2011-1011 aw bahasa

48
11 - 2011 Warta Gereja Advent Karunia Menyembuhkan 26 Sepanjang Hidupmu 20 Umur More an Menyerahkan Segalanya 11 D eep * * Satu ungkapan dalam Bahasa Inggris yang artinya ada dijelaskan pada halaman 17. Skın

Upload: adventist-world-magazine

Post on 27-Mar-2016

279 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

2011-1011 AW bahasa official

TRANSCRIPT

Page 1: 2011-1011 AW bahasa

11 - 2011

W a r t a G e r e j a A d v e n t

KaruniaMenyembuhkan

26SepanjangHidupmu

20 Umur

More Than

MenyerahkanSegalanya

11

Deep *

*Satu ungkapan dalam Bahasa Inggris yang artinya ada dijelaskan pada halaman 17.

Skın

Page 2: 2011-1011 AW bahasa

P E K E R J A A N G E R E J A

Pandangan Sedunia ....... 3

Laporan Sedunia3 Berita & Pandangan10 One-Day Church

Panorama Sedunia8 Satu Tahun untuk Mengubah Dunia

P E R T A N YA A N A L K I T A B

KaruniaMenyembuhkan ........... 26Oleh Angel Manuel Rodríguez

P E L A J A R A N A L K I T A B

Mengatasi RasaKhawatir dan Takut ..... 27Oleh Mark A. Finley

W O R L D E X C H A N G E

29 Surat30 Ruang Doa31 Pertukaran Ide

Lokasi Masyarakat ....... 32

Warta GMAHKse-Indonesia ............ 33-48

C E R I T A S A M P U L

More Than Skin DeepOleh Chantal and Gerald Klingbeil .............................................. 16Sejarah Helderberg College mengandung pelajaran untuk sekarang ini.

T A M P I L A N K H U S U S

Memberikan Segalanya Oleh Penny Brink ......................... 11Apakah penatalayanan itu tentang pengorbanan atau tentangkedermawanan?

R E N U N G A N

Dosa dan Pengorbanan Oleh Michael Mxolisi Sokupa...... 14Suatu transaksi dengan Allah: dosa-dosa kita untuk kasih karunia-Nya.

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Sepanjang Hidupmu Oleh Lael Caesar ............................... 20Masa depan kita bukanlah kesuraman dan malapetaka;melainkan kemenangan dan keagungan.

R O H N U B U A T

Buku Kisah Para Rasul Oleh Tim Poirier ............................................................................ 22Selama 100 tahun menceritakan kisah Gereja Kristen mula-mula.

K E H I D U P A N A D V E N T

Operation Global Rain Oleh Janet Page .............................. 24Apa yang terjadi ketika umat Allah berdoa?

Ed

wa

rd

a

.

ap

po

ll

is

11 - 2011

2 Adventist World | 11- 2011

Page 3: 2011-1011 AW bahasa

Lebih dari 800 mahasiswa dan pega- ▶wai Union College di Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat, bergabung dengan Ted N.C. Wilson, Ketua Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh, General Confe rence; istrinya, Nancy; dan para pemimpin lain pada satu hari yang berfokus pada la-yanan masyarakat yang diadakan oleh se-kolah milik gereja itu.

“Sekarang saya bisa melihat mengapa Project Impact itu merupakan satu peris-tiwa besar tiap tahun—orang muda se-nang berpartisipasi,” kata Wilson setelah

L A P O R A N S E D U N I A

acara itu. “Semua orang berpartisipasi—staf pengajar, staf, bahkan kantor Uni Amerika Tengah. Senang sekali melayani Tuhan; memberitahu orang-orang ten-tang Union College dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh; dan memiliki pengalaman yang mempererat.”

Wilson berkata kepemimpinan siswa dalam acara itu memberinya kesan: “Ini memperlihatkan kepada para pemimpin di gereja bahwa mereka dapat memper-cayakan orang muda untuk mengatur se-gala sesuatu dan tidak mesti mengurus

PA N DA N G A N S E D U N I A

Keluarga Wilson Bergabung dengan Mahasiswa Advent di Hari Layanan Masyarakat

Un

io

n

Co

ll

Eg

E

Batu-batu yang HidupSaya terbangun oleh dentingan lem-

but alat pahat logam yang memukul-mukul batu—lama-kela-maan saya menyadari ada tujuh detik di antara setiap pukulan. Tepat dibalik dinding wisma tamu tempat saya tinggal, seorang pekerja yang bersemangat bangun pagi dini hari Minggu di Ke-nya. Batu gunung lembut yang sedang dibentuknya dengan li-hai menggunakan seperangkat alat pahat akan segera dibawa ke bawah perbukitan untuk membangun struktur bangunan yang lain.

Saya berjalan keluar untuk memperhatikannya dari dekat saat ia membentuk balok merah dengan mudahnya. Ia menye-nandungkan beberapa lagu sambil bekerja, bercanda tawa ber-sama para rekan kerjanya. Satu per satu, sebuah batu per jam, potongan-potongan rumah baru terbentuk.

Saya memperhatikan dengan terkagum-kagun, memandang bangunan tempat saya menginap semalam. Karena tiba saat hari sudah gelap, saya tidak memperhatikan strukturnya, tidak sabar menemukan tempat tidur setelah perjalanan yang jauh. Tetapi sekarang saya melihat lebih jelas: Masing-masing balok—ada 1.080, setelah saya menghitungnya—juga telah dibentuk dengan metode yang sama. Masing-masing batu diselesaikan dengan indahnya, dan kekaguman saya justru semakin bertam-bah ketika memperhatikan betapa eratnya satu sama lain ber-dampingan. Rumah ini dibangun sedikit demi sedikit, dengan

sabar, dengan metode-metode yang tidak lagi tampak pada bu-daya saya yang menghasilkan beton curah yang dihasilkan se-cara besar-besaran.

Kiasan indah dari rasul Petrus segera terlintas dalam benak saya: “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah” (1 Petrus 2:5). Pe-lajaran tambahan yang dapat dipetik juga sama pentingnya: di-perlukan waktu, dan pembentukan, serta bantuan, untuk berga-bung bersama saudara-saudara kita menjadi bagian dari rumah rohani agar Tuhan dapat tinggal. Saya tidak bisa mempertahan-kan keistimewaan dan pada saat bersamaan mengaku menjadi bagian dari dinding penopang yang kuat itu. Untuk dipasang-kan ke dalam satu struktur yang membawa kemuliaan kepada Allah saya perlu memberi kepada tetangga dan anggota di sebe-lah saya—dan oleh penyerahan dan kerendahan hati ini maka injil terus-menerus memanggil saya.

Kerajaan Allah sedang dibangun—kadang pelan-pelan, na-mun terus-menerus—kita dibentuk menjadi batu-batu hidup oleh Roh Tuhan yang menghidupkan. Sekarang berdoalah un-tuk bagian yang dipercayakan Allah bagi Anda di gereja yang membawa kemuliaan bagi-Nya.

— Bill Knott

PAGAR LAPANGAN BERMAIN: Ketua Gene ral Conference, Ted N.C. Wilson membantu me-masang pagar lapangan bermain sebagai ba-gian dari program Project Impact, satu acara layanan masyarakat yang sudah berusia 30 ta-hun dari Union College, di Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat.

Pekerjaan Gereja

11 - 2011 | Adventist World 3

Page 4: 2011-1011 AW bahasa

L A P O R A N S E D U N I A

hal-hal kecil saja. Tuhan telah memberi-kan kecerdasan dan kreativitas luar biasa kepada mereka. Memberikan mereka ka-runia besar dan membiarkan mereka menjalankannya.”

Bagi para mahasiswa yang berpartisi-pasi dalam proyek pembersihan, pembu-atan lahan, dan pengecatan di rumah-ru-mah dan lembaga-lembaga di kota, tuju-annya sederhana saja: “Kami ingin men-jadi tangan dan kaki Allah,” kata Anna Coridan, jurusan keperawatan dan koor-dinator Project Impact 2011.

Turut serta bersama Wilson dalam acara itu adalah Dekan Hubbard, mantan rektor Union College yang berperan pen-ting dalam merintis layanan tahunan itu di tahun 1981.

Pada awalnya diberi nama “Project BRUSH” (Beautifying Residences Using Student Help atau memperindah tempat tinggal dengan bantuan siswa), hari libur sekolah itu dimaksudkan untuk mendo-rong para mahasiswa keluar dari kampus dan masuk ke dalam komunitas Lincoln. Project BRUSH mengecat lebih dari 100 rumah dalam kurun waktu 10 tahun. Di-gerakkan oleh keinginan seisi kampus untuk melakukan lebih banyak lagi, maka Project BRUSH menjadi Project Im-pact, satu hari yang dipusatkan untuk membantu lebih dari peragenan Lincoln yang melayani komunitas sepanjang ta-hun.

“Project Impact mengalihkan fokus dari diri sendiri selama satu hari,” kata Coridan. “Sehari penuh untuk menyadari kebutuhan orang lain.”

Tiap tahun lebih dari 80 persen kelu-arga kampus berpartisipasi dalam Project Impact, satu acara yang direncanakan, di-atur, dan dilaksanakan oleh para maha-siswa. Sejak permulaan, sekitar 17.500 re-lawan telah melayani Lincoln dengan le-bih dari 111.000 jam bekerja sukarela se-lama 30 tahun terakhir. Menurut riset yang tersedia, Project Impact adalah hari layanan mahasiswa yang paling lama di-jalankan, dengan persentase tinggi ke-

ikutsertaan kampus, di Amerika Serikat—Ryan Teller, Direktur Komunikasi, Union College.

Pendidik Kelahiran Jamaika Memimpin NCU

Trevor Gardner, pendidik kelahiran ▶Jamaika dan yang sekarang menjabat Rektor University of the Southern Carib-bean (USC) milik Gereja Advent di Trin-idad dan Tobago, dipilih menjadi Rektor Northern Caribbean University (NCU). Penunjukkannya dilakukan selama per-temuan dewan pemimpin universitas di Mandeville, Jamaika.

Posisi rektor jadi kosong, ketika Her-bert Thompson pensiun bulan Juni 2011.

Gardner akan sepenuhnya meme-gang jabatan tersebut pada tanggal 1 Ja-nuari 2012, kata pemimpin gereja.

Gardner tidak asing bagi NCU, ketika ia melayani sebagai wakil ketua untuk urusan akademis selama transisi lembaga itu dari perguruan tinggi (college) ke uni-versitas. Ia ditunjuk sebagai Ketua USC di tahun 2004, dan ia memelopori penga-

lihannya dari Caribbean Union College menjadi status universitas di tahun 2006. Selama periode kepemimpinannya, USC telah menyaksikan lebih dari tiga kali penambahan penerimaan siswa dari 1.200 siswa menjadi sekitar 4.000 siswa.

Gardner berkata NCU “telah meng-ukir jalan yang sangat bernilai bagi orang-orang di seluruh dunia dan khu-susnya kepada mereka yang ada di wila-yah Karibia. Saya berharap saat kita me-langkah menuju masa depan, warisan ini akan terus berlanjut.”

Gardner memegang gelar Ph.D da-lam bidang administrasi pendidikan dan memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam bidang akademis. Pengalamannya dalam waktu 10 tahun terakhir berada di institusi-institusi Advent di Karibia.

NCU sama-sama dijalankan dan di-miliki oleh Jamaica Union Conference of Seventh-day Adventist (JAMU) dan At-lantic Caribbean Union Mission of Sev-enth-day Adventist (ACUM).—Nigel Coke, Divisi Inter-Amerika.

Penghuni Penjara Australia Menginjil dengan Menggunakan Materi Pelajaran Advent

Seorang yang sudah lama menjadi ▶siswa pelajar Alkitab yang diajar oleh Gereja Advent, Matthew J. Baronet, te-lah menjadi seorang penginjil dari dalam sel penjaranya selama masa pelayanan di Wolston Correctional Centre di Queen-sland, Australia. Modalnya: Bahan pela-jaran yang disediakan oleh Adventist Dis-covery Centre, satu pelayanan Australia dari Divisi Pasifik Selatan.

Dalam waktu enam tahun belajar di Discovery Centre, Matthew telah mere-krut hampir 150 siswa dan telah meng-adakan kelompok-kelompok doa /belajar dari dalam selnya, dan melalui waktunya dibalik jeruji ia telah memulai pelayanan “JAILMAIL.” Mulai dengan pelayanan

PEMIMPIN UNIVERSITAS: Trevor Gardner baru-baru ini dipilih men-jadi Rektor Northern Caribbean Uni-versity.

ni

gE

l

Co

kE

Pekerjaan Gereja

4 Adventist World | 11- 2011

Page 5: 2011-1011 AW bahasa

persahabatan yang sederhana, pelayanan JAILMAIL dalam waktu 11 minggu per-tama menyebar luas ke tujuh penjara di Queensland dan penjara lain di New South Wales.

“Saya berpikir bahwa penjara itu ada-lah lahan pelatihan Allah, dan di sana ada banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan di balik dinding-dinding ka-wat tajam ini,” kata Baronet. “Banyaknya jiwa-jiwa yang menderita, sakit, dan ter-luka dan orang-orang yang rusak di sini merupakan tanda sejati dari pekerjaan Setan. Saya telah melihat secara langsung kuasa Tuhan Yesus bekerja di rumah baru saya ini.”

Baronet memandang pelayanan JAIL-MAIL sebagai satu jalan membawa keba-hagiaan dan dukungan dalam kehidupan orang-orang baik dari dalam penjara maupun di luar penjara. “Tuhan yang baik memberkati pekerjaan saya di dalam penjara ini, dan saya merasakan hu-bungan yang dekat dengan tim di Disco-very,” tambahnya.—Tammy Zyderveldt, Divisi Pasifik Sela-tan

Orang Advent Yahudi Memperingati Satu Dasawarsa di Argentina

Hari Sabat tanggal 27 Agustus 2011 ▶menandai satu peringatan penting bagi Komunitas Advent Yahudi di Buenos Ai-res, Argentina: kelompok itu merayakan 10 tahun sebagai satu jemaat.

Sekitar 100 orang menghadiri acara akhir pekan di mana tonggak bersejarah dirayakan dengan rasa syukur kepada Allah atas kemajuan mereka.

Sejak mula pertama Adventist Jewish Community di Buenos Aires, para pe-mimpin bekerja mempersiapkan sebuah buku doa yang mencerminkan penga-laman keagamaan orang Advent Yahudi. Bersamaan dengan peringatan kesepuluh itu, edisi kedua dari buku doa, yang dike-nal dalam Bahasa Ibrani sebagai sidur, di-terbitkan. Itu disertai dengan edisi lem-bar musik tiga volume, yang berisi sekitar 1.000 lembaran musik yang disusun un-

tuk piano atau gitar. Para pemimpin je-maat berkata versi bahasa Inggrisnya se-dang dipersiapkan.

Pendeta Armando Miranda, seorang wakil ketua umum gereja dunia, me-nyampaikan pesan rohani yang menan-dai peringatan tersebut selama kebaktian Sabat. “Bilamana kita bekerja bagi Allah,” katanya, “kita tidak boleh lupa bahwa kita hanyalah ciptaan yang melayani Bapa kita dan bahwa ini melindungi kita dari kekecewaan.”

Bersama Miranda, tamu lain terma-suk Pendeta Reinaldo Siqueira, direktur komunitas Yahudi, yang mewakili Divisi Amerika Selatan; Pendeta Carlos Gill, Ketua Uni Argentina; dan Horacio Cay-rus dan David del Valle, anggota staf uni. Paduan suara River Plate Adventist Uni-versity, yang dipimpin oleh Deny Luz, menyediakan musik istimewa pada ke-sempatan itu.—Claudio Graf, Divisi Amerika Selatan

MANUSIA BARU: Penghuni tahanan Australia, Matthew J. Baronet adalah seorang penginjil di dalam rumah ta-hanan yang menyampaikan bahan pe-lajaran Alkitab dari Gereja Advent.

PEMBICARA TAMU: Pendeta Armando Miranda, seorang Wakil Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, berceramah di hadapan para peribadat pada acara peringatan kesepuluh Adventist Jewish Community di Buenos Aires, Argentina.

Cl

aU

di

o

gr

af

s o U t h p a C i f i C d i v i s i o n

11 - 2011 | Adventist World 5

Page 6: 2011-1011 AW bahasa

L A P O R A N S E D U N I A

Orang-orang percaya Advent di Jerman tertarik dengan peka-baran Advent, turut berbagi de-

ngan orang lain, dan ingin mengerti be-tul tentang pengalaman kebangunan dan reformasi yang sedang terjadi melalui persekutuan global kita.

Itulah kabar baik yang muncul dari satu perlawatan baru-baru ini ke Jerman yang saya bawa serta bersama dengan be-berapa anggota tim pimpinan General Conference, termasuk Pendeta Mike Ry-

yakni sekitar 53,5 juta penduduk, secara resmi mengaku Kristen, namun banyak golongan populasinya, termasuk banyak orang mudanya, sekular dalam penam-pilan mereka. Sebenarnya, 80 persen penduduk di negara bagian timur Jer-man, Saxony-Anhalt, di mana Martin Lu-ther lahir, secara resmi terdaftar tidak menganut keagamaan mana pun.

Bersaksi bisa merupakan satu tan-tangan dalam suasana budaya yang de-mikian, tetapi kebutuhan hati setiap orang tetap sama. Saya percaya orang-orang Advent, di Jerman dan di mana pun juga, memiliki pekabaran Alkitabiah yang unik untuk dibagikan yang meme-nuhi kebutuhan batin yang sama dengan begitu banyak orang sekarang ini.

Di Jerman, di Eropa, dan di wilayah Anda, dan di seluruh planet ini, kita ha-rus mengangkat Kristus sebagai Firman yang hidup dalam kehidupan kita sendiri dan dalam kesaksian kita kepada orang lain. Ketika kita membagikan kebenaran Alkitab yang berharga, melalui tuntunan

fokus pada aktivitas-aktivitas umum.Dalam mempertahankan satu fokus

kuat dalam membaca Alkitab, para pe-mimpin General Conference Anda meng-ingatkan para anggota gereja tentang wa-risan ganda unik mereka: sebagai orang Advent yang menjunjung tinggi Alkitab, dan sebagai orang Jerman yang setiap ha-rinya dikelilingi oleh warisan Martin Lu-ther dan Reformasi Protestan.

Selagi berada di Jerman kami menda-pat keistimewaan untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah yang berhu-bungan dengan Luther dan Reformasi Protestan. Mengenai gereja di Witten-berg, di mana Martin Luther memaku-kan ke-95 dalilnya, menyenangkan sekali berada di tempat di mana kebenaran dan kasih karunia Kristus diunggulkan mela-wan kepalsuan hikmat manusia dan ke-selamatan oleh perbuatan.

Hal penting lain adalah satu kun-jungan ke Wartburg Castle, di mana Lu-ther bersembunyi dari bahaya selama se-kitar 10 bulan. Ellen G. White, dalam The

Kunjungan ke Jerman MenghubungkanPara Pemimpin, Kaum Awam, Pendeta

Fokus Kebangunanan, Mark Finley, dan Williams Costa, Jr. Istri saya, Nancy juga turut bersama kami.

Kunjungan selama 10 hari itu mem-bawa kami pada beberapa tempat berse-jarah yang berhubungan dengan kehi-dupan dan pekerjaan Pembaru Protestan Martin Luther. Kehidupan kerjanya tidak hanya membuat Alkitab bisa diterima di seluruh Jermah, tetapi juga merupakan pelopor yang hebat sekali bagi kelahiran dan pertumbuhan pergerakan Advent kita.

Jadwal kami padat dan bervariasi: Bersama dengan sekitar 3.500 orang per-caya, kami menghadiri satu perjamuan spesial yang digelar oleh Bavarian Con-ference di Augsburg. Kami berpartisipasi dalam satu pertemuan kependetaan isti-mewa di Darmstadt, yang diatur oleh Uni Jerman Selatan dan Uni Jerman Utara, dengan banyak pendeta kita di Jerman. Kami menghabiskan waktu di Stimme der Hoffnung, atau Voice of Hope, pusat media divisi, memberi wejangan tentang

dalamWilson memimpin pertemuan untuk melihat kembali perjalanan

hidup seorang pembaru,Martin Luther Oleh Ted N. C. Wilson,

Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference

rencana-rencana penginjilan masa depan dan berpartisipasi dalam berbagai wa-wancara. Dan kami bergabung dalam ak-tivitas-aktivitas akhir pekan di Frieden-sau University, bertemu muka dengan mahasiswa, staf dosen, pensiunan, dan banyak anggota gereja. Satu pertemuan besar sepanjang hari Sabat diatur oleh Uni Jerman Utara, dengan sekitar 1.500 anggota yang hadir.

Jerman sekarang ini merupakan satu paradoks: sekitar 65 persen populasinya,

Roh Kudus, kita dapat menemukan ba-nyak orang yang tertarik dengan kebe-naran. Hubungan persahabatan dengan keyakinan lain ada tempatnya sendiri, te-tapi ini tidak boleh menggantikan inti dari aktivitas Kristen itu, yakni memba-gikan injil dan pekabaran tiga malaikat kepada mereka yang perlu mendengar. Selama perlawatan kami di Jerman, pene-kanan diberikan pada kebutuhan untuk fokus pada kebenaran-kebenaran Alkitab yang nyata dari orang Advent dan tidak

Pekerjaan Gereja

6 Adventist World | 11- 2011

Page 7: 2011-1011 AW bahasa

Great Controversy (hlm. 169) berkata Allah juga melindungi Martin Luther dari kesombongan selama periode ini, karena begitu banyak orang memuji dia atas kepemimpinannya melawan kekua-saan Roma.

Pada waktu ia berada di Wartburg itulah ia menerjemahkan Perjanjian Baru dari Bahasa Ibrani ke dalam Bahasa Jer-man dalam waktu 10 minggu dengan menggunakan 16 dialek Jerman, yang se-cara efektif mempersatukan bahasa Jer-man. Sumbangsih besar Johannes Guten-berg dalam sastra, baru disadari hampir 60 tahun lalu, dan teknologi baru yang diberikan untuk penyebar luasan Firman Allah secara besar-besaran diserahkan ke tangan orang-orang biasa. Saya merasa-kannya sebagai satu pengalaman yang menggugah berdiri di sebuah ruangan di mana aktivitas-aktivitas penerjemahan itu dulu terjadi.

Bahkan dengan warisan yang kaya

dan kokoh dari pemikiran sejati Protes-tan ini, orang-orang Advent sekarang di Jerman mendapati penambahan anggota itu kadang kala sulit menghadapi tekanan sekular dan serangan intelektual tentang kebenaran Kitab Suci. Para pemimpin General Conference yang bersama saya mendorong para anggota gereja untuk te-rus membaca Alkitab dengan cara seder-hana dan terus terang, meskipun ada te-kanan bertubi-tubi dari dunia akademis untuk menganjurkan metode-metode penafsiran baru dan lebih subyektif yang bertentangan dengan pendekatan penaf-siran Alkitab Advent. Orang Advent mendukung pendekatan sejarah Alkitab-iah, atau sejarah tatabahasa, yang mem-biarkan Alkitab menafsirkan dirinya sen-diri.

Saya juga menyuarakan satu pang-gilan untuk bersatu dengan keluarga ge-reja sedunia: “Kita tidak memiliki Gereja Advent Jerman atau Gereja Advent Bra-

sil, atau Gereja Advent Filipina, tetapi kita memiliki Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jerman, di Brasil, dan di Fili-pina. Ini adalah keluarga sedunia yang dipimpin oleh Allah.”

Selama salah satu dari berbagai sesi tanya jawab yang diadakan di Jerman, se-orang anggota bertanya berapa banyak dari 28 kepercayaan dasar yang harus di-percaya seseorang agar ia dianggap seo-rang Advent. Pertanyaan seperti itu, me-nurut saya, didasarkan atas pemikiran yang keliru. Permasalahannya adalah bu-kan kepercayaan dasar mana yang harus dibuang atau dipelihara, tetapi lebih ke-pada, dari mana kepercayaan dasar kita berasal? Kepercayaan dasar kita bukan kumpulan pernyataan yang bisa berubah-ubah yang ditaati hanya untuk menunjukkan kesetiaan kepada satu ge-reja; semua itu hanya merupakan penje-lasan luas dari kebenaran-kebenaran yang ditemukan di seluruh Kitab Suci. Tidak satu pun bagian dari Alkitab atau dari kepercayaan dasar kita yang tidak penting.

