2011 ret jasa umum final stj menkeu+prov

52
1 BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat maka perlu dilakukan pungutan retribusi jasa umum sebagai partisipasi dari masyarakat; b. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan kemandirian daerah; c. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka seluruh Peraturan Daerah yang tergolong dalam Retribusi Jasa Umum tidak sesuai lagi oleh karena itu perlu dicabut untuk kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum; Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Upload: paklaten

Post on 04-Aug-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

1

BUPATI KLATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLATEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat maka perlu dilakukan pungutan

retribusi jasa umum sebagai partisipasi dari masyarakat; b. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan

kemandirian daerah;

c. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka seluruh Peraturan Daerah yang tergolong dalam

Retribusi Jasa Umum tidak sesuai lagi oleh karena itu perlu dicabut untuk kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang baru;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum;

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Page 2: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

2

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5063);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Nomor

5234);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor

36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5145);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Page 3: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

3

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737 );

16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

17. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Tradisional;

18. Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Tahun 1987 Nomor 10 Seri D Nomor 5);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2008 tentang Penetapan Kewenangan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Kabupaten

Klaten Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pokok–pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

(Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 49);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN

Dan

BUPATI KLATEN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.

BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Klaten.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Klaten.

4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan perbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik

negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau

organisasi yang sejenisnya, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

Page 4: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

4

6. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

7. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

8. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh pribadi atau badan.

9. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh tenaga medis dan atau tenaga lainnya pada puskesmas yang ditunjukkan kepada seseorang dalam rangka observasi, pengobatan,

perawatan, pemulihan kesehatan dan rehabilitasi serta akibat-akibatnya.

10. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disingkat Poskesdes adalah jaringan pelayanan kesehatan dibawah Puskesmas yang didalam

melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas

adalah Puskesmas Kabupaten Klaten.

12. Puskesmas Pembantu adalah jaringan pelayanan kesehatan di bawah

Puskesmas dan bertanggung jawab pada puskesmas tersebut.

13. Puskesmas Keliling adalah jaringan pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai:

a. kegiatan pelayanan kesehatan dalam satu wilayah kerja puskesmas yang bertugas mendekatkan jangkauan dan meningkatkan pelayanan

kesehatan masyarakat.

b. sarana transportasi rujukan penderita ke institusi pelayanan kesehatan

yang lain.

14. Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk puskesmas untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan

atau pelayanan kesehatan lainnya pada jam kerja.

15. Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk puskesmas

untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati Rawat Inap.

16. Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi resiko kematian dan cacat.

17. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh sarana pelayanan

kesehatan atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, bahan non medis dan bahan lainnya yang digunakan

langsung maupun tidak langsung dalam rangka observasi diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.

18. Jasa pelayanan adalah imbalan atas jasa yang diberikan oleh tenaga medis, para medis dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien dalam rangka asuhan keperawatan, administrasi dan atau pelayanan lainnya.

19. Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada

sistem klien di sarana atau tatanan pelayanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan sistem ilmiah melalui proses keperawatan dan

berdasarkan kode etik serta standar praktik keperawatan.

20. Total Care adalah semua aktifitas tergantung total bantuan.

21. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat.

Page 5: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

5

22. Tempat Penampungan sementara, adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat

pengolahan sampah terpadu.

23. Tempat Penampungan Sementara Khusus adalah bak sampah atau

countiner yang dibuat oleh masyarakat atau badan untuk menampung sampah.

24. Tempat Pengolahan Sampah Tepadu, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

25. Tempat Pemrosesan Akhir, adalah tempat yang memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia

dan lingkungan.

26. Tempat pembuangan sampah akhir, selanjutnya disebut TPA adalah

suatu lokasi yang disediakan Pemerintah Daerah sebagai tempat pembuangan akhir dari sampah.

27. Retribusi pelayanan persampahan adalah Pungutan Daerah sebagai

pembayaran atas pelayanan persampahan/kebersihan oleh Pemerintah Daerah.

28. Kartu Tanda Penduduk adalah identias resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

29. Kartu Keluarga adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas

anggota keluarga.

30. Akta Catatan Sipil adalah akta otentik yang berisi catatan lengkap

seseorang mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak dan perubahan

nama yang diterbitkan dan disimpan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Dokumen Negara.

31. Kutipan Akta adalah catatan pokok yang dikutip dari Akta Catatan Sipil

dan merupakan alat bukti sah bagi diri yang bersangkutan, maupun pihak ketiga mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian,

pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak dan perubahan nama.

32. Kutipan Akta kedua dan seterusnya adalah Kutipan Akta Catatan Sipil yang kedua dan seterusnya yang dapat diterbitkan oleh Kantor/ Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil karena kutipan Asli (pertama) hilang,

rusak atau musnah, dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwajib.

33. Salinan Akta adalah Isi lengkap akta catatan sipil yang diterbitkan oleh Kantor/ Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil atas permintaan

pemohon.

34. Surat Kenal Lahir adalah Surat keterangan yang diterbitkan untuk kepentingan tertentu yang berisi catatan mengenahi kelahiran seseorang.

35. Akta Perkawinan adalah Akta Otentik yang berisi catatan lengkap tentang telah terjadinya perkawinan yang diterbitkan dan disimpan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai dokumen negara.

36. Akta Perceraian adalah Akta otentik yang berisi catatan lengkap tentang

telah terjadinya perceraian yang diputus oleh hakim Pengadilan Negeri dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang diterbitkan dan disimpan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai dokumen

negara.

Page 6: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

6

37. Akta Pengakuan Anak adalah Akta otentik yang berisi catatan lengkap mengenai pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yang lahir di luar

ikatan perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut.

38. Surat Keterangan Tempat Tinggal adalah surat keterangan kependudukan

yang diberikan oleh orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas sebagai bukti diri bahwa yang bersangkutan telah terdaftar di Pemerintah

Daerah Kabupaten Klaten sebagai penduduk tinggal terbatas.

39. Tempat pemakaman adalah tempat pemakaman umum yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dimana areal tanah tersebut disediakan untuk

pemakaman jenazah bagi seluruh anggota masyarakat dengan tidak membedakan agama, bangsa dan kewarganegaraan.

40. Surat keterangan pemeriksaaan mayat adalah surat yang berisi penjelasan tentang hasil pemeriksaan mayat (otopsi).

41. Surat kematian adalah surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/Kalurahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

42. Parkir adalah Keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.

43. Tempat Parkir adalah tepi jalan umum yang berada di wilayah Daerah yang ditetapkan oleh Bupati.

44. Retribusi Parkir ditepi jalan umum adalah pungutan Daerah atas jasa pemberian pelayanan parkir ditepi jalan umum.

45. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas

halaman/pelataran, bangunan berbentuk los dan atau kios dan bentuk lainnya, yang khusus disediakan untuk pedagang barang dan jasa yang

dikelola oleh Pemerintah.

46. Pasar Daerah adalah pasar yang diselenggarakan di atas tanah yang

dikuasai Pemerintah Daerah.

47. Pasar Desa adalah pasar yang diselenggarakan di atas tanah Kas Desa atau tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Desa.

48. Los adalah bangunan tetap di dalam lingkungan pasar yang berbentuk bangunan beratap memanjang tanpa dinding yang pemakaiannya terbagi

dalam petak-petak tempat dasaran.

