2.1.1 studi kelayakan -...

23
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut Umar (2007, p8), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p6), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas. Menurut Subagyo (2007, p6), studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan usaha. Menurut Al Fatta (2007, p75-p77) proposal proyek harus dievaluasi kelayakannya dari beberapa segi kelayakan, di antaranya: 10

Upload: dangxuyen

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum

2.1.1 Studi Kelayakan

Menurut Umar (2007, p8), studi kelayakan bisnis merupakan

penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak

atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara

rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu

yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p6), studi kelayakan bisnis adalah

suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha

atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau

tidak usaha tersebut dijalankan. Layak disini diartikan juga akan

memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang

menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan

masyarakat luas.

Menurut Subagyo (2007, p6), studi kelayakan bisnis adalah studi

kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam

pengembangan usaha.

Menurut Al Fatta (2007, p75-p77) proposal proyek harus dievaluasi

kelayakannya dari beberapa segi kelayakan, di antaranya:

10

Page 2: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2.1.1.1 Kelayakan Teknis

2 prinsip yang termasuk kelayakan teknis adalah efektifas dan

ketercukupan (adequacy). Efektif berarti proyek dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Langkah praktis untuk memprediksi

kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek ini secara

teknis dapat dilaksanakan ditempat lain atau tidak dengan

mempertimbangkan faktor-faktor lain disekitar tempat tersebut yang

ikut biasanya ikut mempengaruhi kelayakan suatu proyek.

Ketercukupan (adequacy) yang dimaksud adalah keadaan

dimana kemungkinan proyek untuk tidak dapat mencukupi hal-hal

yang tidak menjadi tujuan atau tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan.

2.1.1.2. Kelayakan Operasional

Kelayakan operasional adalah indikator untuk mengukur

apakah suatu solusi yang ditawarkan akan berjalan dengan baik

dalam organisasi. Untuk disebut layak secara operasional, usulan

kebutuhan sistem harus benar-benar bisa menyelesaikan masalah

yang ada di sisi pemesan sistem informasi. Di samping itu, informasi

benar dibutuhkan oleh pengguna tepat pada saat pengguna

menginginkannya.

Page 3: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2.1.1.3 Kelayakan Ekonomi

Implementaasi sistim informasi adalah sebuah investasi,

sehingga jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber-

sumber daya yang dikeluarkan, maka bisa dikatakan implementasi itu

kurang layak atau kurang bernilai. Oleh karena itu, sangat diperlukan

untuk perhitungan kelayakan ekonomi terlebih dahulu. Kelayakan

ekonomi adalah ukuran efektifitas biaya sebuah proyek atau

solusinya. Kelayakan ekonomi berhubungan dengan Return on

Investment atau berapa lama atau berapa lama biaya investasi dapat

kembali.

2.1.2. Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Turban et al (2007, p248), ERP adalah sebuah

aplikasi berbasis komputer yang mengintegrasikan antara rencan,

manajemen dan penggunaan sumber daya didalam perusahaan yang

memiliki tujuan utama yaitu mengintegrasikan semua area fungsional

perusahaan. Tujuan utama ERP adalah mengintegrasikan semua

departemen dan arus informasi fungsional di seluruh perusahaan

kedalam semua sistim komputer yang dapat melayani semua

kebutuhan perusahaan.

Menurut O’Brien (2006, p230), ERP (Perencanaan Sumber

Daya Perusahaan) adalah sebuah software lintas fungsi terpadu yang

merekayasa ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber

Page 4: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

daya manusia, dan proses bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan

untuk memperbaiki efisiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya. ERP

memberikan perusahan tampilan real time, terintegrasi atas proses

bisnis intinya yang disatukan oleh software aplikasi ERP dan

database umumnya yang dipelihara oleh DBMS (Database

Management System).

2.1.3. Open Source

Indrayanto et al. (2007, p1) memberikan penjelasan mengenai

OSS (Open Source Software) sebagai perangkat lunak yang

dikembangkan dengan source code yang terbuka. OSS identik dengan

Free Software.

Definisi open source harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Pendistribusian ulang secara bebas

2. Source code dari perangkat lunak harus disertakan atau

disimpan di tempat yang dapat diakses setiap orang,

misalnya melalui jaringan internet dimana setiap orang

dapat mengunduh program tanpa dikenakan biaya.

3. Hasil modifikasi source code atau turunan dari program

yang menggunakan lisensi open source, dapat

didistribusikan menggunakan lisensi yang sama seperti

program asalnya.

