21. intan o

15
ISSN 2337-3776 Pengaruh Paparan Cahaya Lampu Merkuri Terhadap Gambaran Histologi Glomerulus Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.) Intan Octaviani 1) , Drs. Hendri Busman, M. Biomed 2) Email : [email protected] 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Penggunaan peralatan berteknologi seperti lampu merkuri merupakan kebutuhan sehari-hari. Di balik kegunaannya, ternyata lampu merkuri juga mendapat perhatian mengenai dampak gelombang elektromagnetiknya terutama bagi kesehatan. Diketahui bahwa kandungan merkuri dan radiasi cahaya lampunya mampu menyebabkan efek kerusakan pada glomerulus ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan cahaya lampu merkuri terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus musculus L.). Paparan yang digunakan berasal dari lampu merkuri dengan panjang gelombang 253,7 nm. Parameter yang diamati berupa gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus musculus L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 20 ekor mencit jantan yang dipapari cahaya lampu merkuri dengan jarak 2 meter dari sumber cahaya dengan lama paparan per hari 0 jam (P1); 4 jam (P2); 8 jam (P3); 12 jam (P4); serta 16 jam (P5) selama 28 hari. Analisis hasil menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 pengulangan. Data kuantitatif dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada P1 (kontrol) didapatkan rata-rata kerusakan glomerulus ginjal mencit sebesar 0,8 ± 0,41, P2 sebesar 1,35 ± 0,489, P3 sebesar 1,75 ± 0,444, P4 sebesar 2,35 ± 0,489 dan P5 sebesar 2,85 ± 0,366. Hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada paling tidak dua kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan glomerulus ginjal mencit jantan yang berbanding lurus dengan lama paparan cahaya lampu merkuri. Terbukti bahwa paparan cahaya lampu merkuri memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal yang mengalami kerusakan pada mencit jantan (Mus musculus L.). Kata kunci: histologi glomerulus ginjal; lampu merkuri; mencit jantan 1 MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Upload: syahrul-habibi-nasution

Post on 27-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Pengaruh Paparan Cahaya Lampu Merkuri Terhadap Gambaran Histologi

Glomerulus Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

Intan Octaviani1), Drs. Hendri Busman, M. Biomed2)

Email : [email protected]

1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2)Staf Pengajar Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

ABSTRAK

Penggunaan peralatan berteknologi seperti lampu merkuri merupakan kebutuhan sehari-hari. Di balik kegunaannya, ternyata lampu merkuri juga mendapat perhatian mengenai dampak gelombang elektromagnetiknya terutama bagi kesehatan. Diketahui bahwa kandungan merkuri dan radiasi cahaya lampunya mampu menyebabkan efek kerusakan pada glomerulus ginjal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan cahaya lampu merkuri terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus musculus L.). Paparan yang digunakan berasal dari lampu merkuri dengan panjang gelombang 253,7 nm. Parameter yang diamati berupa gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus musculus L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 20 ekor mencit jantan yang dipapari cahaya lampu merkuri dengan jarak 2 meter dari sumber cahaya dengan lama paparan per hari 0 jam (P1); 4 jam (P2); 8 jam (P3); 12 jam (P4); serta 16 jam (P5) selama 28 hari. Analisis hasil menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 pengulangan. Data kuantitatif dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada P1 (kontrol) didapatkan rata-rata kerusakan glomerulus ginjal mencit sebesar 0,8 ± 0,41, P2 sebesar 1,35 ± 0,489, P3 sebesar 1,75 ± 0,444, P4 sebesar 2,35 ± 0,489 dan P5 sebesar 2,85 ± 0,366. Hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p<0,05, artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada paling tidak dua kelompok perlakuan.

Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan glomerulus ginjal mencit jantan yang berbanding lurus dengan lama paparan cahaya lampu merkuri. Terbukti bahwa paparan cahaya lampu merkuri memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal yang mengalami kerusakan pada mencit jantan (Mus musculus L.).

Kata kunci: histologi glomerulus ginjal; lampu merkuri; mencit jantan

The Effect Of Mercury Lamp Exposure On Histology Of Kidney Glomerulus In Male Mice (Mus musculus L.)