49. Kios adalah bangunan tetap di lingkungan pasar yang berbentuk

bangunan beratap dan dipisahkan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu.

50. Halaman pasar adalah bagian lahan pasar yang bersifat terbuka tanpa

atap dan dapat dipergunakan untuk memperjualbelikan barang atau jasa secara insidentil atau adegan.

51. Tempat titipan kendaraan adalah bagian bangunan di lingkungan pasar yang dipergunakan untuk menempatkan dan/atau menitipkan

kendaraan.

52. Retribusi Pelayanan Pasar adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa umum yang meliputi pelayanan dan penyediaan fasilitas pasar

yang berupa tempat dasaran, pelataran, los dan/atau kios yang dikelola oleh Pemerintah.

53. Pengelola pasar adalah Lembaga yang berdasarkan Peraturan Daerah diberi wewenang untuk mengelola pasar di Kabupaten Klaten.

54. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel.

Page 7: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

7

55. Kendaraan bermotor wajib uji adalah setiap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, kendaraan umum dan kendaraan khusus,

kereta gandeng dan kereta tempelan, yang dioperasikan dan atau digunakan di jalan.

56. Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan /atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,

kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis laik jalan.

57. Tempat pengujian kendaraan bermotor adalah unit pengujian kendaraan

bermotor pada Dinas Perhubungan.

58. Penguji adalah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Perhubungan Kabupaten

Klaten yang ditunjuk sebagai tenaga penguji yang dinyatakan memenuhi kualifikasi teknis tertentu dan diberikan sertifikat serta tanda kualifikasi

teknis sesuai dengan jenjang kualifikasinya.

59. Mobil bus adalah kendaraan bermotor yang diperlengkapi dengan lebih dari 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk

pengemudinya, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan barang.

60. Mobil barang adalah kendaraan bermotor yang sebagian besar body dipergunakan untuk memuat barang baik berupa bak terbuka maupun

tertutup selain kendaraan bermotor beroda dua.

61. Kereta gandeng adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan

dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

62. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkat

barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian besar bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya.

63. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain untuk penumpang maupun barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.

64. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

65. Buku uji berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk buku yang berisi data dan legimitasi masa berlakunya hasil pengujian berkala

dan harus selalu disertakan pada kendaraan yang bersangkutan.

66. Tanda uji berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala yang berbentuk lempengan plat logam yang berisi data dan legimitasi termasuk masa

berlakunya hasil pengujian berkala, dan terus dipasang pada setiap kendaraan yang telah dinyatakan lulus uji berkala pada tempat yang

tersedia untuk itu.

67. Tanda samping adalah tanda yang dipasang pada bagian kanan dan kiri

kendaraan bermotor berisi data teknis kendaraan yang bersangkutan, kelas jalan terendah yang boleh dilalui serta masa berlaku uji kendaraan yang bersangkutan.

68. Alat pemadam kebakaran adalah alat-alat teknik yang dipergunakan untuk memadamkan dan mencegah terjadinya kebakaran.

69. Label adalah tanda pengesahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang ditempatkan pada alat pemadam kebakaran

sebagai bukti bahwa alat pemadam kebakaran tersebut telah diperiksa oleh Pemeriksa.

70. Pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan

pemeriksaan dan/atau pengujian oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-

Page 8: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

8

alat pemadam kebakaran yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh orang pribadi atau badan.

71. Kakus adalah suatu tempat tertutup dipergunakan untuk buang kotoran manusia yang terdiri dari gulu banyak, saptik tank atau jumbling dan

peresapan.

72. Petugas penyedotan kakus adalah petugas yang melaksanakan pelayanan

penyedotan tinja di kakus.

73. Pelayanan Penyedotan Kakus adalah Pelayanan penyedotan kakus oleh Pemerintah Daerah terhadap kakus yang dimiliki dan atau dipergunakan

oleh orang pribadi atau badan.

74. Tinja adalah kotoran manusia yang berada dalam kakus.

75. Instalasi Pengolah Limbah Tinja yang selanjutnya disingkat IPLT adalah suatu tempat dimana tinja hasil penyedotan tinja di kakus diolah menjadi

sesuatu yang tidak membuat pencemaran.

76. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan

tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

77. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah

bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas

daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

78. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah

pokok retribusi yang terutang.

79. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya

disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi

lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

80. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

81. Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

82. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, pejabat atau Pegawai Negeri sipil yang diberi tugas dan wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

83. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah pejabat penyidik pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan terhadap Peraturan Daerah.

84. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang

tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

85. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak

pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Page 9: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

9

BAB II

GOLONGAN RETRIBUSI JASA UMUM

Pasal 2

Retribusi yang digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

j. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

BAB III

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 3

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi atas jasa pelayanan kesehatan.

Pasal 4

(1) Obyek Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling,

puskesmas pembantu, pos pelayanan kesehatan desa dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan atau dikelola Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah, BUMN,

BUMD dan pihak swasta.

Pasal 5

(1) Subyek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati Pelayanan Kesehatan.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati Pelayanan Kesehatan dan diwajibkan untuk melakukan

pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jenis

pelayanan kesehatan yang diberikan.

Page 10: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

10

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya pelaksanaan pelayanan

kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jasa sarana dan

biaya operasional.

(3) Komponen biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

lebih lanjut oleh Bupati.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 8

(1) Struktur tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan berdasarkan pelayanan kesehatan dengan memperhitungkan biaya per-unit setiap

jenis pelayanan.

(2) Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pelayanan rawat jalan;

b. Pelayanan rawat inap;

c. Pelayanan rawat darurat;

d. Pelayanan tindakan medik;

e. Pelayanan penunjang diagnostik;

f. Rehabilitasi medik; dan

g. Pelayanan kesehatan lainnya.

Pasal 9

Besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan ditetapkan sebagaimana tersebut

pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 10

(1) Seluruh hasil retribusi pelayanan kesehatan disetor ke Kas Daerah yang telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya dipergunakan untuk biaya operasional di Puskesmas dan

Laboratorium Dinas Kesehatan sesuai dengan kebutuhannya.

(2) Penggunaan hasil retribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(3) Ketentuan dan tata cara penggunaan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 11

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) kali pelayanan.

Page 11: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

11

BAB IV

RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/ KEBERSIHAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 12

Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut

retribusi atas pemberian pelayanan persampahan/kebersihan.

Pasal 13

(1) Obyek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah jasa pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam

pelayanan persampahan/ kebersihan, meliputi:

a. pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi

pembuangan sementara; b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan

sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan

c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.

(2) Dikecualikan dari obyek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.

Pasal 14

(1) Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang

pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan persampahan/kebersihan.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Pelayanan Persampahan/Kebersihan dan diwajibkan untuk melakukan

pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 15

Tingkat penggunaan jasa pelayanan persampahan/ kebersihan diukur

berdasarkan jasa pelayanan, volume, frekuensi dan jenis pelayanan yang diberikan.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 16

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan didasarkan pada kompensasi yang layak sebagai pengganti biaya pengambilan/pengumpulan, pengangkutan sampah

dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah dan penyediaan lokasi

pembuangan/pemusnahan akhir sampah serta biaya operasional pemeliharaan sarana dan prasarana.

Page 12: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

12

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 17

Besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan ditetapkan

sebagaimana tersebut pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 18

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan.

