2008 may16 - the basic of tv_file2
TRANSCRIPT
Garis merupakan kumpulan titik demi titik dan kumpulan
garis demi garis yang disusun dalam satu layar kaca dinamakan
FRAME sebagai sistem Scanning televisi atau TV Scanning. Pada
awal teknologi TV dikenal ada 2 (dua) system scanning, yaitu :
1) PROGRESS SCANNING, artinya gambar untuk Satu Frame
dibuat dengan susunan teratur elemen gambar titik demi
titik secara horisontal membuat garis demi garis dimulai
dari garis pertama disisi paling atas sampai garis terakhir
disisi paling bawah, dan setelah pada garis terakhir disisi
paling bawah bergerak dengan cepat keatas untuk kembali
membuat garis pertama.
2) INTERLACED SCANNING atau Scanning Bersisipan,
sebagaimana proses sistem Progress Scanning bahwa
susunan titik demi titik membuat garis demi garis dari sisi
atas sampai pada sisi paling bawah membuat FRAME
dilakukan 2 (dua) kali proses scanning, artinya bahwa untuk
mendapatkan Satu Frame dilakukan dua kali proses
scanning dan setiap satu kali scanning membuat susunan
garis demi garis dari sisi paling atas sampai sisi paling
bawah sebanyak setengah garis satu Frame, dan setelah
setengah jumlah garis telah tersusun pada garis disisi
paling bawah segera kembali cepat kesisi atas untuk dibuat
susunan garis demi garis setengah Frame berikutnya; pada
setiap membuat setengah Frame tersebut dinamakan
sebagai satu FIELD, dengan demikian bahwa Frame =
Field I + Field II.
2.6 TV Scanning
2.6.1 Progress Scanning
1 1 1
625 625 1
Scanning garisHorisontal Aktif atauHorizontal TRACEScanning garisHorisontal Pasif atauHorizontal RETRACEScanning garisVertikal Pasif atau Vertcal RETRACE
Teknik Video 1, Dasar-dasar TV Soeharno- Widyaiswara
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara10
2.6.2 Interlaced Scanning
1 1 1
625625 1
313 1
35
313
24
2.6 TV Scanning
Scanning garisHorisontal Aktif atauHorizontal TRACEScanning garisHorisontal Pasif atauHorizontal RETRACEScanning garisVertikal Pasif atau Vertcal RETRACE
Teknik Video 1, Dasar-dasar TV Soeharno- Widyaiswara
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara11
Progress Scanning untuk sistem TV dengan adanya
karakteristik mata manusia dimana syaraf mata belum dapat
menangkap kesan arti gambar dari apa yang dilihat telah muncul
gambar berikutnya; untuk menyempurnakan kesan gambar yang
dilihat, maka Obyek dilakukan scanning sebanyak dua kali dengan
kecepatan yang sama dan untuk setiap scanning membentuk Satu
Field, dan hasil scanning Field I dengan Field II menghasilkan Satu
FRAME, proses scanning demikian dinamakan sebagai Interlaced
Scanning atau Scanning Bersisipan.
Sistem TV yang dipergunakan di Indonesia
mempergunakan standart sistem PAL sebagaimana peraturan SDTV
(Standard Television) Internasional dengan jumlah garis Satu
Frame sebanyak 625 garis yang tersusun beraturan dari sisi atas
sampai dengan disisi paling bawah.
Garis dibuat titik demi titik secara teratur yang bergerak
membuat garis demi garis horisontal sekaligus bergerak vertical;
untuk memperoleh Satu Frame dilakukan scanning Field I yang
membuat garis-garis Horisontal sebanyak setengah jumlah garis
Frame, kemudian dilakukan scanning Field II yang membuat
setengah jumlah garis Frame berikutnya, dan waktu yang
dipergunakan untuk Field I sama dengan Field II.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara12
Frame ( 625
garis )
= Field I ( 312,5
garis )
+ Field II ( 312,5
garis )
Field I adalah susunan garis demi garis sebanyak setengah
Frame dari garis disisi paling atas sampai pada garis disisi paling
bawah diberikan angka nomor GANJIL, artinya pada setiap garis
scanning Horisontal diberikan indek angka ganjil misal garis
scanning nomor 1, 3, 5 dst. Sehingga Field I dapat dikatakan
sebagai FIELD GANJIL atau ODD FIELD.
Field II adalah susunan garis demi garis sebanyak setengah
Frame berikutnya dari sisi paling atas sampai pada garis disisi
paling bawah diberikan indek angka nomor GENAP, artinya pada
setiap garis scanning Horisontal diberi nomor angka genap 2, 4,
6 dst. Sehingga Field II dapat dikatakan sebagai FIELD GENAP
atau EVEN FIELD.
Dengan demikian susunan garis-garis bernomor ganjil
hasil Field I (Odd Field) disisipi dengan scanning garis Field II (Even
Field) akan menghasilkan susunan garis bernomor urut 1, 2, 3, 4, 5,
6 dst hingga membentuk jumlah garis sistem TV yang dipergunakan
atau FRAME.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara13
Waktu untuk melakukan proses scanning membentuk
garis pertama disisi paling atas sampai pada garis terakhir disisi
paling bawah untuk setiap Field diperlukan waktu yang sama,
artinya bahwa Field I = Field II yaitu dengan mempergunakan waktu
yang diambil dari sistem jaringan pembangkit enerji listrik dari
negara yang mempergunakan system TV.
Sebagaimana contoh, sistem TV di Indonesia yang
mempergu-nakan 625 garis scanning dan mengikuti peraturan
Eropa sesuai yang direkomendasikan oleh International
Telecommunication Union (I.T.U) yaitu peraturan CCIR (Committee
Consultative Internationale des Radiocommunication),
dengan jaringan listrik 50 Hertz, maka dengan demikian dapat
dihitung pergantian gambar per detik untuk sistem PAL sebagai
berikut :
Diketahui : TV PAL system, Aspect Ratio (H/V) = 4/3, Interlaced
Scanning dengan 625 garis.
Ditanyaka
n
: Frame per detik.
Jawab : TV sistem PAL mempergunakan 625 garis Interlaced
scanning dengan Aspect Ratio 4/3 serta Frekuensi
Listrik 50 Hertz sebagai frekuensi pergantian gambar
per Field.
f = 1 / t
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara14
50 Hertz
= 1 / t
50 t = 1 detikt = 1/ 50 ( detik )
Frekuensi adalah jumlah putaran per detik atauf = frekuensi ( Hertz) – cycles per secondf = 1/t t = time (second)
FRAME = FIELD I + FIELD IIField I = Field II = t = 1/50 detik
FRAME = 2 Fields= 2 x 1/50 detik
FRAME = 1/25 detik25 FRAME
=
1 detik atau
1 Detik
= 25 Frame
Artinya bahwa dalam 1 detik dipergunakan 25
Frame.
