia kepada
perusahaan, atau berusaha agar yang sudah tidak memakai produk
perusahaan untuk kembali lagi menggunakan produk / jasa yang dihasilkan
perusahaan.
• Cross-sell or up-sell
Dengan menawarkan barang pelengkap (complementary) kepada konsumen,
yang biasa disebut juga cross-sell. Atau meningkatkan produk sesuai
dengan yang diinginkan konsumen,yang disebut juga up-sell. Perusahaan
berusaha membuat konsumen puas dan meningkatkan pendapatan.
2.4.3. Electronic Customer Relationship Management (E-CRM)
Dulu, banyak perusahaan yang telah berhasil dalam bisnisnya sebelum ditemukannya
computer, dan perusahaan tidak perlu mengatur hubungannya dengan para pelanggan
mereka. Akan tetapi, pada pertengahan tahun 1990an, persaingan mulai bertambah ketat,
dan CRM ikut berperan penting bagi perusahaan dalam menghadapi ketatnya persaingan dan
perubahan yang ada.
E-CRM menurut Turban (2008, p 607), merupakan Customer Relationship
Management (CRM) yang dilakukan secara elektronik.
Menurut Kalakota (2004, p148) E-CRM merupakan manajemen pelanggan untuk
eBisnis yang harus berhadapan dengan kompleksitas dari manajemen yang menarik bagi
pelanggan dan partner bisnis dalam berbagai macam media, yang meliputi media online dan
offline, personal contact, dan media komunikasi elektronik lainnya. E-CRM diperlukan untuk
menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam mengatur data – data pelanggan.
Sistem ini juga mengotomatisasi efisiensi dan kinerja perusahaan dalam hal – hal yang
berhubungan dengan pelanggan mereka.
Dengan adanya internet, data mengenai konsumen dapat dengan mudah dibuat dan
didapat, dikirimkan ke bagian pemasaran, penjualan, dan bagian layanan konsumen untuk
dianalisis. Seiring dengan berubahnya keadaan dan persaingan, E-CRM menjadi salah satu
persyaratan bagi perusahaan untuk tetap bertahan, tidak hanya sebagai keunggulan
kompetitif perusahaan, akan tetapi E-CRM dapat berhubungan dengan metode, alat, desain
harga bagi produk / jasa digital dan program loyalitas konsumen.
2.4.4. Ruang Lingkup Customer Relationship Management (CRM)
• Foundation services
Layanan yang berupa layanan dasar, meliputi kecepatan respon, efektifitas,
dan pemenuhan order pelanggan.
• Customer-centered services
Layanan ini meliputi catatan pemesanan, konfigurasi dan kustomisasi, dan
keamanan. Layanan ini merupakan yang terpenting bagi konsumen.
• Value-added services
Merupakan layanan ekstra atau tambahan, misalnya lelang online, pelatihan
online, dan pendidikan online.
2.4.5. Tahap dalam Implementasi Customer Relationship Management (CRM)
Menurut Bryan Bergeron (2002) terdapat beberapa fase dalam
mengimplementasikan Customer Relationship Management (CRM)dalam suatu
perusahaan, yaitu:
I : Pengumpulan data (data gathering)
Merupakan salah satu kunci sukses dalam perencanaan CRM bagi
perusahaan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca data - data,
mengikuti seminar, meminta data dari perusahaan atau pihak intern perusahaan,
informasi dari kolega, atau menggunakan jasa konsultan. E-CRM dapat dikatakan
berhasil apabila interaksi pelanggan dengan sales representative lebih sedikit dan
mulai beralih ke penggunaan situs perusahaan, penggunaan e-mail dalam pelayanan
konsumen, penyimpanan data konsumen ke dalam sistem perusahaan, dan
pembelian / bisnis berulang atau berkelanjutan dari pelanggan utama.
II : Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan langkah awal pertama yang dilakukan dalam
mengimpelentasikan CRM dari teori ke dalam prakteknya. Dalam perencanaan, perlu
ditetapkan hal – hal apa saja yang perlu dilakukan dan siapa yang akan melakukan
(actor). Untuk menentukan hal tersebut, dibutuhkan spesifikasi dari hal – hal yang
diperlukan dan spesifikasi fungsional, yang meliputi perkiraan biaya yang
dikeluarkan, spesifikasi sumber daya, dan perkiraan Return on Investment (ROI)
yang tepat, serta menentukan jangka waktu pengimplementasian E-CRM.
