keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · spesifikasi umum 2018 (revisi 1) 5 - 5 3)...

155

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

233 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

Page 1: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 2: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 3: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 4: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

SPESIFIKASI UMUM 2018

UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN (REVISI 1)

NOVEMBER

2019

SU

RA

T E

DA

RA

N D

IRJE

N B

INA

MA

RG

A

NO

MO

R …

../SE

/Db

/2019

Page 5: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 6: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 1

DIVISI 5

PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

SEKSI 5.1

LAPIS FONDASI AGREGAT

5.1.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,

pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah

diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam Gambar, dan memelihara lapis

fondasi agregrat atau lapis drainase yang telah selesai sesuai dengan yang disyaratkan.

Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan,

pencampuran dan kegiatan lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang

memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.

Pekerjaan ini termasuk penambahan lebar perkerasan eksisting sampai lebar jalur lalu

lintas yang diperlukan dan juga pekerjaan bahu jalan, yang ditunjukkan pada Gambar.

Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan

tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang

ditunjukkan dalam Gambar.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini :

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya : Seksi 1.14

e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

g) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

h) Galian : Seksi 3.1

i) Timbunan : Seksi 3.2

j) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3

k) Perkerasan Beton Semen : Seksi 5.3

l) Stabilisasi Tanah (Soil Stablization) : Seksi 5.4

m) Lapis Fondasi Agregat Semen : Seksi 5.5

n) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

o) Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu) & Laburan Aspal Dua

Lapis (Burda)

: Seksi 6.2

p) Campuran Beraspal Panas : Seksi 6.3

q) Campuran Beraspal Hangat : Seksi 6.4

r) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton : Seksi 6.5

s) Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin : Seksi 6.6

t) Lapis Penetrasi Macadam dan Lapis Penetrasi Macadam

Asbuton

: Seksi 6.7

Page 7: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 2

3) Toleransi Dimensi dan Elevasi

a) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.1), dengan toleransi di

bawah ini:

Tabel 5.1.1.1) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana

Bahan dan Lapisan Fondasi Agregat Toleransi Elevasi Permukaan

relatif terhadap elevasi rencana

Lapis Fondasi Agregat Kelas B digunakan sebagai

Lapis Fondasi Bawah (hanya permukaan atas dari

Lapisan Fondasi Bawah).

+ 0 cm

- 2 cm

Permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A. + 0 cm

- 1 cm

Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan Lapis

Fondasi Agregat Kelas S atau Lapis Drainase.

+ 1,5 cm

- 1,5 cm

Catatan :

Lapis Fondasi Agregat A, B, S dan Lapis Drainase diuraikan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.

b) Pada permukaan semua Lapis Fondasi Agregat tidak boleh terdapat

ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua punggung (camber)

permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.

c) Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter

dari tebal yang disyaratkan.

d) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Lapis Drainase tidak boleh

kurang satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan.

e) Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk lapisan

resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas

harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada

kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan

sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.

f) Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap perkerasan yang dihampar

diatasnya, tidak boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap tepi

jalur lalu lintas yang bersebelahan.

g) Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0% dari lereng

melintang rancangan.

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.

SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.

SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah.

SNI 1744:2012 : Metode uji CBR laboratorium.

SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles.

SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah

dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).

SNI 6889:2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/

D75M-09, IDT).

Page 8: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 3

SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat

kasar.

Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflecto-

meter (LWD)

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan berikut di

bawah ini paling sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam

penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapis Fondasi Agregat

atau Lapis Drainase:

i) Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas

Pekerjaan sebagai rujukan selama Waktu untuk Penyelesaian.

ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan

untuk Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase, bersama dengan

hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat

bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.1.2.5) terpenuhi.

b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis

kepada Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan

sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas Lapis

Fondasi Agregat atau Lapis Drainase:

i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air pada Lapis Fondasi Agregat

seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.4).

ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei

pemeriksaan yang menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan

dalam Pasal 5.1.1.3) dipenuhi.

6) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun

hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan

jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.3).

7) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase Yang Tidak Memenuhi

Ketentuan

a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi

ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3), atau yang

permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah

pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut

dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian

dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali, atau dalam hal

Lapisan Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah dilapisi dengan

Lapisan diatasnya. Kekurangan tebal dapat dikompensasi dengan Lapisan

diatasnya dengan tebal yang diperlukan untuk penyesuaian dengan bahan yang

mempunyai kekuatan minimum sama.

b) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang

kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3) atau seperti yang

diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan

Page 9: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 4

tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup

serta mencampurnya sampai rata.

c) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang

ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3) atau

seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan

menggaru bahan tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan

peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif

lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara

tersebut di atas, maka Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan

tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering yang memenuhi ketentuan.

d) Perbaikan atas Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau

sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan

tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali,

pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah suatu ketebalan dengan

bahan tersebut.

8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan

atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan bahan Lapis

Fondasi Agregat, diikuti pemeriksaan oleh Pengawas Pekerjaan dan dipadatkan sampai

memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan dalam Spesifikasi ini.

9) Pengendalian Lalu Lintas

a) Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8 Manajemen dan

Keselamatan Lalu Lintas.

b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas semua akibat yang ditimbulkan oleh

lalu lintas yang melewati jalur lalu lintas dan bahu jalan yang baru selesai

dikerjakan dan bila perlu Penyedia Jasa dapat melarang lalu lintas yang demikian

ini dengan menyediakan jalan alih (detour) atau pelaksanaan setengah badan jalan.

5.1.2 BAHAN

1) Sumber Bahan

Bahan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dipilih dari sumber yang

disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.

2) Jenis Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

Terdapat tiga jenis yang berbeda dari Lapis Fondasi Agregat yaitu Kelas A, Kelas B

dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Fondasi

Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis Fondasi Agregat Kelas B

adalah untuk Lapis Fondasi Bawah. Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk

bahu jalan tanpa penutup.

Lapis Drainase dapat digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung

maupun tidak langsung.

Page 10: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 5

3) Fraksi Agregat Kasar

Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau

pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1.2.2).

Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.

4) Fraksi Agregat Halus

Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu

pecah halus dan partikel halus lainnya yang memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1.2.2).

5) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan

Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung

atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi

ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam

Tabel 5.1.2.1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.2).

Tabel 5.1.2.1) Gradasi Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos

Lapis Fondasi Agregat Lapis Drainase

ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S

2” 50 100

1½” 37,5 100 88 - 95 100 100

1” 25,0 79 - 85 70 - 85 77 - 89 71 - 87

¾” 19,0 58 - 74

½” 12,5 44 - 60

3/8” 9,50 44 - 58 30 - 65 41 - 66 34 - 50

No.4 4,75 29 - 44 25 - 55 26 - 54 19 - 31

No.8 2,36 8 - 16

No.10 2,0 17 - 30 15 - 40 15 - 42

No.16 1,18 0 - 4

No.40 0,425 7 - 17 8 - 20 7 - 26

No.200 0,075 2 - 8 2 - 8 4 - 16

Tabel 5.1.2.2) Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

Sifat – sifat Lapis Fondasi Agregat Lapis

Drainase Kelas A Kelas B Kelas S

Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 % 0 - 40 % 0 - 40 % 0 - 40 %

Butiran pecah, tertahan ayakan No.4 (SNI

7619:2012) 95/901) 55/502) 55/502) 80/753)

Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 25 0 - 35 0 - 35 -

Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0 - 6 4 - 10 4 - 15 -

Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos

Ayakan No.200

maks.25 - - -

Gumpalan Lempung dan Butiran-butiran

Mudah Pecah (SNI 4141:2015) 0 - 5 % 0 - 5 % 0 - 5 % 0 - 5 %

CBR rendaman (SNI 1744:2012) min.90 % min.60 % min.50 % -

Perbandingan Persen Lolos Ayakan No.200

dan No.40 maks.2/3 maks.2/3 - -

Koefisien Keseragaman : Cv = D60/D10 - - - > 3,5

Page 11: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 6

Catatan :

1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 50% agregat kasar

mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

3) 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

6) Pencampuran Bahan Untuk Lapis Fondasi Agregat

Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di

lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan

pemasok mekanis (mechanical feeder) yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran

yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam

keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

5.1.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS FONDASI AGREGAT DAN

LAPIS DRAINASE

1) Penyiapan Formasi untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

a) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu

jalan eksisting, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan

eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 10.1 dari

Spesifikasi ini.

b) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan

eksisting atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis fondasi yang

disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, juga Lapis Drainase

diatas tanah dasar baru yang disiapkan, sesuai dengan Seksi 3.3, atau 5.1 dari

Spesifikasi ini, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.

c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis

Drainase, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan dan

mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan paling

sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis

Fondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100

meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum

lapis fondasi agregat dihampar.

d) Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan

perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam

kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada

permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang lebih

baik.

e) Lebar pelebaran harus diberi tambahan yang cukup sehingga memungkinkan

tepi setiap lapisan yang dihampar bertangga terhadap lapisan di bawahnya atau

terhadap perkerasan eksisting. Susunan bertangga ini diperlukan untuk

memungkinkan penggilasan yang sedikit ke luar dari tepi hamparan dan untuk

memperoleh daya dukung samping yang memadai, dan harus dibuat berturut-

turut selebar 5 cm untuk setiap pelapisan (overlay) yang dihampar.

f) Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak diperlukan untuk

pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan.

Page 12: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 7

Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara penanaman pohon

baru di daerah manfaat jalan (di luar bahu jalan). Penebangan pohon tidak

boleh dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi terganggu.

Pengukuran dan pembayaran untuk penebangan dan pembuangan pohon sesuai

dengan perintah Pengawas Pekerjaan diuraikan dalam Seksi 3.4 Pembersihan,

Pengupasan dan Penebangan Pohon dan penanaman pohon baru diuraikan

dalam Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain dari Spesifikasi Umum.

2) Penghamparan

a) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dibawa ke badan jalan sebagai

campuran yang merata dan untuk Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada

kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3). Kadar air dalam

bahan harus tersebar secara merata.

b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu kegiatan dengan takaran yang merata

agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang

disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-

lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

c) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dihampar dan dibentuk

dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada

partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau

dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.

d) Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan

peralatan khusus yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

3) Pemadatan

a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus

dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan

disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari

kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan

oleh SNI 1743:2008, metode D untuk Lapis Fondasi Agregat. Pemadatan Lapis

Drainase dengan mesin gilas berpenggetar (vibratory roller) sekitar 10 ton

harus dilaksanakan sampai seluruh permukaan telah mengalami penggilasan

sebanyak enam lintasan dengan penggetar yang diaktifkan atau sebagaimana

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

b) Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda

karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja

dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis

Fondasi Agregat.

c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam

rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum,

di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan

kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 1743:2008,

metode D.

d) Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit

demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang

ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan

bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Kegiatan penggilasan

Page 13: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 8

harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis

tersebut terpadatkan secara merata.

e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin

gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang

disetujui.

4) Pengujian

a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan

awal harus seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, namun harus

mencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.2.5)

minimum pada tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang

dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada

sumber bahan tersebut.

b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan, seluruh

jenis pengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat Pengawas

Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya, termasuk

perubahan sumber bahan.

c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan

untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi peker-

jaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan tetapi untuk setiap 1.000 meter kubik bahan yang diproduksi untuk

pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 500 meter kubik bahan untuk

pelebaran menuju lebar standar, paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari

lima (5) pengujian gradasi partikel untuk Lapis Fondasi Agregat dan Lapis

Drainase, dan khususnya Lapis Fondasi Agregat tidak kurang dari lima (5)

pengujian indeks plastisitas dan satu (1) penentuan kepadatan kering

maksimum menggunakan SNI 1743:2008, metode D. Pengujian CBR untuk

Lapis Fondasi Agregat harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

d) Kepadatan dan kadar air bahan Lapis Fondasi Agregat yang dipadatkan harus

secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight

Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi

dengan korelasi hubungan lendutan dengan kepadatan, bilamana disetujui oleh

Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman

lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi

tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk pembangunan

jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.

5.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus diukur sebagai jumlah meter kubik

dari bahan yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur

harus didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada Gambar,

menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah, bila tebal yang diperlukan

merata, dan pada penampang melintang yang disetujui Pengawas Pekerjaan bila tebal

yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu

jalan.

Page 14: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 9

Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan/atau

kepadatan pada Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dilakukan sesuai

dengan ketentuan berikut ini.

a) Ketebalan Kurang

Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase yang diterima tidak

boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3).c).

Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase untuk suatu

segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

5.1.1.3).c)., persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai Tabel

5.1.4.1).

Tabel 5.1.4.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Ketebalan

Kurang

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0,0--1,0 cm 0 %

> 1,0--2,0 cm 15 % atau diperbaiki

> 2,0--4,0 cm 30 % atau diperbaiki

> 4,0 cm Harus Diperbaiki

b) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100%

kepadatan kering maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang

disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi,

Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dengan

persentase pengurangan harga satuan sesuai Tabel 5.1.4.2).

Tabel 5.1.4.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan Untuk Kepadatan

Kurang

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 100 % 0 %

99--< 100% 10 % atau diperbaiki

98--< 99% 20 % atau diperbaiki

97--< 98% 30 % atau diperbaiki

<97% Harus Diperbaiki

c) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat rata-rata kurang dari

yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 5.1.4.a)

dan 5.1.4.b) maka pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan

persentase pengurangan yang tercantum dalam Tabel 5.1.4.1) dan/atau 5.1.4.2).

Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan

eksisting dan bahu jalan lama dimana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar

tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar terpisah dari

Page 15: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 10

harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan Badan Jalan menurut Seksi 3.3,

dari Spesifikasi ini.

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang

disyaratkan dalam Tabel 5.1.4.1) dan/atau Tabel 5.1.4.2) dapat dilaksanakan setelah

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 5.1.1.7) atau penambahan lapisan

mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.

Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat dilaksanakan sesuai dengan Pasal

5.1.1.7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan

tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 5.1.4.1).a), dan tidak melebihi tebal

dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 5.1.4.1).b).

Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.

Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat adalah dengan penambahan lapisan di

atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan

dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam

Spesifikasi Umum 2018 seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut

harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas

yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran

tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga

Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang

terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta

pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,

pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat

dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk

penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase yang yang

mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua

penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam sertifikat pembayaran sebagai

pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.1.(1) Lapis Fondasi Agregat Kelas A Meter Kubik

5.1.(2) Lapis Fondasi Agregat Kelas B Meter Kubik

5.1.(3) Lapis Fondasi Agregat Kelas S Meter Kubik

5.1.(4) Lapis Drainase Meter Kubik

Page 16: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 11

SEKSI 5.2

PERKERASAN BERBUTIR TANPA PENUTUP ASPAL

5.2.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan

bahan untuk pelaksanaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal (Lapis Permukaan

Agregat dan Lapis Fondasi Agregat, atau Lapis Fondasi Agregat saja) di atas

permukaan tanah dasar yang telah disiapkan dan diterima sesuai dengan ketentuan dan

detail yang ditunjukkan dalam Gambar termasuk pemeliharaan perkerasan berbutir

tanpa penutup aspal eksisting dengan Lapis Permukaan Agregat. Pemasokan bahan

akan mencakup, jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan kegiatan lainnya

yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi

ini.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian TeknisLapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan

Pelengkapnya

: Seksi 1.14

e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

g) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

h) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3

i) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

j) Pemeliharaan Kinerja Jalan : Seksi 10.1

3) Toleransi Dimensi

a) Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang disyaratkan.

b) Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang

padat harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan

berbeda lebih dari 1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang

dipasang sejajar atau tegak lurus pada sumbu jalan.

c) Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya kantong

air.

d) Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan atau diberikan secara detail

dalam Gambar, Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus

dilaksanakan dengan lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5% untuk

daerah bukan superelevasi.

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.

Page 17: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 12

SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.

SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah.

SNI 1744:2012 : Metode uji CBR laboratorium.

SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles.

SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah

dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).

SNI 6889:2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/

D75M-09, IDT).

SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat

kasar.

Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflecto-

meter (LWD)

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan berikut di bawah

ini sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunan setiap bahan

untuk pertama kalinya sebagai Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal :

i) Dua contoh masing-masing seberat 50 kg bahan, satu disimpan oleh

Pengawas Pekerjaan sebagai rujukan selama Waktu untuk

Penyelesaian.

ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan

untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, bersama dengan

hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat

bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.2.2.2) terpenuhi.

iii) Pernyataan perihal metode dan lokasi produksi dan pencampuran

bahan untuk Perkerasan Berbutir JalanTanpa Penutup Aspal memenuhi

ketentuan dari Pasal 5.2.2.3) dan 5.2.3.3).

b) Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan, Penyedia Jasa harus menye-

rahkan dalam bentuk tertulis kepada Pengawas Pekerjaan hasil pengukuran

permukaan dan data survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan

tebal yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.3) dipenuhi.

6) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Lapis Fondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar atau

dipadatkan pada waktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan segera setelah

hujan atau juga bila kadar air bahan tidak memenuhi Pasal 5.2.4.4).

7) Perbaikan Atas Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak Memenuhi

Ketentuan

a) Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi

yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.3), atau yang permukaannya bergelom-

bang selama atau sesudah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan menggem-

burkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan yang diperlukan,

dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

b) Perbaikan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak

memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi

ini harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan dan dapat

Page 18: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 13

meliputi pemadatan tambahan, penggemburan dilanjutkan dengan penyesuaian

kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau

menambah tebal bahan.

8) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap

pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam

Pasal 5.2.1.7) di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan

rutin dari semua Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang sudah selesai

dikerjakan dan diterima selama Waktu untuk Penyelesaian.

9) Pengendalian Lalu Lintas

Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan

Keselamatan Lalu Lintas.

5.2.2 BAHAN

1) Sumber Bahan

Material Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dipilih dari sumber yang

disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.

2) Ketentuan Sifat-sifat Bahan

Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup harus bebas dari bahan organik dan gumpalan

lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus

memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan

dalam Tabel 5.2.2.1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.2.2.2)

Tabel 5.2.2.1) Ketentuan Gradasi Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal

Ukuran Ayakan Lapis Permukaan Agregat Lapis Fondasi Agregat

ASTM (mm) Persen Berat Yang Lolos

1½” 37,5 100

1” 25 77 – 100

¾” 19 100

½” 12,5 80 – 100 50 – 75

No.4 4,75 50 – 74 26 – 54

No.10 2,00 35 – 56 15 – 42

No.40 0,425 18 – 35 7 – 26

No.200 0,075 6 – 15 6 – 16

Tabel 5.2.2.2) Sifat-sifat Bahan untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal

Sifat-sifat Metoda

Pengujian

Lapis Permukan

Agregat

Lapis Fondasi

Agregat

Abrasi Agregat Kasar SNI 2417:2008 Maks.40 Maks.50

Butiran pecah,

tertahan ayakan No.4

SNI 7619:2012 95/90 1) 55/50 2)

Indeks Plastisitas SNI 1966:2008 4 - 10% 4 - 15%

Batas Cair SNI 1967:2008 Maks.25 Maks.35

Page 19: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 14

Sifat-sifat Metoda

Pengujian

Lapis Permukan

Agregat

Lapis Fondasi

Agregat

Gumpalan Lempung

dan Butiran-butiran

Mudah Pecah

SNI 03-4141-1996 Maks.5% Maks.5%

Catatan :

1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan

90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

3) Pencampuran Bahan Plastis

a) Pencampuran bahan plastis tidak boleh dilaksanakan bila bahan aslinya telah

memenuhi ketentuan plastisitas minimum, kecuali jika ditentukan lain atau

disetujui Pengawas Pekerjaan.

b) Bahan plastis tidak boleh mengandung bahan organik.

c) Bahan plastis tidak boleh mengandung butiran atau gumpalan lempung yang

berukuran lebih dari 4,75 mm.

d) Kadar air bahan plastis dan semua fraksi lainnya harus sedemikian rupa

sehingga bahan plastis itu tetap lepas sebelum dan selama proses pencampuran.

e) Bahan ini harus dicampur seluruhnya sampai merata. Cara pencampuran harus

sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

5.2.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN PERKERASAN BERBUTIR TANPA

PENUTUP ASPAL

1) Penyiapan Formasi

Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, penyiapan drainase, tanah dasar

dan lapis fondasi agregat harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan dari

rencana lokasi akhir penghamparan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal

pada setiap saat.

2) Pengiriman Bahan

a) Jika Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dipasok sebagai bahan

yang dicampur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai

dengan ketentuan Pasal 5.2.3.2).a). Bilamana agregat dikirim dalam bentuk dua

atau tiga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan

dari Pasal 5.2.3.2).a), kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam keadaan

kering.

b) Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat

maksimum. Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 10 cm untuk Lapis

Permukaan Jalan Tanpa Penutup Aspal dan tidak boleh lebih dari 20 cm untuk

Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kecuali ditentukan lain atau disetujui

Pengawas Pekerjaan.

Page 20: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 15

3) Agregat Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur di Tempat

a) Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai

salah satu komponen Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, lokasi-

lokasi tertentu yang bahannya agak basah atau mutunya kurang baik harus

digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti dengan bahan badan jalan dari lokasi

lain yang bermutu sama atau lebih baik. Seluruh badan jalan yang padat harus

digaru sampai mencapai kedalaman yang seragam. Bilamana tidak disebutkan

lain maka penggaruan yang harus dihitung sedemikian hingga menghasilkan

proporsi bahan badan jalan yang tepat untuk campuran perkerasan berbutir

jalan tanpa penutup aspal. Bahan badan jalan harus dikeringkan seluruhnya dan

kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu merata secara memanjang dan

melintang.

b) Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang

sama di seluruh lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru

pertanian, cakram bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk

mencampur seluruh tebal bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif,

setumpukan kecil bahan yang menerus pada panampang melintang yang

seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana lebar jalan tetap. Seluruh

kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi jalan yang satu ke

yang lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata, kemudian dihampar

dengan ketebalan yang sama.

c) Pencampuran di tempat hanya diizinkan bila kondisi panas dan cuaca panas

diharapkan berlangsung sampai pekerjaan selesai.

4) Pemadatan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal

a) Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan

seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui

Pengawas Pekerjaan.

b) Pembentukan akhir permukaan lapis fondasi bawah harus dilaksanakan paling

sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.

c) Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Perkerasan Berbutir Jalan

Tanpa Penutup Aspal. Agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab

dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang

berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan selesai, Penyedia

Jasa harus membuang setiap agregat yang terlalu basah sehingga tidak merusak

tanah dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-

tanda agak bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau

diperbaiki sesuai dengan Pasal 5.2.1.7).

d) Kegiatan penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan

berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada

tempat ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah

menuju ke bagian yang tinggi.

e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh

mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat

mekanis.

Page 21: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 16

f) Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan

menjadi suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta

semua bekas jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan

stabil harus diperoleh dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat

dengan rapat.

g) Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada

saat pemadatan tahap akhir dapat diizinkan agar dapat meningkatkan

pengikatan pada lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar

terlalu tebal sedemikian hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.

5.2.4 PENGUJIAN

1) Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutu

bahan akan ditentukan Pengawas Pekerjaan namun harus mencakup semua pengujian

yang disyaratkan pada Pasal 5.2.2.3), paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber

bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili batas rentang mutu bahan yang

mungkin terdapat dalam sumber bahan tersebut.

2) Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal

yang diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut

pendapat Pengawas Pekerjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber

bahan atau pada metode produksinya.

3) Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan

untuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian

lebih lanjut harus sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter

kubik bahan yang dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian

Indeks Plastisitas dan lima (5) pengujian gradasi dan satu (1) penentuan kepadatan

kering maksimum menggunakan SNI 1743:2008, metode D.

4) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,

mengunakan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji

sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan

kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian harus dilakukan

sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Pengawas

Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur.

5.2.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran dan Pembayaran

Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus diukur sebagai jumlah meter

kubik dari bahan terpasang yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima.

Volume yang diukur harus didasarkan atas tebal penampang melintang terpasang,

menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah.

Pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal, tebal lapis fondasi yang

ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri atas bahan baru, tetapi sebagian bahan

pada jalan lama yang dikerjakan kembali, maka volume untuk pembayaran haruslah

berdasarkan volume padat bahan baru yang dihampar, dihitung berdasarkan penampang

Page 22: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 17

melintang yang diukur oleh Penyedia Jasa dan disetujui Pengawas Pekerjaan sebelum

pekerjaan dimulai.

Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan/atau

kepadatan pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilakukan sesuai

dengan ketentuan berikut ini:

a) Ketebalan Kurang

Tebal minimum Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang diterima

tidak boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

5.2.1.3).a).

Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal untuk

suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

5.2.1.3).b), 5.2.1.3).c) dan 5.2.1.3).d)., persentase pengurangan harga satuan

akan dilakukan sesuai Tabel 5.2.5.1).

Tabel 5.2.5.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Ketebalan

Kurang pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0,0--1,0 cm 0 %

> 1,0--2,0 cm 15 % atau diperbaiki

> 2,0--4,0 cm 30 % atau diperbaiki

> 4,0 cm Harus Diperbaiki

b) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100%

kepadatan kering maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang

disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi,

Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Perkerasan Berbutir

Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan persentase pengurangan harga satuan sesuai

Tabel 5.2.5.2).

Tabel 5.2.5.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Kepadatan

Kurang untuk Lapisan Tanpa Penutup Aspal

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 100% 0 %

99--< 100% 10 % atau diperbaiki

98--< 99% 20 % atau diperbaiki

97--< 98% 30 % atau diperbaiki

< 97% Harus Diperbaiki

c) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa

Penutup Aspal rata-rata kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-

Page 23: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 18

batas toleransi sesuai pasal 5.2.5.1).a) dan 5.2.5.1).b) maka pengurangan

pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang

tercantum dalam Tabel 5.2.5.1) dan/atau 5.2.5.2).

Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan

eksisting dan bahu jalan lama dimana Lapis Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa

Penutup Aspal akan dihampar, tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini,

tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan

Badan Jalan menurut Seksi 3.3, dari Spesifikasi Umum 2018.

2) Pengukuran dari Pekerjaan yang Diperbaiki

Perbaikan dari Lapis Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak

memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 5.2.5.1) dan/atau Tabel

5.2.5.2) dilaksanakan setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal

5.2.1.7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan

tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 5.2.5.1).a) dan tidak melebihi tebal

dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal 5.2.5.1).b).

Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga

Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang

terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta

pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,

pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat

dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-l ain yang diperlukan atau lazim untuk

penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen Lapis Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal yang

mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua

penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam sertifikat pembayaran sebagai

pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.2.(1) Lapis Permukaan Agregat Tanpa Penutup Aspal

Meter Kubik

5.2.(2) Lapis Fondasi Agregat Tanpa Penutup Aspal Meter Kubik

Page 24: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 19

SEKSI 5.3

PERKERASAN BETON SEMEN

5.3.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan

Lapis Fondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan dengan ketebalan dan bentuk

penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya : Seksi 1.14

e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

g) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

h) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

i) Stabilisasi Tanah (Soil Stabilization) : Seksi 5.4

j) Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) : Seksi 5.5

k) Beton dan Beton Kinerja Tinggi : Seksi 7.1

l) Baja Tulangan : Seksi 7.3

3) Toleransi Dimensi

a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.5.12) harus digunakan.

b) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.9 harus digunakan.

4) Standar Rujukan

Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.6) dari Spesifikasi ini harus digunakan

dengan tambahan berikut:

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.

SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.

SNI 4431:2011 : Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik

pembebanan.

SNI 03-4432-1997 : Spesifikasi karet spon siap pakai sebagai bahan pengisi siar

muai pada perkerasan beton dan konstruksi bangunan.

SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi bahan penutup sambungan beton tipe elastis

tuang panas.

SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi pengisi siar muai siap pakai untuk perkerasan dan

bangunan beton.

SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan

plesteran dengan bahan dasar semen.

SNI 03-6827-2002 : Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan

menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil.

Page 25: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 20

SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti hasil

pengeboran.

AASHTO :

AASHTO M33-99(2012) : Preformed Expansion Joint Filler for Concrete

(Bituminous Type).

AASHTO M80-13 : Coarse Aggregate for Portland Cement Concrete.

AASHTO M194M/M194-13 : Chemical Admixtures for Concrete.

ASTM :

ASTM C309-11 : Standard Specification for Liquid Membrane-

Forming Compounds for Curing Concrete.

ASTM D2628-91(2016) : Standard Specification for Preformed

Polychloroprene Elastomeric Joint Seals for

Concrete Pavements.

ASTM D4791-10 : Standard Test Method for Flat Particles,

Elongated Particles, or Flat and Elongated

Particles in Coarse Aggregate.

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus mengajukan rincian proposal Rencana Pengendalian Mutu untuk

aspek pekerjaan ini sesuai dengan Seksi 1.21 dari Spesifikasi dan juga semua ketentuan

yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.7).a), b) dan e) dari Spesifikasi ini.

6) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Ketentuan tingkat penguapan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.9) dari Spesifikasi ini

harus digunakan.

7) Perbaikan Terhadap Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus

Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.10).a) sampai dengan d) dari Spesifikasi

ini harus digunakan.

8) Jadwal Kerja dan Pengendalian Lalu Lintas

a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.5.8 harus digunakan.

b) Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen

dan Keselamatan Lalu Lintas.

9) Pemasokan Beton Campuran Siap Pakai (Ready Mix)

Beton yang dipasok sebagai Campuran Siap Pakai (Ready Mix) oleh pemasok yang

berada di luar kegiatan pekerjaan harus memenuhi ketentuan SNI 4433:2016. Kecuali

disebutkan lain dalam Kontrak maka “pembeli” dalam SNI 4433:2016 haruslah

Penyedia Jasa. Syarat-syarat Umum dari Kontrak dan ketentuan-ketentuan dari

Spesifikasi Seksi 5.3 akan didahulukan daripada SNI 4433:2016. Penerapan SNI

4433:2016 tidak membebaskan Penyedia Jasa dari setiap kewajibannya dalam Kontrak

ini.

Page 26: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 21

5.3.2 BAHAN

1) Mutu Perkerasan Beton Semen

Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan ketentuan Seksi

7.1 dari Spesifikasi ini, kecuali jika disebutkan lain dalam Seksi ini.

2) Agregat Halus untuk Perkerasan Beton Semen

Agregat halus harus memenuhi SNI 03-6820-2002 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi

selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan yang bersih,

keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :

a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm).

b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam.

c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka setiap sumber harus

memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.

d) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang memenuhi

Pasal 5.3.2.3) dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji sesuai SNI 1966:

2008.

Tabel 5.3.2.1) Sifat-sifat Agregat Halus

Sifat Metoda Pengujian Ketentuan

Berat Isi Lepas SNI 03-4804-1998 minimum 1.200 kg/m3

Penyerapan oleh Air SNI 1969:2016 maksimum 5%

3) Agregat Kasar untuk Perkerasan Beton Semen

Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80-13 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi

selain dari yang disebutkan di bawah ini. Terak besi dari tanur tinggi (air cooled blast

furnace slag) yang didinginkan dengan udara dapat digunakan tetapi terak besi dari

proses pemurnian baja (steel-plant slag) tidak dapat digunakan.

Tabel 5.3.2.2) Sifat – Sifat Agregat Kasar

Sifat-sifat Metoda Pengujian Ketentuan

Kehilangan akibat Abrasi

Los Angeles

SNI 2417:2008 tidak melampaui 40% untuk 500

putaran

Berat Isi Lepas SNI 03-4804-1998 minimum 1.200 kg/m3

Berat Jenis SNI 1970:2016 minimum 2,1

Penyerapan oleh Air SNI 1970:2016 air cooled blast furnace slag:

maks. 6%

lainnya: maks. 2,5%

Bentuk partikel pipih dan

lonjong dengan rasio 3:1 ASTM D4791-10 maksimum 25%

Bidang Pecah, tertahan

ayakan No.4 SNI 7619:2012 minimum 95/901)

Page 27: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 22

Catatan :

1) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar memounyai muka bidang pecah dua atau lebih.

4) Semen dan Abu Terbang

Semen Portland Biasa (Ordinary Portland Cement, OPC) Tipe 1 atau Tipe 3, Portland

Pozzolana Cement (PPC) harus memenuhi Pasal 7.1.2.1) dari Spesifikasi ini.

Abu Terbang harus memenuhi SNI 2460:2014.

Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan pengikat

hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan tidak dapat

digunakan untuk pemakaian semen Portland Pozzolana Cement (PPC).

5) Air

Air harus memenuhi spesifikasi Pasal 7.1.2.2).

6) Baja Tulangan

Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.3 dari Spesifikasi ini, dan

detailnya tercantum dalam Gambar.

7) Membran Kedap Air

Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa lembaran polyethene

dengan tebal 125 mikron atau yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bila diperlukan

sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm.

8) Bahan Tambah

Bahan tambah kimiawi (admixture) yang digunakan harus sesuai dengan AASHTO

M194M/M194-13. Bahan tambah yang mengandung calcium chloride, calcium formate,

dan triethanolamine tidak boleh digunakan.

Kondisi berikut harus dipenuhi:

a) Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan

tambahan tersebut harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari pabriknya.

b) Untuk campuran dengan abu terbang (fly ash) kurang dari 50 kg/m3, kontribusi

alkali total (dinyatakan dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang

digunakan pada campuran tidak boleh melebihi 0,20 kg/m3.

Super plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari

Pengawas Pekerjaan.

9) Bahan untuk Perawatan

Bahan membran untuk perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang memenuhi

ASTM C309-11 atau bahan/metoda lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Bahan

membran tanpa warna atau bening tidak akan disetujui.

Page 28: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 23

10) Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)

a) Bahan penutup yang dituang untuk sambungan harus memenuhi ketentuan SNI

03-4814-1998.

b) Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan harus memenuhi

ketentuan-ketentuan AASHTO M33-99(2012), SNI 03-4432-1997, SNI 03-

4815-1998, atau ASTM D2628-91(2016), sebagaimana yang disebutkan dalam

Gambar atau oleh Pengawas Pekerjaan dan harus dilubangi untuk memberikan

tempat untuk ruji jika disyaratkan dalam Gambar. Bahan pengisi untuk setiap

sambungan harus dikerjakan dalam selembar tunggal untuk lebar dan

kedalaman yang diperlukan untuk sambungan kecuali jika disetujui lain oleh

Pengawas Pekerjaan. Bilamana penggunaan lebih dari selembar disetujui untuk

suatu sambungan, tepi-tepi lembaran harus diikat dengan rapat, dan dipasang

dengan akurat terhadap bentuk, dengan cara distapler atau cara pengikat handal

lainnya yang dapat diterima Pengawas Pekerjaan.

11) Beton

a) Bahan Pokok Campuran

Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada hasil

percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Penyedia Jasa sesuai

ketentuan Seksi 7.1 dari spesifikasi ini.

Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari

Spesifikasi ini. Untuk menentukan rasio agregat kasar dan agregat halus,

proporsi agregat halus harus dipertahankan seminimum mungkin. Akan tetapi,

sekurang-kurangnya 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat

haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai agregat yang lolos ayakan

4,75 mm.

Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075

mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan. Penyedia Jasa boleh memilih agregat

kasar sampai ukuran maksimum 38 mm, asalkan : campuran tersebut tidak

mengalami segregasi; kelecakan yang memadai untuk instalasi yang

digunakan dapat dicapai dan kerataan permukaan yang disyaratkan tetap dapat

dipertahankan. Menurut pendapatnya, Pengawas Pekerjaan dapat meminta

Penyedia Jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang telah dipilih oleh

Penyedia Jasa.

Tindakan-tindakan tambahan, termasuk penurunan ukuran maksimum agregat,

dapat dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan

gelincir (slip form) yang berasal oleh truk terakhir.

Ketika proporsi takaran yang sesuai telah diputuskan dan disetujui, proporsi-

proporsi tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan Pengawas Pekerjaan.

b) Kadar Bahan Pengikat untuk Perkerasan Beton Semen

Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan

untuk Perkerasan Beton Semen tidak boleh kurang dari jumlahsemen untuk

keperluan pencapaian durabilitas beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang

akan mengakibatkan suhu beton yang tinggi. Ketentuan jumlah semen

Page 29: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 24

minimum dan jumlah semen maksimum harus tercantum dalam dokumen

rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi lingkungan pekerjaan dan

disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

c) Kekuatan

Ketentuan minimum untuk kuat lentur pada umur 28 hari untuk Perkerasan

Beton Semen diberikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.3.2.3) Kuat Lentur Minimum untuk Perkerasan Beton Semen

Uraian Metoda Pengujian Nilai

Kuat Lentur pada umur 28 hari (1) untuk

Beton Percobaan Campuran (2) min. (MPa)

SNI 4431:2011 4,7 (3)

Kuat Lentur pada umur 28 hari (1) untuk

pada Perkerasan Beton Semen (2)

(pengendalian produksi) min. (MPa)

SNI 4431:2011 4,5 (3)

Catatan :

(1) : Beton untuk Perkerasan Beton Semen Fast Track pada umur 8 jam dan 24 jam sesuai

dengan mata pembayaran yang diuraikan pada Pasal 5.3.10.2)

(2) : Ukuran balok uji 500 mm x 150 mm x 150 mm dengan jarak antar perletakan 450 mm

dan masing-masing jarak kantilever 25 mm

(3) : Beton untuk Perkerasan Beton Semen dalam pekerjaan permanen harus memenuhi

ketentuan kuat lentur minimum untuk Beton Perkerasan yang diberikan dalam Tabel

5.3.2.3). Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat disesuaikan berdasarkan

perbandingan nilai kuat lentur dan kuat tekan yang dicapai untuk serangkaian pengujian

yang tidak kurang dari 16 pengujian, 8 pengujian untuk kuat tekan dan 8 pengujian untuk

kuat lentur pada rancangan yang disetujui. Penyesuaian Nilai Kuat Tekan minimum

untuk pengendalian produksi yang diberikan dalam Tabel 5.3.2.3) akan mengikuti

perintah atau persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan 80% dari kuat

lentur lapangan yang terjadi. Pengawas Pekerjaan dapat, menurut pendapatnya,

pada setiap saat sebelum atau selama kegiatan beton perkerasan, menaikkan

atau menurunkan kekuatan minimum yang terjadi pada umur 7 hari.

