2.1 data dan literatur - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2010-2-00158-ds bab...
TRANSCRIPT
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data dan Literatur
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh melalui
berbagai sumber antara lain :
1. Wawancara dengan pengelola Kebun binatang Ragunan
2. Buku referensi :
• Guide Book Ragunan zoo
• Flyer dan information guide Ragunan zoo
3. Survei lapangan disertai pemotretan
4. Literatur dari media cetak dan internet :
• www.halloragunan.com
• www.wikipedia.com
• www.profauna.org
2.2 Sejarah Kebun Binatang Ragunan
Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah yang terletak di daerah
Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas 140
hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi
yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.
Kebun binatang ini adalah milik pemerintah. Selain sebagai kebun
binatang, ragunan juga termasuk dalam salah satu hutan kota.
Awalnya kebun binatang terdapat di Cikini. Semula kebun binatang ini berada
pada areal seluas 10 Ha milik seorang pelukis pribumi terkenal bernama Rd.
Saleh . Terletak di pusat kota jakarta yaitu tempat pusat kesenian jakarta Taman
Ismail Mardjuki Cikini Thn 1864. Kebun Binatang ini dikelola oleh perhimpunan
Penyayang Flora dan Fauna di Jakarta ( Culturule Vereniging Planten en
Direntuin at Batavia ) selepas revolusi tepatnya tahun 1949 diganti menjadi
Kebun Binatang Cikini.
Bersamaan dengan kian pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota
Jakarta perlu dicari tempat baru yang lebih memadai dan menjamin kehidupan
satwa dan pengembangannya.Akhirnya pada perayaan seabad kelahirannya di
tahun1964 ,pemerintah DKI Jakarta memindahkannya pada areal yang lebih luas
dengan bentang alam yang lebih menarik yaitu di wilayah Ragunan Jakarta
Selatan ,disebutlah nama Taman Margasatwa Jakarta dan lebih dikenal Kebun
Binatang Ragunan. Keberhasilan pemindahan ke lokasi di Ragunan tidak lepas
dari jasa 3 tokoh yaitu mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin serta Benyamin
Galstaun dan Nyonya.
Pada awalnya luas lahan di Ragunan sekitar 28 Ha, menjelang umurnya
yang ke 140 luas lahan di Ragunan telah mencapai 140 Ha. Dari rencana awal
oleh Gubernur Ali Sadikin seluas 200 Ha. Pada lokasi inilah dipertaruhkan nama
dan citra Kebun Binatang Jakarta . Pada usianya yang ke 140, Kebun Binatang
Ragunan terus berbenah melangkah maju ,menatap masa depan dengan penuh
optimisme, untuk menjadi kebun binatang terbaik di Dunia. Kebun binatang
modern yang berpegang pada prinsip-prinsip yang berlaku untuk kebun binatang
global( universal), mampu mensejahterakan satwa yang ada selaras dengan
ekosistem yang ada. Suatu kebun binatang yang mampu memadukan potensi
kekayaan alam dalam satu kesatuan, yaitu menyatukan satwa seperti di alam
dalam fasilitas besar dan alami.
Contoh yang sudah dibangun adalah Pusat Primata Schumtzer Taman
Margasatwa Ragunan yang sudah diakui berbagaio kalangan sebagai fasilitas
primate terbaik di dunia.
Divisi lain kerusakan lingkungan akibat bencana alam atau penebangan
hutan yang tidak terkendali yaitu 2,5 juta Ha hutan Indonesia rusak setiap
tahunnya dan 75% penebanagan kayu terjadi secara illegal hal ini menyebabkan
kerusakan habitat terhadap berbagai jenis satwa dan akhirnya mendorong kepada
kepunahan jenis, menurunnya keanekaragaman jenis, potensi obat-obatan dan
produk lain berkurang,, resiko hama penyakit akan meningkat dan daya tarik
alam Indonesia untuk wisata alam berkurang. Untuk itu semakin terasa peranan
pentingnya keberadaan suatu Kebun Binatang sebagai jendela terakhir
penyelamat lestarinya beberapa jenis satwa langka melalui upaya konservasi ek-
situ . Peranan Kebun Binatang tidak saja sebagai sarana rekreasi juga membantu
dalam dunia pendidikan penelitian dan apresiasi terhadap alam dan satwa liar.