Televisi sebagai pengembangan media penyiaran radio
memiliki sasaran target (pemirsa) yang lebih luas (Mass Audiences)
dimana syarat-syarat teknologi televisi yang harus diperhatikan
antara lain :
a) Harus dapat dilihat dalam ruang tanpa harus memadamkan
lampu penerangan atau pada siang hari tanpa harus
menggelapkan ruangan.
b) Gambar harus halus dan tajam.
c) Gambar tidak berkedip-kedip (flickers).
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara15
d) Harus dapat dilihat oleh 2 atau lebih pemirsa dari jarak yang
cukup.
e) Dapat disetel oleh orang awam.
Apabila Film mempergunakan ukuran layar dengan
Aspect Ratio (H/V) = 2/1, maka untuk televisi diperlukan ukuran
Aspect Ratio dengan mempertimbangkan berapa jarak
menonton TV yang benar ?
Gambar memperlihatkan perhitungan untuk
memperoleh jarak menonton TV yang benar, dimana titik A adalah
posisi mata pemirsa dan garis AF adalah jarak Pemirsa terhadap
bidang layar kaca TV. Dengan menghitung sudut (Alpha)
terhadap segitiga siku-siku AFD akan didapat panjang AF yang
lebih panjang 5 x terhadap Diagonal Layar Kaca TV ( AF = 5 CD =
5 BE ). Perhitungan ini menghasilkan ukuran layar kaca TV yang
dikenal sebagai Aspect Ratio atau perbandingan Horisontal dengan
Vertikal (H/V) adalah 4/3.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara
16
D
4E
AF = 5 x CD = 5 x BE
Gambar : Jarak menonton TV yang benar.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara17
B
A
Pemirsa
C
3
F
SDTV (Standard TV) TV diatur oleh Badan Telekomunikasi
Internasional yaitu ITU (International Telecommunication
Union) yang mengatur pula Lembaga sistem televisi di :
Eropa, CCIR (Committee Consultative Internationale des Radiocommunication),
Amerika, FCC (Federal Communications Commission)
dan system TV yang ada didunia hingga sekarang antara lain adalah :
NTSC : the National Television System Committee
PAL : the Phase Alternation Line
SECAM : the Sequentiel Couleur Avec Memoire
Tabel berikut memperlihatkan beberapa contoh parameter system TV didunia yang diatur oleh ITU.
System :FCC CCIRParameter :
System Amerika EropaNTSC PAL SECAM
Negara USA Jerman Perancis
Frekuensi Daya Listrik ( f ) 60 Hertz 50 Hertz 50 Hertz
Frekuensi Vertikal ( fV ) atau
Frekuensi pergantian gambar
(Fields)
60 Hertz 50 Hertz 50 Hertz
Frame per detik 30 Frames 25
Frames
25
Frames
Frekuensi Horisontal ( fH ) 15750 Hz 15625
Hz
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara18
Di Sumber Gambar (Origin), Obyek gambar diraba titik
demi titik bergerak secara horisontal sekaligus vertikal, demikian
juga pada saat bersamaan di Destination (pesawat penerima)
gambar dibuat (Picture Reproduction) secara garis demi garis, dan
dengan adanya karakteristik mata manusia, maka apa yang dilihat
dilayar kaca sebenarnya adalah kesan sebuah gambar.
Teori Paul Nipkow yang membuktikan bahwa gambar
dapat ditransmisikan titik demi titik dan pada perkembangan
berikut percobaan dilakukan sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar secara Elektromekanik, dengan memberikan contoh
mempergunakan 2 (dua) buah bidang berukuran sama dengan
Aspect Ratio (H/V) = 4/3, untuk setiap bidang baik Origin maupun
Destination dipergunakan 6 (enam) garis horizontal yang secara
Vertikal dinyatakan dengan jumlah 6 titik elemen gambar (picture
elemen atau p.e ) , sehingga untuk setiap garis Horisontal akan
terdiri atas titik elemen gambar sebanyak 4/3 x 6 titik elemen
gambar yaitu 8 titik elemen gambar.
Bidang sisi Kiri (Origin) disetiap titik elemen gambar
dipasangkan komponen Listrik Photocell yang akan
menghasilkan arus listrik apabila terkena cahaya,
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara19
Bidang sisi Kanan (Destination) disetiap titik elemen gambar
dipasangkan Lampu Pijar,
setiap Titik Elemen gambar di Origin dihubungkan dengan
kawat listrik ke nomor Titik Elemen Gambar yang sama di
Destination dengan melalui Sakelar.
Secara sederhana diperlihatkan dalam gambar suatu
system transmisi titik demi titik dari Origin ke Destination secara
elektromekanik, artinya dari Sumber Gambar (Origin) dapat
disampaikan informasi secara bersamaan waktu ke Bidang
Penerima (Destination) yang sama berukuran Aspect Ratio (H/V) =
4/3, sehingga apabila di sisi Vertikal berjumlah 6 (enam) titik
elemen gambar maka disisi Horisontal dipergunakan 4/3 x 6 e.g =
8 elemen gambar, dengan demikian dalam setiap bidang baik
Origin maupun Destination mempergunakan Total Titik elemen
gambar sebanyak 6 x 8 e.g = 48 elemen gambar dan diperlukan
kawat listrik sebanyak 48 kabel dengan 48 Sakelar.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara20
2.4 Prinsipdasartransmisi gambarTV
ORIGIN DESTINATION
9
123
1 2 12
123
1 2 12
PHOTO-CELL LAMPU PIJAR
9
H
Teknik Video 1, Dasar-dasar TV Soeharno- Widyaiswara
Gambar : Prinsip dasar transmisi gambar.
Sebuah obyek berhuruf H diberi sinar dan diarahkan ke
Bidang Origin, maka sesuai cahaya yang diteruskan dan diterima
Photocell, maka dihasilkan arus listrik yang menggerakkan sakelar
sehingga terhubung (ON), arus listrik diteruskan ke Destination dan
sesuai dengan nomor titik elemen gambar yang mempunyai
hubungan dengan bidang Origin, maka di Destination titik elemen
gambar berisi Lampu Pijar akan menyala.