III : Tindakan (Action)
Setelah menentukan jangka waktu pelaksanaan serta kriteria – kriteria serta
sumber daya yang akan digunakan dalam mengimplementasikan E-CRM, maka
sistem CRM dalam perusahaan pun dapat dibuat. Dengan pendukung yang baik,
pelatihan, penempatan posisi yang tepat, serta perawatan yang berkelanjutan, maka
system yang ada akan bekerja sebagaimana yang telah dirancang.
Dalam merancang E-CRM berbasis web yang baik, ada elemen – elemen
yang perlu diperhatikan. Menurut Mohammad ( 2003 , p161) elemen – elemen
tersebut adalah :
‐ Context
Konteks dalam sebuah web harus dapat menangkap estetika dan
berfungsi untuk dapat melihat dan merasakan. Beberapa situs
mengutamakan tampilan yang menarik, warna – warna, dan segi
desain, sementara ada juga web lain yang mengutamakan tujuan
lain yang bermanfaat, seperti membuat navigasi.
‐ Content
Isi dapat ditegaskan dengan semua hal yang ada di dalam web.
Berbagai media yang digunakan (misalnya video, gambar, teks, dan
audio) harus dapat menyampaikan pesan dengan sebaik – baiknya
di antara produk, jasa, dan penyediaan informasi. Konteks sebagian
besar berfokus pada bagaimana desain suatu website dibuat,
sedangkan isi (content) berfokus kepada apa yang inginn
dipresentasikan.
‐ Community
Komunitas dapat dijelaskan sebagai sebuah hubungan yang dijalin
berdasarkan ketertarikan yang sama. Komunitas dapat menciptakan
sebuah isi (content) atau jasa yang dapat menarik konsumen untuk
mengunjungi sebuah website. Komunitas dapat juga membangun
hubungan yang erat antara perusahaan dengan konsumen, juga
antara sesame konsumen.
‐ Customization
Kemampuan situs dalam memberikan sesuatu yang berbeda untuk
tiap konsumen atau member kebebasan bagi konsumen untuk
membuat personalisasi dalam website.
‐ Communication
Menunjuk kepada dialog yang melibatkan website dan para
penggunanya. Komunikasi ini dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu
perusahaan kepada user (email), user ke perusahaan ( permintaan
customer service), dan dari user ke user ( instant messaging) .
‐ Connection
Tersedianya hubungan (link) antara 1 situs ke situs lainnya.
‐ Commerce
Berhubungan dengan kapasitas / kemampuan suatu website dalam
melakukan transaksi (penjualan produk / jasa ), dengan adanya
fasilitas keranjang belanja (shopping carts), pilihan pengiriman, dan
pembayaran, pemeriksaan dan konfirmasi pesanan.
IV : Penilaian (Assessment)
Sistem CRM harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar sistem yang ada
mempengaruhi perusahaan. Tujuan utamanya adalah memberikan pelanggan
pengalaman positif, dan menanyakan pendapat konsumen tentang pelayanan
perusahaan (feedback).
V : Perbaikan (Correction)
Perbaikan dilakukan berdasarkan feedback dari pelanggan yang dilakukan
dalam fase penilaian, dan harus dilakukan untuk meningkatkan / memperbaiki
sistem.
2.4.6. Keuntungan dan Kelemahan Customer Relationship Management (CRM)
Keuntungan utama Customer Relationship Management (CRM) adalah
merupakan layanan konsumen yang paling tepat dengan penggunaan internet dan
teknologi informasi. CRM menyediakan berbagai pilihan produk dan jasa, respon dan
solusi pemecahan masalah yang cepat, cepat dan mudah dalam mengakses
informasi. Perusahaan meningkatkan keunggulan kompetitifnya dengan terus
memperbaiki kualitas CRM-nya.
Kelemahan utama Customer Relationship Management (CRM) adalah sulit
dan membutuhkan biaya dalam mengintegrasikan sistem – sistem informasi yang
ada di dalam perusahaan, dan sulit untuk mendukung karyawan mobile, karena
aplikasi CRM yang dapat diakses melalui ponsel masih sedikit.
2.4.7. Faktor Implementasi CRM yang Efektif
Ada 5 faktor yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan CRM secara
efektif, antara lain :
Customer-centric strategy
Strategi ini harus diterapkan pada level pertama perusahaan, harus konsisten dan
berdasarkan strategi perusahaan, serta dikomunikasikan dengan seluruh karyawan.