Intan Octaviani1), Drs. Hendri Busman, M. Biomed2)

1)Medical Faculty Student of Lampung Univesity, 2)Medical Faculty Lecturer of Lampung

University

1MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 2: 21. intan o

ISSN 2337-3776

ABSTRACT

The use of equipment technological like the mercury lamp is daily necessities. Beyond uselly, apparently of the mercury lamp also gained attention on the impact of a electromagnetic wave especially for health. It is known that the content of the mercury and radiation mercury lamp capable of causing the effects to damage of kidney glomerulus.

This study aims to know the effect of mercury lamp exposure on histology of kidney glomerulus in male mice (Mus musculus L.). Exposure were taken from 253,7 nm wavelength of the mercury lamp. Parameters observed in the histology form of kidney glomerulus in male mice (Mus musculus L.). This study is an experimental study with 20 male mice were given exposure of mercury lamp at a distance of 2 meters from the source with a long exposure per day 0 hours (P1); 4 hours (P2); 8 hours (P3); 12 hours (P4); and 16 hours (P5) for 28 days. Analysis of the results using completely randomized design with 5 treatments and 4 repetitions. Quantitative data were analized using the Kruskal-Wallis test and continued with Mann Whitney test analysis.

The result showed that on P1 (control group) found the average damage of kidney glomerulus male mice as 0,8 ± 0,41, P2 as 1,35 ± 0,489, P3 as 1,75 ± 0,444, P4 as 2,35 ± 0,489, and P5 as 2,85 ± 0,366. The results obtained by the Kruskal-Wallis test p<0.05, it means there is a difference in at least two treatment groups.

It can be concluded that the damage of kidney glomerulus in male mice is directly proportional to the length of mercury lamp exposure. Proved that mercury lamp exposure has an influence on damage upon histology of kidney glomerulus in male mice (Mus musculus L.).

Keywords: histology of kidney glomerulus; mercury lamp; male mice

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi penerangan secara tradisional berkembang menjadi lampu sederhana

bahkan modern dalam beragam jenis sesuai fungsi dan kebutuhan (Fathoni, 2001). Lampu

sebagai alat penerangan selain menyebarkan cahaya juga dapat menyebarkan medan

listriknya (Turana, 2003).

Lampu merkuri memiliki tabung luar dan tabung dalam, dimana tabung dalam berisi uap

merkuri dan sedikit zat argon. Panas akan ditimbulkan akibat pelepasan elektron yang terjadi

dalam gas argon dan cukup untuk menguapkan merkuri (Anonim, 2011).

Uap merkuri memiliki toksisitas yang berbahaya yaitu dapat menembus membran sel karena

mempunyai sifat mudah larut dalam lipid sehingga mudah menembus barrier darah otak yang

akhirnya terakumulasi di otak dan juga sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk

merkuri oksida atau ion merkuri yang secara kronik dapat menjadi toksik bagi otak dan ginjal

(Brodie, 1979).

Paparan medan elektromagnetik yang dipancarkan dari cahaya lampu merkuri dapat

menyebabkan transmisi sinaptik pada saraf bertambah cepat dan menimbulkan respon yang

2MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 3: 21. intan o

ISSN 2337-3776

berlebihan yang akhirnya mengakibatkan stres pada tubuh sehingga terjadi gangguan fungsi

saraf otonom yang dapat merangsang naiknya aktivitas hipotalamus dan corticotrophin

releasing hormone (CRH) yang berhubungan dengan hipofisis anterior serta

adrenocorticotrophin hormone (ACTH) dapat menghasilkan hormone adrenalin yang

berlebihan yang mengganggu kerja sistem homeostasis tubuh (Turana, 2003).

Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh gangguan kesehatan akibat paparan medan

elektromagnetik dapat terjadi pada sistem darah, homeostasis, sistem reproduksi, sistem saraf,

sistem kardiovaskular, sistem endokrin, psikologis, hipersensitivitas, dan ginjal (Siswono,

2005).

Selain itu menurut penelitian Roger dan Lawrence (1984) semua komponen merkuri baik

dalam bentuk metil maupu alkil, organik maupun anorganik yang masuk ke dalam tubuh

manusia secara terus-menerus akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati, dan

ginjal.

Ginjal memiliki fungsi untuk memelihara kastabilan lingkungan sel-sel yang diperlukan

untuk melakukan berbagai aktivitasnya dan fungsi tersebut dapat terganggu akibat kerusakan

komponennya (Guyton, 1997). Glomerulus diduga salah satu target serangan radikal bebas

sehingga stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya jejas pada glomerulus disertai

perubahan morfologi glomerulus (Basoeki, 2007).