Percobaan elektromekanik, membuktikan gambar dapat
ditransmisikan dari satu tempat ketempat berjauhan akan tetapi
percobaan ini belum sempurna mengingat seandainya jumlah garis
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara21
adalah 625, apabila setiap garis horisontal terdiri = 4/3 x 625 e.g =
833 titik elemen gambar, maka diperlukan jumlah kabel sebanyak 625
x 833 untuk menghubungkan Origin ke Destination.
Untuk menyerempakkan system transmisi elemen gambar
antara Origin dengan destination, metode serupa juga dilakukan oleh
Charles Francis Jenkins dalam sebuah sistem televisi kasar yang
dapat menunjukan gambar bergerak di layar penerima, kemudian
Jenkins mempergunakan sistem tersebut untuk memancarkan
gambar–gambar televisi dari sebuah stasiun radio di Washington D.C
ke Philadelphia pada Tahun1925.
Pada tahun 1925, eksperimen awal televisi dilakukan di
London oleh John L. Baird sebagaimana yang dilakukan oleh Jenkins,
hanya saja mempergunakan pemancar dari kawat dan pada tahun
1926 teknologi televisi tersebut dilengkapi dengan adanya lighting
(penerangan) dan shade (bayangan).
Pada tahun 1927, siaran televisi jarak jauh untuk pertama
kali diadakan dari Washington DC ke New York dengan
mempergunakan sistem elektromekanik murni yang didukung oleh
Perusahaan Telepon Bell. Kemudian pada tahun 1928, peneliti–peneliti
dari laboraturium perusahaan Bell tersebut mempergunakan sistem
elektromagnetik dengan modifikasi yang cocok untuk memancarkan
gambar–gambar berwarna antara Washington D.C dan New York.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara22
Namun kendala yang ditemui pada waktu itu adalah hasil gambar
tidak tajam (terputus–putus) dan mengecewakan.
Pada tahun 1929, Philo T. Fransworth
mendemonstrasikan seperangkat lengkap sistem televisi elektronik
menggunakan CRT (Cathode Ray Tube) atau tabung sinar katoda yang
diajukan pertama kali oleh Boris Rosing di Rusia (1907) dengan
defleksi elektromagnetik.
Perang Dunia II sangat mempengaruhi perkembangan
teknologi televisi, dengan terpuruknya ekonomi dunia akibat perang
dan pada Paska Perang Dunia II tepatnya tahun 1949, televisi berhasil
menembus pasar dengan persentase 6% dari rumah–rumah di seluruh
Amerika dan Bulan Desember tahun 1953, penyebaran televisi
tersebut meningkat 49% dan menjadi salah satu penembusan pasar
yang paling pesat dengan telah mengudara sistem TV berwarna
pertama didunia dikenal sebagai NTSC atau National Television
System Committee di Amerika Serikat.
Di Origin, intensitas cahaya Obyek (kharakter tulisan TV)
diterima Lensa Kamera (dinamakan Informasi Optis) dan diraba oleh
Sinar Katoda titik demi titik, garis demi garis dan diteruskan ke Unit
Pick-Up Device atau Unit penghasil sinyal Gambar; sesuai dengan
tinggi rendah intensitas cahaya maka unit Pick-Up Device merubah
Informasi Optis yang diterima menjadi tinggi rendah sinyal listrik atau
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara23
Informasi Elektris yang dinamakan sinyal gambar atau Sinyal Luminan
( Y signal).
Gambar : Sistem TV.
Di Destination sinyal gambar ( Y signal) akan dibawa
bersama sinar Katoda didalam CRT (Cathode Ray Tube) untuk meraba
atau scanning elemen-elemen gambar yang terdapat dan tersusun
disisi bagian dalam CRT yang terbuat dari bahan Luminoshpore
(lapisan peka cahaya), maka dengan adanya muatan tinggi rendah
sinyal elektris akan menghasilkan lapisan peka cahaya bersinar sesuai
terang gelap sinar katoda yang meraba titik-titik elemen gambar garis
demi garis. Karakteristik mata manusia yang tidak dapat mengikuti
pergerakan sinar Kathoda akan meneruskan cahaya ke syaraf otak
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara24
TVInformasi
TVTV TVInformasi
Informasi
DESTINATIONORIGIN
dan menghasilkan kesan suatu gambar, jadi fungsi CRT adalah
merubah kembali informasi elektris menjadi informasi optis.
Gambar memperlihatkan bahwa di Origin, Obyek karakter
TV diraba oleh Sinar Elektron (Electron Beam) atau Sinar Katoda garis
demi garis dari sisi kiri ke sisi kanan sekaligus bergerak vertical
kebawah, menghasilkan Informasi Elektris atau sinyal Gambar dan
ditransmisikan ke Destination yang secara bersamaan melakukan
scanning yang serempak (sinkron) dengan proses scanning di Origin,
(seperti gerak penghapus air hujan di mobil) serta sekaligus me-
reproduksi gambar; dan contoh gambar memperlihatkan proses
scanning di Destination belum sampai dibawah Frame akan tetapi
tepat pada garis scanning yang sama dengan di Origin. Jadi pada
sistem transmisi dari Origin ke Destination sinyal gambar
ditambahkan dengan sinyal sinkronisasi, dimaksud-kan agar supaya
gerakan scanning di pesawat Penerima harus bersamaan de-ngan
gerakan scanning di Origin.
Cara kerja Televisi sebagai media elektronika komunikasi
dan informasi sebenarnya adalah perkembangan teknologi media
penyiaran radio, dimana yang pada awalnya dengan mendengar
suara, dan pada waktu bersamaan audiens dibawa untuk
membayangkan kejadian atau peristiwa serta membayangkan
pelakunya, maka pada perkembangan teknologi bagaimana untuk
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara25
dapat lebih akurat suara yang didengar dilengkapi pula dengan
gambar.
Sistem transmisi suara dalam teknologi televisi tidak
berbeda dengan yang telah dipergunakan di penyiaran Radio hanya
disempurnakan dengan ditransmisikan dalam sistem Modulasi
Frekuensi (Frequency Modulation atau FM); gambar Blok Diagram
sederhana suatu siaran TV diperlihatkan gambar dibawah ini.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara26
Informasi Elektromagnetis diudara
Gelombang RF (RF waves)
Informasi Elektris Sinyal Suara (Audio signal)
Antena Penerima
DESTINATION
Informasi Optis
Informasi Optis
Informasi ElektrisSinyal gambar
( Y signal)
Sinar
Camera Head Pemancar
Antena Pemancar
Modulator
De-Modulator
Penguat
PenguatPenguat
suara
Penguatgambar
Informasi Akustis
Informasi Akustis
Informasi ElektrisSinyal Suara
(Audio signal)
CRT (Cathode Ray Tube)Tabung Reproduksi Gambar ( The Picture Tube)
Informasi Elektris Sinyal gambar ( Y signal)
Camera
ORIGIN
Di Origin (Stasiun Penyiaran) untuk suara alat utama
dipergunakan Mikropon yang berfungsi merubah informasi akustis
menjadi informasi elektris atau sinyal audio, setelah melalui penguat
dikirim ke Ruang Pemancar bersama sinyal gambar.