Inilah Kebun Binatang Jakarta tetap jaya dalam nuansa asri,serasi dan lestari
2.2.1 Letak Geografis
Taman Margasatwa Ragunan terletak di daerah Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, jaraknya kurang lebih 20 km dari pusat kota. Secara
geografis Ragunan berada di atas ketinggian 50 meter. Curah hujan rata-
rata 2.291 mm pertahun, temperatur udara rata-rata 27,2 derajat Celcius
pertahun dan kelembaban udaranya 80% pertahun serta jenis tanahnya
adalah latosol merah. Saat ini luas areal Ragunan adalah 140 ha.
2.3 Fakta tentang keadaan satwa yang terdapat di Indonesia
Beberapa fakta lain tentang perdagangan satwa yang team cegah satwa punah
dapatkan dari Profauna Indonesia yaitu :
- Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses
penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai,
kandang sempit dan makanan yang kurang.
- 60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang
langka dan dilindungi undang-undang.
- 70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita
penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakir yang diderita
satwa itu bisa menular ke manusia.
- Lebih dari 100.000 burung paruh bengkok setiap tahunnya ditangkap
dari alam Papua dan Maluku. Penangkapan ini juga melibatkan oknum
militer. Sebagian besar burung tersebut adalah ditangkap secara ilegal
dari alam.
- Burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ditangkap dari alam dengan
cara-cara yang menyiksa dan menyakitkan satwa. Bulunya dicabuti agar
tidak bisa terbang.
- Setiap tahunnya ada sekitar 1000 ekor orangutan Kalimantan yang
diselundupkan ke Jawa dan juga luar negeri. Sebagian besar orangutan
yang diperdagangkan adalah masih bayi. Untuk menangkap seekora bayi
orangutan, pemburu harus membunuh induk orangutan itu yang akan
mempertahankan anaknya sampai mati.
- Sekitar 3000 owa dan siamang setiap tahunnya diburu untuk
diperdagangkan di dalam negeri dan diselundupkan ke luar negeri.
2.3.1 Beberapa hal yang menjadi penyebab ancaman kepunahan terhadap
satwa satwa liar, khususnya satwa atau hewan langka, yaitu :
- Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek
moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk
dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan
utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di ambil bagian tubuhnya
untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain2. dan yang lebih parah lagi
ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
- Perdagangan Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar khusunya
satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan satwa.
Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini
merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian satwa liar terutama
satwa-satwa yang sudah langka.
- Pemalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa liar,
khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan
hutan (pemalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan merusak serta
menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
- Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami
maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak habitat
satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut mati
terbakar.
- Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan
pemukiman yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya
pilihan untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa liar akan
semakin tergusur dan terdesak dari habitatnya.
- Satwa Liar dianggap sebagai Hama
Seringkali satwa atau hewan liar dianggap sebagai hama oleh manusia, sehingga
harus di basmi layaknya hama2 pada umumya. Ini terjadi karena sering kali
satwa liar tersebut dianggap menggangu dan merusak tanaman atau kebun para
petani (penduduk) bahkan tidak jarang hewan liar tersebut menyerang penduduk.
Padahal sebenarnya kitalah (manusia) yang mengganggu dan merusak habitat
tempat tinggal mereka.
2.4 Program Sahabat Satwa
Program sahabat satwa sebenarnya adalah sama dengan program Adopsi satwa,
tetapi karena promosi ini diperuntukkan kepada anak-anak, maka kata dibuat lebih
sederhana, menggunakan kata sahabat. Pada dasarnya, program ini adalah Program
adopsi satwa. Program adopsi satwa adalah program yang sudah pernah dilaksanakan di
Ragunan, tetapi karena kurangnya pengenalan dan promosi maka program itu tidak
berjalan lama, kurang dari setahun. Adapula program ini dilaksanakan di KebonBin
Surabaya, dan juga Taman Safari, yang lumayan berjalan. Di Surabaya, program orang
tua asuh dilaksanakan sejak tahun 2003. Namun hanya beberapa perusahaan saja yang
mengajukan diri, sampai akhir pada tahun 2008 hanya satu perusahaan yang masih
menjadi orang tua asuh.