Namun sejauh ini belum diketahui pengaruh paparan cahaya lampu merkuri terhadap

glomerulus ginjal, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh paparan

cahaya lampu merkuri terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus

musculus L.).

II. METODE PENELITIAN

Cahaya lampu merkuri yang digunakan sebagai sumber paparan memiliki medan

elektromagnetik dengan panjang gelombang 253,7 nm. Kandang khusus serta isolatornya

juga dibuat berbentuk persegi panjang berukuran 50 x 15 x 35 cm dan terbuat dari kayu

dengan tebal 3 cm. Jarak balok kayu perlakuan dengan sumber cahaya lampu merkuri adalah

2 meter.

3MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 4: 21. intan o

2 m 2 m 2 m 2 m

4 Jam 8 Jam 12 Jam 16 Jam

Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Perlakuan 4

ISSN 2337-3776

Gambar 1. Paparan Cahaya Lampu Merkuri Terhadap Glomerulus Ginjal MencitKet: Kontrol: Tidak diberi paparan; Perlakuan 1: Diberi paparan 4 jam

per hari; Perlakuan 2: Diberi paparan 8 jam per hari; Perlakuan 3: Diberi paparan 12 jam per hari; Perlakuan 4: Diberi paparan 16 jam per hari;

Dua puluh ekor mencit jantan dikelompokkan acak menjadi 5 kelompok. Paparan cahaya

lampu merkuri pada kelompok pertama selama 0 jam per hari, kelompok kedua selama 4 jam

per hari, kelompok ketiga selama 8 jam per hari, kelompok keempat selama 12 jam per hari,

dan kelompok kelima selama 16 jam per hari. Perlakuan diberikan selama 28 hari.

Analisis hasil menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4

pengulangan. Data kuantitatif berupa gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan

yang dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x diuji normalitas dan

homogenitasnya terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan uji uji Kruskal Wallis dan uji

Mann Whitney.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa preparat histologi ginjal mencit diamati secara mikroskopik

menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x untuk menganalisis adanya

kerusakan ginjal yang terjadi berupa perdarahan glomerulus serta adanya infiltrasi sel radang

akut/ kronis ataupun pembengkakan glomerulus.

Pada kelompok kontrol terlihat glomerulus tampak normal (Gambar 2). Sel epitel glomerulus

tampak normal, terdapat kapsula bowman, glomerulus tidak mengalami pembengkakan.

Namun, pada beberapa lapang pandang yang lain terlihat adanya sel radang dan perdarahan.

4MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 5: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Gambar 2. Gambaran histologi ginjal mencit kelompok kontrol; Ket : 1. Kapsul bowman; 2. glomerulus; 3. perdarahan; 4.sel radang.

Perbesaran 400x.

Pada kelompok perlakuan 1 dengan paparan cahaya lampu merkuri 4 jam per hari terlihat

adanya sedikit perdarahan dan sel radang pada glomerulus (Gambar 3). Pada lapang pandang

yang lain pun ditemukan adanya perdarahan dan sel radang pada glomerulus.

Gambar 3. Gambaran histologi ginjal mencit kelompok perlakuan 1; Ket : 1. Kapsul bowman; 2. glomerulus; 3. perdarahan; 4.sel radang.

Perbesaran 400x.

Pada kelompok perlakuan 2 paparan selama 8 jam tampak belum terlihat adanya

pembengkakan namun tetap terdapat perdarahan dan sel radang (Gambar 4). Lapang pandang

lain lebih banyak sel radang dan perdarahan.

5MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

1

2

3

4

1

2

3

4

Page 6: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Gambar 3. Gambaran histologi ginjal mencit kelompok perlakuan 2; Ket : 1. Kapsul bowman; 2. glomerulus; 3. perdarahan; 4.sel radang.

Perbesaran 400x.

Pada kelompok perlakuan 3 dengan paparan cahaya lampu merkuri selama 12 jam per hari

tampak glomerulus masih jarang terlihat adanya pembengkakan glomerulus dan perdarahan

yang terjadi lebih luas juga lebih banyak sel radang (Gambar 5). Pada lapang pandang lain

glomerulus banyak perdarahan dan sel radang.

Gambar 5. Gambaran histologi ginjal mencit kelompok perlakuan 3; Ket : 1. Kapsul bowman; 2. glomerulus; 3. perdarahan; 4.sel radang.