Selama kunjungan kami ke Jerman saya berseru kepada mereka sudah jauh dari gereja, dan jauh dari Tuhan, untuk memperbarui hubungan dengan Allah dan gereja melalui belajar Alkitab, ber-doa, dan membaca Roh Nubuat. Saya mendesak mereka yang kecewa untuk menemukan penghiburan di dalam ge-reja dan kebenaran Allah dan berpartisi-pasi dalam misi penginjilan gereja untuk menjangkau orang Jerman sambil me-nantikan kedatangan Kristus yang akan segera tiba.

Merupakan satu keistimewaan me-ngunjungi Jerman dan bertemu dengan begitu banyak rekan orang percaya. Rasa-nya bahagia mengetahui bahwa ada ba-nyak sekali anggota gereja yang rindu melihat Yesus datang, percaya bahwa Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah gereja umat sisa Allah, ingin menjadi ba-gian dari keluarga gereja Advent, mene-rima Alkitab sebagaimana terbaca, menghargai Roh Nubuat, dan turut serta dalam misi gerakan Advent sedunia me-ngabarkan pekabaran tiga malaikat. n

—Mark A. Kellner, Editor berita Adven-tist World.

Atas: “DIJAMAH ALLAH.” Di bawah spanduk berisi kata-kata dalam bahasa Jerman “Touched by God” atau dijamah oleh Allah, orang Ad-vent berkumpul di

Augsburg, Jerman, ruang konvensi untuk mendengar Ted N.C. Wilson, Ketua General Conference. Kiri: BERBICARA BERSAMA-SAMA: Pendeta Raner Wanitschek, kiri, Ketua Gereja Advent di Bavaria, bersama Pendeta Wilson di atas mimbar di Augsburg. E

li

d

iE

z-

pr

id

a

11 - 2011 | Adventist World 7

Page 8: 2011-1011 AW bahasa

PA N O R A M A S E D U N I A

Editor Adventist World Bill Knott baru-baru ini duduk bersama Pendeta Ted Wil-son, Ketua General Conference, untuk berbicara tentang memanfaatkan karunia jutaan orang muda dewasa di gereja.

Setiap pemimpin memimpikan hal-hal yang mereka bisa bantu wujud-kan sementara melayani umat Allah. Saya sudah mendengar Anda beberapa kali mengacu pada satu mimpi yang kedengarannya sangat besar—tujuan untuk membangun satu budaya pelayanan di tengah orang-orang muda dewasa Advent. Apa maksud Anda dengan itu?Salah satu ajaran paling jelas dari Perjan-jian Baru adalah bahwa Yesus memberi-kan karunia kepada semua orang yang mengikut Dia dalam baptisan dan men-jadi bagian dari gereja-Nya yang setia. Sesederhana itu saja: Jika Anda menjadi bagian dari umat sisa Allah, maka Roh Kudus telah memberikan Anda karunia untuk digunakan bagi kepentingan selu-ruh gereja. Karunia itu tidak terbatas ke-pada mereka yang berada di usia tertentu atau tingkat pendidikan tertentu. Berbi-cara tentang kebangunan besar yang Allah akan berikan kepada umat-Nya, nabi Yoel berkata: “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencu-rahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perem-puan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan” (Yoel 2:28).

Inisiatif kebangunan dan reformasi sedunia memperjelas bahwa ada ratusan ribu—sebenarnya jutaan—orang muda Advent yang telah Allah berikan karunia hebat untuk membantu menyelesaikan pekerjaan gereja-Nya. Saya ingin Gereja Advent merencanakan satu cara untuk memperlihatkan kreativitas dan energi yang luar biasa yang sudah diberikan Allah kepada orang-orang ini dengan memberikan karunia kepada orang muda yang setia.

Saya tahu bahwa Anda sudah me-ngenal betul dengan inisiatif-

inisia tif gereja yang sudah lama ada seperti program Misionaris Pe-lajar, Angkatan Kerja (Taskforce), Relawan Advent (Adventist Volun-teer Service), gerakan 1000 misio-naris (the 1000 Misionary Move-ment), dan pionir misi global (Glo-bal Mission Pioneers). Bagaimana-kah Anda berpikir lebih dari apa yang bahkan sudah dilakukan pro-gram-program itu?Program-program itu merupakan berkat yang tak ternilai bagi gereja, dan puluhan ribu orang muda telah memberikan pela-yanan yang indah melaluinya. Saya me-

ngetahui nilai dari program-program ini secara pribadi: Salah seorang putri kami menghabiskan waktu satu tahun menjadi seorang misionaris pelajar. Tanggung ja-wab besar ditanggungkan atas dia untuk mengajarkan mata pelajaran yang tidak disangka-sangkanya, jadi ia benar-benar harus berusaha keras, menantang dirinya sendiri, dan bertumbuh dalam kemam-puannya. Tahun itu sangat mempertajam kemampuannya, membuatnya bahkan menjadi seorang guru sekolah menengah atas yang lebih baik ketika ia lulus kuliah. Karena sejarah keluarga kami, maka ia dibesarkan di lingkungan misi. Tetapi ta-

Pekerjaan Gereja

8 Adventist World | 11- 2011

SatuTahun

untukMengubah Dunia

Page 9: 2011-1011 AW bahasa

hun itulah yang telah memperkuatnya, dan kehidupan tidak akan pernah jadi sama lagi. Ketiga putri kami telah men-jalani berbagai macam proyek misi, dan mereka menyukai pengalaman itu.

Pengalaman putri saya serupa dengan puluhan ribu orang lainnya yang telah menemukan sukacita besar apakah yang diperoleh dari membalas budi kepada ge-reja yang telah membentuk dan memeli-hara dan mengajar tentang Yesus. Mem-berikan sembilan sampai 12 bulan di awal tahap kehidupan Anda—ketika An-da melampaui masa remaja namun ke-tika Anda belum tiba pada komitmen be-rumah tangga atau mendapatkan penga-laman profesional—akan membentuk kembali seluruh sudut pandang dunia Anda. Satu hal yang saya janjikan: Anda tidak akan pernah sama lagi!

Apakah Anda sedang menjelaskan sesuatu yang nantinya dalam be-berapa pengertian akan bersifat wajib bagi setiap orang dewasa muda?Tidak, sebuah gereja yang secara konsis-ten menyoroti pentingnya kuasa memilih tidak akan pernah mendikte orang muda apa yang harus mereka lakukan untuk mematangkan iman mereka. Tetapi Ge-reja Advent memiliki kewajiban untuk menghadapkan orang mudanya pada satu visi menggairahkan tentang kehi-dupan yang penuh pengabdian dan pe-muridan serta pelayanan. Di bawah tun-tunan Roh Kudus, saat mereka mende-ngar panggilan pribadi untuk keba-ngunan dan reformasi, mereka akan me-nyadari bahwa Allah telah memberikan karunia dan talenta yang dipercayakan kepada mereka. Yesus tidak meminta mereka untuk meninggalkan semua mimpi yang telah diberikan kepada me-reka. Tidak, Ia meminta mereka memim-pikan mimpi yang lebih besar daripada hanya mendapatkan pendidikan yang baik dan membesarkan keluarga yang kuat. Ada satu dunia untuk dimenangkan bagi Kristus, dan gereja Allah memerlu-kan setiap karunia yang Ia telah tempat-kan di dalam diri orang-orang muda un-tuk menjangkau orang yang tersesat.

Perkiraan terbaik menunjukkan bahwa kemungkinan 25.000 orang

muda dewasa Advent di seluruh dunia sekarang memberikan satu tahun hidup mereka untuk mela-yani sebagaimana yang Anda jelas-kan. Bagaimanakah kita menarik bukan hanya orang-orang yang sa-ngat termotivasi dan yang luar bi-asa dan membuat ini lebih meru-pakan norma bagi pemuda Ad-vent? Bagaimanakah kita mencip-takan harapan bahwa 2 sampai 3 juta pemuda akan membangun hi-dup mereka di seputar kesem-patan ini?Tentunya ini memerlukan rencana yang matang dan terkoordinasi yang melibat-kan semua departemen pelayanan gereja, juga lembaga pendidikan dan pelayanan pemudanya. Kebanyakan kita mengajar-kan orang muda untuk berorientasi pada tujuan: menyelesaikan sekolah menengah atas, menyelesaikan kuliah dalam waktu sesingkat-singkatnya, lalu melanjutkan ke pengalaman profesional. Mengajak orang muda untuk menyela jalur yang sangat terfokus itu berarti membantu memba-ngun struktur pada tingkat paling dasar—termasuk di sekolah-sekolah ki-ta—sehingga mudah dan alamiah bagi orang muda kita memilih satu tahun pe-layanan sebelum penamatan.

Kita harus mulai membicarakan ten-tang pelayanan pada setiap kesempat-an—tidak hanya menunggu sampai satu minggu perekrutan misi tiba di pergu-ruan tinggi. Sejak pengalaman pelatihan kita yang mula-mula bersama anak-anak, kita harus memegang tujuan bahwa anak-anak itu suatu hari kelak harus me-lakukan suatu pekerjaan yang paling me-nyenangkan yang bisa dibayangkan—memberikan satu tahun pelayanan untuk membantu menyebarkan pekabaran tiga malaikat di suatu tempat di dunia.

Suatu pemikiran bahwa hal seluas ini tidak bisa bergantung pada General Conference saja, bukan?Tidak, tentu tidak! Kita juga harus mem-bangun satu budaya dalam ratusan ribu jemaat Advent setempat yang akan mem-bantu mereka menyadari berapa banyak yang harus mereka peroleh—dalam se-gala cara—mulai dari menampung orang muda yang sedang melayani, dan mengi-rimkan anak-anak muda mereka sendiri

pada satu tahun pelayanan. Kita harus berseru kepada semua gereja lokal untuk membantu membiayai inisiatif sebesar ini: Tidak ada “superfund” di General Conference yang cukup besar untuk me-lakukan ini semua sendirian!

Gereja-gereja lokal mau menyokong orang muda mereka sendiri yang mem-buat satu tahun komitmen pelayanan—dan mereka ingin memanggil orang muda lain dari tempat lain ke rumah-ru-mah mereka kalau mau datang melayani. Tidak ada cara yang lebih baik untuk me-numbuhkan karakter dan kematangan rohani seorang pemuda yang Anda pe-dulikan daripada membantu mendukung mereka ketika mereka membuat satu ko-mitmen untuk memberikan satu tahun hidup mereka melayani gereja Allah.

Anda mengatakan bahwa nilai dari pemikiran ini bukan hanya peker-jaan misionaris yang dilakukan oleh para orang muda ini: Tetapi juga pertumbuhan karakter yang terjadi sementara mereka melaku-kannya.Tepat sekali. Sebenarnya ada dua manfaat besar bagi gereja dari pemikiran seperti ini. Yang pertama adalah dorongan besar, kemajuan yang luar biasa, yang akan di-temukan gereja ketika ia mendorong ra-tusan ribu orang mudanya untuk mem-berikan pelajaran Alkitab, bekerja seba-gai para misionaris medis, membantu para pendeta, mengadakan kampanye penginjilan publik, dan melayani orang muda lain. Gelombang talenta dan krea-tivitas dari tahun seperti itu akan mem-buat gereja mengadopsi struktur dan aturan yang cukup longgar untuk me-nampung karunia yang Allah telah beri-kan kepada kita dalam diri orang muda itu.

Tetapi manfaat kedua—apa yang ter-jadi pada orang muda itu secara priba-di—barangkali yang memberi dampak paling bertahan lama. Jika Anda mem-bantu orang muda memberikan satu ta-hun pelayanan kepada gereja Allah, maka Anda membantu membesarkan mereka dalam pelayanan seumur hidupnya, ka-rena pelayanan akan menjadi cara hidup-nya. Dan Yesus memberitahu kita bahwa cara pelayanan itu adalah cara sukacita dan kebahagiaan yang abadi. Dalam cara

11 - 2011 | Adventist World 9

Page 10: 2011-1011 AW bahasa

SebuahOne -Day Church

Sólo Dios

PA N O R A M A S E D U N I A

yang sama, Allah tidak memerlukan ma-nusia untuk mengabarkan Injil Yesus: malaikat bisa melakukannya—bahkan bebatuan bisa menyerukannya! Tetapi Allah mengetahui bahwa melayani orang lain mengubah segala sesuatu di dalam diri kita—tujuan kita, mimpi-mimpi kita, bagaimana kita membesarkan keluarga kita, bagaimana yang kita rasakan ten-tang gereja umat sisa ini.

Sudah seberapa dekatkah kita be-rada pada titik di mana inisiatif itu menjadi satu kenyataan bagi Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia?Saya harap tidak lebih dari satu tahun. Departemen Sekretariat gereja kita—di General Conference dan tingkatan beri-kutnya—harus bekerja keras dengan me-reka yang ada di Departemen Pemuda dan Departemen Pendidikan untuk me-rancang satu program yang cukup seder-hana dan cukup jelas untuk menangkap imajinasi jutaan orang muda yang Allah panggil untuk melayani Dia. Jemaat ha-rus berubah dan beradaptasi untuk membuat satu inisiatif seperti ini dapat berguna. Tetapi berkat-berkat yang me-reka terima semuanya akan melebihi apa yang mereka lakukan sendiri. Perguruan tinggi dan universitas kita akan tersalut oleh semangat yang menyala-nyala be-gitu orang-orang mudanya kembali dari satu tahun pelayanan di beberapa komu-nitas dan bertanya, “Jadi apakah yang Allah inginkan terjadi di sini?”

Allah sedang melakukan pekerjaan-Nya: Roh-Nya menggerakkan hati ba-nyak orang, mengumpulkan tenaga, memberikan karunia, memperlengkapi orang muda. Sudah waktunya bagi gere-ja-Nya melakukan tugasnya dan mene-mukan satu cara untuk menjaring po-tensi luar biasa yang Allah tempatkan di tengah-tengah kita. n

Ted N. C. Wilson adalah Ketua GMAHK, Gen-eral Conference di Silver Spring, Maryland, U.S.A.

Penatalayanan adalahsatu komitmen total

Pekerjaan Gereja

10 Adventist World | 11- 2011

“Tidak seorang pun bisa menanam kopi di sisi pegunungan ini; tidak satu pun.”

Di seberang bukit? Tidak masalah.Di bawah bukit? Tidak apa-apa.Di atas sini? Jangan pernah coba! “Anginnya begitu kuat meniupkan

pucuk-pucuk bunganya, lalu tidak akan ada buahnya! Hanya Allah yang bisa menumbuhkan kopi di sini! Sólo Dios!”

Itulah tempat yang disebut semua orang sebagai—Sólo Dios (“Hanya Allah”).

Seorang petani muda Advent mendengar semua kata-kata yang mengecilkan hati itu, tetapi tetap datang juga. Ia mendaki bukit, membangun sebuah rumah, dan mulai bercocok tanam di bukit yang banyak anginnya itu. Tetapi gantinya menanam kopi, ia menanam buah sitrus dan cabe. Dan Sólo Dios menjadi satu komunitas yang sukses—dengan jemaat yang bertambah-tambah sehingga memadati dua bangunan gereja.

Gereja pertama memiliki lantai tanah, dinding berlumpur, jendela botol, dan pemandangan yang indah. Yang kedua memiliki dinding batang kayu, lantai berlumpur, bangku seadanya, pemandangan yang menakjubkan, dan air kehidupan yang selalu menetes melalui atap berlubang. Saatnya untuk gereja yang baru.

Hal itu membuat para remaja dari Maranatha’s Ultimate Workout menaiki jalan setapak yang sempit ke atas pegunungan Chiapas ini, siap membangun gereja ketiga—“One Day Worship Center” sisi pegunungan dengan lantai beton, tiang baja, atap baja, dan dinding batu bata dari beton.

Para remaja itu tidak hanya membangun sebuah gereja—mereka bermain bersama anak-anaknya; membagi-bagikan ratusan kilo beras, kacang, dan mangga; memimpin Vacation Bible School yang mantap; dan bernyanyi mulai matahari terbit sampai kelihatan bintang-bintang di langit.

Sólo Dios adalah satu tempat ibadah yang penuh tawa ceria dan bahagia. “Hanya Allah yang bisa membangun satu gereja di atas sini!”

Ia telah melakukan pekerjaan yang hebat!

Program One-Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Service and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisah-kisah ini berasal dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.

Page 11: 2011-1011 AW bahasa

Saat di VanuatuJill dan Alastair McGillivray, relawan

misionaris kawakan, adalah para penata-layan Allah yang baik. Di kepulauan Va-nuatu, Pasifik Selatan, mereka mengem-balikan, dengan mengajarkan keahlian dan talenta yang Allah berikan kepada mereka, untuk memenuhi kebutuhan da-sar dari Ni Vanuatu. Mereka berkomit-men untuk membagikan kasih Allah ke-pada orang lain.

Kepariwisataan menggerakkan eko-nomi di Vanuatu, tetapi hanya sedikit dari kekayaan itu sampai kepada seba-

T A M P I L A N K H U S U S

gian besar populasi setempat. Banyak permasalahan sosial dan praktik-praktik keagamaan di kepulauan itu sekarang ini membuktikan kurangnya pendidikan Kristen. Rasa lapar fisik jarang terjadi ka-rena ada banyak buah-buahan, tetapi Ni Vanuatu kurang pendidikan dalam hal keahlian yang berguna. Di Listair Insti-tute, para siswa McGillivray lulus dengan harapan yang lebih baik bagi kehidupan mereka dan diperlengkapi dengan lebih baik untuk merawat keluarga mereka. Yang paling baik, banyak yang sudah ber-gabung dengan keluarga Allah di Listair.

Ayah Alastair membawa keluarga itu dari Skotlandia ke Australia di tahun 1950-an dalam usaha memelihara Sabat dan tetap bekerja. Bukan hanya aksen Skotlandia Alastair dan senyumnya yang menawan yang menjadi karakteristiknya yang menonjol. Ia juga merupakan seni-man andal, dengan keahlian hampir di setiap bidang pekerjaan praktis—dan se-orang yang menyukai kesempurnaan.

Jill mendapati bahwa ia telah menja-lani mimpi masa kecilnya yang diinspira-si oleh cerita-cerita yang didengarnya se-waktu kecil di sekolah Sabat dan dari bu-ku-buku di perpustakaan gereja yang di-kelola oleh ibunya.

Kesetiaan generasi-generasi yang te-lah lalu telah memainkan peran dalam pilihan-pilihan mereka. Jill dan Alistair keduanya dididik di Avondale College, te-tapi mereka pertama kali bertemu selagi mengajar di Carmel College di Australia Barat. Pasangan ini bisa saja memiliki ja-lur yang berbeda, tetapi mereka meres-pons pada panggilan untuk mengabdi-kan diri mereka sendiri pada pekerjaan misi dan relawan. Mereka menikah bulan Mei 1972, dan tahun berikutnya mereka berada di Samoa Barat.

Selama 11 tahun mengajar di Samoa

Oleh Penny Brink

Allah mempercayakan kita dengan karunia dan berkat yang berkelimpahan. Ke-tika kita mengembalikan waktu, talenta, dan harta

benda kita kepada Allah, maka itu arti-nya kita mengerti bahwa segala sesuatu adalah karunia-Nya kepada kita sejak mula pertama. Seiring semakin dekatnya Sabat Penatalayanan pada tanggal 3 De-sember 2011, bacalah dua kisah yang menginspirasikan tentang para penatala-yan yang mengerti konsep ini dengan sa-ngat baik.

p h o t o s s U b m i t t E d b y J i l l a n d a l a s t a i r m a C g i l l i v r a y

MemberikanSegalanyaPenatalayanan adalah

satu komitmen total

11 - 2011 | Adventist World 11

Atas: KUNJUNGAN KELUAR-GA: Mengorbankan “tahun-tahun pensiun” untuk hidup

dan bekerja Vanuatu, Jill dan Alastair Macgillivray menik-

mati saat yang langka de-ngan mengunjungi para cucu mereka.

Kanan: Para Siswa Listair Institute di Vanu-atu memperbaiki perahu besar, bekerja

di bawah the lambung kapal yang besar.

Page 12: 2011-1011 AW bahasa

T A M P I L A N K H U S U S

dan Tonga, Jill dan Alistair membawa empat dari enam anak mereka ke dunia. Setelah beberapa tahun kembali di Aus-tralia untuk keperluan medis dalam kelu-arga 12 tahun yang lalu, mereka sekali lagi merasakan panggilan ladang misi. Kali ini divisi mengajak mereka ke Aore Academy di Vanuatu. Ketika ayah Alastair meninggal dunia, ia membawa uang warisannya sendiri untuk membeli mesin-mesin, dan pelatihan pun dimulai.

Sekolah itu dan industri perabotan-nya mempunyai nama yang harum di ko-munitas itu, dan para siswanya terus mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Akhirnya keluarga McGillivrays merasa bahwa ada lebih banyak keterampilan yang harus diajarkan. Visi dari sekolah berdedikasi dengan infrastruktur tersedia di Santo Island, Vanuatu ini, disadari ke-tika Listair Institute membuka pintunya di tahun 2002.

Kini, para siswa Listair mengambil kursus terakreditasi dalam pembuatan perabotan, mendirikan bangunan, dan membuat perahu. Akreditasi masa depan termasuk kursus-kursus dalam mekanik, pemasangan listrik rumah, pemasangan pipa leding, dan jahit-menjahit. Para siswa yang unggul di Listair disiapkan untuk menjadi para instruktur masa de-pan lembaga mereka. Nelson, seorang siswa berkata, “Di rumah saya tidak bisa melakukan apa pun yang berguna—tidak ada keterampilan. Sekarang saya ingin menyelesaikan kuliah dan menjadi seo-

rang guru dan membantu anak muda yang lain.”

Yang terbaik dari semuanya adalah, Jill dan Alastair melakukan ini tanpa “apa pun!” Allah mengetahui apa yang kami perlukan,” kata Jill, “dan Ia menyedia-kan!” Misalnya, waktu lalu ketika ia me-merlukan sayur kol untuk makan malam, Allah sediakan! Strategi pendanaan Listair satu-satunya ada dalam hubungan para pemimpin dengan Penyedia mereka.

Bagaimanakah orang-orang memba-yar persepuluhan sedangkan mereka ti-dak memperoleh apa pun?” Kami mem-bayar dengan apa pun yang ada,” Jill ber-kata sesuai fakta, berbicara tentang pen-jualan perabotan, dan Alastair memper-luas makna mendasar ini terhadap pena-talayanan: “Kita ini milik Allah, segala sesuatu adalah milik Allah—waktu kita, sumber daya kita, energi kita, talenta kita. Sebaiknya menyerahkan segalanya kem-bali pada-Nya.”

Waktu yang paling berharga adalah waktu senja di Listair. Jill dan Alastair menyelesaikan pekerjaan tata usaha se-mentara para siswa mengerjakan tugas rumahnya di ruangan yang sama. Dalam suasana akrab ini para siswa merasa be-bas mengajukan pertanyaan penting ten-tang kehidupan, dan kehidupan kekal. “Mereka adalah keluarga kami!” kata Jill. “Kami kehilangan waktu bersama cucu-cucu kami yang berada jauh dari kami, tetapi kami akan menggantikannya di masa kekekalan kelak,” ia dengan teguh

mempercayainya.Alastair dengan percaya diri mene-

gaskan bahwa, “kami merasa lebih baik melakukan apa yang sudah diberikan Tu-han di hadapan kami untuk dilakukan.”

Pada hari-hari Sabat mereka semua duduk bersebelahan di bangku-bangku buatan sendiri sementara hati yang ber-syukur memberi pujian kepada Allah. Moli, siswa lain berkata, “Aku belajar le-bih dari sekadar perniagaan di Listair—aku belajar tentang Yesus, Penebusku.”

Ladang TuhanBayangkan halaman berpagar penuh

dengan hewan ternak. Kawanan ternak yang padat melewati jalur berpagar me-nyebabkan debu beterbangan. Seorang pria berjaga-jaga dengan tongkat gem-bala di tangan.

Ini adalah peternakan di Bostwana, di mana sekelompok orang dan satu orang wanita dengan saksama mengawasi se-mentara pria itu menghitung: “1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.” Tongkat pun jatuh, secara simbolis menandai bahwa hewan ter-tentu sebagai persepuluhan Allah. He-wan itu diberi tanda dan dituntun ke kandang yang terpisah. Ini terus berlan-jut sampai sore, karena sudah musimnya, dan “Mum” Kegalale Gasennelwe, seo-rang dokter medis, sedang membayar persepuluhannya!