Kuat tekan rata-rata Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari

produksi harian 80 – 110 kg/cm2.

d) Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen

Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI

1972:2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran

beton dengan rentang :

- 25 – 38 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan

(slipform)

- 38 – 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual (acuan-tetap)

Rasio air bebas - semen untuk kondisi agregat jenuh kering permukaan harus

ditentukan dengan berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kekuatan dan

Page 30: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 25

durabilitas beton. Nilai rasio air bebas-semen harus tercantum dalam dokumen

rancangan campuran beton yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

e) Keseragaman Campuran Beton

Sifat-sifat campuran beton harus sesuai dengan tabel berikut ini :

Tabel 5.3.2.(4) Parameter Keseragaman Beton

Pengujian

Ketentuan, Ditunjukkan

sebagai Perbedaan

Maksimum yang

diizinkan pada Hasil

Pengujian dari Benda Uji

yang diambil dari Dua

Lokasi dalam Takaran

Beton

Berat per meter kubik yang dihitung berdasarkan bebas

rongga udara (kg/m3)

16

Kadar rongga udara, volume % dari beton 1

Slump (mm) 25

Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap benda uji

yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm), %

6

Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang dari 3 silinder

akan dicetak dan diuji untuk tiap-tiap benda uji)

berdasarkan rata-rata dari pengujian semua benda uji

yang akan dibandingkan, %

1,6

Kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari untuk setiap benda

uji, berdasarkan kuat rata-rata dari pengujian semua

benda uji yang dibandingkan, %.

7,5

f) Pengambilan Benda Uji (Sampling)

Untuk tujuan dari Pasal 5.3.2 dan Pasal 5.3.10 ini, suatu lot akan didefinisikan

sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai

30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.

Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat

lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28

hari.

Bilamana hasil pengujian kuat lentur di atas tidak mencapai 90% dari kuat

lentur yang disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.3) maka pengambilan benda uji inti

(core) di lapangan, minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat

dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai

kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan

untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima

untuk pembayaran.

Page 31: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 26

5.3.3 PERALATAN

1) Umum

Peralatan harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.

Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan bergerak (slip form)

maupun acuan tetap (fixed form).

2) Mesin Penghampar dan Pembentuk (Spreading and Finishing Machines)

Mesin penghampar harus dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi segregasi

pada campuran beton. Mesin pembentuk (finishing machines) harus dilengkapi dengan

sepatu melintang (tranverse screeds) yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type)

atau alat lain yang serupa untuk memadatkan (stricking off) beton sebagaimana

disyaratkan dalam Pasal 5.3.5 dari Spesifikasi ini.

3) Kendaraan Pengangkut

Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu

menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang disyaratkan. Beton untuk yang

dibentuk dengan acuan bergerak dapat diangkut dengan dump truck sesuai persetujuan

Pengawas Pekerjaan. Campuran beton yang diangkut dengan dump truck harus

dirancang khusus untuk tujuan ini.

4) Pencampuran Beton

Pemasokan Beton Siap Pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed

form) sesuai dengan hasil demonstrasi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa bahwa

kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi

oleh pemasok beton siap pakai. Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang

mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 meter kubik per jam harus

dilengkapi penghampar dengan acuan bergerak kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa

kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi

oleh pemasok beton siap pakai.

5) Vibrator (Penggetar)

Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa jenis

“surface pan” atau jenis “internal” dengan tabung celup (immersed tube) atau “multiple

spuds”. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau mesin pembentuk, atau

dapat juga dipasang pada kendaraan (peralatan) khusus. Vibrator tidak boleh

menyentuh rakitan sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban (load transfer

devices), tanah dasar dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator “surface pan” tidak

boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz), dan Frekuensi vibrator internal tidak

boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung dan tidak kurang

dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk “vibrator spud”.

Bila vibrator spud, baik dijalankan dengan tangan maupun dipasang pada mesin

penghampar (spreader) atau pembentuk (finishing), yang digunakan di dekat acuan,

frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz).

Page 32: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 27

6) Gergaji Beton

Bilamana sambungan yang dibentuk dengan penggergajian (saw joints) disyaratkan,

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang

memadai dan mampu menyelesaikan penggergajian dengan tepi pisau berintan yang

didinginkan dengan air atau dengan gurinda (abrasive wheel) sesuai ukuran yang

ditentukan. Penyedia Jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang siap pakai

(standby). Sebuah pisau gergaji cadangan harus disediakan di tempat kerja setiap saat

selama kegiatan penggergajian. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas penerangan

yang memadai untuk penggergajian di malam hari. Seluruh peralatan ini harus berada

di tempat kerja sebelum dan selama pekerjaan perkerasan beton.

7) Acuan

Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari

5 mm dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak kurang dari 3 m.

Acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan

perkerasan jalan tanpa adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak

kurang dari kedalamnya. Acuan yang dapat disesuaikan (fleksibel) atau lengkung

dengan radius yang sesuai harus digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau

kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (fleksibel) atau lengkung harus dirancang

sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Acuan harus dilengkapi

dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah

terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala

benturan dan getaran dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens (flange braces)

harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari ⅔ tinggi acuan. Acuan yang

permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat

pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan

disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih

dari 3 mm dalam 3 meter dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan

ini harus dilengkapi juga dengan pengunci ujung-ujung bagian yang bersambungan.

5.3.4 SAMBUNGAN (JOINTS)

Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti yang ditentukan

dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi agar tidak kemasukan bahan yang

tidak dikehendaki sebelum ditutup dengan bahan pengisi.

Sambungan memanjang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus digeser

sekurang-kurangnya 20 cm dari sambungan memanjang dari perkerasan beton yang

dikerjakan.

Sambungan konstruksi melintang dari Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus

dibentuk pada akhir kegiatan harian dan harus membentuk permukaan melintang yang

benar-benar tegak.

1) Sambungan Memanjang untuk Perkerasan Beton Semen

Batang baja ulir dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus

diletakkan tegak lurus dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau

dipasang dengan besi penahan (chair) atau penahan lainnya yang disetujui untuk

mencegah pergeseran. Batang pengikat (tie bars) tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi

aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam tabung atau sleeves kecuali untuk

Page 33: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 28

keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan. Bilamana ditunjukkan dalam Gambar

dan bila lajur perkerasan yang bersebelahan dilaksanakan terpisah, acuan samping

terbuat dari baja harus digunakan untuk membentuk lidah dan alur (keyway) sepanjang

sambungan konstruksi. Baja pengikat, kecuali yang terbuat dari baja rel, dapat

dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dari lajur pertama yang dilaksanakan

dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang bersebelahan

dihamparkan atau sebagai pengganti baja pengikat yang dibengkokkan dapat digunakan

2 batang baja pengikat yang disambung.

Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari lidah dan alur yang

tegak lurus permukaan tepi perkerasan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan

peralatan secara mekanis maupun secara manual sampai memenuhi ukuran dan garis

yang ditunjukkan dalam Gambar, sewaktu beton masih dalam tahap plastis. Alur ini

harus diisi dengan bahan pracetak yang memanjang atau diisi dengan bahan penutup

yang ditentukan

Sambungan memanjang tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian rupa

sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), bila

ada.

Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal sawn joint) harus dilakukan

dengan pemotong beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan garis yang

ditunjukkan dalam Gambar. Garis bantu atau alat bantu harus digunakan untuk

menjamin hasil pemotongan sambungan memanjang sesuai dengan garis yang

ditunjukan dalam Gambar, dan harus digergaji sebelum berakhirnya masa perawatan

beton, atau segera sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan

melintasi perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang harus digergaji harus dibersihkan

dan jika perlu sambungan tersebut harus segera diisi dengan bahan penutup (sealer).

Sambungan memanjang tipe sisipan permanen (longitudinal permanent insert tipe

joint) harus dibentuk dengan memasang bahan lentur yang memanjang (strip) yang

tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-bahan kimia dalam beton. Lebar bahan

memanjang (strip) ini harus cukup untuk membentuk bidang yang diperlemah dengan

kedalaman yang ditunjukkan dalam Gambar. Sambungan dengan tipe bidang yang

diperlemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji). Ketebalan bahan

memanjang (strip) tidak boleh kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan memakai

peralatan mekanik sehingga bahan dapat dipasang secara menerus (tidak terputus).

Bagian permukaan bahan memanjang harus atas ditempatkan di bawah permukaan

perkerasan yang telah selesai sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.

Bahan memanjang (strip) yang disisipkan ini tidak boleh dibentuk ulang dari posisi

vertikal selama pemasangan atau karena kegiatan pekerjaan penyelesaian yang

dilaksanakan pada beton. Alinyemen sambungan harus sejajar dengan garis sumbu jalan

dan harus bebas dari ketidakteraturan setempat. Alat pemasangan mekanik harus

menggetarkan beton selama bahan memanjang tersebut disisipkan, sedemikian rupa agar

beton yang tergetar kembali rata sepanjang tepi bahan memanjang (strip) tersebut

tanpa menimbulkan segregasi atau rongga udara.

2) Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joint)

Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus

dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar dan dibentuk pada lidah alur

sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan

Page 34: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 29

dengan panjang sama dengan lebar satu lajur. Filler yang rusak atau yang sudah

diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui Pengawas Pekerjaan.

3) Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang

yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen

yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian pekerjaan beton. Sambungan

yang telah selesai tidak boleh berbeda lebih dari 5 mm pada alinemen horisontal

terhadap suatu garis lurus. Bila filler sambungan adalah bagian-bagian yang dirakit,

maka di antara unit-unit yang bersebelahan tidak boleh terdapat celah. Sumbat atau

gumpalan beton tidak diperkenankan di manapun dalam rongga ekspansi.

4) Sambungan Susut Melintang (Transverse Contraction Joint)

Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk atau membuat

alur dengan pemotongan pada permukaan perkerasan, disamping itu bilamana

ditunjukkan dalam Gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk memindahkan

beban (load transfer assemblies).

a) Sambungan Susut Lajur Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)

Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip)

sebagaimana ditunjukkan Gambar.

b) Alur yang Dibentuk (Formed Grooves)

Alur ini harus dibuat dengan menekankan perlengkapan yang disetujui ke

dalam beton yang masih plastis. Perlengkapan tersebut harus tetap di tempat

sekurang-kurangnya sampai beton mencapai tahap pengerasan awal, dan

kemudian harus dilepas tanpa merusak beton di dekatnya, kecuali bilamana

perlengkapan tersebut memang dirancang untuk tetap terpasang pada

sambungan.

c) Sambungan Susut Gergajian (Sawn Contraction Joint)

Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergaji beton pada

permukaan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan

yang ditunjukkan dalam Gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas

gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan.

Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera

mungkin setelah beton cukup mengeras agar pengergajian dapat dilakukan

dengan hasil yang rapih tanpa menimbulkan keretakan, dan umumnya tidak

kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari waktu ikat akhir

(umumnya sekitar 10 jam tergantung jenis semennya) setelah pemadatan akhir

beton, diambil mana yang lebih pendek waktunya. Semua sambungan harus

dibentuk dengan pemotongan sebelum terjadi retak susut yang tidak terkendali.

Bila perlu, kegiatan penggergajian harus dilakukan siang dan malam dalam

cuaca apapun. Penggergajian untuk membentuk sambungan harus

ditangguhkan bilamana keretakan terjadi pada atau dekat lokasi gergajian pada

saat sebelum digergaji. Penggergajian untuk membentuk sambungan tidak

boleh dilanjutkan bilamana keretakan meluas di depan gergaji. Bilamana terjadi

kondisi ekstrim sedemikian hingga tidaklah praktis untuk mencegah keretakan

dengan penggergajian yang lebih dini, alur sambungan kontraksi harus dibuat

Page 35: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 30

sebelum beton mencapai pengerasan tahap awal sebagaimana disebutkan di

atas. Secara umum, setiap sambungan harus harus dibentuk dengan

penggergajian yang berurutan dan teratur.

d) Sambungan Susut Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse

Formed Contraction Joints)

Sambungan ini harus memenuhi ketentuan Pasal 5.5.4.1) untuk sambungan

memanjang yang dibentuk dengan acuan (longitudinal formed joints).

e) Sambungan KonstruksiMelintang (Transverse Construction Joints)

Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit.

(sebelum terjadinya pengikatan awal).Sambungan konstruksi melintang tidak

boleh dibuat pada jarak kurang dari 1,8 meter dari sambungan muai,

sambungan susut, atau bidang yang diperlemah lainnya. Bilamana dalam waktu

penghentian tersebut campuran beton belum cukup untuk membuat perkerasan

sepanjang minimum 1,8 meter, maka kelebihan beton pada sambungan

sebelumnya harus dipotong dan dibuang sesuai dengan yang diperintahkan

Pengawas Pekerjaan. Dalam segala hal sambungan konstruksi melintang tidak

boleh kurang dari sepertiga panjang segmen.

5) Perlengkapan Pemindahan Beban (Load Transfer Devices)

Bila digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis

sumbu perkerasan beton, dengan memakai penahan atau perlengkapan logam lainnya

yang dibiarkan tertinggal dalam perkerasan.

Ujung dowel harus dipotong dengan rapi agar permukaannya rata. Bagian setiap dowel

yang diberi pelumas sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, harus dilapisi

sampai merata dengan bahan aspal atau bahan pelumas yang disetujui, agar bagian

dowel tersebut tidak ada melekat pada beton. Penutup (selubung) dowel dari PVC atau

logam yang disetujui Pengawas Pekerjaan, harus dipasang pada setiap batang dowel

hanya digunakan dengan sambungan ekspansi. Penutup atau selubung tersebut harus

berukuran pas dengan dowel dan ujungnya yang tertutup harus kedap air.

Sebagai pengganti rakitan dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa

diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan perlengkapan mekanik yang

disetujui Pengawas Pekerjaan.

Sebelum menghampar beton, toleransi alinyemen dari masing-masing dowel pada

lokasi manapun sebagaimana yang diukur pada rakitan dowel haruslah ± 2 mm untuk

dua per tiga jumlah dowel dalam sambungan, ± 4 mm untuk satu dari sisa sepertiga

jumlah dowel dalam sambungan, dan ± 2 mm antar dowel yang berdampingan dalam

arah vertikal maupun horisontal. Pada saat pengecoran posisi dowel harus bisa dijamin

tidak berubah.

6) Penutup Sambungan (Sealing Joint)

Sambungan harus ditutup, dengan bahan penutup yang memenuhi Pasal 5.3.2.9) dari

Spesifikasi ini, segera mungkin setelah periode perawatan beton berakhir dan sebelum

perkerasan dibuka untuk lalu lintas, termasuk peralatan Penyedia Jasa. Sebelum ditutup,

setiap sambungan harus dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan

perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan harus bersih dan

kering ketika diisi dengan bahan penutup.

Page 36: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 31

Bahan penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus memenuhi

detail yang ditunjukan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas

Pekerjaan.

Bahan penutup yang digunakan secara panas harus diaduk selama pemanasan untuk

mencegah terjadinya pemanasan setempat yang berlebihan. Penuangan harus dilakukan

sedemikian hingga bahan penutup tersebut tidak tumpah pada permukaan beton yang

terekspos. Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan beton harus segera

disingkirkan dan permukaan perkerasan dibersihkan. Penggunaan pasir atau bahan lain

sebagai bahan peresap terhadap bahan penutup ini tidak diperkenankan.

5.3.5 PELAKSANAAN

1) Umum

Sebelum mulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis fondasi bawah, selongsong

(ducting) dan kerb yang berdekatan harus sudah selesai dan disetujui Pengawas

Pekerjaan.

Survei elevasi harus dilakukan pada lapis fondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih

tinggi 5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya setiap

pekerjaan berikutnya.

2) Acuan dan Alat Pengendali Elevasi

Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang

secukupnya di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan agar diperoleh

kinerja dan persetujuan atas semua kegiatan yang diperlukan pada atau berdekatan

dengan garis-garis acuan. Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan

sekurang-kurangnya 3 paku untuk setiap ruas sepanjang 3 m. Sebuah paku harus

diletakkan pada setiap ujung sambungan. Bagian-bagian acuan harus kokoh dan tidak

goyah. Perbedaan permukaan acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5

mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya

lentingan atau penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan

penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan.

Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus

disingkirkan dengan cara yang disetujui.

Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki oleh

Penyedia Jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan berubah posisinya atau

kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa ulang.

Bagaian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi

tidal melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan elevasi permukaan

yang telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang

sedemikian hingga tidak ada satu titikpun pada ketebalan pelat beton yang setelah

pengecoran dan pemadatan akan kurang dari tebal rancangan.

3) Pengecoran Beton

Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan

sedapat mungkin dihindari. Kecuali truk pencampur, truk pengaduk, atau alat angkutan

lainnya yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa menimbulkan segregasi

Page 37: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 32

bahan, beton harus dituangkan ke dalam alat penghampar dan dihamparkan secara

mekanis sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan harus dilakukan

secara menerus di antara sambungan melintang tanpa sekatan sementara.

Penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan memakai sekop

bukan perlengkapan perata (rakes). Tenaga kerja tidak boleh menginjak hamparan

beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang dilekati oleh tanah atau kotoran

lainnya.

Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai

terlebih dahulu, dan peralatan mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, kekuatan

beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan yang

ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan

melewati lajur yang ada, penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan

setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari.

Beton harus dipadatkan secara merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan

pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukkan ke

dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau

sisi acuan. Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.

Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan ekspansi dan sambungan

kontraksi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari corong curah atau

penampung (hopper) ke arah perlengkapan sambungan kecuali jika penampung

(hopper) tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa sehingga penumpahan beton tidak

menggeser posisi sambungan.

Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus

disingkirkan dengan cara yang disetujui.

4) Pemasangan Baja Tulangan

Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang melintang

yang ditunjukan dalam Gambar. Bilamana perkerasan beton bertulang dihampar dalam

dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan sampai panjang dan kedalaman

tertentu sehingga anyaman kawat baja atau hamparan baja tulangan dapat diletakkan di

atas beton dengan tepat. Baja tulangan harus langsung diletakkan di atas hamparan

beton tersebut, sebelum lapisan atasnya dituangkan, digetar dan dihampar. Lapis bawah

beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis atas

harus dibongkar dan diganti dengan beton yang baru atas biaya Penyedia Jasa. Bilamana

perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapisan, baja tulangan harus diletakkan

dengan kaku sebelum pengecoran beton, atau dapat dihampar pada kedalaman sesuai

dengan yang ditunjukkan dalam Gambar pada beton yang masih dalam tahap plastis,

setelah terhampar, dengan memakai peralatan mekanik atau vibrator.

Sambungan antara anyaman kawat baja, kawat baja pertama dari anyaman kawat baja

harus berada pada anyaman kawat baja yang lengkap sebelumnya, dan bagian yang

tumpang tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm.

Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, gemuk, dan karat yang akan

mengganggu kelekatan baja dengan beton.

Page 38: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 33

5) Penyelesaian dengan Mesin

Beton harus didistribusi atau disebar sesegera mungkin setelah beton dicor, dibentuk

dan diratakan dengan mesin pembentuk (finishing machine). Mesin harus melintas

setiap bagian permukaan jalan beberapa kali dengan interval yang diperlukan untuk

memperoleh kepadatan yang sebagimana mestinya dan menghasilkan tekstur

permukaan yang rata. Kegiatan yang berlebihan di atas permukaan beton harus

dihindarkan. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan harus

dijaga agar jangan sampai bergetar, goyah atau getaran lainnya yang cenderung

mempengaruhi presisi akhir.

Pada lintasan pertama mesin pembentuk (finishing machine), beton di depan screed

harus dibuat rata pada keseluruhan jalur yang dikerjakan.

6) Penyelesaian Dengan Tangan

Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan

persetujuan Pengawas Pekerjaan jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan

dengan metode seperti yang disebutkan dalam Pasal 5.3.5.5) di atas, beton harus

didistribusi dan dihampar dengan tangan tanpa segregasi atau pra-pemadatan.

Beton yang dipadatkan dengan balok vibrator harus digetar sampai level tertentu

sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui pemadatan, permukaan beton lebih

tinggi daripada acuan samping. Beton harus dipadatkan dengan balok pemadat dari baja

atau dari kayu keras beralas baja dengan lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak

kurang dari 225 mm, dan daya penggerakannya tidak kurang dari 250 watt per meter

lebar perkerasan beton. Balok diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit

dengan jarak tidak lebih dari lebar balok. Sebagai alternatif, pemadat vibrasi berbalok

ganda dengan daya yang sama dapat juga digunakan. Bilamana ketebalan beton

melebihi 200 mm, atau bila diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, untuk

menyempurnakan pemadatan dapat dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh

lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m panjang perkerasan beton dipadatkan, balok

vibrasi harus dikembalikan sejarak 1,5 m untuk mengulang lagi dengan pelan-pelan

pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk memperhalus permukaan.

Permukaan beton kemudian harus diratakan dengan paling sedikit 2 kali lintasan mistar

lurus pengupas dengan panjang pisau tidak kurang dari 1,8 m. Bilamana permukaan

beton koyak karena mistar lurus (straight-edge), karena permukaan tidak rata, balok

vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti lagi dengan mistar lurus pengupas.

Bilamana penghamparan perkerasan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua

lapis, lapis pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu

sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup.

Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan

diselesaikan.

7) Penyetrika (Floating)

Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki dan

dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika, dengan salah satu metode berikut

ini :

Page 39: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 34

a) Metoda Manual

Penyetrika memanjang yang dijalankan manual dengan panjang tidak kurang

dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku

agar tidak melentur atau melengkung. Penyetrika memanjang dijalankan dari

atas jembatan yang dipasang membentang di kedua sisi acuan tapi tanpa

menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan menggergaji, sementara

penyetrika selalu sejajar dengan garis sumbu jalan (centreline), dan bergerak

berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke sisi lain. Gerakan maju sepanjang

garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari

setengah panjang penyetrika. Setiap kelebihan air atau cairan harus dibuang ke

luar sisi acuan pada setiap lintasan.

b) Metoda Mekanik

Penyetrika mekanik harus dari rancangan yang disetujui Pengawas Pekerjaan

dan harus dalam keadaan dapat dijalankan dengan baik. Penyetrika harus

disesuaikan dengan akurat terhadap punggung jalan yang dikehendaki dan

disesuaikan dengan mesin penyelesaian melintang (transverse finishing

machine).

Sebagai alternatif dari penyetrika mekanis yang disebutkan di atas, Penyedia

Jasa dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan

penghalus, yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku.

Rangka ini dijalankan dengan alat beroda 4 atau lebih, yang bertumpu pada

acuan samping.

Bilamana diperlukan, setelah penyetrikaan dengan salah satu metode di atas,

untuk menutup dan menghaluskan lubang-lubang pada permukaan beton dapat

digunakan penyetrika dengan tangkai yang panjang, dengan panjang pisau

tidak kurang dari 1,5 m dan lebar 150 mm. Penyetrika bertangkai ini tidak boleh

digunakan pada seluruh permukaan beton sebagai pengganti atau pelengkap

salah satu metode penyetrikaan di atas. Bila pembentukan dan pemadatan

dikerjakan tangan dan punggung jalan tidak mungkin dikerjakan dengan

penyetrika longitudinal, permukaan harus digaru secara melintang dengan

penyetrika bertangkai. Perhatian khusus harus diberikan pada punggung jalan

selama kegiatan penyetrikaan ini. Setelah penyetrikaan, setiap kelebihan air dan

sisa beton yang ada di permukaan harus dibuang dari permukaan perkerasan

dengan mistar lurus pengupas sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap geseran harus

dilintasi lagi dengan setengah panjang mistar lurus pengupas.

8) Memperbaiki Permukaan

Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis,

bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk, dipadatkan

dan diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang menonjol harus dipotong dan diselesaikan

(finishing) lagi. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa permukaan

sambungan memenuhi kerataan yang disyaratkan. Perbaikan permukaan harus

dilanjutkan sampai seluruh permukaan didapati bebas dari perbedaan tinggi pada

permukaan dan perkerasan beton memenuhi kelandaian dan penampang melintang yang

diperlukan.

Page 40: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 35

Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mistar lurus (straightedge) tidak boleh

melebihi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 5.3.5.12) dari Spesifikasi ini.

9) Membentuk Tepian

Segera setelah beton dibentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di sepanjang acuan

dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging tool) untuk

membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu,

bilamana tidak ditentukan lain pada Gambar, adalah 12 mm.

10) Penyelesaian Permukaan

Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada

permukaan perkerasan beton digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan

disikat tegak lurus dengan garis sumbu (centreline) jalan.

Pengkasaran ini dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang

dari 450 mm. Sikat tersebut harus terdiri dari dua baris kawat dengan panjang kawat

100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari as ke as adalah 25 mm.

Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berselang-seling (zig-zag) sehingga jarak

kawat pada baris kedua dengan kawat pada baris pertama adalah 12,5 mm. Masing-

masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila panjang kawat

terpendek telah mencapai 90 mm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari

3 mm.

11) Survei Elevasi Permukaan

Dalam 24 jam setelah pengecoran, Penyedia Jasa harus melakukan survei elevasi

permukaan dari lapis permukaan dan tebal lapisan.

Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus tidak boleh

berbeda lebih dari 10 mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10

mm) dan untuk Perkerasan Beton Semen juga tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm di

bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm).

Lapis Pondai Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan

lereng melintang rancangan dengan toleransi ± 0,3 %.

12) Menguji Permukaan

Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus atau Perkerasan

Beton Semen harus diuji dengan memakai mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3,0

m. Lokasi yang menunjukan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm

sepanjang 3,0 m, itu harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan gurinda

yang telah disetujui, sampai elevasinya tidak melampaui 3 mm bilamana diuji ulang

dengan mistar lurus sepanjang 3,0 m. Bilamana penyimpangan penampang melintang

terhadap yang semestinya malampaui 12,5 mm, perkerasan beton harus dibongkar dan

diganti oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri.

Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0 m panjangnya atau

tidak boleh kurang dari lebar lajur yang terkena pembongkaran. Bilamana diperlukan

dalam membongkar dan mengganti suatu bagian perkerasan, setiap bagian yang tersisa

dari pembongkaran perkerasan beton dekat sambungan yang panjangnya kurang dari

3,0 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

Page 41: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 36

13) Perawatan (Curing)

Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat dengan

penyemprotan bahan perawatan yang disetujui, sesuai dengan Pasal 5.3.2.8) dari

Spesifikasi ini, disemprot segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan

sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :

a) Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus,

dan disemprotkan dengan merata dalam 2 kali penyemprotan :

i) Pertama-tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan

“tidak begitu mengkilap”, dan

ii) Yang kedua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana

disarankan pabrik pembuatnya.

b) Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama haruslah dalam

30 menit setelah penggarukan dan yang kedua haruslah 15 sampai 45 menit

sesudahnya.

c) Alat penyemprot yang dapat berjalan penuh merupakan prasyarat untuk

penghamparan perkerasan.

d) Masing-masing penyemprotan harus dengan kadar yang sesuai dengan

sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai

minimum 0,20 ltr/m2, kecuali bahwa:

Untuk lokasi yang disemprot selain dengan alat penyemprot mekanik, kadar

penyemprotan harus lebih tinggi 25% dari kadar yang disebutkan dalam

sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai

minimum 0,20 ltr/m2. Lokasi ini termasuk permukaan untuk sambungan dan

ruas-ruas dengan tepiacuan bergerak yang ditunjang oleh acuan sementara pada

saat penyemprotan awal.

e) Setiap ruas yang penyemprotannya tidak memenuhi syarat harus disemprot

ulang dalam waktu 6 (enam) jam dengan kadar penyemprotan yang telah diuji

tidak kurang dari kekurangan dua kali penyemprotan semula.

f) Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput (membrane)

yang menerus dan tidak patah sampai kekuatan lapangan mencapai 70%

kekuatan rancangan. Setiap kerusakan selaput perawatan (curing membrane)

harus diperbaiki dengan penyemprotan manual pada lokasi yang cacat.

Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah

melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah dicor

sebelumnya dengan umur kurang dari 7 hari harus dilakukan penyemprotan ulang

minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat

diperluas pada lokasi yang sering dilalui orang selama pengecoran pada sambungan

konstruksi.

Untuk perkerasan beton semen fast track, setelah permukaan beton cukup keras, bila

diperlukan permukaan dapat ditutup dengan lembaran penutup insulasi dalam Tabel

5.3.5.1) di bawah ini.

Page 42: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 37

Tabel 5.3.5.1) Penggunaan Penutup Insulasi

Temperatur (°C) Waktu Pembukaan Terhadap Lalu Lintas (jam)

8 24

10 – 18 Ya Ya

18 – 27 Ya Tidak

≥ 27 Tidak Tidak

Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang saat selesai dikerjakan harus segera dirawat

paling tidak sampai 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai. Perawatan permukaan

harus dilaksanakan dengan salah satu metoda berikut:

a) Penutupan dengan lembaran plastik yang kedap sampai lapis perkerasan

berikutnya dihampar, tertambat kokoh terhadap tiupan pada permukaan dan

mempunyai sambungan tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm dan

dipasang sedemikian hingga kadar air di bawahnya tidak menguap keluar.

b) Seluruh permukaan disemprot dengan merata dengan bahan perawatan

berpigmen putih.

c) Pengabutan yang berkesinambungan menutup seluruh permukaan dan

mempertahankan kondisi kadar air yang permanen selama seluruh durasi

perioda perawatan. Perawatan dengan pembasahan yang sebentar-sebentar

tidak dapat diterima.

14) Membongkar Acuan

Kecuali bila ditentukan lain, acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dicor

sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam. Acuan harus dibongkar dengan hati-

hati agar tidak rusak perkerasan beton. Setelah acuan dibongkar, bagian sisi perkerasan

beton harus dirawat (curing) sesuai dengan Pasal 5.3.5.13) di atas.

Lokasi keropos yang kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan

semen kental dengan perbandingan 1 semen dan 2 agregat halus. Penambalan tidak

boleh dilakukan sampai lokasi yang keropos diperiksa dan metoda penambalan

disetujui Pengawas Pekerjaan.

Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus

dibongkar dan diganti. Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari

3,0 m panjangnya atau kurang dari lebar seluruh lajur yang terkena pembongkaran.

Bilamana diperlukan dalam membongkar dan mengganti suatu bagian perkerasan,

setiap bagian yang tersisa dari pembongkaran perkerasan beton dekat sambungan yang

panjangnya kurang dari 3,0 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

5.3.6 PANJANG PERCOBAAN

Penyedia Jasa harus menyediakan instalasi, peralatan dan menunjukkan metode

pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan penghamparan percobaan dengan panjang

tidak kurang dari 30 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan, kecuali jika terdapat

keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka atas izin Pengawas Pekerjaan dapat

dilakukan penghamparan percobaan di dalam lokasi kegiatan pekerjaan. Percobaan

tambahan dapat diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, bilamana percobaan pertama

Page 43: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 38

dinilai tidak memenuhi ketentuan. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima

penghamparan percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparan

percobaan ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak ada

pembayaran untuk penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan

pekerjaan.

Setelah percobaan pertama disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka percobaan

sepanjang minimum 150 m tetapi tidak lebih dari 300 m harus dilakukan di daerah kerja

permanen. Pekerjaan ini harus menunjukkan seluruh aspek pekerjaan dan harus

mencakup setiap tipe sambungan yang digunakan dalam Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan, paling lambat satu

bulan sebelum tanggal pelaksanaan percobaan pertama, uraian terinci tentang instalasi,

peralatan dan metode pelaksanaan pekerjaan. Perubahan pada instalasi tidak

diperkenankan baik selama penghamparan percobaan ini atau bila perkerasan beton

sedang dihampar di daerah kerja permanen.

Penyedia Jasa tidak boleh melanjutkan menghamparkan perkerasan beton sebagai

pekerjaan permanen sebelum mendapat persetujuan terhadap hasil percobaan, atau

mendapat izin dari Pengawas Pekerjaan untuk melaksanakan penghamparan percobaan

lanjutan.

Agar penghamparan percobaan lanjutan disetujui, panjang jalan harus memenuhi

Spesifikasi tanpa ada pekerjaan perbaikan.

Bilamana hasil penghamparan percobaan lanjutan tidak memenuhi Spesifikasi,

Penyedia Jasa harus menyiapkan lokasi percobaan yang lain. Penghamparan percobaan

yang tidak memenuhi Spesifikasi harus dibongkar, kecuali bila ditentukan lain oleh

Pengawas Pekerjaan.

Penghamparan percobaan di luar lokasi kerja permanen mungkin tidak diperlukan

bilamana jumlah pekerjaan perkerasan beton sangat terbatas, seperti di tempat

pemberhentian bus dan sebagainya. Kebutuhan penghamparan percobaan semata-mata

atas petunjuk Pengawas Pekerjaan.

5.3.7 PERLINDUNGAN TERHADAP PERKERASAN

Penyedia Jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum

dan lalu lintas kegiatan pekerjaan. Perlindungan ini meliputi penyediaan tenaga

pengatur lalu lintas, pemasangan dan pemeliharaan rambu peringatan, lampu

penerangan, jembatan di atas perkerasan beton, atau jalan alih, dan sebagainya.

Setiap kerusakan pada perkerasan, yang terjadi sebelum persetujuan akhir, harus

diperbaiki atau diganti, sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

5.3.8 PEMBUKAAN TERHADAP LALU LINTAS

Pengawas Pekerjaan harus menentukan kapan Perkerasan Beton Semen dapat dibuka

untuk lalu lintas. Perkerasan beton tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil

pengujian terhadap benda uji yang dicetak dan dirawat sesuai dengan SNI 4810:2013

mencapai 90% dari kuat lentur minimum (45 kg/cm2). Sebelum dibuka untuk lalu lintas,

Page 44: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 39

perkerasan beton harus dibersihkan dan penutup (sealing) sambungan harus telah

selesai dikerjakan.

Baik peralatan maupun lalu lintas, termasuk kendaraan kegiatan pekerjaan tidak

diperkenankan melewati permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang telah

selesai sampai beton tersebut mencapai paling tidak 70% dari kekuatan yang

disyaratkan.

Setelah masa perawatan maka peralatan dan kendaraan yang diperlukan untuk

pekerjaan lanjutan diperkenankan melewati permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton

Kurus.

Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus dipelihara sebagaimana mestinya sebelum

lapis perkerasan berikutnya dihampar. Setiap kerusakan sebagai akibat dari sebab

apapun harus diperbaiki dengan penggantian lokasi yang bersangkutan dengan biaya

Penyedia Jasa.

5.3.9 TOLERANSI KETEBALAN PERKERASAN

Tebal perkerasan beton aktual umumnya akan ditentukan dengan perbedaan elevasi

hasil survei sebelum dan sesudah perkerasan beton semen dicor. Bilamana setiap lokasi

yang tebal betonnya berbeda dengan yang dihitung dari dua kali survei elevasi,

Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk menetapkan tebal

beton aktual pada lokasi tersebut. Bilamana pengambilan benda uji inti ini diperlukan,

tebal perkerasan pada lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran dengan

sigmat terhadap benda uji inti yang diambil sesuai dengan SNI 03-6969-2003.

Dalam perhitungan tebal rata-rata perkerasan, pengukuran yang melampaui lebih dari 5

mm dari tebal yang disyaratkan akan dipandang sebagai tebal yang disyaratkan

ditambah 5 mm.

Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih dari 12,5 mm akan

dievaluasi oleh Pengawas Pekerjaan, dan jika keputusannya terhadap lokasi yang

kurang sempurna ini memerlukan pembongkaran, maka perkerasan tersebut harus

dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai dengan yang ditunjukkan

dalam Gambar.

5.3.10 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah

meter kubik Perkerasan Beton Semen, Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman

Tulangan Tunggal dan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan Penyesuaian Harga pada

pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk pekerjaan permanen dan disetujui. Lebar

yang diukur adalah lebar perkerasan yang ditunjukkan dalam penampangan melintang

tipikal dalam Gambar. Lokasi-lokasi tambahan seperti jalur ramp, atau sebagaimana

diperintahkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Panjang haruslah sebagaimana yang

ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,

yaitu sepanjang garis sumbu setiap badan jalan. Tebal haruslah tebal rata-rata aktual

yang diterima.

Page 45: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 40

Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan baja tulangan yang diperlukan

untuk pekerjaan dalam Seksi ini tidak boleh diukur terpisah untuk pembayaran.

Perkerasan hasil penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar daerah pekerjaan

permanen tidak boleh diukur untuk pembayaran.

Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada Perkerasan Beton

Semen Portland harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:

a) Ketebalan Kurang

Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Beton Semen untuk setiap lot tebalnya

kurang sampai lebih dari 5 mm, tetapi tidak lebih dari 12,5 mm, suatu penyesuaian

harga satuan akan dilakukan, ditentukan sebagai produksi dari kuantitas

rancangan Perkerasan Beton Semen atau Perkerasan Beton Semen dengan

Anyaman Tulangan Tunggal pada lot ini, pengurangan kuantitas sesuai dengan

pengukuran aktual di lapangan dan persentase pengurangan harga satuan

dilakukan dengan Tabel 5.3.10.1).

Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan atau tambahan kuantitas yang

diukur untuk setiap tebal perkerasan yang melampaui tebal yang ditunjukkan

dalam Gambar.