Page 5: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

4. Lisensi pada open source tidak boleh menciptakan

diskriminasi terhadap pihak lain baik secara individu atau

kelompok.

5. Tidak boleh membatasi seseorang terhadap pemanfaatan

open source dalam suatu bidang tertentu.

6. Hak-hak yang dicantumkan pada program tersebut harus

dapat diterapkan pada semua yang menerima tanpa perlu

dikeluarkannya lisensi tambahan oleh pihak-pihak

tersebut.

7. Lisensi tersebut tidak diperbolehkan bersifat spesifik

terhadap suatu produk. Hak-hak yang tercantum pada

suatu program tidak boleh tergantung pada apakah

program tersebut merupakan bagian dari satu distribusi

perangkat lunak tertentu atau tidak. Sekalipun program

diambil dari distribusi tersebut dan digunakan atau

didistribusikan selaras dengan lisensi program itu, semua

pihak yang menerima harus memiliki hak yang sama

seperti pada pendistribusian perangkat lunak asalnya.

Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa

definisi free disini bukan berarti gratis, namun berarti bebas.

Definisi bebas ini dijabarkan ke dalam lima aktivitas, yaitu:

1. Kebebasan untuk mengedarkan program.

2. Kebebasan menjalankan program untuk keperluan apapun.

Page 6: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

3. Kebebasan untuk mengakses source code program,

sehingga dapat mengetahui cara kerja program.

4. Kebebasan untuk memperbaiki program.

5. Kebebasan untuk memperdagangkan (menjual) program

baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Cost Benefit Analysis

Menurut Remenyi (2009, p232), Cost Benefit Analysis

didefinisikan sebagai sebuah proses membandingkan berbagai

macam biaya terkait dengan investasi untuk manfaat dan keuntungan

yang dikembalikan. Cost Benefit Analysis dilaksanakan untuk

mendemonstrasikan apakah sebuah investasi akan mengembalikan

keuntungan yang sesuai dalam rangka mempertimbangkan apakah

investasi tersebut tepat untuk digunakan.

Menurut Al Fatta (2007, p77) Cost Benefit Analysis atau

Analisis Biaya dan Manfaat tujuannya untuk memberikan gambaran

kepada pengguna apakah manfaat yang diperoleh dari sistem baru

“lebih besar” dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada

analisis biaya dan manfaat, terdapat beberapa metode kuantitatif yang

digunakan untuk menentukan standar kelayakan proyek.

Page 7: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2.2.1.1. Payback Period

Menurut Keown (2008, p57), Payback Period (periode

pengembalian) merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk

mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek

penganggaran modal. Kriteria ini digunakan untuk mengukur

seberapa cepat suatu proyek akan mengembalikan biaya investasi

awalnya sehubungan dengan arus kas bebas yang mengukur waktu

yang sebenarnya dari suatu manfaat dan bukan keuntungan akuntansi.

Contoh yang dikemukakan menurut Al Fatta (2007, p78) adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. 1. Perhitungan Payback Period dalam rupiah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proyek mampu

membayar kembali investasi karena keuntungan bersih (kumulatif)

pada tahun ke-3 telah mencapai nilai (positif) 7.000.000. Dengan

demikian waktu pelunasan investasi tercapai pada tahun ke-3

Deskripsi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

Biaya Investasi 40.000.000

Biaya Operasional 10.000.000 10.000.000 10.000.000

Total Biaya 50.000.000 10.000.000 10.000.000

Pendapatan 20.000.000 34.000.000 23.000.000

Keuntungan Bersih (30.000.000) 24.000.000 13.000.000

Keuntungan Bersih

(Kumulatif)

(30.000.000) (6.000.000) 7.000.000

Page 8: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

Tepatnya, jangka waktu pelunasan adalah: 2 + (13.000.000 –

7.000.000) / (13.000.000) = 2.46 tahun = (2 tahun + 5.5 bulan).

2.2.1.2. Net Present Value (NPV)

Nilai saat ini dari arus kas masuk dibandingkan dengan nilai

saat ini dari arus kas keluar pada suatu proyek. Selisih antara kedua

arus kas tersebut dikenal dengan istilah penghitungan metode Net

Present Value, yang dimana nantinya akan digunakan untuk

menentukan apakah proyek dan pengajuan investasi tertentu dapat

diterima atau tidak. (Noreen et al, 2010, p536).

Langkah-langkah dalam penerapan metode NPV yaitu

hitungan nilai sekarang dari setiap arus kas, baik arus kas masuk

maupun arus kas keluar, dengan faktor diskon sebesar biaya modal

proyek.