Hewan hidup adalah semacam perse-puluhan yang amat nyata—terutama di Afrika ini, di mana ternak mencakup

“Penatalayanan Kristen adalah cara ajaib di mana Allah mengembangkan iman kita di dalam Dia saat kita menguji janji-Nya untuk kehidupan sehari-hari. Roh Kudus membantu kita untuk lebih memahami penggunaan waktu, talenta, dan sumber daya kita bagi misi nubuatan gereja. Dalam melakukannya, kita belajar bersandar sepenuhnya kepada Tuhan dan melihat berkat-berkat-Nya bertambah di hadapan mata kita. Sungguh satu keistimewaan untuk percaya mutlak kepada janji Allah dan kuasa-Nya seraya melihat kehidupan rohani kita matang menantikan kedatangan Kristus yang segera tiba, ketika hasil-hasil dari penatalayan Kristen akan sepenuhnya disadari.”—Ted N.C. Wilson, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.

“Penatalayanan itu tentang bagaimana kita baik sebagai individu maupun sebagai komunitas iman mengatur semua sumber daya pemberian Allah. Mulai dari keuangan, sampai waktu, talenta, kesehatan kita, lingkungan, dan tanggung jawab sosial kita—bagaimana kita menggunakan sumber daya kita mencerminkan komitmen rohani kita dan tanggung jawab kita kepada gereja.”—Kirsten Oster-Lundqvist, pendeta di Newbold Seventh-day Adventist Church, Inggris.

“Penatalayanan adalah satu penyerahan total yang berasal dari pengenalan tentang Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara. Menjadi seorang penatalayan adalah mendedikasikan semua yang menjadi milik kita—waktu, talenta, dan sumber daya—untuk mencapai kehendak Allah.”—Kleber Faye, mahasiswa tingkat empat di Brazil Adventist University, dari Recife-Pernambuco, Brazil.

“Mengusahakan sesuatu untuk kebaikan orang lain adalah cara di mana kebahagiaan sejati bisa ditemukan.—Ellen G. White, Counsels on Stewardship, hlm. 24, 25.

Penatalayanan Itu?Apakah

12 Adventist World | 11- 2011

Page 13: 2011-1011 AW bahasa

simbolisme dan manfaat dalam kehi-dupan sehari-hari. “Kami menggunakan ternak untuk membayar ‘Lobola’ untuk pernikahan, membajak sawah, menarik kereta, menyediakan bahan bakar untuk api dan bahan bangunan atau dekorasi,” Gasennelwe menjelaskan. “Ternak ini menyediakan susu, makanan, pakaian, dan selimut. Sapi ini adalah substansi ke-kayaan dan status keluarga.”

Tetapi memberi persepuluhan dalam hal ternak di masa pensiunannya bukan satu-satunya cara dia mengembalikan berkat kepada Allah. Ia menjalani kehi-dupan memberi selama ini. Sesungguh-nya, sejak kecil sampai kepada posisi ke-pemimpinan di negaranya, apa yang ia capai adalah untuk kebaikan orang lain.

Ini sepertinya menjadi pola dari me-reka yang suka memberi. Memberi itu membangun kepercayaan, kepercayaan membangun kemurahan hati, dan kehi-dupan yang berpusat kepada orang lain. Gasennelwe suka melibatkan anak-anak serta cucu-cucunya di musim persepu-luhan ini, sambil berharap bahwa suatu hari kelak itu akan diturunkan sebagai warisan keluarga kepada generasi-gene-rasi mendatang.

Warisan ini mulai dari ayah Gasen-nelwe, yang menekankan pentingnya pe-duli dengan mereka yang kurang berun-tung. Ia tidak pernah mengecap pendi-dikan sekolah, tetapi ia membaca Alki-tabnya dua kali sehari. Penafsirannya da-lam bentuk yang paling sederhana, misi Kristus adalah agar kita mengurus janda-janda dan anak yatim piatu. Gasennelwe

ingat ketika ibunya memasak makanan untuk anak-anak di komunitas setempat, memberikan satu teladan yang serupa. Sebenarnya, tradisi lama di Bostwana adalah bahwa bila tetangga Anda kesu-litan mengurus keluarganya, maka Anda wajib membantu dengan meminjamkan ternak kepada mereka. Kepala sukunya mungkin akan turut terlibat untuk me-mastikan bahwa Anda melakukan tugas Anda.

Pengaruh masa kanak-kanak dan bu-daya ini telah membuat Gasennelwe te-rus memahami kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Ia adalah “Mum” bagi ba-nyak orang muda setempat, dan ini memberikannya satu perasaan puas yang besar. Ia secara teratur pergi ke desa-desa sekitar bersama pelayanan jangkauan luar Advent di tempatnya, membantu di mana ada kebutuhan. Yang menonjol tiap tahun adalah pesta yang digelarnya un-tuk anak-anak komunitas, dengan ba-nyak sekali makanan—dan mereka se-mua suka kepadanya karena itu!

Secara profesional, dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan pemerintah di Bostwana, Gasennelwe memiliki satu re-putasi yang agak disukainya. Ia mengakui “tidak ada yang lebih saya sukai daripada berada pada posisi di mana saya bisa me-mastikan bahwa uang tertuju langsung kepada orang-orang yang dimaksudkan untuk dibantu!”

Segalanya tidaklah selalu mudah. Ga-sennelwe mengalami kehilangan suami yang terlalu cepat, dan kemudian putra semata wayangnya. “Pasti ada maksud,”

ia yakin, “dan daripada menanyakan se-suatu yang tidak pernah kita dapati ja-wabnya, saya percaya saja bahwa Allah yang berkuasa.”

Gesennelwe percaya bahwa Tuhan menepati janji-Nya (Mal. 3:10). “Ia me-mang menepati janji,” tegasnya, “Me-mang benar. Kita tidak selalu memiliki sapi-sapi ini,” jelasnya. “Kami mulai ber-henti memberi persepuluhan berupa kambing—yang dibantu pemerintah! Suami saya mendengar bahwa para pen-deta lokal memerlukan bantuan, dan ia merasa bahwa memberikan persepu-luhan itu penting. Sekarang semua di pe-ternakan ini milik Allah, bukan hanya sa-pi-sapi. Semuanya!”

“Memberi persepuluhan berkaitan dengan kepedulian kepada orang lain,” tambah Gesennelwe. “Jika Anda tidak dapat memberikan kepada Allah, maka Anda tidak bisa memberi kepada orang lain, dan jika Anda tidak dapat memberi kepada orang lain, maka Anda tidak da-pat memberi kepada Allah.”

Itulah kemurahan hati dan itulah yang membuatnya tetap tersenyum! n

Kiri: PANGGILAN SAPI: Ternak Tuhan dihi-tung dan ditandai sebagai bentuk perse-puluhan di peternakan Kegalale Gasen-nelwe di Bostwana. Kanan: DI LADANG:

Kegalale Gasennelwe, dikenal luas di Bostwana atas keahli-annya dan bekerja untuk pemerintah dalam bidang pendi-dikan dan kesehatan, juga merupakan “Ibu” bagi banyak orang muda setempat. Di sini, Gasennelwe sedang

bercakap-cakap dengan Sekretaris Konferens Bostwana Selatan, Kago Rammidi.

pa

ko

E

.

mo

kg

wa

nE E

ri

ka

p

Un

i

Penny Brink adalah Asisten Direktur Penatala-yanan General Confe-rence, di Silver Spring,

Maryland, Amerika Serikat.

11 - 2011 | Adventist World 13

Page 14: 2011-1011 AW bahasa

R E N U N G A N

Waktu itu saya sedang mengunjungi sepupu saya di daerah New Cross Roads di Cape Town. Tiba-tiba saya mendengar sesuatu yang mula-mula seperti ra-

dio nyaring di kejauhan. Setelah menyimak baik-baik, ternyata bukan hanya saya yang mendengar suara musik dan orang-orang yang bersukaria di bagian belakang itu; yang lain dalam ruangan itu juga mendengarnya. Nyanyiannya jadi semakin nyaring dan nyaring, dan saya mengenali lagu yang biasanya di-nyanyikan bila orang muda kembali dari masa permulaan seko-lah. Sekelompok anak laki-laki pulang ke rumah setelah bebe-rapa minggu masa pengenalan di hutan. Dalam suasana pedu-sunan dari mana ritual ini berasal biasanya ada tempat yang memadai. Garis lingkaran suci untuk taman itu, halaman ge-dung, dan bangunan lain untuk memasak, tidur, penyimpanan atau kebutuhan hidup yang biasa, menyediakan tempat yang luas.

Namun penduduk di New Cross Roads tinggal dalam kon-disi yang amat padat. Mereka tidak memiliki ruangan untuk se-buah lapangan, belum lagi larangan bangunan dari pemerin-tahan setempat. Keadaan ini memaksa orang-orang untuk mengadakan perjalanan panjang ke desa asal mereka untuk

dosa ditanggulangi melalui sistem pengorbanan. Namun setelah korban Yesus, sistem pengorbanan sebagai cara mengatasi dosa sekarang jadi tidak berlaku. Buku Ibrani ditulis dengan orang-orang Yahudi dan Kristen Yahudi di Diaspora sebagai para pembaca utama. Mereka tercerai berai dan khawatir karena jauh dari bait suci. Mereka tidak bisa berpartisipasi dalam upa-cara harian bait suci. Beberapa orang bahkan tidak sanggup mengadakan perjalanan sekali setahun untuk merayakan Pas-kah, yang merupakan salah satu perayaan utama orang Yahudi. Penulis mengingatkan orang-orang Kristen yang telah mene-rima Kristus ini bahwa mereka sekarang bisa masuk ke bait ku-dus surgawi melalui Kristus di mana pun mereka berada.

menjalani ritual ini. Akan tetapi, ada orang-orang yang sudah kehilangan jejak rumah aslinya. Mereka masih melakukan upa-cara ini di kota. Banyak yang mendirikan lapangan sementara, terutama dengan maksud menyembelih korban persembahan, dan supaya membangun kembali suasana semula.

Obat DosaKetika Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden, seekor

domba disembelih agar kulitnya bisa dipakaikan kepada mere-ka.1 Allah memperkenalkan ide korban untuk pertama kalinya melalui tindakan ini. Ia menetapkan korban sebagai obat dosa. Ibrani 9:1-9 menggambarkan bait suci dunia dan bagaimana

DosaPengorbanan

Masalah dan Penanganan

&Oleh Michael Mxolisi Sokupa

n i n a a l d i n t h U n E14 Adventist World | 11- 2011

Page 15: 2011-1011 AW bahasa

Sementara versus PermanenSatu hal yang saya pelajari ketika mengikuti kursus perto-

longan pertama untuk memenuhi tuntutan kelas Pemimpin Utama (Master Guide) adalah bagaimana menangani kasus ter-gigit ular. Sambil menunggu penangkal racunnya (yang meru-pakan solusi permanen melawan gigitan ular), seseorang harus mencoba mencegah racun itu menyebar ke seluruh tubuh. Jika seekor ular menggigit kaki, seseorang harus sebisa mungkin menjaga agar kaki itu tidak bergerak dan berada di bawah jan-tung, untuk meminimalkan kembalinya darah ke jantung dan organ tubuh lain. Ularnya harus diketahui agar penangkalnya bisa dicari. Waktu sangat penting di sini, karena seseorang tidak bisa menunggu berjam-jam atau berhari-hari sebelum mencari bantuan medis.

Ketika umat manusia jatuh ke dalam dosa, Allah memulai rencana pertolongan pertama, sistem korban. Ini bukan untuk berlangsung selamanya, karena itu tidak diperuntukkan sebagai solusi permanen untuk masalah dosa. Oleh karena itu “setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Tau-rat, supaya kita diterima menjadi anak” (Galatia 4:4, 5).

Bait Kudus DuniawiAda berbagai kategori dosa yang ditangani di bait kudus du-

niawi. Jika seorang imam, seorang pemimpin, seorang awam, atau seluruh komunitas berdosa tanpa sengaja, ada korban yang ditetapkan harus dipersembahkan (Im. 4:1-3, 13, 22, 27). Kate-gori dosa yang lain yang dibawakan ke bait suci untuk pember-sihan individu atau kelompok termasuk dosa-dosa kelalaian (Im. 5:1, 5, 6) dan kenajisan tubuh (Bil. 19:13, 20). Sekali seta-hun dua ekor kambing dipersembahkan di bait suci, dan setelah membuang yang satu, yang lainnya akan dikorbankan untuk dosa (kambing Tuhan) dan sang imam akan menaruh tangan di atas kambing yang hidup itu dan mengakui semua kejahatan dan pemberontakan Bangsa Israel (Im. 16:7,9, 21). Ini member-sihkan bait suci dari kecemaran dosa-dosa yang diakui maupun yang tidak diakui. Maksud dari Hari Pendamaian bukan untuk memberikan pengampunan kepada mereka yang dalam pembe-rontakan mengabaikan obat yang ditawarkan. Tetapi menun-jukkan rencana Allah membersihkan bait kudus dari semua ke-jahatan dan pemberontakan yang diarahkan kepada solusi yang lebih besar. Kesetiaan kepada Allah yang diperlihatkan dengan menerima obat yang Ia sediakan, diharapkan dari semua orang yang turut dalam perjanjian dengan-Nya.

Bait Kudus SurgawiKorban Kristus memperkenalkan satu perintah baru. De-

ngarkan penulis Ibrani mengatakannya: “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan di-ri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak ber-cacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-per-buatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup!” (Ibr. 9:14). Korban perlu agar pengampunan ter-jadi, satu poin lebih jauh dijelaskan pada pasal yang sama. “Dan

hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat de-ngan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengam-punan” (ayat 22). Ketika seseorang dibawa ke rumah sakit sete-lah digigit ular, semua pembalut dibuka, dan bantuan pertama atau tim paramedis memberi jalan bagi dokter. Bila si korban meminta paramedis melanjutkan apa yang mereka sedang laku-kan maka itu artinya bunuh diri. Dokternya sekarang ada di sini, dan ia berjanji menyelesaikan masalah itu selamanya. “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh kebera-nian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah mem-buka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, ya-itu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita mengha-dap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nu-rani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni” (Ibr. 10:19-22). Allah meminta kesetiaan hanya kepada Dia.

Tidak Ada Tempat untuk Kesetiaan yang TerbagiJanji Allah dalam Ibrani 10:17 itu jelas: “Aku tidak lagi

mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.” Bila dosa-dosa kita telah diampuni, maka tuntutan hukum Allah itu digenapi. Kita bisa menyatakan kebenaran Kristus sebagai milik kita. Oleh karenanya, “tidak perlu lagi dipersembahkan korban ka-rena dosa” (ayat 18). Kesetiaan kita kepada Kristus tidak mem-buat kita tetap dalam aturan yang lama. Baru-baru ini saya ber-peran serta dalam mengusir roh jahat. Ketika masuk ke dalam ruangan di mana korban roh jahat dipegang oleh dua pria kuat dari kedua sisi dengan para pendeta berada di sekelilingnya, ia meronta. Kami berdoa sampai ia tenang. Kami tiba pada titik di mana kami harus memastikan bahwa ia sadar, dan kami me-minta dia untuk berdoa dan memanggil nama Yesus sendiri. Dalam melakukan itu ia menyatakan kesetiaannya kepada Allah dan mengusir roh jahat yang mengendalikan hidupnya. Paulus di Efesus mengingatkan orang-orang percaya untuk “menang-galkan” manusia lama dan “mengenakan manusia baru” (Ef. 4:22-24). Setelah Allah telah mengubah kita dengan cara ini, maka tidak akan ada lagi tempat bagi kesetiaan yang terbagi.

Allah ingin kita bersungguh-sungguh kepada-Nya. Ia telah menyediakan satu-satunya solusi permanen kepada masalah dosa. Setan juga tertarik dengan kesetiaan kita. Ia tidak kebe-ratan berbagi kesetiaan dengan Allah. Tetapi Allah kita adalah Tuhan dari segalanya atau bukan Tuhan sama sekali. Ia me-minta kesetiaan yang utuh kepada rencana yang Ia telah tetap-kan sejak permulaan dunia ini. n

1 Ini disinggung dalam Kejadian 3:21.

Michael Mxolisi Sokupa, Ph.D., adalah seorang dosen New Testament di Helderberg College, Afrika Selatan. Ia menikah dengan Zanele dan memiliki tiga orang anak.

11 - 2011 | Adventist World 15

Page 16: 2011-1011 AW bahasa

Apartheid di Afrika SelatanBagi siapa pun yang lahir di Afrika Selatan setelah Perang

Dunia II, apartheid merupakan paradigma hidup yang menca-kup segala kehidupan, yang bertujuan untuk benar-benar memilah-milah ras yang berbeda dan memisahkannya. Ini di-mulai secara resmi pada tahun 1948 ketika Partai Nasional me-menangkan pemilihan di Afrika Selatan dan mulai memaksa-kan satu aturan “pemisahan,” atau apartheid, yang pada intinya berisi ideologi keunggulan orang kulit putih. Peraturan itu se-cara formal berakhir pada tahun 1994 setelah pemilihan multi-rasial yang pertama kali.

Tentu saja pemisahan ras itu bukan merupakan penemuan Afrika Selatan yang baru. Pemisahan ras itu merupakan ciri yang menonjol bahkan sebelum era penjajahan dan merupakan satu realitas di banyak bagian dunia. Namun demikian apar-theid sebagai peraturan resmi, yang membentuk dasar untuk menguasai satu bangsa, merupakan satu hal yang baru. Perun-dang-undangan mengelompokkan populasi ke dalam empat ke-lompok ras, termasuk “Native” atau “Kulit Hitam,” “Kulit Putih,”

C E R I TA S A M P U L

Jadi ke manakah kita harus pergi?

Sepertinya satu pertanyaan yang cukup sederhana, tetapi bagi sekelompok mahasiswa kelihatannya berusaha men-cari sesuatu untuk dilakukan di luar kampus di tahun

1989 merupakan satu situasi yang canggung. Helderberg College, berlokasi di Cape Province yang indah di Afrika Selatan, di sisi pegunungan Helderberg dan memberikan satu pemandangan yang menakjubkan dari Samudera India. Jadi perjalanan me-nuju pantai atau berjalan-jalan di Helderberg Nature Reserve merupakan pilihan alam bagi aktivitas Sabat sore. Akan tetapi, kami mendapat satu masalah—kami adalah kelompok maha-siswa campuran—kebanyakan berkulit putih, dengan beberapa coloureds (campuran), seorang kulit hitam, dan seorang India. Meskipun apartheid sudah lama sirna, beberapa hal masih sulit hilang. Plang tanda di Strand Beach masih menyatakan “Bagi Kulit Putih Saja.”

p h o t o s b y E d w a r d a . a p p o l l i s

C o U r t E s y h E l d E r b E r g C o l l E g E

16 Adventist World | 11- 2011

More ThanDeep*Skın

Pelajaran untuk dipelajaridari bangku kuliah dalam hal transformasi

Oleh Chantal and Gerald Klingbeil

Page 17: 2011-1011 AW bahasa

kolah itu melayani hanya komunitas Advent berkulit putih saja. Seberapa dalamnya nilai-nilai apartheid tertanam dalam hati dan pikiran para anggota terlihat jelas. Ketika pada tahun 1960-an Alwun du Preez, mahasiswa tidak berkulit putih pertama, masuk ke Helderberg College, ia tidak diperkenankan tinggal di kampus dan tidak bisa menggunakan fasilitas perkuliahan se-lain ruangan kelas dan perpustakaan. Ia juga tidak diizinkan untuk menghadiri upacara penamatan atau berfoto bersama de-ngan kelas lulusan.

Banyak anggota dan pengurus barangkali percaya bahwa hukum apartheid yang keras tidak memberikan mereka pilihan lain dalam menjalankan satu perguruan tinggi di Afrika Sela-tan. Seberapa jauhnya Helderberg College bisa secara sah men-jalankan model persaudaraan Kristen tidak pernah diuji. Fakta bahwa mungkin ada lebih banyak pilihan untuk menjadi para pemimpin dan bukan pengikut diperlihatkan dalam pertukaran tempat yang mengejutkan antara Helderberg College dan otori-tas pendidikan pemerintah. Pada tahun 1971 Robert Hall, seo-rang mahasiswa kulit hitam dari negara tetangga, Zimbabwe, diizinkan untuk menyelesaikan gelar pendidikannya di Helder-berg College di bawah kondisi yang sama seperti du Preez. Ke-tika mengajukan izin khusus untuk mengakui Hall, perguruan itu mendapat jawaban penegasan yang mengejutkan juga be-rupa penjelasan bahwa “tidak ada aturan pemerintah untuk tu-rut campur dalam pelatihan para pendeta dari denominasi mana pun.” 2

Pada saat ini perubahan sosial yang luar biasa terjadi di Af-rika Selatan. Demonstrasi-demonstrasi dan kerusuhan meng-goncang fondasi sistem apartheid. Perubahan sosial dan situasi perekonomian yang merosot mempengaruhi Helderberg Col-lege, dan sejak tahun 1972 ada gerakan-gerakan yang bersifat sementara ke arah mengintegrasikan coloured students (siswa campuran) belajar teologi. Coloured students pertama masuk di tahun 1974. Mereka juga tidak bisa diterima di kampus, dan di-larang ke perpustakaan dan ruangan kelas, tetapi mereka diizin-kan lulus bersama rekan sekelas.

Selama tahun 1970-an dan 1980-an apartheid membangun diri kembali karena tekanan-tekanan internal dan internasional yang meningkat, juga kesulitan ekonomi. Sebuah parlemen tri-cameral yang mengizinkan perwakilan suku campuran dan orang Asia dibentuk pada tahun 1983, dan hukum yang dibenci itu dihapuskan pada tahun 1986. Ini juga merupakan masa ke-kerasan politik terburuk.

“Coloureds,” (atau campuran), dan “Orang Asia” atau “India.” Daerah-daerah penduduk, pendidikan, perawatan medis, pan-tai-pantai, dan layanan publik lainnya dipisah-pisahkan. Mulai pada tahun 1970, orang kulit hitam mencabut kewarganegaraan mereka dan secara sah menjadi warga negara salah satu dari 10 daerah kesukuan yang berdiri sendiri. Pergerakan populasi kulit hitam dibatasi karena memerlukan izin khusus menemukan pe-kerjaan di kota-kota. Ini artinya bahwa keluarga-keluarga se-ringkali dipisahkan bila ayah mereka pergi bekerja di kota-kota dan para istri beserta anak-anak harus hidup di kampung hala-man karena aturan kependudukan.

Helderberg College Selama ApartheidSesuatu yang mencakup segala bidang seperti apartheid

ini mau tidak mau membuat dampak besar bagi Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh. Selama tahun 1890-an ketika orang Advent memulai misi mereka di Afrika Selatan, ma-syarakat sudah secara tidak resmi terbagi-bagi dalam batas-batas ras.

Kendati dengan lingkungan sosial demikian, para pio-nir dan pendidik Advent mula-mula tampaknya sudah memiliki visi awal yang lebih luas daripada kebanyakan

masyarakat. Catatan menunjukkan bahwa sedikitnya seorang mahasiswa kulit hitam dan beberapa coloured students (siswa campuran) terdaftar di Claremont Union College, salah satu dari dua institusi pendidikan pendahulu dari Helderberg College, yang didirikan tahun 1892. Setelah sekolah ini dipindahkan ke lokasi terpencil dan diubah namanya menjadi Spion Kop Col-lege, para mahasiswa juga diajarkan Bahasa Zulu, salah satu dari dua bahasa daerah paling menonjol di Afrika Selatan. Para pe-ngajarnya pasti memiliki satu pandangan yang tertuju pada mi-si.1

Spion Kop College ternyata terlalu terpencil dan hanya melu-luskan 32 mahasiswa. Satu tempat baru diperlukan bagi pendi-dikan Advent di Afrika Selatan, dan pada tahun 1928 Helder-berg College membuka pintunya di kampus yang berlokasi ideal sekarang ini.