BAB V

RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK

KARTU TANDA PENDUDUK DAN

AKTA CATATAN SIPIL

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subyek Retribusi

Pasal 19

Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil dipungut retribusi atas pemberian pelayanan penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

Pasal 20

Obyek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah Pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah atas Jasa

layanan Pendaftaran Penduduk Catatan Sipil yang meliputi :

a. kartu tanda penduduk;

b. kartu keterangan bertempat tinggal;

c. kartu identitas kerja;

d. kartu keluarga; dan

e. akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara

asing, dan akta kematian.

Pasal 21

(1) Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/

menikmati penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan akta catatan sipil.

(2) Wajib Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati Pelayanan Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda

Penduduk dan Akta Catatan Sipil dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi

Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

Page 13: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

13

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 22

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jasa pelayanan yang diberikan

untuk setiap pelayanan yang diberikan.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 23

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan akta catatan sipil adalah setiap jasa pelayanan pendaftaran penduduk catatan sipil dengan

mempertimbangkan kemampuan masyarakat.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 24

Besarnya tarif retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan akta catatan sipil ditetapkan sebagaimana tersebut pada Lampiran III yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 25

Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1(satu) kali pelayanan.

BAB VI

RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subyek Retribusi

Pasal 26

Dengan nama Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

dipungut retribusi atas pelayanan tempat pemakaman dan pengabuan mayat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 27

Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah

pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi:

a. pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan

pengurukan, pembakaran/ pengabuan mayat; dan

b. sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah.

Page 14: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

14

Pasal 28

(1) Subjek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah

orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati jasa pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati jasa pelayanan

pemakaman dan pengabuan mayat dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 29

Tingkat penggunaan jasa diukur/dihitung berdasarkan jumlah tempat yang digunakan untuk pemakaman dan atau pembakaran/pengabuan mayat, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Ukuran tanah makam setiap jenazah maksimal adalah lebar 1,5 meter dan panjang 2,5 meter dengan kedalaman minimal 1,5 meter.

b. Hak pemakaman tanah makam untuk memakamkan jenazah berlaku selama 5 (lima) tahun.

c. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b telah habis, ahli waris dapat mengajukan perpanjangan dengan waktu yang sama.

d. Apabila ahli waris tidak memperpanjang hak pemakaian tanah yang telah

habis, maka Pemerintah Daerah dapat membongkar dan /atau mengosongkan makam tersebut.

Pasal 30

Apabila tempat pemakaman sudah penuh, Bupati dapat menutup/mengosongkan dan/atau memindahkan makam sebagian atau secara keseluruhan.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 31

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan pemakaman didasarkan pada kompensasi yang layak

sebagai pengganti biaya penyediaan tanah dan biaya administrasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori, yakni A, B dan C diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 32

(1) Besarnya tarif retribusi untuk pemakaman baru dengan klasifikasi:

a. A, sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

b. B, sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

c. C, sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

Page 15: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

15

(2) Untuk daftar ulang pemakaman dengan klasifikasi:

a. A, sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

b. B, sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);

c. C, sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah).

(3) Untuk pemesanan tanah makam Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).

Pasal 33

Besarnya tarif retribusi untuk pengabuan mayat sebesar Rp.

200.000,00/jenazah dan untuk sewa tempat penyimpanan abu sebesar Rp. 100.000,00/5 tahun.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 34

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 5 (lima) tahun.

BAB VII

RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DITEPI JALAN UMUM

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 35

Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut retribusi atas jasa pelayanan parkir di tepi jalan umum yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah.

Pasal 36

Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan

pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 37

(1) Subyek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang

pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati pelayanan parkir.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati pelayanan parkir dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi

parkir di tepi jalan umum.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 38

Tingkat penggunaan jasa pelayanan parkir diukur/dihitung berdasarkan jenis kendaraan sekali parkir di suatu tempat di tepi jalan umum dan apabila

pindah tempat parkir dipungut retribusi lagi.

Page 16: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

16

Bagian Ketiga

Prinsip dan sasaran Dalam penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 39

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada besarnya biaya pelaksanaan pelayanan jasa

parkir dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk biaya investasi

prasarana, dan biaya operasional tenaga parkir.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 40

(1) Struktur tarif retribusi parkir di tepi jalan umum digolongkan berdasarkan jenis kendaraan, yakni kendaraan bermotor roda 2, roda 4

dan seterusnya.

(2) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus dibayar

oleh masyarakat adalah sebagai berikut :

N0. Jenis Kendaraan Tarif Retribusi Parkir Keterangan

1 2 3 4

1

2

3

4

Roda 2 tidak bermotor

Roda 2 bermotor

Roda 3 bermotor

Roda 4 bermotor

Angkutan Barang

Roda 4 Bermotor

Roda 6 Bermotor

Roda > enam Bermotor

Rp. 300,00 (tiga ratus rupiah )

Rp. 500,00 (lima ratus rupiah)

Rp. 1.000,00 (Seribu rupiah)

Rp. 1.000,00 ( Seribu rupiah )

Rp. 2.000,00 (Dua ribu rupiah)

Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah)

Rp. 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah)

Tarif

Sekali

Parkir

Pasal 41

(1) Tarif retribusi parkir ditetapkan untuk 4 (empat) jam putaran pertama.

(2) Tarif retribusi untuk 4 (empat) jam kedua, parkir ditetapkan sebesar 150

% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2).

(3) Tarif retribusi untuk 4 (empat ) jam ketiga dan selebihnya parkir

ditetapkan sebesar 200 % dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2).

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 42

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) kali parkir.

Page 17: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

17

BAB VIII

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 43

Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut retribusi atas jasa pelayanan dan penyediaan fasilitas Pasar oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 44

(1) Obyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 adalah penyediaan fasilitas

pasar tradisional /sederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

(2) Dikecualikan dari Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Pasal 45

(1) Subyek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati Pelayanan fasilitas Pasar.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Pasar adalah adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan fasilitas pasar dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong retribusi pelayanan pasar.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 46

(1) Tingkat penggunaan jasa pelayanan pasar diukur/dihitung berdasarkan jenis dagangan, tempat dan kelas yang digunakan.

(2) Kelas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati berdasarkan pertimbangan letak, luas lahan, kontruksi bangunan, tingkat

keramaian dan tingkat penerimaan retribusi.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 47

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

didasarkan pada kompensasi yang layak sebagai penggati biaya penyelenggaraan pelayanan dan penyediaan fasilitas pasar dengan

mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 48

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan jenis fasilitas yang terdiri atas halaman/pelataran, los, dan atau kios, jenis dagangan,

letak, kelas pasar dan jangka waktu pemakaian.

Page 18: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

18

(2) Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa perijinan, pengadaan kartu tanda pedagang, dan penyediaan fasilitas pasar.

(3) Besarnya tarif retribusi pelayanan pasar ditetapkan sebagaimana tersebut pada Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 49

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) hari.

BAB IX

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 50

Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut retribusi

atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor.

Pasal 51

Obyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 adalah pengujian kendaraan bermotor yang terdiri dari mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang,

kendaraan khusus, kereta gandengan dan kereta tempelan.

Pasal 52

(1) Subyek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi

atau yang menggunakan dan atau menikmati pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor.