Perbesaran 400x.

Pada perlakuan 4 dengan paparan selama 16 jam glomerulus terlihat pembengkakan dan

perdarahan yang terjadi luas juga lebih banyak sel radang (Gambar 6). Pada lapang pandang

lain glomerulus banyak perdarahan dan sel radang dan tampak mengalami pembengkakan.

6MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

1

2

3

4

1

2

3

4

Page 7: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Gambar 6. Gambaran histologi ginjal mencit kelompok perlakuan 4; Ket : 1. Kapsul bowman; 2. glomerulus; 3. perdarahan; 4.sel radang.

Perbesaran 400x.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh paparan cahaya lampu merkuri terhadap

gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan (Mus musculus L.). Data rata- rata dan

standar deviasi gambaran histologi glomerulus ginjal mencit jantan disajikan pada Tabel 1

serta disajikan dalam grafik pada Gambar 2.

Tabel 1. Rata – Rata dan Standar Deviasi Gambaran Histologi Glomerulus Ginjal Mencit Jantan

Kelompok Uji Rata-Rata Kerusakan Ginjal (X±SD)P1 0,8 ± 0.41P2 1,35 ± 0,489P3 1,75 ± 0,444P4 2,35 ± 0,489P5 2,85 ± 0,366

P1 P2 P3 P4 P50

0.51

1.52

2.53

Grafik Rata - Rata Kerusakan Glomerulus Ginjal Mencit Jantan (Mus

musculus L.)

Perlakuan

Skor

Rat

a-ra

ta K

erus

akan

Glo

mer

ulus

Gin

jal M

enci

t

Gambar 7. Grafik Rata–rata Kerusakan Glomerulus Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

7MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

1

2

3

4

2,85

2,35

1,751,35

0,8

Page 8: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Uji normalitas data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk dan didapatkan distribusi data tidak

normal (p<0,05), selanjutnya dilakukan transformasi data, namun tetap didapatkan distribusi

data yang tidak normal. Ditribusi data yang tidak normal dilanjutkan dengan uji Kruskal-

Wallis, diperoleh nilai p<0,05 yaitu p=0,000, artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada

paling tidak dua kelompok perlakuan. Analisis data diteruskan dengan uji Mann-Whitney

untuk menilai perbandingan masing-masing kelompok dan diperoleh hasil sebagaimana

tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Mann-Whitney untuk Membandingkan Antar Kelompok

Kelompok Uji PP1 P2 0,001*

P3 0,000*P4 0,000*P5 0,000*

P2 P3 0,012*P4 0,000*P5 0,000*

P3 P4 0,001*P5 0,000*

P4 P5 0,001* Keterangan : * Hasil analisis Mann-Whitney bermakna jika p < 0,050

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada kelompok kontrol terdapat kerusakan

dengan rata-rata 0,8 ± 0,41 yang artinya glomerulus mengalami sedikit perdarahan maupun

sel radang. Seharusnya tidak terdapat kerusakan, hal ini bias karena adanya variabel luar

seperti kondisi psikologis mencit maupun kondisi awal ginjal mencit sebelum diberi

perlakuan (Khakim, 2007).

Hasil penelitian mengenai pengaruh paparan cahaya lampu merkuri terhadap gambaran

glomerulus ginjal mencit jantan didapatkan hasil berupa peningkatan kerusakan glomerulus

ginjal mencit jantan yang berbanding lurus dengan lama pemaparan cahaya lampu merkuri

yang juga dipengaruhi oleh luas permukaan, besar daya yang diterima, dan waktu pemaparan.

Pada dasarnya, lampu merkuri merupakan lampu yang sering digunakan dalam masyarakat

dalam waktu yang lama seperti digunakan untuk lampu taman, lampu jalan raya, lampu

pabrik industry, dan lain-lain. Lampu merkuri memiliki tabung luar dan tabung dalam,

8MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 9: 21. intan o

ISSN 2337-3776

dimana tabung dalam berisi uap merkuri dan sedikit zat argon. Panas akan ditimbulkan akibat

pelepasan elektron yang terjadi dalam gas argon dan cukup untuk menguapkan merkuri

(Anonim, 2011).

Kandungan merkuri yang dapat dipancarkan dari lampu merkuri yang masuk ke dalam tubuh

manusia secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan ginjal (Roger dkk., 1984).