Perguruan itu memiliki rumah baru dan lagu tema baru. Lagu itu didahului dengan baris kata “Hail Helderberg, the Light of Africa.” Ini adalah satu tugas yang serius bagi staf pengajar dan mahasiswa. Sebelum pecahnya Perang Dunia II, alumni Helderberg melayani di seluruh Afrika.

Dengan penerapan sangsi internasional di Afrika Selatan, Helderberg College tidak bisa lagi melatih dan mengirim para misionaris Afrika. Tanpa misi ini, fokus pergerakan dan masya-rakat dan politik secara halus menjadi norma-norma yang ber-laku di perguruan itu. Gantinya menjadi terang bagi Afrika, se-

Dari Kiri ke Kanan: DULU: Claremont Union College di ta-hun 1917. Merupakan pendahulu Helderberg College. KE-LAS TAHUN 2010: anggota kelas tamatan tahun 2010 ber-pose dalam foto kelompok sebelum meninggalkan kam-pus untuk melayani dalam nama Kristus. CIRI KHAS KAM-PUS: Gereja Helderberg College adalah lokasi kampus yang dikenal baik.

*“More Than Skin Deep” adalah ungkapan dalam Bahasa Inggris yang berarti tindakan atau penilaian kita janganlah hanya sekadar atau ‘dikulitnya’ saja (tidak murni), tetapi harus lebih dalam, sepenuhnya, murni/sejati. Harus lebih dalam dari ‘kulit!’

11 - 2011 | Adventist World 17

More ThanDeep*

Page 18: 2011-1011 AW bahasa

Perubahan NyataBulan Februari tahun 1990 Presiden Afrika Selatan F.W. de

Klerk mengumumkan pelepasan Nelson Mandela dari penjara, dan proses yang pelan dalam membongkar sistem apartheid resmi dimulai. Pada tanggal 27 April 1994, diadakan pemilihan demokrasi yang pertama kalinya di Afrika Selatan, dengan me-reka yang dari segala ras, diperbolehkan memberikan suara.

Di tengah perubahan luar biasa ini The Theology Depart-ment of Bethel College (mis., the Black Adventist College) ditutup tahun 1991, dan semua mahasiswa teologi dipindahkan sebagai mahasiswa penuh ke Helderberg College.

Kenangan tentang antrean panjang orang yang dengan sa-bar menunggu memberikan suara untuk pertama kalinya pada tahun 1994 saat semua ras memilih, itu masih jelas. Sejak saat itu, negara itu dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah membuat langkah-langkah besar, mencoba mengubah ke-nyataan-kenyataan politis, sosial, dan ekonomi yang sudah lama berakar.

Transformasi juga telah memindahkan Helderberg College. Integrasi dari beraneka ragam etnis staf pengajar menjadi satu prioritas penting. Pada tahun 2005 Gerald du Preez menjadi rektor pertama dengan ras campuran di sekolah itu, diikuti pada tahun 2010 oleh Tankiso Letseli, rektor kulit hitam per-tama di Helderberg College. Ketika Letseli menerima panggilan untuk menjadi ketua baru di Southern Africa Union Conference di awal tahun 2011, Paul Shongwe menjadi rektor berkulit hi-tam kedua dari Helderberg College.

Hampir 18 tahun setelah pemilihan bersejarah pertama itu, sekolah ini melanjutkan proses tranformasinya. Kini sekolah tersebut membanggakan staf pengajar internasional yang bera-neka ragam dalam tiga fakultas (seni, bisnis dan teologi). Salah satu tantangan yang terus dihadapi sekolah itu adalah masalah kepemilikan. Sekolah itu mencoba menyelesaikan masalah pe-nerimaan oleh konstituensinya yang beraneka ragam dan ko-munitas melalui dinamika cakupan pelajaran akademis yang baru yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan yang dipan-dang perlu. Penerimaan siswa bertambah ketika badan kema-

hasiswaan semakin mencerminkan demografis negara itu.Sambil menyediakan pendidikan berkualitas, Helderberg

College juga melayani, sebagai contoh peran dinamis untuk ber-gabungnya institusi-institusi yang telah berkembang secara ter-pisah. Meskipun memang benar bahwa kerangka pemikiran dan sikap yang ditanamkan selama beberapa generasi tidak bisa diubahkan dalam semalam, Helderberg College melatih orang muda Advent untuk melihat dibalik perbedaan warna kulit dan ras dan melihat orang-orangnya. Sekolah itu tidak berusaha menjadi tempat penyatuan budaya. Tetapi diri sendiri, baik staf maupun siswa sebagai para penyinggah dalam satu perjalanan pencarian yang menjangkau lebih jauh dari akademis. Sebagian dari pendidikan Advent adalah belajar melihat dan menghargai budaya yang berbeda-beda. Juga melibatkan pengenalan diri karena masing-masing memiliki kesempatan untuk lebih menghargai aspek-aspek positif mereka dan menyadari titik le-mah budaya mereka sendiri. Di atas semua ini melibatkan pe-nemuan tentang kuasa kasih Allah yang bisa mengikat semua orang dalam satu tujuan dan misi yang sama.

Pelajaran-pelajaran yang Bisa DipetikPerubahan tidak terjadi hanya di Afrika Selatan. Perubahan

adalah satu kenyataan di seluruh dunia. Apa yang bisa dilaku-kan lembaga-lembaga Advent saat mendapati diri mereka sen-diri di lautan perubahan sosial ini? Apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan Helderberg College?

1. Bacalah instruksinya lebih dahulu: Banyak orang tidak membaca instruksi. Mereka merasa sudah cukup mengetahui apa kegunaan produknya, lalu berlalu begitu saja. Seringkali mereka terpaksa memungut lembaran instruksinya dari tempat sampah. Kadang-kadang sudah terlalu terlambat untuk mem-perbaiki.

Yesus pernah memberitahukan satu kisah yang serupa. Bu-kan tentang instruksi—tetapi tentang fondasi. Ingat orang yang membangun di pasir (Mat. 7:24-27)? Sayangnya, kita semua se-ring ikut membangun di fondasi berpasir ketika antusiasme kita melampaui tugas penting menemukan tuntunan apa yang Allah

18 Adventist World | 11- 2011

Dari Kiri ke Kanan: BADAN SISWA: Para siswa Claremont College pada acara tamasya di tahun 1917. TUAN PRESIDEN: Paul Shongwe, Rektor Helderberg College, adalah orang kulit hitam kedua yang melayani di posisi itu. JANG-KAUAN KELUAR KOMUNITAS: Para mahasiswa dari Helderberg College mengunjungi komunitas ini sebagai bagian dari Mfu-leni Transforming Outreach.

Page 19: 2011-1011 AW bahasa

telah sediakan bagi institusi dan usaha kita. Kita memerlukan teologi yang jelas dan visi yang jelas sebelum mulai masuk ke dalam bangunan atau mengelola restoran vegetaris, pusat komunitas, per-cetakan, kelompok pemuda, sekolah dasar, klinik, atau universitas.

Pada kasus Helderberg College, kepemimpinan dan kaum awam tentunya akan berdiri lebih teguh membuat keputusan selama era apartheid jika me-reka mempertanyakan kecenderungan sosial saat itu dan menyelidik Firman Allah dan meminta nasihat mendetil dari Roh Nubuat. Jika kita tidak secara aktif mencoba menemukan kehendak Allah, maka kita se-cara alamiah mengikuti arus. Ideologi yang saat itu di-anut masyarakat akan menjadi norma-norma pelaksa-

naan kita.2. Proaktif—bukan reaktif: Jika kita ingin proaktif, maka kita

perlu memiliki satu pemahaman yang jelas tentang kehendak Allah bagi hidup kita. Sebenarnya, Yesus mengingatkan tentang panggilan kita untuk menjadi “garam dunia” (Mat. 5:13).

Di Afrika Selatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-cara struktur terbagi menurut garis ras sebelum pengenalan resmi apartheid di tahun 1948 dan mencerminkan apa yang se-dang terjadi dalam masyarakat pada saat itu.

Letseli mengatakannya seperti ini: “Jangan tunggu ling -kung an mendikte Anda, karena Anda akan terbawa oleh peris-tiwa-peristiwa. Adakan transformasi. Dunia itu senantiasa ber-ubah. Saya percaya pendidikan kita harus menyiapkan kita un-tuk menjadi agen-agen perubahan, bukan hanya merespons pada model-model yang berlaku.”

3. Jangan lupa misi kita: Menjadi seorang Advent atau men-jalankan institusi Advent dalam iklim politik tertentu bisa men-jadi satu tindakan penyeimbang yang halus. Kadang-kadang ke-bijaksanaan dan akomodasi besar diperlukan untuk menghin-dar dari ditutupnya pekerjaan dengan mengambil langkah kon-troversial. Di lain pihak, kita tidak ingin berhenti mengajarkan Injil karena takut dengan reaksi politik atau sosial.

Pengaruh kepemimpinan tidak boleh berlebihan. Philip Wessels, seorang pionir Advent Afrika Selatan, menulis kepada Ellen White di tahun 1893: “Ada garis warna kulit yang jelas se-kali terlihat di dalam masyarakat ini. Saya sendiri tidak peduli. Saya bisa berjabat tangan dengan orang-orang berwarna dan la-innya. Tetapi pergaulan kami dengan mereka akan mengganggu pengaruh kami kepada orang lain yang tidak terbiasa dengan hal-hal ini .... Untuk memiliki pengaruh dengan golongan atas, kita harus menghargai perbedaan ini.”3

Wessels memutuskan daripada mengambil sikap moral ten-tang persamaan ras, ia akan mempertahankan setidaknya dari luar, nilai-nilai budaya sekitarnya supaya bisa menjangkau ba-gian masyarakat tertentu kepada Injil. Sayangnya, arah kepe-mimpinan ini menjadi patokan bagi pekerjaan Advent di Afrika Selatan.

Kita tidak boleh lupa misi kita untuk menjangkau semua orang. Ini berarti berjalan di garis tipis antara berbagai kelom-pok atau kesatuan politik yang mengasingkan diri. Dalam bebe-rapa hal dengan tidak membicarakan dalam menentang bebe-

rapa praktik budaya yang telah diterima, dapat berarti membi-carakannya dengan sikap diam kita.

Transformasi adalah Urusan HatiOrang Advent mengerti bahwa transformasi itu erat berka-

itan dengan pertobatan. Yang tidak benar dinyatakan benar. Orang berdosa menjadi anak Allah. Yang hilang ditemukan. Itu adalah proses hati. Hal itu tidak pernah menjadi urusan politik karena pikiran kita harus diperbarui. Sistem politik datang dan pergi. Nilai-nilai masyarakat terus berubah-ubah. Sikap me-mentingkan diri, prasangka ras, kesombongan, penyalahguna-an, kecemburuan, dan ketamakan akan menemukan bentuk ekspresi baru yang secara politik benar saat iklim sosial beru-bah. Transformasi di bawah tuntunan Roh Kudus bukanlah satu proses yang terjadi oleh paksaan, ancaman, atau kekerasan. Gerald du Preez mengingatkan kita, “Kita harus menyadari bahwa untuk masing-masing kita, di mana kita mendapati diri dalam transformasi, perlu waktu sejenak bagi kita untuk sampai di sana. Yang lain harus sabar dengan kita saat kita bergerak ke mana kita berada sekarang. Kita harus memberikan kesabaran yang sama kepada orang lain.”

Selama upacara penamatan tahun 2007, transformasi tam-pak dikuatkan di Helderberg College. Alwyn du Preez dan Ro-bert Hall, yang tidak pernah diizinkan secara resmi lulus, me-langkah di lorong Anderson Hall dan menerima diploma me-reka dan disambut meriah—hampir 40 tahun setelah mereka menyelesaikan gelar. Yang salah telah dibuat jadi benar secara publik. Transformasi telah menjadi nyata—dan telah menyatu-kan satu komunitas baru.

Paul Shongwe, Rektor Helderberg College saat ini, menggu-nakan kiasan berguna ini: “Semakin dekat kita datang kepada Allah, maka akan semakin baik kita berhubungan satu sama lain... Allah menjadi pusatnya.” Transformasi Alkitab benar-be-nar berpusat kepada Allah dan melibatkan perubahan pemi-kiran. Yehezkiel meringkaskannya dengan baik: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (36:26). n1 Ringkasan dari sejarah mula-mula Helderberg College bisa ditemukan dalam D.F. Neufield, ed., Seventh-day Adventist Encyclopedia (Washingtong, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1996), vol. 10, hlm. 686-688.2 I.F. du Preez dan Roy H. du Pre, A Century of Good Hope: A History of the Good Hope Conference, Its Educational Institutions and Early Workers, 1893-1993 (London Timur: Western ResearchGroup/ Southern History Association, 1994), hlm. 109-113. Kita mendapat manfaat dari membaca Jeff Crocombe, :The Seventh-day Adventist Church in Southern Africa—Race Relations and Apartheid” (paper presented at Associatioon of Seventh-day Adventist Historians meeting, Oakwood College, 2007).3 Phillip Wessels kepada Ellen G. White, 14 Jan. 1893.

Chantal dan Gerald Klingbeil menulis dari Silver Spring, Maryland, AS., di mana Gerald melayani seba-gai Associate Editor Adventist World

sementara Chantal mengajar ketiga putri mereka di rumah. Helderberg College memiliki tempat istimewa di hati mereka, karena mereka pertama kali bertemu di kampus itu dan menikah di Afrika Selatan. Mereka masih ingat memberikan suara pada pemilihan suara pertama yang mencakup semua ras di tahun 1994.

11 - 2011 | Adventist World 19

Page 20: 2011-1011 AW bahasa

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Tanggal 21 Mei, 2011, pukul 6 pe-tang, dunia tidak ingin meng-akhir inya—suatu hal dramatis

yang meninggalkan banyak ruang bagi para peramal baru, juga para pelanggar.*

Orang-orang Advent, diajar dan di-bentuk oleh peristiwa-peristiwa tahun 1830-1861, dan yang tidak melupakan cara Tuhan menuntun dalam sejarah kita, masih memiliki sesuatu untuk di-ajarkan, secara spesifik, kepada sesama orang Kristen. Satu kebenaran bagi se-mua orang tentang “Mayday” terakhir adalah bahwa kita semua masih harus berencana untuk hari esok kita.

Peristiwa-peristiwanya penting atau kurang penting, atau sangat penting. Se-lingan hidup yang tidak penting (rasa es krim dan gaya rantai kunci) dan yang mendesak (jadwal-jadwal pulang pergi, persiapan pernikahan akhir, atau hadiah yang sangat perlu bagi orang-orang yang kita lupakan, yang mengingat kita pada Natal) sebenarnya mungkin penting. Te-tapi di balik hal-hal sepele, dan bahkan di balik kejamnya hal yang mendesak itu, ada yang sangat diperlukan. Itulah apa yang Yesus ingin agar kita fokuskan ke-tika Ia meminta kita untuk menyerahkan beban jiwa kita (Mat. 16:16; Mrk. 8:36). Kekristenan bukanlah isapan jempol be-laka. Itu artinya mempelajari pasar masa depan, memikirkan tentang hari esok, dan mengamankan milik Anda sekarang.

Nasihat Akhir ZamanTragisnya, beberapa pemikiran Kris-

ten yang terdidik telah mengurangi apa yang tadinya bersifat mendasar menjadi hal yang kurang penting. Kita telah membaca nasihat Yesus tentang persi-apan dan menguranginya untuk kese-nangan akademis dengan angka kecil dan besar. Menjawab pertanyaan murid-mu-rid-Nya tentang Yerusalem yang mereka kasihi, Yesus mendapatkan berita penda-hulu tentang bagaimana orang-orang di tahun 2011 bisa mengamankan masa de-pan mereka. Ini karena bagi-Nya masa depan yang aman itu selalu merupakan hal penting. Ia berulangkali menjanjikan hari esok yang hebat, dan bahkan seka-rang ini, bagi semua orang yang mau me-milih Dia hari ini: “Kehidupan kekal”

(Yoh. 3:16), “kerajaan sorga” (Mat. 5:10), “masa ini juga menerima seratus kali lipat”—dengan penganiayaan—“dan pada zaman yang akan datang akan me-nerima hidup yang kekal” (Mrk. 10:30).

Tetapi apa yang sebagian besar kita ingat Yesus katakan tentang persiapan untuk hari esok adalah bahwa akan ada tanda-tanda dari sorga, dan kesulitan du-nia, dan penipuan keagamaan, dan orang-orang yang ketakutan sebagai bukti bahwa kedatangan-Nya sudah de-kat (Mat. 24:5-14, 29; Lukas 21:25, 26). Beberapa orang bersikeras bahwa menu-rut ramalan ini, bencana-bencana alam di bumi semakin banyak mendekati ak-hir zaman. Sementara itu, yang lain me-nolak pernyataan apa pun bahwa pola maupun alasan dapat ditemukan dalam kegalauan elemen-elemen yang meng-goncang hidup dan dunia kita.

Menilai dari semua ini, maksud Yesus untuk memberikan nasihat-Nya tentang hari esok adalah untuk menarik anak-anak-Nya kepada permainan kecil pen-jumlahan dan pengurangan, menghitung jumlah, intensitas, dan penyebar luasan bencana alam, untuk membuktikan ada 10 yang cukup besar sekarang ini diban-dingkan dengan sembilan setengah di hari esok! 20.000 korban tsunami Jepang

lebih banyak dari 300 korban tornado di Tennessee. Percekcokan umat Kristen yang aneh ini, tentang besarnya, jumlah-nya, dan intensitas tsunami, topan, dan peledakan bom mungkin bisa menuntun pada, atau berdasar pada, pemikiran yang diperoleh Allah atau orang Kristen dari memperdebatkan kekerasan relatif dan bencana modern, atau kekejaman kuno Bangsa Asiria dan Sadam modern, Hitler, dan Stalin. Sepertinya tidak mungkin Yesus maksudkan permainan-permainan perhitungan ini untuk men-jadi bagian dari rencana kita untuk hari esok. Atau bahwa belajar Alkitab ber-sama dengan membaca koran dirancang untuk mengilhami argumen tentang be-rapa banyak lagi yang harus mati atau yang seharusnya mati, berapa banyak bala kelaparan, pedofilia, atau pemerasan sebelum Yesus kembali.

Akhir yang Berfokus pada Kristus

Gantinya, kata-kata Yesus mengarah kepada penderitaan di seputar dan di da-lam diri kita sebagai bukti yang bisa dite-mukan di mana-mana tentang situasi manusia yang menyedihkan. Semua itu memberikan bukti yang meyakinkan ten-tang kefanaan umat manusia dan alam

SepanjangUmur

Hidupmu

PA S A L 2 5

Merencanakan kenyataan hari esokOleh Lael Caesar

20 Adventist World | 11- 2011

Page 21: 2011-1011 AW bahasa

yang menyedihkan bila berada di luar dari Dia. Maksud Yesus adalah agar kita meraih keunikan-Nya sebagai satu-satu-nya pengharapan umat manusia. Karena Dialah satu-satunya yang bisa menyela-matkan masa depan kita. Kita ini fana; Dia kekal. Kita lemah; Ia menakjubkan. Kita putus asa; Ia pertolongan kita di masa kesukaran. Kita bukan siapa-siapa; Ia adalah segalanya. Dan Ia berkata ke-pada kita, “Anak-anak-Ku, biarkan Aku selamatkan masa depanmu. Kapan pun kau melihat ke sekitarmu, bukan hanya selalu, tetapi lebih dari sebelumnya de-ngan berlalunya waktu dan kegenapan waktu nubuatan, ketika kau melihat ke-kacauan di alam, kepanikan bangsa-bangsa sebelum segala sesuatu yang akan datang—hal-hal fisik, hal-hal militer, hal-hal ekonomi—‘Apabila semuanya itu mu-lai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mu-kamu, sebab penyelamatanmu sudah de-kat’ [Lukas 21:28].” Jadi angkat sangka-kala dan bunyikan dengan nyaring, Yesus akan datang lagi! Itulah hari esok kita; itulah pengharapan kita; itulah investasi terbaik kita; itulah keselamatan kita.

Ini hanyalah suatu hal yang Yesus su-ruh agar disampaikan oleh Paulus dan Yohanes berabad-abad sebelum kege-napan ramalan 2300 hari dalam buku

Daniel (1 Tes. 4:13-18; Wahyu 22:6-10). Kegenapan nubuatan tidak secara tiba-ti-ba membenarkan untuk memandang ke-pada Yesus dan menjauhi diri. Tetapi, nu-buatan yang diramalkan memperlihatkan kepada para pengamat jujur, tentang ke-benaran mutlak dari Firman Allah yang tangan-Nya memegang waktu dan mu-sim, yang mata-Nya melihat akhir dari permulaan, yang hati-Nya peduli tentang hari esok saya, hari esokmu, dan hari esok semua orang. Kita selalu diharapkan memandang kepada Dia dan menjauhi diri kita sendiri. “Hari esokmu itu Saya,” kata-Nya. “Hatimu tidak boleh khawatir sementara yang lain gagal karena takut; kau percaya kepada Allah, percaya bahwa Aku layak. Pastikan kau menyelamatkan masa depanmu sekarang, selama ‘hari ke-selamatan’ itu [2 Kor. 6:2]. Akulah TU-HAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku [Yes. 43:11]. Dan Aku kem-bali untuk menerimamu agar kita bisa se-lalu bersama-sama!”

Semua analisis khotbah Yesus tentang akhir zaman dalam Matius 24 dan Lukas 21 harus menyertakan segala hubungan menyeluruh ini antara ramalan-ramalan-Nya tentang bencana alam, ekonomi, po-litik, dan rohani, dan kejadian iklim dari kedatangan-Nya yang kedua kali. Yesus

tidak menganjurkan penghitungan jum-lah kejadian dan kekacauan sebagai pe-nandanya. Gantinya, Dia yang mengha-puskan noda masa lalu kita memastikan masa depan kita dan mendesak semua orang untuk menyelamatkan masa depan mereka, dengan berinvestasi di dalam Dia sekarang, untuk hari esok, dan sela-ma-lamanya. Itu jauh lebih berguna dan lebih bermanfaat daripada berkutat di se-putar berapa banyak yang tidak mati dan yang mati dari amukan Setan yang terak-hir. Dan begitu pentingnya bagi sisa hi-dup kita. n

*Saat saya menulis, beberapa menunggu tanggal akhir dunia (IIoward Camping’October 21 end-of-the-world date). Lihat http://www.nytimes.com/2011/05/24/us/24rapture.html

Lael Caesar adalah seorang associate editor yang baru-baru ini ber-gabung dengan kelu-

arga editor Adventist World setelah lebih dari 15 tahun melayani sebagai profesor agama di Andrews University, AS

Maksud Yesus adalah agar kita merangkul keunikan-Nya sebagai satu-satunya pengharapan umat manusia.

11 - 2011 | Adventist World 21

Kedatangan Kristus yang kedua kali adalah pengharapan berkat dari gereja, puncak Injil yang agung. Kedatangan Juruselamat itu bersifat harfiah, pribadi, terlihat, dan di seluruh dunia. Ketika Ia kembali, orang benar yang telah mati akan dibangkitkan. Dan bersama-sama dengan orang benar yang hidup akan dimuliakan dan dibawa ke surga, tetapi orang yang tidak benar akan mati. Kegenapan dari hampir semua baris nubuatan yang mendekati sempurna, serta kondisi dunia yang sekarang ini, mengindikasikan bahwa kedatangan Kristus sudah dekat. Waktu kejadian itu tidak dinyatakan, dan oleh karenanya kita didesak untuk siap kapan pun juga. (Titus 2:13; Ibr. 9:28; Yoh. 14:1-3; Kis. 1:9-11; Mat. 24:14; Why. 1:7 Mat. 24:43, 44; 1 Tes. 4:13-18; 1 Kor. 15:51-54; 2 Tes. 1:7-10; 2:8; Why. 14:14-20; 19:11-21; Mat. 24; Mrk. 13; Luk. 21; 2 Tim. 3:1-5; 1 Tes. 5:1-6).

Kedatangan Kristuske d ua ka l i

Page 22: 2011-1011 AW bahasa

R O H N U B U A T

Aku mengirimkan buku ini kepadamu dengan harapan agar catatan tentang pelayanan yang tak kenal lelah di dalamnya memberikan keberanian kepadamu untuk

bertahan sampai konflik berakhir.” Demikian tulis Ellen White saat ia merayakan ulang tahunnya yang ke delapan puluh empat dengan mengirimkan salinan buku Kisah Para Rasul yang baru diterbitkan, kepada beberapa teman dekat dan rekan kerja.