Tabel 5.3.10.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan Kekurangan Tebal

Perkerasan Beton

Kekurangan Tebal rata-rata Pengurangan

(% Harga Satuan)

0--5 mm 0 %

> 5--8 mm 20 % atau diperbaiki

> 8--10 mm 28 % atau diperbaiki

> 10--12,5 mm 32 % atau diperbaiki

> 12,5 mm Harus Diperbaiki

b) Kekuatan Kurang

Jika kekuatan yang memenuhi perkerasan beton dalam setiap lot tidak tercapai,

tetapi semua aspek lainnya memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat

menerima perkerasan beton tersebut dengan penyesuaian berikut:

Jika kuat lentur dalam 28 hari untuk setiap lot kurang dari 90% dari kuat lentur

beton minimum yang disyaratkan maka lot yang diwakili pengujian balok ini

harus diperbaiki.

Beton dengan kuat lentur dalam 28 hari mulai 90% sampai dengan 100% dari

kuat lentur beton minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan

pengurangan 4% Harga Satuan untuk Perkerasan Beton Semen untuk setiap 1

kg/cm2 (0,1 MPa) atau bagian daripadanya, kekurangan kekuatan tersebut

diterapkan terhadap kuantitas rencana dalam lot tersebut dan Harga Satuan.

Page 46: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 41

c) Ketebalan dan Kekuatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kekuatan perkerasan beton rata-rata kurang dari yang

disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.3.10.1).a)

dan 5.3.10.1).b) maka pengurangan pembayaran dilakukan sesuai Tabel

5.3.10.1) dikalikan dengan persentase pengurangan kekuatan sebagaimana

Pasal 5.3.10.1).b). Kriteria penerimaan untuk pembayaran diatur dalam Pasal

5.3.2.11).f).

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan Perkerasan Beton Semen dapat dilakukan dengan melapis diatasnya dengan

perkerasan beton semen atau campuran beraspal dan harus mendapat persetujuan dari

Pengawas Pekerjaan serta mengacu kepada standar, pedoman, dan manual yang

berlaku, dan dilengkapi dengan Justifikasi Teknis. Jenis lapisan yang digunakan harus

tercantum dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 5.3 atau Seksi 6.3 atau lainnya.

Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai

desain. Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan Perbaikan tersebut

atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk Perbaikan tersebut.

Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan

serta diterima, maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume

sesuai dengan Gambar.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas Perkerasan Beton Semen, Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman

Tulangan Tunggal dan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang diterima ditentukan

sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan harga kontrak per meter kubik

dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan

dan pengecoran semua bahan, termasuk, tidak dibatasi, beton semen portland, baja

tulangan, acuan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar), bahan sambungan dan lembar

membrane, panjang percobaan yang dilakukan di luar lokasi kegiatan, perawatan,

pengambilan benda uji inti untuk penyesuaian harga akibat tebal yang kurang, dan

semua bahan, pekerja, peralatan serta keperluan lainnya untuk menyelesaikan

pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap lot Perkerasan Beton Semen yang mengacu pada kekuatan

dan/atau tebal yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan

ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap

mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.3.(1a) Perkerasan Beton Semen

Meter Kubik

5.3.(1b) Perkerasan Beton Semen Fast Track 8 jam

Meter Kubik

5.3.(1c) Perkerasan Beton Semen Fast Track 24 jam

Meter Kubik

5.3.(2a) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman

Tulangan Tunggal

Meter Kubik

Page 47: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 42

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.3.(2b) Perkerasan Beton Semen Fast Track 8 jam

dengan Anyaman Tulangan Tunggal

Meter Kubik

5.3.(2c) Perkerasan Beton Semen Fast Track 24 jam

dengan Anyaman Tulangan Tunggal

Meter Kubik

5.3.(3) Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus

Meter Kubik

Page 48: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 43

SEKSI 5.4

STABILISASI TANAH (SOIL STABILIZATION)

5.4.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan tanah setempat atau yang didatangkan di luar Ruang

Milik Jalan (RUMIJA), yang distabilisasi dengan semen, di atas permukaan badan jalan

untuk perbaikan tanah dasar (sub-grade improvement) atau di atas tanah dasar yang telah

disiapkan untuk Lapis Fondasi Tanah Semen, termasuk penghamparan, pembentukan,

pemadatan, perawatan dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan ketentuan dari

Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, dimensi dan penampang melintang

seperti ditunjukkan dalam Gambar.

Yang dimaksud tanah (bahan yang akan distabilisasi) adalah tanah atau campuran tanah

dengan material padat lainnya dari sekitar lokasi kegiatan pekerjaan, yang tidak

mengandung bahan organik.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini :

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya : Seksi 1.14

e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

g) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

h) Galian : Seksi 3.1

i) Timbunan : Seksi 3.2

j) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3

k) Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) : Seksi 4.6

l) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

m) Perkerasan Beton Semen : Seksi 5.3

n) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

o) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal

Dua Lapis (BURDA)

: Seksi 6.2

p) Campuran Beraspal Panas : Seksi 6.3

q) Campuran Beraspal Hangat : Seksi 6.4

r) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton : Seksi 6.5

s) Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin : Seksi 6.6

3) Toleransi Dimensi

a) Toleransi dimensi untuk tanah dasar yang sudah disiapkan baik yang

distabilisasi maupun bukan harus sesuai dengan Pasal 3.3.1.3) dari Spesifikasi

ini.

b) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata setiap lapisan

atau sejumlah lapisan dari Lapis Fondasi Tanah Semen, yang diukur dengan

prosedur standar ilmu ukur tanah, tidak boleh 2 cm lebih tebal atau lebih tipis

daripada tebal yang sudah dirancang atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

Page 49: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 44

c) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata Lapis Fondasi

Tanah Semen yang sudah selesai dengan kekuatan dan kehomogenan yang

diterima, yang diukur dengan Skala Penetrometer dan/atau pengujian dari benda

uji inti (core) berumur minimum 7 hari, harus sama atau lebih tebal dari pada

tebal rancangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan

oleh Pengawas Pekerjaan.

d) Permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah Semen harus

mendekati ketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari satu sentimeter di

bawah elevasi rancangan di titik manapun.

e) Permukaan akhir Lapis Fondasi Tanah Semen tidak boleh menyimpang lebih

dari 2 cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan di permukaan jalan

sejajar dengan sumbu jalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang.

f) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa permukaan akhir Stabilisasi Tanah Dasar

(Stablized Sub-grade) atau permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi

Tanah Semen yang tidak rata akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas

lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) untuk Perbaikan

Tanah Dasar (Sub-grade Improvement) atau pelapisan dengan campuran aspal

untuk Lapis Fondasi Tanah Semen yang diperlukan agar dapat memenuhi

toleransi kerataan permukaan campuran aspal seperti yang disyaratkan. Karena

cara pengukuran untuk lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar atau campuran

aspal adalah berdasarkan tebal rancangan sebagaimana ditunjukkan dalam

Gambar bukan semata-mata berdasarkan beratnya, maka penambahan kuantitas

lapisan di atas Stabilisasi Tanah Dasar atau campuran aspal untuk perataan ini

akan merupakan tangggung-jawab Penyedia Jasa. Permukaan akhir lapisan

teratas dari Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang

semakin rata, semakin ekonomis bagi Penyedia Jasa dan juga akan

menghasilkan produk jalan yang terbaik.

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan

SNI 1742:2008 : Cara uji kepadatan ringan untuk tanah.

SNI 1744:2012 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.

SNI 2049:2015 : Semen Portland

SNI 2828:2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dgn konus

pasir.

SNI 03-6412-2000

: Metode pengujian kadar semen dalam campuran segar semen

tanah.

SNI 19-6426-2000

: Metoda pengujian pengukuran pH pasta tanah semen untuk

stabilisasi.

SNI 6427:2012

: Metode uji basah dan uji kering campuran tanah-semen

dipadatkan.

SNI 03-6798-2002

: Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji kuat tekan dan

lentur tanah semen di laboratorium.

SNI 03-6827-2002 : Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan

menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil.

SNI 6886:2012

: Metode uji penentuan hubungan kadar air dan densitas

campuran tanah-semen.

SNI 6887:2012 : Metode uji kuat tekan silinder campuran tanah-semen.

SNI 7064:2014 : Semen Portland Komposit

Page 50: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 45

SNI 7974:2016 : Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi

beton semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT).

Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflecto-

meter (LWD)

ASTM :

ASTM D698-12e2 : Standard Test Methods for Laboratory Compaction

Characteristics of Soil Using Standard Effort (12 400 ft-

lbf/ft3 (600 kN-m/m3))

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus menyerahkan ke Pengawas Pekerjaan berikut ini :

a) Contoh

Contoh dari semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan, bersama dengan

data pengujian yang menyatakan sifat-sifat dan mutu bahan seperti yang

disyaratkan dalam Spesifikasi ini, harus diserahkan ke Pengawas Pekerjaan

untuk persetujuannya sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Contoh

dari semua bahan yang sudah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan disimpan

oleh Pengawas Pekerjaan selama Masa Pelaksanaan sebagai bahan rujukan.

Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan di lapangan untuk semua

contoh (dan juga benda uji inti), dalam rak yang kedap air dan dapat

dikunci seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

b) Pengiriman Semen ke Lapangan

Catatan yang menyatakan kuantitas semen yang dikirim ke lapangan dan

tempat penyimpanan Penyedia Jasa di lapangan dari setiap pengiriman, harus

diserahkan ke Pengawas Pekerjaan setiap hari bilamana barang sudah sampai

di tempat, bersama dengan sertifikat yang menyatakan tempat pembuatannya

dan hasil pengujiannya yang disyaratkan SNI 2049:2015 atau SNI 0302:2014

atau SNI 7064:2014

c) Perhitungan Pemakaian Semen

Catatan harian tentang jumlah semen aktual yang dipakai dalam pekerjaan akan

disimpan, seperti yang ditentukan di Pasal 5.4.2.1), dan harus diserahkan

kepada Pengawas Pekerjaan setiap hari setelah jam kerja selesai.

d) Data Survei

Segera sebelum setiap bagian Pekerjaan dimulai, semua elevasi yang diperlukan

harus diukur dan Gambar Kerja (Shop Drawings) yang disiapkan Penyedia Jasa

harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan.

e) Pengendalian Pengujian

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam melaksanakan pengendalian

pengujian atas dari Pekerjaan seperti yang ditentukan dalam Pasal 5.4.6 dan

harus menyelesaikan hasil pengendalian pengujian tersebut sesuai dengan

prosedur pengujian standar yang disyaratkan serta menyerahkan hasilnya

kepada Pengawas Pekerjaan pada hari yang sama, atau di hari yang berikutnya.

Page 51: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 46

f) Pengujian dengan Skala DCP (Dynamic Cone Penetrometer)

Pengujian DCP pada Lapis Fondasi Tanah Semen harus dicatat di dalam

formulir standar yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Segera setelah setiap

pengujian, catatan jumlah pukulan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan

Pengawas Pekerjaan di lapangan. Grafik hasil plotting data penetrometer harus

diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan selambat-lambatnya pada akhir jam

kerja hari berikutnya.

g) Catatan Benda Uji Inti (Core)

Semua benda uji inti (core) Lapis Fondasi Tanah Semen berumur minimum 7

hari harus diambil dengan mesin core drill dengan motor listrik dan diberi label

dengan jelas yang menyatakan tempat pengambilan benda uji inti dan harus

diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan bersama-sama dengan catatan tertulis

yang menyatakan tinggi rata-rata dan lokasi dari setiap benda uji inti itu. Semua

benda uji inti harus disimpan Pengawas Pekerjaan sebagai rujukan (di tempat

penyimpanan yang kedap air dan dapat dikunci, yang disediakan oleh Penyedia

Jasa) untuk selama Masa Pelaksanaan.

6) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Tanah untuk Stabilisasi Tanah Dasar (Stabilized Sub-grade) atau Lapis Fondasi Tanah

Semen tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dihaluskan selama turun hujan, dan

penghalusan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau dengan perkataan lain

bilamana kadar air pada bahan tersebut terlalu tinggi untuk mendapatkan penghalusan

yang memenuhi ketentuan (lihat Pasal 5.4.5.3).b)).

Semen hanya boleh ditempatkan bilamana permukaan tempat tersebut kering, bilamana

hujan tidak akan membasahi dan bilamana tanah yang sudah dihaluskan dalam keadaan

yang diterima Pengawas Pekerjaan. Bilamana hujan turun tiba-tiba saat penyebaran semen

sedang dilaksanakan, maka penyebaran tersebut harus dihentikan seketika dan semen yang

telah tersebar harus cepat-cepat diaduk dengan tanah campurannya, diikuti dengan

pemadatan yang cepat untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh air hujan.

Pencampuran dan pembentukan akhir mungkin dapat dilanjutkan setelah hujan berhenti,

bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana kerusakan yang disebabkan oleh

hujan ini cukup berat, atau bilamana mutu Pekerjaan yang terganggu ini meragukan,

Pengawas Pekerjaan akan memerintahkan untuk memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai

dengan Pasal 5.4.1.7).

7) Perbaikan Terhadap Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) atau Lapis Fondasi

Tanah Semen Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang tidak

memenuhi toleransi atau mutu yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh

Penyedia Jasa seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Perbaikan seperti itu

dapat termasuk :

a) Perubahan perbandingan campuran untuk pelaksanaan Pekerjaan berikutnya;

b) Penghalusan kembali dari Stabilisasi Tanah Dasar (Stablized Sub-grade) atau

Lapis Fondasi Tanah Semen yang sudah dihampar (bilamana memungkinkan)

dan mengaduk kembali dengan tambahan semen;

Page 52: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 47

c) Pembuangan dan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak diterima oleh

Pengawas Pekerjaan;

Bilamana retak merambat sampai meluas akibat berkembangnya retak susut selama masa

perawatan, maka Pengawas Pekerjaan dapat meminta penggilasan tambahan untuk

meretakkan bahan ini dengan sengaja sehingga akan mengurangi dampak potensial retak

pada perkerasan dengan cara menyediakan retak-retak kecil yang jaraknya dekat satu sama

lainnya. Untuk retak-retak yang berkembang dengan baik dan diperkirakan tidak akan

bertambah luas lagi, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan perbaikan dengan

menggunakan suntikan (grouting) pasta semen. Perbaikan pada retakan ini dapat termasuk

penyesuaian campuran dengan mengurangi kadar semen untuk campuran yang belum

dihampar.

8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang yang terjadi akibat pengujian pada pekerjaan yang sudah selesai harus

segera ditutup oleh Penyedia Jasa. Lubang-lubang yang terjadi akibat pengujian dengan

penetrometer harus ditutup dengan suntikan (grout) pasta semen dan ditusuk-tusuk

dengan batang besi kecil agar udara yang terjebak di dalam campuran tersebut dapat

dikeluarkan, sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Lubang-lubang yang lebih

besar seperti yang disebabkan dari pengujian kepadatan atau pengambilan benda uji inti

harus diisi dengan bahan yang sama dan dipadatkan sampai kepadatan dan toleransi

permukaannya yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

9) Jadwal Kerja dan Pengendalian Lalu Lintas

a) Selambat-lambatnya 14 hari setelah penghamparan lapisan teratas Lapis

Fondasi Tanah Semen, pelapisan dengan campuran aspal panas harus

dilaksanakan. Untuk memastikan bahwa ketentuan yang disebutkan di atas

dapat dipenuhi, maka Pengawas Pekerjaan harus memastikan bahwa peralatan

produksi campuran aspal panas milik Penyedia Jasa berada di tempat dan dalam

kondisi dapat digunakan sebelum memberikan persetujuan untuk menghampar

lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah Semen .

b) Dalam keadaan apapun, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk

menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang melintasi Lapis Fondasi Tanah

Semen yang baru saja dihampar sampai pelapisan dengan campuran aspal

dilaksanakan, dan Penyedia Jasa harus melarang lalu lintas ini dengan

menyediakan jalan alih (detour) atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.

c) Stabilisasi Tanah Dasar tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sampai lapis berikut

di atasnya dihampar, sedangkan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dibuka

untuk lalu lintas pada lokasi yang kelandaiannya kurang dari 5%, tidak kurang

dari 7 hari sejak pemadatan akhir.

d) Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan

Keselamatan Lalu Lintas.

5.4.2 BAHAN

1) Semen Portland

a) Semen yang digunakan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi

Tanah Semen adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan SNI

Page 53: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 48

2049:2015 atau Portland Composite Cement (PCC) yang memenuhi ketentuan

SNI 7064:2014 atau Portland Pozzolana Cement (PPC) yang memenuhi

ketentuan SNI 0302:2014.

b) Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengujian mutu dari setiap pengiriman

semen yang tiba di lapangan, dan juga setiap saat untuk semen yang sudah

disimpan di lapangan dan akan digunakan, untuk memastikan apakah semen

tersebut rusak atau tidak oleh setiap kemungkinan selama pengirimanan atau

penyimpanan. Tidak ada semen yang boleh digunakan sebelum diterima oleh

Pengawas Pekerjaan.

c) Semua semen yang akan digunakan dalam Pekerjaan harus disimpan di tempat

penyimpanan di lapangan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam

Seksi 1.11 dan Pasal 7.1.1.8) dari Spesifikasi ini dan harus didaftar untuk setiap

penerimaannya di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Catatan dalam

daftar ini harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan

untuk menyatakan kebenarannya. Jumlah semen yang diletakkan di lapangan

untuk Percobaan Lapangan Awal (Preliminary Field Trials) atau dalam

Pekerjaan juga harus dicatat secara terinci dan tidak ada semen yang boleh

diletakkan di lapangan kecuali bilamana terdapat Pengawas Pekerjaan atau

wakilnya di lapangan untuk mengawasi dan mencatat jumlah yang

dihamparkan. Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan akan menandatangani

catatan harian yang menyatakan jumlah semen yang sebenarnya yang

digunakan dalam Pekerjaan.

2) Air

Penyedia Jasa harus mengadakan pengaturan sendiri dalam menyediakan dan memasok air

yang telah disetujui untuk pembuatan dan perawatan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen dan harus menyerahkan contoh air aktual tersebut kepada Pengawas

Pekerjaan untuk persetujuannya, bersama-sama dengan surat keterangan yang menyatakan

sumber atau sumber-sumbernya, sebelum memulai Pekerjaan.

Air yang digunakan dalam Pekerjaan haruslah air tawar, dan bebas dari endapan maupun

larutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan Stabilisasi Tanah

Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dimaksud, dan harus memenuhi ketentuan

yang disyaratkan dalam SNI 7974:2016. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana

kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari minimum 90 % kuat tekan mortar

dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama. Pengawas Pekerjaan

selanjutnya dapat meminta pengambilan contoh dan pengujian air lanjutan dalam interval

waktu selama Masa Pelaksanaan dan bilamana pada setiap saat, contoh-contoh air tersebut

tidak memenuhi ketentuan maka Penyedia Jasa akan diminta dengan biaya sendiri baik

untuk mencari sumber baru lainnya maupun membuat pengaturan yang dapat diterima oleh

Pengawas Pekerjaan untuk membuang air yang merusak tersebut.

3) Tanah (Bahan Yang Akan Distabilisasi)

a) Sebelum penghalusan, tanah sebagaimana yang didefinisikan pada Pasal

5.4.1.1) yang cocok digunakan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen harus sesuai dengan ukuran partikel yang ditentukan di

bawah ini dengan cara pengayakan basah :

i) Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm.

Page 54: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 49

ii) Kurang dari 50% melewati saringan No.200 dengan pengayakan

secara basah.

Setelah penghalusan tanah, batas ukuran partikel harus diperiksa, seperti yang

ditentukan di Pasal 5.4.5.3).c) di bawah ini.

b) Tanah dengan plastisitas yang rendah atau tanah laterit yang mempunyai sifat-

sifat kekuatan yang baik, adalah tanah yang cenderung dipilih, daripada tanah

yang berkekuatan rendah, plastisitas tinggi atau tanah ekspansif.

c) Tanah harus bebas dari bahan organik yang dapat mengganggu proses hidrasi

dari Semen Portland. Bilamana diuji sesuai prosedur SNI 19-6426-2000, nilai

pH nya setelah berselang satu jam harus lebih besar dari 12,2. Pengujian ini

hanya dilakukan bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, seperti

dalam hal yang tidak umum di mana pengerasan berjalan lambat (slow

hardening) atau kekuatan campuran untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen yang diperoleh rendah.

d) Tanah yang digunakan harus sedemikian hingga menunjang hasil Stabilisasi

Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang disyaratkan dalam

Spesifikasi ini, dapat digunakan dengan menggunakan rentang kadar semen

yang disyaratkan di Pasal 5.4.3 di bawah ini. Tanah yang sifat-sifatnya tidak

memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.3 belum tentu akan

ditolak jika tanah tersebut dapat menunjukkan bahwa sifat-sifat Lapis Fondasi

Tanah Semen memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.3.1).

e) Semua lokasi sumber bahan yang diusulkan harus diperiksa dan disetujui oleh

Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan tidak akan diberikan

kecuali bila Penyedia Jasa telah menyediakan contoh-contoh tanah, yang

diambil dari lokasi sumber bahan di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan,

dan mengujinya di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan untuk memastikan

bahwa sifat-sifat tanah tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan

Spesifikasi ini. Persetujuan yang diberikan oleh Pengawas Pekerjaan untuk

menggunakan tanah dari suatu sumber bahan tidak berarti bahwa Stabilisasi

Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dibuat dari tanah tersebut

pasti diterima dan juga tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung

jawabnya untuk membuat Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah

Semen yang memenuhi ketentuan seperti yang disyaratkan.

5.4.3 CAMPURAN

1) Komposisi Umum Untuk Campuran

Campuran Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang

telah disetujui, semen dan air. Kadar semen akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan

berdasarkan data pengujian laboratorium dan Percobaan Lapangan Awal, tetapi harus

dalam rentang 3% sampai dengan 8% dari berat tanah asli (yaitu, sebelum dicampur

dengan semen) dalam keadaan kering oven.

2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS) untuk Lapis Fondasi Tanah Semen

a) Untuk setiap lokasi sumber bahan (borrow pit) baru yang akan digunakan, dan

dari waktu ke waktu yang seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

selama penggunaan setiap lokasi sumber bahan yang diberikan, Penyedia Jasa

Page 55: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 50

harus melakukan percobaan campuran di laboratorium di bawah pengawasan

Pengawas Pekerjaan untuk menentukan :

i) apakah bisa atau tidak membuat Lapis Fondasi Tanah Semen yang

memenuhi ketentuan dalam hal kekuatan dan karakteristik perubahan

volume, dapat dibuat dari tanah yang bersangkutan;

ii) kadar semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan sasaran

campuran (target mix strength);

iii) batas kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian

pemadatan di lapangan.

b) Prosedur untuk rancangan campuran (mix design) ini mencakup langkah-

langkah berikut ini :

i) Tentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan untuk tanah yang

bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar

semen (SNI 03-6886-2002) dan gambarkan hasil dari pengujian ini

dalam bentuk Grafik I (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi). Puncak dari

setiap kurva hubungan kadar air - kepadatan menyatakan Kepadatan

Kering Maksimum (Maximum Dry Density / MDD) dan Kadar Air

Optimum (Optimum Moisture Content / OMC) untuk kadar semen yang

digunakan.

ii) Masukkan angka-angka dari MDD dan OMC untuk setiap macam kadar

semen pada Grafik II (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi) dan hubungkan

titik-titik pengujian menjadi kurva yang luwes untuk mendapatkan

variasi dari MDD dan OMC dengan bermacam-macam kadar semen

untuk tanah yang bersangkutan.

iii) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar semen, buatlah

serangkaian benda uji untuk diuji kuat tekannya (Unconfined

Compression Strength / UCS) di mana benda uji ini dipadatkan sampai

dengan MDD dan OMC seperti yang ditentukan (a) di atas. Setelah

perawatan selama 7 hari, ujilah benda-benda uji ini dengan mengikuti

prosedur yang diberikan di SNI 03-6887-2002 masukkan angka-angka

kekuatan yang diperoleh pada Grafik III (Lampiran 5.4.B dari

Spesifikasi). Gambarkan kurva yang melalui titik-titik pengujian dan

pilihlah kadar semen pada campuran yang memberikan kekuatan

sasaran seperti yang disyaratkan yaitu 24 kg/cm2.

iv) Masukan angka dari kadar semen campuran yang dipilih itu ke dalam

Grafik II, yang sudah digambar pada (b) di atas, dan tentukan angka

MDD dan OMC untuk campuran Tanah Semen dari kadar semen yang

dipilih. Gunakan nilai-nilai MDD dan OMC ini untuk menentukan

kepadatan yang cocok dan batas kadar air untuk pengendalian

pemadatan di lapangan, dan gambarkan batas-batas tersebut pada

Grafik IV (Lampiran 5.4.B dari Spesifikasi).

v) Tentukan karakteristik pengembangan dan penyusutan dari campuran

tanah semen dengan pengujian yang sesuai dengan SNI 13-6427-2000

dan bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di Tabel 5.4.3.1).

Page 56: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 51

3) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara CBR) untuk Campuran Stabilisasi Tanah

Dasar

a) Semua langkah yang diberikan pada Pasal 5.4.3.2) di atas harus diikuti untuk

Campuran Stabilisasi Tanah Dasar.

b) Prosedur yang diberikan dalam SNI 1744:2012 harus diikuti (penumbuk 2,5

kg) kecuali setelah pencetakan benda uji harus dirawat dengan cara sebagai

berikut :

i) Semua benda uji dimasukkan bersama-sama ke dalam suatu kantong

plastik yang besar;

ii) Udara dalam kantung plastik harus dijaga supaya tetap lembab dengan

menempatkan sebuah panci yang terbuka yang diisi dengan air. Air

harus dijaga dengan hati-hati agar tidak memercik atau dengan kata lain

menghindarkan benda uji berkontak langsung dengan air;

iii) Kantong plastik tersebut harus ditutup rapat dan diletakkan di suatu

tempat yang teduh selama tepat 72 jam;

iv) Setelah perawatan selama 72 jam, benda uji tersebut harus dikeluar-

kan dari kantong plastik dan direndam di dalam bak air selama 96 jam,

kemudian dilanjutkan dengan pengujian kekuatan CBR.

c) Langkah-langkah lain dalam prosedur rancangan campuran adalah seperti

yang diberikan di atas pada Pasal 5.4.3.2.

4) Sifat-sifat Campuran Yang Disyaratkan

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen harus memenuhi ketentuan

yang diberikan pada Tabel 5.4.3.1)

Tabel 5.4.3.1) Sifat-sifat Yang Disyaratkan untuk Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi

Tanah Semen

PENGUJIAN

BATAS-BATAS SIFAT

(Setelah Perawatan 7 Hari)

METODE

PENGUJIAN

Minimum Target Maksimum

California Bearing Ratio

(CBR) % untuk Campuran

Stabilisasi Tanah Dasar

12 15 - SNI 1744:2012

Kuat Tekan Bebas (Unconfined

Compressive Strength, UCS)

kg/cm2 untuk Lapis Fondasi

Tanah Semen

20 24 35 SNI 03-6887-2002

Uji Basah dan Kering untuk

Lapis Fondasi Tanah Semen :

(i) % Kehilangan Berat

(ii) % Perubahan Volume

-

-

-

-

7

2

SNI 13-6427-2000

Page 57: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 52

5.4.4 PERCOBAAN LAPANGAN (FIELD TRIALS)

1) Percobaan Awal Lapangan Untuk Campuran-campuran Terpilih

a) Untuk usulan setiap jenis tanah baru yang akan digunakan, rancangan campuran

tanah semen yang ditunjukkan dalam prosedur laboratorium yang diuraikan

pada Pasal 5.4.3 harus dilengkapi dengan pembuatan lajur penghamparan

percobaan bahan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang

diusulkan sepanjang 200 meter dengan tebal, peralatan, pelaksanaan dan

prosedur pengendalian mutu yang diusulkan untuk Pekerjaan ini.

b) Lajur percobaan ini dapat diterapkan di luar lapangan (kegiatan pekerjaan) atau,

bilamana atas permintaan Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,

berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang memuaskan atas sifat-sifat tanah

yang diusulkan, dapat diterapkan pada bagian dari Pekerjaan tersebut.

c) Akan tetapi, bilamana percobaan lapangan ini dalam segala hal tidak

menunjukkan kinerja yang memuaskan, atau bilamana Stabilisasi Tanah Dasar

atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang dihampar ini dalam segala hal tidak

memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi, maka lajur percobaan

ini harus disingkirkan seluruhnya dari jalan tersebut dan tanah dasarnya harus

diperbaiki lagi untuk penyiapan badan jalan. Bilamana Pengawas Pekerjaan

menerima lajur percobaan ini sebagai bagian dari Pekerjaan, Stabilisasi Tanah

Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen ini akan diukur dan dibayar sebagai

bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk lajur percobaan yang

dilaksanakan di luar lapangan (kegiatan pekerjaan).

d) Jika Pengawas Pekerjaan menyetujui lajur percobaan untuk digabungkan

sebagai bagian dari Pekerjaan, bahan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen tersebut harus diukur dan dibayar sebagai bagian dari

Pekerjaan. Semua tahap pelaksanaan, masa perawatan dan pengujian dari lajur

percobaan akan diawasi dengan cermat oleh Pengawas Pekerjaan, yang dapat

meminta variasi prosedur kerja atau jumlah dan jenis dari pengujian yang

menurut pendapatnya diperlukan untuk memperoleh informasi yang bermanfaat

semaksimal mungkin dari percobaan ini. Pemeriksaan selama percobaan harus

termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penentuan yang berikut ini :

i) Kecocokan, efisiensi dan keefektifan umum dari cara dan peralatan yang

diusulkan oleh Penyedia Jasa, ditentukan dalam hal kecepatan dan

seluruh kemampuan dan keberhasilan dalam melaksanakan percobaan

ini;

ii) Derajat penghalusan tanah yang dicapai, ditentukan bersama-sama

dengan cara visual maupun dengan cara pencatatan jumlah lintasan

penghalusan yang diperlukan untuk mencapai derajat kehalusan yang

diminta pada Pasal 5.4.5.3).c) dalam Spesifikasi ini;

iii) Kadar air optimum untuk penghalusan tanah, ditentukan dari

penghalusan tanah dengan variasi kadar air diterapkan pada ruas yang

berbeda dari lajur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan

yang diperoleh dengan kadar air yang diperoleh dari pengujian di

laboratorium pada benda uji yang diambil selama kegiatan

penghalusan;

Page 58: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 53

iv) Kehomogenan campuran lapisan yang diperoleh dari teknik penyebaran

dan pencampuran yang digunakan, ditentukan dengan cara visual

selama kegiatan penghalusan dan dengan cara membandingkan variasi

kekuatan dari satu titik ke titik lainnya dengan pengujian Scala

Penetrometer yang dilakukan 7 hari setelah penghamparan dengan

frekuensi seperti yang ditentukan pada Pasal 5.4.6.5);

v) Keefektifan penggilasan dan pemadatan, ditentukan dengan pengujian

Scala Penetrometer segera setelah setiap kali atau beberapa kali

dilintasi oleh alat pemadat, untuk mendapatkan hubungan antara jumlah

lintasan dan kepadatan yang dicapai, dan dilengkapi dengan pengujian

konus pasir (sand cone) untuk memeriksa kepadatan lapangan pada

pekerjaan yang sudah selesai dengan frekuensi seperti yang ditentukan

pada Pasal 5.4.6.4).b);

vi) "Bulking ratio" antara tanah gembur yang sudah dihaluskan dengan

campuran yang sudah dipadatkan, untuk menentukan tebal bahan

gembur yang diperlukan agar diperoleh rancangan tebal padat lapisan

campuran;

vii) Rancangan campuran lapis fondasi tanah semen yang memadai,

ditentukan dengan mengadakan pengujian UCS pada benda uji berumur

7 hari yang diambil dari campuran sebelum digilas dengan frekuensi

yang ditentukan pada Pasal 5.4.6.4).a) dan bilamana dianggap perlu

oleh Pengawas Pekerjaan dilengkapi dengan pengujian UCS pada

benda uji inti (core) yang diambil dari lajur percobaan yang sudah

selesai;

viii) Batas-batas praktis kepadatan dan kadar air untuk pengendalian

pemadatan didapat dari rancangan campuran laboratorium, ditentukan

dengan melakukan pengujian kepadatan lapangan dan kadar air

lapangan segera setelah campuran selesai dipadatkan dan

membandingkan hasilnya dengan batas-batas yang diusulkan;

ix) Hubungan antara Scala Penetration Resistance (SPR) dan kuat tekan

(UCS) untuk percobaan campuran untuk Lapis Fondasi Tanah Semen,

ditentukan dengan melaksanakan pengujian dengan alat penetrometer

segera setelah dipadatkan (langkah (v) di atas), 7 hari setelah

dipadatkan (langkah (iv) di atas) dan 28 hari setelah dipadatkan, dan

membandingkan hasil SPR rata-rata yang diperoleh dari setiap

rangkaian pengujian dan hasil pengujian UCS;

x) Kebutuhan dan cara yang paling tepat untuk induksi dan pengendalian

keretakan adalah dengan penggilasan (proof rooling), ditentukan

dengan mengamati lajur percobaan selama masa perawatan dan,

bilamana retak susut berkembang secara berlebihan, adalah dengan

pengendalian penggunaan berbagai jenis dan berat dari mesin gilas;

xi) Jenis selaput tipis (membran) dan cara perawatan pada Stabilisasi

Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang paling tepat,

ditentukan dengan cara visual pada permukaan lajur percobaan dan

kecepatan hilangnya air yang dapat ditentukan dengan pengujian kadar

air;

Page 59: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 54

xii) Batas Scala Penetration Resistance (SPR) akan digunakan untuk

menentukan "Tebal Efektif" Lapis Fondasi Tanah Semen, yang

diperoleh dari catatan penetrasi pada langkah (x) di atas untuk lokasi di

mana tebal bahan yang memenuhi ketentuan diketahui secara akurat

(diambil dari serangkaian benda uji inti pada titik lokasi pengujian

penetrometer dan dari pengujian kekuatan yang dilakukan pada contoh

campuran lapis fondasi tanah semen, yang diambil dari titik lokasi

pengujian penetrometer sebelum dipadatkan);

xiii) Penghamparan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah

Semen harus dilakukan dengan sekali hampar (lapisan tunggal) dengan

menggunakan jenis pemadat yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

e) Berdasarkan data yang diperoleh dari lajur percobaan dan tidak lebih cepat dari

14 hari setelah lajur percobaan dihampar, Pengawas Pekerjaan dapat

memberikan persetujuan kepada Penyedia Jasa untuk meneruskan seperti yang

direncanakan, atau persetujuan untuk meneruskannya dengan modifikasi

apapun terhadap rancangan campuran atau prosedur pelaksanaan yang dianggap

perlu, atau Pengawas Pekerjaan dapat menolak untuk meneruskannya dan

sebaliknya memerintahkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan percobaan

lanjutan dengan bahan yang diusulkan, atau mengusulkan pemakaian jenis

tanah lainnya atau mengganti atau menambahkan kapasitas instalasi dan

peralatannya.

5.4.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

1) Penyiapan Tanah Dasar

a) Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus dilakukan sesuai dengan Pasal ini dan

ketentuan pada Seksi 3.3 dari Spesifikasi ini, terhadap garis, ketinggian dan

dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh

Pengawas Pekerjaan.

b) Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan untuk

pelaksanaan pekerjaan lanjutan yang akan dilaksanakan. Kecuali bilamana

elevasi perkerasannya harus dinaikkan (raising of the pavement grade) seperti

yang ditunjukkan pada Gambar, maka permukaan tanah dasar harus sama tinggi

dengan permukaan jalan eksisting, kecuali kalau diperintahkan lain oleh

Pengawas Pekerjaan.

c) Permukaan jalan eksisting harus dibersihkan dari bahan yang tidak diinginkan

dan kemudian digilas. Setiap ketidakrataan atau amblas yang terjadi pada

permukaan tanah dasar selama pemadatan harus diperbaiki dengan

menggemburkan lokasi tersebut dan menambah, membuang atau mengganti

bahan, menyesuaikan kadar air jika diperlukan, dan memadatkannya kembali

supaya permukaannya halus dan rata.

d) 20 cm tanah di bawah permukaan stabilisasi tanah dasar maupun bukan harus

dipadatkan sampai kepadatan seperti yang ditentukan sesuai dengan SNI

2828:2011 dan/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan

Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan

kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, tidak boleh kurang dari

95 % kepadatan kering maksimum (maximum dry density) yang diperoleh

sesuai dengan SNI 1742:2008.

Page 60: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 55

e) CBR tanah dasar yang disiapkan untuk perkerasan lentur bilamana diuji sesuai

dengan SNI 1744:2012, paling sedikit harus 6% (enam persen) setelah direndam

selama empat hari bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum

seperti yang ditentukan sesuai SNI 1742:2008. Bilamana kondisi kekuatan ini

tidak dapat dicapai, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa

untuk melaksanakan perbaikan tanah dasar sesuai dengan Tabel 3.1.2.1)

sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 3.2.1.5) dari Spesifikasi ini.

f) Setelah selesai pemadatan dan sebelum memulai kegiatan berikutnya,

permukaan stabilisasi tanah dasar maupun permukaan tanah dasar harus

memenuhi toleransi permukaan yang ditentukan pada Pasal 3.3.1.3) dari

Spesifikasi ini.

g) Setiap lokasi stabilisasi tanah dasar maupun tanah dasar yang menjadi lumpur,

pecah-pecah atau lepas karena cuaca atau kerusakan lainnya sebelum

dimulainya penghamparan Lapis Fondasi Tanah Semen harus diperbaiki sampai

memenuhi Spesifikasi ini dengan biaya Penyedia Jasa sendiri.

h) Sebelum penghamparan Lapis Fondasi Tanah Semen pada setiap ruas,

permukaan stabilisasi tanah dasar maupun tanah dasar padat yang sudah

disiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan bahan lainnya yang mengganggu

dengan kompresor angin atau cara lain yang disetujui, dan harus dilembabkan

bilamana diperlukan, seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

2) Pemilihan Cara Untuk Pencampuran dan Penghamparan

a) Pencampuran tanah, semen dan air harus dilakukan dengan cara pencampuran

di tempat (mix-in-place) atau instalasi pencampur pusat (central-plant-mix).