Gambar 2. 1. Rumus NPV

Lebih lanjut dijelaskan oleh Noreen et al. (2010, p537), ada

tiga tipe kondisi untuk Net Present Value yaitu jika hasilnya:

Tabel 2. 2. Perhitungan NPV

t – arus waktu kas

i – suku bunga diskonto yang digunakan

Page 9: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

Menurut Moyer et al. (2008, p339) dan didukung oleh

Subagyo (2007, p212), terdapat kelebihan dan kelemahan dari NPV

yaitu sebagai berikut:

Kelebihan NPV

a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas.

b. Menyediakan kriteria pengembalian investasi yang objektif untuk

tujuan pengambilan keputusan apakah akan diterima atau ditolak

nantinya.

c. Pendekatan konseptual yang paling mendekati keadaan

perhitungan sebenarnya yang terjadi.

d. Memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih

realistis terhadap perubahan harga.

e. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek.

Bila Berarti Maka

NPV>0 Investasi yang dilakukan

memberikan manfaat bagi

perusahaan

Proyek bisa dijalankan

NPV<0 Investai yang dilakukan akan

memberikan kerugian bagi

perusahan

Proyek ditolak

NPV=0 Investasi yang dilakukan tidak

mengakibatkan perusahaan

untung atau rugi

Proyek dilaksanakan atau tidak,

tidak berpengaruh pada

keuangan perusahaan.

Page 10: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

f. Memperhitungkan adanya nilai sisa proyek.

Kelemahan NPV

a. Lebih sulit dalam penggunaanya, karena nilai pengembalian

adalah dalam kisaran mata uang tertentu, bukan berdasarkan %

(persentase).

b. Lebih sulit dalam penggunaan perhitungan.

c. Derajat kelayakan selain dipengaruhi arus kas juga oleh faktor

usia ekonomis proyek.

2.2.1.3. Return On Investment (ROI)

Menurut Schniederjans et al. (2010, p129-p130). Return On

Investment (ROI) atau Rate of Return adalah perhitungan yang

didasarkan pada perbandingan estimasi keuntungan yang didapatkan

dengan estimasi biaya dari investasi yang dilakukan. Keuntungan

yang diperoleh atau yang hilang dapat diidentifikasikan sebagai

bunga, laba, pendapatan bersih atau rugi. Biaya yang dikeluarkan

untuk investasi dapat berupa harta atau modal. Dalam penulisannya

ROI menggunakan presentase bukan nilai desimal. Hasil akhir dari

ROI adalah suatu keputusan yang jika tingkat pengembalian dari

investasi lebih besar daripada opportunity cost (biaya tak terduga /

biaya yang nilainya bertambah karena risiko atas investasi yang

dilakukan) maka investasi tersebut sebanding dengan biaya yang

dikeluarkan dan layak untuk dipertimbangkan.

Page 11: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

Gambar 2. 2. Rumus ROI

Menurut Al Fatta (2007, p78) Return on Investment (ROI)

adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %) selama

periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek. Jika

nilai ROI bernilai positif maka ROI akan dianggap layak, jika

bernilai negatif maka akan dianggap tidak layak.

2.2.1.4. Profitability Index

Menurut Moyer et al. (2008, p330) Profitability Index (PI)

dapat diinterpretasikan sebagai pengembalian (return) atas present

value untuk setiap uang yang telah dikeluarkan pada investasi awal,

sedangkan sebagai perbandingannya NPV melakukan pendekatan

dengan mengukur jumlah pengembalian (return) untuk semua uang

yang telah dikeluarkan.

Gambar 2. 3. Rumus Profitability Index

Adapun aturan untuk PI adalah sebagai berikut:

1. Proyek dinilai layak atau dipertimbangkan untuk disetujui jika PI

> 1.

Page 12: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2. Proyek dinilai tidak layak atau dipertimbangkan untuk tidak

disetujui jika PI < 1

2.2.1.5. B/C Ratio

Menurut Phillips & Zúñiga (2008, p59), B/C Ratio adalah

metode yang membandingkan manfaat (benefit) dari satu

perencanaan proyek dengan biaya yang dikeluarkannya. B/C Ratio

dikenal juga dengan istilah BCR dimana penghitungan dari BCR

adalah benefit/cost.

Gambar 2. 4. Rumus B/C Ratio

Contohnya dalam penghitungan sederhana sebagai berikut:

Manfaat yang sudah dihitung nilainya adalah Rp. 20,000,000

sedangkan biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 4.000,000.