Sedangkan gambar prinsip dasarnya adalah Kamera
Elektronik yang terdiri atas Lensa Kamera disisi depan Kepala Kamera
(Camera Head), cahaya atau informasi Luminan (informasi terang
gelap benda dapat dilihat atau tinggi rendah intensitas cahaya)
diterima Lensa Kamera yang diteruskan ke Unit Penghasil sinyal
gambar (The Pik-up Device) dalam Camera Head.
Bagian sisi depan Pick-up Device merupakan lapisan
Luminosphore yang sangat peka cahaya, sehingga bayangan obyek
yang diteruskan dari Lensa Kamera akan menghasilkan pergerakan
ion-ion listrik. Hilangnya muatan ion-ion listrik akibat intensitas
cahaya yang diterima, dinetralisasikan oleh Sinar Katoda dari sisi
bagian dalam Pick-Up Device ( pada awal teknologi TV
mempergunakan Tabung Gambar atau Pick-up Tube antara lain
Iconoscope Tube, Image Orthicon Tube, Vidicon Tube, Saticon Tube
maupun Plumbicon Tube). Pergerakan ion-ion listrik menghasilkan
arus listrik dan akhirnya menghasilkan tinggi rendah informasi elektris
(tegangan Listrik) yang dinamakan sinyal Gambar atau sinyal Luminan
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara27
Gambar : Sistem TV, proses dari Stasiun Penyiaran TV (Origin) ke Pesawat Penerima di rumah (Destination).
dan setelah mengalami penguatan serta ditambahkan dengan sinyal
sinkron (Sync Pulse) sesuai standart penyiaran, dikirim ke Ruang
Pemancar.
Di Ruang Pemancar, Sinyal Audio dan sinyal Gambar
diproses dalam Modulator, yaitu Unit pencampur sinyal audio dan
sinyal gambar dengan sinyal frekuensi pembawa ( Carrier
Frequency ), keluaran atau Output Modulator dinamakan RF waves
signal atau sinyal gelombang-gelombang elektromagnetik di-udara
yang melalui Antena Pemancar akan ditransmisikan dan disebar-
luaskan melalui Medium Udara.
Di Destination (Pesawat Penerima TV atau TV Receiver),
melalui Antena Penerima gelombang RF diperbaiki di Penguat awal
dan diproses oleh De-Modulator, yaitu Unit yang berfungsi
memisahkan sinyal informasi (sinyal audio dan sinyal video) dari
sinyal Pembawa (Carrier Frequency). Dengan Unit Detector akan
dipisahkan :
a. Sinyal Audio ke Unit Penguat suara dan diteruskan ke Speaker,
dimana Unit speaker berfungsi kebalikan Mikropon yaitu merubah
kembali informasi elektris menjadi informasi akustis;
b. Sinyal Gambar diteruskan ke Penguat Gambar dan dikirim ke Unit
Reproduksi Gambar yaitu CRT (Cathode Ray Tube), melalui Sinar
Kathoda.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara28
c. Lapisan Luminosphore elemen gambar sisi dalam CRT yang
ditabrak Sinar Katoda dalam melakukan scanning akan menyala
terang apabila muatan Sinar Katoda bermuatan Luminan Putih,
serta gelap (hitam) apabila Sinar Katoda bermuatan Luminan
Hitam, atau dengan kata lain terang gelap lapisan Luminosphore
tergantung dengan muatan sinyal Luminan yang dibawa Sinar
Katoda yang menabraknya dan adanya kelemahan-kelemahan
mata manusia yang tidak dapat mengikuti sumber cahaya
bergerak sangat cepat serta tidak dapat melihat dua titik
berdampingan membuat sudut 1,5 menit, menghasilkan kesan
suatu gambar dalam otak.
Impian masyarakat untuk melihat segala sesuatunya dari
jarak jauh sekarang telah menjadi kenyataan dengan hadirnya
teknologi televisi, sehingga pada pertengahan abad ini televisi
menjadi salah satu teknologi yang perkembangannya cukup pesat dan
Media elektronika komunikasi informasi TV menjadi alat yang penting
dalam mencatat sejarah dan budaya, telah dimanfaatkan oleh
berbagai Negara dengan acara Interaktif telah membuktikan bahwa
TV juga merupakan alat komunikasi dua arah.
Era TV Hitam Putih (Monochrome TV), sinyal gambar
(video signal) dinamakan sinyal Luminan ( Y signal), akan tetapi pada
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara29
teknologi TV warna sinyal gambar terdiri atas sinyal Luminan dan
sinyal Warna (Chroma signal), pertanyaannya adalah bagaimana
warna dapat ditransmisikan ?
Pada Era akhir Perang Dunia I, para ahli fisika yang telah
berhasil menciptakan teknologi televisi monochrome (TV hitam putih)
terus berusaha meningkatkan kualitas transmisi, walaupun pada saat
tersebut para ahli kedokteran belum berhasil menyimpulkan
bagaimana mata manusia dapat melihat warna. Setelah beberapa
tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1953 para ahli fisika telah
membuktikan keberhasilan dalam teknologi penyiaran televisi
sekaligus dalam sajian gambar warna sebagaimana aslinya, yaitu
dengan diperkenalkan sekaligus dipergunakan untuk penyiaran
umum siaran televisi warna N.T.S.C atau National Television System
Committee di Amerika Serikat dan kemudian perkembangan teknologi
Digital merubah tatanan kehidupan dari masyarakat industri menjadi
masyarakat informasi dan dunia penyiaran telah berubah menjadi
Narrowcast sementara sebagian besar masyarakat kita masih benar
awam akan bagaimana suatu peristiwa yang berjauhan dapat dapat
disaksikan dalam waktu bersamaan.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara30
TV WARNA.
Tindak lanjut percobaan warna oleh Isaac Newton yang
disimpulkan bahwa dalam komponen Luminan Putih (Visible of Light)
terkandung warna-warna yang berpanjang gelombang, maka
dikembangkanlah teknologi TV Hitam Putih yang semula merubah
informasi cahaya Putih menjadi besaran tinggi rendah sinyal listrik
yang disebut sinyal Gambar atau Video signal.