Konsep dari Adopsi satwa / sahabat satwa itu sendiri adalah suatu program dimana
orang/ masyarakat/ instansi bekerja sama dengan Kebun Binatang Ragunan dengan cara
menjadi orang tua asuh bagi satwa yang di kembang biakkan di Kebun Binatang
Ragunan. Satwa yang di adopsi juga tidak hanya sembarang satwa. Ada beberapa alasan
penting yang menyebabkan satwa tersebut menjadi calon satwa adopsi, yaitu antara lain:
1. Satwa langka dengan status langka, dan juga yang tinggal sedikit (misalkan
hanya sepasang di Kebunbin Ragunan) dan perlu dikembangbiakkan sehingga
membutuhkan biaya lebih, untuk biaya perawatan dan sebagainya.
2. Bagi satwa yang baru lahir tetapi induknya tidak sanggup lagi untuk mengasuh
bayinya (seperti sudah tua, tidak keluar air susu, dsb)sehingga pengasuhannya
diambil oleh pihak kebun binatang dan dijadikan calon satwa adopsi
3. Lainnya, satwa normal bisa juga dijadikan calon satwa adopsi (Calon orang tua
satwa dapat memilih satwa lain) tetapi yang diutamakan adalah satwa-satwa
yang memerlukan bantuan lebih.
4. Sebagai orang tua asuh dari satwa yang dipilih sendiri, anda dapat mengetahui
pertumbuhan satwa tersebut. Selain itu anda juga dapat memberikan makanan,
bermain (Jika memungkinkan), dan berfoto sewaktu anda berkunjung ke
KebunBin Ragunan. Orang tua asuh dapat mengetahui perkembangan satwa
adopsinya, diharapkan, para pengadopsi mempunyai hubungan khusus sebagai
orang tua asuh satwa tersebut.
2.4.1 Tujuan dari Program
Tujuan dari program ini adalah untuk menyebarkan pesan konservasi
dengan mengajak masyarakat luas lebih mencintai satwa-satwa liar. Dengan
program ini juga, memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memberikan
kasih sayang dan berinteraksi lebih dekat dengan satwa tersebut. Dan juga untuk
melestarikan kesejahteraan dan ketentraman satwa yang ada di dalam Kebun
Binatang Ragunan dalam pertumbuhannya dan juga pengembang biakkan satwa-
satwa tersebut, terutama satwa yang hampir punah.
2.4.2 Prosedur pelaksanaan Sahabat satwa
- Penyelenggara program Sahabat satwa datang ke sekolah-sekolah, atau tempat-
tempat dan mempromosikan program adopsi satwa ini, dimana suatu kelompok /
kelas / kumpulan dapat mengadopsi satwa, memberikan gambaran umum apa itu
program adopsi satwa, dan bagaimana cara kerjanya, dan membagikan formulir
pengadopsi satwa.
- Mengisi formulir pendaftaran dan memilih satwa yang ingin di adopsi seperti :
harimau, gajah sumatra, orang utan, kuda nil, dan yang lainnya seperti siamang,
bekantan, komodo, ular, dan burung.
- Pengembalian formulir diberikan kepada ibu guru yang nantinya akan diberikan
kepada peyelenggara program, atau dapat menghubungi pengelola program
adopsi satwa, atau bisa datang langsung ke Kebun Binatang Ragunan,
pengembalian formulir disertakan dengan uang pembayaran adopsi, jumlah
sesuai dengan kesepakatan kelompok.
- Pihak Program Sahabat Satwa Ragunan bersama dengan Pihak Kebun Binatang
Ragunan akan memberikan konfirmasi atas satwa yang dipilih untuk diadopsi
dan apabila disetujui akan mengeluarkan sertifikat yang menyatakan bahwa anda
sebagai orang tua asuh / sahabat dari satwa tersebut.