Menjawab Satu KebutuhanSelama lebih dari satu dasawarsa Ellen White memiliki ke-

inginan untuk merevisi Sketches From the Life of Paul yang su-dah dicetak tahun 1883. Kisah dari Kisah Para Rasul membawa kita kembali kepada buku dengan 334 halaman itu dan sejarah-nya.

Pelajaran sekolah Sabat kita di tahun 1881 dan 1882 me-nampilkan kehidupan Kristus, dan pada triwulan kedua tahun 1883 dijadwalkan untuk dipindahkan ke dalam kitab Kisah Para

KisahBuku

Rasul Para

Hadiah berumur 100 tahun

E l l E n g . w h i t E E s t a t E

22 Adventist World | 11- 2011

Top: HADIAH ULANG TAHUN: Salinan surat Ellen White yang di-kirim kepada putranya yang menyuruh dia untuk memberikan sa-linan buku terbarunya kepada teman-teman dan koleganya.Bawah: Masing-masing buku disertai dengan tanda tangan pada halaman terdepan.

Page 23: 2011-1011 AW bahasa

Rasul dan pelayanan Paulus. Para pemimpin gereja menyaran-kan komentar terkenal dari W.J. Conybeare dan J.S. Howson se-bagai bantuan bagi para anggota dalam pembelajarannya. Ellen White sendiri telah menggunakan karya mereka dalam tulisan permulaannya tentang para rasul, dan sudah cukup jauh memi-kirkan untuk memberikan rekomendasinya sendiri dalam Signs of the Times: “The Life of St. Paul, tulisan Conybeare dan How-son, saya anggap buku yang sangat baik, dan hal bermanfaat yang jarang ada bagi pelajar yang sungguh-sungguh terhadap sejarah Perjanjian Baru.”1

Namun dalam waktu dekat putra Ellen White, W.C. White kemudian mengenang, “para guru Sekolah Sabat dan kaum awam mengeluh bahwa karya [764 halaman] ini terlalu besar dan terlalu berat, dan bahwa tulisan-tulisan Ny. White, dalam kesederhanaannya, akan lebih membantu bagi kebanyakan umat kita; dan dianjurkan agar Ny. White mengeluarkan satu buku yang bisa berguna sebagai bantuan pelajaran.”2

Ellen White bersama para asistennya bekerja dengan cepat untuk menghimpun apa yang ia sudah tuliskan tentang sejarah ini, di mana ia menambahkan banyak materi tambahan.3 Bulan Juni 1883, Sketches From the Life of Paul dicetak, dan salinan-salinan sedang dalam proses untuk memenuhi permintaan per-temuan kamp yang akan datang. Menurut W.C. White, dua edisi dari 5.000 salinan masing-masing dicetak sebelum habis pada pertengahan tahun 1890-an. Ketika Ellen White ditanya-kan tentang mencetak ulang buku itu, ia menolak saran itu, sambil mengungkapkan keinginannya untuk memperluas pe-nyajiannya lebih jauh dalam edisi yang sudah diperbarui.4

Namun, sambil menunggu penyelesaian maksud Ellen White, diselesaikanlah Kerinduan Segala Zaman (1898), Mem-bina Kehidupan Abadi (1900), Pendidikan (1903), dan Membina Keluar ga Sehat (1905), di tengah karya lainnya. Baru pada akhir tahun 1910 ia bisa memberikan perhatian yang lebih baik untuk mengerjakan naskah yang sudah direvisi itu.

Menariknya, sama seperti pelajaran Sekolah Sabat di tahun 1883 telah menggerakkan buku pertamanya tentang kehidupan Paulus, demikian pula jadwal penelitian kitab kisah para rasul untuk pelajaran Sekolah Sabat tahun 1911, yang mendesak pe-nyelesaian edisi yang sudah direvisi.

W.C. White menjelaskan bagaimana para asisten Ellen White pertama kali memerlukan sekitar lima bulan mencari apa yang telah ditulisnya tentang kehidupan dan ajaran sang ra-sul sebelum mulai menata ke dalam bab-bab. “Hari demi hari” naskah-naskah itu diberikan untuk dibaca Ellen White, “dan ia menandai naskah itu dengan bebas, memisah-misahkan dan menambahkan kata-kata, ungkapan, dan kalimat untuk mem-buat pernyataan itu lebih jelas dan kuat.” Ia mencatat, “Ibu se-ring memberi instruksi pada kami mengenai poin-poin penting dan yang diketahuinya telah dia tulis dan yang ia harap agar kami berusaha mencarinya dalam tulisan-tulisannya.”5

MemadukannyaKarena mengetahui bahwa buku itu tidak dapat diselesaikan

pada waktunya untuk memulai pelajaran, staf Ellen White me-

nyerahkan artikel-artikel yang cocok untuk warta gereja, yang diambil dari “karya yang sedang dikerjakan.”

Menulis kepada putranya W.C. White di pertengahan bulan Februari 1911, Ellen White menguraikan harapannya tentang dampak rohani buku itu kepada para pembacanya:

“Sejak kau pergi, saya benar-benar sibuk menyiapkan bahan untuk “Kehidupan Paulus.’ Kami mencoba bukti-bukti Alkitabi-ah yang benar, dan kami percaya ini akan dihargai oleh umat kita. Saya ingin sekali memasukkan banyak hal ke dalam buku ini yang membantu para pekerja kita yang mungkin terpanggil untuk menjalani pengalaman yang sama dengan mereka yang masuk ke dalam gereja Kristen mula-mula. Ada banyak hal da-lam sejarah Kisah Para Rasul ini, jika diterapkan dalam kehi-dupan sehari-hari, akan mengilhami saudara-saudara kita de-ngan satu keinginan untuk mencari kehidupan rohani yang le-bih tinggi dan untuk kekuatan yang lebih besar, dan untuk hik-mat bekerjasama dengan wakil-wakil surgawi dalam penyela-matan jiwa-jiwa.”6

Surat-menyurat sepanjang tahun 1911 menyatakan kema-juan pesat pada naskah tersebut dan kegembiraan Ellen White ketika hampir selesai.7 “Baru-baru ini saya sangat sibuk menye-lesaikan buku saya tentang Kisah Para Rasul,” tulisnya kepada cucu perempuannya Mabel di bulan September. “Saya rasa bahwa bagian saya dalam pekerjaan ini akan selesai.” Pada tanggal 6 Oktober ia bisa menulis kepada Elder Haskell, “Buku saya, Kisah Para Rasul sudah masuk mesin cetak,”8 dan enam minggu kemudian salinan pertamanya dari alat cetak sudah ada di tangannya.

Cerita tentang umat Allah di abad pertama bisa mengilhami kita untuk meniru keberanian dan keyakinan mereka kepada kesetiaan Allah dengan begitu banyak kejadian membingung-kan di planet kita ini. Jika engkau belum membaca buku bagus tersebut belakangan ini, perkenalkan dirimu kembali dengan pekabarannya. Hadiah ulang tahun Ellen White kepada gere-ja—The Acts of the Apostles—telah genap berusia 100 pada ta-hun ini, tetapi kisah tentang apa yang Roh Kudus bisa lakukan melalui hati yang sepenuhnya berserah, terus baru setiap hari. n

1 Signs of the Times, 22 Feb. 1883, hlm. 96.2 W. C. White, “Brief Statem-ents Regarding the Writings of Ellen G. White,” hlm. 9, 10. 3 Hampir sepertiga materi yang ada diambil dari tulisan Ellen White, Spirit of Prophecy, vol. 3, diterbitkan di tahun 1878 (sejajar dalam serial Redemption, nomor 7 dan 8).4 W.C. White kepada E.M. Wilcox, 1 April 1917. Beberapa orang salah duga bahwa buku itu tidak dicetak ulang untuk menghindari ancaman tuntutan hukum oleh para penerbit karya Conybeare dan Howson, karena Ellen White telah menggunakan karya mereka yang terkenal dalam menyiapkan naskahnya. Namun para penerbit buku itu menyangkal keberatan itu—atau bahkan kemungkinan untuk menuntut—karena edisi yang mereka terbitkan tidak diberi hak cipta.5 W.C. White kepada L.R. Conradi, 8 Desember, 1911. Untuk latar belakang tambahan tentang persiapan buku, lihat Arthur L. White, Ellen G. White: The Latter Elmshaven Years, 1905-1915, hlm. 340-344.6 Ellen G. White letter 4, 1911 (kepada W. C. White, 15 Feb. 1911).7 Ellen G. White letter 72, 1911 (kepada Mabel Workman, 18 Sept. 1911).8 Ellen G. White letter 80, 1911 (kepada S. N. Haskell, 6 Oct. 1911).

Tim Poirier adalah Wakil Direktur Ellen G. White Estate di kantor pusat sedunia, Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh di Silver Spring, Maryland, AS.

Rasul

11 - 2011 | Adventist World 23

Page 24: 2011-1011 AW bahasa

K E H I D U P A N A D V E N T

Judul khotbahnya terbaca: “Mengapa Kita Tidak Siap untuk Pentakosta.”

Itu akan menjadi teguran yang sempurna bagi anggota-anggota gereja yang malas secara rohani! Pikir Atonte Myers, istri dari pendeta gereja itu, Ivor Myers. Namun setelah mendengar khot-bahnya, Atonte mulai menyadari kebu-tuhannya sendiri terhadap kebangunan. Ia disadarkan tentang kondisinya yang berdosa, dan bersama dengan anggota gereja yang lain hari itu, ia berdiri ketika suaminya berseru kepada jemaat untuk melakukan 10 hari berturut-turut berdoa meminta pencurahan Roh Kudus. Ini bu-

ke gereja setelah bertahun-tahun! Kami bergembira dan mengetahui bahwa Allah sedang menjawab doa-doa kami.”

Pengalaman ini memberikan ide pada keluarga Myers: Bagaimanakah ka-lau gereja-gereja lain di daerah itu berga-bung bersama mereka dalam 10 hari ber-doa? Bagaimanakah kalau seluruh konfe-rens berdoa bersama? Atau seluruh ge-reja dunia? Pendeta Myers dengan cepat mendapatkan dukungan dari Jerry Page, yang menjadi ketua Konferens Kalifornia Tengah saat itu, dan lahirlah pergerakan doa akar rumput yang dikenal sebagai Operation Global Rain (OGR).

O p e r a t i o n

kan khotbah 10 hari—tetapi tentang ber-doa dan menderita bersama Allah me-minta berkat Roh-Nya.

Tiap malam sampai sekitar 70 ang-gota dari gereja Myers di California men-doakan topik tertentu seperti pertobatan sejati, pengampunan, kesaksian, dan per-masalahan keluarga.

“Kami berdoa dengan kalimat pen-dek gantinya satu orang yang melayang-kan doa panjang,” kata Atonte. “Itu mem-buat waktu berlalu dengan cepat dan membuat semua orang tetap fokus ber-doa.”

Layanan Perjamuan yang diadakan pada malam terakhir menuntun pada re-konsiliasi dan “menyediakan banyak ke-sembuhan bagi gereja kami,” kata Atonte. “Orang-orang yang tidak berbicara satu sama lain selama bertahun-tahun mena-ngis, berangkulan, dan saling memaafkan atas kemarahan dan kebencian mereka.

“Sabat berikutnya gereja jadi padat!” ia menambahkan. “Beberapa orang ma-suk begitu saja dari jalanan sementara yang lain merasa terkesan untuk kembali

Mendukung KebangunanTidak seorang pun mengharapkan

apa yang terjadi berikutnya. Ide ini me-nyebar luas dengan cepatnya, dan dalam waktu dekat lebih dari 1.800 gereja di 80 negara mendaftar untuk berpartisipasi dalam OGR sedunia pertama, yang di-adakan bulan Januari 2007. Kesaksian-kesaksian membanjir setelah itu yang memberitakan kebangunan gereja-gereja, jiwa-jiwa yang bertobat, hasrat yang di-perbarui untuk penginjilan, dan hu-bungan yang pulih.

“Tuhan memperlihatkan kepada saya bahwa hanya melalui sikap yang rendah hati, pertobatan sejati, dan berdoa ber-sama sebagaimana yang dilakukan para rasul, maka kita akan mengalami keba-ngunan dan menerima pencurahan Roh Kudus yang diperlukan untuk menyebar-kan pekabaran ke seluruh dunia,” kata Atonte.

Setiap bulan Januari sejak saat itu, ra-tusan gereja di seluruh dunia telah ber-partisipasi dalam insiatif doa ini.

OGR Digabung dengan Kebangunan dan Reformasi

Sebagai bagian dari inisiatif Keba-ngunan dan Reformasi General Confe-rence, Komite Eksekutif gereja dunia pada Dewan Tahunan 2010 yang digelar di Silver Spring, Maryland, Amerika Seri-kat, memutuskan untuk membuat doa 10 hari OGR menjadi acara dunia tahunan setiap bulan Januari. OGR sedunia beri-kutnya telah dijadwalkan pada tanggal 4-14 Januari 2012, dan akan fokus pada pertemuan doa sehari-hari. Hari terakhir, Sabat, akan menampilkan satu perayaan yang istimewa.

Pacific Press Publishing Association te-lah mencetak satu buku karya Mark Fin-ley berjudul 10 Days in the Upper Room untuk digunakan sebagai sumber bahan. Dapat dibeli di Balai Buku Advent setem-pat atau online di www.adventistbook-center.com.

Jemaat-jemaat gereja, kelompok-ke-lompok kecil, atau individu-individu yang tertarik menjadi bagian dari OGR

RaınGlobal Satu isisiatif doa yang berakar meliputi seluruh dunia

Oleh Janet Page

d a v i d s h E r w i n24 Adventist World | 11- 2011

Page 25: 2011-1011 AW bahasa

2012 bisa mengunjungi www.revivalan-dreformation.org dan klik pada “Opera-tion Global Rain” untuk mendaftar bagi acara itu. Lembaran topik harian juga akan tersedia di website agar para ang-gota setempat, para pemimpin doa, dan pendeta bisa memimpin dalam waktu-waktu doa kelompok yang efektif. Ma-sing-masing kelompok dianjurkan me-nyisihkan satu jam setiap hari untuk ber-doa bersama. Individu-individu dianjur-kan berdoa sendiri atau bersama bebe-rapa orang teman jika mereka tidak dekat dengan gereja yang turut serta. Para par-tisipan harus mengingat perkataan Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku.”

Selama jam berdoa setiap hari, doa-doa berkalimat pendek dianjurkan agar masing-masing orang bisa berdoa lebih dari sekali. Ini membantu pertemuan itu tetap fokus dan menghindari doa-doa yang berpotensi menjenuhkan. Ellen White berkata: “Banyak doa-doa yang panjang dan bertele-tele. Mereka mem-buat para malaikat dan orang-orang yang mendengarnya menjadi jemu. Doa-doa kita harus pendek dan langsung pada sa-saran. Biarlah permohonan-permohonan panjang dan yang membosankan dilaku-kan di tempat tersendiri, kalau ada yang harus melakukannya. Biarlah Roh Allah masuk ke dalam hatimu, dan itu akan menghapuskan semua formalitas yang gersang.”1

Waktu-waktu berdoa harus berdasar-kan pada Firman Allah. Bisa mulai de-ngan pujian dengan melayangkan doa

Mintalah Allah menyiapkan hatimu untuk pengalaman 10 hari itu. ▶Mintalah satu orang atau lebih untuk bergabung denganmu, atau ▶ajukan kepada pendeta untuk membuat ini sebagai acara segereja.Pilihlah waktu yang nyaman untuk berdoa bersama. Sisihkan satu ▶jam setiap hari untuk doa bersama, kalau bisa.Mulailah dan akhiri waktu berdoa kelompokmu dengan pujian dan ▶ucapan syukur. Pilihlah Mazmur yang dapat diterapkan dalam doa.Ucapkan doa dengan kalimat pendek agar tiap orang bisa berdoa ▶lebih dari sekali dan membiarkan Roh Kudus memberi kesan bagaimana kamu berdoa.

mazmur atau ayat alkitabiah pujian yang lain. Ketika kita mendoakan keselamatan seorang individu, akan membantu me-minta janji seperti pada Yeremia 24:7.

“Doa-doa kita haruslah dipenuhi de-ngan Firman Allah,” kata Page, yang se-karang menjadi sekretaris GC Ministrial Association. “Kita ingin memastikan bahwa kita sedang berdoa menurut ke-hendak-Nya.”

Ia menambahkan, “Kita berharap dan berdoa agar setiap gereja, pegawai gereja, kelompok kecil, dan individu-individu akan turut serta dalam satu usaha ga-bungan dalam doa demi kecurahan Roh Kudus. Kita mengetahui bahwa hanya melalui pencurahan kehadiran dan kuasa Roh Kudus maka kita akan diberi keku-atan untuk menjangkau dunia dengan kasih Yesus agar Ia bisa datang dengan sangat segera.”

Ellen White menekankan kebutuhan yang sama: “Satu rantai orang-orang per-caya yang berdoa dengan sungguh-sung-guh harus melingkari dunia. Biarlah se-mua doa itu dilakukan dalam keren-dahan hati. Beberapa orang tetangga da-pat berkumpul untuk berdoa meminta Roh Kudus. Biarlah mereka yang tidak bisa meninggalkan rumah, mengumpul-kan anak-anak mereka dan bergabung belajar berdoa bersama. Mereka bisa me-minta janji Juruselamat: ‘Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul bersama dalam nama-Ku, maka di situlah Aku be-rada di tengah-tengah mereka.’”2

Setiap Doa itu PentingKetua gereja dunia Ted N.C. Wilson,

memimpin inisiatif Revival dan Refor-

masi sedunia, menggambarkan surga “ge-lisah menunggu umat Allah bangkit dan mencari berkat Roh Allah. Janji Allah, ‘Mintalah maka kamu akan menerima-nya,’ itu pasti,” kata Wilson. “Ia akan menjawab doa-doa bagi pencurahan Roh Kudus. Penyelesaian pekerjaan Allah ti-dak datang hanya karena lebih banyak usaha atau metode-metode yang ber-beda. Roh Allah itulah yang bekerja da-lam hidup umat-Nya yang akan secara efektif menerangi dunia dengan kemu-liaan Allah agar Yesus bisa datang kem-bali.”

Masing-masing dan setiap doa ang-gota diperlukan dalam pekerjaan penting ini. Setiap doa yang bersungguh-sungguh meminta Roh Kudus akan dijawab de-ngan kuasa karena Allah tidak me-nunggu kondisi dunia memburuk, tetapi agar umat-Nya bersatu mencari Dia.

Untuk bergabung dengan orang lain mencari Roh Allah dalam kehidupan me-reka selama doa 10 hari, tanggal 4-14 Ja-nuari 2012, kunjungi www.revivalan-dreformation.org dan klik pada “Opera-tion Global Rain.” n1 Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 4, hlm. 71.2 Ellen G. White, in Advent Review and Sabbath Herald, 3 Jan. 1907.

Janet Page adalah as-sociate secretary untuk pelayanan doa, istri dan keluarga pendeta untuk

General Conference Ministrial Asso-ciation, dan menulis dari Silver Spring, Maryland, AS.

1ODoa HariIde-ide untuk Oleh Janet Page

Buatlah waktumu lebih berarti dengan menggunakan waktu lebih ▶banyak untuk berdoa bukan dalam diskusi.Sisihkan waktu pribadi bersama Allah menambah waktu-waktu doa ▶kelompok.Pertimbangkan beberapa macam puasa, seperti puasa dari TV, ▶musik duniawi, film, internet, atau makanan penutup. Gunakan waktu ekstra untuk berdoa dan membaca Alkitabmu. Mintalah Allah menyatakan diri-Nya kepadamu.Ajukan saran kepada pendetamu untuk mempromosikan doa 10 hari ▶di gerejamu dengan membagikan kesaksian tentang bagaimana Allah telah bekerja dalam doa bersatu. Pada kedua Sabat selama 10 hari itu sertakan doa fokus khusus.Mintalah Allah untuk memperlihatkan kepadamu lima orang untuk ▶didoakan selama 10 hari itu.Untuk ide-ide lebih lanjut kunjungi www.revivalandreformation.org ▶

11 - 2011 | Adventist World 25

Page 26: 2011-1011 AW bahasa

P E RTA N YA A N A L K I TA B

OlehAngel Manuel Rodríguez

P E R TA N YA A N : Apakah umat Advent per-caya dengan karunia menyembuhkan?

Tentu saja. Menurut Kitab Suci, Allah bisa menjawab doa-doa kita dan menyembuhkan mereka yang kita doakan (Yakobus 5:13-15). Beberapa orang memiliki kesulitan

memahami sifat dari karunia ini untuk setidaknya dua alasan: Pertama, akan terlihat bahwa pertunjukan karunia itu sekarang ini tidak sama dengan yang ada selama periode rasul-rasul: dan kedua, persepsi kita mengenai itu telah dinodai oleh apa yangkita lihat di tengah gereja-gereja Kristen Karismatik. Be-berapa orang cenderung per-caya bahwa karunia itu harus memperlihatkan diri di tengah kita dengan cara yang sama di tengah komunitas-komunitas Kristen itu.

1. Itu adalah karunia Allah: Satu fenomena yang menarik dalam Kitab Suci da-lam hal mukjizat dan penyem-buhan adalah bahwa hanya ada sedikit sekali! Sejarah yang tercatat dalam Alkitab menca-kup satu periode beberapa ribu tahun. Telitilah keselu-ruhan, maka Anda akan me-nyadari bahwa mukjizat dan penyembuhan itu tidak terjadi sesering yang dipikirkan sese-orang. Jika Anda menghitung- nya menghitungnya, maka Anda akan menyadari bahwa bukan hanya jumlahnya yang terbatas, tetapi kejadiannya juga terjadi sebagai himpunan pada titik waktu sejarah tertentu. Misalnya, sejumlah besar dari antaranya terjadi selama masa keluar dari Mesir. Inilah saat krisis ketika Allah harus memperlihatkan kuasa-Nya untuk menunjukkan bahwa Dialah Allah yang be-nar. Mukjizat-mukjizat dilakukan dalam jumlah yang luar biasa selama pelayanan Elia dan Elisa. Ini adalah masa kemurtadan besar di Israel, dan Allah sedang memperlihatkan bahwa Ia ada-lah Allah orang Israel yang benar.

Kita menyaksikan satu pertunjukan besar mukjizat penyem-buhan dalam pelayanan Yesus dan para rasul. Pertunjukan unik tentang kuasa ilahi semacam itu memiliki beberapa maksud. Yang paling inti adalah untuk mensahkan misi ilahi dan keas-lian pekerjaan Yesus. Tetapi pada seluruh sejarah Alkitab kita juga menemukan pertunjukan yang terpencar-pencar dari ka-runia penyembuhan ini. Dengan kata lain, karunia itu perma-nen di tengah umat Allah, tetapi Allah yang memilih kapan memperlihatkannya dalam cara yang lebih berkuasa atau lebih ajaib. Ini terjadi dalam saat krisis ketika Allah menyatakan bahwa Ia sedang aktif melayani umat-Nya untuk mensahkan pekerjaan mereka dan membantu mereka yang ada dalam

keragu-raguan.2. Pengalaman karunia itu sekarang dan di masa yang

akan datang: Karunia itu masih ada dalam gereja-Nya, tetapi Tuhan masih memilih kapan dan bagaimana memperlihatkan-nya. Mukjizat-mukjizat penyembuhan terjadi di tengah umat sisa Allah di seluruh dunia menjawab doa para pendeta dan anggota yang bersungguh-sungguh. Ini terjadi secara sporadik, terpisah dari satu sama lain, melalui kehadiran Roh yang diam-diam di tengah kita. Tuhan barangkali memilih untuk melaku-kannya dengan cara ini karena pada penutupan konflik kosmik, kekuatan iblis akan menggunakan mukjizat-mukjizat untuk

mensahkan pernyataan me-reka yang katanya dari Allah (Why. 13:13; 16:14). Kesela-matan kita bukan dalam mukjizat-mukjizat dan pe-nyembuhan tetapi dalam ajaran Kitab Suci.

Saat kita semakin dekat dengan akhir dari konflik kos-mik, kemurtadan dan keka-cauan akan mencari dimensi global, dan Allah akan mem-perlihatkan kekuatan Roh da-lam cara yang paling mulia. Ia akan memperbesar pertun-jukan Roh di tengah kita, dan nubuatan Yoel akan menemui kegenapan akhirnya (Yoel 2:28-32). Allah akan mensah-kan pekabaran dan misi umat sisa-Nya melalui Kitab Suci dan melalui pertunjukan he-bat dari kuasa Roh.