Bayangan obyek yang diteruskan Lensa Kamera dan jatuh
dipermukaan peka cahaya Unit Pick-up Device juga menyampaikan
informasi warna dari bayangan obyek, diuraikan sekaligus menjadi 3
(tiga) komponen warna dasar Red, Green dan Blue yang masing-
masing mewakili warna-warna lain dalam Color Spectrum.
Pada Era teknologi TV Monochrome, Lensa kamera
mempergunakan jenis Lensa Cembung (Convex Lens) untuk merubah
bayangan Luminan Obyek menjadi informasi elektris berupa tinggi
rendah sinyal listrik. Karakteristik Lensa Cembung menerima
bayangan obyek berupa pantulan sinar dari obyek (informasi
Luminan) yang diteruskan dan dikumpulkan (Convergen) ke satu titik
Api atau titik Fokus bayangan Obyek (Focal Point), kemudian
dibiaskan kembali (Disvergen). Untuk mendapatkan gambar bayangan
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara31
obyek jelas dan tajam, ditempatkanlah Unit Pick-Up Device tepat di
Titik Fokus Bayangan Obyek.
Gambar memperlihatkan sifat Lensa Cembung terhadap
informasi Luminan atau pantulan terang gelap benda dapat dilihat,
dimana letak Titik Fokus bayangan Obyek apabila dilihat dari
informasi Luminan terletak pada Titik Api (Focal Point) Y/Green. Akan
tetapi apabila dilihat dari Colors Prymary atau warna-warna Dasar
(Red, Green dan Blue) Colors Spectrum, ternyata Titik Fokus bayangan
obyek untuk ketiga warna dasar berbeda-beda, bahwa :
1. Titik Fokus bayangan Obyek dengan informasi Luminan yang
berpanjang gelombang 550 nm atau Hijau (Green) jatuh tepat di
Titik Fokus Luminan putih (Y ),
2. Titik Fokus bayangan obyek yang berpanjang gelombang rendah
400 nm atau Biru (Blue) jatuh lebih dekat terhadap Lensa
dibanding Hijau (Green),
3. Titik Fokus bayangan obyek berpanjang gelombang 700 nm atau
Merah (Red) terletak jatuh lebih jauh dari Titik Fokus Y (Luminan)
atau Green.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara32
Gambar : Karakteristik Lensa Cembung (Convex Lens) terhadap Colors Spectrum.
Pemakaian Lensa untuk Kamera Hitam Putih (Monochrome
Camera) cukup mempergunakan hanya Lensa Cembung, mengingat
informasi elektris atau tinggi rendah sinyal listrik yang dinamakan
sinyal gambar (video signal) atau sinyal Luminan diperoleh
berdasarkan terang gelap bayangan obyek di Titik Fokus Y.
Akan tetapi bagaimana teknologi TV warna dengan
Kamera elektronik warna (Color Camera) dapat menghasilkan tiga
informasi dari ketiga warna dasar Red, Green dan Blue? dan tidak
mungkin hanya mempergunakan Lensa Cembung.
Dengan mempergunakan 2 (dua) jenis Lensa yang
berbeda karakteristik yaitu Lensa Cembung (Convex Lens) dan Lensa
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara33
Titik ApiFocal PointY / GREEN
CONVERGE DIVERGEN
Titik ApiFocal Point
BLUE
Titik ApiFocal Point
RED
LUMINAN
Cekung (Concave Lens), maka dapat dilakukan transmisi sinyal
gambar yang tetap berdasarkan transmisi perubahan informasi optis
(Komponen Luminan Putih) menjadi besaran informasi elektris atau
sinyal gambar yang disebut pula sinyal Luminan (Y signal), akan tetapi
bagaimana dengan informasi warna dari obyek itu sendiri?
Perhatikan gambar berikut yang memperlihatkan sifat
Lensa Cekung (Concave Lens) terhadap pantulan cahaya (sinar
Luminan) yang diterima, dimana bayangan obyek setelah Lensa akan
dibiaskan (disvergen); setiap informasi dari ketiga warna dasar
mempunyai sudut bias yang berbeda.
Gambar : Karakteristik Lensa Cekung (Concave Lens) terhadap Colors Spectrum.
Gambar dibawah memperlihatkan system pemakaian
Lensa untuk teknologi Kamera warna (Color Camera). Dengan
menggabungkan Lensa Cembung dengan Lensa cekung diperoleh Titik
Fokus bayangan obyek yang juga merupakan Titik Temu seluruh
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara34
Y / GREEN
Y / GREEN
LUMINAN
panjang gelombang Colors Spectrum (warna-warna yang mempunyai
panjang gelombang).
Gambar : Karakteristik Lensa Kamera Warna terhadap Colors Spectrum.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara35
Titik ApiFocal Point
Titik TemuColors
Spectrum
LUMINAN
Lensa Cembung(Convex Lens)
Lensa Cekung(Concave Lens)
Agar dapat membagi Luminan Putih menjadi tiga warna
dasar Merah, Hijau dan Biru dipergunakan Cermin Dichroic (Dichroic
Mirror) yang berfungsi meneruskan serta dapat memantulkan cahaya
ke setiap Permukaan Peka Cahaya dari tiga buah Unit Pick-up Device
serta ditempatkan filter-filter warna dasar Red, Green dan Blue
sebelum informasi Luminan diterima Unit pick-up Device.
Pada awal teknologi TV warna, keadaan ekonomi Dunia
Paska Perang Dunia II telah membuat masyarakat internasional benar-
benar terpuruk, hal inipun menjadi kajian para pakar fisika yang
mengembangkan teknologi TV warna sehingga persyaratan
COMPATIBILITY pun harus dipertimbangkan, bahwa suatu penyiaran
TV warna harus dapat diterima oleh pesawat TV Hitam Putih ataupun
sebaliknya bahwa suatu penyiaran TV Hitam Putih dapat diterima pula
oleh pesawat TV warna.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara36
SOEHARNO/Widyaiswara y2k 1
NTSC ENCODING
Pickup Unit
R Delay Line
R F
ilter
Pickup Unit
G
Pickup Unit
B
G F
ilterB F
ilter
Y Amp.
Final Stage
Adder Stage
VMod.
UMod.
Color Sub Carrier Oscillator
900
Phase Shifter
Camera LensDICHROIC
MirrorPickup Device
(R-Y) matrix
LUMINAN MATRIX
Inverter
(B-Y) matrix
CCVSY signal
C signalBurst Flag
Burst Flag
Luminan(Cahaya)
Pulsa-pulsaSinkronisasi
CVS
RGBFilters
Gambar : Sistem Distribusi warna dasar Red, Green dan Blue dalam Camera TV.