Uap merkuri memiliki toksisitas yang berbahaya yaitu dapat menembus membrane sel karena

mempunyai sifat mudah larut dalam lipid sehingga mudah menembus barrier darah otak yang

akhirnya terakumulasi di otak dan juga sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk

merkuri oksida atau ion merkuri yang secara kronik dapat menjadi toksik bagi otak dan ginjal

(Brodie, 1979).

Selain itu pemaparan lampu merkuri terdapat pengaruh dari radiasi. Lampu merkuri memiliki

medan elektromagnetik yaitu berupa cahaya tampak yang berasal dari sinar ultraviolet dan

energy infrared (Wiyanto, 2008). Mencit yang diberi paparan lampu merkuri mengalami

stress tambahan yaitu transmisi sinaptik pada saraf akan bertambah cepat dan menimbulkan

respon berlebihan yang akhirnya mengakibatkan kelelahan pada tubuh (Turana, 2003).

Paparan medan elektromagnetik yang dipancarkan dari cahaya lampu merkuri dapat

menyebabkan transmisi sinaptik pada saraf bertambah cepat dan menimbulkan respon yang

berlebihan yang akhirnya mengakibatkan stres pada tubuh sehingga terjadi gangguan fungsi

saraf otonom yang dapat merangsang naiknya aktivitas hipotalamus dan corticotrophin

releasing hormone (CRH) yang berhubungan dengan hipofisis anterior serta

adrenocorticotrophin hormone (ACTH) dapat menghasilkan hormone adrenalis yang

berlebihan yang mengganggu kerja sistem homeostasis tubuh (Turana, 2003).

Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa juga untuk menjaga

homeostasis tubuh (Ganong, 2005). Sehingga apabila terjadi perubahan yang terus menerus

pada homeostasis tubuh tentunya akan memperberat kerja ginjal sehingga fungsi ginjal dapat

terganggu.

9MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 10: 21. intan o

ISSN 2337-3776

IV. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan glomerulus ginjal mencit jantan

yang berbanding lurus dengan lama paparan cahaya lampu merkuri. Terbukti bahwa paparan

cahaya lampu merkuri memiliki pengaruh terhadap gambaran histologi glomerulus ginjal

yang mengalami kerusakan pada mencit jantan (Mus musculus L.).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Prinsip kerja Lampu Merkuri. http//klastika.com/prinsip-kerja-lampu-merkuri.html. Diakses 21 Desember 2012.

Basoeki A, 2007. Pengaruh pemberian ekstrak jinten hitam (nigella sativa) terhadap gambaran histopatologi glomerulus ginjal tikus (rattus norvegicus) strain wistar yang dipapar asap rokok subkronis. Medical Education Scientific Writing. http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/18446. diakses tanggal 19 Agustus 2012

Brodie K.C. Analysis of Arsenic, Mercury and Other Trace Elements. Vapour Generation. Intern. Lab. 1979; July/August, 40-46.

Fathony. M, 2001. Radiasi Elektromagnetik dari Alat Elektronik dan Efeknya bagi Kesehatan. Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092001/pus-3.htm. diakses tanggal 19 Agustus 2012

Ganong, W.F., 1979. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, CV. E. G. C. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.

Guyton. A,1997. Fisiologi Kedokteran Ed. 9. Jakarta: EGC

Khakim JL. 2007. Pengaruh Jus Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Kerusakan Histologis Ginjal Mencit yang Diinduksi aspirin. http://digilib.uns.ac.id/ abstrak.pdf.php?d_id=12171. Diakses pada tanggal 12 November 2012.

10MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013

Page 11: 21. intan o

ISSN 2337-3776

Roger A.R, Lawrence H.K. Water Analysis: Inorganic Species, 2nd Ed, Orlando, Florida, Academic Press, 1984.

Siswono, 2005, Gangguan Kesehatan akibat Radiasi Elektromagnetik, www.gizi.net Available in http://mahardikaholic.files.wordpress.com/2009/12/efek-radiasi-gelombang-elektromagnetik-pada-ponsel.pdf

Turana. Y, 2003. Dampak Medan Elektromagnetik bagi Kesehatan. Complementary Medicine Website. http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=document_detail&xid=46&ts=1348083035&qs=health. Diakses tanggal 7 September 2012

Wiyanto. 2008. Elektromagnetika. Graha Ilmu : Yogyakarta. 35

11MAJORITY (Medical Journal of Lampung University) Volume 2 No 2 Februari 2013