(2) Wajib Retribusi adalah orang orang pribadi atau yang menggunakan dan

atau menikmati pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut

atau pemotong retribusi pengujian kendaraan bermotor.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 53

(1) Tingkat penggunaan jasa pengujian kendaraan bermotor diukur berdasarkan atas frekuensi, fasilitas, dan peralatan uji kendaraan

bermotor.

(2) Masa retribusi adalah jangka waktu lamanya 6 (enam) bulan.

(3) Masa retribusi sebagamana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku apabila:

a. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerusakan kerusakan teknis sehingga mengalami perubahan fisik;

b. Perubahan bentuk, sehingga jenis kendaraan mengalami perubahan secara fisik dan atau teknis.

Page 19: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

19

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 54

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan sebagai pengganti biaya penyelenggaraan

pengujian kendaraan bermotor dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(2) Biaya penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendaftaran, biaya pemeriksaan, biaya pembubuhan nomor uji, biaya penggantian tanda uji termasuk

baut, kawat, dan segel serta biaya penggantian buku uji berkala.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 55

Besarnya tarif retribusi yang harus dibayar adalah sebagai berikut :

No Jenis Kendaraan/ Pelayanan Tarif (Rp)

1 2 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Kendaraan Bermotor dengan JBB s/d 2.100 Kg

Kendaraan Bermotor dengan JBB 2.101 Kg s/d 4.000Kg

Kendaraan Bermotor dengan JBB 4.001 Kg s/d 8.000 Kg

Kendaraan Bermotor dengan JBB 8.001Kg s/d 15.000 Kg

Kendaraan Bermotor dengan JBB 15.001 Kg ke atas

Kereta Gandengan

Kereta Tempelan

Penggantian buku uji yang habis/ rusak

Penggantian buku uji yang hilang

Penggantian tanda uji yang habis/ rusak

Penggantian tanda uji yang hilang

Penggantian tanda samping pakai cat

Cek fisik kendaraan bermotor yang akan diajukan lelang :

1. roda 4 atau lebih

2. roda 2

26.000,00

28.000.00

30.000,00

35.000,00

40.000,00

32.000,00

37.000,00

10.000,00

20.000,00

7.000,00

10.000,00

8.000,00

30.000,00

15.000,00

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 56

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 6 (enam) bulan.

Page 20: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

20

BAB X

RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 57

Dengan nama Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran dipungut

retribusi atas pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

Pasal 58

Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat

penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan

kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat.

Pasal 59

(1) Subyek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah orang

pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati pelayanan pemeriksaan alat-alat pemadam kebakaran.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati pelayanan pemeriksaan alat-alat pemadam kebakaran dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut

atau pemotong retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 60

(1) Tingkat penggunaan jasa pemeriksaan alat pemadam kebakaran diukur/dihitung berdasarkan jenis, frekuensi dan jumlah alat pemadam

kebakaran yang diperiksa.

(2) Alat pemadam kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

diperiksa dan /atau diuji kesiap-siagaannya oleh Pemerintah Daerah setiap 1 (satu) tahun sekali.

(3) Setiap orang /pribadi atau badan yang memiliki alat pemadam kebakaran baru, wajib melapor kepada Pemerintah Daerah untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan.

(4) Sebagai tanda bukti telah diberikan pelayanan pemeriksaan, diberikan tanda pengesahan oleh petugas yang ditunjuk berupa label.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur

dan Besaran Tarif Retribusi

Pasal 61

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran didasarkan

kepada tujuan memperoleh kompensasi yang layak sebagai pengganti biaya pemberian pelayanan dalam rangka upaya penyelamatan dari

bahaya kebakaran.

Page 21: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

21

(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk bahan dasar obat dan kerusakan alat yang dipergunakan sebagai pemadam

kebakaran.

(3) Biaya perbaikan alat dan bahan dasar obat menjadi tanggung jawab

pemilik alat pemadam kebakaran, dalam pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 62

Besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut :

a. Pemadam Api Cepat jenis isian busa dengan ukuran;

1) kecil (1-3 kg), sebesar Rp. 4.000,00 (empat ribu rupiah) setiap kali

pemeriksaan/unit.

2) sedang (4-9 kg), sebesar Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) setiap kali pemeriksaan/unit.

3) besar (lebih dari 9 kg), sebesar Rp. 8.000,00 (delapan ribu rupiah) setiap kali pemeriksaan/unit.

b. Pemadam Api Cepat jenis isian kering dengan ukuran;

1) kecil (1-3 kg), sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) setiap kali

pemeriksaan/unit.

2) sedang (4-9 kg), sebesar Rp12.000,00 (dua belas ribu rupiah) setiap kali pemeriksaan/unit.

3) besar (lebih dari 9 kg), sebesar Rp. 14.000,00 (empat belas ribu rupiah) setiap kali pemeriksaan/unit.

c. Pemadam kebakaran jenis hydran sebesar Rp. 4.000,00 ( empat ribu rupiah ) setiap kali pemeriksaan/titik lepas.

d. Pemadam kebakaran jenis Fire Protection/Fire hydran sebesar Rp. 35.000,00 ( tiga puluh lima ribu rupiah ) setiap kali pemeriksaan /unit.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 63

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.

BAB XI

RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ ATAU PENYEDOTAN KAKUS

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 64

Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus dipungut retribusi atas jasa pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus.

Pasal 65

(1) Objek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah

pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Page 22: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

22

(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang

disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Pasal 66

(1) Subjek Retribusi Pelayanan Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/ menikmati jasa pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus.

(2) Wajib Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan

penyediaan dan/atau penyedotan kakus dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong

Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 67

Tingkat penggunaan jasa penyedotan kakus dihitung berdasarkan pada frekuensi penggunaan untuk setiap 1 (satu) unit tanki penyedot kakus untuk

1 (satu) kali penyedotan.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 68

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus didasarkan pada kompensasi yang

layak sebagai pengganti biaya penyedotan kakus.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 69

Besarnya tarif retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus adalah sebagai berikut:

a. Dalam Kota : Rp. 150.000,00 (Seratus lima puluh ribu rupiah)

b. Luar Kota : Rp. 200.000,00 (Dua ratus ribu rupiah)

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 70

Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) kali pelayanan.

Page 23: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

23

BAB XII

RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Bagian Kesatu

Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 71

Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut

retribusi atas pelayanan pengendalian menara telekomunikasi.

Pasal 72

(1) Obyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan

memperhatikan aspek tata ruang, keamanan dan kepentingan umum.

(2) Menara telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

menara BTS (Based Transceiver Station).

Pasal 73

(1) Subyek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan

pengendalian menara telekomunikasi.

(2) Wajib Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang

pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengendalian menara telekomunikasi dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi

Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Bagian Kedua

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 74

Tingkat penggunaan jasa pengendalian menara telekomunikasi diukur berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar

perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi yang dikaitkan dengan frekuensi pengawasan dan pengendalian serta pemberian

jasa keamanan menara telekomunikasi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Bagian Ketiga

Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 75

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

pengendalian menara telekomunikasi didasarkan pada tujuan untuk biaya pengendalian frekuensi dan pengawasan bangunan menara telekomunikasi.

Bagian Keempat

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 76

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi dihitung berdasarkan hasil perkalian

2% (dua persen) dari Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP PBB) Menara Telekomunikasi.

Page 24: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

24

(2) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bangunan Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan harga

bangunan menara telekomunikasi.