BCR = 20,000,000/4,000,000 = 5

Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa BCR

memiliki rasio 5:1 yang berarti setiap biaya Rp. 1,- yang dikeluarkan

untuk proyek akan mengembalikan manfaat sebanyak Rp. 5,-

terhadap perusahaan.

Page 13: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2.2.2. Fit/Gap Analysis

Menurut Hoffman dan Bateson (2006, p334), Gap Analysis adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang

sedang berjalan disuatu perusahaan, untuk kemudian dibandingkan dengan

sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat

mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah memanfaatkan sumber daya

yang dimilikinya secara optimal. Laporan fit/gap menggambarkan perbedaan

antara kinerja perusahaan dengan kinerja optimal.

Fit/Gap analysis digunakan untuk mengevaluasi setiap area

fungsional alam sebuah proyek bisnis atau proses bisnis untuk mencapai

tujuan tertentu. Hal yang dimaksud adalah mengidentifikasi komponen atau

data penting dari sistem apakah fit (sesuai) atau gap (ketidaksesuaian)

terhadap perusahaan sehingga perlu suatu solusi alternatif. Teknik ini

mengacu pada beberapa tujuan, namun pada akhirnya semua terfokus pada

penentuan untuk mencapai jalan terbaik dalam sebuah organisasi. Langkah

dalam metode Fit / Gap analysis ada 3 yaitu:

2.2.2.1. Ranking Requirement

Persyaratan diidentifikasi berdasarkan skala prioritasnya. Hal

ini memungkinkan tim proyek dan sponsor untuk memastikan bahwa

semua proses bisnis yang penting dapat dipenuhi selama

implementasi sistem yang baru. Selain itu tim proyek dapat fokus

pada bidang-bidang penting untuk organisasi dan juga menyoroti di

mana fungsi baru tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi

Page 14: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

perusahaan, meningkatkan proses bisnis, mewujudkan efisiensi dan

meningkatkan hasil pelaporan.

Tabel 2. 3. Ranking Requirement dalam Analisa Fit/Gap

Rank Keterangan

H High / Mission Critical Requirements Merupakan

persyaratan yang sangat krusial bagi sebuah proses bisnis di

perusahaan, tanpa hal ini, maka perusahaan tidak dapat

menjalankan fungsinya, termasuk juga pelaporan internal dan

eksternal yang penting.

M Medium / Value Added Requirements Persyaratan yang jika

dapat ditemukan dan diketahui, dapat meningkatkan proses di

perusahaan tersebut. Persyaratan tersebut terkadang dilihat

dari proses bisnis yang sekarang berjalan, namun tidak

termasuk dalam hal yang krusial bagi perusahaan

L Low / Desirable Requirements Merupakan persyaratan yang

sepertinya baik jika dimiliki, tapi jika ditelusuri lebih jauh,

ternyata hanya menambah hal yang tidak signifikan bagi

proses bisnis perusahaan, hal ini sering ditemui di sekitar

tempat kerja atau saat proses bisnis mulai berubah.

Page 15: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2.2.2.2. Degree of Fit

Merupakan langkah dimana ditentukan seberapa besar tingkat

fit (kesesuaian) antara kebutuhan pelanggan dengan akomodasi yang

ditawarkan pada aplikasi yang dianalisis.

Tabel 2. 4. Degree of Fit

2.2.2.3. Gap Resolution

Ketika terjadi gap maka tim yang menangani proyek tersebut

akan memberikan alternatif dan rekomendasi solusi untuk

menyelesaikan gap, namun hal yang perlu diingat adalah, jika

Kode Keterangan

F Fit : Software memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan

yang diajukan perusahaan.

G Gap : Software sama sekali tidak memiliki fungsi yang dapat

memenuhi kebutuhan yang diajukan perusahaan, sehingga perlu

diambil langkah berupa permberian atau pembuatan komentar,

saran alternatif, serta rekomendasi dan kemungkinan besar akan

mengarah pada pengajuan untuk kustomisasi software.

P Partial Fit : Software memiliki fungsi yang dapat memenuhi

kebutuhan perusahaan namun tidak begitu signifikan sesuai yang

diharapkan, tapi dengan tambahan atau sedikit kustomisasi maka

software dipastikan dapat mengakomodasi secara penuh

kebutuhan tersebut.