Komitmen
Semua karyawan dan pihak – pihak dalam perusahaan harus memiliki komitmen
dalam menjalankan strategi perusahaan. Para karyawan juga harus memiliki
keinginan untuk meningkatkan kemampuan teknologi yang penting bagi mereka.
Meningkatkan dan mendesain ulang proses
Mendesain ulang proses bisnis perusahaan yang berhubungan dengan CRM.
Teknologi software
Software CRM dapat mencatat transaksi bisnis yang terjadi, memfasilitasi
penyimpanan data, analisis data, pengambilan keputusan, alat pemasaran.
Perusahaan harus menentukan aplikasi CRM mana yang sesuai bagi perusahaan
mereka dan dapat diimplementasikan.
Infrastruktur
Pelaksanaan CRM yang baik membutuhkan infrastruktur perusahaan yang tepat,
meliputi pengaturan jaringan, penyimpanan data, backup data, server, dan lain –
Call centers Blogs, Discussion groups Sales people Purchasing records Surveys (opinion) Complaints Internet activities
Data warehouse, Mart, Databases
CRM Customer service Self service Advertise Marketing strategy Communication Collaboration
Customer’s profile
Data mining business and predictive analysis
Web mining
lain. Hanya perusahaan dengan infrastruktur yang matang dan tersusun dengan baik
yang dapat melaksanakan CRM yang efektif.
2.4.8. Analisis Customer Relationship Management (CRM)
Analisis CRM menurut Turban (2008, p611) adalah menerapkan teknik analisis bisnis
dan bisnis intelijen, seperti data mining, dan proses analisis online ke dalam aplikasi CRM.
Keuntungan dari analisis CRM adalah dapat mengelompokkan konsumen ke dalam segmen –
segmen, hubungan yang lebih produktif dengan konsumen dalam hal penjualan produk /
jasa, serta peningkatan dalam perencanaan periklanan, strategi pemasaran, manajemen
ranta pasokan, biaya yang lebih murah, dan harga yang lebih kompetitif.
Original storage Decissions
Customers data processing Analysis Actions
Gambar 2.2 Analisis CRM
2.4.9. Klasifikasi Aplikasi Customer Relationship Management (CRM)
The Patricia Seabold Group (2006) mengklasifikasikan aplikasi CRM menjadi 3
kategori, yaitu :
- Customer-facing applications
- Customer-touching applications
- Customer-centric intelligence applications
2.4.9.1. Customer-facing Applications
Mencakup seluruh kegiatan yang berupa interaksi antara konsumen dengan
perusahaan. Contoh aplikasi ini adalah :
o Customer Interaction Center (CIC)
Layanan konsumen, dimana perusahaan menangani permasalahan atau
keluhan yang dihadapi dan berkomunikasi dengan konsumen melalui
berbagai media.
o Sales force automation
Bagian penjualan (sales force) merupakan bagian yang berinteraksi secara
langsung dengan konsumen, baik secara individual maupun bisnis. Dengan
adanya otomatisasi dan bantuan komputer yang baik, maka kinerja mereka
dalam menyampaikan informasi kepada perusahaan akan semakin baik dan
cepat. Aplikasi Sales Force Automation (SFA) membantu bagian penjualan
untuk mengatur pesanan, prospek, dan konsumen yang terhubung langsung
dengan sistem perusahaan.
o Penjawab e-mail otomatis
Suatu perusahaan dalam satu hari atau minggu bisa mendapatkan ribuan e-
mail, dan menjawab e-mail tersebut secara manual dapat menjadi sangat
mahal dan membuang banyak waktu. Selain itu, konsumen biasanya
menginginkan jawaban yang cepat dari perusahaan. Oleh karena itu, banyak
perusahaan yang telah menggunakan penjawab e-mail otomatis
(Autoresponder) untuk menangani e-mail – e-mail konsumen yang masuk.
Autoresponder adalah system yang secara otomatis menjawab pertanyaan
yang biasa ditanyakan oleh konsumen dalam bentuk tulisan (text) yang
dikirimkan melalui e-mail.
2.4.9.2. Customer-touching Applications
Customer-touching applications adalah dimana konsumen berinteraksi
dengan program komputer lebih banyak daripada berinteraksi dengan manusia.