Kegiatan dengan instalasi pencampur biasanya dibatasi hanya untuk tanah

berplastisitas rendah. Suatu indikator batas atas dari plastisitas tanah yang masih

dapat menggunakan instalasi pencampur pusat dapat diperoleh dengan

mengalikan indeks plastisitas tanah dengan persen lolos ayakan No.40.

Bilamana nilainya kurang dari 500 cara pencampuran dengan instalasi dapat

digunakan.

b) Berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk pencampuran di tempat dapat

dibagi dalam empat kelompok :

i) Penggaru piringan untuk peralatan pertanian, luku piringan untuk

peralatan pertanian dan motor graders;

ii) Rotavator "ringan" yang mesinnya kurang dari 100 PK (Tenaga Kuda);

iii) Rotavator untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 PK,

sering disebut "Pulvimixers" (alat penghalus tanah);

iv) Mesin stabilisasi tanah satu lintasan (single-pass soil stabilization

machine), biasanya mesinnya lebih dari 100 PK;

Batas atas plastisitas tanah yang dapat dikerjakan dengan berbagai macam mesin

berikut ini yang dicantumkan di dalam Tabel 5.4.5.1).

Page 61: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 56

Tabel 5.4.5.1) Petunjuk Untuk Pemilihan Alat-alat Yang Cocok

Petunjuk

Jenis Peralatan

Indeks Plastisitas

Tanah Dikalikan

Persen Lolos

Ayakan No.40

Tebal Perkiraan

Maksimum Yang

Mampu Dilakukan

Dalam Satu Lapis (cm)

Instalasi Pencampuran Pusat < 500 Tak Dibatasi

Penggaru Piringan, Luku Piringan,

dsb, (untuk mencampur) dan

motor grader (untuk menghampar

dan meratakan)

< 1000 12 s/d 15

Rotovator Ringan ( < 100 PK ) <2000 15

Rotovator untuk Pekerjaan Berat

( > 100 PK )

< 3500 20 s/d 30

tergantung jenis tanah

dan PK mesin yang

tersedia

Mesin Stabilisasi Tanah Satu

Lintasan

< 2000 s/d 3000

tergantung PK

mesin

20

Catatan :

Peralatan tidak akan diterima atau ditolak berdasarkan tabel ini, dan hanya diberikan sebagai petunjuk

umum untuk membantu Penyedia Jasa.

3) Penghamparan dan Pencampuran dengan Cara Pencampuran di Tempat (Mix-In Place)

a) Tanah dari lokasi sumber bahan yang telah disetujui harus dihampar dan disebar

sampai rata di atas badan jalan yang sudah disiapkan untuk Stabilisasi Tanah

Dasar atau tanah dasar yang sudah disiapkan untuk Lapis Fondasi Tanah Semen

serta kadar airnya disesuaikan seperlunya untuk mendapatkan penghalusan

tanah yang optimum. Bilamana pengeringan diperlukan, kecepatan pengeringan

harus dimaksimumkan dengan terus menerus menggaru tanah memakai luku

pertanian, atau peralatan sejenis, dan/atau beberapa lintasan awal pulverizer

(penghalus tanah) sampai tanah tersebut cukup kering untuk dikerjakan.

b) Kadar air optimum tanah untuk penghalusan harus berada di bawah kadar air

tanah untuk Kepadatan Kering Maksimum, seperti yang ditentukan pada SNI

1742:2008, dan akan dirancang oleh Penyedia Jasa berdasarkan Percobaan

Lapangan Awal seperti yang diuraikan dalam Pasal 5.4.4 dari Spesifikasi ini.

Selain kalau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pekerjaan penghalusan harus

dilaksanakan bilamana kadar air tanah berada dalam rentang 2% (dari berat

tanah kering) dari angka yang telah dirancang.

c) Sebelum semen ditambahkan, tanah itu harus dihaluskan sedemikian, kecuali

untuk partikel batu atau kerikil, sehingga memenuhi ketentuan di bawah ini

bilamana diayak secara kering:

Lolos Ayakan 25 mm : 100 %

Lolos Ayakan No.4 : 80%

d) Tanah yang sudah dihaluskan harus disebar dengan ketebalan sedemikian,

sehingga setelah dipadatkan mencapai ketebalan lapisan yang dirancang, harus

dalam batas toleransi yang disyaratkan pada Pasal 5.4.1.3).b). Ketebalan yang

tepat dari bahan gembur yang akan dihampar, harus seperti yang ditentukan

dalam percobaan lapangan (Pasal 5.4.4 di atas).

Page 62: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 57

e) Setelah penghalusan tanah sampai memenuhi ketentuan, sesuai dengan kriteria

yang diberikan dalam Pasal 5.4.5.3).c) di atas, semen harus ditebar secara

merata di atas tanah, baik dengan manual maupun dengan mesin penebar, pada

takaran yang dihitung termasuk faktor efisiensi peralatan yang digunakan

sedemikian untuk memperoleh kadar semen seperti yang dirancang berdasarkan

rancangan campuran laboratorium dan Percobaan Lapangan Awal.

f) Setelah semen disebar merata, serangkaian lintasan mesin pencampur harus

dilaksanakan sampai seluruh tanah dan semen tercampur merata, yang

ditunjukkan dari meratanya warna adukan. Jumlah lintasan yang diperlukan

haruslah sebagaimana yang dirancang berdasarkan Percobaan Lapangan Awal

(Pasal 5.4.4.1) di atas) dan berdasarkan kehomogenan campuran yang diperoleh

dalam pekerjaan yang sedang berlangsung, seperti yang ditunjukkan oleh

pengujian pengendalian dengan Scala Penetrometer.

g) Bilamana tidak diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, pekerjaan

penempatan tanah, penghalusan tanah dan pencampuran tanah semen harus

selalu dilaksanakan dari bawah dengan ketinggian berapapun menuju keatas

(yaitu ke arah tanjakan).

h) Bilamana semen dan tanah dianggap telah tercampur merata, kadar airnya harus

ditambahkan seperlunya untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan dalam

prosedur rancangan campuran laboratorium seperti yang diuraikan di Pasal

5.4.3.2) dari Spesifikasi ini atau seperti yang dirancang berdasarkan Percobaan

Lapangan Awal atau cara lainnya. Pada umumnya, batas bawah kadar air untuk

campuran tanah semen akan ditentukan sebagai Kadar Air Optimum (Optimum

Moisture Content, OMC) di laboratorium dan batas atasnya harus 2 % (dari

berat campuran tanah semen) lebih tinggi daripada OMC, seperti yang diuraikan

pada Pasal 5.4.3 dari Spesifikasi ini. Air yang ditambahkan pada tanah semen

harus dicampur sampai merata dengan menambahkan beberapa kali lintasan

mesin pencampur dan pemadatan harus segera dilaksanakan setelah lintasan ini

selesai.

4) Pencampuran dan Penghamparan Menggunakan Cara Instalasi Terpusat (Central-

Plant) untuk Lapis Fondasi Tanah Semen

a) Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) dapat menggunakan cara

takaran berat (weight-batching) atau cara pemasokan menerus (continous

feeder) dan dapat dilengkapi dengan pengaduk pedal (paddle mixers) maupun

jenis panci (pan mixers).

b) Bilamana cara takaran berat digunakan, jumlah bahan tanah dan semen yang

harus diukur dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi

pencampur kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil

campuran terletak dalam rentang yang dirancang umtuk pemadatan di lapangan.

Perhatian khusus harus diberikan ke instalasi pencampur jenis takaran berat

(batch) dengan pengaduk pedal untuk memastikan bahwa semua semen tersebar

merata di loading skip dan dipasok merata di seluruh bak pencampur. Baik

pencampur jenis pedal maupun jenis panci, semen harus ditakar secara akurat

dengan timbangan atau alat penakar yang terpisah, dan kemudian dicampur

dengan bahan tanah yang akan distabilitasi. Bahan tanah harus dicampur

sedemikian sehingga terdistribusi merata di seluruh campuran.

c) Bilamana cara takaran dengan pemasok menerus (continous-feed) digunakan,

pedal pencampur, baffels dan kecepatan pemasukan bahan harus disesuaikan

Page 63: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 58

agar bahan-bahannya tercampur merata. Semprotan yang digunakan untuk

mendistribusikan air ke dalam pencampur harus disesuaikan agar dapat

memberikan kadar air yang merata di seluruh campuran.

d) Jumlah dan kapasitas kendaraan pengangkut bahan campuran harus disesuaikan

dengan hasil campuran yang dihasilkan instalasi pencampur dan kecepatan

pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

jadwal yang ditentukan.

e) Campuran harus dihampar di atas tanah dasar yang sudah dilembabkan dengan

tebal lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar

(paving machine) atau kotak penyebar (spreader box) yang dijalankan secara

mekanis di mana dapat meratakan campuran dengan suatu ketebalan yang

merata. Bahan harus dihampar sedemikian hingga setelah dipadatkan mencapai

tebal lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratkan pada Pasal

5.4.1.3).b).

5) Pemadatan

a) Pemadatan untuk campuran stabilisasi tanah dasar atau lapis fondasi tanah

semen harus dimulai sesegera mungkin setelah pencampuran dan seluruh

kegiatan, termasuk pembentukan dan penyelesaian akhir, dan harus

diselesaikan dalam waktu yang tidak melampaui waktu ikat awal (umumnya

sekitar 60 menit tergantung jenis semennya) sejak semen portland yang pertama

tercampur tanah masing-masing untuk OPC Tipe I atau waktu yang lebih

panjang untuk semen jenis PPC atau PCC sesuai dengan hasil pengujian waktu

ikat awal menurut SNI 03-6827-2002. Semua kegiatan penghamparan,

pencampuran, dan pemadatan dari Lapis Fondasi Tanah Semen harus

dilaksanakan dalam ruas-ruas yang pendek dan bahan setiap ruas harus

dipadatkan dan dibentuk sampai selesai sebelum pencampuran pada ruas

berikutnya dapat dimulai.

b) Panjang maksimum setiap ruas yang diizinkan akan dirancang berdasarkan

kapasitas produksi Penyedia Jasa dan kapasitas, seperti yang ditunjukkan

selama Percobaan Lapangan Awal (Pasal 5.4.4) atau dari yang sesudahnya,

tetapi dalam keadaan apapun tidak boleh lebih panjang dari 200 meter.

Bilamana Pengawas Pekerjaan telah membatasi panjang ruas pelaksanaan

pekerjaan, pembatasan ruas ini dapat saja dibatalkan jika Penyedia Jasa dapat

membuktikan sampai diterima Pengawas Pekerjaan bahwa Penyedia Jasa telah

menambah kapasitas produksi yang mencukupi, tetapi dalam hal apapun

Penyedia Jasa tidak dapat meminta perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan

sehubungan dengan pembatasan panjang ruas pelaksanaan pekerjaan oleh

Pengawas Pekerjaan.

c) Pemadatan awal harus dilaksanakan dengan penggilas sheepsfoot, penggilas

roda karet atau penggilas beroda halus, di mana penggilas ini tidak boleh

dibiarkan berada diatas bahan tanah semen yang sudah selesai dihampar dan

dipadatkan.

d) Setelah penggilasan awal, pembentukan dengan motor grader mungkin

diperlukan sebelum penggilasan akhir. Pemadatan harus diselesaikan dengan

penggilas roda karet atau penggilas beroda halus bersamaan dengan motor

grader untuk membentuk permukaan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen seperti yang rancangannya. Pada umumnya, penggilasan

akhir perlu disertai penyemprotan sedikit air untuk membasahi permukaan yang

Page 64: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 59

kering selama kegiatan pemadatan. Derajat kepadatan yang dicapai di seluruh

tebal Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen harus lebih besar

dari 97% kepadatan kering maksimum laboratorium

e) Perhatian khusus harus diberikan untuk memperoleh pemadatan penuh di

sekitar sambungan memanjang maupun melintang. Sebelum setiap bahan baru

disambung dengan bahan yang telah dipadatkan sebelumnya, ujung bahan dari

pekerjaan sebelumnya harus dipotong sampai memperoleh permukaan vertikal

sehingga dapat dicapai pemadatan penuh pada tebal lapisan yang diperlukan.

Bahan pada sambungan melintang antara ujung akhir ruas pekerjaan yang

lampau dengan ujung awal dari ruas baru harus dipadatkan dengan penggilasan

melintang (melintang jalan) sedemikian hingga seluruh tekanan roda penggilas

diarahkan pada sambungan tanpa menyentuh secara langsung pada bahan dari

pekerjaan sebelumnya. Malahan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan

penambahan pemadatan dengan menggunakan alat timbris mekanis (tamping

compactor) untuk memastikan pemadatan yang cukup pada sambungan.

f) Permukaan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah

selesai harus ditutup dengan baik, bebas dari pergerakan yang disebabkan oleh

peralatan dan tanpa bekas jejak roda pemadat, lekukan, retak atau bahan yang

lepas. Semua bagian yang lepas, segregasi atau yang cacat lainnya harus

diperbaiki sesuai dengan Pasal 5.4.1.7).

6) Perawatan

a) Segera setelah pemadatan dan pembentukan Lapis Fondasi Tanah Semen, selaput

tipis untuk perawatan (curing membrane) harus dipasang di atas hamparan dalam

masa sebagaimana yang disebutkan dalam (b) di bawah ini. Curing membrane ini

dapat berupa :

i) Lembaran plastik kedap air yang telah disetujui, dikaitkan secukupnya

supaya tidak terbang tertiup angin dan dengan sambungan tumpang

tindih paling sedikit 300 mm dan dipasang untuk menjaga kehilangan

air; atau

ii) Bahan membrane cair yang memenuhi ASTM C309-11

iii) Bahan lainnya yang terbukti efektif selama Percobaan Lapangan Awal

dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

b) "Curing membrane" harus dipertahankan di tempat selama 7 hari setelah

pencampuran dan penghamparan bahan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen, atau seperti yang diperintahkan lain oleh Pengawas

Pekerjaan berdasarkan percobaan lapangan. Perawatan harus dilanjutkan sampai

penghamparan lapisan diatasnya. Pada saat itu "curing membrane" harus

disingkirkan dan Lapis Perekat disemprotkan sesuai dengan ketentuan Seksi 6.1

dari Spesifikasi. Akan tetapi, dalam waktu 24 jam pertama dari masa perawatan,

Lapis Perekat tidak boleh diterapkan.

c) Lalu lintas atau peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan tidak diizinkan melewati

permukaan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen sampai

lapisan di atas berikutnya telah dilaksanakan. Selama masa tunggu ini Penyedia

Jasa harus menjaga arus lalu lintas yang melalui Pekerjaan ini dengan

menyediakan jalan memisah atau jalan alih (detour) yang memadai, sesuai dengan

ketentuan yang disyaratkan pada Pasal 5.4.1.9) dan Seksi 1.8 dari Spesifikasi.

Page 65: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 60

d) Pengendalian penggilasan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat diperintahkan oleh

Pengawas Pekerjaan pada awal masa perawatan untuk mengurangi ukuran dan

jarak retak susut. Penambahan penggilasan ini harus ditentukan dari Percobaan

Lapangan Awal, seperti yang diuraikan dalam Pasal 5.4.4.1).c).

5.4.6 PENGENDALIAN MUTU

1) Pengendalian Penyiapan Tanah Dasar

a) Frekuensi pengujian pengendalian pemadatan pada tanah dasar harus seperti

yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan berdasarkan kondisi lokasi kerja.

Paling tidak, pengujian kepadatan dengan konus pasir (sand cone) harus

dilaksanakan di sepanjang kegiatan pekerjaan dengan jarak tidak melebihi 200

m, dan paling sedikit sebuah pengujian kepadatan kering maksimum

laboratorium harus dilaksanakan untuk setiap 10 pengujian kepadatan di

lapangan.

b) Frekuensi pengambilan contoh dan pengujian tanah dasar untuk CBR harus

seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan berdasarkan berbagai

macam jenis tanah yang ditemui. Paling sedikit diperlukan satu pengujian CBR

untuk setiap jenis tanah dasar yang terdapat di sepanjang kegiatan pekerjaan.

2) Pengendalian Penghalusan Tanah

a) Contoh tanah yang telah dihaluskan harus diambil dan diuji di lapangan, untuk

menyesuaikan ukuran partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 5.4.5.3.c),

dengan jumlah pengambilan contoh sebanyak lima contoh untuk setiap ruas

pekerjaan (dari 200 meter atau kurang).

b) Bilamana setiap pengujian tunggal mengalami kegagalan, penghalusan harus

dilanjutkan untuk seluruh ruas pekerjaan tersebut.

3) Pengendalian Kadar Air Untuk Kegiatan Pencampuran di Tempat

a) Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, pengambilan contoh dan

pengujian untuk pengendalian kadar air selama penghamparan dan pencampuran

harus dilaksanakan dengan jarak yang tidak lebih dari 100 meter di sepanjang

kegiatan pekerjaan, dan pada setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk

pengambilan dan pengujian contoh berikut ini :

i) Sebuah contoh tanah saat baru dihampar di atas jalan (untuk

menentukan kebutuhan pengeringan atau pembasahan sebelum

penghalusan);

ii) Sebuah contoh setelah pencampuran semen dengan tanah (untuk

menentukan jumlah air yang perlu ditambahkan agar dapat mencapai

kadar air yang ditentukan untuk pemadatan);

iii) Satu contoh atau lebih setelah pencampuran air yang ditambahkan ke

dalam campuran tanah semen (untuk memeriksa apakah kadar air yang

dirancang untuk pemadatan sudah dicapai).

Page 66: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 61

b) Pada umumnya nilai-nilai pengujian kadar air tidak akan diperoleh sampai

setiap ruas pekerjaan telah dipadatkan, akan tetapi, hasil pengujian pada setiap

hari kerja harus diambil untuk menghitung optimasi pada hari kerja berikutnya.

4) Pengendalian Pemadatan Pada Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah

Semen

a) Segera sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh campuran tanah semen

gembur harus diambil dari lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

dengan interval satu dengan lainnya tidak lebih dari 500 meter di sepanjang

kegiatan pekerjaan. Lokasi yang dipilih untuk pengambilan contoh harus

bertepatan dengan penampang melintang Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen yang dipantau, diperiksa dengan survei elevasi

permukaan maupun Scala Dynamic Cone Penetrometer (lihat Pasal 5.4.6.6)

dari Spesifikasi ini) untuk Lapis Fondasi Tanah Semen. Pengambilan contoh

tersebut harus dilaksanakan sesegera mungkin, untuk mengurangi

keterlambatan dimulainya penggilasan. Contoh yang diambil harus segera

dimasukkan dalam kantong plastik yang kedap atau tempat penyimpanan

lainnya dan ditutup rapat untuk dibawa ke laboratorium lapangan di mana

contoh-contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air)

digunakan baik pembuatan benda uji pengujian kekuatan (UCS).

Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, dua benda uji harus

disiapkan untuk menentukan kepadatan kering maksimum (menggunakan

pemadatan SNI 1742:2008) dan empat benda uji harus disiapkan untuk

pengujian kekuatan (menggunakan SNI 03-6798-2002 untuk pengujian UCS

Lapis Fondasi Semen Tanah dan SNI 1744:2012 untuk Pengujian CBR

Stabilisasi Tanah Dasar).

b) Segera setelah pemadatan selesai dilaksanakan, pengujian kepadatan lapangan

sesuai dengan SNI 2828:2011, di lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan dengan interval tidak melebihi 100 m di sepanjang jalan. Setiap

lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan lokasi pengambilan contoh

tanah semen gembur sebelum penggilasan. Hasil kepadatan dan kadar air

pengujian konus pasir (sand-cone) harus dibandingkan dengan nilai rata-rata

dari kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum yang diukur dari dua

benda uji, seperti yang diuraikan pada butir (a) di atas, untuk menentukan

persentase pemadatan yang dicapai di lapangan dan menentukan apakah

pengendalian kadar air di lapangan cukup memadai.

5) Pengendalian Kekuatan dan Kehomogenan dari Lapis Fondasi Tanah Semen

a) Setelah pencetakan benda uji, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan

yang diuraikan pada Pasal 5.4.6.4) di atas harus dirawat dengan kelembaban

yang tinggi di dalam kantong plastik yang ditutup rapat, menggunakan cara

yang diuraikan pada Pasal 5.4.3.3).b) dari Spesifikasi ini kecuali dua benda uji

yang pertama harus dirawat di dalam kantong plastik sampai waktu pengujian

dan dua benda uji yang kedua harus dikeluarkan dari kantong plastik setelah

perawatan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air untuk selama 4 hari

sebelum pengujian. Keempat benda uji tersebut harus diuji kekuatannya pada

umur 7 hari setelah pencetakan benda uji dan pada hari yang sama juga

dilakukan pengujian dengan Scala Penetrometer di lapangan pada penampang

melintang tempat pengambilan contoh tanah semen. Nilai rata-rata kekuatan

dari dua benda uji yang direndam harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium

tanah semen untuk ruas jalan di mana contoh tersebut diambil, dan harus

Page 67: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 62

dibandingkan dengan kekuatan sasaran (target strength) yang disyaratkan pada

Tabel 5.4.3.1) atau yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Dari nilai

kekuatan laboratorium ini, kekuatan Lapis Fondasi Tanah Semen di lapangan

juga dapat diperkirakan, pertimbangan akan diberikan untuk tingkat pemadatan

yang dapat dicapai di lapangan, dan nilainya dibandingkan dengan nilai

minimum yang disyaratkan atau dirancang.

b) Nilai rata-rata kekuatan dari dua benda uji yang tidak direndam harus

dibandingkan terhadap nilai rata-rata kekuatan yang diperoleh dari hitungan

pukulan pada pengujian dengan Scala Penetrometer di lokasi pengambilan

contoh, sehingga hasil perbandingan ini dapat digunakan oleh Pengawas

Pekerjaan untuk pengecekan dan bilamana dipandang perlu, Pengawas

Pekerjaan akan memerintahkan penyesuaian kalibrasi antara Scala Penetration

Resistance (SPR) dan kekuatan (UCS).

c) Hasil pengujian dengan Scala Penetrometer yang dilaksanakan untuk

memantau tebal lapisan, seperti yang diuraikan pada Pasal 5.4.6.6) dari

Spesifikasi ini, juga akan digunakan untuk memeriksa seluruh kekuatan rata-

rata dan kehomogenan dari tanah semen yang dikerjakan. Dengan

menggunakan kalibrasi yang ditunjukkan Lampiran 5.4.A dari Spesifikasi ini,

disesuaikan bila dipandang perlu seperti yang disyaratkan dalam (b) di atas,

nilai rata-rata kekuatan dari dua per tiga seluruh tebal lapisan dari Lapis Fondasi

Tanah Semen dapat ditentukan dari setiap catatan penetrasi, suatu nilai rata-rata

kekuatan untuk setiap 200 meter (atau kurang) ruas jalan dengan Lapis Fondasi

Tanah Semen harus lebih besar dari kekuatan sasaran (target strength) yang

disyaratkan dalam Tabel 5.4.3.1), dan tidak satupun nilainya yang boleh kurang

dari kekuatan minimum yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.3.1).

d) Bilamana terjadi perbedaan pendapat tentang kekuatan aktual di lapangan dari

Lapis Fondasi Tanah Semen yang sudah selesai dikerjakan, Pengawas

Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil dan menguji

benda uji inti (core) berbentuk silinder. Setiap benda uji inti harus dipotong

sedemikian hingga tingginya tepat dua kali garis tengahnya, dan ujung-

ujungnya harus diratakan sampai tegak lurus sumbu silinder. Bila diuji dengan

kuat tekan bebas kekuatan benda uji inti ini harus melampaui batas minimum

yang diberikan dalam Tabel 5.4.3.1).

6) Pemantauan Ketebalan Lapis Fondasi Tanah Semen

a) Ketebalan Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dipantau oleh

Penyedia Jasa, di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan, pada interval 50

meter di sepanjang jalan dengan cara pengukuran elevasi permukaan dan

pengujian dengan Scala Penetrometer. Dua macam ketebalan yang harus

diukur:

i) "Ketebalan terpasang" (placed thickness); dan

ii) "Ketebalan efektif" (effective thickness).

b) Ketebalan terpasang Lapis Fondasi Tanah Semen yang telah selesai harus

ditentukan dan dipantau sebagai perbedaan tinggi permukaan sebelum dan

sesudah penghamparan Lapis Fondasi Tanah Semen, pada titik-titik penampang

melintang setiap 50 meter sepanjang kegiatan pekerjaan.

c) Ketebalan efektif harus ditentukan dan dipantau sebagai ketebalan bahan Lapis

Fondasi Tanah Semen yang telah selesai dikerjakan dan mempunyai kekuatan

Page 68: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 63

yang melampaui batas minimum yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.6.1),

sebagaimana yang diukur dengan Scala Penetrometer pada penampang

melintang yang sama dan sebagaimana pengukuran elevasi permukaan. Dalam

pengukuran ini, hitungan tumbukan penetrometer harus dikalibrasikan terhadap

kekuatan dengan cara yang diuraikan pada Pasal 5.4.6.5) dari Spesifikasi ini dan

batas bawah ketebalan efektif harus diambil sebagai titik pada kurva hitungan

tumbukan setelah dilakukan penghalusan kurva untuk menghilangkan variasi-

variasi yang terjadi berdasarkan pengalaman kesalahan pembacaan, dengan batas

penetrasi (mm/tumbukan) di bawah Scala Penetration Resistance (SPR)

yang disyaratkan dalam Tabel 5.4.6.1) atau seperti yang ditetapkan Pengawas

Pekerjaan berdasarkan percobaan lapangan. Untuk menghindari terjadinya

ketidak-konsistenan, maka pengujian dengan scala penetrometer harus selalu

dilakukan dengan standar yang sama seperti yang diuraikan dalam Lampiran

5.4.A dari Spesifikasi ini dan kurva hitungan tumbukan harus diplot dengan

asumsi bahwa nilai hitungan tumbukan diperoleh dari setiap aplikasi tumbukan

pada kedalaman yang diukur setelah tumbukan tersebut diberikan.

Tabel 5.4.6.1) Ketentuan Scala Penetration Resistance (SPR) Lapis Fondasi Tanah Semen

Pengujian

Batas-batas Sifat

(Setelah Perawatan 7 Hari)

Metoda

Pengujian

Minimum Target Maksimum

Rata-rata Scala Penetration

Resistance (SPR) melampaui

2/3 tebal (pukulan/mm)

1,0*

(1,0+)

1,3*

(0,8+)

2,5*

(0,4+)

Lampiran 5.4.A,

Spesifikasi

Scala Penetration Resistance

(SPR) yang menentukan batas

minimum tebal efektif

(pukulan/mm)

0,8*

(1,3+)

- - Lampiran 5.4.A,

Spesifikasi

Catatan :

* Angka-angka ini dapat disesuaikan oleh Pengawas Pekerjaan untuk dikalibrasikan dengan angka-angka UCS

yang disyaratkan, mengikuti pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanah baru sebagaimana disebutkan dalam

Pasal 5.4.6.5).

+ Angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm per pukulan.

d) Pada setiap penampang melintang yang akan dipantau ketebalannya, titik-titik

yang akan diukur elevasinya atau diuji oleh penetrometer harus diberi jarak

yang sama satu dengan lainnya dan harus termasuk satu titik pada sumbu jalan,

satu titik pada tepi luar bahu keras (hard shoulder) untuk kedua sisi jalan, dan

titik-titik di antaranya sebagaimana diperlukan. Bilamana tidak diperintahkan

lain oleh Pengawas Pekerjaan, maka jumlah keseluruhan titik pemantauan tiap

penampang melintang harus lima buah.

Bilamana Lapis Fondasi Tanah Semen dilaksanakan setengah lebar jalan, maka

diperlukan dua titik pengujian yang terletak pada kedua sisi sambungan

memanjang yang digunakan sebagai pengganti titik pengujian pada sumbu

jalan.

e) Titik pemantauan yang sama harus digunakan baik untuk pengukuran elevasi

permukaan maupun untuk pengujian dengan penetrometer.

f) Setiap pengujian dengan penetrometer untuk pemantauan ketebalan efektif tidak

boleh digunakan sebagai dasar pengukuran untuk pembayaran kecuali baik

Penyedia Jasa maupun Pengawas Pekerjaan, atau yang mewakili telah

Page 69: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 64

menyaksikan pengujian dan menandatangani catatan hitungan tumbukan pada

saat pengujian tersebut.

g) Bilamana terjadi perbedaan pendapat tentang plotting grafik dari data hitungan

tumbukan, atau dari interpretasi ketebalan efektif yang diperoleh dari grafik

tersebut, maka keputusan Pengawas Pekerjaanlah yang menjadi keputusan final

dan harus diikuti, kecuali bilamana dalam hal yang demikian Penyedia Jasa

memilih, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, untuk mengambil benda

uji inti (core) untuk memastikan kedalaman bahan yang sudah tersemen dengan

baik pada titik yang dipantau ataupun pada titik-titik yang diperdebatkan.

5.4.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran dan Pembayaran

a) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang diukur

untuk pembayaran adalah jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang

telah selesai sebagaimana diuraikan pada Seksi ini, dihitung dari perkalian

panjang ruas yang diukur, lebar rata-rata yang diterima dan tebal rata-rata yang

diterima. Pengukuran harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan diawasi oleh

Pengawas Pekerjaan.

b) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang

diterima untuk pengukuran harus tidak termasuk daerah-daerah di mana

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semennya tidak sekuat

kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, atau mengandung bahan yang lepas

atau bahan yang tersegregasi atau bahan yang merugikan.

c) Tebal rata-rata Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima, yang diukur untuk

pembayaran untuk setiap ruas haruslah tebal rata-rata Lapis Fondasi Tanah

Semen yang diterima dan diukur pada semua titik pemantauan dalam ruas

tersebut. Tebal Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima pada setiap titik

pemantauan harus merupakan "ketebalan efektif" seperti yang didefinisikan

dalam Pasal 5.4.6.6).c) atau "ketebalan terpasang" seperti yang didefinisikan

dalam Pasal 5.4.6.6).b) atau tebal rancangan seperti yang tercantum dalam

Gambar, dipilih mana yang paling kecil. Tiga jenis ketebalan ini semuanya

harus dipantau pada titik pemantauan yang sama, yang letaknya harus seperti

yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.6.6).

d) Lebar rata-rata Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang

diterima, yang diukur untuk pembayaran untuk setiap ruas haruslah lebar rata-

rata yang diterima dan diukur pada semua penampang melintang dalam ruas

tersebut. Lebar yang diterima pada setiap pemantauan penampang melintang

haruslah lebar rancangan permukaan teratas dari Stabilisasi Tanah Dasar dan

Lapis Fondasi Tanah Semen, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau

seperti yang disetujui Pengawas Pekerjaan, atau lebar permukaan teratas

terhampar dari bahan yang diterima, dipilih mana yang lebih kecil. Lokasi

pemantauan penampang melintang Lapis Fondasi Tanah Semen haruslah

seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.6.6).

e) Panjang membujur sepanjang jalan Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi

Tanah Semen harus diukur sepanjang sumbu jalan, dengan menggunakan

prosedur standar ilmu ukur tanah

Page 70: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 65

f) Bilamana perbaikan Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen

yang tidak memenuhi ketentuan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

sesuai dengan Pasal 5.4.1.7), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran

tidak boleh lebih besar dari kuantitas seandainya pekerjaan semula diterima.

Tidak ada pembayaran yang dilakukan untuk pekerjaan tambah atau kuantitas

yang diperlukan untuk perbaikan.

g) Kuantitas semen tidak diukur tersendiri untuk pembayaran dan harus termasuk

dalam bahan-bahan yang digunakan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis

Fondasi Tanah Semen.

h) Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan

dan/atau kepadatan pada Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah

Semen harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:

i) Ketebalan Kurang

Tebal minimum Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah

Semen yang diterima tidak boleh kurang dari tebal dan toleransi yang

disyaratkan dalam Pasal 5.4.1.3) dan mengacu pada Tabel 5.4.7.1).

Bilamana tebal rata-rata Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi

Tanah Semen untuk suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang

disyaratkan, persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai

Tabel 5.4.7.1).

Tabel 5.4.7.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan Tebal

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0,0--2,0 cm 0 %

> 2,0--2,5 cm 20 % atau diperbaiki

> 2,5--3,0 cm 30 % atau diperbaiki

> 3,0 cm Harus Diperbaiki

ii) Kepadatan Kurang

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima

harus memenuhi kepadatan yang disyaratkan. Jika kepadatan lapangan

rata-rata dalam suatu segmen tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan

yang disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi

Pasal 5.4.5.5).d), Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen dengan

persentase pengurangan harga satuan sesuai dengan Tabel 5.4.7.2).

Tabel 5.4.7.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan Tebal

Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 97 % 0 %

96--< 97 % 20 % atau diperbaiki

95--< 96 % 30 % atau diperbaiki

< 95 % Harus Diperbaiki

Page 71: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 66

iii) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi

Tanah Semen rata-rata kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-

batas toleransi sesuai pasal 5.4.7.1).h).i) dan 5.4.7.1).h).ii) maka pengurangan

pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang

tercantum dalam Tabel 5.4.7.1) dan/atau Tabel 5.4.7.2).

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dilakukan dengan melapis diatasnya

dengan campuran beraspal dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan

serta mengacu kepada standar, pedoman, dan manual yang berlaku, dan dilengkapi

dengan Justifikasi Teknis. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam

Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan tersebut

harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain.

Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan Perbaikan tersebut atau

kuantitas tambahan yang diperlukan untuk Perbaikan tersebut.

Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan

serta diterima, maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume

sesuai dengan Gambar.

3) Dasar Pembayaran

a) Kuantitas penyiapan tanah dasar, yang ditentukan seperti ketentuan di atas

harus dibayar menurut Pasal 3.3.4 dari Spesifikasi Umum 2018.

b) Kuantitas Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang

ditetapkan sebagaimana di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan

pengukuran, untuk mata pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan dalam

Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah harus termasuk untuk

seluruh bahan, pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan kecil

lainnya untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan yang

disyaratkan.

c) Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen Stabilisasi Tanah Dasar yang mengacu pada

tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian

tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai

pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.4.(1) Stabilisasi Tanah Dasar dengan Semen Meter Kubik

5.4.(2) Lapis Fondasi Tanah Semen Meter Kubik

Page 72: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 67

SEKSI 5.5

LAPIS FONDASI AGREGAT SEMEN

(CTB dan CTSB)

5.5.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis

Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan

material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak sendiri (self propelled

mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan permukaan

(shaping), perawatan (curing) dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan insidentil yang

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis fondasi agregat semen, sesuai dengan

Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang melintang sebagaimana tertera

pada Gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini

a) Manajemen dan KeselamatanLalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian TeknisLapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pemeliharaan Jalan Samping dan Bangunan Pelengkapnya : Seksi 1.14

e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

f) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

g) Galian : Seksi 3.1

h) Timbunan : Seksi 3.2

i) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3

j) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

k) Lapis Fondasi Agregat Semen : Seksi 5.5

l) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

m) Campuran Beraspal Panas : Seksi 6.3

n) Campuran Beraspal Hangat : Seksi 6.4

o) Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton : Seksi 6.5

p) Beton dan Beton Kinerja Tinggi : Seksi 7.1

3) Toleransi

a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan badan jalan dan lapis fondasi

bawah (jika ada) harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.3) dan

5.1.1.3) dari Spesifikasi ini.

b) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan

tidak boleh kurang dari 1 cm dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar.

c) Tebal permukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati

elevasi rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari elevasi

rancangan pada titik manapun.

d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan

sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada

tidak boleh melampaui 1 cm tiap 3 meter.

Page 73: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 68

e) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Fondasi

Atas Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas

campuran aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis

permukaan campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh

diukur untuk pembayaran. Permukaan akhir Lapis Fondasi Atas Bersemen yang

rata, tentu saja akan memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedia Jasa

dan juga menghasilkan jalan yang terbaik.

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan

agregat kasar (ASTM C136-06, IDT).

SNI 0302:2014 : Semen portland pozolan

SNI 1743:2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah.

SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas

tanah.

SNI 1967:2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah.

SNI 1974:2011 : Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.

SNI 2049:2015 : Semen Portland

SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los

Angeles.

SNI 2828:2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan

alat konus pasir.

SNI 6889:2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/

D75M-09, IDT).

SNI 7064:2014 : Semen Portland Komposit

SNI 7619 : 2012 : Metode Uji Penentuan Persentase Butir Pecah pada

Agregat Kasar

Pd 03-2016-B : Metoda uji lendutan menggunakan Light Weight Deflec-

tometer (LWD)

5) Persetujuan

Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat

persetujuan terhadap :

a) Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas

disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan

pekerjaan. Contoh-contoh harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan dan akan

disimpan sebagai referensi selama pelaksanaan konstruksi. Penyedia Jasa harus

menyediakan tempat penyimpanan yang tahan terhadap air dan dapat di kunci di

lapangan untuk menyimpan contoh sesuai dengan instruksi Pengawas Pekerjaan.

b) Data Survai

Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai

lapangan harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan, dan

juga semua gambar potongan melintang yang disyaratkan.

c) Percobaan (Test) dan Kendali Mutu (Qualitv Control)

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan

kontrol kualitas (quality control) dari Lapis Fondasi Agregat Semen serta

Page 74: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 69

menyerahkan semua hasil percobaan kepada Pengawas Pekerjaan.