Page 16: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

semakin banyak kustomisasi yang mengakibatkan perubahan pada

aplikasi, maka biaya implementasi akan semakin besar dan akan

memberikan dampak negatif terhadap software tersebut terutama

untuk update ke versi yang lebih baru. Adapun langkah yang

dilakukan untuk menyelesaikan Gap Resolution :

a. Package Work Around

Tim akan mengidentifikasi cara alternatif dari vendor

untuk mencapai persyaratan yang dibutuhkan saat pembelian

software.

b. Make The Business Fit The Package

Jika langkah yang sebelumnya tidak berhasil, maka

tim akan merekomendasikan perubahan potensial, dimana

proses bisnis akan disesuaikan dengan software.

c. Customization as a Last Resort

Langkah terakhir harus dipertanyakan adalah apakah

kustomisasi memang benar-benar diperlukan, jika jawabannya

iya, maka lebih baik membangun fungsi baru secara eksternal

atas software tersebut dan antarmuka yang baru (sebagai baut)

dibandingkan memodifikasi software itu secara keseluruhan.

2.2.3. Compiere

Berdasarkan http://www.compiere.com/, Compiere adalah software

dengan lisensi open source untuk ERP dan customer relationship

management (CRM) . Compiere menyediakan solusi untuk perusahaan,

Page 17: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

instansi pemerintah, dan organisasi nirlaba baik untuk barang maupun jasa

dengan keunggulan yaitu kemudahan, fleksibilitas, serta biaya perolehan

rendah namun memiliki fungsionalitas yang beragam untuk pengelolaan

keuangan, distribusi, penjualan, dan pemrosesan layanan.

Yang membedakan Compiere dengan sistem tradisional ERP lainnya,

adalah Compiere terkenal dengan:

a. Multi-organization untuk cabang yang berbeda, entitas hukum,

dan struktur laporan dan dimensional.

b. Multi-currency untuk transaksi atau laporan dalam mata uang

luar negeri.

c. Multi-accounting untuk laporan hukum mengunakan prinsip

akuntansi yang berbeda.

d. Multi-language untuk dokumen user interface.

e. Multi-tax mendukung sistem pajak yang berbeda (Sales, VAT,

dan kombinasi).

Kelebihan Compiere antara lain:

a. Dalam kepemilikannya karena tidak memerlukan investasi yang

harus dibayar terlebih dahulu.

b. Mudah dalam implementasikan karena dapat digunakan di

berbagai hardware, platforms, sistem operasi, database, dan

browsers.

c. Mudah untuk adaptasi dan peng-editan/kustomisasi karena

menggunakan model aplikasi revolusioner yang dapat

Page 18: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

mempercepat dan menyederhanakan pengembangan atau

kustomisasi.

2.2.3.1. Modul Compiere

Berdasarkan http://www.compiere.com/products/capabilities/,

modul yang dimiliki Compiere dapat dibagi menjadi 3 bagian besar

antara lain, yakni:

1. Performance Management

a. Standard Reports, melaporkan dan mengelola kinerja dari

perusahaan menggunakan laporan standard dan reporting

tools yang terintegrasi

b. Management Dashboards, role-based dashboards yang

memungkinkan melakukan drill-down untuk memonitor dan

menganalisis jalannya perusahaan dengan lebih efektif.

c. Business View Layer, pengaksesan data bisnis yang lebih

aman karena melalui skema pelaporan yang lebih optimal.

Page 19: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

2. Multisite ERP

a. Manufacturing, mengendalikan pekerjaan manufaktur dengan

material planning, penjadwalan produksi dan kemampuan

shop floor execution.

b. Warehouse Management, meningkatkan produktivitas gudang

dengan mengotomatisasi inbound dan outbound logistic.

c. Purchasing, mengotomatisasi langkah-langkah dari

pengadaan barang hingga pembayaran.

d. Materials Management, mengelola penerimaan atas

persediaan barang, pengiriman, pergerakan dan jumlah baik di

gudang, suppliers dan pelanggan.

e. Order Management, membuat quotes, book orders, mengelola

bahan baku, generate invoices, dan mengelola uang.

f. Global Financial Management, satu sistem yang

mengotomatisasi proses bisnis dan mengelola catatan

keuangan di perusahaan.

3. Customer Relationship Management (CRM)

a. Sales, pengawasan terhadap pelanggan, dikarenakan terdapat

solusi customer relationship management.

b. E-Commerce, membuat dan menjalankan web penjualan yang

aman.

c. Service, mengelola seluruh layanan terhdap pengiriman dari

awal hingga akhir.

Page 20: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

d. Customer History, menampilkan pelanggan dengan tampilan

interaksi 360 derajat.