Bagian Kelima

Masa Retribusi

Pasal 77

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.

BAB XIII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 78

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah.

BAB XIV

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 79

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan .

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pemungutan

Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XV

PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN DAN

PENUNDAAN PEMBAYARAN

Bagian Kesatu

Penentuan Pembayaran

Pasal 80

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(2) Pembayaran retribusi dilakukan di Rekening Kas Umum Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan

menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRD jabatan dan SKRD tambahan.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka

hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Rekening Kas Umum Daerah paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima

atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

(4) Jatuh tempo pembayaran, tempat pembayaran, penyelesaian

pembayaran, penundaan pembayaran dan bentuk isi STRD sebagaiman dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 81

(1) Dalam hal wajib retribusi tidak dapat memenuhi pembayaran secara

tunai/ lunas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, maka wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran

kepada Bupati.

Page 25: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

25

(2) Tata cara penyelesaian pembayaran secara angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 82

(1) Dalam hal Wajib retribusi tidak dapat membayar retribusi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81,

wajib retribusi dapat mengajukan permohonan penundaan pembayaran kepada Bupati.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penundaan pembayaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 83

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Pasal 81 dan Pasal 82 diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam

buku penerimaan.

(3) Bentuk, isi, kualitas, buku dan tanda bukti pembayaran Retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB XVI

KEBERATAN

Pasal 84

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau Pejabat

yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan

disertai dengan alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu

dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan

Wajib Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.

Pasal 85

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang

diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan

yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.

(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya

atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Page 26: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

26

BAB XVII

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 86

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah

dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB

harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran

Retribusi.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XVIII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 87

(1) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar

2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(2) Penagihan dengan STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

BAB XIX

PENAGIHAN

Bagian Kesatu

Tata Cara Penagihan

Pasal 88

(1) Retribusi terutang dan Sanksi Administrasi yang dikenakan terhadap

wajib retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ditagih menggunakan STRD.

(2) Penagihan dengan STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

Page 27: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

27

(3) Tata cara penagihan sebagaimana pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Piutang Retribusi Yang Kadaluwarsa

Pasal 89

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:

a. diterbitkan surat teguran; atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung

maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkannya Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal

diterimanya Surat Teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b adalah Wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada

Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan

angsuran atau penundaan pembayaran atau penundaan keberatan oleh Wajib Retribusi.

Bagian Ketiga

Penghapusan Piutang Retribusi Yang Kadaluwarsa

Pasal 90

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk

melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang

sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB XX

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 91

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XXI

PEMBETULAN, PEMBAYARAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMBATALAN

Page 28: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

28

Pasal 92

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pembetulan terhadap

SKRD dan STRD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/ atau kekeliruan dalam penerapan Pertauran

Daerah ini.

(2) Bupati dapat:

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrativ berupa bunga dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena bukan kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya;

b. Mengurangkan atau pembatalan, ketetapan retribusi yang tidak benar.

(3) Permohonan pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi

administratif, pengurangan atau pembatalan ketetapan retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus disampaikan

secara tertulis kepada Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima SKRD dan STRD dengan memberitahukan alas an yang jelas dan meyakinkan untuk mendukung permohonannya.

(4) Bupati paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan diterima harus memberikan Keputusan.

(5) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan permohonan sebagaiman dimaksud pada ayat (4) Bupati tidak memberikan Keputusan, maka permohonan

pembetulan, pengurangan ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administratif berupa bunga dan pembatalan ketetapan retribusi dianggap dikabulkan.

BAB XXII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 93

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak

atau kurang dibayar.

Pasal 94

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 merupakan penerimaan

negara.

BAB XXIII

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 95

(1) Instansi dan satuan kerja yang melakukan pemungutan Retribusi Daerah dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Peraturan Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 29: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

29

BAB XXIV

KETENTUAN KHUSUS

Pasal 96

(1) Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

(3) Penetapan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XXV

PENYIDIKAN

Pasal 97

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh

pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah :

a. Menerima, mencari mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah tersebut;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka seseorang melaksanakan

tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa

identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan yang perlu untuk kelancaran penyidikan dimulainya penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah

menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan Hukum Acara Pidana yang berlaku.

Page 30: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

30

BAB XXVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 98

Ketentuan mengenai retribusi penggantian biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

untuk jenis pelayanan Cetak Kartu Tanda Penduduk dalam kegiatan pelayanan Kartu Tanda Penduduk sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013.

BAB XXVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 99

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2000 tentang

Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2000 Nomor 13 Seri B) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 6 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun

2000 tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2006 Nomor 6);

2. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2000 tentang

Retribusi Penyedotan Kakus (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2000 Nomor 15 Seri B);

3. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 39 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

(Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2001 Nomor 42 Seri C), sepanjang mengenai retribusi;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 40 Tahun 2001 tentang

Pelayanan Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2001 Nomor 43 Seri C), sepanjang mengenai

retribusi;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 41 Tahun 2001 tentang

Pelayanan Pemakaman (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2001 Nomor 44 Seri C), sepanjang mengenai retribusi;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 20 Tahun 2002 tentang

Obyek Dan Daya Tarik Wisata (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2002 Nomor 22 Seri C), sepanjang mengenai retribusi;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 3 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Pasar (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun

2005 Nomor 4 Seri C);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di

Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2007 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 5);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 9 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Lembaran Daerah Kabupaten

Klaten Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 48);

Page 31: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

31

10. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2009 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Kabupaten

Klaten Tahun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 51);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 100

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Klaten.

Ditetapkan di Klaten

pada tanggal 30 Desember 2011

BUPATI KLATEN,

SUNARNA

Diundangkan di Klaten

pada tanggal 30 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN,

INDARWANTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011 NOMOR 18

Page 32: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

32

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM

I. PENJELASAN UMUM

Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber

penerimaan yang dapat diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu

mulai tanggal 1 Januari 2001. Dengan adanya otonomi, daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan

yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah sumber

penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

Pemberlakuan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan pemerintah daerah sebagai pihak yang menetapkan dan memungut pajak dan retribusi daerah,

tetapi juga berkaitan dengan masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota masyarakat yang menjadi bagian dari daerah, setiap orang atau badan-badan

yang memenuhi ketentuan yang dalam peraturan daerah maupun yang menikmati jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah harus membayar

pajak atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini menunjukkan pada akhirnya proses pemungutan pajak dan retribusi daerah akan memberikan beban kepada masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu memahami

ketentuan pajak dan retribusi daerah dengan jelas agar mau memenuhi kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut adalah sebagai berikut :

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

c. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi (balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang

dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah ada 3 (tiga) obyek retribusi yaitu jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Sebagaimana telah disebutkan bahwa

retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah, untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan. Obyek

retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Page 33: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

33

Retribusi jasa umum ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini :

a. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi.

c. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

d. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

e. Retribusi tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan nasional

mengenai penyelenggaraannya.

f. Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien serta

merupakan satu sumber pendapatan daerah yang potensial.

g. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

Perubahan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah membawa dampak

penyesuaian terhadap Peraturan Daerah tentang Retribusi Daerah yang diterapkan di Daerah. Mengingat untuk memberlakukan suatu jenis