Contoh – contoh aplikasi ini yang biasa digunakan adalah :
o Personalized Web Pages
Beberapa situs web perusahaan menyediakan pilihan dimana konsumen bisa
mengatur sendiri seperti apa yang konsumen inginkan, atau berita apa yang
ingin ditampilkan.
o Web Self-Service
Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melayani diri
mereka sendiri dan mengakses informasi yang mereka butuhkan secara
langsung, tanpa bantuan dari layanan konsumen perusahaan. Keuntungan
dari aplikasi ini adalah konsumen bisa mendapatkan informasi atau jawaban
yang mereka butuhkan secara cepat, lebih lengkap, akurat, dan kepuasan
konsumen yang lebih tinggi.
o E-Commerce Applications
Aplikasi ini memungkinkan konsumen untuk dapat berbelanja secara virtual ,
serta dapat melayani dirinya sendiri dan mengakses informasi yang
diinginkan, misalnya histori pembelian, status pemesanan. Aplikasi ini dapat
menghemat biaya yang dikeluarkan konsumen, serta meningkatkan
kepuasan pelanggan.
2.4.9.3. Customer-centric Applications
Merupakan suatu aplikasi yang dapat menganalisis hasil dari proses
operasional dan menggunakan hasil yang ada untuk meningkatkan aplikasi CRM
yang ada. Aplikasi ini terdiri dari :
o Data Reporting and Warehousing
Laporan data (Data reporting) merupakan data, baik yang mentah maupun
yang sudah dianalisis, yang dapat dilihat dan dianalisis oleh manajer.
Biasanya data berbentuk tabular atau grafik. Data warehouse adalah suatu
media dimana perusahaan menyimpan data perusahaan dalam suatu server,
sehingga apabila suatu hari data tersebut dibutuhkan, data itu dapat dengan
mudah diakses.
o Data Analysis and Mining
Analisis data (Data analysis) dapat dilakukan menggunakan aplikasi analisis
data yang dapat secara otomatis memproses dan menganalisis data yang
ada. Sedangkan data mining adalah suatu proses analisa yang melibatkan
data dalam jumlah besar untuk mengetahui pola yang sebelumnya.
2.4.10 Rantai Nilai CRM
Menurut Jagdish N Sheth (2001, p 47), rantai nilai CRM terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu :
Customer Data Customer Information Customer Knowledge
Wisdom to Completely satisfy Customers
Dalam membangun hubungan pelanggan yang baik, maka perusahaan
membutuhkan pengetahuan tentang pelanggan – pelanggannya. Oleh
karena itu, suatu perusahaan yang menerapkan CRM membutuhkan
manajemen pengetahuan data pelanggan yang baik.
• Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan)
Menurut Jagdish N Seth (2001, p 46) manajemen pengetahuan
adalah suatu disiplin manajemen yang menganggap modal intelektual
sebagai hal yang bernilai yang harus dijaga dan dikelola dengan baik.
Manajemen pengetahuan ini diperlukan untuk memberikan pengertian
tentang data dan pengetahuan – pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mengetahui keinginan pelanggan yang sebenarnya dan memberikan
kepuasan lebih bagi pelanggan.
2.5. Manajemen Strategis
Dalam menghadapi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dari waktu ke waktu,
perusahaan tentu harus merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif agar bisa
terus bertahan dan mengembangkan bisnisnya.
Menurut Robbins (2004, p196), manajemen strategis adalah sekolompok keputusan
dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi. Manajemen
strategis mencakup semua fungsi dasar manajemen, yaitu strategi organisasi harus
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikendalikan.
2.5.1. Tujuan Manajemen Strategis
Manajemen strategis sangat penting karena manajemen strategis mencakup banyak
keputusan yang dibuat oleh manajer. Dengan adanya manajemen strategis dalam suatu
Mengidentifikasi misi, tujuan, dan strategi terkini organisasi (1)
Mengimplementasikan strategi (7)
Merumuskan strategi (6)
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (5)
Mengidentifikasi peluang dan ancaman
(3)
Menganalisis sumber daya organisasi (4)
Menganalisis lingkungan (2)
Evaluasi Hasil (8)
perusahaan, terbukti dapat memberikan perusahaan tersebut suatu sasaran yang jelas dan
visi yang seragam antara para karyawannya, selain itu, perusahaan yang memiliki system
manajemen strategis memiliki hasil pengembalian keuangan yang lebih tinggi daripada
perusahaan yang tidak memiliki strategi.
2.5.2. Proses Manajemen Strategis
Gambar 2.3 Proses Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis merupakan proses 8 langkah yang mencakup
perencanaan, implementasi, dan evaluasi strategis. 8 langkah proses manajemen strategis
tersebut antara lain :
2.5.2.1. Langkah 1 : Mengidentifikasi Misi, Tujuan, dan Strategi
Perusahaan
Setiap perusahaan membutuhkan misi, yang menjelaskan alasan perusahaan
bergerak di bidang ini. Seorang manager perlu mengidentifikasikan sasaran yang ada
dan strategi yang digunakan. Sasaran merupakan dasar perencanaan.
