2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang

60
SUMARDI PPEP FEB UNS SURAKARTA JL IR SUTAMI NO. 36 A SURAKARTA BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN DAN PEMBAHASAN KUA DAN PPAS KOTA MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2016 DI PUSDIKLAT UNS SURAKARTA, 7 JULI 2015

Upload: sumardi-wiryosumarto

Post on 13-Aug-2015

32 views

Category:

Economy & Finance


4 download

TRANSCRIPT

SUMARDI

PPEP FEB UNS SURAKARTA

JL IR SUTAMI NO. 36 A SURAKARTA

BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN DAN PEMBAHASAN KUA DAN PPAS KOTA MAGELANGTAHUN ANGGARAN 2016

DI PUSDIKLAT UNS SURAKARTA, 7 JULI 2015

POSISI KUA PPAS DLM SIKLUS ANGGARAN DAERAH

PENYUSUNAN DAN PEMBAHASAN KUA-PPAS

PENDEKATAN STRUKTUR APBD ISU-ISU PEDAPATAN DAERAH ISU-ISU BELANJA DAERAH ISU-ISU PEMBIAYAAN DAERAH LAYOUT DOKUMEN KUA & PPAS

POSISI KUA-PPASDLM SIKLUS

ANGGARAN DAERAH

1 TH 1 TH ½ TH

PERENCANAAN

ANGGARAN

DAERAH

PELAKSANAAN

ANGGARAN

DAERAH

PERTANGGUNG-

JABAWAN

ANGGARAN

DAERAH

5

PP 105/2000

KMDN 29/2002

SEJARAH ISTILAH KUA DAN PPAS

UU 22/1999

UU 25/1999

UU 17/2003

UU 23/2014

UU 33/2004PP 58/2005

PMDN 13/2006

AKU STRATAS

KUA PPAS

PMDN 59/2007

PMDN 21/2011

RPJMD

RenstraSKPD

RenjaSKPD

RKPD

KUA PPAS

PEDOMANPENYUSUNANRKA-SKPD

RAPERDAAPBD

TAPD

RKA-SKPD

Disampaikan Pertengahan Juni dan Dibahas bersama DPRDpaling lambat akhir

Juli

5 tahun

5 tahun

1 tahun1 tahun

RKP

RPJMN

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

1 tahun 1 tahun

5 tahun

RPJPD RPJPN

20 tahun 20 tahun

RenstraK/L

RenjaK/L

5 tahun

1 tahun

pedoman

dijabarkan

pedoman

diacu

pedoman

pedoman

pedoman

dijabarkan

diacu

pedoman Diserasikan dg Musrenbang

Diacu

Diperhatikan

PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD, KUA, PPAS DAN APBD

(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008)

Disusun paling lambat

Agustus -September

disusun, dibahas dan disetujui bersama paling

lambat Oktober - Nopember 6

PENYUSUNAN DAN PEMBAHASAN

KUA-PPAS

8

DASAR PENYUSUNAN KUA DAN PPAS TA 2016

PEDOMAN PENYUSUNAN APBD 2016

RKPD

PEMKOT

2016

KUA

TAHUN

2016

PPAS

TAHUN

2016

PERMENDAGRI

PER-WALI

NOTA KESEPAKATAN

KDH – PIMP DPRD

NO. 52/2015

?

PMDG NO. 26/2006 APBD 2007

PMDG NO. 30/2007 APBD 2008

PMDG NO. 32/2008 APBD 2009

PMDG NO. 25/2009 APBD 2010

PMDG NO. 37/2010 APBD 2011

PMDG NO. 22/2011 APBD 2012

PMDG NO. 37/2012 APBD 2013

PMDG NO. 27/2013 APBD 2014

PMDG NO. 37/2014 APBD 2015

PMDG NO. 52/2015 APBD 2016

10

DPRD

Rancangan

KUA& PPAS

TAPD

KOORDINATOR TAPD

Rancangan

KUA&PPAS

KDH

Rancangan

KUA & PPAS

Disampaikan

kepada KDH

paling lambat

Minggu I Juni

Sekda selaku

Koordinator

TAPD

Rancangan KUA&PPASdibahas bersama

PanitiaAnggaran

DPRD

PEMERINTAH DAERAH

Nota Kesepakatan

Paling lambatAkhir Bulan

Juli

RKPD

Rancangan

KUA&PPAS

Disampaikan keDPRD paling lambat pada

pertengahan blnJuni

DalampembicaraanpendahuluanRAPBD tahunberikutnya.