Retribusi Daerah harus diterapkan dengan Peraturan Daerah. Dengan demikian tanpa adanya peraturan daerah yang berkaitan maka retribusi daerah tersebut tidak dapat dipungut. Dengan diberikannya kewenangan

terhadap Daerah untuk menetapkan jenis retribusi yang sesuai dengan situasi dan kondisi Daerah maka akan memberikan kepastian bagi

masyarakat dan dunia usaha yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban

retribusinya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4 Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 34: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

34

Biaya operasional meliputi pemeliharaan dan pengadaan, jasa pelayanan puskesmas dan pelayanan laboratorium.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 8 Cukup jelas

Pasal 9 Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12 Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “tempat umum lainnya” adalah tempat yang

dapat digunakan oleh masyarakat umum dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 14 Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17 Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20 Cukup jelas

Pasal 21 Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Page 35: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

35

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24 Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27 Cukup jelas

Pasal 28 Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31 Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34 Cukup jelas

Pasal 35 Cukup jelas

Pasal 36

Cukup jelas Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38 Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Page 36: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

36

Cukup jelas

Pasal 42 Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45 Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48 Cukup jelas

Pasal 49 Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52 Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55 Cukup jelas

Pasal 56 Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59 Cukup jelas

Page 37: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

37

Pasal 60 Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62 Cukup jelas

Pasal 63 Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66 Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69 Cukup jelas

Pasal 70 Cukup jelas

Pasal 71

Cukup jelas Pasal 72

Ayat (1) Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat pengawasan

dan pengendalian sulit ditentukan serta untuk kemudahan penghitungan, tarif retribusi ditetapkan 2% (dua persen) dari nilai jual

obyek pajak yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi, yang besarnya retribusi dikaitkan dengan frekuensi pengawasan dan pengendalian menara

telekomunikasi tersebut.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 73

Cukup jelas

Pasal 74

Cukup jelas

Page 38: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

38

Pasal 75 Cukup jelas

Pasal 76

Cukup jelas

Pasal 77 Cukup jelas

Pasal 78 Cukup jelas

Pasal 79

Cukup jelas Pasal 80

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

SKRD jabatan diterbitkan dalam hal STRD tidak dipenuhi oleh wajib retribusi sebagaimana mestinya. SKRD tambahan dikeluarkan Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan

ditemukan data baru dan data semula belum terungkap sehingga menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang.

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 81 Cukup jelas

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Ayat (1) Untuk mekanisme pengajuan keberatan diatur lebih lanjut dalam