2.5.2.2. Langkah 2 : Menganalisis Lingkungan
Menganalisis lingkungan merupakan langkah yang menentukan keberhasilan
proses strategi. Strategi yang berhasil merupakan strategi yang sesuai dengan
keadaan lingkungan. Para manajer perlu mengetahui perubahan apa saja yang
cenderung terjadi, apa yang dilakukan oleh pesaing, Undang – undang yang berlaku
yang dapat mempengaruhi organisasi. Apabila manajer sudah mengetahui keadaan
lingkungan yang mempengaruhi perusahaan, manager dapat mengambil keputusan
yang tepat sesuai dengan keadaan yang ada.
2.5.2.3. Langkah 3 : Mengidentifikasi Peluang dan Ancaman
Setelah menganalisis lingkungan, manajer harus menilai apa yang dapat
menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan organisasi untuk mendapatkan laba, serta
apa ancaman yang harus dihadapi. Peluang adalah kecenderungan positif faktor –
faktor lingkungan eksternal. Ancaman adalah kecenderungan negatif faktor – faktor
lingkungan eksternal.
o Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Agar dapat menghasilkan strategi perusahaan yang kompetitif, maka
perlu adanya peninjauan tentang situasi lingkungan yang dihadapi
perusahaan saat ini. Perusahaan memiliki 2 faktor lingkungan, antara lain :
Lingkungan internal , dan lingkungan eksternal. Baik faktor internal,
maupun eksternal, keduanya mempengaruhi kinerja perusahaan. Faktor
eksternal perusahaan dapat diukur menggunakan matriks EFE ( Evaluasi
Faktor Eksternal) yang disusun untuk merumuskan kerangka peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
Matriks ini memungkinkan para penyusun strategi untuk
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, politik, demografi,
pemerintah, teknologi, persaingan, hukum, dan faktor lain di luar
perusahaan. Ada 5 tahapan dalam membuat matrik EFE (David, p 14), yaitu:
Tuliskan faktor eksternal utama yang sudah diidentifikasikan.
Gunakan total sepuluh atau dua puluh faktor eksternal, mencakup
peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Tuliskan peluang dahulu, kemudian ancaman. Buatlah
spesifik mungkin dengan menggunakan rasio, persentase, dan
angkat komparatif.
Buatlah bobot dari 0,0 (tidak penting), hingga 1,0 (sangat penting)
untuk masing – masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing
– masing faktor tersebut mengindikasikan tingkat relatif kepentingan
dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri.
Peluang biasanya diberi bobot yang lebih tinggi daripada ancaman,
akan tetapi ancaman juga mungkin diberi bobot yang lebih tinggi
apabila sangat mengancam. Semua faktor yang dijumlahkan harus
sama dengan satu.
Berikan peringkat satu hingga empat untuk masing – masing faktor
eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini
dalam merespons faktor tersebut, dimana :
Peringkat 4 = respon perusahaan superior
Peringkat 3 = respon perusahaan di atas rata – rata
Peringkat 2 = respon perusahaan rata – rata
Peringkat 1 = respon perusahaan buruk
Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat
diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.
Kalikan masing –masing bobot faktor dengan peringkat untuk
menentukan rata – rata tertimbang.
Jumlahkan rata – rata tertimbang masing – masing variabel untuk
menentukan total rata – rata tertimbang organisasi.
Tabel 2.1 Matriks EFE
Faktor - faktor Bobot Peringkat Bobot Strategi Eksternal x Peringkat Peluang : - - Ancaman : - -
Total
o Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Selain faktor lingkungan eksternal, faktor lingkungan lain yang berperan
dalam menentukan kinerja perusahaan adalah faktor internal perusahaan.
Faktor internal perusahaan dapat diukur dengan menggunakan matriks IFE
(Evaluasi Faktor Internal) yang disusun untuk merumuskan kerangka
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki perusahaan.
Menurut David ( David, p 206), matriks IFE terdapat lima tahapan, antara
lain :
Tuliskan faktor internal utama yang telah diidentifikasikan.
Gunakan total sepuluh atau dua puluh faktor internal,
mencakup kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Tuliskan kekuatan dahulu,
kemudian kelemahan. Buatlah spesifik mungkin dengan
menggunakan rasio, persentase, dan angkat komparatif.