6) Cuaca Yang Diizinkan Untuk Bekerja

Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau

ketika kondisi lapangan sedang basah/becek.

7) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat Semen Yang Tidak Memenuhi

Ketentuan.

Atas instruksi Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Lapis Fondasi

Agregat Semen yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi

maupun gambar konstruksi termasuk antara lain :

a) Berkaitan dengan ketebalan lapisan, kekuatan, kepadatan dan komposisi

campuran.

b) Tata cara perbaikan.

c) Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan

dimensi, maka Penyedia Jasa harus mengkompensasikannya dengan penambahan

tebal lapisan diatasnya (Asphalt Concrete-Base, Binder Course atau Wearing

Course).

d) Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak

dimungkinkan keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka Penyedia Jasa

harus melakukan pembongkaran dan penggantiannya.

8) Rencana Kerja dan Pengaturan Lalulintas

a) Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen

penghamparan lapis penutup atas (Asphalt Concrete-Base, Binder Course,

Wearing Course) harus dilaksanakan.

b) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan, tidak ada lalu lintas

diizinkan lewat di atas Lapis Fondasi Agregat Semen, minimum 4 hari sesudah

pemadatan terakhir dan mengalihkan lalu lintas dan membuat jalan alternatif.

5.5.2 BAHAN

1) Semen Portland

a) Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I yang memenuhi ketentuan

SNI 15-2049-2004. atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi

ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh

Pengawas Pekerjaan.

b) Pengawas Pekerjaan mempunyai hak melaksanakan percobaan material Semen

untuk menjamin bahwa cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak dapat

merusak Semen.

c) Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara

yang tepat/cocok.

2) Air

Ketentuan Pasal 7.1.2.2) dari Spesfikasi ini harus berlaku.

Page 75: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 70

3) Agregat

Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A mengikuti ketentuan

pada Seksi 5.1, Tabel 5.1.2.1) dan Tabel 5.1.2.2) untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas A,

sedangkan agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B harus sesuai dengan

persyaratan pada Tabel 5.1.2.1) dan Tabel 5.1.2.2) untuk Lapis Fondasi Agregat Kelas

B.

5.5.3 CAMPURAN DAN TAKARAN

1) Lapis Fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan

Pengawas Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan

laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix). Kadar air optimum

harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.

2) Rancangan Campuran

Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan

Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan :

(a) Kuat tekan dari Lapis Fondasi Agregat Semen, mana yang digunakan

(b) Kadar semen yang dibutuhkan

(c) Kadar air optimum

(d) Berat isi campuran kering pada kadar air optimum.

3) Karakteristik Lapis Fondasi Agregat Semen

Penentuan kepadatan labratorium menggunakan SNI 1743:2008 metode D dengan

menggunakan bahan pengganti untuk ukuran agregat tertahan ayakan di atas 19 mm

(¾”). Selanjutnya banyalnya agregat, air dan semen untuk pengujian kuat tekan

didasarkan pada hasil pengujian kadar air optimum dan berat kering maksimum dari

campuran agregat semen.

Kekuatan campuran didasarkan atas kuat tekan benda uji silinder diamater 150 mm dan

tinggi 300 mm pada umur 7 hari.

Benda uji silinder menggunakan bahan yang disiapkan sesuai SNI 1743:2008 metode

D, dipadatkan dalam 5 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 145 tumbukan

(lihat catatan) dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm. Selanjutnya

uji kuat tekan benda uji silinder sesuai dengan ketentuan SNI 1974:2011.

Catatan :

a) Pemadatan sebanyak 145 tumbukan masing-masing lapisan berdasarkan

perhitungan perbandingan antara volume silinder (diamater 15 cm dan tinggi 30

cm) dengan volume tabung alat pemadatan (proctor) (diamater 152 mm dan

tinggi 116 mm) dikalikan 56 tumbukan.

b) Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas

A (CTB) adalah 3 – 5% dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB)

adalah 4 – 6 %. Kadar semen yang diperlukan harus ditentukan berdasarkan

hasil rancangan campuran kerja (job mix design).

Page 76: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 71

c) Selama proses penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen, percobaan

silinder minimum 4 benda uji harus dilakukan.

Persyaratan kuat tekan (unconfined compressive strength) dari Lapis Fondasi Agregat

Semen Kelas A (CTB) dan Kelas B (CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 – 55

kg/cm2 dan 35 – 45 kg/cm2.

5.5.4 PERCOBAAN LAPANGAN (FIELD TRIALS)

a) Desain campuran dalam Pasal 5.5.3.1) harus dicoba di lapangan dengan luas

pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan

pekerjaan, kecuali jika terdapat keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka

atas izin Pengawas Pekerjaan dapat dilakukan penghamparan percobaan di

dalam lokasi kegiatan pekerjaan. Percobaan tambahan dapat diperintahkan

oleh Pengawas Pekerjaan, bilamana percobaan pertama dinilai tidak memenuhi

ketentuan.

b) Luas percobaan dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendapat persetujuan

dari Pengawas Pekerjaan.

c) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan

perawatan akan diawasi oleh Pengawas Pekerjaan untuk memperoleh hasil

yang memuaskan.

d) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah 7 hari Pengawas Pekerjaan

dapat menyetujui Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau

menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat beberapa variasi percobaan

yang lain. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan percobaan

ini sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparan percobaan yang

memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini akan diukur

dan dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk

penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan pekerjaan

5.5.5 PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN

1) Pencampuran di Tempat (Mix in Place)

Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh

(full depth) harus dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur

dengan pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu kegiatan yang

sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Peralatan apapun yang

digunakan dalam penghamparan dan pencampuran tidak diperkenankan melintasi

hamparan semen yang masih segar sampai kegiatan pencampuran selesai dikerjakan.

Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan

pada distributor pemasok yang terletak di dalam ruang pencampuran (mixing chamber).

Kadar air harus didistribusi secara merata terhadap seluruh campuran dan harus berada

dalam rentang yang disetujui moleh Pengawas Pekerjaan untuk meyakinkan bahwa

seluruh pemadatan dapat dilakukan.

Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat

Semen Kelas A (CTB) atau Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) dapat

memenuhi seluruh tebal rancangan. Pencampuran harus dilakukan dengan alat

Page 77: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 72

pencampur yang berpenggerak sendiri (self propelled rotary mixer) atau

reclaimer/mixer dengan lebar pencampuran tidak kurang dari 1,8 m dan kedalaman

pencampuran paling sedikit 30 cm. Pencampuran dengan peralatan lain termasuk motor

grader, alat pembentuk (profiler), pembajak berputar (rotary hoes) dan jenis peralatan

pertanian lainnya tidak diperkenankan.

Dua lintasan alat pencampur harus diberikan untuk memperoleh campuran semen yang

rata pada seluruh ketebalan perkerasan.

Pencampuran harus dilakukan pada lajur kerja dari sisi perkerasan yang lebih rendah

menuju sisi yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih (overlap) yang cukup untuk

memastikan keseragaman dan tanpa material yang tak tercampur pada lajur yang yang

terkait. Lapisan yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari perkerasan aspal pada

setiap sisi perkerasan.

2) Pencampuran di Instalasi Terpusat (Central Plant)

Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran berat

(weight-batching). Jumlah bahan agregat dan semen yang harus diukur dengan tepat

pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi pencampur kemudian air

ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang yang

dirancang umtuk pemadatan di lapangan. Perhatian khusus harus diberikan untuk

memastikan bahwa semua semen tersebar merata di loading skip dan dipasok merata di

seluruh bak pencampur. Semen harus ditakar secara akurat dengan timbangan, dan

kemudian dicampur dengan bahan agregat yang akan distabilitasi. Bahan agregat harus

dicampur sedemikian sehingga terdistribusi merata di seluruh campuran.

Jumlah dan kapasitas kendaraan pengangkut bahan campuran harus disesuaikan dengan

hasil campuran yang dihasilkan instalasi pencampur dan kecepatan pelaksanaan yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Campuran harus dihampar di atas permukaan yang sudah dilembabkan dengan tebal

lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar (paving machine)

yang dijalankan secara mekanis di mana dapat meratakan campuran dengan suatu

ketebalan yang merata. Bahan harus dihampar sedemikian hingga setelah dipadatkan

mencapai tebal lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratkan pada Pasal

5.5.1.3)

5.5.6 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN

1) Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade) atau Lapisan Fondasi Bawah (Sub

Base)

a) Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi

Seksi 3.3, termasuk elevasi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

b) Lapisan Fondasi Bawah (Sub Base), jika ada, harus sesuai dengan Spesifikasi

Seksi 5.1 termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi, seperti ditunjukkan dalam

Gambar.

c) Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub Base)

harus bersih dan rata.

Page 78: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 73

2) Penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen

Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan yang

telah disiapkan, dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver

dengan dual tamping rammer sesuai instruksi Pengawas Pekerjaan, untuk mendapatkan

kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan.

3) Pemadatan

a) Pemadatan Lapis Fondasi Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan

paling lambat 30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk

semen jenis PPC semenjak pencampuran material dengan air.

b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari

30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk Semen jenis

PPC.

c) Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai

kepadatan kering lebih dari 98% kepadatan kering maksimum sebagaimana

yang ditentukan pada SNI 1743:2008 Metode D.

(d) Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada

dalam rentang 1% di bawah kadar air optimum sampai 2% di atas kadar air

optimum.

(e) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur

dengan air untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen jenis

PPC sesuai dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI 03-6827-

2002.

(f) Untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian

untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15

cm. Upaya pemadatan harus disesuaikan untuk mencapai pemadatan seluruh

tebal yang memuaskan.

(g) Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat kaki kambing bervibrasi

(vibratory padfoot roller) dengan berat statis minimum sebagaimana

ditunjukkan Tabel 5.5.6.1) atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas

Pekerjaan, dan lebih disukai yang mempunyai tonjolan paling sedikit 12,5 cm

Tabel 5.5.6.1) Ketentuan Berat Statis Pemadat Kaki Kambing Bervibrasi

Tebal Padat Lapis Fondasi

Agregat Semen (cm)

Berat Statis Pemadat Kaki Kambing

Bervibrasi Minimum (ton)

≤ 20 13

25 19

30 25

4) Perawatan (Curing)

Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas Pekerjaan bila permukaan

telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari dengan menggunakan:

a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran.

Page 79: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 74

b) Penyemprotan dengan Aspal Emulsi CSS-l dengan batasan pemakaian antara

0,35 - 0,50 liter per meter persegi.

c) Metode lain yang bertujuan melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah

dengan karung goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).

5.5.7 PENGENDALIAN MUTU

1) Umum

Penyedia Jasa harus menyediakan laboratorium lapangan dan semua peralatan yang

diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap hasil pemadatan. Prosedur pengujian

dan frekuensi rancangan campuran dan pengedalian mutu and termasuk penambahan,

bentuk, kadar air, toleransi permukaan dan yang lain harus sudah tercakup dalam

Rencana Pengendalian Mutu dari Penyedia Jasa.

2) Kadar Penghamparan

Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari, atau

diperintahkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

3) Kepadatan

Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari

sesuai dengan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji

sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan

kepadatan, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian kerucut pasir untuk

lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian untuk masing-

masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.

4) Pengujian Kekuatan

Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) dan kadar air harus dilakukan

paling sedikit 2 kali per hari. Tidak ada pembayaran terpisah untuk semua pengujian

ini.

5.5.8 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran dan Pembayaran

a) Ketebalan Kurang

Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) yang diterima

tidak boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

5.5.1.3).

Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk

suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

5.5.1.3) persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai Tabel

5.5.8.1).

Page 80: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 75

Tabel 5.5.8.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan Tebal Lapis Fondasi

Agregat Semen

Kekurangan Tebal Rata-Rata Pengurangan

(% Harga Satuan)

0,0--1,0 cm 0 %

> 1,0--1,5 cm 20 % atau diperbaiki

> 1,5--2,0 cm 30 % atau diperbaiki

> 2,0 cm Harus Diperbaiki

b) Kepadatan Kurang

Lapis Fondasi Agregat yang diterima harus memenuhi kepadatan yang

disyaratkan, Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen tidak

tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan

yang disyaratkan dalam spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima

pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dengan penyesuaian pada Tabel 5.5.8.2).

Tabel 5.5.8.2) Pengurangan Harga Satuan untuk Penurunan Kepadatan atau

Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Semen

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 98 % 0 %

97--< 98 % 20 % atau diperbaiki

96--< 97 % 30 % atau diperbaiki

< 96 % Harus Diperbaiki

c) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen rata-rata

kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai

pasal 5.5.1.3) maka pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan

persentase pengurangan yang tercantum dalam Tabel 5.5.8.1) dan/atau Tabel

5.5.8.2).

Kuantitas Lapis Fondasi Agregat Semen yang diukur untuk pembayaran

haruslah jumlah meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima

berdasarkan luas rencana dan tebal aktual.

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Semen dapat dilakukan dengan melapis diatasnya

dengan perkerasan campuran beraspal dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas

Pekerjaan serta mengacu kepada standar, pedoman, dan manual yang berlaku, dan

dilengkapi dengan Justifikasi Teknis. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum

dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan

tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain.

Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan Perbaikan tersebut atau

kuantitas tambahan yang diperlukan untuk Perbaikan tersebut.

Bila Perbaikan telah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan telah dilaksanakan

serta diterima, maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran haruslah volume

sesuai dengan Gambar.

Page 81: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1)

5 - 76

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak yaitu per meter kubik,

sesuai dengan Daftar Mata Pembayaran di bawah ini dan dapat ditunjukkan dalam

Daftar Kuantitas dan Harga.

Harga Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk semua bahan, pencampuran,

pengangkutan, penghamparan/penempatan, pemadatan, pemeliharaan, finishing,

testing dan perbaikan permukaan, semua kebutuhan pengeluaran lainnya yang lazim

dan pantas untuk menyelesaikan keseluruhan dari pekerjaan yang ditentukan dalam

Pasal ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen yang mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang

disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup

dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

5.5.(1)

Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement

Treated Base = CTB)

Meter kubik

5.5.(2)

Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement

Treated Sub-Base = CTSB)

Meter kubik

Page 82: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 83: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 29

SEKSI 6.3

CAMPURAN BERASPAL PANAS

6.3.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis

fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat,

bahan aspal, bahan anti pengelupasan dan serat selulosa (untuk ±), yang dicampur

secara panas di pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan

campuran tersebut di atas fondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai

dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang

yang ditunjukkan dalam Gambar.

Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi

rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan

dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.

2) Jenis Campuran Beraspal

Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar.

a) Stone Matrix Asphalt (SMA)

Stone Matrix Asphalt selanjutnya disebut SMA, terdiri dari tiga jenis: SMA

Tipis; SMA Halus dan SMA Kasar, dengan ukuran partikel maksimum

agregat masing-masing campuran adalah 12,5 mm, 19 mm, 25 mm. Setiap

campuran SMA yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-

masing sebagai SMA Tipis Modifikasi, SMA Halus Modifikasi ddan SMA

Kasar Modifikasi.

Mata Pembayaran SMA-Halus dan SMA-Kasar diuraikan dalam Seksi 6.3 ini,

sedangkan Mata Pembayaran SMA-Tipis yang digunakan untuk pekerjaan

pemeliharaan diuraikan dalam Seksi 4.7 dari Spesifikasi ini.

b) Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS)

Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri dari

dua jenis campuran, HRS Fondasi (HRS-Base) dan HRS Lapis Aus (HRS

Wearing Course, HRS-WC) dan ukuran maksimum agregat masing-masing

campuran adalah 19 mm. HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar

lebih besar daripada HRS-WC.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang

sampai memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam Spesifikasi dengan

kunci utama yaitu gradasi yang benar-benar senjang.

c) Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC)

Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga

jenis: AC Lapis Aus (AC-WC); AC Lapis Antara (AC-Binder Course, AC-

BC) dan AC Lapis Fondasi (AC-Base), dengan ukuran maksimum agregat

Page 84: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 30

masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis

campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-

masing sebagai AC-WC Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base

Modifikasi.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

f) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

g) Perkerasan Jalan Beraspal dengan Pengabutan Aspal

Emulsi (Fog Seal)

: Seksi 4.1

h) Laburan Aspal (Buras) : Seksi 4.2

i) Bahu Jalan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) : Seksi 4.6

j) Lapis Tipis Beton Aspal (LTBA) dan Stone Matrix Asphalt

Tipis (SMA Tipis)

: Seksi 4.7

k) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

l) Perkerasan Beton Semen : Seksi 5.3

m) Stabilisasi Tanah (Soil Stabilization) : Seksi 5.4

n) Lapis Fondasi Agregat Semen : Seksi 5.5

o) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

p) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal

Dua Lapis (BURDA)

: Seksi 6.2

q) Pemeliharaan Kinerja Jalan : Seksi 10.1

4) Tebal Lapisan dan Toleransi

a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan

benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai

petunjuk Pengawas Pekerjaan. Benda uji inti (core) paling sedikit harus

diambil dua titik pengujian yang mewakili per penampang melintang per lajur

secara acak sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak

lebih dari 100 m.

b) Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai

tebal rata-rata dari semua benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal

yang ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang

memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.3.1.4).f) .

c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu kali produksi AMP

dalam satu hari pada satu hamparan.

d) Tebal aktual hamparan lapisan beraspal bukan perata, mendekati tebal

rancangan sepraktis mungkin sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.

Pengawas Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyetujui dan menerima

tebal aktual hamparan lapis pertama yang kurang dari tebal rancangan yang

ditentukan dalam Gambar karena adanya perbaikan bentuk.

e) Bilamana campuran beraspal yang dihampar lebih dari satu lapis dan tebal

aktual lapisan pertama tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam

Gambar, maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian

Page 85: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 31

tebal dari lapis berikutnya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh kurang

dari jumlah tebal rancangan dari masing-masing jenis campuran yang

ditunjukkan dalam Gambar minus 5 mm. Bilamana penyesuaian tebal dari

lapis berikutnya yang terakhir (lapis permukaan) pada suatu sub-segmen tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana yang disebutkan di atas maka sub-segmen

yang tidak memenuhi syarat tersebut harus dibongkar atau dilapis kembali

dengan tebal nominal minimum yang disyaratkan.

f) Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal :

Stone Matrix Asphalt Tipis : - 2,0 mm

Stone Matrix Asphalt Halus : - 3,0 mm

Stone Matrix Asphalt Kasar : - 3,0 mm

Lataston Lapis Aus : - 3,0 mm

Lataston Lapis Fondasi : - 3,0 mm

Laston Lapis Aus : - 3,0 mm

Laston Lapis Antara : - 4,0 mm

Laston Lapis Fondasi : - 5,0 mm

Tabel 6.3.1.1) Tebal Nominal Minimum Campuran Beraspal

Jenis Campuran Simbol Tebal Nominal

Minimum (cm)

Stone Matrix Asphalt Tipis SMA Tipis 3,0

Stone Matrix Asphalt - Halus SMA-Halus 4,0

Stone Matrix Asphalt - Kasar SMA-Kasar 5,0

Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0

Lapis Fondasi HRS-Base 3,5

Laston Lapis Aus AC-WC 4,0

Lapis Antara AC-BC 6,0

Lapis Fondasi AC-Base 7,5

g) Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran beraspal yang dihampar

harus dipantau dengan menimbang setiap muatan truk yang meninggalkan

pusat instalasi pencampur aspal. Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur

untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan terhampar yang dihitung dari

timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat yang dihitung

dari ketebalan rata-rata benda uji inti (core), maka Pengawas Pekerjaan harus

mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab terjadinya selisih berat ini

sebelum menyetujui pembayaran bahan yang telah dihampar. Investigasi oleh

Pengawas Pekerjaan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut

ini :

i) Memerintahkan Penyedia Jasa untuk lebih sering mengambil atau

lebih banyak mengambil atau mencari lokasi lain benda uji inti

(core);

ii) Memeriksa peneraan dan ketepatan timbangan serta peralatan dan

prosedur pengujian di laboratorium

iii) Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen dan

pemeriksaan kepadatan campuran beraspal yang dicapai di lapangan.

iv) Menetapkan suatu sistem perhitungan dan pencatatan truk secara

terinci.

Page 86: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 32

Biaya untuk setiap penambahan atau meningkatnya frekuensi pengambilan

benda uji inti (core), untuk survei geometrik tambahan ataupun pengujian

laboratorium, untuk pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang

dianggap perlu oleh Pengawas Pekerjaan untuk mencari penyebab

dilampauinya toleransi berat harus ditanggung oleh Penyedia Jasa sendiri.

h) Perbedaan kerataan permukaan lapisan aus (SMA-Halus, SMA-Halus

Modifikasi, SMA-Kasar, SMA-Kasar Modifikasi, HRS-WC, AC-WC dan

AC-WC Modifikasi) yang telah selesai dikerjakan, harus memenuhi berikut

ini:

i) Kerataan Melintang

Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan

tepat di atas permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk

lapis aus dan lapis antara atau 10 mm untuk lapis fondasi. Perbedaan

setiap dua titik pada setiap penampang melintang tidak boleh

melampaui 5 mm dari elevasi yang dihitung dari penampang

melintang yang ditunjukkan dalam Gambar.

ii) Kerataan Memanjang

Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan Roll Profilometer

tidak boleh melampaui 5 mm.

i) Bilamana campuran beraspal dihamparkan sebagai lapis perata maka tebal

lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal yang diberikan dalam

Tabel 6.3.1.1) dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partikel yang

digunakan.

5) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia :

SNI ASTM C117:2012 : Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 µm

(No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian

(ASTM C117-2004, IDT).

SNI ASTM C136:2012 : Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan

agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT).

SNI ASTM D6521:2012 : Tata cara percepatan pelapukan aspal menggunakan

tabung bertekanan (Pressure Aging Vessel, PAV)

(ASTM D6521-04, IDT)

SNI 1969:2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.

SNI 1970:2016 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.

SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los

Angeles.

SNI 2432:2011 : Cara uji daktilitas aspal.

SNI 2433:2011 : Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat

cleveland open cup.

SNI 2434:2011 : Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola

(ring and ball).

SNI 2438:2015 : Cara uji kelarutan aspal.

Page 87: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 33

SNI 2439:2011 : Cara uji penyelimutan dan pengelupasan pada campuran

agregat-aspal.

SNI 2441:2011 : Cara uji berat jenis aspal keras.

SNI 2456:2011 : Cara uji penetrasi aspal.

SNI 06-2440-1991 : Metode pengujian kehilangan berat minyak dan aspal

dengan cara A.

SNI 06-2489-1991 : Pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall

SNI 3407:2008 : Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman

menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium

sulfat.

SNI 3423:2008 : Cara uji analisis ukuran butir tanah.

SNI 03-3426-1994 : Tata cara survai kerataan permukaan perkerasan jalan

dengan alat ukur kerataan naasra.

SNI 03-3640-1994 : Metode pengujian kadar beraspal dengan cara ekstraksi

menggunakan alat soklet.

SNI 4141:2015 : Metode uji gumpalan lempung dan butiran mudah pecah

dalam agregat (ASTM C142-04, IDT).

SNI 03-4428-1997 : Metode pengujian agregat halus atau pasir yang

mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir.

SNI 06-6399-2000 : Tata cara pengambilan contoh aspal.

SNI 06-6442-2000 : Metode pengujian sifat reologi aspal dengan alat

reometer geser dinamis (RGD)

SNI 6721:2012 : Metode pengujian kekentalan aspal cair dan aspal emulsi

dengan alat saybolt.

SNI 03-6723-2002 : Spesifikasi bahan pengisi untuk campuran beraspal.

SNI 6753:2015 : Cara uji ketahanan campuran beraspal panas terhadap

kerusakan akibat rendaman.

SNI 03-6757-2002 : Metode pengujian berat jenis nyata campuran beraspal di

padatkan menggunakan benda uji kering permukaan

jenuh.

SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk campuran perkerasan

beraspal.

SNI 03-6835-2002 : Metode pengujian pengaruh panas dan udara terhadap

lapisan tipis aspal yang diputar.

SNI 03-6877-2002 : Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak

dipadatkan.

SNI 6889:2014 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/

D75M-09, IDT).

SNI 03-6893-2002 : Metode pengujian berat jenis maksimum campuran

beraspal.

SNI 03-6894-2002 : Metode pengujian kadar aspal dan campuran beraspal

dengan cara sentrifus.

SNI 7619:2012 : Metode uji penentuan persentase butir pecah pada

agregat kasar.

AASHTO :

AASHTO R46-08(2012) : Designing Stone Matrix Asphalt (SMA).

Page 88: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 34

AASHTO T195-11(2015) : Determining Degree of Particle Coating of Asphalt

Mixtures

AASHTO T283-14 : Resistance of Compacted Asphalt Mixtures to

Moisture-Induced Damage

AASHTO T301-13 : Elastic Recovery Test of Bituminous Materials By

Means of a Ductilometer

AASHTO T305-14 : Determination of Draindown Characteristics in

Uncompacted Asphalt Mixtures.

AASHTO M303-89(2014) : Lime for Asphalt Mixtures

AASHTO M325-08(2012) : Stone Matrix Asphalt (SMA).

ASTM :

ASTM D664-17 : Standard Test Method for Acid Number of Petroleum

Products by Potentiometric Titration

ASTM D2073-07 : Standard Test Methods for Total, Primary, Secondary,

and Tertiary Amine Values of Fatty Amines by

Alternative Indivator Method

ASTM D2170-10 : Standard Test Method for Kinematic Viscosity of

Asphalts (Bitumens)

ASTM D3625/3625M-12 : Standard Practice for Effect of Water on Bituminous-

Coated Aggregate Using Boiling Water

ASTM D4791-10 : Standard Test Method for Flat Particles, Elongated

Particles, or Flat and Elongated Particles in Coarse

Aggregate

ASTM D5581-07a(2013) : Standard Test Method for Resistance to Plastic Flow

of Bituminous Mixtures Using Marshall Apparatus (6

inch-Diameter Specimen).

ASTM D5976-00 Part 6.01 : Standard Specification for Type I Polymer Modified

Asphalt Cement for Use in Pavement Construction

ASTM D6926-16 : Standard Practice for Preparation of Bituminous

Specimens using Marshall Apparatus

ASTM D6927-15 : Standard Test Methods for Marshall Stability and

Flow of Bituminous Mixtures

British Standard (BS):

BS EN 12697-32:2003 : Bituminous mixtures. Test methods for hot mix asphalt.

Laboratory compaction of bituminous mixtures by

vibratory compactor.

Japan Road Association (JRA):

JRA (2005) : Technical Guideline for Pavement Design and

Construction.

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas

Pekerjaan :

Page 89: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 35

a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan

oleh Pengawas Pekerjaan selama masa Kontrak untuk keperluan rujukan;

b) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut

keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya, baik

sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan Aspal (RTFOT sesuai dengan

SNI 03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNI 06-2440-1991);

c) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh

bahan, seperti disyaratkan dalam Pasal 6.3.2;

d) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sifat-sifat bahan seperti yang

disyaratkan dalam Pasal 6.3.2.6);

e) Hasil pemeriksaan peralatan laboratorium dan pelaksanaan.

f) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang

mendukungnya; seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.3, dalam bentuk

laporan tertulis;

g) Pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.1)

dalam bentuk laporan tertulis;

h) Laporan tertulis mengenai kepadatan dari campuran yang dihampar, seperti

yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.2);

i) Data pengujian laboratorium dan lapangan seperti yang disyaratkan dalam

Pasal 6.3.7.4) untuk pengendalian harian terhadap takaran campuran dan

mutu campuran, dalam bentuk laporan tertulis;

j) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang,

seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.5);

k) Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi perkerasan

seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.8.

7) Kondisi Cuaca Yang Dizinkan Untuk Bekerja

Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering

dan diperkirakan tidak akan turun hujan.

8) Perbaikan Pada Campuran beraspal Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda

uji inti dari lapisan beraspal dalam satu sub-segmen tidak memenuhi persyaratan tebal

sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang yang tidak memenuhi

syarat harus diperbaiki sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.1.4).e) dengan

jenis campuran yang sama panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan dengan

benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan selebar

satu hamparan.

9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya

harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa dan

Page 90: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 36

dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang

diperkenankan dalam Seksi ini.

10) Lapisan Perata

Setiap jenis campuran dapat digunakan sebagai lapisan perata dengan tebal yang

bervariasi dalam suatu rentang sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar .

6.3.2 BAHAN

1) Agregat – Umum

a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar

campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan

campuran kerja (lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang

disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.1d), tergantung

campuran mana yang dipilih.

b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh

Pengawas Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan dalam

Seksi 1.11 dari Spesifikasi ini.

c) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus sudah menumpuk setiap

fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran beraspal, paling sedikit untuk

kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus

dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran beraspal satu bulan

berikutnya.

d) Dalam pemilihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah

memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat

tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan

untuk negosiasi kembali harga satuan dari Campuran beraspal.

e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 2% untuk SMA dan 3% untuk yang

lain.

f) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih

dari 0,2.

2) Agregat Kasar

a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan

No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet

dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan

memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.1a).

b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran

nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan seperti ditunjukan

pada Tabel 6.3.2.1b).

c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam

Tabel 6.3.2.1a). Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen

terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang

Page 91: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 37

pecah satu atau lebih berdasarkan uji menurut SNI 7619:2012 dalam

Lampiran 6.3.C.

d) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi

pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin

feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat

dikendalikan dengan baik.

Tabel 6.3.2.1a) Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Metoda Pengujian Nilai

Kekekalan bentuk agregat terhadap

larutan

natrium sulfat SNI 3407:2008

Maks.12 %

magnesium sulfat Maks.18 %

Abrasi dengan

mesin Los

Angeles1)

Campuran AC

Modifikasi dan SMA

100 putaran

SNI 2417:2008

Maks. 6%

500 putaran Maks. 30%

Semua jenis campuran

beraspal bergradasi

lainnya

100 putaran Maks. 8%

500 putaran Maks. 40%

Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min. 95 %

Butir Pecah pada Agregat Kasar SMA

SNI 7619:2012 100/90 *)

Lainnya 95/90 **)

Partikel Pipih dan Lonjong SMA ASTM D4791-10

Perbandingan 1 : 5

Maks. 5%

Lainnya Maks. 10 %

Material lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117:

2012 Maks. 1%

Catatan :

*) 100/90 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa 100% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih

**) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat

kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

Tabel 6.3.2.1b) Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Beraspal

Jenis Campuran

Ukuran nominal agregat kasar penampung dingin

(cold bin) minimum yang diperlukan (mm)

5 - 8 8 - 11 11 - 16 16 - 22

Stone Matrix Asphalt - Tipis Ya Ya

Stone Matrix Asphalt - Halus Ya Ya Ya

Stone Matrix Asphalt - Kasar Ya Ya Ya Ya

5 - 10 10 - 14 14 - 22 22 - 30

Lataston Lapis Aus Ya Ya

Lataston Lapis Fondasi Ya Ya

Laston Lapis Aus Ya Ya

Laston Lapis Antara Ya Ya Ya

Laston Lapis Fondasi Ya Ya Ya Ya

Page 92: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 38

3) Agregat Halus

a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil

pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75

mm).

b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari

agregat kasar.

c) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke

instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin

(cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase pasir

di dalam campuran dapat dikendalikan dengan baik.

d) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang

tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran.

Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari

lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus

diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.1).

Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan di atas :

i) bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis

sebelum dimasukkan ke dalam mesin pemecah batu, atau

ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :

- fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap

pertama (primary crusher) tidak boleh langsung digunakan.

- agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama

(primary crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping screen

yang dipasang di antara primary crusher dan secondary crusher.

- material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh

secondary crusher, hasil pengayakannya dapat digunakan

sebagai agregat halus.

- material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan

sebagai komponen material Lapis Fondasi Agregat.

e) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada

Tabel 6.3.2.2).

Tabel 6.3.2.2) Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Metoda Pengujian Nilai

Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min.50%

Uji Kadar Rongga Tanpa Pemadatan SNI 03-6877-2002 Min. 45

Gumpalan Lempung dan Butir-butir

Mudah Pecah dalam Agregat

SNI 03-4141-1996 Maks 1%

Agregat Lolos Ayakan No.200 SNI ASTM C117: 2012 Maks. 10%

4) Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Beraspal

a) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) dapat berupa debu batu kapur

(limestone dust), atau debu kapur padam atau debu kapur magnesium atau

dolomit yang sesuai dengan AASHTO M303-89(2014), atau semen atau abu

terbang tipe C dan F yang sumbernya disetujui oleh Pengawas Pekerjaaan.

Page 93: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 39

Bahan pengisi jenis semen hanya diizinkan untuk campuran beraspal panas

dengan bahan pengikat jenis aspal keras Pen.60-70.

b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-

gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136: 2012

harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang

dari 75 % terhadap beratnya

c) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added), untuk semen harus dalam

rentang 1% sampai dengan 2% terhadap berat total agregat dan untuk bahan

pengisi lainnya harus dalam rentang 1% sampai dengan 3% terhadap berat

total agregat. Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh

menggunakan semen.

5) Gradasi Agregat Gabungan

Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal, ditunjukkan dalam persen

terhadap berat agregat dan bahan pengisi, harus memenuhi batas-batas yang diberikan

dalam Tabel 6.3.2.3). Rancangan dan Perbandingan Campuran untuk gradasi agregat

gabungan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas yang diberikan dalam Tabel

6.3.2.3).

Untuk memperoleh gradasi HRS-WC atau HRS-Base yang senjang, maka paling

sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30 (0,600

mm). Bilamana gradasi yang diperoleh tidak memenuhi kesenjangan yang disyaratkan

Tabel 6.3.2.4) di bawah ini, Pengawas Pekerjaan dapat menerima gradasi tersebut

asalkan sifat-sifat campurannya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel

6.3.3.1b).

Tabel 6.3.2.3) Amplop Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal

Ukuran Ayakan

% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat

Stone Matrix Asphalt

(SMA)

Lataston

(HRS)

Laston

(AC)

ASTM (mm) Tipis Halus Kasar WC Base WC BC Base

1½” 37,5 100

1” 25 100 100 90 - 100

¾” 19 100 90 - 100 100 100 100 90 - 100 76 - 90

½” 12,5 100 90 - 100 50 - 88 90 - 100 90 - 100 90 - 100 75 - 90 60 - 78

⅜” 9,5 70 - 95 50 - 80 25 - 60 75 - 85 65 - 90 77 - 90 66 - 82 52 - 71

No.4 4,75 30 - 50 20 - 35 20 - 28 53 - 69 46 - 64 35 - 54

No.8 2,36 20 - 30 16 - 24 16 - 24 50 - 72 35 - 55 33 - 53 30 - 49 23 - 41

No.16 1,18 14 - 21 21 - 40 18 - 38 13 - 30

No.30 0,600 12 - 18 35 - 60 15 - 35 14 - 30 12 - 28 10 - 22

No.50 0,300 10 - 15 9 - 22 7 - 20 6 - 15

No.100 0,150 6 - 15 5 -13 4 - 10

No.200 0,075 8 - 12 8 - 11 8 - 11 6 - 10 2 - 9 4 - 9 4 - 8 3 - 7

Tabel 6.3.2.4) Contoh Batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang”

Ukuran Ayakan Alternatif 1 Alternatif 2 Alaternatif 3 Alternatif 4

% lolos No.8 40 50 60 70

% lolos No.30 paling sedikit 32 paling sedikit 40 paling sedikit 48 paling sedikit 56

% kesenjangan 8 atau kurang 10 atau kurang 12 atau kurang 14 atau kurang

Page 94: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 40

6) Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal

a) Bahan aspal berikut yang sesuai dengan Tabel 6.3.2.5) dapat digunakan.

Bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan

campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan

dalam Tabel 6.3.3.1a), 6.3.3.1b), 6.3.3.1c) dan 6.3.3.1d) mana yang relevan,

sebagaimana yang disebutkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh

Pengawas Pekerjaan. Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan

sesuai dengan SNI 06-6399-2000 dan pengujian semua sifat-sifat (properties)

yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2.5) harus dilakukan. Bilamana jenis aspal

modifikasi tidak disebutkan dalam Gambar maka Penyedia Jasa dapat

memilih Aspal Tipe II jenis PG 70 dalam Tabel 6.3.2.5) di bawah ini.

b) Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI

03-3640-1994 (metoda soklet) atau SNI 03-6894-2002 (metoda sentrifus)

atau AASHTO T164-14 (metoda tungku pengapian). Jika metoda sentrifitus

digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200

mm, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu alat

sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam

bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1% (dengan pengapian).

Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka bahan aspal

itu harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-6894-

2002.

c) Aspal Tipe I harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke

tangki penyimpan AMP untuk penetrasi pada 25 oC (SNI 2456:2011). Tipe II

harus diuji untuk stabilitas penyimpanan sesuai dengan ASTM D5976-00 Part

6.1. Semua Tipe aspal yang baru datang harus ditempatkan dalam tangki

sementara sampai hasil pengujian tersebut diketahui. Tidak ada aspal yang

boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.

Tabel 6.3.2.5) Ketentuan untuk Aspal Keras

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian

Tipe I

Aspal

Pen.60-70

Tipe II Aspal

Modifikasi

Elastomer Sintetis

PG70 PG76

1. Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan (1)

2.