3. Penyembuhan dan obat: Kini kita mengalami karunia penyembuhan melalui layanan medis—ya, layanan medis. Yesus mengalahkan kuasa Iblis melalui penyembuhan-penyembuhan-Nya, dan sekarang Ia dapat melakukannya melalui mereka yang menemukan cara-cara untuk mencegah, menyembuhkan, dan menangani penyakit-penyakit. Mereka yang terlibat dalam pe-kerjaan misionaris medis dan riset berpartisipasi dalam konflik kosmik pada tingkatan sel, dan Tuhan memberikan mereka ke-bijaksanaan untuk bersama dengan Dia membawa penyem-buhan kepada dunia yang sedang tertekan dan menderita. Hik-mat yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan adalah karunia-Nya kepada gereja-Nya untuk berguna bagi umat manusia. Oleh sebab itu pekerjaan misionaris medis, yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabdi kepada Tuhan yang hanya mencari kemuliaan bagi-Nya saja, adalah pertunjukan yang benar dari karunia penyembuhan yang melebihi batasan-batasan gereja dan berasal dari Tuhan kita yang Mahakuasa. n

Angel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun sebagai Direktur Biblical Research Institute of the General Conference.

KaruniaMenyembuhkan

26 Adventist World | 11- 2011

Page 27: 2011-1011 AW bahasa

P E L A J A R A N A L K I TA B

Banyak orang Kristen diliputi rasa khawatir. Rasa takut memproyeksikan skenario kasus terburuk di layar pikiran mereka. Kedua musuh kembar iman ini—khawatir dan rasa takut—merampok kegembiraan mereka dalam kehidupan Kristen. Pengharapan hilang lenyap seperti bayangan, dan mereka hidup dalam pesimisme yang suram dari pikiran-pikiran yang penuh rasa takut itu. Apakah Allah memiliki jawaban untuk pikiran yang khawatir dan hati yang bermasalah? Tentu saja.

Pertama, mari kita akui bahwa kita khawatir sepanjang waktu. Rasa khawatir adalah bagian dari kehidupan di dunia yang jatuh ini. Kita bisa saja prihatin dengan kesehatan kita, anak-anak kita, atau keuangan kita. Tetapi rasa khawatir dan takut menjadi kekuatan negatif dalam hidup kita ketika kita fokus pada mereka dan terserap olehnya. Dalam pelajaran Alkitab ini kita akan pelajari bagaimana mengubah fokus kita pada kenyataan kasih, pemeliharaan, dan kehadiran Allah dalam hidup kita.

1. Bedakan pengalaman murid-murid-Nya dan pengalaman Yesus selama badai di Laut Galilea. Mengapa para murid begitu ketakutan? Mengapa Yesus begitu tenang?“Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: ‘Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?’ Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ‘Diam! Tenanglah!’ Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?’” (Markus 4:37-40).

Pada hal apakah murid-murid itu memusatkan pikirannya?

Apakah yang memenuhi pikiran Yesus?

2. Ajakan apakah yang diberikan kepada kita ketika terbebani dengan kekhawatiran, kegelisahan, dan rasa takut?“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Ptr. 5:7).

segala kepada-Nya.

Bahasa Yunani asli untuk “serahkan” benar-benar berarti membuang semua beban kita ke atas sesuatu. Kata-kata ini bisa diterjemahkan, “Buangkan semua beban kekhawatiran dan kegelisahannya ke atas Yesus. Ia sepenuhnya mampu mengatasinya.”

3. Apakah hasilnya membuang semua kekhawatiran kita ke atas Yesus, mempercayai bahwa Ia benar-benar mampu mengatasinya?“Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal” (Yes. 26:3, 4).

Kita menerima damai .

MenghadapiKhawatirdanTakut

Oleh Mark A. Finley

11 - 2011 | Adventist World 27

Page 28: 2011-1011 AW bahasa

4. Kita tidak perlu mengendalikan semua pemikiran yang melintas di pikiran kita. Ketika kekhawatiran menyusup masuk, nasihat apakah yang Yesus berikan kepada kita?“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:33, 34)

Ini adalah masalah prioritas; kita harus memusatkan pikiran kita kepada Yesus. Ia mengasihi kita. Ia peduli pada kita. Ia rindu agar kita memiliki kehidupan yang berbahagia dan berkelimpahan. Masalah hari esok akan datang, tetapi Ia sepenuhnya mampu mengatasinya. Marilah kita hadapi tantangan-tantangan yang kita temui dalam kekuatan-Nya hari ini, dan kita akan diperlengkapi untuk mengatasi apa pun tantangan hari esok.

5. Di manakah kita menemukan kekuatan untuk mengatasi rasa takut kita yang paling dalam?“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh. 4:18, 19).

Di dalam tidak ada .

Kekuatan untuk mengatasi rasa takut dan kekhawatiran ditemukan dalam kasih Allah. Mengetahui bahwa Ia mengasihi kita, dan bersandar dalam kasih itu, melepaskan kita dari efek rasa takut yang melumpuhkan dan menyiksa.

6. Darimanakah asalnya rasa takut itu? Apakah rasa takut, kekhawatiran, dan kegelisahan itu berasal dari Allah?“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Tim. 1:7).

Rasa takut dan kekhawatiran tidak berasal dari Allah. Kadang-kadang kekhawatiran itu akibat dari keadaan dalam kehidupan yang ada di luar kendali kita. Lain waktu itu mungkin satu emosi yang kita sendiri telah tanamkan selama bertahun-tahun. Tentu saja, Setan di balik semua emosi negatif yang mencoba merenggut sukacita kehidupan yang sesungguhnya. Kuasa Allah itu cukup untuk memberikan kita kerangka pikiran yang “baik” atau sehat, bebas dari siksaan rasa khawatir.

7. Bagaimana rasul Paulus menggambarkan tujuan akhir Allah bagi masing-masing orang Kristen yang setia?“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Rom. 15:13).

Allah ingin kita dipenuhi dengan , , dan .

Alkitab menyebutkan pengharapan puluhan kali. Allah rindu agar kita dipenuhi dengan pengharapan, bukan rasa takut. Tujuan-Nya adalah kehidupan yang bersukacita dan damai sejahtera. Mengapa tidak menyerahkan semua kekhawatiran dan rasa takutmu kepada Dia dengan mengucapkan doa sederhana ini?“Tuhan, aku mengakui bahwa kadang-kadang aku fokus pada masalah bukan pada solusinya.

Kadang-kadang aku kewalahan dengan rasa khawatir dan rasa takut. Sekarang aku memilih untuk membuang semua perkaraku kepada-Mu. Aku percaya Kau benar-benar mampu

menanganinya. Dengan iman aku menerima kedamaian, sukacita, dan pengharapan yang Engkau berikan padaku sekarang ini. “Dalam nama Yesus, amin.”

28 Adventist World | 11- 2011

Page 29: 2011-1011 AW bahasa

S U R A T

Perlindungan Allah bagi Umat-NyaSaya begitu terk-agum-kagum de-ngan cerita sampul berjudul. “The Hi-roshima Miracle,” oleh Ryoko Suzuki (Agustus 2011). Disebutkan bahwa

tidak ada anggota Advent yang terluka atau mati selama pemboman Perang Du-nia II di Hiroshima. Ini menunjukkan bahwa Allah mampu melindungi umat-Nya di masa-masa kesulitan, sebagai-mana Daud katakan dalam Mazmur 91:4-7.

Janji-Nya untuk melindungi selalu ada selama kita setia. Beberapa dari kita menderita karena tidak percaya (kurang iman), tetapi saya tahu bahwa Ia bisa me-nyediakan yang lainnya kalau saja kita percaya kepada Dia.

Simpe JaoLaveen, Arizona, Amerika Serikat

Menemukan Kembali Penyembahan SejatiSaya ingin mengekspresikan rasa syukur saya kepada Adventist World dan kepada ketua General Conference Ted N.C. Wil-son untuk wawancara dengan Bill Knott yang berjudul “Menemukan Kembali Pe-nyembahan Sejati” (Agustus 2011).

Penjelasan indah yang diberikan oleh Wilson tentang ibadah sejati—dan juga penekanan tentang pentingnya keba-ngunan dan reformasi—memberi sema-ngat. Itu juga cocok untuk masa seka-rang, ketika begitu banyak kompromi de-ngan dunia terlihat di sekeliling, di saat begitu banyak yang berpusat pada diri sendiri, sombong, mementingkan diri, dan memandang rendah kebenaran. Saya bergembira mengetahui beban ketua GC itu adalah menekankan pentingnya per-masalahan ini dengan gereja sekarang.

Kita memang memerlukan pencu-

rahan Roh Kudus untuk membarui dan membangunkan kita! Betapa gentingnya bagi kita sekarang untuk memusatkan pandangan pada Kristus, memikirkan jalan-jalan ke atas, dan tidak membiar-kan dunia sekitar meremas kita ke dalam cetakannya! Ini merupakan waktu yang amat penting bagi kita sebagai para peng-ikut Kristus untuk mengasingkan diri dari khalayak ramai dan menjadi teladan seperti Daniel dan teman-temannya.

Terima kasih banyak karena telah menyajikan dan memberitahukan dunia nilai dan pentingnya “ibadah sejati.”

Litton Prosad MowalieDhaka, Bangladesh

Wawancara Bill Knott dengan Ted Wil-son, dan respons-respons Wilson, tepat waktu dan cocok dengan kebutuhan ge-reja sekarang ini. Sebenarnya, ini seperti sudah diatur Tuhan bukan sekadar kebe-tulan bahwa pelajaran Sekolah Sabat yang sekarang membahas topik ibadah. Analisis Wilson yang ringkas tentang ibadah dalam konteks pekabaran tiga malaikat perlu lebih banyak penekanan di gereja kita sekarang ini. Pekabaran khusus dalam Wahyu 14 adalah, perta-ma-tama merupakan satu panggilan un-tuk menyembah Allah yang benar, diikuti oleh panggilan meninggalkan sistem iba-dah palsu di dunia, dan akhirnya, satu panggilan untuk bergabung dengan para penyembah sejati, yang “memelihara hu-kum Allah dan memiliki kesaksian ten-tang Yesus.”

Dalam segala daya upaya penginjilan, kita harus menempatkan penekanan yang lebih kuat tentang inti dari pang-gilan menuju penyembahan yang benar itu, yang meliputi seluruh buku Wahyu, dan menghubungkan semua implikasi nubuatan dari buku itu kepada tema inti ini. Ini terutama penting memandang ke-cenderungan budaya modern sekarang ini untuk “menyembah” bintang-bintang olahraga, bintang film, “American idols,” dll., belum lagi posisi, gengsi, dan keka-yaan.

Chris EderesingheBerasal dari Sri Langka

Lima, Dua, dan Satu Itu SamaSaya terangkat oleh artikel Richard A.

Sabuin “Lima, Dua, dan Satu itu Sama” (Agustus 2011). Ini memperlihatkan ke-pada saya bahwa kita harus memperju-angkan persamaan sebagai orang-orang percaya, dan menaruh fokus kita pada Allah, yang memandang kita semua sama. Jika kita bisa memiliki semangat seperti itu sebagai satu gereja, maka kita bisa menjadi puas dengan bagaimana Allah menggunakan masing-masing kita. Musuh senantiasa siap dan menunggu mencerai beraikan domba-domba Allah agar ia bisa melahap kita. Mari kita tetap bersatu dalam roh sambil menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali.

Tovimbanashe SayiSilang, Cavite, Filipina

Kita harus memperjuangkan persamaan sebagai orang-orang percaya, dan menaruh fokus kita pada Allah, yang memandang kita semua sama.

— Tovimbanashe Sayi Silang, Cavite, Filipina

Dari Pelosok Dunia

11 - 2011 | Adventist World 29

Page 30: 2011-1011 AW bahasa

S U R A T

Kebahagiaan atau KeputusasaanArtikel Jung Park “Kebahagiaan atau Ke-putusasaan?” (Agustus 2011) memberi-kan saya visi untuk mengalahkan kepu-tusasaan yang saya rasakan.

Ya, benar. Kita tidak dapat mengelak dari penderitaan. Suka atau tidak, itu akan datang. Tetapi kita diberkati ka-rena kita memiliki kuasa dan kemam-puan untuk memilih. Kekuatan-kekuatan negatif bisa mendesak ki-ta—sebagai orang-orang Kristen yang dewasa kita tidak membiarkan diri ja-tuh terlalu jauh—dan itu bisa menye-babkan kita bertekuk dan jatuh. Te-tapi kabar baik! Kita bisa bertumbuh di dalam Kristus. Di dalam Dia per-hatian kita ditarik kepada suasana ke-yakinan yang bertumbuh. Jika kita peli-hara masalah, maka hal itu akan membe-kukan hubungan kita dengan Tuhan, dan ketaatan kita kepada Dia tidak akan di-perkuat. Tetapi dalam pergumulan batin individual, kita dapat memperoleh ja-minan pengharapan berkat itu untuk me-minta sentuhan-Nya, melalui kuasa-Nya—dan pilihan kita.

Ya, situasi-situasi sulit memang menghadang kita, tetapi Allah memiliki satu maksud untuk menggenapi dan me-nyelesaikan misi-Nya di dalam kita.

Estrella JordanGeneva, Switzerland

Pekerjaan ADRAArtikel berita An-da bulan April 2011 tentang pe-kerjaan ADRA di Haiti telah menjadi rangsangan kuat bagi kami di Aru, di mana di situ juga terjadi ben-

cana (peperangan dan efeknya).Kita memiliki anggota gereja baru

dan aktif, tetapi orang-orang masih me-nyembah nenek moyang mereka dan yang lainnya. ADRA, sebagaimana yang mereka lakukan di Haiti, bisa melakukan lebih banyak bagi penduduk di Aru.

Jules Kiza IbonaAru, Distruk Ituri,Republik Demokrasi Kongo

Follow the BibleSaya terutama sa-ngat senang atas terbitan Adventist World bulan Juli 2011. Di antara yang lainnya, saya sudah membaca artikel “Follow the Bible” dan “Biar-kan Dunia Membentukmu,” yang benar-benar telah mengilhami dalam perja-lanan Kristen saya. Saya berterima kasih kepada Allah atas pekerjaan besar yang Anda lakukan dalam kebun anggur-Nya.

Wamangoli DicksonKiboga District, Uganda

Saya mengetahui Allah melakukan mukjizat-mukjizat. Tolong doakan agar saya tidak berkecil hati dan agar Allah menolong saya untuk mendaftar di seko-lah teologi.

Saya percaya bahwa masalah dalam pernikahan saya akan diselesaikan de-ngan damai dalam nama Yesus. Saya mengandalkan doa-doa Anda, saudara-saudari dalam Kristus.

Terimakasih!Asa, Kenya

Tolong doakan sekolah dan biaya kami. Saya tahu ini adalah masa ekonomi yang sulit dan orangtua benar-benar merasa-kan efeknya. Sekolah kami rata-rata me-

miliki 80-85 siswa; sejauh ini hanya 25 siswa yang sudah mendaftar.

Veronica, Amerika Serikat

Saya minta tolong doakan saya. Saya seo-rang ibu baru dan kadang-kadang keta-kutan. Saya berdoa meminta hikmat un-tuk membesarkan anak saya.

Janine, Afrika Selatan

Tolong doakan saya agar menjauhi dosa dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya benar-benar ingin menjadi perwakilan Allah ke mana pun saya pergi dan dalam hal apa pun yang saya lakukan. Tolong doakan juga anggota keluarga yang “ter-sesat” yang tidak lagi ke gereja. Dan

akhirnya tolong doakan agar Allah mem-buat jendela berkat-Nya bagi saya agar bisa membayar semua utang saya—ka-dang-kadang saya rasa utang-utang telah menjauhkan saya dari Allah

Syalvia, Malaysia

R U A N G D O A

Dari Pelosok Dunia

Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohon-an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

30 Adventist World | 11- 2011

Page 31: 2011-1011 AW bahasa

P E R T U K A R A N I D E

Anda akan mendapati tampilan khusus tentang penatalayanan pada terbitan Adventist World ini (“Giving It All,” oleh

Penny Brink). Di bawah adalah beberapa kata semangat tentang topik itu dari Robert Lemon, bendahara General Conference:

“Kesetiaan anak-anak Allah dalam perse-puluhan dan persembahan mereka, sekalipun di masa perekonomian yang sulit, itu mengu-atkan iman. Seorang mungkin berharap bahwa persepuluhan akan berkurang dengan

persentasi penurunan para anggota, tetapi ternyata bukan itu yang terjadi. Bebe-rapa orang yang selama ini tidak seteliti seharusnya dalam persepuluhan selama masa perekonomian yang baik menyadari bahwa semua berkat, termasuk peker-jaan, merupakan berkat dari Tuhan, dan berusaha membuat segala sesuatunya benar. Berkat-berkat yang dijanjikan dalam Maleakhi 3:10 dapat diterapkan baik di masa sulit maupun di masa perekonomian yang baik.

Bagaimanakah menurut Anda? Kami ingin mendengar pendapat Anda tentang topik ini. Kirimkan surat, komentar, dan / atau kisah-kisah pendek Anda kepada kami di The People’s Place, Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, Maryland 20904-6600; faks. 301-680-6638; email: [email protected]. Hitungan kata maksimal adalah 300 per kiriman. Tolong sertakan nama dan lokasi Anda menulis.

Bahkan sebelum ia mulai masuk kelas satu, Bernard yang sekarang berusia 7 tahun telah memilih satu gereja untuk beribadah. Bernard jadi tertarik dalam

aktivitas-aktivitas gereja di bulan Februari 2010 selama satu usaha penginjilan di Klinik Geja dekat Sanyati, Zim-babwe. Ketika guru barunya bertanya tentang gerejanya, ia menyebutkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Katsime.

Bernard dengan berani memberitahu ibu dan ayahnya bahwa ia suka ke gereja pada hari Sabat, dan setiap Sabat pagi ia bersiap ke gereja. Ayahnya seorang yang ti-dak percaya, mengizinkan putra bungsunya dari keenam anaknya untuk ke gereja, sambil meminta istrinya untuk menyiapkan pakaiannya. Tidak lama setelah Bernard mulai ke gereja, seorang teman bergabung dengannya, dan anak-anak itu pergi bersa-ma-sama.

Ibu Bernard mengikuti gereja Katolik Roma, tetapi karena keinginan kuat putra-nya untuk ke gereja Advent, ia membiarkannya pergi setiap Sabat. Baru-baru ini ia meminta anggota gereja Advent untuk mendoakan mereka. Kita doakan agar melalui kuasa Allah pekerjaan Roh Kudus membuahkan hasil dengan bergabungnya orang tua dan anak mereka—dan akhirnya menjadi anggota Gereja Advent.

—Juta Makanda, Sanyati, Zimbabwe

Setia Sepanjang Masa

Seorang anak laki-laki memutuskan untuk pergi ke gerejaKisahSebuah

ab

El

l

Ut

hU

li

Awal

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus,mempersatukan umat Gereja Masehi Advent HariKetujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan,dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Pemimpin Redaksi Bill Knott

Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona KarimabadiMark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park Jan Mae

Editor Online Carlos Medley

Koordinator TeknikMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley

Senior Advisor E. Edward Zinke

Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child

Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-BaptisteAlfredo Garcia-Marenko

Pelayanan Pembaca Merle Poirier

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected]: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Jld. 7, No.11

11 - 2011 | Adventist World 31

Page 32: 2011-1011 AW bahasa

JAWABAN: Di Aore, Vanuatu, para siswa dari Listair Institute mengambil waktu sejenak dari pelatihan untuk berpose dengan pendiri dan direktur Alastair Magillivray. Untuk mengetahui lebih banyak tentang pelayanan ini, lihat halaman 11-13.

M A S Y A R A K A TL KASID I B E L A H A N D U N I A M A N A K A H I N I ?

K U T I P A N B U L A N I N I

“Cinta Sejati terjadi bila pasangan sejodoh, bukan sejalan. Akan lebih mudah bagi teman sejalan untuk berpisah ketika musimnya sudah berakhir, sebagaimana yang dilakukan sebagian besar hewan, sementara orang yang sejodoh akan berhu-bungan secara rohani, mental, fisik, dan sosial, dengan demikian saling menggan-tungkan diri dan menolak perpisahan.”—Isaac Milioti Daka, seorang “penginjil medis,” selama satu pertemuan di tahun 2010, di Chipata, Zambia.

K E H I D U P A N A D V E N TMinggu lalu, “San,” seorang ketua diakon yang baru terpilih di gereja kami, menelepon pendetanya dan berkata, “Pendeta, saya melapor-kan sudah kembali dari kematian (death)!”

Sang pendeta menggaruk ke-pala dan bertanya, “Apa? Apa yang sedang Anda bicarakan?”

San menjawab, “Pendeta, coba ceritakan. Apakah saya seharusnya hidup atau mati (dead)?”

“Tentu saja kau hidup, sudah je-las sekali. Apakah maksud Anda?”

San menjawab, “Apakah Anda yang memberikan pengumuman kemarin tentang dewan gereja yang baru terpilih?”

“Ya, memang.”“Menurut pengumuman itu

saya seharusnya mati (dead).”Sang pendeta sadar. Setelah

meminta maaf, ia dengan cepat memeriksa surat elektronik yang telah dikirimnya. Betapa terkejut-nya, ia menemukan bahwa ia telah salah menulis satu kata. Bukannya menulis “Kepala (head) diakon” di sebelah nama anggota gereja itu,

tetapi ia malah menulis “Dead Dea-con (Diakon yang sudah mati).”

San bersyukur bahwa penga-lamannya yang hampir mati itu berlangsung singkat, karena sang pendeta menghidupkannya kem-bali hari berikutnya dengan me-ngirimkan pesan baru dengan versi kata yang sudah diperbaiki tentang anggota dewan gereja. Gereja pun menghela napas lega. San kini menjalani kehidupan keduanya de-ngan sudut pandang yang baru—G. T. Ng, Silver Spring, Maryland, United States

K O T A K S U R A TSaya seorang senior di Ouachita Hills Academy di Amity, Arkansas. Selagi saya duduk dalam kebaktian pagi baru-baru ini, sang pembawa acara berkata, “Allah mencipta-kan dari yang tidak ada, jadi kita harus menjadi seorang yang bukan apa-apa agar Ia bisa membuat kita menjadi sesuatu.”

Kata-kata ini benar-benar menyentuh hati saya. Be-nar sekali! Kita sebagai orang Kristen Advent memiliki pekabaran untuk disebarluaskan, tetapi sebelum kita bisa digunakan oleh Allah kita harus mengosongkan hati kita dari diri sendiri, mati bagi dosa “manusia lama,” dan membiarkan Kristus menciptakan sesuatu yang baru di dalam diri kita. Diberkatilah kalian masing-masing saat kita berjuang untuk mengabarkan Dia kepada semua orang yang di sekeliling kita!—Ariel Hempel, Arkansas, Amerika Serikat

32 Adventist World | 11- 2011

p h o t o s U b m i t t E d b y J i l l a n d a l a s t a i r m a C g i l l i v r a y

Page 33: 2011-1011 AW bahasa

Berita Dalam Negeri

Apabila anggota gereja menyadari pentingnya penyiaran hasil terbitan, mereka akan menyerahkan lebih banyak waktu melakukan pekerjaan ini. Gereja harus memberi

perhatian pada pekerjaan ini. Inilah satu jalan di mana gereja harus bercahaya di dunia ini.

Itu sebabnya GMAHK Jemaat Tanjung Ria, Jayapura, Papua, dalam tiga tahun terakhir ini melaksanakan kegiatan pengin-jilan literatur. Pada tahun 2009 ada 42 penginjil literatur (PL) dari Jemaat Tanjung Ria yang terlibat. Tahun 2010 ada 45 PL, dan tahun 2011 ada 46 PL yang terlibat.

Dengan menggunakan 5 mobil dan 8 sepeda motor menuju ke lokasi penginjilan yang jaraknya 40 km-60 km dari GMAHK Jemaat Tanjung Ria, yaitu Desa Koya dan Arso yang penduduk-nya 80 persen agama Muslim dan 20 persen Kristen. Kegiatan penginjilan ini mendapat respons dari ketua daerah, gembala jemaat dan seluruh anggota Jemaat Tanjung Ria, oleh karena banyak pengalaman rohani yang diperoleh. Berikut ini adalah beberapa kesaksian yang kami ingin kisahkan.