Dari ketiga Unit Pick-Up Device di Kepala Kamera (Camera
Head) akan diperoleh tiga besaran intensitas cahaya yang berpanjang
gelombang berbeda satu dengan lainnya dan oleh sebab masing-
masing Pick-up Device berfungsi mewakili ketiga warna dasar, maka
untuk memudahkan pengertian proses transmisi ketiga informasi
intensitas tersebut disesuaikan dengan panjang gelombang masing-
masing dan dinamakan sebagai sinyal RED (R signal), sinyal GREEN (G
signal) dan sinyal BLUE (B signal).
Warna-warna yang dilihat oleh mata manusia dikatakan
sebagai Warna-warna Tidak Jenuh sebab warna dapat dilihat karena
adanya Visible of Light atau Cahaya Putih (Komponen Luminan),
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara37
maka untuk proses transmisi sinyal TV ketiga warna dasar Red, Green
dan Blue harus merupakan warna-warna Jenuh atau warna-warna
dasar yang dihilangkan unsur Luminannya.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara38
Gambar : Diagram sederhana Color TV system.
Gambar : Diagram sederhana Color TV Camera.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara39
Informasi Elektris
Informasi Elektris
Informasi Optis
Y
B-Y
G-Y
R-Y
RTRANSMITTER
GTRANSMITTER
BTRANSMITTER
R
G
B
RRECEIVER
GRECEIVER
BRECEIVER
OBYEK LENS
MIRROR
FILTERS
PICKUP DEVICE
R
G
B
OBYEK
LENSMIRROR
FILTERS
PICKUP DEVICE
LUMINAN MATRIX CIRCUIT
0,3R+0,59G+0,11B LUMINANCE SIGNAL
COLOR DIFFERENT SIGNALS
Informasi Optis
Informasi Optis
Informasi Elektris
MATRIX
Gambar : Diagram sederhana Color TV Receiver.
COLOR ENCODING.
Gambar bawah memperlihatkan diagram bagaimana
system Compatibilty yang dipergunakan oleh N.T.S.C , PAL dan
SECAM :
Gambar : Diagram NTSC Encoding.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara40
CCVSNTSC
LUMINANCE SIGNAL
G-YMATRIX
B-Y
R-Y R
G
B
BALANCEDMODULATOR
900
Phase ShifterSUB-
CARRIER
+
FINALADDERSTAGE
CHROMINANCE SIGNAL
Y signal
(R-Y ) signal
(B-Y ) signal
Informasi Elektris
Informasi Optis
CRT
BALANCEDMODULATOR
LUMINANCE
Gambar : Diagram PAL Encoding.
Gambar : Diagram SECAM Encoding.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara41
CCVSSECAM
LUMINANCE SIGNAL
FMMODULATION
FINALADDERSTAGE
Y signal
(R-Y ) signal
(B-Y ) signal
LINE SWITCH
CCVSPAL
LUMINANCE SIGNAL
BALANCEDMODULATOR
SUB-CARRIER
+
FINALADDERSTAGE
CHROMINANCE SIGNAL
Y signal
(R-Y ) signal
(B-Y ) signal BALANCEDMODULATOR
900
Phase Shifter
PAL Switching
COLOR BAR GENERATOR
COLOR BAR COLOR PRIMARY
LUMINAN SIGNAL
COLOR DIFFERENT SIGNALS
R G B R-Y B-Y
WHITE 1 1 1 1 0 0
YELLOW 1 1 0 0,89 0,11 -0,89
CYAN 0 1 1 0,70 -0,70 0,30
GREEN 0 1 0 0,59 -0,59 -0,59
MAGENTA 1 0 1 0,41 0,59 0,59
RED 1 0 0 0,30 0,70 -0,30
BLUE 0 0 1 0,11 -0,11 0,89
BLACK 0 0 0 0 0 0
Gambar : Tabel COLOR BAR GENERATOR dengan warna dasar tidak jenuh (tanpa pengurangan amplitudo).
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara42
Gambar : COLOR BAR GENERATOR dengan warna dasar tidak jenuh (tanpa pengurangan amplitudo) dan sinyal komponen.
1
BLUE signal
0
1
RED signal
0
Green signal
1
0
1
Y signal
0
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara43
COLOR COMPOSITE VIDEO SIGNAL (CCVS).
Teknologi TV warna informasi Luminan (Visible of light)
diurai menjadi beberapa sinyal komponen untuk memenuhi
persyaratan Compatibility yang pada dasarnya Composite Video
Signal (CVS) terdiri dari :
a. Sinyal Luminance ( Y signal )
b. Sinyal Warna ( Chroma signal atau C signal )
Gambar diagram Encoding memperlihatkan melalui 3
(tiga) buah sinyal Color Primary (R, G dan B) yang dihasilkan dari Unit
Pick-Up Device diteruskan ke Unit Luminance Matrix, yaitu suatu
susunan rangkaian pembagi tegangan (Voltage Devider) dengan
persentase sebagaimana percobaan warna, bahwa :
30% RED + 59% GREEN + 11% BLUE = 100% Y
0,30 R + 0,59 G + 0,11 B = Y
Dengan Luminance Matrixing telah dapat dipenuhi
persyaratan Compatibility untuk mendapatkan komponen sinyal
Luminan (Y signal) dan untuk memperoleh sinyal Warna (Chroma
signal) sebagaimana dijelaskan dalam pokok bahasan terdahulu,
bahwa untuk system transmisi sinyal harus mempergunakan warna-
warna jenuh atau Color Different Signals, antara lain (R-Y), (G-Y) dan
(B-Y).
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara44
Manusia melihat warna-warna alam dikarenakan adanya
Visible of Light atau Cahaya Putih Matahari (adanya komponen
cahaya putih matahari) yang merangsang syaraf mata Batang dan
syaraf mata Kerucut, oleh sebab itu warna-warna tersebut dikatakan
sebagai warna-warna tidak Jenuh.