Temperatur yang menghasilkan

Geser Dinamis (G*/sinδ) pada osilasi

10 rad/detik ≥ 1,0 kPa, (°C)

SNI 06-6442-2000 - 70 76

3. Viskositas Kinematis 135C (cSt) (3) ASTM D2170-10 ≥ 300 ≤ 3000

4. Titik Lembek (C)

SNI 2434:2011 > 48 Dilaporkan (2)

5. Daktilitas pada 25C, (cm) SNI 2432:2011 > 100 -

6. Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 230

7. Kelarutan dalam Trichloroethylene (%)

AASHTO T44-14 > 99 > 99

8. Berat Jenis SNI 2441:2011 > 1,0 -

9. Stabilitas Penyimpanan: Perbedaan

Titik Lembek (C)

ASTM D 5976-00

Part 6.1 dan

SNI 2434:2011

- ≤ 2,2

Page 95: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 41

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian

Tipe I

Aspal

Pen.60-70

Tipe II Aspal

Modifikasi

Elastomer Sintetis

PG70 PG76

10. Kadar Parafin Lilin (%) SNI 03-3639-2002 ≤ 2

Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-2002) :

11. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8

12.

Temperatur yang menghasilkan

Geser Dinamis (G*/sinδ) pada osilasi

10 rad/detik ≥ 2,2 kPa, (°C)

SNI 06-6442-2000 - 70 76

13. Penetrasi pada 25C (% semula) SNI 2456:2011 > 54 > 54 ≥ 54

14. Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 > 50 > 50 ≥ 25

Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100oC dan tekanan 2,1 MPa

15.

Temperatur yang menghasilkan Geser Dinamis (G*sinδ) pada osilasi

10 rad/detik ≤ 5000 kPa, (°C)

SNI 06-6442-2000 - 31 34

Catatan :

1. Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6).a).

Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan untuk aspal dengan penetrasi ≥ 50 adalah ± 4 (0,1 mm) dan untuk aspal dengan penetrasi < 50 adalah ± 2 (0,1 mm), masing-masing dari nilai penetrasi yang

dilaporkan pada saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras.

2. Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6).a).

Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan titik lembek diterima adalah ± 1 °C dari nilai titik

lembek yang dilaporkan pada saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras.

3. Viskositas diuji juga pada temperatur 100C dan 160C untuk tipe I, untuk tipe II pada temperatur 100 C

dan 170 C untuk menetapkan temperatur yang akan diterapkan pada Pasal 6.3.5.5).

4. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-15 maka hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt.

7) Bahan Anti Pengelupasan

Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS – Index

of Retained Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran

beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebih besar dari yang

disyaratkan. Jika bahan anti pengelupasan harus digunakan maka sebelum bahan anti

pengelupasan ditambahkan ke dalam campuran, Stabilitas Marshall sisa (setelah

direndam 24 jam 60°C) haruslah min.75%.

Stabilitas Bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam

bentuk cairan di timbangan aspal AMP dengan mengunakan pompa penakar (dozing

pump) sesaat sebelum dilakukan proses pencampuran basah di pugmil. Penambahan

bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspal hanya diperkenankan atas persetujuan

Pengawas Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% -

0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan harus digunakan untuk semua

jenis aspal tetapi tidak boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif.

Persyaratan bahan anti pengelupasan haruslah memenuhi Tabel 6.3.2.6) dan

kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam Tabel 6.3.2.7).

Page 96: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 42

Tabel 6.3.2.6) Ketentuan Bahan Anti Pengelupasan Mengandung Amine

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Nilai

1 Titik Nyala (Claveland Open Cup), °C SNI 2433 : 2011 min.180

2 Viskositas, pada 25ºC (Saybolt Furol),

detik

SNI 03-6721-2002 >200

3 Berat Jenis, pada 25ºC, SNI 2441:2011 0,92 – 1,06

4 Bilangan asam (acid value),

mL KOH/g

ASTM D664-17 < 10

5 Total bilangan amine (amine value), mL

HCl/g

ASTM D2073-07 150 - 350

Tabel 6.3.2.7) Kompatibilitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspal

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Nilai

1 Uji pengelupasan dengan air mendidih (boiling

water test), %1)

ASTM D3625/

D3635M-12

min.803)

2 Stabilitas penyimpanan campuran beraspal dan

bahan anti pengelupasan, ºC

SNI 2434:2011 maks.2,22)

3 Stabilitas pemanasan (Heat stability). Pengon-

disian 72 jam, % permukaan terselimuti aspal

ASTM D3625/

D3635M-12

min.703)

4 Homogenitas (homogeneity), % |Bbottom –

Btop| 4)

ASTM D3625/

D3625M-12

< 103)

Catatan :

1) Modifikasi prosedur pengujian tentang persiapan benda uji meliputi ukuran dan jenis agregat, kadar

aspal dan temperatur pencampuran antara aspal, agregat dan bahan anti pengelupasan.

2) Perbedaan nilai Titik Lembek (SNI 2434:2011).

3) Persyaratan berlaku untuk pengujian menggunakan agregat silika.

4) Perbedaan nilai uji boiling test contoh aspal yang diambil di bagian atas dan bawah.

8) Aspal Modifikasi

Aspal modifikasi haruslah jenis elastomer sintetis memenuhi ketentuan-ketentuan

Tabel 6.3.2.5). Proses pembuatan aspal modifikasi di lapangan tidak diperbolehkan

kecuali ada lisensi dari pabrik pembuat aspal modifikasi dan pabrik pembuatnya

menyediakan instalasi pencampur yang setara dengan yang digunakan di pabrik

asalnya.

Aspal modifikasi harus dikirim dalam tangki yang dilengkapi dengan alat pembakar

gas atau minyak yang dikendalikan secara termostatis. Pembakaran langsung dengan

bahan bakar padat atau cair di dalam tabung tangki tidak diperkenankan dalam kondisi

apapun. Pengiriman dalam tangki harus dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui

untuk mencegah kontaminasi yang terjadi apakah dari pabrik pembuatnya atau dari

pengirimannya. Aspal modifikasi harus disalurkan ke tangki penampung di lapangan

dengan sistem sirkulasi yang tertutup penuh. Penyaluran secara terbuka tidak

diperkenankan.

Setiap pengiriman harus disalurkan ke dalam tangki yang diperuntukkan untuk

kedatangan aspal dan harus segera dilakukan pengujian penetrasi, dan stabilitas

penyimpanan. Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai diuji dan disetujui.

Page 97: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 43

9) Serat Selulosa

Serat selulosa yang ditambahkan ke dalam campuran, sekitar 0,3% terhadap total

campuran, sehingga dapat mencegah terjadinya draindown. Serat selulosa harus

mempunyai dimensi serat selulosa yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.2.8).

Tabel 6.3.2.8) Persyaratan Serat Selulosa

Pengujian Satuan Persyaratan

Panjang serat mm 3,6

Lolos ayakan No.20 % 85 ± 10

Lolos ayakan No.40 % 40 ± 10

Lolos ayakan No.140 % 30 ± 10

pH 7,5 ± 1,0

Penyerapan Minyak 7,5 ± 1,0 kali berat serat selulosa

Kadar Air % Maks. 5

10) Sumber Pasokan

Sumber pemasokan agregat, aspal, bahan pengisi (filler), bahan anti pengelupasan dan

selulosa harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjan sebelum pengiriman

bahan. Setiap jenis bahan harus diserahkan, seperti yang diperintahkan Pengawas

Pekerjaan, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan.

6.3.3 CAMPURAN

1) Komposisi Umum Campuran

Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, bahan aditif, serat

selulosa (untuk SMA) dan aspal.

2) Kadar Aspal dalam Campuran

Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran ditentukan berdasarkan

percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Rencana

Campuran Kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat yang digunakan.

3) Prosedur Rancangan Campuran

a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran beraspal dalam

Pekerjaan, Penyedia Jasa disyaratkan untuk menunjukkan semua usulan

metoda kerja, agregat, aspal, serat sellulosa (hanya untuk SMA), bahan anti

pengelupasan dan campuran yang memadai dengan membuat dan menguji

campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan penghamparan

campuran percobaan yang dibuat di instalasi pencampur aspal.

b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa ayakan, berat jenis dan

penyerapan air dan semua jenis pengujian lainnya sebagaimana yang

disyaratkan pada seksi ini untuk semua agregat yang digunakan. Pengujian

pada campuran beraspal percobaan akan meliputi penentuan Berat Jenis

Maksimum campuran beraspal (SNI 03-6893-2002), pengujian sifat-sifat

Marshall (SNI 06-2489-1991), Kepadatan Membal (Refusal Density)

campuran rancangan (BS EN 12697-32:2003) untuk Laston (AC), pengujian

VCAmix < VCAdrc (lihat Tabel 6.3.3.1).a)) sesuai dengan AASHTO R46-

Page 98: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 44

08(2012) dan Draindown (AASHTO T305-14) untuk Stone Matrix Asphalt

(SMA).

c) Contoh agregat untuk rancangan campuran harus diambil dari pemasok

dingin (cold bin) dan dari penampung panas (hot bin). Rumusan campuran

kerja yang ditentukan dari campuran di laboratorium harus dianggap berlaku

sementara sampai diperkuat oleh hasil percobaan pada instalasi pencampur

aspal dan percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan.

d) Pengujian percobaan penghamparan dan pemadatan lapangan harus

dilaksanakan dalam tiga langkah dasar berikut ini :

i) Penentuan proporsi takaran agregat dari pemasok dingin untuk dapat

menghasilkan komposisi yang optimum. Perhitungan proporsi

takaran agregat dari bahan tumpukan yang optimum harus digunakan

untuk penentuan awal bukaan pemasok dingin. Contoh dari pemasok

panas harus diambil setelah penentuan besarnya bukaan pemasok

dingin. Selanjutnya proporsi takaran pada pemasok panas dapat

ditentukan. Suatu Rumusan Campuran Rancangan (Design Mix

Formula, DMF) kemudian akan ditentukan berdasarkan prosedur

Marshall. Dalam segala hal DMF harus memenuhi semua sifat-sifat

bahan dalam Pasal 6.3.2 dan sifat-sifat campuran sebagaimana

disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.1a) s.d 6.3.3.1d), mana yang relevan.

ii) DMF, data dan grafik percobaan campuran di laboratorium harus

diserahkan pada Pengawas Pekerjaan untuk mendapatkan

persetujuan. Pengawas Pekerjaan akan menyetujui atau menolak

usulan DMF tersebut dalam waktu tujuh hari. Percobaan produksi dan

penghamparan tidak boleh dilaksanakan sampai DMF disetujui.

iii) Percobaan produksi dan penghamparan serta persetujuan terhadap

Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF). JMF adalah

suatu dokumen yang menyatakan bahwa rancangan campuran

laboratorium yang tertera dalam DMF dapat diproduksi dengan

instalasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP), dihampar

dan dipadatkan di lapangan dengan peralatan yang telah ditetapkan

dan memenuhi derajat kepadatan lapangan terhadap kepadatan

laboratorium hasil pengujian Marshall dari benda uji yang campuran

beraspalnya diambil dari AMP.

Tabel 6.3.3.1a) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Stone Matrix Asphalt

Sifat-sifat Campuran SMA SMA Mod

Tipis, Halus

dan Kasar

Tipis, Halus

dan Kasar

Jumlah tumbukan per bidang 50

Rongga dalam campuran (%) (4) Min. 4,0

Maks. 5,0

Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 17

Rasio VCAmix/VCAdrc (1) < 1

Draindown pada temperatur produksi, % berat dalam

campuran (waktu 1 jam) (2) Maks. 0,3

Stabilitas Marshall (kg) Min. 600 750

Pelelehan (mm) Min. 2

Maks. 4,5

Page 99: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 45

Sifat-sifat Campuran SMA SMA Mod

Tipis, Halus

dan Kasar

Tipis, Halus

dan Kasar

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24

jam, 60 ºC (5) Min. 90

Stabilitas Dinamis (lintasan/mm (7)) Min. 2500 3000

Tabel 6.3.3.1b) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Lataston

Sifat-sifat Campuran Lataston

Lapis Aus Lapis Fondasi

Kadar aspal efektif (%) Min 5,9 5,5

Jumlah tumbukan per bidang 50

Rongga dalam campuran (%) (4) Min. 4,0

Maks. 6,0

Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 18 17

Rongga terisi aspal (%) Min. 68

Stabilitas Marshall (kg) Min. 600

Marshall Quotient (kg/mm) Min. 250

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah

perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5) Min. 90

Tabel 6.3.3.1c) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)

Sifat-sifat Campuran Laston

Lapis Aus Lapis Antara Fondasi

Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (3)

Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm

dengan kadar aspal efektif

Min. 0,6

Maks. 1,2

Rongga dalam campuran (%) (4) Min. 3,0

Maks. 5,0

Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13

Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65

Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800 (3)

Pelelehan (mm) Min. 2 3

Maks 4 6 (3)

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah

perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5) Min. 90

Rongga dalam campuran (%) pada

Kepadatan membal (refusal) (6) Min. 2

Tabel 6.3.3.1d) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston Modifikasi (AC Mod)

Sifat-sifat Campuran Laston Modifikasi

Lapis Aus Lapis Antara Fondasi

Jumlah tumbukan per bidang 75 112 (3)

Rasio partikel lolos ayakan 0,075mm

dengan kadar aspal efektif

Min. 0,6

Maks. 1,2

Rongga dalam campuran (%) (4) Min. 3,0

Maks. 5,0

Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13

Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65

Page 100: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 46

Sifat-sifat Campuran Laston Modifikasi

Lapis Aus Lapis Antara Fondasi

Stabilitas Marshall (kg) Min. 1000 2250 (3)

Pelelehan (mm) Min. 2 3

Maks. 4 6 (3)

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah

perendaman selama 24 jam, 60 ºC (5) Min. 90

Rongga dalam campuran (%) pada

Kepadatan membal (refusal) (6) Min. 2

Stabilitas Dinamis, lintasan/mm (7) Min. 2500

Catatan :

1) Penentuan VCAmix dan VCAdrc sesuai AASHTO R46-08(2012).

VCAmix : voids in coarse aggregate within compacted mixture.

VCAdrc : voids in coarse aggregate fraction in dry-rodded condition.

2) Pengujian draindown sesuai AASHTO T305-14

3) Modifikasi Marshall lihat Lampiran 6.3.B.

4) Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 03-6893-2002).

5) Pengawas Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO T283-14 sebagai alternatif pengujian kepekaan terhadap

kadar air. Pengkondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak diperlukan. Nilai Indirect Tensile Strength

Retained (ITSR) minimum 80% pada VIM (Rongga dalam Campuran) 7% ± 0,5%. Untuk mendapatkan VIM 7%±0,5%, buatlah benda uji Marshall dengan variasi tumbukan pada kadar aspal optimum, misal 2x40, 2x50,

2x60 dan 2x75 tumbukan. Kemudian dari setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan buat hubungan antara

jumlah tumbukan dan VIM. Dari grafik tersebut dapat diketahui jumlah tumbukan yang memiliki nilai VIM

7±0,5%, kemudian lakukan pengujian ITSR untuk mendapatkan Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) sesuai

SNI 6753:2008 atau AASTHO T283-14 tanpa pengondisian -18 ± 3ºC.

6) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk bergetar (vibratory

hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat dihindari. Jika digunakan penumbukan manual

jumlah tumbukan per bidang harus 600 untuk cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch

7) Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperatur 60C. Prosedur pengujian harus mengikuti serti pada Technical Guideline for Pavement Design and Construction, Japan Road Association

(JRA 2005).

4) Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula)

Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus

menyerahkan secara tertulis kepada Pengawas Pekerjaan, usulan DMF untuk

campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang diserahkan harus

menentukan untuk campuran berikut ini:

a) Sumber-sumber agregat.

b) Ukuran nominal maksimum partikel.

c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia

Jasa, pada penampung dingin maupun penampung panas.

d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam

Tabel 6.3.2.3). Khusus untuk Stone Matrix Asphalt (SMA), gradasi yang

dipilih adalah gradasi yang memenuhi ketentuan VCAmix < VCAdrc (lihat

Tabel 6.3.3.1).a)) dengan pengujian sesuai dengan AASHTO R46-08(2012).

e) Kadar serat selulosa untuk Stone Matrix Asphalt (SMA) yang dipilih

berdasarkan pengujian draindown dengan temperatur produksi dalam waktu

1 jam sesuai dengan AASHTO T305-2014, yang tidak melampaui 0,3% (lihat

Tabel 6.3.3.1).a)).

f) Kadar aspal optimum dan efektif terhadap berat total campuran.

Page 101: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 47

g) Kadar bahan anti pengelupasan terhadap kadar aspal.

h) Rentang temperatur pencampuran beraspal dengan agregat dan temperatur

saat campuran beraspal dikeluarkan dari alat pengaduk (mixer).

Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik hubungan sifat-sifat campuran

beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboratorium untuk

menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria dalam Tabel 6.3.3.1a)

sampai dengan Tabel 6.3.3.1d) tergantung campuran beraspal mana yang dipilih.

Dalam tujuh hari setalah DMF diterima, Pengawas Pekerjaan harus :

a) Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesifikasi dan meng-

izinkan Penyedia Jasa untuk menyiapkan instalasi pencampur aspal dan peng-

hamparan percobaan.

b) Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi.

Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa

harus melakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri untuk

memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Pengawas

Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk

memodifikasi sebagian rumusan rancangannya atau mencoba agregat lainnya.

5) Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF)

Percobaan campuran di instasi pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP) dan

penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan DMF dapat

disetujui sebagai JMF.

Segera setelah DMF disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus

melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis

campuran yang diproduksi dengan AMP, dihampar dan dipadatkan di lokasi yang

ditetapkan (di luar atau di dalam kegiatan pekerjaan) oleh Pengawas Pekerjaan dengan

peralatan dan prosedur yang diusulkan. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima

penghamparan percobaan ini sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparn

percobaan ini akan diukur dan dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak ada

pembayaran untuk penghamparan percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan

pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa setiap alat penghampar (paver) mampu

menghampar bahan sesuai dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores,

dsb. Kombinasi penggilas yang diusulkan harus mampu mencapai kepadatan yang

disyaratkan dalam rentang temperatur pemadatan sebagaimana yang dipersyaratkan

dalam Tabel 6.3.5.1).

Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk membuat benda

uji Marshall maupun untuk pemadatan membal (refusal) untuk Laston (AC) saja.

Hasil pengujian ini harus dibandingkan dengan Tabel 6.3.3.1a) sampai dengan Tabel

6.3.3.1d) . Bilamana percobaan tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu

ketentuannya maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang

kembali. Pengawas pekerjaan tidak akan menyetujui DMF sebagai JMF sebelum

penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan dan disetujui.

Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai sebelum diperoleh JMF

yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, JMF menjadi

Page 102: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 48

definitif sampai Pengawas Pekerjaan menyetujui JMF pengganti lainnya. Mutu

campuran harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diizinkan, seperti yang

diuraikan pada Tabel 6.3.3.2) di bawah ini.

Benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan percobaan. Contoh

campuran beraspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di

AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji

Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam Tabel

6.3.5.1) dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam Tabel

6.3.3.1a) sampai dengan Tabel 6.3.3.1d). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda

uji yang dibuat dengan campuran yang diambil dari penghamparan percobaan yang

memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density),

yang harus dibandingkan dengan pemadatan campuran beraspal terhampar dalam

pekerjaan.

6) Penerapan JMF dan Toleransi Yang Diizinkan

a) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan JMF,

dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2) di bawah

ini.

b) Setiap hari Pengawas Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan

maupun campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.3) dan

6.3.7.4) dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu

untuk pemeriksaan keseragaman campuran.

c) Bilamana setiap bahan pokok memenuhi batas-batas yang diperoleh dari JMF

dan Toleransi Yang Diizinkan, tetapi menunjukkan perubahan yang konsisten

dan sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber

setiap bahan berubah, maka suatu JMF baru harus diserahkan dengan cara

seperti yang disebut di atas dan atas biaya Penyedia Jasa sendiri untuk

disetujui, sebelum campuran beraspal baru dihampar di lapangan.

Tabel 6.3.3.2) Toleransi Komposisi Campuran :

Agregat Gabungan Toleransi Komposisi Campuran

Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 5 % berat total agregat

Lolos ayakan 2,36 mm sampai No.50 ± 3 % berat total agregat

Lolos ayakan No.100 dan tertahan No.200 ± 2 % berat total agregat

Lolos ayakan No.200 ± 1 % berat total agregat

Kadar aspal Toleransi

Kadar aspal ± 0,3 % berat total campuran

Temperatur Campuran Toleransi

Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke

tempat penghamparan

- 10 ºC dari temperatur

campuran beraspal di truk saat

keluar dari AMP

Page 103: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 49

d) Interpretasi Toleransi Yang Diizinkan

Batas-batas mutlak yang ditentukan oleh JMF maupun Toleransi Yang

Diizinkan memandu Penyedia Jasa untuk bekerja dalam batas-batas yang

digariskan pada setiap saat.

6.3.4 KETENTUAN INSTALASI PENCAMPUR ASPAL DAN PERALATAN

1) Instalasi Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant, AMP)

a) Instalasi Pencampur Aspal harus mempunyai sertifikat “laik operasi” dan

sertifikat kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan aspal, agregat dan bahan

pengisi (filler) tambahan, yang masih berlaku. Jika menurut pendapat

Pengawas Pekerjaan, Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam

kondisi tidak baik maka Instalasi Pencampur Aspal atau timbangan tersebut

harus dikalibrasi ulang meskipun sertifikatnya masih berlaku.

b) Berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching) yang

dilengkapi ayakan panas (hot bin screen) dan mampu memasok mesin

penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada

kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki.

c) Harus dirancangi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan

campuran dalam rentang toleransi JMF.

d) Harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh

Pengawas Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes

dari penduduk di sekitarnya.

e) Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap

yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone)

sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem

di atas rusak atau tidak berfungsi maka AMP tersebut tidak boleh

dioperasikan;.

f) Mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas asli minimum 800 kg yang

bukan terdiri dari gabungan dari 2 instalasi pencampur aspal atau lebih dan

dilengkapi dengan sistem penimbangan secara komputerisasi jika digunakan

untuk memproduksi SMA atau AC modifikasi atau AC-Base selain dari

pekerjaan minor.

g) Jika digunakan untuk pembuatan campuran beraspal yang dimodifikasi harus

dilengkapi dengan pengendali temperatur termostatik otomatis yang mampu

mempertahankan temperatur campuran sebesar 175 oC. Jika digunakan bahan

bakar gas maka pemanas (dryer) harus dilengkapi dengan alat pengendali

temperatur (regulator) untuk mempertahankan panas dengan konstan.

h) Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin (cold

bin) yang jumlahnya tidak kurang dari lima buah dan untuk jenis campuran

beraspal lainnya minimal tersedia 4 pemasok dingin.

i) Dirancang sebagaimana mestinya, dilengkapi dengan semua perlengkapan

khusus yang diperlukan.

Page 104: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 50

j) Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat haruslah minyak

tanah atau solar dengan berat jenis maksimum 860 kg/m3 atau gas Elpiji atau

LNG (Liquefied Natural Gas) atau gas yang diperoleh dari batu bara. Batu

bara yang digunakan dalam proses gasifikasi haruslah min. 5.500 K.Cal/kg.

Ketentuan lebih lanjut penggunaan alat pencampur aspal dengan bahan bakar

batu bara dengan sistem tidak langsung (indirect), mengacu pada Surat

Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/SE/M/2011 Tanggal 31 Oktober

2011, Perihal Pedoman Penggunaan Batu Bara untuk Pemanas Agregat pada

Unit Produksi Campuran Beraspal (AMP).

k) Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) atau pengering (dryer)

tidak boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis

terbakar.

2) Tangki Penyimpan Aspal

Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat

dikendalikan dengan efektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang

disyaratkan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik,

atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki aspal. Setiap tangki

harus dilengkapi dengan sebuah termometer yang terletak sedemikian hingga

temperatur aspal dapat dengan mudah dilihat. Sebuah keran harus dipasang pada pipa

keluar dari setiap tangki untuk pengambilan benda uji.

Sistem sirkulasi untuk bahan aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar dapat

memastikan sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama kegiatan. Perlengkapan

yang sesuai harus disediakan, baik dengan selimut uap (steam jacket) atau

perlengkapan isolasi lainnya, untuk mempertahankan temperatur yang disyaratkan

dari seluruh bahan pengikat aspal dalam sistem sirkulasi.

Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah paling sedikit untuk kuantitas

dua hari produksi. Paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas sama.

Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar

masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi

aspal ke alat pencampur.

Untuk campuran beraspal yang dimodifikasi, sekurang-kurangnya sebuah tangki

penyimpan aspal tambahan dengan kapasitas yang tidak kurang dari 20 tonharus

disediakan, dipanaskan tidak langsung dengan kumparan minyak atau pemanas listrik

dan dilengkapi dengan pengendali temperatur termostatik yang mampu memper-

tahankan temperatur sebesar 175oC. Tangki ini harus disediakan untuk penyimpanan

aspal modifikasi selama periode di mana aspal tersebut diperlukan untuk kegiatan.

Semua tangki penyimpan aspal untuk pencampuran aspal alam yang mengandung

bahan mineral dan untuk aspal modifikasi lainnya, bilamana akan terjadi pemisahan,

harus dilengkapi dengan pengaduk mekanis yang dirancang sedemikian hingga setiap

saat dapat mempertahankan bahan mineral di dalam bahan pengikat sebagai suspensi.

3) Tangki Penyimpan Aditif

Tangki penyimpanan aditif dengan kapasitas minimal dapat menyimpan bahan aditif

untuk satu hari produksi campuran beraspal dan harus dilengkapi dengan dozing pump

sehingga dapat memasok langsung aditif ke pugmil dengan kuantitas dan tekanan

tertentu.

Page 105: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 51

4) Ayakan Panas

Ukuran saringan panas yang disediakan harus sesuai dengan ukuran agregat untuk

setiap jenis campuran yang akan diproduksi dengan merujuk ke Tabel 6.3.2.(1b).

5) Pengendali Waktu Pencampuran

Instalasi harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan

waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali kalau

diubah atas perintah Pengawas Pekerjaan.

6) Timbangan dan Rumah Timbang

Timbangan harus disediakan untuk menimbang agregat, aspal dan bahan pengisi.

Rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk bermuatan yang siap dikirim

ke tempat penghamparan. Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan seperti yang

dijelaskan di atas.

7) Penyimpanan dan Pemasokan Bahan Pengisi

Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok

bahan pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.

8) Penyimpanan dan Pemasokan Serat Selulosa

Jika serat selulosa digunakan untuk pekerjaan sebuah tempat penyimpanan yang tahan

cuaca dan elevator yang cocok untuk memasok yang dilengkapi dengan sistem

penakaran berat harus disediakan.

9) Ketentuan Keselamatan Kerja

a) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat

pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit

perlengkapan harus dipasang. Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan

untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai harus disediakan sehingga

Pengawas Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun memeriksa

temperatur campuran.

Untuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan, pengambilan benda uji

dan lain-lainnya, maka suatu sistem pengangkat atau katrol harus disediakan

untuk menaikkan peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya.

Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian bergerak

lainnya yang berbahaya harus seluruhnya dipagar dan dilindungi.

b) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar

tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari

benda yang jatuh dari alat pencampur.

10) Peralatan Pengangkut

a) Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak terbuat

dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit

air sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran beraspal

pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan

Page 106: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 52

sebelumnya harus dibuang sebelum campuran beraspal dimasukkan dalam

truk.

b) Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang

cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran

beraspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap perlu, bak

truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang agar

campuran beraspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.

c) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran beraspal

aki-bat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan

kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak

semestinya, atas perintah Pengawas Pekerjaan harus dikeluarkan dari

pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.

d) Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang

harus disetel agar seluruh campuran beraspal dapat dituang ke dalam

penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan

pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat

penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar alat

penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan

muatan lebih tidak diperkenankan.

e) Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup dan dikelola

sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara

menerus dengan kecepatan yang disetujui.

Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan menghasilkan

permukaan yang tidak rata sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi

pengendara serta mengurangi umur rencana akibat beban dinamis. Penyedia

Jasa tidak diizinkan memulai penghamparan sampai minimum terdapat tiga

truk di lapangan yang siap memasok campuran beraspal ke peralatan

penghampar. Kecepatan peralatan penghampar harus dioperasikan

sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut

campuran beraspal setiap hari dapat menjamin berjalannya peralatan

penghampar secara menerus tanpa henti. Bilamana penghamparan terpaksa

harus dihentikan, maka Pengawas Pekerjaan hanya akan mengizinkan

dilanjutkannya penghamparan bilamana minimum terdapat tiga truk di

lapangan yang siap memasok campuran beraspal ke peralatan penghampar.

Ketentuan ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang baik dan Penyedia Jasa

tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan

penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan Penyedia Jasa untuk menjaga

kesinambungan pemasokan campuran beraspal ke peralatan penghampar.

11) Peralatan Penghampar dan Pembentuk

a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin

sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran

beraspal sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang

diperlukan.

b) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi

dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran beraspal

secara merata di depan "screed" (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini

harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan

Page 107: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 53

cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti

halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat

dilipat pada saat setiap muatan campuran beraspal hampir habis untuk

menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.

c) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan elektronik dan/atau

mekanis pengendali kerataan seperti batang perata (leveling beams), kawat

dan sepatu pengarah kerataan (joint matching shoes) dan dan peralatan bentuk

penampang (cross fall devices) untuk mempertahankan ketepatan kelandaian

dan kelurusan garis tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang

tetap (tidak bergerak).

d) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis

penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi

"screed" (sepatu) pada temperatur yang diperlukan untuk menghampar

campuran beraspal tanpa menggusur atau merusak permukaan hasil

hamparan.

e) Istilah "screed" (perata) mengacu pada pengambang mekanis standar

(standard floating mechanism) yang dihubungkan dengan lengan arah

samping (side arms) pada titik penambat yang dipasang pada unit pengerak

alat penghampar pada bagian belakang roda penggerak dan dirancang untuk

menghasilkan permukaan tekstur lurus dan rata tanpa terbelah, tergeser atau

beralur.

f) Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan

pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan, segregasi atau cacat atau

ketidak-rataan permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara

modifikasi prosedur pelaksanaan, maka penggunaan peralatan tersebut harus

dihentikan dan peralatan penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi

ketentuan harus disediakan oleh Penyedia Jasa.

12) Peralatan Pemadat

a) Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda

baja (steel wheel roller) di mana salah satu pemadat adalah pemadat bergetar

drum ganda (twin drum vibratory) untuk SMA dan satu alat pemadat roda

karet (tyre roller) untuk yang campuran aspal lainnya yang bukan SMA.

Paling sedikit harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda baja (steel

wheel roller) untuk SMA dan satu tambahan pemadat roda karet (tyre roller)

untuk setiap kapasitas produksi yang melebihi 40 ton per jam. Semua alat

pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri.

b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak

kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang

sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2

atau (85 – 90) psipada jumlah lapis anyaman ban (ply) yang sama. Roda-roda

harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur sedemikian

rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang satu terletak di antara

roda-roda pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih (overlap). Setiap

roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi yang

disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi

0,35 kg/cm2 (5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan

untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap

saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan, Penyedia Jasa harus

Page 108: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 54

memberikan kepada Pengawas Pekerjaan grafik atau tabel yang menunjukkan

hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa, tekanan pada bidang

kontak, lebar dan luas bidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi

dengan suatu cara penyetelan berat total dengan pengaturan beban

(ballasting) sehingga beban per lebar roda dapat diubah dalam rentang(300 –

600) kilogram per 0,1 meter. Tekanan dan beban roda harus disetel sesuai

dengan permintaan Pengawas Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan

setiap aplikasi khusus. Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda

karet pada setiap lapis campuran beraspal harus dengan tekanan yang setinggi

mungkin yang masih dapat dipikul bahan.

c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas dua jenis:

* Alat pemadat tandem statis

* Alat pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory).

Alat pemadat tandem statis minimum harus mempunyai berat statis tidak

kurang dari 8 ton untuk campuran beraspal selain SMA dan 10 ton untuk

SMA. Alat pemadat bergetar drum ganda mempunyai berat statis tidak kurang

dari 6 ton dapat digunakan untuk SMA. Roda gilas harus bebas dari

permukaan yang datar, penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak

permukaan perkerasan.

d) Dalam penghamparan percobaan, Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan

kombinasi jenis penggilas untuk memadatkan setiap jenis campuran sampai

dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan, sebelum JMF disetujui. Penyedia

Jasa harus melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan kombinasi

penggilas yang disetujui untuk setiap campuran. Tidak ada alternatif lain yang

dapat diperkenankan kecuali jika Penyedia Jasa dapat menunjukkan kepada

Pengawas Pekerjaan bahwa kombinasi penggilas yang baru paling sedikit

seefektif yang sudah disetujui.

13) Perlengkapan Lainnya

Semua perlengkapan lapangan yang harus disedikan termasuk tidak terbatas pada :

Mesin Penumbuk (Petrol Driven Vibrating Plate).

Alat pemadat vibrator, 600 kg.

Mistar perata 3 meter.

Thermometer (jenis arloji) 200 C (minimum tiga unit).

Kompresor dan jack hammer.

Mistar perata 3 meter yang dilengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan

untuk pembacaan 3% atau lereng melintang lainnya dan super-elevasi antara 0

sampai 6%.

Mesin potong dengan mata intan atau serat.

Penyapu Mekanis Berputar.

Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi.

Pengukur tekanan ban.

Page 109: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 55

6.3.5 PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL

1) Kemajuan Pekerjaan

Kecuali untuk pekerjaan manual atau penambalan, campuran beraspal tidak boleh

diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan

atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan

tingkat kecepatan minimum 60% kapasitas instalasi pencampuran.

2) Penyiapan Bahan Aspal

Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur sampai dengan 160ºC di dalam

suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya

pemanasan langsung setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal secara

berkesinambungan ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang

merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, kuantitas

aspal minimum harus mencukupi untuk perkerjaan yang direncanakan pada hari itu

yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.

3) Penyiapan Agregat

a) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui

pemasok penampung dingin yang terpisah. Pra-pencampuran agregat dari

berbagai jenis atau dari sumber yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat

untuk campuran beraspal harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat

pengering sebelum dimasukkan ke dalam alat pencampur. Nyala api yang

terjadi dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat

agar dapat mencegah terbentuknya selaput jelaga pada agregat.

b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering

dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang

disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 10ºC di atas temperatur

bahan aspal.

c) Bahan pengisi tambahan (filler added) harus ditakar secara terpisah dalam

penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Bahan pengisi

tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam

penampung instalasi pemecah batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian

kadar filler dapat dijamin.

4) Penyiapan Pencampuran

a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus

dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang

tepat agar memenuhi rumusan campuran kerja (JMF). Proporsi takaran ini

harus ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang

diambil dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi campuran

dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan

oleh Pengawas Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran. Khusus

untuk SMA, sebelum bahan aspal dimasukkan ke dalam pugmill maka serat

sellulosa dengan jumlah yang ditetapkan sesuai dengan JMF dimasukkan ke

dalam agregat kering melalui corong pugmill dan diaduk (dry mix) dalam

waktu 15 sampai 20 detik. Selanjutnya bahan aspal harus ditimbang atau

diukur dan dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang

ditetapkan sesuai dengan JMF. Bilamana digunakan instalasi pencampur

Page 110: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 56

sistem penakaran, di dalam unit pengaduk seluruh agregat dan serat sellulosa

(hanya untuk SMA) harus dicampur kering (dry mix) terlebih dahulu,

kemudian baru aspal dan bahan anti pengelupasan dengan jumlah yang tepat

disemprotkan langsung ke dalam unit pengaduk dan diaduk dengan waktu

sesingkat mungkin yang telah ditentukan untuk menghasilkan campuran yang

homogen dan semua butiran agregat terselimuti aspal dengan merata. Waktu

pencampuran total harus ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan dan diatur

dengan perangkat pengendali waktu yang handal. Lamanya waktu

pencampuran harus ditentukan secara berkala atas perintah Pengawas

Pekerjaan melalui “pengujian derajat penyelimutan aspal terhadap butiran

agregat kasar” sesuai dengan prosedur AASHTO T195-11(2015) (untuk

campuran beraspal tanpa serat sellulosa biasanya total waktu sekitar 45 detik

atau lebih terdiri dari 10 detik drymix dan 35 detik wetmix atau lebih).

b) Temperatur campuran beraspal saat dikeluarkan dari alat pencampur harus

dalam rentang absolut seperti yang dijelaskan dalam Tabel 6.3.5.1). Tidak ada

campuran beraspal yang diterima dalam Pekerjaan bilamana temperatur

pencampuran melampaui temperatur pencampuran maksimum yang

disyaratkan.

5) Temperatur Pembuatan dan Penghamparan Campuran

Ketentuan viskositas aspal untuk masing-masing prosedur pelaksanaan untuk Aspal

Keras Tipe I dan II ditunjukkan dalam Tabel 6.3.5.1). Pengawas Pekerjaan dapat

memerintahkan atau menyetujui rentang temperatur lain berdasarkan pengujian

viskositas aktual aspal atau aspal modifikasi yang digunakan pada proyek tersebut,

dalam rentang viskositas seperti diberikan pada Tabel 6.3.5.1) dengan melihat sifat-

sifat campuran di lapangan saat penghamparan, selama pemadatan dan hasil pengujian

kepadatan pada ruas percobaan. Campuran beraspal yang tidak memenuhi rentang

temperatur yang merupakan korelasi rentang viskositas yang disyaratkan pada saat

pemadatan awal, tidak boleh diterima untuk digunakan pada pekerjaan yang

permanen.