PENDEKATAN STRUKTUR APBD

APBD adalah rencana keuangantahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama olehPemerintah Daerah dan DPRD, danditetapkan dengan PeraturanDaerah.

Keywords: Renc Keuangan, Tahunan, Disetujuai Bersama Pemda & DPRD, Perda.

13

• PENDAPATAN

• BELANJA ◦ Belanja Tidak Langsung

◦ Belanja Langsung

Surplus/(Defisit)

• PEMBIAYAAN

- Penerimaan

- Pengeluaran

Pembiayaan Net

SILPA Tahun Berjalan

(-)

(-)(+)

14

A. Pendapatan Asli Daerah:

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Derah

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

4. Lain-lain PAD yang sah

B. Dana Perimbangan :

1. Dana Bagi Hasil

2. Dana Alokasi Umum

3. Dana Alokasi Khusus

C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah :

1. Bantuan Dana

2. Hibah

3. Dana Darurat

4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS

5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya

15

Penjelasan Pasal 16 ayat (4) UU No

17/2003 antara lain terdiri dariPP 58/2004

PERMENDAGRI 13/2006

PERMENDAGRI 59/2007

PERMENDAGRI 21/2011

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang

3. Belanja modal

4. Belanja bunga

5. Belanja subsidi

6. Belanja hibah

7. Belanja bantuan sosial

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang & jasa

3. Belanja modal

4. Belanja bunga

5. Belanja subsidi

6. Belanja hibah

7. Belanja bantuan sosial

8. Belanja bagi hasil

9. Bantuan keuangan

10. Belanja tak terduga

Belanja Tidak Langsung :

1. Belanja pegawai

2. Belanja bunga

3. Belanja subsidi

4. Belanja hibah

5. Belanja bantuan sosial

6. Belanja bagi hasil

7. Bantuan keuangan

8. Belanja tak terduga

Belanja Langsung :

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang dan jasa

3. Belanja modal

STRUKTUR PEMBIAYAAN DAERAH

A. Penerimaan Pembiayaan:

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu2. Transfer dari Rekening Dana Cadangan3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan4. Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah5. Penerimaan Piutang Daerah

B. Pengeluaran Pembiayaan:

1. Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo2. Pembelian kembali obligasi daerah3. Penyertaan modal (investasi) daerah4. Pemberian piutang daerah5. Transfer ke rekening dana cadangan

Pembiayaan neto

ISU-ISU PENDAPATAN

DAERAH

◦Anggaran pendapatan

cenderung ditetapkan lebih

rendah.

Mark-down;

Cenderung Incremental;

Takut tidak tercapai;

Tidak tahu potensi;

Pasrah dengan faktor kesulitan.

POTENSI JENIS PENDAPATAN DAERAH

REALISASI JENIS PENDAPATAN DAERAH

TARGET JENIS PENDAPATAN DAERAH

KESENJANGAN OBYEKTIF

KESENJANGAN PERENCANAAN

COVERAGE RATIO

COLLECTIONRATIO

EFISIENSI-------------------------------

EFEKTIVITAS

Retribusi Parkir di tepi Jln Umum:

Target Tahun 2013 : Rp. 43.320.000,-

Potensi Thn 2013 : Rp. 120.790.880,-

Realisasi Thn 2013 : Rp. 43.520.000,-

Target Tahun 2014 : Rp. 107.444.000,-

Berapa

%100arg

Rex

etXiT

alisasiXiCLR

%100000.320.43

000.520.43xCLR

%69,108CLR

%100Re

xPotensiXi

alisasiXiCVR

%100880.790.120

000.520.43xCVR

%03,36CVR

TAHUN TARGET REALISASI (10%) REALISASI (15%)