Melalui proses Encoding sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar, dapat dilakukan proses memperoleh warna-warna jenuh
dengan cara warna-warna dasar R, G dan B dihilangkan unsur
Luminance melalui rangkaian Matrixing sebagaimana dilakukan
terhadap Komponen Luminance. Dengan mempergunakan Inverter
terhadap sinyal Luminan (Y signal), maka akan dihasilkan –Y signal
yang kemudian ditambahkan melalui Matrixing dengan komponen-
komponen sinyal warna dasar R, G dan B, sebagai berikut :
{ R + ( -Y ) }, { G + ( -Y ) } dan { B + ( -Y ) }
sehingga selanjutnya didapat :
( R – Y ), ( G – Y ) dan ( B – Y )
Dalam percobaan warna diketahui komponen sinyal warna
dasar Green memiliki tingkat Luminan tertinggi dibanding kedua
warna dasar lainnya (R dan B), serta memperhatikan :
a. efektif dan efisien dalam pemakaian rangkaian amplifier dalam
proses Encoding
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara45
b. sinyal Green dapat diperoleh kembali dengan mengurangi
komponen Luminan dengan warna-warna dasar R dan B,
maka Sinyal Warna atau Chroma signal ( C signal ) dibuat dengan
menjumlahkan warna-warna dasar jenuh RED dan BLUE yang
dimodulasi dengan Frekuensi Pembawa (Carrier Frequency) yang
sama.
Dengan menjumlahkan sinyal Luminan ( Y signal ) dan
sinyal Warna ( C signal ) di Final Adder Stage akhirnya dihasilkan Color
Composite Video Signal (CCVS).
Penjelasan singkat TV system PAL.
TV PAL system merupakan perkembangan dari TV NTSC
(National Television System Committee) yang diperkenalkan dan
dipergunakan di Amerika Serikat (USA), dimana proses sinyal gambar
yang diperoleh dengan mempergunakan system ENCODING dibuat
sedemikian rupa untuk dapat mentransmisikan informasi sinyal yang
compatibility terdiri atas dua informasi, yaitu informasi intensitas
terang gelap benda atau komponen sinyal Luminan (Y signal ) dan
informasi warna benda (Chroma signal atau C signal ). Dalam
menetapkan masing-masing parameter dari system, juga harus
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara46
diperhatikan bahwa penyiaran TV warna harus dapat pula diterima
oleh pesawat TV Hitam Putih dengan kualitas yang memuaskan.
Kelemahan yang terdapat dalam system NTSC adalah
apabila terjadi kesalahan fasa (phase) dalam transmisinya yang
diterima Pesawat Penerima akan menghasilkan kesalahan informasi
warna pada reproduksi gambar yaitu terjadi perubahan CORAK
WARNA (Color Hue). Jerman mempelajari kelemahan system NTSC
melakukan perbaikan untuk system transmisi sinyal sehingga
kesalahan fasa (phase) yang terjadi akan mengakibatkan perubahan
KEJENUHAN WARNA (Color saturation) di Pesawat Penerima, dengan
system yang dikenal sebagai PAL (Phase Alternating Line). Kesalahan
yang terjadi berupa perubahan Kejenuhan warna dapat diperbaiki
dengan mengatur Tombol Kejenuhan warna (Saturation Control) di
Pesawat Penerima.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dan
diperlihatkan dalam gambar, setelah melalui tiga unit Pickup Device
yang masing-masing dipasangkan filter-filter warna dasar Red, Green
dan Blue diperoleh tiga informasi yang sebenarnya adalah Luminan-
luminan yang berbeda panjang gelombang dan berbeda
intensitasnya.; untuk mempermudah dalam bahasan ketiga informasi
tersebut dinamakan sebagai Red signal, Green signal dan Blue signal.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara47
Dari ketiga sinyal tersebut dibentuk sinyal Luminan (Y
signal ) yang sesuai dengan sinyal TV hitam putih, dimana sinyal
Luminan ini ditransmisikan dengan Band-width 5 MHz, sebab sinyal
inilah yang menentukan ketajaman Resolusi Gambar.
Sedangkan untuk memenuhi persyaratan kedua dalam
compatibility yaitu sinyal warna (C signal ), diperoleh dari ketiga sinyal
warna dasar ( Red signal, Green signal dan Blue signal ) yang dikirim
melalui 2 komponen COLOR DIFFERENCE SIGNALS. Kedua color
difference signals dihasilkan dengan mengurangi komponen Luminan
atau sinyal Luminan (Y signal) dari sinyal Red dan sinyal Blue,
sehingga kedua color difference signal tersebut tidak mengandung
komponen Luminan. Perlu diketahui bahwa dalam transmisi sinyal
warna, diperlukan warna-warna Jenuh yang artinya bahwa warna yang
kita lihat sehari-hari disebabkan adanya informasi Luminan (cahaya
Putih matahari) sehingga dikatakan sebagai warna-warna tidak Jenuh.
Penggunaan kedua color difference signal mempunyai
keuntungan, yakni di pihak Penerima (Receiver) dengan mudah sinyal
ketiga yaitu sinyal gambar Hijau dapat dihasilkan kembali mengingat
sinyal Hijau terkandung dalam sinyal Luminan, serta pemakaian dua
color difference signal dapat ditransmisikan Band-width yang sempit
sebab tidak mengandung komponen Luminan. Mata manusia memiliki
kemampuan resolusi yang kecil terhadap informasi warna sehingga
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara48
untuk kedua color difference signal cukup ditransmisikan dalam Band-
width selebar 1,5 MHz.
Dalam proses berikutnya kedua color difference signal
saling digeser fasa-nya sebesar 900 satu sama lain dan kemudian
dimodulasikan pada Color Sub Carrier sesuai dengan Fasa dan
Amplitudonya. Penjumlahan kedua hasil modulasi merupakan sinyal
Warna atau Chrominance signal yang kemudian ditambahkan dalam
sinyal Luminan.
Phase dari sinyal warna (Chrominance signal atau C
signal) menentukan CORAK WARNA (HUE) sedangkan Amplitudo-nya
menentukan KEJENUHAN WARNA (Color Saturation). Pemilihan
Frekuensi Pembawa warna (Color Sub Carrier Frequency) dipilih
4,43361875 MHz agar frekuensi-frekuensi Side Band dari sinyal warna
(C signal) yang dimodulasikan jatuh pada celah-celah enerji sinyal
Luminan. Dengan cara demikian maka sinyal Warna atau (C signal)
dapat ditransmisikan dalam Bidang Frekuensi yang sama dengan
yang dipergunakan untuk transmisi sinyal Luminan.
Untuk menghindarkan perubahan Corak Warna (HUE)
yang terjadi akibat kesalahan fasa baik di Studio, dalam perjalanan
sinyal (signal transmission) atau di pesawat penerima sebagaimana
yang terjadi dalam system NTSC, maka system PAL salah satu sumbu
modulasi secara periodik garis demi garis diputar fasa-nya 1800. Pada
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara49
garis tertentu dimana terjadi pemutaran fasa (phase) sumbu,
diberikan sinyal Pengenal sehingga di Pesawat Penerima dapat
diadakan pemutaran sumbu kembali.