Tabel 6.3.5.1) Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran & Pemadatan

No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal

(Pa.s)

Perkiraan1) Temperatur Aspal (C)

Tipe I

1 Pencampuran benda uji Marshall 0,17 ± 0,02 155 1

2 Pemadatan benda uji Marshall 0,28 ± 0,03 145 1

3 Pencampuran, rentang temperatur

sasaran

0,2 - 0,5 145 – 155

4 Menuangkan campuran beraspal

dari alat pencampur ke dalam truk 0,5 135 – 150

5 Pemasokan ke Alat Penghampar 0,5 - 1,0 130 – 150

6 Pemadatan Awal (roda baja) 1 - 2 125 – 145

7 Pemadatan Antara (roda karet) 2 - 20 100 – 125

8 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20 > 95

Catatan :

1) Perkiraan temperatur Aspal Tipe I harus disesuaikan dengan korelasi viskositas dan temperatur.

2) 1 Pa.s = 1.000 cSt = 1.000 mm2/s di mana : Pa.s : Pascal seconds

cSt : Centistokes

mm2/s : square millimeter per second

Page 111: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 57

Contoh grafik hubungan antara viskositas dan temperatur ditunjukkan pada Gambar

6.3.5.1).

Gambar 6.3.5.1) Contoh Hubungan antara Viskositas dan Temperatur

6.3.6 PENGHAMPARAN CAMPURAN

1) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi

a) Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam

kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan beraspal

eksisting telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan

baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan

kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, dan

permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran beraspal

atau bahan lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana

permukaan yang akan dilapisi terdapat atau mengandung sejumlah bahan

dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai, sebagimana yang

ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding),

seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran

semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras

(sound). Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang

disyaratkan untuk pelaksanaan lapis fondasi agregat.

b) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus diber-

sihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu

mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis perekat

(tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) harus diterapkan sesuai

dengan Seksi 6.1 dari Spesifikasi ini.

100

1000

10000

100000

70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

Vis

ko

sita

s (c

St)

Temperatur (°C)

Hubungan Viskositas dan Temperatur

Rentang Viskositas

Pencampuran

Rentang Viskositas

Pemadatan

Rentang Temperatur Pemadatan

Rentang Temperatur

Pencampuran

HANYA CONTOH

Page 112: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 58

2) Acuan Tepi

Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil

siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada

perkerasan dibawahnya.

3) Penghamparan Dan Pembentukan

a) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus

dipanaskan. Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan

kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.

b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang

lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.

c) Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama

penghamparan dan pembentukan.

d) Penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan, sisa

campuran beraspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur yang

disyaratkan dalam Tabel 6.3.5.1).

e) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak

menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya

pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Pengawas

Pekerjaan dan ditaati.

f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat

penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai

penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.

g) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan

yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin

harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh

ditebarkan di atas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.

h) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-

tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.

i) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu

lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang

penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari

produksi dibuat seminimal mungkin.

j) Selama pekerjaan penghamparan fungsi-fungsi berikut ini harus dipantau dan

dikendalikan secara elektronik atau secara manual sebagaimana yang

diperlukan untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi

yang disyaratkan serta ketebalan dari lapisan beraspal:

i) Tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum

dibolehkannya pemadatan (diperlukan pemeriksaan secara manual)

ii) Kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin

terpenuhinya lereng melintang dan superelevasi yang diperlukan.

Page 113: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 59

iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah

dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.

iv) Perbaikan penampang memanjang dari permukaan beraspal eksisting

dengan menggunakan batang perata, kawat baja atau hasil penandaan

survei.

4) Pemadatan

a) Segera setelah campuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan

tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus

diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan

gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang

viskositas aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.3.5.1)

b) Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah

berikut ini :

i) Pemadatan Awal

ii) Pemadatan Antara

iii) Pemadatan Akhir

c) Pemadatan awal atau breakdown rolling harus dilaksanakan baik dengan alat

pemadat roda baja atau pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory)

untuk SMA. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak

berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima

minimum dua lintasan pengilasan awal.

Selain untuk SMA, pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan

alat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal.

Pemadatan kedua untuk SMA menggunakan alat pemadat roda baja denagan

atau tanpa penggetar (vibrasi) sebagaimana hasil penghamparan percobaan

yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus

dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila

hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah

pemadatan kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan.

d) Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang

telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan

pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan. Bila sambungan melintang

dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan

awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak

yang pendek dengan posisi alat pemadat berada pada lajur yang telah

dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan baru kira-kira 15 cm.

e) Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian

dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan

berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada

tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang

lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap)

minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh

berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.

f) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan

awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar

Page 114: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 60

sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda pemadat yang

memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan

lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat

pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya

sambungan yang dipadatkan dengan rapi.

g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan

10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak

mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan

arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang

menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.

h) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk

memperoleh pemadatan yang merata saat campuran beraspal masih dalam

kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan

ketidakrataan dapat dihilangkan.

i) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus

menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat

pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh

sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada

roda.

j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diizinkan berada di atas permukaan

yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.

k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau

perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang

sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan

perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi,

selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia

Jasa.

l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng

melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap

campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan

kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti dengan

campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan

lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran beraspal

terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan atau

kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan

setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi

permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh

Pengawas Pekerjaan.

m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa harus

memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan

harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang oleh

Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari jalan

yang lokasinya disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

5) Sambungan

a) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus

diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris

Page 115: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 61

yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar

sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah jalur atau pemisah lajur

lalu lintas.

b) Campuran beraspal tidak boleh dihampar di samping campuran beraspal yang

telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus atau

telah dipotong tegak lurus atau dipanaskan dengan menggunakan lidah api

(dengan menggunakan alat burner). Bila tidak ada pemanasan, maka pada

bidang vertikal sambungan harus lapis perekat.

6.3.7 PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN

1) Pengujian Permukaan Perkerasan

a) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m,

yang disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan

sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan

untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi harus sesuai

dengan ketentuan dalam Pasal 6.3.1.4).f).

b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus

dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi

harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana

diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan.

Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan

setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui batas-batas yang

disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau

komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan.

c) Kerataan permukaan perkerasan

i) Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus segera

setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya dengan

menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai SNI 03-

3426-1994, dengan International Roughness Index (IRI).

ii) Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap interval

100 m.

2) Ketentuan Kepadatan

a) Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti

yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari ketentuan

dari Tabel 6.3.7.1) terhadap Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density)

yang diperoleh sebagaimana diuraikan dalam Pasal 6.3.3.5).

b) Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji untuk

pengukuran tebal lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran beraspal dan

pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan

ASTM D6927-15 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D5581-

07a(2013) untuk ukuran maksimum 50 mm.

Page 116: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 62

c) Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian yang mewakili

per penampang melintang per lajur yang diambil secara acak dengan jarak

memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100

m.

d) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan

campuran beraspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama

atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 6.3.7.1). Bilamana rasio

kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian

benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk

pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus dibuang

dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.

Tabel 6.3.7.1) Ketentuan Kepadatan

Jenis

Campuran

Aspal

Kepadatan yg.

disyaratkan

(% JSD) untuk

1 benda uji

Jumlah

benda uji

per

segmen

Kepadatan

Minimum

Rata-rata

(% JSD)

Nilai minimum

setiap pengujian

tunggal

(% JSD)

Campuran

98

3 – 4 98,1 95

Beraspal 5 98,3 94,9

lainnya > 6 98,5 94,8

97

3 – 4 97,1 94

Lataston (HRS) 5 97,3 93,9

> 6 97,5 93,8

3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal

a) Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal

Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal,

tetapi Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan benda uji di

lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama

pengangkutan dan penghamparan campuran beraspal.

b) Pengendalian Proses

Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk

maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel

6.3.7.(2) di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

Penyedia Jasa yang mengoperasikan rencana jaminan mutu produksi yang

disetujui, berdasarkan data statistik dan yang mencapai suatu tingkat tinggi

dari pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan spesifikasi dapat meminta

persetujuan dari Pengawas Pekerjaan untuk pengurangan jumlah pengujian

yang dilaksanakan.

Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari harus

dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang diperintahkan

dalam Pasal 6.3.7.3) dan 6.3.7.4). Enam cetakan Marshall harus dibuat dari

setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan

dalam Tabel 6.3.5.1) dan dalam jumlah tumbukan yang disyaratkan dalam

Tabel 6.3.3.1). Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua cetakan

Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan Marshall Harian.

Page 117: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 63

Pengawas Pekerjaan harus memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengulangi

proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia Jasa sendiri bilamana

Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat hari

berturut-turut berbeda lebih 1% dari Kepadatan Standar Kerja (JSD).

Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian

pengujian, Penyedia Jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas

yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang

diperlukan dalam Tabel 6.3.7.2).

Tabel 6.3.7.2) Pengendalian Mutu

Bahan dan Pengujian Frekuensi pengujian

Aspal :

Aspal berbentuk drum 3 dari jumlah drum

Aspal curah Setiap tangki aspal

- Pengujian penetrasi untuk aspal tipe I dan

stabilitas penyimpanan (perbedaan titik lembek) untuk aspal tipe II

Serat Selulosa (untuk SMA) 3 dari jumlah kemasan

Panjang Serat

Gradasi

pH

Penyerapan minyak

- Kadar air

Agregat :

- Abrasi dengan mesin Los Angeles Setiap 5.000 m3

- Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan Setiap 1.000 m3

- Gradasi agregat dari penampung panas (hot bin) Setiap 250 m3 (min. 2 pengujian

per hari)

- Nilai setara pasir (sand equivalent) Setiap 250 m3

Campuran :

- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan Setiap batch dan pengiriman

- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2 pengujian

per hari)

- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, Marshall Quo-

tient (untuk HRS), rongga dalam campuran

Stabilitas Marshall Sisa atau Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR).

Setiap 200 ton (min. 2 pengujian

per hari)

- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Membal dan Rasio VCAmix/Vdrc (untuk SMA)

Setiap 3.000 ton

- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan agregat/rancangan

Lapisan yang dihampar :

- Benda uji inti (core) berdiameter 4” untuk

partikel ukuran maksimum 1” dan 6” untuk partikel ukuran di atas 1”, baik untuk

pemeriksaan pema-datan maupun tebal lapisan

bukan perata:

Benda uji inti paling sedikit harus

diambil dua titik pengujian per penampang melintang per lajur

dengan jarak memanjang antar

penampang melintang yang

diperiksa tidak lebih dari 100 m.

Toleransi Pelaksanaan :

- Elevasi permukaan, untuk penampang

melintang dari setiap jalur lalu lintas.

Paling sedikit 3 titik yang diukur

melintang pada paling sedikit

setiap 12,5 meter memanjang sepanjang jalan tersebut.

c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin

Pemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di

bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang sudah

Page 118: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 64

diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan dan

setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.

Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi

ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga

setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang

disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan

maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia Jasa.

d) Pengambilan Benda Uji Inti dan Uji Ekstraksi Lapisan Beraspal

Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)

yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada lapisan

beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh digunakan

untuk pengujian ekstraksi. Uji ekstraksi harus dilakukan menggunakan benda

uji campuran beraspal gembur yang ambil di belakang mesin penghampar

4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal

a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan

tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan tanpa keterlambatan.

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan hasil dan

catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta

lokasi penghamparan yang sesuai :

i) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat per

hari dari setiap penampung panas.

ii) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalasi

pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per

jam).

iii) Kepadatan Marshall Harian dengan detail dari semua benda uji yang

diperiksa.

iv) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan

lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix

Density) untuk setiap benda uji inti (core).

v) Stabilitas, Pelelehan, Marshall Quotient (untuk HRS), Stabilitas

Marshall sisa atau Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR), Rasio

VCAmix/VCAdrc (untuk SMA) dan Draindown (untuk SMA) paling

sedikit dua contoh per hari.

vi) Kadar bitumen aspal keras maupun aspal modifikasi dalam campuran

beraspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi

campuran beraspal paling sedikit dua contoh per hari. Bilamana cara

ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan

seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.

vii) Untuk bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) dari debu batu

kapur (CaCO3), semen, abu terbang yang digunakan sebagai bahan

pengisi tambahan (filler added) ditentukan dengan mencatat kuantitas

silo atau penampung sebelum dan setelah produksi.

Page 119: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 65

viii) Rongga dalam campuran pada kepadatan Marshall dan kepadatan

membal (refusal), yang dihitung berdasarkan Berat Jenis Maksimum

campuran perkerasan aspal (SNI 03-6893-2002).

ix) Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung berdasarkan

Berat jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (SNI 03-6893-

2002).

x) Kadar bahan anti pengelupasan (anti stripping agent) ditentukan

dengan mencatat volume tanki sebelum dan sesudah produksi dan

juga diperiksa dengan pengujian Stabilitas Marshall sisa untuk setiap

200 ton produksi.

5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran beraspal

Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran, campuran

beraspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman campuran

beraspal dari rumah timbang sesuai dengan Pasal 6.3.1.4).e) dari Spesifikasi ini.

6.3.8 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Pekerjaan

a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah

berdasarkan ketentuan di bawah ini:

i) Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari

campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung

sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual

yang diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari

pengujian benda uji inti (core). Tonase bersih adalah selisih dari berat

campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping

agent)

ii) Untuk lapisan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran

beraspal yang telah dihampar dan diterima sesuai dengan ketentuan

pada Pasal 6.3.8.1).c). Tonase bersih adalah selisih dari berat

campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping

agent)

iii) Untuk bahan anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang

digunakan dan diterima.

iv) SMA Tipis atau SMA Tipis Modifikasi akan diukur dan dibayar

dalam Seksi 4.7 dari Spesifikasi Umum 2018.

b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan

tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima atau setiap

bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang

tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak

memenuhi kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan toleransi

yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2), tidak akan diterima untuk

pembayaran.

Page 120: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 66

c) Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan beraspal

eksisting yang dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat

Pengawas Pekerjaan memerlukan koreksi bentuk, harus dihitung berdasarkan

hasil perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan

aktual yang diterima dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu

ukur tanah dan kepadatan lapangan rata-rata yang diperoleh dari benda uji

inti. Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal melampaui kuantitas

perkiraan yang dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal

rata-rata yang digunakan dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan yang

diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase

campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima tidak boleh melampaui

berat campuran beraspal diperoleh dari penimbangan muatan di rumah

timbangan.

d) Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran beraspal

yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan

yang ditentukan dalam Gambar.

Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk ketebalan yang melebihi tebal

rancangan bila campuran beraspal tersebut dihampar di atas permukaan yang

juga dikerjakan dalam kontrak ini, kecuali jika diperintahkan lain oleh

Pengawas Pekerjaan.

e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang

ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Penyedia

Jasa di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan

tegak lurus sumbu jalan per 25 meter atau lebih rapat sebagaimana yang

diperintahkan Pengawas Pekerjaan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang

tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak

pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak lebih dari 25 meter.

Lebar yang akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap

lokasi perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diukur

dan disetujui.

f) Pelapisan campuran beraspal dalam arah memanjang harus diukur sepanjang

sumbu jalan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur

tanah.

g) Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima setiap campuran beraspal dengan

kadar aspal rata-rata yang lebih rendah atau lebih tinggi sesuai dengan

toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.2), terhadap kadar aspal yang

ditetapkan dalam rumus campuran kerja, pembayaran campuran beraspal akan

dihitung berdasarkan tonase hamparan yang dikoreksi menurut dalam butir (h)

di bawah dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini.

Kadar aspal rata-rata yang diperoleh dari hasil ekstraksi

Cb = ----------------------------------------------------------------------------------

Kadar aspal yang ditetapkan dalam Rumus Campuran Kerja

h) Tonase yang digunakan untuk pembayaran adalah:

Tonase seperti disebutkan pada butir (a) di atas x Cb

i) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan

Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran

Page 121: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 67

beraspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan

perkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian harga yang akan dibuat

sehubungan dengan perbedaan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam

JMF dan kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran.

j) Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan

dan toleransi tebal pada Pasal 6.3.1.4).f), dan/atau kepadatan sesuai dengan

Tabel 6.3.7.1) pada Campuran beraspal panas harus dilakukan sesuai dengan

ketentuan berikut ini:

i) Ketebalan Kurang

Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata

dari semua benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang

ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang

tebalnya kurang, tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada

Pasal 6.3.1.4).f).

Bilamana, tebal rata-rata kurang dan melebihi (tidak memenuhi)

toleransi tebal pada Pasal 6.3.1.4).f), tetapi tidak lebih dari 3 kali nilai

toleransi ketebalan, maka persentase pengurangan harga satuan akan

dilakukan menurut Tabel 6.3.8.1).

Tabel 6.3.8.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk

Ketebalan Kurang

ii) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah

dipadatkan, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002,

kurang dari ketentuan dari Tabel 6.3.7.1), tetapi semua aspek

memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima

pekerjaan Campuran Beraspal panas tersebut dengan persentase

pengurangan harga satuan sesuai Tabel 6.3.8.2).

Tabel 6.3.8.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk

Kepadatan Kurang

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0 – 1 kali toleransi 0 %

>1 – 2 kali toleransi 20 % atau diperbaiki

>2 – 3 kali toleransi

> 3 kali toleransi

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Jenis Campuran Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

Campuran

Beraspal

Lainnya

≥ 98 % 0 %

97--< 98 % 10 % atau diperbaiki

96--< 97 % 20 % atau diperbaiki

95--< 96 %

< 95 %

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Page 122: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 68

iii) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas rata-

rata kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas

toleransi sesuai pasal 6.3.8.1.j).i) dan 6.3.8.1.j).ii) maka pengurangan

pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan

yang tercantum dalam Tabel 6.3.8.1) dan/atau Tabel 6.3.8.2).

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan dari Campuran Beraspal Panas yang tidak memenuhi ketentuan toleransi

yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.8.1) dan/atau Tabel 6.3.8.2) dapat dilaksanakan

setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.3.1.8) dan Pasal

6.3.1.4).e) atau penambahan lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang

berlaku.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dilaksanakan sesuai dengan Pasal

6.3.1.8) dan Pasal 6.3.1.4).e), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah

kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal

6.3.8.1).j).i), dan tidak melebihi tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta

memenuhi kepadatan pada Pasal 6.3.8.1).j).ii). Pembayaran tambahan tidak akan

diberikan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas adalah dengan penambahan

lapisan di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat

persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum

dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.3 atau lainnya. Perbaikan

tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain.

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada

pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak

per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan

dalam Daftar Kuantintas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus

merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan

mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,

pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal panas yang mengacu pada tebal

dan/atau kekuatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan

Jenis Campuran Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

Lataston (HRS) ≥ 97 % 0 %

96--< 97 % 10 % atau diperbaiki

95--< 96 % 20 % atau diperbaiki

94--< 95 %

< 94 %

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Page 123: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 69

ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap

mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

6.3.(1a) Stone Matrix Asphalt Halus (SMA Halus)

Ton

6.3.(1b) Stone Matrix Asphalt Modifikasi Halus (SMA

Mod Halus)

Ton

6.3.(2a) Stone Matrix Asphalt Kasar (SMA Kasar)

Ton

6.3.(2b) Stone Matrix Asphalt Modifikasi Kasar (SMA

Mod Kasar)

Ton

6.3.(4) Lataston Lapis Fondasi (HRS-Base)

Ton

6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)

Ton

6.3.(5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod)

Ton

6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC)

Ton

6.3.(6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod)

Ton

6.3.(7a) Laston Lapis Fondasi (AC-Base)

Ton

6.3.(7b) Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod)

Ton

6.3.(8) Bahan Anti Pengelupasan

Kg

Page 124: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

Page 125: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 70

SEKSI 6.4

CAMPURAN BERASPAL HANGAT BERGRADASI MENERUS

(LASTON HANGAT)

6.4.1 UMUM

1) Umum

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa campuran

beraspal hangat bergradasi menerus atau laston hangat (Warm Mix Asphalt Concrete,

WMAC) mencakup WMAC Lapis Aus (WMAC-WC), WMAC Lapis Antara

(WMAC-BC), WMAC Lapis Fondasi (WMAC-Base) yang terdiri dari agregat, bahan

aspal, serta bahan tambah zeolit atau wax (paraffin) yang bukan turunan dari minyak

bumi, yang dicampur secara hangat di instalasi pencampur aspal, serta menghampar

dan memadatkan campuran tersebut di atas lapis fondasi atau permukaan jalan

eksisting yang beraspal dan telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan

memenuhi garis, ketinggian, dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam

Gambar.

Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi

rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan

dan keawetan sesuai dengan lalulintas rancangan.

2) Jenis Campuran Beraspal

Ketentuan Pasal 6.3.1.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

Ketentuan Pasal 6.3.1.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

4) Tebal Lapisan dan Toleransi

Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

5) Standar Rujukan

Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 2490:2008 : Cara Uji Kadar Air dalam Produk Minyak dan Bahan

Mengandung Aspal dengan Cara Penyulingan

SNI 6989.19-2009 : Air dan Air Limbah - Bagian 19 : Cara Uji Klorida (Cl-)

dengan Metode Argentometri (Mohr)

ASTM:

ASTM E1621-13 : Standard Guide Information for Elemental Analysis by X-

Ray Fluorescene Spectometer Argues Emission Wave

Length

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

Ketentuan Pasal 6.3.1.6) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

Page 126: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 71

7) Kondisi Cuaca yang Diizinkan untuk Bekerja

Ketentuan Pasal 6.3.1.7) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

8) Perbaikan pada Campuran Beraspal yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Ketentuan Pasal 6.3.1.8) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Ketentuan Pasal 6.3.1.9) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

10) Lapisan Perata

Ketentuan Pasal 6.3.1.10) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6.4.2 BAHAN

1) Agregat - Umum

Ketentuan Pasal 6.3.2.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

2) Agregat Kasar

Ketentuan Pasal 6.3.2.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Agregat Halus

Ketentuan Pasal 6.3.2.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

4) Bahan Pengisi (Filler) untuk Campuran Beraspal

Ketentuan Pasal 6.3.2.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

5) Gradasi Agregat Gabungan

Ketentuan Pasal 6.3.2.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6) Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal

a) Bahan aspal harus memenuhi mketentuan dalam Tabel 6.4.2.1) di bawah ini.

Page 127: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 72

Tabel 6.4.2.1) Ketentuan Aspal Pen.60-70 – Wax

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian

Aspal

Pen.60-70

- Wax

1. Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 2456:2011 55-68

2. Viskositas Kinematis 135C (cSt) (3) ASTM D2170-10 ≤ 3000

3. Titik Lembek (C)

SNI 2434:2011 > 49

4. Daktilitas pada 25C, (cm) SNI 2432:2011 > 100

5. Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232

6. Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) AASHTO T44-14 > 99

7. Berat Jenis SNI 2441:2011 > 1,0

8. Stabilitas Penyimpanan: Perbedaan Titik

Lembek (C)

ASTM D 5976-00

Part 6.1 dan SNI

2434:2011

≤ 2,2

9. Kadar Parafin Lilin (%) SNI 03-3639-2002 ≤ 2

Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-

2002) :

10. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8

11. Penetrasi pada 25C (% semula) SNI 2456:2011 > 54

12. Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 > 50

Bahan tambah yang dapat digunakan untuk laston hangat adalah bahan tambah

zeolit atau wax (parrafin) yang bukan turunan dari minyak bumi.

Zeolit ditambahkan pada campuran beraspal dengan Aspal Pen.60-70 di

pugmil, sedangkan bahan tambah wax harus dicampur dengan aspal terlebih

dahulu sebelum aspal tersebut dicampurkan dengan agregat.

Zeolit yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, penggunaanya adalah

1 - 1,5% dari berat agregat serta harus mempunyai sifat seperti yang

dicantumkan pada Tabel 6.4.2.2) di bawah ini, dan teknik pencampurannya

harus disesuaikan dengan rekomendasi dari produsen.

Tabel 6.4.2.2) Sifat Bahan Tambah Zeolit untuk Campuran Beraspal Hangat

No. Sifat-sifat Metoda Pengujian Nilai

1 Gembur - -

2 Ukuran butir maksimum:

% berat lolos No.200

SNI ASTM C117:2012 100

3 Kadar air (%) SNI 1970:2016 18 - 22

4 Kandungan HCl (%) SNI 6989.19-2009 0

5 Kandungan Natrium (%) ASTM E1621-13 0

6 Kandungan Calcium (%) ASTM E1621-13 Maks. 1

Page 128: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 73

7) Bahan Anti Pengelupasan

Ketentuan Pasal 6.3.2.7) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

8) Sumber Pasokan

Ketentuan Pasal 6.3.2.10) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6.4.3 CAMPURAN

Ketentuan Pasal 6.3.3 dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6.4.4 KETENTUAN INSTALASI PENCAMPUR ASPAL

Ketentuan Pasal 6.3.4 dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan ketentuan:

- Jika zeolit digunakan dalam pekerjaan, maka harus tersedia tempat untuk

penyimpanan zeolit yang tahan cuaca dan kadar air dalam zeolit dapat

dikendalikan tetap seperti yang disyaratkan.

- Bila digunakan zeolit, instalasi pencampur aspal harus mempunyai fasilitas/

lubang untuk memasukkan zeolit ke dalam pengaduk campuran (pugmill), saat

proses pencampuran basah sedang berlangsung dengan jumlah takaran sesuai

yang dirancang.

6.4.5 PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL

Ketentuan Pasal 6.3.5 dan Pasal 6.5.5 dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali Tabel

6.3.5.1). Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan untuk campuran

beraspal hangat didasarkan pada temperatur yang menberikan kepadatan optimum

dari campuran beraspal hangat, dengan jenis aspal yang sesuai seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 6.4.5.1).

Tabel 6.4.5.1) Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan

No. Prosedur Pelaksanaan Viskositas Aspal

(Pa.s)

Perkiraan1) Temperatur Aspal (C)

Aspal Pen.60-70 - Wax

1 Pencampuran benda uji Marshall 0,17 ± 0,02 130 2

2 Pemadatan benda uji Marshall 0,28 ± 0,03 115 2

3 Pencampuran, rentang temperatur

sasaran

0,2 - 0,5 130 – 135

4 Menuangkan campuran beraspal

dari alat pencampur ke dalam truk 0,5 120 – 130

5 Pemasokan ke Alat Penghampar 0,5 - 1,0 115 – 125

6 Pemadatan Awal (roda baja) 1 - 2 110 – 120

7 Pemadatan Antara (roda karet) 2 - 20 90 – 115

8 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20 > 80

Catatan :

1) Perkiraan temperatur Aspal Pen/60-70 – Wax harus disesuaikan dengan korelasi viskositas dan temperatur.

2) 1 Pa.s = 1.000 cSt = 1.000 mm2/s di mana :

Pa.s : Pascal seconds cSt : Centistokes

mm2/s : square millimeter per second

Page 129: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 74

6.4.6 PENGHAMPARAN CAMPURAN

Ketentuan Pasal 6.3.6 dari Spesifikasi ini harus berlaku

6.4.7 PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN

Ketentuan Pasal 6.3.7 dari spesifikasi ini harus berlaku dengan ketentuan tambahan:

Jika digunakan bahan tambah zeolit untuk campuran beraspal hangat dengan aspal

Tipe I (Aspal Pen.60-70), harus dilakukan pengujian bahan zeolit dengan frekuensi

√( 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠𝑎𝑛) 3 yang meliputi pengujian kadar air, ukuran butiran

maksimum, kandungan HCl, kandungan Na dan Ca.

6.4.8 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Pekerjaan

Ketentuan Pasal 6.3.8.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Bahan anti pengelupasan

akan diukur dan dibayar dengan Mata Pembayaran 6.3.(8).

Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan

toleransi tebal pada Pasal 6.4.1.4), dan/atau kepadatan sesuai dengan Pasal 6.4.7 harus

dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:

a) Ketebalan Kurang

Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata dari semua

benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam

Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang tebalnya kurang, tetapi masih

dalam toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.4.1.4).

Bilamana tebal rata-rata Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus untuk

suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

6.4.1.4)., persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai Tabel

6.4.8.1).

Tabel 6.4.8.1). Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Ketebalan

Kurang

b) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah dipadatkan,

seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan yang

mengacu pada Pasal 6.4.7, tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, Pengawas

Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Hangat Bergradasi

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0 – 1 kali toleransi 0 %

>1 – 2 kali toleransi 20 % atau diperbaiki

>2 – 3 kali toleransi

> 3 kali toleransi

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Page 130: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 75

Menerus tersebut dengan persentase pengurangan harga satuan sesuai Tabel

6.4.8.2).

Tabel 6.4.8.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Kepadatan

Kurang

c) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Hangat Bergradasi

Menerus rata-rata kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas

toleransi sesuai pasal 6.4.8.6.a). dan 6.4.8.6.b). maka pengurangan pembayaran

dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum dalam

Tabel 6.4.8.1) dan/atau Tabel 6.4.8.2).

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus yang tidak memenuhi

ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.4.8.1) dan/atau Tabel 6.4.8.2) dapat

dilaksanakan setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.4.1.8) atau

penambahan lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus dilaksanakan

sesuai dengan Pasal 6.4.1.8), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah

kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.4.8.6).a),

dan tidak melebihi tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi

kepadatan pada Pasal 6.4.8.6).b). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk

pekerjaan perbaikan tersebut.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Hangat Bergradasi Menerus adalah

dengan penambahan lapisan di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi

Teknis yang mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang

digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.4

atau lainnya. Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan

minimum sesuai desain. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai

dengan Gambar. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan

lapisan tersebut.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak

per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan

dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus

merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan

mencampur, menghampar, dan memadatkan semua bahan, termasuk semua pekerjaan,

peralatan, pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 98 % 0 %

97--< 98 % 10 % atau diperbaiki

96--< 97 % 20 % atau diperbaiki

95--< 96 % 30 % atau diperbaiki

< 95 % Harus Diperbaiki

Page 131: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 76

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal hangat bergradasi menerus yang

mengacu pada tebal dan/atau kepadatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua

penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran

sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

6.4.(1a) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Aus

(WMAC-WC) dengan Zeolit

Ton

6.4.(1b) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Aus

(WMAC-WC) dengan Wax

Ton

6.4.(2a) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Antara

(WMAC-BC) dengan Zeolit

Ton

6.4.(2b) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis Antara

(WMAC-BC) dengan Wax

Ton

6.4.(3a) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis

Fondasi (WMAC-Base) dengan Zeolit

Ton

6.4.(3b) Laston Hangat Pen.60-70, WMAC Lapis

Fondasi (WMAC-Base) dengan Wax

Ton

Page 132: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
Page 133: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 77

SEKSI 6.5

CAMPURAN BERASPAL PANAS DENGAN ASBUTON

6.5.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis

fondasi, lapis antara atau lapis aus campuran beraspal panas yang terdiri dari agregat

dan aspal (Asbuton Pra-campur atau Aspal Pen.60-70 khusus yang menggunakan

Asbuton Butir B 5/20 (kelas penetrasi 5 dengan kelas kadar bitumen 20%) atau B 50/30

(kelas penetrasi 50 dengan kelas kadar bitumen 30%)) yang dicampur secara panas di

pusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di

atas fondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan seksi ini dan

memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam

Gambar.

Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi

rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan, dan

keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.

2) Jenis Campuran Beraspal

Ketentuan Pasal 6.3.1.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

Ketentuan Pasal 6.3.1.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

4) Tebal Lapisan dan Toleransi

Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

5) Standar Rujukan

Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:

Standar Nasional Indonesia :

SNI 2490:2008 : Cara Uji Kadar Air dalam Produk Minyak dan Bahan

Mengandung Aspal dengan Cara Penyulingan

SNI 4797:2015 : Tata Cara Pemulihan Aspal dari Larutan dengan Penguap

Putar (ASTM D5404-03, MOD).

SNI 06-6440-2000 : Metode Pengujian Kekentalan Aspal dengan Viskometer

Pipa Kapiler Hampa.

SNI 03-6441-2000 : Metode Pengujian Viskositas Aspal Minyak dengan Alat

Brookfield Termosel.

SNI 8279:2016 : Metode Uji Kadar Aspal Campuran Beraspal Panas

dengan Cara Ekstraksi Menggunakan Tabung Refluks

Gelas.

Page 134: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 78

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

Ketentuan Pasal 6.3.1.6) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

7) Kondisi Cuaca Yang Dizinkan Untuk Bekerja

Ketentuan Pasal 6.3.1.7) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

8) Perbaikan Pada Campuran beraspal yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Ketentuan Pasal 6.3.1.8) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Ketentuan pasal 6.3.1.9) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

10) Lapisan Perata

Ketentuan Pasal 6.3.1.10) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6.5.2 BAHAN

1) Agregat - Umum

Ketentuan Pasal 6.3.2.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

2) Agregat Kasar

Ketentuan Pasal 6.3.2.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Agregat Halus

Ketentuan Pasal 6.3.2.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

4) Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Beraspal

Ketentuan Pasal 6.3.2.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

5) Gradasi Agregat Gabungan

Ketentuan Pasal 6.3.2.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler

yang berasal dari asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.

6) Aspal dan Asbuton Untuk Campuran Beraspal

a) Asbuton pra-campur dan asbuton butir harus memenuhi ketentuan pada Tabel

6.5.2.1) dan Tabel 6.5.2.2).

b) Untuk campuran beraspal yang menggunakan asbuton butir diperlukan

penggunaan aspal Pen.60-70 sesuai dengan ketentuan Pasal 6.3.2.6) dari

Spesifikasi ini.

c) Bahan pengikat asbuton pra-campur atau aspal Pen.60-70 dengan asbuton butir

ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan campuran beraspal

Page 135: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 79

sebagaimana mestinya sesuai dengan yang disyaratkan dalam sebagaimana

yang dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-

6399-2000 dan pengujian semua sifat-sifat (properties) yang disyaratkan

dalam Tabel 6.5.2.1) dan 6.5.2.1) harus dilakukan. Persyaratan asbuton butir

mengacu pada Tabel 6.5.2.2).

Tabel 6.5.2.1) Ketentuan untuk Asbuton Pra-campur

No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Asbuton Pra-

campur1)

1 Penetrasi pada 25C, 100 g, 5 detik (0,1 mm) SNI 2456:2011 50 - 60

2 Viskositas pada 135C (cSt) SNI 06-6441-2000 350-3000

3 Titik Lembek (C)

SNI 2434:2011 ≥ 50

4 Daktilitas pada 25C, 5 cm/menit (cm) SNI 2432:2011 ≥ 100

5 Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 ≥ 232

6 Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) SNI 2438:2015 ≥ 90

7 Berat Jenis SNI 2441:2011 ≥ 1,0

8 Pertikel yang lebih halus dari 150 µm (%) SNI 03-4142-1996 ≥ 95

Pengujian residu hasil TFOT (SNI 06-2440-1991) atau RTFOT (SNI 03-6835-2002)

9 Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 ≤ 0,8

10 Penetrasi pada 25C (%) SNI 2456:2011 ≥ 54

11 Daktilitas pada 25C, 5 cm/menit (cm) SNI 2432:2011 > 50

12 Kadar Parafin (%) SNI-03-3639-2002 ≤ 2

Catatan : 1) Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diektraksi dengan menggunakan metoda

SNI 8279:2016 serta dipulihkan dengan menggunakan metoda SNI 4797:2015. Sedangkan untuk

pengujian kelarutan dan partikel yang lebih halus dari 150 µm dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan mineralnya.

Tabel 6.5.2.2) Ketentuan Asbuton Butir Tipe B 5/20 dan Tipe B 50/30

No. Sifat-sifat Asbuton Butir Metode Pengujian Tipe

B 5/20

Tipe

B 50/30

1. Sifat Bentuk Asli

- Ukuran butir asbuton butir

Lolos Ayakan ⅜” (9,5 mm); % SNI 03-4142-1996 - 100

Lolos Ayakan No.8 (2,36 mm); % SNI 03-4142-1996 100 -

- Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 Min.18 Min.20

- Kadar air; % SNI 2490:2008 Maks.2 Maks.4

2. Sifat Bitumen Hasil Ekstraksi (SNI 8279:2016) dan Pemulihan (SNI 4797:2015)

- Kelarutan dalam TCE; % berat SNI 2438:2015 Min.99 Min. 99

- Penetrasi aspal asbuton pada 25 °C,

100 g, 5 detik; 0,1 mm

SNI 2456:2011 2 - 15 40 - 70

- Titik Lembek; C SNI 2434:2011 - Min. 50

- Daktilitas pada 25C; cm SNI 2432:2011 - 100

- Berat jenis SNI 2441:2011 - Min. 1,0

- Penurunan Berat (dengan TFOT); LoH

(Loss of Heating, %)

SNI 06-2440-1991 - ≤ 2

- Penetrasi aspal asbuton setelah LoH

pada 25 °C, 100 g, 5 detik; (%

terhadap penetrasi awal)

SNI 2456:2011 - ≥ 54

Page 136: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 80

7) Bahan Anti Pengelupasan

Ketentuan Pasal 6.3.2.7) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

8) Asbuton Pra-campur dan Asbuton Butir

Asbuton Pra-campur harus dikirim dalam kemasan atau tangki. Tangki pengirim harus

dilengkapi dengan alat pembakar gas atau minyak yang dikendalikan secara

termostatis. Pembakaran langsung dengan bahan bakar padat atau cair di dalam tabung

tangki tidak diperkenankan dalam kondisi apapun. Pengiriman dalam tangki harus

dilengkapi dengan sistem segel yang disetujui untuk mencegah kontaminasi yang

terjadi dari pabrik pembuatnya atau dari pengirimannya. Khusus untuk Asbuton Pra-

campur, harus disediakan tangki penampung khusus di lapangan yang dilengkapi

dengan alat pengaduk yang dapat menjamin tidak terjadinya pengendapan mineral.

Tangki lain atau cara lain selain pengadukan yang terbukti dapat mencegah terjadinya

pengendapan mineral asbuton dapat digunakan setelah ada persetujuan dari Pengawas

Pekerjaan.