Peraturan Bupati. Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 84

Cukup jelas

Pasal 85

Cukup jelas

Page 39: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

39

Pasal 86 Cukup jelas

Pasal 87

Cukup jelas

Pasal 88 Cukup jelas

Pasal 89 Cukup jelas

Pasal 90

Cukup jelas Pasal 91

Cukup jelas

Pasal 92 Cukup jelas

Pasal 93

Cukup jelas

Pasal 94

Cukup jelas

Pasal 95 Cukup jelas

Pasal 96 Cukup jelas

Pasal 97

Cukup jelas Pasal 98

Cukup jelas

Pasal 99 Cukup jelas

Pasal 100

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 73

Page 40: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

40

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATENKLATEN

NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

No. JENIS PELAYANAN TARIF

1 2 3

I Pengobatan Umum / Konsultasi

1 Rawat jalan umum Rp 3.500

2 Konsultasi gizi, sanitasi Rp 2.000

3 Pemeriksaan kesehatan pelajar Rp 5.000

4 Pemeriksaan kesehatan umum Rp 7.000

5 Pemeriksaan calon pengantin (2) Rp 10.000

6 Pemeriksaan Kesehatan Haji Rp 15.000

7 Rawat Darurat Rp 10.000

II Pengobatan dan Tindakan Gigi

1 Konsultasi gigi Rp 2.000

2 Konsultasi Kefarmasian Rp 1.000

3 Pencabutan gigi susu Rp 8.000

4 Pencabutan gigi susu dengan komplikasi Rp 15.000

5 Pencabutan gigi tetap (tiap gigi) Rp 10.000

6 Pencabutan dengan (komplikasi) Rp 15.000

7 Penbersihan karang gigi tiap rahang Rp 15.000

8 Perawatan saraf gigi tiap kali kunjungan Rp 5.000

9 Perawatan radang gusi Rp 5.000

10 Tumpatan sementara Rp 7.000

11 Tumpatan silikat tiap gigi Rp 10.000

12 Tumpatan ART Rp 12.000

13 incicisi obeces / sayatan bisul Rp 7.000

14 Trepanasi Rp 20.000

15 Pembongkaran gigi palsu Rp 15.000

16 Pembedahan gigi tertanam Rp 50.000

17 Pengobatan absces Rp 7.000

18 Pertolongan kecil lainnya Rp 5.000

III Pengobatan dan Tindakan Mata

1 Ketajaman penglihatan (visus) Rp 10.000

2 Koreksi dan resep kaca mata Rp 15.000

Page 41: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

41

3 Buta warna Rp 5.000

4 Epilasi pada tricheasis Rp 10.000

5 Fundoskopi Rp 8.000

6 Bebat mata Rp 10.000

7 Insisi hordeolum Rp 25.000

8 Insisi Chalazion Rp 25.000

IV Tindakan THT

1 Toilet hidung / pembersihan kotoran Rp 10.000

2 Toilet Telinga / pembersihan kotoran Rp 10.000

3 Toilet Tenggorokan / pembersihan Rp 10.000

4 Tampon antiseptik / adrenalin Rp 10.000

5 Medikasi post op minor & kecil Rp 10.000

6 Spoeling dari suction telinga Rp 10.000

7 Pengangkatan corpus telinga Rp 15.000

8 Pengangkatan cerumen yang sulit Rp 10.000

V Tindakan Medis dan Terapi

1 Debridemen luka Rp 10.000

2 Jahit luka 1-3 jahitan Rp 15.000

3 Jahit luka 4-10 jahitan Rp 20.000

4 Jahit luka > 10 jahitan Rp 30.000

5 Tindik daun telinga Rp 10.000

6 Lepas jahitan 1-5 Rp 7.000

7 Lepas jahitan 5 -10 Rp 10.000

8 Lepas jahitan > 10 Rp 20.000

9 Mengangkat aterom /lipoma Rp 30.000

10 Insisi /exsisi Rp 15.000

11 Ekstraksi kuku Rp 20.000

12 Ekstraksi corpusalienum Rp 10.000

13 Jahit telinga dawir Rp 20.000

14 Perawatan luka gigitan binatang Rp 7.500

15 Perawatan luka bakar < 10 % Rp 20.000

16 Perawatan luka bakar > 10 % tidak

komplek

Rp 30.000

17 ATS ( Anti Tetanus Serum) Rp 20.000

18 Pengangkatan benda asing dengan sayatan ringan

Rp 25.000

19 Circumsisi/ sunat Rp 100.000

20 Pemasangan IUD (tidak termasuk IUD) Rp 20.000

21 Pelepasan IUD Rp 20.000

Page 42: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

42

22 Pemasangan implant Rp 50.000

23 Pelepasan implant Rp 50.000

24 Suntik KB Rp 15.000

25 Pemeriksaan genaekologi / genital Rp 10.000

26 Pengobatan erosi /mulut rahim Rp 10.000

27 Toucher vaginal Rp 5.000

28 Toucher Rectal Rp 5.000

29 Breastcare / perawatan payudara Rp 5.000

30 Persalinan normal Rp 500.000

31 Persalinan dengan penyulit Rp 750.000

32 Jahitan perineum derajat satu Rp 30.000

33 Jahitan perineum derajat dua Rp 50.000

34 Pasang keteter (tidak termasuk keteter) Rp 10.000

35 lavement Rp 10.000

36 Pengambilan sekret pap smear Rp 10.000

37 Pasang infus pada dewasa Rp 10.000

38 Pemasangan infus pada anak termasuk

fiksasi

Rp 15.000

39 Suction uap lendir Rp 10.000

40 Resusitasi bayi baru lahir Rp 40.000

41 Resusitasi bayi baru lahir dengan aspiksi Rp 60.000

40 Pemakaian nebulizer Rp 30.000

42 Injeksi Rp 3.000

43 Skin test Rp 5.000

44 Mantoux test Rp 10.000

45 Pemasangan spalk Rp 25.000

46 Pemasangan O2 (belum termasuk O2) Rp 5.000

47 Penggunaan O2 per jam Rp 7.000

48 Fisioterapi

- Assesment fisioterapi Rp 7.500

- Infra Red Rp 7.500

- Infra phil Rp 5.000

- Tens Rp 7.500

- Ultrason Rp 10.500

- Diathermi Rp 7.500

- Local exercise terapi Rp 10.000

- Massage Rp 5.000

- Vibrator Rp 5.000

Page 43: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

43

- Traksi lumbal /cervical Rp 7.500

- Paradisasi Rp 10.500

- Treadmill exercise Rp 15.000

49 Tindakan kecil akupuntur Rp 12.000

50 Tindakan sedang akupuntur Rp 20.000

Home Care (D3 Akper)

51 Partial Rp 40.000

52 Intermediate Rp 85.000

53 Total Care Rp 120.000

Home Care ( Profesional / Nurse)

54 Partial Rp 50.000

55 Intermediate Rp 90.000

56 Total Care Rp 130.000

VI Penunjang Diagnostik

1 USG abdoment tanpa film Rp 30.000

2 USG kebidanan tanpa film Rp 30,000

3 Spirometer Rp 30,000

4 EKG Rp 25,000

Radiodiagnostik Sederhana :

1 dental Rp 22.000

2 Thorak anak Ap Rp 20.000

3 Artik humeri / sendi bahu 1 posisi Rp 35.000

4 BNO anak Rp 35.000

5 Humerus Ap / lat Rp 35.000

6 Antibrachii Ap / lat Rp 35.000

7 Artic cubiti Ap / lat Rp 35.000

8 Wrist joint Ap / lat Rp 35.000

9 Manus Ap / lat Rp 35.000

10 Sella khusus Rp 35.000

11 Coxae Rp 40.000

12 Pelvis Rp 40.000

13 Clavicula Rp 40.000

14 Scapula Rp 40.000

15 Artic humeri / sendi bahu 2 posisi Rp 40.000

16 Pedis Ap / lat Rp 40.000

17 BNO Rp 40.000

18 OS calcaneus Rp 40.000

Page 44: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

44

19 Thorax dewasa PA Rp 40.000

20 Artic genue Ap / lat Rp 40.000

21 Ankle joint AP / lat Rp 40.000

22 Femur AP Rp 40.000

23 Cruris AP / lat Rp 45.000

24 Thorax anak Ap lat Rp 45.000

25 Thorax dewasa PA lat Rp 55.000

26 Baby gram Rp 55.000

27 Pelayanan general check up ( Px fisik, Ro, Lab darah / urin, EKG, pembuatan buku

hasil, hasil evaluasi)

Rp 122.000

28 Pemeriksaan dr. Spesialis pagi Rp 15.000

VII Rawat Inap

1 Rawat inap umum dewasa

- Paket rawat inap Rp 75.000

2 Pelayanan rawat inap bayi /anak

- Paket rawat inap Rp 75.000

3 Pelayanan rawat inap bersalin

1. Ibu

- Paket rawat inap Rp 75.000

2. Bayi

- Paket rawat inap Rp 45.000

VIII Pelayanan Laboratorium

A Pemeriksaan Darah

1 Haemoglobin Rp 5.000

2 haemogram Rp 5.000

3 Antal leukosit Rp 5.000

4 Antal eritrosit Rp 5.000

5 Antal trombosit Rp 5.000

6 Waktu pendarahan Rp 4.000

7 Waktu pembekuan /perjendalan Rp 4.000

8 Hermatokrit Rp 5.000

9 Malaria preparat Rp 4.000

10 Protein total Rp 10.000

11 Albumin Rp 10.000

12 Takata ara Rp 10.000

13 Thymol turbidty rest Rp 10.000

14 Billirubin total Rp 10.000

15 Billirubin direk /indirek Rp 20.000

Page 45: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

45

16 SGOT Rp 15.000

17 SGPT Rp 15.000

18 Ureum Rp 10.000

19 Creatinin Rp 10.000

20 Cholesterol Rp 12.500

21 HDL-Cholesterol Rp 20.000

22 LDL-Cholesterol Rp 10.000

23 Triglicerida Rp 20.000

24 Asam urat Rp 11.000

25 Gula darah puasa Rp 7.000

26 Gula darah 2 jam PP Rp 7.000

27 Gula darah sewaktu Rp 7.000

28 Aplikasi pospatase Rp 10.000

29 Widal Rp 11.000

30 Gamma GT Rp 9.000

31 CK-MB Rp 14.000

32 HbsAg Rp 20.000

33 Acit phospate Rp 14.000

34 Amilase Rp 14.000

35 Glukosa (stik) Rp 13.000

36 Colesterol (stik) Rp 20.000

37 Asam urat (stik) Rp 13.000

38 Calcium Rp 8.500

39 Cholinesterase Rp 7.000

40 GLDH Rp 12.000

41 HBDH Rp 8.000

42 LAP Rp 9.500

43 Lipase Rp 20.000

44 Iron Rp 5.000

45 Natrium Rp 8.000

46 Kalium Rp 8.000

47 Chlorida Rp 11.000

48 Magnesium Rp 8.500

49 CEP Rp 9.500

50 BBS /LED Rp 5.000

51 VDRL Rp 11.000

52 Golongan darah Rp 5.000

B Pemeriksaan Urine

Page 46: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

46

1 Urine rutin Rp 15.000

2 Urine reduksi Rp 3.500

3 Urine protein Rp 3.500

4 Billirubin Rp 3.500

5 Urine urobillinogine Rp 3.500

6 Urine nitrit Rp 3.500

7 PH Rp 3.500

8 Keton Rp 12.000

9 Tes kehamilan Rp 12.000

10 sedimen Rp 5.000

C Pemeriksaan Feces

1 Facces rutin Rp 5.000

2 Telur cacing Rp 5.000

3 Darah samar Rp 5.000

D Preparat Apus

1 Urethra sekret Rp 5.000

2 Dipteri baksil Rp 5.000

3 BTA Rp 3.500

E Pemeriksaan Sample Air (kimia)