Buatlah bobot dari 0,0 (tidak penting), hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing – masing faktor. Bobot yang
diberikan kepada masing – masing faktor tersebut
mengindikasikan tingkat relatif kepentingan dari faktor
terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor
yang berpengaruh paling besar terhadap perusahaan
diberikan bobot yang paling besar. Semua bobot faktor yang
dijumlahkan harus sama dengan satu.
Berikan peringkat satu sampai empat untuk masing –
masing faktor untuk mengetahui apakah faktor tersebut
merupakan :
Peringkat 1 = kelemahan utama
Peringkat 2 = kelemahan minor
Peringkat 3 = kekuatan minor
Peringkat 4 = kekuatan utama
Perhatikan bahwa kelemahan harus mendapatkan peringkat
1 dan 2, sedangkan kekuatan mendapatkan peringkat 3 dan
4. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot
di langkah 2 adalah berdasarkan industri.
Kalikan masing – masing faktor dengan peringkat untuk
menentukan rata – rata tertimbang untuk masing – masing
variabel.
Jumlahkan rata – rata tertimbang untuk masing – masing
variabel untuk menentukan total rata – rata tertimbang
organisasi. Berapa pun banyaknya faktor yang dimasukkan
ke dalam matriks, total rata – rata tertimbang berkisar yang
terendah 1.0 , dan tertinggi 4.0 , dengan rata – rata 2.5.
Total rata – rata tertimbang di bawah 2.5 menggambarkan
organisasi yang lemah secara internal, dan total rata – rata
tertimbang di atas 2.5 menggambarkan organisasi internal
yang kuat.
Tabel 2.2 Matriks IFE
Faktor - faktor Bobot Peringkat Bobot Strategi Internal x Peringkat Kekuatan : ~ ~ Kelemahan : ~ ~ Total
• Matriks IE (Internal – Eksternal)
Menurut David ( 2006 , p300), matriks IE (Internal – Eksternal)
menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam Sembilan sel yang
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Matriks ini sama dengan matriks BCG,
yang keduanya disebut juga sebagai matriks portofolio, karena keduanya
menempatkan berbagai divisi dalam organisasi ke dalam diagram skematis.
‐ Strategi yang sesuai bagi divisi yang masuk dalam sel I , II, dan IV
adalah strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk), strategi integrative ( integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal)
‐ Strategi yang sesuai bagi divisi yang masuk ke dalam sel III, V, atau
VII adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
‐ Strategi yang sesuai bagi divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII,
dan IX adalah panen atau divestasi.
Tabel 2.3 Matriks IE
Kuat
3.0 – 4.0
Sedang
2.99 – 2.0
Lemah
1.99 – 1.0
Tinggi
3.0 – 4.0
I
Tumbuh dan
Kembangkan
II
Tumbuh dan
Kembangkan
III
Jaga dan
Pertahankan
Sedang
2.99 – 2.0
IV
Tumbuh dan
Kembangkan
V
Jaga dan
Pertahankan
VI
Panen atau
Divestasi
Rendah
1.99 – 1.0
VII
Jaga dan
Pertahankan
VIII
Panen atau
Divestasi
IX
Panen atau
Divestasi
2.5.2.4. Langkah 4 : Menganalisis Sumber Daya dan Kemampuan
Organisasi
Organisasi harus melakukan analisis internal mengenai, sumber daya apa
yang dimiliki organisasi, ketrampilan apa yang dimiliki oleh para karyawannya,
bagaimana posisi keuangan organisasi, dan faktor – faktor internal lainnya. Apabila
suatu organisasi mengetahui sumber daya apa yang dimiliki dan kemampuannya
secara spesifik, hal ini akan membuat organisasi tersebut unggul atau unik, dan
organisasi memiliki kompetensi inti.
Tota
l nila
i EFE
yan
g di
beri
bobo
t To
tal n
ilai E
FE y
ang
dibe
ri bo
bot
Total nilai IFE yang diberi bobot
Kompetensi inti adalah ketrampilan, kemampuan, dan sumber daya utama
organisasi yang mampu menciptakan nilai dan menentukan senjata dalam
persaingannya.
2.5.2.5. Langkah 5 : Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah kegiatan yang dapat dilakukan dengan baik oleh organisasi
atau sumber daya apa saja yang dimiliki oleh organisasi. Sedangkan kelemahan
adalah kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh organisasi atau sumber
daya yang dibutuhkan tetapi tidak dimilikinya.