Asbuton butir Tipe B 5/20 atau B 50/30 harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada

Tabel 6.5.2.2). Apabila asbuton butir memiliki kadar bitumen di luar yang disyaratkan,

maka Asbuton tersebut dapat digunakan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.

Persetujuan dapat diberikan apabila kadar bitumen asbuton tersebut homogen (merata)

serta telah dilakukan perencanaan campuran di laboratorium dengan menggunakan

contoh asbuton yang mewakili dan menghasilkan campuran dengan sifat yang

memenuhi persyaratan.

Asbuton butir harus dikemas dalam kemasan karung yang kedap air serta diberi

identitas jenis asbuton dan pabrik pembuatnya yang jelas. Pada saat akan digunakan,

tidak boleh terjadi penggumpalan pada asbuton butir.

9) Sumber Pasokan

Ketentuan Pasal 6.3.2.10) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6.5.3 CAMPURAN

1) Komposisi Umum Campuran

Campuran beraspal panas dengan asbuton dapat terdiri dari agregat dan Asbuton Pra-

campur atau agregat, aspal, dan asbuton butir.

2) Kadar Aspal dalam Campuran

Persentase Asbuton Pra-campur dalam campuran beraspal panas ditentukan

berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Rumus

Campuran Kerja (JMF) dengan memperhatikan penyerapan agregat yang digunakan.

Sedangkan persentase pemakaian Asbuton Butir B 5/20 dibatasi dari 2% sampai

dengan 3%, sedangkan Asbuton Butir B 50/30 dibatasi dari 7% sampai dengan 10%

masing-masing terhadap berat total campuran beraspal panas dengan Aspal Pen.60-70

berdasarkan percobaan laboratorium dan lapangan sebagaimana tertuang dalam Rumus

Campuran Kerja (JMF) serta dengan memperhatikan penyerapan agregat yang

digunakan.

Page 137: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 81

3) Prosedur Rancangan Campuran

Ketentuan Pasal 6.3.3.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler

dari asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.

4) Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula)

Ketentuan Pasal 6.3.3.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Kontribusi mineral filler

dari asbuton harus diperhitungkan dalam gradasi gabungan.

5) Rumus Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF)

Ketentuan Pasal 6.3.3.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

6) Penerapan JMF dan Toleransi Yang Diizinkan

Ketentuan Pasal 6.3.3.6) dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali batas rentang

toleransi komposisi campuran yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.3.1) di bawah ini.

Tabel 6.5.3.1) Toleransi Komposisi Campuran

Agregat Gabungan Toleransi Komposisi Campuran

Sama atau lebih besar dari 2,36 mm ± 6 % berat total agregat

Lolos ayakan 2,36 mm sampai No.50 ± 4 % berat total agregat

Lolos ayakan No.100 dan tertahan No.200 ± 3 % berat total agregat

Lolos ayakan No.200 ± 3 % berat total agregat

Kadar aspal Toleransi

Kadar aspal ± 0,5 % berat total campuran

Kadar air ± 0,1 % berat asbuton butir

Temperatur Campuran Toleransi

Bahan meninggalkan AMP dan dikirim ke

tempat penghamparan

- 10 ºC dari temperatur

campuran beraspal di truk saat

keluar dari AMP

6.5.4 KETENTUAN INSTALASI PENCAMPUR ASPAL

Ketentuan Pasal 6.3.4 dari Spesifikasi ini berlaku, kecuali Pasal 6.3.4.7) dan Pasal

6.3.4.8) diubah menjadi sebagai berikut:

1) Penyimpanan dan Pemasokan Asbuton B 5/20

Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok

bahan pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan. Pada campuran

beraspal panas dengan Asbuton Butir B 5/20, silo dan pemasok bahan pengisi dapat

digunakan untuk memasok Asbuton Butir B 5/20 ke dalam timbangan bahan pengisi

dan selanjutnya dimasukkan ke dalam pugmill untuk dicampur dengan agregat dan

aspal secara basah.

Page 138: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 82

2) Penyimpanan dan Pemasokan Asbuton B 50/30

Jika Asbuton Butir B 50/30 digunakan untuk pekerjaan, harus disediakan sebuah

tempat penyimpanan yang tahan cuaca serta conveyor pemasok asbuton. Penakaran

(penimbangan) asbuton dapat dilakukan di bin penampung sesuai dengan proporsi

asbuton yang dibutuhkan dan selanjutnya diangkut ke atas melalui ban berjalan

(conveyor) dimasukkan ke pugmill. Kecepatan conveyor disesuaikan dengan rentang

waktu pencampuran.

3) Penyimpanan dan Pemasokan Asbuton Pracampur

Jika Asbuton pracampur digunakan, harus disediakan tangki penampung khusus di

lapangan yang dilengkapi dengan alat pengaduk yang dapat menjamin tidak terjadinya

pengendapan mineral.

6.5.5 PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL

1) Kemajuan Pekerjaan

Ketentuan Pasal 6.3.5.1) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

2) Penyiapan Aspal

Ketentuan Pasal 6.3.5.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Penyiapan Agregat

Ketentuan Pasal 6.3.5.3) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Khusus untuk pekerjaan

campuran beraspal panas menggunakan asbuton butir, pada proses pemanasan agregat

di dalam dryer, diharuskan adanya penambahan temperatur pemanasan agregat, yaitu

kurang lebih 10oC lebih tinggi dari suhu pencampuran yang dikehendaki sebagai

antisipasi terjadinya penurunan temperatur campuran akibat penambahan asbuton yang

dingin dan mengandung air.

4) Penyiapan Pencampuran

Ketentuan Pasal 6.3.5.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku. Khusus untuk campuran

beraspal yang menggunakan asbuton butir maka metode pencampuran Asbuton Butir

tersebut di Instalasi Pencampur Aspal untuk Tipe B 5/20 dilakukan dengan cara basah,

sedangkan untuk Tipe B 50/30 dilakukan dengan cara kering.

Metode pencampuran basah merupakan tahapan proses pencampuran yang dilakukan

dengan cara agregat dipanaskan terlebih dahulu di dalam dryer, setelah itu agregat

masuk ke dalam pugmill yang disertai dengan masuknya aspal sesuai dengan proporsi

aspal pada Formula Rancangan Kerja (Job Mix Formula, JMF), kemudian dicampur

terlebih dahulu. Waktu pencampuran agregat di dalam pugmill sebelum dimasukkan

aspal adalah sekitar 10 detik, kemudian dimasukkan aspal dan dicampur kembali

sekitar 20 detik baru kemudian dimasukkan asbuton tipe B 5/20 dan dicampur sekitar

15 detik.

Metode pencampuran kering, tahapan proses pencampuran dilakukan dengan cara

agregat dipanaskan terlebih dahulu di dalam dryer, setelah itu agregat dari masing-

masing Bin masuk ke dalam timbangan sesuai dengan proporsinya, setelah itu asbuton

Page 139: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 83

B 50/30 dimasukkan dan ditimbang, kemudian dicampur selama kurang lebih 20 detik.

Kemudian dimasukkan aspal dan dicampur sekitar 20 detik.

Metoda pencampuran untuk asbuton pracampur dilakukan seperti prosedur dengan

aspal minyak pen 60/70.

5) Temperatur Pencampuran dan Penghamparan Campuran

Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan temperatur aspal umumnya seperti yang

dicantumkan dalam Tabel 6.5.5.1). Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan atau

menyetujui rentang temperatur lain berdasarkan pengujian viskositas aktual terhadap

Asbuton Pra-campur hasil ekstraksi dan pemulihan, dan atau Aspal Pen.60-70 yang

sudah mengandung bitumen Asbuton yang sesuai, yang digunakan pada proyek

tersebut dalam rentang temperatur seperti diberikan pada Tabel 6.5.5.1). Selain itu, juga

dengan melihat sifat-sifat campuran di lapangan saat penghamparan, selama pemadatan

dan hasil pengujian kepadatan pada ruas percobaan. Campuran beraspal yang tidak

memenuhi batas temperatur yang disyaratkan pada saat pencurahan dari AMP ke dalam

truk, atau pada saat pengiriman ke alat penghampar, tidak boleh diterima untuk

digunakan. Untuk meminimalisasi penurunan temperatur yang cepat, maka diharuskan

dilakukan pemadatan segera setelah campuran dari setiap dump truck terhampar.

Tabel 6.5.5.1) Ketentuan Temperatur Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan

No. Prosedur Pelaksanaan

Perkiraan Temperatur Aspal (oC)

Aspal Pen.60-70

dengan Asbuton

B 50/30

Asbuton

Pra-

Campur

Aspal Pen.60-70

dengan Asbuton

B 5/20

1 Pencampuran benda uji Marshall 160 ± 1 165 ± 1

2 Pemadatan benda uji Marshall 150 ± 1 155 ± 1

3 Pencampuran di Unit Pencampur Aspal

- Pemanasan Agregat di Dryer 170-180 160-170

- Pemanasan Aspal di Tangki 160-170 165-175

4 Menuangkan campuran beraspal dari

alat pencampur ke dalam truk

140-155 145-160

5 Pemasokan ke Alat Penghampar 135-155 140-160

6 Pemadatan Awal (roda baja) 130-150 135-155

7 Pemadatan Antara (roda karet) 105-130 110-135

8 Pemadatan Akhir (roda baja) >100 >105

6.5.6 PENGHAMPARAN CAMPURAN

Ketentuan Pasal 6.3.6 dari Spesifikasi ini berlaku. Khusus untuk pemadatan antara pada

pekerjaan di Seksi ini, bila menggunakan satu alat pemadat, temperatur pemadatan

antara tidak dapat dicapai sesuai rentang pada Tabel 6.5.5.1) maka disarankan

menggunakan 2 pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller).

6.5.7 PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN

Ketentuan Pasal 6.3.7 dari Spesifikasi ini harus berlaku.

Page 140: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 84

6.5.8 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran pekerjaan mengacu pada Pasal 6.3.8 dari Spesifikasi ini dengan

penyesuaian pada jenis campuran. Bahan anti pengelupasan diukur dan dibayar dengan

mata pembayaran 6.3.(8) dalam Seksi 6.3 dari spesifikasi ini.

2) Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima setiap campuran beraspal dengan kadar aspal

rata-rata yang lebih rendah kadar aspal yang ditetapkan dalam rumus campuran kerja.

Pembayaran campuran beraspal akan dihitung berdasarkan tonase hamparan yang

dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini.

- Campuran yang menggunakan Asbuton Butir B5/20 atau B 50/30:

Kadar aspal total rata-rata yang diperoleh dari hasil ekstraksi

dikurangi kadar bitumen asbuton dalam campuran

Cb = ----------------------------------------------------------------------------------

Kadar aspal total yang ditetapkan dalam Rumus Campuran Kerja

dikurangi kadar bitumen asbuton dalam campuran

- Campuran yang menggunakan Asbuton Pra-campur:

(Kadar aspal rata-rata yang diperoleh dari hasil ekstraksi) x k

Cb = ----------------------------------------------------------------------------------

(Kadar aspal yang ditetapkan dalam Rumus Campuran Kerja) x k

Catatan:

k adalah faktor koreksi untuk mengkonversi berat aspal hasil ekstraksi ke berat

Asbuton Pra-campur yaitu 100/(100 - kadar mineral Asbuton)

3) Tonase yang digunakan untuk pembayaran adalah:

Tonase seperti disebutkan pada butir (a) di atas x Cb

4) Bilamana perbaikan pada campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan telah

diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai dengan Pasal 6.5.1.8) dari Spesifikasi

ini, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan

dibayar bila pekerjaan semula dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk

pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk perbaikan tersebut.

5) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan Penyedia

Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran beraspal yang termasuk

dalam penawarannya haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak ada

penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan perbedaan kadar aspal

optimum yang ditetapkan dalam JMF dan kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam

penawaran

6) Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan

toleransi tebal pada Pasal 6.5.1.4) dan/atau kepadatan sesuai dengan Pasal 6.5.7 harus

dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini:

a) Ketebalan Kurang

Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata dari semua

benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang ditunjukkan dalam

Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang tebalnya kurang, tetapi masih

dalam toleransi yang ditunjukkan pada Pasal 6.5.1.4).

Page 141: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 85

Bilamana tebal rata-rata Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton untuk

suatu segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal

6.5.1.4), persentase pengurangan harga satuan akan dilakukan sesuai dengan

Tabel 6.5.8.1).

Tabel 6.5.8.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Ketebalan

Kurang

b) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal rata-rata yang telah dipadatkan,

seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari ketentuan dari

Pasal 6.5.7 tetapi semua aspek memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan

dapat menerima pekerjaan Campuran Beraspal Panas Dengan Asbuton tersebut

dengan persentase pengurangan harga satuan pada Tabel 6.5.8.2).

Tabel 6.5.8.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk Kepadatan

Kurang

c) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton

rata-rata kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi

sesuai pasal 6.5.8.6).a) dan 6.5.8.6).b) maka pengurangan pembayaran

dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum dalam

Tabel 6.5.8.1) dan/atau Tabel 6.5.8.2).

7) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton yang tidak memenuhi

ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.5.8.1) dan/atau Tabel 6.5.8.2) dapat

dilaksanakan setelah diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.5.1.8) atau

penambahan lapisan mengacu pada standar, pedoman, manual yang berlaku.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton dilaksanakan

sesuai dengan Pasal 6.5.1.8), kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah

kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.5.8.6).a),

dan tidak melebihi tebal dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0--1 kali toleransi 0 %

> 1--2 kali toleransi 20 % atau diperbaiki

> 2--3 kali toleransi

> 3 kali toleransi

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 98 % 0 %

97--< 98 % 10 % atau diperbaiki

96 --< 97 % 20 % atau diperbaiki

95 --< 96 %

< 95 %

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Page 142: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 86

kepadatan pada Pasal 6.5.8.6).b). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk

pekerjaan perbaikan tersebut.

Bilamana perbaikan dari Campuran Beraspal Panas dengan Asbuton adalah dengan

penambahan lapisan di atasnya, maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang

mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus

tercantum dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.5 atau lainnya.

Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai

desain. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar.

Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.

8) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak

per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan

dalam Daftar Kuantintas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus

merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan

mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,

pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen campuran beraspal panas dengan asbuton yang

mengacu pada tebal dan/atau kekuatan yang disyaratkan. Jumlah dari semua

penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup dalam Sertifikat Pembayaran

sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

6.5.(1)

Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC Asb)

Ton

6.5.(2)

Laston Lapis Antara Asbuton (AC-BC Asb)

Ton

6.5.(3)

Laston Lapis Fondasi Asbuton (AC-Base Asb)

Ton

Page 143: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 87

SEKSI 6.6

ASBUTON CAMPURAN PANAS HAMPAR DINGIN

(COLD PAVING HOT MIX ASBUTON)

6.6.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Cold

Paving Hot Mix Asbuton, CPHMA) dalam kemasan, yang terdiri dari agregat

bergradasi tertentu, asbuton butir, bahan peremaja dan bahan tambah lain bila

diperlukan, yang sesuai dengan ketentuan Seksi ini yang dihampar dan dipadatkan

pada temperatur udara, di atas permukaan yang telah disiapkan dan memenuhi garis

ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar.

Campuran dirancang dalam Seksi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang

berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan

sesuai dengan lalu-lintas rencana. Campuran ini dapat digunakan baik sebagai lapis

perata ataupun lapis permukaan dan dapat dihampar lebih dari satu lapis.

2) Jenis Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin

Jenis campuran dan tebal lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar. Asbuton

campuran panas hampar dingin dapat digunakan untuk lapis permukaan ataupun lapis

perata.

3) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi ini adalah:

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9

c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11

d) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17

e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19

f) Manajemen Mutu : Seksi 1.21

g) Lapis Fondasi Agregat : Seksi 5.1

h) Stabilisasi Tanah (Soil Stabilization) : Seksi 5.4

i) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

j) Pemeliharaan Kinerja Jalan : Seksi 10.1

4) Tebal Lapisan dan Toleransi

Ketentuan Pasal 6.3.1.4) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tebal nominal

lapisan CPHMA 30 mm dan toleransi ketebalan minus 3 mm.

5) Standar Rujukan

Ketentuan Pasal 6.3.1.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku dengan tambahan:

Standar Nasional Indonesia:

SNI 4797:2015 : Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap putar

(ASTM D5404-03, MOD)

Page 144: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 88

6) Pengajuan Kesiapan Kerja

Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas

Pekerjaan:

a) Contoh dari CPHMA yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan oleh

Pengawas Pekerjaan selama masa Kontrak untuk keperluan rujukan.

b) Laporan tertulis yang menjelaskan bahwa CPHMA diproduksi secara panas

dengan menggunakan AMP (instalasi pencampur aspal).

c) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari campuran,

seperti disyaratkan dalam Pasal 6.6.3) dari Seksi ini.

d) Hasil pemeriksaan kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan.

e) Laporan tertulis hasil pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan

dalam Pasal 6.6.5.1) dari Seksi ini.

7) Kondisi Cuaca Yang Dizinkan Untuk Bekeria

Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering

dan diperkirakan tidak akan turun hujan selama pekerjaan berlangsung.

8) Perbaikan Pada Campuran Beraspal Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda

uji inti dari lapisan beraspal dalam satu segmen tidak memenuhi persyaratan tebal atau

kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam Seksi ini, maka panjang yang tidak

memenuhi syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan CPHMA dengan tebal

lapisan nominal minimum. Panjang yang tidak memenuhi syarat, dapat ditentukan

dengan benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan

selebar satu hamparan.

Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk

pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat

diterima. Tidak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk

pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.

9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau benda uji

lainnya harus segera ditutup kembali dengan CPHMA oleh Penyedia Jasa dan

dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang

diperkenankan dalam Seksi ini.

10) Lapisan Perata

Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, CPHMA juga dapat digunakan sebagai lapisan

perata.

6.6.2 BAHAN

CPHMA yang dipasok dapat berbentuk dalam kemasan kantong. CPHMA tidak boleh

dihampar langsung, tetapi harus dikemas terlebih dahulu.

Kemasan CPHMA harus berlabel yang memuat informasi:

a) Logo pabrik (produsen);

b) Kode pengenal antara lain: CPHMA, berat, kadar aspal total, ukuran butiran

Page 145: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 89

maksimum campuran dan tanggal produksi.

CPHMA yang belum dipergunakan harus disimpan dalam ruangan yang terlindung

dari hujan dan matahari. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. CPHMA

tidak boleh menggumpal pada saat akan dihampar.

6.6.3 CAMPURAN

1) Komposisi Umum CPHMA

CPHMA terdiri dari agregat, asbuton, bahan peremaja dan bahan tambah lain bila

diperlukan.

2) Penampilan

Secara visual CPHMA harus homogen, tidak mengalami segregasi dan penyelimutan

permukaan aggregat oleh aspal lebih dari 90%.

3) Abrasi

Agregat hasil ekstraksi yang digunakan untuk CPHMA harus memiliki nilai abrasi

maksimum 40.

4) UkuranAgregat

Ukuran Nominal Maksimum agregat untuk CPHMA adalah 12,5 mm.

5) GradasiAgregat

Gradasi agregat untuk CPHMA yang didapat berdasarkan pengujian terhadap agregat

hasil ekstraksi CPHMA, harus memenuhi persyaratan pada Tabel 6.6.3.1).

Tabel 6.6.3.1) Gradasi Agregat CPHMA Hasil Ekstraksi

Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat

ASTM (mm)

¾” 19 100

½” 12,5 90 - 100

⅜” 9,5 -

No.4 4,75 45 - 70

No.8 2,36 25 - 55

No.50 0,300 5 - 20

No.200 0,075 2 - 9

6) Aspal Hasil Ekstraksi

Kadar dan Sifat Aspal hasil ekstraksi CPHMA harus memenuhi persyaratan pada

Tabel 6.6.3.2).

Page 146: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 90

Tabel 6.6.3.2) Kadar dan Sifat Aspal Hasil Ekstraksi CPHMA

Uraian Metode Pengujian Persyaratan

Kadar Aspal, (%) SNI 03-3640-1994 6 - 8

Karakteristik Bitumen Hasil Ekstraksi :

Penetrasi 25 °C, 100 g, 5 detik (0,1 mm), SNI 2456:2011 Min.100

Titik Lembek, (°C) SNI 2434:2011 Min. 40

Daktilitas pada 25 °C, 5 cm/menit (cm) SNI 2432:2011 Min. 100

7) Sifat CPHMA Hasil Uji Marshall

Sifat CPHMA yang sudah dipadatkan dengan alat pemadat Marshall sebanyak 2 x 75

tumbukan pada temperatur pemadatan 30°C (± 3°C) harus memenuhi ketentuan pada

Tabel 6.6.3.3).

Tabel 6.6.3.3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran CPHMA

Sifat-sifat Campuran CPHMA CPHMA Padat

Jumlah tumbukan per bidang 75

Rongga dalam campuran (%) Min. 4

Maks. 10

Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 16

Rongga Terisi Aspal (%) Min. 60

Stabilitas Marshall (kg), temperatur udara Min. 500

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama

24 jam, temperatur udara

Min. 60

6.6.4 PENGHAMPARAN CPHMA

1) Uji Coba Penghamparan

Setelah contoh uji CPHMA diuji sifat-sifat campurannya dan memenuhi persyaratan

sesuai Tabel 6.6.3.3) yang kepadatannya sudah diketahui, maka kepadatan rata-rata

(Gmb) dari semua benda uji yang dibuat dengan campuran yang diambil dari

penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi kepadatan Standar

Kerja (Job Standard Density). Selanjutnya setelah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,

Penyedia Jasa harus melakukan percobaan penghamparan paling sedikit 30 ton.

Pelaksanaan percobaan penghamparan di lokasi yang ditetapkan (di luar atau di dalam

kegiatan pekerjaan) oleh Pengawas Pekerjaan dengan peralatan dan prosedur yang

diusulkan. Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima penghamparan percobaan ini

sebagai bagian dari pekerjaan, maka penghamparan percobaan ini akan diukur dan

dibayar sebagai bagian dari Pekerjaan. Tidak ada pembayaran untuk penghamparan

percobaan yang dilaksanakan di luar kegiatan pekerjaan.

2) Penyiapan Permukaan Yang Akan Dilapis

a) Bilamana permukaan yang akan dilapis termasuk perataan setempat dalam

kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan beraspal

eksisting telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat dengan

baik dengan lapisan dibawahnya, harus dibongkar atau dengan cara perataan

kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang, dan

permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran beraspal

atau bahan lain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana

permukaan yang akan dilapis terdapat atau mengandung sejumlah bahan

Page 147: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 91

dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai, sebagimana yang

ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan

(bleeding), seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar.

Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh

bahan yang keras (sound). Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus

sama dengan yang disyaratkan untuk masing-masing pekerjaan. Pekerjaan

perbaikan permukaan eksisting akan diukur dan dibayar menurut masing-

masing mata pembayaran yang relevan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini.

b) Sesaat sebelum penghamparan CPHMA, permukaan yang akan dihampar

harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan

sapu yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis perekat (tack

coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) harus diterapkan sesuai dengan

Seksi 6.1 dari Spesikasi ini.

3) Acuan Tepi

Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil

siku atau kaso- kaso dengan ukuran tinggi sama atau lebih kecil 5 mm dari tebal

rencana.

4) Penghamparan dan Pembentukan

a) Penghamparan CPHMA dapat dilakukan secara manual atau menggunakan

mesin penghampar (Paver Machine). Penghamparan secara manual dengan

menggunakan besi profil siku atau kaso-kaso dengan ukuran tinggi sama

atau lebih kecil 3 mm dari tebal rencana yang ditempatkan di kedua sisi

penghamparan dan kemudian diratakan dengan kayu penyipat.

b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang

lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.

c) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan

yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin

harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh

ditebarkan di atas permukan yang telah padat.

d) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu

lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang

penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari

produksi dibuat seminimal mungkin.

e) Untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi yang

disyaratkan serta ketebalan dari lapisan CPHMA, harus diperiksa:

i) Tebal hamparan CPHMA lepas untuk memastikan apabila

dipadatkan tebal lepas ini dapat mencapai tebal yang direncanakan.

ii) Lereng melintang dan super-elevasi yang diperlukan.

iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah

dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.

iv) Perbaikan penampang memanjang dari permukaan beraspal

eksisting dengan menggunakan batang perata, kawat baja atau hasil

penandaan survei.

Page 148: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 92

5) Pemadatan

a) Segera setelah CPHMA dihampar dan diratakan, permukaan CPHMA harus

diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.

b) Pemadatan campuran beraspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah

berikut ini:

i) Pemadatan Awal

ii) Pemadatan Antara

iii) Pemadatan Akhir

c) Pemadatan awal atau breakdown rolling dilakukan dengan alat pemadat roda

baja tandem sebanyak 1 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan

berat 6-8 ton atau 2 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 4-

6 ton.

d) Pemadatan antara atau utama harus dilakukan dengan menggunakan alat

pemadatan roda karet (Pneumatic Tire Roller, PTR) 8-10 ton. Jumlah

lintasan harus sesuai dengan jumlah lintasan hasil percobaan pemadatan

(trial compaction). Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan

dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan

aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah pemadatan

kedua, pemadatan akhir bisa tidak dilakukan. Kepadatan akhir lapis

CPHMA yang dapat diterima adalah minimum 95% dari kepadatan Standar

Kerja (Job Standard Density) sebagaimana yang diuraikan pada Pasal

6.6.4.1) dari Spesifikasi ini.

e) Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang

telah terpasang besi siku atau kaso-kaso dengan ketebalan yang diperlukan

untuk menahan pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan. Bila

sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikeijakan

sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan

memanjang untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi alat pemadat

berada pada lajur yang telah dipadatkan dengan tumpang tindih pada

pekerjaan baru kira-kira 15 cm.

f) Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian

dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu

jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada

tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang

lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap)

minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh

berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.

g) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan

awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar

sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda pemadat yang

memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan. Pemadatan dengan

lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat

pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya

sambungan yang dipadatkan dengan rapi.

Page 149: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 93

h) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan

10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga tetap rendah sehingga

tidak mengakibatkan bergesernya campuran tersebut. Garis, kecepatan dan

arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang

menyebabkan terdorongnya campuran CPHMA.

i) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk

memperoleh pemadatan yang merata saat campuran CPHMA masih dalam

kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan

ketidakrataan dapat dihilangkan.

j) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus

menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat

pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan.

k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau

perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang

sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran dan

perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi,

selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia

Jasa.

l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng

melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap

campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan

kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti

dengan CPHMA yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama dengan

lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran CPHMA

terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan

atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan

setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan segregasi

permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh

Pengawas Pekerjaan.

m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa

harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang

berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang

oleh Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari

jalan yang lokasinya disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

6) Sambungan

a) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan

harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak

segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa

agar sambungan pada lapisan teratas berada dipemisah jalur atau pemisah

lajur lalu lintas.

b) Campuran CPHMA tidak boleh dihampar di samping campuran CPHMA

yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak

lurus atau telah dipotong tegak lurus. Bila tidak, maka pada bidang vertikal

sambungan harus lapis perekat.

Page 150: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 94

6.6.5 PENGENDALIAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN

1) Pengujian Kerataan Permukaan Perkerasan

a) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m,

yang disediakan oleh Penyedia Jasa, dan harus dilaksanakan tegak lurus dan

sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan

untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan.

b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus

dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi

harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana

diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan.

Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan CPHMA harus diperiksa

kembali dan setiap ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas

yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tekstur atau kepadatan

harus diperbaiki sebagaiamana yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan.

c) Toleransi harus sesuai dengan ketentuan ketidakrataan untuk arah

memanjang dan melintang penyimpangan. Toleransi ketidakrataan

maksimum 5 mm.

2) Ketentuan Kepadatan

Ketentuan Pasal 6.3.7.2) dari Spesifikasi ini harus berlaku.

3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal

a) Pengambilan Benda Uji Campuran beraspal

Pengambilan CPHMA dalam kemasan dilakukan pada saat pekerjaan akan

dilaksanakan. Jumlah kemasan yang diambil untuk benda uji harus

memenuhi ketentuan 3√ jumlah kemasan total yang tersedia. Pemilihan

kemasan tersebut harus secara acak agar mewakili seluruh kemasan yang

diterima sesuai dengan Tabel 6.6.5.1).

Cara pengambilan contoh uji CPHMA dan pemadatan benda uji di

laboratorium masing-masing harus sesuai dengan SNI 06-6890-2002 dan

SNI 06-2489-1991.

b) Pengendalian Proses

Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia Jasa untuk

maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel

6.6.5.1) atau sampai dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus melaksanakan rencana jaminan mutu produksi yang

disetujui, berdasarkan data statistik dan dapat mencapai suatu tingkat tinggi

dari pemenuhan terhadap ketentuan- ketentuan spesifikasi.

Contoh yang diambil dari penghamparan campuran beraspal setiap hari

harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang

diperintahkan dalam Pasal 6.6.5.3).a) dan Pasal 6.6.5.4). Enam cetakan

Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada

Page 151: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 95

temperatur yang disyaratkan dalam Pasal 6.6.3.7). Kepadatan benda uji rata-

rata (Gmb) dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan

menjadi Kepadatan Marshall Harian.

c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin

Pemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di

bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang

sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan lapisan

dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.

Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi

ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga

setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang

disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan

maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia Jasa.

Tabel 6.6.5.1) Pengendalian Mutu Pengambilan Campuran

Bahan dan Pengujian Frekuensi Pengujian

Campuran Beraspal dalam Kemasan :

- Sifat Bahan dan Campuran (pada Tabel

6.6.3.1), Tabel 6.6.3.2) dan Tabel 6.6.3.3))

3 dari jumlah kemasan

Lapisan Lepas di Lapangan :

- Benda uji lepas Minimum 1 benda uji untuk tiap

segmen

Lapisan Padat :

- Benda uji inti (core) berdiameter 4” Benda uji inti paling sedikit harus

diambil dua titik pengujian per

penampang melintang per lajur dengan

jarak memanjang antar penampang

melintang yang diperiksa tidak lebih

dari 100 m.

Toleransi Pelaksanaan :

- Elevasi permukaan, untuk penampang

melintang dari setiap jalur lalu lintas.

Paling sedikit 3 titik yang diukur

melintang pada paling sedikit setiap

12,5 meter memanjang sepanjang jalan

tersebut.

d) Pengambilan Benda Uji Inti dan Uji Ekstraksi Lapisan Beraspal

Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)

yang mampu memotong dan mengambil benda uji inti berdiameter 4" pada

lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh

digunakan untuk pengujian ekstraksi. Uji ekstraksi harus dilakukan

menggunakan benda uji campuran beraspal lepas yang ambil dari hasil

penghamparan di lapangan minimal 1 benda uji tiap segmen untuk diuji kadar

aspal dan gradasi agregatnya.

4) Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal

a) Penyedia Jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan

tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan tanpa keterlambatan.

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan hasil dan

catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta

Page 152: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 96

lokasi penghamparan yang sesuai:

i) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan

lapangan relatif terhadap Kepadatan Standar Kerja (Job Standard

Density) sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 6.6.4.1) dari

Spesifikasi ini untuk setiap benda uji inti (core) dan rasio

kepadatannya.

ii) Kadar bitumen aspal hasil ekstraksi dan gradasi agregat yang

ditentukan dari hasil ekstraksi CPHMA paling sedikit dua contoh

per hari. Bilamana cara ekstraksi sentrifugal digunakan maka

koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-

3640-1994.

6.6.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Pekerjaan

a) Kuantitas CPHMA yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi

lokasi dengan tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat

diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis

(tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya.

b) CPHMA yang dihampar langsung di atas permukaan beraspal eksisting yang

dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan

memerlukan koreksi bentuk yang cukup besar, harus dihitung berdasarkan

nilai terkecil antara a) jumlah tonase dari bahan yang telah dihampar dan

diterima berdasarkan berat dari jumlah sak yang digunakan dan b) hasil

perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan

aktual yang diterima dan kepadatan lapangan rata-rata. Bilamana tebal rata-

rata campuran beraspal melampaui perkiraan yang dibutuhkan (diperlukan

untuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang digunakan dan diterima

oleh Pengawas Pekerjaan yang diperhitungkan untuk pembayaran.

c) Kecuali yang disebutkan dalam (b) di atas, maka tebal campuran beraspal

yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan

yang ditentukan dalam Gambar.

Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang

kurang berdasarkan pertimbangan teknis atau suatu ketebalan lebih untuk

lapis perata seperti yang diizinkan dalam Seksi ini.

Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk ketebalan yang melebihi tebal

rancangan bila campuran beraspal tersebut dihampar di atas permukaan yang

juga dikerjakan dalam kontrak ini, kecuali jika diperintahkan lain oleh

Pengawas Pekerjaan.

d) Bilamana perbaikan pada CPHMA yang tidak memenuhi ketentuan telah

diperbaiki sesuai yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dari Seksi ini,

maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan

dibayar bila pekerjaan semula dapat diterima. Tidak ada pembayaran

tambahan untuk pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk

perbaikan tersebut.

e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang

Page 153: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 97

ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Penyedia

Jasa di bawah pengawasan Pengawas Pekerjaan. Pengukuran harus

dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang

tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak

pengukuran memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Pengawas

Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak lebih dari 25 meter.

Lebar yang akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap

lokasi perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diukur

dan disetujui.

f) Pelapisan CPHMA dalam arah memanjang harus diukur sepanjang sumbu

jalan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur tanah.

g) Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan

dan toleransi tebal pada Pasal 6.6.1.4)., dan/atau kepadatan sesuai dengan

Tabel 6.6.5.2) pada CPHMA harus dilakukan sesuai dengan ketentuan

berikut ini:

i) Ketebalan Kurang

Kuantitas untuk pengukuran meliputi lokasi dengan tebal rata-rata

dari semua benda uji inti (baik lebih maupun kurang dari tebal yang

ditunjukkan dalam Gambar) yang diambil dari segmen tersebut yang

tebalnya kurang, tetapi masih dalam toleransi yang ditunjukkan pada

Pasal 6.6.1.4).

Bilamana, tebal rata-rata kurang dan melebihi (tidak memenuhi)

toleransi tebal pada Pasal 6.6.1.4), persentase pengurangan harga

satuan akan dilakukan sesuai dengan Tabel 6.6.6. 1).

Tabel 6.6.6.1) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk

Ketebalan Kurang

ii) Kepadatan Kurang

Jika kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan,

seperti yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, kurang dari

ketentuan yang mengacu pada Pasal 6.6.5.2). tetapi semua aspek

memenuhi spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima

pekerjaan CPHMA tersebut dengan persentase pengurangan harga

satuan sesuai Tabel 6.6.6.2).

Kekurangan Tebal Pengurangan

(% Harga Satuan)

0--1 kali toleransi 0 %

> 1--2 kali toleransi 20 % atau diperbaiki

> 2--3 kali toleransi

> 3 kali toleransi

30 % atau diperbaiki

Harus Diperbaiki

Page 154: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 98

Tabel 6.6.6.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk

Kepadatan Kurang

iii) Ketebalan dan Kepadatan Kurang

Bilamana ketebalan dan kepadatan CPHMA rata-rata kurang dari

yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal

6.6.6.1).g).i) dan 6.6.6.1.g).ii) maka pengurangan pembayaran

dilakukan dengan mengalikan persentase penyesuaian yang tercantum

dalam Tabel 6.6.6.1) dan/atau Tabel 6.6.6.2).

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Perbaikan dari CPHMA yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan

dalam Tabel 6.6.6.1) dan/atau Tabel 6.6.6.2) dapat dilaksanakan setelah diperintahkan

oleh Pengawas Pekerjaan sesuai Pasal 6.6.1.8).

Bilamana perbaikan dari CPHMA dilaksanakan sesuai dengan Pasal 6.6.1.8),

kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas berdasarkan tebal

terpasang yang memenuhi toleransi pada Pasal 6.6.6.1).g).i), dan tidak melebihi tebal

dalam Gambar untuk setiap lapisnya, serta memenuhi kepadatan pada Pasal

6.6.6.1).g).ii). Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan perbaikan

tersebut.

Bilamana perbaikan dari CPHMA adalah dengan penambahan lapisan di atasnya,

maka harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis yang mendapat persetujuan dari

Pengawas Pekerjaan. Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi

Umum seperti Seksi 4.7 atau Seksi 6.6 atau lainnya. Perbaikan tersebut harus

membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai desain. Kuantitas yang

diukur untuk pembayaran haruslah sesuai dengan Gambar. Tidak ada pembayaran

tambahan untuk pekerjaan penambahan lapisan tersebut.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas pekerjaan sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga

Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah

ini dan dalam Daftar Kuantintas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut

harus merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan, menguji dan menghampar

semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan

pelengkapan lainnya yang diperlukan untuk percobaan penghamparan dan

menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas

Pekerjaan untuk setiap segmen CPHMA yang mengacu pada tebal dan/atau kepadatan

Kepadatan Pengurangan

(% Harga Satuan)

≥ 98 % 0 %

97--< 98 % 10 % atau diperbaiki

96--< 97 % 20 % atau diperbaiki

95--< 96 % 30 % atau diperbaiki

< 95 % Harus Diperbaiki

Page 155: keselamatanjalan.files.wordpress.com · 2020-01-28 · SPESIFIKASI UMUM 2018 (REVISI 1) 5 - 5 3) Fraksi Agregat Kasar Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri

AMANDEMEN 01 - SPESIFIKASI UMUM 2018

6 - 99

yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan

tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata

pembayaran terkait.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan

Pengukuran

6.6.(1) CPHMA Ton