1 PH Rp 10.000

2 Fe Rp 15.000

3 Nitrit Rp 12.000

4 Nitrat Rp 11.000

5 Florida Rp 11.000

6 Mangan Rp 15.000

7 Kesadahan Rp 8.000

8 Aluminium Rp 12.000

9 Ammonium Rp 11.000

10 Sisa chlor Rp 8.000

11 Arsen Rp 13.000

12 chlorida Rp 13.000

13 Sianida Rp 13.000

14 Cadmium Rp 9.000

15 Tembaga ( Cu) Rp 11.000

16 Sulfat Rp 15.000

17 Zink Rp 15.000

18 Total hardness ( kesadahan) Rp 8.000

19 Selenium Rp 13.000

Page 47: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

47

F Pemeriksaan Sample Makanan (kimia)

1 Boraks Rp 15.000

2 Formalin Rp 15.000

3 Pewarna Rp 24.000

4 Pemanis Rp 21.000

G Pemeriksaan sampel Air dan Makanan

(Biologi)

1 Bakteriologi air bersih Rp 25.000

2 Bakteriologi air minum Rp 40.000

3 Bakteriologi makanan Rp 20.000

IX Pelayanan lainnya

1 Visum et repertum (hidup) Rp 10.000

2 Ambulance (rujukan pasien)

- Pemakaian 5 km PP 10 X harga BBM

yang berlaku saat itu

- Pemakaian > 5 km PP (tambahan per Km) Per Km X harga BBM

yang berlaku saat itu

3 Insenerator (per kg sampah medis) Rp 12.000

BUPATI KLATEN,

SUNARNA

Page 48: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

48

LAMPIRAN II

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

No

USULAN

JENIS OBYEK

DASAR PENGENAAN DAN KLASIFIKASI

I II III

DSR

PENGENAAN TARIF DSR PENGENAAN TARIF

DSR

PENGENAAN TARIF

1 Rumah tangga/Pemukiman >DR 8 ORG 4000 4-8 ORG 3000 < 4 org 2000

2 Rumah sakit Tempat tidur >100 160000

50-100 tempat tidur 95000

Tempat tidur <50 80000

3 Hotel, Penginapan Kamar >30 50000 Kamar 20-30 40000 Kamar <20 30000

4 Toko, Perusahaan Dealer, Bengkel Besar 50000 Menengah 40000 Kecil 30000

5 Kantor Pemerintah Pegawai >100 80000 Pegawai 50-100 60000 Pegawai <50 40000

6 Kantor Swasta Pegawai >100 80000 Pegawai 50-100 60000 Pegawai <50 40000

7 Sekolahan Murid >200 35000 Murid 100-200 25000 Murid <100 20000

8 Restoran, Rumah Makan Besar 50000 Sedang 40000 Kecil 30000

9 PKL /Lesehan Tempat Wisata Mknn/minuman 5000 Buah-buahan 3000 Non buah-buahan 3000

10 Pedagang Pasar Buah/sayur 9000 Non buah/sayur 6000

Page 49: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

49

11 TPS Khusus Besar (56 m3/bl) 580000 Sedang (28m3/bl) 290000 Kecil (14 m3/bl) 145000

12 Kantor Bank/ BUMN Karyawan >20 125000 Karyawan 10-20 90000 Karyawan <10 60000

13 SPBU Pompa >4 50000 Pompa 20-4 40000 Pompa 1 30000

14 Pembuangan Langsung TPA Per m3 26000 Per m3 26000 Per m3 26000

15 Penyewa stadion/ Alun-alun non komersial 50000

Penyewa stadion/ Alun-alun komersial Dengan hiburan per hari 100000

16 Kegiatan Keramaian Perhari 50000 Perhari 50000 Perhari 50000

17 Gedung Pertemuan Kapasitas >2000 200000 Kapasitas 1500 150000 Kapasitas 1000 100000

18 Gedung olahraga Kapasitas >2000 200000 Kapasitas 1500 150000

Kapasitas

1000 100000

BUPATI KLATEN,

SUNARNA

Page 50: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

50

LAMPIRAN III

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK

KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

No Jenis

Pelayanan Kegiatan Pelayanan

Tarif

W N I W N A

1 Cetak Kartu Tanda Penduduk

a. Kartu Keluarga Rp. 2.000,- Rp. 50.000,-

b. Kartu Tanda

Penduduk

Rp. 5.000,- Rp. 50.000,-

c. Kartu Keterangan bertempat tinggal

Rp. - Rp. 100.000,-

d. Kartu Penduduk Sementara

Rp. - Rp. -

e. Kartu Identitas

Penduduk Musiman

Rp. - Rp. -

2. Akte Catatan Sipil

a. Akta perkawinan Rp. 50.000 Rp. 100.000,-

b. Akta perceraian Rp. 100.000 Rp. 200.000,-

c. Akta kematian Rp - Rp. 200.000,-

d. Akta pengakuan anak Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

e. Akta ganti nama Rp. - Rp. 50.000,-

f. Kutipan kedua akta

perkawinan

Rp. 25.000,- Rp. 100.000,-

g. Kutipan kedua akta perceraian

Rp. 75.000,- Rp. 200.000,-

h. Kutipan kedua akta kematian

Rp. - Rp. 10.000,-

i. Kutipan kedua akta

pengakuan anak

Rp. 35.000,- Rp. 150.000,-

Keterangan:

1) Yang dimaksud Kartu Keterangan Bertempat Tinggal adalah surat keterangan bertempat tinggal yang berupa kartu.

BUPATI KLATEN,

SUNARNA

Page 51: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

51

LAMPIRAN IV

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

a. Tarif Dasaran pasar Hak Guna Bangunan ( retribusi per M2 per hari ):

No. TEMPAT USAHA/

FASILITAS

RUKO

TOKO /

KIOS

LOS

DAGING

LOS UMUM

RUANGAN

ADEGAN DALAM

1 2 3 4 5 6 7

I. PASAR

1. Lantai I

2. Lantai II

3. Lantai III

-

200

-

200

200

100

400

400

200

250

200

100

300

-

200

II. PERTOKOAN 300 200 - - -

b. Tarif Retribusi dasaran Pasar yang dibangun Pemerintah Daerah ( retribusi

per M2 per hari):

KELAS

PASAR

JENIS DAGANGAN KIOS LOS ADEGAN DALAM

I. a. Daging

b. Non Daging

200

100

500

400

400

300

II. a. Daging

b. Non Daging

200

100

500

300

400

200

III. a. Daging

b. Non Daging

200

100

400

200

300

200

c. Tarif retribusi dasaran adegan diluar pasar dikenakan 2 (dua) kali lipat dari tarif adegan dalam.

d. Tarif retribusi bongkar/ muat :

1) Pick Up dan kendaraan roda 4 (empat) = Rp. 1.500,00 sekali

bongkar/ muat

2) Truck atau kendaraan roda 6 (enam) = Rp. 3.000,00 sekali bongkar/ muat

e. Tarif retribusi kamar mandi/ WC :

1) Hajad kecil sebesar = Rp. 500,00

2) Hajad besar sebesar = Rp. 1.000,00

3) Mandi sebesar = Rp. 1.000,00

f. Tarif penetapan identitas pedagang pasar sebesar= Rp. 5.000,00 (tidak termasuk foto)

g. Tarif Penetapan perubahan, penambahan atau pembangunan fasilitas

pasar sebesar 10 % dari nilai konstruksi bangunan.

Page 52: 2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov

52

h. Selain dikenakan tarif sebagaimana dimaksud pada huruf i, penyewa toko/ kios juga dikenakan retribusi kebersihan, PBB dan pungutan lainnya

sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BUPATI KLATEN,

SUNARNA