Penggabungan langkah 3 dan langkah 5 menghasilkan penilaian terhadap
sumber daya internal dan kemampuan organisasi tersebut dan berbagai peluang di
lingkungan eksternalnya. Hal ini disebut juga analisis SWOT. Analisis SWOT adalah
analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman organisasi.
• Analisis SWOT ( Strengths , Weaknesses , Opportunities , Threats)
Analisis SWOT dipakai sebagai alat dalam formulasi strategi. SWOT
mendukung analisis terhadap strategi pemasaran, dengan tinjauan yang
meliputi : kondisi eksternal yang mempengaruhi perusahaan, yaitu ancaman
(threats) dan peluang (opportunities), serta kondisi internal perusahaan,
yaitu kelemahan (weaknesses) dan kekuatan (strengths) perusahaan.
Hasilnya adalah matriks SWOT, yang dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal perusahaan yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi.
Tabel 2.4 Matriks SWOT
IFE
EFE
Strengths (S)
Tentukan 5 – 10 kekuatan
Weaknesses (W)
Tentukan 5 – 10
kelemahan
Opportunities (O)
Tentukan 5 – 10 peluang
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Threats (T)
Tentukan 5 – 10 ancaman
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
o Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang yang sebesar – besarnya.
o Strategi ST (Strengths Threats)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman yang ada.
o Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan perusahaan.
o Strategi WT (Weaknesses Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
2.5.2.6. Langkah 6 : Merumuskan Strategi
Strategi perlu disusun dalam tingkatan korporasi, tingkat perusahaan dan
tingkat fungsional organisasi. Manajer perlu menyusun dan mengevaluasi berbagai
alternative strategi dan kemudian memilih strategi – strategi yang saling mendukung
dan melengkapi serta strategi yang mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang
lingkungan dengan baik.
• Matriks QSPM
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau matriks
perencanaan strategic kuantitatif secara objektif menunjukkan strategi
alternatif yang paling baik. QSPM menggunakan masukan informasi dari
matriks EFE dan IFE, dan hasil pencocokan pada matriks SWOT, dan matriks
IE untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat
dijalankan. Pemilihan alternatif strategi yang didapat dari tahap pencocokan
harus menggunakan penilaian intuitif yang bagus dan kemudian dimasukkan
ke dalam matriks QSPM.
Tabel 2.5 Matriks QSPM
• AS : Attractiveness Score (nilai daya tarik)
• TAS : Total Attractiveness Score (total nilai daya tarik)
• Nilai AS diberi nilai 1 sampai 4, dimana:
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik
Pemberian nilai 1, 2, 3, maupun 4 tidak diperbolehkan pada baris yang sama.
2.5.2.7. Langkah 7 : Mengimplementasikan Strategi
Setelah merumuskan strategi, maka strategi tersebut harus
diimplementasikan. Sebaik apapun perusahaan merencanakan strateginya,
perusahaan tersebut tidak akan bisa berhasil apabila perencanaan strategi yang
sudah dilakukan tidak diimplementasikan.
Sumber daya dan
Kemampuan Peluang di
Organisasi lingkungan
Peluang organisasi
Gambar 2.4 Identifikasi Peluang Organisasi
2.5.2.8. Langkah 8 : Evaluasi Hasil
Mengevaluasi hasil yang didapat perusahaan setelah mengimplementasikan
strategi. Melihat apakah strategi tersebut sudah efektif atau belum.
2.5.3. Jenis Strategi Organisasi
Jenis strategi organisasi terbagi menjadi 3, yaitu strategi tingkatan korporasi, tingkat
perusahaan, dan tingkat fungsional.
2.5.3.1. Strategi Tingkat Korporasi
Strategi tingkat korporasi menentukan apa yang seharusnya dimasuki atau
ingin dimasuki perusahaan , menentukan arah yang akan dituju suatu organisasi dan
peran tiap unit bisnis organisasi tersebut dalam mengejar tujuan perusahaan.
o Strategi stabilitas organisasi
Strategi stabilitas organisasi adalah strategi tingkatan korporasi yang
dicirikan oleh tiadanya perubahan yang berarti.
o Strategi pertumbuhan organisasi
Strategi pertumnbuhan organisasi adalah strategi tingkatan korporasi yang
berusaha meningkatkan tingkatan operasi organisasi. Strategi ini mencakup
peningkatan pengukuran kuantitatif seperti pendapatan penjualan, jumlah
karyawan, dan pangsa pasar.
o Strategi pengurangan korporasi
Strategi pengurangan adalah strategi tingkatan korporasi yang dirancang
untuk menghadapi kelemahan organisasi yang menyebabkan penurunan
kinerja.