2.2.4. Finance

Menurut Khan dan Jain (2007, p1.3) keuangan/finance dapat

didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola uang. Bidang utama keuangan

adalah: (1) layanan keuangan dan (2) Manajerial perusahaan / keuangan

perusahaan / Financial Management. Layanan keuangan berkaitan dengan

desain dan pemberian jasa berupa saran dan produk keuangan untuk

individu, bisnis dan pemerintahan dalam bidang perbankan dan lembaga

terkait, perencanaan keuangan pribadi, investasi, real estate, asuransi dan

sebagainya, sedangkan financial management lebih ke arah tugas dan

tanggung jawab manajer keuangan dalam perusahaan.

Menurut Aditya (2011, http://www.entrepreneurmuda.com/index.)

Keuangan adalah sebuah lingkup yang mempelajari cara seseorang, bisnis,

dan organisasi mengatur, mengalokasikan, dan menggunakan sumber daya

keuangan dari waktu ke waktu dengan memperhatikan resiko-resiko dalam

proyek mereka. Istilah keuangan dapat diasosiasikan sebagai berikut:

a. Studi tentang uang dan asset lain

b. Manajemen dan kendali asset-aset tersebut

c. Pemrofilan dan pengaturan resiko proyek

d. Pengetahuan untuk mengatur uang

· Aktivitas pembiayaan merupakan penerapan dari sekumpulan teknik

dari individu dan organisasi untuk mengatur uang mereka, khususnya

Page 21: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

memisahkan antara pemasukan dan pengeluaran serta resiko dari investasi

mereka.

Keuangan digunakan oleh perseorangan, pemerintahan, korporasi

keuangan, dan semua jenis oraganisasi termasuk sekolah dan organisasi non-

profit. Secara umum tujuan dari masing-masing aktivitas tersebut dicapai

melalui penggunaan instrumen keuangan yang sesuai, serta dipertimbangkan

dengan pengaturan institusional mereka.

Keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen

bisnis. Tanpa perencanaan keuangan yang layak, sebuah perusahaan baru

kemungkinan besar tidak sukses. Mengatur uang, aset cair sangat penting

untuk menjamin kelangsungan hidup individu dan organisasi.

2.2.4.1. Management

Menurut Ricky W. Griffin management adalah sebuah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan

efisien.

Menurut Mary Parker Follet definisi management adalah

sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini

berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan

orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut James A.F.Stoner management adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian

Page 22: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.4.2. Financial Management

Menurut Stoltz (2007, p8) Financial Management pada

dasarnya adalah prinsip dimana Return on Investment harus lebih

tinggi dibandingkan modal yang dikeluarkan. Sedangkan menurut

Shim dan Siegel (2008, p1) Financial Management adalah proses

perencanaan keputusan untuk memaksimalkan kekayaan dari pemilik

perusahaan. Financial management biasanya dikepalai oleh financial

manager / manajer keuangan yang memiliki peran utama dalam

manajemen kas, akuisisi dana, dan dalam semua aspek meningkatkan

dan mengalokasikan semua modal keuangan, dengan

mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian

atas keuntungan. Selain itu manajer keuangan perlu akuntansi dan

informasi keuangan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.

Menurut Depdiknas (2000) Manajemen Keuangan

merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang

meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban

dan pelaporan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan

manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang

semurah-murahnya dan menggunakannya secara efektif, efisien, dan

seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi

Page 23: 2.1.1 Studi Kelayakan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00040-SI Bab2001.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Studi Kelayakan Menurut

aktifitas pembiayaan (financing activity), aktiva investasi (investment

activity), aktivitas bisnis (business activity).

2.2.4.3. Financial Accounting

Menurut Warren (2004, p15), Financial Accounting adalah

bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan

pelaporan data serta kegiatan perusahaan. Laporan yang dihasilkan

akan dipergunakan sebagai informasi bagi para stakeholders (

pemilik, manajer) sampai dengan external agents yang memerlukan

seperti kreditor, lembaga pemerintahan sampai dengan masyarakat .

Adapun prinsip utama yang dipergunakan dalam akuntansi keuangan

adalah Aset = Liabilitas + Equity.

Menurut Williams (2002, p8), Financial Accounting

menyediakan informasi tentang sumber daya keuangan, obligasi, dan

kegiatan-kegiatan didalam suatu perusahaan yang diperuntukkan

terutama untuk para investor maupun kreditor sebagai pengambil

keputusan secara eksternal.