2013 43,320,000 43,520,000 43,520,000

2014

BER

DA

SAR

INC

REM

ENTA

L

47,872,000 50,048,000

2015 52,659,200 57,555,200

2016 57,925,120 66,188,480

2017 63,717,632 76,116,752

2018 70,089,395 87,534,265

2019 77,098,335 100,664,405

2020 84,808,168 115,764,065

2021 93,288,985

2022 102,617,884

2023 112,879,672

BERDASAR POTENSI

2014 107,440,000

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

24

Penganggaran

Perda tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang berpedoman pada UU 28/2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah dan PP 97/2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan

Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing;

Untuk itu, pemerintah daerah harus melakukan upaya peningkatan pendapatan daerah yang

bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah.

1

2

Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusi

daerah di masing-masing pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta memperhatikan perkiraan

pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2016 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi

daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya.

ISU-ISU BELANJA DAERAH

◦Anggaran belanja cenderung

ditetapkan lebih tinggi.

Cenderung Mark-Up.

Standar Harga Perlu Dikaji.

ASB perlu disusun dan ditegakkan.

Ada kepentingan dibalik anggaran.

Uangnya Negara Sense of Effiency

kurang.

◦Kurangnya keterpaduan,

konsistensi dan sinkronisasi

perencanaan dengan

penganggaran.

Anggaran buah dari perencanaan,

Tanpa rencana tindakan reaktif.

Bermuara inefisiensi & inefektivitas.

◦Kurangnya keterpaduan,

konsistensi dan sinkronisasi

perencanaan antar SKPD.

Ego sektoral,

Cost Center Income Center,

Strategic Apex, Operating Core, middle

line, technostructure, supporting staff,

Sinergitas program dan kegiatan.

◦Relevansi Program / Kegiatan: kurang responsif dengan permasalahan dan / atau kurang relevan dengan peluang yang dihadapi. Kepentingan sesaat,

Budget oriented,

Kekuatan suara TAPD/Panggar,

Kurang visioner.

◦ Spesifikasi indikator kinerja dan target kinerja masih relatif lemah. Indikator kinerja kurang memenuhi SMART.

Target kinerja bersifat kualitatif,

Target kinerja kurang dapat terukur,

Kurang difahaminya kerangka penganggaran berbasis kinerja.

Enggan mencantumkan indikator dan target kinerja.

ISU PEMBIAYAAN

DAERAH

PERMENDAGRI NOMOR 52 TAHUN 2015

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

Penganggaran SiLPA hrs didasarkan pd penghitungan ygcermat & rasional dng pertimbangkan perkiraanrealisasi anggaran TA 2015 dlm rangka hindari kemungkinan adanya pengeluaran pd TA 2016 yg tdK dpt didanai akibattdk tercapainya SiLPA yg direncanakan. Selanjutnya SiLPAdimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyeksumber SiLPA Tahun Anggaran 2015.

Keterangan :

SiLPA : Sisa Lebih Perhitungan AnggaranTahun

Lalu.

SILPA : Sisa Lebih Perhitungan AnggaranTahun

Berjalan.

PERMENDAGRI NOMOR 52 TAHUN 2015

SISA LEBIH PEMBIAYAAN TAHUN BERJALAN (SILPA)

• Pemerintah daerah menetapkan (SILPA) TA 2016 bersaldo nol.

• Dlm hal perhitungan penyusunan RAPBD hasilkan SILPA positif, pemda hrs manfaatkan utk penambahan prog & kegprioritas yg dibutuhkan, volume prog & keg yg tlhdianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.

• Dlm hal perhitungan SILPA negatif, pemda lakukanpengurangan bahkan penghapusan pengeluaranpembiayaan yg bkn mrpk kewajiban daerah, penguranganprog & keg yg krg prioritas dan/atau pengurangan volume prog & kegiatannya.