Tiga Penginjil MudaDalam 1 grup ada 3 penginjil muda, yang satu kelas 6 SD,

dan dua lagi kelas 1 SMP. Mereka mengunjungi satu rumah dan bertemu dengan seorang ibu yang dalam keadaan sakit, mene-rima mereka dengan senang hati. Ketiga penginjil muda ini menceritakan maksud kedatangan mereka, dalam penutupan pembicaraan mereka mendoakan ibu yang sakit, setelah selesai berdoa, ibu ini langsung merasakan kesembuhan oleh karena

SekilaS Pelayanan Penginjilan literaturJemaat Tanjung Ria, Jayapura, Papua

mukjizat doa ketiga penginjil muda ini. Sang ibu pun berkesem-patan mengambil sebuah buku.

Terharu Atas DoaAda dua penginjil mengunjungi seorang pria paruh baya

beragama Muslim, pria ini sudah 6 bulan dalam keadaan sakit, tidak bisa jalan karena kecelakaan lalu lintas, setelah kedua penginjil menceritakan maksud kedatangan, pria ini tidak bisa membeli buku karena tidak mempunyai uang. Sebelum berpi-sah para penginjil ini mengajak pria tersebut untuk berdoa, se-telah berdoa pria ini mengatakan bahwa ini kali pertama orang Nasrani datang berdoa di rumah ini, sejak dia sakit tidak se-orang pun dari kalangannya datang berdoa, pria ini sangat ter-haru atas doa orang Nasrani.

Doa untuk Seorang Ibu yang Banyak MasalahTiga Penginjil mengunjungi seorang ibu beragama Muslim,

dalam percakapan, sang ibu menceritakan bahwa tahun lalu suaminya meninggal, tiga bulan yang lalu anaknya meninggal, minggu lalu dia ditipu, begitu banyak masalah yang dialaminya. Ketiga penginjil ini akhirnya mendoakan ibu ini. Selesai berdoa ibu ini mengatakan terima kasih atas doanya, “ini kali pertama orang Kristen mendoakannya, kapan lagi bisa datang berkun-jung ke rumah? saya senang sekali,” kata sang ibu.

Tiga Anjing Galak yang BaikTiga penginjil wanita mengunjungi sebuah rumah, pintu ru-

mahnya dalam keadaan terbuka, ketiga penginjil ini sempat melangkahi tiga ekor anjing yang sedang duduk. Penginjil ini dengan berani bercampur takut mengetuk pintu, kemudian se-orang ibu langsung berlari ke depan, ibu ini takut, terheran-he-ran melihat tiga ekor anjing galaknya hanya duduk diam sambil menggoyang-goyangkan ekor. Biasanya anjing ini, apabila meli-hat ada orang yang tidak dikenal dari kejauhan langsung meng-gonggong dengan geram, sudah banyak yang digigit. Tiga peng-injil ini katakan, mungkin ada maksud baik, jadi anjing tidak marah. Karena takut bercampur heran ibu ini membeli tiga buku setelah selesai didoakan.

Begitu banyak para penginjil ini berkata, ini kali pertama mereka masuk ke rumah orang Muslim dan berdoa. Kalau bu-kan pekerjaan penginjilan literatur, pasti mereka tidak pernah alami.

Dan yang paling berkesan dari kegiatan penginjilan jemaat ini adalah, setiap ke rumah orang, apakah Kristen atau Muslim mereka tinggalkan sebuah buku penginjilan (Ingatlah akan Pencipta-Mu) dan selalu diusahakan setiap mengunjungi satu rumah mereka undang bersama-sama berdoa, meskipun ada beberapa yang menolak didoakan.

Telah menjadi jadwal tetap bagi Jemaat Tanjung Ria, setiap tahun paling sedikit 1 hari jemaat harus melaksanakan kegiatan

11 - 2011 | Adventist World 33

Page 34: 2011-1011 AW bahasa

Berita Dalam Negeri

ini, setelah kegiatan ini, pada hari Sabat pagi pada acara pelayanan perorangan dan PA sore hari, mereka membawakan kesaksian di ha-dapan jemaat. Ada juga yang mengatakan ini pertama kali mereka bersaksi keluar. Ada bebe-rapa kesaksian yang lucu dan aneh.

Apabila kita merenungkan bersama paragraf pertama di atas, gereja kita telah menjadi gereja yang besar, oleh karena dimulai dengan pela-yanan penginjilan literatur. Maka pekerjaan Tu-han di atas dunia ini segera selesai, apabila selu-ruh anggota jemaat terlibat langsung dalam pe-kerjaan penginjilan literatur. n

—Dari saudaramu dalam pelayanan, Nolvi Lenzun, APDS, Pa pua.

Kita puji Tuhan oleh karena kasih-Nya yang begitu ajaib se-hingga GMAHK Rawamangun kembali mengadakan KKR

Penuaian dan APTA pada tanggal 15-19 Agustus 2011 dengan pembicara Ketua Konferens DKI Jakarta, Pdt. L. Situmorang be-serta istri. Sebelumnya telah diadakan juga acara yang sama di akhir bulan April yang dibawakan oleh keluarga besar Bpk. James Mambo.

Tiada henti-hentinya kita sampaikan puji dan syukur ke-pada Bapa di surga oleh karena kasih dan kuasa-Nya yang be-gitu besar sehingga di akhir KKR Penuaian ini sebanyak 14 jiwa menyerahkan diri untuk dibaptis yang mana di antaranya ada-lah anggota dari beberapa KPA yang dijalankan oleh gembala Jemaat Rawamangun, Pdt. M. Pandiangan dan PS (penginjil su-karela), R. Panggabean.

Baptisan kudus kembali dilaksanakan pada hari Sabat tang-gal 20 Agustus dan 14 jiwa baru siap hidup dalam kebenaran.

Seperti biasanya sebelum mengadakan KKR, Jemaat Rawa-mangun mengadakan ibadah subuh pada hari Minggu tanggal 14 Agustus untuk mendoakan pelaksanaan KKR agar dapat

kkr Penuaian dan aPtaJemaat Rawamangun, Jakarta

berjalan dengan baik yang juga dihadiri oleh Pdt. L. Situmorang beserta istri.

Pada hari yang sama setelah ibadah subuh Departemen Ru-mah Tangga Jemaat Rawamangun di bawah pimpinan Ibu Ju-dith Maramis mengadakan beberapa kegiatan. Kegiatan per-tama diadakan cara pembuatan es krim durian, pengajarnya adalah gembala Jemaat Rawamangun sendiri.

Kegiatan yang tidak kalah serunya adalah aksi demonstrasi memasak nasi goreng sehat. Demonstrasi memasak nasi goreng sehat ini dilakukan oleh bapak-bapak dari empat kelompok kerja yang ada di GMAHK Rawamangun, Dan setiap kelompok menyajikan nasi goreng dengan versi masing-masing.

Kiranya jiwa-jiwa yang telah dimenangkan boleh setia sam-pai Yesus datang, juga seluruh anggota jemaat Rawamangun te-tap giat melaksanakan KPA dan penginjilan hingga Maranatha! n

—Dilaporkan oleh Pdt. A. Sagala, Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya.

34 Adventist World | 11- 2011

Page 35: 2011-1011 AW bahasa

Meningkatkan nilai Pendidikan kriStenKunjungan Kerja Bendahara UIKB ke Slapur

Pada hari Rabu tanggal 21 September 2011 adalah hari yang membawa berkat bagi Sekolah Lanjutan Advent Purwodadi (Slapur) di mana Bapak B.F. Sihotang, Benda-

hara GMAHK UIKB dalam berbagai kesibukan beliau masih berkesempatan mengunjungi Slapur, lembaga pendidikan ber-asrama di Jawa Timur (SMP-SMA Advent Purwodadi) yang di-dampingi oleh Bapak Tatang Sumardi, Bendahara GMAHK KJKT dan Bapak Bambang Purnomo, Direktur Pendidikan GMAHK KJKT.

Pada kesempatan itu diberikanlah seminar pendidikan ke-pada para pemimpin, guru dan staf Slapur dengan materi yang

sangat menarik yaitu menekankan pentingnya “Meningkatkan Nilai Pendidikan Kristen.” Disambut dan diikuti dengan antu-sias oleh semua guru dan staf, kepala sekolah, Bapak E.T. Pan-jaitan. Kegiatan seminar pendidikan kurang lebih satu setengah jam dan diakhiri dengan menyampaikan kondisi Slapur dalam empat tahun terakhir ini. Dan untuk menaikkan citra Slapur kembali, perlu adanya sinergi dari semua pihak/komponen se-kolah dan perlunya memiliki sense of crisis oleh semua pihak warga sekolah, lebih banyak intropeksi diri, melayani, menjadi saluran berkat bagi anak-anak didik.

Selesai seminar pukul 17.30 WIB dilanjutkan dengan silah-turahmi makan bersama di rumah dinas kepala sekolah dan ke-baktian Rabu malam. Bapak B.F. Sihotang juga berkenan me-nyampaikan Firman Tuhan bagi para siswa dan warga Slapur yang berjudul: “Raihlah Hari Ini.” Menekankan dalam meraih keberhasilan dalam mengakhiri khotbahnya tempatkan Yesus yang paling utama, yang kedua orang lain dan yang ketiga bagi diri kita (JOY—Jesus, Others, You).

Para pemimpin, guru dan staf Sekolah Lanjutan Advent, Purwodadi, Jawa Timur mengucapkan terima kasih yang setu-lusnya atas kunjungan ini, semoga melalui dorongan, motivasi dan inspirasi yang sudah diberikan boleh menolong pelayanan pekerjaan Tuhan dalam bidang pendidikan di semua perguruan Advent. n

—Dilaporkan oleh Petrus Souisa, Kepala SMP dan Humas Se-kolah Lanjutan Advent, Purwodadi, Jawa Timur.

PERMOHONAN MAAF

Saya meralat penulisan kalimat “Penginjil Saksi Jehovah” yang dimuat dalam Majalah Adventist World Indonesia, pada edisi 08 – 2011, hlm. 42.

Saya mengakui bahwa predikat sebutan tersebut tidak layak ditujukan kepada mereka yang baru dibaptis : Yohanes dan Yulie.

Demikian permohonan maaf ini saya sampaikan.

Victor J. Sinaga,Departemen Komunikasi, Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

11 - 2011 | Adventist World 35

Page 36: 2011-1011 AW bahasa

dua kkr BWa Menangkan 7 jiWaDaerah Misi Sulawesi Tengah

Berita Dalam Negeri

Tahun 2011 ternyata memiliki nuansa tersendiri yang kaya akan gema kerohanian yang berpusat pada gerakan wanita

dalam pelayanan. Khusus untuk Daerah Misi Sulawesi Tengah saja, dua KKR yang disponsori dan dipelopori oleh BWA dan shepherdess menggoncangkan dua wilayah besar di Poso dan Kota Palu.

KKR yang di laksanakan tanggal 21-27 Agustus 2011 di Sa-lukaia, wilayah Poso ini bertemakan “Waktunya Sudah Dekat,”

dimeriahkan oleh lagu-lagu pujian dari denominasi lain. Acara ini ditutup dengan penyerahan 4 jiwa yang dibaptiskan pada hari Sabat.

Sementara un-tuk Kota Palu, KKR BWA ini di-laksanakan tanggal 4-10 September 2011, dengan tema besar “Keluarga Bahagia” bertem-

pat di Gereja Advent Setia Budi. Ketua Panitia KKR, Ibu Deetje Mende, menggaris bawahi bahwa acara kebaktian yang dimeriahkan dengan berbagai lagu-lagu pujian yang indah dan dihadiri lebih dari 15-30 tamu tiap malamnya ini berjalan dengan khusyuk, penuh dengan doa dan pe-nyerahan.

Panggilan yang diadakan oleh Direktur Shepherdess dan BWA DMST, Ibu Ester Sutomo, pada akhir KKR BWA ini memotivasi 3 jiwa yang telah mengikuti pelajaran dari ma-

lam ke malam untuk menyerahkan diri kepada Yesus. Acara baptisan kudus kemudian diadakan di kolam Ho-tel Jazz Palu, setelah ibadah Sabat. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Stenly Karwur, Daerah Misi Sulawesi Tengah.

36 Adventist World | 11- 2011

Page 37: 2011-1011 AW bahasa

PengorganiSaSian jeMaat ke-67Jemaat Kemiling, Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

Pelayanan di tempat ini berawal dari kerinduan beberapa anggota yang tinggal di kompleks Perumnas Bukit Kemiling Permai untuk belajar Alkitab dan juga kerin-

duan untuk saling mempererat persaudaraan dalam iman. Pada tahun 2005 beberapa keluarga dari Jemaat Kedaton I

yang berdomisili di Perumas Bukit Kemiling Permai (BKP), Bandar Lampung antara lain Kel. Palentin Naibaho, Kel. Sopan, Kel. Andreas Jumani, Kel. Nainggolan dan Sdr. Timotius Wijaya sepakat untuk sekali-sekali berbakti bersama pada kebaktian Rabu malam. Pada saat itu anggota-anggota ini masih terga-bung di Unit Kerja Sekolah Sabat (UKSS) Bukit-bukit, Raja Ba-sa.

Pada tahun 2006, kebaktian diadakan secara rutin setiap Ra-bu malam dan vesper secara bergantian dari rumah ke rumah anggota. Dan semakin bertambahnya jumlah keluarga yang bergabung di sini, disampaikanlah permohonan kepada majelis Jemaat Kedaton I agar perkumpulan ini segera disahkan men-jadi cabang Sekolah Sabat yang resmi.

Pada tanggal 11 April 2009, UKSS ini, oleh majelis Jemaat Kedaton I diresmikan menjadi Cabang Sekolah Sabat Bukit Kemiling Permai. Dan sejak saat itu, acara kebaktian Rabu ma-lam, vesper dan kebaktian hari Sabat sudah rutin diadakan di tempat ini, kecuali acara perjamuan kudus dan kebaktian ga-bungan akan bergabung di jemaat induk.

Sampai saat ini jumlah anggota Cab. Sekolah Sabat BKP se-banyak 22 keluarga, yang terdiri dari 23 pria dewasa, 23 wanita dewasa, 12 pemuda pemudi dan 29 anak-anak.

Setelah komite daerah menerima dan menyetujui permo-honan dari majelis Jemaat Kedaton I agar segera mengorganisa-sikan cabang ini menjadi sebuah jemaat yang mandiri.

Maka pada Sabat, tanggal 24 September 2011 menjadi ca-tatan sejarah berdirinya sebuah jemaat yang baru di tempat ini. Dan acara penting ini dipimpin langsung oleh Pdt. E. Simanjun-tak dan didampingi Pdt. S. Sitorus beserta beberapa staf daerah yang juga hadir pada hari itu.

Kita doakan jemaat yang baru lahir ini, agar kiranya sema-ngat dan roh sukacita selalu mengikat setiap anggota dalam ker-jasama membangun jemaat ini menjadi sebuah jemaat besar di kemudian hari bagaikan mercusuar yang akan bersinar untuk memasyhurkan Injil di Kota Bandar Lampung.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada majelis Jemaat Kedaton I dan para pemimpin RSA Bandar Lampung yang te-lah menopang pelayanan di tempat ini dari sejak berdirinya be-berapa tahun yang lalu. Kiranya semua ini menjadi kemuliaan bagi Bapa kita di surga. n

—Dilaporkan oleh Timotius Wijaya dan Pdt. S. Pardede, gembala Jemaat.

Dari atas ke bawah: Doa Pengurapan bagi ketua jemaat; Ketua Daerah memberikan selamat kepada ketua jemaat yang baru; Semua anggota jemaat yang baru.

11 - 2011 | Adventist World 37

Page 38: 2011-1011 AW bahasa

Dari atas ke bawah: Ibu Linda Peranginangin sedang me-maparkan seminar; Peserta seminar mengikuti dengan baik; Salah satu aksi dari kegiatan seminar ini.

Berita Dalam Negeri

SeMinar BWa dan ShepherdeSS dSkSDikasihi dan Berdayaguna

Salah satu acara besar yang diadakan Departemen BWA dan Shepherdess Internasional (SI) Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS) yakni seminar BWA dan

Shepherdess dengan tema: “Dikasihi dan Berdayaguna”Bertempat di Gereja Advent Jemaat Ratna Palembang,

setelah kebaktian pembukaan maka acara seminar dibuka secara resmi oleh Pdt. E. Simanjuntak (Ketua DSKS).

Antusiasme peserta terlihat dari membludaknya jumlah peserta yang hadir dalam acara ini yang membuat panitia pelaksana sempat khawatir untuk memenuhi fasilitas dan keperluan bagi setiap peserta yang sudah hadir. Puji Tuhan semua peserta dapat ditampung dengan baik dan menginap dengan menggunakan ruangan-ruangan Sekolah Advent Je-maat Ratna, Palembang (kondisi ruangan yang sederhana ti-dak mengurangi sukacita para peserta).

Ibu Linda Peranginangin (Dir. BWA & SI, UIKB) hadir sebagai narasumber utama dalam acara ini. Melalui sema-ngat yang luar biasa setiap sesi pelajaran disampaikan de-ngan begitu jelas dan menyentuh bagi setiap peserta yang hadir.

Selain Ibu M.K. Simanjuntak, hadir juga narasumber dari kaum awam yaitu: Ibu U. Aritonang, dr. Liniyanti D. Oswari dan Ibu Rita Sitompul.

Materi yang berbeda disajikan oleh para narasumber ini, baik tentang pencegahan penyakit kaum wanita dan resep harmonis antara mertua dan menantu.

Pada hari Sabat sore, di ruang terpisah semua anggota Shepherdess mendapatkan pengarahan khusus dari Ibu Lin-da Peranginangin.

Dan pada hari Minggu siang, seluruh peserta seminar juga dibekali sebuah keterampilan yang dikoordinasi oleh Ibu Rita Sitompul. Respons positif dan kesan baik dapat ter-lihat dari kehadiran semua peserta sampai saat penutupan, tetap setia hadir di gereja.

Seminar ini ditutup dengan acara komitmen yang dipim-pin oleh Pdt. B. Sitanggang, dan doa berkat oleh Pdt. E. Si-manjuntak.

Tak lupa ucapan terima kasih dan permintaan maaf di-sampaikan oleh panitia kepada seluruh peserta yang telah hadir selama mengikuti acara seminar ini.

Kiranya setiap kaum wanita di jemaat, ketika mereka kembali akan membawa satu pengaruh dalam revival dan reformation sebagai hasil dari seminar ini. n

—Dilaporan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS.

38 Adventist World | 11- 2011

Page 39: 2011-1011 AW bahasa

kkr “PengharaPan yang PaSti”

retret Pekerja konferenS jaWa Barat

Jemaat Penawar Jaya Distrik Tulang Bawang, Lampung

Revival for mission

Pada bulan September tanggal 11-17, Jemaat Penawar Jaya distrik Tulang Bawang melaksanakan sebuah KKR yang berjudul “Pengharapan yang Pasti” dengan pembicara

Bpk. A.H. Sagala dan Ibu S. Sagala, yang saat ini melayani seba-gai Bendahara Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS), dan Ibu S. Sagala sebagai Direktur Pelayanan Anak-anak dan Ru-mah Tangga, DSKS.

Selama satu minggu sebelum Bapak dan Ibu Sagala datang, acara KKR ini sudah dimulai dengan kegiatan KPA dan KKR satelit yang dipimpin oleh Pdt. Septa selaku gembala distrik, dan didampingi oleh Ev. Yusuf Herlin, dan PS Iwan Fernandes.Kegiatan KKR dimulai dari pukul 16.00-19.00 Wib, dimulai de-ngan lagu-lagu pujian yang dengan semangat dibawakan oleh Bpk Ev. Yusuf Herlin, dilanjutkan oleh seminar rumah tangga oleh Ibu S. Sagala yang menyampaikan materi bahwa suami adalah kepala rumah tangga, istri adalah jantung keluarga dan kebahagiaan keluarga dan kemurahan hati, serta kebangunan rohani dalam rumah tangga, acara juga diselingi oleh beberapa lagu-lagu pujian yang disampaikan oleh beberapa pengunjung KKR yang hadir, kira-kira 40-50 orang yang hadir setiap malam nya, yang lebih dari 50 persen pengunjung adalah dari denomi-nasi lain.

Pekabaran Firman Tuhan di sampaikan dengan tak kalah semangat oleh Bpk. A.H. Sagala, yang mengajak pengunjung untuk setia mempelajari Firman Tuhan, karena itu akan meng-

antarkan kepada keselamatan mela-lui iman kepada Yesus, lalu pembi-cara memaparkan sebutan-sebutan nama Allah, juga dipaparkan tentang hukum Tuhan yang tidak pernah beru-bah, dan hukum taurat Tuhan dan hukum makanan halal atau haram yang masih berlaku untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pada malam panggilan, pembicara membuat panggilan dan saat itu ada 10 jiwa yang berdiri siap untuk dibaptis keesokan harinya di kolam renang Water Boom Tulang Bawang. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini masih ada baptisan susulan yang akan terus diadakan bagi beberapa jiwa-jiwa yang masih belum mengambil keputusan dalam pergumulan untuk mene-rima Yesus. n

—Dilaporkan oleh Pdt Septa Dwi Eneas, Iwan Fernandes, Yusuf H., Para Pelayan GMAHK Distrik Tulang Bawang, Lam-pung.

Bertempat di Universitas Advent Indonesia, 20-22 Sep-tember 2011, Konferens Jawa Barat (KJB) mengadakan pertemuan retret pengerja dengan para pendeta dan istri.

Dalam retret ini dilaksanakanlah Shepherding And Tell the World Seminar dengan tema utama “Revival for Mission” de-ngan sub tema “Melalui Keteladanan Hidup Gembala dan Istri Gembala, Kita Tingkatkan Semangat Misi.” Dengan tema dan sub tema yang sangat menarik maka panitia mengundang para tamu dari divisi dan uni. Tamu yang datang dari divisi adalah Pdt. H.E. Sinaga, direktur kependetaan; Pdt. J. Lubis, wakil ke-tua divisi, sementara dari uni adalah Pdt. E. Pandjaitan, direktur kependetaan dan Pdt. J.S. Peranginangin selaku Ketua Uni In-donesia Kawasan Barat (UIKB).

Karena begitu pentingnya acara ini untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam penggembalaan bagi para pendeta, maka panitia juga mengundang narasumber dari kaum awam

11 - 2011 | Adventist World 39

Page 40: 2011-1011 AW bahasa

Berita Dalam Negeri

yang diwakili oleh Ba-pak dr. Pintoko, ber-sama istri. Beliau me-nyampaikan materi “Kerinduan Anggota Jemaat akan Pelayanan Pendeta dan Istri.” Da-lam makalahnya beliau menekan beberapa hal yang patut diingat oleh para gembala. Di anta-ranya adalah diharap-kan para gembala da-pat merangkul semua anggota dan kompo-

nen yang ada di Konferens Jawa Barat. Yang kedua hendaknya para pendeta mau berkorban dalam pelayan an sebagai seorang pendeta, dan yang ketiga adalah para pelayan hendaknya mem-punyai kreativitas baik dalam perlawatan maupun dalam pen-carian dana. Dalam sesi ini diharapkan para pendeta, baik yang di kantor mau pun yang di ladang bersatu dalam pelayanan.

Sementara sesi kedua disampaikan oleh Pdt. H.E. Sinaga dengan materi “Leadership.” Uraiannya sungguh menarik oleh karena pengalamannya sebagai seorang pemimpin mulai dari tingkat bawah hingga mencapai kedudukan yang tinggi. Ada 10 poin yang penting dalam pelayanan sebagai pekerja mau pun pemimpin, di antaranya:

Jangan salahkan pemimpin untuk keputusan yang ti-1. dak populer.Bertarunglah dengan pemimpin Anda jika perlu, tetapi 2. melakukan secara pribadi hindari sesuatu yang mema-lukan, dan jangan ungkapkan kepada orang lain apa yang dibicarakan.Buat keputusan, kemudian jalankan melewati pemim-3. pin menggunakan inisiatif Anda.Menerima tanggung jawab setiap kali ditawarkan.4. Katakan kebenaran dan tidak berdalih, pemimpin An-5. da akan memberikan saran dalam rantai komando ber-dasarkan pada apa yang Anda katakan.Kerjakan pekerjaan rumah Anda, berikan pemimpin 6. Anda semua informasi yang dibutuhkan untuk mem-buat keputusan.Ketika membuat rekomendasi, ingat siapa yang mung-7. kin akan harus menerapkannya.Berikan informasi terkini tentang apa yang terjadi di 8. gereja.Jika Anda melihat masalah, Anda harus memperbaiki-9. nya jangan khawatir dengan pujian.Bekerjalah setiap hari dengan jujur, tetapi jangan per-10. nah melupakan kebutuhan keluarga.