- Untuk dana konservasi sebagai orang tua asuh dari satwa herbivora dan
omnivore dan karnivora:
Periode 1 bulan : Rp 1.500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
2.4.3 Hak yang didapatkan dari pihak pengadopsi/ sahabat satwa
- Sertifikat Sahabat Satwa (Tiap anaknya)
- Tiap bulannya, pada pengadopsi diberikan gambar, dan surat serta kabar
tentang hewan adopsi nya, bagaimana perkembangan satwa tersebut,
kesehatan, dan sebagainya, semacam monthly report.
- Kunjungan gratis setiap sebulan sekali ke Kebun Binatang Ragunan
dalam periode menjadi orang tua asuh, dengan memberitahukan terlebih
dahulu kepada staff Program Adopsi satwa Ragunan mengenai tanggal
yang ditentukan untuk dapat memastikan orang tua asuh memiliki waktu
yang cukup lama untuk berinteraksi dengan satwa adopsi nya.
- Pada saat kunjungan, orang tua asuh dapat berkeliling satwa terlebih
dahulu dan setelah itu menemui satwa asuh dan dapat bertanya apapun
kepada keeper yang merawatnya (untuk satwa karnivora seperti :
harimau, singa, macan dsb ada batasan waktu tertentu pada setiap
kunjungan).
- Memberikan makan terhadap satwa asuh (untuk satwa karnivora seperti
: harimau, singa, macan dsb ada batasan tertentu)
- Dapat berfoto dengan satwa asuh
- Di kandang satwa asuh tertera nama pengadopsi selama masa adopsi
berlangsung.
- Mendapatkan souvenir kenang-kenangan.
2.5 Gambaran umum satwa adopsi di Ragunan
Gambaran satwa-satwa adopsi yang berada di Kebunbin Ragunan:
1. Gajah Sumatera
Hewan yang memiliki nama latin elephas maximus sumatranus ini memiliki habitat di P.
Sumatera dimana tersebar di padang rumput yang berketinggian sampai dengan 3000m,
hutan bambu, dan rawa. Gajah Sumatera merupakan jenis satwa darat terbesar kedua
setelah gajah afrika. Rumput, tumbuhan, serta sayur-sayuran merupakan makan Gajah
Sumatera ini. Panjangnya sekitar 550-649cm, ekor 120-150cm dengan tinggi 230-300
dan berat 3000kg. Ciri khas yang terlihat pada hewan ini, yakni tubuhnya abu-abu
dengan bintik-bintik kecil diseluruh tubuh. Keunikan hewan ini, yaitu kepalanya yang
rata dengan satu belalai yang menonjol diujungnya. Gading gajah tersebut hanya ada
pada jantan yang merupakan gigi seri yang tumbuh memanjang.
gambar 2.1
2. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau jenis ini merupakan spesies karnivora terbesar di Asia dengan panjang 180-
250cm dan tinggi 73cm dan berat 140kg. Persebaran ”kucing besar” ini berada di sekitar
hutan hujan tropis, padang rumput, serta daerah terbuka yang dekat dengan air di
sepanjang P. Sumatera. Ikan, monyet, babi hutan, rusa, dan kambing merupakan pakan
hewan tersebut. Hewan ini mampu menghabiskan 6-7kg daging dalam sehari. Keunikan
Harimau Sumatera terletak pada kulit kuning kecoklatan dengan garis-garis hitam, serta
dibagian perut hampir putih bersih. Namun, hewan ini hampir mengalami kepunahan
dimana populasi di alam bebas berada pada kisaran ratusan.
Gambar 2.2
3. Orangutan (Pongo pygmaeus)
Hewan ini merupakan jenis primate terbesar di Asia dimana persebarannya terletak pada
hutan hujan tropis di P. Sumatera dan P. Kalimantan.Tingginya sampai dengan 137cm,
berat 75-100kg. Perkembangan pipi bulat yang besar dan kantung tenggorokan yang
dipompa selama menolong untuk membantu pengerasan suara. Hewan ini memiliki
lengan yang sangat panjang dan kuat setinggi tubuh. Empat jarinya (selain ibu jari)
memanjang dan melengkung, kaki belakang pendek. Pakan hewan ini, diantaranya buah,
bunga, biji, dan serangga.