89,292,860,665 92,972,848,273

136,670,642,799

223,224,008,481

R_2011 R_2012 R_2013 R_2014

7/17/2015 34

Kelebihan Pendapatan

29.14%

Efisiensi Belanja70.86%

7/17/2015 35

Sumber SiLPA dari Efisiensi Belanja lebih pada “tidak terlaksananya Belanja”.

Ada kecenderungan SiLPA dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, bagaimana pemecahannya spy tfk terjadi “SiLPA Trap” atau “Jeratan SiLPA”.

LAYOUT DOKUMEN KUA DAN PPAS

POLA PIKIR

PENULISAN KUA

BAB II BAB III

BAB IV

Kerangka

Ekonomi

Makro

Kebijakan Pendapatan,

Belanja, Pembiayaan dan

Asset

Penutup

ASUMSI DASAR

BAB V

a. Latarbelakang (Visi dan Misi);

b. Tujuan Penyusunan;

c. Dasar Hukum Penyusunan;

d. Kondisi Umum Daerah;

e. Prioritas Daerah.

Prioritas1

Target Bidang

Ekonomi Prioritas2

Prioritas3

Target Bidang

Sosial Budaya

Target Bidang

Politik

Pemerintahan

BAB I

Pendahuluan

VISI DAN MISI

KDH TERPILIH

BAB I. PENDAHULUAN1.1. Latar belakang penyusunan

KU APBD;1.2. Tujuan penyusunan KU APBD1.3. Dasar (hukum) penyusunan

KU APBD.

BAB II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH2.1. Perkembangan Indikator

Makro Ekonomi TahunSebelumnya;

2.2.Rencana Target EkonomiMakro pada TahunPerencanaan.

BAB III. ASUMSI-ASUMSI DAERAH PENYUSUNAN RAPBD3.1. Asumsi Dasar APBN3.2. Laju Inflasi3.2. Pertumbuhan PDRB3.3. Lain-lain Asumsi (Mis : Gaji

Pegawai)

BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH4.1. Pendapatan Daerah4.2. Belanja Daerah4.2. Pembiayaan Daerah

4.1. Pendapatan Daerah4.1.1. Kebijakan Perenc Pendapatan

Daerah4.1.2. Target Pendapatan Daerah4.1.3. Upaya2 Pemda dlm Mencapai

Target

4.2. Belanja Daerah4.2.1. Kebijakan Perenc Belanja dan

Perkiraan Total Belanja Daerah4.2.2. Kebijakan Blj Pegawai, Bunga,

Subsidi, Hibah, bansos dll.4.2.3. Kebijakan Pemb Daerah, Kendala,

Strategi dan Prioritas4.2.4. Kebijakan Belanja Daerah Berdasar

Urusan Pem & SKPD.

4.3. Pembiayaan Daerah4.3.1. Kebijakan Penerimaan

Pembiayaan4.3.2. Kebijakan Pengeluaran

Pembiayaan.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini juga dapat berisi tentang hal-hal lain yang disepakati DPRD dan

Kepala Daerah dan perlu dimasukkan dalam Kebijakan Umum APBD.

Demikianlah Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam

penyusunan PPAS dan RAPBD Tahun Anggaran berkenaan.

CONTOH KESEIMBANGAN APBD DLM DOKUMEN KUA

URAIAN

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

REALISASI REALISASI REALISASI REALISASI APBD KUA/PPAS

Pendapatan Daerah 951,987,638,823 1,083,874,972,133 1,225,384,220,297 1,471,812,527,967 1,485,841,734,565 1,536,979,435,925

Belanja Daerah 960,378,705,229 1,064,653,962,946 1,188,654,360,771 1,378,803,787,285 1,555,526,510,921 1,574,851,652,125

Surplus/ (Defisit) (8,391,066,406) 19,221,009,187 36,729,859,526 93,008,740,682 (69,684,776,356) (37,872,216,200)

Penerimaan Pembiayaan 112,241,620,771 98,190,139,164 115,256,783,273 147,057,267,799 87,144,776,356 59,372,216,200

Pengeluaran Pembiayaan 14,557,693,700 24,438,300,078 15,316,000,000 16,842,000,000 17,460,000,000 21,500,000,000

Pembiayaan Neto 97,683,927,071 73,751,839,086 99,940,783,273 130,720,642,799 69,684,776,356 37,872,216,200

SILPA 89,292,860,665 92,972,848,273 136,670,642,799 223,729,383,481 - -

BAB I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang;1.2. Tujuan1.3. Dasar Hukum.