Agar supaya hasil Demodulasi yang diperoleh tidak cacat
(distortion), maka color sub carrier yang dihilangkan (suppressed) di
Modulator dibangkitkan kembali di Pesawat Penerima. Oleh karena
Color Sub Carrier menentukan Corak Warna, maka untuk
mengendalikan fasa dari color sub carrier yang dibuat di pesawat
penerima, ditransmisikan pula dari Stasiun Penyiaran beberapa
periode 4,43 MHz bersama-sama dengan Composite Video Signal.
Beberapa periode dari 4,43 MHz yang ditransmisikan
tersebut dinamakan Pulsa Sinkronisasi Warna atau Color Synchron
Pulse dan lebih dikenal sebagai Burst signal yang terdiri dari 8 sampai
12 periode dari Color Sub Carrier. Untuk tidak menimbulkan
gangguan, Burst signal tersebut ditempatkan pada daerah BACK
PORCH dari Horizontal Blanking signal.
Di Destination atau Pesawat Penerima sebagaimana teknik
TV Hitam Putih, pertama kali RF signal diperkuat di Unit TUNER yang
kemudian dirubah kedalam daerah IF signal dan diperkuat kembali,
dikirim ke Unit Detector dan di Demodulasi. Sinyal Luminan ( Y
signal ) setelah mengalami perlambatan ( Delayed ) sesuai yang
diperlukan sekitar 1 micro-second diperkuat di Unit Penguat sinyal
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara50
Gambar (Video Amplifier) dan selanjutnya dikirim untuk
mengendalikan 3 Katoda Tabung Reproduksi Gambar ( CRT – Cathode
Ray Tube ) untuk setiap warna dasar Red, Green dan Blue.
Sinyal Warna ( C signal ) diambil setelah Video Detector,
setelah mengalami penguatan di Chrominance Amplifier, sinyal warna
dipisahkan menjadi 2 color difference signal yang masih termodulasi
color sub carrier. Dipergunakan Ultra Sonic Delay Line yang berfungsi
memperlambat (Delayed) 1 garis Horisontal berturut-turut garis
dengan modulasi NTSC dan diikuti garis dengan modulasi PAL, untuk
penjumlahan Chrominance signal dari 2 garis yang berurutan. Apabila
sinyal dengan modulasi NTSC yang di-delayed dijumlahkan dengan
sinyal dengan modulasi PAL yang langsung, maka didapat BLUE
DIFFERENCE SIGNAL, dengan mengurangkan kedua sinyal tersebut
dihasilkan RED DIFFERENCE SIGNAL dengan polarisasi positif dan
negatif berganti-ganti, yang selanjutnya polarisasi ini disamakan
sehingga untuk setiap garis Red Difference signal ini mempunyai
polarisasi yang sama kembali.
Dalam proses Encoding NTSC system, Color Demodulator
diberi sinyal kompleks Chrominance signal; sedangkan dalam PAL
system kedua Demodulator hanya diberi color difference signal yang
sesuai, dengan demikian akibat kesalahan fasa yang terdapat di
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara51
Chrominance signal tidak akan mengakibatkan kesalahan Corak
Warna (HUE) yang diperlihatkan.
Setelah proses Demodulasi, diperoleh kembali kedua color
difference signal ( Red difference signal dan Blue Difference signal )
yang kemudian akan dihasilkan kembali Green Difference signal;
ketiga color difference signals yaitu (R-Y), (G-Y) dan (B-Y) dikirimkan
ke Grid Pengendali (Control Grid) Tabung Reproduksi Gambar setelah
masing-masing diperkuat terlebih dahulu.
Di Tabung Reproduksi Gambar atau CRT (Cathode Ray
Tube) TV warna, terjadi ladi dekodesasi akhir dari ketiga color signal
yang akan mengalami penjumlahan (additive mixing) dengan sinyal
komponen Luminan ( Y signal ) dari Katoda, sehingga bagian negatif
dari Color Difference Signals akan dieliminir sehingga pengendalian
sinar Katoda (Electron Beam) benar-benar dilakukan oleh Color Video
Signal.
Setiap system electron beam akan menghasilkan
komponen warna yang bersangkutan di layar tabung gambar dan
kemudian melalui additive mixing dihasilkan gambar berwarna
sebagaimana aslinya. Di layar tabung gambar dibubuhkan butir-butir
Luminosphore yang menyala Merah, Hijau dan Biru apabila ditabrak
sinar Katoda (Electron Beam) dan agar Electron Beam tidak
menabrak butiran yang bukan pasangannya, maka sebelum lapisan
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara52
butiran tersebut dipasangkan suatu saringan pengatur yang
dinamakan SHADOW MASK.
Tegangan Tinggi untuk tabung gambar berkisar antara 24
sampai 25 kiloVolt, tegangan elektroda focus sekitar 5 kiloVolt, jumlah
ketiga arus electron-beam rata-rata berkisar 1 sampai 1,5 mA, untuk
setiap Peak White signal sekitar 7,5 mA; sedangkan Defelection Unit
untuk Horizontal dan Vertical pada prinsipnya sama dengan Pesawat
TV Hitam Putih.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara53
DAFTAR PUSTAKA
Darso, 1975-1977 Teknik Pengukuran Video – Balai Pendidikan dan Latihan Televisi TVRI Jakarta.
Wardi Wahid, 1975-1977 Teknik Video – Balai Pendidikan dan Latihan Televisi TVRI Jakarta.
Germany Experts, 1975-1977
Teknik Video – Balai Pendidikan dan Latihan Televisi TVRI Jakarta.
TTC SFB, 1978 Video Technique, Television Training Centre – Sender Freies Berlin, Jerman Barat
TTC Darmstadt, 1982 Studio Equipment, Television Training Centre – Bosch Fernsehen Gmbh, Darmstadt, Jerman Barat.
Soeharno, 1986 Teknik Peralatan Video – Diklat AMM Jogjakarta.
Soeharno, 1986 Colorimetry - Diklat AMM Jogjakarta.
NHK CTI, 1987 Studio Equipment, Video Engineering Course I
NHK Training Centre, Tokyo Japan
NHK CTI, 1992 Studio Equipment, Video Engineering Course II
NHK Training Centre, Tokyo Japan
TTC SFB, 1993 Video Technique, Television Training Centre – Sender Freies Berlin, Jerman.
Masaharu Enoki, 2003 Pelatihan dasar Teknik Digital - Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Jogjakarta.
Teknik Video I – Dasar-dasar televisi www.lilikzone.co.cc Soeharno /Widyaiswara54