Gambar 2.3
4. Curik Bali/Leucopsar rothschildii
Panjang tubuhnya sekitar 14cm, bulunya sangat putih seperti salju. Warna hitam pada
ujung sayap dan ekornya. Jambu terkulai dengan elegan dimana disekeliling matanya
ditandai warna biru terang. Hidungnya berkelompok sekitar 20 ekor, kecuali dalam
musim kawin. Habitat dari hewan ini, yakni hanya terdapat di ujung barat daya Bali.
Biasanya mereka hidup berkelompok di lubang-lubang pohon bekas tempat tinggal
burung platuk.
5. Cendrawasih/Paradise minor
Hewan yang ini merupakan ciri khas dari daerah Papu dimana keberadaanya terbatas
pada utara dan barat Papua. Habitatnya di daerah pinggiran hutan, hutan dataran rendah,
dan hutan pegunungan. Hewan ini memakan buah-buahan dan serangga yang ada di
sekitar. Hewan ini memiliki bulu berwarna kuning terang dan ekor yang panjang. Secara
seksual ada perbedaan dimana pada jantan bulu dada bewarna-warni, sedangkan pada
betina bulu yang dimiliki kurang menarik.
2.6 Kebun Binatang pembanding yang mempunyai program serupa
Sebagai program yang bisa dijalankan di kebun binatang, Program Adopsi satwa
KebunBin Ragunan mempunyai kebun binatang pembanding yang menjalankan
program serupa, antara lain Taman Safari, dan Kebun Binatang Surabaya.
2.6.1 Taman Safari
Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan
lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas.
Taman ini terletak di tiga lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di
Desa Cibeureum Kecamatan Cisaruan, abupaten Bogor, Jawa Barat atau
yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Sedangkan Taman Safari
Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain itu ada juga Taman Safari III di
desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Provinsi Bali.
Taman Safari Indonesia I dibangun pada tahun 1980 pada sebuah
perkebunan teh yang sudah tidak produktif. Taman ini menjadi penyangga
Taman nasional Gunung Gede Pangrango. Taman ini terletak pada
ketinggian 900-1800 m diatas permukaan laut, serta mempunyai suhu rata-
rata 16 - 24 derajat Celsius.
Taman ini telah ditetapkan sebagai Obyek Wisata Nasional oleh Soesiol
Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu.
Lebih jauh, taman ini juga telah diresmikan menjadi Pusat Penangkaran
Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada
masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990.
Taman Safari memiliki koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia
dan juga satwa lokal, seperti Komodo, Bison, Beruang Hitam Madu,
Harimau Putih, Gajah, Anoa dan lain sebagainya.
Status penguasaan tanah di bawah wewenang Yayasan Taman Safari yang
juga merupakan pemilik dan pengelola obyek wisata.
Pertunjukan Gajah di Taman Safari dengan latar belakang kincir raksasa
Fasilitas yang terdapat di Taman Safari Indonesia yaitu bus safari, danau
buatan, sepeda air, kano, kolam renang dengan seluncur ombak, kereta api
mini yang melintasi perkampungan ala Afrika, taman burung, baby zoo,
kincir raksasa, gajah unggang, kuda tunggang, komedi putar, pentas sirkus,
area gocart, children's play ground, bom bom car, rumah setan, kesenian
tradisional dan sulap di panggung terbuka.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Taman Safari sebagai kebun
binatang pembanding :
- Taman safari lebih terkenal bergengsi dan lebih tinggi kelasnya, karena
biaya masuk yang tidak murah dan juga fasilitas yang jauh lebih memadai
dibanding Kebun Binatang Ragunan.
- Taman safari lebih terawat dan lebih bersih dibanding kebun Binatang
Ragunan, karena banyaknya alokasi dana untuk perawatan.
- Banyaknya hiburan lain yang ditawarkan di Taman Safari membuat safari
jauh lebih menarik untuk didatangi (seperti safari malam, babyzoo, dsb.
- Namun karena tiket masuk Taman Safari yang cenderung mahal ( Rp
60.000,- Dewasa; Rp 50.000,- 5 tahun kebawah. Menjadi kurang terjangkau
bagi masyarakat secara keseluruhan.