2.5.3.2. Strategi Tingkat Perusahaan
Strategi tingkat perusahaan merupakan strategi yang berusaha menentukan
cara organisasi bersaing dalam tiap bisnisnya.
o Keunggulan bersaing (competitive advantages)
Keunggulan bersaing (competitive advantages) adalah yang membedakan
organisasi, yaitu sisi khasnya.
o Strategi bersaing (5 kekuatan Porter)
Michael E. Porter (1979) mendefinisikan 5 kekuatan persaingan yang
menjadi daya tarik dan meningkatkan profitabilitas perusahaan :
Gambar 2.5 Analisis Porter
Ancaman pemain baru (Threat of new entrants)
Faktor – faktor seperti skala ekonomi, kesetiaan pada merk dan kebutuhan
permodalan menentukan seberapa sulit atau mudahnya pesaing baru untuk
masuk ke industri tertentu.
Ancaman produk substitusi ( Threat of substitute products)
Faktor – faktor seperti biaya perpindahan dan kesetiaan pembeli
menentukan kadar sejauh mana pelanggan cenderung membeli produk
substitusi.
Kekuatan tawar – menawar pembeli (Bargaining power of customers)
Faktor – faktor seperti jumlah pelanggan di pasar tertentu, informasi
pelanggan, dan ketersediaan produk substitusi menentukan jumlah
pengaruh yang dimiliki oleh para pembeli dalam industry tertentu.
Kekuatan tawar – menawar pemasok (Bargaining power of suppliers)
Faktor – faktor seperti derajat konsentrasi pemasok dan ketersediaan input
substitusi menentukan jumlah kekuatan yang dimiliki pemasok terhadap
perusahaan atau industri tertentu.
Pesaing yang ada sekarang (Competitive rivalry)
Faktor – faktor seperti tingkat pertumbuhan industry, peningkatan dan
penurunan permintaan, dan perbedaan produk menentukan seberapa ketat
persaingan antara sejumlah perusahaan di industri tertentu.
Setelah manager mampu menilai kelima kekuatan tersebut, dan menentukan
ancaman dan peluang yang ada, maka strategi untuk menghadapi persaingan pun
dapat dipilih. Menurut Porter, tiada perusahaan yang sukses dengan memberikan
semua hal bagi semua orang. Perusahaan harus memilih strategi yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantages) tersebut,
Porter mendefinisikan 3 strategi, antara lain :
o Strategi kepemimpinan harga (Cost Leadership)
Perusahaan memangkas biaya – biaya yang dianggap sia – sia (waste) dan
tidak penting, mengejar efisiensi dalam produksi, pemasaran, dan bidang
lainnya.
o Strategi diferensiasi (Differentiation)
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu
mampu menawarkan produk unik yang dihargai secara luas oleh
pelanggannya. Membuat terobosan baru, dan berinovasi dalam produk yang
kita miliki, yang tidak ada di pasaran, sehingga menjadikan produk unik dan
berbeda dibandingkan dengan pesaing.
o Strategi fokus (Focus)
Merupakan strategi tingkatan bisnis yang membuat perusahaan tertentu
mampu mengejar keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi dalam
segmen industri yang sempit. Manager hanya perlu membidik sasaran
tertentu dalam pasar, bukan melayani seluruh pasar. Lalu fokus pada
sasaran perusahaan tersebut.
2.5.3.3. Strategi Tingkatan Fungsional
Strategi tingkatan fungsional merupakan strategi organisasi yang
berusaha menentukan cara mendukung strategi tingkatan bisnis. Bagi perusahaan
yang memiliki departemen fungsional tradisional seperti pabrikasi, pemasaran,
sumber daya manusia, riset dan pengembangan, dan keuangan, strategi tersebut
harus mendukung strategi tingkatan perusahaan.
2.6 Kerangka Pemikiran
PT. MULTI SUPERINDO MANUNGGAL
Meningkatkan kemudahan pelayanan pelanggan
Pengumpulan data : ‐ Data Sekunder ‐ Wawancara dengan
perusahaan ‐ Kuesioner
Analisis Strategi (SWOT, IFE, EFE,
IE, QSPM)
Perancangan website E‐CRM PT. MULTI SUPERINDO
MANUNGGAL
Porter 5 Forces
7C