BAB II. RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH2.1. Pendapatan Asli Daerah 2.2. Dana Perimbangan2.3. Lain2 Pendapatan Daerah

yang Sah2.4. Sumber2 Penerimaan

Pembiayaan.

NO. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAHTARGET TAHUN ANGGARAN

BERKENAANDASAR HUKUM

1 2 3 4

1 Pendapatan Asli Daerah

1.1 Pajak Daerah

1.2 Retribusi Daerah

1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

2 Dana Perimbangan

2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak

2.2 Dana Alokasi Umum

2.3 Dana Alokasi Khusus

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

3.1 Hibah

3.2 Dana Darurat

3.3Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

3.5Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH

Penerimaan pembiayaan

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya

(SiLPA)

Pencairan dana cadangan

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan

Penerimaan pinjaman daerah

Penerimaan kembali pemberian pinjaman

Penerimaan piutang daerah

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

JUMLAH DANA TERSEDIA

BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011Urutan prioritas penggunaan pendapatan dan sumber pembiayaan daerah yang akan dituangkan dalam anggaran belanja daerah.

NO.Prioritas

PembangunanSasaran

SKPD yang

melaksanakanNama Program

1. Contoh :

Penanggulangan

Kemiskinan

Contoh :

Meningkatnya

kesejahteraan penduduk

miskin sehingga prosentase

penduduk miskin dapat

mencapai 14,4% pada akhir

tahun 2007

Contoh :

1. Dinas Sosial;

2. Dinas PMD;

3. Dinas kesehatan;

Contoh :

Pemberdayaan

Fakir Miskin

2.

3.

4.

Dst.

JUMLAH

Catatan:

Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban daerah, baik urusan wajib maupun urusan

pilihan yang dipilih oleh daerah tersebut

BAB IV. PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KEGIATAN4.1. Plafon Anggaran Sementara

Berdasar Urusan Pemerintahan4.2. Plafon Anggaran Sementara

Berdasar Program Kegiatan4.3. Plafon Anggaran Sementara

Belanja Tidak Langsung.

URUSAN/SKPD PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (RP) KET.

2 3 4

URUSAN WAJIB

1 Pendidikan

1.1 Dinas/Badan/Kantor

1.2 Dst………………

2 Kesehatan

2.1 Dinas/Badan/Kantor

2.2 Dst………………

3 Pekerjaan Umum

3.1 Dinas/Badan/Kantor

3.2 Dst………………

4 Perumahan

4.1 Dinas/Badan/Kantor

4.2 Dst………………

URUSAN PILIHAN

1 Pertanian

1.1 Dinas/Badan/Kantor

1.2 Dst………………

2 Kehutanan

2.1 Dinas/Badan/Kantor

2.2 Dst………………

NOMOR PROGRAM/KEGIATAN SASARAN TARGET

PLAFON

ANGGARAN

SEMENTARA

(Rp.)

1 2 3 4 5

01 Program A

02 Program B

03 Program C

04 Program D

05 Program dst .....

Urusan :

SKPD :

NO. URAIAN

PLAFON

ANGGARAN

SEMENTARA (Rp.)

1 Belanja Pegawai

2 Belanja Bunga

3 Balanja Subsidi

4 Belanja Hibah

5 Belanja Bantuan Sosial

6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

8 Belanja Tidak Terduga

BAB V. RANCANGAN PEMBIAYAAN DAERAH5.1. Target Penerimaan Pembiayaan

Daerah5.2. Target Pengeluaran Pembiayaan

Daerah.