Sesi ketiga dipaparkan oleh Pdt. E. Panjaitan dengan materi “Etika Kependetaan.” Beliau menekankan bagaimana menjaga

moral dari setiap pelayan dipenggembalaan. Salah satu yang di-tekankan adalah masalah seks yang sering terjadi di kalangan para pendeta baik dalam penggunaan alat teknologi informasi, yaitu mudahnya dalam mencari informasi khususnya film porno.

Sesi terakhir oleh Pdt. H.E. Sinaga, di mana penekanannya adalah “pengampunan seorang gembala.” Tujuan dari materi ini dibawakan adalah agar para pekerja baik yang di kantor mau pun departemen, serta para pendeta yang menggembalakan je-maat, jika ada perselisihan atau perbedaan pendapat harus me-miliki roh pengampunan sehingga pelayanan tidak terhambat oleh karena ada masalah. Selain pemaparan pengampunan be-liau juga menekankan hendaknya para pendeta bermutu dan penuh kreativitas.

Untuk hari kedua dalam renungan pagi oleh Pdt. E. Panjait-an ia menyimpulkan bahwa hamba Tuhan atau para gembala menyediakan harus waktunya untuk berdoa dan berserah diri lebih banyak, sehingga para pendeta memperoleh kuasa.

Dalam sesi yang kedua hari itu, Pdt. J. Rantung, Sekretaris UIKB, membawakan materi “Mengapa Sebuah Khotbah Tidak Menarik?” Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam membuat khotbah. Man = orangnya; Message = pekabarannya; Method = metodenya.

Berkhotbah bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab ber-

khotbah bukanlah seperti film yang sering dilihat orang. Di mana ada artisnya, sutradaranya, dll. Namun berkhotbah itu adalah hal yang dapat dimengerti oleh anggota jemaat dan mengangkat kerohanian, dalam waktu yang singkat, padat dan tepat serta tidak menyinggung perasaan anggota jemaat.

Berikutnya, Pdt. H.E. Sinaga, menyimpulkan materinya agar semua pekerja yang ada di Konferens Jawa Barat mendapat ke-curahan Roh Kudus sehingga Tuhan segera datang. Sementara sesi yang keempat dari Pdt. J.S. Peranginangin, mengulas ten-tang “Setiap Gembala Jemaat Harus Mempunyai Rencana Kerja,” bukan teori saja yang diberikan namun juga praktik yang harus dikerjakan. Jadwal yang harus dikerjakan adalah mingguan, bulanan, dan tahunan. Selanjutnya beliau juga mem-

40 Adventist World | 11- 2011

Page 41: 2011-1011 AW bahasa

berikan arahan yang tepat dalam membuat jadwal sehingga ti-dak mengalami kegagalan dalam melaksanakan jadwal yang su-dah disusun. Akhir dari materinya adalah ajakan agar setiap gembala bertanggung jawab dengan pekerjaannya, sehingga

anggota gereja memperoleh berkat.Sementara untuk hari ketiga renungan dibawakan oleh Pdt.

J.S. Peranginangin dengan menyimpulkan agar panggilan da-lam pelayanan hendaklah panggilan yang sungguh-sungguh bukan sekadar panggilan.

Pembicara terakhir yaitu Pdt. J. Lubis, membawakan maka-lah “Revival, Reformation and Beyond.” Untuk materi dalam se-minar ini beliau menjelaskan perihal kehidupan Yunus, mulai dari pasal pertama sampai pasal keempat. Pasal pertama adalah Yunus running a way, pasal kedua adalah Yunus running to God dan pasal ketiga running with God sementara di pasal keempat adalah running a head. Beliau juga memaparkan bagaimana se-orang yang dipilih Allah dalam jabatan tertentu, bila Tuhan yang memilih maka pekerjaan akan lancar dan diberkati.

Akhirnya semua rangkaian acara ditutup pada pukul 15:30 WIB. Kami berharap dan berdoa acara ini dapat memotivasi para pekerja yang ada di Konferens Jawa Barat. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Slamet W. Nappoe, Direkture PA, Ko-munikasi, KJB.

pathfinder day konferenS jaWa Barat (kjB)Di Universitas Advent Indonesia, Bandung

Minggu 25 September 2011, bagi Pathfinder Konferens Jawa Barat, merayakan Pathfinder Day yang jatuh pada 24 September 2011, perayaan kali ini mengam-

bil tema “Lestarikan Alam, Tingkatkan Iman.” Acara dimulai pukul 09:00 WIB, di mana acara tersebut dihadiri oleh Pdt. D. Panjaitan, Direktur Pemuda Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), Pdt. D.E.W. Silitonga, Sekretaris KJB, serta para pem-bina mau pun Master Guide dan MGR. Acara dimulai dengan parade setiap peserta dan selaku inspektur upacara adalah Pdt.

D.E.W Silitonga. Dalam amanat perayaan Pathfinder Day, Pdt. Silitonga me-

nekankan 3 hal yang diperhatikan oleh semua peserta. (1) Kasih —1 Korintus 13:1-5. Kasih kepada Allah, sesama manusia, ke-pada alam ciptaan Tuhan; (2) Melakukan hal-hal yang seder-hana secara inovasi dan kreasi sebagai talenta yang dimiliki oleh setiap orang muda; (3) Rahasia keberhasilan.

Untuk menghasilkan sesuatu yang hebat perlu kerja keras, keteguhan hati, semangat, melakukan dengan berkesinambung-an dan dilakukan untuk kemuliaan Tuhan dan berkat bagi se-sama.

Sebelum upacara, diadakan Service Star (Bintang Pelayanan) di mana bintang pelayanan ini diberikan kepada para pembina dan Master Guide yang aktif dalam kepemudaan selama 5 ta-hun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun dan 25 tahun, sementara un-tuk acara pembukaan resmi, perayaan Pathfinder Day dipimpin oleh Pdt. D. Panjaitan sekaligus pembukaan pameran sebagai tanda dimulainya semua kegiatan-kegiatan dalam perayaan itu.

Di sana ada kegiatan bazar, yaitu menjual makanan dari se-tiap jemaat yang datang. Selain bazar ada acara pameran ten-tang alam sesuai dengan tema dalam perayaan itu. Acara yang terakhir yang ditunggu-tunggu adalah Marching Drill (Baris-berbaris dengan variasi). Kegiatan baris-berbaris dalam acara kali ini adalah untuk meningkatkan dan mendorong serta me-

11 - 2011 | Adventist World 41

Page 42: 2011-1011 AW bahasa

Berita Dalam Negeri

motivasi semua orang muda dalam ide, kreativitas, serta meningkat-kan mutu dari pembelajaran yang selama ini mereka ikuti.

Semua klub yang mengikuti Marching Drill me-nampilkan gerak-an-gerakan yang sangat menarik dan banyak variasi

yang ditampilkan sehingga tim juri yang dipimpin oleh Andri Suwandi dan Vebrin Hutagalung sulit untuk memberi penilaian yang tepat, oleh karena itu tim juri memberikan penilaian se-cara kolektif mulai dari penilaian parade, bazar, saat upacara, pameran dan lain-lain, maka nilai yang dikumpulkan dari se-tiap kegiatan adalah untuk UNAI=80 (silver), IPH=90 (gold), Setiabudi=88 (gold), Maranatha=79 (silver), Punclut=73 (sil-ver), Cihampelas=82 (gold), Parompong= 85 (gold), Nari-pan=24 (silver).

Sebagai acara terakhir adalah pemberian sertifikat bagi se-tiap peserta yang datang, dan acara ditutup pada pukul 15:30 waktu setempat. Kita berharap acara ini dapat memberikan se-mangat kepada seluruh pemuda dan pemudi yang ada di Kon-ferens Jawa Barat. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Slamet W. Nappoe, Direkture PA, Ko-munikasi, KJB.

SeMarak kkr Big City, PaleMBang 2011Saudara Istimewa di Mata Allah

Kota Palembang adalah salah satu kota besar yang dipilih untuk menjadi sasaran pelayanan dalam program Big City Evangelism (BCE), dan setiap tahun pelayanan

KKR dan berbagai kegiatan lain selalu dilaksanakan dengan baik di kota ini.

Pada tanggal 2-8 Oktober 2011, bertempat di GMAHK Je-maat Ratna, dilaksanakan KKR Big City dengan tema: “Saudara Istimewa di Mata Allah,” dan hamba Tuhan Pdt. S. Simorangkir (Dir. Komunikasi & Kebebasan Beragama UIKB) hadir sebagai

pembicara utama dalam KKR ini. Dan setiap malam turut di-dukung dengan pembicara lain yaitu (Ibu S. Sagala sebagai pen-ceramah Rumah Tangga, dr. Liniyanti D. Oswari dan dr. Efman U. Manawan sebagai penceramah kesehatan).

Puji Tuhan karena setiap malam puluhan tamu dan anggota jemaat tetap setia hadir untuk menikmati sajian pelajaran yang disajikan dengan sangat baik oleh setiap pembicara.

Salah satu perhatian penting adalah hadirnya undangan rombongan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRI yang terga-

bung dalam (Persekutuan Doa Mahasiswa—PDOM FK UNSRI) dan memberi pelayanan lagu pujian di dua malam terakhir, yang tidak kalah semangatnya dengan para tim penyanyi dan vocal group dari jemaat-jemaat setempat.

Akhir KKR ini sebanyak 24 jiwa menerima Yesus Kris-tus sebagai Juruselamat melalui Baptisan Kudus. Demiki-anlah akhir dari sukacita pelayanan KKR Big City Palem-bang 2011 telah memberi kesan yang indah dan baik pada umat yang merasa diberkati sepanjang acara tersebut.

Mari doakan setiap jiwa yang baru menerima baptisan dan secara khusus penginjilan di Kota Palembang agar te-tap maju untuk memasyhurkan Injil itu ke setiap orang. n

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS.

42 Adventist World | 11- 2011

Page 43: 2011-1011 AW bahasa

lokakarya BWa dan ShePherdeSS Konferens Jawa Kawasan Timur

Pada tanggal 30 September-2 Oktober 2011, di Blessing Hills Trawas, Jawa Timur telah dilaksanakan Lokakarya

BWA & Shepherdess se-Konferens Jawa Ka-wasan Timur (KJKT) yang dihadiri lebih dari 200 orang yang datang dari gereja-gereja se-KJKT.

“Kami sebagai anggota BWA dan Shep-herdess se-KJKT merasa mempunyai tang-gung jawab bersama untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan dalam hal penginjilan, untuk itu dengan diadakannya acara loka-karya ini kita diingatkan kembali bagai-mana peranan kita sebagai wanita yang hi-dup di dalam rumah tangga, masyarakat lingkungan dan di gereja kita sesuai de-ngan tema ‘Wanita Kristen Bekerja, Ber-karya, Berbuat bagi Tuhannya.’ Kita semua yang menjadi anggota BWA di gereja bu-kan secara kebetulan memiliki panggilan dari Tuhan, maka kita layak untuk mela-yani Tuhan dengan kasih dan anugerah-Nya, itulah imbauan Firman Tuhan yang disampaikan pada khotbah Sabat oleh Di-rektur BWA dan Shepherdess, Uni Indone-sia Kawasan Barat (UIKB), Ibu Linda Peranginangin.

Acara tersebut dihadiri oleh narasum-ber-narasumber, antara lain: Ibu Linda Peranginangin, Ibu Endang Stelmack, Ba-pak Esron Siburian, Bapak Bambang P. dan Ibu Linawati. Pada hari terakhir para anggota BWA membuat keterampilan sekali- gus praktik membuat produksi jamur, me-

rajut benang, membuat tempe, rempeyek, menyulam kain, dll. Ini semua diajarkan agar bisa menjadi contoh dan hasilnya bisa untuk menjadi Home Industry dan pela-yanan bagi masyarakat.

Direktur BWA & Shepherdess KJKT, Ibu Elisabeth Sadino mengimbau agar se-pulangnya dari lokakarya ini, kita semua menjadi wanita-wanita yang imannya di-perbarui, dengan panggilan yang mulia ini, dapat dipakai Tuhan menjadi saluran ber-kat kepada sesama dan kepujian bagi nama Tuhan, maka dengan kehidupan kita ba-nyak jiwa diselamatkan pada saat Tuhan datang nanti. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situ-meang, Komunikasi KJKT.

11 - 2011 | Adventist World 43

Page 44: 2011-1011 AW bahasa

Berita Dalam Negeri

PertamaKKR “Pengha-

rapan yang Pasti” Dis-trik Tulang Bawang, tanggal 11-17 Septem-ber 2011 dengan pem-bicara bapak dan Ibu Sagala (Bendahara DSKS) menghasilkan 10 jiwa datang pada-Nya (berita ini dapat di baca di halaman 39—red).

KeduaKKR di wilayah Distrik Jambi. Pada kesempatan ini hadir

Pdt. S. Sitorus dan ibu untuk memimpin acara KKR yang diada-kan di GMAHK Jalan Otista, Jambi.

Setelah beberapa bulan lalu satu jemaat yang baru diorgani-sasikan di kota ini, penginjilan tetap giat dikerjakan oleh gem-bala bersama seluruh anggota jemaat yang ada di kota ini.

Sepanjang satu minggu acara KKR dilaksanakan, maka pada hari Sabat di akhir KKR ada 17 jiwa baru yang menerima

Yesus melalui baptisan. Acara baptisan diadakan di dalam ge-dung gereja dan dipimpin langsung oleh Pdt. S. Sitorus.

Kita doakan agar kabar Injil di kota dan provinsi ini terus tersiar dan membawa jiwa-jiwa bergabung dalam persekutuan yang benar ini.—Dilaporkan oleh Pdt. P. Simanjuntak, Gembala Distrik Jambi.

KetigaKKR di Distrik Bengkulu. Satu tim dari kantor daerah da-

tang ke Distrik Bengkulu untuk melaksanakan pelayanan peng-injilan melalui KKR di wilayah yang luas ini.

Tim dari daerah dipimpin oleh Pdt. E. Simanjuntak dan di-dampingi beberapa staf departemen.

Rencana ini difokuskan di tiga titik besar (Bengkulu Kota,

SekilaS Penginjilan di daerah SuMatera kaWaSan Selatan (dSkS)KKR demi KKR membawa banyak jiwa kepada-Nya

Tais-Talang Prapat dan Ketahun), dan pada hari Sabat diadakan kebaktian gabungan di sebuah gedung di Kota Bengkulu. Dan puji Tuhan 10 jiwa yang baru menerima baptisan kudus dan bergabung dalam persekutuan gereja milik Tuhan ini.

Kita terus doakan pergumulan seluruh hamba Tuhan dan jemaat untuk bersatu menyiarkan kabar Injil di seluruh pelosok Provinsi Bengkulu ini sehingga jiwa-jiwa yang baru juga akan tetap setia sampai Maranatha.

KeempatKKR “KEPASTIAN PENGHARAPAN KESELAMATAN”

Kota Bandar Lampung. Pada kesempatan ini, Pdt. M. Sitompul hadir dari kantor uni melayani sebagai pembicara rohani sepan-jang minggu yang dilaksanakan di Aula RSA Bandar Lampung.

Tim dari kantor daerah juga hadir mendampingi dalam mendukung acara besar ini. Dan pada hari Sabat, ada 35 jiwa baru yang dibap-tiskan hasil dari pelayanan KKR ini. Dan direnca-nakan Sabat beri-kutnya masih ada beberapa jiwa lagi yang akan mene-rima baptisan ka-rena ada halangan untuk hadir pada hari itu.

Terima kasih untuk kerja sama seluruh panitia dan pihak pemimpin RSA Bandar Lampung yang selalu menopang peng-injilan di kota ini.

Kami mohon juga dukungan dan doa bagi setiap jemaat yang telah menerima jiwa-jiwa yang baru ini agar terus bertum-buh dan menjadi umat yang setia dan siap melayani. n

—Berita-berita ini dikirimkan oleh Victor J. Sinaga, Komuni-kasi GMAHK DSKS.

44 Adventist World | 11- 2011

Page 45: 2011-1011 AW bahasa

SekilaS kegiatan Penginjilan jeMaat SaleMBa, jakartaTelah mendatangkan 84 jiwa untuk menerima Yesus menjadi Juruselamat

Informasi Kegiatan Penginjilan Jemaat Salemba sampai Agustus 2011 dan dalam bentuk gambar.

8 Januari 2011, 4 jiwa dibaptis hasil KPA •Senen, Jakarta Pusat.12 Maret 2011, 7 jiwa dibaptis hasil KKR SMP •& SMA Perguruan Advent Salemba.26 Maret 2011, 6 jiwa dibaptis hasil pela-•yanan di gereja Salemba.26 Maret 2011, 7 jiwa dibaptis hasil pela-•yanan RUTAN Salemba. 9 April 2011, 6 jiwa dibaptis hasil KPA Pon-•dok Kelapa, Jakarta Timur. 21 Mei 2011, 3 jiwa dibaptis, 2 hasil KPA Pon-•dok Kelapa dan 1 hasil pelayanan di gereja Salemba. 18 Juni 2011, 7 jiwa dibaptis hasil KPA Pon-•dok Kelapa, Jakarta Timur. 25 Juni 2011, 11 jiwa dibaptis hasil KKR Pe-•muda Advent Salemba. 13 Juli 2011, 28 jiwa dibaptis hasil pelayanan •di RUTAN Salemba. 13 Juli 2011, 5 jiwa dibaptis hasil KPA Pondok Kelapa, Jakarta Timur. • n

—Dilaporkan oleh Daniel M. Sitompul, Departemen Komunikasi Jemaat Salemba

Baris atas dari kiri: Calon Baptisan Hasil KKR Pemuda Advent Salemba Juni 2011; Tim Pela-yanan RUTAN Salemba; Baptisan di Kolam Bap-tisan Gereja Bethesda RUTAN Salemba. Baris ba-wah dari kiri: Calon Baptisan di RUTAN Salemba; Baptisan di Kolam Baptisan Gereja Salemba.

11 - 2011 | Adventist World 45

Page 46: 2011-1011 AW bahasa

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

Peletakan Batu PertaMa PeMBangunan gedung SekolahPerguruan Advent Anggrek, Jakarta Utara

Perguruan Advent Anggrek (PAA) telah berdiri sejak tahun 1984 dalam pengelolaan GMAHK Jemaat Anggrek dan me-

laksanakan pendidikan pada tingkat SD dan SMP dengan misi “Mengembalikan Peta/Citra Allah dalam Kehidupan Manusia.” Visi yang diemban oleh PAA ini adalah:

Nurturing for today—• Pemeliharaan hari iniLearning for tomorrow• —Belajar untuk hari esokCharacter for eternity• —Pembentukan karakter untuk masa kekekalan

Sejalan dengan visi tersebut, maka Perguruan Advent Ang-grek bertujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dengan penekanan pada peningkatan hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.

Mengingat kondisi sekolah PAA yang sangat memprihatin-kan dengan kondisi ruangan yang kecil dan tidak memenuhi standar, ventilasi udara yang kurang baik, sebagian kelas yang semi permanen dengan kondisi bocor jika hujan, maka diperlu-kan perombakan total untuk sekolah ini dengan rencana pe-ningkatan dari dua lantai menjadi empat lantai. Sekolah ini juga diharapkan mampu menjawab kebutuhan pendidikan yang se-makin berkembang pesat dengan kemajuan sarana dan prasa-rana yang memadai. Sebagai sekolah yang eksis di wilayah VIII Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya ini, sekolah ini diharap-

kan mampu menampung kebutuhan siswa akan sekolah gereja dengan standar mutu yang tinggi dan dapat menjadi sekolah unggulan di wilayah Jakarta Utara.

Menjawab tantangan tersebut maka pada hari Minggu tang-gal 17 Juli 2011 telah diadakan peletakan batu pertama pemba-ngunan gedung Sekolah Perguruan Advent Anggrek yang di-pimpin langsung oleh Pdt. L. Situmorang, M.Min., (Ketua GMAHK Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya). Turut hadir untuk memberi dukungan moral dan doa pada acara tersebut adalah Bapak B. F. Sihotang, MBA (Bendahara GMAHK UIKB), Bapak P. DolokSaribu, MBA (Bendahara GMAHK Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya), dan Bapak A. Sitang-gang, SE (Dir. Pendidikan GMAHK Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya) serta Gembala Jemaat Anggrek Pdt. P. Sihombing, M.Min., beserta para ketua jemaat wilayah VIII Jakarta Utara.

“Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa sehingga ba-rang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang meng-alir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam.” n

—Dilaporkan oleh Pdt.Arbeni Sagala, Komunikasi DKI Jakar-ta.

Berita Dalam Negeri

46 Adventist World | 11- 2011

Page 47: 2011-1011 AW bahasa

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha A. Ricky

Bendahara S. Manueke

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratS. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaSlamet Nappoe, Jawa BaratW. Siringoringo, Jawa TengahR. Situmeang, Jawa Kawasan TimurDwi Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratDenny Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi SelatanA. J. Uniana, MalukuH. Sandil, Nusa UtaraHugo Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu-Tana Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

WARTA

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai de-ngan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dileng-kapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Nas-kah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

GEREJA ADVENT

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskan-nya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Filipi

1:6). Ayat Firman Tuhan ini semakin nyata bagi Cabang Sekolah Sabat (Cab. SS) Ngijo yang merupakan Cabang SS Jemaat La-wang di mana pada hari Sabat, 8 Oktober 2011 telah meresmi-kan sebuah gedung yang baru dibeli menjadi tempat ibadah.

Selain anggota Jemaat Lawang dan anggota Cab. SS Ngijo, hadir juga para tamu khusus dari pemerintah dan dari kantor KJKT untuk memberikan dorongan dan sambutan pada peres-mian gedung Cab. SS Ngijo, antara lain: Bapak Teguh, anggota DPRD Kabupaten Malang; Bapak Mahdi Maulana, Lurah Ngijo; Bapak Edy, Ketua RW XI GPA Ngijo; Bapak Widji, Ketua RT. 07 GPA Ngijo; Pdt. M. Ngatino, Direktur Legal, Philantrophy, ADRA KJKT; Pdt. Ranap Situmeang, Direktur SS/PP/Komunikasi KJKT.

“Senang dan berterima kasih kepada Tuhan Yang Mahaesa atas kehadiran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di GPA Ngijo. Pemerintah akan mendukung dan memberikan per-lindungan kepada umat di GMAHK Cab. Ngijo untuk menjalan-kan ibadah dan keyakinannya dan memohon agar sama-sama

MeMiliki Bangunan iBadah BaruCabang Sekolah Sabat Ngijo, Jawa Timur

11 - 2011 | Adventist World 47

Page 48: 2011-1011 AW bahasa

menjaga situasi agar warga GPA Ngijo tetap kondusif, aman, dan rukun satu dengan yang lain,” demikian sambutan Bapak Mahdi Maulana, Lurah Ngijo.

Pdt. M. Ngatino dalam isi khotbah-nya menegaskan bahwa dalam perja-lanan iman ini sangat ditentukan oleh “Kasih Karunia” (2 Petrus 3:18). Dapat disimpulkan dalam empat golongan umat Tuhan:

Punya kasih karunia, tapi tidak 1. punya pengertian.Punya pengertian, tapi tak pu-2. nya kasih karunia.Tidak punya pengertian, tapi pu-3. nya kasih karunia.Mempunyai pengertian dan ka-4. sih karunia

Mohon doa dari kita semua semoga Cab. SS Ngijo semakin bertumbuh da-lam kerohanian, jumlah anggota, dan lainnya sehingga dalam waktu yang ti-dak lama, maka Cab. SS Ngijo dapat di-organisasikan menjadi jemaat baru. n

—Dilaporkan oleh Pdt. RanaP Situmeang, Komunikasi KJKT.