- Dan juga tempatnya yang berada di luar kota membuat kurang strategis
pengunjung bila punya sedikit waktu luang ingin berkunjung.
2.6.2 Kebun Binatang Surabaya
Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan berdasar SK
Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama
“Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang
Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang
memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer
mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.
Susunan Pengurus Pertama Kebun Binatang Surabaya :
Ketua: J.P Mooyman
Sekretaris: A.H. de Wildt
Bendahara: P Egos, dibantu 6 orang anggotanya yaitu :
F.C. Frumau
A. Lenshoek
H.C. Liem
J. Th. Lohmann
Edw. H. Soesman
M.C. Valk
Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada
tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo. Dan pada tahun 1920
pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa
OOST-JAVA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api
yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2.
Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka namun dengan
membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat biaya operasional yang
tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun botani / KBS mengalami
krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa dari anggotanya tidak setuju.
Pada tahun ini pula. Dalam rapat pengurus diputuskan untuk membubarkan
KBS, tetapi dicegah oleh pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu.
Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant
memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru,
dan ditunjuk W.A. Hompes untuk menggantikan J.P. Mooyman, salah
seorang pendiri KBS dan mengurus segala aktivitas kebun sebagai
pimpinan. Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun
1927 adalah dari Walikota Dijkerman dan anggota dewan A. van Gennep
dapat membujuk DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap
KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas
32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939
sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun
1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.
Dalam perkembangannya KBS tlah berubah fungsinya dari tahun ke tahun.
Kebun Binatang Surabaya yang dahulu hanya sekedar untuk tempat
rekreasi telah dikembangkan fungsinya menjadi sarana perlindungan dan
pelestarian, pendidikan, penelitian dan rekreasi. Binatang-binatang yang
menjadi koleksi KBS dari tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus
bertambah, baik berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam
negeri.
Kelebihan dan kekurang Kebun Binatang Surabaya sebagai kebun Binatang
Pembanding :
- Luasnya yang lebih kecil dibanding Ragunan membuat pengunjung lebih
nyaman dan tidak lelah mengelilingi Kebun Binatang.
- Letaknya yang berada di luar kota membuat berbedanya / terpisahnya
target pasar yang dituju.
2.7 Analisa SWOT
Strength
- Kebun Binatang Ragunan memiliki lokasi yang strategi untuk dijangkau oleh
warga masyarakat dan dekat juga dengan calon sahabat/ orang tua asuh, sehingga
pergi ke kebun binatang mengnujungi sahabatnya dapat diatur dengan jadwal
sekolah dan para sahabat perorang nya dapat mengunjungi satwa sahabatnya
dengan mudah.
- Situs wisata ini merupakan miniatur keragaman hayati Indonesia dimana
hampir hewan khas Indonesia terwakili di Kebun Bintang Ragunan, Banyaknya
ragam yang dapat kita adopsi.
- Program belajar yang unik, yang bisa dijadikan alternatif.
Weakness
Terbatasnya dana dalam pengadaan alokasi terhadap program Adopsi/ Sahabat
Satwa tersebut sehingga tidak terlalu disadari masyarakat, dan program tersebut
tidak berjalan dengan lancar.
Opportunity
- Program Sahabat satwa yang terbilang program yang unik untuk alternatif
belajar sekolah-sekolah / anak-anak.
- Banyaknya lembaga/organisasi / individu yang peduli satwa dan lingkungan.
- Alternatif kegiatan amal yang bermanfaat bagi pelestarian alam dan hayati.
- Alternatif kegiatan bersama anak yang cukup mengedukasi
- Cukup menarik dan menyenangkan bagi anak-anak (Sebagai target komunikasi)
Threat
- Program adopsi satwa yang masih asing bagi masyarakat umum (terutama di
sekolah).
- Biaya program yang cenderung tidak murah.
- Berbedanya target pasar antara Kebun Binatang Ragunan dan Program Satwa
tersebut, yang juga merupakan tantangan dalam melakukan promosi program
Sahabat Satwa tersebut.