NO. URAIANPLAFON ANGGARAN

SEMENTARA (Rp.)

PEMBIAYAAN DAERAH

1 Penerimaan pembiayaan

1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

sebelumnya (SiLPA)

1.2 Pencairan dana cadangan

1.3 Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan

1.4 Penerimaan pinjaman daerah

1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman

1.6 Penerimaan piutang daerah

Jumlah penerimaan pembiayaan

2 Pengeluaran pembiayaan

2.1 Pembentukan dana cadangan

2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah

2.3 Pembayaran pokok utang

2.4 Pemberian pinjaman daerah

Jumlah pengeluaran pembiayaan

Pembiayaan neto

BAB VI. PENUTUP

Demikianlah Kesepakatan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran Berkenaan dibuat

untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam

menyusun RAPBD TA. Berkenaan. Pada Bab ini juga

berisikan kesepakatan-kesepakatan lain antara pemerintah

daerah dan DPRD terhadap PPAS.

Nama : SUMARDI

Tempat/Tgl. Lahir : Klaten, 08 September 1962

Agama : Islam

Status : Menikah, dengan 6 anak

Alamat Kantor : Pusat Pengembangan Ekonomi Pembangunan (PPEP) FE UNS, Jl. Ir Sutami No. 36 A Surakarta.

Telpon: 0271-668607, Fax: 0271-668609, HP: 081329903563 E-mail: [email protected].

Alamat Rumah : Jl. Cendrawasih No. 11, Blok A1, Perum UNS V Palur, Ngringo, Jaten, Karanganyar.

Telpon: 0271-8200579, 0271-826194.

PENGALAMAN/PEKERJAAN

Residen Konsultas Pogram and Financial, Planning, Analysis, Control – Koordinasi (PAFPACK) untuk Pemerintah Propinsi DIY, KotaYogyakarta, Kabupaten Sleman, Kota Semarang, Tahun 1991 – 1994.

Konsultan Revenue Improvement Action Plan (RIAP) untuk Kota Surakarta, Tahun 1995 - 1996.

Konsultan GLG-GTZ untuk Penguatan Kapasitas Pemda dalam Penganggaran Daerah untuk meningkatkan Pelayanan Publik.

Konsultan Perencanaan dan Penganggaran Daerah pada PT. Duta Wirya Surakarta, Pusat Pengembangan Ekonomi Regional(PUSPER) Jakarta, Lembaga Studi dan Pengembangan Otonomi Daerah (LSP-OTDA) Yogyakarta, Lembaga Studi danPengembangan Ekonomi dan Otonomi Daerah (LSP-EKoDA) Yogyakarta, Citra Daya Insani Yogyakarta, Yogyakarta ManagementConsultant (YMC) Yogyakarta, LPP Dharma Mulia Yogyakarta, LP2OD Jakarta, PT. Kharisma Bengawan Solo (KBS) Surakarta,Lembaga Asistensi Pemerintah Daerah (LAPD) Yogyakarta, PT. Sumaplan Adicipta Persada Jakarta, PT. Mitra Agung ManunggalSamarinda, CV Nirmana Semarang, CV Bromas Damar Kahuripan Sukoharjo, CV Hastha Bhawana Surakarta, CV. PakarsemiSukoharjo, CV. Kharisma Sukoharjo, Pusat Pengembangan Ekonomi Pembangunan (PPEP) FE UNS, Pusat Penelitian Pedesaandan Pengembangan Daerah (Puslitdesbangda) LPPM UNS, Pusat Kajian Hukum dan Pemberdayaan Otonomi Daerah (PKHPOD),Pusat Kajian Hukum dan Kebijakan Publik (PKHKP), Pusat Kajian Hukum dan Budaya FH UNS Surakarta, LKP-OTDA Catur MitraYogyakarta, dll.

JABATAN SEKARANG

Kepala Divisi Penelitian dan Pengkajian Pusat Pengembangan Ekonomi Pembangunan (PPEP) Fakultas Ekonomi UNS Surakarta.